Anda di halaman 1dari 49

SPESIFIKASI TEKNIS

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN


PROVINSI SULAWESI TENGAH

PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU


BAGI KORBAN BENCANA ATAU RELOKASI PROGRAM PROVINSI
DI KABUPATEN SIGI

TAHUN ANGGARAN 2022

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 1


SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU BAGI KORBAN BENCANA
ATAU RELOKASI PROGRAM PROVINSI
DI KABUPATEN SIGI

Instansi / OPD : Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan


Provinsi Sulawesi Tengah
Bidang : Perumahan
Program : Pengembangan Perumahan
Kegiatan : Pembangunan dan Rehabilitasi Rumah Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi
Sub Kegiatan : Pembangunan Rumah Khusus beserta PSU bagi Korban Bencana atau Relokasi Program
Provinsi
Detail Kegiatan : Pembangunan Rumah Khusus beserta PSU bagi Korban Bencana atau Relokasi Program
Provinsi di Kabupaten Sigi
Volume : RISHA Type 36 M2 sebanyak 56 ( Lima Puluh Enam) Unit

I. Latar Belakang
I.1. Dasar Hukum, Tugas dan Fungsi/Kebijakan
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
 Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal;
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia;
 Surat Edaran Menteri PUPR No. 22/SE/M/2020 tentang Persyaratan dan Pemilihan dan Evaluasi Dokumen
Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi.

I.2. Gambaran Umum


Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah administrasi provinsi Sulawesi Tengah
dengan ibukota kabupaten sekaligus pusat administrasi terletak di Bora.
Luas wilayah Kabupaten Sigi, adalah berupa daratan seluas 5.196,02 km2 . Wilayah administrasi
Kabupaten Sigi terdiri dari 15 wilayah kecamatan, dengan 3 wilayah kecamatan terluas terletak di Kecamatan
Kulawi (1.053,56 km2), Kecamatan Pipikoro (956,13 km2), dan Kecamatan Palolo (626,09 km2). Tiga wilayah
terkecil, yakni Kecamatan Dolo (36,05 km2), Kecamatan Marawola (38,65 km 2), dan Kecamatan Tanambulava
(56,33 km2).
Secara Geografis Kabupaten Sigi terletak antara 00 52’16” – 2 0 03’21” Lintang Selatan dan 1190 38’
45” – 1200 21’ 24” Bujur Timur dengan batasan-batasan wilayah berikut ini :

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 2


 Sebelah Utara : Kabupaten Donggala dan Kota Palu;
 Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan;
 Sebelah Barat : Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten
Donggala;
 Sebelah Timur : Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong.
Kabupaten Sigi merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah yang
merupakan wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam terutama gempa bumi, karena
dilalui oleh jalur Sesar Palu Koro yang melewati Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala. Pada
tanggal 28 September 2018 telah terjadi gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang berdampak cukup besar pada
ketiga wilayah tersebut. Banyak permukiman masyarakat harus di relokasi karena berada pada zona rawan
bencana.

I.3. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Pemerintah Daerah
Provinsi mempunyai kewenangan menyediakan Rumah Layak Huni termasuk Prasarana, Sarana dan Utilitas
yang layak bagi masyarakat yang terkena dampak bencana alam di daerah Provinsi. Permukiman kembali atau
relokasi harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan sebaiknya dibangun pada
lokasi-lokasi yang jauh dari sumber bencana khususnya di Desa Poi sering terjadi bencana banjir.

Proses pembangunan dan rehabilitasi pasca bencana sampai saat ini masih terus dilakukan. Salah satu
proses yang akan dilakukan adalah relokasi dan pembangunan Hunian Tetap (HUNTAP) terutama bagi warga
terdampak bencana yang kehilangan tempat tinggal agar mereka seterusnya bisa berpenghidupan secara layak
dan bermartabat.

II. Kegiatan Yang Dilaksanakan

II.1. Uraian Kegiatan

Lingkup kegiatan berupa pembangunan rumah hunian tetap. Adapun pekerjaan- pekerjaan dalam lingkup
kegiatan tersebut antara lain:
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Komponen Struktur Utama
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Kuda-Kuda, Rangka Atap Dan Penutup Atap
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Engsel Dan Kunci
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Sanitasi, Km/Wc Dan Septictank
- Pekerjaan Penyediaan Air Bersih
- Pekerjaan Akhir

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 3


II.2. Peralatan

Daftar Peralatan

Jumlah
No. Jenis Kapasitas Kepemilikan/Status
(unit/set)

1 Dump Truck 3 - 4 m3 3 Milik/Sewa

2 Concrete Mixer 0,3 – 0,6 m3 3 Milik/Sewa

3 Concrete Vibrator 32 mm 3 Milik/Sewa

4 Scaffolding 100 Milik/Sewa

5 Alat cetak (molding) panel 1 set ( P1 = 78


RISHA sesuai spesifikasi dan buah, P2 = 30 buah, 2 Milik
dikeluarka oleh 1 produsen P3 = 30 buah )

6 Genset 3500 VA 1 Milik

Milik : Dibuktikan dengan Kuitansi/Invoice Pembelian

Sewa : Surat Perjanjian Sewa & bukti kepemilikan peralatan

II.3. Pengendalian Resiko dan Tingkat Resiko Keselamatan Kerja


Peserta wajib merencanakan dan melampirkan dokumen terkait identifikasi bahaya dan pengendalian
resiko untuk dalam meminimalisir/mengurangi tingkat resiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai
tingkatan yang dapat di tolerir. Cara pengendalian resiko dilakukan melalui :
a. Eliminasi : Pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber bahaya (Hazard).
b. Subtitusi : Mengurangi resiko dari bahaya dengan cara mengganti proses, mengganti input dengan lebih
rendah resikonya.
c. Engineering : Mengurangi resiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik pada alat, mesin,
infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
d. Administratif : Mengurangi resiko bahaya dengan cara melakukan pembuatan prosedur, aturan,
pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor, material
serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan, dan pelabelan.
e. Alat Pelindung Diri : Mengurangi resiko bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri misalnya safety
helmet, masker, sepatu safety, coverall, kacamata keselamatan, dan alat pelindung lainnya yang sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 4


Rincian tingkat resiko/identifikasi resiko keselamatan kerja untuk pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus
beserta bagi Korban Bencana atau PSU Relokasi Program Provinsi adalah sebagai berikut :

IDENTIFIKASI RESIKO
No Keterangan
Kegiatan Identifikasi Tingkat Risiko
Pekerjaan Persiapan
1 Pembersihan dan Pekerja tergores 1 Risiko Kecil
Pengukuran Tapak
Bangunan dan pemasangan
Bouwplank
2 Perlengkapan Keselamatan Pekerja terindikasi terkena 5 Risiko Sedang
dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Virus COVID-19
Pekerjaan Komponen Struktur Utama
1 Pekerjaan Galian Tanah dan Pekerja Cidera saat 1 Risiko Kecil
Urugan Tanah menggali
Pekerja terkena material 2 Risiko Kecil
tanah di daerah mata dan
saluran pernapasan
2 Pekerjaan Pondasi Pekerja tertimpa/terjepit 2 Risiko Kecil
Batu pondasi
3 Panel P1, P2, P3 berikut Pekerja tertimpa Panel 8 Risiko Sedang
aksesoris RISHA
Pekerjaan Arsitektur
1 Pekerjaan Komponen Robohnya Pemasangan 4 Risiko Kecil
Dinding Penutup Batako

Robohnya Pemasangan 1 Risiko Kecil


Kalsiboard
Robohnya Pemasangan 1 Risiko Kecil
Rangka Kalsiboard
Pekerjaan Kuda-Kuda, Rangka Atap Dan Penutup Atap
1 Pekerjaan Kuda-Kuda, Pekerja tertimpa rangka 4 Risiko Kecil
Rangka Atap Dan Penutup pemasangan atap
Atap Pekerja terjatuh dari 4 Risiko Kecil
ketinggian
Pekerja terluka ketika 1 Risiko Kecil
bekerja
2 Pekerjaan Penutup Lantai Pekerja terluka akibat 1 Risiko Kecil
terkena sisa pecahan tegel
yang tidak terpakai
Pekerjaan Sanitasi, Km/Wc Dan Septictank
1 Pekerjaan Sanitasi, Km/Wc Tangan pekerja terluka 1 Risiko Kecil
Dan Septictank akibat terkena alat
pemasangan sanitasi
Pekerjaan Penyediaan Air Bersih
1 Pekerjaan Penyediaan Air Pekerja terluka saat 2 Risiko Kecil
Bersih melakukan pengeboran
dan pemasangan pipa

Berdasarkan tabel tersebut uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya, identifikasi bahaya yang tingkat resiko
sedang sebagai berikut :

IDENTIFIKASI RESIKO
No Keterangan
Kegiatan Identifikasi Tingkat Risiko
Pekerjaan Komponen Panel Struktur Pracetak
1 Panel P1, P2, P3 berikut Pekerja tertimpa Panel 8 Risiko Sedang
aksesoris RISHA

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 5


II.4. Tenaga / Personil

Personil Teknis
 Manajer Pelaksana/Proyek (Site Engineer) 1 (satu) orang
Memiliki Pengalaman minimal 4 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
pekerjaan sejenis sesuai SBU yang dipersyaratkan yang diketahui oleh pemberi pekerjaan/CV serta
memiliki Sertifikat Keahlian ( SKA ) dengan klasifikasi dan kualifikasi Teknik Bangunan Gedung – Muda
yang masih berlaku.
 Manajer Teknik 1 (satu) orang
Memiliki Pengalaman minimal 3 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
pekerjaan sejenis sesuai SBU yang dipersyaratkan yang diketahui oleh pemberi pekerjaan/CV serta
memiliki Sertifikat Keahlian ( SKA ) dengan klasifikasi dan kualifikasi Arsitektur – Muda yang masih
berlaku
 Manajer Keuangan (1 Orang)
Memiliki Pengalaman minimal 2 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
bekerja, Ijazah minimal S1 Ekonomi.
 Ahli Muda K3 Konstruksi 1 (satu) orang
Memiliki pengalaman minimal 3 tahun dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan pengalaman
bekerja yang diketahui oleh pemberi kerja. Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dengan klasifikasi dan
kualifikasi Ahli K3 Konstruksi – Muda yang masih berlaku.

Semua ijazah, KTP, NPWP tenaga yang asli dibuktikan pada saat klarifikasi.

II.5. Persyaratan Teknis Lainnya

1. Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan dana sebesar 20% dari HPS yang dibuktikan dengan rekening
koran perusahaan. Dana tersebut dapat di gunakan kembali apabila telah terbit SPMK dan atas
persetujuan Pengguna Anggaran.

2. Penyedia memiliki Pabrik/Bengkel Pembuatan Panel RISHA ( Workshop ) dengan status milik perusahaan
sendiri yang dibuktikan dengan Surat Izin Mendirikan Workshop dari Pemerintah Daerah setempat
(minimal Kepala Desa/Lurah ) sesuai lokasi serta alamat dan telah beroperasi minimal 1 Tahun berjalan.
Pada bengkel tersebut tersedia Panel anyaman besi P1, P2, P3 sebanyak 2 set dan Panel Beton P1, P2,
P3 siap install sebanyak 2 set (1 set : P1 = 78 Buah, P2 = 30 Buah dan P3 = 30 Buah) beserta tenaga
terampil yang memiliki Sertifikat Keterampilan Kerja (SKK) dengan jenis keterampilan dan kualifikasi
Pembuat Panel Struktur RISHA - Kelas III yang masih berlaku.

III. Maksud dan Tujuan


III.1. Maksud Kegiatan
Melaksanakan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak bencana
III.2. Tujuan Kegiatan
Tersedianya hunian tetap satelit untuk warga/masyarakat yang terdampak bencana.

IV. Indikator Keluaran dan Keluaran


IV.1. Indikator Keluaran
KK / RT Korban Bencana yang memperoleh rumah layak huni.
IV.2. Keluaran
Terbangunnya Hunian Tetap (HUNTAP) sebanyak 56 unit.
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 6
V. Cara Pelaksanaan Kegiatan
V.1. Metode Pelaksanaan
Pembangunan untuk struktur utama direncanakan menggunakan sistem panel RISHA (Rumah Instan
Sederhana Sehat) dan untuk arsitektur menggunakan sistem konvensional. Dengan menggabungkan metode
ini diharapkan pelaksanaan dapat dilakukan secara cepat, tepat, dengan standar mutu yang dipersyaratkan.

V.2. Tahapan Kegiatan


Tahapan kegiatan pembangunan RISHA ini antara lain:
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Komponen Struktur Utama
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Kuda-Kuda, Rangka Atap Dan Penutup Atap
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Engsel Dan Kunci
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Sanitasi, Km/Wc Dan Septictank
- Pekerjaan Penyediaan Air Bersih
- Pekerjaan Akhir

VI. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Lokasi pembangunan Rumah Khusus Beserta PSU Bagi Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi di Desa
Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.

VII. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan


VII.1. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Perumahan
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Sulawesi Tengah.

VII.2. Penanggung Jawab Kegiatan


Penanggung Jawab Kegiatan adalah Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Selaku Pengguna Anggaran (PA) yang dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Kepala Bidang Perumahan
dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) beserta staf terkait.

VII.3. Penerima Manfaat Kegiatan


Penerima manfaat adalah KK / RT Korban bencana di wilayah Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan,
Kabupaten Sigi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Kabupaten Sigi.

VIII. Jadwal Kegiatan


VIII.1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilakukan kurang lebih selama 6 (enam) bulan. Rencana pembangunan akan dimulai terhitung
tanggal surat perintah mulai kerja.

VIII.2. Matriks Pelaksanaan Kegiatan


Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 7
Waktu Pelaksanaan
No Uraian Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
I II III IV V VI VII
1. Persiapan KAK dan Dokumen
Pengadaan
2. Proses Tender
3. Penandatangan Kontrak
4. Proses Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan RISHA Type 36
selama 180 Hari Kerja

IX. Sumber Pendanaan


Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan ini dengan Pagu Rp. 5.812.661.721,- (Lima Milyar Delapan Ratus Dua
Belas Juta Enam Ratus Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Dua Puluh Satu Rupiah) dan nilai HPS Rp.
5.812.660.000, - (Lima Milyar Delapan Ratus Dua Belas Juta Enam Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) yang
berasal dari Sumber pendanaan APBD Murni Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Pada DPA Dinas
Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2022.

X. Syarat Kualifikasi
Peserta kualifikasi Badan Usaha harus memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dan Sertifikat Badan
Usaha (SBU) klasifikasi Menengah untuk Bidang Bangunan Gedung Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
hunian Tunggal dan Kopel (BG 001).
Memiliki Laporan Bukti Setor Pajak Tahunan 2021
Laporan Keuangan untuk Perusahaan Tahun 2021 yang diikat oleh akuntan publik yang bersertifikat.

PALU, 2022
KEPALA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PERTANAHAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
SELAKU
PENGGUNA ANGGARAN

ABDUL HARIS KARIM, ST., MM


Pembina Tkt. I, IVb
NIP. 19700422 199303 1 011

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 8


1. PERSYARATAN 1.1. Umum
UMUM Untuk dapat memahami dengan sebaik baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh gambar-gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar-gambar
dan uraian ini. Penyedia Jasa diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Direksi Teknis untuk mendapatkan penyelesaian.

1.2. Lingkup Pekerjaan


Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat alat kerja yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan
memelihara bahan bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.

1.3. Sarana Kerja


Penyedia Jasa wajib memasukkan Jadwal Kerja.
Penyedia Jasa juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama,
jabatan dan keahlian masing masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Penyedia Jasa wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/ material di
tapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benar
benar baik yang memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.

1.4. Gambar-gambar Dokumen


1.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam
Gambar-gambar yang ada dalam Buku Uraian Pekerjaan ini,
maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak,
Penyedia Jasa wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi
Teknis secara tertulis untuk mendapatkan keputusan
pelaksanaan di tapak setelah Direksi Teknis berunding terlebih
dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat
dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan.
1.4.2. Apabila terdapat perbedaan antara dokumen-dokumen sebagai
berikut:
1) Dokumen Gambar – gambar dan Lampiran Berita Acara
Penjelasan;
2) RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) dan Lampiran
Berita Acara Penjelasan;
3) BQ;
Maka:
a. Apabila item pekerjaan terdapat dalam sekurang-kurangnya
salah satu dari tiga dokumen diatas dan tidak terdapat pada
dua dokumen lainnya, maka item pekerjaan tersebut wajib
dikerjakan dan merupakan bagian biaya kontrak dan
sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang
berwenang/pemutus dan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknis.
b. Apabila terdapat item pekerjaan yang ada pada sekurang-
kurangnya dua dokumen diatas, tetapi berbeda spesifikasinya,
maka spesifikasi yang dipakai adalah spesifikasi yang
tercantum dalam dokumen, menurut hirarki sebagai berikut:
 Dokumen Gambar – gambar dan Lampiran Berita Acara
Penjelasan
 RKS
 BQ

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 9


1.4.3. Apabila gambar, RKS dan BQ sama sekali tidak menyebutkan,
sedangkan hal yang dimaksudkan adalah Vital/perlu maka
Penyedia Jasa wajib melaksanakan hal tersebut dan merupakan
bagian biaya kontrak, sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak-
pihak yang berkompeten dan harus disetujui oleh Direksi Teknis.
1.4.4. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia Jasa
diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua
ukuran yang tercantum seperti, peil-peil, ketinggian, lebar,
ketebalan, luas penampang, dan lain lain sebelum memulai
pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada
ukuran yang belum tercantum dalam gambar Penyedia Jasa
wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada Direksi
Teknis untuk memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding dulu dengan
Perencana.
1.4.5. Penyedia Jasa tidak dibenarkan mengubah atau mengganti
ukuran yang tercantum didalam gambar-gambar pelaksanaan
tanpa sepengetahuan Direksi Teknis. Bila Hal tersebut terjadi,
segala akibat yang akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa
baik dari segi biaya maupun waktu.
1.4.6. Penyedia Jasa harus selalu menyediakan dengan lengkap
masing-masing dua salinan, segala gambar-gambar spesifikasi
teknis, addendum, berita acara perubahan dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disetujui. Dokumen ini harus dapat dilihat
Direksi Teknis disetiap saat sampai dengan serah terima kesatu,
dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
1.4.7. Untuk kontrak pekerjaan ini sifatnya gabungan Lumsum dan
Harga Satuan yang mana apabila ada perbedaan perhitungan
volume, Penyedia Jasa tidak akan mempersalahkan dikemudian
hari dan wajib melaksanakan hal tersebut merupakan bagian
biaya kontrak.

1.5. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh


1.5.1. Gambar-gambar pelaksanaan meliputi Gambar shop drawing,
diagram, ilustrasi, yang merupakan data yang disiapkan
Penyedia Jasa.
1.5.2. Material Contoh adalah benda-benda yang disediakan Penyedia
Jasa untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas
bahan. Ini akan dipakai oleh Direksi Teknis untuk menilai
pekerjaan, setelah disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknis.
1.5.3. Penyedia Jasa menyerahkan segera semua gambar-gambar
pelaksanaan dan material contoh yang disyaratkan dalam
dokumen kontrak. Penyedia Jasa harus melampirkan keterangan
tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak
jika ada hal yang demikian.
1.5.4. Dengan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan dan material
contoh yang telah ditanda tangani Penyedia Jasa dianggap
Penyedia Jasa telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar-
gambar atau contoh tersebut dengan dokumen kontrak.
1.5.5. Direksi Teknis dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui Gambar-gambar pelaksanaan atau material contoh
dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat
dalam Dokumen kontrak dan syarat-syarat keindahan.
1.5.6. Penyedia Jasa akan melakukan perbaikan yang diminta Direksi
Teknis dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar
pelaksanaan dan material contoh sampai disetujui.
1.5.7. Persetujuan Direksi Teknis terhadap gambar-gambar
pelaksanaan dan material contoh, tidak membebaskan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan dokumen
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 10
kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara
tertulis kepada Direksi Teknis.
1.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar
pelaksanaan atau material contoh yang harus disetujui Direksi
Teknis dan Perencana, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan tertulis dari Direksi Teknis dan Perencana.
1.5.9. Gambar-gambar pelaksanaan atau material contoh harus dikirim
kepada Direksi Teknis dalam dua salinan, Direksi Teknis akan
memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa
Tanpa Perubahan” atau” Telah Diperiksa Dengan Perubahan”
atau “Ditolak”. Satu salinan diserahkan oleh Direksi Teknis untuk
arsip sedangkan yang kedua dikembalikan kepada Penyedia
Jasa untuk dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Penyedia
Jasa atau yang bersangkutan lainnya.
1.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan
apabila menurut Direksi Teknis hal-hal yang sudah ditentukan
dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan
tidak perlu dirubah. Barang cetakan ini harus diserahkan dalam
dua rangkap untuk masing masing jenis dan diperlakukan sama
seperti butir di atas.
1.5.11. Material contoh yang telah disetujui oleh perencana dan Direksi
Teknis dipasang di Direksi Keet.
1.6. Jaminan Kualitas.
1.6.1. Penyedia Jasa menjamin kepada Pemberi Tugas dan Direksi
Teknis, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan
ini adalah baru, kecuali ditentukan lain, serta Penyedia Jasa
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen
kontrak.
1.6.2. Apabila diminta,Penyedia Jasa sanggup memberikan bukti
mengenai hal-hal tersebut dalam butir ini.
1.6.3. Sebelum mendapat persetujuan dengan sempurna, semua
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab dari Direksi Teknis/
Direksi Teknis bahwa pekerjaan telah diselesaikan Penyedia
Jasa sepenuhnya.
1.7. Nama Pabrik/ Merk yang ditentukan.
Apabila pada Spesifikasi Teknis Ini disebutkan nama pabrik/Merk dari satu
jenis bahan/komponen, maka Penyedia Jasa menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Penyedia Jasa
pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat
lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Apabila Penyedia Jasa telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesananan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana
akan menentuan sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum
yang sama. Selambat-lambatnya setelah 1 (satu) bulan SPK Penyedia
Jasa, Penyedia Jasa harus memberikan kepada Pemberi Tugas dan Direksi
Teknis fotocopy dari pemesanan material yang di impor pada agen ataupun
importir lainnya, yang menyatakan bahwa material material tesebut telah
dipesan (order import).
1.8. Material Contoh.
Material contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau
Wakilnya harus segera disediakan atas biaya Penyedia Jasa dan material
contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa sehinga
dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 11


Material contoh tersebut jika telah disetujui, dipasang di Direksi Keet untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan
yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

1.9. Subtitusi
1.9.1. Produk yang disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, Penyedia Jasa diharuskan melengkapi
produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, jika tidak ada
baru dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai
data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana,
Direksi Teknis dan Pemberi Tugas sebelum pemesananan.
1.9.2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan
nama pabriknya dalam Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang
menghasilkannya. Katalog dan selanjutnya menguraikan data
yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi
proyek untuk mendapatkan persetujuan.
1.10. Material dan Tenaga Kerja
Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan
meterial harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus
dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai
ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat
diperluan dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya.
Penyedia Jasa harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap
personal ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti
latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman khusus dalam bidang ahli
masing-masing.
1.11. Klausul disebutkan kembali.
Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan
kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut
tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Pemilik proyek
dibebaskan dari patent dan lain lain untuk segala “ atau tuntutan terhadap
hak-hak khusus seperti patent dan lain lain.

1.12. Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh
bagian yang terlibat didalam proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik
satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memerinci setiap
pekerjaan sampai dengan detil untuk menghindari ganguan konflik, serta
harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.

1.13. Perlindungan terhadap orang, harta benda, dan Pekerjaan.


1.13.1. Perlindungan terhadap milik umum: Penyedia Jasa harus menjaga
jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki
selama kontrak berlangsung.
1.13.2. Orang-orang yang tidak berkepentingan. Penyedia Jasa harus
melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan.
1.13.3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada selama masa-masa
pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan,

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 12


dan kerusakan kerusakan sejenis yang disebabkan operasi
Penyedia Jasa, dalam arti kata luas. Itu semua harus diperbaiki
oleh Penyedia Jasa hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
1.13.4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan. Penyedia Jasa
bertanggungjawab penuh atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan kontrak, siang dan malam. Pemberi Tugas tidak
bertanggungjawab terhadap Penyedia Jasa dan Sub Penyedia
Jasa, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan dan
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
1.13.5. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan pertama.Penyedia
Jasa harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan
dan tindakkan pengamanan yang layak untuk melindungi para
pekerja dan tamu yang datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan
pengamanan seperti disyaratkan harus memuaskan Pemberi
Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang-
undang yang berlaku pada waktu itu. Di lokasi pekerjaan Penyedia
Jasa wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama yang mudah dicapai. Sebagai
tambahan hendaknya di setiap site ditempatkan paling sedikit
seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai
pertolongan pertama.
1.13.6. Gangguan pada tetangga :
1) Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa melakukan
sosialisasi dengan masyarakat sekitar,
2) Dalam pelaksanaan segala pekerjaan yang akan
menyebabkan gangguan pada lingkungan, Penyedia Jasa
harus selalu berkoordinasi dengan Direksi Teknis dan
Pemberi Tugas.
1.14. Peraturan Hak Patent.
Penyedia Jasa harus melindungi Pemberi Tugas terhadap semua “Claim”
atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan
dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material
dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek.
1.15. Iklan.
Penyedia Jasa tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam
sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak
Pemberi Tugas.
1.16. Peraturan Teknis Yang digunakan
1.16.1. Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan
mengikat ketentuan ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya:
1) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk
Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia. (DTPI)
2) Peraturan Umum dari Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Tenaga Kerja.
3) Spesifikasi Bahan Bangunan (SNI 03-6861-2002).
4) Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh
Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan
dengan masalah bangunan.
1.16.2. Untuk melaksanakan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan
mengikat pula:
1) Gambar-gambar perancangan yang dibuat Kosultan
Perencana yang sudah disyahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk juga Gambar-gambar detil (shopdrawing) yang

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 13


diselesaikan oleh Penyedia Jasa dan sudah disahkan
atau disetujui Direksi Teknis.
2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4) Rincian negosiasi beserta lampiran-lampirannya.
5) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah
disetujui.
6) Kontrak/Surat Perjanjian Penyedia Jasaan.
2. TEMPAT DAN URAIAN 2.1. Keterangan Umum
PEKERJAAN Pekerjaan ini harus diselesaikan sesuai dengan yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-gambar perencanaan dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan
serta agenda yang disampaikan selama pekerjaan.
2.2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat dicapai pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat derah, nasional maupun
internasional serta berdasarkan jenis bahan/material, cara pelaksanaan
(metode) dan sistem yang dibutuhkan.
c. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Direksi Teknis, yaitu dalam
hak koordinasi dan Pengawasan yang dibantu oleh Konsultan Pengawas,
mencakup mutu hasil kerja (quality), waktu pelaksanaan (schedule) dan
pembiayaan (cost ).
d. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya
harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Direksi Teknis serta
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
e. Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan terdiri atas :
1. Pekerjaan Persiapan
- Pembersihan Site dan Pengukuran Tapak Bangunan dan
pemasangan Bouwplank
- Perlengkapan Keselamatan dn Kesehatan Kerja (K3)
2. Pekerjaan Galian Tanah Dan Urugan Tanah
- Galian tanah untuk pondasi menerus KM/WC
- Galian tanah untuk pondasi setempat
- Urugan tanah kembali pondasi setempat
- Urugan tanah kembali pondasi menerus KM/WC
3. Pekerjaan Pondasi dan Beton
- Pasang pasir urugan bawah pondasi setempat
- Pasang Batu Kosong bawah pondasi setempat
- Pondasi batu kali setempat camp. 1:4
- Mur Baut galvanis ukuran Ø 12, panjang 10" (Angkur)
- Pasang Pasir urugan bawah pondasi menerus KM/WC
- Pasang batu kosong bawah pondasi menerus KM/WC
- Pasang batu kali menerus camp. 1:4 bawah KM/WC
- Pek. Beton pondasi setempat K-175
- Balok Sloof 10/12 bawah KM/WC
- Pek. Ring Balk 10/12 KM/WC
- Pasangan Kilom Praktis 11x11 KM/WC
4. Pekerjaan Komponen Panel Struktur Pracetak
- Panel P1 berikut aksesoris pelengkap
- Panel P2 berikut aksesoris pelengkap
- Panel P3 berikut aksesoris pelengkap
5. Pekerjaan Komponen Dinding Penutup
- Pasangan dinding batako
- Pasangan dinding batako KM/WC

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 14


- Penutup dinding sopi-sopi batako bangunan utama & KM/WC
- Pek. Plesteran dinding 1 : 4
- Pek. Acian dinding
- Pek. Pengecatan dinding
- Pek. Pengecatan langit-langit Kalsiboard (plafond)
- Pek. Pengecatan kusen pintu, jendela, ventilasi dan daun pintu
panil
- Pek. Pengecatan Panel RISHA
6. Pekerjaan Kusen Dan Panel Pintu / Jendela
- Pek. Kusen Pintu, Jendela, & Ventilasi
- Pek. Pasang Pintu Panil
- Pek. Pas. Pintu PVC Km/Wc
- Pek. Pas. Jendela Bingkai Kaca (t = 5 mm)
7. Pekerjaan Engsel Dan Kunci
- Pek. Pas. Engsel Pintu
- Pek. Pas. Engsel Jendela
- Pek. Pas. Kunci Tanam Biasa
- Pek. Pas. Grendel Jendela
- Pek. Pas. Kait Angin Jendela
8. Pekerjaan Kap/Rangka Atap, Penutup Atap Dan Plafond
- Pasang Rangka Kuda-kuda Baja Ringan
- Pasang penutup Atap Spandek
- Pek. Pas. Nok genteng metal
- Pekerjaan pasang Kalsiplank
- Pek. Pas. Rangka Langit-langit Kalsiboard + rangka hollow baja
ringan
9. Pekerjaan Penutup Lantai
- Pasang tanah urug bawah lantai tebal 15 cm dipadatkan
- Pasang pasir urugan bawah lantai tebal 10 cm dipadatkan
- Pekerjaan Rabat Beton 5 cm Untuk Ruang Utama
- Pasang tanah urug bawah lantai km/wc tebal 17 cm dipadatkan
- Pasang pasir urugan bawah lantai km/wc tebal 5 cm dipadatkan
- Pekerjaan Rabat Beton 5 cm untuk KM/WC
- Pekerjaan Pasang Keramik Lantai KM/WC 30 x 30
- Pekerjaan Rabat beton 17 cm untuk teras depan dan teras
belakang
10. Pekerjaan Sanitasi & Kamar Mandi
- Pemasangan Kloset Jongkok
- Pemasangan Floor Drain
- PIPA PVC 4" + Accecories Air Kotor Padat
- PVC 3" + Accecories Paket Air Kotor Cair
- PVC 1/2" Air bersih + Accecories
- Pasang Kran 1/2" + + Accecories
- Pasang Septictank
11. Pekerjaan Instalasi Listrik
- Pek. Pemasangan titik lampu
- Pek. Instalasi Stop Kontak
- Pek. Pasang Saklar tunggal
- Pek Pasang Saklar Ganda
- Pek. Pasang Box Sekring + MCB
- Pek. Pasang 1 buah Downlight 4 inch + Lampu LED 8 Watt
- Kabel NYMHY 2,5 mm (50 M)
- Pemasangan Daya Listrik, 1300 Watt
2.3. Peraturan-peraturan yang dipakai
Peraturan–peraturan/ standar setempat yang biasa dipakai :
a. Peraturan-peraturan/standar setempatyang biasa di pakai
b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-
2847-2002

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 15


c. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-
1729-2002
d. SNI Kayu 2002
e. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8
f. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
g. Ketentuan-ketentuan Umum Untuk Pelaksanaan Penyedia Jasa
Pekerjaan Umum (A.V.) no 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No. 14571
h. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi Teknis, Konsultan Perencana, Pejabat Pembuat
Komitmen dan Tim Pengelola Proyek.
i. Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
j. Standard Normalisasi Jerman (D.I.N.).
k. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).

l. American Concrete Institute (A.C.I).


m. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SU 0013-81 dan ASTM C 1500-
78A.
n. Pasir beton Kerikil/ Split Air yang digunakan harus memenuhi PUBI
82.
o. Pengendalian seluruh pekerjaan beton harus sesuai
dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (N1-8)
p. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam
NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan
dalam SII 0458-81
2.4. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan gambar pelaksanaan/shop
drawing dan diajukan kepada Direksi Teknis untuk diperiksa dan
disetujui.
b. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan,
Penyedia Jasa harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang
setara kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknis.
c. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna finishing pintu,
kusen, kontak luar elektrikal dan sebagainya harus mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yan
tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai
dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
d. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis-operatif dari pabrik material yang bersangkutan
termasuk mengajukan cara perawatan/maintenance seluruh
bahan/material bangunan sebagai informasi bagi Direksi Teknis dan kelak
dapat digunakan oleh Pemilik Bangunan.
e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
agar dapat melakukan penyelesaian/penggantian dalam suatu pekerjaan,
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi
Teknis
f. Semua material yang dikirim ke site/lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong/kaleng yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat
g. Bahan harus disimpan dulu di tempat yang kering, berventlilasi baik,
terlindung dan bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan dari pabrik.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan memeriksa
site/lapangan yang terjadi disiapkan apakah sudah memenuhi
persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi Teknis. Pelaksana tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 16
j. Setiap produk yang diajukan oleh Penyedia Jasa harus dilengkapi
dengan cara perawatan/maintenance dari produk tersebut yang :
1. Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan
2. Sesuai dengan persyaratan/peraturan setempat
3. Disetujui oleh Direksi Teknis.

3. LAHAN 3.1. Lahan yang diserahkan kepada Penyedia Jasa untuk dikerjakan harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :

1. Urugan
Syarat teknis material urugan / timbunan:
 Tidak bersifat ekspansif
 Tidak bersifat dispersive
 Mencapai nilai CBR minimum 10% atau sesuai gambar kerja.
 Mencapai kohesi minimum sebesar 0.5 kg/cm2 untuk tanah lempung
yang dipadatkan
 Mencapai kohesi minimum sebesar 1.0 kg/cm2 dan sudut geser dalam
minimum sebesar 18 untuk soil-cement yang dipadatkan Harus
dilakukan Uji Laboratorium untuk penentuan kelayakan Tanah Urugan:
A. Uji Sifat Fisis Tanah
Uji sifat fisis tanah meliputi uji untuk penentuan berat jenis tanah (Gs),
penentuan batas-batas Atterberg (batas cair dan batas plastis atau LL dan
PL), penentuan kadar air alami tanah dan penentuan persentase atau
kadar tanah lempung dan lanau dengan menggunakan uji hidrometer. Uji
kadar air juga dilakukan sebagai kontrol terhadap kadar air yang digunakan
pada pemadatan tanah.
B. Uji Pemadatan Tanah di Laboratorium
Uji pemadatan tanah di laboratorium seperti uji kompaksi standar
(Standard Proctor) atau uji kompaksi Modified Proctor dilakukan untuk
menentukan kadar air optimum (OMC) dan kepadatan tanah kering
maksimum (dry max). Uji kompaksi dilakukan pada beberapa sampel
dengan kadar air yang berbeda, dengan memberikan energi pemadatan
tertentu sesuai uji standar Proctor ataupun modified Proctor hingga
diperoleh kadar air optimum (OMC) dan kepadatan tanah kering maksimum
(dry max).
C. Uji CBR (California Bearing Ratio) di Laboratorium
Setelah diperoleh nilai OMC dari uji kompaksi, maka selanjutnya perlu
dilakukan uji CBR pada kondisi tidak terendam (unsoaked) dan pada
kondisi terendam air (soaked). Pembuatan atau pemadatan sampel untuk
uji CBR dilakukan pada kadar air tertentu, yang umumnya adalah berkisar
antara kadar air optimum (OMC)  5%. Kondisi unsoaked menggambarkan
kondisi timbunan yang paling baik, sedangkan kondisi soaked
menggambarkan kondisi terburuk dimana timbunan atau tanah terendam
dalam air. Pada uji CBR dalam kondisi soaked, sebelum dilakukan
penetrasi terhadap sampel uji CBR, perubahan volume tanah dalam mold
saat mulai direndam dalam air harus senantiasa dicatat dan digambarkan
terhadap waktu, hingga perubahan volume yang terjadi tersebut telah
menjadi sangat kecil terhadap waktu. Perendaman ini dapat berlangsung
hingga beberapa hari. Sifat pengembangan tanah atau swelling dan sifat
dispersif dari tanah yang dipadatkan dapat dievaluasi dengan
menbandingkan hasil uji CBR pada kondisi unsoaked dan pada kondisi
soaked. Uji CBR dilakukan pada sampel yang dipadatkan pada OMC atau

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 17


pada kadar air yang dikehendaki, sesuai dengan kadar air saat pemadatan
di lapangan kelak.
Uji CBR dilakukan pada dua buah kondisi, yaitu kondisi tidak terendam
(unsoaked) dan kondisi terendam (soaked). Pengembangan volume tanah
atau swelling dari sampel tanah yang direndam tidak boleh lebih besar dari
2% atau lebih dari nilai yang disyaratkan. Nilai CBR dari sampel uji yang
direndam pada proyek ini tidak boleh kurang dari 10% atau kurang dari
nilai yang disyaratkan.
D. Uji Kuat Geser Tanah yang Dipadatkan di Laboratorium
Kuat geser atau parameter kuat geser dari tanah yang dipadatkan dapat
dilakukan di laboratorium dengan prinsip yang sama dengan uji kuat geser
tanah yang umum dilakukan di laboratorium. Uji ini mempunyai tujuan
utama untuk memperoleh parameter kuat geser dari tanah timbunan yang
dipadatkan, sehingga digunakan sampel uji yang diambil dari tanah hasil
kompaksi, baik dalam kondisi tidak terendam air (unsoaked) maupun pada
kondisi terendam air (soaked). Uji kuat geser yang digunakan adalah uji
triaksial UU, dengan menggunakan sampel-sampel uji dari hasil
pemadatan pada OMC, baik pada kondisi unsoaked maupun pada kondisi
soaked, dan bukan pada kondisi aslinya. Uji kuat geser lain seperti uji
geser langsung (DS, direct shear test) dan uji triaksial CU juga dapat
dilakukan. Tidak direkomendasikan untuk menggunakan uji kuat tekan
bebas (UCT), terutama pada sampel uji dari kondisi soaked.
E. Ketentuan Jumlah Pengujian untuk Tanah Timbunan
Disyaratkan minimum satu set pengujian lengkap terhadap material tanah
dari sumber lokasi pengambilan tanah (quarry) setiap volume maksimum
sebesar 5000 m3.
2. Pemadatan
Pengawasan mutu pemadatan tanah timbunan :
Uji Kepadatan Tanah
Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat atau compactor “vibratory type” yang disetujui oleh Direksi
Teknis.Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan
pada kedalaman lapisan 30 cm di bawah elevasi yang direncanakan supaya
tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil laboratorium untuk
bagian daerah yang digali/dipotong (cut); 85 % untuk bagian daerah yang akan
dipergunakan untuk jalan orang dan taman; 95 % untuk bagian daerah
pavement (perkerasan), 100 % untuk dasar pondasi atau lantai beton.

3.2. Perbaikan Tanah dengan Semen (Soil-Cement)


Jika dikehendaki lapisan tanah yang lebih kuat dan stabil, maka dapat digunakan
campuran tanah dengan semen yang kemudian juga dipadatkan di lapangan.
Untuk memperoleh berapa persentase semen yang diperlukan untuk mencapai
kuat geser yang diinginkan, maka perlu dilakukan pengujian pendahuluan (trial
tests) di laboratorium terhadap beberapa set sampel dengan kadar semen yang
berbeda-beda. Jenis semen yang digunakan adalah semen Portland yang
tersedia di pasaran.
A. Persiapan Spesimen (Sampel Uji)
Pada prinsipnya persiapan sampel uji dapat dilakukan setelah uji kompaksi
dilakukan, sehingga nilai dry maksimum dan OMC telah diperoleh. Sampel
uji kemudian dapat mulai dibentuk dengan mencampurkan semen dengan
tanah sesuai dengan persentase tertentu terhadap berat keringnya,
tambahkan air hingga mencapai OMC atau kadar air tertentu yang
dikehendaki, aduk tanah dengan semen, lakukan pemadatan dan kemudian
lakukan curing jika diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dalam mold kompaksi
untuk kemudian sampel uji diambil dari mold tersebut, atau dengan
mencetak sampel uji secara langsung pada mold khusus sebesar ukuran

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 18


sampel sesuai dengan kepadatan kering maksimum dan kadar air yang
dikehendaki.
B. Variasi Kadar Semen
Pembuatan sampel uji soil-cement dapat dilakukan pada berbagai kadar
semen terhadap berat tanah alaminya. Disarankan untuk memberikan
variasi kadar semen terhadap berat tanah dalam rentang 1% hingga 8%,
walaupun penggunaan semen sebanyak 8% atau lebih umumnya akan
menjadi tidak ekonomis.
C. Pengujian Kuat Geser dan Quality Control
Pengujian kuat geser dapat dilakukan serupa dengan uji kuat geser untuk
tanah timbunan (compacted soils) pada umumnya. Untuk proyek ini
disyaratkan campuran soil-cement yang dipadatkan agar mempunyai kohesi
(c) minimum sebesar 1 kg/cm2 dan sudut geser dalam () minimum sebesar
18. Uji sondir di lapangan disyaratkan untuk memberikan tahanan ujung
minimum sebesar 40 kg/cm2.
3.3. Material Berbatu
Apabila material urugan mengandung batu-batu tidak dibenarkan batu-batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan
batu-batu kecil atau tanah yang dipadatkan.
5.
4. PEKERJAAN (1) Lingkup Pekerjaan
PERSIAPAN
a. Mobilisasi peralatan.
b. Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat-
alat besar yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa
maupun milik perusahaan.
c. Persiapan Lapangan.
Pembersihan lapangan dan sisa-sisa bangunan lama yang dianggap
mengganggu pelaksanaan kegiatan.
(2) Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengadakan
pengukuran-pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan
patok-patok utama bagi pembangunan. Biaya pengukuran dan pematokan
sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa .
b. Sarana Kegiatan
Penyedia Jasa harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas
penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan
pekerjaan, serta membuat jalan masuk ke dalam tempat kegiatan dimana
kekuatan struktur dari jalan tersebut mampu menerima keluar masuknya
angkutan-angkutan material.
c. P.P.P.K.
Penyedia Jasa selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan
untuk P.P.P.K.
d. Keamanan Kegiatan
Penyedia Jasa harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga
keamanan kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan maupun Direksi.
e. Pemeliharaan bangunan
Penyedia Jasa harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan
dan tanggung jawab atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis
selama waktu pemeliharaan.
f. Kontrol Kualitas Bahan
Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan
semua biaya sehubungan dengan kontrol kualitas bahan kepada pihak
ketiga. Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa
bahan tersebut.
g. Penggunaan dan Persyaratan Teknis
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 19
Persyaratan
teknis ini
disiapkan untuk
menjadi pedoman
dalam
pelaksanaan
pekerjaan. Syarat
seluruh
bangunan-
bangunan dan
pekerjaan-
pekerjaan lainnya
sebagai kesatuan
yang tidak dapat
terpisahkan,
kecuali
disebutkan lain.
Maka setiap bab
dalam
persyaratan ini,
disesuaikan
dengan yang
dinyatakan dalam gambar-gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan
tertulis dan perintah dari Direksi Teknis
Standard-standard yang dipakai terutama adalah standard-standard yang
berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum
dibuat dan diberlakukan di negara ini, maka harus digunakan Standar-
standar Internasional yang berlaku atau setidak-tidaknya standar dari
negara-negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.
h. Penjelasan RKS dan Gambar
1) Penyedia Jasa wajib meneliti semua Gambar, Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan.
Pekerjaan (Aanwijzing).
1) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah Gambar, bila suatu gambar
tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai
skala yang lebih kecil yang berlaku, begitupula apabila dalam
perancangan (RKS) tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka
gambarlah yang mengikat.
2) Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia Jasa wajib
menanyakan kepada Direksi Teknis dan Penyedia Jasa Penyedia
Jasaan mengikuti keputusannya.
i. Brosur dan Data Teknis
Penyedia Jasa harus memberikan brosur peralatan-peralatan yang akan
dipasang, maupun bahan – bahan yang akan dipakai lengkap dengan data
teknis dan ukuran-ukuran fisiknya.
j. Patok Ukur
Penyedia Jasa harus membuat patok-patok untuk membentuk garis- garis
sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Teknis sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Direksi Teknis
dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta Penyedia Jasa untuk
membetulkan patok-patok itu. Penyedia Jasa harus mengajukan
pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau penentuan permukaan
(level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh
delapan) jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Penyedia Jasa harus

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 20


membuat 2 (dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan
pengukuran atas persetujuan Direksi Teknis sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
pematokan dan 5) Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
Direksi Teknis yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan
akan memeriksa selesai dan ada instruksi dari Direksi Teknis untuk dibongkar.
pengukuran itu
k. Papan Bangunan
1) Patok ukur
dibuat dari 1) Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu daerah dengan ukuran
kayu tebal 3 cm. dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
secukupnya, atasnya.
berpenampan
g 5 x 7 cm.
tertancap kuat
ke dalam
tanah sedalam
100 cm.
dengan
bagian yang
muncul diatas
muka tanah
cukup untuk
memberikan
indikasi peil 6. PEKERJAAN PENGAMANAN
+0,00 sesuai LAPANGAN
Gambar Kerja, DAN PENGADAAN
dan diatasnya SARANA
ditambahkan
pipa besi
untuk
mencantumka
n patokan
ketinggian
diatas peil
+0,00.
2) Indikasi
selanjutnya
selain tersebut
di atas agar
dicantumkan
pada patok
ukur sesuai
petunjuk
Direksi Teknis.
3) Pada
dasarnya,
patok ukur ini
dibutuhkan
sesuai
patokan
ketinggian
atau peil
permukaan
yang ada dan
tercantum
dalam
Gambar Kerja.
4) Jumlah patok
ukur yang
harus dibuat
oleh Penyedia
Jasa minimal
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 21
7) Penyedia Jasa harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

1) Bangunan Sementara
Penyedia jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
(bouwkeet) untuk digunakan sebagai ruang kerja/kantor direksi dan staff
petugas lapangan, sebagai ruang rapat koordinasi, dan gudang penyimpanan
dan perlindungan bahan bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan, Penyedia
2) Papan
bangunan Jasa wajib membongkar dan menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari
dipasang pada lokasi.
patok kayu 5/7 2) Pembangkit Tenaga Sementara
tertancap di Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang
tanah
sehingga tidak dipergunakan untuk pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa termasuk
dapat digerak- pemasangan sementara kabel-kabel, meteran dan sebagainya. Setelah
gerakkan atau pekerjaan selesai, Penyedia Jasa wajib menyingkirkan semua barang tersebut
diubah. dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung jawab Penyedia
3) Papan Jasa.
bangunan
berisi nomor 3) Air Kerja
unit, blok dan Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari
keterangan sumber yang sudah ada dilokasi kegiatan dan sebelumnya harus
yang dikoordinasikan kepada Pemberi Tugas.
diperlukan 4) Jalan Masuk
sesuai dengan
instruksi dari Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara/jalan masuk ke tempat pekerjaan harus
Direksi Teknis. diadakan oleh Penyedia Jasa bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan
4) Papan kebutuhan dan kepentingan lokasi kegiatan tersebut. Selama pekerjaan
bangunan Penyedia Jasa harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan
dipasang sebagaimana yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan
sejarak 2,00 menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau
m. dari as jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan
pondasi 5) Iklan
terluar atau Penyedia Jasa tidak diijinkan memuat/memasang iklan dalam bentuk apapun di
sesuai dengan dalam lokasi kegiatan tanpa izin pihak Pemberi Tugas.
keadaan
6) Pencegahan Pelanggaran wilayah
setempat.
5) Tinggi sisi atas Penyedia Jasa diharuskan mengamankan daerah operasinya di sekitar tempat
papan pekerjaan.
bangunan (7) Orang-orang yang tidak berkepentingan
harus sama Penyedia Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
dengan antara tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf
satu dengan
lainnya atau pelaksana yang bertugas dan para penjaga.
rata (8) Perlindungan Terhadap Milik Umum
waterpass, Penyedia Jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih
kecuali dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
dikehendaki kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama
lain oleh kontrak berlangsung. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas gangguan
Direksi Teknis. dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (Perlengkapan umum) seperti saluran
6) Setelah air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-operasi
selesai Penyedia Jasa
pemasangan
papan
bangunan,
Penyedia Jasa
harus
melaporkan
kepada Direksi
Teknis untuk
mendapatkan
persetujuan.

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 22


saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan-
kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi Penyedia Jasa
dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa hingga
dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
(10) Penjagaan
Penyedia Jasa bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perilindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan
kontrak, siang dan malam. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap
Penyedia Jasa, dan Sub Penyedia Jasa, atas kehilangan dan kerusakan bahan-
bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
(11) Pemasangan Jaring Pengaman
Penyedia Jasa harus memasang jaring pengaman di lokasi proyek yang dirasa
perlu dan berbahaya seperti : jurang, sumur, sungai dan lainnya selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, biaya pemasangan menjadi beban
Penyedia Jasa.
(12) Perlindungan Pekerjaan
Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan, hingga
kontrak selesai dan diterima oleh Pemberi Tugas.
(13) KM/WC proyek
Penyedia Jasa harus menyediakan KM/WC untuk pekerja minimal 1 unit , untuk
melayani keperluan pekerja dalam hal kebersihan selama pekerjaan
berlangsung. Untuk menjaga ketertiban dan memudahkan kontrol keamanan,
para pekerja tidak dibenarkan menggunakan KM/WC milik penduduk sekitar.
(14) Gangguan Pada Tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai
pengarahan Pemberi Tugas, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi
beban Penyedia Jasa.
(15) Pelaksanaan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Direksi Teknis atau Pemberi Tugas untuk diadakan
pemeriksaan.
(16) Alat bantu dan alat kerja.
Penyedia Jasa wajib mengadakan peralatan kerja tukang secara memadai dan
alat bantu kerja yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung termasuk alat
berat yang diperlukan dan menjamin semua peralatan dapat berfungsi dengan
baik dan aman, semua alat bantu dan alat kerja yang dipergunakan menjadi
beban Penyedia Jasa.
(17) Bahan-bahan dan Tenaga Pelaksanaan
Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru,
dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan harus
disetujui secara tertulis kepada Direksi Teknis sebelum pemasangan. Penyedia
Jasa harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang
Koordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat mewakili Penyedia Jasa dengan predikat baik.
(18) Gambar-gambar terlaksana
Penyedia Jasa harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan
dan penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam
(9) Perlindungan
satu set gambar sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing).
Terhadap Bangunan
yang Ada
Selama masa-masa
pelaksanaan Kontrak,
Penyedia Jasa
bertanggung jawab
penuh atas segala 7. PENETUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN
kerusakan, utilitas,
jalan-jalan, saluran-

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 23


Rumah menapak tanah. Jalan lingkungan diambil as tengah jalan apabila jalan
lingkungan tidak mendatar
2) Penentuan diatas dan dibawah harus diperiksa kembali dan atas persetujuan
Direksi Teknis
3) Bilamana terdapat perbedaan ukuran Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kepada Direksi Teknis sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-ukuran yang
keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
4) Penyedia Jasa diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang diperlukan
(dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dihindari cara-cara
8. PEKERJAAN GALIAN pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.
DAN URUGAN TANAH

(1) Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi : Semua penggalian penimbunan kembali,
pengurangan di bawah lantai, pengerjaan tanah kasar dan alur pipa-pipa
sub drainase serta pekerjaan-pekerjaan teknis. Penggalian dan penimbunan
kembali untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal termasuk bab ini.
(2) Syarat-Syarat Penggalian
a. Penggalian harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kondisi
eksisting yang ada.
b. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang perlu untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang
dipersyaratkan atau diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-
gambar dengan cara yang sedimikian sehingga pekerjaan ini dapat selesai
dengan spesifikasi ini dengan disetujui oleh Direksi Teknis.
c. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang
dijumpai dalam pekerjaan.
d. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
pembangunan maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan dan
juga untuk mengadakan pembersihan.
e. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar,
f. maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan pasir dan
dilakukan pemadatan sesuai yang dipersyaratkan biaya akibat pekerjaan
tersebut ditanggung oleh Penyedia Jasa.
g. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali
ditimbun ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan Direksi Teknis.
h. Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka akar/bahan tersebut harus
diangkat dan diurug kembali dengan pasir sampai padat.
i. Dalam hal pengeboran untuk keperluan pondasi harus dipastikan tanah
galian tidak mengganggu/mengotori area diluar proyek, dan diharuskan untuk
menyediakan bak penampung lumpur sementara, semua biaya menjadi
beban Penyedia Jasa.
3) Syarat-syarat Urugan
a. Bagian-bagian yang harus diurug smpai mencapai ketinggian yang
ditentukan, tanah urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar
lain-lainnya).
b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 10cm
setiap lapisan, kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan
sebagai patokan tinggi peil pemadatan menggunakan alat stamper minimal setara MTR 80 dengan cbr
bangunan diambil: 4% rendam air.
Lantai terletak pada ±
0,00 m atau + 0,50
dari muka level jalan
lingkungan untuk
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 24
atau di sekitar bangunan dan pengerasan harus sesuai dengan gambar
rencana. Material untuk penimbunan ini harus memenuhi spesifikasi ini.
d. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar
site atau atas petunjuk Direksi Teknis, dengan biaya Penyedia Jasa.
8. PEKERJAAN
PONDASI BATU 1) Lingkup Pekerjaan
KALI SETEMPAT a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar
atau disebutkan dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali untuk pondasi
lantai dasar dan bagian-bagian lain yang dianggap perlu.
2) Persyaratan Bahan
a) Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar
yang dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I.(NI-
3-1970).
b) Semen Portland harus memenuhi NI-18.
c) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
d) Air harus memenuhi PBVI-1982 pasal 9.
3) Syarat syarat pelaksanaan
a) Penyedia jasa harus membuat shopdrawing dan disetujui oleh Direksi
Teknis pada bagian-bagian yang akan dimulai pekerjaan. Shop Drawing
harus diajukan paling lambat 1 (satu) hari sebelum tanggal pelaksanaan
pekerjaan terebut.
b) Galian tanah harus sudah selesai dan sudah diperiksa oleh KOnsultan
Pengawas dan Disetujui oleh Direksi Teknis.
c) Pada bagian bawah pasangan pondasi harus dipasang urugan pasir dengan
tebal 15 cm.
d) Pasangan Batu Kosong diatas Urugan Pasir
e) Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 4 pasir.
f) Pasangan batu belah tersebut harus dikerjakan dengan cara yang baik, batu
kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
g) Batu kali yang digunakan paling tidak memiliki 3 sisi bekas pecahan.
h) Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus
dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat
satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus dipasang di
atas lapisan adukan dan dicetak ditempatnya sehingga tegak. Adukan harus
mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang
kuat dan integral.
9. PEKERJAAN
BETON 1) Lingkup Pekerjaan
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar,
dengan hasil yang baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, lantai beton, lantai rabat beton,
untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang ditunjukkan
dalam gambar.
c) Ketentuan ketentuan dalam pekerjaan beton dalam pasal ini mengikat untuk
pekerjaan beton nonstruktur
2) Syarat syarat pelaksanaan
a) Besi yang digunakan mutu U24, U36, U39. Besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi
harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971) Bila dipandang
perlu penyedia jasa diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya penyedia
jasa.
b) Tulangan yang dipakai untuk pekerjaan sloof, kolom praktis, balok latei, dan
c. Semua urugan ring balk menggunakan tulangan Ø10 mm dengan sengkang Ø8 – 150mm
kembali dibawah

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 25


c) angkur – angkur dinding dipasang tulangan Ø 8 mm dengan panjang angkur
70 cm.
d) Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton non struktur adalah K 175
(f’c = 14,5 Mpa) dan harus Memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
PBI-1971.
e) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai SNI DT-91-0008-2007.
f) Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
g) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam SNI DT-91-0008-2007.
h) Penyedia jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
i) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
j) Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam SNI DT-91-0008-2007.
k) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
3) Pekerjaan Stek
Pekerjaan stek kolom, stek tangga dan stek kolom praktis
a. Besi stek kolom harus memenuhi syarat-syarat spesifikasi/peraturan yang
berlaku.
b. Besi beton harus terpasang sesuai dengan Gambar Kerja dan turut dicor
sampai batas permukaan atas sloof.
c. Besi lurus setelah selesai pekerjaan cor.
d. Stek tulangan  10 mm, tidak dibenarkan ditekuk.
4) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan :
a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai
ketentuan dalam SNI DT-91-0008-2007).
10. PEKERJAAN a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
KOMPONEN lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
PANEL gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
STRUKTUR b. Pekerjaan ini meliputi komponen Risha, beton kolom dan balok struktur untuk
PRA CETAK bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan komponen dan baut-baut
terkait seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Spesifikasi Teknis panel struktural Risha P1 dan P2, serta panel
penyambung struktural Risha P3 ini adalah ketentuan yang mengikat

1) Lingkup
Pekerjaan
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 26
ukuran serta tata cara pengerjaan cetakan, pembesian, pengecoran dan
perawatan.
2) Acuan Normatif, Spesifikasi Teknis Panel Struktural ini mengacu pada :
a. SK SNI T-15-1991-03, tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
Gedung.
b. SNI 03-1726-2012, tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung.
c. SNI 03-1727-1989-F, tata cara Perencanaan pembebanan untuk Rumah &
Gedung
d. SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
e. SNI 03-2458-1991, Metode Pengujian Pengambilan Contoh untuk Campuran
Beton Segar.
f. SNI 03-3976-1995, tata cara perencanaan pembebanan untuk Rumah &
Gedung SNI 15-2049-1994, Semen Portland.
3) Istilah dan Definisi
a. Panel adalah suatu bidang yang di gunakan sebagai pemisah ruangan,
dapat juga di lalui maupun tembus pandang.
b. Panel Struktural adalah panel yang di rencanakan sebagai pemikul beban
yang bekerja baik beban mati maupun beban hidup yang permukaanya
tertutup dan tidak tembus pandang.
c. Angker adalah suatu penjangkaran baut yang di tanam pada beton pondasi
setempat pondasi dengan panjang penyaluran sebesar 40x diameter, yang
berfungsi untuk mengikat panel dalam arah vertical.
d. Agregat adalah bahan pengisi adukan beton yang terdiri dari pasir dan krikil.
e. Wire Mesh adalah kawat yang di buat bersilangan membentuk kotak yang
saling mengikat.
4) Ketentuan Bahan Bangunan
4.1. Bahan Agregat
Bahan Agregat yang di gunakan untuk pembuatan panel-panel risha harus
sesuai dengan – SNI 03-1750-1990 di antara lain :
4.1.1. Pasir Beton yang di gunakan adalah butiran-butiran keras yang
berukuran antara 0,0075 sampai dengan 0,5 mm, tidak
mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton.
4.1.2. Kerikil alam atau pecah yang di gunakan adalah butiran-butiran
mineral keras yang sebagian besar butirnya berukuran antara 5
sampai 20mm, dengan kadar lumpur maksimum 1% berat.
4.2. Semen yang di gunakan adalah semen hidrolis tipe I, Semen Porland – SNI
15-2049-2004.
4.3. Air yang di gunakan harus bersih tidak mengandung lumpur, minyak dan
benda terapung lainnya yang dapat di lihat secara visual, harus sesuai –
SK SNI S-04-1989-F
4.4. Bahan Tambahan sesuai SNI 03-2495-1991
- Jenis A : Untuk mengurangi jumlah air yang di pakai
- Jenis B : Untuk memperlambat proses pengerasan
- Jenis C : Untuk mempercepat proses pengerasan
- Jenis D : Gabungan dari jenis A & B
- Jenis E : Gabungan dari jenis A & C
- Bahan tambahan mineral : Fly Ash, Mikro Silika, DLL
4.5. Bahan baja tulangan sesuai SNI 07-2052-2002
Baja tulangan yang di gunakan adalah diameter 10 mm, 8 mm, dan 6 mm
yang mempunyai tegangan leleh 2400 kg/cm2.
4.6. Wiremash yang di gunakan dalam Panel RISHA mempunyai diameter 1,5
mm dengan ukuran kotak 10 mm x 10 mm.
mengenai 4.7. Ketentuan Angker dan Baut
bahan 4.7.1. Ketentuan Angker untuk Panel P1 menggunakan baut galvanis
bangunan diameter 12 mm yang ditanam pada beton pondasi setempat
yang di dengan panjang pejangkaran sebesar 300 mm.
gunakan,

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 27


Baut untuk Panel P2 antara panel dengan panel joint pada tumpuan
bawah baut menggunakan baut galvanis diameter 12 mm, panjang
120 mm.
4.7.3. Ketentuan Baut penyambung antara panel P3 struktural dengan
panel penyambung struktural baut penyambung structurall dengan
panel penyambung structural menggunakan baut galvanis diameter
12 mm dan menggunakan ring pelat tebal 3mm, lebar 40 mm dan
panjang 190 mm yang di lengkapi lubang diameter 14 mm dengan
jarak antar as lubang sepanjang 135 mm.
4.8. Ketentuan baut penyambung antar panel dinding panel P1 dan P2 Baut
penyambung antar panel menggunakan baut galvanis diameter 12 mm
dan menggunakan ring pelat tebal 3mm, lebar 40 mm dan panjang 190
mm yang di lengkapi lubang diameter 14 mm dengan jarak antar as lubang
sepanjang 135 mm.
4.9. Bahan Beton mutu f'c = 21,7 Mpa (K 275), slump (10 ± 2) cm, w/c = 0,66
mutu yang di rencanakan adalah fc’ 25 MPa, atau setara dengan mutu K
275.
5) Ketentuan Ukuran Panel
5.1. Ketentuan Ukuran Panel Struktural P1
Panel struktural risha mempunyai ukuran Lebar 30 cm, Tebal 10 cm dan
Tinggi 120 cm yang di lengkapi dengan lubang untuk angker pada
framenya dengan diameter lubang sebesar 14 mm, masing-masing sisi
sebanyak 2 buah dengan jarak antar as lubang 135 mm.
5.2. Ketentuan Ukuran Panel Struktural P2
Panel struktural risha mempunyai ukuran Lebar 20 cm, Tebal 10 cm dan
Tinggi 120 cm yang yang di lengkapi dengan lubang untuk baut diameter
lubang sebesar 14mm, masing-masing sisi sebanyak 2 buah dengan jarak
antar as lubang 135 mm.
5.3. Ketentuan Ukuran Panel penyambung Struktural P3
Panel penyambung structural berbentuk L mempunyai ukuran Tebal 10 cm
Lebar 30cm, dan Tinggi 30 cm yang yang di lengkapi dengan lubang untuk
baut diameter lubang sebesar 14mm, masing-masing sisi sebanyak 2 buah
dengan jarak antar as lubang 135 mm.

6) Pengendalian Beton
JENIS PENGUJIAN DAN KEGUNAAN
No Jenis Untuk Mengetahui Kegunaan/Efek
Pengujian
1 Slump Tingkat kecelakaan Kemudahan pengerjaan
2 Kadar Udara Kandungan rongga Kekompakan & kekedapan
3 Temperatur Suhu beton Retak rambut
4 Bobot Isi Berat satuan Beban mati stuktur
5 Bliding Kehilangan air adukan Porositas

Pengujian beton keras di konversikan ke dalam umur 28 hari


dengan rumus pendekatan :
Ωh = h x Ω28
4 + 0,85 h Dimana, h = umur beton (hari)

4.7.2. K
et
en
tu
an

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 28


Kandungan Mortar dan Ultra Fines dalam beton
KANDUNGAN MORTAR
KANDUNGAN
NO JENIS PENGECORAN
MORTAR
1 Di alirkan dengan talang & digetar dengan 52-53
frekuensi tinggi….%
2 Pengecoran dengan pompa beton………..% 54-55,5
3 Beton expose……..% 55,7-57
4 Beton dengan slump rendah…………..% 56-58

KANDUNGAN ULTRA FINES


NO Ukuran agrerat maksimum Kandungan ultra Fines
(mm) (kg/m3)
1 10 525
2 20 450
3 25 425
Penulangan panel terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Tulangan frame, di pasang mengelilingi panel menggunakan tulangan
polos diameter 8mm sebanyak 4 buah.
b. Tulangan geser panel, dipasang kearah horizontal menggunakan
tulangan polos diameter 6mm pada setiap jarak 15 cm, yang pada kedua
ujungnya di bentuk sengkang dengan ukuran 4 cm x 8 cm, yang
berfungsi untuk mengikat tulangan frame.
c. Tulangan sengkang, diameter 6mm dengan ukuran 4 cm x 8 cm yang
berfungsi untuk mengikat tulangan frame arah horizontal, masing-masing
di pasang sebanyak 4 buah.
7.2. Pemasangan Tulangan dalam cetakan
Tulangan panel diletakan pada cetakannya dengan ukuran Ǿ 8 mm dan Ǿ
6 mm yang di tempatkan secara beraturan dalam cetakan.
7.3. Pelaksanaan pengecoran
7.3.1. Persiapan
Sebelum pengecoran beton di laksanakan, harus di lakukan
pekerjaan persiapan sebagai berikut :
a. Semua ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas dari
kotoran.
b. Untuk memudahkan pembukaan acuan, permukaan dalam dari
acuan boleh di lapisi dengan bahan khusus, misalnya lapisan
tipis minyak mineral, lapisan bahan kimia, lembaran plastic, atau
bahan lain yang sejenis.
c. Tulangan harus dalam keadaan bersih bebas dari segala
lapisan penutup yang dapat merusak beton atau mengurangi
lekatan antara beton dan tulangan.
7.3.2. Penakaran
Penakaran bahan (pasir, krikil, semen Portland dan air) harus di
dasarkan pada teknik penakaran berat yang di rencanakan dengan
nilai slump sebesar 100mm.
7.3.3. Pengadukan
Pengadukan harus memenuhi ketentuan berikut :
a. Beton harus di aduk sedemikian hingga tercapai penyebaran
bahan yang merata dan semua hasil adukannya harus di
keluarkan sebelum mesin pengaduk di isi kembali

7) Tata cara
pengerjaan
angan pokok & sengkang
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 29
s di lanjutkan minimal 1 ½ menit setalah semua bahan di
masukan kedalam mesin pengaduk, (atau sesuai dengan
spesifikasi alat pengaduk)
d. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton
harus di awasi terus menerus dengan jalan memeriksa nilai
slump (kelecakan) pada campuran beton yang baru.
7.3.4. Pengecoran dan pemadatan
Pengecoran di lakukan secara perlahan mulai dari bagian framenya
dan di lakukan penggetaran dengan vibrator dalam arah vertikal,
sehingga beton mengalami pemadatan yang maksimal, dengan
memperhatikan batas waktu penggetaran jangan terjadi pemisahan
campuran beton.
a. Beton yang akan di cor harus pada posisi sedekat mungkin
dengan acuan untuk mencegah terjadinya segregasi pada saat
pengangkutan.
b. Tingkat kecepatan pengecoran beton harus di atur agar beton
selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah
kedalam sela-sela diantara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang seluruhnya
tidak boleh di pergunakan untuk pengecoran
d. Beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh di tuang
kedalam acuan
e. Pengecoran beton harus di laksanakan secara terus menerus
tanpa berhenti, mulai dari sekeliling bagian frame kemudian
panel ke bagian tengah hingga selesainya pengecoran satu
panel.
f. Beton yang di corkan harus di padatkan secara sempurna
dengan alat yang tepat agar dapat mengisi panel sepenuhnya
g. Dalam hal pemadatan beton di lakukan dengan alat penggetar.
g.1 Lama penggetaran untuk setiap titik harus di lakukan
sekurang-kurangnya 5 detik, maksimal 15 detik.
g.2 Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau
bagian beton yang sudah mengeras dan tidak boleh di
pasang lebih dekat dari 100mm dari beton yang sudah
mengeras serta diusahakan agar tulangan tidak terkena
batang penggetar.
1. 7.4. Pembukaan Cetakan
Cetakan dapat di buka setelah 24jam dari waktu pengecoran, dengan
cara perlahan dan hati-hati.
7.5. Perawatan Beton
Beton harus di pertahankan dalam kondisi lembab selama paling
sedikit 7 hari setelah pengecoran, disarankan panel di balik sehingga
perawatan dapat dengan memberi genangan air pada panelnya.
7.6. Pemeriksan
Pengambilan contoh uji beton segar untuk pemeriksaan mutu betom
(fc’) dan kekentalan (slump) harus di lakukan sebelum di corkan, sesuai
dengan SK SNI-M-26-1990-03 tentang metode pengamnilan contoh
untuk campuran beton segar.
8) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
a Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
b Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
b. pekerjaan lain.
c. P c Bila produksi dilakukan diluar lapangan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib
en melakukan pengepakan komponen sesuai dengan tipe-tipenya. Dalam
ga pengepakan wajib membuat alas pengepakan atau palet terlebih dahulu
du untuk menghindari kerusakan fisik komponen (benturan), mempermudah
ka pengawasan dan efisiensi system pergudangan.
n
ha
ru
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 30
kinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9) Pengepakan
9.1. Langkah Pengepakan Panel Struktural Risha adalah sebagai berikut :
a. Siapkan alas pengepakan dengan posisi muka kearah lebar 120cm
b. Letakan panel secara perlahan kearah horizontal searah papan dengan
posisi berdiri kea rah 30cm berjejer rapat sebanyak 6 panel
c. Untuk panel 20 setelah 3 buah panel tersusun panel selanjutnya di
letakan berhadapan panel sebelumnya
d. Letakan alas kardus ukuran lebar sekitar 20cm panjang 65cm kearah
melintang panel sebanyak 2 lembar untuk di kedua sisi dengan jarak as
20cm dari tepi panel dan lembar ketiga di tengah-tengah panjang panel
e. Lakukan langkah point (2) di atas tumpukan panel pertama
9.2. Proses Pembuatan Rangka dan alas pengepakan adalah sebagai berikut :
a. Balok ukuran 5cm x 7cm dan panjang 100cm sebanyak 3 buah di
letakan memanjang dengan posisi berdiri dengan jarak antar as balok
57,5cm
b. Papan kayu ukuran tebal antara 2cm s/d 3cm lebar antara 5cm s/d
15cm dengan panjang 120cm di letakan tegak lurus arah melintang
balok mulai dari arah depan segaris dengan penampang balok,
kemudian di paku menggunakan paku biasa panjang 5cm dengan
jumlah paku minimal 2 buah untuk setiap hubungan papan dengan
balok sedemikian berturut-turut papan berikutnya di pasang rapat
dengan papan sebelumnya sehingga seluruh panjang balok terisi
papan.
c. Posisi rangka di balik, lakukan langkah pekerjaan seperti pada point (2)
9.3. Bahan yang digunakan untuk pengepakan Panel Struktural Risha antara lain
a. Balok yang di gunakan untuk rangka alas pengepakan menggunakan
kayu dengan ukuran lebar 5cm x tinggi 7cm yang mempunyai kelas
kuat kayu setara kelas III dan IV menurut PPKI 1971.
b. Papan yang di gunakan untuk rangka alas pengepakan menggunakan
kayu dengan ukuran lebar antara 5cm s.d 15cm dengan ketebalan
antara 2cm s.d 3cm yang mempunyai kelas kuat kayu setara kelas III
dan IV menurut PPKI 1971.
c. Bahan tali pengikat yang di gunakan adalah tali paking plastik.
10) Pengujian Komponen Risha
Komponen Risha yang diuji kualitasnya, dilakukan dengan pemilihan produk
secara acak (menggunakan teknik sampling), masing-masing komponen
sebagai berikut :
a. Panel struktur (P1), diambil 1 buah sample uji Hammer Test tiap 50 buah
produk jadi.
b. Panel struktur (P2), diambil 1 buah sample uji Hammer Test tiap 50 buah
produk jadi.
c. Panel simpul (P3), diambil 1 buah sample uji Hammer Test tiap 20 buah
produk jadi.
d. Kuda-kuda, diambil 1 batang sample uji tiap 10 buah produk jadi.
e. Gording, diambil 1 batang sample uji tiap 10 buah produk jadi.
11. PEKERJAAN f. Panel masif – penutup atap diambil 1 lembar sample uji tiap 10 lembar.
KOMPONEN
DINDING 1) Lingkup Pekerjaan
PENUTUP a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
d Bila terjadi b. Pekerjaan pasangan batako ini meliputi seluruh detail yang
kerusakan, disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Penyedia Teknis/Perencana.
Jasa
diwajibkan
untuk
memperbai
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 31
kan adalah Batako press dari mutu yang terbaik, ukuran 8 x 12 x 22 cm.
Batako harus dengan pengepressan sempurna dan merata.
d. Batako press yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, dan adukan
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini, Penyedia Jasa
diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batako yang akan
dipakai kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
e. Semen Portland yang digunakan satu merek dan harus memenuhi NI-8
(1972).
f. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
g. Air yang digunakan adalah air bersih tidak mengandung zat lain seperti
asam, minyak, lumpur dan harus memenuhi PUBI -1982 Pasal 9.
3) Gambar Detail Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Teknis.
4) Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, Warna dan
tekstur bahan harus seragam.
c. Pasangan batako, dengan menggunakan aduk campuran 1pc : 4 pasir
pasangan.
d. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasram/kedap air digunakan
aduk rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir pasang.
e. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom & balok praktis) dengan ukuran 10 x 10 cm,
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beuguel/sengkang diameter 6
mm jarak 15 cm.
f. Pembuatan lubang pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
g. Pasangan batako untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 10 cm dan pelaksanaan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus.
h. Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus
dipasang angkur besi beton dengan diameter 10 panjang 60 cm dan beton
yang berhubungan langsung dengan dinding batako harus diketrik atau
dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
i. Pelaksanaan pemasangan batako press harus rapi, sama tebal, lurus, tegak
dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut
antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
2) Persyaratan
Bahan
c. Bahan
yang
diperguna

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 32


Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm.
vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Penyedia Jasa harus membongkar /
memperbaiki dan biaya untuk kejadian ini ditanggung oleh Penyedia Jasa,
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
k. Tidak diperkenankan memasang batako yang patah dua melebihi dari 5%.
Batako yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
l. Siar-siar pasangan batako harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesie
menjadi kering sehingga membentuk lekukan agar supaya plesteran dapat
merekat dengan baik.
m. Pasangan plesteran harus menghasilkan dinding finish setebal 10 cm,
pelaksanaan harus cermat, rapi, dan benar-benar tegak lurus.
(5) Syarat Pemeliharaan
a. Penyedia Jasa wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu
pelaksanaan, maka Penyedia Jasa wajib memperbaiki sampai dinyatakan
diterima oleh Direksi Teknis, biaya yang timbul untuk pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa
12. PEKERJAAN c. Penyedia Jasa wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang
KUSEN PINTU telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
JENDELA d. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

(1) Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan kusen alumunium sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen kayu, termasuk kaca, engsel,
daun pintu & jendela kayu, aksesoris pintu dan aksesoris jendela lainnya
yang dibutuhkan atau seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
(2) Persyaratan Bahan
a. Bahan Kusen Kayu
 Profil kayu bermutu baik
 Finish & warna : sesuai petunjuk Direksi Teknis
 Pemakaian : sesuai gambar
(3) Gambar Detail Pelaksana
a. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan;
b. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Teknis.
4) Syarat-Syarat Pelaksanaan
j. Pekerjaan a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
pemasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Teknis untuk
an batako mendapatkan persetujuannya.
press b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti
harus gambar-gambar yang ada sesuai kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
benar-
benar
vertikal
dan
horizontal.
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 33
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar-
gambar.
c. Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
d. Setiap unit pintu dan jendela kayu yang dikirim ke lapangan harus sudah
diperiksa kualitasnya.
e. Penempatan material kusen ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
f. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh/sample bahan kusen dan kaca,
contoh kontruksi dan membuat shop drawing guna mendapat persetujuan
Direksi Teknis, sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
g. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan kusen dilakukan dengan mesin diluar tempat
pekerjaan/pemasangan.
h. Semua unit kayu harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus
dan mengikuti patokan (bench mark) dari Penyedia Jasa.
i. Sebelum dilakukan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di
lapangan dan koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang
(opening) sesuai dengan shop drawing.
j. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang terbaik.
k. Pada pekerjaan kusen harus dipasang pasak-pasak dari kayu panjang
minimal 30cm pada engsel-engsel pintu dan engsel jendela.
l. Semua unit pintu dan jendela kayu yang sudah terpasang harus selalu
dalam keadaan terproteksi dengan pelindung agar tidak tergores maupun
cacat dan kotor.
m. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu & jendela kayu Penyedia Jasa
diwajibkan mengecat permukaan kayu dengan cat menie (anti rayap) serta
memberikan perlindungan sedemikian rupa sehingga terhindar dari
kerusakan-kerusakan oleh benturan-benturan benda-benda lain dan dari
kelembaban ataupun terkena cuaca langsung.
n. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun
yang tersembunyi, Penyedia Jasa wajib memperbaiki ataupun mengganti
13. PEKERJAAN dengan yang baru sampai dengan disetujui oleh Pengawas/Direksi Teknis
DAUN PINTU dengan seluruh biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

(1) Lingkup Pekerjaan


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan,
hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan rangka kayu, dipasangkan pada pintu-pintu dan
seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
(2) Persyaratan Bahan
a. Pintu panil
b. Bahan rangka pintu dari kayu kelas II yang telah dikeringkan, ukuran sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Daun pintu berjenis pintu panil dari kayu kelas II pada bagian-bagian
ruangan utama dan pintu PVC untuk kamar mandi/wc seperti yang telah
ditentukan dalam detail gambar.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata,
lubang), bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
termasuk Kelembaban bahan kayu yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%.
mempelaja e. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI
ri bentuk tahun 1961),PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.
pola,

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 34


penempelan permukaan bahan pelapis untuk panil daun pintu, digunakan
lem kayu yang bermutu baik.
g. Pintu Kamar Mandi WC
a. Pintu PVC standar dilengkapi dengan jalusi
b. Ukuran : 70 x 195 cm
c. Finish & warna : Warna Biasa ditentukan kemudian
d. Pemakaian : sesuai gambar
(3) Gambar Detail Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik. Shop drawing sebelum
dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Teknis.
d. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan, tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
e. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku
satu sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
f. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan
paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik
produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui
Direksi Teknis. Pekerjaan daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan
rangka dan penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistem
(pres di pabrik).
g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Direksi Teknis, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang
tampak.
h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir
dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
(4) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan, tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-
siku satu sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan
paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik
produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui
Direksi Teknis. Pekerjaan daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan
rangka dan penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistem
(pres di pabrik).

f. Setiap
sambunga
n rangka
daun pintu
dan setiap
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 35
persetujuan Direksi Teknis, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada
permukaan kayu yang tampak.
14. PEKERJAAN g. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir
ENGSEL dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
DAN KUNCI
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
daun pintu/daun jendela dan alat-alat Bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu seperti yang ditunjuk/disyaratkan dalam
detail gambar.
(2) Persyaratan Bahan.
a. Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis, bila terjadi perubahan atau
penggantian “Hardware” akibat dari pemilihan merek, Penyedia Jasa wajib
melaporkan hal tersebut kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal.
(3) Perlengkapan Pintu Dan Jendela.
Untuk ketentuan perincian type dan jenis perlengkapan yang digunakan antara
lain :
a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu :
- Untuk daun jendela kaca berbahan kayu .
- Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu
dan dipasang setinggi 105 cm dari lantai pada klos kayu yang tertanam
dalam kusen, atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.
b. Pekerjaan Engsel :
- Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu,
dipasang sekurang-kurangnya 3 (Tiga) buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel.
- Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
- Untuk jendela digunakan engsel atas.
c. Pekerjaan aksesories jendela kayu
- Pengunci Jendela menggunakan grendel.
d. Bahan–Bahan :
Untuk ketentuan tipe dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil
dari agen resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi.
e. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi teknis
(4) Persyaratan Pelaksanaan.
a. Engsel atas dipasang + 25 cm dari permukaan atas panil pintu .
Engsel tengah dipasang pada as panil pintu.
Engsel bawah dipasang + 25 cm dari permukaan bawah panil pintu.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dipasang + 25 cm dari permukaan atas pintu
dan engsel bagian bawah dipasang + 25 cm dari permukaan bawah pintu, engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 110 cm dari permukaan lantai.
f. Jika d. Pemasangan kunci tanam biasa harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak
diperlukan posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Teknis.
, harus e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
mengguna dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
kan
sekrup
galvanized
atas
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 36
f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
g. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan dan disetujui Pengawas/Direksi teknis.
h. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
15. PEKERJA yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak,
AN KACA sesuai dengan Standar Spesifikasi Produsen.

1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh kaca eksterior seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar. Termasuk diantaranya dan
tidak terbatas pada sebagai berikut :
 Kaca Jendela
 Dan pekerjaan kaca lainnya seperti disebutkan dalam gambar.
2) Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari
proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (Float Glass), mempunyai
permukaan yang rata dan tidak bergelombang.
b. Bahan Kaca
 Kaca jendela:
 Jenis float glass.
 Warna Bening
 Tebal 5 mm
c. Toleransi Lebar dan Panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan
oleh produsen sesuai standard SNI.
d. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, tole ransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
e) Cacat–Cacat.
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus
sesuaiketentuan dari pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca).
 Kaca yang digunakan harus sesuai dengan komposisi kimia yang dapat
menganggu pandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagaian atau seluruh tebal kaca).
 Kaca harus bebas dari tidak rusakan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah luar atau masuk).
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah
cacat garis timbul yang tembus padangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan menggangu pandangan.
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch), bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok) .
 Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 37


yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh
pabrik.
f) Bahan Kaca
Bahan kaca, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1962 .
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Direksi Teknis/Perencana.
g. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,
harus digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
(3) Gambar Detail Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Teknis.
(4) Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti semua
persyaratan/petunjuk dari produsen.
c. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh perusahaan aplikator yang telah
berpengalaman untuk jenis pekerjaan dan volume yang minimal sama
dengan proyek ini, dan harus disetujui oleh Konsultan Perencana/Pengawas
d. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi Teknis.
e. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
f. diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan
kapur, tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan
dengan menggunakan lem aci.
g. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotongan kaca khusus.
h. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk
kedalam alur kaca pada frame/rangka.
i. Pembersih akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan
mengunakan cairan pembersih kaca merk clear.
j. Hubungan kaca dengan kaca frame/kusen harus diisi dengan lem silicon
warna transparan atau dengan warna senada frame, cara pemasangan dan
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan produsen
kaca dan produsen sealant termasuk pemasangan setting block, alat bantu
16. PEKERJAAN pemasangan dan lain-lain.
KAP/RANGKA
ATAP,PENUTUP 1) Lingkup Pekerjaan
DAN PLAFOND a Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik dan diterima oleh
Konsultan Pengawas.
 Ketebal b Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penutup atap seperti yang
ditunjukkan dalam gambar sesuai dengan petunjuk dari Direksi Teknis dan
an
Konsultan Pengawas.
lembar c Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
an pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan
kaca

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 38


anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang
yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web).
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng/penutup atap.
Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri
(self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek,
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
Pekerjaan rangka baja ringan tidak meliputi:
1. Pemasangan penutup atap,
2. Pemasangan kap finishing atap,
3. Talang selain jurai dalam,
4. Accesories atap
(2) Persyaratan Bahan
a Penutup atap dan nok yang digunakan adalah Spandek BJLS 30.Ukuran
panjang, lebar dan tebal genteng dan nok harus sama untuk seluruh atap.
Overlaping minimal 100 mm
b Permukaan penutup atap dan nok harus mulus, tidak terdapat cacat, retak,
gompel dan lain lain.
c Bentuk penutup atap dan nok harus sama untuk masing masing jenisnya.
d Bahan-bahan harus didatangkan ke lapangan setelah diseleksi, dalam
keadaan baik dan tidak cacat.
e Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan, kehilangan
bahan-bahan dalam pengiriman, penyimpanan dan selama pelaksanaan.
f Material Rangka Atap, Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa

Konektor
Kuda-kuda

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 39


perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating):
 Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc dan 5% bahan campuran Galvalume (AZ100)
 Pelapisan Zinc-Aluminium
 Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 katebalan pelapisan 100 gr/m2.
 komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon. Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 MPa
Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung
antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
 Gaya geser satu baut 5,10 KN
 Gaya aksial 8,60 KN Jenis Baut
 Gaya Torsi 6,90 KN (screw)

(3) Persyaratan Pra-Konstruksi


a. Penyedia Jasa wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
c Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta
detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang
profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
d Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Direksi
Teknis, Pengawas dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
e Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin jigsaw yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f Penyedia Jasa wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja Ringan,
g Penyedia Jasa wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).
Lapisan
anti karat : (4) Persyaratan Pelaksanaan
Material a. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari
baja harus produsen termasuk jarak reng, kemiringan atap dan overlap antara
dilapisi

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 40


genteng/atap penutup dan sesuai dengan petunjuk/persetujuan Direksi
Teknis.
b. Penyedia Jasa diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang
berhubungan dengan pekerjaan atap genteng, nok dan mekanisme kerja
yang ditentukan oleh Direksi Teknis.
c. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait
sebelumnya telah diterima oleh Pengawas dan Direksi Teknis dan telah
menyetujui untuk dilaksanakannya pekerjaan ini.
d. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh aplikator yang telah berpengalaman
melaksanakan pemasangan pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama
dan dengan hasil yang baik.
e. Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa
jaminan dengan hasil baik dan wajib memperbaiki atau mengganti yang
rusak baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik
dengan seluruh biaya ditanggung Penyedia Jasa.
f. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi.
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan
mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
g. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
h. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
i. Pihak Penyedia Jasa harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap.
j. Pihak Penyedia Jasa harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu,
pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai
reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
k. Pihak Penyedia Jasa bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi
baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi
proyek.
l. Jaminan Struktural
 Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka
atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan”Dead and live loads
Combination(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup
17. PEKERJA berdasarkan ketentuan“Screws-self drilling-for the building and
construction industries”(Australian Standard 3566).
AN PLAFOND

1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pemasangan Plafond meliputi seluruh pemasangan rangka plafond hollow
4x4 cm dan 2/4 cm, serta penutup langit-langit bahan Kalsiboard 3 mm
seperti yang ditunjuk/disyaratkan dalam detail gambar

18. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 41


pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai meliputi area di atas lantai, serta untuk seluruh detail seperti
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
c. Pelapisan lantai Ruang utama dan KM/WC.

2) Persyaratan Material/Bahan
2.1. Prinsip
a. Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik tipe I, dari satu hasil
produk yang disetujui Direksi Teknis serta memenuhi syarat- syarat dalam
NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C150-78A.
b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI1982 pasal
11 dan SII 0404-80.
c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P. 18-
303 dan NZS 3121/1974.
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan
dalam NI-2,NI-8 dan PUBI 1982.
e. Pada dasarnya semua jenis bahan/material harus disetujui oleh Direksi
Teknis.
f. Pada dasarnya penempatan material harus sesuai dengan fungsinya.
g. Semua pekerjaan finishing lantai harus dikerjakan setelah pekerjaan-
pekerjaan pendukung dibawahnya yaitu rabat beton untuk lantai dasar dan
pasir urug untuk semua lantai sudah diselesaikan dan dinyatakan diterima
oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
h. Pasangan keramik KM/WC ini merupakan pekerjaan final sehingga harus
diyakini bahwa pekerjaan-pekerjaan yang mendahuluinya sudah selesai
secara tuntas.
i. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga)
model kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan
warna), selanjutnya dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima
bahan yang dikirim ke lapangan.

2.2. Bahan Perekat dari Semen, Pasir dan Air harus memenuhi syarat :
A. Portland Cement (PC)
a. Portland Cement (PC)
Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II yang
memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8 1974 dan ASTM C -
150).
b. Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar,
kelembaban dan air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan-ketentuan material
saat ini.
c. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan
kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan
urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama
penyimpannnya.
d. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua) bulan.
e. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
f. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup
banyak untuk menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan
oleh keterlambatan pengiriman.
g. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang
sedang dalam pengangkutan ataupun penyimpanan.
h. Kadar alkali maksimum 0,40 %. Bahan perekat yang merupakan
1) Lingkup produk industri dapat digunakan atas persetujuan Direksi Teknis.
Pekerjaan
Pekerjaan yang
dimaksud
meliputi :
a. Pekerjaan
ini meliputi
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 42
berbahan dasar semen, pasir silica dan mengandung Polymeric
Binder dan atau berbahan dasar Synthetic Latex.
B. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung
bahan-bahan organis.
C. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

(3) Gambar Detail Pelaksanaan


a. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Teknis.
(4) Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Teknis untuk
mendapatkan persetujuannya.
b. Pelaksanaan hanya dapat dimulai setelah :
- Mendapatkan persetujuan bahan material dari Direksi Teknis.
- Gambar kerja/shop drawing pemasangan telah disetujui oleh Direksi
Teknis.
- Pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan mendahului pemasangan pelapis
lantai seperti instalasi listrik, pipa-pipa, pemadatan lantai telah selesai
dilaksanakan dengan baik dan diterima oleh Direksi Teknis.
c. Pada ruangan, lantai dasar harus sudah dipasang urugan pasir setebal 10
cm dipadatkan dan rabat beton setebal 5 cm.
d. Lantai KM/WC di tegel keramik dengan rapi dan bersih, kuat tanpa retak
rambut/pecah.
e. Bila terjadi kerusakan/cacat, Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini
adalah tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
f. Pipa Sparing dan atau jaringan pipa. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini,
semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus terpasang pada
19. PEKERJAAN tempatnya. Penyedia Jasa harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi
SANITASI dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah pengarahan Direksi
DAN Teknis.
KAMAR
MANDI 1) Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
i. Bah tenaga kerja bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
an digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
per dan sempurna dalam pemakaian/operasinya.
ekat
ters
ebu
t

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 43


/ditunjukkan dalam detail gambar atau sesuai dengan persyaratan dari
produsen.
(2) Persyaratan Bahan
a. Semua material yang dipakai harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah direkomendasikan oleh produsen untuk masing-
masing tipe yang dipilih.
c. Semua tipe sanitair dan perlengkapan yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang tidak rusak, retak, atau cacat-
cacat tersembunyi lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis.
d. Tipe sanitair dan asesories yang digunakan harus memiliki kualitas Kw1.
Untuk kran, asesoris dan floor drain dipasang harus mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis.

(3) Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Semua sanitair dan kelengkapannya sebelum dipasang harus ditunjukkan
kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian sanitair dan
kelengkapannya sampai dengan disetujui oleh Direksi Teknis berdasarkan
contoh yang diberikan Penyedia Jasa.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari tipe,
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar dan dikoordinasikan dengan Direksi Teknis.
d. Bila ada perbedaan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa harus
segera melaporkan kepada Direksi Teknis.
e. Penyedia Jasa tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
perbedaan di tempat itu sebelum perbedaan tersebut diselesaikan.
f. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar
serta petunjuk-petunjuk pemasangan dari produsen yang diterangkan dalam
brosur-brosur bersangkutan. Pemasangan sanitair harus baik, rapi, lurus,
waterpass dan dibersihkan dari kotoran, noda, serta penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada yang bocor.
g. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjan dan fungsinya.
h. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
20. PEKERJAA Penyedia Jasa, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
N
INSTALASI
LISTRIK 1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan alat-alat, pemasangan dan
perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan untuk sistem distribusi daya
listrik.
Item pekerjaan tersebut terdiri dari :
a. Panel Listrik/MCB
b. Kabel daya tegangan rendah 1 KV
c. Pekerjaan lainya yang tidak disebutkan disini yang menunjang pekerjaan-
pekerjaan tersebut di atas.
2) Bahan Dan Peralatan
a. Lampu
Titik Lampu harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail
b. Pekerjaan elektrikal.
pemasang  Kabel-kabel harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga
an sanitair tidak menempel pada ballast.
ini sesuai
yang
dinyatakan
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 44
dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada test penyalaan ini akan diuji
mutu instalasi
c. Jaringan Instalasi
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah
mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan
mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul pada tempat dimana kabel
tersebut dipasang.
 pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi
kedalaman 1,20 meter, maka penanaman kabelnya dilakukan sebagai
berikut:
o Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang dilewati
kendaraan Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang
tidak dilewati kendaraan (pedestrian).
o Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus, galian
tanah tersebut harus stabil, kuat, rata dengan ketentuan tebal lapisan
pasir atau tanah halus tersebut tidak lebih dari 10 cm di sekelilling
kabel tanah tersebut.
o Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung
kabel dengan ukuran 40 cm x 20 cm x tebal 7 cm. Pada kondisi
dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atau tinggi dan
kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus di tempatkan di atas
kabel PLN (jarak 30 cm) dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm). Pada
persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainya harus
diambil salah satu tindakan pengamanan yang disebutkan dalam
ketentuan di bawah ini, kecuali jika salah satu kabel yang bersilangan
itu terletak dalam satu saluran pemasangan batu beton dan
semacam itu yang mempunyai tebal dinding yang sekurang-
kurangnya 6 cm.
o Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup
pelindung dari lempengan atau pipa beton atau sekurang-kurangnya
dari bahan yang tahan lama atau yang sederajat. kabel yang terletak
di atas, dipasang pipa belah beton atau dari bahan lain yang cukup
kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa belah ini harus dipasang
menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari kabel yang
terletak di bawah diukur dari sisi luar kabel.
d. Kotak-kontak biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa.
Semua kotak-kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan.
Kotak-kontak harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding
dengan rating 250 Volt, 10 Amp.
e. Sakelar Dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe
rocker,mempunyai rating 250 Volt,10 Amp dari jenis single atau double
gangs atau multiple gangs(grid switch), RCS.
f. Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak
Kotak dari bahan PVC dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus
mempunyai terminal pentanahan. Sakelar dan kotak-kontak dipasang dalam
kotak dengan menggunakan baut.pemasangan dengan cakar yang
mengembang tidak diperbolehkan.
g. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, berinti lebih dari satu (NYM). Kabel harus
mempunyai penampang minimum 2,5 mm.
b. Pengetesa
n
Test
penyalaan

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 45


instalasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000 sebagai
berikut :
1. Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
2. Netral : biru
3. Pembumian : hijau dan kuning
Sambungan kabel harus dibuat baik secara listrik dengan menggunakan
konus penyambungan(lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui
Direksi Teknis. Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak
penyambungan(T-doos). Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.
h. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow junction box dan kelengkapan lainnya harus
sesuai antara satu dan lainnya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25
mm. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box
dan armature lampu.
i. Pemasangan lampu-lampu
 Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus
dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang
harus disetujui oleh Direksi Teknis dan seperti ditunjukan dalam gambar.
 Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya
harus dalam keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
 Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan
harus siap menyala.
 Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-
lain.
 Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak
sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh Penyedia Jasa tanpa biaya
tambahan.
j. Sakelar dan kotak-kontak biasa
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah
150 cm dari permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 40 cm
dari permukaan lantai. Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau
kotak-kontak biasa ditempatkan pada lokasi yang sama, maka dua deret
kotak-kontak tunggal, ganda atau multi gangs harus dipasang satu di atas
yang lain dan titik tengah deretan tersebut harus berada 1,45 cm di atas
permukaan lantai. Kotak-kontak biasa dekat pintu atau jendela harus
dipasang 30 cm dari pinggir kusen dari sisi kunci seperti ditunjukan dalam
gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukan lain oleh Direksi Teknis
(3) Pengujian
Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pengujian sistem terdiri dari :
 Pengujian sambungan-sambungan
 Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
 Pengujian tahanan pembumian
 Pengujian pemberian tegangan
o Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan, Penyedia
Jasa harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian
kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan. Pengujian
harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
Penyedia Jasa harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya
untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus melakukan general test penerangan selama 3 x
24 jam.

Kode
warna

21. PEKERJAAN PERPIPAAN

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 46


seperti ditunjukan dalam gambar mekanikal lengkap dengan katup penyetop,
elbow, sambungan –T, fitting dan perlengkapan lain yang diperlukan.
b. Semua panel control dan panel listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan
sistem distribusi air bersih.
c. Semua alat plumbing(fixture) yang direncanakan dipasang di dalam
bangunan, termasuk fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
d. Sistem pemipaan air kotor dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke
jaringan pembuangan air kotor, lengkap dengan pipa ven beserta
penunjangnya seperti ditunjukan dalam gambar mekanikal.
(2) Bahan Dan Peralatan
a. Pipa air bersih
Pipa distribusi yang ditanam di dalam tanah dalam shaff dan langit-langit,
maupun pipa cabang untuk distribusi air bersih ke setiap alat
plumbing(fixture) terbuat dari PVC.
b. Pipa air kotor
Pipa air kotor dari setiap alat plumbing(fixture) ke pipa tegak yang terletak di
shaft terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5 Kg/cm2.
c. Pipa air bekas
Pipa air kotor dari setiap alat plumbing (fixture) ke pipa tegak yang terletak di
shaft terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5 Kg/cm2.
d. Semua pipa, fixture, dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan,
harus terbuat dari bahan stainless stell.
e. Semua pipa, fixture, dan fitting yang berada di luar dinding dan kelihatan,
harus terbuat dari bahan stainless stell.
f. Setiap bahan pipa, fitting, alat plumbing dan peralatan-peralatan yang akan
dipasang pada instalasi harus memiliki merk yang jelas dari pabrik
pembuatnya.
(3) Pemasangan
a. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua
pembongkaran bagian-bagian bangunan lainya hanya boleh dilaksanakan
setelah mendapatkan ijin tertulis dari Direksi Teknis. Gambar-gambar
pemasangan harus dibuat secara rinci oleh Penyedia Jasa. Hal ini agar
dapat diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang
diperlukan untuk jalur-jalur pipa. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
ukuran(dimensi)dan lokasi lubang-lubang tersebut. Apabila diperlukan,
dilakukan pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
b. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan
yang tepat. Pemasangan pada lokasi bangunan yang dicor dengan beton
dilakukan oleh Penyedia Jasa struktur, atas petunjuk Penyedia Jasa
plumbing.
c. Selama pemasangan berlangsung, Penyedia Jasa harus menutup ujung
pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke
dalam pipa.
d. Semua sambungan-sambungan yang menghubungkan pipa dengan ukuran
yang berbeda harus menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin
dilaksanakan belokan-belokan dengan jenis long radius. Belokan-belokan
short radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak
memungkinkan memakai long radius, dan Penyedia Jasa harus
memberitahukan hal ini kepada Direksi Teknis. Fiting dan alat–alat yang
menimbulkan tahanan aliran air yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
e. Penggantung atau penumpu pipa harus terikat secara kuat pada bangunan
dengan menggunakan Dynabolt atau fischer dilengkapi dengan kontruksi
baja bila memang diperlukan.
f. Setiap pipa cabang utama yang masuk ke lantai harus dilengkapi dengan
1) Lingkup katup penyetop (gate Valve).
Pekerjaan
a. Sistem
pemipaan
air bersih
didalam
bangunan

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 47


dan perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus disediakan dan
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa tanpa menuntut biaya tambahan.

(4) Pengujian

Setelah pipa dipasang, seluruh jaringan pipa air bersih harus diuji dengan
tekanan uji sebesar 2 (dua) kali tekanan kerja (Working Pressure) selama paling
kurang 12 (duabelas) jam tanpa mengalami kebocoran.
a. Apabila suatu bagian dari pipa akan ditutup oleh tembok atau konstruksi
bangunan lainya, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara yang sama
seperti yang tertulis diatas sebelum ditutup dengan tembok atau konstruksi
bangunan lainnya.
b. Penyedia Jasa harus menguji semua motor yang telah terpasang pada
beban normal dan menyerahkan hasil pengujian kepada Direksi Teknis
untuk arsip Pemberi Tugas.
c. Penyedia Jasa harus melakukan penyetelan yang perlu pada semua alat-
alat pengaturan otomatis.
d. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ada kerusakan maka
Penyedia Jasa harus mengganti bagian yang rusak tersebut dan pengujian
diulang sampai hasil pengujianya diterima oleh Direksi Teknis.
e. Penggantian bagian yang rusak tersebut harus dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
(5) Persetujuan Bahan Dan Peralatan
a. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah Penyedia Jasa
memperoleh kontrak pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengajukan daftar
yang lengkap dari pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang
membuat atau memproduksi alat atau bahan yang akan dipasang untuk
memperoleh persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Setelah daftar tersebut disetujui, Penyedia Jasa harus menyerahkan brosur-
brosur dari alat/bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Teknis.
c. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang
perlu karena timbulnya perubahan-perubahan dari contoh bahan-bahan
yang akan dipasang dan atau brosur-brosur untuk mendapatkan persetujuan
g. Semua
peralatan dari Direksi Teknis.

22. PENGADAAN keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang
KESELAMATAN yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan
KERJA, KESEHATAN, bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi
DAN PENCEGAHAN
WABAH VIRUS COVID-
dan lingkungan sekitar tempat kerja.
19 DI LOKASI 2) Syarat-syarat Pelaksanaan
PEKERJAAN a. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
b. Penyedia Jasa harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Petugas K3 bertugas untuk
melaksanakan K3 Konstruksi.
c. Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3
Konstruksi

1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan
mencakup
ketentuan-ketentuan
penanganan
Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 48
mudah diakses oleh seluruh pekerja yang harus bersih dan terlindungi
dari kontaminasi.
e. Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggungjawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
f. Akomodasi yang memadai bagi pekerja harus disediakan oleh Penyedia
Jasa sebagai tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
g. Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di
ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan
harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
h. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang
memadai juga harus disediakan.
i. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung
diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:
 Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus
dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan
penggunaannya.
 Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja.
Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki.
 Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
 Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos
pada bahaya seperti ashes, asap dan debu kimia.
 Sedapat mungkin, pakaian pelindung harus digunakan selama
pekerjaan.
 Pakaian ini termasuk baju lengan panjang/rompi keselamatan, topi
pelindung, sarung tangan dan sepatu pelindung. Penyedia Jasa harus
menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.
 Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman
beton dimana debu mulai terbentuk.
j. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup
seluruh biaya untuk penanganan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).

3) Penanganan dan Pencegahan Wabah Virus Covid-19


a. Kontraktor wajib menyediakan tabung oksigen, pengukur suhu badan
(Thermoscan) pengukur tekanan darah dan obat-obatan.
b. Kontraktor wajib memiliki kerja sama operasional perlindungan kesehatan
dan pencegahan Covid-19 dengan Rumah Sakit dan/atau Pusat Kesehatan
Masyarakat terdekat dengan lapangan proyek untuk tindakan darurat
(Emergency).
c. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas pencuci tangan dengan sabun
Disinfektan (Hand Sanitizer), tisu, dan masker dilapangan proyek pekerjaan.

PALU, 2022
KEPALA DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PERTANAHAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
SELAKU
PENGGUNA ANGGARAN

d. Penyedia Jasa
harus menyediakan ABDUL HARIS KARIM, ST., MM
pasokan air minum Pembina Tkt. I, IVb
yang memadai dan NIP. 19700422 199303 1 011

Pekerjaan Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah 49

Anda mungkin juga menyukai