Anda di halaman 1dari 29

KSO

KSO

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN/PERENCANAAN KONSTRUKSI

Pekerjaan :

PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN INTEGRASI (SBSN 2024)


UIN MATARAM

Lokasi :

Jln. Gajah Mada No.100 Jempong - Mataram

TAHUN ANGGARAN 2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN/PERENCANAAN KONSTRUKSI

240 HARI

Pihak Penyedia Jasa Pihak Pengguna Jasa

Konsultan Perencana
PT Aretas Wicaksana
Konsultan Kso CV Archi
Teknik Consultan Dan CV
Momen Estetika Konsultan

Disetujui Oleh:
………………………………………. Pejabat Pembuat Komitmen
Team Leader

Konsultan Manajemen Konstruksi


PT Tujuh Jaya Konsultan
KSO PT Vertexindo Konsultan Teknik
SAIFUL BAHRI, S.SI., MA.
NIP. 19750605 200501 1 004

……………………………………….
Team Leader

ii
DAFTAR ISI

I. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 2


II. PERSYARATAN UMUM .................................................................................... 2
A. Kepemimpinan Dan Partisipasi Pekerja Dalam Keselamatan Konstruksi ..... 2
A1. Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal Dan Internal .................... 5
A2. Komitmen Keselamatan Konstruksi ........................................................ 5
B. Perancanaan Keselamatan Konstruksi......................................................... 7
B1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3 dan
Program Sumber Daya (Tabel-1) .................................................................. 8
B2. Rencana tindakan (sasaran & program) ............................................... 32
B3. Standar Dan Peraturan Perundangan .................................................. 50
C. Dukungan Keselamatan Konstrukssi .......................................................... 50
C1. Sumber Daya ....................................................................................... 50
C2. Kompetensi .......................................................................................... 51
C3. Kepedulian ........................................................................................... 51
C4. Komunikasi........................................................................................... 51
D. Operasi Keselamatan Konstruksi ............................................................... 51
D1. Perencanaan Operasi .......................................................................... 51
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi .................................................. 58
E1. Pemantauan dan Evaluasi .................................................................... 58
E2. Tinjauan Manajemen ............................................................................ 59
E3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi ........................................ 61

1
1. I. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan, Permen PUPR No. 21/PRT.M/2019 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, Peraturan Pemerintah No. 20
Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3, Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri Pekerjaan Umum KEP.174.MEN.1986 No. 104-KPTS-1986 tentang K3 ditempat
Kegiatan Konstruksi, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
Permen PUPR No. 02 Tahun 2018. Surat Edaran No. 11 Tahun 2019 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi seluruh Personil dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan Pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Membuat suatu
manajemen yang mengatur dan mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan Pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/Aturan Resmi dari Pemerintah
seperti tersebut diatas.

2. II. PERSYARATAN UMUM


Secara umum Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi adalah sebagaimana
tergambar dalam skema berikut :

2
A. Kepemimpinan Dan Partisipasi Pekerja Dalam Keselamatan Konstruksi
Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleksitas dan begitu
banyak melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan
bahan material dengan kapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik
secara pribadi ataupun secara kolektif bersama-sama dapat menjadi sumber
terjadinya kecelakaan. Kurangnya terampilnya tenaga kerja akan memepengaruhi
kelancaran pekerjaan dan sangat merugikan semua pihak yang terkait dalam
kegiatan proyek.

Mengenai pentingnya Konsep RKK sebelum pelaksanaan pekerjaan lapangan


dimulai, diharapkan dapat memberikan pertimbangan bahwa pentingnya
penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bermanfaat bagi pekerja
proyek untuk dapat berprestasi secara optimal.

Konsep RKK ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang aman dan
menekankan zero accident (nihil kecelakaan fatal) dalam pelaksanan proyek.
Untuk itu agar dalam pelaksanaan proyek nantinya terhindar dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3,
dengan ini kami sebagai perencana pekerjaan konstruksi menetapkan Kebijakan
K3 sebagai berikut:

A1. Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal Dan Internal


1. Berkomitmen dalam menentukan dan meminimalisir tingkat kecelakaan
kerja.
2. Berkomitmen dalam meningkatkan kesehatan tenaga kerja dengan
memelihara kesehatan tenaga kerja dan menghilangkan penyakit akibat
kerja.
3. Berkomitmen dalam mematuhi persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan SMKK.
4. Berkomitmen dalam melakukan pemutakhiran secara berkelanjutan
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

3
5. Pemimpin berkomitmen dan fokus pada Keselamatan Konstruksi.
Pemimpin bersama staff dan Pekerja membuat, memahami dan
menerapkan kebijakan K3 dalam perusahaan dan di lapangan.
6. Pemimpin menjadi contoh penerapan Keselamatan Konstruksi.
Pelaksanaan Konsep Keselamatan Konstruksi yang dimulai dari Pemimpin
adalah cara paling memberi dampak bagi semua personil dalam
implementasi K3 di dalam organisasi Perusahaan dan lapangan.
7. Pemimpin menerapkan standard kinerja Keselamatan yang tinggi. Memberi
keyakinan kepada semua team bahwa menerapkan Keselamatan
Konstruksi adalah hal yang benar dan penentu untuk keberhasilan dari
tujuan perusahaan.
8. Pemimpin menetapkan standaed kinerja Keselamatan Konstruksi secara
mendetail. Setiap kriteria pada konsep Keselamatan Konstruksi harus detail
dan terukur. Ukuran kualitatif dirembukkan dan dipermudah untuk
menentukan tingkat/standard secara kuantitatif.
9. Pemimpin mendengarkan dan melibatkan semua personil dan tenaga kerja.
10. Pemimpin dan semua personil dibuat merasa bahwa mereka adalah bagian
sesuatu yang penting dari implementasi Keselamatan Kontruksi.

4
KSO
KSO

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


PENGKAJIAN /PERENCANAAN KONSTRUKSI

A. DATA UMUM
Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN INTEGRASI (SBSN
2024) UIN Mataram
Lokasi Pekerjaan : Jln. Gajah Mada No.100 Jempong - Mataram – NTB
Waktu Pelaksanaan : 240 hari kalender

B. IDENTIFIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

B1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3 dan


Program Sumber Daya (Tabel-1)
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Peluang sesuai dengan
format pada Tabel 1.

5
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO,PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN
PROGRAM K3

Penyedia Jasa : Konsultan perencana dan Konsultan Manajemen Kostruksi


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Pendidikan Integrasi (SBSN 2024) UIN Mataram
Lokasi : Jln. Gajah Mada No.100 Jempong - Mataram – NTB
Tanggal dibuat :

Penilaian Resiko
Jenis/Type Penetapan Pengendalian
No. Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat
Pekerjaan Peluang Akibat Resiko K3
Resiko
(5) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9)
1 Pekerjaan - Kejatuhan Fabrikasi besi dari - Luka berat B 3 H - Menggunakan APD (Rompi,
Pembesian Tower Crane ketika - Cacat helm, safety shoes) dan sarung
pemasangan besi kolom tangan,
- Tangan terjepit besi, Tertusuk - Menggunakan Alat kerja yang
Ujung besi yang runcing, baik,
kejatuhan material besi, kena - Menjaga jarak tiap pekerja saat
alat kerja, mellakukan Pemotongan,
- Terjadinya kecelakaan fatal pabrikasi dan pemasangan
akibat kesalahan prosedur besi.,

7
Penilaian Resiko
Jenis/Type Penetapan Pengendalian
No. Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat
Pekerjaan Peluang Akibat Resiko K3
Resiko
(5) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9)
pada saat pengopersian
slepan & gergaji besi.

2 Pekerjaan - Kejatuhan fabrikasi bekisting - Luka ringan B 3 H - Menggunakan APD (Rompi,


Bekisting dari Tower Crane ketika - Cacat helm, safety shoes) dan sarung
pemasangan bekisting tangan,
- Tertusuk ujung kayu yang - Menggunakan Alat kerja yang
runcing, Terkena gergaji baik,
kayu, Terkena Palu, Tertusuk
Paku,
- Terpeleset jatuh dari posisi
ketinggian dan resiko tertimpa
bekesting yang belum
terkunci,
- Kecelakaan akibat robohnya
Scaffolding,

8
Penilaian Resiko
Jenis/Type Penetapan Pengendalian
No. Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat
Pekerjaan Peluang Akibat Resiko K3
Resiko
(5) x (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9)
3 Pekerjaan - Kejatuhan Fabrikasi baja dari - Luka berat B 3 H - Menggunakan APD (Rompi,
Struktur Rangka Tower Crane ketika - Cacat helm, safety shoes) dan sarung
Atap pemasangan rangka atap tangan,
- Tangan terjepit baja, Tertusuk - Menggunakan Alat kerja yang
Ujung naja yang runcing, baik,
kejatuhan material baja, kena - Menjaga jarak tiap pekerja saat
alat kerja, mellakukan Pemotongan,
- Terjadinya kecelakaan fatal pabrikasi dan pemasangan
akibat kesalahan prosedur besi.,
pada saat pengopersian -

mesin las.
-

9
Keterangan :

AKIBAT Tingkat Resiko


Peluang ( L ) Akibat ( R )
PELUANG 1 2 3 4 5 (Rx L)

A H H E E E E = Extreme Risk A = Hampir pasti akan terjadi 1 = Tidak ada cedera, Kerugian
B M H H E E H = High Risk B = Cenderung untuk terjadi 2 = Cedera ringan / P3K,
(almost certain) materi kecil
C L M H E E M= Moderate Risk C = Mungkin dapat terjadi 3 = Hilang hari kerja, kerugian
(likely) kerugian materi sedang
D L L M H E L = Low Risk D = Kecil kemungkinan terjadi 4 = Cacat, kerugian materi
cukup besar
E L L M H H E = Jarang terjadi (rare) 5 = Kematian, kerugian materi
besar
sangat besar

10
KSO
KSO

1 RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


KONSTRUKSI PERANCANGAN KONSTRUKSI

1.1 Data Umum


Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN
INTEGRASI (SBSN 2024) UIN Mataram
Lokasi Pekerjaan : Jln. Gajah Mada No.100 Jempong - Mataram –
Waktu Pelaksanaan : 240
NTBhari kalender
Penyedia Jasa : Konsultan perencana dan Konsultan Manajemen
Kostruksi

11
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
TABEL 2. PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3

Sasaran Khusus Program


No Jenis/Type Penetapan Pengendalian
. Pekerjaan Resiko K3 Sumber Jangka Indikator Penanggung
Uraian Tolok Ukur Monitoring
Daya Waktu Pencapaia Jawab
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Pekerjaan - Menggunakan APD - Seluruh - Safety tools - Peralatan - Sesuai - Terlaksana - Checklist - Site

Pembesian (Rompi, helm, safety kegiatan SNI APD Time sesuai - Laporan Manager
shoes) dan sarung memenu - SDM sesuai Schedule spesifikasi Harian - Petugas K3
tangan, hi Kebutuhan dan
- Menggunakan Alat kerja prinsip - Buku gambar
yang baik, keselam Petunjuk
- Menjaga jarak tiap atan RKK
pekerja saat mellakukan
Pemotongan, pabrikasi
dan pemasangan besi.,

12
Sasaran Khusus Program
No Jenis/Type Penetapan Pengendalian
. Pekerjaan Resiko K3 Sumber Jangka Indikator Penanggung
Uraian Tolok Ukur Monitoring
Daya Waktu Pencapaia Jawab
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2 Pekerjaan - Menggunakan APD Seluruh - Safety tools - Peralatan Sesuai Terlaksana - Checklist - Site

Bekisting (Rompi, helm, safety kegiatan SNI APD Time sesuai Laporan Manager
shoes) dan sarung memenu - SDM sesuai Schedule spesifikasi Harian Petugas K3
tangan, hi Kebutuhan dan
- Menggunakan Alat kerja prinsip Buku gambar
yang baik, keselam Petunjuk
atan RKK
3 Pekerjaan - Menggunakan APD Seluruh - Safety tools - Peralatan Sesuai Terlaksana - Checklist - Site

Struktur Rangka (Rompi, helm, safety kegiatan SNI APD Time sesuai - Laporan Manager
Atap shoes) dan sarung memenu - - SDM sesuai Schedule spesifikasi Harian - Petugas K3
tangan, hi Kebutuhan dan
- Menggunakan Alat kerja prinsip - Buku gambar
yang baik, keselam Petunjuk
- Menjaga jarak tiap atan RKK
pekerja saat mellakukan
Pemotongan, pabrikasi
dan pemasangan besi.,
-

13
B.3. Standar Dan Peraturan Perundangan
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMKK antara lain sebagai berikut :
a. UU No 02 Tahun 2017 tentang Jasa Kontruksi;
b. UU No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
d. Peraturan Menteri PUPR no. 21/PRT/m/2019 tentang Pedoman SMKK

C. Dukungan Keselamatan Konstrukssi


C.1. Sumber Daya
Penanggung jawab RKK

Direktur
Penanggung Jawab Umum

Site Manager Ahli Quantity


Penanggung Jawab K3 Divisi Pencegahan K3

Petugas K3 Pelaksana Lapangan


Koordinator K3 Humas K3

14
C.2. Kompetensi
Untuk ahli K3 mempunyai sertifikat SMK3 dan ISO OHSAS 18001

C.3. Kepedulian
Kepedulian PT. DHIKA ARCHITAMA pada keselamatan Kerja senantiasa
diwujudkan dalam bentuk komunikasi aktif setiap hari. Diharapkan ketika
pelaksanaan, kontraktor menyiapkan operator yang bertugas memantau
kegiatan Keselamatan Konstruksi harian.

C.4. Komunikasi
Dalam komunikasi lapangan dengan kantor serta komunikasi sesama personil
lapangan harus selalu intens, baik secara langsung maupun dengan alat bantu
komunikasi verbal (direct call) maupun lewat aplikasi.

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


D.1. Perencanaan Operasi
Prosedur operasi standar atau SOP, adalah satu set instruksi langkah-
demi-langkah yang dibuat oleh sebuah kegiatan untuk membantu pekerja
melaksanakan operasi Keselamatan Kerja. Tujuannya adalah untuk mencapai zero
accident, dan tingkat efisiensi yang tinggi, kualitas output dan keseragaman kinerja,
sekaligus mengurangi miskomunikasi dan kegagalan untuk mematuhi peraturan
keselamatan.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.

15
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara
fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun
pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut.

Kesejahteraan atau sejahtera Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk


ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan
makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

1. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung


Jawab Kegiatan SMK3.
Posisi dalam SMK 3 Uraian Tugas
Penanggung Jawab K3 -Menetapkan kebijakan K3 di lingkungan
proyek
-Memberikan dukungan agar pelaksanaan
K3 berjalan berkelanjutan.
Emergency/ Kedaruratan -Merencanakan dan melaksanakan
kedaan kedaruratan.
-Mengidentifikasi potensi bahaya akibat
kedaan kedaruratan.
-Membuat laporan kegiatan kedaruratan.
-Memantau secara berkala penggunaan
APD.
-Mengkoordinasikan tugas-tugas
kedaruratan dan melaksanakan
keputusan organisasi K3.
P3K -Merencanakan dan melaksanakan P3K.
-Mengidentifikasi pekerja akibat
kecelakaan kerja.
-Memberikan pertolongan pertama pada
korban sesuai kondisi korban.
-Membuat laporan kegiatan P3K.
-Memantau secara berkala penggunaan
APD.
-Mengkoordinasikan kegiatan P3K dan
melaksanakan keputusan organisasi K3.

16
2. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;

Prasarana yang
Potensi Darurat Cara Penanganan
Diperlukan
Kecelakaan
-Terkena alat manual. Lakukan P3K, untuk Kotak P3
-Jatuh dari ketinggian. pertolongan pertama
-Kejatuhan Benda.
Bawa ke dokter / Ambulan/ Kendaraan,
-Tersandung.
Puskesmas / Poliklinik Tandu
-Tergelincir
dengan kendaraan
-Terjepit antara benda
proyek
-Terpotong
-Terkilir Hub. RS terdekat dan Daftar Nomor Telepon
-Terbakar datangkan ambulance Penting
akibat/berhubungan apabila diperlukan
dengan suhu
Petugas TTD proyek
tinggi/korosif/radiasi
buat laporan ke atasan
dan instansi yang
terkait

Kebakaran Bagi Karyawan dan APAR Instruksi Kerja


para pekerja yang Operasional dan
mengetahui adanya Maintenance APAR
kebakaran segera
Padamkan api dengan
APAR;
jika APAR tidak Daftar Nomor Telepon
berfungsi segera Penting
hubungi petugas TTD
proyek
selamatkan Dokumen,
asset, dll;

17
Prasarana yang
Potensi Darurat Cara Penanganan
Diperlukan
segera evakuasi Lay out/site plan
secepatnya bagi (tentukan titik kumpul)
karyawan / pekerja dan jalur evakuasi
yang tidak
berkepentingan
Bagi Petugas TTD
Proyek segera
Padamkan api dengan
APAR, jika masih
memungkinkan;
Memerintahkan
Satpam untuk
mensterilisasi area.
Serangan Penyakit Segera Lakukan P3K
tindakan
Bawa segera ke rumah Tandu, Kendaraan/
sakit/Klinik Ambulances

Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan


1. Daftar Prosedur
a. Prosedur Pengendalian Dokumen dan Bukti Kerja
b. Prosedure Identifikasi, Sasaran dan Program
c. Prosedur Konsultasi,Partisipasi, dan Komunikasi
d. Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat
e. Prosedur Pemantauan, Pengukuran, dan Analisa
f. Prosedur Penanganan Ketidaksesuaian Tindakan Koreksi dan
Pencegahan
g. Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen
h. Prosedur Penyimpanan dan Penempatan Material
i. Penanganan Kondisi Darurat dan Pasca Darurat
j. Penanganan Kebakaran
18
k. Penanganan Tumpahan
l. Prosedur Identifikasi Persyaratan Perundang-Undangan dan
Persyaratan
m. Prosedur Audit Internal
n. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan (Training)
o. Prosedur Rekrutment dan Seleksi (Recruitment dan Selection)
p. Prosedur Pengolahan Material
q. Prosedur Pengelolaan Peralatan
r. Prosedur Identifikasi Bahaya dan Aspek Lingkungan
s. Prosedur Pelaksanaan

2. Daftar Instruksi Kerja


a. Instruksi Kerja Pemeliharaan Alat Berat
b. Instruksi Kerja Penyimpanan dan Penempatan Materia
c. Instruksi Kerja Penanganan Kondisi Darurat dan Pasca Darurat
d. Instruksi Kerja Penanganan Kebakaran
e. Instruksi Kerja Penanganan Tumpahan Oli dan BBM
f. Instruksi Kerja Bekerja di Proyek
g. Instruksi Kerja Loading Unloading BBM
h. Instruksi Kerja Pemeriksaan Ketelitian Alat
i. Instruksi Kerja Pengisian Check List Pekerjaan
j. Instruksi Kerja Pemeriksaaan Jaringan Listrik
k. Instruksi Kerja Penggunaan alat kerja (Tools)
l. Instruksi Kerja Pengoprasian Buldozer, Excavator, Motor Grader
dan Mesin Pemada
m. Instruksi Kerja Manual Handling
n. Instruksi Kerja Ijin Kerja
o. Instruksi Kerja Desain Oli Trap dan Pemeliharaannya
p. Instruksi Kerja Concrete Paver

3. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko


pada Tabel 1 :
1) Rencana Sosialisasi
a. Sosialisasi K3 melalui Media Papan Informasi K3.
19
b. Penyuluhan K3 pada saat Briefing K3 setiap hari, Weekly dan
Moonthly Meeting bersama Subkontraktor.
c. Sosialisasi K3 kepada Subkontraktor dan Supplier.

2) Rencana Pelatihan
a. Pelatihan Dasar Pelaksanaan
b. Pelatihan Pengendalian Proyek dan Administrasi Kontrak.
c. Pelatihan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

4. Sistem Pertolongan Pertama pada kecelakaan


Pengertian P3K, adalah merupakan pertolongan pertama yang harus
segera diberikan kepada korban yang mendaatkan kecelakaan atau
penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke
tempat rujukan.
Tujuan dari P3K, adalah memberi perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya, menyelamatkan nyawa korban,
meringankan penderitaan korban, mencegah penyakit/cidera menjadi
lebih parah dan mempertahankan daya tahan korban.
Untuk mendukung sistem pertolongan pertama pada kecelakaan akan
disiapkan fasilitas pertolongan meliputi namun tidak terbatas pada :
1) Personil yang berkompeten.
2) Buku petunjuk P3K.
3) Kotak P3K dengan jumlah yang memadai sesuai ketentuan
yang berlaku.
4) Adanya Ruang P3K yang memadai.
5) Tersedia alat angkut dan transportasi.
6) Tersedianya alat perlindungan diri dan peralatan darurat.

5. Program K3
NO. AKTIVITAS / KEGIATAN FREKUENSI

A RUTINITAS

1 Safety Morning Talk 1 x seminggu

2 Tool Box Meeting setiap memulai pekerjaan yang baru

20
3 Safety Meeting min. 1 x sebulan

4 Safety Patrol 2 x sebulan

5 Lapbul K3L Proyek setiap bulan

6 Up-dating Papan Info K3L 1 x sebulan

7 Pelaksanaan 5R lapangan 1 x seminggu

B INSIDENTIAL

Setiap ada pegawai/pekerja baru di lokasi


1 Safety Induction
Proyek dan tamu yang berkunjung

Pemasangan sesuai kondisi kerja dan bila


2 Pemasangan rambu dan spanduk K3L
ada rambu/spanduk yang rusak
(penggantian).
3 Audit Internal / Audit Eksternal Audit Eksternal Sesuai jadwal dari Departemen.

4 Pembentukan Satgas 1 kali

5 Simulasi Keadaan Darurat 1 kali

Setiap ada item pekerjaan baru/ bila terjadi


6 Review HIRARDC
insiden / bila terjadi kecelakaan

7 Pelatihan Pertolongan Pertama (PP 1 kali

6. Pengendalian Lingkungan
Dalam memenuhi komitmen sesuai Kebijakan K3L, proyek peduli
terhadap lingkungan disekitar proyek dengan melakukan pengaturan
sampah, pengukuran parameter lingkungan dan pengaturan material
dan limbah B3.

7. Penanganan Sampah & Limbah

sampah-sampah yang ada dilokasi proyek akan dipisah sesuai


klasifikasi Pengaturan untuk pembuangan sampah sebagai berikut

sisa makanan, kertas, kayu,


Organik Hijau puntung rokok, masker kain,
multipleks
alumunium, baja, pipa pvc,
Anorganik Biru
plastik, kabel, kawat
sisa kawat las, kaleng cat/
Bahan Beracun Berbahaya (B3) Merah Thinner, kaleng oli bekas,
kaleng solar, tinta printer,

21
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan Dan Evaluasi
1. Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja
Evaluasi kinerja perusahaan meliputi pemantauan, pengukuran,
analisis dan evaluasi kinerja.
Penyedia jasa harus menetapkan:
a. Hal-hal yang perlu dipantau dan diukur yang meliputi:
1) Tingkat kepatuhan pemenuhan terhadap peraturan perundang-
undangan dan peraturan lain;
2) Penanganan terkait dengan bahaya, risiko, dan peluang yang
teridentifikasi;
3) Pencapaian tujuan keselamatan konstruksi; dan
4) Tingkat hasil guna pengendalian dan pelaksanaan.
b. Metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja;
c. Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja
keselamatan konstruksi;
d. Waktu pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi, serta
pelaporan;
e. Prosedur pengukuran kinerja Keselamatan Konstruksi.

2. Evaluasi kepatuhan
Evaluasi kepatuhan dilakukan dengan cara:
a. Menentukan frekuensi dan metode evaluasi kepatuhan;
b. Mengevaluasi kepatuhan dan mengambil tindakan jika diperlukan;
c. Menjaga pengetahuan dan pemahaman tentang status
kepatuhannya; dan
d. Menyimpan informasi terdokumentasi hasil evaluasi kepatuhan.

3. Audit Internal
Penyedia Jasa harus melakukan audit internal untuk memberikan
informasi apakah SMKK telah diterapkan sesuai dengan persyaratan,
kebijakan dan tujuan keselamatan konstruksi, dan telah ditetapkan
serta dipelihara secara efektif. Audit internal wajib dilakukan sekurang-
22
kurangnya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) siklus pekerjaan
konstruksi. Kegiatan dalam pelaksanaan audit internal, meliputi:
a. Merencanakan, menetapkan, menerapkan dan memelihara
program audit, termasuk frekuensi, metode, tanggung jawab,
konsultasi, persyaratan perencanaan dan pelaporan, serta hasil
audit internal sebelumnya;
b. Menentukan kriteria dan ruang lingkup audit untuk setiap kali
pelaksanaan audit;
c. Memilih dan menetapkan auditor yang kompeten, objektif dan tidak
memihak
d. Memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada pimpinan yang
berwenang; pekerja, dan perwakilan pekerja (jika ada), serta pihak
terkait lainnya
e. Mengambil tindakan untuk mengatasi ketidaksesuaian guna
meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi
f. Menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti pelaksanaan
program audit dan hasil audit.

E.2. Tinjauan Manajemen


1. Pimpinan penyedia jasa harus melakukan kaji ulang sistem manajemen
keselamatan konstruksi untuk memastikan keberlanjutan, kesesuaian,
kecukupan dan keefektifannya
2. Kaji ulang manajemen wajib dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali dalam jangka waktu siklus pekerjaan konstruksi.
3. Prosedur tinjauan manajemen.
4. Kaji ulang manajemen harus mencakup:
a. Perubahan dalam isu eksternal dan internal yang terkait dengan
system manajemen keselamatan konstruksi, termasuk:
1) Kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan;
2) Ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan
lainnya;
3) Risiko dan peluang;
b. Tingkat pencapaian kebijakan dan tujuan keselamatan
konstruksi;
23
c. Informasi tentang kinerja keselamatan konstruksi, termasuk tren
dalam:
1) Kejadian, ketidaksesuaian, tindakan korektif dan perbaikan
berkelanjutan;
2) Pemantauan dan hasil pengukuran;
3) Hasil evaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan dan peraturan lainnya;
4) Hasil audit;
5) Konsultasi dan partisipasi pekerja; dan
6) Risiko dan peluang;
d. Kecukupan sumber daya untuk memelihara SMKK yang efektif;
e. Komunikasi dengan pihak yang berkepentingan;
f. Peluang untuk peningkatan berkelanjutan.
5. Keluaran kaji ulang manajemen harus mencakup keputusan:
a. Kesesuaian berkelanjutan, kecukupan dan efektivitas SMKK
dalam pencapaian hasil yang diharapkan;
b. Peluang peningkatan berkelanjutan;
c. Kebutuhan untuk perubahan SMKK;
d. Sumber daya yang dibutuhkan;
e. Tindakan yang diperlukan;
f. Peluang untuk meningkatkan integrasi SMKK dengan proses
bisnis lainnya; dan
g. Implikasi untuk arah strategis bagi penyedia jasa.
6. Kaji ulang manajemen harus disimpan sebagai informasi
terdokumentasi sebagai bukti telah dilaksanakannya tinjauan
manajemen.
7. Hasil tinjauan manajemen harus dikomunikasikan kepada pekerja, dan
perwakilan pekerja (jika ada).

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


Penyedia jasa harus meningkatkan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan
SMKK secara berkesinambungan melalui upaya:
1. Meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi;
2. Mempromosikan budaya SMKK;
24
3. Mempromosikan partisipasi pekerja dalam melaksanakan tindakan
untuk perbaikan secara berkesinambungan pada SMKK;
4. Mengkomunikasikan hasil peningkatan berkesinambungan yang terkait
kepada para pekerja dan perwakilan pekerja; dan memelihara dan
menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti peningkatan
berkesinambungan.

25
KSO
KSO

Berdasarkan hasil identifikasi bahaya untuk pelaksanaan pekerjaan :

Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN


INTEGRASI (SBSN 2024) UIN Mataram
Harga Penilaian Perancangan : Yang tertera didalam LPSE
(Estimate Engineer)
Lokasi Pekerjaan : Jln. Gajah Mada No.100 Jempong - Mataram – NTB

Identifikasi bahaya terhadap Resiko pekerjaan terbesar :

Tipe/Jenis Kategori Resiko


No Identifikasi Bahaya
Pekerjaan

1 Pekerjaan - Kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian High Risk


Pembesian - Kejatuhan fabrikasi besi dari Tower Crane
ketika pemasangan besi kolom
- Tangan terjepit besi, Tertusuk Ujung besi
yang runcing

2 Pekerjaan Bekisting - Kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian High Risk


- Kejatuhan fabrikasi bekisting dari Tower
Crane ketika pemasangan bekisting
- Kecelakaan akibat robohnya scaffolding

3 Pekerjaan Struktur - Kejatuhan Fabrikasi baja dari Tower Crane High Risk
Rangka Atap ketika pemasangan rangka atap
- Tangan terjepit baja, Tertusuk Ujung naja
yang runcing, kejatuhan material baja, kena
alat kerja,
- Terjadinya kecelakaan fatal akibat
kesalahan prosedur pada saat
pengopersian mesin las.

26
Maka dengan ini menetapkan bahwa tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi untuk paket
pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah:

RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI (BESAR/SEDANG/KECIL)

Keterangan :

Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan kebutuhan
Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak untuk menentukan
kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.

27

Anda mungkin juga menyukai