KSO
RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN/PERENCANAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan :
Lokasi :
i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN/PERENCANAAN KONSTRUKSI
240 HARI
Konsultan Perencana
PT Aretas Wicaksana
Konsultan Kso CV Archi
Teknik Consultan Dan CV
Momen Estetika Konsultan
Disetujui Oleh:
………………………………………. Pejabat Pembuat Komitmen
Team Leader
……………………………………….
Team Leader
ii
DAFTAR ISI
1
1. I. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan, Permen PUPR No. 21/PRT.M/2019 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 20
Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3, Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri Pekerjaan Umum KEP.174.MEN.1986 No. 104-KPTS-1986 tentang K3 ditempat
Kegiatan Konstruksi, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
Permen PUPR No. 02 Tahun 2018. Surat Edaran No. 11 Tahun 2019 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi seluruh Personil dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan Pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Membuat suatu
manajemen yang mengatur dan mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan Pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/Aturan Resmi dari Pemerintah
seperti tersebut diatas.
2
A. Kepemimpinan Dan Partisipasi Pekerja Dalam Keselamatan Konstruksi
Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleksitas dan begitu
banyak melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan
bahan material dengan kapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik
secara pribadi ataupun secara kolektif bersama-sama dapat menjadi sumber
terjadinya kecelakaan. Kurangnya terampilnya tenaga kerja akan memepengaruhi
kelancaran pekerjaan dan sangat merugikan semua pihak yang terkait dalam
kegiatan proyek.
Konsep RKK ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang aman dan
menekankan zero accident (nihil kecelakaan fatal) dalam pelaksanan proyek.
Untuk itu agar dalam pelaksanaan proyek nantinya terhindar dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3,
dengan ini kami sebagai perencana pekerjaan konstruksi menetapkan Kebijakan
K3 sebagai berikut:
3
5. Pemimpin berkomitmen dan fokus pada Keselamatan Konstruksi.
Pemimpin bersama staff dan Pekerja membuat, memahami dan
menerapkan kebijakan K3 dalam perusahaan dan di lapangan.
6. Pemimpin menjadi contoh penerapan Keselamatan Konstruksi.
Pelaksanaan Konsep Keselamatan Konstruksi yang dimulai dari Pemimpin
adalah cara paling memberi dampak bagi semua personil dalam
implementasi K3 di dalam organisasi Perusahaan dan lapangan.
7. Pemimpin menerapkan standard kinerja Keselamatan yang tinggi. Memberi
keyakinan kepada semua team bahwa menerapkan Keselamatan
Konstruksi adalah hal yang benar dan penentu untuk keberhasilan dari
tujuan perusahaan.
8. Pemimpin menetapkan standaed kinerja Keselamatan Konstruksi secara
mendetail. Setiap kriteria pada konsep Keselamatan Konstruksi harus detail
dan terukur. Ukuran kualitatif dirembukkan dan dipermudah untuk
menentukan tingkat/standard secara kuantitatif.
9. Pemimpin mendengarkan dan melibatkan semua personil dan tenaga kerja.
10. Pemimpin dan semua personil dibuat merasa bahwa mereka adalah bagian
sesuatu yang penting dari implementasi Keselamatan Kontruksi.
4
KSO
KSO
A. DATA UMUM
Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN INTEGRASI (SBSN
2024) UIN Mataram
Lokasi Pekerjaan : Jln. Gajah Mada No.100 Jempong - Mataram – NTB
Waktu Pelaksanaan : 240 hari kalender
5
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO,PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN
PROGRAM K3
Penilaian Resiko
Jenis/Type Penetapan Pengendalian
No. Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat
Pekerjaan Peluang Akibat Resiko K3
Resiko
(5) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9)
1 Pekerjaan - Kejatuhan Fabrikasi besi dari - Luka berat B 3 H - Menggunakan APD (Rompi,
Pembesian Tower Crane ketika - Cacat helm, safety shoes) dan sarung
pemasangan besi kolom tangan,
- Tangan terjepit besi, Tertusuk - Menggunakan Alat kerja yang
Ujung besi yang runcing, baik,
kejatuhan material besi, kena - Menjaga jarak tiap pekerja saat
alat kerja, mellakukan Pemotongan,
- Terjadinya kecelakaan fatal pabrikasi dan pemasangan
akibat kesalahan prosedur besi.,
7
Penilaian Resiko
Jenis/Type Penetapan Pengendalian
No. Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat
Pekerjaan Peluang Akibat Resiko K3
Resiko
(5) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9)
pada saat pengopersian
slepan & gergaji besi.
8
Penilaian Resiko
Jenis/Type Penetapan Pengendalian
No. Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat
Pekerjaan Peluang Akibat Resiko K3
Resiko
(5) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9)
3 Pekerjaan - Kejatuhan Fabrikasi baja dari - Luka berat B 3 H - Menggunakan APD (Rompi,
Struktur Rangka Tower Crane ketika - Cacat helm, safety shoes) dan sarung
Atap pemasangan rangka atap tangan,
- Tangan terjepit baja, Tertusuk - Menggunakan Alat kerja yang
Ujung naja yang runcing, baik,
kejatuhan material baja, kena - Menjaga jarak tiap pekerja saat
alat kerja, mellakukan Pemotongan,
- Terjadinya kecelakaan fatal pabrikasi dan pemasangan
akibat kesalahan prosedur besi.,
pada saat pengopersian -
mesin las.
-
9
Keterangan :
A H H E E E E = Extreme Risk A = Hampir pasti akan terjadi 1 = Tidak ada cedera, Kerugian
B M H H E E H = High Risk B = Cenderung untuk terjadi 2 = Cedera ringan / P3K,
(almost certain) materi kecil
C L M H E E M= Moderate Risk C = Mungkin dapat terjadi 3 = Hilang hari kerja, kerugian
(likely) kerugian materi sedang
D L L M H E L = Low Risk D = Kecil kemungkinan terjadi 4 = Cacat, kerugian materi
cukup besar
E L L M H H E = Jarang terjadi (rare) 5 = Kematian, kerugian materi
besar
sangat besar
10
KSO
KSO
11
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
TABEL 2. PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Pembesian (Rompi, helm, safety kegiatan SNI APD Time sesuai - Laporan Manager
shoes) dan sarung memenu - SDM sesuai Schedule spesifikasi Harian - Petugas K3
tangan, hi Kebutuhan dan
- Menggunakan Alat kerja prinsip - Buku gambar
yang baik, keselam Petunjuk
- Menjaga jarak tiap atan RKK
pekerja saat mellakukan
Pemotongan, pabrikasi
dan pemasangan besi.,
12
Sasaran Khusus Program
No Jenis/Type Penetapan Pengendalian
. Pekerjaan Resiko K3 Sumber Jangka Indikator Penanggung
Uraian Tolok Ukur Monitoring
Daya Waktu Pencapaia Jawab
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2 Pekerjaan - Menggunakan APD Seluruh - Safety tools - Peralatan Sesuai Terlaksana - Checklist - Site
Bekisting (Rompi, helm, safety kegiatan SNI APD Time sesuai Laporan Manager
shoes) dan sarung memenu - SDM sesuai Schedule spesifikasi Harian Petugas K3
tangan, hi Kebutuhan dan
- Menggunakan Alat kerja prinsip Buku gambar
yang baik, keselam Petunjuk
atan RKK
3 Pekerjaan - Menggunakan APD Seluruh - Safety tools - Peralatan Sesuai Terlaksana - Checklist - Site
Struktur Rangka (Rompi, helm, safety kegiatan SNI APD Time sesuai - Laporan Manager
Atap shoes) dan sarung memenu - - SDM sesuai Schedule spesifikasi Harian - Petugas K3
tangan, hi Kebutuhan dan
- Menggunakan Alat kerja prinsip - Buku gambar
yang baik, keselam Petunjuk
- Menjaga jarak tiap atan RKK
pekerja saat mellakukan
Pemotongan, pabrikasi
dan pemasangan besi.,
-
13
B.3. Standar Dan Peraturan Perundangan
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMKK antara lain sebagai berikut :
a. UU No 02 Tahun 2017 tentang Jasa Kontruksi;
b. UU No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
d. Peraturan Menteri PUPR no. 21/PRT/m/2019 tentang Pedoman SMKK
Direktur
Penanggung Jawab Umum
14
C.2. Kompetensi
Untuk ahli K3 mempunyai sertifikat SMK3 dan ISO OHSAS 18001
C.3. Kepedulian
Kepedulian PT. DHIKA ARCHITAMA pada keselamatan Kerja senantiasa
diwujudkan dalam bentuk komunikasi aktif setiap hari. Diharapkan ketika
pelaksanaan, kontraktor menyiapkan operator yang bertugas memantau
kegiatan Keselamatan Konstruksi harian.
C.4. Komunikasi
Dalam komunikasi lapangan dengan kantor serta komunikasi sesama personil
lapangan harus selalu intens, baik secara langsung maupun dengan alat bantu
komunikasi verbal (direct call) maupun lewat aplikasi.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
15
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara
fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun
pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut.
16
2. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
Prasarana yang
Potensi Darurat Cara Penanganan
Diperlukan
Kecelakaan
-Terkena alat manual. Lakukan P3K, untuk Kotak P3
-Jatuh dari ketinggian. pertolongan pertama
-Kejatuhan Benda.
Bawa ke dokter / Ambulan/ Kendaraan,
-Tersandung.
Puskesmas / Poliklinik Tandu
-Tergelincir
dengan kendaraan
-Terjepit antara benda
proyek
-Terpotong
-Terkilir Hub. RS terdekat dan Daftar Nomor Telepon
-Terbakar datangkan ambulance Penting
akibat/berhubungan apabila diperlukan
dengan suhu
Petugas TTD proyek
tinggi/korosif/radiasi
buat laporan ke atasan
dan instansi yang
terkait
17
Prasarana yang
Potensi Darurat Cara Penanganan
Diperlukan
segera evakuasi Lay out/site plan
secepatnya bagi (tentukan titik kumpul)
karyawan / pekerja dan jalur evakuasi
yang tidak
berkepentingan
Bagi Petugas TTD
Proyek segera
Padamkan api dengan
APAR, jika masih
memungkinkan;
Memerintahkan
Satpam untuk
mensterilisasi area.
Serangan Penyakit Segera Lakukan P3K
tindakan
Bawa segera ke rumah Tandu, Kendaraan/
sakit/Klinik Ambulances
2) Rencana Pelatihan
a. Pelatihan Dasar Pelaksanaan
b. Pelatihan Pengendalian Proyek dan Administrasi Kontrak.
c. Pelatihan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
5. Program K3
NO. AKTIVITAS / KEGIATAN FREKUENSI
A RUTINITAS
20
3 Safety Meeting min. 1 x sebulan
B INSIDENTIAL
6. Pengendalian Lingkungan
Dalam memenuhi komitmen sesuai Kebijakan K3L, proyek peduli
terhadap lingkungan disekitar proyek dengan melakukan pengaturan
sampah, pengukuran parameter lingkungan dan pengaturan material
dan limbah B3.
21
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan Dan Evaluasi
1. Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja
Evaluasi kinerja perusahaan meliputi pemantauan, pengukuran,
analisis dan evaluasi kinerja.
Penyedia jasa harus menetapkan:
a. Hal-hal yang perlu dipantau dan diukur yang meliputi:
1) Tingkat kepatuhan pemenuhan terhadap peraturan perundang-
undangan dan peraturan lain;
2) Penanganan terkait dengan bahaya, risiko, dan peluang yang
teridentifikasi;
3) Pencapaian tujuan keselamatan konstruksi; dan
4) Tingkat hasil guna pengendalian dan pelaksanaan.
b. Metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja;
c. Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja
keselamatan konstruksi;
d. Waktu pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi, serta
pelaporan;
e. Prosedur pengukuran kinerja Keselamatan Konstruksi.
2. Evaluasi kepatuhan
Evaluasi kepatuhan dilakukan dengan cara:
a. Menentukan frekuensi dan metode evaluasi kepatuhan;
b. Mengevaluasi kepatuhan dan mengambil tindakan jika diperlukan;
c. Menjaga pengetahuan dan pemahaman tentang status
kepatuhannya; dan
d. Menyimpan informasi terdokumentasi hasil evaluasi kepatuhan.
3. Audit Internal
Penyedia Jasa harus melakukan audit internal untuk memberikan
informasi apakah SMKK telah diterapkan sesuai dengan persyaratan,
kebijakan dan tujuan keselamatan konstruksi, dan telah ditetapkan
serta dipelihara secara efektif. Audit internal wajib dilakukan sekurang-
22
kurangnya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) siklus pekerjaan
konstruksi. Kegiatan dalam pelaksanaan audit internal, meliputi:
a. Merencanakan, menetapkan, menerapkan dan memelihara
program audit, termasuk frekuensi, metode, tanggung jawab,
konsultasi, persyaratan perencanaan dan pelaporan, serta hasil
audit internal sebelumnya;
b. Menentukan kriteria dan ruang lingkup audit untuk setiap kali
pelaksanaan audit;
c. Memilih dan menetapkan auditor yang kompeten, objektif dan tidak
memihak
d. Memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada pimpinan yang
berwenang; pekerja, dan perwakilan pekerja (jika ada), serta pihak
terkait lainnya
e. Mengambil tindakan untuk mengatasi ketidaksesuaian guna
meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi
f. Menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti pelaksanaan
program audit dan hasil audit.
25
KSO
KSO
3 Pekerjaan Struktur - Kejatuhan Fabrikasi baja dari Tower Crane High Risk
Rangka Atap ketika pemasangan rangka atap
- Tangan terjepit baja, Tertusuk Ujung naja
yang runcing, kejatuhan material baja, kena
alat kerja,
- Terjadinya kecelakaan fatal akibat
kesalahan prosedur pada saat
pengopersian mesin las.
26
Maka dengan ini menetapkan bahwa tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi untuk paket
pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah:
Keterangan :
Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan kebutuhan
Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak untuk menentukan
kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
27