PAKET KONSTRUKSI
REHABILITASI KANTOR CABANG DINAS WILAYAH V.
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN ANGGARAN
2022
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS
1. PENDAHULUAN
A. Umum
1) Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi fisik pembangunan gedung
negara.
2) Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi berfungsi membantu pengelola kegiatan untuk
melakukan tugas pelaksanaan konstruksi fisik
3) Secara kontraktual, Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab kepada Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) dan pengadaannya harus berdasarkan ketentuan yang tercantum
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pedoman pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa permerintah serta petunjuk teknis pelaksanaannya.
B. Latar Belakang
1) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian kegiatan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
Tengah;
2) Pelaksanaan pekerjaan ini merupakan kegiatan Rehabilitasi Kantor Cabang Dinas
Wilayah V Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah untuk
mendukung kegiatan Penggadan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan
Daerah, Sub Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor atau
Bangunan Lainnya, Belanja Jasa Konstruksi Rehabilitasi Kantor Cabang Dinas Wilayah
V dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak Kantor Cabang Dinas Wilayah V.
3) Pekerjaan Rehabilitasi Kantor Cabang Dinas Wilayah V.Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Lokasi Jl. S. Parman No. 44 Luwuk Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari :
3. SASARAN
Pengorganisasian yang baik dan terencana pada setiap pelaksanaan konstruksi, serta prosedur
penuntasan masalah yang terjadi pada setiap bagian kegiatan untuk Rehabilitasi Kantor
Cabang Dinas Wilayah V Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah.
4) Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian Kerja yang dibuat oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah dengan Penyedia Jasa Konstruksi;
B. Sumber Biaya
1) Sumber biaya dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Organisasi Perangkat Daerah (DPA-OPD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
Tengah, melalui Kegiatan Penggadan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah sebesar Rp. 482.442.000,- (Empat Ratus Delapan Puluh Dua Juta
Empat Ratus Empat Puluh Dua Ribu Rupiah).
2) Penyedia dapat diberikan Uang Muka dan tetap mengacu pada regulasi sistem penganggaran
Keuangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
3) Penyedia wajib memiliki ketersediaan dana sebesar 20% (dua puluh persen) dari total nilai HPS yang
dibuktikan dengan print out rekening koran atas nama penyedia, sejak tanggal pengumuman
tender sampai dengan batas akhir pemasukan dokumen penawaran dari Bank Pemerintah
atau Swasta (disahkan oleh Bank Penerbit) dana tersebut tetap tersedia pada rekening sampai
dengan pelaksanaan pekerjaan awal dan melampirkan Surat Kuasa kepada Pokja Pemilihan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, dan KPA pada Dinas Pendidikan
Rehabilitasi Gedung Kantor Cabang Dinas Dikmen Wilayah V
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah T A 2 0 2 2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI
dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah untuk dilakukan klarifikasi kepada TEKNIS
Bank penerbit.
7. STANDAR TEKNIS
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar,
pedoman, dan peraturan yang berlaku, antara lain :
- PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi;
- Peraturan Menteri PUPR No.22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
- Standar dan Pedoman Teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraan bangunan gedung.
8. REFERENSI HUKUM
- Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan)
- Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2021 tentang tentang Peraturan Pelaksanaan
Rehabilitasi Gedung Kantor Cabang Dinas Dikmen Wilayah V
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah T A 2 0 2 2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi yang TEKNIS telah
sebelumnya
diatur dalam PP No. 22 Tahun 2020
- Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
- Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah melalui Penyedia;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman Sistem Keselamatan Konstruksi.
Kesimpulan : Rehabilitasi Kantor Cabang Dinas Wilayah V Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tengah berisiko KECIL
Keterangan :
- Sertifikat Kompetensi Kerja, Ijazah, KTP, NPWP dan surat bersedia ditugaskan tidak
dievaluasi pada saat pemilihan, dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
9. TANGGUNG JAWAB
A. Pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
berdasarkan :
1) Surat perjanjian Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan lampiran beserta
perubahannya dengan jenis kontrak yang digunakan adalah harga satuan;
2) Standar mutu keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan standar manajemen
Mutu/ Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
B. Pelaksanaan konstruksi membuat dokumen pelaksanaan konstruksi yang meliputi
1) Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
2) Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as build drawings);
3) Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik beserta segala perubahan dan
addendumnya;
4) Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan akhir termasuk laporan uji mutu;
5) Berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan,
pekerjaan tambah atau kurang, serah terima pertama (provisional hand over) dan
serah terima akhir (final hand over) dilampiri dengan berita acara pelaksanaan
pemeliharaan pekerjaan konstruksi, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik;
6) Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan
konstruksi fisik;
7) Dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Standar Mutu Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3);
12. PELAPORAN
Jenis pelaporan Pelaksanaan Konstruksi yang harus diserahkan ke pejabat pembuat komitmen
:
1) Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan akhir termasuk lapora uji mutu;
2) Gambar terlaksana (as build drawings);
3) Backup data dan Dokumentasi tiap tahapan pelaksanaan pekerjaan
o Pekerjaan Bouwplank
▪ Semua bouwplank menggunakan
kayu kls II terentang diserut rata
dan terpasang waterpas dengan peil ±
0,00 setiap jarak 2 meter papan
bouwplank di perkuat dengan patok
kayu berukuran 5/ 7 c m. pada papan
bouwplank dicatat sumbu -sumbu
dinding dengan cat yang tidak luntur
oleh pengaruh iklim a tau diberi tand a
-tand a ya ng jela s.
▪ Jarak papan bouwplank minimal 2 m
dari garis bangunan terluar untuk
m encegah kelongsoran terhadap
galian tanah pondasi (kecuali pada
bangunan yang berhimpit dengan batas
lahan a tau disesuaikan d engan kondisi
setem p a t).
▪ Setelah pekerjaan papan bouwplank
selesai, pelaksana wajib memintakan
pemeriksaan dan persetujuan tertulis
d a ri pengawas.
2. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang
mencukupi, tepat guna dan aman. Pengawasan
agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara
dan getaran yang mempengaruhi lingkungan
sekitar/ sekeliling nya .
b. Ag a r diusahakan alat-alat atau cara-c ara penga
manan, baik untuk bangunannya yang tidak
dibongkar atau kesiapan-kesiap a n p ekerja a nnya.
c. Segala kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab pelaksana pembongkara n.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera
d ibuang d a ri lo ka si p ekerjaa n (proyek).
e. Pembongkaran mulai dari diding, kolom , atap dan lain
- lain di sesuaikan dengan gambar dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
f. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh
(seperti lampu, Pintu Kayu dll) dan dapat
digunakan kembali, disimpan dan diserahkan
kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh
Konsultan Pengawas dengan disertai daftar / list
item bara ng- b ara ng terseb ut.
tuk Direksi Keet, Gudang dan Bangsal Kerja
Rangka kayu, Rehabilitasi
dinding papan dan atap
Gedung Kantor seng
Cabang DinasBJLS
Dikmen Wilayah V
18. Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah T A 2 0 2 2
P 2. Untuk penampungan air disiapkan drum
SPESIFIKASI TEKNIS
Pedoman Pelaksanaan
Pematokan
a. Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai,
4.3
Kontraktor melakukan pematokan untuk
menetapkan AS dan Peil rencana serta batas.
b. Dalam pematokan ini, Kontraktor harus
memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark
yang ada.
c. Pematokan dilakukan oleh Kontraktor
kemudian diperiksa kembali bersama oleh
Kontraktor dan Direksi.
d. Patok-patok tersebut dari kayu bulat diameter 8
cm dan panjang 60 cm ditancapkan sedalam 50
cm dan bagian yang muncul diatas permukaan
tanah setinggi 10 cm.
e. Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh
pekerjaan, harus dibuat patok-patok referensi
pada tempat yang aman dan mudah terlihat.
4.4 Pembersihan
a. Bagian taman yang terkena bangunan dibongkar,
batang-batang pohon, akar-akar dan sebagainya
harus dibongkar pada kedalaman sekurang-
kurangnya 50 cm di permukaan tanah asli atau
permukaan akhir/final grade (ditentukan oleh
permukaan yang lebih rendah) dan bersama-sama
dengan seluruh sampah dalam segala bentuknya,
harus dibuang pada tempat yang tidak tampak dari
tempat pekerjaan/akan ditetapkan oleh Direksi.
b. Pohon-pohon yang ditebang, tidak
diperkenankan jatuh pada tanah milik
perorangan tanpa izin khusus dari pemiliknya
dan Kontraktor atas tanggungjawabnya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau
membiarkan di tempat semula, asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
c. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi
pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggung jawabnya sendiri.
d. Dalam hal akan dilakukan pembakaran,
Kontraktor harus memberitahukan kepada
pemilik-pemilik tanah yang berbatasan dengan
pekerjaan, paling kurang 48 jam tentang
maksudnya akan melakukan pembakaran.
e. Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku
mengenai pembakaran di tempat terbuka.
f. Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor
harus berhati-hati untuk tidak mengganggu
setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atas
tanda-tanda lainnya.
g. Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila
hasilnya sudah diketahui dan disetujui oleh
Direksi.
4.5 Galian
a. Pekerjaan galian dilakukan pada daerah galian
sebagai yang tercantum dalam gambar rencana.
b. Kedalaman penggalian harus sesuai dengan
ketinggian rencana yang tertera pada gambar
rencana dan digali dengan lebar dan kedalaman
sesuai gambar rencana.
4.6 Urugan
a. Material untuk urugan, harus material yang
sesuai untuk itu dan disetujui Direksi. Galian
tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada
material yang cukup baik untuk memenuhi
kebutuhan seluruh pengurugan.
b. Material yang dalam keadaan basah, dimana
kalau dalam keadaan kering dinyatakan dapat
dipakai, harus dikeringkan lebih dahulu
sebelum digunakan untuk timbunan.
c. Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus
menggali tanah atau material tanah yang
kurang baik mutunya sampai kedalaman yang
dianggap cukup oleh Direksi.
d. Pada daerah-daerah basah/ tergenang air/rawa,
Kontraktor harus membuat saluran-saluran
pembuangan sementara atau memompa air
untuk mengeringkan daerah tersebut. Lapisan
lumpur yang ada harus dibuang ke tempat yang
akan ditunjuk oleh Direksi sebelum pengurugan
kembali.
e. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada
daerah di dalam Bangunan Gedung
Kantor dibersihkan dari Kotoran sisa
Pembongkaran Bangunan , Kontraktor harus
mengerjakan pengisian semua timbunan
dalam bangunan setinggi Kurang Lebih 60
Cm, menggunakan material yang baik sesuai
dengan petunjuk Direksi dan harus segera
dilakukan perataan dan pemadatan pada
permukaan tanah tersebut.
f. Penghamparan material urugan dapat dimulai
setelah ada persetujuan Direksi.
g. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan
setiap lapisan harus dipadatkan sampai
mancapai kepadatan yang disyaratkan. Lapisan
dari material lepas selain dari material batu-
batuan, tebal tiap lapisannya tidak boleh lebih
dari 20 cm, kecuali kalau tersedia alat pemadat
(Compaction Equipment) yang dapat
memadatkan lebih dari 20 cm sampai mencapai
2. Syarat-syarat umum
- Mutu beton yang dipakai K-250 dan baja
tulangan yang dipakai BJTD 320 MPa dan
BJTP 240 MPa untuk pekerjaan sloof, seperti
dijelaskan pada pasal mengenai pekerjaan
beton.
- Untuk Pengecoran di atas Sloof Setinggi 40 cm
Menggunakan Mutu Beton yang di Pakai
K – 175 .
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan
tepat pada posisi sesuai dengan gambar
rencana. Dibawah beton sloof harus dibuat
lantai kerja dari beton tumbuk tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
- Harus diperhatikan sebelum memasang
bekisting dan tulangan sloof, pipa-pipa
pembuangan air-kotor dan supply air bersih
yang lewat dibawah sloof harus sudah
6.2 terpasang pada posisi yang tepat.
2. Penyimpanan
Semen harus disimpan dalam gudang
yang kedap air dan berventilasi baik,
diatas lantai 30 cm. Kantong-kantong
berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih
dari 10 lapis, atau ditumpuk langsung
diatas lantai. Penyimpanan semen harus
selalu terpisah untuk setiap pengiriman.
3. Pemeriksaan
- Kantraktor harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas kapan
dan dimana semen itu dihasilkan.
Konsultan Pengawas mengadakan
pemeriksaan di tempat penimbunan
dan mengambil contoh-contoh semen
timbunan tersebut untuk keperluan
pemeriksaan di Laboratorium, jika
kualitasnya diragukan. Semen yang
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.
4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak
dengan mutu
- U - 32 tegangan Leleh karakteristik
minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter 12 mm (Besi
Polos ) (BJTD)
- U - 24 tegangan Leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter
19 mm (Besi Polos) (BJTD)
7. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak
boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi,
apabila tidak ditentukan didalam gambar
8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan
struktur adalah, fc’ = 21,7 Mpa dan untuk
beton praktis dipakai Beton Mutu fc’ = 21,7
Mpa (K-250). Sebelum dilaksanakanya
pekerjaan beton harus ada perhitungan mix
disain untuk komposisi campuran Mutu beton
yang akan dipakai sebagai pedoman untuk
pekerjaan beton tersebut.
9. Dan lai-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan
lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi
(pengawas Lapangan)
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton,
Kontraktor diharuskan :
- Membuat shop drawings untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh
Konsultan Perencana, jika terdapat
kesalahan yang membahayakan,
kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan meneruskan kepada Konsultan
Perencana. Sebelum ada kepastian
mengenai kebenaran gambar tersebut,
Kontraktor tidak diijinkan melaksanakan
bagian pekerjaan tersebut.
2.
Campuran beton
1. Dibuat dengan perbandingan volume sbb :
Campuran Penggunaan
B 1:1 Untuk semua beton bertulang kedap
1 air spt. plat atap, luifel dan bak-bak
air.
B 1:2:3 Untuk semua beton bertulang spt.
2 Sloof, pondasi, beton per, plat lantai,
kolom balok-balok, dll.
B 1:3:5 Untuk semua beton tak bertulang,
3 rabat, neut, beton angker dan batu
tepi.
3. Penulangan
1. Baja tulangan sebelum dipasang harus
dibersihkan dari kotoran, karat lepas,
serpih-serpih, minyak gemuk atau lapisan
lainnya yang akan merusak atau
mengurangi daya lekat pada beton.
2. Baja tulangan harus dipotong dan
dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang tertera dalam
gambar. Baja tulangan tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan kembali
dengan cara yang dapat merusak
bahannya.
4. Pengecoran
1. Sebelum dilakukan pengecoran,
kontraktor harus mempersiapkan dengan
sebaik-baiknya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengecoran antara
lain ; Meneliti kembali tulangan yang
telah dikerjakan dan menyesuaikannya
dengan gambar apabila terdapat
kesalahan. Tulangan yang bengkok,
ikatan-ikatan yang lepas atau berobah
posisinya harus dibetulkan. Meneliti
semua instalasi yang akan tertanam dalam
beton, apakah sudah tertanam dengan
baik. Memberitahukan dahulukepada
konsultan Pengawas tentang pengecoran
yang akan dilakukan. Jika tidak ada
pemberitahuan tertulis atau persiapan
pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan beton yang akan dicorkan
tersebut.
2. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke
tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atau
bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti, dan tidak boleh terputus tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Pengecoran harus diselesaikan sebelum
adukan mulai mengental yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Tidak diijinkan mengecor pada
waktu hujan turun, kecuali jika Kontraktor
mengambil tindakan yang bisa mencegah
kerusakan beton dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
4. Adukan beton harus dipadatkan secara
seksama, dengan menggunakan alat
5. Angkutan Beton
1. Cara dan alat-alat yang digunakan untuk
mengangkut beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
ke tempat pekerjaan, tanpa adanya
kehilangan bahan yang bisa menyebabkan
perobahan nilai slump.
2. Dalam hal ini, beton yang akan dicor
harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat pengecoran sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya.
3. Beton lift digunakan untuk angkutan
vertikal, sedang untuk alat angkut
horizontal bisa menggunakan kereta
dorong. Tidak diizinkan menggunakan
ember-ember secara beranting.
6. Pengujian Beton
1. Semua pengujian beton harus sesuai
dengan PBI – 1971.
Kekuatan tekan dari beton ditetapkan
konsultan Pengawas dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus
berukuran 15 x 15 cm.
2. Kontraktor harus menyediakan fasilitas
guna keperluan guna pengujian yang
representative, frekwensi pengujian
ditetapkan konsultan Pengawas
berdasarkan tingkat pengecoran dan
struktur.
C. Pedoman Pelaksanaan :
1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana
kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara
tertulis pada Direksi apabila ada
perbedaan yang didapat didalam gambar
konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan
Pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk (Mixer). Komposisi
campuran dari masing masing material
seperti Semen, Pasir Kerikil dan Air harus
sesuai dengan takaran yang susdah
disetujui pengawas/direksi serta
berdasarkan Job Mix.
Pengangkutan adukan beton dari tempat
pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :
- Tidak berakibat pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan.
- Tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara
5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar
tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:
- Dipergunakan karung-karung yang
senantiasa basah sebagai penutup
beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik
seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko
pemborong.
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati,
diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat.
Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air
sampai didapat campuran yang plastis. Adukan
yang telah mengering akibat tidak habis
digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.
Pedoman Pelaksanaan
1..Penjelasan pekerjaan :
4. Pemasangan
- Adukan perekat untuk Tegel Keramik
harus betul-betul padat/penuh agar tidak
terdapat rongga-rongga
dibawahkeramik/granit tersebut yang
dapat melemahkan konstruksi.
Sambungan antara keramik dengan
keramik lainnya harus sama lebarnya,
lurus dan harus diisi dengan air semen
(tepung AFA) yang warnanya
Rehabilitasi Gedung Kantor Cabang Dinas Dikmen Wilayah V
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah T A 2 0 2 2
SPESIFIKASI TEKNIS
13.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas
baik, seperti :
1. Meni kayu dan besi sekualitas Avian.
2. Plamur
3. Cat Bagian Luar dan dalam Dinding Bata
Menggunakan Aviteks
4. Cat tembok sekualitas Aviteks
5. Residu Kualitas baik dan tidak Luntur
dicat.
- Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga
menghasilkan bidang pengecatan yang
merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
6. Warna yang digunakan
- Ditentukan oleh pemberi tugas atau
pemilik dari bangunan tersebut
14.2 Bahan
Material utama : Untuk kloset duduk dan klosed
Jongkok atau setara, Floor drain stainless, kran
stainless,
Material bantu : seal tape, fitting- fitting sesuai dengan
material utama dengan tipe dan merek sejenis dengan
tipe dan merek sejenis.
16.2 Bahan
• Kabel NYM 2 x 2.5 mm
• Stop Kontak 16 A
• Saklar Tunggal
• Saklar Ganda
• Lampu TL Led Philips 18 Watt
• Lampu TL Led Philips 9 Watt
17 PENUTUP (Bestek)
17.1 Seluruh pekerjaan dipedomani Dokumen (Bestek)
Sebelum dilaksanakan seluruh pekerjaan terlebih
dahulu dikonsultasikan dengan pengawas Lapangan
17.2 Sebelum pekerjaan ditimbang terimakan,
Pemborong harus membersihkan sisa-sisa bangunan
dan kotoran lainnya keluar lokasi.
17.3 Walaupun dalam Bestek ini tidak lengkap tercantum
satu per satu baik mengenai kekurangan bahan-
bahan dan lain-lain sebagainya, tetapi tercantum
dalam Perpres No. 70 tahun 2012 tetang
Penyelenggaraan Jasa Kontruksi,maka pekerjaan
17.1 Seluruh pekerjaan tersebut harus dilaksanakan dan Bukan merupakan
dipedomani Dokumen pekerjaan tambah Kurang.