DISUSUN OLEH:
NUR FAJRI
1921040007
S1 01
1
CO
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah singkat ini adalah “Analisa Kerusakan Komponen Struktur Dan Non Struktur
Serta Cara Perbaikannya Pada Bangunan Gedung Smp Negeri 7 Polewali, Kabupaten
Polewali Mandar”
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
mata kuliah Teknik Perbaikan Struktur yang telah membimbing saya untuk
menyelesaikan makalah ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah sini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
ii 2
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
Kesimpulan .................................................................................................. 14
iii 3
BAB I
PENDAHULUAN
1
kayu, segeralah untuk menggantinya. Ada beberapa klasifikasi kerusakan pada
bangunan Gedung yaitu, kerusakan ringan, sedang, dan berat.(Fisu, 2021)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bangaimana kondisi kerussakan yang terjadi pada komponen struktur
bangunan Gedung SMPN 07 Polewali?
2. Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada komponen struktur
banguna Gedung?
3. Bagaimana cara penanganan guna menghindari kerusakan lebih lanjut?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi kerusakan yang terjadi pada komponen struktur
bangunan Gedung SMPN 07 Polewali!
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan pada komponen struktur
bangunan Gedung!
3. Untuk mengetahui cara penangnan guna menghindari kerusakan lebih lanjut!
1.4 Manfaat
Laporan ini dapat membantu menambah wawasan mahasiswa di bidang struktur,
khususnya dalam memperbaiki dan mengetahui cara penanganan pada struktur
yang mengalami kerusakan.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
serta teknologi. Fungsi dan karakter bangunan Gedung meliputi penggunaan
struktur kolom, utilitas, sarana penyelamatan, dan jumlah lantai (Direktorat Jendral
Cipta Karya, 2007). Klasifikasi bangunan Gedung negara berdasarkan tingkat
kompleksitas terbagi atas tiga bagian yaitu:
4
i. Gedung bersifat monumental
j. Gedung cagar budaya
k. Gedung perwakilan negara R.I
5
1. Kerusakan Ringan
− Kerusakan ringan adalah kerusakan yang terjadi pada komponen
nonstruktural, seperti penutup atap, dinding pengisi, penutup lantai, dan
langit-langit.
− Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan atau sebesar ≤ 30%, biaya
maksimal yang harus dikeluarkan sebesar 35% dari harga satuan
tertinggi pembangunan bangunan Gedung baru yang berlaku untuk
setiap lokasi tipe yang sama
− Bangunan edung yang mengalami rusak ringan dan sedang,
direkomendasikan untuk dilakukan rehabilitasi.
2. Kerusakan Sedang
− Kerusakan sedang adalah kerusakan yang terjadi pada Sebagian
komponen non-struktural, dan atau komponen struktur seperti struktur
atap, lantai, dan lain-lain.
− Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang atau sebesar >30% - 45%,
biaya maksimal yang harus dikeluarkan adalah sebesar 45% dari harga
satuan tertinggi pembangunan bangunan Gedung baru untuk setiap
lokasi dan tipe yang sama.
− Bangunan edung yang mengalami rusak berat dan masih bisa
diperbaiki atau dilakukan perkuatan, direkomendasikan untuk dilakukan
rehabilitasi.
3. Kerusakan Berat
− Kerusakan berat adlah kerusakan yang terjadi pada Sebagian besar
komponen bangunan, baik structural maupun non-struktural dan apabila
setelah selesai diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik seperti
semula.
− Perawatan untuk tingkat kerusakan berat atau sebesar >45% - 65%,
biaya maksimal yang harus dikeluarkan adalah sebesar 65% dari harga
6
satuan tertinggi pembangunan bangunan Gedung baru yang berlaku
untuk etiap lokasi dan tipe yang sama.
− Bangunan edung yang mengalami rusak berat dan tidak dapat
dilakukan upaya perbaikan/perkuatan serta dengan mempertimbangkan
efisiensi biaya antara memperbaiki dan membangun baru,
direkomendasikan untuk dilakukan pembangunan baru.
7
BAB III
8
a. Tahan beban kolom dengan memberi kayu atau besi di sekeliling
kolom.
b. Bersihkan beton yang masih menempel di sekeliling pecahan
beton. Ketuk di sekeliling pecahan untuk memastikan sudah tidak
ada lagi beton yang bisa terkelupas.
c. Buatlah bekisting di sekliling kolom.
d. Cor Kembali bagian kolom yang terkelupas tadi dengan campuran
beton dan bahan aditif.
9
3.2 Identifikasi Kerusakan Komponen Kerusakan Non Struktur dan Cara
Perbaikannya
Kerusakan non-struktural yang terjadi pada bangunan Gedung SMP NEGERI 7
Polewali terjadi pada dinding, plafond, dan lantai.
a. Dinding retak
− Penyebab, retak pada dinding terjadi biasanya diakibatkan oleh
terjadinya penyusutan pada plesteran yang terjadi secara tidak merata.
penyebab penyusutan ini adalah dikarenakan oelh variasi kandungan
semen pada adukan tidak merata dan perbandingan campuran yang
kurang baik (Fisu, 2021)
− Penanganan, kerusakan ini dapat diatasi dengan memplester ualang,
namun dengan terlebih dahulu menghilangkan kerusakan tersebut dan
membuat kasar permukaannya dan melembabkannya. Spesi yang biasa
digunakan untuk pasangan dan plesteran tembok untuk plester rapat air
dan dengan ikatan beton yang kuat (iman Subarkah, 1984)
10
terutama lubang paku pada seng sehingga akhirnya air mengenai langit-
langit terutama penutup yang berupa pywood yang mudah lapuk.
− Penanganan, segera memperbaiki penutup atap dengan mengganti seng
yang rusak karena seng yang bocor biasanya lubang atau cacat yang
dialami cukup besar dan selanjutnya memperbaiki plafond karna plafond
dipasang dengan tujuan untuk menutupi seluru kontsruksi atap dan kuda-
kuda penyangganya, agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan akan
terlihat bersih juga untuk menahan jatuhnya debu dan kotoran lain, serta
menahan tetesan air hujan yang merembes melalui celah atap/ indikasi
terjadinya kebocoran atap.
11
perubahan bentuk edun dibebani. Bahan tanah yang baik untuk dasar
lantai ialah pasir, karena itu lapisan tanah lembek dikeruk dulu sedalam
15 – 20 cm, permukaannya kemudian dibersihkan dari kotoran
danbenda lain yang sekiranya dapat menyebabkan pelesakan, dan
diurug dengan pasir urug yang bersih sampai kira-kira 10 – 15 cm
dibawah muka lantai, mengurug pasir tidak dilakukan sekaligus
melainkan dilakukan dengan lapisan-lapisan tiap lapisan dipadatkan
dengan cara penggenangan, air genangan akan meresap ke bawah dan
menimbulkan tekanan aliran edung edung l yang merapatkan
butiran-butiran pasirnya. Urugan berikutnya berupa pasir pasang
sampai setinggi kira-kira 3-4 cm dibawah permukaan lantai, lapisan
pasir pasang ini dipadatkan dengan cara pemadatan lapisan pasir urug
dibawahnya, setelah itu bisa dipasang lantai berupa plesteran 1 PC : 3
– 4 pasir atau 1 kapur : 3 pasir di atas lapisan pasir dasar tadi (Iman
Subarkah, 1984).
− Syarat penting bagi lantai (Iman Subarkah, 1984) ialah:
• Rata
• Tidak mudah melesak atau amblas
• Cukup keras sehingga tidak mudah tergerus permukaannya
• Kering dan kedap air.
12
Gambar 5. Kerusakan Pada Lantai
13
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kerusakan pada bangunan Gedung dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti
Factor Gempa, Factor Usia Bangunan, Factor Angin, Factor Kualitas Bahan, Factor
Kualitas Perencanaan, Factor Kesalahan Pelaksanaan, Factor Kondisi Tanah Dan Air
dan Factor Perubahan Fungsi Dan Bentuk Bangunan. Selain itu kerusakan pada
bangunan juga dapat dibedakan menjadi tiga menurut jenis kerusakan nya yaitu,
keruskan ringan, kerusakan sedang, daan kerusakan berat. Adapun beberapa cara
penangangan dari keruskan bangun tersebut dengan melihat dari tingkat kerusakan nya
sebagai berikut:
14
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, Diba, F., & Husni, H. (2014). Identifikasi Kerusakan Bangunan Gedung
Sekolah Dasar Di Kota Pontianak Berdasarkan Faktor Perusak Kayu. Jurnal
Hutan Lestari, 365–372.
Fisu, A. A. (2021). Tugas Proposal Analisis Jenis Kerusakan Pada Bangunan Rumah
Program Studi Sipil.
Rahman, I. M. J., Arfandi, A., Pd, S., Pd, M., Hasrul, I. M. R., & Pd, S. (n.d.). Dr. Ir.
M. Junaedy Rahman, S.T., M.T Dr. Anas Arfandi, S.Pd., M.Pd. Ir. M. Reza Hasrul,
S.T., M.T. Jumalia, S.Pd.
15