I. Latar Belakang
I.1. Dasar Hukum, Tugas dan Fungsi/Kebijakan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia;
Surat Edaran Menteri PUPR No. 22/SE/M/2020 tentang Persyaratan dan Pemilihan dan Evaluasi Dokumen
Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Pemerintah Daerah
Provinsi mempunyai kewenangan menyediakan Rumah Layak Huni termasuk Prasarana, Sarana dan Utilitas
yang layak bagi masyarakat yang terkena dampak bencana alam di daerah Provinsi. Permukiman kembali atau
relokasi harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan sebaiknya dibangun pada
lokasi-lokasi yang jauh dari sumber bencana khususnya di Desa Poi sering terjadi bencana banjir.
Proses pembangunan dan rehabilitasi pasca bencana sampai saat ini masih terus dilakukan. Salah satu
proses yang akan dilakukan adalah relokasi dan pembangunan Hunian Tetap (HUNTAP) terutama bagi warga
terdampak bencana yang kehilangan tempat tinggal agar mereka seterusnya bisa berpenghidupan secara layak
dan bermartabat.
Lingkup kegiatan berupa pembangunan rumah hunian tetap. Adapun pekerjaan- pekerjaan dalam lingkup
kegiatan tersebut antara lain:
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Komponen Struktur Utama
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Kuda-Kuda, Rangka Atap Dan Penutup Atap
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Engsel Dan Kunci
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Sanitasi, Km/Wc Dan Septictank
- Pekerjaan Penyediaan Air Bersih
- Pekerjaan Akhir
Daftar Peralatan
Jumlah
No. Jenis Kapasitas Kepemilikan/Status
(unit/set)
IDENTIFIKASI RESIKO
No Keterangan
Kegiatan Identifikasi Tingkat Risiko
Pekerjaan Persiapan
1 Pembersihan dan Pekerja tergores 1 Risiko Kecil
Pengukuran Tapak
Bangunan dan pemasangan
Bouwplank
2 Perlengkapan Keselamatan Pekerja terindikasi terkena 5 Risiko Sedang
dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Virus COVID-19
Pekerjaan Komponen Struktur Utama
1 Pekerjaan Galian Tanah dan Pekerja Cidera saat 1 Risiko Kecil
Urugan Tanah menggali
Pekerja terkena material 2 Risiko Kecil
tanah di daerah mata dan
saluran pernapasan
2 Pekerjaan Pondasi Pekerja tertimpa/terjepit 2 Risiko Kecil
Batu pondasi
3 Panel P1, P2, P3 berikut Pekerja tertimpa Panel 8 Risiko Sedang
aksesoris RISHA
Pekerjaan Arsitektur
1 Pekerjaan Komponen Robohnya Pemasangan 4 Risiko Kecil
Dinding Penutup Batako
Berdasarkan tabel tersebut uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya, identifikasi bahaya yang tingkat resiko
sedang sebagai berikut :
IDENTIFIKASI RESIKO
No Keterangan
Kegiatan Identifikasi Tingkat Risiko
Pekerjaan Komponen Panel Struktur Pracetak
1 Panel P1, P2, P3 berikut Pekerja tertimpa Panel 8 Risiko Sedang
aksesoris RISHA
Personil Teknis
Manajer Pelaksana/Proyek (Site Engineer) 1 (satu) orang
Memiliki Pengalaman minimal 4 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
pekerjaan sejenis sesuai SBU yang dipersyaratkan yang diketahui oleh pemberi pekerjaan/CV serta
memiliki Sertifikat Keahlian ( SKA ) dengan klasifikasi dan kualifikasi Teknik Bangunan Gedung – Muda
yang masih berlaku.
Manajer Teknik 1 (satu) orang
Memiliki Pengalaman minimal 3 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
pekerjaan sejenis sesuai SBU yang dipersyaratkan yang diketahui oleh pemberi pekerjaan/CV serta
memiliki Sertifikat Keahlian ( SKA ) dengan klasifikasi dan kualifikasi Arsitektur – Muda yang masih
berlaku
Manajer Keuangan (1 Orang)
Memiliki Pengalaman minimal 2 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
bekerja, Ijazah minimal S1 Ekonomi.
Ahli Muda K3 Konstruksi 1 (satu) orang
Memiliki pengalaman minimal 3 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
bekerja yang diketahui oleh pemberi kerja. Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dengan klasifikasi dan
kualifikasi Ahli K3 Konstruksi – Muda yang masih berlaku.
Semua ijazah, KTP, NPWP tenaga yang asli dibuktikan pada saat klarifikasi.
1. Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan dana sebesar 20% dari HPS yang dibuktikan dengan rekening
koran perusahaan. Dana tersebut dapat di gunakan kembali apabila telah terbit SPMK dan atas
persetujuan Pengguna Anggaran.
2. Penyedia memiliki Pabrik/Bengkel Pembuatan Panel RISHA ( Workshop ) dengan status milik perusahaan
sendiri yang dibuktikan dengan Surat Izin Mendirikan Workshop dari Pemerintah Daerah setempat
(minimal Kepala Desa/Lurah ) sesuai lokasi serta alamat dan telah beroperasi minimal 1 Tahun berjalan.
Pada bengkel tersebut tersedia Panel anyaman besi P1, P2, P3 sebanyak 2 set dan Panel Beton P1, P2,
P3 siap install sebanyak 2 set (1 set : P1 = 78 Buah, P2 = 30 Buah dan P3 = 30 Buah) beserta tenaga
terampil yang memiliki Sertifikat Keterampilan Kerja (SKK) dengan jenis keterampilan dan kualifikasi
Pembuat Panel Struktur RISHA - Kelas III yang masih berlaku.
X. Syarat Kualifikasi
Peserta kualifikasi Badan Usaha harus memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dan Sertifikat Badan
Usaha (SBU) klasifikasi Menengah untuk Bidang Bangunan Gedung Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
hunian Tunggal dan Kopel (BG 001).
Memiliki Laporan Bukti Setor Pajak Tahunan 2021
Laporan Keuangan untuk Perusahaan Tahun 2021 yang diikat oleh akuntan publik yang bersertifikat.
PALU, 2022
KEPALA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PERTANAHAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
SELAKU
PENGGUNA ANGGARAN
1.9. Subtitusi
1.9.1. Produk yang disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, Penyedia Jasa diharuskan melengkapi
produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, jika tidak ada
baru dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai
data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana,
Direksi Teknis dan Pemberi Tugas sebelum pemesananan.
1.9.2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan
nama pabriknya dalam Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang
menghasilkannya. Katalog dan selanjutnya menguraikan data
yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi
proyek untuk mendapatkan persetujuan.
1.10. Material dan Tenaga Kerja
Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan
meterial harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus
dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai
ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat
diperluan dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya.
Penyedia Jasa harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap
personal ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti
latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman khusus dalam bidang ahli
masing-masing.
1.11. Klausul disebutkan kembali.
Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan
kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut
tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Pemilik proyek
dibebaskan dari patent dan lain lain untuk segala “ atau tuntutan terhadap
hak-hak khusus seperti patent dan lain lain.
3. LAHAN 3.1. Lahan yang diserahkan kepada Penyedia Jasa untuk dikerjakan harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Urugan
Syarat teknis material urugan / timbunan:
Tidak bersifat ekspansif
Tidak bersifat dispersive
Mencapai nilai CBR minimum 10% atau sesuai gambar kerja.
Mencapai kohesi minimum sebesar 0.5 kg/cm2 untuk tanah lempung
yang dipadatkan
Mencapai kohesi minimum sebesar 1.0 kg/cm2 dan sudut geser dalam
minimum sebesar 18 untuk soil-cement yang dipadatkan Harus
dilakukan Uji Laboratorium untuk penentuan kelayakan Tanah Urugan:
A. Uji Sifat Fisis Tanah
Uji sifat fisis tanah meliputi uji untuk penentuan berat jenis tanah (Gs),
penentuan batas-batas Atterberg (batas cair dan batas plastis atau LL dan
PL), penentuan kadar air alami tanah dan penentuan persentase atau
kadar tanah lempung dan lanau dengan menggunakan uji hidrometer. Uji
kadar air juga dilakukan sebagai kontrol terhadap kadar air yang digunakan
pada pemadatan tanah.
B. Uji Pemadatan Tanah di Laboratorium
Uji pemadatan tanah di laboratorium seperti uji kompaksi standar
(Standard Proctor) atau uji kompaksi Modified Proctor dilakukan untuk
menentukan kadar air optimum (OMC) dan kepadatan tanah kering
maksimum (dry max). Uji kompaksi dilakukan pada beberapa sampel
dengan kadar air yang berbeda, dengan memberikan energi pemadatan
tertentu sesuai uji standar Proctor ataupun modified Proctor hingga
diperoleh kadar air optimum (OMC) dan kepadatan tanah kering maksimum
(dry max).
C. Uji CBR (California Bearing Ratio) di Laboratorium
Setelah diperoleh nilai OMC dari uji kompaksi, maka selanjutnya perlu
dilakukan uji CBR pada kondisi tidak terendam (unsoaked) dan pada
kondisi terendam air (soaked). Pembuatan atau pemadatan sampel untuk
uji CBR dilakukan pada kadar air tertentu, yang umumnya adalah berkisar
antara kadar air optimum (OMC) 5%. Kondisi unsoaked menggambarkan
kondisi timbunan yang paling baik, sedangkan kondisi soaked
menggambarkan kondisi terburuk dimana timbunan atau tanah terendam
dalam air. Pada uji CBR dalam kondisi soaked, sebelum dilakukan
penetrasi terhadap sampel uji CBR, perubahan volume tanah dalam mold
saat mulai direndam dalam air harus senantiasa dicatat dan digambarkan
terhadap waktu, hingga perubahan volume yang terjadi tersebut telah
menjadi sangat kecil terhadap waktu. Perendaman ini dapat berlangsung
hingga beberapa hari. Sifat pengembangan tanah atau swelling dan sifat
dispersif dari tanah yang dipadatkan dapat dievaluasi dengan
menbandingkan hasil uji CBR pada kondisi unsoaked dan pada kondisi
soaked. Uji CBR dilakukan pada sampel yang dipadatkan pada OMC atau
1) Bangunan Sementara
Penyedia jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
(bouwkeet) untuk digunakan sebagai ruang kerja/kantor direksi dan staff
petugas lapangan, sebagai ruang rapat koordinasi, dan gudang penyimpanan
dan perlindungan bahan bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan, Penyedia
2) Papan
bangunan Jasa wajib membongkar dan menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari
dipasang pada lokasi.
patok kayu 5/7 2) Pembangkit Tenaga Sementara
tertancap di Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang
tanah
sehingga tidak dipergunakan untuk pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa termasuk
dapat digerak- pemasangan sementara kabel-kabel, meteran dan sebagainya. Setelah
gerakkan atau pekerjaan selesai, Penyedia Jasa wajib menyingkirkan semua barang tersebut
diubah. dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung jawab Penyedia
3) Papan Jasa.
bangunan
berisi nomor 3) Air Kerja
unit, blok dan Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari
keterangan sumber yang sudah ada dilokasi kegiatan dan sebelumnya harus
yang dikoordinasikan kepada Pemberi Tugas.
diperlukan 4) Jalan Masuk
sesuai dengan
instruksi dari Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara/jalan masuk ke tempat pekerjaan harus
Direksi Teknis. diadakan oleh Penyedia Jasa bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan
4) Papan kebutuhan dan kepentingan lokasi kegiatan tersebut. Selama pekerjaan
bangunan Penyedia Jasa harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan
dipasang sebagaimana yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan
sejarak 2,00 menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau
m. dari as jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan
pondasi 5) Iklan
terluar atau Penyedia Jasa tidak diijinkan memuat/memasang iklan dalam bentuk apapun di
sesuai dengan dalam lokasi kegiatan tanpa izin pihak Pemberi Tugas.
keadaan
6) Pencegahan Pelanggaran wilayah
setempat.
5) Tinggi sisi atas Penyedia Jasa diharuskan mengamankan daerah operasinya di sekitar tempat
papan pekerjaan.
bangunan (7) Orang-orang yang tidak berkepentingan
harus sama Penyedia Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
dengan antara tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf
satu dengan
lainnya atau pelaksana yang bertugas dan para penjaga.
rata (8) Perlindungan Terhadap Milik Umum
waterpass, Penyedia Jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih
kecuali dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
dikehendaki kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama
lain oleh kontrak berlangsung. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas gangguan
Direksi Teknis. dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (Perlengkapan umum) seperti saluran
6) Setelah air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-operasi
selesai Penyedia Jasa
pemasangan
papan
bangunan,
Penyedia Jasa
harus
melaporkan
kepada Direksi
Teknis untuk
mendapatkan
persetujuan.
1) Lingkup
Pekerjaan
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 26
ukuran serta tata cara pengerjaan cetakan, pembesian, pengecoran dan
perawatan.
2) Acuan Normatif, Spesifikasi Teknis Panel Struktural ini mengacu pada :
a. SK SNI T-15-1991-03, tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
Gedung.
b. SNI 03-1726-2012, tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung.
c. SNI 03-1727-1989-F, tata cara Perencanaan pembebanan untuk Rumah &
Gedung
d. SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
e. SNI 03-2458-1991, Metode Pengujian Pengambilan Contoh untuk Campuran
Beton Segar.
f. SNI 03-3976-1995, tata cara perencanaan pembebanan untuk Rumah &
Gedung SNI 15-2049-1994, Semen Portland.
3) Istilah dan Definisi
a. Panel adalah suatu bidang yang di gunakan sebagai pemisah ruangan,
dapat juga di lalui maupun tembus pandang.
b. Panel Struktural adalah panel yang di rencanakan sebagai pemikul beban
yang bekerja baik beban mati maupun beban hidup yang permukaanya
tertutup dan tidak tembus pandang.
c. Angker adalah suatu penjangkaran baut yang di tanam pada beton pondasi
setempat pondasi dengan panjang penyaluran sebesar 40x diameter, yang
berfungsi untuk mengikat panel dalam arah vertical.
d. Agregat adalah bahan pengisi adukan beton yang terdiri dari pasir dan krikil.
e. Wire Mesh adalah kawat yang di buat bersilangan membentuk kotak yang
saling mengikat.
4) Ketentuan Bahan Bangunan
4.1. Bahan Agregat
Bahan Agregat yang di gunakan untuk pembuatan panel-panel risha harus
sesuai dengan – SNI 03-1750-1990 di antara lain :
4.1.1. Pasir Beton yang di gunakan adalah butiran-butiran keras yang
berukuran antara 0,0075 sampai dengan 0,5 mm, tidak
mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton.
4.1.2. Kerikil alam atau pecah yang di gunakan adalah butiran-butiran
mineral keras yang sebagian besar butirnya berukuran antara 5
sampai 20mm, dengan kadar lumpur maksimum 1% berat.
4.2. Semen yang di gunakan adalah semen hidrolis tipe I, Semen Porland – SNI
15-2049-2004.
4.3. Air yang di gunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak dan
benda terapung lainnya yang dapat di lihat secara visual, harus sesuai –
SK SNI S-04-1989-F
4.4. Bahan Tambahan sesuai SNI 03-2495-1991
- Jenis A : Untuk mengurangi jumlah air yang di pakai
- Jenis B : Untuk memperlambat proses pengerasan
- Jenis C : Untuk mempercepat proses pengerasan
- Jenis D : Gabungan dari jenis A & B
- Jenis E : Gabungan dari jenis A & C
- Bahan tambahan mineral : Fly Ash, Mikro Silika, DLL
4.5. Bahan baja tulangan sesuai SNI 07-2052-2002
Baja tulangan yang di gunakan adalah diameter 10 mm, 8 mm, dan 6 mm
yang mempunyai tegangan leleh 2400 kg/cm2.
4.6. Wiremash yang di gunakan dalam Panel RISHA mempunyai diameter 1,5
mm dengan ukuran kotak 10 mm x 10 mm.
mengenai 4.7. Ketentuan Angker dan Baut
bahan 4.7.1. Ketentuan Angker untuk Panel P1 menggunakan baut galvanis
bangunan diameter 12 mm yang ditanam pada beton pondasi setempat
yang di dengan panjang pejangkaran sebesar 300 mm.
gunakan,
6) Pengendalian Beton
JENIS PENGUJIAN DAN KEGUNAAN
No Jenis Untuk Mengetahui Kegunaan/Efek
Pengujian
1 Slump Tingkat kecelakaan Kemudahan pengerjaan
2 Kadar Udara Kandungan rongga Kekompakan & kekedapan
3 Temperatur Suhu beton Retak rambut
4 Bobot Isi Berat satuan Beban mati stuktur
5 Bliding Kehilangan air adukan Porositas
4.7.2. K
et
en
tu
an
7) Tata cara
pengerjaan
angan pokok & sengkang
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 29
s di lanjutkan minimal 1 ½ menit setalah semua bahan di
masukan kedalam mesin pengaduk, (atau sesuai dengan
spesifikasi alat pengaduk)
d. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton
harus di awasi terus menerus dengan jalan memeriksa nilai
slump (kelecakan) pada campuran beton yang baru.
7.3.4. Pengecoran dan pemadatan
Pengecoran di lakukan secara perlahan mulai dari bagian framenya
dan di lakukan penggetaran dengan vibrator dalam arah vertikal,
sehingga beton mengalami pemadatan yang maksimal, dengan
memperhatikan batas waktu penggetaran jangan terjadi pemisahan
campuran beton.
a. Beton yang akan di cor harus pada posisi sedekat mungkin
dengan acuan untuk mencegah terjadinya segregasi pada saat
pengangkutan.
b. Tingkat kecepatan pengecoran beton harus di atur agar beton
selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah
kedalam sela-sela diantara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang seluruhnya
tidak boleh di pergunakan untuk pengecoran
d. Beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh di tuang
kedalam acuan
e. Pengecoran beton harus di laksanakan secara terus menerus
tanpa berhenti, mulai dari sekeliling bagian frame kemudian
panel ke bagian tengah hingga selesainya pengecoran satu
panel.
f. Beton yang di corkan harus di padatkan secara sempurna
dengan alat yang tepat agar dapat mengisi panel sepenuhnya
g. Dalam hal pemadatan beton di lakukan dengan alat penggetar.
g.1 Lama penggetaran untuk setiap titik harus di lakukan
sekurang-kurangnya 5 detik, maksimal 15 detik.
g.2 Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau
bagian beton yang sudah mengeras dan tidak boleh di
pasang lebih dekat dari 100mm dari beton yang sudah
mengeras serta diusahakan agar tulangan tidak terkena
batang penggetar.
1. 7.4. Pembukaan Cetakan
Cetakan dapat di buka setelah 24jam dari waktu pengecoran, dengan
cara perlahan dan hati-hati.
7.5. Perawatan Beton
Beton harus di pertahankan dalam kondisi lembab selama paling
sedikit 7 hari setelah pengecoran, disarankan panel di balik sehingga
perawatan dapat dengan memberi genangan air pada panelnya.
7.6. Pemeriksan
Pengambilan contoh uji beton segar untuk pemeriksaan mutu betom
(fc’) dan kekentalan (slump) harus di lakukan sebelum di corkan, sesuai
dengan SK SNI-M-26-1990-03 tentang metode pengamnilan contoh
untuk campuran beton segar.
8) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
a Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
b Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
b. pekerjaan lain.
c. P c Bila produksi dilakukan diluar lapangan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib
en melakukan pengepakan komponen sesuai dengan tipe-tipenya. Dalam
ga pengepakan wajib membuat alas pengepakan atau palet terlebih dahulu
du untuk menghindari kerusakan fisik komponen (benturan), mempermudah
ka pengawasan dan efisiensi system pergudangan.
n
ha
ru
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 30
kinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9) Pengepakan
9.1. Langkah Pengepakan Panel Struktural Risha adalah sebagai berikut :
a. Siapkan alas pengepakan dengan posisi muka kearah lebar 120cm
b. Letakan panel secara perlahan kearah horizontal searah papan dengan
posisi berdiri kea rah 30cm berjejer rapat sebanyak 6 panel
c. Untuk panel 20 setelah 3 buah panel tersusun panel selanjutnya di
letakan berhadapan panel sebelumnya
d. Letakan alas kardus ukuran lebar sekitar 20cm panjang 65cm kearah
melintang panel sebanyak 2 lembar untuk di kedua sisi dengan jarak as
20cm dari tepi panel dan lembar ketiga di tengah-tengah panjang panel
e. Lakukan langkah point (2) di atas tumpukan panel pertama
9.2. Proses Pembuatan Rangka dan alas pengepakan adalah sebagai berikut :
a. Balok ukuran 5cm x 7cm dan panjang 100cm sebanyak 3 buah di
letakan memanjang dengan posisi berdiri dengan jarak antar as balok
57,5cm
b. Papan kayu ukuran tebal antara 2cm s/d 3cm lebar antara 5cm s/d
15cm dengan panjang 120cm di letakan tegak lurus arah melintang
balok mulai dari arah depan segaris dengan penampang balok,
kemudian di paku menggunakan paku biasa panjang 5cm dengan
jumlah paku minimal 2 buah untuk setiap hubungan papan dengan
balok sedemikian berturut-turut papan berikutnya di pasang rapat
dengan papan sebelumnya sehingga seluruh panjang balok terisi
papan.
c. Posisi rangka di balik, lakukan langkah pekerjaan seperti pada point (2)
9.3. Bahan yang digunakan untuk pengepakan Panel Struktural Risha antara lain
a. Balok yang di gunakan untuk rangka alas pengepakan menggunakan
kayu dengan ukuran lebar 5cm x tinggi 7cm yang mempunyai kelas
kuat kayu setara kelas III dan IV menurut PPKI 1971.
b. Papan yang di gunakan untuk rangka alas pengepakan menggunakan
kayu dengan ukuran lebar antara 5cm s.d 15cm dengan ketebalan
antara 2cm s.d 3cm yang mempunyai kelas kuat kayu setara kelas III
dan IV menurut PPKI 1971.
c. Bahan tali pengikat yang di gunakan adalah tali paking plastik.
10) Pengujian Komponen Risha
Komponen Risha yang diuji kualitasnya, dilakukan dengan pemilihan produk
secara acak (menggunakan teknik sampling), masing-masing komponen
sebagai berikut :
a. Panel struktur (P1), diambil 1 buah sample uji Hammer Test tiap 50 buah
produk jadi.
b. Panel struktur (P2), diambil 1 buah sample uji Hammer Test tiap 50 buah
produk jadi.
c. Panel simpul (P3), diambil 1 buah sample uji Hammer Test tiap 20 buah
produk jadi.
d. Kuda-kuda, diambil 1 batang sample uji tiap 10 buah produk jadi.
e. Gording, diambil 1 batang sample uji tiap 10 buah produk jadi.
11. PEKERJAAN f. Panel masif – penutup atap diambil 1 lembar sample uji tiap 10 lembar.
KOMPONEN
DINDING 1) Lingkup Pekerjaan
PENUTUP a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
d Bila terjadi b. Pekerjaan pasangan batako ini meliputi seluruh detail yang
kerusakan, disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Penyedia Teknis/Perencana.
Jasa
diwajibkan
untuk
memperbai
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 31
kan adalah Batako press dari mutu yang terbaik, ukuran 8 x 12 x 22 cm.
Batako harus dengan pengepressan sempurna dan merata.
d. Batako press yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, dan adukan
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini, Penyedia Jasa
diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batako yang akan
dipakai kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
e. Semen Portland yang digunakan satu merek dan harus memenuhi NI-8
(1972).
f. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
g. Air yang digunakan adalah air bersih tidak mengandung zat lain seperti
asam, minyak, lumpur dan harus memenuhi PUBI -1982 Pasal 9.
3) Gambar Detail Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Teknis.
4) Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, Warna dan
tekstur bahan harus seragam.
c. Pasangan batako, dengan menggunakan aduk campuran 1pc : 4 pasir
pasangan.
d. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasram/kedap air digunakan
aduk rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir pasang.
e. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran 10 x 10 cm,
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beuguel/sengkang diameter 6
mm jarak 15 cm.
f. Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
g. Pasangan batako untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 10 cm dan pelaksanaan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus.
h. Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus
dipasang angkur besi beton dengan diameter 10 panjang 60 cm dan beton
yang berhubungan langsung dengan dinding batako harus diketrik atau
dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
i. Pelaksanaan pemasangan batako press harus rapi, sama tebal, lurus, tegak
dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut
antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
2) Persyaratan
Bahan
c. Bahan
yang
diperguna
f. Setiap
sambunga
n rangka
daun pintu
dan setiap
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 35
persetujuan Direksi Teknis, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada
permukaan kayu yang tampak.
14. PEKERJAAN g. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir
ENGSEL dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
DAN KUNCI
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
daun pintu/daun jendela dan alat-alat Bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu seperti yang ditunjuk/disyaratkan dalam
detail gambar.
(2) Persyaratan Bahan.
a. Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis, bila terjadi perubahan atau
penggantian “Hardware” akibat dari pemilihan merek, Penyedia Jasa wajib
melaporkan hal tersebut kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal.
(3) Perlengkapan Pintu Dan Jendela.
Untuk ketentuan perincian type dan jenis perlengkapan yang digunakan antara
lain :
a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu :
- Untuk daun jendela kaca berbahan kayu .
- Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu
dan dipasang setinggi 105 cm dari lantai pada klos kayu yang tertanam
dalam kusen, atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.
b. Pekerjaan Engsel :
- Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu,
dipasang sekurang-kurangnya 3 (Tiga) buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel.
- Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
- Untuk jendela digunakan engsel atas.
c. Pekerjaan aksesories jendela kayu
- Pengunci Jendela menggunakan grendel.
d. Bahan–Bahan :
Untuk ketentuan tipe dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil
dari agen resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi.
e. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi teknis
(4) Persyaratan Pelaksanaan.
a. Engsel atas dipasang + 25 cm dari permukaan atas panil pintu .
Engsel tengah dipasang pada as panil pintu.
Engsel bawah dipasang + 25 cm dari permukaan bawah panil pintu.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dipasang + 25 cm dari permukaan atas pintu
dan engsel bagian bawah dipasang + 25 cm dari permukaan bawah pintu, engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 110 cm dari permukaan lantai.
f. Jika d. Pemasangan kunci tanam biasa harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak
diperlukan posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Teknis.
, harus e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
mengguna dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
kan
sekrup
galvanized
atas
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 36
f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
g. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan dan disetujui Pengawas/Direksi teknis.
h. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
15. PEKERJA yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak,
AN KACA sesuai dengan Standar Spesifikasi Produsen.
1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh kaca eksterior seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. Termasuk diantaranya dan
tidak terbatas pada sebagai berikut :
Kaca Jendela
Dan pekerjaan kaca lainnya seperti disebutkan dalam gambar.
2) Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari
proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (Float Glass), mempunyai
permukaan yang rata dan tidak bergelombang.
b. Bahan Kaca
Kaca jendela:
Jenis float glass.
Warna Bening
Tebal 5 mm
c. Toleransi Lebar dan Panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan
oleh produsen sesuai standard SNI.
d. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, tole ransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
e) Cacat–Cacat.
Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus
sesuaiketentuan dari pabrik.
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca).
Kaca yang digunakan harus sesuai dengan komposisi kimia yang dapat
menganggu pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagaian atau seluruh tebal kaca).
Kaca harus bebas dari tidak rusakan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah luar atau masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah
cacat garis timbul yang tembus padangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan menggangu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch), bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok) .
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
Konektor
Kuda-kuda
1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pemasangan Plafond meliputi seluruh pemasangan rangka plafond hollow
4x4 cm dan 2/4 cm, serta penutup langit-langit bahan Kalsiboard 3 mm
seperti yang ditunjuk/disyaratkan dalam detail gambar
2) Persyaratan Material/Bahan
2.1. Prinsip
a. Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik tipe I, dari satu hasil
produk yang disetujui Direksi Teknis serta memenuhi syarat- syarat dalam
NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C150-78A.
b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI1982 pasal
11 dan SII 0404-80.
c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P. 18-
303 dan NZS 3121/1974.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan
dalam NI-2,NI-8 dan PUBI 1982.
e. Pada dasarnya semua jenis bahan/material harus disetujui oleh Direksi
Teknis.
f. Pada dasarnya penempatan material harus sesuai dengan fungsinya.
g. Semua pekerjaan finishing lantai harus dikerjakan setelah pekerjaan-
pekerjaan pendukung dibawahnya yaitu rabat beton untuk lantai dasar dan
pasir urug untuk semua lantai sudah diselesaikan dan dinyatakan diterima
oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
h. Pasangan keramik KM/WC ini merupakan pekerjaan final sehingga harus
diyakini bahwa pekerjaan-pekerjaan yang mendahuluinya sudah selesai
secara tuntas.
i. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga)
model kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan
warna), selanjutnya dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima
bahan yang dikirim ke lapangan.
2.2. Bahan Perekat dari Semen, Pasir dan Air harus memenuhi syarat :
A. Portland Cement (PC)
a. Portland Cement (PC)
Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II yang
memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8 1974 dan ASTM C -
150).
b. Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar,
kelembaban dan air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan-ketentuan material
saat ini.
c. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan
kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan
urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama
penyimpannnya.
d. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua) bulan.
e. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
f. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup
banyak untuk menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan
oleh keterlambatan pengiriman.
g. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang
sedang dalam pengangkutan ataupun penyimpanan.
h. Kadar alkali maksimum 0,40 %. Bahan perekat yang merupakan
1) Lingkup produk industri dapat digunakan atas persetujuan Direksi Teknis.
Pekerjaan
Pekerjaan yang
dimaksud
meliputi :
a. Pekerjaan
ini meliputi
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 42
berbahan dasar semen, pasir silica dan mengandung Polymeric
Binder dan atau berbahan dasar Synthetic Latex.
B. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung
bahan-bahan organis.
C. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Kode
warna
(4) Pengujian
Setelah pipa dipasang, seluruh jaringan pipa air bersih harus diuji dengan
tekanan uji sebesar 2 (dua) kali tekanan kerja (Working Pressure) selama paling
kurang 12 (duabelas) jam tanpa mengalami kebocoran.
a. Apabila suatu bagian dari pipa akan ditutup oleh tembok atau konstruksi
bangunan lainya, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara yang sama
seperti yang tertulis diatas sebelum ditutup dengan tembok atau konstruksi
bangunan lainnya.
b. Penyedia Jasa harus menguji semua motor yang telah terpasang pada
beban normal dan menyerahkan hasil pengujian kepada Direksi Teknis
untuk arsip Pemberi Tugas.
c. Penyedia Jasa harus melakukan penyetelan yang perlu pada semua alat-
alat pengaturan otomatis.
d. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ada kerusakan maka
Penyedia Jasa harus mengganti bagian yang rusak tersebut dan pengujian
diulang sampai hasil pengujianya diterima oleh Direksi Teknis.
e. Penggantian bagian yang rusak tersebut harus dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
(5) Persetujuan Bahan Dan Peralatan
a. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah Penyedia Jasa
memperoleh kontrak pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengajukan daftar
yang lengkap dari pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang
membuat atau memproduksi alat atau bahan yang akan dipasang untuk
memperoleh persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Setelah daftar tersebut disetujui, Penyedia Jasa harus menyerahkan brosur-
brosur dari alat/bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Teknis.
c. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang
perlu karena timbulnya perubahan-perubahan dari contoh bahan-bahan
yang akan dipasang dan atau brosur-brosur untuk mendapatkan persetujuan
g. Semua
peralatan dari Direksi Teknis.
22. PENGADAAN keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang
KESELAMATAN yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan
KERJA, KESEHATAN, bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi
DAN PENCEGAHAN
WABAH VIRUS COVID-
dan lingkungan sekitar tempat kerja.
19 DI LOKASI 2) Syarat-syarat Pelaksanaan
PEKERJAAN a. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
b. Penyedia Jasa harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Petugas K3 bertugas untuk
melaksanakan K3 Konstruksi.
c. Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3
Konstruksi
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan
mencakup
ketentuan-ketentuan
penanganan
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 48
mudah diakses oleh seluruh pekerja yang harus bersih dan terlindungi
dari kontaminasi.
e. Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggungjawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
f. Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia
Jasa sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
g. Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di
ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan
harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
h. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang
memadai juga harus disediakan.
i. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung
diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:
Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus
dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan
penggunaannya.
Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja.
Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki.
Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos
pada bahaya seperti ashes, asap dan debu kimia.
Sedapat mungkin, pakaian pelindung harus digunakan selama
pekerjaan.
Pakaian ini termasuk baju lengan panjang/rompi keselamatan, topi
pelindung, sarung tangan dan sepatu pelindung. Penyedia Jasa harus
menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.
Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman
beton dimana debu mulai terbentuk.
j. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup
seluruh biaya untuk penanganan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
PALU, 2022
KEPALA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PERTANAHAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
SELAKU
PENGGUNA ANGGARAN
d. Penyedia Jasa
harus menyediakan ABDUL HARIS KARIM, ST., MM
pasokan air minum Pembina Tkt. I, IVb
yang memadai dan NIP. 19700422 199303 1 011