Pekerjaan :
Peningkatan Jaringan Irigasi (DAK) D.I. Bd. Gelaran
1
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
2
b. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/ pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
b. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan
yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan
analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan
pengendaliannya;
c. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
d. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara,
yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh
pekerja dan operator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat
bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas
pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi
3
lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka
metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur
kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya
tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah
mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya
untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja
(platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung
diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung- jawabkan, baik
dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis
laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan
gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta
metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur,
struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan
maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan
pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi
bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan
metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan
pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3
yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga
ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar,
4
spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum
memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko
telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan
kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
e. Setiap tenaga kerja harus dibayar sesuai ketentuan UMR yang berlaku di
Kabupaten Gunungkidul maupun peraturan perundangan lain tentang upah
pekerja konstruksi yang berlaku di Gunungkidul sebagai acuan harga pasar
tenaga kerja di Kabupatenn Gunungkidul.
15. Menggunakan AHSP sesuai Permen PU nomor 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum dalam menyusun harga
satuan pekerjaan dengan mengutamakan penggunaan tenaga kerja lokal dan bahan
material lokal sesuai Surat Edaran Kementerian Keuangan Republik
Indonesiadirektorat Jenderal Perimbangan Keuangan No. Nomor Se-
2/Pk/2021tentang Penyesuaian Penggunaan Anggaran Transfer Ke Daerah Dan
Dana Desa Tahun Anggaran 2021 Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
5
6
1 PERSYARATAN UMUM
7
8
1.2 LINGKUP PEKERJAAN
Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan
pengangkutan, penyediaan air kerja dan pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi (DAK) D.I. Bd. Gelaran sesuai dengan gambar kerja,
RKS dan Kontrak Kerja.
1. Pekerjaan ini meliputi:
I Pekerjaan Persiapan
1 Uitzeit/ Bauw plank
2 Papan nama kegiatan
3 Langsiran bahan
4 Pembersihan/ Perapian lokasi
5 Air untuk kerja
6 Sewa brak/ kantor direksi
9
III Rehab Saluran Panjang 636 m
1 Bongkaran pasangan lama
2 Bongkaran Pasangan Buis Beton
3 Galian Tanah Biasa
4 Pasangan batu belah lama 1PC : 4PS
5 Pasangan Batu Belah Putih1pc : 4ps
6 Plester camp. 1pc :4ps
7 Pipa D PVC Ø 6"Inlet/pengambilan
8 Beton bertulang
a. Beton K125
b. Besi tulangan
c. Begesting
10
4. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar,
tetap dan jelas berupa milik sendiri atau sewa
5. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak
yang dibuktikan dengan:
a) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya; (akta perubahan bisa
berlaku seluruhnya).
b) Surat Kuasa (apabila dikuasakan).
c) Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap (apabila
dikuasakan)
d) KTP.
6. Surat Pernyataan:
a) Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.
b) Yang bersangkutan berikut Pengurus Badan Usaha tidak sedang
dikenakan sanksi Daftar Hitam.
c) Yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana.
d) Pimpinan dan pengurus Badan Usaha bukan sebagai pegawai K/L/PD
atau pimpinan dan pengurus Badan Usaha sebagai pegawai K/L/PD yang
sedang mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
e) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Kualifikasi.
f) Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran
yang disampaikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka
Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pimpinan Koperasi, atau Kepala
Cabang, dari seluruh anggota Kemitraan bersedia dikenakan sanksi
administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara
perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
7. Tidak masuk dalam Daftar Hitam
8. Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/ kerja sama operasi/
kemitraan/ bentuk kerjasama lain harus mempunyai perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain
11
o Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah
disetujui Pengguna jasa dan Penyedia Jasa.
12
2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan perawatan
serius, Penyedia Jasa harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan
melaporkan kejadian tersebut kepada Pemimpin Proyek atau Pengawas Lapangan.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
1.9 DIREKSIKEET
1. Penyedia Jasa harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di lapangan untuk
Penyedia Jasa, sesuai dengan kebutuhan.
1. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor.
2. Penyedia Jasa harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat
makan dan gudang penyimpanan barang-barang.
3. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh Penyedia
Jasa atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitment.
4. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan
peralatan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan dianggap
telah termasuk harga kontrak/borongan.
13
1.10 PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL
1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui
oleh Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat
penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau menurunnya mutu
bahan/material bangunan tersebut.
2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat
persetujuan Pengawasa Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada dalam
gudang maupun yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum, juga
memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan/material oleh Pengawas
Lapangan.
3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,
direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal
proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi.
4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan dari
areal proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan
dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Pejabat Pembuat Komitment dapat
memberhentikan seluruh pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian
tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
1.12 CUACA
1. Pekerjaan harus dihentikan sementara apabila cuaca tidak mengijinkan atau sangat
mengganggu yang akan dapat mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan,
kecuali pelaksana/ Penyedia Jasa sudah mempersiapkan sarana dan mendapatkan
izin dari konsultan pengawas.
14
1.13 PENENTUAN ELEVASI PEKERJAAN
1. Elevasi Permukaan ditentukan bersama oleh Penyedia Jasa, perencana, pengawas
serta PPHP, mengacu pada gambar rencana dan selanjutnya dituangkan dalam
berita acara uitzet pekerjaan dan dilampiri gambar shop drawing.
2. Penyedia Jasa harus membuat patok duga yang digunakan untuk menentukan
elevasi permukaan dengan persetujuan pihak pengguna jasa.
15
2. Untuk material berupa bahan tambang pasir dan batu harus mengambil dari
sumber tambang yang memiliki ijin tambang resmi dan masih berlaku.
3. Contoh Bahan/Material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggunan
Penyedia Jasa Pemborongan, setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas maka
bahan/material tersebut harus ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam
pekerjaan nantinya.
4. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Konsultan Pengawas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh.
5. Dalam pengajuan harga penawaran, Penyedia Jasa Pemborongan harus
menyertakan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan/material.
Tanpa mengingat jumlah tersebut, Penyedia Jasa Pemborongan tetap
bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan/material yang tidak
memenuhi syarat atas perintah Konsultan Pengawas .
6. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam RKS ini
atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak
mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian
bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari Konsultan Pengawas
7. Apabila Penyedia Jasa Pemborongan dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai
dengan ketentuan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas maka Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta mengganti/membongkar bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan/material tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan
kecuali terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui PPK /Konsultan
16
2 SYARAT-SYARAT TEKNIS
Tahapan pelaksanaan dari Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi (DAK) D.I. Bd. Gelaran
meliputi:
I Pekerjaan Persiapan
1 Uitzeit/ Bauw plank 1 Is
2 Papan nama kegiatan 1 bh
3 Langsiran bahan 1 Is
4 Pembersihan/ Perapian lokasi 1 Is
5 Air untuk kerja 1 ls
6 Sewa brak/ kantor direksi 1 ls
17
III Rehab Saluran Panjang 636 m
1 Bongkaran pasangan lama 115,44 m3
2 Bongkaran Pasangan Buis Beton 28,8 m3
3 Galian Tanah Biasa 17,22 m3
4 Pasangan batu belah lama 1PC : 4PS 114,66 m3
5 Pasangan Batu Belah Putih1pc : 4ps 82,86 m3
6 Plester camp. 1pc :4ps 1297,3 m2
7 Pipa D PVC Ø 6"Inlet/pengambilan 27 m1
8 Beton bertulang
a. Beton K125 67,73 m3
b. Besi tulangan 2978,7 kg
c. Begesting 133,56 m2
18
4) Hasil pengukuran ini dituangkan dalam suatu Berita Acara yang ditandatangani
oleh Pimpinan Penyedia Jasa Pemborongan, Konsultan Pengawas dan PPK
3. Sarana Kegiatan dan Peralatan Utama
1). Penyedia Jasa Pemborongan harus memperhitungkan sarana Kegiatan berupa
fasilitas penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelak-
sanaan pekerjaan, serta membuat jalan masuk ke dalam Kegiatan dimana
kekuatan struktur dari jalan tersebut mampu menerima keluar masuknya
angkutan-angkutan material.
2) Penyedia harus menyediakan alat utama minimal yang dipersyaratkan dan
menggunakan peralatan tersebut sebagai dasar perhitungan perolehan bahan
material dari quarry maupun perhitungan harga satuan pekerjaan.
3) Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
No. Jenis Peralatan Kap. jml Status
1 Dump Truck 3,5 ton ah
2 Sewa/milik Ssendiri
2 Concretemixer 250 ltr 2 Sewa/milik sendiri
3 tangki air 4000 lt 1 Sewa/milik sendiri
4 Pick Up 1 Sewa/milik sendiri
4. Kantor Kerja Konsultan di Lokasi Pekerjaan.
Dalam lokasi Kegiatan, Penyedia Jasa Pemborongan konstruksi harus menyiapkan
sebuah kantor untuk Direksi dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan
peralatan yang cukup untuk digunakan sebagai tempat Kerja Konsultan Pengawas.
19
Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko
K3 sedang dan kecil.
l. Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum bila ada dua atau lebih Penyedia yang bergabung dalam
satu kegiatan.
m. Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai
ketentuan yang berlaku.
n. Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga
Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
o. Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
p. Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K bidang
pekerjaan umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada
akhir pekerjaan.
q. Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat
tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat
kerja kosntruksi yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan.
r. Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
s. Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 onstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang meliputi : inspeksi tempat kerja, peralatan, sarana
pencegahan kecelakaan konstruksi sesuai dengan RK3.
t. Penyedia yang melaksanakan pekerjaan tingkat resiko tinggi wajib memiliki
sertifikat K3 perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang telah
diakreditasi oleh Komite Akreditasi nasional (KAN).
u. Penyedia wajib melaksanakan seluruh ketentuan K3 sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
v. Jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya :
20
5. Pekerjaan pembesian Terluka akibat tertusuk besi tulangan dan kawat
tulangan serta tertimpa besi tulangan, terluka akibat
metode penggunaan alat kerja yang salah.
Pekerjaan beresiko paling tinggi yang digunakan /diidentifikasi dalam pekerjaan ini
adalah pekerjaan beton dengan identidifikasi bahaya yang ditimbulkan adalah
Tertimbun material
7. Pemeliharaan bangunan.
Penyedia Jasa Pemborongan harus memperhitungkan biaya pemeliharaan,
kebersihan dan tanggung jawab atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis
selama waktu pemeliharaan.
8. Kontrol Kwalitas dan Kuantitas Bahan.
Kecuali ditentukan lain Penyedia Jasa Pemborongan harus sudah
mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan kontrol kwalitas bahan
kepada pihak ketiga. Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan alat-alat
praktis untuk memeriksa bahan tersebut.
9. Penggunaan, Persyaratan Teknis .
Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan meliputi bangunan dan pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan ini,
disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar - gambar kerja.Keterangan-
keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Konsultan Pengawas / PPK
Standard-standard yang dipakai terutama adalah standard-standard yang
berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan
diberlakukan di negara ini, maka harus digunakan Standar-standar Internasional
yang berlaku atau setidak-tidaknya standar dari negara-negara produsen bahan
yang menyangkut pekerjaan tersebut.
10.Penjelasan RKS dan Gambar :
21
a. Penyedia Jasa Pemborongan wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvulling)
b. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat /berlaku adalah RKS.
c. Bila dalam gambar ada, sedang dalam RKS tidak disebut, maka gambar tetap
mengikat. Perencana diminta untuk menjelaskan kebenarannya sesuai dengan
tujuan dan maksud perencana keseluruhan bila suatu gambar tidak cocok
dengan gambar lain.
d. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar skala besar dengan skala
kecil, maka gambar skala besar yang mengikat.
e. Bila gambar dan RKS sama-sama tak menyebutkan, sedangkan hal yang
dimaksud adalah perlu/vital, maka Pemborong wajib melaksanakan hal
tersebut dan sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang
berkompeten.
f. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib
menanyakan kepada Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas dan
Penyedia Jasa Pemborongan mengikuti keputusannya.
22
2. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan diambil waktu Uitzet ( Patok dan
Bouplang )
3. Penentuan diatas harus diperiksa kembali dan atas persetujuan Konsultan
Pengawas/PPK.
4. Bilamana terdapat perbedaan ukuran Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kepada pengawas, sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru
sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggungjawab Penyedia
Jasa.]
5. Penyedia Jasa diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang di perlukan
(dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dihindari cara-cara
pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.
2.2.4 DOKUMENTASI.
Dokumentasi dilakukan oleh penyedia jasa terhadap kondisi lokasi sebelum
dilaksanakan (0%), masa pelaksanaan (50%) dan selesai pelaksanaan
(100%).Pendokumentasian ini merupakan perekaman bangunan tersebut secara
piktoral (gambar dan foto) dan verbal (uraian tertulis). Tujuannya untuk mengetahui
kondisi lokasi sebelum dibangun, masa pelaksanaan dan hasil akhir pembangunan
2.2.5 MEMBUAT / MENDIRIKAN PAPAN NAMA PROYEK.
1. Penyedia. barang/jasa. wajib membuat papan nama pekerjaan sesuai ketentuan
yang berlaku dengan persetujuan pengguna barang/jasa.
2. Ukuran papan nama. pekerjaan 80 x 100 cm bahan triplek/vinil.
3. Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.
2.2.6 LISTRI DAN AIR KERJA
Penyediaan Listrik dan air kerja untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggungjawab penyedia barang/jasa.
2.2.7 ALAT ALAT KERJA/ALAT ALAT BANTU
Penyedia barang/jasa harus menyedlakan alat alat kerja sendiri untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya beton molen, dan alat¬alat lainnya yang dinyatakan
perlu oleh pengguna barang/jasa.
2.2.8 P3K
Penyedia barang/jasa diwajibkan menyediakan kotak P3K termasuk isinya menurut
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang
strategis dan mudah dicari.
23
2. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di
jumpai dalam pekerjaan.
3. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersihan.
4. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan
dari pada galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan
tersebut ditanggung oleh Penyedia Jasa.
5. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun
ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan Pengawas untuk digunakan dalam
pekerjaan landscaping.
6. Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka-akar.bahan tersebut harus diangkat dan
di urug kembali dengan pasir selanjutnya dilembabkan dan dipadatkan.
2.3.1.3 Buangan Tanah Galian
1. 1.Atas petunjuk pengawas, Penyedia Jasa harus memisahkan material tanah dari
hasil galian untuk keperluan penimbunan kembali sesuai dengan volume yang
diperlukan.
2. Material tanah hasil galian yang akan digunakan kembali untuk timbunan, harus
dipisahkan dan disimpan ditempat/lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan dan
lingkungan. Lokasi penyimpanan tanah ini harus atas ijin dari pengawas.
3. Sisa material hasil galian yang tidak akan digunakan lagi harus dibuang keluar
lokasi proyek dengan menggunakan back hoe atau alat muat manual dan dump
truck, kecuali lokasi buangan ditentukan oleh Direksi.
4. Kendaraan yang membawa material buangan, tidak boleh mengotori jalan-jalan
dilingkungan kampung dan disepanjang jalan yang dilalui. Penyedia Jasa
berkewajiban atas biaya sendiri untuk membersihkan kembali jalan-jalan yang
tercemar / kotor akibat proses pengangkutan material buangan. Pembersihan ini
harus dilakukan setiap saat bila terjadi pengotoran dan tidak boleh dilakukan
dengan menunggu waktu setelah pekerjaan selesai.
2.3.1.4 Persyarat tenaga kerja dan peralatan
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi pekerja, mandor jumlahnya ditentukan
sesuai kebutuhan pelaksana/penyedia berdasarkan durasi waktu penyelesaian
jenis pekerjaan tersebut. Alat yang digunakan berupa cangkul, linggis dan
peralatan lain yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya penyedia harus telah
memperhitungkan identifikasi bahaya sesuai dalam LDP (Lembar Data Pemilihan)
dan antisipasi yang harus dilakukan baik berupa penggunaan ADP maupun bentuk
pencegahan bahaya yang akan dilakukan.
24
dipersyaratkan atau diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar
dengan cara sedemikianrupa sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik
sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Bongkaran mencakup pemindahan sisa – sisa bongkaran serta batu-batuan lain
yang di jumpai dalam pekerjaan.
3. Pembongkaran untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.
4. Kalau terjadi kesalahan dalam pembongkaran untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka
kelebihan dari pada bongkaran harus di urug kembali. Biaya akibat pekerjaan
tersebut ditanggung oleh Penyedia Jasa.
5. Lapisan atau hasil bongkaran yang tidak terpakai lagi, daerah pembangunan
yang dipakai kembali, ditimbun ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan
Pengawas untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
6. Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka-akar.bahan tersebut harus diangkat
dan di urug kembali dengan pasir selanjutnya dilembabkan dan dipadatkan.
1. Atas petunjuk pengawas, Penyedia Jasa harus memisahkan material tanah dari
hasil galian untuk keperluan penimbunan kembali sesuai dengan volume yang
diperlukan.
2. Material hasil bongkaran yang akan digunakan kembali batu yang masih layak,
harus dipisahkan dan disimpan ditempat/lokasi yang tidak mengganggu
pekerjaan dan lingkungan. Lokasi penyimpanan tanah ini harus atas ijin dari
pengawas.
3. Sisa material hasil bongkaran yang tidak akan digunakan lagi harus dibuang
keluar lokasi proyek dengan menggunakan back hoe atau alat muat manual
dan dump truck, kecuali lokasi buangan ditentukan oleh Direksi.
4. Kendaraan yang membawa material buangan, tidak boleh mengotori jalan-jalan
dilingkungan kampus dan disepanjang jalan yang dilalui. Penyedia Jasa
berkewajiban atas biaya sendiri untuk membersihkan kembali jalan-jalan yang
tercemar / kotor akibat proses pengangkutan material buangan. Pembersihan
ini harus dilakukan setiap saat bila terjadi pengotoran dan tidak boleh
dilakukan dengan menunggu waktu setelah pekerjaan selesai.
25
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi pekerja, mandor yang jumlahnya ditentukan sesuai
kebutuhan pelaksana/penyedia berdasarkan durasi waktu penyelesaian jenis pekerjaan
tersebut. Alat yang digunakan berupa cangkul, linggis dan peralatan lain yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya penyedia harus telah memperhitungkan identifikasi bahaya sesuai
dalam LDP (Lembar Data Pemilihan) dan antisipasi yang harus dilakukan baik berupa
penggunaan ADP maupun bentuk pencegahan bahaya yang akan dilakukan
26
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 haripenyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pasangan batu belah meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil pengujian material untuk
mendapat persetujuan dari Tim Pengawas Lapangan, di sertai gambar shop
drawing.
b. Pasangan boleh dikerjakan setelah galian dinyatakan peil atau telah sesuai.
c. Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-frofil dari kayu/bambu
pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan penampang saluran.
d. Permukaan tanah dasar pasangan harus dihamparkan spesi dengan perbandingan
1 PC :4 pasir sebelum diletakkan batu belah paling dasar.
e. Saluran harus dimulai pemasangan dari lantai saluran, baru kemudian dilanjutkan
pekerjaan pasangan dinding, antara lantai dan dinding dibuatkan ikatan.
f. Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil yang
sudah dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan rapi
g. Pada dinding saluran sesuai kebutuhan dipasang Pipa PVC Ø 6” (Pipa
Inlet/pengambilan ) untuk memudahkan mengalirkan air ke lahan Pertanian.
h. Spesi pasangan batu menggunakan campuran dengan perbandingan 1 PC : 4 pasir
i. Pengadukan wajib menggunakan mesin molen dan adukan yang sudah tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang, tidak boleh digunakan untuk memasang.
27
e. Pekerjaan beton bertulang yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti
yang ditunjukkan pada gambar.
(2) Persyaratan Bahan.
a. Semen Portland.
Semen PC yang digunakan adalah semen jenis 1 bukan Portland Pozolan Cemen
(PPC) dengan standart mutu SII 0013-81, dan memenuhi persyaratan kimia dan
fisik sesuai tabel 1-1 dan 1-2 PUBI 1982
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan
Perencana/Pengawas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagaian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga dari kelembaban, bebas dari
air dengan lantai terangkat dari tanah + 10 cm dan ditumpukkan sesuai dengan
syarat penumpukkan semen.
Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) standart SNI merk
Dynamix,Gresik, Tiga Roda,Bima
b. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan,
Lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam P.B.I. 1971. Pasir yang digunakan adalah pasir progo
c. Koral Beton.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat P.B.I. 1971. penyimpanan/penimbunan pasir
koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. A i r.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Perencana/Pengawas
dapat minta kepada Penyedia Jasa supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa.
e. Besi Beton.
Besi yang digunaka besi beton polos diameter sesuai gambar.Ukuran besi tulangan
berpedoman pada Badan Standarisasi Nasional sesuai SNI 07-2052-2002.
28
Untuk beton mutu K 125, campuran Semen Portland, pasir dan batu pecahan
digunakan dengan perbandingan volume 1pc:2ps:3kr atau sesuai job mix formula
yang telah dibuat. Banyaknya semen untuk tiap m³ beton harus tidak kurang dari
275 kg.
Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang di pakai untuk berbagai
pekerjaan ( sesuai kelas mutu ) dan dipakai di waktu kewaktu selama berjalannya
pekerjaan, perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki dengan tidak memakai semen
yang terlalu banyak.
Pemborong harus melaksanakan tes beton untuk setiap bagian pekerjaan beton,
volume beton setiap 5m3 diambil satu sempel beton, untuk tes beton menggunakan
contoh bentuk kubus.
Kuat Beton (Kg/cm) contoh Kubus
Klas Beton
7 hari 28 hari
K125 82 125
Untuk Tes kuat tekan menggunakan contoh kubus, syarat kekuatan tekan dikurangi
17%, untuk mengambil tindakan koreksi meningkatkan mutu adukan , Konsultan
Pengawas /Tim Pemeriksa Pekerjaan menyuruh Rekanan untuk membuat sempel
percobaan tes kuat beton, untuk kekuatan tekan umur 7 (tujuh) hari.
Biaya pengujian yang dilakukan oleh Auditor melalui Lembaga Pengujian yang
Independen dan tersertifikasi ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa.
b. Pembesian.
- Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai PBI-1971.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentua dalam
PBI-1971.
c. Cara Pengadukan.
- Cara pengadukan harus betul-betul homogin dengan concrate mixer/molen.
- Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton selama sedikitnya 1½ menit sesudah semua bahan (kecuali
untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mesin pengaduk
- Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh Perencana atau Pengawas.
- Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi terutama
pemakaian air agar tidak terlalu banyak.
d. Pengecoran Baru.
- Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai bersih, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Perencana/Pengawas.
- Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar bila perlu untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
29
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang
dapat memperlemah konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana dan atau
Pengawas.
- Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter lebih besar atau sama dengan 0,40 mm, kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI
tahun 1971).
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat, persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedimikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas kotoran-kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah/Lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
30
a. Semen PC yang digunakan adalah semen jenis 1 bukan Portland Pozolan Cemen
(PPC) dengan standart mutu SII 0013-81, dan memenuhi persyaratan kimia dan
fisik sesuai tabel 1-1 dan 1-2 PUBI 1982.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Pasir yang digunakan adalah pasir Progo.
d. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
e. Penggunaan adukan plesteran :
Adukan 1 Pc : 4 Ps dipakai untuk semua plesteran dinding saluran , band
bpada dinding talud dan dinding mercu kecuali ditentukan lain.
Plester voch camp. 1p2 : 2ps dikerjakan pada dinding talud, dengan
ketebalan 1 cm. seluruh muka dinding pasangan sayap diplester penuh dan
dicorak gambar voch.Pada dinding talud dipasang suling – suling dari PVC Ø
2” dengan jarak 1.50 m atas bawah zigsak
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC atau tertentu atas
petunjuk Perencana/Pengawas.
f. Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) standart SNI
merkDynamix,Gresik, Tiga Roda, Bima
(3) Persyaratan Tenaga kerja dan peralatan
Tenaga kerja yang diperlukan meliputi pekerja, tukang batu, kepala
tukang,mandor yang jumlahnya ditentukan sesuai kebutuhan pelaksana/penyedia
berdasarkan durasi waktu penyelesaian jenis pekerjaan tersebut. Alat yang
digunakan berupa pengaduk manual (cangkul,sekop dll) atau beton molen. Dalam
pelaksanaannya penyedia harus telah memperhitungkan identifikasi
bahayaterhadap pekerja sesuai dalam LDP (Lembar Data Pemilihan) dan antisipasi
yang harus dilakukan baik berupa penggunaan ADP maupun bentuk pencegahan
bahaya yang akan dilakukan.
(4) Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas/Perencana, dan persyaratan tertulis
dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang pasangan
dinding saluran telah disetujui oleh Pengawas/Perencana sesuai uraian dan syarat
pekerjaan yang tertera dalam spesifikasi teknis.
c. Campuran aduk perekat yang di maksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan molen selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur
tiga hari (kering benar).
Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar
jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangnnya tidak
melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
d. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding pasangan batu
atau batu bata yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta
gambar. Tebal pelsteran maksimum 1,5 cm.
e. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi Penyedia Jasa
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya tanggungan Penyedia Jasa.
f. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering,
selama 7 (tujuh) hari terus menerus dan melindungi dari terik panas matahari
31
langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara
cepat.
g. Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari selama 3 hari.
h. Plasteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
i. Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan acian 2mm atau maksimal
3mm.
j. Bahan acian menggunakan bahan PC.
k. Acian harus di curring minimal 1x sehariselama 7 hari.
l. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plasteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan penyedia Jasa konstruksi.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai penyedia Jasa konstruksi harus
selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
m. Selama pemasangan pasangan batu sebelum difinish, Penyedia Jasa wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan
lain. Setiap kerusakan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan wajib
diperbaiki.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat
angkut di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan pintu besi, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Penggantian daun pintu dilakukan pada box pembagi 1.
2. Persyaratan Bahan
Daun pintu menggunakan plat polos tebal 8mm yang telah disetujui oleh direksi teknis.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua bahan kecuali pelat daun pintu dan baut menggunakan bahan lama yang
sebelum dipasang dilakukan pengecatan terlebuh dahulu dengan cat anti karat.
b. Penyambugan semua elemen disesuaikan dengan kondisi eksisting yang ada.
32
2.8 MASA PELAKSANAAN , MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Masa pelaksanaan pekerjaan adalah sejak mulai penandatanganan kontrak sampai
berakhir masa kontrak.
2. Masa pemellharaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
saat penyerahan pertama pekerjaan.
3. Selama. masa pemeliharaan ini Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan tersebut Penyedia Jasamasih harus menyediakan tenaga-
tenaga yang diperlukan.
5. Dalam masa pemeliharaan Penyedia Jasa masih bertanggung jawab penuh seluruh
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2.9 PENUTUP
1. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan penyedia jasa untuk pencapaian hasil pekerjaan
yang berkualitas dan optimal, tetapi tidak diuraikan dalam RKS ini harus dilaksanakan
oleh penyedia jasa.
2. Apabila dalam pelaksanaan lelang batal yang disebabkan oleh sesuatu hal, maka peserta
lelang tidak berhak mengajukan keberatan termasuk tuntutan ganti rugi..
3. Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini akan diatur lebih lanjut pada surat.
perjanjian kontrak dan jika terjadi perubahan akan diatur dalam adendum.
4. Sebagai syarat penandatanganan kontrak PPK berhak meminta surat dukungan
agen/distributor untuk bahan yang merupakan produksi pabrikanuntuk memastikan
ketersediaan stok selama waktu pelaksanaan pekerjaandan surat ijin tambang untuk
pengadaan bahan tambang batu serta pasir dari penambang resmi.
Wonosari, 2021
Pejabat Pembuat Komitmen
33