Anda di halaman 1dari 24

STUDI PROFESI 2

LAPORAN
KERJA PAKTIK LAPANGAN

JAKARTA INTERNATIONAL STADIUM (JIS)


Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok,

Jakarta Utara, DKI Jakarta

Disusun oleh :
Kevin Gumilang / 315170147

Dosen :
Ir. Martin Halim
Pembimbing :
Prof. Ir. James R. MS

JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………...i

Surat Keterangan Kerja Praktik………………………………………………………………….. ii

Absensi Kerja Praktik…………………………………………………………………………… iii

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………... iv

Abstraksi…………………………………………………………………………………………. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………….....1

1.2 Permasalahan ……………………………………………………………………………...1

1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................................................2

1.4 Tujuan Penulisan .................................................................................................................2

1.5 Manfaat Kerja Praktik .........................................................................................................2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Biodata Perusahaan ..............................................................................................................3

2.2 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan ..............................................................................3

2.3 Stuktur Organisasi ................................................................................................................3

2.4 Jadwal Kerja Praktik ............................................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengenalan Proyek ...............................................................................................................5

3.2 Posisi Jabatan Kerja Praktik .................................................................................................6

3.3 Pengenalan Proses Pemancangan .........................................................................................6

3.4 Pengenalan Alat-alat Proyek ................................................................................................7

3.5 Metode Pelaksanaan Proses Pemancangan ..........................................................................8

i
3.6 Prosedur proses Pemancangan ...........................................................................................10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan .........................................................................................................................12

4.2 Saran ...................................................................................................................................12

LAMPIRAN ..................................................................................................................................14

i
ii
iii
iii
LAPORAN KERJA PRAKTIK LAPANGAN

PROYEK JAKARTA INTERNATIONAL STADIUM (JIS)

Kevin Gumilang

Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

ABSTRAK

PT. MasterPancang Pondasi adalah perusahaan yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan kerja praktik lapangan pada proyek Jakarta International Stadium, Sunter, Jakarta
Utara. Perusahaan ini memegang peran Pilling Kontraktor pada proyek Jakarta International
Stadium. Pekerjaan yang diberikan dibawah pengawasan langsung dari Bapak Djanur selaku
Logistic Managing Contractor. Pekerjaan yang diberikan dan dilakukan selama kerja praktik
adalah pekerjaan lapangan sebagai pengawas dibagian pemancangan dan diberi kesempatan
melakukan pengecekan alat-alat konstruksi. Ada banyak pengalaman yang didapat dari kerja
praktik yang salah satunya untuk memahami tahapan proyek, proses pemancangan, dan loading
test. Kegiatan ini sekaligus dapat membantu untuk mendapatkan gambaran ketika bekerja
sebagai seorang arsitek professional dalam mendesain suatu rancangan maupun dalam proyek
pembangunan., dan membantu untuk mengembangkan kemampuan bekerja dalam tim.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran pada masa perkuliahan adalah salah satu langkah untuk mematangkan
pemikiran, kesiapan diri, dan pandangan untuk segera terjun ke dalam masyarakat sesuai dengan
bidangnya. Proses pembelajaran dikelas yang dilangsungkan secara teoritis maupun teknis,
masih perlu dimatangkan dengan kerja praktik sebelum terjun langsung kedalam dunia
bermasyarakat. Hal ini juga tanpa terkecuali bagi jurusan Arsitektur dan Perencanaan.
Pengalaman berprofesi sangat penting bagi kesiapan mental para calon Arsitek. Pengalaman
tersebut pun sangat beragam jenisnya. Pekerjaan lapangan, studio konsultan, arsitektur lansekap,
pengawas lapangan, dan masih banyak yang lainnya.

Pengalaman berprofesi atau kerja praktik pada umumnya dilaksanakan pada salah satu
perusahaan yang bergerak pada bidangnya dan perusahaan tersebut berdiri berlandaskan hokum.
Dengan harapan mahasiswa dapat mengimpletasikan yang didapat selama proses perkuliahan
berlangsung pada kerja praktik dan dapat dipercaya karena berlandaskan hukum. Serta
diharapkan mahasiswa mampu mendapatkan ilmu tambahan yang baru dan mungkin tidak
didapatkan saat proses perkuliahan.

Pada kesempatan Kerja praktik ini berlangsung di proyek Jakarta International Stadium
dengan Pilling Contractor PT. Master Pancang Pondasi dengan masa kerja praktik selama 3
bulan terhitung pada tanggal 15 Desember 2019 - 2020. Dengan harapan dapat
mengembangkan pengetahuan akan penerapan pekerjaan bangunan Jakarta International
Stadium. Oleh karena itu, laporan dengan judul “Laporan Kerja Praktik Lapangan” ini dibuat
sebagai kompilasi pengalaman cerita yang terjadi saat proses kerja praktik.

1.2 Permasalahan

Pendataan spesifikasi material yang akan digunakan pada proyek pekerjaan fungsi, kegunaan,
maintenance, fisik, fisika, sifat pengecekan gambar for construction drawing, serta melakukan
penyesuaian diri dengan kondisi, tugas, maupun ilmu yang diberikan didalam proyek Jakarta
International Stadium, Sunter yang berbeda dengan perkuliahan.

1
1.3 Batasan Ruang Lingkup

Pekerjaan yang diberikan di proyek Jakarta Inernational Stadium meliputi Penyusunan table
spesifikasi alat-alat dan logistic, Pengecekan Pile Driving Record (PDR), Pengecekan tiap Final
set pemancangan, pengecekan kondisi fisik pile untuk dilakukan Loading Test.

1.4 Tujuan Penulisan

Sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah Studi Profesi 2 dan juga sebagai persyaratan
kelulusan dalam program studi arsitektur Universitas Tarumanagara. Selain hal tersebut
tujuannya adalah untuk mengetahui proses pemancangan pada tapak terencana, Mengerti dan
mempelajari stuktur organisasi didunia arsitektur dalam tahap pekerjaan lapangan, Mendapatkan
ilmu serta pengalaman terjun langsung pada proyek bangunan bentang lebar Jakarta International
Stadium, Sunter.

1.5 Manfaat Penulisan

Mendapatkan banyak pengetahuan baru dalam lingkup proyek diluar teori arsiektur yang
didapat di masa perkuliahan, mengetahui cara bekerja sama dengan rekan sesame arsitek atau
perencana bidang lain seperti MEP, sipil, dan stuktur, serta melihat secara langsung proses
pemancangan pada proyek Jakarta International Stadium, Sunter.

2
BAB II

PT. MASTER PANCANG PONDASI

2.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Masterpancang Pondasi

Tahun Berdiri : Mei 2005

Alamat : Ruko Ghara Handaya Unit D,

Jl Pejuangan, Jakarta Barat 11530

Telepon : +62 21 5366 1201

Fax : +62 21 5366 1201

Website : www.masterpancang.blogspot.com

Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas (PT)

2.2 Latar Belakang Perusahaan

PT. Masterpancang Pondasi mulai beroperasi pada bulan Mei 2005 dan bergerak di
bidang pekerjaan pemancangan, meliputi pemancangan tiang mini dan pemancangan tiang maxi.
PT. Masterpancang Pondasi memiliki berbagai macam alat berat seperti Drop Hammer, Diesel
Hammer, Hydraulic Hammer, Hydraulic Jacking dan Bored Pile. Seiring dengan derapnya laju
pembangunan di Indonesia, Sejak berdirinya PT. Masterpancang Pondasi mempunyai visi dan
misi untuk memuaskan pelanggan dengan sistem manajemen yang fleksibel dan teknologi yang
terkini. PT. Masterpancang Pondasi didukung oleh staf-staf yang telah berpengalaman di bidang
pancang / rancang bangunan pondasi.

2.3 Sturktur Organisasi

Stuktur Organisasi PT. Masterpancang Pondasi yang berada di Proyek. Kedudukan saya
(praktikkan) adalah sebagai Inspektur Junior atau pengawas lapangan yang bertugas dan
bertanggung jawab melakukan proses pengecekan terhadap alat-alat proyek, data stastistik
pemancangan, dan pengawasan terhadap pekerjaan memancang yang dilakukan dibawah
pengawasan Bapak Djanur sebagai Inspektur dari PT. Master Pancang Pondasi. PT.

3
Masterpancang Pondasi bekerja dibidang pemancangan dan loading test terhadap pondasi yang
telah dipancang.

4
BAB III

JAKARTA INTERNATIONAL STADIUM

Jakarta International Stadium atau Stadion Internasional Jakarta merupakan sebuah


stadion yang memiliki berbagai fungsi di kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok,
Jakarta Utara, Jakarta, Indonesia. Pembangunan dimulai tahun 2009 dan dilanjutkan sampai
tahun 2011. Akan dibangun lapangan voli pasir dan sepak bola pasir untuk acara resmi, serta dua
lapangan terbuka yang dibangun untuk masyarakat umum. Danau di Taman BMW juga akan
dibenahi untuk menunjang olahraga ski air. Selain kompleks stadion olahraga, beberapa bagian
Taman BMW juga dirancang sebagai taman kota. Taman BMW akan memiliki jalur lari,
bersepeda, dan wisata air. Selain itu, terdapat ruang terbuka hijau dan resapan air juga yang
berfungsi untuk membantu mengurangi dampak banjir yang terjadi di Kawasan tersebut.
Stadion ini akan menampung kurang lebih 82.000 penonton, dimana kapasitas ini lebih besar
dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saat ini. Fasilitaslain yang disediakan antara

5
lain terdiri dari 3 tingkat tribun, adanya ruang khusus VIP, ruang ganti pemain yang modern dan
mewah, ramah disabilitas disertai dengan kursi khusus disabilitas sebanyak 200 buah, lapangan
latihan, rumput stadion berjenis hybrid turf, lahan parkir luas yang dapat menampung 800 mobil
dan 100 bus, serta stadion ini direncanakan terintegrasi dengan moda transportasi publik seperti
MRT, LRT, KRL dan akses tol.

3.2 Posisi Jabatan Kerja Praktik

Pengalaman Kerja Praktikan

Lingkup Kerja :
- Pekerjaan inspeksi pemancangan pile pada zona 20
- Pekerjaan inspeksi pelaksanaan Pemancangan dan pengeboran pile kedalam tanah pada
zona 20
Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang pengalaman saya melakukan pekerjaan
inspeksi pelaksanaan loading test pile pada zona 20 Jakarta International Stadium.

3.3 Pengenalan Proses Pemancangan (Pilling work)


Pondasi tiang pancang merupakan bagian dari konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan baja
yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat pemukaan
yang lebih rendah dalam masa tanah. dimana pondasi tiang pancang ini digunakan unuk
mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. hal ini merupakan distribusi
vertikal dari beban sepanjang poros tiang pancang atau pemakaian beban secara langsung
terhadap lapisan yang lebih rendah melalui ujung tiang pancang.

Tiang pancang ini semata-mata hanya dari segi kemudahan karena semua tiang pancang
berfungsi sebagai kombinasi tahanan samping dan dukungan ujung kecuali bila tiang pancang
menembus tanah yang sangat lembek sampai kedasar padat.

Tiang pancang umumnya digunakan untuk beberapa maksud yaitu :

1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak diatas air atau tanah lunak ke tanah
pendukung yang kuat.

6
2. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif kuat untuk sampai kedalaman tertentu sehingga
pondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk mendukung beban tersebut
oleh gesekan sisi tiang dengan tanah disekitarnya.

3. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas akibat tekanan
hidrostatis atau momen penggulingan.

4. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan gaya yang arahnya miring

5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut bertambah

6. Untuk mendukung pondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air

3.4 Pengenalan Alat-alat Proyek

Alat utama yang dipergunakan untuk memancang tiang-tiang pracetak adalah (hammer)
dan (tower). Untuk memancangkan tiang pada posisi yang tepat, cepat dan dengan biaya yang
rendah, penumbuk dan derek harus dipilih dengan teliti agar sesuai dengan keadaan di
sekitarnya, jenis dan ukuran tiang, tanah pondasi dan perancahnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan penumbuk (hammer) adalah kemungkinan pemancangannya dan
manfaatnya secara ekonomis. Karena sering muncul masalah-masalah lingkungan seperti suara
bising atau getaran tidak boleh diabaikan, maka pekerjaan seperti ini perlu digabungkan dengan
teknik-teknik pembantu lainnya, walaupun sebelumnya telah ditetapkan salah satu cara
pemancangan tertentu. Berikut beberapa contoh alat-alat yang digunakan dalam proses
pemancangan:

Free drop hammer

Drop hammer merupakan palu berat yang di letakan


pada ketinggian tertentu dan di lepaskan sehingga
memukul ke bawah dengat kekuatan tertentu aga tiang
pancang masuk ke dalam tanah. Palu ini sangat berat
dan berat inilah yang digunakan untuk memberikan
tekanan pada tiang agar tiang menancap pada tanah.
Pada bagian atas tiang atau disebut kepala tiang,
diberikan topi atau cap yang berfungsi sebagai shock absorber. Topi ini sangat diperlukan agar

7
saat palu memukul tiang, tiang pancang tidak akan mengalami kerusakan. Biasanya, topi
penyerap tekanan ini dibuat dari bahan kayu.

Diesel hammer

Alat ini merupakan alat dengan kinerja paling sederhana


diantara alat-alat lain yang digunakan untuk memasang
tiang pancang. Bentuknya berupa silinder dengan piston
atau ram yang berfungsi untuk menekan tiang pancang.
Selain itu, terdapat dua mesin diesel yang menggerakan
piston ini. Bagian-bagian lain dari alat ini adalah tangki
untuk bahan bakar, tangki untuk pelumas, pompa bahan
bakar, injector dan mesin pelumas agar piston dapat
bekerja dengan lancar. Saat bekerja, mesin diesel akan memberikan tekanan pada udara dalam
silinder. Tekanan udara yang akan menggerakkan piston yang akan memukul tiang pancang.

Vibrator pile driving


Alat ini menggunakan getaran untuk memasang tiang
pancang. Didalam alat ini, terdapat beberapa batang yang
berada pada posisi horizontal. Batang ini akan berputar
dengan arah yang berlawanan. Hal ini akan menyebabkan
beban eksentris pada alat ini menimbulkan getaran. Getaran
inilah yang digunakan untuk menggetarkan material tiang
pancang yang terpasang pada alat. Saat tiang pancang ikut
bergetar, maka tiang pancang akan mampu menembus area
tempat dimana tiang tersebut akan dipasang.Alat ini bekeja
dengan metode bergetar menggetarkan tiang pancang sehingga masuk ke dalam tanah, alat ini
kuramg cocok untuk tanah kondisi keras.dan cocok untuk tanah dalam kondisi lembab.

3.5 Metode Pelaksanaan Proses Pemancangan


1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang
berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli,
maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus

8
diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan
oleh gambar kerja.
2. Persiapan Alat Pemancang

Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis tanah dan
jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman
yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila
diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu. Alat pancang yang
digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer
sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel
hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi
pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

3. Penyimpanan Tiang Pancang

Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancang
disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai
dengan type, diameter, dimensi yang sama.

4. Pemacangan

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang pancang
diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada
bagian alat.

9
Tiang Pancang Ditarik dengan Sling Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

3.6 Prosedur proses Pemancangan

Pertama tim surveyor menentukan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan, penentuan
ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix
titik mana yang akan dipancang, sampai saat itu, pekerjaan tiang pancang sudah bisa
dilakukan.Peralatan dan Bahan yang harus disiapkan untuk pekerjaan tiang pancang antara lain
Pile (tiang pancang), Alat Pancang (dapat berupa diesel hammer atau Hydrolic Hammer),
Service Crane.Proses pengangkatan tiang pancang dari tempat tiang pancang untuk dipasangkan
ke alat pancang menggunakan service crane. Dengan Service crane tiang dipasangkan ke alat
pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang.

1. Pemancangan Tiang Pertama


Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada
panjang tiang pancang satu batang, maka perlu dilakukan
penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan
pengelasan.

10
Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.

11
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan

Pengalaman kerja praktik lapangan yang dilakukan di Jakarta International Stadium (JIS)
oleh PT. Masterpancang Pondasi sebagai Pilling Contractor memberikan banyak pembelajaran
yang sangat banyak dan luas dalam dunia kerja. Pekerjaan lapangan ini di bmbing oleh Bapak
Rudi Iskandar dan dibimbing lebih detail terkait proses pemancangan oleh Bapak Djanur. Objek
Pembelajaran yang didapatkan berupa pengenalan proses pemancangan, metode kerja
pemancangan, prosedur proses pemancangan. Dengan hasil kerja praktik lapangan ini dapat
diambil beberapa kesimpulan :

1. Pondasi secara umum terbagi menjadi 2 macam yakni pondasi dangkal dan pondasi
dalam. Pemilihan jenis pondasi tergantung kondisi beban yang dipikulnya dan juga
tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup
baik biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya
pondasi dalam adalah pilihan yang tepat.
2. Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara pelaksanaan,
pemakaian bahan-bahan dan sebagainya. Pemilihan pondasi tiang pun disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan. Baik beban, kondisi tanah dan sebagainya.
3. Metode pelaksanaan pemancangan ada tiga cara, yaitu metode hammer, metode jack-in
pile, dan metode injeksi yang masing-masing memeiliki kelebihan dan kekuraangan
tersendiri. Penggunaannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
4.2 Saran

Saran yang diajukan ditujukan kepada proyek - PT. Masterpancang Pondasi, dengan harapan
dapat meningkatkan performa dan kinerja perusahaan dan proyek yang akan datang, diantaranya
adalah: memperketat aspek terdan Kesehatan kerja pada saat berlangsungnya K3 (Keselamatan,
Keamanan, Kesehatan) pekerjaan proyek, melakukan pemantauan dan perketat penggunaan
he1m, sepatu, rompi yang sesuai dengan prosedur seharusnya dengan harapan untuk
meminimalisir yang tidak di harapkan; saran lainnya adalah ditujukan kepada Jakarta
International Stadium kuota penerimaan pekerja praktik, ada dalam proyek Jakarta International

12
Stadium dengan melakukan pekerjaan yang diberikan baiknya mengadakan pembatasan kuota
mempertimbangkan ketersediaan tempat untuk dengan harapan pekerjaan dapat berialan lebih
maksimal. Saran terhadap proses pemancangan lapangan sebagai berikut :

1. Sebelum perenanaan pemilihan pondasi apa yang akan digunakan, hendaknya perlu kita
melakukan persiapan dengan memperoleh data teknis yang lengkap.
2. Untuk mendapat hasil yang baik dalam pemancangan metode jack-in pile adalah metode
yang terbaik, akan tetapi perlu pengkondisian area yang lebih kondusif serta mobilisasi
yang sulit dalam pengoprasian alatnya.

13
LAMPIRAN

14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai