Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PKLI

TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PADA BANGUNAN GEDUNG APARTEMENT PRINCETON BOUTIQUE


LIVING

DI JL. GATOT SUBROTO NO.217, SEI SIKAMBING B,

MEDAN SUNGGAL, MEDAN

OLEH :

YULI YANTI SIRINGORINGO


(5193250006)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmad dankaruniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) yang berjudul “TEKNIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PADA BANGUNAN
GEDUNG APARTEMENT PRINCETON BOUTIQUE LIVING DI JL. GATOT
SUBROTO NO.217, SEI SIKAMBING B, MEDAN SUNGGAL, MEDAN,
SUMATERA UTARA.”.

Dalam penyusunan dan penulisan laporan PKLI ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi
acuan bagi Penulis untuk lebih baik ke depannya.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Ahmad Andi Solahuddi, S.T., M.T sebagai Dosen Pembimbing


Akademik Penulis sekaligus Dosen Pembimbing PKLI yang telah banyak
memberikan waktu, tenaga, pikiran, nasehat, dan masukan kepada penulis
dalam penyusunan dan menyelesaikan laporan PKLI ini.
2. Ibu Dr. Ir. Rumilla Harahap, M.T selaku Dosen Penguji ujian PKLI
penulis
3. Bapak Ir. Hamiddun Batubara, M.T selaku Dosen Penguji ujian PKLI
penulis
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
5. Bapak Syahreza Alvan, S.T., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Dr. Nahesson Hotmarama Panjaitan, S.T., M.T selaku Ketua Prodi
Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Negeri Medan.
7. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Medan.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staff Pegawai di Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
9. Seluruh pihak Kontraktor Pelaksana di PT. Prima Abadi Jaya pada Proyek
Pembangunan Apartement Princeton Boutique Living Medan.
10. Teristimewa kepada Kedua orang tua yang selalu memberikan doa,
dukungan, dan semangat, dan selalu sabar dalam mendidik penulis.
11. Terimakasih kepada seluruh keluarga yang selalu memberikan doa,
semangat, dan dukungan kepada penulis.
12. Terimakasih kepada Frianda Bastian Sihotang yang selalu memberikan
support dan membantu Penulis dalam pelaksanaan PKLI.
13. Terimakasih kepada team PKLI di Proyek Pembangunan Apartement
Princenton Boutique Living Medan.
14. Terimakasih kepada seluruh teman- teman Mahasiswa/Mahasiswi Program
Studi S1 Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan.

Medan,

Maret 2023

YuliYanti Siringoringo
Nim : 51932500076
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


S1 Teknik Sipil merupakan salah satu program studi non-pendidikan di
Universitas Negeri Medan yang mempelajari tentang bagaimana cara merancang,
membangun, dan memelihara serta memperbaiki bangunan. Dalam membekali
mahasiswa menjadi engineering yang berkualitas,mahasiwa S1 Teknik Sipil
Universitas Negeri Medan diwajibkan mengikuti mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI) yang bertujuan untuk mengetahui, memahami
pelaksanaan struktur bangunan Gedung sesuai dengan syarat konstruksi, serta
pengamplikasian materi yang didapat di kampus ke lapangan.

Proyek yang dipilih sebagai lokasi PKLI yang di pilih adalah Proyek
Pembangunan Apartement Princenton Boutique Living di Jl. Gatot Subroto
No.217, Sei Sikambing B, Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara.

Dalam pelaksanaan PKLI, mahasiswa dituntut untuk lebih berorganisasi, lebih


aktif, tanggap terhadap permasalahan serta mampu berkomunikasi yang baik
dengan antar karyawan. Kegiatan PKLI ini bermanfaat untuk menambah
wawasan, keterampilan, etika, disiplin, kemampuan dan tanggung jawab.

Pembangunan Apartement ini membutuhkan suatu konstruksi pendukung


yang sangat kuat. Setiap struktur bangunan dapat dibedakan menjadi beberapa
komponen utama yaitu pondasi, balok, kolom, plat lantai, tangga. Dari elemen-
elemen tersebut terdapat karakter yang berbeda-beda tetapi saling berkaitan
sehingga struktur gedung ini dapat berdiri dengan kokoh.
Dalam Laporan ini penulis akan melaporkan mengenai teknik dan tahapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada bangunan gedung apartement princeton
boutique living ini sesuai dengan apa yang dilihat dan diamati selama melakukan
Pekerjaan Praktek Lapangan Industri (PKLI)

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 MAKSUD

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun maksud dari Praktek
Kerja Lapangan Industri pada Proyek Pembangunan Apartement Princenton
Boutique Living Medan adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi tentang struktur organisasi proyek dan


fungsinya pada Proyek Pembangunan Apartement Princenton Boutique
Living Medan.
2. Mengidentifikasi peralatan dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi pada proyek pembangunan Apartement Princenton Boutique
Living Medan.
3. Mengidentifikasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek
pembangunan Apartement Princenton Boutique Living Medan.
1.2.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan Industri pada Proyek


Pembangunan Apartement Princenton Boutique Living Medan adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui struktur organisasi pada proyek pembangunan


Apartement Princenton Boutique Living Medan.
2. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam perkerjaan konstruksi
pada proyek pembangunan Apartement Princenton Boutique Living
Medan.
3. Untuk mengetahui teknik pelaksanaan dalam perkerjaan konstruksi pada
proyek pembangunan Apartement Princenton Boutique Living Medan.
1.3 MANFAAT

Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan Industri dan penulisan laporan pada
Proyek Pembangunan Hotel 4 Lantai adalah sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa
Menambah pemahaman dengan membandingkan kajian teori yang selama
ini di pelajari dalam bangku perkuliahan dengan pelaksanaan proyek di
lapangan serta menambah pengetahuan tentang alat dan bahan yang di
pergunakan khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan pelat lantai.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Membantu pekerjaan operasional karyawan, seperti membantu merekap
hasil data yang diperlukan, membantu pihak PT dalam mencari potensi
mahasiswa yang cocok untuk diajak bekerja sama.
3. Bagi Universitas Negeri Medan
Membina hubungan baik dengan perusahaan terkait, membantu pihak
Unimed dalam menunjukkan kualitas, moral, dan karakter
mahasiswa/mahasiswi di Unimed
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


2.1.1 PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja
antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama untuk bersama-
sama mencapai tujuan tertentu dengan baik dan sesuai dengan yang di
rencanakan. (Luthan, Putri.2012). Menurut Ervianto (2004), definisi dari
Organisasi adalah bersatunya kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih di
bawah satu koordinasi, dan berfungsi mempertemukannya menjadi satu tujuan.
Proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan sumber daya
terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan. Struktur Organisasi Proyek
secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang
lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan kemampuan dan keahlian masing-
masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan yang direncanakan
(Kala,2013).

Berdasarkan pengertian dari struktur organisasi dan organisasi proyek di


atas, struktur organisasi proyek adalah adalah unsur-unsur yang terlibat dalam
pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan
untuk mencapai tujuan dengan cara saling bekerja sama dan bertanggung jawab
terhadap tugas, kewajiban, serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang
dan keahlian masing-masing.

2.1.2 MACAM- MACAM ORGANISASI PROYEK

A. Organisasi Fungsional
Yaitu proyek dimasukkan sebagai bagian dari divisi setiap fungsional dalam
suatu perusahaan. Pada organisasi fungsional struktur organisasi dikelompokkan
menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki vertikal

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Fungsional


(Sumber: https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-contoh-bentuk-
struktur-organisasi/ )

Kelebihan struktur organisasi fungsional :

1. Adanya fleksibilitas yang tinggi dalam pemanfaatan karyawan/staf


2. Orang-orang dengan keahlian berbeda dikelompokkan dalam satu grup untuk
berbagi pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi pemecahan
masalah teknis
3. Divisi fungsional mempunyai jalur-jalur karir bagi mereka yang mempunyai
keahlian tertentu

Kekurangan struktur organisasi fungsional :

1. Divisi fungsional cendrung berorientasi pada aktifitas yang sesuai dengan


fungsinya
2. Tidak ada individu yang diberi tanggung jawab penuh untuk mengurus
proyek

A. Organisasi Proyek Murni


Yaitu proyek yang terpisah dari organisasi induk dimana menjadi organisasi
tersendiri dalam staff teknis tersendiri dan terhubung dengan organisasi induk
hanya berupa laporan kemajuan atau kegagalan secara periodik mengenai proyek.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Murni


(Sumber : http://renijuniarti.blogspot.com/2018/03/struktur-
organisasi.html)

Kelebihan organisasi proyek murni :

1. Manajer proyek mempunyai wewenang penuh untuk mengelola proyek


2. Semua anggota tim proyek bertanggung jawab kepada manajer proyek
3. Pembuatan keputusan cepat karena kewenangan terpusat

Kekurangan organisasi proyek murni :

1. Bisa terjadi duplikasi usaha dan fasilitas jika terjadi banyak proyek
2. Ketidak konsistenan prosedur sering terjadi

2.1.3 UNSUR- UNSUR ORGANISASI PROYEK


a. Owner/ Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar
biaya pekerjaan tersebut

b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang atau badan hukum yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, dan
bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana dapat berupa perseorangan dan berbadan
hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan
bangunan
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik
swasta atau instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang
bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil
kerja yang optimal menurut persyaratan yang ada.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan
dan menyelenggarakan pelekasanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat
yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang
berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan
e. Manajer proyek
Manajer Proyek adalah orang yang bertanggung jawab atas planning,
controlling, dan mengawasi secara langsung team project management.
Bertanggung jawab kepada kepala cabangnya di unitnya masing-masing.
f. Quantity Surveyor
Adapun tugas dan tanggung jawab seorang quantity surveyor antara
lain, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan serta mengecek kebutuhan
material apakah sudah sesuai atau belum.
g. Mandor
Mandor adalah orang yang secara langsung membawahi tukang dan
mengatur kerja tukang di lapangan.
h. Kepala Tukang
Kepala tukang adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan
mandor dan tukang. Seseorang di bidang ini menjadi perantaraan atau wali
dari sekian banyak tukang di lapangan dalam pekerjaannya. Kepala tukang
bersama-sama dengan mandor mengawasi kinerja tukang dan memberikan
tugas kepada tukang di awal pekerjaan.
i. Tukang

Tukang adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam


menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Tukang memiliki spesialisasi
tersendiri, misalnya tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang plester
dan lain-lain.

2.2 ALAT DAN BAHAN

2.2.1 ALAT

Alat adalah suatu benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang
fungsinya adalah untuk mempermudah suatu pekerjaan (KBBI). Peralatan kerja
dalam suatu pembangunan proyek sangat penting dalam membantu proses
pekerjaan yang sulit dikerjakan dengan tenaga manusia sehingga menunjang
keberhasilan proyek tersebut.

Berikut merupakan peralatan-peralatan yang digunakan dalam pekerjaan


konstruksi bangunan secara umum :

1. Concrete Mixer Truck


Concrete Mixer Truck merupakan alat berat yang digunakan untuk
mencampur bahan beton dengan volume yang cukup besar antara 4,6 hingga
11,5 m3 serta dapat digunakan untuk mengangkut atau memindahkan campuran
beton dari batching plant ke lokasi yang diinginkan meskipun jarak yang jauh.
Gambar 2.3 Concrete Mixer Truck
(sumber : https://images.app.goo.gl/wsAGxfBGxNvdB5rVA )

2. Concrete Pump
Concrete pump adalah alat pompa yang digunakan untuk membantu dalam
pengecoran dan pendistribusian beton pada proses pengadukan pada truk
pengaduk. Alat tersebut merupakan perantara dari truk ke titik pengecoran.
Pompa beton bekerja dengan cara memompa beton melalui saluran yang
berakhir pada lubang pengecoran. Keuntungan dari pompa beton adalah dapat

mencapai titik tuang yang tidak dapat dijangkau oleh truk pengaduk. Dengan
lengan
Gambar 2.4 Concrete Pum
( Sumber : https://www.google.com/search?q=concrete+pump&oq=concrete )

3. Dump Truck
Dump Truck merupakan alat yang umum digunakan dalam proyek
konstruksi untuk pemindahan material dari satu tempat ketempat lain yang
memiliki jarak tempuh relatif jauh. Pemilihan alat ini bergantung dari kondisi
lapangan, kebutuhan volume material serta waktu dan biaya. Dump Truck
dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor antara lain ukuran, tipe
mesin dan bahan bakar, jumlah roda, as dan cara penyetiran, metode
pembongkaran muatan, kapasitas, sistem pembongkaran.
Gambar 2.5 Dump Truck
(sumber : https://images.app.goo.gl/9hSaJH2Uq8d7uUEk7)

Berikut terdapat faktor yang digunakan dalam penentuan jenis-jenis dump


truck beserta penjelasannya, yaitu:
a. Berdasarkan cara mengosongkannya
1. End Drump atau Rear Dump jenis dump truck yang memiliki cara
pengosongan bak yang mana muatannya dibuang ke belakang.

Gambar 2.6 Dump Truck with Rear Dump


(sumber : http://eprints.polsri.ac.id )

2. Left Side Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak
yang mana muatannya dibuang ke samping

Gambar 2.7 Left Side Dump


(sumber : https://www.sinotrukhuawin.com )
3. Bottom Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak
yang mana muatannya dibuang melalui bawah bak.
Gambar 2.8 Bottom Dump
(sumber : https://www.constructiontrailerspecialists.com )

b. Berdasarkan Muatan
Dump Truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya:
1. Beban Muatan.
I. Dump Truck Ukuran Kecil: Dump truck yang memiliki
kapasitas angkut maksimum 25 ton
II. Dump Truck Ukuran Sedang: Dump Truck yang memiliki
kapasitas angkut maksimum 25 sampai 100 ton.
III. Dump Truck Ukuran Besar: Dump Truck yang memiliki
kapasitas angkut lebih dari 100 ton.
2. Volume muatan
I. On High Way Dump Truck muatannya di bawah 20 m3.
II. Off High Way Dump Truck muatannya di atas 20 m3.

4. Bar Cutter/ Pemotong Tulangan


Bar cutter adalah alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran gambar yang
telah ditetukan pada gambar kerja. Ada dua jenis bar cutter yaitu, bar cutter
listrik dan bar cutter manual. Kelebihan bar cutter listrik dibandingkan bar
cutter manual adalah dapat memotong besi dengan diameter yang lebih besar,
dengan mutu baja yang cukup tinggi, dan dapat mempersingkat waktu
pengerjaan.

Gambar 2.9 Bar Cutter Listrik


(sumber : https://images.app.goo.gl/vh7RjytnE9SZWL6m9)

5. Theodolite
Sosrodarsono (1997) menguraikan bahwa theodolite adalah alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan
sudut tegak. Di dalam theodolite sudut yang dapat di baca bisa sampai pada
satuan sekon (detik). Pada dasarnya theodolite merupakan alat yang paling
canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. alat ini berupa
sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat
dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.

Gambar 2.10 Theodolite


(Sumber : http://multiaryakomunika.com)

6. Perancah ( Scaffholding)
Setiawan (2007) mengemukakan perancah adalah konstruksi dari batang
bambu, kayu, atau pipa baja yang didirikan ketika suatu gedung sedang
dibangun untuk menjamin tempat kerja yang aman bagi tukang yang
membangun gedung, memasang sesuatu, atau mengadakan pekerjaan
pemeliharaan.
Gambar 2.11 Scaffholding ( perancah)
(sumber : https://en.scaffolding.my )

7. Penggetar beton (Concrete Vibrator)


Concrete Vibrator adalah alat yang digunakan untuk memadatkan adukan
beton pada saat pengecoran dilakukan. Concrete Vibrator digerakkan dengan
tenaga kompresor, motor bensin atau motor listrik (BCE 06. Pengenalan Alat
Konstruksi, Departemen Pekerjaan Umum). Vibrator dimasukkan kedalam
adukan beton sehingga beton tersebut tidak memiliki celah kosong yang akan
berdampak pada keroposnya beton yang mengakibatkan tampilan kurang baik
dan dapat berdampak pad kekuatan beton itu sendiri

Gambar 2.12 Concrete Vibrator


(Sumber : https://toolsfromus.com )

2.2.2 BAHAN

Bahan konstruksi adalah material bangunan yang akan di gunakan sebagai


bahan pembentuk bangunan yang dapat di operasikan menggunakan alat-alat
struktur (William 2004). Berikut adalah bahan material yang digunakan dalam
proyek konstruksi :

1. Beton Ready Mix


Nilson (2008) menguraikan bahwa Beton ready mix adalah campuran
semen, pasir, kerikil, air dengan takaran yang tepat dan diciptakan dengan
bahan-bahan pilihan, berkualitas dan lulus uji kelayakan untuk keperluan
pengecoran. Beton ready mix diproduksi secara massal l alu dikirim kelokasi
proyek dengan menggunakan truck mixer dengan kapasitas 5 m3 –7 m3 .
Beton yang dikirim ke lokasi proyek harus sesuai dengan standar ASTM, ACI,
dan PBI.

Gambar 2.13 Beton Ready Mix


Sumber (https://www.builder.id/beton-ready-mix)

Berikut ini jenis-jenis mutu beton dan penggunaannya:

a. B-0, K-100, K-125, K-150, K-175, K-200 adalah mutu beton untuk
konstruksi non structural.
b. K-225, K-250, K-275, K-300 adalah mutu beton untuk konstruksi
struktural, seperti lantai, jalan, kolom.
c. K-350, K325, K-375, K-400, K-450, K-500 adalah beton khusus pratekan,
seperti jembatan, balok.

Tabel 2.1

Jenis Mutu Beton Ukuran Rasio Air Kadar


Beton Agregat Semen Maks Semen
Fc 𝜎𝑏𝑘 Maks. (mm) (Terhadap Minimum.
(MPa) (kg/𝑐𝑚2 ) Berat) (kg/𝑚3 dari
campuran)
50 K 600 19 0,35 450
Mutu 45 K 500 37 0,40 395
Tinggi 25 0,40 430
19 0,40 455
38 K 450 37 0,425 370
25 0,425 405
19 0,425 430
35 K 400 37 0,45 350
25 0,45 385
19 0,45 405
Mutu 30 K 350 37 0,475 335
Sedang 25 0,475 365
19 0,475 385
25 K 300 37 0,50 315
25 0,50 345
19 0,50 365
20 K 250 37 0,55 290
25 0,55 315
19 0,55 335
Mutu 15 K 175 37 0,60 265
Rendah 25 0,60 290
19 0,60 305
10 K 125 37 0,70 225
25 0,70 245
19 0,70 260

2. Agregat
Agregat artinya sekumpulan buah- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau
mineral lainnya baik berupa akibat alam juga buatan (SNI No: 1737-1989-F).
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang
digunakan bersama-sama menggunakan suatu media pengikat buat membentuk
suatu beton semen hidraulik atau adukan.

Gambar 2.14 Agregat


(sumber : https://www.ruang-sipil.com)
Agregat terbagi menjadi dua, yaitu agregat halus dan agregat kasar.
Tjokrodimuljo (2007) menguraikan Agregat halus adalah batuan yang
mempunyai ukuran buti antara 0,15mm-5 mm. Agregat halus dapat diperoleh
dari dalam tanah, dasar sungao atau tepi laut. Agregat halus menurut
gradasinya dibedakan sesuai tabel 2.2 sesuai gradasinya.

Tabel 2.2 Batas- batas gradasi agregat halus

(Sumber : https://teknik01.wordpress.com)

Sedangkan agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami


dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 5 mm – 40 mm.

Tabel 2.3 Batas- batas gradasi agregat kasar


3. Semen
Daryanto (1988) mengemukakan bahwa semen adalah suatu jenis bahan
yang memiliki sifat perekat dan kohesif yang memungkinkan melekatnya
fragmen-fragmen mineral lain menjadi suatu massa yang padat.
Dijelaskan oleh Mulyono (2004) Fungsi utama semen adalah mengikat
butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi
ronggarongga udara diantara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen
dalam beton hanya sekitar 10% namun karena fungsinya sebagai bahan
pengikat maka peranan semen menjadi penting.

Gambar 2.15 Semen


(Sumber : https://ilmutambang.com )

Tabel 2.3 Jenis Semen


(Sumber : Daryanto,1988)
4. Baja Tulangan Beton

Baja tulangan beton merupakan baja berbentuk silinder batangan yang


digunakan untuk penulangan beton yang terbuat dari billet dengan proses canai
panas (hot rolling). Baja tulangan diperlukan dalam struktur beton untuk
menambah kekuatan tarik. Hal ini dikarenakan baja memiliki kekuatan tarik
tinggi sedangkan beton memiliki kekuatan tarik yang relatif rendah.

Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua)


jenis yaitu baja tulangan beton dan sirip tulangan beton polos.

a. Baja Tulangan Sirip (Ulir) atau Deform (BJTD)


Baja tulangan sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus,
yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang
dimaksud untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS/ BjTD.

Gambar 2.16 Baja Tulangan Sirip/Ulir


(Sumber: https://blog.klikmro.com)

Tabel 2.4 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip


(Sumber : SNI 07-2052-2002)
Tabel 2.5 Mutu Baja Beton Sirip
(Sumber : https://fadlyfauzie.wordpress.com)

b. Baja Tulangan Beton Polos

Baja tulangan beton polos (BJTP) adalah baja tulangan beton


berpenampang lingkaran dengan permukaan rata tidak bersirip.

Gambar 2.17 Baja Tulangan Beton Polos


(Sumber : http://distributorbesi.com)
Tabel 2.6 Ukuran Baja Tulangan Beton Polos

(Sumber: SNI 07-2052-2002)

Tabel 2.7 Mutu Baja Tulangan Beton Polos

(Sumber : https://www.ilmubeton.com)

5. Multiplek
Plywood/multipleks merupakan kayu olahan yang relatif lebih kuat
dibanding jenis kayu olahan lainnya seperti hdf,mdf,blockboard atau partikel
board . Bahan dasar plywood adalah kulit kayu yang berlapis-lapis dan dipress,
sedangkan mdf atau hdf adalah serbuk kayu halus yg diproses menyerupai
bahan kertas yg tebal dan solid.
Plywood/multipleks memiliki kualitas lebih baik dibanding jenis kayu
olahan lainnya. Tekstur lapisan kayunya lebih rapat, sehingga memiliki
kekuatan yang lebih baik dan daya tahan terhadap air lebih kuat.

Gambar 2.18 Multipleks


(Sumber : https://www.pengadaan.web.id)
6. Beton Decking (Tahu Beton)
Beton Decking atau Tahu beton merupakan beton atau spesi yang dibentuk
sesuai dengan ukuran selimut beton yang diinginkan (Hardjosetyo, 2016:27).
Beton decking digunakan untuk memberi jarak atau spesi antara tulangan
terhadap bekisting yang biasa disebut dengan selimut beton. Beton decking ini
biasanya dibuat berbentuk persegi ataupun silinder yang tingginya disesuaikan
dengan tebal selimut beton dan disisipkan kawat bendrat diatasnya sebagai
pengikat pada tulangan agar decking ini tetap pada posisinya pada saat
pengecoran.

Gambar 2.19 Beton Decking (Tahu Beton)


(Sumber : https://megaconperkasa.com)
2.3 TEKNIK PELAKSANAAN
2.3.1 PELAKSANAAN KOLOM
A. Pengertian Kolom

Sudarmoko (1996) mengemukakan bahwa kolom adalah batang tekan vertikal


dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu
elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total
(total collapse) seluruh struktur. Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 dijelaskan
bahwa kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

B. Fungsi Kolom

Dipohusodo (1994) menjelaskan bahwa fungsi kolom adalah sebagai penerus


beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka
tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom berfungsi
sangat penting,agar bangunan tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat
dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan
tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,sedangkan beton
adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur
beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

C. Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


1. Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan.
Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan
as kolom membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan :
a. Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari
titik BM (Bench Mark) Medan.
b. Buat as kolom dari garis pinjaman. Pemasangan patok as bangunan/kolom
(tanda berupa garis dari sipatan).
2. Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di
tempat lain yang lebih aman. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan
gambar kerja.
b. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
c. Dilanjutkan dengan pemasangan sengkang, setiap pertemuan antar tulangan
denga tulangan utama diikat oleh kawat dengan system silang.
d. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precastdiangkut
dengan menggunakan tenaga manusia ke lokasi yang akan dipasang
e. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang tahu
beton (decking) sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton.
3. Pekerjaan bekisting kolom
American Concrete Institude (ACI) menyebutkan bahwa ketentuan dalam
pekerjaan bekesting harus memenuhi persyaratan : kuat, stabil dan kaku.
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian
tulangan telah selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai
proses pembuatan bekisting kolom :
a. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
b. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari
masing-masing as kolom.
c. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan
dalam penempatan bekisting kolom.
d. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
e. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
f. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
g. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull. Setelah
bekisting terpasang, maka selanjut nya mengunci bekisting dengan tiang
penyangga.
h. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4. Pengecoran Kolom
Sistem pengecoran sebaiknya harus sesuai dengan ketetapan Standar
Nasional Indonesia (SNI 2847:2013) bahwa :
a. Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk
menghindari terjadinya segresi akibat penanganan kembali atai segresi
akibat pengaliran
b. Pengecoran beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian sehingga
beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan plastis dengan
mudah dapat mengisi ruang diantara tulangan
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau telah terkontaminasi oleh bahan
lain tidak boleh dicor pada struktur.
d. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah
pengikatan awal tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh isiyur
professional
e. Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan
secara terus menerus hingga mengisi secara penuh panel atau penampang
sampai batasnya, atau sanbungan yang ditetapkan sebagaimana diizinkan
atau larang
f. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum harus datar.
g. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dan harus mengisi
sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.
5. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Dipohusodo (1994) mengemukakan bahwa bekisting kolom boleh di
bongkar apabila bagian dan struktur telah mencapai kekuatan yang cukup kuat
untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan selama
pembangunan. Untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak di
lakukan pengujian terlebih dahulu, biasanya bekisting kolom harus di bongkar
setelah berumur 3 minggu. Pada proses pembongkaran bekisting kolom harus
di lakukan dengan hati-hati agar mencegah timbulnya retak-retak,
pengelupasan atau cacat lainnya pada beton.
6. Pekerjaan Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton
tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Dipohusodo (1994) mengemukakan
bahwa perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi
beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

2.3.2 PELAKSANAAN BALOK DAN PELAT LANTAI


A. Pengertian Balok dan Pelat

Nawy (1998) menguraikan bahwa balok merupakan konstruksi struktur


horizontal yang mampu menahan beban dari pelat lantai yang kemudian beban
disalurkan ke kolom dan selanjutnya disalurkan ke pondasi. Balok mempunyai
karakteristik utama yaitu lentur. Dengan sifat tersebut, balok dapat menanggung
beban dari gaya geser dan momen lentur.

Dora (2004) mengungkapkan bahwa pelat adalah elemen bidang tipis yang
menahan beban-beban transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan.
Lebih lanjut Uji (2012) juga menjelaskan bahwa pelat merupakan elemen struktur
tipis yang menahan beban dan didukung oleh balok yang bertumpu pada kolom-
kolom bangunan.
B. Fungsi Balok dan Pelat

Balok beton berfungsi untuk menyalurkan beban dari pelat ke kolom yang
pada akhirnya disalurkan ke pondasi.

Fungsi pelat lantai adalah sebagai berikut :

1. Sebagai tempat berpijak.


2. Memisahkan ruang bawah dan ruang atas.
3. Untuk meletakan kabel intsalasi AC, listrik dan pipa.

C. Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai


dikerjakan. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok
anak. Semua pekerjaan balok dan pelat dilakukan dilokasi yang direncanakan,
mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

1. Pekerjaan Persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan
tingkat kerataan ketinggian balok dan plat. Oleh karena itu, pelaksanaan
pekerjaan ini membutuhkan alat bantu pesawat ukur theodolit. Kemudian
pekerjaan dilanjutkan dengan membuat bekisting plat lantai. Bekisting tersebut
harus sesuai dengan gambar kerja.
2. Pekerjaan Pemasangan Perancah
Pada tahap pekerjaan perancah yang dilakukan adalah menyusun
schaffolding berbaris berdasarkan garis as yang telah ditentukan sebelumnya
sehingga perancah berdiri lurus segaris diantara kolom ke kolom dengan
ketinggian scaffolding sesuai dengan acuan yang ada sebelumnya. Kemudian
pemasangan dudukan balok kayu (Uhead) diatas scaffolding sebagai pengikat
gelagar.
3. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan atau pemasangan bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai
berikut :
a. Pada pekerjaan bekisting balok tahap pertama adalah mengambil ukuran
level balok dari pinjaman yang telah diukur sebelumnya pada kolom
b. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu5/7)
dengan arah melintangnya.
4. Pekerjaan Pembesian
a. Pembesian balok
Setelah besi selesai dilakukan pabrikasi, besi dingakat menggunakan tower
crane ke area lokasi yang akan dipasang. Besi tulangan balok yang sudah
diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi balok
dimasukkan ke kolom. Pasang tahu beton untuk jarak selimut beton pada
alas dan samping balok lalu diikat.
b. Pembesian Pelat
Pembesian pelat dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dikerjakan dan
dirakit langsung di area pemasangan pada posisi yang ditentukan. Tulangan
atas dan tulangan bawah dipasang sesuai dengan gambar kerja yang telah
direncanakan. Ikat besi antar tulangan menggunakan kawat pengikat yang
dibuat 4 lapis agar tulangan tidak bergeser, tetap berada diposisi yang telah
direncanakan. Pasang tahu beton dibawah lapis tulangan bawah, untuk
memberi jarak antara lantai kerja dan tulangan plat lantai agar sesuai
dengan posisi yang diinginkan.
5. Pekerjaan Pengecoran
Setelah tulangan plat selesai dipasang tahapan pekerjaan selanjutnya yaitu
pekerjaan pengecoran. Pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok
dilaksanakan secara bersamaan. Terlebih dahulu dilakukan uji slump dan uji
kuat tekan untuk menguji mutu beton yang akan dipakai pada proses
pengecoran.
Pengambilan sampel berdasarkan ketentuan SNI 03-6880-2016 adalah
sebagai berikut:
a. Untuk setiap campuran beton di proyek yang di cor pada hari yang sama
ambil sampel beton segar sesuai SNI 2458:2008. Pengambilan sampel
adukan dalam truk atau batch beton harus diambil secara acak. Kecuali
disyaratkan lain, minimal satu sampel komposit harus diambil untuk setiap
110m3 , pengujian kekuatan bisa diabaikan oleh perencana/penanggung
jawab.
b. Lembaga pengujian pemilik harus melakukan uji kekuatan beton selama
konstruksi dengan membuat dan merawat spesimen sesuai ASTM
C39/C39M. Kecuali disyaratkan lain, kekuatan beton untuk penerimaan
harus dinilai rata-rata hasil uji pada umur 28 hari dari minimal dua silinder
150 mm x 300 mm atau tiga silinder 100 mm x 200 mm.
6. Pembongkaran Perancah, Bekisting Balok dan Pelat Lantai
Menurut Standar Nsiaonal Indonesia (SNI 2847:2013) peraturan dalam
pembongkaran cetakan dan penopangan kembali, yaitu :
a. Pembongkaran Cetakan
Cetakan harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa agar tidak
mengurangi keamanan dan kemampuan layan struktur. Beton yang akan
terpapar dengan adanya pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan
yang cukup yang tidak akan rusak oleh pelaksanaan pembongkaran.
b. Pembongkaran penopang dan penopangan Kembali
Ketentuan untuk balok kecuali bila komponen struktur tersebut dicor pada
permukaan tanah, yaitu :
1) Sebelum memulai pelaksanaan konstruksi, kontraktor harus membuat
prosedur dan jadwal pembongkaran penopang dan pemasangan
penopang kembali dan untuk perhitungan beban yang disalurkan ke
struktur selama proses.
2) Beban konstruksi yang melebihi kobinasi beban mati tambahan
ditambah beban hidup tidak boleh ditumpukan di atas bagian struktur
yang sedang dibangun tanpa penopang, kecuali jika analisis
menunjukkan bahwa bagian struktur yang dimaksud memiliki kekuatan
yang cukup untuk menumpu baban tambahan tersebut.
3) Tumpuan cetakan untuk beton prategang tidak boleh dibongkar sampai
kondisi gaya prategang yang telah diaplikasikan mencukupi bagi
komponen konstruksi yang diantisipasi.
7. Pekerjaan Perawatan
Pada saat beton mulai mengeras (±8 jam setelah proses pengecoran), maka
langsung dilakukan perawatan beton (curing). Permukaan pelat lantai dibasahi
dengan disiram menggunakan air secara merata. Perawatan beton bertujuan
untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai
tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton. Berdasarkan ketentuan Standar
Nasional Indonesi (SNI 2847:2013) :
a. Beton (selain beton kekuatan awal tinggi) harus dirawat pada suhu diatas
100C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7 hari.
b. Beton kekuatan awal tinggi harus dirawat pada suhu di atas 100C dan
dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 3 hari pertama
kecuali dirawat sesuai dengan perawatan dipercepat.
BAB III

PELAKSANAAN PKLI

3.1 GAMBARAN UMUM PROYEK


3.1.1 LOKASI PROYEK

Lokasi proyek Pembangunan Gedung Apartement Princeton Boutique Living


di Jalan c”., dibawah naungan perusahaan PT Newland Overseas Development
(NOD). Proyek pembangunan Gedung Apartement Princenton Boutique Living
ini berada di lokasi yang srategis karena berada di pinggir jalan dan di samping
Mall Manhattan Medan.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek


(Sumber : https://earth.google.com)

3.1.2 DATA PROYEK

Adapun rincian data proyek dari pelaksanaan Pembangunan Apartement


Princeton Boutique Living disampaikan sebagai berikut :

a. Nama Proyek : Pembangunan Apartement Princeton


Boutique Living
b. Lokasi Proyek : Jl. Gatot Subroto No.217, Sei Sikambing B
Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara.
c. Pemilik Proyek : PT. Newland Overseas Development
d. SPK No. : 1147/1145/0998/2.5.1905/11/2021
e. Sumber Dana : PT. Newland Overseas Development
f. Nilai Kontrak : Rp. 230.445.030.000
g. Waktu Pelaksanaan : 36 Bulan
h. Konsultan MK : Megatika International
i. Perencana : Megatika International
j. Luas Total Bangunan : 1000 𝑚2
k. Fungsi Bangunan : Apartement, kantor

3.1.3 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Adapun struktur organisasi pada proyek ini adalah sebagai berikut :

Project Manager
Rina Firlia Sari, S.T.,M.T

Quality Control Safety, Healthy, and


Sudarman Environment (SHE)
Suheri

Staff Engineering Site Administrasi


Site Operational
1. Roji 1. Metha
2. Adrian Hassanal Hussein 2. Tiur
3. Boy

Surveyor
Pak Sofyan

Ass Surveyor
1. Agus
2. Putra

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Newland Overseas Development


Site Manager
Dedy Setiawan, S. T

Administrasi Proyek Pelaksana Konstruksi Kepala Logistik


Dewa Anggara Zulfikar Harahap, S. T Renal

Mandor Ass Logistik

1. Silo Alwi
2. Rahmat

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Prima Abadi Jaya

Dari gambar 3.1 dan 3.2 Struktur organisasi proyek Pembangunan Apartrement
Princeton Boutique Living antar lain sebagai berikut :

1. Project Manajer
Project manager adalah orang yang mewakili perusahaan dalam
berhubungan dengan pemilik proyek (owner) dalam hal pekerjaan yang
dilakukan. Orang yang diberikan amanah sebagai project manager pada proyek
ini adalah Rina Firlia Sari, S.T.,M.T.
2. Quality Control

Quality Control merupakan aktifitas yang mengacu pada penilaian mutu


dari hasil pekerjaan atau produk yang dihasilkan oleh proyek, apakah pekerjaan
memenuhi standar mutu, lengkap dan benar, dengan menggunakan sarana
pemeriksaan dan pengujian.

3. SHE ( Safety, Healthy and Environment)

SHE singkatan dari health, safety, and environment yang merupakan


serangkaian proses dan prosedur yang mengidentifikasi potensi bahaya pada
lingkungan kerja tertentu. Pengembangan praktik HSE dilakukan untuk
mengurangi dan/atau menghilangkan bahaya serta melatih karyawan untuk
pencegahan kecelakaan atau respons terhadap sesuatu yang mengancam.

4. Site Operational

Site Operational merupakan orang yang berfungsi sebagai penanggung


jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek. Tugasnya antara
lain mengadakan pengecekan transaksi-transaksi pelaksanaan proyek,
mengkompilasikan dan membandingkan dengan rencana semula.

5. Staff Engineering

Staff Engineering merupakan orang yang mengatur bawahan dalam


melaksanakan perbaikan dan perawatan mesin/peralatan utility seperti lampu,
AC, dan sarana umum lainnya. Memberi instruksi/tugas pengarahan kepada
utility. Memeriksa dan mengontrol history/riwayat mesin/peralatan utility.
Memeriksa kelengkapan dalam pengisian form-form teknik utility. Melakukan
evaluasi dan analisa terhadap kerusakan mesin dan area kerja.
6. Site Administrasi
Site administrasi adalah profesi yang biasanya ada di dalam departemen
tata usaha proyek yang berperan membantu eksekutif dalam hal mengorganisir
dan memantau tugas administratif seperti menyusun dokumen, jadwal meeting,
akomodasi proyek agar sesuai dengan tujuan.
7. Surveyor

Surveyor adalah orang yang bertugas untuk menentukan batas-batas


urusan properti dengan legal. Surveyor bisa menyediakan data dan menyusun
berbagai dokumen hukum dengan tujuan menentukan hasil survei. Proyek
ranah surveyor ini berupa pembangunan, pembuatan real estate, dan peta.

8. Asisten Surveyor

Asisten Surveyor merupakan orang yang membantu Surveyor dalam


melakukan pengukuran titik-titik pada bangunan yang akan dibangun.
Membantu Surveyor dalam memonitor hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
sesuai dengan ukuran yang ditetapkan atau tidak. Membantu Surveyor dalam
membuat laporan harian hasil pengukuran.
9. Site Manager

Site manager adalah profesional yang bertanggung jawab untuk


memastikan bahwa proyek konstruksi selesai tepat waktu dan sesuai anggaran.
Terkadang profesi ini juga dilekatkan dengan istilah manajer konstruksi,
manajer proyek, dan agen lokasi.

10. Administrasi Proyak

Tugas kepala administrasi proyek ini adalah mengurus dan menyelesaikan


kegiatan proyek yang bersifat administratif, keuangan, dan umum,
menyiapkan berita acara lapangan, menyusun dokumentasi.

11. Pelaksana Konstruksi

Pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan


jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian
kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan
sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang umumnya
disebut Kontraktor Konstruksi

12. Mandor
Mandor adalah orang yang tugasnya memimpin beberapa tukang sekaligus
mengawasi pekerjaan mereka. mandor pada umumnya diberi tugas oleh
kontraktor (pemborong).
13. Kepala Logistik
Kepala logistik adalah orang yang melakukan pendatangan barang atau
bahan material, penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek ke
bagian pelaksana lapangan
14. Asisten Logistik

Asisten logistik adalah orang yang membantu kepala logistik dalam


penyediaan barang atau bahan material, penyimpanan dan penyaluran
material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan

Anda mungkin juga menyukai