Anda di halaman 1dari 74

Gambar 2.1 Logo PT.

Marannu Maraya Maindan

[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri Indonesia mulai tertinggal dibanding negara-negara berkembang
lainnya. Hal itu disebabkan masih tingginya ketergantungan sektor industri
terhadap teknologi luar negeri. Sedangkan untuk beberapa negara
berkembang mereka telah beralih teknologi tinggi.
Arsitektur adalah seni dimana penerapan teknologi saling bergandengan.
Bagaimana teknologi menyempurnakan keindahan seni. Pengetahuan yang
luas mengenai teknologi membuat kelebihan tersendiri bagi penggunanya.
Perkembangan teknologi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan
arsitektur karena dengan adanya teknologi akan mempermudah pembuatan
atau perancangan gambar yang dahulunya dengan menggambar secara
manual dengan media kertas gambar,kalau sekarang dengan berkembangnya
teknologi kita dapat membuat atau merancang sebuah desain melalui media
elektronik (komputer) disamping hasil pembuatannya yang lebih rapih,juga
dalam mempersentasikan desain kita dengan menggunakan teknologi modern
seperti proyektor mempermudah kita menyampaikan rancangan desain kita
kepada klien.
Dalam pembuatan bangunan pun dengan adanya teknologi baru terhadap
peralatan bagunan juga mempermudah pengerjaan dan mempersingkat waktu
pembangunan. Jadi dengan berkembangnya teknologi sangat berpengaruh
terhadap arsitektur.
Oleh karena itu melalui Kerja Praktik ini mahasiswa jurusan Desain
(Arsitektur) diajak untuk turut serta dalam proses pelaksanaan, pengawasan
dan perencanaan suatu bangunan. Perlu untuk diketahui bahwa apa yang ada
di bangku kuliah tidak selamanya ada di lapangan dan sebaliknya apa yang
ada di lapangan belum tentu diajarkan di bangku kuliah. Dengan memadukan
keduanya mahasiswa jurusan Arsitektur akan lebih handal dan mahir dalam
bidangnya.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai berikut.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan ilmu yang


didapat di bangku kuliah dengan kondisi lingkungan kerja yang
sebenarnya
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana memecahkan dan menelaah
masalah yang terjadi di lapangan.
3. Mahasiswa dapat membandingkan teori yang di dapat dengan kenyataan
pada lapangan, dan bagaimana pertimbangan dan resiko yang di dapat.
4. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan teknologi yang kini
berkembang di duni kerja sehingga ketika terjun di dunia kerja mahasiswa
tidak heran dan kaget ketika praktik langsung di dalamnya..

Sasaran yang dicapai pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


sebagai berikut.

1. Mengetahui proses kerja atau kegiatan suatu biro konsultan pengawas dan
kontraktor pelaksana dalam mengelola suatu proyek.
2. Mengetahui tahapan-tahapan pengawasan dan pelaksanaan suatu proyek.
3. Mempelajari mekanisme kerja suatu perusahaan dengan melihat dan
mempelajari secara langsung tentang prinsip prinsip kerjanya.
4. Para praktikan dapat mengetahui manajemen suatu perusahaan baik biro
konsultan maupun kontraktor.
5. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum mata kuliah jurusan arsitektur.
Untuk melihat dan membandingkan antara teori yang didapat dalam proses
perkuliahan dengan teknis pelaksanaan di lapangan.

1.3 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pembahasan difokuskan pada perencanaan proyek Rehabilitasi &
Renovasi Gedung Kejaksaan Tinggi yang terletak pada Jl. Bung Tomo
Samarinda Seberang. Batasan pembahasan menyesuaikan dengan waktu
Praktek Kerja Lapangan yang sudah di tentukan yaitu kurang lebih 45 hari
kerja dari tanggal 20 Juni 2016 hingga 29 Agustus 2016.

1.4 Metodologi Penulisan


Metodologi merupakan metode penulisan yang digunakan dalam
penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan.
1.4.1. METODE FIELD RESEARCH

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 2


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Metode dalam hal ini merupakan pengamatan dan penelitian langsung


pada proyek yang dijalankan, sehingga data-data didapat secara akurat.
1.4.2. TEKNIK OBSERVASI
Melakukan survey dilapangan sehingga mengetahui pasti keakuratan data
yang didapat.
1.4.3. TEKNIK WAWANCARA
Mengumpulkan data-data dengan cara mewawancarai Pembina maupun
pekerja yang berada dilapangan sehingga wawasan yang kita dapat meluas.
1.4.4. METODE LITERATUR
Mencari data melalui catatan, buku, dokumen dan internet yang
berhubungan dengan kegiatan proyek.
1.4.5. METODE ANALISIS SINTESIS
Menganalisis masalah yang ada didalam proyek pada PKL serta memilih
solusi permasalahan yang tepat.

1.5 SistematikaPenulisan
Adapun sistem penulisan dalam penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran penulisan, lingkup
pekerjaan, metode penulisan serta sistematika penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Berisikan uraian tentang latar belakang perusahaan, ruang lingkup pekerjaan,


keterangan perusahaan dan deskripsi proyek yang bersangkutan.
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang latar belakang proyek, acuan desain dan struktur
yang digunakandalam proyek serta hal-hal yang berhubungan dengan proyek.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Bab ini berisikan tentang proses, tahapan, tatacara, peralatan dan


perangkat kerja dalam perencanaan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada proyek tersebut.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Latar Belakang

Setiap kegiatan pembangunan selalu diharapkan dapat memberikan


hasil dan daya guna optimal, dengan penggunaan sumber daya yang ada, guna
terwujudnya kegiatan tersebut, diperlukan pengelolaan dengan sistem dan
metode yang tepat, cermat, dan akurat melalui lembaga yang terorganisir,

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 4


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

didukung dengan personil yang memiliki keahlian dari berbagai disiplin,


keterampilan dan pengalaman kerja profesional, agar terjadi interaksi dan
interelasi dalam proses pembangunan
CV. Maraya yang berdiri sejak Desember 2007 dan pada tahun 2015
berubah nama menjadi PT. Marannu Maraya Maindan, dengan dukungan staff
perusahaan dari berbagai keterampilan dan pengetahuan menawarkan
Layanan Jasa Konsultansi Profesional dengan berbagai bidang kegiatan dan
berupaya menerapkan langkah-langkah siklus manajemen sesuai jenis dan
tahap dalam masing-masing proses pembangunan, dengan tujuan mencapai
sasaran optimal yang mengutamakan akurasi kualitas hasil secara total.
PT. Marannu Maraya Maindan beralamat di Jalan M.T. Haryono, Perum
Bukit Mediterania Cluster Monaco no. 39 Kota Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur Telepon 0541 7273684 Fax 0541 7273684, untuk turut
berpartisipasi dalam pembangunan melakukan pembenahan diri dan
menambah personil tenaga ahli sesuai tuntutan zaman.
PT. Marannu Maraya Maindan bergerak dibidang perencanaan dan
pengawasan baik untuk usaha arsitektur, sipil, listrik, lingkungan, managemen
konstruksi maupun proyek-proyek studi pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat.

2.2 Visi dan Misi

PT. MARANNU MARAYA MAINDAN mempunyai Visi sebagai berikut:


TO BE BECOME LEADING CONSULTANT, WITH SMART SOLUTION,
BASED ON PROFESSIONAL INTEGRITY Posisi sebagai konsultan
terkemuka; Mempunyai keunggulan produk Solusi yang Cerdas; Citra
perusahaan yang mempunyai integritas professional.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 5


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Sedangkan Misi PT. MARANNU MARAYA MAINDAN adalah: FUTURE


Berorintasi ke depan menangkap tantangan prospek dan menyiapkan rencana-
solusi untuk menyelesaikan masalah.

FOCUS
Kejelasan dalam mendefinisikan target, untuk merumuskan strategi
bersaing dan menempatkan posisi bersaing yang lebih spesifik.
FRIENDLY
Hangat dan trampil dalam berkomunikasi untuk menciptakan loyalitas
pelanggan dan karyawan.

FAIRNESS
Jujur, terbuka, menjunjung tinggi etika profesi, untuk menciptakan citra
sebagai konsultan yang memiliki integritas professional.
FASTNESS
Berpikir cepat, keputusan cepat dan bertindak cepat untuk lebih cepat
dalam menangkap peluang dan menang dalam persaingan.
FAULTESS
Menciptakan kesempatan produk dan produk terbaik untuk pelanggan.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur Organisasi Perusahaan merupakan suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan funsi dibatasi.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 6


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

2.4 Logo perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaan


2.5 Hasil Karya yang pernah dibuat oleh PT. Marannu Maraya Maindan

PT. Marannu Maraya Maindan bergerak dibidang perencanaan dan


pengawasan baik untuk usaha arsitektur, sipil, listrik, lingkungan, manajemen
konstruksi maupun proyek-proyek studi pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat yang sudah banyak mengambil proyek, baik itu
dari pihak pemerintah maupun swasta. Adapun hasil-hasil proyek sebagai
berikut :

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 7

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Jaya Kedhaton


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 2.2 Master plan dan DED Pembangunan


Poltekes Prov. Kaltim di Balikpapan

Gambar 2.3 Pembangungan Masjid UPTD SKOI Dispora


Prov. Kaltim

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 8


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 2.4 Prespektif Gedung DED Sarana dan


Prasarana Pendidikan UPTD SKOI Dispora Prov. Kaltim

Gambar 2.5 Pembangunan Gedung Sekretariat KONI


Prov. kaltim

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 9


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 2.6 Pembangunan Gedung Auditorium RRI Kota


Samarinda

Gambar 2.7 Pembangunan Gedung Kempo di Bontang

Gambar 2.8 Pembangunan Gedung VVIP Bandara


Sepinggan Balikpapan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 10


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 2.9 Pembangunan Gedung Sport Centre di


Bontang

Gambar 2.10 Pembangunan Hotel Grand Kartika Samarinda

Gambar 2.11 Pembangunan Arena Gedung Bowling dan Golf

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 11


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 2.12 Pembangunan Gedung VVIP Bandara


Kalsel

Gambar 2.13 Pembangunan Gedung PU UPTD Selatan

Gambar 2.14 Pembangunan Gedung VIP Bandara


Syamsuddin Noor Kalsel

2.6 Pengalaman Perusahaan


PRAKTIK KERJA LAPANGAN 12
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Dari banyaknya proyek yang telah diselesaikan oleh PT. Marannu Maraya
Maindan, baik swasta maupun proyek pemerintah dibidang perencanaan dan
pengawasan
Adapun beberapa proyek yang telah dikerjakan dalam 2 tahun terakhir
yang ada pada tabel dibawah ini :

Proyek Lokasi Customer


Perencanaan Pembangunan
Gabungan Kantor
(Pertanian, Perikanan & Dinas PU Kab.
Tanjung Selor
Kelautan, dan Bulungan
Pertambangan)

Perencanaan Revitalisasi Dinas


SMPN 1 Bontang Bontang Pendidikan Kota
Bontang
Perencanaan Pembangunan
Gedung Kantor (Pertanian, Dinas PU Kab.
Tanjung Selor
Perikanan & Kelautan, dan Bulungan
Pertambangan)
Badan
Perencanaan Pembangunan Penanggulanga
Gedung Workshop Samarinda n Bencana
Penanggulangan Bencana Daerah Prov.
Kaltim
Pengawasan Tanggul Kementrian
Pemecah Gelombang Larantuka Perhubungan
dengan Blok Beton 1 Paket Larantuka
Pengawasan Teknis
Pembangunan Jalan & Dinas PU
Malinau
Jembatan (DAS) Desa Kuala Kab.Malinau
Lapang
Pengawasan Rehab Museum Dinas PU
Malinau
Kab. Malinau Kab.Malinau
Dishub
Perencanaan teknis lanjutan
komunikasi &
pembangunan bandara Malinau
informatika
mahakbaru
kab. Malinau
Perencanaan teknis bontang Dinas PU kota
pemagaran kantor bontang
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 13
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

kecamatan bontang selatan


Pengawasan pembuatan Kec. Sesayap
Sesayap Hilir
taman/kolam kantor camat Hilir
Dinas
perikanan,kelau
Perencanaan bangunan
Bontang tan dan
rumah kompos
pertanian kota
bontang
Perenanaan teknis
Dinas cipta
pembangunan sekolah
Samarinda karya dan tata
terpadu SMU/SMK di kel. Loa
kota samarinda
Bahu
Perencanaan Full desain
SMKN Agro Tenggarong
DISPEN, Kab.
seberang kec. Tenggarong Tenggarong
Kukar
seberang, kabupaten kutai
karta negara
Perencanaan pembangunan
Kementrian
gedung Kantor kementrian Balikpapan
Agama
Agama Kota Balikpapan
Balai
Perencanaan Pembangunan
Pelestarian
Gedung Kantor Tahap II Samarinda
Cagar Budaya
BPCB Samarinda
Samarinda
Perencanaan Pembangunan Dinas PU Prov.
Balikpapan
Gedung Poltekes Balikpapan Kaltim
Pengawasan pembangunan
Dinas PU Prov
Gedung Kantor UPTD
Balikpapan Kal-Tim, UPTD
pemeliharaan Infrastruktur
Wil. Selatan
PU Wilayah Selatan Tahap II
Pengawasan Pengadaan
Konstruksi Gedung kantor
Dinas PU
(Tahap IV) UPTD
Sangatta Prov.Kal-Tim,
pemeliharaan Infrastruktur
UPTD Wil. Timur
Pekerjaan Umum Wilayah
Timur
Pengasan (Supervisi)
pembangunan Guest House Dinas PU Prov
Balikpapan
Pemprov. Kaltim di Kal-Tim
Balikpapan
Perencanaan Rehab Gedung Samarinda Dinas PU Prov.
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 14
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

PKK Prov. Kal-Tim Kal-Tim


Dinas
Perencanaan Rehabilitas Pertambangan
Samarinda
Gedung Kantor dan energi
Prov. Kal-Tim
Pengawasan (Supervisi)
pembangunan Gedung
Sarana Ibadah Gereja Dinas PU Prov.
Kab. Kutim
Kemah Injil Indonesia di Kal-Tim
Sangatta Lokasi Kab. Kutai
Timur
Tabel 2.1 Karya Perusahaan PT. Marannu Maraya Maindan

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Tinjauan Mengenai Proyek Konstruksi


Proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proyek yang melibatkan
banyak pihak dan terjadi banyak proses yang kompleks sehingga setiap
proyek unik adanya. Sedangkan pengertian proyek konstruksi adalah satu
rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya
berjangka pendek.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengelola
sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.
Pada umumnya di masyarakat, proyek konstruksi diartikan sebagai proses
pelaksanaan pembangunan fisiknya saja, yang dimotori dan dilaksanakan oleh
kontraktor.
Sedangkan proyek konstruksi sebetulnya sudah dimulai sejak timbulnya
prakarsa dari pemilik proyek untuk membangun, yang dalam proses

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 15


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

selanjutnya akan melibatkan dan sekaligus dipengaruhi oleh perilaku berbagai


unsur seperti konsultan, kontraktor, termasuk pemiliknya sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan suatu proyek konstruksi bukan hanya dilihat
dari hasil konstruksi fisik saja, tetapi lebih dikaitkan pada pencapaian tujuan
fungsionalnya. Oleh karena itu dituntut hubungan kerjasama yang baik
antaraunsur-unsur yang terlibat di dalam proses konstruksi.
Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi
dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari
beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Pada umumnya kegiatan konstruksi
diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-
orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya
diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang
kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah
konstruksi.

Dalam melakukan suatu kegiatan konstruksi biasanya dilakukan sebuah


perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya
yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat
pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan
menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan,
dampak lingkungan,keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material
bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya
penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain
sebagainya.
Pekerjaan perencanaan adalah langkah awal dalam sebuah gambar ,
biaya dan jadwal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Adapun
konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek. Konsultan Perencana adalah
pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik
swasta maupun pemerintah. Tugas konsultan perencana dalam pelaksanaan
proyek konstruksi adalah :

Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik


bangunan.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 16


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Membuat gambar kerja pelaksanaan.

Membuat Rencana kerja dan syarat sayarat pelaksanaan bangunan


( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan.

Membuat rencana anggaran biaya bangunan.

Memproyeksikan keinginan keinginan atau ide ide pemilik ke


dalam desain bangunan.

Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan


pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di
wujudkan.

Mempertanggung jawab desain dan perhitungan struktur jika terjadi


kegagalan konstruksi.

Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang


dilakukan sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan
selanjutnya dilakukan penjadwalan.

3.2 Unsur-Unsur Pelaksanaan Konstruksi

Unsur pelaksanaan proyek merupakan faktor utama dalam


merealisasikan kegiatan-kegiatan pembangunan yang ada di suatu proyek.
Orang/badan yang membiayai, merencanakan dan melaksanakan bangunan
tersebut disebut unsur-unsur pelaksanaan proyek konstruksi (Ervianto, 2005).
Unsur-unsur pelaksana pembangunan yang terlibat dalam kegiatan
pembangunan yaitu : owner, konsultan perencana (struktur dan arsitek),
kontraktor/pemborong, dan konsultan pengawas.

Keberhasilan dalam usaha pembangunan proyek tergantung dari kerja


sama yang diciptakan oleh ketiga unsur pelaksana pembangunan, yakni

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 17


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

pengaturan masing-masing unsur serta pengaturan kerja yang tertib dan


teratur dalam menciptakan kesatuan fungsional dan tindakan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Disamping itu keempat unsur tersebut harus bekerja
sesuai dengan hukum dan peraturan dalam surat perjanjian pemborong atau
dokumen kontrak yang telah disepakati dan ditandatangani bersama.

3.2.1 Pemilik Proyek

Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia
jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut (Ervianto, 2005).
Pemberi tugas dalam surat perjanjian pemborongan adalah sebagai
pihak pertama dan dapat mengambil

keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan,


dengan cara menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal
diluar kontrak yang ditetapkan dalam undang-undang didalam surat
perjanjian kerja (SPK). Pemberi tugas juga berwenang untuk
memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada kontraktor.

Menurut Ervianto (2005) tugas dan wewenang pemilik proyek adalah :

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).

2. Meminta laporan secara perodik mengenai pelaksanaan pekerjaan


yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.

3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh


pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 18


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia


jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah
bangunan.

6. Ikut mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan


dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik.

7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

8.Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai


dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan
apa yang dikehendaki.

9. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing


kontraktor.

10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara


memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi
hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.

3.2.2 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perorangan


yang diberi tugas oleh pemberi tugas untuk merencanakan dan
mendesain bangunan sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Selain
itu juga memberikan saran dan pertimbangan akan segala sesuatu yang
berhubungan dengan perkembangan proyek tersebut.

Perencana juga bertugas untuk memberikan jawaban dan penjelasan


atas hal-hal yang kurang jelas terhadap gambar rencana dan rencana
kerja dan syarat-syarat. Perencana juga harus membuat gambar revisi
bila terjadi perubahan-perubahan rencana dalam proyek. Pekerjaan
perencanaan meliputi perencanaan arsitektur, struktur, mekanikal dan
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 19
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

elektrikal, anggaran biaya serta memberikan saran yang diperlukan


dalam pelaksanaan pembangunan

Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah :

1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar


rencana, rencana kerja, syarat-syarat, dan hitungan struktur, rencana
anggaran biaya

2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek,


konsultan supervisi, dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan

3. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan

4. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

5. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-


hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan
syarat-syarat

3.2.3 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik


swasta atau instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang
bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya proyek agar mencapai
hasil kerja yang optimal menurut persyaratan yang ada (Ervianto,
2005).

Tugas konsultan pengawas antara lain :

1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah


ditetapkan.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 20


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam


pelaksanaan pekerjaan.

3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran


informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.

5. Menghidari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta


menghindari pembengkakan biaya.

6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar


dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kuwalitas,
kuwantitas serta waktu pelaksanaan yang ditetapkan.

7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan


kontraktor.

8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan


yang berlaku.

9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).

10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau


berkurangnya pekerjaan.

3.3 Hubungan Kerja


Yang dimaksud dengan hubungan kerja adalah hubungan dalam
pelaksanaan pekerjaan antara keempat unsur pelaksanaan proyek konstruksi.
Dalam pengelolaan suatu proyek perlu dijamin adanya hubungan yang baik
antara unsur-unsur yang terkait. Semua pihak dari keempat unsur pelaksana
harus tunduk dan patuh kepada peraturan-peraturan yang telah disusun baik
dari segi teknis maupun administratif.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 21


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Penyimpangan yang terjadi akan mengakibatkan kesulitan dan


ketidaklancaran pelaksanaan pembangunan. Menurut (Ervianto, 2005) secara
garis besar pola hubungan kerja sebagai berikut.

3.3.1 Hubungan antara pemilik proyek/owner dengan konsultan


perencana

Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan konsultan


perencana diatur sebagai berikut ini:

1. Ikatan kontrak.

2. Konsultan perencana kepada pemilik proyek/owner, menyerahkan


jasa/karya perencanaan teknis bangunan gedung beserta
kelengkapannya.

3. Pemilik proyek/owner kepada konsultan perencana, memberikan


imbalan atas jasa/biaya perencanaan.

3.3.2 Hubungan antara pemilik proyek/owner dengan kontraktor

Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan kontraktor adalah


sebagai berikut ini.

1. Ikatan kontrak.

2. Pemilik proyek/owner kepada kontraktor, memberikan imbalan atas


jasa/biaya pelaksanaan proyek.

3. Kontraktor kepada owner, menyerahkan jasa bangunan gedung dan


kelengkapannya.

3.3.3 Hubungan antara pemilik proyek/owner dengan konsultan


pengawas

Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan pengawas adalah


sebagai berikut ini.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 22


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

1. Ikatan kontrak

2. Pemilik proyek/owner kepada konsultan pengawas, memberikan


imbalan jasa/biaya pengawasan proyek.

3. Konsultan pengawas kepada pemilik proyek/owner, memberikan jas


pengawasan pekerjaan proyek mulai dari awal proyek sampai pada
finishing proyek.

3.3.4 Hubungan kerja antara konsultan pengawas dengan kontraktor

Hubungan kerja antara konsultan pengawas dengan kontraktor adalah


sebagai berikut ini.

1. Kontraktor mengadakan konsultasi dengan pengawas dan


perencanaan.

2. Pengawas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan


pekerjaan.

3.4 Manajaemen Prroyek

Mengingat kompleksnya kegiatan proyek konstruksi agar dapat mencapai


hasil yang maksimal diperlukan suatu sistem pengelolaan yang baik yang
disebut manajemen proyek konstruksi.Definisi manajemen proyek menurut
Ervianto (2005) adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk
menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

Bangunan konstruksi dapat menghasilkan rancangan yang baik, bila


awalnya telah dipikirkan bagaimana cara membangunnya. Kegagalan
konsultan perencana memperkirakan bagaimana suatu rancangan dibangun
oleh kontraktor dapat menyebabkan permasalahan yang menimbulkan
kenaikan biaya dan keterlambatan jadwal pelaksanaan konstruksi.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 23


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan constructability, yaitu


dengan melibatkan tenaga ahli konstruksi yang berpengetahuan dan
berpengalaman untuk ikut serta dan memberi masukan pada tahap
perancangan. Hal ini lebih menjamin agar rancangan disusun dengan
menggunakan metode dan teknologi yang dapat diterapkan oleH kontraktor.

3.5 Gambar Kerja Arsitektur

Gambar Kerja adalah hasil pengerjaan dari suatu proyek dimana itu
berkaitan dengan suatu bangunan. Gambar kerja juga merupakan acuan dan
pedoman yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan baik untuk
rumah tinggal sederhana ataupun bangunan komersial lainnya, dengan adanya
gambar kerja, proses pembangunan akan lebih cepat, efektif, dan efisien, serta
terhindar dari pekerjaan bongkar pasang.

Disamping itu, rumah/bangunan akan memiliki estetika yang tinggi serta


kualitas bangunan yang terjamin bila direncanakan terlebih dahulu terlebih
dulu dalam bentuk gambar. Adapun gambar-gambar yang terlampir dalam
gambar kerja sebagai berikut :

- Layout plan adalah denah yang dilengkapi dengan lingkungan, jalan, dan
bangunan disekitarnya.
- Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal
setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan denagn bagian atas
bangunan dihilangkan. Berfungsi sebagai mengetahui susunan ruang,
dimensi ruang, letak pintu dan bukaan, dan isi ruang. Denah juga bisa
digunakan untuk mengetahui letak-letak struktur seperti pondasi, kolom
dll.
- Potongan adalah gambar yang memperlihatkan bagian dalam bangunan
yang terpotong, biasanya gambar ini terdapat 2 potongan yaitu, potongan
vertikal dan horizontal. Berfungsi untuk mengetahui struktur bangunan
dan dimensi tinggi ruang.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 24


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

- Detail dalam gambar kerja biasanya ada 2 yaitu, detail struktur merupakan
gambar yang memperlihatkan lebih rinci atau dalam skala yang lebih besar
sehingga apa yang mau dilihat lebih fokus dan jelas. Sedangkan detail
arsitektur adalah gambar yang memperlihatkan bagian dari bangunan yang
menonjol atau unsur yang mendukung estetika bangunan.
- Tampak adalah wujud bangunan secara dua dimensi yang telihat dari luar
bangunan. Berfungsi untuk melihat proporsi bangunan terhadap lingkungan,
gaya arsitektur, warna dan material serta estetika (keindahan).
- Persfektif merupakan proyeksi suatu benda (bangunan) dengan garis
kovergen menuju ke sebuah titik pengamatan yang hasilnya hampir sama
dengan pandangan mahluk hidup, seperti mata manusia, mata cacing, mata
burung dll. Persfektif pada arsitektur digunakan untuk melihat tampilan baik
itu eksterior maupun interior.(egenyoungganers.blogspot.co.id)
-

3.6 Struktur Bangunan


Menurut Scodek tahun 1998, Definisi Struktur dalam bangunan adalah
sebagai sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunanya atau
kehadiran bangunan kedalam tanah. Struktur juga merupakan tata ukur, tata
letak dalam suatu sistem yang membentuk suatu kerja. Dalam ilmu Arsitektur,
struktur berhubungan dengan sistem penyaluran atau distribusi gaya-gaya
eksternal maupun internal ke dalam bumi

Jadi, Struktur pada bangunan merupakan hal yang penting untuk dilakukan
atau dibuat karena selain dapat mendirikan atau mewujudkan desain yang ada
ke bentuk yang bisa digunakan yaitu bangunan, juga dapat menyalurkan
beban mati (perabot didalam bangunan) maupun beban hidup (pengguna
bangunan/mahluk hidup) dari atas bangunan ke dasar tanah sehingga
kestabilan pada bangunan tercipta. Ada 3 bagian besar dalam struktur
bangunan, yaitu Bagian kaki, badan, dan kepala.

3.6.1 Struktur Bawah Bangunan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 25


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Struktur ini disebut juga sebagai bagian kaki pada bangunan, ini
merupakan tahap awal pembuatan bangunan. Adapun macam-macam
struktur yang terdapat dibagian bawah sebagai berikut :

1. Pondasi
Pondasi adalah konstruksi yang paling terpenting pada bangunan,
karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban bangunan
yang berada diatasnya dan gaya-gaya dari luar. Banyak macam
pondasi yang dikenal didunia Arsitektur yaitu :
A. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal merupakan pondasi yang tidak
membutuhkan galian tanah yang terlalu dalam karena lapisan
tanah dangkal sudah cukup keras, dan biasanya penggunaan
pondasi seperti ini gunakan pada bangunan sederhana atau pagar
pembatas, saluran irigasi dan lain sebagainya.
Berikut beberapa yang termasuk dalam Pondasi Dangkal :
Pondasi Footplat / Tapak adalah konstruksi pondasi yang
umumnya menggunakan beton bertulang dengan ukuran
tertentu. Biasanya pondasi ini digunakan oleh bangunan dua
lantai.

Pondasi Batu kali biasa digunakan pada rumah tinggal,


Gambar 3.1 Contoh Pondasi Tapak
karena selain pembuatan atau pemasangan yang relatif murah
juga kuat dan masih banyak digunakan oleh kalangan
masyarakat.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 26

Gambar 3.2 Contoh Pondasi Batu Kali


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Pondasi Telapak Menerus adalah pondasi telapak yang


dibuat menerus sepanjang dinding.

Pondasi Umpak adalah pondasi setempat yang terletak


dibawah kolom kayu atau bambu.

Gambar 3.3 Contoh Pondasi Tapak Menerus

Gambar 3.4 Contoh Pondasi Umpak

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 27


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

B. Pondasi Dalam
Pondasi dalam merupakan pondasi yang membutuhkan
pengeboran atau penggalian dalam karena lapisan tanah yang
baik berada di kedalaman yang lebih dalam, biasanya digunakan
untuk bangunan besar seperti jembatan, struktur lepas pantai,
daln lain sebagainya.
Berikut beberapa yang termasuk dalam Pondasi Dalam :
Pondasi Tiang Pancang merupakan bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur
atas ke tanah.

Gambar 3.5 Contoh Pondasi Tiang Pancang

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 28


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 3.6 Contoh Pondasi Borepile

2. Sloof
Sloof adalah struktur yang terletak diatas pondasi, berfungsi untuk
meratakan beban yang diterima oleh pondasi juga sebagai pengunci
dinding agar saat terjadi pergerakan pada tanah dinding tidak roboh.
Sloof sangat berperan pada kekuatan bangunan. Bahan yang
digunakan adalah beton dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 koral.

Gambar 3.7 Contoh Potongan Sloof


3.6.2 Struktur Tengah Bangunan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 29


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Struktur ini disebut juga sebagai bagian badan pada bangunan, ini
merupakan tahap kedua setelah tahap awal pembuatan bangunan. Adapun
macam-macam struktur yang terdapat dibagian tengah sebagai berikut :

1. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan
yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keutuhan
pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total semua struktur.
Adapun Jenis yang digunakan pada bangunan adalah Kolom ikat
(Tie column) menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini
merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok
memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat
sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri.

Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan


dan beban lain seperti beban hidup, beban mati, dan beban hembusan
angin Struktur kolom terbuat dari besi dan beton, dimana besi merupakan
material yang tahan tarikan sedangkan beton adalah material yang tahan
tekanan. Sehingga bila menggunakan struktur ini pada kolom dapat
memungkinkan bagian strukturalnya bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan. Adapun macam kolom yang digunakan untuk
mendesain rumah tinggal adalah :

- Kolom Utama adalah kolom yang berfunsi untuk menyangganh beban


utama yang berada diatasnya.
- Kolom Praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama
dan juga sebagai pengikat dinding agar stabil, jarak kolom maksimum
3,5 m atau pada pertemuan pasangan bata.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 30


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

(muharrikyanuar.wordpress.co.id)

2. Dinding Gambar 3.8 Contoh Potongan Kolom


Dinding untuk bangunan dibuat sebagai pembatas antar ruang luar
dan ruang dalam, sehingga menjadi pelindung dari gangguan cuaca, serta
lingkungan sekitar. Fungsinya juga sebagai sekat antar ruang sehingga
jelas area masing-masing ruangan, seperti ruang tamu dipisahkan dengan
kamar tidur dll.
Salah satu jenis dinding yang paling dikenal adalah Bata merah yang
direkarkan dengan Spesi campuran. Ukuran bata merah adalah :
- Bata ukuran besar = 4 x 11 x 20 cm
- Bata ukuran kecil = 3 x 7 x 13 cm

Gambar 3.9 Contoh Pemasangan Bata


Pada pemasangannya, terdapat beberapa macam dinding bata yaitu
dinding trasraam dan dinding bata biasa. Dinding trasraam digunakan
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 31
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

untuk dinding yang bisa menahan air dari ruang yang basah seperti pada
kamar mandi. Dinding trasraam berbeda dari dinding bata biasa karena
perbandingan campuran adukannya. Dinding trasraam memakai
perbandingan 1 semen : 2 pasir, untuk dinding bata biasa mengunakan
perbandingan 1 semen : 4 pasir. (probohindarto.wordpress.co.id)

3. Ringbalk

Gambar 3.10 ContohRingbalk


Potonganadalah bagian dari struktur bangunan
Ringbalk
seperti balok yang terletak diatas dinding bata,
yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan
beban yang diterima oleh kuda-kuda.
Pemasangan ringbalk maksimum 4M dari sloof, idealnya 3M.
Dimensi ringbalk biasanya digunakan 15cm x 15cm dengan tulangan
pokok (Besi beton) 4 diameter 8mm (4 d 8) denagn begel diameter 6 jarak
15cm (d 6 - 15). (aarsitek.blogspot.co.id)

3.6.3 Struktur Atas Bangunan


Konstruksi atap adalah konstruksi yang terdiri dari balok melintang
(yang menerima gaya tarik), balok sebagai penopang atau tiang (yang
menerima gaya tekan) guna menyangga dari gording dan kasau serta
pelapis atap. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan
dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat,
tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material
yang mudah didapat.
Konstruksi rangka atap 3.10
Gambar yangContoh
digunakan adalahRing
Potongan rangka
Balkatap kuda-
kuda. Rangka atap atau kudakuda adalah suatu susunan rangka batang
yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri
dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 32
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

kudakuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga.


Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka
konstruksi kudakuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka
batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang
nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami
perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya.
Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya
horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban
vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban
atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah
beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan
beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki
atap).

.
Gambar 3.11 Potongan Kuda-kuda
Tiga komponen penyusun atap:
1. struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);
2. penutup atap (genteng, polikarbonat);
3. pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan
beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan
penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 33


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok balok (dari


kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal kecuali pada struktur
atap dak beton. Jenis atap yang digunakan menggunakan jenis Atap Tenda
Patah (Joglo) dengan Soko Guru

Gambar 3.12 Atap Joglo den

Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan


angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan
talang.
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih
kecil pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan beban dari
penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada
titik-titik buhul kudakuda. Gording berada di atas kuda-kuda,
biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi
tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan
dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas
titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Bahan-bahan
untuk gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 34


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan


dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari
Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI terjadinya
pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording. Gording
kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12
cm dan lebar 10 cm. Jarak antargording kayu sekitar 1,5 sampai
dengan 2,5 m. Gording dari baja profil canal (Iight lip channel)
umumnya akan mempunyai dimensi; panjang satu batang sekitar 6
atau 12 meter, tinggi antara 10 sampai dengan 12 cm dan tebal
sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 sampai dengan
12 meter, dengan tinggi sekitar 10 sampai dengan 12 cm dan tebal
sekitar 0,5 cm.
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam
dan jurai luar.
c. Sagrod
Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan
kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser
(diperpanjang/diperpendek).
d. Usuk/kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran
5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40
sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak
lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan
menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu
sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
e. Reng

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 35


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan


panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap
dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari
asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan
pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada
arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang
dari penutup atapnya (genteng)
f. Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup
atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya
rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji
dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap
merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-
beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang
kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang
sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng,
polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

Gambar 3.13 Detail Kuda-kuda 1

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 36


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 3.14 Penutup Atap

Gambar 3.15 Detail Kuda-kuda 2

Menurut bahan material terdapat genteng beton, genteng tanah liat


tradisional dan genteng tanah liat keramik. Sedangkan menurut bentuknya,
genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S), genteng kodok, genteng
pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng
setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 37


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 3.16. Genteng Biasa (genteng S)

Gambar 3.17. Genteng Kodok

Gambar 3.18. Genteng Pres Silang

Atap genteng tanah liat tradisional


Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya. Gentang
terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar. Kekuatannya cukup.
Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya. Genteng
dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-
locking atau saling mengunci dan mengikat.
Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring waktu
yang berjalan. Biasanya akan tumbuh jamur di bagian badan genteng. Bagi
sebagian orang dengan gaya rumah tertentu mungkin ini bisa membuat
tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai
tampilan ini.
Atap genteng tanah liat keramik

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 38


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Bahan dasarnya tetap keramik yang berasal dari tanah liat. Namun
genteng ini telah mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada
permukaannya. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam dan
melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa 20 50 tahun dapat
ditanyakan ke distributor. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern
di perkotaan.
Atap genteng beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional,
hanya bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar,
kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap
air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan
pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40 tahun.
g. Rangka Atap
Rangka Atap Baja Ringan Rangka atap baja ringan terbuat dari
campuran zinc dan aluminium. Atap baja ringan terdiri dari beberapa
elemen seperti kuda-kuda sebagai struktur utama (biasanya berbentuk U),
reng sebagai pengikat kuda-kuda biasanya berbentuk V, sekrup dan
lempengan reng yang berfungsi untuk pengatur jarak genteng agar terlihat
rapi dan kokoh. Meskipun dari baja, beratnya hanya 10 kg/m2, jauh lebih
ringan daripada rangka atap atau kusen dari kayu. Hal ini karena bahannya
terbuat dari campuran seng (zinc) dan aluminium alloy (zincalume)
dengan komposisi 45 persen seng dan 55 persen aluminium. Selain lebih
ringan, produk ini antikarat, antirayap, antikorosi, tidak menjalarkan api,
tidak memuai, tahan lama (sampai 30 tahun) dan mudah dibersihkan. Bila
terjadi kebakaran dengan suhu di bawah 600 derajat celcius, rangka tidak
memuai dan runtuh.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 39


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 3.19 Contoh Rangka Atap Baja


Rangka baja ini terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil)
yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam
struktur rangka atap. Untuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording,
profil baja ringan ini biasanya berbentuk I atau U terbalik dan
memiliki ukuran yang lebih besar. Sedangkan reng ialah pengikat kuda-
kuda dan gording yang posisinya melintang di atas kuda-kuda dan
gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga
membentuk suatu kerangka yang kokoh. Lempengan reng adalah profil
yang paling kecil bentuk dan ukurannya. Fungsinya sebagai penahan
genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai pengatur jarak setiap baris
genteng agar lebih rapi dan lebih mencengkeram. Kelebihan dari
material atap ini ialah bobot beratnya yang demikian kecil dibandingkan
dengan material rangka atap lainnya. Dengan daya tahan terhadap tekanan
dan tarikan yang lebih unggul daripada material rangka kayu serta bobot
materialnya sendiri yang demikian ringan.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 40


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 3.20 Rangka Atap Baja Ringan

Gambar 3.21, Rangka Atap Baja Ringan 2

3.7 Gaya Arsitektur


Arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen
fisik yang diterapkan dalam bentuk modern tapi juga elemen non fisik
seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
Bangunan adalah sebuah kebudayaan seni yang terdiri dalam pengulangan
dari jumlah tipe-tipe yang terbatas dan dalam penyesuaiannya terhadap
iklim lokal, material dan adat istiadat. (Leon Krier).
Neo berasal dari bahasa yunani dan digunakan sebagai fonim yang
berarti baru. Jadi neo-vernacular berarti bahasa setempat yang di ucapkan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 41


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

dengan cara baru, arsitektur neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen


arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik
(konsep, filosopi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal
yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian
sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang
lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi
setempat.
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran
Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas
modernisme yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme
yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo-
Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya
mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta
budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara
bangunan, alam, dan lingkungan. pada intinya arsitektur Neo-Vernacular
merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan bata
pada abad 19 Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian
elemen-elemen arsitektur lokal, baik budaya masyarakat maupun bahan-
bahan material lokal.
Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki
kelengkapan berikut ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail
terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi
slogannya begitu manusiawi.
Arsitektur neo-vernakular, banyak ditemukan bentuk-bentuk yang
sangat modern namun dalam penerapannya masih menggunakan konsep
lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern.
Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi
masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan
adalah bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-
vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang
dikembangkan dalam bentuk modern

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 42


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Berikut bebeapa contoh gambar bangunan bergaya arsitektur Neo


Vernakular yang ada di kalimantan :

Gambar 3.22. Kantor Gubernur Kalimantan Barat

Gambar 3.23. Kantor Gubernur Kalimantan Timur

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 43


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 3.24. Kantor Kejaksaan Tinggi Samarinda

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Pelaksanaan PKL di PT. Marannu Maraya Maindan pada proyek
perencanaan perluasan dan rehabilitasi gedung kejaksaan tinggi
kalimantan timur berlangsung 2 Bulan, yaitu 45 hari kerja dimulai dari
tanggal 20 Juni 2016 sampai 29 Agustus 2016. Sebelum melaksanakan
PKL, penulis memasukan surat perijinan dari akademik 1 bulan sebelum
PKL dilaksanakan yaitu tanggal 20 Mei 2016 dan penyerahan surat
balasan dari perusahaan 1 minggu setelah mengirim surat perijinan
tersebut pada tanggal 28 Mei 2016.
Kemudian, setelah memasuki Praktek Kerja Lapangan yang telah
disepakati, penulis menempati posisi yang bertempat di ruang Konsultan
Perencana dan Pengawasan. Lalu, penulis mendapat pembimbing lapangan
yang dapat membantu proses praktik kerja lapangan agar berjalan dengan
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 44
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

lancar. Setelah 1 minggu melakukan pengenalan dan pembelajaran


mengenai hal-hal yang bersangkutan sebagai Konsultan Perencana, penulis
mendapat pekerjaan yang dimulai dari tanggal 25 Juni 2016 untuk
melakukan beberapa pengawasan proyek yang sedang dikerjakan PT
Marannu Maraya Maindan.

4.1.1 Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Pada hari Jumat, 24 Juni 2016 Pelaksana Proyek di lapangan
Memperkanlkan beberapa staff yang bersangkutan terhadap
kegiatan pelaksanaan dan pengawasan yang dikerjakan PT
Marannu Maraya Maindan.
Setelah kegiatan perkenalan selesai, penulis diminta untuk
bergabung bersama staff proyek palaksanaan perluasan dan
rehabilitasi gedung kejati kaltim.

4.2 Gambaran Umum Proyek


Pembangunan Perluasan Dan Rehabilitasi Gedung Kantor Kejati
Kaltim merupakan bangunan pelengkap bangunan Kejati yang telah ada
sekarang yang difungsikan sebagai tempat untuk menunjang berbagai
kegiatan Jaksa Tinggi maupun Staff lainnya.

Gaya Eksterior bangunan ini mengikuti gaya pada Bangunan


Gedung Kejati yang telah ada sekarang yang mengodopsi gaya Neo
Vernakular kalimantan timur. Pemilihan gaya ini di ambil untuk sebagai
identitas daerah bangunan itu sendiri

4.2.1 Studi Kasus


A. Survei Lokasi dan Proyek
Survei lokasi pekerjaan pembangunan Perluasan Dan Rehabilitasi
Gedung Kantor Kejati Kaltim dilakukan secara 2 tahap. Tahap pertama
dilakukan untuk mengetahui site plan keseluruhan area pembangunan
Perluasan Dan Rehabilitasi Gedung Kantor Kejati Kaltim dan memastikan
posisi yang akan dibangun serta posisi bangunan lain yang direncanakan
untuk pengembangan selanjutnya.

Tahapan selanjutnya melakukan survai untuk menyesuaikan ukuran


kebutuhan dengan tanah yang ada di lokasi, sehingga kesusaian rencana
dengan lapangan menjadi lebih falid. Dari survai lokasi yang dilakukan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 45


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

secara 2 tahap tersebut menghasilkan kebutuhan ruang yang menjadi


pedoman dalam merancanakan denah

Gambar 4.1. Site Lokasi Pembangunan Gedung Keajati

Pada tanggal 18 Juli


2016 penulis bersama beberapa
staff koordinator lapangan
Proyek Pembangunan Gedung

GambarKERJA
PRAKTIK 4.2. Hasil Survey dan Pengecekan Kolom Pedestal
LAPANGAN 46
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Kantor Kejati Kaltim melakukan Survey yang telah masuk tahap


Pekerjaan Titik Pancang.
Dari hasil survey dan pengecekan yang dilakukan penulis dan staff
koordinator lapangan mendapatkan hasil dimana akan dilakukan
pengkajian ulang pekerjaan pancang dimana akan terjadi pengurangan
jumlah titik pancang yang akan dimasukan di tiap titik kolom utama dari
yang sebelumnya 5 titik menjadi 4 titik pancang yang akan dimasukan
menggunakan alat pancang dengan kedalaman 10 meter ke dalam
permukaan tanah

4.3 Perencanaan

4.3.1 Perencanaan Denah

Denah disesuaikan dengan kebutuhan ruang yang diperlukan untuk


proses kegiatan Jaksa dan Staaf lainnya secara umum, Dari denah yang
muncul langsung di sesuaikan dengan kebutuhan ruang yang dinginkan.
Berikut gambar layout rencana pembangunan Gedung Kejati :

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 47

Gambar 4.3. Layout Plan Gedung Kejati


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 48


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.4. Siteplan Rencana Pembangunan Gedung Kejati


4.4 Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur tentunya tidak terlepas dari survai dan sondir


tanah yang dilakukukan di bererapa titik didalam denah bangunan.
Dari hasil data sondir yang telah dilakukan, Pancang yang akan
digunakan adalah Struktur pancang beton D 30 cm karena kondisi
tanah site yang memiliki kadar air tinggi. sehingga Struktur pancang
beton D 30 cm dengan kedalaman 10 meter. Mesin pancang yang akan
digunakan adalah mesin dengan kapasitas yang tidak akan
menimbulkan efek keretakan dan gangguan lainnya pada bangunan
sekitar lokasi proyek pada saat pekerjaan pancang dilakuk
Pondasi

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 49


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Struktur pondasi yang digunakan pada bangunan ini meggunakan


pondasi telapak (foot plate) 1 (Satu) tipe yaitu P1 ( 175 x 175 )
menggunakan 4 pancang.

Gambar 4.5. Rencana Pondasi Gedung Kejati

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 50

Gambar 4.4. Denah Pondasi Pembangunan Lintasan Sai


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.6 Detail Pondasi

Gambar 4.7. Tipe pondasi bangunan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 51


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.8 Penulangan Pondasi

Gambar 4.9 Gambar Pancang yang digunakan

Mesin Pancang
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 52

Gambar
Gambar
Gambar 4.22.
4.7 Tampak
4.8Potongan Bangunan
Potongan Pondasi
Pondasi P1P2
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Mesin Pancang yang digunakan pada proses pemancangan adalah


Hydraulic Jacking Injection. Pada Hydraulic Jacking Injection System,
injeksi tiang pancang dilakukan dengan menekan tiang pancang ke dalam
tanah menggunakan alat Hydraulic Static Pile Driver atau HSPD.
Untuk sistem ini sebenarnya tidak diperlukan lagi loading test,
karena Manometer Gauge pada alat pancang HSPD langsung dapat
memperlihatkan daya dukung (Bearing Capacity) dari setiap tiang
pancang.
Keunggulan Sistem ini adalah ramah lingkungan karena dalam
pelaksanaan pekerjaannya hampir tidak menimbulkan getaran dan
kebisingan. Karena itu sistem Jacking Pile dapat digunakan pada hampir
semua area, terutama area perkotaan dan padat penduduk dimana
bangunan-banguann saling bersebelahan.
Proses pelaksanaannya juga cukup cepat, produktivitasnya bisa
mencapai 100 m tiang terpancang per hari untuk satu alat HSPD.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 53


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.10 Gambar Mesin / alat Pancang yang digunakan

Gambar 4.11 Detail Pancang yang digunakan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 54


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.12 Proses pancang masuk ke lokasi proyek

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 55


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.13 Proses Pembesian


Gambar diatas merupakan keguatan penulis sebagai pengawas
lapangan pengerjaan proyek Gedung kejaksaan tinggi kalimantan timur,
pada gambar tersebut penulis sedang melakukan pengawasan pengerjaan
pembuatan tulangan Pondasi dan sloof yang dikerjakan selama satu
minggu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, dan dikerjakan oleh
18 tenaga kerja dan 3 tenaga ahli dalam bidangnya.

Selama seminggu pengerjaan pembuatan tulangan Pondasi dan


sloof tersebut seperti biasanya dalam sebuah hal pengerjaan proyek selalu
mengalami beberapa kendala dalam pengerjaannya seperti, terjadi
pemadaman listrik sehingga menyebabkan kendala pada alat pemotong
besi, kesalah pahaman antara tenaga kerja dan konsultan pengawas.

Kolom

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 56


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Bangunan ini terdidri 3 lantai dan 1 lantai basement sehingga penggunaan


kolom pada bangunan ini menggunakan kolom ukuran Diamter 60 cm dengan
menggunakan besi ukuran
Gambar D 22 Perletakan
4.14 Rencana 10 600, Kolom Lt Dasar Gedung Kejati

Gambar 4.15 Detail Kolom yang digunakan.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 57


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Pada bagian teras depan terdapat beberapa kolom spiral yang akan
digunakan pada pintu masuk dengan ukuran diameter 50 cm dan
memiliki tinggi 3 meter

Gambar 4.16 Detail KolomTeras.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 58


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Balok & Plat Lantai


Penggunaan balok lantai pada bangunan ini menggunakan balok
B1 ukuran 35 x 50 cm dengan menggunakan besi ukuran D 19 10
20, dengan panjang 3 6 meter. Dan balok B2 ukuran 25 x 40 cm dengan
menggunakan besi ukuran D 16 10 15. Masing masing
menggunakan balok lapangan dan balok tumpuan.

Gambar 4.17 Rencana Balok Lt 2 Gedung Kejati

Gambar 4.11 Denah Balok Lantai

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 59

Gambar 4.18
Gambar
Rencana
4.12 Detail
Balok Balok
Lt 3 Gedung
Lantai Kejati
1
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.19 Rencana Balok Lt 4 Gedung Kejati

Tangga

Konstruksi tangga pada perencanaan bangunan bertingkat seperti pada rumah


atau bangunan-bangunan publik perlu dirancang sebagus dan senyaman mungkin.
Fungsi dari tangga sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lantai
tingkat lainnya pada suatu bangunan. Dalam perencanaan tanggapun perlu kita

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 60

Gambar 4.20 Detail Tulangan Balok Gedng Kejati


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

perhatikan sudut tangga supaya nyaman, efesien dan mudah dijalani, termasuk
dari kemiringan tangganya itupun sendiri. Kemiringan tangga yang ideal 40,
karena pada waktu menjalaninya tidak terasa lelah pada waktu arah naik, serta
tidak berbahaya pada waktu arah turun dari tangga.

Gambar 4.21 Detail Tangga Teras Gedung Kejati

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 61


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.22 Detail Tulangan Teras Gedung Kejati

Gambar 4.23 Potongan Tangga dalam bangunan Gedung Kejati

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 62


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.24 Detail Tulangan Tangga bangunan Gedung Kejati

Pada perencanaan tangga


ini, dibutuhkan juga tangga darurat untuk
keperluan evakuasi maupun untuk alternatif transportasi vertical yang akan
digunakan oleh para penghuni bangunan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada perencanaan tangga darurat seperti penempatan yang harus
tepat dan effesien.

Gambar 4.25 Potongan Tangga Darurat Gedung Kejati

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 63


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.26 Detail Tulangan Tangga Darurat Gedung Kejati

Lift
Karena bangunan ini memiliki 4 lantai, sehingga diperlukan lift
sebagai penambah transportasi vertikal selain tangga, Sebelum merencanakan
lift ada beberapa teori mengenai perencanaan sebuah lift pada bangunan
bertingkat lebih dari 4
Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk
mengangkut orang atau barang dalam suatu gedung tinggi. Lift dapat
dipasang pada bangunan bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai karena
kemampuan orang untuk naik turun menjalankan tugas atau keperluannya
dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.
Menurut fungsinya, lift dibagi menjadi :
1. lift penumpang ( passenger elevator ), digunakan untuk mengangkut
manusia.
2. lift barang ( fright elevator ), digunakan untuk mengangkut barang.
3. lift uang/ makanan (dump waiters ).
4. lift pemadam kebakaran, seringkali lift ini juga difungsikan untuk
mengangkut barang.
Lift lift dipasang dalam bangunan, karena sifatnya umum harus
mengacu pada peraturan peraturan daerah. Untuk menentukan kriteria
perancangan lift penumpang, yang menjadi pokok perhatian antara lain tipe
dan fungsi bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai, dan intervalnya.
Selain itu perlu juga dibedakan kapasitas (car/kg), jumlah muatan dan
kecepatan.

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 64


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.27 Potongan Lift Gedung Kejati

Gambar 4.28 Detail Potongan Lift Gedung Kejati


Gambar 4.18. Denah Perletakan Kolom
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 65
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

4.5 Perencanaan Tampak

Tampak bangunan ini mengikuti gaya pada bangunan kejaksaan tinggi


yang sudah ada sebelumnya, yaitu mengodopsi gaya neo vernakular
kalimantan timur sebagai identitas atau citra bangunan itu sendiri

Gambar 4.19. Detail Kolom

Gambar 4.29. Tampak Depan Gedung Kejati Kaltim

Gambar 4.30. Tampak Depan Kantor Gubernur Kalbar

Gaya Arsitektur

Gaya arsitektur di desain mengikut gaya arsitektur pada Bangunan


Kejasksaan tinggi kalimantan timur, agar serasi dan sesuai dengan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 66


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

bangunan yang lama. Bangunan ini bentuk atap yang sama namun
penggunaan bentuk kolom yang berbeda dari bangunan sebelumnya
tetapi tetap menggunakan kolom spiral pada bagian depan bangunan.

Gambar 4.31. Tampak Depan

Gambar 4.32. Tampak Samping


Terdapat beberapa kolom spiral dengan diameter 40 cm di bagian depan
bangunanan untuk menyesuaikan desain bangunan lama yang telah menggunakan
kolom spiral sebagai utama

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 67


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Gambar 4.33. Detail Fasad Gedung Kejati

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 68


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

5.1 Kesimpulan

Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan dan
berlangsung mulai tanggal 20 Juni 2016 sampai tanggal 29 Agustus 2016,
penulis menyimpulkan beberapa hal yang dapat diambil baik dari pihak
perusahaan selaku tempat penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) maupun dari pihak Jurusan Desain Program Studi Arsitektur
Politeknik Negeri Samarinda yang menuntut ilmu pendidikan dan pihak-
pihak terkait lainya yang berhubungan dengan kegiatan selama PKL
berlangsung. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut :
a. Kesimpulan PKL
1. Kegiatan PKL yang telah dilaksanakan selama 2 bulan ini dapat
menanamkan banyak manfaat untuk penulis dalam pengetahuan
mengenai dunia kerja. Pelajaran yang dapat diambil adalah
bagaimana caranya penulis dalam mengatur waktu tang baik, cara
yang baik dalam berkomunikasi dengan karyawan maupun orang-
orang yang berkunjung ke kantor, dan ilmu menjadi bagian dari
konsultan perencana & pengawas serta saran-saran dalam memasuki
dunia kerja.
2. Sebagai tenaga kerja dalam dunia Arsitektur, maka penulis
mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan pekerjaan seorang
konsultan, baik dibagian perencanaan maupun telah berada di
lapangan.
3. Hasil dari pembuatan perencanaan gambar kerja dapat dimengerti
saat dibawa ke lapangan.
4. Sebagai seorang konsultan sekaligus perencana, penulis harus
banyak berkonsultasi baik dengan pembimbing lapangan maupun
atasan yang memberikan tugas kepada penulis.
5. Walaupun pekerjaannya sebagian besar dilakukan dalam ruangan,
seorang konsultan perencana juga dapat sewaktu-waktu berada di
lapangan. Biasanya hal ini dilakukan dalam pengukuran lahan yang
akan dirancang maupun pengecekan pada bangunan yang sedang

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 69


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

dibangun, apakah sesuai dengan gambar perencanaan ataupun tidak


sesuai.
6. Dalam dunia kerja, bukan hanya sekedar skill atau keterampilan
yang dibutuhkan melainkan bagaimana penulis bisa melakukan
pekerjaan tepat waktu, bertanggung jawab, dan dapat bersahabat
dengan karyawan maupun orang lain.
7. Hal lain juga dapat berpengaruh dalam kinerja kerja seorang
Konsultan Perencana, yaitu ketersediaan perangkat yang digunakan
seperti Komputer, Alat tulis kerja, software pendukung dan lain-lain.
b. Kesimpulan pekerjaan perencanaan di tempat PKL
1. Dalam perencanaan pembangunan renovasi dan perluasan gedung
kejaksaan tinggi kaltim agar memenuhi syarat dan standar memang
tidak mudah, apalagi site berada di atas lahan tanah gambut (rawa).
Tapi dngan perkembangan yang ada semua kendala pasti memiliki
solusi yang tepat sehingga proyek pembangunan dapat terpenuhi.
2. Sebagai seorang pemula, dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL)
penulis memiliki banyak kesusahan, baik dalam memenuhi
keinginan owner maupun bagaiman proses pembuatan gambar kerja
yang dapat digunakan dengan maksimal. Meskipun demikian,
banyak pekerja di lapangan yang membantu selain pembimbing
lapangan ada pekerja-pekerja lain yang dapat menambah ilmu
kepada penulis, sehingga kesulitan-kesulitan yang dialami dapat
teratasi.

5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman yang dirasakan penulis selama Praktik
Kerja Lapangan di PT.Marannu Maraya Maindan, berikut ini ada beberapa
saran yang ingin penulis berikan kepada perusahan tempat penulis melakukan
Praktik Kerja lapangan maupun kepada mahasiswa yang akan melakukan
Praktik Kerja Lapangan.

5.2.1 Saran Kepada Perusahaan

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 70


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Berikut ini beberapa saran yang ingin penulis sampaikan


kepada perusahaan tempat penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan,
yaitu PT.Marannu Maraya Maindan, adalah sebagai berikut:
1. Selalu utamakan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan seluruh
pekerja proyek, baik Kontraktor, Konsultan Pengawas, Pekerja
maupun Mahasiswa PKL, salah satunya dengan pengadaan Alat
Pelindung Diri (APD) antara lain:
Helm proyek
Sepatu safety
Sarung tangan
Masker
Rompi
2. Pengawasan di lapangan harus lebih teliti sehingga dapat terhindar
dari kesalahan-kesalahan kecil maupun besar yang dapat merugikan
perusahaan baik dari segi materi maupun sumber daya manusianya.
3. Perbanyak masukan dan berbagi pendapat terhadap sesama pegawai
maupun mahasiswa PKL baik di dalam kantor maupun di lapangan
agar lebih tercipta keharmonisan hubungan antar sesama pekerja
maupun kepada mahasiswa PKL.
4. Lebih memerhatikan dan memperhitungkan perencanaan maupun
pelaksanaan struktur agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan
bagi perusahaan maupun orang lain.

5.2.2 Saran Kepada Mahasiswa


Berikut ini ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan
kepada mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan Praktik Kerja
Lapangan:
1. Tunjukan rasa disiplin dalam kerja, dan menjaga citra yang baik
mahasiswa.
2. Tumbuhkan sikap inisiatif dan aktif, sehingga lebih banyak
pengalaman dan pengetahuan yang akan didapat.
3. Perbanyak tanya kepada para pekerja proyek agar lebih mengerti
apa dan bagaimana langkah pelaksanaan dilakukan.
4. Tingkatkan kemampuan dan keterampilan terhadap software-
software yang wajib di kuasai sebagai calon seorang arsitek seperti
Autocad, sketch up, Lumion, 3DS Max dan lain sebagainya,

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 71


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

maupun software pndukunng seperti microcoft office yang di


dalamnya terdapat ms. Word, ms excel, power poin dan lain
sebagainya karena hal tersebut sangat menunjang pekerjaan di
lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsitektur, http://aarsitek.blogspot.co.id. Diakses 16 september 2016, Jam 19.25

Konsultan, http://choirurarchitect.wordpress.co.id. Diakses 16 september 2016,


Jam 20.00

Pengawas, http://egenyoungganers.blogspot.co.id. Diakses 16 september 2016,


Jam 20.25

Ilmu tentang Manajemen Konstruksi bangunan, https://septanabp.wordpress.com.


https://septanabp.wordpress.com. Diakses 16 september 2016, Jam 20.38

Hubungan Kerja Proyek Konstruksi, http://muharrikyanuar.wordpress.co.id.


https://septanabp.wordpress.com. Diakses 16 september 2016, Jam 20.52
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 72
[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

Drafter, www.ilmusipil.com/tugas-drafter-pada-kontraktor-dan-konsultan-
perencana. Diakses 16 september 2016, Jam 21.03

Konsultan Perencana , http://ahluldesigners.blogspot.co.id/2012/08/arsitektur-neo-


vernakular-a.html. Diakses 16 september 2016, Jam 21.16

Perencanaan Struktur Bangunan, www.perencanaanstruktur.com/2011/08/tahap-


perencanaan-bangunan-bertingkat.html. Diakses 16 september 2016, Jam 21.28

Pembangunan Bangunan Bertingkat, e-journal.uajy.ac.id/3185/3/2TS10563.pdf.


Diakses 16 september 2016, Jam 21.35

Atap Baja ringan, https://junaidarrasyid.files.wordpress.com/2010/09/baja-


ringan11.pdf. Diakses 16 september 2016, Jam 21.48

Neo Vernakular, https://id.scribd.com/doc/135985062/Pengertian-Arsitektur-Neo-


Vernakular. Diakses 16 september 2016, Jam 21.52

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 73


[POLITEKNIK NEGERI
SAMARINDA]

LAMPIRAN LAMPIRAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 74

Anda mungkin juga menyukai