Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM MULTIDISIPLIN FMIPA


UNIVERSITAS INDONESIA
Kampus Baru UI, Depok Jawa Barat

DISUSUN OLEH :

Amri Munawar (1406607035)


M. Dary Ardian (1406603371)
Syaiful Rachman (1406576976)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
PERNYATAAN ORISINALITAS

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Dengan ini, kami menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek dengan judul

PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM MULTIDISIPLIN FMIPA


UNIVERSITAS INDONESIA

disusun oleh :

Amri Munawar (1406607035)


M. Dary Ardian (1406603371)
Syaiful Rachman (1406576976)

Adalah hasil karya kami sendiri yang digunakan untuk memenuhi persyaratan lulus Mata
Kuliah Kerja Praktek.

Depok, 2017

Mahasiswa 1, Mahasiswa 2, Mahasiswa 3,

Amri Munawar M. Dary Ardian Syaiful Rachman

NPM. 140607035 NPM. 1406603371 NPM. 1406576976


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM MULTIDISIPLIN FMIPA


UNIVERSITAS INDONESIA

Disusun Oleh :

Amri Munawar (1406607035)


M. Dary Ardian (1406603371)
Syaiful Rachman (1406576976)

Telah diperiksa dan disetujui,

Mengesahkan :

Koordinator MK Kerja Praktek Dosen Pembimbing

Erly Bahsan, ST, M.Kom DR. Heru Purnomo


Kata Pengantar

Puji beserta syukur kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja Praktek ini dengan baik.

Kerja Praktek merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan bagi mahasiswa Teknik Sipil
UI sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah Kerja Praktek. Adapun tujuan dari kerja Praktek
adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa serta pengalaman mengenai pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
Untuk memenuhi hal tersebut, penulis diberikan kesempatan oleh PT. Intraco Lestari
sebagai kontraktor pada Proyek Pembangunan Laboratorium Multidisiplin FMIPA UI untuk
melaksanakan Kerja Praktek selama 8 minggu terhitung mulai dari tanggal 13 Maret sampai
13 Mei 2017.
Laporan ini disusun dengan melibatkan berbagai pihak sebagai pendukung. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
penyusunan laporan ini :

1. Bapak Kiswanto Irwan, ST. selaku Project Manajer dan Pembimbing Lapangan
2. Bapak Dr. Rokhmatullah, S.Si.,M.Eng. sebagai PPK
3. Para staf dan pegawai yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak Dr. Ir. Heru Purnomo, DEA. sebagai dosen pembimbing KP
penulis menyadari dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu
penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya
bagi pelaku konstruksi.

Depok, 2017

Tim Penulis
ABSTRAK

Nama : Amri Munawar, M. Dary Ardian, Syaiful Rachman

Program Studi : Teknik Sipil

Judul : Proyek Pembangunan Laboratorium Multidisiplin FMIPA UI

Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang tertuang pada kurikulum
pendidikan strata 1 Teknik Sipil , Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dengan adanya kerja
praktek, mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sehingga dapat membandingkan dengan ilmu teoretis selama
perkuliahan. Selain itu, mahasiswa dituntut untuk dapat mengamati setiap permasalahan yang
terjadi selama berjalannya proyek sehingga dapat memunculkan pemikiran yang kritis bagi
mahasiswa dalam menyikapi permasalahan tersebut. Kerja praktek dilaksanakan di Proyek
Pembangunan Laboratorium Multidisiplin FMIPA UI yang akan digunakan oleh mahasiswa
dan sivitas akademika Universitas Indonesia sebagai sarana dalam menunjang pendidikan.
Proyek ini merupakan milik FMIPA UI yang bekerja sama dengan PT. PERTAMINA dan
dikerjakan oleh PT. Intraco Lestari. Laporan kerja praktek ini akan dibahas mengenai tahapan
manajemen dan metode konstruksi dari pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur bawah,
pekerjaan struktur atas, pekerjaan MEP dan penerapan manajemen K3L.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pembangunan, setiap individu dan
pelaku konstruksi dituntut untuk memiliki keterampilan dan keahlian untuk
mempertahankan eksistensi dalam hal karier. Mahasiswa sebagai pelaku utama
pembangunan di masa mendatang diharapkan tidak hanya menguasai pemahaman
mengenai ilmu teori namun juga penerapan ilmu tersebut di lapangan.

Pengalaman dalam pekerjaan di lapangan menjadi ilmu dasar bagi mahasiswa untuk
memahami dan menguasai teknologi dan metode kerja di dunia konstruksi. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia
mewajibkan peserta didik untuk mengikuti mata kuliah Kerja Praktek guna menambah
pengalaman kerja di bidang konstruksi. Kerja Praktek dilakukan dalam bentuk kelompok
beranggotakan 2-3 orang setiap kelompoknya. Kelompok kerja praktek melakukan kerja di
proyek konstruksi yang sedang berjalan dengan durasi kerja 160 jam selama 8 minggu.
Untuk dapat mengambil mata kuliah kerja praktek, mahasiswa harus sudah mengambil
mata kuliah syarat seperti Gambar Konstruksi, Manajemen Konstruksi, Metode Konstruksi
dan Rekayasa Pondasi. Mata kuliah syarat dibutuhkan agar mahasiswa yang melakukan
kerja praktek bisa memahami dan menerapkan pemahaman mengenai ilmu dari mata kuliah
tersebut di lapangan kerja.

Selama menjalani kerja praktek diharapkan mahasiswa memperoleh banyak ilmu


yang tidak pernah diajari selama perkuliahan. Penerapan ilmu konstruksi tidak sesederhana
dalam materi ajar kuliah, terdapat permasalahan yang menghambat jalannya pekerjaan
konstruksi seperti masalah sosial-kultur pekerja, permasalahan cuaca, manajemen alat berat
dan juga permasalahan akibat perubahan-perubahan baik yang terjadi selama berjalannya
proyek konstruksi. Permasalahan tersebut tidak pernah dijabarkan secara teoretis oleh
pengajar selama perkuliahan, sehingga menjadikan ilmu yang menarik bagi mahasiswa
dalam menumbuhkan pemikiran kritis dalam menyikapi permasalahan yang timbul di
lapangan.

Berkaitan dengan pentingnya mata kuliah kerja praktek tersebut, maka penulis
melakukan kerja praktek selama 8 minggu di Proyek Pembangunan Laboratorium
Multidisiplin FMIPA UI. Adapun aspek yang kamu tinjau adalah aspek manajemen
konstruksi, aspek struktural, dan aspek K3LL.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi mata kuliah wajib Kerja Praktek pada program Strata 1 Teknik
Sipil UI.
2. Mahasiswa mampu memahami, menerapkan dan membandingkan ilmu konstruksi
secara teoretis dan ilmu lapangan.
3. Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam
mengobservasi pekerjaan konstruksi.
4. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyikapi permasalahan dalam dunia
kerja dan permasalahan di lapangan.
1.3 Ruang Lingkup
Laporan kerja praktek disusun berdasarkan data-data yang didapatkan selama
berlangsungnya kerja praktek terhitung sejak 13 Maret hingga 14 Mei 2017. Untuk itu
laporan ini ditulis berdasarkan kondisi data dan analisis observasi di lapangan. Adapun
ruang lingkup dari laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Proyek


2. Metode Konstruksi
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur Bawah
c. Pekerjaan Struktur Atas
d. Pekerjaan MEP
3. Manajemen Proyek
4. K3 Proyek
5. Permasalahan Proyek
1.4 Metode Penulisan
Laporan kerja praktek ini menggunakan beberapa metode dalam memperoleh data-
data yang diperlukan untuk penulisan. adapun metode yang digunakan antara lain :

1. Observasi (pengamatan)
Metode observasi dilakukan dengan mengamati proses pekerjaan lebih jelas dan
mengamati permasalahan yang ditimbulkan dalam pelaksanaan proyek.
2. Interview (wawancara narasumber secara langsung)
Metode wawancara dilakukan dengan melakukan tanya-jawab secara langsung ke
semua pihak yang terlibat dalam bidangnya baik itu pembimbing lapangan, tim
proyek maupun pekerja di lapangan.
3. Gambar kerja dan data-data lainnya yang didapat dari kontraktor.
Metode ini mempelajari gambar kerja berupa shop drawing dan data-data
pendukung lainnya yang menjelaskan rencana kerja, spesifikasi kerja, anggaran
biaya , metode pekerjaan dan data-data pendukung lainnya.
4. Studi literatur (pustaka)
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang didapatkan dari luar
lapangan baik dari buku, jurnal maupun dari internet sebagai bahan pembanding
pelengkap data lainnya.

5. Metode instrumen
Pelaksanaan metode ini menggunakan alat bantu seperti kamera, alat tulis dan alat
lainnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan terutama dalam hal
dokumentasi

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang dilaksanakan kerja praktek, tujuan
kerja praktek, metodologi penulisan laporan, pembatasan masalah,
sumber data penulisan, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PROYEK

Bab ini berisi tentang pelaksanaan proyek, yang meliputi latar belakang
proyek, maksud dan tujuan proyek, data-data umum proyek beserta
standar-standar yang digunakan.

BAB III : MANAJEMEN PROYEK

Bab ini berisi tentang sistem manajemen proyek yang diterapkan,


struktur organisasi proyek beserta tugas dan tanggung jawab setiap
pihak yang terkait dalam proyek, dan penentuan volume dan harga
satuan setiap pekerjaan. Selain itu juga tentang uraian umum manajemen
proyek serta unsur-unsur yang terlibat dan pola hubungan kerja dalam
proyek.

BAB IV : MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI

Bab ini membahas tentang berbagai sumber daya (material, peralatan,


dan lain-lain) yang digunakan selama pelaksanaan konstruksi
berlangsung di proyek.

BAB V : PEKERJAAN PERSIAPAN

Bab ini berisi tentang sistem manajemen proyek yang diterapkan,


struktur organisasi proyek beserta tugas dan tanggung jawab setiap
pihak yang terkait dalam proyek, dan penentuan volume dan harga
satuan setiap pekerjaan. Selain itu juga tentang uraian umum manajemen
proyek serta unsur-unsur yang terlibat dan pola hubungan kerja dalam
proyek.

BAB VI : PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

Bab ini membahas tentang pekerjaan pemasangan dan pengujian, bore


pile, pile cap, dan pekerjaan galian tanah.

BAB VII : PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Bab ini membahas tentang proses pelaksanaan setiap pekerjaan struktur


atas yang meliputi pekerjaan pengukuran, bekisting, kolom, balok, pelat
lantai, pembesian, pengecoran, serta metode konstruksi.

BAB VIII : PEKERJAAN MEKANIKAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

Bab ini membahas tentang pekerjaan pemasangan dan pengujian,


jaringan instalasi air, jaringan listrik, dan pemasangan lift
BAB IX : K3L PROYEK

Bab ini berisi tentang sistem manajemen K3L yang diterapkan di proyek
konstruksi.

BAB X : PERMASALAHAN PROYEK

Bab ini membahas mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan yang tidak
sesuai dengan rencana menurut pengamatan selama Kerja Praktek serta
tindakan yang diambil sebagai solusi masalah tersebut.

BAB XI : TOPIK KHUSUS

Berisi tentang hal-hal yang unik pada proyek kerja praktek lapangan.

BAB XII : PENUTUP

Berisi tentang ringkasan penjelasan, kesimpulan dan saran dari kerja


praktek.
BAB 2
GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Latar Belakang Proyek


Sistem pendidikan di Indonesia menerapkan pengembangan keterampilan untuk
mendukung pemahaman ilmiah seperti mencari, mengamati, bereksperimen dan
menyimpulkan data yang telah ada. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan media
pembelajaran dan sarana pendidikan yang tepat yang disediakan oleh lembaga pendidikan
yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif peserta didik.

Salah satu sarana pendidikan yang mendukung penerapan keterampilan peserta


didik dalam pengembangan kemampuan ilmiah adalah laboratorium. Hadirnya
laboratorium memang sangat penting dalam pengembangan pendidikan maupun riset
ilmiah dalam lingkungan pendidikan.

Menurut ISO/IEC Guide, Laboratorium adalah instalasi atau lembaga yang


melaksanakan pengujian. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk
mengadakan percobaan. Mengacu pada 2 pengertian tersebut, laboratorium merupakan
tempat yang digunakan untuk dilakukan kegiatan pengamatan dan pengujian yang
bertujuan mendapatkan pemahaman mengenai suatu hal. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan sangat penting memanfaatkan laboratorium sebagai tempat pengujian hal yang
bersifat ilmiah untuk mendukung pembelajaran di ruang kelas.

FMIPA UI sebagai lembaga pendidikan tinggi di Indonesia menerapkan sistem


pendidikan yang berorientasi pada kemampuan kognitif di kelas dan keterampilan peserta
didik di Laboratorium. Sejak berdiri pada 21 Desember 1960 hingga sekarang, FMIPA UI
telah memiliki 43 laboratorium yang berada dibawah departemen sesuai disiplin ilmu
masing-masing. Laboratorium FMIPA UI berada pada gedung yang berbeda karena
dikelola oleh masing-masing departemen. Sistem pemisahan laboratorium memiliki
kekurangan tersendiri karena tidak mendukung sistem pendidikan lintas disiplin ilmu.
Dalam penggunaan laboratorium, banyak hal yang diuji dan diteliti tidak terikat oleh satu
disiplin ilmu. Sehingga sarana pendidikan lebih baik mengedepankan konsep pendekatan
multidisiplin dan interdisiplin.
Oleh karena itu pada tahun 2016, FMIPA UI bekerja sama dengan PT Pertamina
membangun Laboratorium Multidisiplin. Gedung tersebut terdiri dari 7 lantai laboratorium
dan 1 auditorium yang dapat digunakan oleh semua departemen.

2.2. Fungsi Pembangunan Proyek


Maksud pembangunan proyek Laboratorium Multidisiplin FMIPA UI adalah
sebagai sarana penunjang pembelajaran bagi civitas akademika UI dalam mengembangkan
keterampilan intelektual.

2.3. Data Umum Proyek


Nama Proyek : Pembangunan Laboratorium Multidisiplin FMIPA UI

Program : Pembangunan Gedung 8 Lantai

Kegiatan : Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Design & Built

Pembangunan Laboratorium Multidisplin FMIPA UI

Jenis Proyek : Infrastruktur

Pemilik Proyek : FMIPA UI

Sumber Dana : Dana Masyarakat FMIPA UI Tahun Anggaran 2016 dan 2017
dan Dana CSR PT. Pertamina

Lokasi Kegiatan : Universitas Indonesia, Kampus UI, Pondok Cina, Beji, Pd.
Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia

Jenis Kontrak : Pekerjaan lanjutan Struktur, Pekerjaan Arsitektur, Sipil,


Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing

Konsultan Perencana : PT. KARB

Konsultan Pengawas : LEMTEK FTUI

Kontraktor : PT. INTRACO LESTARI

Subkontraktor : PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA

( pengadaan beton cair )

PT. BETON KONSTRUKSI WIRAKSANA


( pengadaan bekisting )

PT. KONE INDO ELEVATOR

( pengadaan lift/elevator)

PT. SUMBER MARTHAJAYA

( pengadaan instalasi elektrikal )

PT. PRABU MITRA TEKNIK

( pengadaan instalasi elektronik dan sound)

PT. SUNWAY YASA MANDIRI

( pengadaan tiang pancang )

PT. SIGMA VISUALINDO

( jasa tata ruang udara )

CV. CORINDO

( jasa waterproofing coating )

Nilai Proyek : Rp 48.720.000.000,-

Waktu Pelaksanaan : 240 hari kalender (dimulai tanggal 21 Desember 2016)

Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender

2.4. Lokasi Proyek


Secara administratif, lokasi Proyek Pembangunan Laboratorium Multidisiplin
FMIPA UI terletak di Pondok Cina, Beji, Kota Depok. Lokasi proyek lebih rinci dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar lokasi proyek

2.5. Data Teknis

2.5.1 Informasi Umum dan Data Teknis


Jenis dan bentuk bangunan : Gedung 8 lantai
Luas Lahan : 12000 m2
Luas total bangunan : 5927 m2
Jumlah dan tingkat bangunan :
Luas Bangunan terdiri dari :
2
Lantai 1 : 863 m
Fungsi bangunan : Ruang Serba Guna dan Hall & Lounge
2
Lantai 2 : 805 m
Fungsi bangunan : Laboratorium Nano Science, Research Room
2
Lantai 3 : 717 m
Fungsi bangunan : Tropical Biodeversity , Marine Biology
2
Lantai 4 : 715 m
Fungsi bangunan : Geophysics , Geology
2
Lantai 5 : 715 m
Fungsi bangunan : RS/GIS Laboratorium, Advance Computation
Laboratorium
2
Lantai 6 : 715 m
Fungsi bangunan : Classroom
2
Lantai 7 : 715 m
Fungsi bangunan : Classroom
2
Lantai 8 : 658 m
Fungsi bangunan : Research Center
Lantai Atap : 24 m2

Material utama bangunan : Beton bertulang


Jenis tiang pondasi : Tiang Pancang driven pile
Jenis baja tulangan : Baja ulir
Dinding : bata ringan gypsum board

Atap bangunan : Beton bertulang


Suplai air bersih : 2 sumur bor sedalam 50 m
Batas proyek
- Batas Timur : Jl. Prof. DR. Mahar Mardjono
- Batas Selatan : Dekanat FMIPA UI
- Batas Barat : Jl. Prof. DR. Sudjono D. Pusponegoro
- Batas Utara : Jl. Prof. DR. Ir. Somantri B.
Gambar 2.3 Site Plan proyek
Sumber : Dokumen Proyek

2.6. Lingkup Pekerjaan


Secara umum, pekerjaan Proyek Pembangunan laboratorium Multidisplin FMIPA
UI terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur, pekerjaan Arsitektur, pekerjaan
mekanika elektrikal dan plumbing, pekerjaan Sarana dan prasarana, pekerjaan genset 800
kva dan line telephone. Gambaran pekerjaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan merupakan tahapan pekerjaan pertama dalam pengerjaan
konstruksi sebelum pekerjaan utama. Pekerjaan persiapan harus dirumuskan dan
direncanakan mulai dari pelelangan proyek (tender) dan disertakan dalam dokumen tender
agar menjadi pertimbangan bagi pemilik proyek dalam menyeleksi pelaksana (kontraktor).
Pekerjaan persiapan disusun secara sistematis dengan menjelaskan tiap pekerjaan atau
metode kerja yang digunakan dalam pengerjaan agar berjalan secara efisien dan minim
kesalahan. Pekerjaan persiapan meliputi pengurusan dokumen seperti dokumen tender dan
dokumen administrasi, pengamanan lokasi kerja, mobilisasi peralatan kerja, material dan
tenaga kerja, review design, pekerjaan pemasangan tower crane, pekerjaan tanah dan
survei lokasi.

3.1 Survei Lokasi

3.1.1 Pengukuran dan Pendataan (dokumentasi)

Survei lapangan dilakukan sebelum dimulai pekerjaan dengan maksud untuk


mengantisipasi hal-hal yang tidak diketahui dalam gambar terhadap kondisi eksisting
(sarana dan prasarana) yang telah dan masih beroperasi.
Perlu diadakan koordinasi dengan konsultan MK / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan gambar instalasi eksisting kepada Pemilik / Pemberi Tugas. Jika sudah
diketahui kemungkinan adanya instalasi dimaksud, maka area tersebut perlu dilindungi
dengan membuat rambu / tanda yang menyatakan bahwa di area ini terdapat jalur instalasi
yang masih berfungsi.
Pengukuran tapak tempat kerja dilakukan dengan alat ukur berupa theodolite dan
waterpass. Pengukuran dilakukan dari garis-garis dasar yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas / Konsultan MK, serta Pemilik / Pemberi Tugas.
Setelah disepakati bersama, maka akan dibuat titik bantuan yang permanen, agar bila
terjadi pergeseran titik, akurasi ketinggian level tidak bergerak. Titik yang telah dibuat
harus dipelihara dan dijaga agar tidak rusak / berubah. Banyaknya jumlah BM yang perlu
dibuat, akan dikoordinasikan dengan konsultan pengawas / konsultan MK.
Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya akan dilaporkan kepada Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas dengan
segera untuk diminta keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya
dilakukan dengan alat-alat waterpass / theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran tersebut adalah sebagai
berikut :
Alat Ukur (theodolite, waterpas total station dll)
Alat Pemotong, penduga, dan penarik.
Alat Bantu.
Setting Out
Dilakukan pengukuran area dan leveling kondisi existing dengan peralatan theodolit dan
waterpas. Semua ukuran disesuaikan dengan rencana atau level yang telah ditentukan
dalam gambar, yang sebelumnya telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas /
Konsultan MK. Jika terdapat perbedaan, atau perubahan serta ukuran yang belum termuat
dalam gambar/bestek maka perubahan atau penggantian tersebut diatas akan diajukan
untuk dimintakan persetujuannya atau keputusan kepada konsultan pengawas / konsultan
MK.
Pendataan existing (dokumentasi )
Pengambilan data-data ( dokumentasi ) dimulai sebelum lokasi dilaksanakan seperti:
Dokumentasi data-data existing kondisi 0 %.
Foto-foto kegiatan proyek dimulai dari penempatan peralatan dan material,
perkerasan jalan, dll.
Foto-foto dalam tahapan penting ( misal dalam pelaksanaan pekerjaan struktur beton
: bekisting, detail pembesian, beton sebelum, selama, dan sesudah pengecoran ).
Foto-foto semua kegiatan pelaksanaan.
3.1.2 Site Plan
Perencanaan Site plan digunakan untuk pengaturan penempatan yang akan digunakan
selama pekerjaan konstruksi berlangsung. Hal yang harus diatur dalam site plan adalah material,
alat konstruksi, dan sarana pendukung lainnya seperti gudang, kantor, direksi keet, tower crane,
pos satpam dan lainnya.
Gambar 3. Site Plan Proyek

Untuk material harus melalui beberapa prosedural. Sebelum pelaksanaan pekerjaan


dimulai semua material yang akan dipasang dan atau digunakan akan dimintakan ijin dari
Konsultan Pengawas / Konsultan MK, dengan mengajukan contoh material disertai brosur
(rangkap 2), katalog dan gambar kerja yang dibuat sedemikian rupa baik dalam bentuk
satuan maupun kelompok dengan urutan : jenis, warna, type, ukuran dan spesifikasi teknis
yang disyaratkan. Referensi dari pabrik pembuat akan dilampirkan jika dalam pengajuan
contoh material tersebut dibutuhkan.
Untuk material / peralatan khusus yang memerlukan pemesanan (indent) dari pabrik
pembuat, kami akan mengajukan brosur / katalog yang memberikan informasi tentang
kebenaran spesifikasi teknis material tersebut.
Sedangkan untuk penyimpanan barang dan material akan ditempatkan di luar maupun
gudang material dengan pemeriksaan dan izin dari konsultan pengawas. Penempatan
material tersebut akan diatur sedemikian rupa sehingga :
Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan di sekitarnya.
Memudahkan pemeriksaan dan penelitian material oleh Konsultan Pengawas.
Tidak menyumbat saluran air.
Terjamin keamanan dan kebersihannya.
Memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Koordinasi antar bagian dilakukan dengan memperkuat sistem komunikasi
menggunakan handy talky (HT). Untuk Penggunaan listrik kerja menggunakan listrik PLN
yang berasal dari gedung FMIPA UI dengan tagihan listrik dibayarkan kepada FMIPA UI.
Adapun pengoperasian Tower Crane menggunakan Genset yang disediakan oleh
kontraktor dikarenakan arus listrik dari FMIPA UI tidak cukup kuat untuk mengoperasikan
Tower Crane. Untuk kebutuhan air selama proyek berlangsung menggunakan sumur bor
yang dialirkan melalui pompa air. Kebutuhan air meliputi kebutuhan air di MCK dan
kebutuhan pengerjaan proyek lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan air minum pekerja
disediakan air minum galon/RO yang disediakan oleh kontraktor. Lalu lintas keluar proyek
atau jalan kerja akan dikelilingi oleh pagar proyek yang terbuat dari seng dan dilengkapi
dengan fasilitas pos penjagaan. Site plan yang dimaksud meliputi :
1. Pagar dan Pintu masuk proyek
2. Pos Satpam
3. Papan nama proyek
4. Stockyard dan fabrikasi kayu
5. Stocyard dan fabrikasi besi
6. Keet kontraktor
7. Keet MK
8. Area gudang
9. Sumur dan MCK portable
10. Area washing bay/clenaing pit
11. Pintu keluar area proyek
12. Tower BTS
Untuk penempatan Peralatan kerja ( utamanya Mobil Crane dan Genset 100 KVA )
harus direncanakan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Tower Crane

Tower Crane Penempatan diusahakan sedekat mungkin sisi bangunan yang akan
dilakukan pelaksanaan struktur nya (s/d lantai atas).
Coverage Tower crane (Service Area) dipertimbangkan agar semua gedung
masuk dalam coverage area dengan tetap mempertimbangkan faktor kemudahan,
keterbatasan lahan & faktor keamanan
Peruntukan Tower crane utamanya adalah untuk transfer material ke lantai atas
dan pada pelaksanaan konstruksi struktur untuk bangunan utama.
Swing area Tower crane harus direncanakan tidak mengganggu gedung/fasilitas
existing yang sudah ada.

Coverage Area untuk Tower Crane

Yang Perlu diperhatikan :


Swing Area Tower Crane semaksimal mungkin tidak berada di atas area yang
terdapat aktifitas publik ( tempat parkir, gedung existing dll)
Pemasangan Tower Crane digunakan untuk supply material setelah satu bulan
berjalan.
Lahan untuk melakukan erection, jack up (naik), Jack Down (turun) dan
pembongkaran tersedia cukup.

b. Mobil Crane
Penempatan diusahakan sedekat mungkin sisi bangunan yang masih harus dilakukan
pelaksanaan struktur nya.
Pergerakan mobile crane dibatasi di daerah samping ( antara bangunan dengan pagar
) dikarenakan faktor kemudahan, keterbatasan lahan & faktor keamanan
Peruntukan mobil crane utamanya adalah untuk transfer material ke lantai atas, pada
saat erection TC dan pada pelaksanaan konstruksi struktur

c. Genset 200 KVA & Panel


Penempatan dilokalisir di daerah project facilities (dekat direksi keet) dengan
pertimbangan
Dilokalisir tempat sumber daya (PLN dan Genset) untuk menghindari kabel power
yang tidak rapi dan berbahaya untuk pekerja.
Tempat Fuel Storage untuk Pengisian Genset dekat dengan pintu keluar sehingga
memperkecil resiko material mudah terbakar untuk masuk ke dalam bangunan.
Lebih mudah untuk melakukan kontrol dan maintenance terhadap sumber daya baik
PLN maupun Genset

3.1.3 Pembuatan Shop Drawing


Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari Pemilik
Proyek untuk memasuki lapangan dan dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang diajukan /
diketahui oleh Konsultan MK, dan setelah pekerjaan selesai gambar-gambar tersebut
dituangkan kembali menjadi As Built Drawing.
Selain itu, yang termasuk dalam lingkup pekerjaan persiapan dan dilakukan selama
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan sebelum penyerahan pekerjaan antara lain :
Pembuatan foto-foto perkembangan proyek
Pembuatan laporan pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan kegiatan kebersihan, keleluasaan lapangan, keselamatan dan kesehatan
kerja (K-3).
Penyimpanan barang-barang, material dan barang contoh (sample).
Pengujian mutu hasil pekerjaan, baik dengan fasilitas laboratorium lapangan maupun
laboratorium lain yang ditunjuk oleh Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas.
Pekerjaan pembersihan sebelum pekerjaan diserahkan kepada Pemilik Proyek,
termasuk di dalamnya pembongkaran Direksi keet, los kerja, gudang dan fasilitas
lainnya yang tidak dipakai lagi.

3.2 Pekerjaan persiapan


Setelah diterbitkannya surat ijin pelaksanaan dari Pihak Laboratorium Multi Disiplin
Pertamina PMIPA UI selaku pemberi tugas maka diadakan pekerjaan persiapan di
lapangan antara lain :
1. Pembuatan kantor lapangan direksi dan kontraktor, gudang dan tempat penimbunan
material.
Fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan pada lokasi yang telah disetujui oleh konsultan
pengawas.
2. Pengamanan lokasi kerja/dinding pembatas proyek.
Pekerjaan meliputi pembuatan dan pemeliharaan dinding pembatas di sekitar
persilangan lokasi pekerjaan dengan area publik serta tempat-tempat yang
membutuhkan keamanan ekstra. Pagar pengamanan berupa tripleks dengan rangka
kayu
3. Mobilisasi & Demobilisasi peralatan kerja.
Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang
diperlukan di lapangan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu
melayani/mendukung pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam jangkauannya dan
tidak mengganggu bangunan yang ada dalam radius jangkauannya.

4. Mobilisasi Personel dan tenaga kerja.


Mobilisasi personel meliputi pengiriman dan penempatan semua personel inti dan
tenaga kerja yang diperlukan di lapangan. Personel inti dan tenaga kerja didatangkan
sejumlah yang diperlukan untuk sedemikian rupa sehingga mampu melayani /
mendukung pelaksanaan pekerjaan.
5. Mobilisasi Material.
Mobilisasi material meliputi pengiriman dan penempatan semua material yang
diperlukan di lapangan. material didatangkan sejumlah yang diperlukan untuk
sedemikian rupa sehingga mampu melayani / mendukung pelaksanaan pekerjaan.
Agar tidak mengganggu aktivitas di lingkungan Laboratorium Multi Disiplin
Pertamina PMIPA UI mobilisasi material akan dilakukan setelah jam kantor / jam
operasional atau pada waktu malam hari.

3.3 Pekerjaan Tanah


3.3.1 Pekerjaan Galian
Pertama kontraktor akan membuat rencana berikut analisa kestabilan galian dan
penyelidikan muka air tanah.
Jika kondisi tanah memungkinkan maka dilakukan galian slope. Sedangkan jika
ternyata kondisi tanah di lapangan ternyata kurang baik maka perlu dibuat dinding
penahan tanah sementara untuk mencegah kelongsoran tanah.
Selanjutnya dilakukan penggalian secara manual dengan tenaga manusia atau
dengan menggunakan excavator. Semua pohon-pohon dan tanaman lainnya yang
mengganggu pekerjaan akan dibersihkan atau ditebang, dibuang, dan dibersihkan
dengan persetujuan dari Pengawas.
3.3.2 Pekerjaan urugan dan pemadatan
Alat alat yang dipergunakan untuk pekerjaan urugan dan pemadatan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan antara lain :
Roller
Stamping hammer
Minor Tools
Pada lokasi yang diurug akan diberi patok-patok elevasi sesuai dengan elevasi
rencana. Untuk daerah daerah yang mempunyai ketinggian tertentu, dibuat dengan
patok warna tertentu juga.
Pada daerah yang basah dan terdapat genangan air akan dibuat saluran-saluran
sementara untuk mengeringkan lokasi tersebut. Lokasi yang diurug diusahakan
untuk bebas dari lumpur, kotoran sampah, dan sebagainya.
Pekerjaan urugan dilakukan dengan material sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam RKS. Bahan/material hasil galian bila memadai dan sesuai dengan
spesifikasi dapat dipergunakan sebagai bahan urugan.
Pelaksanaan pekerjaan urugan dan pemadatan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Semua material disebar merata baik secara manual maupun dengan bantuan alat,
lapis demi lapis dengan tebal minimum sesuai persyaratan.
2. Penyebaran lapisan kedua dan selanjutnya harus diatas lapisan yang sudah
dipadatkan sebelumnya.
BAB ...
TOPIK KHUSUS
1. Tender
Tender dalam lingkup proyek konstruksi merupakan kontrak bisnis antara kontraktor
dengan user atau owner untuk pengadaan barang atau jasa dengan mengikuti aturan yang
berlaku. Berdasarkan definisi tersebut, tender juga bisa dikatakan sebagai pekerjaan
pengadaan barang berdasarkan pelelangan. Di dunia konstruksi Indonesia, jenis proyek
berdasarkan pemilik adalah proyek pemerintah dan proyek swasta/perorangan. Salah satu
perbedaan antara 2 jenis proyek tersebut adalah aturan yang mengikat dalam dokumen
pelelangan. Pada proyek swasta, dokumen pelelangan mengikuti aturan yang dibuat oleh
owner sendiri dengan mengikuti aturan konstruksi di Indonesia. Sedangkan pada proyek
pemerintah, aturan dalam dokumen pelelangan tidak sepenuhnya dibuat oleh pemilik
proyek tapi harus melalui persetujuan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP). Berdasarkan Keppres nomor 106 tahun 2007, seluruh tugas
menyangkut kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah menjadi tanggung jawab
LKPP, termasuk di dalamnya pengembangan dan implementasi electronic government
procurement.
Fakultas MIPA UI merupakan lembaga pendidikan tinggi yang diselenggarakan
pemerintah, sehingga pengadaan barang dan jasa dalam lingkungan kampus FMIPA UI
harus mengikuti aturan yang diatur oleh LKPP.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012, Pengadaan Barang/Jasa konstruksi
milik Pemerintah dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
1. Pelelangan
a. Pelelangan umum, adalah suatu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan
Konstruksi untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi syarat. Pengumumannya secara luas melalui website
LPSE, sehingga semua penyedia Barang/Jasa yang berminat dan memenuhi syarat
dapat mengikutinya.
b. Pelelangan Terbatas adalah suatu metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas
dan untuk pekerjaan yang kompleks, dengan cara mengumumkan di pengumuman
resmi dengan mencantumkan kriteria peserta dan nama-nama penyedia yang
diyakini mampu, dan guna memberikan kesempatan kepada penyedia barang/jasa
lainnya yang memenuhi kualifikasi.
c. Pemilihan Langsung adalah suatu metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) dan tidak bersifat kompleks. Pemilihan dilakukan dengan menggunakan
SPSE (Sistem Pelelangan Secara Elektronik).
2. Penunjukan Langsung adalah suatu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa untuk
penanganan keadaan darurat dengan cara menunjuk langsung1 (satu) Penyedia
Barang/Jasa.
3. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia
Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung, dengan nilai HPS
(Harga Perkiraan sendiri) paling tinggi Rp. 200.000.000,00

Adapun pengadaan proyek pembangunan Laboratorium Multidisiplin FMIPA dilakukan


dengan cara pelelangan umum. Pelelangan umum menggunakan Layanan Pengadaan
Secara Elektronik (LPSE) atau E-procurement. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
70 Tahun 2012 tentang pengadaan Barang/Jasa E-procurement (pengadaan secara
elektronik) adalah suatu pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai ketentuan perundang-
undangan. Proses pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik ini akan lebih
meningkatkan dan menjamin terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi, dan
akuntabilitas dalam pembelanjaan uang negara.
LPSE
LPSE merupakan sistem E-procurement yang mengoperasikan sistem bernama Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dikembangkan dengan basis free license
untuk diterapkan diseluruh instansi pemerintah di Indonesia. Pada proses pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. E-Tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan
secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang telah mendaftar
pada SPSE dan kemudian menyampaikan penawaran sampai dengan waktu yang telah
ditentukan.
2. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog
elektronik.
Menetapkan metode dalam penilaian kualifikasi merupakan suatu proses penilaian
kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari
penyedia barang/jasa. Adapun cara penilaian kompetensi, kemampuan usaha dan
pemenuhan persyaratan dari calon penyedia dapat dilakukan dengan cara :
1. Prakualifikasi, merupakan suatu proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum
pemasukan dokumen penawaran

2. Pascakualifikasi, merupakan suatu proses penilaian kualifikasi yang dilakukan


setelah pemasukan dokumen penawaran.

Proses penilaian kualifikasi ini harus dilakukan secara adil, transparan, sehingga
mendorong terjadinya persaingan yang sehat. Agar proses penilaian kualifikasi menjadi
efisien maka data yang diperlukan dalam penilaian cukup mengirim data kualifikasi
melalui SPSE sesuai jadwal yang ditentukan. Jika terdapat peserta pengadaan barang/jasa
yang memalsukan datanya maka pihak panitia pengadaan barang/jasa akan mengenakan
sanksi kepada peserta pengadaan barang/jasa tersebut berupa pemasukan peserta
pengadaan barang/jasa yang ke dalam daftar hitam selama 2 tahun, dimana peserta
pengadaan barang/jasa yang dimasukan ke dalam daftar hitam tidak boleh mengikuti
pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh Indonesia selama 2 tahun.

Keanggotaan Peserta Pelelangan Dalam LPSE


Untuk dapat mengikuti proses pengadaan barang/jasa secara elektronik, penyedia
barang/jasa harus mendaftar secara online pada website LPSE kemudian mengikuti
proses verifikasi dokumen pendukung sebagaimana dipersyaratkan. Adapun aturan
mengenai keanggotaan pengguna LPSE adalah sebagai berikut :
1. Registrasi Pengguna
Penyedia barang/jasa melakukan pendaftaran secara online pada website LPSE dan
selanjutnya mengikuti proses verifikasi dokumen pendukung yang dipersyaratkan
oleh LPSE.
2. Persyaratan Registrasi Pengguna
a. KTP Direktur/Pemilik perusahaan/Pejabat yang berwenang di perusahaan dan yang
ditunjukkan sebagai admin;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP) Perusahaan;
c. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)/Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
(SIUJK)/Sertifikat Badan Usaha (SBU);
d. TDP (Tanda daftar perusahaan);
e. Akta pendirian perusahaan beserta akta perubahannya (jika ada perubahan).
Penyedia barang/jasa wajib menandatangani dan menyerahkan formulir keikutsertaan dan
formulir pendaftaran yang telah tersedia pada website LPSE. Penyedia barang/jasa dapat
melakukan registrasi sebagai Pengguna SPSE atau paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum
batas akhir pendaftaran suatu paket pekerjaan yang ingin diikuti.

Alur Proses Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (E-Procurement)


Alur proses Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Pendaftaran penyedia barang/jasa
b. Persiapan Pengadaan
c. Pelaksanaan Pengadaan, pada pelaksanaan pengadaan dengan sistem (E-Procurement),
dibagi menjadi 3 cara, yaitu :
1. E-lelang umum Pasca kualifikasi dengan 1 (satu) file
2. E-lelang umum Pasca kualifikasi dengan 2 (dua) file
3. E-lelang umum Pra kualifikasi dengan 2 (dua) file

1. Pendaftaran Penyedia Barang/Jasa


Untuk dapat mengikuti proses pengadaan barang/jasa secara elektronik, penyedia
barang/jasa mendaftar secara online pada website LPSE dan mengunduh formulir
pendaftaran dan keikutsertaan kemudian mengikuti proses verifikasi dokumen
pendukung sebagaimana dipersyaratkan oleh LPSE. Alur proses pendaftaran penyedia
barang/jasa digambarkan sebagai berikut :
Gambar Alur proses pendaftaran penyedia barang/jasa

2. Persiapan Pelelangan
Untuk membuat paket pekerjaan pada SPSE, PPK/Panitia/Pokja ULP terlebih dahulu
meminta pengelola LPSE (Admin Agency) untuk membentuk kepanitiaan paket
pekerjaan pada SPSE dan User ID dan Password bagi PPK/Panitia/Pokja ULP paket
pekerjaan tersebut. Alur proses persiapan pengadaan digambarkan berikut :
Gambar Alur Proses Persiapan Pengadaan Barang/Jasa

3. E-Lelang Umum Pasca kualifikasi


Pada proses pelelangan ini melibatkan penyedia barang/jasa, Panitia/Pokja ULP
Pengadaan, dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Alur proses pelelangan
digambarkan berikut :
Gambar Alur proses pengadaan barang/jasa dengan metode pasca kualifikasi.
2.Waterproofing
Beton merupakan material konstruksi yang bersifat abrsorbtif (mudah menyerap
cairan) karena beton mempunyai kapiler atau rongga 6-12 % dari volume beton. Air yang
masuk melalui kapiler beton biasanya mengandung asam yang berbahaya bagi struktur beton
dikarenakan zat asam bisa menyebabkan korosi. Korosi pada beton terjadi pada tulangan
sehingga bisa mengakibatkan mutu beton menurun. Penurunan mutu beton bisa mengakibatkan
kegagalan struktur . Selain itu air memiliki tekanan sehingga mudah membuat celah-celah pada
beton sehingga menyebabkan keretakan pada struktur beton. Oleh karena itu masalah
ketahanan beton terhadap air perlu diperhatikan apalagi pada area tertentu yang lebih mudah
bersentuhan dengan air seperti kolam renang, kamar mandi, dan atap dak beton.
Waterproofing merupakan pekerjaan pelapisan area permukaan untuk mencegah
terjadinya kebocoran. Pekerjaan waterproofing pada bangunan gedung biasanya dilakukan
pada area yang basah atau terkena air. Pada proyek laboratorium Multidisiplin FMIPA UI
dipasangi lapisan waterproofing pada area lantai kamar mandi, tandon air (GWT) dan atap dak
beton.
Jenis material waterproofing yang digunakan pada kedua area tersebut berbeda dengan
memperhatikan kelebihan dan kekurangan jika diaplikasikan. Pada lantai kamar mandi dan
GWT dipasangi waterproofing coating dan pada atap dak beton digunakan waterproofing
membran.

2.1 waterproofing coating


waterproofing coating merupakan perlindungan rembesan dengan menggunakan bahan
polimer berbentuk bahan cat untuk menutup permukaan struktur yang dilindungi. Umumnya
digunakan untuk perlindungan dinding, bak, tangki dan juga dapat dipergunakan untuk
perlindungan terhadap permukaan kayu. Untuk permukaan luas dan perlindungan yang lebih
kuat dapat menggabungkan dengan bahan polyester pada permukaan yang dilindungi. Selain
itu ada beberapa inovasi jenis material yang digunakan pada waterproofing coating tergantung
penyedianya, seperti :
Cementious Coating (terdiri dari 2 komponen)
Acrylic Based
Polyurethane Rubber (ada yang 1 komponen dan ada yang 2 komponen)
Bitumen Based
Polyurea
Pada proyek laboratorium Multidisiplin FMIPA UI digunakan waterproofing coating
dengan bahan dasar semen (cement based) dengan beberapa pertimbangan seperti lebih elastis
dan lebih mudah diaplikasikan. Adapun produk waterproofing yang digunakan adalah Fosroc
Brushbond.
Waterproofing coating digunakan pada seluruh bagian GWT yang bersentuhan dengan
air dan lantai kamar mandi dengan tambahan dinding 20 cm dari lantai. Penambahan
waterproofing pada dinding setinggi 20 cm dikarenakan tidak dipasangi pasangan bata trassram
sehingga dikhawatirkan jika tidak dilapisi waterproofing coating jika lantai tergenang air maka
air tersebut bisa merembes masuk ke permukaan dinding.

Gambar pemasangan waterproofing coating


Sumber dokumentasi pribadi
Cara pengaplikasian :
Pada area beton yang akan dilapisi waterproofing, harus dipastikan umur betonnya
lebih dari 14 hari. Hal itu dikarenakan beton pada usia 0-14 hari masih terjadi proses
pengeringan (setting) yang membuat suhu beton turun (ekstoterm), sehingga jika
dilapisi waterproofing bisa mengakibatkan gelembung air (honeycomb) pada
permukaan beton dengan lapisan waterproofing. Hal itu bisa membuat daya rekat
antara beton dan lapisan waterproofing berkurang.
Memeriksa permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih
dari lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
Mengikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat
beton atau kape scrabe.
Aplikasi waterproofing coating dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan
dinding dengan menggunakan beberapa metode coating, yaitu :

a. Menggunakan kuas atau roll


b. Menggunakan trowel, roskam atau spatula
c. Menggunakan mesin spray (airless atau air compress)

Setelah memberikan lapisan pada sudut pertemuan, kemudian lapisi bagian lain.
Ketinggian aplikasi waterproofing coating untuk area permukaan dinding kamar mandi
setinggi 20 cm sesuai dengan desain perencana.
Setelah aplikasi waterproofing coating, kemudian tes rendam atau tes genang dengan
menggunakan air selama minimal 2 x 24 jam. Tes genang dilakukan untuk mencari titik
bocor sehingga memastikan bahwa area tersebut kedap air.
Jika titik bocor pada tes genang, maka selanjutnya dilakukan pemasangan mortar dan
keramik.

2.2 Waterproofing membran


Perlindungan ini menggunakan membran atau lembaran yang terbuat dari karet
terhadap permukaan struktur. Biasanya dipergunakan untuk struktur dak atau atap beton.
Lembaran membran di susun sesuai dengan keperluan seluruh permukaan struktur yang
dilindungi. Waterproofing dengan jenis membran terbuat dari bahan monomer kimia,
etilena, propilena yang dicampur dengan bahan karet.
Pada proyek laboratorium Multidisiplin FMIPA UI digunakan waterproofing coating
diaplikasikan pada atap beton dikarenakan area tersebut bersentuhan dengan air hujan.
Pemilihan jenis waterproofing membran pada dak atap beton dikarenakan waterproofing
membran lebih tahan terhadap air hujan yang lebih banyak mengandung asam
dibandingkan air tanah. Adapun produk waterproofing yang digunakan adalah Nitoseal
MS600.
Tahap pengaplikasian waterproofing membran :
Pada area beton yang akan dilapisi waterproofing, harus dipastikan umur betonnya lebih
dari 14 hari.
Membersihkan area pemasangan/pengaplikasian sampai bersih.
Pada sudut pertemuan antara lantai dan dinding dipasangi chomper/siku yang terbuat
dari adukan semen pasir. Hal itu penting karena jika dipasang mengikuti permukaan
lantai dan dinding yang saling tegak lurus maka akan membuat keretakan.
Lakukan pelapisan terlebih dahulu dengan bahan primer bitumen (pelingkut) dan
biarkan hingga kering.
Pemasangan Waterproofing Membran dengan teknik pembakaran (torching), lakukan
dengan teliti..
Pastikan seluruh ruas penampang melekat dengan merata, gunakan sendok semen untuk
melekatkan dengan rata.
Setelah pengaplikasian membran, tes rendam atau tes genang dengan menggunakan air
selama minimal 2 x 24 jam. Tes genang dilakukan untuk mencari titik bocor sehingga
memastikan bahwa area tersebut kedap air.
Jika titik bocor pada tes genang, maka selanjutnya dilakukan pemasangan mortar.

Anda mungkin juga menyukai