Anda di halaman 1dari 73

BAB X

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan:
Pokja Pemilihan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar (terlampir) yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

A. UraianSpesifikasiTeknis
Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan,
dengan ketentuan:
1. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi
dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional indonesia
(SNI);
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat di laksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
di perlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang di
inginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja Pemilihan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai hasil yang
telah di identifikasi oleh PPK.
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gasacetylene, BBM, BBG,
bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan
limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang
berlaku;
c. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik
pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:
a. Pokja Pemilihan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai hasil
yang telah diidentifikasi oleh PPK .
b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
c. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan :

a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan


melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian
identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK;

b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem


perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
terhadap setiap metode konstruksi/metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secaralogis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang
sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat
bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metod ekerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas
pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi
lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka
metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur
kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya
tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup
analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk
pekerjaan diketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja
(platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung
diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang
mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung- jawabkan, baik dari standar
yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium
maupun pendapat ahliterkait yang independen.
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-
gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode
pelaksanaan/konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai
kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil,
mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan
jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan
untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko
yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat
yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga
ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar,
spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi diatas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum
memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko
telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan
kerjadan/atau penyakit ditempat kerja;

B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain:
1. Peta Lokasi
2. Layout
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya bersama-sama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut
dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang
dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan baik pada bagian dimana
spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dan pekerjaan dimana
pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan akan ditunjukan oleh direksi.
3. Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang Iingkup pekerjaan sesuai dengan daftar kuantitas (form rencana anggaran biaya)
4. Perijinan
Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka Direks imenyelesaikan perijinan tersebut, tetapi segala biaya yang
diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Pekerjaan di
lapangan tidak diperkenankan dimulai apa bila perijinan yang diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan
memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus
didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
5. Pekerjaan-pekerjaanSementara
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana pelengkap lain seperti jembatan darurat dan
sebagainya yang bersifat sementara haru disiapkan oleh kontraktor. Jika diperlukan
jembatan-jembatan darurat maka kontraktor harus merencanakannya dengan lebar
minimal 3,50 meter dan kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan gandar 5 ton, atau
dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi. Kontraktor wajib memelihara
sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut menjadi
tanggungan kontraktor. Pada akhir pekerjaan, atas perintah direksi, segala sarana tersebut
kalua tidak dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapihkan/kembalikan seperti keadaan
semula atau seperti yang disyaratkan oleh direksi. Kontraktor harus membuat saluran-
saluran untuk pembuangan semua air bekas dan sisa buangan dan pekerjaan-pekerjaan,
termasuk pekerjaan sementara, yang ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus
tidak merusak lingkungan setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan terhadap tanah atau saluran/anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan
akan dibuang.
6. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan LampuPenerangan
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air kelokasi
pekerjaan, sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan. Biaya untuk keperluan
tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Kualitas air yang disyaratkan ditentukan pada
bagian lain dari spesifikasi tekni sini. Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan
pekerjaan harus disediakan sendiri oleh kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dan direksi.
Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta
fasilitas pengaman yang diperlukan pada lampu-lampu penerangan untuk menjamin
lancernya pelaksanaan pekerjaan.
7. Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini harus dibuat sendiri oleh kontraktor dan
merupakan bagian yang tak terpisah kandari dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut
adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perlu bahan perubahan dan
merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal
tersebut. Tidak dibenarnya untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan
spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal
lain yang meragukan, kontraktor harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan
direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan
yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan
lapangan terhadap gambar rencanaakan ditentukan oleh direksi dan disampaikan secara
tertulis kepada kontraktor. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi
sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan
gambar tersebut. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di
lapangan. Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terakhir. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang
menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja.Semua biaya untuk itu,
menjadi tanggungan kontraktor.
8. Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut
adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan gambarnya, maka
kontraktor harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana
yang benar.
9. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus mempersiapkan
seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut.
Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih
dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan direksi,
kontraktor tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi
pekerjaan. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
10. Penyediaan Material
Kontraktorharusmenyediakansendirisemua material seperti yang disebutkandalam daftar
kuantitas (daftar rencanaanggaranbiaya) kecualiditentukan lain didalam, dokumenkontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi kontraktor harus mengusahakan
transportasi dari gudang yang ditentukan kelokasi pekerjaan. Kontraktor harus memeriksa
dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai
di lokasipekerjaan. Kontraktor harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat
oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian kontraktor. Semua
peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama produsen
material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan
pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta
untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak
memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya tambahan. Semua peralatan dan
material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal waktu
untuk pekerjaan lainnya.
11. Contoh-Contoh Material
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut standar yang disetujui direksi. Contoh-contoh tersebut harus
menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran
kontraktor harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material. Jika
dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dan
jenis atau merk tertentu, maka kontraktor harus meminta petunjuk direksi untuk
menentukan jenis atau merk material yang baik dan diperbolehkan untuk digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor dapat mengganti dengan produk atau merk
lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang
ditentukan oleh direksi.
12. Perlindungan Terhadap Cuaca
Kontraktor, atas tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu, harus
mengusahakan langkah-langkah dan, peralatan yang diperlukan untuk melindungi
pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.
13. Pematokan
Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan palt
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat
melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor harus
mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi. Sebelum memulai pekerjaan
pemasangan patok, kontaktor harus memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2
(dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk melakukan pengawasan. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur
oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan direksi.Hanya hasil pengukuran yang telah
disetujui direksi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan.
Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta
pekerja lain yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan/ pengujian hasil
pengukuran. Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang
sendiri oleh kontraktor harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh kontraktor.
Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta persetujuan
dari Direksi, bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, kontraktor harus
mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut.
Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dan pendapat/revisi pada satu copy
gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, kontaktor
harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat
pada kertas kalkir agar memungkinkan untuk direproduksi. Semua gambar-gambar yang
telah disetujui harus diserahkan kepada direksi dalam bentuk asli dan 2 copy hasil
reproduksinya. Ukuran dari huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai
dengan ketentuan direksi.
14. Tanda-Tanda
Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan tanda-tanda untuk
keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan
lalulintas padat, kontraktor harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut
harus sudah termasuk di dalam penawaran kontraktor.
15. Program Kerja
Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada
direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup:
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dari suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dari pengangkutan bagian-bagian lain kelapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh kontraktor.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan, yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan. Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam
bentuk Kurva-S beserta lampiran penjelasannya.
16. PemberitahuanUntukMemulaiPekerjaan
Kontraktor diharuskan untuk mem berikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila direksi
memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk
suatu pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun,
kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
mendapa tperse tujuan terlebih dahulu dan direksi, Pemberitahuan yang jelas dan lengkap
harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi. Sebelum memulai pekerjaan, agar
direksi mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbang kanpersetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan diawasi
langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
17. Rapat - Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan atau kontraktor dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang kontraktor dan konsultan sertapihak-pihak tertentu yang berkaitan
dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat
merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi kontraktor.
18. Prestasi Kemajuan Pekerjaan
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah presentas ipekerjaan yang telah
diselesaikan kontraktor dan disetujui oleh direksi. Prosentas epekerjaan ini dihitung
dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai
kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan
pekerjaan berdasarkan harga lump sum yang tercantum dalam kontrak.
19. Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar
hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan
kontrak. Kontraktor harus menguji hasil pekerjaan setiap bahan dan atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian
terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, kontraktor dengan biaya sendiri
harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh direksi.
20. Pemotretan
Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor diwajibkan melakukan pemotretan yang
menggambarkan kemajuan pekerjaan. Pemotretan paling sedikit sebanyak 4 (empat) kali
pada setiap unit bangunan berukuran 9x13 cm dalam rangkap 4 (empat) dan disampaikan
kepada Direksi berupa Soft File.hasilpemotretantersebutharusdiserahkankepadadireksi.
21. Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut harus
memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup:
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang ahir minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.

SPESIFIKASI UNTUK PEKERJAAN SIPIL

A. REFERENSI DAN STANDAR

Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normatif yang telahada, antara lain :

SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja

SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding

SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan

SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah

SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah

SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium


SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L

SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan
beton

SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton

SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron
agregat kasar untuk beton

SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron
agregat kasar untuk beton

SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk
beton

SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton

SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah

SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah

SNI 03-1966-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus


dan kasar

SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar

SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus

SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat

SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton

SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton

SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los


angeles

SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar


SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium

SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton

SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland

SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland

SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan


gedung

SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk


campuran mortar dan beton

SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka


dengan alat ukur tipe baling-banling

SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus


pasir

SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah


maksimum dengan kadar air optimum.

SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air

SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural

SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium


sulfat .

SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah

SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer

SNI 15-2049-1994 Semen Portland

SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton

SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan

SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding

SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.

SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton

SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan


gedung

SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.

SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan


agregat ringan.

SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral

SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah


dengan beban statis pada pondasi dangkal

SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural

SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan
beton

SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan


beton

SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton

SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan


plesteran dengan bahan dasar semen

SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan


dari besi/baja)

SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural


SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan

SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat

II. PEKERJAAN TANAH


1. Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dan tempat pekerjaan harus ditinjau dahulu
oleh tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan
keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, Kontraktor harus segera menyampaikan
kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga
Kontraktor harus menentukan letak bangunan pelengkap seperti Direksi keet, gudang dan
sebagainya.
2. PembersihanTempatPekerjaan
Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon didalam daerah batas pekerjaan
untuk seluruh Panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 1 m pada kedua ujung
dan bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon diluar batas-batas
ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain
yang tertera didalam syarat- syarat khusus dan gambar rencana.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm dan
ditimbun diatur tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi. Pembersihan dan
pengupasan diluar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran kepada kontraktor,
kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi dan persetujuan dari pemberi
tugas. Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa
pepohonan rindang dan tanaman ornament tertentuakan dipindahkan, maka pepohonan/
tanaman tersebut harus dijaga betul dan kerusakan atasbiaya kontraktor. Pepohonan yang
harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak merusak
pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar dan
sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 100 cm dibawah permukaan
tanah asli dan permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah). dan
bersama-sama dengan seluruh tempat sampah dalam segala bentuknya pada tempat yang
tidak terlihat segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat
pekerjaan menurut cara yang praktis atau dibakar. Seluruh kerusakan termasuk pagar,
yang terjadi pada saat pernbersihan, harus diperbaiki oleh kontraktor atau tanggungannnya
sendiri. Bila akan diberitahukan pembakaran hasil penebangan, kontraktor harus
memberitahukan kepada penghuni, dan milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan
minimal 48 jam sebelumnya. Kontraktor akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka. Pada pelaksanaan
pembersihan, kontraktor harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok
pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekenjaan
ini mencakup penyediaan peralalan, tanaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan
kepada kontraktor dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Galian tanah
a. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
• Semua bagian dan bangunan yang masuk dalam tanah.
• Semua bagian dan tanah yang harus dibuang.
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan, dan sebaginya, dan benar-benar waterpass. Kalau ternyata
akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalua dilaksanakan menurut gambar,
Kontraktor boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.
b. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
• Galian tanah biasa
• Galian tanah sedang, misalnya pasir, lempung, codas muda, dan sebagainya.
• Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu
menggunakan bor atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
• Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dan
permukaan air konstan, dimana biasanya air, tanah naik pada penggalian pondasi.
c. Cara PelaksanaanPekerjaan
Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi sebelum nilai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya dapat dilakukan pada
keadaan tanah yang belum diganggu. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk inspeksi semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan
dalam air. Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan
untuk diganggu tanpaseijin dari Direksi. Galian dan pondasi pada batas-batas
kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar rencana atau atas petunjuk
Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar penempatan
konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana
mudah dilaksanakan. Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar
rencana, tidak boleh dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan
dimensi peil dan lantai pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat
berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain
yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang. Sesudah galian selesai,
Kontraktor harus memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk
melaksanakan perbaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pandasi
sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material-material pondasi
serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua
retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan, diisi dengan spesi (injeksi),
serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan lapisan yang tipis harus
dibuang.
d. Coffer Dam/ Kees Dam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer
dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Kontraktor harus memberikan gambar rencana
coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui. Coffer Dam untuk
galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar pondasi yang
cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar
keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harus direncanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air
keluar acuan beton. Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup
memenuhi syarat untuk melindungi beton muda dan arus air deras atau erosi, silang-
silang penguat dan atau bagian-bagian lain dan Coffer Dam tidak diperbolehkan masuk
kedalam dan menjadi bagian pennanen dan pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi
harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi. Pohon-pohon yang
ditebang, lidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa ijinkhusus dan
pemiliknya, dan kontraktor alas tanggungannya menyingkirkan pohon-pohon tersebut
atau membiarkan ditempat semula asal ada persetujuan tertulis dan pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan
pembakaran, kontraktor akan memberitahukan kepada penghuni dan milik - milik
yang berbatasan dengan pekerjaan, paling kurang 48 jam kurang, maksudnya ( untuk
melakukan pembakaran, kontraktor akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan-
peraturan pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka).
Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus berhati-hati untuk tidak menganggu
setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan
pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisa sedemikian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.
e. Genangan Air didalam Galian
Kontraktor harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan, agar lubang galian tidak
digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dan mata air. Kalau
lubang galian digenangi air, maka Kontraktor harus mengeluarkan dengan jalan
memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila terjadi
keadaan dimana menuntut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa air
tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan adanya
daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai beton seal dengan dimensi
cukup, agar penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan
sebagai mana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan
sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam
proses pemompaan. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton
seal cukup menjadi keras.
f. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian
Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalua perlu
oleh pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi akan segera
memberitahukan kalaupengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes
secara tepat kepadatannya.
4. Urugan Tanah
a. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
• Semua bekas lubang pondasi.
• Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah harus
dilaksanakan menurut gambar sertapeil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk
perataan dan penyelesaian tanah halaman disekitarnya.
b. Penggunaan Material BekasGalian
Kontraktor harus menjamin bahwa semua material bekasgalian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dan
dahan, kayu dan sebagainya. Berbagai jenis dan material sebaiknya diletakkan
terpisah, misalnya material yang sifatnya keras dipisahkan dan yang sifatnya lembek,
seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai
untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.
c. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurusan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan. Tebal dan tiap lapis diambil 15 s/d 25 cm dan selama proses pemadatan,
harus dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas
yang sesuai. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dan bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing
yang lain. Pengurungan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan
diratakan sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.
5. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurungan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurungan dengan tanah timbunan.
6. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus
bersih, bebas dan kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang
diperuntukkan.
7. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan
Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dan tanah galian yang diukur
dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3 dan tanah
yang dipadatkan pada pekerjaan urugan. Volume tanah atau batu-batuan yang diukur
adalah volume dan prisma yang dibatasi bidang-bidang, sebagaiberikut:
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dan pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya
b. Bidang bawah, adalah bidang dasar pondasi.
c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang
dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga tidak
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan,
longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain. Kedudukan dasar pondasi yang
tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat pendekatan dan perubahan-perubahan
sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan pembiayaan. Volume
galian konstruksi untuk tanah-tanah dibawah muka air tanah, akan dibayar tersendiri, yaitu
untuk tanah galian yang terletak minimum 20 cm dibawah muka air tanah konstan pada
lubang galian. Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut diatas tanpa
mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga
satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini. Harga tersebut
harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang umum dikerjakan
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
III. PEKERJAAN BETON
1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang
terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir
pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan
dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan. Perbandingan antara agregat halus dan
agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal
dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang
cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga diantara agregat kasar dan terdapat
sedikit sisa untuk finishing. Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal,
jumlah air yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan
untuk dikerjakan dan kosistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti standar
Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu standar yang dapat
diterima. Standar local atau standar lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh
direksi sebagai setara.
2. Bahan Bangunan Secara Umum
Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan “Peraturan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI-3)”, British Standard yang relevan atau yang
setara. Kontraktor harus menyediakan contoh dan semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton, Untuk memperoleh persetujuan dan Direksi dan tidak boleh memesan
bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan.
Direksi akan menelaah contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh
tersebut. Kontraktor tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap contoh
yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari Direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh Direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
Kontraktor.
3. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan standar NI-8 sebagai
mana yang dinyatakandalam PBI 71 atau British Standard No. 12 : 1958 untuk kelas I-
Z475. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan
harus dikirim kelapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari
pabrikan yang sudah disetujui. Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus
memberikan pada Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama
pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dan
pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam
segala hal sesuai dengan standar. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam
tempat yang tidak tembus air selalu dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian,
semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnyaakan ditolak. Semen
harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standar bila diangga perlu oleh
Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah
terdapat sertifikat dan perbaikan. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan
dari lapangan atas biaya kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua contoh
pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk
melakukan pengujian. Kontraktor harus menjamin agar setiap satter dapat persediaan
semen dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian. Kontraktor harus
menyediakan dan mendirikan gudang-gudang ditempat yang sesuai untuk menyimpan dan
menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik,
tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus 30 cm diatas tanah
atau diatas air yang mungkin tergenang dilantai. Ketika diangkut kelapangan dengan
lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak
tembus air, semen harus sesegera, mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen
yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air
dan udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya
kontraktor. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam Gudang terpisah,
semen-semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim
dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus adalah
agregat yang lolos saringan 5 mm. Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat
kasarnya harus bergradasi dari 25 mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all-in
(semugradasi) tidak diperbolehkan. Untuk beton kurus harus bergradasidari 38 mm-5 mm
sebelum pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Dan jumlah tiap tersebut kontraktor harus
mengambil dua contoh yang refresentatif dan mengadakan Analisa gradasi serta pengujian
lain sebagaimanadiperintahkan oleh Direksi, semuanyaharussesuaidengan British standard
No.812: 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, kontraktor harus mengusahakan
agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk
menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber pemasokan atau
dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna
menjaga kesinambungan kerja.
5. Unsur-Unsur Tambahan/additif
Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah memperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 300 dianjurkan pemakian super plasticizer, pada dasarnya untuk
mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Kontraktor harus memenuhi
bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika dipakai aditifini,
kontraktor harus memberikan usulansecaraterinci.
6. AdukanPercobaan
Dan adukan yang diusulkanharusdiambilkubus uji sebagaiberikut:
Untuk tiap kelas betonh arusdibuat 6 kubus.
Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 11/3 kali
kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebebum memulai pekerjaan, detil lengkap
mengenai pengujian ini bersamaan alis agradasi dan perhitungan rencana campuran (mix
design) kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bagianmanapun sebelum rencana
campurannya disetujui oleh Direksi. Direksi berwenang untuk meminta agar kontraktor
menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu tertentu dari beton yang dicor dalam
pekerjaan kontraktor harus sudah memperhitungkan biayanya dalam nilai kontraktor.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan 6 kubus beton dari tiap kelas,
kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Kontraktor harus
menyerahkan pada Direksi dengan lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan
Analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran. Kontraktor tidak boleh melakukan
pengecoran dibagian sebelum Direksi menyetujui rencana campuran.

7. Kelas Beton
Uraian I = K. 225 II = K. 300
Kekuatan Kubus karakteristik 28 225 Kg/cm2 300 Kg/cm2
hari yang ditentukan (150 mm)

Ukuran agregat kasar Maksimum 25 mm 25 mm

Perbandingan campuran 1 : 1,5 : 2,5 1,2 : 1,5 : 2,5


“Percobaan pertama” Semen: ag.
halus : ag. kasar

Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan
yang diisyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa bahan
yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik. Beton dinilai dengan
pengertian bahwa kekuatan yang diisyaratkan untuk kelas tertentu lebih menentukan dari
pada perbandingan campuran yang diperlihatkan. Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak
terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki perbandingan campuran atas biaya
kontraktor untuk mencapai kekuatan rencana.
8. PengujianBeton dan Bahan-bahanBeton
Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat
percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
dari lapangan oleh kontraktor. Jika penguji antekan (kompresi) gagal, harus diterapkan
prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetap ise kurang-
kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3 atau 5 m3 minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi, yang sama dengan kondisi yang
sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 hari menurut keputusan Direksi. Biaya
percobaan ini akan dibebankan pada kontraktor.
9. PengontrolanMutuBeton dan PengujianKekuatan di Lapangan
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam yang
memiliki kekuatan sertasifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini, Kontraktor
harus menyediakan dengan biaya sendiri serta mempergunakan alat penimbang yang
akurat, system volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk
mengaduk dan mengecorbeton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana yang diuraikan disini atau menurut petunjuk Direksi.
10. Penolakan beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang
ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton dari mana
kubus-kubus tersebut diambil. Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang
berongga, porous atau yang permukaan akhirnya tidak baik, Dalam hal kontraktor harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut lnstruksi dari
Direksi sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi sudah memuaskan.
11. Pengukuran Bahan-BahanBeton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang
boleh diukur menurut volume, Agregat halus dan kasar harus diukur menurut volume
terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1%.
Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi, Peralatan yang dipakai
untuk menimbang semua bahan dari mengukur air yang ditambahkan serta metode
penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum Direksi beton dicor.
12. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor, pengaduan
harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang continue serta mempunyai
kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan
kecepatan sebagai mana dianjurkan oleh pabrikan. Pengadukan beton dengan tangan
tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata keseluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dari mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa
adanya air yang berlebihan.
13. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Pengecoran beton dibagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujui bekisting, penulangan, angker-angker dan lainya dimana beton akan dicor. Isi
pengaduk beton, (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus
diangkut tanpaterjadi segregasi komponen-komponennya. Beton harus diangkut dalam
ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong, metode mengangkutan yang
lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuandari Direksi dari garis tepat
mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai
untuk mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap baris setelah
dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit. Semua beton
yang diaduk dilapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan dipadatkan dalam
waktu 40 menit setelah dan ditambahkan dalam mixer. Pada umumnya beton tidak boleh
dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dan 1,50 m tetapi jika bagian pekerjaan tertentu
memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka dikerjakan sedemikian
sehingga mencegah segera dan harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh
operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pengecoran suatu unit atau bagian
pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi menerus atau hingga mencapai sinar
yang ditentukan. Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara
apapun sekurang-kurangnya empat puluh delapan jam sesudah beton dicor, kecuali jika
diperoleh ijin tertulis dari Direksi Semua beton harus dicorkan pada siang hari,
pengecoran bagian mana pun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan dalam siang hari
kecuali jika sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian
tidakakan diberikan jika kontraktor tidak menyediakan system penerimaan yang memadai,
yang disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi.
Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan.
14. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan
oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan sarang
lebah (Honey comb) memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe rotary out of balance’ (berputar diluar keseimbangan) dengan frekuensi
tidak kurangdari 8000 putaran permenit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar 69
pada beton yang disentuhnya.
Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena virbrasi tanpa timbul segregasi akibat
vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus
pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai didalam suatu
pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran, Kontraktor harus juga menyediakan
sekurang-kurangnya satu vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
15. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakan langsung diatas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm, (1:3:5) diatas tanah
sebelum tulangan beton ditempatkan.
16. Spesi Semen (Cement Mortar)
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus yang
ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada suatulan dasankayu
atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai
mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam
pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.
17. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga
tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran. Perlindungan
diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan
kantong-kantong goni basah ataupun dan pengaruh lain yang dapat merusak permukaan
yang lunak sebelum terjadi pengerasan.
Kontraktor harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi beban yang
intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan setiap kerusakan yang timbul akibat
pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh kontraktor
atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.
18. Pengerjaan Permukaan Betondengan Sendok Semen (Trowelling)
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan
yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertekstur kasar sebelum
pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok
menutupi retakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan
beton yang baruter buka.
19. Siar-Siar Konstruksi
Semua star konstruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut
harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang ditunjuk dengan baik, jika perlu diborguna
melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampat pengecoran beton mulai mengeras,
maka dianggap terdapat star konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus
dari satu siar kesiar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan. Siar-siar konstruksi
pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau vertikal” dan jika diperlukan
dipasang juga beading didalam dinding bekisting pada permukaan yang terbuka untuk
menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pada
beton yang sudah mengeras, permukaan star beton yang sudah dicor harus dibersihkan
seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan. Jika umur beton kurang dari 3 hari,
permukaan tersebut harus disiapkan dengan penyikatan seluruhnya ,tetapi jika umurnya
sudah lebih dan 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus dicetak secara
ringan atau diembus dengan pasir (send blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah
permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisiting akan diperiksa dan
dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar
atau spesifikasi.
20. Bekisting
Semua bekisiting harus dirancang dan dibuat hingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan rancangannya untukmenyetujui dalam jangka waktu yang
cukup sebelum pekerjaan dimulai. Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dan
balok kecil dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak tenjadi
distorsi ketika beton dicorkan.
Dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang
sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi
kebocoran.
Pengikat baja untuk didalam atau block antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai,
bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-
kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton.
Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara yang
harus ditutup dengan rapih segera setelah bekisting dibuka dengan spasi semen yang
campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus 11 cm dan halus maka bekisting harus
dilapisi dengan tripleks bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, Direksi akan lebih dari 3 kali sebelum memasang kayu
bekisting, Direksi akan memlih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil kayu lapis yang
ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggungj awabatas
mutu permukaanakhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberialur (1,5 cm) kecuali jika
ditetapkan lain oleh Direksi.
Direksi untuk kolom dan dinding harus diberilubang agar kotoran, debu, dan benda
lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.
21. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau
zat lainnya yang dapat mengganggu perletakkan yang sempurna antara tulangan beton,
Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
a. Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan 511 0136 1984, Bristish
Standard No.785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 atau 32 yang sesuai dengan SII 0136-
1984 British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan
tinggi, tegangan, leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40.0 atau 32
kg/mm2.
b. Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tahan air dan diberiatas kaki dan
muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.

c. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, kontraktor harus mernpersiapkan daftar tekukan (Bendung
schedule) untuk disetujui oleh Direksi, Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat
menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
British Standard 4466 :1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang
ditetapkan dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah
disetujui oleh Direksi. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan
yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau tengkungan, maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar diameter batang yang ditekuk.
d. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar dan
harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan
logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan kawat baja yang pilar
dingin dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan
kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dan spesipra cetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang –
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan
untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Block-block ini harus
dikencangkan dengan kawat yang ditanam didalamnya dan harus dicelupkan dalam air
sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dan beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian
pekerjaan harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk
melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan.
Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk Sengkang kepermukaan beton
terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
22. Beton Ready Mix
Beton ready mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari british Standard No. 1926, 1962,
kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu. Keteraturan pengiriman
serta pemasokan beton secara sinambung. Jika salah salah satu dari persyaratan dalam
spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali persetujuannya dan
mengharuskan kontraktor mengganti pemasok.
Kontraktor harus menyediakan dilapangan satu timbangan dan saringan-saringan standar
dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah
direncanakan. Kontraktor harus mengatur agar direksi dapat memeriksa alat pembuat
beton ready mix bilamana diperlukan.
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan mengenai
semen, agregat dan kadar air ketiap-tiap adukan harus diserahkan kepada Direksi setiap
hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam dokumen
pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan kadar air
agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus disesuaikan menurut
hasil test tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengaduan dan penambahan
air, dikirimkan bersama dengan pengemudi loriid paraf oleh pencatat waktu yang
bertanggung jawab ditempat pengaduan.
Dilapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini:
1. Waktu kedatangan lori.
2. Waktu registrasi lori dan nama depot.
3. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan.
4. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum.
5. Posisi dimana beton dicorkan.
6. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut.
7. Slump (atau faktur kompaksi).
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam
waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau wakilnya.
23. Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (Tidak Diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/petal harus tepat dalam batas-
batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran bagian antara
lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi -0.3 cm sampai+
0.3 cm.
24. Toleransi dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur
maksimum 0.3 cm untuk bagian struktur.Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak
boleh melebihi 0.1 cm dan perbedaan garis sepadan (alligment) bagian struktur harus
dalam batas 0.1 % akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
25. Pemasangan Kolom-Kolom Pracetak
Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan pada
kolom sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan
memakai block- block datar yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh
Direksi.
Posisi kolom yang dapat selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-penopang yang
didesain dengan baik dan dianker pada balok atau petal pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi, tetapi
tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan.
Direksi berhak untuk menolak kolom yang mengalami kerusakan.
26. Pemberian Lapisan Permukaan
Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus merupakan master cron,
non metalic floor Herdaner, Pemberian lapisan harus mengikuti petunjuk dari pabrikan.
27. Kemiringan Plat Lantai
Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dihitung dari
tebal pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang diperlukan, Bagian bawah dari plat
lantai ini yang miring dan horizontal.
28. Cacat Pada Beton
Walaupunhasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang
ternyata memiliki salah satu atau lebih dan cacat berikut:
• Beton tidak sesuai, bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada gambar.
• Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan.
• Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya.
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi
dengan spesisemen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama
seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan
memakai kikir.
29. Percobaan Bekisiting untuk Finishing
Untuk menghasilkan akhir yang halus, kontraktor harus melakukan percobaan finishing
untuk permukaanhalus, percobaan ini akan dilakukan pada balok pondasi dan kepala tiang
menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan
dalam spesifikasi ini, kontraktor harus mengubah rencana campuran beton dan atau
rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar
beton muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Kontraktor untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam jangka waktu
yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.
30. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran
yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikatan semen, Direksi dapat meminta
agar dilakukan kimia setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada kontraktor.
31. Pengujian Struktur-Struktur Hidrolis
a. Umum
Pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya
kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
Setiap Konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi
sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air selama waktu tersebut harus diamati dan
tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air, Penurunan maksimum yang
diijinkan selama 24 jam 1 (satu) cm.
b. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran. Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan
kontraktor harus mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri. Setelah
perbaikan selesai, metode pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan
pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika :
1. Tidak terlihat adanya kebocoran dan
2. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu 1 cm.
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan
sumber air dari expandite atau produk lain yang disetujui Direksi. Semua bahan harus
dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.
IV. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
1. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata
ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Kontraktor harus meminta
persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu
dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya
5,0 cm kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka lubang-lubang drainase
tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m dan diletakkan
sedikit di atas peil pembuangan air. Pekerjaan ini tidak dibayarkan
tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau beton atau, pasangan lain
yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-
pelindun gerosi.

2. Standard
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standard sebagai berikut :
a. Peraturan Umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3.
b. Syarat-syarat untuk kapur bahan bangunan NI-7.
c. Syarat-syarat Sement Portland Indonesia NI-8.
d. Peraturan Bata Merah Bangunan Indonesia NI-10.

3. Bahan-bahan
a. Sement Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton
dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen
Portland Indonesia NI-8.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
b. Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5 %.
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat adanya
zat-zat organic tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau larutan teh yang
sedang kepekatannya.
d. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak
boleh lebih dari 10%.
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6 %
alkali, dihitung sebagai natniumoksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan
sitat reaktif terhadap alkali.
f. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu
yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh ... (65% pada
pengujian 7 hari).
g. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
h. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.

c. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya.
b. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai
keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan
warna putih yang merata.

d. Bata merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produk silokal dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang merata
tanpa cacat atau mengandung kotoran.Bata merah minimum harus mempunyai daya
tekan ultimate 30 kg/cm2.
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdirid ari 1 bagian
Portland Cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Blok-blok semen
yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak
kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung
basah.

e. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua
seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
f. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapuraduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi.

g. Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik,
dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang
disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
4. Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan
tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan
yang merata.

b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.

Jenis Spesi
1 pc : 1 kpr : 6 psr
M1
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc:2psr
M3 1 pc : 4psr

5. Blok-blokBeton
a. Type dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya
maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan
disetujui oleh Direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan
tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok
tersebut.

b. Campuran Adukan
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari
1 bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Tegangan
tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecild ari 30 kg/cm2 pada umur 40
hari.

c. Perawatan Blok-blok Beton


Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat
untuk jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi
dengan memakai karung basah.

d. Tembok-tembok Ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam
dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Direksi.

6. Pasanganbatamerah
a. Mortar
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20 cm di atas
bidang lantai harus dipakai mortar type M2, Untuk penembokkan kamar mandi, toilet,
tempat mencuci, dan sebagainya dipakai mortar type M2 sampai setinggi 150 cm di
atas bidang lantai jika tidak dilakukan dengan cara lain untuk selebihnya dipakai
mortar type M1.

b. Pemasangan
Penembokkan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar rencana
juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah harus dibasahi
dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bola
merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm
antara bola merah yang satu dengan yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan
pada keadaaan cuaca yang baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap
hari tidak diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi 1 cm.

c. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara mortar
plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

7. Pasangan Bata
a. Umum
Batu - batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan
ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan atau pun retak. Pemasangan
dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan
yang sebaik-baiknya.

b. Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalua disyaratkan lain dapat
dipakai campuran M3. Kecuali kalua disyaratkan lain misalnya untuk bangunan
reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hamper sama yang dipakai campuran
M2.
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA
I. UMUM
1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk Pengadaan Pipa
GIP, Baja Las Spiral, PVC atau HDPE, Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah:
Pengadaan Pipa GIP, Baja Las Spiral, PVC atau HDPE dan Perlengkapan Perpipaan,
disarankan kontraktor untuk mengasuransikan seluruh pekerjaan tersebut diatas dari
pabrik kelokasi proyek. Kontraktor harus menyerahkan test sertifikat pipa GIP, Baja Las
Spiral, PVC atau HDPE kepemberi tugas.
Kriteria perencanaan yang harus diikuti oleh kontraktor, terkait dengan sistim perpipaanya
itu sebagai berikut:
a. Diameter nominal pipa transmisi air baku berdasarkan 1,1 kali kapasitas nominal
IPAM dan sistim hydrolis perpipaan air bakunya.
b. Diameter nominal pipa distribusi utama dihitung berdasarkan 1,75 kali kapasitas
nominal IPAM dan sistim hydrolis perpipaan distribusi utama dimana delivery head
pada lokasi distribusi yang paling kritis minimum 10 mka.

2. Dokumen Gambar
Peserta pelelangan dapat melampirkan gambar beserta brosur dari pabrik dalam dokumen
penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi teknis dari GIP, Baja Las
Spiral, PVC atau HDPE dan Perlengkapan Perpipaan yang ditawarkan.

3. Keselamatan Kerja
Kontraktor harus menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja maupun masyarakat
disekeliling workshop dan lokasi pemasangan, mengikuti peraturan keselamatan yang
dikeluarkan oleh pemerintah, antara lain Lokasi pemasangan harus diberipagar/jarring
untuk mencegah benda-benda jatuh yang bisa menyebabkan jatuhnya korban, dibuat jeruji
sementara ditempat yang beresiko tinggi orang dapat jatuh dan menjaga keamanan hal-hal
yang berhubungan dengan listrik dan keamanan lalulintas.TenagaK3 Konstruksi minimal
memiliki Sertifikat K3, memiliki NPWP dan dilampirkan pada dokumen penawaran
(dapat menggugurkan penawaran jika tidak dilampirkan).

4. RencanaKerja/ Time Schedule


Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan, kontraktor harus menyerahkan
rencana kerja (time schedule) untuk disetujui direksi. Kontraktor tidak diperbolehkan
merubah rencana kerja tanpa persetujuan pemberi tugas. Jika kemajuan pekerjaan tidak
sesuai dengan time schedule, maka pemberi tugas dapat menginstruksikan kepada
kontraktor untuk meninjau kembali jadwal yang ada.
5. Gambar Pelaksanaan/ Shop Drawing
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada direksi. Shop drawing harus dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai
komponen-komponen yang ada dalam suatu instalasi, meliputi lokasi, type, ukuran-ukuran
baut dll, yang seluruhnya harus disediakan oleh kontraktor sesuai dengan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan. Shop drawing harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada dan
dalam pelaksanaan pekerjaannya dibuat secara efektif dan ekonomis.
Selama waktu yang ditentukan didalam time schedule, kontraktor harus mengajukan shop
drawing untuk disetujui oleh pemberitugas. Gambar yang disetujui akan ditandatangani
atau ditandai oleh pemberitugas. Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pemberi
tugas, harus segera diperbaiki oleh kontraktor sesuai dengan keinginan pemberi tugas dan
harus segera diserahkan kembali. Kontraktor bertanggungjawab terhadap kesalahan atau
kelalaian dalam shop drawing.

6. Lokasi Instalasi
Kontraktor harus memeriksa rute transportasi dari pabrik pipa kelokasi gudang pipa
sementara yang akan ditentukan oleh pemberi tugas. Kontraktor dapat memanfaatkan
fasilitas listrik dan air yang ada di lokasi dan untuk semua ini kontraktor harus membayar
kepada pihak PDAM atau pihak yang terkait dan apabila tidak ada fasilitas tersebut maka
kontraktorharussudahmemperhitungkan dan membiayaisendirisemuapengeluarantersebut.
Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus membenahi semua perlengkapannya dan lokasi
proyek harus sudah bersih dan siap untuk digunakan sesuai dengan keinginan pemberi
tugas.

II. Pipa Galvanized


- Pipa galvanized ini terbuat dari baja karbon rendah dengan lapisan galvanis dirancang
pada tekanan kerja air (Hydrostatic Test Pressure) minimum 50 kgf/cm2 ( medium
klas ), sesuai dengan standar SII 0161 (Pipa Baja Lapis Seng) dengan toleransi
dimensi diameter luar pipa +- 1 % dan tebal dinding pipa +- 10 %. Sistim
sambungan menggunakan socket berulir dan disupply secara integral atau
menggunanakan flanged steel dengan kelas tekanan 10 bar (PN 10), dan semua
fitting yang disupply dengan klas tekanan minimum 10 bar. Adapun pipa Galvanized
yang digunakan :
- Pipa GIP Medium sesuai SNI 0039 – 2013 atau ASTM A 53 schedulle 20 yang telah
digalvanis. Dalam penawaran biaya, Penyedia Jasa sudah memperhitungkan biaya
pengelasan/ penyambungan pipa.

III. PIPA BAJA LAS SPIRAL


1. Pabrikasi, matrial dan pengetesan pipa baja las spiral di pabrik sesuai dengan standar
SII 2527-90 atau AWWA C-200 atau standar internasional yang setara / lebih baik.
2. Tebal dinding pipa baja las spiral untuk ND 150 mm s/dND 500 mm yaitu 6.35 mm, ND
600 s/d700 mm yaitu 7,14 mm, ND 800 s/d 900 mm yaitu 8,74 mm dan ND 1000 s/d 1100
mm yaitu10,31 mm.
3. Sistim joint menggunakan steel sleeve dengan tebal sama dengan pipa atau lebih tebal
panjang sleeve 155 mm s/d 260 mm, dengan clearance tidak melebihi 3 mm.
4. Flange joint sesuai dengan standar ISO 2084 PN 10.
5. Fiting pipa baja sesuai dengan standar AWWA C-208.
6. Coating pipa baja menggunakan coal tar enamel sesuai dengan standar AWWA C-203,
sedangkan lining menggunakan cement mortar sesuai dengan standar AWWA C-205.
Tebal lining cement mortar untuk ND 150 mm s/d 250 mm yaitu 6 mm, ND 300 mm s/d
550 mm yaitu 8 mm, ND 600mm s/d 900 mm yaitu 10 mm dan lebih dan ND 900 yaitu 13
mm.
7. Pengetesan hydrostatis dipabrik dilakukan sebelum di lining.
8. Marking di pipa meliputi Standarisasi, diameter nominal, nama pabrikan dan tahun
pembuatan.
9. Dalam penawaran biaya, Penyedia Jasa sudah memperhitungkan biaya pengelasan/
penyambungan pipa.

IV. PVC
Pipa PVC harus sesuai dengan standar SII 0344-82, untuk ND 63 mm atau lebih besar digunakan
S 12,5 dan ND lebih kecil dengan 63 mm digunakan S 10 dalam hal ini disesuaikan dengan
perhitungan sistim hydrolis, sedangkan panjang per batang 6 ( enam ) meter dengan tipe
sambungan menggunakan ring karet dan disupply secara integral dimana pada ujung pipa dibevel
dengan kemiringan 15 derajat. Fiting pipa PVC dengan injection moulded sesuai dengan standar
ISO 264 dengan sambungan ring karet, atau standar lain yang dapat dipakai ISO 3606, ISO 2035
dan ISO 2043, fiting yang tidak memakai PVC dapat digunakan besi car ulet atau besi corabuabu
sesuai dengan standar ISO 2531 dan ISO /R 13. Untuk perbaikan pipa bila terjadi kerusakan
maka diperlukan Repair Socket.
Pelumas pada pemasangan pipa PVC dengan ring karet harus diadakan oleh kontraktor dan
bahan pelumas tidak beracun. Matrial ring karet yaitu karet sintetis atau styrene butadiene atau
yang lebih baik sehingga tahan terhadap serangan micro organisme. Pengetesan dipabrik harus
dilaksanakan sesuai dengan standar pipa yang disuplai dilakukan secara random sampling/batch
testing. Penandaan/marking pada pipa meliputi diameter, S seri, tahun pembuatan dan nama
pabrik pembuat pipa tersebut. Dalam penawaran biaya, Penyedia Jasa sudah memperhitungkan
biaya pengelasan/ penyambungan pipa.

V. Pipa HDPE (High Density Polyethylene)


Material HDPE harus sesuai dengan standar ISO 4427 atau yang tahan terhadap bahan kimia
sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam standar ASTM D 3350-74 dalam hal ini pipa HDPE
dapat diaplikasikan pada cairan Alum Sulfat. Temperatur kerja Pipa HDPE yaitu 32 derajat
Celcius. Dimensi pipa HDPE harus sesuai dengan standar ISO 4065 dan ISO 4427 dan toleransi
dimensi diameter luar sesuai dengan standar ISO 3607. Klas tekanan, 10 bar, 8 bar dan 6,3 bar
disesuaikan dengan perhitungan sistim hydrolis. Pengetesan dipabrik harus dilaksanakan sesuai
dengans tandar pipa yang disuplai dilakukan secara random sampling/batch testing. Penandaan
/marking pada pipa meliputi diameter, klas tekanan, tahun pembuatan dan nama pabrik pembuat
pipa tersebut. Adapun pipa HDPE yang digunakan :
- Spesifikasi pipa HDPE yang digunakan adalah sesuai dengan SNI 4829-2 : 2015 tentang
system perpipaan plastik
- pipa polietilena (PE) dan fiting untuk system penyediaan air minum yaitu minimum PE 100,
SDR 17 (PN 10)
- Dalam penawaran biaya, Penyedia Jasa sudah memperhitungkan biaya pengelasan/
penyambungan pipa.

VI. Pipa Baja Tahan Karat


Pipa baja tahan karat harus sesuai dengan standar JIS G 3459 dengan schedule 20, dan untuk
bahan kimia alum dan polymer digunakan bajatahan karat grade 316 L. Sistim penyambungan
pipa baja tahan karat dengan caralas argon.
- Dalam penawaran biaya, Penyedia Jasa sudah memperhitungkan biaya pengelasan/
penyambungan pipa

VII. Dismantling Joint


Dismantling joint digunakan untuk menyambung dua bagian pipa yang berflange dilengkapi ring
karet, penjepit, baut, mur dan ring. Tekanan kerja minimum 10 bar.

VIII. Flange Adaptor


Flange adaptor untuk menyambung dua bagian pipa dimana bagian yang satu berflange dan
bagian pipa Iainnya lurus (tanpa flange ataupun socket).Tekanan kerja minimum 10 bar.

IX. Flange, flange gasket, baut dan mur


Dimensi flange harus sesuai dengan standar ISO 2084 dalam hal dimensi dan flange schedule
dalam ukuran metric, klas tekananya itu 10 bar ( PN 10 ), tebal pada bagian flange yang
bersentuhan dengan gasket yaitu 2 mm.
Gasket terbuat dari karet dengan tebal minimum 2 mm yang didalamnya terdapat serat kain dapat
juga dipakai karet sintetis.
Baut dan murter buat dari baja low carbon kekuatan tinggi sesuai dengan standar ASTM 307,
dan juga harus di hot dip galvanized.

XI. Katup (Valve)


1. Umum
Sebaiknya kontraktor harus mensupply katup satu merek pabrikansajabiladimungkinkan. Pada
katuptercetaknamapabrikpembuatkatup, diameter, klastekanan dan juga arahaliran air yang
tertera pada bodi katup. Pengetesan tekanan hydrostatis katup yaitu 1,5 kali tekanan nominalnya.
Setiap katup harus dapat dioperasikan dengan mudah dan disupply lengkap dengan dust
protector, T — handle, dll bila diperlukan lengkap dengan gear box. Katup dengan double flange
dimana flange schedule harus sesuai dengan standar ISO 2084 PN 10. Pada setiap katup harus di
cat dengan epoxy dengan ketebalan minimum 400 micron pada kondisi kering. Pabrikan katup
harus mempunyai sertifikat ISO 9001.

2. KatupKupuKupu( Butterfly Valve )


Katup kupu kupu sesuai dengan standar AWWA C — 504 atau standar internasional lainnya
yang setara atau lebih baik. Matrial bodi dan besi corulet disc dan poroster buat dan baja tahan
karat (AISI 431). Katup harus dilengkapi dengan indicator posisi disc dan membuka penuh
sampai dengan menutup penuh lengkap dengan penguncinya, kelengkapan tambahan meliputi
gear box, extension spindle dan motor actuator dapat ditambahkan khususnya dalam IPA bila
diperlukan untuk keperluan automatisasi. Desain struktur katup kupu-kupu yaitu double
eksentrik.

3. KatupSearah( Check valve )


Katup searah dengan type tilting disc untuk antisipasi pukulan air bila pompa berhenti secara
tiba-tiba dan juga non slamming. Katup searah dapat dipasang secara horizontal atau vertical,
matrial bodi dan besi corulet dan poros dari baja tahan karat AISI 431.

4. KatupGerbang( Gate valve )


Gate valve all Flange sesuai standar AWWA C- 500 dan dimensi flange schedule sesuai standar
ISO 2084, PN 10. Matrial body, bonet, flange yaitu ductile iron GGG 50, steam baja tahan karat
DIN X 20 Cr13 dan stem sealing NBR- EPDM O ring, coating epoxy resin, disupply lengkap
dengan baut, mur ring, gasket, dust protector streat cap dan tee handle.Untuk diameter besar
disuply integral dengan by pass valve dan juga untuk tekanan kerja PN 16 atau lebih tinggi juga
dilengkapi dengan by pass valve untuk memudahkan operasi valve. Dimensi by pass valve sesuai
dengan spesifikasi pabrikan. Gate valve all flange dengan klas tekanan yang lebih besar misalnya
PN 16,PN 25 atau PN 40 dalam hal ini hydrolik tes pressure body 1,5 kali klas tekanan.

5. Katup Pelepas Udara ( Air release valve )


Katup pelepa sudara jenis Double air valve anti vacuum dengan inlet flange integral dengan
isolating valve, matrial body yaitu ductile iron GGG 50, tekanan kerja minimum 10 bar.

6. Hidrankebakaran( Fire Hydrant )


Sistim perpipaan hidran kebakaran terdiri dari duck foot bend, gate valve dan hidran pilar yang
dilengkapi dengan nipple (sistim koneksi/ sambungan secara cepat) untuk slang/ hose pemadam
kebakaran. Hidran pilar terbuat dari besi corulet untuk body dan bronse untuk bagian dalam yang
mudah berkarat. Hidran pilar harus dicat dengan warna merah tua.
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGAN PIPA
I. PENDAHULUAN
Spesifikasi Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan kepada Kontraktor tentang
metodologi teknis secara umum maupun hal-hal nonteknis yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus diikuti dan ditaati oleh Kontraktor.
Secara garis besarhal-hal yang perludi perhatikan oleh Kontraktor adalah sebagai berikut:
a. Aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana “SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM”. Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah
direncanakan dan Kontraktor tidak diperkenankan merubah lokasi/ peletakan peralatan
tersebut kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi/ Tenaga AhIi.
b. Seluruh Pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang benar, rapi dan cukup kuat
sesuai dengan sfesifikasi teknis ini dan gambar-gambar rencana serta instruksi-instruksi dan
produsen sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam didalam tanah, maka dasar parit-parit pipa harus rata
dan bebas dari benda-benda keras seperti batu atau kerikil besar.
d. Kontraktor tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi harus menggunakan alat rakit
belokan (Bend/Elbow) pencabang (Tee) untuk maksud tersebut.
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara hidrostatis, untuk itu bagian
sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum
pengujian tekanan hydrostatis selesai. Pengujian ini dinyatakan berhasil dengan memuaskan
apabila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan-pekerjaan Khusus yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis ini dan gambar-
gambar rencana harus dikerjakan oleh Kontraktor dengan ketentuan dan Direksi/ Tenaga
Ahli atau diatur dalam Spesifikasi Teknis Khusus secara terpisah.

1. PeralatanKontraktor
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
minimal sebagai berikut:
a. Satu buah truk ukuran sedang untuk menangani pengangkutan perpipaan.
b. Alat pemotong pipa secara mekanis (Mechanically Operated Pipe Cutter) atau setara
yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan pemotongan pipa.
c. Peralatan penyambung pipa dan peralatan untuk menurunkan pipa kedalam parit-parit
yang sesuai/ memadai.
d. Peralatan pengelasan yang memadai.
e. Stamper Vibrator, untuk memadatkan urugan : sebuah, setiap lokasi.
f. Pompa Piston kapasitas minimum 2 m3/jam, minimal satu buah tiap lokasi, untuk
mengeringkan genangan air dalam parit pipa.
g. Kunci Torsi (Torque Spanner) untuk mengencangkan baut pada sambungan flens
dengan diameter nominal 150 mm s/d 800 mm.
h. Tamping Bars.
i. Peralatan survey Geodetic.
j. Peralatan pengujian tekanan hidrostatis.
k. Khusus pemasangan pipa antar pulau atau melintasi laut penyedia jasa harus
menyediakan peralatan pendukung seperti perahu dan alat selam.
Sebelum dimulai pekerjaan ini, semua peralatan harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/ Tenaga Ahli.

2. Gambar-gambar Kerja
Setelah satu bulan pengujian tekanan hidrostatis selesai seluruhnya dengan memuaskan,
kontraktor harus mengirimkan kepada Tenaga Ahli atas biaya sendiri, dua eksemplarfoto
copy atau afruk dan aslinya/kalkir dan gambar-gambar kerja (As Built Drawings) yang
memperlihatkan jaringan perpipaan yang terpasang termasuk sambungan-sambungan
dengan jaringan perpipaan lainnya (bila ada). Semua gambar-gambar kerja perpipaan
dikaitkan dengan :
a. Ketinggian As jalan, dan
b. Bangunan-bangunan sekitarnya.

Gambar-gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Tenaga Ahli.
II. PENGERJAAN TANAH
1. Umum
Kontraktor harus membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa dan
perlengkapannya. Pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jalur tersebut harus
dibersihkan/ ditebang dengan petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli.
Biaya ini telah diperhitungkan kontraktor dalam Kontrak dan sepenuhnya menjadi
tanggungjawab kontraktor.
a) Jalur Pemasangan Pipa
Apabila parit-parit seharusnya memotong pagar, tembok, makam atau bangunan lain,
Kontraktor harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghindarkan gangguan
pada batas jalur pemasangan pipa. Dalam hal ditentukan hambatan seperti diatas
dalam batas penggalian maka harus segera melaporkan kepada Direksi/ Tenaga Ahli
untuk disetujui. Selanjutnya Kontraktor mengatur pemindahan dan perbaikan kembali
dengan pemiliknya dan membayar ganti rugi.
Pengukuran galian-galian parit, timbunan-timbunan kembali dan pemasangan pipa
harus dilaksanakan dengan cara “ukuran lari” yaitu sesuai dengan jalur pemasangan
pipa dan permukaan tanah asli kecuali bila dikehendaki lain sesuai yang ditentukan
dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pengukuran panjang harus menurut garis
tengah pipa.
Penggalian parit harus dilaksanakan dengan tepat dan cepat dan, terikat pada syarat-
syarat khusus didalam Kontrak, penimbunan galian dan peralatan permukaan harus
dimulai dan diselesaikan, bila secara wajar, pipa-pipa terpasang dan tersambung dan
telah diuji secara hidrolis.
b) Pemeriksaan dan Pengujian
Direksi Tenaga Ahli dapat memerintahkan, untuk dibuatkan lubang-lubang percobaan
jauh sebelum penggalian parit-parit dimulai dengan kedalaman seperti yang
dikehendaki, untuk menentukan kejajaran parit-parit. Biaya ini dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak. Jika dikehendaki oleh Direksi/ Tenaga Ahli, kontraktor
harus mengadakan penelitian dan penggalian untuk menentukan lokasi Konstruksi
didalam tanah yang ada, atas biaya sendiri dan dibawah pengawasan pemberi tugas.
Dimana perlu Kontraktor harus melaksanakan penggalian dan penimbunan lanjutan,
guna keperluan bangunan-bangunan seperti bantalan-bantalan penahan, dan ruangan-
ruangan katup. Biaya tersendiri telah disediakan untuk penggalian-penggalian untuk
keperluan beberapa bangunan khusus.
Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil,
seperti debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan Direksi/ Tenaga Ahli
harus disingkirkan, maka Kontraktor harus mengadakan penggalian dan
menyingkirkan bahan-bahan yang tidak stabil tersebut. Jika menurut pendapat Direksi/
Tenaga Ahli diperlukan pondasi khusus, seperti penggantian tanah atau penimbunan
dengan bahan yang sesuai, Kontraktor harus menyelesaikan dengan petunjuk Direksi/
Tenaga Ahli. Pembayaran tambahan akan disediakan untuk pekerjaan tambah yang
disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
c) KelancaranPekerjaan
Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian, sehingga tidak mengganggu
pekerjaan, dan tidak mengganggu jalan orang atau lalulintas. Bahan galian tidak boleh
merusak bangunan-bangunan umum atau bangunan-bangunan perorangan Iainnya.
Jika perlu dan diminta oleh Direksi/ Tenaga Ahli, Kontraktor harus mengangkut bahan
galian untuk dibuang, sesuai dengan petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli. Galian harus
diberi penguatan jika diperlukan, sehingga tidak runtuh dan menjaga para pekerja
untuk bekerja dengan aman. Pengamanan permukaan jalan dan bangunan-bangunan
lainnya harus dibuat seperti yang ditunjukan oleh Direksi/ Tenaga Ahli.
Kontraktor harus melengkapi pekerjaan dengan saluran pembuangan air yang baik,
sampai Direksi/ Tenaga Ahli menyatakan, bahwa seluruh pekerjaan pada pokoknya
telah lengkap. Kontraktor harus menjamin, bahwa seluruh pekerjaan pada pokoknya
telah lengkap. Kontraktor harus menjamin, bahwa seluruh pekerjaan sedapat mungkin
dikerjakan dalam keadaan kering.
Daerah-daerah penggalian harus mempunyai saluran pembuangan air yang baik, dan
bebas genangan air, Kontraktor tetap bertanggungjawab atas kelancarannya dan
keselamatan pekerja setiap waktu, serta perbaikan-perbaikan dengan biaya sendiri
kerusakan pada pekerjaan, termasuk yang diakibatkan oleh banjir, kecuali ditentukan
lain dengan persetujuan Direksi/ Tenaga Ahli.

2. Galian Tanah
a. KlasifikasiGalian
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian menurut tingkat
kesulitannya untuk menentukan pembiayaannya sebagai berikut :
a) Galian tanah biasa.
b) Galian Jalan.
c) Galian tanah keras/ cadas, merupakan tanah berbatu yang umumnya untuk
menggali, perlu menggunakan bar, dan atau bahan peledak atau alat khusus
lainnya.
d) Galiantanah yang selaluberair yang mana timbulmasalah air tanah setelah
mencapai kedalaman galian Iebih dan 0,20 m dari permukaan air konstan.
Semua jenis galian ini harus telah diperhatikan dan diperhitungkan oleh Kontraktor
sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan Kontrak.
Apabila terdapat masalah dengan sulitnya pelaksanaan galian maka harus dilaporkan
kepada Direksi/ Tenaga Ahli dengan alternative pelaksanaannya atau perubahannya
untuk disetujui oleh Direksi/ Tenaga Ahli, Kontraktor tidak diperbolehkan memasang
pipa didalam parit, sebelum parit-parit tersebut diperiksa dan disetujui oleh Direksi/
Tenaga Ahli.

b. PenggalianParit-parit Pipa
Arah, ukuran dan letak/ posisi galian parit-parit pipa harus sesuai dengan gambar-
gambar rencana. Untuk itu patok-patok (Signt Rails) yang kuat harus dipasang dan
dipelihara oleh Kontraktor yang setiap percobaan arah dan kelandaian atau dimana
saja yang dianggap perlu dengan jarak satu dengan lainnya tidak melebihi 40 m. Pada
setiap patok-patok (Rails) harus diberi tanda diameter dan kedalaman penggalian yang
harus dipakai sebagai patokan. Untuk mengurangi resiko kerusakan, penggalian parit-
parit dekatinstalasi yang telah ada harus dikerjakan dengan tangan.
Dalam hal pada parit terdapat pasangan batu, bongkah-bongkah atau rintangan lain,
maka Kontraktor harus menggali rintangan tersebut sampai 20 cm dibawah dasar parit
serta disetiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir
dan memadatkannya sampai ketinggian yang telah ditentukan.
Panjang parit yang digali harus disesuaikan dengan pipa-pipa yang harus dipasang
sesuai gambar-gambar rencana.
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakan pipa dan nenyambungkannya dengan
baik, dan timbunan harus ditempatkan dan dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan.
Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukan
penyangga-penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa.
Ruang penyambung harus dibuat pada setiap sambungan, agar sambungan dapat
dikerjakan dengan baik.
Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa
yang rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang
penyambungan.
c. PenguatParit-parit
Bilamana perlu kontraktor harus memperkuat dinding parit-parit untuk mencegah
kelongsoran tanah diluar galian dan yang akan merusak bangunan didekatnya. Harga
kontrak dianggap telah mencakup biaya untuk keperluan tersebut.

d. Sarana-sarana yang ada


Dimana penggalian-penggalian parit dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran
buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya, maka kontraktor bilamana perlu
harus mempergunakan penguat sementara atau gantungan, sedangkan dalam hal
saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya. Tergantung
untuk sementara waktu, harusdiganti/ diperbaiki, seperti semula.
Dimana menurut pendapat Direksi, pembuatan saluran pipa tidak dapat dilaksanakan
dengan baik tanpa memotong saluran buangan, pipa, kabel dan lain sebagainya atau
memperkuat dengan beton untuk selama-lamanya, maka Direksi akan memerintah
Kontraktor untuk mengerjakannya. Meskipun telah mendapat informasi yang
bersangkutan dan Direksi atau Pemberi Tugas, Kontraktor berkewajiban untuk
meyakinkan diri dan pemeriksaan lapang yang dilakukan sendiri dan dari pejabat-
pejabat pengadaan resmi dan badan-badan umum resmilainnya, mengenai letak
kedudukan semua sarana, pipa-pipa dan kabel-kabel baik yang dibawah maupun diatas
permukaan tanah, di lapangan atau didekatnya.
Pada persimpangan jalan, kontraktor hanus menggali parit dengan lebar seperti tertera
pada gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan-jalan disebabkan pelebaran
tambahan pada parit-parit dikerjakan atas biaya kontraktor.
Kontraktor harus menyingkirkan pengerasan permukaan jalan sebagai bagian dari
penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang
ditunjukan untuk pemasangan pipa dan panjang daerah pengerasan yang diperlukan
untuk disingkirkan untuk pemasangan katup-katup lubang kontrol (manhole) atau
konstruksi lainnya.

e. Bahan-bahanGalian
Kontraktor harus membuat persiapan-persiapan sendiri untuk menampung sementara
bahan-bahan galian yang diperlukan untuk menimbun kembali galian parit-parit,
termasuk pekerjaan-pekerjaan dua kali penimbunan sementara bahan-bahan galian
tidak boleh mengganggu lalulintas umum, kecuali kalua Direksi/ Tenaga Ahli
memberi keputusan lain, bahan galian yang tidak diperlukan lagi atau tidak dapat
digunakan sebagai bahan timbunan atau keperluan lain di pekerjaan, menjadi milik
kontraktor yang berkewajiban penuh atas pengangkutan dan lapangan ketempat
pembuangan akhir. Setiap bagian dan dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan
yang disyaratkan harus mengganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang
diisyaratkan oleh Direksi/ Tenaga Ahli.

3. Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit-parit harus dilakukan sesuai gambar-gambar
rencana dan spesifikasinya serta disebutkan dalam “pekerjaan tanah”.
Penimbunan keliling parit-parit harus mencapai ketebalan 30 cm, sebelum uji coba
hidrolis dilaksanakan, akan tetapi sambungan-sambungan harus tetap kelihatan.
Penimbunan kembali harus dilakukan secepat mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali
Direksi/Tenaga Ahli membuat keputusan lain.
Pada tanah-tanah landai, dimana timbunan kembali parit-parit akan dapat mengalami
pengikisan, maka atas permintaan Direksi/ Tenaga AhIi rumput harus ditanam oleh
kontraktor, untuk mencegah tebal urugan diatas pipa menjadi kurang daribatas minimum.
Biaya untuk ini menjadi beban kontraktor.

a. Bahan-bahanUrugan
Semua bahan timbunan/ urugan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain yang
menurut Direksi/ Tenaga Ahli tidak sesuai sebagai bahan urugan.
a) Bahan dan Galian Tanah
Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun
gambar, kontraktor dapat menimbun dengan bahan galian, meliputi bahan-bahan
yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan lainnya yang bebas dari
kotoran dan menurut petunjuk Direksi/ Tenaga AhIi dapat dipakai sebagai bahan
timbunan.
b) Bahan dari Pasir dan Kerikil
Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan butiran dan halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran, debu-debu atau
bahan-bahan lain yang menurut Direksi/ Tenaga Ahli dapat dianggap tidak
dikehendaki/ tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh melebihi
10% berat keseluruhannya.
Jika penimbunan pasir dan kerikil halus tidak ditunjukkan dalam gambar rencana,
dan jika menurut Direksi/ Tenaga AhIi harus digunakan pada sebagian dari
pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan menimbun dengan pasir atau kerikil
harus sesuai petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli sebagai suatu pekerjaan tambahan dan
sebaliknya sebagai suatu pekerjaan tambahan dan sebaliknya sebagai suatu
pekerjaan kurangan.

b. Urugan di Bawah Pipa


Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 15 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar
rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan
dengan pemadat dan harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada
ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan pada keseluruhan
panjangnya dan buka ditahan oleh sambungan-sambungannya.
Setelah pipa-pipa dipasang didalam parit, harus ditimbun dengan pasir atau kerikil
halus mulai dari dasar sampai pertengahan pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus
ini harus disebarkan merata kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa
dan perlengkapannya dan dipadatkan.

c. Urugan Diatas Pipa


Dan garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 30 cm diatas
pipa, galian harus ditimbun dengan pasir atau kerikil halus dan dipadatkan secara
merata. Kontraktor harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini,
untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali yaitu harus dilakukan lapisan demi lapisan,
dipadatkan sekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana dengan
cara yang tidak merusak pipa-pipa. Pemadatan pada sisi-sisi harus dilakukan saling
berganti pada kedua sisi. Lapisan 15 cm yang pertama diatas pipa harus dipadatkan
hanya pada sisi pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh
digunakan. Semua kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung harus
diperbaiki kontraktor dengan biaya sendiri.
Dan kedalaman 30 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk
mencegah menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter diatas permukaan tanah, untuk
memberi peluang pengendapan. Direksi/ Tenaga Ahli dapat memerintahkan
kontraktor, untuk menambah timbunan pada sebuah parit, dimana terjadi kesurutan
dibawah permukaan tanah yang bersangkutan.

d. Pengerasan Jalan dan Kaki Lima


Kontraktor setelah menimbun kembali parit-parit menurut persyaratan-persyaratan,
harus mengembalikan permukaan jalan dan kaki lima kedalam keadaan paling sedikit
sama dengan keadaan seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap
termasuk dalam biaya satuan penggalian dan penimbunan kembali parit-parit.
Penimbunan kembali harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Meskipun
informasi-informasi yang bersanngkutan telah diberikan oleh Pemberi Tugas atau
Direksi/ Tenaga Ahli.
Kontraktor tetap berkewajiban memastikan tingkat pengerjaan ini berdasarkan
pemeriksaan lapangan yang diadakan sendiri.
Sebagai tambahan, pengaspalan kembali jalan-jalan dapat dikerjakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum, akan tetapi atas biaya Kontraktor.
III. KONSTRUKSI — KONSTRUKSI PENGAMAN
1. Umum
Konstruksi-konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang
secara umum meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja, persyaratan bahan dan
pelaksanaannya harus sesuai dengan gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk
pekerjaan sipil.

Secara umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Semen
Semua semen yang digunakan harus semen Portland biasa dengan mutu terbaik.
Bilamana diminta, pada setiap pengiriman semen kepekerjaan Kontraktor harus
menyerahkan sertifikat pengujian, yang menyatakan semen tersebut memenuhi syarat-
syarat yang bersangkutan. Semen harus disimpan dengan cara yang mencegah
kelembaban atau pencemaran oleh bahan-bahan lain. Kerikil dan batu pecahan harus
didapat dan tempat yang telah disetujui dan harus keras dari lapisan-lapisan dan debu.
2. Pasir dan Kerikil/Batu Pecahan
Pasir dan kerikil/ batu pecahan harus diangkut, ditangani dan ditimbun sedemikian
rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dan yang berukuran lain, dan tidak
tercampur dengan benda-benda lain.
Kerikil dan batu pecahan harus didapat dan sumber yang telah disetujui dan harus
keras, tahan lama, bersih, serta bebas dan lapisan yang menempel dan debu.

3. Beton
Kecuali kalua ada ketentuan lain, maka beton harus mempunyai perbandingan
campuran 1:2:3. Perbandingan 1:2:3 hanya merupakan patokan saja dan tergantung
pada kerikil dan pecahan batu yang digunakan batu diubah-ubah, untuk mendapatkan
mutu campuran yang baik, yang dapat dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan
terlalu banyak air.
4. Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton harus dibuat yang rapi dan diperkuat yang mencukupi untuk
mengecor beton seperti tertera pada gambar.
Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk menjamin agar tidak terdapat
kebocoran beton basah pada cetakan. Cetakan tidak boleh dibongkar selama 24 jam
setelah pengecoran. Permukaan beton yang horisontal dan terlihat harus diratakan
sampai halus dengan sendok baja, setelah pengerasan pertama terjadi.
5. Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar-gambar dan harus
bersih dan bebas dari debu.
6. Bata merah
Bata merah bermutu harus digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi.
Bilamana diminta, Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh. Bata merah harus
dipasang rapi dan sambungan-sambungan harus sama rata dengan permukaan.
Penggunaan bata merah yang pecah atau rengat dilarang. Adukan untuk bata merah
harus terdiri atas 1 bagian semen 3 bagian pasir.

2. Blok BantalanPenahan (Thrust Block)


Semua peralatan penyambungan pipa seperti tee, bend dan alat-alat bantu lainnya harus
tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dan beton untuk mencegah pergeseran dan
pada peralatan-peralatan penyambungan.
Ukuran-ukuran balik beton untuk setiap susunan dapat dilihat dalam gambar rencana.
Ujung-ujung pipa yang buntuh arus ditutup dengan penutup-penutup yang disekrup atau
yang dilas pada pipa-pipa dan harus dilengkapi dengan blok-blok bantalan beton bertulang
seperti tertera dalam gambar rencana.
Komposisi beton yang digunakan adalah1 : 2 : 3 (Beton Jenis B1 sebagai minimum) atau
ditentukan lain oleh Direksi dan sesuai dengan gambar-gambar rencana.
Beton tersebut harus ditempatkan diantara tanah dan fitting (alat bantu) yang harus
diangker. Beton harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah dijangkau
untuk perbaikan, kecuali jika ditetapkan lain oleh tenaga ahli.
Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalantekan untuk mengisi kelebihan
galian. Bila diperlukan beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan
diberikan pembayaran tambahan.

3. TiangPenyangga
Apabila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau pipa
yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar-gambar rencana atau dan dengan petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli.

4. Ruang Katup
Ruang katup (Surface Valve Box dan Valve Chamber) harus dibangun dengan bahan dan
jenis konstruksi seperti gambar-gambar rencana. Ruang katup tidak boleh mengeluarkan/
meneruskan tekanan dan atas terhadap katup dan harus terletak ditengah dan melampaui
bagian mur dan katup dengan tutup bak yang sesuai dengan permukaan jalan/ tanah
setempat atau pada permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan dan tenaga ahli.
Kotak luar harus ditempatkan diatas pelat beton bertulang yang dituang langsung ditempat
sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan diserahkan kepada Kontraktor dalam
keadaan biasa. Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi alas dan besi tuang
disikat dengan sikat kawat dan dicat dengan terbatu bara atau cat yang sejenis, yang
disetujui oleh Direksi/ Tenaga Ahli.
Kotak luar harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat
diteruskan kepada katup. Kotak itu harus dipasang tegak lurus dan konsentris terhadap
poros katup. Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran
pembuangan dari katup api menjurus kejalan. Hidran disetel pada sebuah tegel/ pelat
semen yang dipancangkan dengan cara menuangkan± 20 liter beton (beton tipis) diatas
tegel beton itu.
Setelah menyetel dan memancangkan hidran itu, bagian yang berada dibawah tanah harus
dilindungi dengan ter batu bara atau sejenis sampai 5 cm diatas permukaan tanah. Bagian
yang tersisa harus dicat warna merah, tidak termasuk kopling “STORZ”, tutup, rantai baja
anti karat dan kepala poros. Katup pembuangudara dan hidran kebakaran harus dipasang
ditempat-tempatseperti yang terteradalamgambarrencanaatauataspengarahandari Tenaga
Ahli.

5. KonstruksiPengamanKhusus
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konstruksi penguat khusus yang
belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka kontraktor harus meminta petunjuk Direksi/
Tenaga Ahli atau akan diatur tersendiri dalam spesifikasi teknis khusus.
Sebelum pemasangan terhadap asesoris pipa/ peralatan lainnya (katup, fire hidrant, dll),
kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi/ Tenaga Ahli mengenai penempatan
posisinya terhadap keselamatan lalu-lintas pejalan kaki maupun kendaraan.

IV. PEKERJAAN PERPIPAAN


1. Umum
Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata kerja yang
baik serta instruksi dan produsensedapatmungkinditerapkan.
Kontraktorharusmenyediakaninstrumen, alat-alat dan fasilitas yang dianggap memuaskan
oleh Tenaga Ahli serta memakainya dengan cara yang aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan asesoris harus baik dan bersih sebelum dipasang. Jika terjadi
persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang lain maka Direksi/ Tenaga Ahli
akan memutuskanpekerjaan yang mana yang akandipindahkan, tanpamemperhitungkan
yang mana yang lebih dulu dipasang. Unions harus disediakan dekat peralatanutama dan
pada jalur cabang untuk memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup untuk
mencegah gerakan, sebagaimana disediakan oleh Kontraktor, harus dipasang menurut
petunjuk gambar atau Tenaga Ahli Semua bagian untuk (flens) sambungan harus
dibersihkan sepenuhnya sebelum pemasangan, paking harus ditempatkan dengan teliti.
Baut-baut harus dikencangkan bergantian pada ujung-ujung yang berlawanan dan
diameter sambungan dan dalam rotasi sekeliling pipa. Untuk menjamin sambungan yang
baik diperlukan gaya yang berlebihan.
Sambungan-sambungan dengan flens harus dibaut dengan kencang dan penuh memakai
baut-baut mesin yang disediakan oleh Kontraktor. Paking harus dipakai pada semua
sambungan. Flens Geser (slip on) harus dilas ganda pada pipa dengan las yang
menghubungkan punggung flens dengan pipa dan dilas didalam flens pada ujung pipa.
Pengelasan bila diperlukan dan diinstruksikan, harus sesuai dengan bagian
“PENGELASAN” dalam spesifikasi ini.
Ketika Pipa sedang ditempatkan dalam salurannya, harus diperhatikan agar jangan sampai
ada benda asing yang masuk kedalam pipa.
Pada waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus ditutup
dengan cara-cara yang disetujui oleh Tenaga Ahli. Pemotongan pipa di lapangan harus
dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan demikian memang diperlukan, maka harus
dilakukan dengan mesin pemotong dan metoda yang sesuai, dengan hasil potongan yang
rata dan tegak lurus as pipa. Pemotongan harus dikerjakan hati-hati agar tidak merusak cat
atau lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpanan pipa-pipa dan alat-alat bantu (fittings) harus dilakukan hati-
hati. Pipa tidak boleh disimpan dibawah sinar matahari langsung. Kerusakan apapun yang
dapat timbul, harus dicegah dan pipa jangan sampai diletakan diatas benda tajam. Pipa
yang sudah tergores atau cacat hingga lebih 10 % dan tebal dinding akan ditolak.
Penumpukan pipa tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen, dengan
memperhatikan kondisi sekitar.

a. PengadaanPerpipaan
Perpipaan diadakan oleh Kontraktor sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

b. Penyimpanan dan AdministrasiPerpipaan oleh PemberiTugas


Pada umumnya, pengangkutan perpipaan dan tempat penyimpanan dan
administrasinya menjadi tanggungjawab Pemberi Tugas akan tetapi bilamana
kontraktor diminta, untuk mengangkut perpipaan dan gudang sentral Pemberi Tugas
kedaerah pergudangan Kontraktor/ tempat pemasangan, maka suatu jumlah bulat telah
dimasukan pada RAB.
Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan atau cacat pada pipa-pipa ini yang terjadi
selama pengangkutan.
Kontraktor harus memberitahu Direksi/ Tenaga AhIi mengenai maksudnya memasang
tiap bagian dan saluran pipa paling lambat 2 hari sebelumnya. Sebelum menangani
perpipaan di daerah pergudangan Pemberi Tugas, Kontraktor harus memeriksanya dan
secara tertulis melaporkannya kepada Direksi mengenai tiap kerusakan atau cacat pada
pipa-pipa tersebut. Tiap kerusakan atau cacat pada perpipaan yang tidak dilaporkan
akan diperbaiki oleh Kontraktor atas biaya sendiri, dengan tidak mempersoalkan siapa
yang menyebabkan kerusakan atau cacat tersebut.
Perpipaan tidak diperbolehkan dipindah dan daerah pergudangan oleh kontraktor, akan
tetapi menurut cara-cara tersebut diatas dipasang pada saluran pipa, akan dianggap
hilang dan nilainya akan dipotong dan harga Kontrak.
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang mencegah terjadinya keburukan,
kerusakan dan pencemaran.
Kontraktor harus membuat ketentuan-ketentuan di Iapangan untuk menerima dan
menimbun tiap perpipaan yang harus dipasang. Pipa-pipa harus diberi sandaran
sebegiturupa, sehingga lenturan yang terlalu besar dapat dihindarkan. Tumpukan
maksimum adalah 5 pipa.
Kontraktor harus menyediakan penjaga pada semua lapangan termasuk daerah
pergudangan selama 24jam/hari dan bertanggungjawab alas kehilangan barang-barang.

c. PenyediaanPerpipaan oleh Kontraktor


Semua perpipaan yang diadakan oleh kontraktor harus sesuai dengan kondisi lapangan
yang dirancang oleh kontraktor dan cocok dengan norma standar sistim perpipaan.
Semua perpipaan harus dirancangkan dengan tekanan kerja hydrostatis spesifikasi pipa
yang disuply sesuai dengan kondisi lapangan pada suhu 31 derajat celcius kecuali, bila
ditentukan lain.
Direksi dapat menghendaki diadakannya pengujian tekanan dengan biaya kontraktor
dan atau sertifikat – sertifikat pembuatan/ pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah Pergudangan
Pemberi Tugas, darimana penyimpanan dan administrasi akan sama dengan perpipaan
yang diadakan oleh pemberi tugas perpipaan dapat disimpan oleh kontraktor ditempat
penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.

d. Penyimpanan dan AdministrasiPerpipaan oleh Kontraktor


Kontraktor harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua perpipaan
yang tidak boleh rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan dan
penyimpanan pipa-pipa dan alat-alat penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya
kerusakan-kerusakan pada lapisan-lapisan semen atau pipa dalam keseluruhan. Pengait
dan lain-lain sama sekali tidak diperbolehkan mengait pada pinggiran ujung pipa.
Perpipaan tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau tambang, akan
tetapi harus dengan ikatan (sling) lebar yang melingkari pipa-pipa atau alat-alat
penyambung. Sebelum pipa-pipa atau alat-alat penyambung dipasang harus dengan
teliti dibersihkan dan diperiksa mengenai kerusakan.
Tiap bagian lapisan yang rusak harus dibersihkan dan diperbaiki oleh kontraktor.
Kontraktor harus berhati-hati dalam menangani katup-katup, untuk menjamin agar
tidak terjadi kerusakan pada dudukan dan bagian-bagian yang bergerak, Katup-katup
harus dipasang dengan urutan kerja yang baik serta harus bebas dan kotoran dan
rintangan-rintangan terhadap mekanisme.
Kontraktor harus dengan biaya sendiri memperbaiki katup-katup, yang pada
pemasangan mengalami kerusakan. Bagian-bagian lapisan dasar aspal bituminus asli
yang rusak harus diperbaiki oleh Kontraktor. Setelah pemasangan semua katup-katup
akan dilapisi lagi dengan suatu lapisan aspal bituminus oleh Kontraktor. Setiap katup
yang ternyata tidak berfungsi setelah pemasangannya harus dilepaskan kembali dan
kegagalan itu harus diperbaiki atas beban kontraktor.

e. PengangkutanPerpipaankeLapangan
Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan pipa harus
ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa, dengan
memperhitungkan keamanan lalulintas, pipa-pipa tidak boleh ditempatkan di lapangan
lebih dan 30 M di depan parit-parit penggalian.

f. Benda-bendaAsing di dalam Pipa-pipa


Setiap saat Kontraktor harus menjamin bahwa bagian dalam pipa-pipa selalu dalam
keadaan bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan pada pompa-
pompa dan katup-katup yang disebabkan oleh benda-benda asing dalam instalasi pipa
harus diperbaiki atas beban Kontraktor.

2. Pemasangan Pipa
Kontraktor tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaannya sebelum alat-alat bantunya
yang diperlukan sudah tersedia di lapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang
diadakan baik oleh Pemberi Tugas maupun oleh Kontraktor).
Pipa-pipa harus dipasang sesuai dengan gambar-gambar rencana, kecuali bila oleh Direksi
diberi petunjuk cara yang lain. Pada umumnya gambar-gambar rencana menunjukan
tempat yang biasa, sedangkan Direksi akan menunjukan tempat pipa yang tepat. Perhatian
harus diberikan dalam penanganan pipa-pipa dan alat-alat bantunya yang diserahkan
kepada Kontraktor.
Terlebih dahulu semua pipa-pipa dan peralatan-peralatan harus diteliti dan dibersihkan
dengan seksama, sebelum pemasangan dilaksanakan. Pipa-pipa yang berminyak,
bergemuk dan sebagainya, yang mungkin telah retak atau mengalami kerusakan Iainnya,
khususnya pada ujung-ujung pipa, tidak boleh dipergunakan.
Pipa-pipa dan peralatan-peralatan rakit yang rusak harus dikesampingkan, untuk diteliti
kembali apakah dapat diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang diambil oleh
Direksi/Tenaga Ahli. Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan
tanggungjawab Kontraktor dan harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Direksi
dengan segala uraian-uraian yang diperlukan.
Setiap pipa harus diperiksa secara seksama sebelum dan setelah dipasang dan pipa yang
rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap kali pekerjaan pada hari itu berakhir, maka
ujung-ujung pipa yang terbuka untuk sementara waktu harus ditutup dengan blok-blok
kayu, penyekat-penyekat atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi/Tenaga AhIi.
Tiap-tiap pipa dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan
sedemikian rupa sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan
konsentris yang tertutup.
Selama pemasangan alat-alat bantu sementara sebagai penopang pipa-pipa pada
kedudukan yang benar harus dipergunakan dan perhatian harus dicurahkan agar kerusakan
tidak terjadi pada pipa-pipa, sedangkan semua alat-alat pengikat pipa (penopang beton,
bantalan-bantalan penahan dan sebagainya), harus berada pada tempatnya yang teratur
benar, sebelum pemasangan dan pemindahan semua peralatan- peralatan sementara/bantu.
Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kemungkinan untuk pengosongan dan
pada sistem pipa pada titik terendah selalu terjamin.
Katup-katup, peralatan-peralatan rakit dan alat-alat bantu harus dipasang pada lokasi yang
tepat sesuai gambar-gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Tenaga Ahli.
Bila kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pada pipa-pipa, peralatan-peralatan rakit,
katup-katup atau alat-alat bantu pipa selama pemasangan, hal ini harus dilaporkan kepada
Direksi yang akan mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau menolak bahan pipa
yang bersangkutan yang rusak.
Pada ujung-ujung/ akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus berhenti maka
harus dipasang cap/ dop dengan sambungan yang sesuai spesifikasinya kecuali ditentukan
lain oleh Direksi/ Tenaga Ahli.

a. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat pemotong yang disetujui oleh Direksi/
Tenaga Ahli serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa.
Semua pipa-pipa yang telah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang licin
sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa-pipa
tersebut. Pipa-pipa yang berdiameter 150 mm dan lebih besar, harus dipotong dengan
mesin potong agar cocok dengan alat-alat penyambung.
Pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa-pipa dapat masuk dengan mudah
kedalam alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar dikikir/ digerinda tidak
lebih dari setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat dengan
sudut ±15 derajat terhadap as pipa. Umumnya pipa baja yang dikeluarkan dari pabrik
telah digerinda/ dipinggul lebih dulu.
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus dikerjakan
dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya dan
ujungnya harus dibuat halus dan rata.

b. Penyambungan Pipa
Semua alat-alat rakit dan ujung-ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum
disambung-sambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa-pipa dan peralatan-
peralatan rakit harus dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-cincin karet, flens-
flens atau di las dan lain-lain, sesuai gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan-peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang
dengan cara yang memenuhi syarat, sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan
dalam keseluruhan sistem pipa dan harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik
bersangkutan.
Defleksi pada sambungan-sambungan pipa AC tidak boleh melebihi 3 derajat. Setiap
Iengkungan pada pipa harus diperlengkapi dengan peralatan rakit yang layak dan harus
dipasang menurut sudut yang diinginkan.

a) Sambungan “push-on-joint”
Istilah “bell end” atau “soket” pada pipa PVC yang digunakan disini harus
dianggap sebagai ujung-ujung dan pipa “push-on joint”.
Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap kearah depan dan
pemasangan, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi,
Jika pipa diletakan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan harus
dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell dan
pipa yang bersudut.
Akhiran spigot dan pipa harus dimasukan kedalam socket, dengan berhati-hati agar
tidak terjadi persentuhan dengan tanah.
Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang datar kedasar
socket, dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi.
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan dan
minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet untuk
sambungan, maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukan
kedalam gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam
dan gasket atau pada akhiran dan pipa atau keduanya. Minyak gelang harus berasal
dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh Direksi/ Tenaga Ahli.
Tidak diperkenankan menggunakan menggunakan bahan yang tidak disetujui.
Jika dipakai sambungan dengan solvent cement, maka bagian yang akan
disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran, dan air. Oleskan solvent cemen
dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedalam socket atau bagian
dalam dan fitting yang akan disambung.
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat dengan bell
dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint untuk membentuk
belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan
Direksi/ Tenaga Ahli dan petunjuk-petunjuk dan pabrik harus diikuti. Adalah
penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi
dibuat sesudah sambungan diselesaikan.
b) Sambungan HDPE (“butt fusion welding”)
Sambungan pipa HDPE dilaksanakan diatas tanah dengan cara pengelasan (butt
fusion welding) oleh karena itu pipa harus ditumpu dengan kayu( papan landasan )
selebar minimum 15 cm dengan ketebalan sesuai dengan kekuatan kayu tersebut,
lebar tumpuan dan berat pipa tiap 150 cm.
Jenis peralatan yang diperlukan dalam pemasangan pipa HDPE minimum tetapi
tidak dibatasi meliputi (dalam hal ini jumlah peralatan tersebut disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan waktu penyelesaian pekerjaan): Genset dengan kapasitas
disesuaikan dengan mesin butt welding dll, mesin butt fusion/ welding (lengkap
dengan alat pemotong pipa, alat pemanas , pompa hydrolik dan pengatur waktu),
roda penyangga pipa, tanda pengelasan, kain pembersih, alat ukur sambungan,
thermometer digital dan thermometer udara, papan landasan/ penyangga, penutup
lasan, pemotong pipa, spidol warna putih/ kontras dengan warna pipa, stop watch,
tenda untuk pengelasan dan meteran 12 m.
Prosedur penyambungan pipa meliputi pemeriksaan jenis dan jumlah peralatan
yang diperlukan dalam penyambungan pipa HDPE tersebut diatas dan bahan habis
pakai yaitu bahan bakar untuk genset, minyak pelumas dll. Sambungkan pemanas
pada sumber listrik/ genset selama kurang lebih 20 menit atau pada temperature
yang disarankan. Pastikan bahwa pipa dan fiting yang akan disambung mempunyai
ukuran diameter dan SDR/ klas tekanan yang sama.
Pipa ditempatkan pada klem/penjepit dan dilurus kandengan roller sedemikian
rupa sehingga ujung pipa tegak lurus dengan plat pemotong posisi senter/segaris)
dan kencangkan klem tersebut.
Operasikan alatm pemotong dan geser klam pipa perlahan lahan sedemikian rupa
sehingga terjadi pemotongan pipa yang kontinu dan rata. Angkat alat pemotong
dan bersihkan benda-benda asing/ sisa potongan pipa di pipa maupun alat
pemotong (perhatian bahwa ujung pipa tidak boleh tersentuh tangan, bila
pemotongan tidak rata/ lurus ulangi proses pemotongan sesuai dengan prosedur
diatas).
Tekanan Tarik dari mesin hydrolik harus disesuaikan dengan gesekan yang terjadi
terkait dengan berat pipa/ fiting yang sedang disambung. Tempatkan lempengan
pemanas ( lempengan pemanas harus dalam kondisi bersih dan dijaga
temperaturnya ) pada bagian permukaan pipa yang akan disambung dan
selanjutnya tekan dengan sistim hydrolik dengan tekanan sesuai dengan spesifikasi
pipa dan jaga tekanan hydrolik sampai permukaan pipa yang akan dilas mulai
meleleh secara merata dengan lelehan sekitar 1 s/d 6 mm disesuaikan dengan tebal
pipa. Setelah meleleh denga rata maka tekanan hydrolik diturunkan sampai nol,
pipa tetap pada klem( tidak boleh bergeser ) dan plat pemanas tetap berada pada
posisinya. Setelah pemanasan selesai buka klem dan pindahkan alat/plat pemanas
kemudian rekatkan ujung/ permukaan pipa yang meleleh dengan tekanan hydrolik
yang telah ditentukan dan dijaga sampai waktu pendinginan selesai pada ambient
temperature. Periksa sambungan lasan secara visual.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam butt fusion pada pipa HDPE meliputi :
- Menyambung pipa dengan diameter dan tebal pipa yang sama.
- Peralatan harus dalam keadan bersih dan juga ujung pipa yang akan disambung
tidak boleh tersentuh benda asing dan juga sisa potongan tidak boleh tertinggal
dalam pipa.
- Menggunakan mesin-mesin/ peralatan untuk butt fusion yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa, dalam hal ini pabrik yang
mensuplai pipa HDPE harus menyediakan peralatan butt fusion secara lengkap
termasuk operatornya yang berpengalaman dalam butt fusion pipa HDPE.
- Ikuti prosedur pemasangan pipa HDPE dan tidak diperkenankan memindahkan
pipa yang telah disambung sebelum waktu pendinginan selesai.
- Parameter butt fusion HDPE — PE 100 yang digunakan yaitu: temperature plat
220 s/d 235 derajat Celsius, tekanan mesin hydrolik 175 kpa, waktu
pendinginan setelah pengelasan selesai yaitu untuk tebal pipa kurang dan 15
mm, maka waktu pendinginan (dalam menit) dihitung berdasarkan formula 10
+0,5 x T dan untuk tebal dinding pipa lebih besar/ sama dengan 15 mm maka
waktu pendinginan (dlm menit) dihitung berdasarkan formula 1,5 x T, dimana
T adalah tebal dinding rata - rata pipa dlm mm.
- Waktu pendinginan perlu ditambah 1 menit tiap kenaikan temperature udara
ambient 1 derajat Celsius.
c) Sambungan Flens
Alat-alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan kepada pipa-
pipa dengan mempergunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas kecuali bila
ada petunjuk dengan cara lain yang tertera pada gambar-gambar rencana
bersangkutan.
Semua sambungan-sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking-
paking karet dan mur baut yang digalvansir secara celup panas(hot dippend).
Cincin yang digalvansir secara celup panas harus dipasang diantara kepala baut
dan mur serta mur baut harus dikencangkan secara bersilang.
Selama pelaksanaannya harus diperhatikan, agar tidak merusak lapisan pelindung
pada alat-alat bantu dan peralatan-peralatan rakit. Setelah selesai, setiap kerusakan
pada lapisan pelindung harus diperbaiki oleh Kontraktor.
d) Sambungan Pipa Galvanis
Sambungan-sambungan antara pipa-pipa baja yang digalvinsir dan peralatan-
peralatan rakit dan baja yang digalvansir terhadap pipa-pipa lain, harus
dilaksanakan dengan system penyekrupan.
Sebelum disambung, maka bagian ulir dan soket atau ujung-ujung pipa harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nenas
dan baru dimasukan secara hati-hati pada soket dan diputar sampai kencang betul.
e) Sambungan Las
Sambungan-sambungan las harus sesuai dengan aturan, yang diberikan dalam
persyaratan norma modern (persyaratan AWS, AISC atau SNI). Pengelasan harus
dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki ijasah atau sertifikat pengelasan
pipa.
Penyambungan las Argon harus dilaksanakan oleh kontraktor, khususnya pada
pipa baja yang bertekanan nominal 40 bar dengan demikian diperlukan tenaga ahli
pengelasan pipa yang telah mempunyai sertifikat. Penelitian dapat dilakukan
apabila direksi memerlukannya.
Permukaan-permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik lepas, kerak
logam, karat, gemuk dan cat.
Apabila pengelasan ganda diperlukan maka permukaan pengelasan pertama harus
bersih dan bebas dan kerak logam.
Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pada pengelasan-pengelasang anda
harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan oleh palu bertenaga mesin
dengan mempergunakan suatu alat berujung bulat. Semua kerak logam dan
pengelasan yang berlubang-lubang dan tidak sempurna harus dibersihkan dan
dihilangkan, sebelum pengelasan dilakukan.
Setelah pengelasan, lapisan pelindung pipa dan peralatannya yang dikupas atau
rusak selama pengelasan harus diperbaiki/ dilapisi kembali oleh Kontraktor,
termasuk bagian yang dilas.
Tempat kerja harus terlindungi terhadap angin dan hujan lebat. Bilamana diminta
Direksi/ Tenaga Ahli, Kontraktor harus memberi penjelasan mengenai cara kerja
yang digunakan.

c. Penyambungan Pipa pada Jaringan Pipa Lama


Perincian mengenai penyambungan-penyambungan yang harus dikerjakan, tertera
pada gambar-gambar, untuk memperpendek gangguan pada pengadaan air, maka
Kontraktor harus menyelesaikan penyambungan secepat mungkin. Kontraktor harus
memberitahu Direksi/ Tenaga Ahli mengenai maksudnya, untuk mengerjakan
penyambungan dan harus membuat rencana kerja, termasuk jadwal waktu, bahan-
bahan perlengkapan dan tenaga kerja, paling lambat 3 hari sebelumnya. Bilamana
menurut pandangan Direksi Persiapan Pekerjaan oleh Kontraktor tidak mencukupi,
maka Direksi/ Tenaga Ahli tidak akan mengizinkan pekerjaan itu dimulai.
Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan untuk memperoleh
penyambungan-penyambungan yang layak ke pipa-pipa yang telah ada, biaya ini
dianggap sudah termasuk dalam harga Kontrak.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah
ada, harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak mengganggu langganan
dan tidak terlalu lama menghentikan aliran. Daerah yang terganggu diusahakan sekecil
mungkin. Tidak ada satupun katup (valve) sistem yang telah ada, yang diubah-ubah
oleh Kontraktor untuk tujuan apapun juga. PAM setempat akan mengatur semua valve
jika diperlukan.
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa menghentikan aliran pipa
lama dengan menggunakan clamp saddlebe serta katup, kemudian dibor dengan
lapping bor khusus.

d. Perlengkapan Sambungan dan Alat-alat Pengatur


Pemasangan katup-katup, perlengkapan-perlengkapan sambungan dan sebagainya
harus mendapatkan pengawasan dan perhatian yang sama terhadap kebersihan,
penopang-penopang dan sambungan seperti tersebut diatas mengenai perpipaan.
Katup- katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat ditempa, harus
cocok terhadap pipa-pipa pada posisi mendatar, sedangkan porosnya ditempatkan
secara tegak lurus, kecuali bila arah pipa tidak mendatar. Setelah diadakan penyetelan,
kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros,
pembungkus, dan kotakluar. Mur dan katup harus dapat dioperasikan dengan mudah
melalui lubang pembukaan atau lubang kontrol.

3. Pemasangan Pipa di dalam Tanah


Pipa-pipa harus dipasang dengan lurus dan pada kedalaman yang tepat, sesuai dengan
gambar rencana, Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan
keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa. Pipa-pipa tidak boleh
dipasang bila menurut anggapan Direksi/ Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi
syarat. Tiap-tiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat dan
sedemikian rupa, sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan
konsentris yang tertutup dan tidak merupakan ketidaklurusan mendadak terhadap garis
jalur. Kontraktor harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai dan layak untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan teliti untuk mengetahui bila ada
keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Semua pipa, alat bantu dan katup
harus diturunkan kedalam saluran secara hati-hati, batang demi batang, dengan memakai
derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai, sedemikian sehingga tidak timbul
kerusakan pada cat atau lapisan pelindung Material sama sekali tidak boleh dijatuhkan
atau dihempaskan kedalam saluran.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, katup atau aksesori lain pada pemasangan,
maka tenaga ahli harus segera diberitahu. Tenaga ahli harus menentukan perbaikan yang
diperlukan atau menolak bagian yang rusak.
Bila pipa diangkat/diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol/derek, maka bagian
jerat baja yang melingkari pipa harus terbungkus (dengan karet dan sebagainya).
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Kontraktor tidak boleh membiarkan
saluran yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama ketika menunggu
pengujiaan pipa. Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan agar pipa
tidak terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah digali dan masih terbuka digenangi
air, pencegahan ini dapat meliputi pengurugan sebagian saluran dengan sambungan-
sambungan pipa tetap terbuka sambal menunggu pengujian tekanan hidrolis.
Kontraktor harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi semen atau
lapisan epoxy pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan atau pengelasan.
Selanjutnya, Kontraktor harus mengisi kekosongan lapisan yang timbul setelah
penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau diisi kembali dengan suatu
adukan dan 4 semen : 3 Pasir : 2 kerikil atau adukan pengisi.
Sesudah pengelasan pipa baja, permukaan luar (Selongsong/ sleeve) dari bagian-bagian
pipa yang berdekatan harus diratakan dan dibungkus dengan satu lapisan pita (inner
Wrapp) dengan 55% tumpukan (Overlap) dan diakhiridengansatuapis pita (outer wrapp),
Overlap 55%, dengantepi P.E dengan yang hitam diatas atau dilapisi dengan coal tar
enamel sesuai dengan spesifikasi pipa yang disupply. Pembungkusan harus dikerjakan
dalam kondisi kering dan bersih dan bila diperlukan Kontraktor harus menyediakan atap/
Tudung.
Pipa-pipa besi kenyal harus dibungkus dengan lembar polyethylene atau coal tar enamel.
Lembar tersebut harus dipotong hingga panjangnya± 600 mm lebih dan bagian pipa.
Panjang potongan tersebut harus diatur hingga terdapat overlap 300 mm pada masing-
masing bagian pipa yang berdekatan, terus sehingga mencapai ujung pipa.
Lembar tersebut harus dibungkuskan sekeliling pipa supaya secara melingkar
menghasilkan overlap diatas kwadran puncak pipa.
Tepi potongan lembar polyethylene harus diamankan pada jarak-jarak lebih kurang satu
meter dengan pita perekat dari tali plastik. Untuk menahan lembar atau pipa tidak boleh
dipakai alat logam apapun.
Baut, mur pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai untuk
sambungan flens harus dicelupkan dalam larutan aspal panas sebelum dipasang.
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukan dengan cara membeni
offsetse cukupnya.

4. Pemasangan Pipa di Atas Tanah


Pipa harus dipasang menurut garis dari ketinggian yang ditentukan dan harus sedekat
mungkin dengan pada dinding, atap, kolom atau setraus pile konstruksi beton bertulang
dan bagian structural lainnya supaya hanya mengambil tempat seminimal mungkin dan
semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan. Semua pipa dan alat bantu
(fitting) harus dipasangkan sedemikian sehingga tidak menimbulkan tegangan atau
regangan dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan karena adanya bagian-bagian
yang ditempatkan secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat-alat bantu yang sesuai. Pipa harus
sejajar atau tegak lurus dinding, kecuali jika ditetapkan lain.
Sengkang atau tumpuan sementara harus disediakan untuk menunjang pipa pada saat
dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan
perlengkapan yang berdekatan. Sebelum penunjang dan sengkang sementara diangkat
maka pir dan penunjang tetap harus sudah terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk memudahkan
pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau tumpuan yang
disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah diperhitungkan. Pipa
tidak boleh ditumpukan pada pipa lain, tanggan, anak tangga atau trotoir kecuali jika
disetujui oleh Tenaga Ahli.
Semua pipa vertical harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak
lebih dan 2 m dengan kerah pipa, kiem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada
titik yang lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang kaku.
Tiap bagian pipa harus diletakkan dan semua sambungan (disemen, dilas, diskrup)
dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang sementara. Setelah sambungan selesai
dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya. Pengecatan dan pelapisan luar/ dalam harus
dikerjakan sebagaimana ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai dengan spesifikasi ini.

5. Penyebrangan-penyebrangan Pipa
Penyebrangan-penyebrangan pipa pada sungai dan urug-urug, harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar-gambar rencana (Standar/ Khusus). Bagi penyebrangan-penyebrangan
sungai dan urug-urug biaya-biaya pemasangan pipa-pipa selubung (bila diperlukan), pelat-
pelat pelindung dari beton, perbaikan-perbaikan dan penyesuaian terhadap dinding-
dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, penggalian-penggalian tambahan dan
sebagainya dianggap telah termasuk dalam harga Kontrak.
Bagi penyebrangan-penyebrangan sungai dan urug-urug perbaikan-perbaikan dan
penyesuaian terhadap dinding-dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, gambar-
gambar kerja harus diberikan/ dilaporkan oleh Kontraktor.
Semua pipa-pipa pada penyebrangan-penyebrangan sungai dan bangunan-bangunan lain
harus dipasang dengan peralatan-peralatan yang layak, seperti penjepit-penjepit,
penggantung-penggantung dan penopang-penopang dan sebagainya sedemikian rupa,
sehingga pemuaian dan penciutan, getaran-getaran kecil pada perpipaan harus didalam
batas-batas yang diijinkan dan tidakmengakibatkankebocoran-kebocoran.
Tetapimenopang pipa-pipa itu dengan mempergunakan pipa lain dan alat-alat bantu lain
yang tidak disebut dalam gambar rencana tidak diperkenankan tanpa persetujuan Tenaga
AhIi terlebih dahulu.
Dalam hal tidak adanya ketidakcocokan dalam rangkaian antara pekerjaan pipa dan
pekerjaan lain, maka Direksi/ Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan mana yang akan
dipertimbangkan untuk didahulukan. Penyebrangan-penyebrangan pipa melalui fasilitas
umum harus dilaksanakan sesuai gambar-gambar rencana dan instruksi-instruksi yang
diberikan oleh Direksi/ Tenaga Ahli dan/ atau oleh Departemen yang berkompeten.

6. Jembatan-jembatan Pipa
Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu lintas sekitarnya,
kecuali bila ditentukan lain, pemasangan katup udara sesuai dengan gambar- gambar
rencana.
Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus sesuai dengan situasi setempat
sehingga memudahkan pengoperasiannya atau dengan petunjuk Direksi/ Tenaga Ahli.
Syarat-syarat pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil
(Spesifikasi Teknik Khusus).

V. PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS PERPIPAAN


1. TUJUAN
Pengujian tekanan hidrostatis dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan/ menjamin
bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor
dari blok-blok penahan (permanen sanggup menahan tekanan sesuai rencana).

2. KETENTUAN PENGUJIAN PIPA


Panjang Bagian Pengujian
Panjang bagian pipa yang akan diuji tidak boleh lebih dari 500 m untuk daerah
pemasangan yang banyak air tanahnya dan bila air tanah tidak banyak maka bagian pipa
yang di tes bisa lebih panjang. Tekanan pada titik tertinggi tidak boleh kurang dari 0,8 kali
tekanan pada titik terendah.

Persiapan Untuk Pengujian


Blok Bantalan Penahan
Pengujian pipa bisa dimulai jika blok-blok bantalan penahan (permanen) telah dipasang
dan mutu beton telah memenuhi syarat yang ditetapkan (sudah berumur lebih dari 7 hari),
sedangkan dimensi konstruksinya disesuaikan dengan diameter pipa dan tekanan tes.

Pengurugan Galian Sebelum Pengujian.


Perpipaan yang akan diuji harus sudah ditimbun seluruhnya.

Pengisian Air.
Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan kecepatan pengisian
maksimum 200 meter/jam dan dijamin bahwa udara dalam pipa keluar.
Air diisi dititik terendah dan bagian pipa yang diuji hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi udara yang terjebak dalam pipa.
Pentil udara harus dalam keadaan terbuka penuh selama pengisian air sampai udara betul-
betul habis.
Air yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus berasal dari sumber
yang telah disetujui dan memenuhi syarat kualitas air bersih untuk perpipaan air bersih
dan untuk perpipaan air baku dapat digunakan air baku yang akan diproses. Biaya
pengadaan air adalah tanggungan Kontraktor.

Sambungan Pipa dengan Las


Sambungan harus berumur paling sedikit 24 jam sebelum tes dilaksanakan.

PerlengkapanUntukPengujian
Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk pengujian.
Perlengkapan harus berada dalam kondisi yang baik. Pompa yang digunakan harus dapat
menghasilkan tekanan yang diinginkan.
Tangki penampung air harus mempunyai ukuran/bentuk yang dapat mengukur volume
penambahan air yang diisyaratkan dalam pengujian.
Tangki harus mempunyai ketelitian pengukuran volume air sebesar± 1 liter.
Alat pengukur tekanan yang telah dikalibrasi, harus dipasang pada titik terendah dan
bagian pipa yang diuji dengan ketelitian pembacaan 0,5 bar.

UrutanPengujian
a. Pengujian Awal
Setelah diisi air, bagian pipa yang dilapis semen harus didiamkan paling sedikit selama
24 jam, dengan tekanan statis sebesar tekanan kerjanya. Selama 6 jam terakhir dan
periode awal tadi, tekanan harus dinaikkan sesuai tekanan pengujian.
Jika terjadi penurunan volume air atau tidaknya pengujian awal hanya didasarkan pada
pengukuran penambahan volume.
Sedangkan untuk pipa yang lain didasarkan pada pengukuran penambahan volume air
sesuai dengan toleransi penurunan tekanan yang diinginkan.
Kontraktor harus menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan
pelaksanaan pegujian awal.
Jika ada pergeseran, perpindahan atau kebocoran pipa harus dilakukan pengujian
ulang.

b. PengujianTekanan
Besarnya tekanan pengujian yang disesuaikan dengan tekanan kerja, pengujian
ditentukan kemudian dan selama proses pengujian tidak diperbolehkan terjadi
kebocoran.
Formulir standar (“Berita Acara Pengujian Pipa”) harus digunakan untuk mencatat
hasil pengujian.

Peringatan
Tidak diijinkan bekerja didalam galian dalam area/ bagian pengujian, selama
berlangsungnya pengujian pipa.

Dasar Perhitungan Penambahan Volume Air


a. Pipa Baja
Perhitungan penambahan volume air untukjenis pipa baja didasarkan pada:
q = 0,54 * 10-4*L * d * (1 - e(-h/4)4) * P
dimana :
q = Volume Air (liter)
L = Panjang Bagian Pengujian (m)
d = Internal Diameter (mm)
h = Lama Pengujian (jam)
P = Tekanan Uji (bar)
-4
0,54 * 10 = Asumsi Konstanta, yang diambil berdasarkan:
- Daya Resap Air dari Materi Pipa
- Panjang Pipa Rata-rata
- Metoda Penyambungan
- MetodaPengurugan

PenyelesaianPengujian
Setelah “Berita Acara Pengujian Pipa” ditandatangani bahwa diterima dengan berhasil,
Kontraktor masih bertanggungjawab untuk menyambung setiap tahapan pemasangan pipa
hingga seluruh system perpipaan selesai. Untuk itu perlu pengujian terakhir sebagai
penyelesaian pekerjaan kontraktor agar dapat dioperasikan pengujian pengoperasian
perpipaan secara berurutan meliputi :
- Uji Aliran Statis : Secara bertahap tanpa ada penurunan tekanan dan tanda-tanda
adanya kebocoran selama 1 jam.
- Uji Aliran Dinamis : Secara keseluruhan perpipaan tanpa adanya tanda-tanda
kebocoran selama 48jam.
- Pengaturan peralatan operasi pada katup-katup dan instalasi sambungan pelayanan.
Masing-masing pengujian diatas diterima bila berhasil dengan baik dengan
ditandatanganinya “Berita Acara Pengujian Pengoperasian Jaringan Perpipaan”.

BERITA ACARA PENGUJIAN PIPA


Lokasi Pengetesan :...................................................................................................
Direksi :...................................................................................................
Kontraktor :...................................................................................................
Nomor :...................................................................................................
Tanggal :...................................................................................................
1. DATA PIPA
- Jenis Pipa :............................................................................................
- Diameter Pipa :.................................................................................... mm
- Class Pipa :...........................................................................................
- TipeSambungan :...........................................................................................
- Cement Lining : Ada/Tidak Ada *)
- Lokasi Pipa :...........................................................................................
- Panjang Pipa :....................................................................................... m
2. DATA PENGETESAN
- ElevasiTitik Pipa yang Paling Rendah :...................................... +MSL
- Elevasititik Pipa yang Paling Atas :................................................... +MSL
- Elevasi Manometer :................................................... +MSL
- Lama Pengetesan Awal :.................................................. Jam
- LarnaPengetesan Utama :.................................................. Jam
- Tekanan Test :.................................................. Bar
- ToleransiPenurunanTekanan :.................................................. Bar

- ToleransiPenurunan Volume Air :....................................... Liter/100 m²


3. HASIL TEST UTAMA
WAKTU PENURUNAN VOLUME
TEST TEKANAN
HARI JAM AIR (LITER)

AwaI Test
Akhir Test
Lama
Jam
Pengetesan

4. CATATAN :................................................................................................
5. HASIL TEST :.......................................................................................................
DemikianBerita Acara inidibuat dan disetujui bersama untuk dipergunakan seperlunya.

PihakKe — II Pihak Ke — I

Supervisor Engineer Pelaksana

(CONTOH)
BERITA ACARA UJI PENGOPERASIANJARINGAN PERPIPAAN
LOKASI :
TANGGAL :
JENIS PENGUJIAN : ALIRAN STATIS / DINAMIS
JALUR PENGUJIAN : SELURUH SISTEM TRANSMISI / DISTRIBUSI
CARA OPERASI : GRAVITASI / PEMOMPAAN
1. DATA PIPA

NO. JENIS /ND KELAS PANJANG


FUNGSI PIPA
1.
2.
3.
4.
5.
Total Pengujian Operasi
2. DATA PENGUJIAN
Elevasi Muka air Produksi /Sumber (Tekanan Pompa = Nol a) : .......... m
Lama Pengujian : .......... Jam

TEKANAN KETERANG
JALU AN
ELEVASI JAR PENGAMAT
RUJI NOMO JUMLA
NO (M) AK AN PENGAMAT
COB R H
Manometer (M) AN
A (MKA) SL

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

3. CATATAN DAN REKOMENDASI


Demikian Berita Acara ini dibuat dan disetujui bersama.

(..................) (..................) (..................) (..................)


Mengetahui:

(..................) (..................)
PEMBERSIHAN DAN DESINFEKSI PERPIPAAN
Setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai dan terbukti berhasil dan sebelum dilakukan
penyerahan pertama, Kontraktor harus membersihkan, membilas dan memberi desinfektan pada
jaringan pipa sebagaimana ditetapkan dibawah ini.
Bagian-bagian pipa harus dicuci dengan kecepatan tinggi dan dalam jangka waktu sedemikian
sehingga air yang keluar sudah bersih dan tidak mengandung sediment.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan, pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Kontraktor, dengan cara
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil diujung pipa.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga, air
yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 2 mg klorin/ liter.
Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah perioda kontak selama 24 jam dan dalam
pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.
Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung khlorin
diatas, Kontraktor harus mendapat persetujuan dan Tenaga Ahli untuk menggunakannya.

CARA PENGUKURAN HASIL KERJA DAN DASAR PEMBAYARAN


Jumlah yang akan dibayar, akan diperhitungkan berdasarkan item-item pekerjaan yang terdapat
didalam Daftar Kuantitas Harga. Pada prinsipnya perhitungan pengukuran volume pekerjaan
tidak terlepas dan kuantitas pekerjaan maupun kualitas pekerjaan tersebut, dengan mengacu
kepada Syarat Kontrak Pasal 56. Satuan yang akan dipakai sebagai dasar pengukuran pekerjaan
adalah :
1. m = Meter Lari adalah jumlah panjang pekerjaan yang telah diselesaikan.
2. m = Meter Kubik, adalah jumlah volume pekerjaan yang telah diselesaikan.
3. Unit = Unit, adalah jumlah satuan pekerjaan yang terpasang/telah selesai
Sesuai dengan lingkup pekerjaan.
4. LS = Lump sum, jumlah satuan pekerjaan yang dipresentasekan sesuai dengan tingkat/
tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan, sesuai dengan item yang terdapat
didalam Dafter Kuantitas Dan Harga.
Semua pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang sudah dapat dibayar, akan
diukur menurut ketentuan diatas. Dengan melihat kepada semua ketentuan pembayaran dan
aturan pelaksanaan teknis maupun administrasi seperti yang diisyaratkan didalam dokumen
kontrak, maka pelaksanaan pengukuran hasil kerja tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk serta persetujuan Direksi/Tenaga Ahli.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut diatas tanpa memperhitungkan cara dimana
material galian akan dibuang dan hanya akan dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata
pembiayaan yang ada didalam Daftar Kuantitas Harga.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang umum
dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

SPESIFIKASI TEKNIS UNIT WATER METER (SAMBUNGAN RUMAH)


Pemasangan watermeter (sambungan rumah) harus memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:

a. Water Meter harus dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman;


b. Pekerjaan pemasangan Water Meter harus sesuai ketentuan teknis;
c. Water Meter dipasang pada lokasi yang ada jaringan pipa air minum dan/atau merupakan
sIstem pelayanan dari SPAM.

Spesifikasi teknis Water Meter:


a. Diameter 15 mm (1/2 inchi)
b. Tekanan kerja nominal 10 bar
c. Volume terkecil yang mampu dibaca 0.1 liter
d. Kapasitas registrasi 10.000 m3.
e. Temperatur kerja 500 C

Anda mungkin juga menyukai