Anda di halaman 1dari 9

Pamungkas.

id - Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung


Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan
dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan.

Baca Juga: Kasus Kecelakaan Konstruksi di Indonesia Tahun 2018

Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang merupakan komitmen dari penyedia jasa
(kontraktor) dalam penjaminan keselamatan konstruksi dalam proyek yang ditangani, wajib
untuk memenuhi regulasi yang sudah ditetapkan. Dalam lingkup Kementerian PUPR sejak
tanggal 23 Desember 2019 telah terbit  Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sebagai pengganti Peraturan terdahulu
yaitu Permen PUPR No 05/PRT/M/2014.

Dokumen RKK sendiri menjadi bagian yang harus dievaluasi dalam tender. Regulasi untuk
pelaksanaan tender di Kementerian PUPR juga mengalami perubahan dengan terbitnya Permen
PUPR No. 14/PRT/M/2020. Sehingga otomatis isi dokumen dan tata cara evaluasi nya berbeda
dibandingkan dengan regulasi sebelumnya. Oleh karena itu dalam posting ini saya menyebutnya
sebagai RKK up to date alias RKK 2.0. Lalu apa saja yang berbeda terkait evaluasi terhadap
RKK dalam tender konstruksi?

Baca Juga: Peraturan Menteri PUPR No 14/PRT/M/2020 (SBD Konstruksi)

Pertama, Identifikasi Bahaya Oleh PPK

Dokumen Identifikasi Bahaya harus sudah ditetapkan PPK pada saat tahap persiapan pengadaan
dan dimuat dalam Spesifikasi Teknis dan/atau Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dokumen ini akan
dimasukkan oleh Pokja Pemilihan kedalam Dokumen Pemilihan pada Bagian Lembar Data
Pemilihan (LDP) angka 5. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)

Kedua, Bentuk Rencana Keselamatan Konstruksi dalam Dokumen Penawaran

Pada saat tender ada 2 (dua) hal yang wajib dievaluasi oleh Pokja Pemilihan yaitu:

1. Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK); dan


2. Pakta Komitmen yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan penyedia jasa.

Elemen SMKK

Elemen SMKK yang wajib diuraian oleh peserta tender adalah sebagai berikut:

A. Kepemimpinan dan Partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi

A1.Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal

A2. Komitmen Keselamatan Konstruksi


Catatan Penting: Pakta Komitmen yang disampaikan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi
perusahaan penyedia jasa. Dalam evaluasi tender, Pakta komitmen yang belum ditandatangani
oleh pimpinan tertinggi perusahaan penyedia jasa tidak menggugurkan. Akan tetapi harus
sudah ditandatangani dan dapat ditunjukkan dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak
dan diserahkan kepada PPK.

B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi

B1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Pengendalian dan Peluang

Kolom (1) diisi nomor

Kolom (2) dan (3) diisi uraian pekerjaan dan Identifikasi bahaya yang ditetapkan oleh PPK dan
dimuat dalam LDP Angka 5 di atas

Kolom (4) diisi tipe bahaya dari skenario yang disebutkan dalam tabel (3)

Kolom (5) diisi acuan standar/ regulasi yang digunakan


Kolom (6) diisi Pengendalian awal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko

Kolom (7) diisi tingkat kemungkinan/kekerapan terjadi dengan skala 1 s/d 5

Kolom (8) diisi dengan tingkat keparahan dengan skala 1 s/d 5


Kolom (9) diisi dengan hasil kali dari kolom (7) dikali kolom (8)

Kolom (10) diisi dengan tingkat risiko sesuai hasil kolom (9) skala 1 s/d 25

Kolom (11) diisi dengan pengendalian lanjutan apabila ada

Kolom (12), (13), (14) dan (15) diisi sebagaimana kolom (7), (8), (9) dan (10) di atas setelah
dilakukan pengendalian lanjutan

Kolom (16) diisi dengan keterangan yang diperlukan

Contoh Pengisian Tabel IBPRP:

B2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus dan Program Khusus)


Bentuk Tabel Rencana Tindakan

Contoh Pengisian Tabel Rencana Tindakan:

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C1. Sumber Daya
Berisi uraian tentang Peralatan dan Material yaitu terkait SILO beserta daftar peralatan utama,
Pengendalian bahan/material berbahaya, serta daftar material impor.

C2. Kompetensi
Berisi daftar personel yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi
C3. Kepedulian
Berisi prosedur dan/atau petunjuk kerja peningkatan kepedulian keselamatan konstruksi, Analisis
kebutuhan pelatihan dan sosialisasi SMKK, dan Daftar Pelatihan yang akan dilaksanakan

C4. Komunikasi
Berisi Prosedur dan/atau petunjuk kerja induksi Keselamatan Konstruksi (safety
induction), Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan pagi hari (safety morning), Prosedur
dan/atau petunjuk kerja pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting), Prosedur dan/atau
petunjuk kerja Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting), Prosedur dan/atau
petunjuk kerja penerapan informasi bahaya, dan Jadwal Program Komunikasi.

C5. Informasi Terdokumentasi


Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengendalian dokumen atas semua dokumen yang
dimiliki dan ditandatangani oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


D1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Berisi Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi, Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job
Safety Analysis), Pengelolaan Keamanan Lingkungan Kerja, Pengelolaan Keselamatan Kerja,
Pengelolaan Kesehatan Kerja, Pengelolaan Lingkungan Kerja

D2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat


Berisi Daftar Induk Prosedur dan/atau Instruksi Kerja, dan Prosedur Kesiap-siagaan dan Tanggap
Terhadap Kondisi Darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E1. Pemantauan dan Evaluasi
Berisi prosedur Inspeksi dan Audit K3
Baca Juga: Keselamatan Konstruksi Korea VS Korea Selatan

E2. Tinjauan Manajemen


Berisi prosedur dan/atau petunjuk kerja terkait pelaksanaan tinjauan manajemen yang
ditandatangani oleh ahli teknik terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Wakil Manajemen. Prosedur dan/atau petunjuk kerja terkait pelaksanaan tinjauan manajemen
memuat program yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Tinjauan
manajemen dilakukan sekurang-kurangnya berdasarkan hasil audit atau kecelakaan kerja pada
pekerjaan konstruksi yang menyebabkan fatality.

E3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi


Memuat format tindakan perbaikan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada kontrak tahun
jamak. Penyedia Jasa memastikan program peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
berdasarkan hasil Tinjauan Manajemen ditindaklanjuti pada pekerjaan konstruksi yang akan
datang.

Ketiga, Evaluasi RKK oleh Pokja Pemilihan

Pokja Pemilihan dalam melakukan evaluasi terhadap RKK diatur dalam Permen 14/2020 bahwa
"Evaluasi terhadap persyaratan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dalam Elemen SMKK
dilakukan dengan kriteria penilaian “ada” atau “tidak ada”. Apabila salah satu elemen tersebut
“tidak ada”, maka dinyatakan gugur". Sementara untuk evaluasi terhadap pakta komitmen
berlaku sebagaimana telah dibahas di atas.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah peserta tender wajib menyampaikan perkiraan biaya
penerapan SMKK karena diatur ketentuan "Khusus untuk mata pembayaran perkiraan biaya
penerapan sistem manajemen Keselamatan Konstruksi, apabila peserta tidak menyampaikan atau
nilai perkiraan biaya penerapan sistem manajemen Keselamatan Konstruksi sebesar Rp. 0,- (nol
rupiah) maka dinyatakan gugur".

Baca Juga: Biaya penerapan SMKK dalam RKK

Perkiraan biaya penerapan SMKK ini minimal mencakup 9 (sembilan) komponen yaitu:

1. penyiapan RKK;
2. sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
4. asuransi dan perizinan;
5. Personel Keselamatan Konstruksi;
6. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
7. rambu-rambu yang diperlukan;
8. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi, dan
9. kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi

Demikian penjelasan terkait bentuk RKK terbaru yang digunakan dalam tender pekerjaan
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai