Anda di halaman 1dari 79

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Rehabilitasi dan Peningkatan Bangunan Pengaman Pantai


Kec. Pemangkat Kab. Sambas Prov. Kalbar

A. Uraian Spesifikasi Teknis

Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan, dengan ketentuan :
1. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi:
a Pokja Pemilihan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai hasil yang telah
diidentifikasi oleh PPK.
b Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun
(B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara
pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;
c Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data Keselamatan Bahan
(Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber- sumber
yang berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:
a Pokja Pemilihan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai hasil yang telah
diidentifikasi oleh PPK .
b Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan atau
kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap
tubuh pekerja;
c Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat dan perkakas
dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan melibatkan Ahli
K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan
kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK;
b Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap
pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu- rambu peringatan dan kewajiban pekerja
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan
pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
d Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau
operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan terhadap setiap
metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah
terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
b Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan
kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator yang terlatih;
c Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan metode
kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi
sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator
bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya.
Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka
metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang
sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya tinggi harus
dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta
alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor
dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;
f Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan
data teknis yang dapat dipertanggung- jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau
melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
a Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar
konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja
harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik
pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan
maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian
risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat
memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan,
spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah
dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang
berlaku;
c Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan,
pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten
berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang
benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus melakukan
analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan
pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

C. Pejabat yang berwenang untuk menandatangani Kontrak mengacu pada hasil dokumen pekerjaan jasa
Konsultansi Konstruksi perancangan dan/atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi/Ahli
Keselamatan Konstruksi dalam menetapkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat
Risiko Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi.
Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap RKK dan penerapan SMKK, Pejabat yang
berwenang untuk menandatangani Kontrak dapat dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan
Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1.1. Lokasi Pekerjaan


1.1. Lokasi pekerjaan terletak di Kec. Pemangkat, Kab. Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.

1.2. Uraian Pekerjaan


1.2. Uraian Pekerjaan.
Pekerjaan ini adalah Pengamanan Pantai dengan Kubus Beton dengan uraian sebagai berikut:
1.2.1. Pekerjaan Pendahuluan.
1.2.2. Penyelenggaraan K3.
1.2.3. Pekerjaan Pengaman Pantai
• Galian Tanah
• Kayu Cerucuk 3 m
• Kayu Cerucuk Untuk Matras
• Geotektile
• Bekisting Plat Baja Kubus Beton
• Besi Pengait Kubus
• Kubus Beton 0,8x0,8x0,8 K350
• Pemasangan Kubus Beton
• Timbunan Kembali Hasil Galian
• Bekisting Kayu Concrate Cap Beton
• Pembesian Beton
• Beton K-350 Seawall
• Paving
1.2.4. Pekerjaan Penanaman Pohon

1.3. Operasional Pelabuhan Penyeberangan


Terdapat Pelabuhan Penyeberangan Lokal di Pemangkat, Tebas dan Sekura, Kontraktor selama masa
pelaksanaan konstruksi tidak diperkenankan mengganggu aktivitas dan bongkar muat yang ada di Dermaga
Pelabuhan penyeberangan tersebut yang ada sekarang .
Apabila kontraktor akan menggunakan fasilitas yang ada di Dermaga Pelabuhan penyeberangan
seperti penumpukan material sementara di area peron, , maka kontraktor diminta koordinasi dengan pihak
pengelola dermaga. Kegiatan ini berlaku bilamana kontraktor mendatangkan material penyususn konstruksi
melalui jalur penyeberangan, namun bilaman kontraktor dalam pelaksanaannya melansir material melalui
darat, dan tidak menggunakan fasilitas peron dermaga maka tidak diperlukan ijin koordinasi.

1.4. Rencana Jadwal Waktu


Dalam menyiapkan rencana jadwal pekerjaan sesuai dengan Persyaratan Khusus Kontrak dan dalam
melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus juga memperhitungkan kontrak-kontraknya dengan kontrak-
kontrak pekerjaan lain yang dipersyaratkan Pemberi Tugas.
Kemungkinan akan ada Kontraktor lain yang akan melaksanakan pekerjaannya dalam area yang
terbatas dan yang akan menggunakan jalan-jalan yang sama, oleh karena itu Kontraktor harus saling
berkoordinasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Rincian detil dari masing-masing pekerjaan Kontraktor
lain serta program dan rencana tahap-tahapnya dapat diminta dari Direksi Pengawas (Ahli Teknik). Program
yang harus diserahkan oleh Kontraktor harus sesuai untuk membuat rekaman kemajuan pekerjaan terus
menerus dari keseluruhan pekerjaan.
1.5. Gambar-Gambar Sebagai Lampiran Kontrak
Gambar-gambar yang menyertai Spesifikasi untuk lampiran kontrak seperti tertera dalam Apendiks
( album gambar perencanaan).

1.6. Daerah Kerja Kontraktor


Daerah Kerja Kontraktor akan dijelaskan saat Aanwijzing lapangan. Bila Kontraktor memerlukan
tambahan daerah kerja adalah tanggung jawab Kontraktor sendiri untuk mencari lahan yang sesuai dan
membayar semua biaya sehubungan dengan hal itu .

1.7. Lalu-Lintas Pekerjaan


Instruksi-instruksi dan peraturan-peraturan dari pihak pengelola daerah wisata, PEMDA setempat,
Kepala Desa , Kepala Kampung, dan yang berwenang lainnya mengenai lalu lintas pembatasan lain pada lalu
lintas pekerjaan harus diikuti. Lalu lintas harus diatur sedemikian untuk mengurangi hambatan untuk umum.
Harus selalu diperhatikan dalam membebaskan jalan ke lapangan pekerjaan dan dalam melaksanakan
hal itu harus menghindarkan perusakan lingkungan. Jalan desa yang dilalui oleh kendaraan proyek harus
dipelihara dan diperbaiki setelah masa pekerjaan selesai, dan menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.8. Keamanan
Kontraktor harus memberitahukan dan Koordinasi kepada :
• Pemda
• BABINSA dan POLSEK
• Dan Kepala Desa/Kampung
Kontraktor harus mencatat nama, alamat, nomor telepon yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan.
Kontraktor harus memperhatikan pelaksanaan dan persyaratan K-3 untuk para pekerjanya. Kontraktor harus
membuat tanda-tanda khusus untuk keamanan pekerjaan dan lalu lintas khususnya daerah kerja proyek di
darat maupun di laut (bila ada), khususnya rambu pengarah lalu lintas.

1.9. Pengaturan Lapangan


Kontraktor diharuskan menjaga kebersihan dalam pengertian :
- Hambatan-hambatan berupa apapun yang menghalangi kelancaran pekerjaan, bila diminta harus
disingkirkan atas biaya Kontraktor.
- Harus selalu diusahakan untuk dapat masuk ke lapangan dan dalam melaksanakan pekerjaan untuk
menghindari kerusakan hak milik dan penerobosan melalui lahan lainnya.
1.10. Pagar Proyek
Apabila area proyek memerlukan pagar maka kontraktor atas biaya sendiri harus membuat pagar
serta pintu gerbang ke areal proyek dan tetap memeliharanya sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai
oleh Direksi Pengawas. Kontraktor supaya mengharuskan para pekerjanya yang telah disetujui keluar dan
masuk pintu gerbang tersebut, dan tidak membenarkan para pekerjanya melalui pintu-pintu yang lain.
1.11. Papan Nama
Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek serta memeliharanya selama proyek berjalan,
sebagai berikut :
BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I
“PROYEK PELAKSANAAN BANGUNAN PANTAI SAMBAS ”
PAKET : .....................................................
KONTRAKTOR : .....................................................
NO. KONTRAK : .....................................................
TGL. KONTRAK : .....................................................
SUPERVISI : .....................................................
Atau dengan format yang disetujui oleh direksi pekerjaan

1.12. Kantor Sementara Kontraktor


Untuk keperluan bangunan sementara kantor proyek untuk Kontraktor akan ditentukan di lapangan.
Luas, bentuk, drainase dan sebagainya harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
Bangunan sementara untuk kantor Kontraktor tersebut harus dipelihara oleh Kontraktor sampai
dengan selesainya pekerjaan.

1.13. Akomodasi
Kontraktor harus menyediakan akomodasi bagi para staff pekerjanya berupa air bersih, WC/Sanitary,
tempat istirahat dan lain sebagainya. Bangunan dan akomodasi tersebut diatas harus dibongkar setelah
pekerjaan selesai dan lahan harus dikembalikan seperti semula.

1.14. Listrik, Telepon dan Air Bersih


Kontraktor harus dengan biaya sendiri menyediakan dan membayar listrik, telepon dan air untuk
keperluannya sendiri selama pelaksanaan pekerjaan tersebut. Semua keperluan instalasi sementara harus
mengikuti peraturan yang berlaku.

1.15. Kondisi Lahan Pekerjaan


Selama masa pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus memelihara kebersihan, keamanan antara lain
:
* Mengatur tempat/gudang bahan bangunan sedemikian rupa.
* Kotoran, sampah-sampah harus dibuang/dibersihkan dari daerah pekerjaan.
* Bila tidak dibuang langsung keluar dari lapangan akan dikumpulkan disuatu tempat pengumpulan
menunggu pembuangan dari lapangan.
Pasal ini sama sekali tidak mengurangi kesyahan Kontraktor dari Syarat Teknis Kontrak. Jalan-jalan
proyek harus selalu bersih dari kotoran berupa genangan air, sisa-sisa beton dan bahan-bahan lainnya.
Tumpahan minyak, sisa-sisa bahan lain tidak dibenarkan dibuang ke laut. Bila ada tumpahan bekas
bongkaran yang jatuh ke dalam laut harus segera diambil. Air yang tumpah ke laut harus bebas dari pada
kotoran apapun.

1.16. Pekerjaan Harus Bebas Air


Sebagian pekerjaan yang harus di tempat kering, harus diusahakan selalu bebas dari air dari sumber
manapun. Permukaan yang ditimbun harus dikeraskan dan dibebaskan dari air dari sumber manapun agar
tidak menggenang dan menjadi lumpur.

1.17. Bahaya Kebakaran


Untuk menghindari bahaya kebakaran di daerah kerja, kantor, tempat penumpukan/ gudang bahan,
terutama di gudang minyak, cat, dan bahan ber-bahaya, Kontraktor harus menyediakan serta memelihara
tabung serta alat-alat penanggulangan kebakaran sesuai peraturan pemerintah yang ada. Menyediakan
peralatan untuk penanggulangan kebakaran yang memadai dan efisien serta personil yang terlatih dalam
menggunakan peralatan tersebut dan merawat peralatan tersebut dalam keadaan baik, sehingga siap dipakai
setiap saat.

1.18. Pipa, Kabel Dan Lain-Lain


Semua pipa, kabel di atas maupun di dalam tanah dan lain-lain yang mungkin ditemukan dalam
pelaksanaan pekerjaan , agar tetap dibiarkan ditempatnya dan agar diamankan dengan melindunginya
terhadap kemungkinan gangguan dari luar agar tidak menimbulkan masalah dengan pemilik maupun yang
berwenang, sehingga penggunaan pipa maupun kabel tersebut tetap berjalan dan tidak terganggu. Kontraktor
berkewajiban dan bertanggung jawab bila ada kerusakan atau gangguan disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaannya maupun oleh sub-Kontraktornya.

1.19. Khusus Mengenai Pekerjaan Yang Ada


Semua keterangan dalam gambar spesifikasi mengenai keadaan pada waktu sekarang, mengenai sifat
bangunan, jalan, permukaan tanah dan sebagainya, dan dalam bentuk ukuran bangunan dan posisinya dan
lain-lain, adalah belum menjamin ketepatan ukuran dan lokasinya mengingat pantai adalah dinamis erosi /
sedimentasi dan kemungkinan pengukuran lapangan saat desain memiliki jeda waktu dengan pelaksanaan
konstruksi.

1.20. Datum
Datum sebagai pusat/titik referensi untuk semua permukaan dan sounding diukur untuk kontrak ini
adalah MSL (Mean Sea Level) dan dinyatakan sebagai alat ukur konstruksi. Dimana semua Peil/titik ukur
referensi (bench mark) adalah milik Balai Wilayah Sungai .
1.21. Ukuran dan Peil
Semua ukuran dan peil (titik ukur) tercantum dalam gambar adalah benar, tetapi Kontraktor
diharuskan mengadakan pengukuran ulang ( MC 0%) yang sama dan hal-hal khusus lain yang terdapat
ditanah dan harus segera memberitahukan setiap penyimpangan pada gambar kepada Direksi Pengawas.

1.22. Permukaan Air, Tinggi Pasang Surut


Permukaan air dan tinggi pasang surut yang diberikan dalam spesifikasi dalam hubungannya
terhadap DATUM yang tercantum dalam gambar adalah merupakan hasil pengukuran langsung oleh
Konsultan Perencana.

1.23. Pasang Surut


Perkiraan waktu pasang surut untuk pelaksanaan Bangunan Pantai dapat dilihat pada tabel pasang -
surut yang diterbitkan setiap tahun oleh HIDRAL (Hydrographi Dinas Angkatan Laut R.I). atau melihat data
pasang surut dari Konsultan Perencana.

1.24. Kerja Dipasang Surut


Struktur bangunan pantai sudah didesain bisa dilkasanakan tanpa dewatering sehingga kontraktor
dimungkinkan bekerja siang malam pada kondisi pasang maupun surut.

1.25. Dermaga Untuk Kapal - Kapal Kontraktor


Bila diperlukan dapat membuat dermaga ramdor yg bisa dipergunakan sementara oleh kontraktor
dengan seijin Pengelola lahan dan Direksi Pengawas dan harus diberitahukan tertulis dalam waktu 12 jam
kepada Direksi Pengawas.

1.26. Tambatan Sementara


Tambatan sementara bila diperlukan harus seijin Direksi Pengawas. Persetujuan tersebut termasuk
bentuk serta lokasinya dimanapun. Persyaratan seperti tertulis pada pasal 1.04. mengenai operasional yang
ada harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Ijin dari pihak yang berwenang harus diperoleh untuk lokasi
dan jenis tambatan sementara ditempat baru manapun.

1.27. Tanda Terapung


Tanda terapung/Buoys sementara harus dibuat sejelas mungkin. Bila perlu tanda-tanda seperti itu
juga harus dibuat untuk peralatan konstruksi lainya.

1.28. Survey dan Peil Permukaan


Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor dan Direksi Pengawas harus secara bersama-sama men-
survey dan mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap
mana semua pekerjaan didasarkan. Kekhususan seperti itu harus diplot dan dibuat gambar oleh Kontraktor
dan setelah persetujuan, gambar harus ditandatangani oleh Direksi Pengawas dan Kontraktor, dan akan
menjadi dasar pengukuran selanjutnya. Survey pekerjaan yang telah selesai akan dilaksanakan sebelum
penyerahan pertama. Bila Kontraktor tidak menandatangani survey tersebut, maka survey yang dilaksanakan
oleh Direksi Pengawas adalah final dan mengikat Kontraktor. Sebagai tambahan survey di atas, Direksi
Pengawas dapat meminta diadakan survey lagi sewaktu-waktu sesuai petunjuknya.

1.29. Survey Station


Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey, menyiapkan bouplang / lampu tanda
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan harus dibongkar setelah pekerjaan selesai.

1.30. Pengukuran Level


Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pengawas sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam, bila
akan mengadakan levelling pada semua bagian dari pada pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan atas
biaya Kontraktor semua bantuan yang diperlukan Direksi Pengawas dalam mengadakan penelitian levelling
tersebut.
Pekerjaan akan diberhentikan beberapa saat bila perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan
maupun level dari bagian-bagian pekerjaan. Kontraktor harus membuat peil/ titik-titik tanda (bench mark)
permanen di tiap-tiap bagian pekerjaan dan peil ukur ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah. Kontraktor harus merawat sebaik-baiknya semua peralatan
survey untuk pekerjaan tersebut.

1.31. Pemberitahuan Kegiatan


Tidak ada pekerjaan penting yang dilaksanakan diluar jam kerja tanpa persetujuan Direksi Pengawas
secara tertulis. Bila ada pekerjaan/kegiatan dilaksanakan diluar jam kerja, Kontraktor harus memberitahukan
kepada Direksi Pengawas secara tertulis. Hal ini penting bagi pengawas untuk mengatur jadwal
inspeksi/jadwal pengawasan.

1.32. Pertemuan Lapangan / Koordinasi Lapangan


Pertemuan antara Direksi Pengawas dan Kontraktor penting sekali dan harus diadakan secara teratur
2 (dua) minggu sekali untuk mendiskusikan kemajuan pekerjaan dan permasalahan yang mungkin timbul.
Detil kemajuan pekerjaan sampai dengan hari itu harus diserahkan kepada Direksi Pengawas dipertemuan
tersebut.

1.33. Pekerjaan Sementara


1 (Satu) bulan sebelum tanggal Kontraktor akan memulai pelaksanaan bagian-bagian dari pada
pekerjaan sementara yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan permanen, dia harus menyerahkan
gambar perhitungan kekuatan dan perkiraan defleksi dari pekerjaan sementara itu. Kontraktor harus pula
menyerahkan gambar yang memperlihatkan metode (cara-cara) untuk pelaksanaan dari pada macam-macam
bagian pekerjaan itu. Penyerahan setiap rencana (desain) kepada Direksi Pengawas, tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawab dan kewajibannya, sesuai kontrak dalam hal pekerjaan sementara tersebut
atau tahap-tahapannya.
1.34. Gambar-Gambar Kerja
Kontraktor harus menyiapkan atas biayanya sendiri dan menyerahkan kepada Direksi Pengawas
dalam 2 (dua) rangkap pada kesempatan pertama semua detil gambar kerja dari semua bagian-bagian
pekerjaan permanen yang menjadi tanggung jawabnya terhadap desain maupun spesifikasinya atau untuk
mana Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detil untuk pelaksanaan konstruksi di lapangan.
Bila ada perubahan terhadap gambar yang dibuat oleh Kontraktor, Direksi Pengawas akan membuat
catatan-catatan maupun perubahan di gambar copy tersebut, dan kemudian 1 (satu) lembar dikembalikan
kepada Kontraktor untuk pedoman pelaksanaan di lapangan sesuai perubahan itu. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Pengawas 3 (tiga) copy tambahan Gambar Kerja yang disetujui.
Bila Kontraktor berkeinginan untuk merubah/memodifikasi detil dari pada pekerjaan permanen bila
ada, dimana Kontraktor tidak ikut bertanggung-jawab terhadap desain atau spesifikasi, maka Kontraktor akan
menyiapkan gambar detil atas biayanya sendiri, dan menyerahkan kepada Direksi Pengawas, memberitahu
Direksi Pengawas perobahan-perobahan yang diusulkan, atau bila diperlukan, informasi lebih lanjut seperti
itu, perhitungan dan sebagainya seperti yang mungkin diminta.
Dalam hal dimana gambar-gambar untuk setiap pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak atau
diminta untuk disediakan oleh Kontraktor atas ijin Direksi Pengawas, atau dimana Kontraktor memilih
mengusulkan modifikasi atas Desain Direksi Pengawas, setiap perubahan terhadap gambar yang diminta oleh
Direksi Pengawas harus dibuat tanpa biaya tambahan.

1.35. Interpretasi Gambar


Pekerjaan permanen harus berdasarkan ukuran yang tertera pada gambar dan tidak berdasarkan skala
gambar.

1.36. Foto-Foto Dan Dokumentasi


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dan sesudahnya secara bulanan dan teratur, untuk
kemajuan pekerjaan harus diambil photo-photonya, terdiri dari pekerjaannya, lapangan, peralatan, mesin dan
bahan-bahan bangunan, yang akan diberitahukan oleh Direksi Pengawas.

1.37. Laporan-Laporan Dan Gambar-Gambar


Semua laporan, catatan-catatan, diagram-diagram, gambar-gambar dan sebagainya yang dibuat oleh
Kontraktor harus rangkap 3 (tiga) selama pekerjaan berlangsung kecuali diberitahukan lain oleh Direksi
Pengawas.

1.38. Catatan Dan Pemakaian Bahan


Kontraktor harus membuat rekaman secara detail dari bahan-bahan yang diterima (yang masuk
lapangan penumpukan atau gudang, disekitar lapangan). Catatan-catatan/ rekaman-rekaman tersebut harus
diserahkan kepada Direksi Pengawas secara rutin/periodik.

1.40. Peraturan Bea dan Cukai


Kontraktor harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan aturan-aturan yang dikeluarkan kebea-
cukaian dan tidak dibenarkan menuntut (claims) kelambatan karena kebea-cukaian atau pemberlakuan
syarat-syarat yang lain.

1.41. Penyelidikan Lapangan


Kontraktor harus melaksanakan pengukuran dan penyelidikan lapangan terkait perubahan perubahan
yang mungkin terjadi dan diperlukan penyelidikan ulang dengan ijin pengawas dan direksi pekerjaan

1.42. Pengujian dan Alat Laboratorium


Kontraktor harus menyediakan pembantu secukupnya, tenaga kasar dan tenaga yang mengerti
tentang prosedur pengujian agar laboratorium lapangan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang
diperlukan, antara lain seperti penelitian bahan-bahan bangunan yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen. Direksi Pengawas berwenang untuk menentukan Laboratorium tempat pengujian.

1.43. Spesifikasi Standard


Semua standard atau peraturan yang dipakai dalam dokumen kontrak ini atau penggantinya adalah
merupakan edisi yang terbaru. Semua persyaratan dan ketentuan dari material yang dipakai, kwalitas dan
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan haruslah sesuai dengan pekerjaan dimaksud. Dalam hal tidak diberikan
spesifikasi khusus untuk barang-barang atau bahan-bahan yang harus dipakai,maka dapat digunakan
ASTM, AASHO, BRITISH STANDARD, J.I.S, SNI atau peraturan-peraturan yang ada yang relevan.
Bila bahan-bahan atau barang-barang disyaratkan untuk memenuhi salah satu dari standard atau
peraturan di atas, maka bahan-bahan, barang-barang atau kemasannya harus mencantumkan merk serta
spesifikasinya dari sertifikat dagang yang terdaftar. Kontraktor harus menyerahkan hasil test dari bahan-
bahan yang dilaksanakan pemasok atau pabrik sesuai dengan standard atau peraturan-peraturan yang
relevan sebelum pekerjaan yang bersangkutan mulai dikerjakan.

1.44. Nama Dari Pabrik dan Copy Dari Pemesanan


Sebelum pemesanan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan permanen, Kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi Pengawas nama dari pembuat dan pemasok yang diusulkan. Kontraktor
harus pula menyerahkan copy kepada Direksi Pengawas surat pemesanan bahan-bahan dalam rangkap 4
(empat).
Bila pemasok atau Sub-Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja untuk mengusahakan gambar
kerja tersebut dan menyerahkan kepada Direksi Pengawas untuk persetujuan tertulis sebelum pekerjaan
pemesanan dilaksanakan.

1.45. Contoh dan Test


Bahan-bahan harus didatangkan di lapangan beberapa waktu sebelumnya guna pengambilan contoh
untuk pengadaan penelitian dan pemeriksaan dan Kontraktor harus memberikan informasi mengenai :
spesifikasi lengkap sesuai yang dipersyaratkan. Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi Pengawas, harus
segera dikeluarkan dari lapangan,
1.46. Penyimpanan Bahan-Bahan
Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan permanen harus disimpan di tempat
yang sesuai untuk masing-masing sifat bahan-bahan tersebut sebaik-baiknya.
Bila perlu ada yang harus ditutup/dilindungi untuk menghindarkan dari kerusakan/ keausan dari
sebab apapun.
Penyimpanan bahan-bahan yang spesifik harus sebaik-baiknya sesuai yang dipersyaratkan.

1. 47. Sumber Bahan


Sejauh mungkin seperti yang diwajibkan dalam Kontrak, Kontraktor harus semaksimum mungkin
menggunakan bahan-bahan/barang-barang, peralatan-peralatan produksi dalam negeri. Kecuali bahan-
bahan/barang-barang tersebut tidak bisa didapatkan maka bisa diganti dengan bahan-bahan/barang-barang
yang setara dan yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas secara tertulis.

1.48. Penggunaan Bahan – bahan Pekerjaan Permanen untuk Pekerjaan Sementara


Kontraktor tidak dibenarkan memakai bahan-bahan untuk pekerjaan permanen yang sebelumnya
telah digunakan untuk pekerjaan sementara kecuali seijin Direksi Pengawas.

1.49. Kondisi Bahan


Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan permanen harus baru sesuai yang
ditentukan dan dipersyaratkan.

1.50. Lingkup Pekerjaan & Tanggung Jawab Kontraktor


1. Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sesuai Surat Perjanjian
Pemborongan atas Pekerjaan:

“REHABILITASI DAN PENINGKATAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI KEC. PEMANGKAT KAB.


SAMBAS PROV. KALBAR”.

2. Selain pekerjaan di atas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan, Kontraktor Pelaksana
dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung yang diatur di dalam pasal-pasal selanjutnya
di dalam bab ini, yang terdiri atas :
a. Penyediaan tenaga
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan.
c. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan.
d. Penyediaan peralatan.
e. Penyediaan bahan.
f. Pembuatan shop drawing (Gambar Pelaksanaan).
g. Pembuatan Gambar Sesuai Pelaksanaan (As built Drawing).
h. Pembuatan Buku Penggunaan dan Pemeliharan Bangunan.
i. Pembenahan/Perbaikan kembali lingkungan Sekitar dan pembersihan lokasi.
3. Dokumen pelaksanaan yang terdiri dari surat perjanjian, Gambar-gambar kontrak, RKS dan berita-berita
acara rapat selama pelaksanaan adalah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan dianggap saling
melengkapi/mendukung. Dalam hal terjadi perbedaan terhadap suatu hal diantara 2 atau lebih dokumen
pelaksanaan, maka yang harus dipatuhi adalah dokumen dengan tingkatan hukum yang lebih tinggi dalam
hirarkhi peraturan dokumen pelaksanaan sesuai yang diuraikan dalam peraturan yang terkait. Dalam hal
terdapat kekurangan penjelasan dalam spesifikasi teknik terhadap bagian pekerjaan yang terdapat dalam
gambar kontrak, maka kontraktor harus memahami bahwa bagian pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
berdasarkan spesifikasi standar yang umum dilakukan berkaitan dengan bagian pekerjaan tersebut.
Kontraktor harus mengajukan proposal pelaksanaan yang disertai dengan shop drawing kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

1.51. PENYEDIAAN TENAGA.


Personil Manajerial yang disyaratkan dan harus disediakan penyedia jasa adalah :
Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman Kerja Sertifikat Kompetensi
No
yang akan dilaksanakan (tahun) Kerja
Manajer Pelaksanaan/ 4 SKA Ahli Muda Teknik
1 SDA
Proyek
SKA Ahli Muda Teknik
2 Manajer Teknik 4 SDA

3 Manajer Keuangan 2 -
3 (tiga) tahun (untuk SKA Ahli Muda K3
SKA Ahli Muda) atau Konstruksi, atau
4 Ahli K3 Konstruksi
0 (nol) tahun (untuk SKA SKA Ahli Madya K3
Ahli Madya) Konstruksi

1.52. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart
yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan
sesuai dengan penawarannya.
2. Pembuatan Rencana Jadual Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat-
lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan dilapangan pekerjaan.Penyelesaian yang dimaksud
ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Bila selama waktu 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor Pelaksana belum dapat
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan
jadual pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
4. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat
memulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.53. PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN.
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan alat dan
bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan dinilai oleh Direksi. Bila
Direksi menilai barak/gudang tersebut kurang layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor
Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak direksi (Direksikeet) yang dilengkapi
dengan :
o meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup.
o meja dan kursi kerja berlaci dan berkunci
o 1 set Dokumen Kontrak.
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
o Atap : Asbes semen
o Dinding : dinding papan dengan rangka kayu meranti
o Pondasi : Pasangan pondasi Batu kali setempat untuk kolom
& rolag batu bata sebagai frame lantai.
o Lantai : Rabat beton/Concrete block
o Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2m) beserta penyediaan air bersih dan saluran pembuangan air
kotornya untuk keperluan Direksi dan tamu-tamu Direksi.
3. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja, kotak
obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi
kecelakaan di tempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil tindakan penyelamatan.
Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal
ini Kontrator Pelaksana diwajibkan mengikuti BPJS).
4. Kontraktor harus menyediakan penerangan listrik yang cukup untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan
khususnya pekerjaan di malam hari apabila di perlukan.
5. Semua material yang tersebut di dalam butir 1, 2, 3 dan 4 di atas setelah selesainya pelaksanaan kembali
menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan pekerjaan.

1.54. PENYEDIAAN PERALATAN

Peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dan harus disediakan penyedia jasa
adalah :
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Excavator Standard ≥0.90 m3 1 unit
2 Concrete Truck Mixer ≥5 m3 1 unit
3 Concrete Vibrator - 1 unit
4 Theodolite - 1 set
5 Waterpass - 1 set
1.55. PENINJAUAN LAPANGAN.

Pemilik Proyek akan menyediakan untuk kontraktor bersamaan dengan Dokumen Lelang juga data-data yang
berhubungan dengan kondisi lapangan yang diperoleh dari atau atas nama Pemilik Proyek dari hasil
penyelidikan yang dilaksanakan sehubungan dengan Pekerjaan.

Pemilik Proyek tidak bertanggung jawab terhadap keakuratan, kecukupan atau kelengkapan data-data
tersebut dan Kontrakor berkewajiban untuk memberi peni1aian sendiri data-data tersebut. Sebelum
mengajukan penawaran, Kontroktor dianggap telah melakukan peninjauan dan memeriksa lapangan serta
daerah sekitarnya dan segala informasi yang didapat sehubungan dengan pekerjaan dan meyakinkan sendiri
sebelum mengajukan, penawaran, antara lain meliputi keadaan alam yang ada termasuk kondisi dibawah
permukaan, kondisi hidrologi dan iklim, lingkup dan kondisi dari pekerjaan dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan Pekerjaan jalan-jalan masuk kelokasi dan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi dan semua keadaan yang mungkin dapat mempengaruhi Penawaran.

Elevasi permukaan tanah yang diperlihatkan dalam Gambar-gambar didapat dari hasil survey yang dilakukan
dari waktu ke waktu atau dari informasi lain dan dapat berlainan. Ketepatan dari evaluasi tanah tidak dijamin
oleh Pemilik Proyek. Kontraktor dalam menentukan harga yang dicantumkan dalam penawarannya harus
memasukan semua variasi-variasi dan kemungkinan variasi-variasi berikutnya.

Apabila Kontraktor lalai atau gagal dalam mendapatkan informasi yang berhubungan dengan hal-hal yang
dapat mempengaruhi pengadaan, konstruksi, penyelesaian dan pemeliharaan dari Pekerjaan, maka ini tidak
membebaskan Kontraktor dari segala beban kewajiban dan tanggung jawab. Tidak dibenarkan mengajukan-
tuntutan untuk penambahan biaya atau lain-lain terhadap keadaan, janji atau garansi yang diberikan oleh
Pemilik Proyek, Direksi, atau pihak manapun. Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan pengeluaran-
pengeluaran kompensasi atau biaya tambahan yang mungkin terjadi selama masa pelaksanaan dari Kontrak,
yang diakibatkan atau ketidak tepatan, pernyataan-pernyataan yang salah atau kelalaian dalam Dokumen
dokumen Kontrak atau salah satu dari dokumen tersebut.

Kontraktor harus meyakinkan dirinya sebelum Penawaran dalam hal kebenaran dan kecukupan dari
penawaran untuk pekerjaan dan Semua biaya-biaya dan harga-harga yang dicantumkan dalam Daftar Volume
Pekerjaan, yang menjadi Harga Penawaran, meliputi seluruh kewajibannya dalam Kontrak dan seluruh hal
dan segala sesuatu yang perlu dalam pelaksanaan dan pemeliharaan Pekerjaan, kecuali bila ditetapkan lain
dalam kontrak.

1.56. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI.

1. Bila didalam harga penawaran tercamtum lumpsum untukmobilisasi / demobilisasi, maka uraian
dibawah ini adalah penjelasan dari padanya :
Transport lokal alat-alat dan perlengkapan proyek (dengan jumlah yang memadai), sampai proyek dan
membawanya keluar setelah proyek selesai
2. Kontraktor diijinkan, apabila Direksi tidak berkeberatan, untuk setiap waktu dalam masa, pelaksanaan
mobilisasi untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-alat perlengkapan dan instalasi-
instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya lumpsum.
3. Dalam biaya lumpsum tersebut sudah harus termasuk biaya pembongkaran alat- alat, perlengkapan dan
bangunan-bangunan kerja lainnya sedemikian sehingga bekas alat-alat, perlengkapan dan bangunan-
bangunan tersebut bersih kembali seperti semua.
4. Sebelum kegiatan ini dilakukan, Kontraktor harus mengajukan rencana mobilisasi kepada Direksi untuk
diketahui dan disetujui.

1.57. PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA.


Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah- langkah dan peralatan yang perlu untuk
melindungi pekerjaan/bahan yang digunakan agar tidak rusak mutunya karena cuaca.

1.58. KESELAMATAN, KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP.

1. Sepanjang pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan serta perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi,
Kontraktor harus :
a. memperhatikan keamanan semua orang yang berhak berada pada lokasi pekerjaan dan menjaga
lokasi pekerjaan (sepanjang berada da!am pengawasannya) serta pekerjaan "sepanjang belum siap
dan belum digunakan oleh Pemilik Proyek) secara tertib agar tidak membahayakan orang-orang,
dan
b. menyediakan dan memelihara atas biaya sendiri semua lampu, penjagaan, pagar, tanda-tanda bahaya
dan pengawasan, bilamana dan dimana diperlukan atau diwajibkan oleh Direksi atau diharuskan
oleh pejabat yang berwenang, untuk melindungi Pekerjaan atau untuk keamanan dan kenyamanan
publik atau lainnya, dan
c. mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga lingkungan hidup didalam maupun di luar
tempat dan menghindari kerusakan atau gangguan. terhadup orang-orang atau harta benda akibat
pencemaran, kebisingan atau akibat-akibat lainnya yang timbul sebagai akibat dari metode
operasinya.

2. Kontraktor dalam hubungannya dengan pekerjaan akan menyediakan dan memelihara atas biaya sendiri
semua pelampung atau tanda-tanda lainnya, lampu, sinyal, penjagaan, pagar atau petugas jaga bila dan
dimana perlu seperti yang dikehendaki oleh pihak yang mewakili Direksi atau petugas yang diberi kuasa
untuk melindungi Pekerjaan dan juga menyediakan material-material yang berhubungan dengannya atau
untuk memberi tanda yang tepat bagi pekerjaan dibawah permukaan air atau tambatan bangunan
terapung dan kapal bantu milik Kontraktor atau bagi keselamatan dan kemudahan pelayanan atau
kepentingan umum atau lainnya.
Kontraktor akan mengganti kerugian dan tidak akan mempersalahkan Pemilik Proyek terhadap setiap
kerusakan, kerugian atau luka-luka yang diakibatkan pada pihak ketiga oleh kelalaian Kontraktor pula
didalam melengkapi penyediaan lampu atau tanda-tanda lainnya.
1.59. GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS DAN DAERAH SEKITARNYA YANG BERDEKATAN

1. Semua operasi yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan dan perbaikan terhadap
kesalahan yang terjadi, yang berkenaan dengan pemenuhan persyaratan ijin Kontrak, harus dilaksanakan
tanpa menimbulkan hal-hal yang tidak perlu dan tidak layak dengan memperhatikan :
a. kenyamanan masyarakat
b. jalan masuk, penggunaan dan pemakaian jembatan dan jalan-jalan umum atau pribadi dan jalan
setapak yang masuk atau keluar dari lokasi proyek atau harta benda baik yang dimiliki oleh Pemilik
Proyek atau pihak lainnya.
Kontraktor akan menghindarkan hal-hal yang berbahaya dan mengganti kerugian pada Pemilik Proyek
sehubungan dengan semua tuntutan, acara kerja, kerusakan, biaya, denda, dan pengeluaran apapun
yang timbul dari, atau ada hubungan dengan, semua permasalahan sepanjang menjadi tanggung jawab
Kontraktor .
2. Tanpa membatasi atau mengurangi dari ayat terdahulu, Kontraktor akan tunduk pada peraturan Pekerjaan
Umum, Bina Marga, Pemerintah Daerah, Muspika, dan lain-lain serta mematuhi perintah-perintah yang
diberikan oleh petugas yang berwenang dan berkompeten dari instansi terkait dalam hal penggunaan lalu
lintas air, jalan dan jembatan.
Pekerjaan yang dijalankan oleh Kontraktor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau menghalangi atau membahayakan pada saat pemakaian dan pekerjaan dari fasilitas
pelabuhan yang ada termasuk lalu lintas air dan jalan-jalan trafik yang ada, jembatan-jembatan yang
dilalui, kecuali sejauh yang diijinkan oleh Direksi dalam hal pelaksanaan, penyelesaian dan
pemeliharaan dari Pekerjaan.
Kontraktor harus menjamin bahwa instansi yang berwenang tidak dituntut kerugian terhadap semua
tindakan, gugatan, tuntutan, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaran yang timbul akibat dari
pekerjaan yang dilaksanakan Sub-Kontraktor yang menimbulkan halangan atau mempengaruhi lalu
lintas air, jembatan, dan jalan tersebut.
3. Kontraktor akan selalu memelihara jalan atau fasilitas umum lainnya agar tetap dalam kondisi baik
selama pelakasanaan.

1.60. KERUSAKAN YANG HARUS DIHINDARI

1. Kontraktor akan menggunakan segala cara yang wajar dalam menjaga jalan-jalan atau jembatan-
jembatan yang menghubungkan tempat atau semua jalur ke lokasi proyek dari kerusakan akibat lalu
lintas yang disebabkan oleh Kontraktor atau Sub-Kontraktor dan, secara khusus akan menyeleksi jalur
yang ada, memilih dan menggunakan kendaraan dan membatasi beban dan mendistribusi beban itu antara
kendaraan sehingga kemacetan luar biasa yang tidak dapat dielakkan yang terjadi dikarenkan
pemindahan material, bangunan, peralatan Kontraktor atau Pekerjaan sementara dari dan ke lokasi
proyek dibatasi sebanyak mungkin, sehingga jalan-jalan dan jembatan-jembatan terhindar dari keruskan
yang tidak perlu terjadi.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab dan akan membayar biaya untuk memperkuat jembatan-jembatan
atau merubah atau memperbaiki setiap jalan atau sermua jalur yang menghubungkannya dengan lokasi
proyek sebagai fasilitas bagi pergerakan peralatan Kontraktor atau Pekerjaan sementara dan Kontraktor
harus mengganti kerugian dan melindungi Pemilik Proyek terhadap semua tuntutan akibat kerusakan
setiap jalan atau jembatan akibat pengangkutan tersebut, termasuk tuntutan yang mungkin ditujukan
langsung kepada Pemilik Proyek, dan akan melakukan negosiasi dan membayar semua tuntutan yang
timbul semata-mata akibat kerusakan tersebut.
3. Diluar dari pada ayat 1, setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan atau jalur penghubung atau yang
menghubungkannya dengan lokasi proyek yang ditimbulkan sebagai akibat dari pengangkutan material
atau bangunan, oleh Kontraktor harus diberitahukan kepada Direksi dengan tembusan kepada Pemilik
Proyek, secepatnya setelah menyadari adanya kerusakan tersebut atau secepatnya setelah ia menerima
tuntutan dari pihak berwenang yang berhak mengajukan tuntutan. Berdasarkan peraturan atau
perundang-undangan bila timbul kerusakan yang terjadi sebagai akibat dari muatan material atau
bangunan, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengganti segala kerugian kepada badan yang berwenang
mengelola jalan dimana Pemilik Proyek tidak akan bertanggung jawab terhadap semua biaya, denda atau
pengeluaran yang berkenaan dengan hal tersebut. Pada kasus lain Pemilik Proyek dapat mengajukan
negosiasi dalam mencapai penyelesaikan dan membayar semua biaya sehubungan dengan tuntutan,
kelangsungan pekerjaan, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaran yang ada hubungannya dengan hal
tersebut dan membebaninya kemudian kepada Kontraktor.
4. Bila dalam pandangan Direksi sesuatu tuntutan atau bagian daripadanya, dikarenakan kelalaian dari
pihak Kontraktor dalam mengamati dan menjalankan kewajibannya berdasarkan ayat 1, maka besarnya
biaya yang ditentukan oleh Direksi setelah berkonsultasi dengan Pemilik Proyek dan Kontraktor, harus
dilunasi dan kegagalan tersebut harus ditebus Kontraktor dan pembayaran yang menjadi hak atau bakal
menjadi hak Kontraktor dan Direksi akan memberitahu Kontraktor bila penyelesaian pembayaran akan
dirundingkan, dan bila ada biaya yang akan ditarik dari Kontraktor, Pemilik Proyek akan berkonsultasi
dengan Kontraktor sebelum penyelesaian tersebut disetujui.
5. Bila keadaan Pekerjaan sedemikian rupanya, sehingga Kontraktor harus menyediakan kapal pengangkut,
maka peraturan dalam pasal ini mengenai apa yang disebut "jalan" adalah pintu air, dock, tanggul laut
atau struktur lainnya yang ada hubungannya dengan jalur lalu lintas air dan "kendaran" termasuk kapal
dan akan dirumuskan dengan peraturan-peraturan yang sesuai.

1.61. KONTRAKTOR HARUS MENJAGA KEBERSIHAN LOKASI PROYEK

Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek, bebas dari semua halangan
yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan dan kelebihan material milik
Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan segala rongsokan dan sampah yang tidak perlu dari
lokasi proyek.

1.62. PEMBUATAN SHOP DRAWING

1. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan bila :
a. Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai.
b. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan) pada
detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
c. Direksi (Pengawas) memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan konstruksi.
2. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Direksi sebelum elemen konstruksi yang
bersangkutan dilaksanakan.

1.63. PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUIlT DRAWING) DAN BUKU MANUAL
OPERASI & PEMELIHARAAN BANGUNAN.

1. Sebelum Penyerahan Pekerjaan ke I, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai
pelaksanaan yang terdiri atas:
a. Gambar Rancangan Pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
b. Shop Drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar - gambar perubahan.
2. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh persetujuan Direksi
setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
3. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan & pemeliharaan bangunan merupakan bagian
pekerjaan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan ke I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat
Penyerahan Pekerjaan ke I tidak dapat dilakukan.

1.64. PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI

1. Pembenahan / perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor Pelaksana meliputi :


a. Komponen-komponen pekerjaan pokok / konstruksi yang pada masa pemeliharnan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan
b. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan pokok yang
mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan lain
sebagainya).
2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa- sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir.

1.65. PENELITIAN DOKUMEN KONTRAK

1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan secara seksama dan
bertanggung jawab. Bila di dalam penelitian tersebut dijumpai gambar atau persyaratan pelaksanaan
yang tidak memenuhi syarat teknis yang bila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan konstruksi atau
kegagalan struktur, maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada Direksi secara tertulis, dan
menagguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh keputusan yang pasti dari Direksi.
2. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan Dokumen kontrak
tersebut, terjadi ketidak sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Direksi tanpa ganti rugi apapun
dari pihak-pihak lain.
II. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1.1. UMUM

1.1.1. Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan untuk kontrak ini akan tergantung pada jenis
dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana ditentukan dibagian-bagian
lain dari Dokumen Kontrak dan secara umum akan sesuai dengan hal-hal sebagai berikut :

a) Persyaratan Mobilisasi untuk semua Kontrak


Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan Base Camp Kontraktor dan kegiatan
pelaksanaan.
Mobilisasi dan pemasangan Peralatan Konstruksi dari suatu lokasi asalnya ketempat
yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor termasuk bila perlu kantor-
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudang- gudang dsb. Pembuatan dan
penyerahan suatu Program Mobilisasi.

b) Persyaratan Mobilisasi untuk Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi


Penyediaan dan pemeliharaan Kantor dan akomodasi staf dengan perlengkapannya
yang akan digunakan Direksi harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
Bab 1.3 dari spesifikasi umum ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor dan
menjadi bagian dari Kontrak. Gedung-gedung ini akan tetap menjadi milik Kontraktor
pada saat proyek selesai.

c) Persyaratan Mobilisasi untuk Fasilitas Pengendalian Mutu


Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan termasuk peralatan laboratorium
lapangan menjadi tanggung jawab Kontaktor dan menjadi bagian dari kontrak. Gedung
laboratorium dan peralatannya akan tetap menjadi milik Kontraktor pada saat proyek
selesai.

Bila penyediaan suatu laboratorium lapangan dan peralatannya tidak secara khusus
dinyatakan sebagai bagian dari cakupan pengadaan dari Kontrak ini, maka fasilitas
pengendalian mutu, termasuk bila perlu, fasilitas laboratorium dan pelayanan tersebut
sebagaimana diperlukan untuk memenuhi ketentuan- ketentuan pengendalian mutu dasi
Spesifikasi ini harus disediakan.

d) Persyaratan Demobilisasi untuk semua Kontrak


Pekerjaan Demobilisasi dari daerah kerja (site) yang akan dilaksanakan oleh pihak
Kontraktor pada akhir Kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-
instalasi, Peralatan Konstruksi dan peralatan dari tanah milik Pemerintah dan pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan
pada daerah kerja (site), sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum Pekerjaan
dimulai.

1.1.2. Pekerjaan yang Berhubungan yang Ditetapkan Dibagian Lain :


a) Kantor Lapangan dan Fasilitas
b) Material dan Penyimpanan
c) Pekerjaan Pembersihan
d) Pekerjaan Tanah
e) Pekerjaan Struktur

1.1.3. Perioda Mobilisasi


Mobilisasi dari seluruh pekerjaan diatas harus diselesaikan dalam waktu 60 hari terhitung
setelah tanggal mulainya pekerjaan, kecuali bahwa fasilitas atau pelayanan pengendalian
mutu harus telah terpasang dan siap digunakan dalam waktu 45 hari.

1.1.4. Pelaporan

Pihak Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi suatu Program Mobilisasi menurut
detail dan waktu yang ditentukan dalam Bab 1.2.2 dari spesifikasi ini.

Bila pekerjaan memperkuat struktur yang ada atau konstruksi jembatan darurat atau urugan
pada jalan yang berdekatan dengan proyek diperlukan untuk memperlancar gerakan dari
peralatan berat atau material Kontraktor, detail pekerjaan darurat semacam itu juga harus
diserahkan bersama-sama dengan program Mobilisasi ini.

1.1.5. Program Mobilisasi

1) Pihak Kontraktor harus menyiapkan, menyerahkan dan mendapatkan surat persetujuan


dari Pemilik perihal Program Mobilisasi dalam jangka waktu yang ditentukan diatas.
2) Program Mobilisasi disamping waktu diatas harus ditambah informasi berikut :
Lokasi dari Base Camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah terperinci
yang memperlihatkan lokasi Kantor Kontraktor, Bengkel, Gudang Material dan
Peralatan konstruksi utama, bersama dengan kantor Direksi dan Laboratorium bila
fasilitas tersebut termasuk dalam cakupan Kontrak. Rencana pengiriman Peralatan
yang menunjukkan lokasi saat ini dari seluruh peralatan yang terdaftar dalam
jadual yang dimasukkan bersama Penawaran, bersama cara pengangkutan yang
diusulkan untuk dipakai dan jadual tibanya di site. Kontraktor harus meminta
persetujuan Direksi atas setiap perubahan pada jadual peralatan dan penyediaan
staf yang telah dimasukkan bersama Penawaran. Harus membuat suatu Format Bagan
Balok yang dapat memperlihatkan kemajuan pekerjaan secara menyeluruh, dan
diperlihatkan pula setiap kegiatan-kegiatan pekerjaan mobilisasi yang utama serta
kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan pekerjaan.

1.2. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

2.1.1. Pengukuran
Pengukuran atas kemajuan Mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan atas
kemajuan pekerjaan Mobilisasi yang telah dicapai dan telah disetujui seperti diuraikan dalam
Bab 1.2.2 (2) diatas.

2.1.2. Pembayaran
Kegiatan Mobilisasi harus dibayar atas dasar Lump sum menurut jadwal pembayaran
dibawah ini, dimana dalam pembayaran ini sudah harus diperhitungkan segala biaya yang
diperlukan untuk pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan, seluruh pekerja, bahan-
bahan, perlengkapan dan kebutuhan biaya tak terduga lainnya untuk menyelesaikan
pekerjaan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini.

50% (lima puluh persen) apabila pekerjaan mobilisasi telah selesai 50% dan fasilitas
pengujian dan pelayanan laboratorium telah selesai seluruhnya dimobilisasi.
20% (dua puluh persen) bila peralatan utama telah berada seluruhnya dilapangan dan
diterima oleh Direksi.
30% (tiga puluh persen) setelah pekerjaan demobilisasi selesai seluruhnya.

Dalam hal dimana pihak kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu
dari kedua batas waktu yang ditentukan dalam Bab 1.2.1 (3) maka jumlah pembayaran yang
dapat disahkan Direksi akan menjadi persentase penuh dari harga lump sum untuk Mobilisasi
dikurangi sejumlah1% (satu persen) dari nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari
dalam penyelesaiannya sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.

Jenis Pembayaran
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
No.

1 Mobilisasi dan Demobilisasi Lump Sum

2. KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA

2.1. UMUM

2.1.1. Uraian
Dalam pekerjaan ini Kontraktor harus membangun, memperlengkapi, memasang,
memelihara, membersihkan, menjaga dan pada saat selesainya kontrak, pihak kontraktor
harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang penyimpanan,
barak pekerja dan bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek,
termasuk pengadaan kantor-kantor dan bangunan akomodasi untuk staf Direksi.

2.1.2. Pekerjaan yang Berhubungan yang Ditetapkan Dibagian Lain


(a) Mobilisasi dan Demobilisasi
(b) Material dan Penyimpanan

2.1.3. Persyaratan Umum


(a) Kontraktor harus taat terhadap Peraturan Nasional maupun Peraturan Daerah.
(b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sesuai dengan apa yang
telah disetujui dalam lokasi umum dan daerah kerja dari Program Mobilisasi seperti
diperinci dalam Bab 1.2.2 (2), dimana penempatannya harus tidak boleh lebih 5 km dari
site.
(c) Bangunan-bangunan untuk kantor dan akomodasi harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh operasi konstruksi.
(d) Gedung yang dibangun harus mempunyai kekuatan struktural yang memuaskan, tahan
cuaca dengan permukaan lantai bangunan berada diatas tanah, tinggi plafon minimum
3,0 meter dan atap bangunan menonjol 1,5 meter dari sisi luar tembok.

(e) Bangunan untuk menyimpan bahan-bahan harus diberi bahan pelindung yang bahannya
harus dipilih sedemikian rupa, sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan
mengalami kerusakan.
(f) Sesuai pilihan kontraktor, bangunan-bangunan, dapat berupa gedung yang dibuat
ditempat atau dapat berupa bangunan prefab.
(g) Kantor lapangan sementara dan gudang-gudang harus didirikan diatas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan alat-alat penyambung untuk kebutuhan pelayanan
umum.
(h) Bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan yang dipakai dalam bangunan dapat berupa
benda baru sama sekali atau bekas pakai, tapi dengan syarat harus dapat berfungsi baik,
cocok untuk tujuan pemakainya, dan tidak bertentangan dengan ketentuan
pemakaian/peraturan pemakaian.
(i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus diisi/ditimbun dan dibentuk
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling
dan harus ada jalan kerikilnya serta tempat parkirnya.
(j) Pihak kontraktor harus menyiapkan alat pemadam api yang memadai pada seluruh
camp-camp, kantor-kantor, gudang-gudang dan bangunan bengkel.

2.2. KENDARAAN UNTUK DIREKSI


Sejumlah kendaraan yang memadai, seperti ditetapkan oleh Pemilik harus disediakan oleh
kontraktor sehingga staf Direksi dapat mengawasi pelaksanaan pekerjaan selama pekerjaan
dilaksanakan.
Kendaraan-kendaraan yang disediakan untuk digunakan oleh staf Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dalam keadaan jalan dan baik dan harus dari merk dan jenis
yang sesuai untuk digunakan pada setiap kondisi lapangan pada setiap tahapan pelaksanaan
pekerjaan.
Selama masa pemakaian oleh staf Direksi, Kontraktor sepenuhnya bertanggung jawab atas biaya
operasi sehari-hari setiap kendaraan termasuk didalamnya penyediaan sopir yang baik (khusus
untuk kendaraan roda 4), biaya asuransi yang memadai, pajak kendaraan, bahan bakar dan minyak
pelumas dan pemeliharaan rutin dan perbaikan.
Kendaraan-kendaraan yang disediakan menurut Bab ini akan tetap menjadi milik kontraktor setelah
pekerjaan selesai.

2.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Bangunan dan kendaraan yang diuraikan dalam pasal ini akan dibayar menurut pembayaran Lump
Sum untuk Mobilisasi sesuai dengan Bab 1.2 dari spesifikasi ini, dimana pembayaran harus
dianggap konpensasi secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan, pengadaan, pelayanan,
memelihara pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan dan pengembalian
kendaraan tersebut setelah pekerjaan selesai.

Jenis Pembayaran
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
No.
1. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya Meter Persegi
3. PENGUKURAN DAN SETTING OUT

3.1. PENDAHULUAN
Spesifikasi ini mengatur pekerjaan pengukuran (survey) dan setting out yang diperlukan guna
penentuan titik / lokasi yang akurat selama pekerjaan utama berlangsung.

3.2. LINGKUP KERJA


Pekerjaan pengukuran dan setting out yang harus dilaksanakan meliputi antara lain :
a) Pembuatan tambahan benchmark dan survey control point yang diperlukan;
b) Melakukan pengukuran titik tempat kedudukan yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan;
c) Membuat dan menyerahkan laporan-laporan pengukuran kepada Direksi;
d) Kelengkapan pekerjaan guna mendukung terlaksananya pekerjaan pengukuran dan setting out.

3.3. KODE DAN STANDAR


Dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran dan setting out, Kontraktor harus selalu mengacu pada
code / standard dan publikasi yang lazim dipakai yang dikeluarkan oleh badan / institusi antara lain
sebagai berikut :
BAKOSURTANAL : Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional

3.4. SUBMITTAL
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengukuran dan setting out, kontraktor harus membuat rencana
kerja untuk diajukan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.
Rencana kerja yang dibuat harus mencakup penjelasan antara lain :
a) Metode pengukuran
b) Daftar alat yang akan digunakan
c) Kualifikasi dan daftar personil

3.5. PERSYARATAN UMUM

3.5.1. Tenaga Kerja


Pekerjaan pengukuran dan setting out harus dilakukan oleh pekerja yang kompeten dan
berpengalaman, yang memenuhi kualifikasi untuk menjamin terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.

3.5.2. Peralatan
1. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan kelengkapan yang diperlukan yang
memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan ini.
2. Semua peralatan dan kelengkapan yang disediakan Kontraktor harus mendapat
persetujuan dari Direksi.

3. Semua peralatan pengukuran secara periodik harus diperiksa dan dikalibrasi oleh badan /
institusi yang berwenang.

3.5.3. Akurasi Pengukuran


1. Keakuratan data pengukuran harus dalam batas-batas yang lazim dipakai.
2. Standard akurasi traverse harus memenuhi batasan yang ditentukan pada tabel 5.1.
dibawah ini.
Traverse for additional Traverse for setting
Item
fixed point out

Perbedaan azimut pada dua waktu


25 50
pengamatan

Kesalahan penutup azimut 2”0 5”0

Kesalahan penutup sudut 20 √n 30 √n

Kesalahan penutup koordinat /jarak 1 : 10,000 1 : 5,000

3. Leveling harus diukur pada 2 (dua) arah (pulang – pergi) di antara 2 (dua) titik elevasi
tetap dari basic survey loop closure dengan benchmark yang sama.
Perbedaan 2 (dua) pengukuran terhadap titik tetap tidak boleh lebih besar dari 12 mm

k , dengan K = total jarak leveling (Km).

4. Semua hitungan dan gambar untuk pekerjaan triangulasi termasuk data pengukuran harus
disimpan dengan baik oleh Kontraktor.

3.6. BENCHMARK

1. Apabila Kontraktor menggunakan benchmark yang ada di lapangan sebagai dasar pengukuran,
maka kebenaran data benchmark tersebut adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Kontraktor harus membuat kontrol point yang diperlukan untuk penetapan titik / lokasi pada
pekerjaan utama.
3. Kontraktor harus menjaga keutuhan benchmark dan kontrol point yang ada di lapangan selama
masa konstruksi.
4. Benchmark yang dibuat oleh kontraktor harus dari bahan baja galvanis atau baja tuang. Titik
tetap harus dibuat dari baut baja yang ditanam pada patok beton yang cukup stabil dan harus
mendapat persetujuan Direksi. Benchmark yang dibuat harus diberi tanda deskripsi dengan jelas.

3.7. SETTING OUT


1. Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Kontraktor harus menyerahkan kepada Proyek untuk
mendapatkan persetujuan metode dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran situasi
dan detail letak tampang melintang.
2. Pekerjaan Pengukuran harus dilakukan bersama-sama dengan pengawas pengukuran. Hasil
pengukuran harus disetujui oleh Assisten Survey dan Desain.
3. Patok-patok dan hurufnya harus dicat dengan warna sesuai dengan ketentuan Proyek dan
Petunjuk Direksi.
4. Patok-patok harus dibuat dari kayu kelas 2 dengan ukuran diameter 10 cm, dipancang ke dalam
tanah 60 cm, di atas tanah 40 cm, kecuali patok poligon dan Water Pass diameter 6 cm, dipancang
50 cm, diatas tanah 25 cm.
5. Patok As
a Untuk pekerjaan tanggul dan jetty, Kontraktor harus memasang patok-patok as sepanjang
konstruksi.
b Ukuran dari patok-patok as paling kecil harus : diameter 6 cm, panjang 75 cm dan
dipancangkan ke dalam tanah 60 cm. Patok-patok dicat dan setiap patok diberi kode nomor.
6. Patok petunjuk
a Harus dibuat patok petunjuk dari kayu kelas 2 yang dikaitkan berdasarkan patok as tanggul
dan jetty.
b Patok petunjuk untuk tanggul ditempatkan tegak lurus dengan as tanggul dengan jarak
maksimum 5 cm dari kaki luar tanggul rencana.
c Ukuran dari patok-patok petunjuk ini paling kecil harus: diamater 10 cm, panjang 100 cm, dan
dipancangkan ke dalam tanah 60 cm, dicat biru dan harus diberi keterangan- keterangan
dengan warna putih sebagai berikut :
• Nomor Patok
• Elevasi dari puncak patok
• Jarak dari as rencana
• Elevasi dari pekerjaan rencana
d Patok-patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak akan
dipindahkan atau ditimbun.

7. Profil-profil melintang tanggul rencana harus dibuat tiap 50 meter. Profil-profil harus dibuat dari
bambu utuh lurus dan dengan diameter paling kecil 40 mm dan sambungan- sambungan dikuatkan
dengan paku atau tali.Untuk pekerjaan tanggul dan jetty, Kontraktor harus melakukan setting
out dengan menempatkan patok-patok bantu pada setiap sudut dan bouw plank / papan pembantu
pada bagian-bagian yang membutuhkan.

8. Untuk pekerjaan tersebut diatas paling sedikit harus memperlihatkan :


a) Jarak patok bantu maupun papan bantu terhadap bangunan tanggul.
b) As Bangunan.
c) Elevasi rencana, pondasi, mercu bangunan.
d) Profil-profil bangunan yang berbentuk tegak, miring, maupun lengkung diperlihatkan dengan
papan-papan bantu paling sedikit 3 (tiga) tempat (Kanan, kiri, tengah).

3.8. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


3.8.1. Pengukuran
Pengukuran ulang terhadap lokasi pekerjaan akan diukur untuk pembayaran akan
merupakan jumlah satuan luas yang dapat diterima.

3.8.2. Pembayaran
Pengukuran setting out yang diukur sebagaimana ditetapkan di atas, akan dibayar pada
Harga
Penawaran per satuan pengukuran untuk jenis Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
terlihat dalam Jadual Penawaran.

Jenis Pembayaran
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
No.
1. Pengukuran dan Setting Out Meter
4. PEKERJAAN TANAH

A. UMUM
1. Sifat-sifat Lapisan Tanah
Kontraktor harus menguasai, berdasarkan semua data yang tersedia yang berkaitan dengan pekerjaan tanah
dan sifat-sifat lapisan tanah serta bahan-bahan yang akan digali dan digunakan sebagai bahan timbunan, hal-
hal sebagai berikut :
• Situasi umum di tempat pekerjaan
• Rintangan-rintangan yang ada di tempat itu
• Bentuk/susunan dari setiap dasar pantai
• Aliran air sungai
• Permukaan tanah
• Kemungkinan pengendapan Lumpur
• Material-material yang lunak
• Kemungkinan terjadinya banjir
• Lapisan tanah liat
• Pasir yang bergerak
• Kerikil dan batu
• Muka air, air tanah dan air sungai, batuan lepas atau batuan massif
• Pohon-pohon, semak-semak, kayu dan kotoran
• Rintangan dari bermacam-macam jenis dan material alami dalam bentuk apapun

2. Harga satuan
Harga Satuan yang termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus mencerminkan perkiraan kontraktor
sendiri terhadap resiko dan kemungkinan-kemungkinan suatu masalah akan timbul berkaitan dengan
pekerjaan. Segala biaya yang timbul oleh sebab tersebut akan menjadi tanggungan Kontraktor sendiri dan
tidak akan ada penyesuaian-penyesuaian terhadap harga satuan karena alasan apapun.

Dimensi, Batas dan Ketinggian Pekerjaan-pekerjaan Tanah


Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan menurut dimensi, batas dan ketinggian sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar atau ukuran dan ketinggian lain sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Dimensi dan batas yang
berdasarkan pada atau berhubungan dengan permukaan tanah, harus ditunjukkan kepada Direksi sebelum
dimulai pekerjaan tanah di suatu lokasi.
Untuk keperluan spesifikasi tersebut, penentuan ketinggian permukaan tanah asli harus mengikuti
permukaan tanah atau permukaan dasar pantai/laut sebelum memulai pekerjaan tanah.
Kontraktor harus melengkapi dan bertanggung jawab penuh untuk penetapan posisi pekerjaan-pekerjaan dan
menetapkan dalam jumlah yang memadai titik-titik tetap dan titk ikat sesui ketentuan dalam kontrak.

3. Metode Penggalian
Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan galian dalam kondisi jenis material apapun yang
mungkin akan dihadapi dan dengan suatu metode-metode atau gabungan dari beberapa metode yang menurut
pertimbangan Kontraktor yang paling cocok berdasarkan pada batasan-batasan yang ada.
Sejauh dapat dilaksanakan jalan masuk dan jalan angkut harus dibatasi pada jalan-jalan pelayanan ke tempat
kerja atau rute-rute lainnya yang telah disetujui oleh Direksi, agar supaya membatasi seminimal mungkin
gangguan terhadap penduduk di sekitar pekerjaan.

Pengangkutan Material Hasil Galian


Pengangkutan-pengangkutan material hasil galian ke tempat timbunan tanggul, urugan kembali atau
penimbunan atau pembuangan kelebihan material atau material yang tidak memenuhi syarat harus
dilaksanakan sesuai dengan jadual yang telah disetujui untuk operasi pekerjaan tanah.
Kontraktor harus mengangkut material melalui rute yang paling sesuai antar tempat penggalian dan tempat
penimbunan atau tempat pembuangan material untuk membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap
penduduk di sekitar lokasi kerja.
Pembuangan Bahan Hasil Galian
Bahan hasil galian yang menurut pendapat direksi memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan
timbunan tanggul, urugan kembali dapat diangkut langsung ke tempat tujuan akhir atau “stock pile” atas
persetujuan Direksi.

Bahan hasil yang tidak memenuhi syarat atau kelebihan material hasil galian harus dibuang ke tempat
pembuangan yang telah disetujui Direksi. Kontraktor harus merapikan dan meratakan permukaan timbunan
tanah buangan yang tidak beraturan pada profil ketinggian dan permukaan yang telah disetujui oleh Direksi.
Kontraktor juga harus memelihara secara terus menerus aliran air yang diakibatkan oleh puncak-puncak
timbunan/urugan tanah

4. Galian Tanah
Lingkup
Pekerjaan galian tanah permukaan harus terdiri dari pembuangan semua bahan-bahan organik seperti rumput-
rumputan, tanah permukaan dan akar-akar dari area dimana pekerjaan timbunan akan dikerjakan. Pekerjaan
galian tanah permukaan harus dilaksanakan sampai pada kedalaman dan batas area sebagaimana ditunjukkan
pada gambar atau sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi. Semua hasil galian tanah permukaan kecuali yang
mungkin akan dipergunakan atau dicadangkan sesuai dengan perintah Direksi, harus dibuang dengan cara
sebagaimana diterangkan untuk tanah-tanah yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan kembali tanah
permukaan yang harus digali harus 20 cm, kecuali telah ditetapkan lain yang ditunjukkan dalam gambar atau
ditentukan oleh Direksi.

Toleransi untuk Pekerjaan Perapihan


Permukaan-permukaan yang digali harus dirapikan sampai pada batas-batas permukaan-permukaan
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sampai pada batas-batas permukaan-permukaan lain yang
mungkin ditentukan oleh Direksi. Tampang lintang pekerjaan galian yang sudah selesai dilaksanakan harus
memenuhi toleransi berikut :
a) Kelebihan kedalaman galian pada saluran/palung 500 mm
b) Kekurangan kedalaman galian pada saluran/palung 0 mm
c) Kelebihan lebar galian pada saluran/palung 500 mm
d) Kekurangan lebar galian pada saluran/palung 0 mm

Galian yang Melampaui Batas yang Ditentukan


Dalam hal terjadi kelebihan tanah galian, yang disebabkan oleh atau alasan apapun, kecuali karena
diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus, dengan biaya sendiri, memperbaiki galian sampai batas dan
ketinggian yang diperlukan, dengan material yang disetujui dan dengan cara yang disetujui oleh Direksi.

Apabila kelebihan galian tidak mengganggu keindahan, Direksi akan melakukan kebijaksanaan tidak
menuntut untuk memperbaiki kelebihan galian tersebut.

Inspeksi dan Survei


Kontraktor akan mengukur pekerjaan yang sedang berjalan /dilaksanakan dengan cara dan disaksikan oleh
Direksi atau Wakilnya.
Direksi akan melakukan pemeriksaan terhadap kemajuan pekerjaan dan pengukuran pekerjaan yang sudah
diselesaikan dengan dibantu oleh Kontraktor yang harus menyediakan transportasi, pekerja-pekerja,
material-material dan lain-lain yang diperlukan untuk digunakan oleh Direksi.

5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah meter kubik dari pekerjaan galian
dan timbunan yang telah tersedia dan dipasang dilapangan sesuai gambar dan disetujui oleh Direksi.

2. Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditentukan diatas harus dibayar pada Harga Penawaran per
satuan pengukuran, untuk Jenis Pembayaran sebagaimana terlihat dibawah dan didalam Jadwal
Penawaran, pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan-bahan,
tenaga kerja, peralatan, alat-alat untuk persiapan, penanganan, penempatan dan pemeliharaan dari
pekerjaan galian dan timbunan dan untuk semua jenis dan biaya-biaya lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan dengan memuaskan.

Jenis Pembayaran Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran


No.
1. Pekerjaan Galian Meter Kubik

2. Pekerjaan Timbunan Meter Kubik


5. PEKERJAAN PEMASANGAN CERUCUK

5.1. Lingkup Pekerjaan


Penyedia Jasa harus mengerjakan pemasangan cerucuk kayu bulat Ø 7 – 10 cm pada sepanjang jalur
rencana pondasi bangunan dengan ketentuan disesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi.
5.1.1 Bahan.

Cerucuk yang digunakan adalah cerucuk kayu bulat yang lurus mempunyai Ø 7–10 cm dan
panjang 2 m, dengan bahan kayu yang berkualitas baik.

5.1.2 Pelaksanaan

• Pelaksanaan pekerjaan pemasangan cerucuk harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang
tertera dalam gambar dan petunjuk Direksi. Bahan yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari Direksi sebelum dipasang pada tempatnya.
• Pemasangan dilakukan dengan pemancangan sampai tidak masuk lagi, sesuai gambar. Seluruh
permukaan tiang cerucuk dibuat datar/rata sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan.

5.2 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


5.2.1 Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah buah dari pengadaan dan
pemasangan cerucuk yang telah tersedia dan dipasang dilapangan sesuai gambar dan
disetujui oleh Direksi.

5.2.2 Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditentukan diatas harus dibayar pada Harga
Penawaran per satuan pengukuran, untuk Jenis Pembayaran sebagaimana terlihat dibawah
dan didalam Jadwal Penawaran, pembayaran mana akan merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan semua bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat untuk persiapan,
penanganan, penempatan dan pemeliharaan dari pemasangan cerucuk dan untuk semua
jenis dan biaya-biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dengan
memuaskan.

Jenis Pembayaran Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran


No.
1. Pemasangan kayu cerucuk buah
6. PEKERJAAN MATRAS KAYU

6.1. Lingkup Pekerjaan


Penyedia Jasa harus mengerjakan pemasangan matras kayu pada sepanjang jalur rencana pondasi
bangunan dengan ketentuan disesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi.
6.1.1 Bahan.
Matras Kayu yang digunakan adalah matras yang terbuat dari kayu bulat yang lurus, dengan
bahan kayu yang berkualitas baik.

6.1.2 Pelaksanaan
• Pelaksanaan pekerjaan pemasangan matras kayu harus dikerjakan sesuai dengan ukuran
yang tertera dalam gambar dan petunjuk Direksi. Bahan yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari Direksi sebelum dipasang pada tempatnya.
• Pemasangan dilakukan dengan membentangkan matras di atas kayu cerucuk, sesuai gambar.
Seluruh permukaan matras kayu dibuat datar/rata sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan.

6.2 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


6.2.1 Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah buah dari pengadaan dan
pemasangan matras kayu yang telah tersedia dan dipasang dilapangan sesuai gambar dan
disetujui oleh Direksi.

6.2.2 Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditentukan diatas harus dibayar pada Harga Penawaran per
satuan pengukuran, untuk Jenis Pembayaran sebagaimana terlihat dibawah dan didalam Jadwal
Penawaran, pembayaran mana akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua
bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat untuk persiapan, penanganan, penempatan dan
pemeliharaan dari pemasangan matras kayu dan untuk semua jenis dan biaya-biaya lain yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dengan memuaskan.

Jenis Pembayaran
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
No.
1. Pemasangan matras kayu M2
7 PENGADAAN DAN PEMASANGAN GEOTEXTILE

7.1 UMUM
Penyedia jasa harus mengerjakan dan menempatkan lapisan geotextile seperti yang tertera pada gambar
atau ditentukan oleh Direksi.

7.2 BAHAN
Bahan geotextile yang digunakan harus memenuhi persetujuan dari direksi.

7.3 PELAKSANAAN

1. Pembersihan lokasi dari benda-benda tajam dan benda lainnya yang dapat mengganggu proses
pemasangan goetextile

2. Dalam tahap penggelaran yang harus dilakukan adalah geotextile harus digelar di atas tanah dalam
keadaan terhampar tanpa gelombang atau kerutan. Dan pada lahan yang luas pemasangan
geotextile dapat dilalukan secara fleksibel (melintang atau memanjang)

3. Geotextile dapat dipotang terlebih dahulu di tempat yang memungkinka, hal ini bertujuan untuk
lokasi yang sulit untuk dilakukan pemotongan dan penyambungan

4. Penyambungan geotextile yang satu ke lainnya dapat di lakukan dengan cara saling melewati
(overlap) atau dengan cara di jahit (sewn).

5. Dengan metode overlap, jarak minimal yang overlapnya adalah 30cm-100cm, langkah ini
tergantung dengan kondisi tanggul dan teknik pelaksanaan

6. Penjahitan panel goetextile dapat dilakukan di lapangan menggunakan mesin jahit portable
atau menggunakan tenaga generator.

7. Penjahitan di lapangan biasanya memerlukan tiga sampai empat pekerja, panel yang belum
di jahit dapat disiapkan di gudang dalam berbagai macam panjang dan lebar yang di perlukan.

8. Sesudah geotextile selesai di sambung dan rapih, langkah selanjutnya adalah menebar dan
menempatkan material timbunan yang sudah di pilih untuk di letakan di atas geotextile.

9. Penempatan material timbunan dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan material,
sehingga lapisan geotextile tidak tergilas langsung oleh roda truk pengangkut agregat maupun alat
berat yang kita gunakan untuk meratakan karena dapat merusak lapisan geotextile.

10. Ketebalan material timbunan disesuikan dengan perencanaan yang di buat sebelumnya.

11. Material timbunan kemudian diratakan, dapat menggunakan alat berat, dozer, dll. Jika lapisan
agregat tipis, sebaiknya alat berat jangan berlalulalang di atasnya, khawatir dapat merusak lapisan
geotextile

12. Semua pemasangan geotextile termasuk penghamparan dan penyambungannya harus sesuai
gambar atau menurut petunjuk Direksi.

7.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

7.4.1 Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah meter persegi dari pengadaan
dan pemasangan Geotextile t = 2 mm yang telah tersedia dan dipasang dilapangan sesuai gambar
dan disetujui oleh Direksi.
7.4.2 Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditentukan diatas harus dibayar pada Harga Penawaran
per satuan pengukuran, untuk Jenis Pembayaran sebagaimana terlihat dibawah dan didalam
Jadwal Penawaran, pembayaran mana akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
semua bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat untuk persiapan, penanganan, penempatan
dan pemeliharaan dari Geotextile t = 2 mm dan untuk semua jenis dan biaya-biaya lain yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dengan memuaskan.

Jenis Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
No.
Pengadaan dan Pemasangan
1 Meter Persegi
Geotextile t = 2 mm
8 PEKERJAAN STRUKTUR

8.1 PEKERJAAN BETON

A. UMUM
1. Ketentuan Umum
Spesifikasi ini meliputi semua pekerjaan beton bertulang maupun beton tidak bertulang, untuk pekerjaan
Seawall dan Tanggul Laut. Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan beton mulai dari material, proses
pembuatan serta cara pengujiannya harus mengikuti persyaratan-persyaratan dan standar yang terdapat
dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 NI-2 atau Pedoman Beton 1989 SKBI
1.4.53.1988, sepanjang tidak diatur lain dalam spesifikasi ini.
Apabila ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh PBI 1971 NI-2 atau PB 1989 SKBI - 1.4.53.1988, maka
peraturan atau standard internasional yang umum dipakai bisa digunakan. Apabila terjadi kontradiksi,
maka ketentuan yang menguntungkan proyek yang diambil.

2. Pelaporan
Sebelum mulai melakukan pekerjaan beton, Kontraktor harus mengajukan usulan rencana campuran
(mix design) kepada Direksi Pengawas/Ahli Teknik sebagai bahan pertimbangan dan persetujuan.
Laporan hasil-hasil pengujian juga harus diserahkan kepada Direksi Pengawas/Ahli Teknik untuk dikaji
ulang. Penyerahan laporan hasil pengujian tersebut tidak membebaskan Kontraktor dari kewajibannya
untuk mengintrepretasikan hasil-hasil pengujian dan melakukan koreksi serta penyesuaian terhadap
konstruksi maupun rencana campurannya (mix design). Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
dimulainya pekerjaan beton, Kontraktor harus menyerahkan laporan mengenai sumber-sumber material
yang diusulkannya serta laporan atau sertifikat pengujian kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Apabila diminta oleh Direksi Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan contoh material
yang diusulkannya.
Paling lambat 6 (enam) minggu sesudah dimulainya pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan draft
usulan metode pengendalian mutu beton kepada Direksi Pengawas/Ahli Teknik sebagai bahan diskusi
dan persetujuan. Laporan final metode pengendalian mutu tersebut harus diserahkan paling lambat 2
(dua) minggu setelah mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas metode
yang diusulkan serta hasil-hasil pekerjaannya.

B. SEMEN
1. Sumber Bahan-Bahan
Bahan semen yang digunakan merupakan type I sesuai dengan SKSNI S 04-1989-F, berasal dari satu
sumber yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas / Ahli Teknik.

2. Jenis Semen
Semen Type I harus sesuai dengan standard Indonesia SKSNI S-04-1989 F atau ASTM C150-94. Jenis
semen yang mempunyai sifat cepat mengeras atau mempunyai sifat ekstra cepat mengeras, juga yang
mempunyai kadar calcium chloride TIDAK BOLEH DIGUNAKAN.
3. Semen Alternatif
Direksi Pengawas dapat mempertimbangkan usulan jenis semen yang sama yang memenuhi Standar
Nasional atau jenis semen lain yang mempunyai karakteristik yang bisa dipertimbangkan untuk dapat
digunakan, setiap persetujuan untuk Kontraktor yang mengajukan alternatif tidak akan ada
TAMBAHAN biaya. Setiap usulan yang mengacu pada pasal ini harus dilampiri dengan spesifikasi
lengkap termasuk cara-cara/pengujian, disampaikan kepada Direksi Pengawas rangkap 3 (tiga).

4. Pemasokan
Direksi Pengawas harus selalu diberitahu tentang setiap kedatangan semen, dan setiap kedatangan
harus disertai sertifikat pabrik pembuat yang disatukan dengan dokumen pengiriman yang mana
menyatakan jumlah semen yang datang, nama, serta alamat pabrik pembuat semen tersebut.

5. Persediaan Semen
Untuk menjamin kelancaran serta kemajuan pelaksanaan, kesinambungan (kontinuitas) persediaan
semen di lapangan dari waktu ke waktu harus tetap dijaga. Tidak ada semen yang dipergunakan untuk
pekerjaan tanpa persetujuan dan memuaskan Direksi Pengawas/Ahli teknik.

6. Penyimpanan Semen
Semen mungkin bisa dipasok dalam keadaan curah sehingga memerlukan silo sebagai gudang
semen curah. Semen yang disimpan dalam silo harus terlindung dari hujan, kelembaban dan embun.
Seluruh lubang untuk bongkar muat pada silo harus benar-benar terlindung. Perlengkapan aerasi dari
silo harus disediakan untuk mencegah dan menjaga kelembaban yang ada. Bila semen tidak dalam
bentuk curah, maka Kontraktor harus menyediakan gudang tertutup dengan ventilasi sebaik-baiknya.
Desain gudang harus disetujui Direksi Pengawas.
Ukuran gudang harus dibuat cukup besar untuk menyimpan persediaan yang menjamin
kesinambungan (kontinuitas) pekerjaan. Semen harus dilindungi sebaik-baiknya terhadap cuaca dan
kelembaban serta ditumpuk diatas alas yang betul-betul kedap air serta paling sedikit 30 cm diatas
tanah. Tumpukan semen tidak diperkenankan melampaui ketinggian 2 meter.
Jenis semen lain harus disimpan secara terpisah. Jenis semen yang serupa tetapi berbeda tanggal
sampainya di lapangan, agar ditumpuk sedemikian sehingga mudah dikenal dan dibedakan. Semen-
semen harus diatur sedemikian rupa sehingga semen-semen yang datang terlebih dulu dalam gudang,
bisa dipakai terlebih dulu.

7. Pemilahan Jenis Semen


Tidak diperkenankan mencampur berbagai-bagai type semen, atau menambah campuran untuk
mempercepat pengerasan dan sebagainya, kecuali diijinkan oleh spesifikasi atau oleh Direksi
Pengawas/Ahli Teknik.

8. Laporan Bulanan
Kontraktor harus membuat laporan bulanan kepada Direksi Pengawas yaitu pada tanggal sehubungan
dengan tanggal penagihan/pembayaran, mengenai jumlah semen yang diterima di lapangan dan
pemakaian semen pada bulan itu, serta sisa persediaan pada akhir bulan itu.

C. AGREGAT

1. Umum
Agregat halus dan kasar untuk semua mutu beton harus memenuhi Standard Industri Indonesia SII-
0052-80 atau harus memenuhi ketentuan ASTM C33-93 “Standard Specification for Concrete
Aggregates”.
Agregat tersebut harus keras, kuat ,awet dan bersih tidak tercampur bahan-bahan humus, karang,
serpihan mika, bahan organik, alkali atau bahan-bahan sampah dan lumpur yang dapat mempengaruhi
kekuatan dan keawetan dari beton, atau mempengaruhi tulangan beton.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% sedang agregat kasar tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,060 mm. Apabila kadar lumpur lebih besar dari
ketentuan yang diatas maka agregat harus dicuci.

2. Derajad Ukuran Butir/Grading


Untuk beton, agregat kasar harus memenuhi persyaratan derajad ukuran butir (grading) sesuai
dengan SKSNI S-04-1989 F yaitu : 5 mm - 40 mm. Derajad ukuran butir dari agregat halus harus
memenuhi standard ASTM C33-93, atau SKSNI S-04-1989-F, kecuali Direksi Pengawas
menyetujui derajad ukuran yang lain sebagai hasil dari test dan percobaan mutu beton.
Perbedaan derajad ukuran butir (grading) antara agregat kasar mungkin diijinkan setelah diadakan
test dan percobaan campuran beton dan disetujui Direksi Pengawas, tetapi untuk batu pecah halus
dipersyaratkan untuk memenuhi derajad ukuran untuk mutu beton yang ditetapkan.

3. Pencucian Agregat
Setiap agregat yang kotor harus dibersihkan dengan mencuci secara mekanis dalam air yang bersih
oleh Kontraktor untuk menghilangkan lempung, debu, lumpur dan sebagainya.

4. Perbandingan Agregat
Agregat halus dan agregat kasar, masing-masing harus diadakan pengukuran dalam suatu
perbandingan sesuai dengan masing-masing mutu beton yang di-persyaratkan / mix desain yang dipakai.
Derajad ukuran masing-masing dan derajad ukuran campuran harus atas persetujuan Direksi
Pengawas.

5. Penumpukan Agregat
Kontraktor secara terus-menerus harus melihat dan mengamati tempat penumpukan agregat, jumlah
setiap jenis dan ukuran dari agregat, apakah masih mencukupi atau kurang untuk menjamin
kelangsungan dan kelancaran pekerjaan. Setiap jenis dan derajad butiran dari agregat harus ditumpuk
dalam kotak-kotak berlantai beton cor atau dari bahan lain yang cukup kemiringannya untuk
mengalirkan genangan air.
Agregat basah yang tiba di lapangan harus ditumpuk dan dibiarkan selama 24 jam, untuk meyakinkan
apakah agregat tersebut cukup kering untuk dapat digunakan sebagai bahan beton. Selama cuaca hujan
terus-menerus, kotak-kotak tumpukan agregat harus ditutup dengan kain terpal atau bahan penutup lain
yang disetujui Direksi Pengawas. Agregat kasar dan halus harus ditimbun pada tempat-tempat terpisah
agar memudahkan pelaksanaan pengawasan oleh Direksi.

D. AIR
1. Persyaratan Mutu Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan beton harus memenuhi ketentuan yang ada pada SKSNI S-04-1989
F. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan yang bisa merusak beton dan / atau baja tulangan. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum, kecuali air yang berasal dari PDAM, maka
sebelum dipakai untuk pekerjaan beton air harus diperiksa atau diuji apakah sesuai atau tidak dengan
ketentuan yang ditetapkan pada SKSNI S-04-1989 F. Bila terdapat keragu-raguan mengenai air,
disarankan untuk memeriksakan air tersebut ke laboratorium pemeriksaan air bersih (air minum), untuk
mengetahui sampai berapa jauh kandungan air tersebut terhadap bahan-bahan atau zat-zat yang merusak
beton dan/atau baja tulangan.
Apabila pada pemeriksaan contoh air seperti disarankan di atas tidak dapat dilaksanakan, maka dalam
hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan tekan
mortar semen + pasir dengan memakai air itu dan dengan memakai air suling. Air tersebut dapat
dianggap dipakai, bila kekuatan tekan mortar dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari minimal
adalah 90 % dari kekuatan tekan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama, sesuai dengan
ketentuan SKSNI S-04-1989 F.
Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton ditentukan dengan ukuran berat dan
harus dilakukan setepat-tepatnya terutama untuk beton dengan nilai f’c > 30 Mpa, sesuai dengan SKSNI
S-04-1989 F .
E. MUTU BETON

1. Mutu Beton
Mutu dan kelas beton yang dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi standard PBI 1971 NI-2,
SK SNI T-15-1991-03 atau memenuhi ASTM. Mutu dan kelas beton yang mengacu pada PBI 1971 NI-
2 adalah mutu K = 350.
Sebelum pembuatan campuran tersebut, harus diadakan suatu rencana campuran (mix design) untuk
mendapatkan keyakinan akan tercapainya mutu beton yang diharapkan. Campuran beton kedap air
harus sedemikian rupa agar kedap air dapat dicapai tanpa mengandalkan material lain. Beton kedap air
tersebut harus dapat dibuktikan sesuai dengan persyaratan yang ada pada SK SNI S - 36 - 1990 - 03,
untuk air agresif kuat.
Pembuatan campuran beton dengan mutu dan kelas tersebut harus dibawah pengawasan yang ketat
dari Kontraktor. Maksud pengawasan ketat adalah terhadap mutu dan jenis agregat halus dan kasar serta
terhadap agregat campuran.
Rencana campuran (mix design) dan hasil dari pengujian kubus di laboratorium untuk 7 hari dan 28
hari harus dilaporkan kepada Direksi Pengawas jauh sebelum setiap kali akan diadakan pekerjaan
pengecoran.

2. Bahan Campuran Tambahan (Admixtures)


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki sifat suatu
campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan campuran
tambahan tersebut harus disetujui terlebih dulu oleh Direksi Pengawas. Manfaat bahan campuran
tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil pengujian dengan menggunakan jenis semen dan agregat
yang sama dengan jenis semen dan agregat yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan beton yang
sesungguhnya (permanen).
Kalsium Chlorida atau bahan campuran tambahan yang mengandung chlorida tidak boleh dipakai.
Fly ash atau pozolan lainnya yang dipakai sebagai bahan campuran tambahan harus memenuhi standard
ASTM C618-94a : “Specification for Fly ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for use as Mineral
Admixtures in Portland Cement Concrete” atau memenuhi standard SKSNI S 15-1990 F.
Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur atau untuk
menambah workability beton dapat digunakan sepanjang memenuhi standar ASTM C494 - 92 “
Standard Specification for chemical Admixtures for concrete” atau memenuhi standard umum Bahan
Bangunan Indonesia.

3. Kelecekan (Workability)
Beton dibuat cukup kelecakan (workability) dan konsistensinya, sehingga memungkinkan
pengerjaan beton (pengecoran,percobaan,pemadatannya) secara mudah ke dalam acuan dan sekitar
tulangan serta sudut-sudut acuan, sehingga tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air secara berlebihan. Faktor air semen sejauh mungkin minimum, karena hal ini
berhubungan dengan pekerjaan pemadatannya dengan alat yang dipersyaratkan.
Bila jenis, derajad butiran dan perbandingan agregat dalam campuran telah disetujui, percobaan-
percobaan harus dilakukan untuk faktor air semen minimal dan Kontraktor akan terikat oleh hal itu.
Faktor kepadatan akan ditentukan sesuai dengan standar BS 1881. Bila nilai optimal telah ditentukan
dan Direksi Pengawas telah menyetujui campuran tersebut untuk dapat dipakai, maka nilai harus
dipertahankan dalam batas toleransi + 0.03. Selain itu pengujian slump sesuai dengan standar PBI 1971
NI-2 akan dipakai bila rata-rata slump dari beton itu sedemikian ditentukan adalah sama atau lebih besar
dari yang tertera dalam Tabel 2.1.
Dalam hal ini slump harus dipertahankan dalam batas toleransi 25 mm dari optimal yang disetujui
oleh Direksi Pengawas. Apabila Kontraktor berkeinginan merubah dengan jenis agregat lain dan
perobahan itu telah disetujui Direksi Pengawas, maka prosedur tersebut di atas untuk menentukan
minimum faktor air semen harus diulangi.

4. Pengukuran Bahan-Bahan Beton


Sesuai dengan SKSNI T-15 - 1991 - 03 pada saat pencampuran bahan-bahan beton, harus diadakan
pengukuran berat masing-masing (SKSNI T-15-1991-03), dengan peralatan untuk mencampur yang
telah disetujui, yang dapat mengukur berat semen secara teliti sampai + 1% dan berat agregat secara
teliti sampai + 2% .
Ketelitian itu justru dibuat untuk berat air yang dikandung di agregat, sehingga jumlah sebenarnya
yang ditambahkan pada adukan bila perlu disesuaikan. Bila semen tersedia dalam kantong-kantong,
pencampuran untuk berbagai-bagai mutu dan kelas dari beton, spesi/adukan atau grout, harus dibuat
perbandingan sedemikian untuk menghindari perlunya membagi isi dari kantong.

5. Alat Pencampur Beton


Alat pencampur beton harus sesuai dengan jenis dan kapasitasnya, serta desainnya harus sesuai
dengan tujuan yang bersangkutan. Peralatan ini harus dilengkapi dengan alat pendingin air dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
Beton harus diaduk dalam alat pengaduk beton (concrete mixer), jenis dan kapasitasnya harus
disetujui Direksi Pengawas dan harus sesuai dengan ketentuan pada PBI 1971 NI-2 atau SKBI
1.4.53.1988. Semua alat pengaduk beton harus mengacu kepada manual pabrik pembuat dan waktu
pengadukan (setelah semua bahan-bahan beton di-dalam mixer) adalah minimal 1.5 menit sesuai dengan
ketentuan pada PBI 1971 NI-2 atau SKBI 1.4.53.1988. Waktu pengadukan harus ditambah jika tidak
didapatkan hasil adukan yang merata dan warna yang seragam. Pengadukan yang berlebih-lebihan dan
membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsisten beton yang dikehendaki, tidak
diperbolehkan. Beton tidak boleh dicampur atau diaduk hanya dengan tangan (Hand Mixing).

6. Prosedur Pengujian Silinder


Contoh beton untuk bahan pengujian harus diambil dan dibuat serta diuji atas petunjuk Direksi
Pengawas/Ahli Teknik. Jumlah benda uji yang diambil pada setiap pengecoran pada prinsipnya harus
sesuai dengan ketentuan PBI 1971 Pasal 4.7 atau bila ditentukan lain oleh Direksi Pengawas/Ahli

Teknik. Jika volume pembetonan < 60 m3 maka ketentuan yang berlaku sesuai pada PBI 1971 NI-2
pasal 4.7.
Direksi Pengawas akan memvariasi jumlah kubus untuk setiap kelas dan mutu beton, bila diperlukan
diadakan pengujian tambahan. Kubus-kubus beton harus dicuring oleh Kontraktor dan kemudian
diangkut ke laboratorium untuk dilaksanakan pengujian.
Agar dalam waktu yang singkat sudah ada gambaran tentang mutu dari beton dalam pelaksanaan,
maka disarankan untuk membuat 3 (tiga) kubus diuji untuk diuji pada umur 3 (tiga) hari dan 3 (tiga)
kubus untuk diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan 3 (tiga) kubus lainnya diuji setelah berumur 28 hari.
Hasil pemeriksaan benda uji ini dengan mengacu pada pasal 4.1 ayat 4 PBI 1971 NI-2, dapat dijadikan
dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan dalam campuran beton dan/atau cara
pelaksanaan. Sebagai penilaian yang menentukan bagi mutu beton tetap harus diambil berdasarkan
pemeriksaan benda-benda uji pada umur 28 hari. Kubus beton tersebut harus diberi tanda dengan nomor
kontrak khusus pekerjaan bersangkutan, nomor seri dan tanggal pengecoran. Prosedur pengujian dari
kubus beton tersebut harus mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI-2. Hal lain diluar ketentuan
diatas mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI-2 Bab 4.

7. Pengujian Contoh Beton Dari Pekerjaan Beton Yang Sudah Mengeras


Dalam hal dimana kualitas pekerjaan beton dianggap mencurigakan oleh Direksi Pengawas, dimana
hasil uji kubus beton seperti disyaratkan di pasal 1 belum dapat memuaskan sesuai dengan pasal 1, maka
apabila pengecoran beton belum selesai, pengecoran harus segera dihentikan dan dalam waktu singkat
harus diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstitusi yang kekuatan betonnya meragukan itu
untuk memeriksa kekuatan beton yang benar-benar terjadi.
Untuk itu Direksi Pengawas dapat memerintahkan pengujian mutu dengan palu beton atau dengan
pengambilan spesimen bor inti (core drilled) berbentuk silinder dengan diameter nominal 150 mm dan
tinggi disarankan 300 mm yang diambil (dibor) dari bagian konstruksi yang meragukan itu. Metode
pengambilan dan pengujian spesimen bor inti tersebut mengacu pada ASTM C42 “ Method of Obtaining
and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete”. Dalam hal ini harus diambil minimum 3
(tiga) buah spesimen bor inti pada bagian konstruksi yang mutunya meragukan itu. Alat-alat tes palu
beton serta pemotong beton dan cara untuk mengerjakannya harus disediakan oleh Kontraktor, agar
Direksi Pengawas dapat terlebih dulu memeriksa sebelum pengujian, dan semua peralatan dan pengujian
yang diperlukan harus mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI-2, ASTM C42 atau standar lain
yang relevan.
Apabila dalam masa layannya bagian beton dalam struktur tersebut akan selalu kering, maka
spesimen inti yang didapatkan harus dikering udarakan (temperatur antara 15° C hingga 30° C,
kelembaban relatif kurang dari 60%) selama 7 (tujuh) hari sebelum diuji tekan dan harus diuji dalam
keadaan kering. Bila bagian beton tersebut ternyata pada masa layannya lebih dari sekedar basah
permukaan saja, maka spesimen bor inti tersebut harus direndam di dalam air minimal selama 40 jam
dan kemudian diuji dalam keadaan basah.

Beton yang diwakili oleh hasil uji bor inti harus dianggap secara struktural cukup bila rata-rata kuat
tekan dari ketiga spesimen bor inti tersebut paling kurang sama dengan 85% dari f’c (kuat tekan silinder)
seperti yang disyaratkan pada pasal 2.27 dan tidak satupun dari spesimen bor inti tersebut mempunyai
kekuatan tekan kurang dari 75% f’c. Untuk memeriksa akurasi dari hasil pengujian bor inti, lokasi yang
diwakili oleh kuat tekan spesimen bor inti yang tidak menentu (eratik) boleh diuji ulang.
Bila kekuatan spesimen silinder yang diambil dari pekerjaan beton yang sudah mengeras tersebut
kurang dari kekuatan beton minimum yang dipersyaratkan pada PBI 1971 NI-2 pasal 4.8, atau bila
menurut pendapat Direksi Pengawas beton tersebut gagal memenuhi persyaratan yang ditentukan dan
beton pada bagian pekerjaan yang diambil contohnya itu dianggap tidak memenuhi spesifikasi, maka
dapat diperintahkan pada Kontraktor untuk mengadakan percobaan pembebanan langsung sesuai
dengan ketentuan yang ada pada Bab 21. PBI 1972-NI-2, dengan semua biaya ditanggung oleh
Kontraktor. Hal lain diluar ketentuan diatas mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI-2 Bab 4,
SKBI-1.4.53.1988 atau peraturan lain yang relevan.

8. Gagal Memenuhi Persyaratan Yang Ditentukan


Bila persyaratan yang ditentukan belum dapat dipenuhi, Kontraktor harus segera memperbaikinya
seperti yang diperintahkan Direksi Pengawas. Sebelum melanjutkan pekerjaan pembetonan, Kontraktor
harus minta persetujuan Direksi Pengawas mengenai rincian dari kegiatan yang diusulkan untuk
meyakinkan bahwa beton yang akan dicor untuk pekerjaan itu telah sesuai dengan spesifikasi.

9. Catatan/Rekaman
Rekaman semua pekerjaan pembetonan tentang mutu dan kelas beton dari semua hasil pengujian
kubus beton, inti atau spesimen yang diambil dari pekerjaan beton yang sudah mengeras, harus disimpan
baik-baik oleh Kontraktor. Salinan (copy) dari rekaman tersebut harus disampaikan kepada Direksi
Pengawas.

10. Spesi/Adukan dan Spesi Semen (Semen Grout)


Adukan dan spesi semen (cement grout) harus dari susunan semen portland type I dan pasir yang

disetujui dan harus dicampur dalam perbandingan berdasarkan contoh bahwa 50 kg semen dan 0.07 m3
pasir memberikan perbandingan 1 semen : 2 pasir.
Jumlah air yang digunakan dalam campuran harus disetujui Direksi Pengawas dan harus seminimal
mungkin untuk maksud tersebut. Spesi semen (cement grout) harus dicampur sedemikian sehingga
berbentuk koloid dalam jenis alat pencampur koloidal.

11. Peralatan Beton Yang Siap Di Lapangan


Pada waktu pelaksanaan pekerjaan beton yang terus-menerus, Kontraktor harus selalu mengusahakan
kesiapan peralatan beton di lapangan, seandainya terjadi kerusakan/ kemacetan dalam alat pencampur
beton, pengangkutan, pengecoran dan pemadatan beton, maka Kontraktor karus menyiapkan
penggantinya dan harus dapat segera dioperasikan agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
F. BETON SIAP PAKAI (READY MIXED CONCRETE)

1. Bahan-Bahan Harus Sesuai


Pemakaian beton siap pakai (Ready mixed concrete) seperti yang ditentukan dalam standard ASTM
C94-94, penggunaannya harus dengan persetujuan Direksi Pengawas dan harus sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam spesifikasi tersebut.

2. Pengangkutan
Beton harus diangkut dalam suatu truk alat pengaduk beton (mixer truck). Bila menggunakan truck
mixers, maka mixers tersebut harus terus-menerus berputar. Kecuali Direksi Pengawas menyetujui lain maka
truk pengangkut adukan, mengaduk dan mengecor dari alat itu harus sesuai dengan persyaratan standard
ASTM C94-94 dan pengadukan harus terus-menerus dengan kecepatan perputarannya mengacu pada
standard ASTM C94-94.

3. Pemberian Air Di Lapangan


Bila digunakan truk adukan beton, air harus diukur dan dituangkan di lapangan dibawah pengawasan.
Pemberian tambahan air dilarang pada beton yang sudah diaduk dan siap untuk dicor.

G. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN

1. Persiapan Pembetonan
Sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, baja tulangan dan cetakan beton harus dibersihkan dari
kotoran termasuk sisa-sisa beton dari pengecoran sebelumnya, (baja tulangan baru yang telah berkarat
harus dibersihkan dengan cara Sand Blasting) Semua cetakan beton, penguat cetakan, asas kelurusan
dan sebagainya harus diperiksa dan diteliti, ruangan dimana beton akan dicor harus sebersih-bersihnya.
Lobang-lobang antara sambungan cetakan atau disudut-sudut cetakan harus ditutup dengan material
yang disetujui Direksi Pengawas.
Bagian dalam cetakan harus dilapisi dengan bahan yang disetujui untuk menghindari pelekatan beton
pada dinding cetakan dan dijaga agar bahan lapisan itu tidak menempel pada baja tulangan. Lagi pula
dimana perlu untuk mencegah terhisapnya air dari beton, maka cetakan harus dibasahi seluruhnya,
sebelum pekerjaan pembetonan dimulai dan air yang berlebihan dicetakan itu harus dikeluarkan. Hal
lain diluar ketentuan diatas harus mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI-2 Bab 5.

2. Mulai Pekerjaan Pembetonan


Tidak ada pekerjaan pembetonan yang dapat dimulai sebelum persiapan serta ijin untuk itu disetujui
oleh Direksi Pengawas. Pemberitahuan yang cukup jelas kepada Direksi Pengawas, bahwa suatu bagian
pekerjaan sudah dapat dicor, sehingga dengan demikian Pengawas dapat hadir dan mengadakan
pengujian, memeriksa, meneliti dan sebagainya yang mungkin sangat diperlukan.
Paling lambat 12 jam setelah ada persetujuan dari Direksi Pengawas pekerjaan pembetonan harus
segera dimulai untuk menghindari proses terjadinya karat pada tulangan. Apabila tulangan telah berkarat
maka sebelum dilakukan pengecoran harus dibersihkan terlebih dahulu dari karat tersebut dengan sistem
sand blasting. Pengecoran hanya boleh dilakukan jika Direksi Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk
ada ditempat pekerjaan.

3. Pengangkutan Beton
Segera bila tidak ada suatu hal maka paling lama 2 jam setelah mulai pengadukan, beton harus sudah
dituang dari alat pengaduk ketempat pekerjaan dengan suatu alat yang dapat melindungi dari pengaruh
kontaminasi, segregasi atau hilangnya bahan-bahan utama dari beton. Penggunaan pompa untuk
pengecoran beton hanya dapat diijinkan oleh Direksi Pengawas.
Setiap perubahan (modifikasi) yang mungkin dibuat terhadap perbandingan bahan-bahan beton
untuk menggunakan pompa dalam pengecoran harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas dan
atas biaya Kontraktor. Dalam hal dimana menyangkut faktor air semen yang dipersyaratkan untuk suatu
kelas dan mutu beton sehingga, beton tidak diperkenankan untuk dipompakan, maka beton harus
diangkut dengan suatu alat kedap air yang jenis dan ukurannya disetujui oleh Direksi Pengawas. Hal
lain diluar ketentuan diatas harus mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI-2 Bab 6.

4. Pengecoran Beton
Semua beton harus dituang sesuai dengan posisi dan urutan yang ditunjukkan dalam gambar,
spesifikasi atau yang ditunjukkan oleh Direksi Pengawas dengan suatu alat yang dapat mencegah
kontaminasi, segregasi atau hilangnya bahan-bahan utama beton. Beton harus dituang sedekat mungkin
ke dalam posisinya di cetakan dan akan diratakan secara horizontal serta dipadatkan pada ketebalan
(setinggi) antara 150 s/d 300 mm. Penyebaran dan perataan beton dalam cetakan sangat perlu, dan ini
dilakukan dengan suatu alat yang disetujui dan harus dibantu dengan vibrator (Mechanical Vibrator).
Penuangan Beton kedalam cetakan tidak boleh melebihi dari ketinggian 1.0 m. Desain dan kemiringan
dari corong penuangan yang dipakai dalam pengecoran beton harus disetujui Direksi Pengawas.
Jika beton dituang dengan menggunakan pompa, maka biaya ditanggung oleh Kontraktor sendiri,
Kontraktor harus mengatur kecepatan penuangan beton untuk menghindari segregasi atau kerusakan
dan gangguan pada baja tulangan, cetakan dan sebagainya. Kecuali disyaratkan, tidak boleh ada
kemiringan sehubungan dengan penuangan beton. Penghentian pengecoran harus direncanakan dan
harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas. Tempat dan bentuk pemberhentian pengecoran harus
mengikuti ketentuan pada PBI 1971 NI - 2 Bab 6.5 atau SKBI -1.4.53.1988.
Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah, harus diberi lantai dasar
dari beton tak bertulang dengan campuran 1PC : 3PS : 5 KR setebal minimum 5 cm, untuk menjamin
duduknya tulangan dengan baik dan tidak ada penyerapan air semen ke dalam tanah . Selama hujan yang
dapat berpengaruh pada campuran beton, maka pengecoran harus diberhentikan atau apabila Kontraktor
telah menyediakan suatu sarana pelindung khusus yang memungkinkan pekerjaan pengecoran tidak
terganggu oleh hujan. Semua prosedur dan persiapan harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
Direksi Pengawas/Ahli Teknik untuk mendapar persetujuan.
Selama pengecoran beton agar tidak mengganggu posisi penulangan, maka tukang pemasang baja
tulangan harus selalu berada di pekerjaan itu atau berturut-turut hadir dalam kegiatan pengecoran beton
tersebut untuk membetulkan posisi dari baja tulangan.
Jadwal waktu untuk pengecoran beton haruslah diatur sedemikian, sehingga tidak ada permukaan
beton yang dibiarkan lebih dari 30 menit sebelum pengecoran beton selanjutnya. Istirahat makan,
penggantian kelompok (shifting group) dan sebagainya, serta pemberhentian posisi pengecoran
haruslah diatur secara simultan yang cermat dan hati-hati untuk meyakinkan bahwa interval diatas tidak
akan mengganggu mutu pelaksanaan serta pekerjaan. Hal lain diluar ketentuan diatas harus mengikuti
ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI-2 Bab 6 atau SKBI-1.4.53.1988.

5. Pentingnya Pemadatan
Beton harus selalu dipadatkan dan disempurnakan permukaannya terutama untuk bagian sambungan-
sambungan. Sangatlah penting untuk memadatkan keseluruhan dari beton dan meyakinkan kondisi
homogenitas beton serta bebas dari porositas, selain itu bagian permukaan sambungan itu harus segera
dihubungkan dengan beton baru.
Pemadatan tidak terbatas pada permukaan atas dari lapisan-lapisan penuangan, tetapi harus
keseluruhan, sehingga semua beton menjadi padat, dan dapat dilihat seperti permukaan jelly. Hal-hal
lain diluar ketentuan diatas mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1972-NI-2 Bab 6.

6. Penggetaran Beton
Semua beton harus digetar kecuali ada persyaratan atau perintah yang lain dan penggetaran adalah
merupakan permintaan Direksi Pengawas sebagai tambahan terhadap pemadatan beton jadi bukan
sebagai pengganti pemadatan yang telah dicantumkan dalam pasal lain. Semua pekerjaan penggetaran
harus dilaksanakan berdasarkan rencana yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
Tidak ada orang yang diijinkan untuk mengoperasikan alat penggetar tanpa instruksi dan latihan
lebih dulu bagaimana menggunakan peralatan tersebut. Alat penggetar (immersion vibrator) yang
digunakan minimal harus mempunyai frekuensi 8000 cycles/ menit dan harus mengacu pada pola dan
pengaturan yang telah disetujui. Pelaksanaan harus hati-hati untuk menghindari segregasi dan
penggetaran yang berlebihan. Hal-hal lain diluar ketentuan diatas mengikuti ketentuan yang ada pada
PBI 1971 NI-2 Bab 6.

7. Pengecoran Beton
Semua tulangan, cetakan dan permukaan sambungan harus bersih seperti yang dipersyaratkan dan
seluruh beton yang baru dicor harus dipadatkan.

8. Perataan Permukaan dan Finishing


Semua permukaan dari plat beton atau bagian-bagian lain yang tidak harus ditutup harus diratakan
dengan cara yang disetujui Direksi Pengawas sampai rata dan padat dengan peralatan berupa alat perata
dari baja. Pelaksanaannya harus hati-hati untuk meyakinkan, bahwa beton benar-benar merata dan padat.
Pada prinsipnya finishing untuk permukaan beton yang akan mendapat tambahan beton di atasnya
(concrete topping) harus dikasarkan dengan cara sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Sedangkan
untuk permukaan beton yang terbuka (exposed), finishing yang disyaratkan adalah finishing halus atau
apabila ditentukan lain oleh Direksi Pengawas.

9. Jadwal Waktu Pembetonan


Kontraktor harus menyerahkan jadwal secara detil mengenai rencana pembetonan semua bagian dari
pekerjaan sebelum memulai pengecoran.

10. Beton Tidak Boleh Diganggu


Harus selalu hati-hati, jangan sampai mengganggu beton dengan pembebanan, dengan memukul-
mukul/mengetuk-ketuk cetakan secara langsung maupun tidak langsung pada saat proses pengerasan
beton.

11. Pengeringan
Seluruh beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap sinar matahari dan hembusan
angin kering, lingkungan harus dalam keadaan lembab. Semua permukaan beton yang terlihat harus
terus-menerus dibasahi dengan air bersih selama 14 (empat belas) hari setelah pengecoran.
Dalam hal pelat beton atau pengecoran beton pada luas permukaan yang sangat besar, rangka kayu
dibalut dengan karung goni basah untuk menutup beton. Bila beton telah mengeras, kerangkanya tadi
diambil dan penutup karung goni yang dibasahi langsung menutupi beton, atau dilakukan pembasahan
pada permukaan beton dengan cara menggenangi air.
Selama 14 (empat belas) hari beton harus tetap terus-menerus dibasahi dengan menyemprot penutup
tadi dengan air bersih. Curing compound bisa digunakan apabila disetujui oleh Direksi Pengawas. Bila
disetujui, maka harus secara mutlak mengikuti instruksi dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
Persetujuan sewaktu-waktu akan dibatalkan bila ternyata hasilnya tidak memuaskan dan pengeringan
untuk pengecoran beton yang kurang dari 14 (empat belas) hari harus dilanjutkan dengan cara seperti
diatas. Penggunaan curing compound tidak akan diijinkan untuk permukaan yang akan ditutup dengan
bahan bitumen atau untuk permukaan yang menuntut pengikatan secara struktural dengan cor beton
selanjutnya dikemudian hari.
Lembaran polythene mungkin bisa digunakan dengan seijin Direksi Pengawas. Lembaran harus
bebas dari permukaan cetakan dan sambungan harus ditutup untuk menahan penguapan, lembaran
seperti itu harus tetap ditempat selama 14 (empat belas) hari setelah pengecoran. Hal lain diluar
ketentuan diatas, mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971-NI-2 Bab 6 atau SKBI-1.4.53.1988

12. Perawatan Permukaan Normal


Semua permukaan beton harus benar-benar halus. Setiap permukaan yang bersisik harus dibersihkan,
dan lobang berisi udara (keropos) harus diisi campuran spesi 1PC : 1 PS. Setiap permukaan yang
memerlukan perawatan setelah dibuka, seperti yang diuraikan diatas, kemudian harus digosok dengan
balok carborundum dan dicuci sampai bersih. Tidak pada pelaksanaan perawatan permukaan sebelum
ada pemeriksaan permukaan itu oleh Direksi Pengawas. Pelaksanaan perawatan permukaan normal
harus dibawah pengawasan Direksi Pengawas atau wakilnya yang ditunjuk.
13. Penolakan Dari Pekerjaan Yang Rusak
Walaupun telah ada persetujuan Direksi Pengawas akan cara-cara pengecoran dan pemadatan beton
dan hasil yang memuaskan atau hasil uji kubus yang relevan, Direksi Pengawas berhak menolak setiap
pengerasan beton yang ternyata tidak padat, poreus dan keropos. Kerusakan-kerusakan kecil mungkin
bisa diperbaiki dengan mengisi spesi/ plester dengan pertimbangan dan kebijaksanaan Direksi
Pengawas. Bila tidak, beton yang telah ditolak atau yang tidak sesuai dengan spesifikasi harus
dihancurkan dan diganti dengan beton baru, yang semuanya atas biaya Kontraktor.

14. Pencegahan Selama Cuaca Yang Buruk


Selama cuaca yang berangin, perlindungan yang efisien harus dilaksanakan untuk menghindari
semen terhembus angin, selama proses pembagian dan pencampuran.
Selama musim hujan beton harus cukup terlindung, demikian juga setelah proses pengecoran. Pada
waktu hujan lebat tidak ada pekerjaan pembetonan, kecuali terlindung total pada waktu mencampur,
mengangkut dan menuang, demikian juga setelah proses penuangan.

15. Pengecoran Beton Pada Cuaca Panas


Tidak ada pembatasan untuk pengecoran beton pada cuaca panas, akan tetapi bila suhu pada waktu
itu melebihi 28 derajad Celcius, dan bila Kontraktor tetap akan mencampur serta mengecor beton pada
cuaca yang sedemikian itu, maka haruslah mengikuti ketentuan sebagai berikut :
(i) Seluruh bahan-bahan untuk beton harus terlindung dari sinar matahari secara langsung, demikian
juga sebelum, selama dan setelah pen-campuran.
(ii) - Air pencampur harus melalui alat pendingin atau sebagian dari air pencampur harus
ditambah dengan air es. Untuk maksud ini, es harus disediakan dalam keadaan hancur (pecah-
pecah).
- Harus hati-hati untuk meyakinkan bahwa es tersebut telah mencair seluruhnya.
- Agar diusahakan menutup, mengisolasi dan/atau mengecat putih semua tanki-tanki, pipa-pipa
dan truk mixer.
(iii) Seluruh penutup, cetakan dan tulangan harus disemprot dengan air dingin segera sebelum
pengecoran beton.
(iv) Perhatian khusus harus dilakukan terhadap perlindungan dan pengeringan beton; seluruh penutup
dan cetakan harus tetap dalam keadaan dingin dan terlindung dari sinar matahari langsung dengan
penutup kain goni basah atau bahan-bahan isolasi lain yang disetujui.
(v) Bila suhu dari campuran beton sebelum dicor melebihi 35 derajad celcius maka seluruh pekerjaan
pembetonan harus dihentikan.
(vi) Beton dapat dibuat dan dicor pada waktu malam hari, asalkan disetujui oleh Direksi Pengawas
sesuai pasal pada Persyaratan Kontrak, dan bila penerangan dari cahaya lampu memuaskan.
(vii) - Harus dibuat slump test pada suhu saat itu yang berpengaruh dan Kontraktor diminta untuk
menyimpan rekaman dari slump dan suhu dari berbagai kelas dan mutu beton dengan faktor air
semen yang sama.
- Pada kondisi apapun faktor air semen tidak boleh ditambah pada saat suhu naik.
H. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk pembayaran merupakan jumlah buah dari pengadaan dan pemasangan
kubus beton nan jumlah meter kubik dari pekerjaan beton seawall yang telah tersedia dan dipasang
dilapangan sesuai gambar dan disetujui oleh Direksi.

2. Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditentukan diatas harus dibayar pada Harga Penawaran per
satuan pengukuran, untuk Jenis Pembayaran sebagaimana terlihat dibawah dan didalam Jadwal
Penawaran, pembayaran mana akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan-
bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat untuk persiapan, penanganan, penempatan dan pemeliharaan
dari kubus beton dan beton seawall dan untuk semua jenis dan biaya-biaya lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan dengan memuaskan.

Jenis Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
No.
Kubus Beton 0,8x0,8x0,8 K350 Buah
1

Beton K-350 Seawall


2 Meter kubik
8.2 CETAKAN PLAT BAJA KUBUS BETON

A. Rekayasa (Desain) dan Konstruksi beton


Desain dari bekisting mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI - 2 Bab 5 dan SKBI 1988.
Semua cetakan beton dan penopang-penopangnya terbuatb dari plat baja mengikuti desain perencanaan
atau dibolehkan di-desain oleh Kontraktor dan menyampaikan kepada Direksi Pengawas berupa
gambar-gambar dan perhitungannya untuk mendapat persetujuan. Gambar-gambar tersebut agar
disampaikan 7 (tujuh) hari sebelum cetakan beton (bekisting) tersebut mulai dikerjakan.
Cetakan-cetakan beton tersebut harus benar-benar lurus dan rata dan kokoh, sehingga cukup untuk
menahan beban (defleksi) dan gerakan-gerakan. Semua sambungan- sambungan harus ditutup untuk
menghindari kebocoran cairan-cairan dari beton. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan air terlebih
dulu kemudian diberi lapisan minyak agar penyerapan air semen tidak terjadi pada bekisting dan beton
tidak lekat. Acuan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan, pembongkaran ditetapkan
sesuai dengan yang dipersyaratkan. Perlu ditegaskan lagi bahwa penanggung jawab keamanan
konstruksi selama pelaksanaan adalah Kontraktor.

B. Toleransi
Cetakan beton harus dipasang dengan toleransi seperti di tabel dibawah ini.
Permukaan Jenis Tidak Keteraturannya Toleransi
Permukaan depan dari cope beams Mulai dari kelurusan seperti dalam gambar ± 3 mm
Semua permukaan vertikal dari Mulai dari kelurusan seperti dalam gambar ± 6 mm
beams
Semua permukaan Potongan dari dimensi pekerjaan precast ± 5 mm
Permukaan atas dari pelat lantai i. Mulai dari level seperti dalam gambar ± 5 mm
(deck slab) ii. Deviasi dari 3 m tepi lurus pada
potongan memanjang dan melintang ± 3 mm

Walaupun seperti tertera diatas, permukaan atas pelat beton (deck slab) yang telah selesai harus sedemikian
sehingga air harus bebas mengalir.

C. Bahan-Bahan
Cetakan Kubus beton menggunakan plat logam, bekisting plat logam dan bagian-bagian yang
dipabrikasi harus sesuai dengan gambar rencana. Plat logam yang dipakai harus disetujui Direksi
Pengawas dan kemudian hanya yang dalam keadaan baik dan tidak berkarat. Jenis (type) lain dari
lapisan logam yang disetujui akan dipakai untuk permukaan-permukaan tertentu.

D. Balok-Balok/Beams ( Bila Ada) Dan Pelat-Pelat (Slabs)


Semua elemen cetakan untuk balok, pelat dan bagian-bagian yang sama harus di-desain dan
dibuat, sehingga sisi-sisinya bisa diambil tanpa mengganggu papan alas atau penunjangnya.

E. Bagian-Bagian Yang Sempit


Bilamana menjumpai pekerjaan pembetonan dibagian yang sempit dan dilaksanakan dalam cetakan-
cetakan yang mempunyai kedalaman sangat besar, maka lobang-lobang darurat pada sisi-sisi cetakan
harus disediakan dan disetujui Direksi Pengawas untuk memberi kesempatan pengawasan pengecoran
dan pemadatan beton.
Lobang-lobang darurat yang kecil harus disediakan seperlunya dibawah dari cetakan .

F. Penopang-Penopang
Semua cetakan beton harus ditopang dan dibuat sekokoh mungkin, sehingga mampu menahan beban
vertikal dan horizontal tanpa defleksi atau bergerak oleh apa-pun, seperti berat konstruksi, gerakan-
gerakan orang, bahan-bahan dan peralatan. Baji dan klem-klem dapat digunakan dimana diperlukan.
Penggunaan-penggunaan pengikat (batang tarik) yang ditanam dalam beton diperkenankan sejauh
disetujui oleh Direksi Pengawas. Dimana penggunaan batang pengikat seperti tersebut disetujui; maka
haruslah didesain, bahwa seluruh atau sebagian dari batang pengikat tersebut dapat dipindahkan,
sehingga tidak ada bagian yang tertanam lebih dekat dengan permukaan beton daripada selimut
betonnya untuk melindungi baja tulangan seperti yang dipersyaratkan untuk lokasi itu.
Semua lobang-lobang bekas batang pengikat dibeton harus diisi dengan beton atau spesi dengan
susunan yang sama dan dengan cara atau petunjuk yang disetujui oleh Direksi Pengawas. Penggunaan
pengikat yang ditanam dibeton umumnya tidak akan disetujui bila itu berbekas pada permukaan beton
yang kelihatan. Hal lain diluar ketentuan diatas, harus mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971-
NI-2 Bab 5 dan SKBI 1988 Bab 6.

G. Keprasan (Champers)
Bila tidak dikehendaki secara spesifik dan terlihat digambar, seluruh permukaan (bagian) yang menonjol
agar dikepras rapi.

H. Sambungan-Sambungan Cetakan Beton (Bekisting)


Semua sambungan pada cetakan-cetakan (bekisting) untuk permukaan yang kelihatan harus kokoh dan
rapat, sehingga tidak perlu ditutup. Diharuskan penutupan hanya dapat dilaksanakan dengan bahan yang
disetujui. Sambungan pelat-pelat logam harus rapi dan ditutup rapat-rapat.

I. Perawatan Cetakan Beton


Semua cetakan harus dirawat dengan benar. Cetakan yang rusak atau aus tidak diijinkan untuk
digunakan. Sebelum digunakan kembali, semua cetakan harus seluruhnya dibersihkan dulu.

J. Pengaturan Panel-Panel
Cetakan untuk semua permukaan yang kelihatan harus di-desain dengan pasti untuk suatu pola yang
disetujui dan semua sambungan harus benar-benar lurus kearah datar maupun vertikal.

K. Pembersihan Cetakan
Setelah selesai pemasangan cetakan, semua bagian dimana beton akan dituang harus dibersihkan
seluruhnya, dicuci, disemprot dan diawasi oleh Kontraktor serta harus disetujui oleh Direksi Pengawas
sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Dimana perlu, lobang - lobang sementara dibuat pada cetakan
untuk pembersihan dan pencucian.
L. Cetakan Berminyak
Cetakan berminyak yang telah disetujui dapat dipakai untuk semua permukaan cetakan, tetapi harus
diperhatikan cara pelaksanaan pemberian minyak harus benar-benar rapi untuk menghindari percikan
pada permukaan sambungan konstruksi beton atau baja tulangan.

M. Kerusakan Beton
Permukaan - permukaan beton akan diuji oleh Direksi guna menentukan apakah ketidakteraturan
permukaan berada pada batas-batas toleransi yang diijinkan. Kerusakan yang memerlukan
pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-
lubang karena keropos, ketidak-rataan karena pengaruh sambungan, bergeraknya cetakan dan
sebagainya. Tiap pembongkaran harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas. Kontraktor harus
memperbaikinya dengan beban biayanya sendiri; setiap luka dan kerusakan beton, disebabkan oleh atau
timbul dari, pembukaan dan pemukulan cetakan dan penopangnya.

N. Bentuk Permukaan
Bentuk penyelesaian dari permukaan beton ditentukan oleh lokasi dan jenis dari cetakannya yang
dipakai. Bentuk Biasa (Ordinary Finish)
- Untuk bentuk ini, sebagai tambahan uraian diatas papan dengan sambungan laki - bini (tongue &
groove) mungkin bisa dipakai.
- Untuk bentuk ini, tidak diperlukan diadakan khusus cetakan untuk memperoleh permukaan halus,
kecuali terdapat bagian yang keropos atau poreus, harus diperbaiki dan membuahkan lelehan dari
grout.
- Perbaikan tersebut harus dilaksanakan secara ketat atas petunjuk dari Direksi Pengawas, yang akan
menginstruksikan perbaikan permukaan selanjutnya, bila dianggap masih kurang memuaskan dan
belum memenuhi standar.

O. Permukaan Yang Tidak Dibentuk


Permukaan beton yang tidak dibentuk dengan cetakan khusus seperti tersebut diatas, harus dibentuk
dengan cara sebagai berikut :
a. Dengan papan perata (Screed Finish)
- Papan perata (screed) akan menghasilkan permukaan yang halus dan padat, terutama bila dipakai
papan perata dari baja (steel shod screet).
- Harus diperhatikan bahwa beton benar-benar rata.

b. Dengan sikat (Brush Finish)


- Setelah diratakan (screeding), permukaan kemudian disikat kesatu arah dengan sikat kawat tidak
kurang dari 450 mm lebarnya.
- Penyikatan permukaan tersebut harus segera setelah selesai perataan dan sebelum pelaksanaan
pengeringan dengan lapis pengering (bila ini digunakan).
- Kedalaman alur dari hasil penyikatan tersebut harus atas petunjuk Direksi Pengawas.
- Permukaan atas dari dermaga harus dibentuk dengan cara “Brush Finish” (dengan sikat kawat) untuk
membentuk permukaan yang agak kasar beralur.
- Bentuk kasar beralur tersebut harus melintang, sehingga bebas mengalirkan air.

P. Penanganan Permukaan
Penanganan serta membuat baik permukaan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini dan atas
instruksi Direksi Pengawas, tetapi tugas Kontraktor harus membuat permukaan beton sesuai standar yang
dipersyaratkan. Kontraktor harus hati-hati jangan sampai mengganggu pengeringan beton sewaktu
menangani melaksanakan penanganan permukaan.

Q. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah set dari pengadaan dan pemasangan
bekisting plat baja kubus beton yang telah tersedia dan dipasang dilapangan sesuai gambar dan
disetujui oleh Direksi.

2. Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditentukan diatas harus dibayar pada Harga Penawaran per
satuan pengukuran, untuk Jenis Pembayaran sebagaimana terlihat dibawah dan didalam Jadwal
Penawaran, pembayaran mana akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan-
bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat untuk persiapan, penanganan, penempatan dan pemeliharaan
dari bekisting plat baja kubus beton dan untuk semua jenis dan biaya-biaya lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan dengan memuaskan.

Jenis Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
No.

1 Bekisting Plat Baja Kubus Beton set


8.3 BEKISTING KAYU

A. Desain

Bekisting harus disediakan untuk menghasilkan beton yang mengeras sesuai garis, tingkat dan bentuk
yang ditunjukkan pada Gambar. Bekisting harus memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan
semua beban yang diterjadi, termasuk tekanan dari beton segar, efek getaran, berat pekerja dan
peralatan, tanpa kehilangan bentuk yang diharapkan. Bekisting harus dirancang dengan baik sehingga
pada saat pelepasan bekisting tanpa menimbulkan risiko kerusakan kepada struktur beton yang telah
selesai dikerjakan. Joint pada bekisting harus tegak lurus terhadap poros utama dari bentuk beton,
kecuali jika dinyatakan lain atau disetujui oleh Direksi.

Jika diminta oleh Direksi, gambar rinci, perhitungan desain, termasuk asumsi desain seperti kecepatan
penuangan dan temperatur beton, deskripsi dan / atau contoh material yang diusulkan untuk
digunakan harus diajukan untuk mendapat persetujuan dari Direksi, sebelum pembuatan bekisting
dimulai, bekisting harus dikonstruksi/dirakit dan cukup untuk mentolerir frekuensi tinggi getaran dan
harus memiliki kekakuan seragam agar terhindar dari getaran yang bervariasi pada permukaan bekisting
selama pemadatan beton. Desain bekisting harus sedemikian rupa sehingga tidak perlu menuangkan
beton dari ketinggian yang lebih tinggi dari dua (2) meter atau untuk mengalirkan beton sepanjang
bekisting setelah penuangan. Untuk balok, girder dan bagian yang serupa, desain bekisting harus
memungkinkan dilakukan pelepasan pada sisi samping bekisting, tanpa mengganggu sisi lain dari
bekisting. Pelepasan bekisting harus memungkinkan perpindahan tekanan dari bekisting ke struktur
berjalan dengan pelan dan bertahap.

Penempatan bekisting harus pada posisi yang tepat dan akurat dengan alat kelengkapan, baut, angkur
dan bentuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Alat kelengkapan sementara yang digunakan untuk
mendukung bekisting harus dapat dipindahkan tanpa merusak beton. Jika bekisting digunakan kembali
untuk beberapa kali, desainnya harus menunjukkan berapa tingkat penurunan kualitas bahan yang akan
terjadi dalam setiap penggunaannya. Penggunaan bekisting yang tidak dapat dilepas tidak diizinkan
kecuali ditunjukkan pada Gambar atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

B. Konstruksi

1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang – bidang, batas – batas dan ukuran dari beton
yang diinginkan sebagaimana pada gambar – gambar atau seperti ditetapkan Direksi.

2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus
digunakan bila perlu. Bekesting dapat terbuat dari kayu, baja, beton pracetak, polystyrene atau
bahan lain yang disetujui. Bahan untuk bekisting harus cukup seragam, bersih dan rata sehingga
permukaan beton jadi sesuai seperti yang ditentukan. Bahan kayu untuk bekisting harus kuat,
bersih bebas dari cacat, retakan yang dapat mempengaruhi kekuatan kayu atau memperburuk
penampilan permukaan beton jadi.

3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air. Cetakan untuk
permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam dan harus di dalam segala
hal benar – benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama
pembebanan dan berlangsunya pekerjaan vibrasi pemadatan beton. Usaha yang sesuai dan
efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan
ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan –
pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan – kerusakan permukaan beton yang telah
diselesaikan.

4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat – alat dan usaha – usaha yang sesuai dan cocok
untuk membuka cetakan – cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus
tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus
dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi / Pengawas. Penggunaan minyak cetakan harus berhati
– hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat.

5. Semua cetakan harus betul – betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Penyangga cetakan (Perancah) harus
bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.

C. Pelepasan Bekisting

Pelepasan bekisting harus seijin dari Pengawas atau Direksi Pekerjaan. Bekisting harus tidak boleh
terganggu sampai beton benar-benar mengeras dan telah mencapai umur dan kekuatan optimum.
Bekisting juga dapat melindungi beton dari suhu rendah dan penguapan yang berlebihan. Tanpa
permintaan tertulis dari Direksi, bekisting tidak boleh dilepas apabila umur pelepasan bekisting belum
memenuhi sesuai tabel. Waktu pelepasan bekisting dapat diperpanjang oleh Direksi Pekerjaan.

Dalam kasus beton yang mengandung campuran khusus, waktu pelepasan bekisting harus ditentukan
oleh Direksi, dimana akan mempertimbangkan umur dan kekuatan beton sama seperti beton dengan
semen portland biasa tanpa aditif. Untuk mendapatkan kualitas beton yang memuaskan, bekisting
dilepas dalam waktu tidak kurang dari 12 jam atau lebih dari 48 jam setelah pengecoran beton,
tergantung kondisi cuaca.

For Concrete Mix designed on use of :


Position of Form Ordinary Portland High Early Strength
Cement moisture curing Portland Cement
Sides of Beam, Coloum, Wall etc,
when the height of each days pour is:
• Under 0.6 m 1 day 18 hours
• 0.6 s/d 3.0 m 2 day 1.5 day
• 3.0 s/d 6.0 m 3 day 2.5 day
• 6.0 s/d 9.0 m 5 day 4 day
Sides of Square Piles 12 day 8 day
Sides of Octagonal Piles 24 day 18 day
Supporting forms and falsework
• Under deck slabs aof girder bridges 7 day 7 day
• Under simply supported slab spans 10 day 10 day
• Under the stems of simply supported 21 day 21 day
girders and single span arches
Supporting forms and falsework under prestressed Until 70 percent of the prestressing force is applied to
concrete members the concrete unless otherwise directed

D. Pengukuran Dan Pembayaran

Pengukuran bekisting disesuaikan dengan kebutuhan untuk pengecoran beton sesuai dengan gambar
dan persetujuan Direksi. Pembayaran untuk pekerjaan bekisting diukur dengan satuan meter persegi
sesuai dengan harga penawaran di kontrak dengan persetujuan Direksi. Harga pada pembayaran ini
harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pembuatan dan penempatan material, termasuk
seluruh peralatan, seluruh pekerja, perkakas, pengujian, pekerjaan pelengkap lain untuk
menyelesaikan pekerjaan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini

Jenis Pembayaran
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
No.
1 Bekisting Meter Persegi
8.4 BESI TULANGAN

A. UMUM

1. Besi Untuk Penulangan


Baja tulangan untuk beton haruslah dari jenis mild steel bulat. Baja tulangan harus sesuai dengan
Standar Industri Indonesia SII 0136-1984 dengan mutu BJTD 32. Semua tulangan pokok harus terdiri dari
jenis BJTD.

2. Sertifikat Uji Dari Pabrik Pembuat


Kontraktor harus memperoleh sertifikat uji dari pabrik pembuat baja tulangan, dan kawat pengikat
dan menyampaikan kepada Direksi Pengawas. Sertifikat uji tersebut harus menyatakan bahwa bahan tersebut
telah diadakan pengujian dan tebal sesuai dengan persyaratan yang mengacu kepada standar yang relevan.
Direksi pengawas mewajibkan kontraktor untuk terlebih dahulu menguji/mengecek bahan-bahan baja yang
akan digunakan dalam struktur, minimal 3 periode masing-masing 3 benda uji. Jenis test adalah stress -
strain.
Bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam test, seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain
bila Direksi Pengawas memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari
struktur saja. Hal lain diluar ketentuan diatas, mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 NI - 2 Bab 3.7
atau SKBI 1988 Bab 3.5 .

3. Pemasokan
Semua baja untuk tulangan yang dipasok ke lapangan harus diikat berbentuk bundel yang masing-
masing terdiri dari batang baja dengan diameter dan panjang yang sama dan masing-masing diberi label yang
jelas yang menyatakan jumlah, diameter dan panjang dari baja tulangan tersebut.
Kontraktor bertanggung jawab dalam mencari/mensupply bahan-bahan baja. Harga penawaran harus
didasarkan pada harga-harga dimana dapat dijamin sumber supply yang kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak
dapat diperpanjang dengan adanya bahan-bahan baja yang belum diterima dan tidak ada pembayaran ekstra
sebagai biaya tambahan untuk perantaraan dalam mensupply baja tersebut.

4. Penyimpanan (Storage)
Semua batang baja untuk tulangan harus disimpan diatas penyangga dari kayu atau beton pada
ketinggian yang cukup agar tidak menempel pada tanah. Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa
untuk menghindari terjadinya distorsi pada tulangan, dan harus terlindung agar tidak terjadi proses korosi.

5. Pembengkokan Tulangan
Semua pembengkokan tulangan dilaksanakan dalam keadaan dingin, pelan-pelan dengan tekanan
tetap atau dengan peralatan mesin dan tidak boleh dipanaskan sebelum ada persetujuan dari Direksi
Pengawas. Ujung dari batang baja dibentuk bengkok melengkung atau siku-siku sesuai yang ditunjukkan
pada gambar, atau dipersyaratkan atau atas petunjuk Direksi Pengawas.
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan,
kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diijinkan oleh Tenaga Ahli. Pembengkokan
tulangan dilaksanakan sebelum tulangan di sand blasting. Batang baja yang dibengkok salah hanya akan
digunakan bila alat untuk meluruskan dan membengkok kembali adalah alat yang tidak akan melukai bahan-
bahan itu dan hanya Direksi Pengawas yang akan memutuskan apakah cara-cara yang digunakan bisa
diterima dan apakah pembengkokan kembali batang baja itu bisa dipakai pada pekerjaan permanen.
Tidak ada pembengkokan batang baja yang akan dipakai pada pekerjaan tanpa lebih dulu ada
persetujuan Direksi Pengawas. Pengelasan batang baja hanya dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas. Daftar pembengkokan batang baja harus diberikan
kepada Direksi Pengawas.
Hubungan, simpai (kait/hook), sengkang dan batang baja yang lain, dibengkok sesuai dengan standar
BS 4.4.66, kecuali diberikan catatan pada daftar tersebut. Jumlah, panjang dan detil pembengkokan baja
tulangan yang tercantum pada daftar pembengkokan, dalam segala hal haruslah diteliti oleh Kontraktor, dan
kontraktor yang akan bertanggung-jawab akan kebenaran pekerjaan dalam segala segi. Setiap penyimpangan
antara gambar dan daftar pembengkokan haruslah dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk memperoleh
keputusan. Hal lain diluar ketentuan diatas, mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971 - NI - 2 Bab
5.3 dan 5.4.

6. Gambar Kerja (Shop Drawings)


Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur dalam 3 copy kepada Direksi
Pengawas. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, gambar kerja harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pengawas.
Gambar kerja (Shop Drawings) harus mengacu pada gambar rencana dan mencantumkan semua
informasi lengkap antara lain : dasar-dasar perhitungan, sambungan-sambungan yang tidak tercantum dalam
gambar rencana dan semua penjelasan di lapangan. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi
walaupun tidak tercantum dalam gambar rencana. Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti tipe,
jarak, dan panjang batang dan semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainnya. Gambar
kerja yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara erection (pengangkatan) dan lain-lain.
Kontraktor boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan menyertakan perhitungan
yang diperlukan dan akan dipertimbangkan oleh Direksi pengawas. Sedapat mungkin dihindarkan
pengelasan dilapangan, kecuali yang ditetapkan dalam gambar. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh
diadakan perubahan gambar lagi kecuali dengan persetujuan Direksi Pengawas.
Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
- Denah dan potongan tidak kurang dari 1:10
- Detail potongan & sambungan tidak kurang dari 1:5.

7. Pemasangan Tulangan
Jumlah, ukuran, bentuk dan posisi dari semua tulangan harus mengacu kepada gambar kerja, kecuali
diberi petunjuk lain oleh Direksi Pengawas. Batang baja biasanya harus memenuhi panjang yang ditentukan,
pengelasan batang baja utama tidak diperkenankan kecuali ditunjukkan dalam gambar. Jarak horizontal
antara batang-batang yang digabung itu tidak kurang dari yang mana yang berikut ini yang terbesar :
* Diameter batang-batang tulangan bila diameternya sama.
* Diameter batang tulangan yang besar, bila diameternya tidak sama.
* Ukuran nominal maksimum dari agregat kasar yang dipakai untuk campuran beton.
Dimana dipersyaratkan dengan tulangan serat baja (steel fabric reinforcement), lembaran harus
disambung sekurang-kurangnya dua lebar mata anyaman, dan digabungkan serat-seratnya. Baja tulangan
harus dianyam sedemikian rupa, sehingga membentuk sebuah sangkar. Kontraktor harus memperhatikan,
bahwa tulangan-tulangan diletakkan dengan benar dalam setiap hal serta digantung atau ditopang dengan alat
yang disetujui dalam cetakan untuk menahan pelesakan sebelum dan selama pembetonan; penggunaan
potongan baja atau kayu untuk maksud tersebut dibawah maupun disamping dari cetakan tidak
diperkenankan.
Letak sengkang dan jaraknya pada tulangan utama harus dijaga dengan ketat, mereka memegang
atau menopang tulangan. Tulangan-tulangan harus dijaga jangan sampai keluar dari permukaan beton, dan
jarak yang dipersyaratkan untuk tulangan terhadap permukaan beton, seperti ditunjukkan pada gambar harus
dipenuhi. Semua batang tulangan harus diikat dengan kawat beton sedemikian, sehingga ujung-ujung kawat
harus dibengkokkan kedalam agar tidak keluar dari permukaan beton atau tertanam diselimut beton.
Tahu - tahu beton dengan ukuran tertentu terdiri dari campuran 1 PC :2 pasir dipakai untuk pemisah
antara tulangan dan bagian sisi dan bawah cetakan agar selimut beton yang dipersyaratkan terjaga jaraknya
dari permukaan beton. Bahan-bahan lain untuk tahu-tahu beton tidak diijinkan. Khusus untuk konstruksi
dekat dengan air laut, dipakai tali nylon untuk pengikat tahu-tahu beton.
Harus diperhatikan dan diusahakan menghindari setiap penggeseran atau pelengkungan dari
tulangan-tulangan yang diletakkan sebelum pembetonan. Semua tulangan harus dibersihkan dengan cara
sand blasting sebelum diadakan pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-
kesalahan dalam detail pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna. Hal lain diluar ketentuan diatas,
mengikuti ketentuan yang ada pada PBI 1971-NI-2 Bab 5.5 - 5.6 atau SKBI 1988 Bab 7.5 ; 7.6 ; 7.7

8. Selimut Beton
Selimut beton diukur terhadap tepi luar tulangan terluar seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Toleransi hanya diberikan maksimum 4 mm.

9. Baja Tulangan Harus Bersih


Semua baja tulangan harus bebas dari karat, kerak besar, minyak pelumas atau segala zat pelapis
bukan logam yang dapat mengurangi kapasitas lekatan. Sebelum pengecoran beton, baja tulangan harus
dibersihkan dari semua bahan yang disebutkan diatas, termasuk cetakannya harus bersih. Pembersihan
tulangan sebelum pengecoran harus memakai sistem “sand blasting” seperti yang dipersyaratkan dan
disetujui oleh Direksi Pengawas. Blasting cleaned mengacu pada standart Swedia SIS. 05. 5.9 tahun 1967.

10. Persetujuan
Kontraktor harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas mengenai penulangan yang
telah selesai dipasang pada cetakan sebelum pengecoran beton.
11. Perubahan-Perubahan dan Tambahan
Perubahan-perubahan pada bagian-bagian atau tambahan pada detail, keduanya beserta alasannya
harus diberikan dan disertai gambar kerja untuk disetujui Direksi Pengawas. Perubahan-perubahan yang telah
disetujui harus dikoordinasikan oleh kontraktor dan dilaksanakan tanpa penambahan biaya.

12. Gambar Jadi (As-Built Drawings)


Kontraktor harus membuat dan menyerahkan As-Built Drawings sebanyak 3 copy dan 1 asli (kalkir)
pada saat akhir pekerjaan untuk dokumentasi Direksi Pengawas serta sudah harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pengawas.

13. Tanggungjawab Atas Kesalahan-Kesalahan


Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan dalam detail pembuatan dan
pemasangan yang tidak sempurna dari bagian-bagian struktur.

B. Pengukuran Dan Pembayaran

1. Pengukuran
(1) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh Direksi. Jumlah
kilogram yang ditempatkan harus dihitung dari panjang yang sesungguhnya ditempatkan, atau luas
anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau
kilogram per meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi akan didasarkan
atas berat nominal yang disediakan oleh produsen baja, atau bila Direksi memerintahkan atas dasar
pengujian penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada contoh yang dipilih Direksi.
(2) Penjepit, pengikat, pemisah atau material lain yang digunakan untuk penempatan atau pengikatan
baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.
(3) Penulangan yang diletakkan didalam pipa gorong-gorong atau didalam struktur lain yang mana
pembayarannya untuk struktur tersebut disediakan ditempat lain dalam spesifikasi ini, tidak boleh
diukur untuk pembayaran dibawah artikel ini.

2. Pembayaran

Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditetapkan seperti uraian diatas, harus dibayar pada Harga
Penawaran Kontrak untuk Jenis Pembayaran yang ditunjukkan dibawah ini, dan terdaftar dalam
Jadual Penawaran, yang pembayarannya merupakan konpensasi penuh untuk pengadaan, pembuatan
dan penempatan material, termasuk seluruh peralatan, seluruh pekerja, perkakas, pengujian,
pekerjaan pelengkap lain untuk menyelesaikan pekerjaan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini.

Jenis Pembayaran
Uraian Pekerjaan Satuan Pengukuran
No.
1 Besi Tulangan Kilogram
9 PENANAMAN POHON

A. Lingkup Pekerjaan
Penghijauan merupakan salah satu bagian kegiatan manusia dalam mengolah lingkungan hidupnya
dengan harapan dan tujuan agar tetap tercipta lingkungan hidup yang tidak meninggalkan sifat-sifat
alami yang manusiawi. Penghijauan dilakukan dengan menanam pohon di sekitar lokasi pekerjaan yang
telah dibangun. Adapun jenis tanaman yg digunakan yaitu jenis tanaman yang rindang dan tingginya kurang
lebih 1 meter serta dengan jarak tanam kurang lebih 10 meter disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

1. Pembuatan Lubang Tanam dan Pemberian Pupuk Dasar.


Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu dibuat lubang berukuran 50x50x50 cm sampai
80x80x80 cm, biasanya menyesuaikan pola akar dari tanaman yang akan ditanam. Setelah itu dimasukan
tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 2 :1.

2. Penanaman.
 Kurang lebih sepertiga campuran antara tanah dan pupuk kandang atau kompos tersebut dimasukan
ke dalam lubang tanam.
 Lepaskan tanaman dari potnya atau plastik pembungkus dengan hati-hati, usahakan akar-akarnya
tidak putus
 Tempatkan tanaman dalam lubang tanam sedemikian sehingga permukaan bola akar sejajar/rata
dengan permukaan tanah dan setelah itu ditimbun kembali.
 Pemasangan tiang penopang sebanyak 2 – 4 buah per pohon, di sesuaikan kebutuhannya.
Ujung tiang terbenam pada dasar lubang. Tiang penopang di ikat dengan batang tanaman kira –
kira pada tengah batang.
 Selesai di tanam segera lakukan penyiraman.

3. Pemeliharaan Pasca Penanaman


Agar tanaman yang baru di tanam dapt tumbuh dengan baik dan terhindar dari resiko kematian perlu di
perhatikan perlakuan tanaman tersebut pasca penanaman. Pemeliharan yang rutin di lakukan adalah
penyiraman dan pemupukan yang tidak boleh terlupakan dan menjaga agar tanah selalu dalam
kondisi lembab/tidak kering. Pemeliharaan pasca penanaman ini wajib dilakukan selama kurun waktu
6 bulan.

B. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1. Pengukuran
Jumlah yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah buah dari penanaman pohon yang telah
tersedia dan dipasang dilapangan sesuai gambar dan disetujui oleh Direksi.
2. Pembayaran
Pekerjaan yang diukur sebagaimana ditentukan diatas harus dibayar pada Harga Penawaran per satuan
pengukuran, untuk Jenis Pembayaran sebagaimana terlihat dibawah dan didalam Jadwal Penawaran,
pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan,
alat-alat untuk persiapan, penanganan, penempatan dan pemeliharaan dari penanaman pohon dan untuk
semua jenis dan biaya-biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dengan memuaskan.

Jenis Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
No.

1 Penanaman Pohon buah

Pontianak, Februari 2022

Dibuat Oleh,
PPK Sungai dan Pantai
SNVT-PJSA Kalimantan I
Provinsi Kalimantan Barat

EKO HADI SISWOYO, ST


NIP. 19790604 201012 1 003
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id

REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI


KABUPATEN SAMBAS

TAHUN 2021
X=272000,000

X=272500,000

X=273000,000

X=273500,000

X=274000,000
LEGENDA
Y=131500,000

Bench Mark

Control Point

Garis Kontur

Patok Poligon

Sungai

Permukiman Penduduk

Jalan Beton
Y=131000,000

Jalan Tanah

Kebun/mangrove

Arah Aliran

Laut

DAFTAR KOORDINAT, ELEVASI BENCH MARK DAN CONTROL POINT

CP. 02
LAUT SINAM PEMANGKAT

Y=130500,000
BM.02
SPB
U

Mas
jid A
t Taq
wa

esa
rD
nto
BM.01

Ka
LAUT SINAM PEMANGKAT
Y=130000,000 CP. 01

Keterangan :
- Referensi koordinat proyeksi UTM ditentukan dari BM 1 Pantai Sinam
X. 274150.000 m
Y. 129966.000 m
Z. + 1,419 m
- Dasar ketinggian ( datum vertikal ) :
Ditentukan dari Permukaan Air Laut Rata-Rata (MSL) setempat ,
hasil pengamatan Pasut Tahun 2021 yang diikatkan pada BM.1 = + 1,419 m.
LAUT SINAM PEMANGKAT

Y=129500,000

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax.763911e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

PETA IKHTISAR PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS

No. Lembar : 01

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :


Y=129000,000 Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak
HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
NO. TANGGAL YANG DIREVISI DIPERIKSA DISETUJUI DISETUJUI PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadilah, ST.
X=272000,000

X=272500,000

X=273000,000

X=273500,000

X=274000,000
LEGENDA
Y=131500,000

Bench Mark

Control Point

Garis Kontur

Patok Poligon

Sungai

Permukiman Penduduk

Jalan Beton
Y=131000,000

Jalan Tanah

Kebun/mangrove

Arah Aliran

Laut

DAFTAR KOORDINAT, ELEVASI BENCH MARK DAN CONTROL POINT

CP. 02
LAUT SINAM PEMANGKAT

Y=130500,000
BM.02
SPB
U

Mas
jid A
t Taq
wa

Rencana Tanggul Laut


Tahap I

esa
rD
nto
BM.01

Ka
LAUT SINAM PEMANGKAT
Y=130000,000 CP. 01

Keterangan :
- Referensi koordinat proyeksi UTM ditentukan dari BM 1 Pantai Sinam
X. 274150.000 m
Y. 129966.000 m
Z. + 1,419 m
- Dasar ketinggian ( datum vertikal ) :
Ditentukan dari Permukaan Air Laut Rata-Rata (MSL) setempat ,
hasil pengamatan Pasut Tahun 2021 yang diikatkan pada BM.1 = + 1,419 m.
LAUT SINAM PEMANGKAT

Y=129500,000

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax.763911e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

Tataletak Bangunan Pantai Sinam SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS

No. Lembar : 02

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :


Y=129000,000 Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak
HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
NO. TANGGAL YANG DIREVISI DIPERIKSA DISETUJUI DISETUJUI PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
X=272000,000

X=272500,000

X=273000,000

X=273500,000

X=274000,000
LEGENDA
Y=131500,000

Bench Mark

Control Point

Garis Kontur

Patok Poligon

Sungai

Permukiman Penduduk

Jalan Beton
Y=131000,000

Jalan Tanah

Kebun/mangrove

Arah Aliran

Laut

DAFTAR KOORDINAT, ELEVASI BENCH MARK DAN CONTROL POINT

CP. 02
LAUT SINAM PEMANGKAT

Y=130500,000
BM.02
SPB
0. 75
0. 50
U
0. 38
0. 25
0.
0. 75
0. 6375
0. 18 0. 50

0. 12 0. 34

0. 25 0.
0. 06 0. 5075
0. 16 0. 25
0. 00
0. 21
0. 10 0, 18

P.11 0. 05
0. 14
0. 00
0. 11

0. 06

0. 00
P.10

0 .75
0 .50
0 .36
0 .25
0 .22
0 .17
0 .12
P.9 Mas

0 .06
jid A

0. 00
P.8 t Taq
wa

0. 75
0. 60
0. 50
0. 33
0 .25
Rencana Tanggul Laut

0. 21
0. 16
0 .10
0. 05
0. 00
P.7

1. 00
Tahap I

0. 75
0. 62
0. 50
0. 37
0. 25
0. 19
0. 14
0. 06
0. 00
P.6
P.5

00
0.

04
0.

esa
07
0.

rD
11
0.

16

nto
0.

20
BM.01
P.4

00

0.

25
0.

Ka
0.
03

34
0.

0.
06
0.

50
10

0.

00
0.

0.
14
0.

00
17

0.
P.3

0.

20
0.

23
0.
00

25
0.

0.

34
04

0.

50
0.

75
0.
08

0.
0.

12
CP. 01

0.

17
P.2

0.

22
0.

25
LAUT SINAM PEMANGKAT

30
0.
00

0.
50
60
0.

0.

75
05

0.
0.
0.

11
0.

16
0.
P.1

22
0.
Y=130000,000

25
0.

30
00

50
0.

0, 57
0.

0.

62
0.
07

75
0.

0.
13
0.

18
0.
P.0

25
0.
35
50
0.
00

0.
0.

58
07

0.
0.

66
0.

75
12

0.
0.

18
0.

25
0.

33
0.

50
0.

58
0.

63
0,

69
1. 75
0.

50
0.

0.9
20
0.9

20
1.
1.
Keterangan :
- Referensi koordinat proyeksi UTM ditentukan dari BM 1 Pantai Sinam
X. 274150.000 m
Y. 129966.000 m
Z. + 1,419 m
n
na
lb
an
gu - Dasar ketinggian ( datum vertikal ) :
ika ng
tip data Ditentukan dari Permukaan Air Laut Rata-Rata (MSL) setempat ,
n
ka en
TAHAP 2 na n m
igu hu
t d ta
hasil pengamatan Pasut Tahun 2021 yang diikatkan pada BM.1 = + 1,419 m.
pa n
LAUT SINAM PEMANGKAT da tahu
2 di
ap 1
ah ap
n t ah
na n t
n gu nga
ba de
em ma
k p sa
U ntu
Y=129500,000

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax.763911e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

Rencana Potongan Pantai Sinam SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS

No. Lembar : 03

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :


Y=129000,000 Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak
HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
NO. TANGGAL YANG DIREVISI DIPERIKSA DISETUJUI DISETUJUI PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
Potongan P1 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P1 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :

Detail Bangunan P1 JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Skala 1 : 100
LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.1
No. Lembar : 05

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan P2 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P2 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :

Detail Bangunan P2 JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Skala 1 : 100
LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.2
No. Lembar : 06

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan P3 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P3 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :

Detail Bangunan P3 JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Skala 1 : 100
LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.3
No. Lembar : 07

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan P4 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P4 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

Detail Bangunan P4 Pekerjaan :


Skala 1 : 100 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI BelahMANTAN I
JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.4
No. Lembar : 08

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
No Tanggal Yang Direvisi Digambar Diperiksa
PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
Potongan P5 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P5 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

Detail Bangunan P5 Pekerjaan :


Skala 1 : 100 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI BelahMANTAN I
JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.5
No. Lembar : 09

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
No Tanggal Yang Direvisi Digambar Diperiksa
PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
Potongan P6 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P6 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT
Detail Bangunan P6 Pekerjaan :
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I
Skala 1 : 100
JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS

LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.6
No. Lembar : 10

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan P7 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P7 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT
Detail Bangunan P7
Skala 1 : 100 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :
JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS

LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.7
No. Lembar : 11

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan P8 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P8 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT
Detail Bangunan P8
Skala 1 : 100 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :
JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS

LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.8
No. Lembar : 12

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan P9 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P9 Rencana
Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT
Detail Bangunan P9 Pekerjaan :
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I
Skala 1 : 100
JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS

LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.9
No. Lembar : 13

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan P10 Eksisting
Skala 1 : 300

Potongan P10 Rencana


Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT
Detail Bangunan P10
SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :
Skala 1 : 100
JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.10
No. Lembar : 14

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
No Tanggal Yang Direvisi Digambar Diperiksa
DISETUJUI PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
Potongan P11 Eksisting dan Rencana Galian Timbunan
Skala 1 : 300

Potongan P11 Rencana


Skala 1 : 300

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


Detail Bangunan P11 KALIMANTAN BARAT

Skala 1 : 100 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

POTONGAN MELINTANG PANTAI SINAM SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS
P.11
No. Lembar : 15

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
No Tanggal Yang Direvisi Digambar Diperiksa
DISETUJUI PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
Y

Potongan X
Tampak Samping

Potongan Y

Tampak Atas
Detail Kubus Beton K350
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :
Ukuran 80x80x80 cm KALIMANTAN BARAT

Skala 1 : 20 SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :
SINAM KECAMATAN PEMANGKAT
Keterangan : Detail Kubus Beton K 350, Ukuran 80 x80 x80 cm KABUPATEN SAMBAS

Dimensi Ukuran Dalam Satuan Centi Meter (Cm) No. Lembar : 16

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
No Tanggal Yang Direvisi Digambar Diperiksa
PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
TAMPAK ATAS BEGISTING 0.8x0.8x0.8
SKALA 1 : 20

POTONGAN A
SKALA 1 : 20

DETAIL SEKAT BEGISTING 0.8x0.8x0.8 (1 UNIT)


TAMPAK DEPAN BEGISTING 0.8x0.8x0.8 TAMPAK SAMPING BEGISTING 0.8x0.8x0.8 SKALA 1 : 20
SKALA 1 : 20 SKALA 1 : 20

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

Begesting Kubus Beton SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS

No. Lembar : 17

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
No Tanggal Yang Direvisi Digambar Diperiksa
PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
B

Detail Matras A
Skala 1 : 20

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS

LOKASI :
Detail Matras Cerucuk SINAM KECAMATAN PEMANGKAT
KABUPATEN SAMBAS

No. Lembar : 18

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Potongan A
Skala 1 : 20

Potongan B
Skala 1 : 20

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :


KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS

LOKASI :
Detail Potongan Matras Kayu Cerucuk SINAM KECAMATAN PEMANGKAT
KABUPATEN SAMBAS

No. Lembar : 19

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIPERIKSA DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
Yang Direvisi Digambar PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.
DISETUJUI
Detail Concrate Cap KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Provinsi :
Skala 1 : 25 KALIMANTAN BARAT

SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN I Pekerjaan :


JL. . A.. Sood No. 06 Pontianak ( 78121), Tlp. (0561) 734866 Fax. 763911 e-mail:bwsk1pontianak@pu.go.id REVIEW DESAIN PEMBANGUNAN
PENGAMAN PANTAI KABUPATEN SAMBAS
Gambar :
LOKASI :

Detail Concrate Cap SINAM KECAMATAN PEMANGKAT


KABUPATEN SAMBAS

No. Lembar : 17

Ketua Tim Joko Triyanto, ST., MT. No. Register :

Direktur Ir. Ugan Djuanda, MT. Tanggal : No. Kontrak


HK.0201/SATKER-BWS 8
DIREKSI Arie Bayu Purnomo, ST., MPSDA 23 JUNI 2021 /PPK.02/JK-54/02/2021
No Tanggal Yang Direvisi Digambar Diperiksa
PPK PERENCANAAN & PROGRAM Fadiah, ST.

Anda mungkin juga menyukai