OLEH :
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmad dankaruniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) yang berjudul “TEKNIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PADA BANGUNAN
GEDUNG APARTEMENT PRINCETON BOUTIQUE LIVING DI JL. GATOT
SUBROTO NO.217, SEI SIKAMBING B, MEDAN SUNGGAL, MEDAN,
SUMATERA UTARA.”.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan PKLI ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi
acuan bagi Penulis untuk lebih baik ke depannya.
Medan,
Maret 2023
YuliYanti Siringoringo
Nim : 51932500076
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Proyek yang dipilih sebagai lokasi PKLI yang di pilih adalah Proyek
Pembangunan Apartement Princenton Boutique Living di Jl. Gatot Subroto
No.217, Sei Sikambing B, Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun maksud dari Praktek
Kerja Lapangan Industri pada Proyek Pembangunan Apartement Princenton
Boutique Living Medan adalah sebagai berikut:
Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan Industri dan penulisan laporan pada
Proyek Pembangunan Hotel 4 Lantai adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pemahaman dengan membandingkan kajian teori yang selama
ini di pelajari dalam bangku perkuliahan dengan pelaksanaan proyek di
lapangan serta menambah pengetahuan tentang alat dan bahan yang di
pergunakan khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan pelat lantai.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Membantu pekerjaan operasional karyawan, seperti membantu merekap
hasil data yang diperlukan, membantu pihak PT dalam mencari potensi
mahasiswa yang cocok untuk diajak bekerja sama.
3. Bagi Universitas Negeri Medan
Membina hubungan baik dengan perusahaan terkait, membantu pihak
Unimed dalam menunjukkan kualitas, moral, dan karakter
mahasiswa/mahasiswi di Unimed
BAB II
LANDASAN TEORI
Organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja
antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama untuk bersama-
sama mencapai tujuan tertentu dengan baik dan sesuai dengan yang di
rencanakan. (Luthan, Putri.2012). Menurut Ervianto (2004), definisi dari
Organisasi adalah bersatunya kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih di
bawah satu koordinasi, dan berfungsi mempertemukannya menjadi satu tujuan.
Proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan sumber daya
terbatas untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan. Struktur Organisasi Proyek
secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang
lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan kemampuan dan keahlian masing-
masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan yang direncanakan
(Kala,2013).
A. Organisasi Fungsional
Yaitu proyek dimasukkan sebagai bagian dari divisi setiap fungsional dalam
suatu perusahaan. Pada organisasi fungsional struktur organisasi dikelompokkan
menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki vertikal
1. Bisa terjadi duplikasi usaha dan fasilitas jika terjadi banyak proyek
2. Ketidak konsistenan prosedur sering terjadi
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang atau badan hukum yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, dan
bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana dapat berupa perseorangan dan berbadan
hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan
bangunan
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik
swasta atau instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang
bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil
kerja yang optimal menurut persyaratan yang ada.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan
dan menyelenggarakan pelekasanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat
yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang
berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan
e. Manajer proyek
Manajer Proyek adalah orang yang bertanggung jawab atas planning,
controlling, dan mengawasi secara langsung team project management.
Bertanggung jawab kepada kepala cabangnya di unitnya masing-masing.
f. Quantity Surveyor
Adapun tugas dan tanggung jawab seorang quantity surveyor antara
lain, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan serta mengecek kebutuhan
material apakah sudah sesuai atau belum.
g. Mandor
Mandor adalah orang yang secara langsung membawahi tukang dan
mengatur kerja tukang di lapangan.
h. Kepala Tukang
Kepala tukang adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan
mandor dan tukang. Seseorang di bidang ini menjadi perantaraan atau wali
dari sekian banyak tukang di lapangan dalam pekerjaannya. Kepala tukang
bersama-sama dengan mandor mengawasi kinerja tukang dan memberikan
tugas kepada tukang di awal pekerjaan.
i. Tukang
2.2.1 ALAT
Alat adalah suatu benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang
fungsinya adalah untuk mempermudah suatu pekerjaan (KBBI). Peralatan kerja
dalam suatu pembangunan proyek sangat penting dalam membantu proses
pekerjaan yang sulit dikerjakan dengan tenaga manusia sehingga menunjang
keberhasilan proyek tersebut.
2. Concrete Pump
Concrete pump adalah alat pompa yang digunakan untuk membantu dalam
pengecoran dan pendistribusian beton pada proses pengadukan pada truk
pengaduk. Alat tersebut merupakan perantara dari truk ke titik pengecoran.
Pompa beton bekerja dengan cara memompa beton melalui saluran yang
berakhir pada lubang pengecoran. Keuntungan dari pompa beton adalah dapat
mencapai titik tuang yang tidak dapat dijangkau oleh truk pengaduk. Dengan
lengan
Gambar 2.4 Concrete Pum
( Sumber : https://www.google.com/search?q=concrete+pump&oq=concrete )
3. Dump Truck
Dump Truck merupakan alat yang umum digunakan dalam proyek
konstruksi untuk pemindahan material dari satu tempat ketempat lain yang
memiliki jarak tempuh relatif jauh. Pemilihan alat ini bergantung dari kondisi
lapangan, kebutuhan volume material serta waktu dan biaya. Dump Truck
dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor antara lain ukuran, tipe
mesin dan bahan bakar, jumlah roda, as dan cara penyetiran, metode
pembongkaran muatan, kapasitas, sistem pembongkaran.
Gambar 2.5 Dump Truck
(sumber : https://images.app.goo.gl/9hSaJH2Uq8d7uUEk7)
2. Left Side Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak
yang mana muatannya dibuang ke samping
b. Berdasarkan Muatan
Dump Truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya:
1. Beban Muatan.
I. Dump Truck Ukuran Kecil: Dump truck yang memiliki
kapasitas angkut maksimum 25 ton
II. Dump Truck Ukuran Sedang: Dump Truck yang memiliki
kapasitas angkut maksimum 25 sampai 100 ton.
III. Dump Truck Ukuran Besar: Dump Truck yang memiliki
kapasitas angkut lebih dari 100 ton.
2. Volume muatan
I. On High Way Dump Truck muatannya di bawah 20 m3.
II. Off High Way Dump Truck muatannya di atas 20 m3.
5. Theodolite
Sosrodarsono (1997) menguraikan bahwa theodolite adalah alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan
sudut tegak. Di dalam theodolite sudut yang dapat di baca bisa sampai pada
satuan sekon (detik). Pada dasarnya theodolite merupakan alat yang paling
canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. alat ini berupa
sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat
dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.
6. Perancah ( Scaffholding)
Setiawan (2007) mengemukakan perancah adalah konstruksi dari batang
bambu, kayu, atau pipa baja yang didirikan ketika suatu gedung sedang
dibangun untuk menjamin tempat kerja yang aman bagi tukang yang
membangun gedung, memasang sesuatu, atau mengadakan pekerjaan
pemeliharaan.
Gambar 2.11 Scaffholding ( perancah)
(sumber : https://en.scaffolding.my )
2.2.2 BAHAN
a. B-0, K-100, K-125, K-150, K-175, K-200 adalah mutu beton untuk
konstruksi non structural.
b. K-225, K-250, K-275, K-300 adalah mutu beton untuk konstruksi
struktural, seperti lantai, jalan, kolom.
c. K-350, K325, K-375, K-400, K-450, K-500 adalah beton khusus pratekan,
seperti jembatan, balok.
Tabel 2.1
2. Agregat
Agregat artinya sekumpulan buah- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau
mineral lainnya baik berupa akibat alam juga buatan (SNI No: 1737-1989-F).
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang
digunakan bersama-sama menggunakan suatu media pengikat buat membentuk
suatu beton semen hidraulik atau adukan.
(Sumber : https://teknik01.wordpress.com)
(Sumber : https://www.ilmubeton.com)
5. Multiplek
Plywood/multipleks merupakan kayu olahan yang relatif lebih kuat
dibanding jenis kayu olahan lainnya seperti hdf,mdf,blockboard atau partikel
board . Bahan dasar plywood adalah kulit kayu yang berlapis-lapis dan dipress,
sedangkan mdf atau hdf adalah serbuk kayu halus yg diproses menyerupai
bahan kertas yg tebal dan solid.
Plywood/multipleks memiliki kualitas lebih baik dibanding jenis kayu
olahan lainnya. Tekstur lapisan kayunya lebih rapat, sehingga memiliki
kekuatan yang lebih baik dan daya tahan terhadap air lebih kuat.
B. Fungsi Kolom
Dora (2004) mengungkapkan bahwa pelat adalah elemen bidang tipis yang
menahan beban-beban transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan.
Lebih lanjut Uji (2012) juga menjelaskan bahwa pelat merupakan elemen struktur
tipis yang menahan beban dan didukung oleh balok yang bertumpu pada kolom-
kolom bangunan.
B. Fungsi Balok dan Pelat
Balok beton berfungsi untuk menyalurkan beban dari pelat ke kolom yang
pada akhirnya disalurkan ke pondasi.
1. Pekerjaan Persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan
tingkat kerataan ketinggian balok dan plat. Oleh karena itu, pelaksanaan
pekerjaan ini membutuhkan alat bantu pesawat ukur theodolit. Kemudian
pekerjaan dilanjutkan dengan membuat bekisting plat lantai. Bekisting tersebut
harus sesuai dengan gambar kerja.
2. Pekerjaan Pemasangan Perancah
Pada tahap pekerjaan perancah yang dilakukan adalah menyusun
schaffolding berbaris berdasarkan garis as yang telah ditentukan sebelumnya
sehingga perancah berdiri lurus segaris diantara kolom ke kolom dengan
ketinggian scaffolding sesuai dengan acuan yang ada sebelumnya. Kemudian
pemasangan dudukan balok kayu (Uhead) diatas scaffolding sebagai pengikat
gelagar.
3. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan atau pemasangan bekisting balok dan pelat lantai adalah sebagai
berikut :
a. Pada pekerjaan bekisting balok tahap pertama adalah mengambil ukuran
level balok dari pinjaman yang telah diukur sebelumnya pada kolom
b. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu5/7)
dengan arah melintangnya.
4. Pekerjaan Pembesian
a. Pembesian balok
Setelah besi selesai dilakukan pabrikasi, besi dingakat menggunakan tower
crane ke area lokasi yang akan dipasang. Besi tulangan balok yang sudah
diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi balok
dimasukkan ke kolom. Pasang tahu beton untuk jarak selimut beton pada
alas dan samping balok lalu diikat.
b. Pembesian Pelat
Pembesian pelat dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dikerjakan dan
dirakit langsung di area pemasangan pada posisi yang ditentukan. Tulangan
atas dan tulangan bawah dipasang sesuai dengan gambar kerja yang telah
direncanakan. Ikat besi antar tulangan menggunakan kawat pengikat yang
dibuat 4 lapis agar tulangan tidak bergeser, tetap berada diposisi yang telah
direncanakan. Pasang tahu beton dibawah lapis tulangan bawah, untuk
memberi jarak antara lantai kerja dan tulangan plat lantai agar sesuai
dengan posisi yang diinginkan.
5. Pekerjaan Pengecoran
Setelah tulangan plat selesai dipasang tahapan pekerjaan selanjutnya yaitu
pekerjaan pengecoran. Pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok
dilaksanakan secara bersamaan. Terlebih dahulu dilakukan uji slump dan uji
kuat tekan untuk menguji mutu beton yang akan dipakai pada proses
pengecoran.
Pengambilan sampel berdasarkan ketentuan SNI 03-6880-2016 adalah
sebagai berikut:
a. Untuk setiap campuran beton di proyek yang di cor pada hari yang sama
ambil sampel beton segar sesuai SNI 2458:2008. Pengambilan sampel
adukan dalam truk atau batch beton harus diambil secara acak. Kecuali
disyaratkan lain, minimal satu sampel komposit harus diambil untuk setiap
110m3 , pengujian kekuatan bisa diabaikan oleh perencana/penanggung
jawab.
b. Lembaga pengujian pemilik harus melakukan uji kekuatan beton selama
konstruksi dengan membuat dan merawat spesimen sesuai ASTM
C39/C39M. Kecuali disyaratkan lain, kekuatan beton untuk penerimaan
harus dinilai rata-rata hasil uji pada umur 28 hari dari minimal dua silinder
150 mm x 300 mm atau tiga silinder 100 mm x 200 mm.
6. Pembongkaran Perancah, Bekisting Balok dan Pelat Lantai
Menurut Standar Nsiaonal Indonesia (SNI 2847:2013) peraturan dalam
pembongkaran cetakan dan penopangan kembali, yaitu :
a. Pembongkaran Cetakan
Cetakan harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa agar tidak
mengurangi keamanan dan kemampuan layan struktur. Beton yang akan
terpapar dengan adanya pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan
yang cukup yang tidak akan rusak oleh pelaksanaan pembongkaran.
b. Pembongkaran penopang dan penopangan Kembali
Ketentuan untuk balok kecuali bila komponen struktur tersebut dicor pada
permukaan tanah, yaitu :
1) Sebelum memulai pelaksanaan konstruksi, kontraktor harus membuat
prosedur dan jadwal pembongkaran penopang dan pemasangan
penopang kembali dan untuk perhitungan beban yang disalurkan ke
struktur selama proses.
2) Beban konstruksi yang melebihi kobinasi beban mati tambahan
ditambah beban hidup tidak boleh ditumpukan di atas bagian struktur
yang sedang dibangun tanpa penopang, kecuali jika analisis
menunjukkan bahwa bagian struktur yang dimaksud memiliki kekuatan
yang cukup untuk menumpu baban tambahan tersebut.
3) Tumpuan cetakan untuk beton prategang tidak boleh dibongkar sampai
kondisi gaya prategang yang telah diaplikasikan mencukupi bagi
komponen konstruksi yang diantisipasi.
7. Pekerjaan Perawatan
Pada saat beton mulai mengeras (±8 jam setelah proses pengecoran), maka
langsung dilakukan perawatan beton (curing). Permukaan pelat lantai dibasahi
dengan disiram menggunakan air secara merata. Perawatan beton bertujuan
untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai
tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton. Berdasarkan ketentuan Standar
Nasional Indonesi (SNI 2847:2013) :
a. Beton (selain beton kekuatan awal tinggi) harus dirawat pada suhu diatas
100C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7 hari.
b. Beton kekuatan awal tinggi harus dirawat pada suhu di atas 100C dan
dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 3 hari pertama
kecuali dirawat sesuai dengan perawatan dipercepat.
BAB III
PELAKSANAAN PKLI
Project Manager
Rina Firlia Sari, S.T.,M.T
Surveyor
Pak Sofyan
Ass Surveyor
1. Agus
2. Putra
1. Silo Alwi
2. Rahmat
Dari gambar 3.1 dan 3.2 Struktur organisasi proyek Pembangunan Apartrement
Princeton Boutique Living antar lain sebagai berikut :
1. Project Manajer
Project manager adalah orang yang mewakili perusahaan dalam
berhubungan dengan pemilik proyek (owner) dalam hal pekerjaan yang
dilakukan. Orang yang diberikan amanah sebagai project manager pada proyek
ini adalah Rina Firlia Sari, S.T.,M.T.
2. Quality Control
4. Site Operational
5. Staff Engineering
8. Asisten Surveyor
12. Mandor
Mandor adalah orang yang tugasnya memimpin beberapa tukang sekaligus
mengawasi pekerjaan mereka. mandor pada umumnya diberi tugas oleh
kontraktor (pemborong).
13. Kepala Logistik
Kepala logistik adalah orang yang melakukan pendatangan barang atau
bahan material, penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek ke
bagian pelaksana lapangan
14. Asisten Logistik