Anda di halaman 1dari 581

`

SPESIFIKASI TEKNIS ARSITEKTUR

SYARAT - SYARAT UMUM

1.1. Umum
Pelaksanaan kontruksi pada proyek ini membutuhkan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 4,5 (empat koma lima) bulan kerja. Untuk itu dapat memahami dengan
sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari
secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan seperti yang diuraikan di dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan
dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk
mendapatkan penyelesaian.

1.2. Lingkup Pekerjaan


Penyelesaian tenaga kerja, bahan - bahan dan alat - alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta menjaga kebersihan, mengamankan, mengawasi, dan
memelihara bahan - bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

1.3. Metode Pelaksanan / Metode Kerja


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan,
dengan ketentuan :
a. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri;
b. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
c. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
d. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
e. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
f. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
g. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
h. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
i. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
j. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
`

a. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai


bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;
b. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh
pabrik pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten
dan/ atau berwenang;
k. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:
a. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
b. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten;

l. Mengenai persyaratan daftar peralatan minimal, penyedia harus


mengeluarkan surat pernyataan tentang kelayakan fungsi peralatan.
Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan
rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
b. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau
pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus
lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety
Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
c. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;
d. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh
tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
`

keselamatan konstruksi yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya


tersebut.

Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


e. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus
dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan
pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
f. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih;
g. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material
dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
h. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
dianalisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji
efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor
kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja
dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta
dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan
konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui,
setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang
sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
i. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang
didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job
Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak
harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai
antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari
bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang
mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak
`

harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk


naik/turun;
j. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.

Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


k. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan
dan gambar- gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang disyaratkan, baik
pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing
dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain
yang terkait;
l. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan
disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan
bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk
rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut
telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat
diterima sesuai dengan standar teknik dan standar Keselamatan
Konstruksi yang berlaku;
m. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan,
pembongkaran, pemindahan, pengangkutan, pengangkatan,
penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
n. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas
harus melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis)
setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa
potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan
`

pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat


kerja;

1.4. DAFTAR JENIS PEKERJAAN UTAMA :


1. Pekerjaan Mekanikal
2. Pekerjaan Elektrikal
3. Pekerjaan Arsitektur

1.5. Sarana Kerja


Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota
pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material di
lokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal - hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.

1.6. Gambar-Gambar Dokumen


Dalam hal terjadi perbedaan dan/atau pertentangan dalam gambar - gambar yang ada
(Arsitektur, Struktur, MEP dan Tata Lingkungan) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun
pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) berunding terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana.
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
1) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang, kecuali dinyatakan lain dalam gambar detail dan/atau notasi
gambar.
2) Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan Kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana
dan/atau Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan
dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil - peil,
ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain - lainnya sebelum memulai
pekerjaan.
`

3) Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran - ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) dan Konsultan Perencana.
4) Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing - masing dua salinan, segala
gambar - gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita - berita perubahan dan gambar -
gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen - dokumen
ini harus dapat dilihat dan diperiksa oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan
Konsultan Perencana setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah
terima kesatu, dokumen - dokumen tersebut dibundel/diberkas dan diserahkan
kepada Pengguna Jasa/PPK.

1.7. Gambar-Gambar Pelaksanaan & Contoh-Contoh


1) Gambar - gambar pelaksanaan ( shop drawing ) adalah gambar - gambar, diagram,
ilustrasi jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau sub Kontraktor,
supplier atau produsen yang menjelaskan bahan - bahan atau sebagian pekerjaan.
2) Contoh - contoh adalah benda - benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukan
bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk menilai terlebih dahulu sebelum
dipasang .
3) Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan
segera semua gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh yang diisyaratkan
dalam Dokumen Kontrak oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).
Gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh harus diberi tanda - tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK). Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap
perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal - hal demikian.
4) Pelaksana / Kontraktor melibatakan pensonil pendukung seperti juru ukur, drafter
dan estimator dalam pelaksanaan pembangunan.
5) Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh -
contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
6) Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) akan memeriksa
dan menolak atau menyetujui gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh
dalam waktu sesingkat - singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan
dengan mempertimbangkan syarat - syarat teknis dan estetika.
`

7) Kontraktor akan melakukan perbaikan - perbaikan yang diminta Konsultan Perencana


dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan menyerahkan kembali segala
gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh sampai disetujuiKonsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
8) Persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
terhadap gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut dalam hal tidak
diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK).
9) Semua pekerjaan yang memerlukan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh -
contoh yang harus disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK), tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
10) Gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh harus dikirimkan kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dalam dua salinan.
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) akan memeriksa
dan mencantumkan tanda - tanda “ Telah Diperiksa Tanpa Perubahan “ atau “ Telah
Diperiksa Dengan Perubahan “ atau “ Ditolak “.
Satu salinan ditahan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada Sub
Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
11) Sebutan Katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)hal - hal yang sudah
ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu
dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing -masing
jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.
12) Contoh - contoh yang disebutkan dalam Spesfikasi Teknis harus dikirimkan kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
13) Biaya pengiriman gambar - gambar pelaksanaan, contoh - contoh, katalog - katalog
kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) menjadi
tanggungan Kontraktor.

1.8. Jaminan Kualitas


Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan
adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa
`

semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta
sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti
- bukti mengenai hal - hal tersebut pada butir ini dan kontraktor diwajibkan membantu
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dalam kegiatan
lapangan atas biaya kontraktor.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK), bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

1.9. Nama Pabrik / Merk Yang Ditentukan


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik / merk dari suatu jenis bahan
/ komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan.

1.10. Contoh-Contoh`
1) Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil
dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan
atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh - contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.
2) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material
yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti
kelaikan / sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material -
material tersebut.
4) Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan:
Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop drawing dan sample, yang dianggap
perlu oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).

1.11. Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :
`

Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam


RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis,
atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara jika terdapat kendala
pengadaan, disertai data - data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
KonsultanPerencana sebelum pemesanan.
2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk - produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya didalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya katalog dan selanjutnya
menguraikan data - data yang menunjukan secara benar bahwa produk - produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik / Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK).

1.12. Peserta adalah perusahaan konstruksi yang memiliki :


1) Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dan Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBUJK)
Kualifikasi Usaha yang masih berlaku dengan Bidang dan Klasifikasi sebagai berikut :
1. Klasifikasi : Bangunan Gedung; Sub Klasifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
Kesehatan; Kode Sub Klasifikasi : BG008 (Kualifikasi Usaha Besar); KBLI 2015 :
41015.
Akan terkonversi ke :
Klasifikasi : Bangunan Gedung; Sub Klasifikasi : Konstruksi Gedung Kesehatan; Kode
Sub Klasifikasi : BG005 (Kualifikasi Usaha Besar); KBLI 2020 : 41015.
DAN;
2. Klasifikasi : Instalasi Mekanikal & Elektrikal; Sub Klasifikasi : Jasa Pelaksana
Konstruksi Pemasangan Lift dan Tangga Berjalan; Kode Sub Klasifikasi : MK005
(Kualifikasi Usaha Besar); KBLI 2015 : 43291.
Akan terkonversi ke :
Klasifikasi : Instalasi Mekanikal & Elektrikal; Sub Klasifikasi : Instalasi Mekanikal;
Kode Sub Klasifikasi : IN001 (Bersifat Spesialis); KBLI 2020 : 43291.
2) Memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai
pengalaman tertinggi dalam 15 (lima belas) tahun terakhir);
3) Pengalaman pekerjaan yang dapat dihitung sebagai KD adalah pengalaman yang sesuai
dengan Sub klasifikasi bidang Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Kesehatan
(BG 008) Kualifikasi Usaha Besar;
Akan terkonversi ke Konstruksi Gedung Kesehatan (BG 005) atau Kode 41015 KBLI
2020.
`

Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen Lingkungan, serta


Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.13. BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN

Sebagian pekerjaan utama yang disubkontrakkan kepada penyedia :


a. Klasifikasi : Jasa Pelaksanaan Spesialis; Sub Klasifikasi : Pekerjaan Perancah;
Kode Sub Klasifikasi : SP006; KBLI 2015 : 43902.
Akan terkonversi ke :
Klasifikasi : Jasa Pelaksanaan Spesialis ; Sub Klasifikasi : Pemasangan
Perancah (Steiger); Kode Sub Klasifikasi : PL008; KBLI 2020 : 43902.
Jenis Pekerjaannya yaitu :
1. Pekerjaan Bekisting Skybridge
b. Sebagian Pekerjaan Konstruksi yang Bukan pekerjaan Utama yang
disubkontrakkan kepada sub penyedia jasa kualifikasi kecil :
1. Pekerjaan Tanaman

1.14. KETENTUAN KAS MINIMAL


Berdasarkan :
- Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 18 Tahun 2023 sebagaimana telah diundangkan
diundangkan pada tanggal 14 April 2023; dan
- Surat Pernyataan Persetujuan Persyaratan Kualifikasi Keuangan dari pejabat pimpinan
tinggi pratama, maka ditambahkan persyaratan sebagai berikut :
a. Peserta tender harus memenuhi persyaratan Kualifikasi Keuangan berupa kas minimal
sesuai dengan ketentuan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 18 Tahun 2023 yang
telah diundangkan pada tanggal 14 April 2023;
b. Pemenuhan persyaratan pada huruf a. diatas yaitu peserta tender harus
menyampaikan serta memiliki saldo kas yang tersaji dalam rekening bank atas nama
calon Penyedia berupa rekening koran atau laporan / dokumen sah lainnya yang
dikeluarkan oleh bank REVIU Ke - 2 tertanggal paling lama 1 (satu) hari kerja sebelum
pemasukan penawaran;
c. Pokja Pemilihan melaksanakan proses kualifikasi keuangan terhadap evaluasi kas
minimal yang dipersyaratkan berdasarkan nilai penawaran terkoreksi hasil koreksi
aritmatik.
d. Pokja pemilihan dalam melakukan evaluasi terhadap pemenuhan persyaratan
kualifikasi keuangan, memperhitungkan SKP sesuai ketentuan peraturan perudang-
undangan;
`

e. Peserta tender harus memenuhi persyaratan Kualifikasi Keuangan berupa nilai kas
minimal, dengan perhitungan menggunakan rumus sebagaimana tercantum pada huruf
g. dibawah;
f. Peserta tender yang tidak memenuhi persyaratan Kualifikasi Keuangan berupa kas
minimal dinyatakan gugur kualifikasi;
g. Adapun Rumus Perhitungan Persyaratan Kualifikasi Keuangan Berupa Nilai Kas
Minimal, yaitu sebagai berikut :

h. Dalam hal peserta melakukan KSO :


- Pemenuhan persyaratan nilai kas minimal, dilakukan secara saling melengkapi oleh
perusahaan yang tergabung dalam KSO;
- Apabila terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam KSO menyampaikan
dokumen saldo kas, maka pemenuhan persyaratan nilai kas minimal dengan cara
menjumlahkan saldo kas yang dimiliki oleh setiap perusahaan yang tergabung dalam
KSO;
`

- Sisa Kemampuan Paket (SKP) yang diperhitungkan kedalam Rumus Pemenuhan Nilai
Kas Minimal, hanya dilakukan kepada leadfirm KSO;
- Adapun contoh Rumus Pemenuhan Nilai Kas Minimal dalam bentuk Microsoft Excel
yang dapat digunakan oleh peserta, terlampir pada fasilitas Berita Acara Lainnya di
SPSE;
i. Terhadap peserta tender yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi keuangan
berupa nilai kas minimal sebagaimana tersebut pada huruf a s.d. h. diatas, kelompok
kerja pemilihan dapat melakukan klarifikasi kepada pihak bank bersangkutan untuk
memastikan atas ketersediaan dan kepemilikan nilai kas minimal. Pada saat
dilakukan klarifikasi oleh pokja pemilihan, saldo kas minimal harus tetap tersedia
senilai sama dengan yang disampaikan dalam dokumen penawaran (minimal senilai
cukup untuk memenuhi persyaratan kas minimal). Apabila didalam klarifikasi
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai / tidak benar maka menggugurkan penawaran.

1.15. IDENTIFIKASI RKK


Tingkat Resiko Pekerjaan : Resiko Keselamatan Konstruksi “Besar”.
Identifikasi bahaya dengan tingkat resiko paling besar : Pekerjaan Air Conditioning yaitu
terjatuh dari ketinggian.

Konseptual SMKK
Deskripsi Resiko Peningkatan Tingkat Resiko Penilaian Sisa Resiko
Identifikasi Persyaratan
Pengendalian Pengendalian
No. Bahaya Jenis Bahaya Pemenuhan Nilai Tingkat Nilai Tingkat Keterangan
Awal Lanjutan
Uraian (Skenario (Tipe Peraturan Kemungki Keparaha Resiko (F Resiko Kemungki Keparaha Resiko (F Resiko
Pekerjaan Bahaya) Kecelakaan) nan (F) n (A) xA) (TR) nan (F) n (A) xA) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Resiko
Pekerjaan Air pekerja jatuh
1 *Pekerjaan yang mempunyai resiko terbesar
Conditioning dari
ketinggian

BAGIAN A. UMUM

BAB I. SISTEM MANAJEMEN, KEBIJAKAN, PEMBUATAN PROGRAM DAN ACUAN K3


1.1. SISTEM MANAJEMEN K3
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Manajemen K3) merupakan rangkaian
proses pekerjaan yang mempunyai siklus yang dimulai dari perencanaan, dilanjutkan
dengan aplikasi, pemantauan terhadap aplikasi dan peninjauan terhadap perencanaan
yang telah dibuat. Rangkaian tersebut merupakan rangkaian tertutup dan mempunyai
semangat adanya perbaikan berkesinambungan.
Ada beberapa sistem manajemen K3 telah diperkenalkan kepada masyarakat secara
luas, diantaranya:
`

1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu Permenaker


No. 5/1996,
2) Occupational Health and Safety Assessment Series 18001:1999 (OHSAS
18001:1999),
3) Construction Industry Occupational Health and Safety Management Systems
(COHSMS).

1.2. KEBIJAKAN
Dasar Pelaksanaan K3 adalah komitmen yang merupakan janji pimpinan puncak suatu
organisasi (perusahaan), hal ini dapat diketahui lebih jelas dalam pedoman penerapan
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan PERMENAKER No.
PER.05/MEN/1996, dimana pengurus organisasi harus menunjukkan komitmennya
terhadap penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan dasar komitmen inilah
kebijakan dapt ditetapkan, keduanya diberikan sebagai berikut.

1) Komitmen:
Komitmen merupakan landasan utama konsep penerapan Manajemen K3.
Komitmen yang berupa kebijakan dan arahan dalam penerapan K3 di Perusahaan,
Komitmen pimpinan termasuk kesediaannya menyiapkan organisasi K3, SDM K3
dan anggaran K3 yang dituangkan dalam bentuk kebijakan K3 (Safety Policy), secara
umum isi dari komitmen tersebut adalah
- Landasan keberhasilan program K3, merupakan pemyataan sikap dan dukungan
manajemen terhadap program K3 dalam perusahaannya.
- Mengikat semua pihak terkait (stake holder), meliputi manajemen, karyawan,
pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas.

2) Kebijakan
 Komitmen yang dijabarkan dalam bentuk kebijakan tertulis (Safety Policy) yang
memuat sikap, komitmen dan dukungan serta arah kebijakan penerapan K3
dalam perusahaan
 Kebijakan ini memuat seluruh arahan dari target visi, misi, dan tujuan organisasi
dalam penerapan sistem manjemen K3.
 Kebijakan dijabarkan pada tingkat pelaksana dalam bentuk peran aktif dan
implementasi program K3.
 Kebijakan ini dibuat dalam suatu proses yang melibatkan seluruh
unsur/komponen yang ada dalam suatu organisasi,
 Kebijakan K3 ditandatangani oleh manajemen puncak.
`

1.3. PEMBUATAN PROGRAM


Program yang dimaksudkan disini adalah program umum yang di dalamnya memuat
strategi pencapaian penerapan SMK3, secara detail program dapat di aplikasikan dalam
bentuk prosedur dan petunjuk kerja, semua ini ditujukan untuk memudahkan dalam
menerapkan dan mengembangkan sistem dan prosedur K3 untuk setlap kegiatan
operasi sebagai pedoman keselamatan kerja, bekerja secara aman dan yang akan
berpengaruh meningkatnya produktifitas kerja, penyusunan elemen K3 berdasarkan
hasil telaah awal dan penetapan tujuan dan objektif yang ingin dicapai.
Penyusunan elemen – elemen K3 dalam program disesuaikan dengan sistem SMK3 yang
hendak dijalankan, dapat menggunakan atau memilih acuan – berikut ini sebagai
referensi yang hendak ditetapkan, diantaranya :
 PERMENAKER No.: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
 OHSAS 18001:1999, Occupational Health And Safety Assessment Series
Sistem yang dijalankan harus memenuhi 5 prinsip elemen Dasar SMK3 dan 12 elemen
K3 Operasional, diantaranya adalah :

1) Prinsip Dasar SMK3


a. Penetapan Kebijakan dan Penjaminan Komitmen K3
b. Perencanaan Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3
c. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dgn Mengembangkan Kemampuan dan
Mekanisme Pendukung yg Diperlukan utk Mencapai Kebijakan, Tujuan dan
Sasaran K3
d. Pengukuran, Pemantauan, dan Evaluasi Kinerja K3
e. Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara
berkesinambungan.

2) Elemen SMK3
a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
b. Pendokumentasian Strategi
c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak
d. Pengendalian Dokumen dan Data K3
e. Pembelian
f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
g. Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan
h. Komunikasi dan Pelaporan
`

i. Pengelolaan Material
j. Standar Pemantauan
k. Audit internal SMK3
l. Tinjauan Manajemen

Dasar penyusunan program dilaksanakan mulai dari perencanaan penerapan K3


melalui identifikasi bahaya sampai dengan penerapan dan pengendalian operasi
yang harus dijalankan.
Contoh penerapan dan pengendalian operasi dari elemen-elemen program K3 yang
hendak dijalankan, mengikuti prosedur / petunjuk kerja yang harus dijalankan
secara konsisten dilapangan.

3) Penerapan (Implementasi) dan Operasi K3


Sistem dan prosedur termasuk petunjuk kerja meliputi seluruh aspek kegiatan
sesuai dengan tingkatan kegiatan yang ada dilapangan, misalkan diantaranya :
- Prosedur Kerja Aman (Safe Working Practices)
- Prosedur kebersihan dan penyelamatan Lingkungan
- Prosedur penyelamatan keadaan darurat
- Prosedur Kesehatan Kerja.
- Prosedur penanggulangan Kebakaran,
- Prosedur pemenuhan Sarana dan Fasifitas
- Petunjuk kerja ijin kerja ruang terbatas dan tertutup
- Prosedur Identifikasi Bahaya (Hazards identification)
- Prosedur Pembinaan dan Pelatihan (Safety Training& Education)
- Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek (Project Safety Review)
- Petujuk penggunaan Alat Keselamatan (Safety Equipment)
- Prosedur pengelolaan Keselamatan Lalu Lintas Jafan (Traffic Safety)
- Petunjuk Kerja Inspeksi K3 (Safety sistemtion)
- Prosedur Penyelidikan Kecelakaan (Incident Investigation)
- Prosedur Pengelolaan Limbah (Waste Management)
- Petunjuk Kerja Sistem Pelaporan K3 (Safety Reporting Systems)
- Prosedur Audit K3 (Safety Audit)

1.4. ACUAN
Acuan disini adalah dasar referensi atas pelaksanaan SMK3 yang hendak dijalankan, dan
ini merupakan Hukum dan peraturan dan perundang – undangan K3 yang berlaku di
tempat kegiatan kerja. Acuan atau rujukan ini didasarkan pada ketentuan:
`

1) Undang-Undang No. 1 thn 1970 tentang Keselamatan Kerja


2) Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3) PERMENAKER No. Per 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Konstruksi Bangunan
4) PERMENAKER No.: Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
5) Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
Kep.174/ MEN/1986, No. 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi
6) PERMENAKER No.: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
7) OHSAS 18001:1999, Occupational Health and Safety Assessment Series
8) OHSAS 18002:2000, Guideline for the implementation of OHSAS 18001:1999
`

BAB 2. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN

2.1. PENGERTIAN
Prosedur pemeriksaan dan pengendalian adalah suatu tata cara yang mengatur
bagaimana melaksanaan pemeriksaan atas pelaksanaan penerapan K3, terkait
kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan, dan bilamana terdapat
ketidaksesuaian atau penyimpangan dalam pelaksanaan, harus dilaksanakan perbaikan
menuju ke standar yang telah ditetapkan, atau melakukan pencegahan pada suatu
kondisi yang akan mengarah terjadinya insiden / kecelakaan kerja, hal – hal yang
menyangkut perbaikan dan pencegahan inilah yang dinamakan dengan pengendalian.
Prosedur pemeriksaan dan pengendalian tersebut perlu ditetapkan dengan tujuan untuk
tetap mempertahankan pelaksanaan K3 secara konsisten terus – menerus, bahkan
bilamana dianggap perlu, dapat ditindak lanjuti dengan pengembangannya guna
mempertinggi hasil – hasil yang hendak dicapai.

2.2. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN


Prosedur pemeriksaan dan pengendalian dapat dibagi dalam pembagian sebagai berikut
:

1) Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan dapat berupa inspeksi dan audit yang bersifat internal,
pemeriksaan harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidang
K3, khususnya K3 di bidang pekerjaan konstruksi,
Pemeriksaan yang bersifat inspeksi dapat dilaksanakan secara harian (daily),
mingguan (weekly), bulanan (monthly), yang harus dijalankan secara tetap dan
kontinyu untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai
Pemeriksaan yang bersifat audit tentunya dilaksanakan secara berkala tiap 2 (tiga)
bulan sekali atau 6 (enam) bulan sekali, ketentuan ini berlaku mengikuti standar /
ketentuan audit yang diberlakukan pada umumnya oleh badan internal organisasi
dan / atau badan auditor.
Pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidang
kerjanya dan mendapat pengesahan serta verifikasi oleh petugas yang mempunyai
kompetensi K3 atau yang diberi kewenangan akan hal ini dalam bidang K3.
Kegiatan pemeriksaan dapat dimulai dari pengendalian kegiatan pengendalian
material dan pergudangan termasuk di dalamnya penerimaan barang masuk,
penyimpanan / penempatan, pengambilan / pengeluaran / pemindahan,
pemasangan, pemeliharan, pengelolaan peralatan konstruksi dan fasilitas pekerjaan
`

konstruksi lainnya serta penanganan kesehatan dan lingkungan, semuanya ini harus
dipastikan terintegrasi dalam strategi pencegahan resiko kecelakaan yang akan
terjadi dan / atau penyakit akibat kerja,
Pemeriksaan yang bersifat inspeksi maupun audit keduanya mempunyai sifat yang
sama yakni, untuk memastikan bahwa penerapan pelaksanaan sistem manjemen
K3 telah dijalankan sesuai kaidah – kaidah / standar K3. Sedangkan audit lebih
ditekankan pada:
a. Pencapaian sasaran dan target
b. Penanganan ketidaksesuaian (noncorforming)
c. Tindak lanjut hasil inspeksi, tes dan commisioning, dll.

2) Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan bersifat perbaikan keadaan dan
pencegahan situasi terhadap bahaya yang akan timbul.
Tindakan perbaikan yang dilaksanakan di lapangan secara umum menjadi
tanggungjawab pimpinan unit kerjanya, dan perbaikan yang dilakukan diantaranya:
a. perbaikan atas temuan ketidaksesuaian (nonconforming) K3 di semua tingkatan
aktifitas, untuk mengeliminasi penyebab ketidaksesuaian potensial.
b. Pelaksanaan K3 yang yang tidak sesuai atau menyimpang dari
ketentuan/strandar yang ditentukan dalam sasaran dan program Kerja K3,
sesuai dengan pengembangan kondisi pekerjaan di lapangan yang sebelumnya
belum di antisipasi bahayanya atau belum ditinjau tingkat keseuaiannya, guna
penyempurnaan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan bahan /
material / prosedur opersionil sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja.
c. Rekomendasi hasil inspeksi, pengujian dan commissioning yang termasuk pada
pekerjaan fase pemindahan, penempatan, pemasangan / perakitan dan
pelepasan / pembongkaran kembali, Pengelolaan Alat Kerja dan Peralatan
Konstruksi, pelaksanaan pengetesan / pengujian ini didasarkan pada proses
dan hasil kerja.

3) Prosedur Pengendalian
Pengendalian adalah memantau dan mengukur pencapaian kinerja K3, yang
meliputi proses K3 didasarkan dengan adanya:
• Kinerja masing-masing proses kegiatan dan.
• Sasaran
Pengukuran (Evaluasi) dan peningkatan Kinerja K3.
`

Pengukuran adalah pengukuran kinerja yang dilakukan didasarkan pada ketentuan


yang telah ditetapkan sebelumnya berupa parameter kinerja, cara penilaian dan
pengukurannya. Misalnya mengukur :
a. Tingkat pemahaman pengetahuan dan partisipasi pekerja dalam kegiatan K3,
termasuk partisipasi pengunjung / tamu / sub kontraktor/ vendor / mitra kerja
dll yang terkait pelaksanaan kerja konstruksi di lapangan
b. Statistilk angka insiden / kecelakaan, tingkat keparahan dan frekwensi insiden
ataupun kecelakaan,
c. Jumlah jam kerja hilang.
`

BAB 3. SISTEM MANAJEMEN K3

3.1. PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN K3


Secara umum dan singkat, pengembangan sistem manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bisa dilihat sebagaimana uraian berikut.
1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Penerapan terhadap SMK3 ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a. Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat resiko rendah harus
menerapkan sebanyak 64 (enam puluh empat) kriteria,
b. Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko menengah harus
menerapkan sebanyak 122 (seratus dua puluh dua) kriteria,
c. Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko tinggi harus
menerapkan sebanyak 166 (sera tus enam puluh enam) kriteria.
Keberhasilan penerapan SMK3 di tempat kerja diukur dengan cara berikut :
 Untuk tingkat pencapaian penerapan 0% - 59% dan pelanggaran peraturan
perundangan akan dikenai tindakan hukum,
 Untuk tingkat pencapaian penerapan 60%-84% diberikan sertifikat dan
bendera perak,
 Untuk tingkat pencapaian penerapan 85%-100% diberikan sertifikat dan
bendera emas
2) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja versi OHSAS 18001:1999
(Occupational Health and Safety Assessment Series 18001:1999) berikut Guidelines
for the implementation of OHSAS 18001:1999 (OHSAS 18002:2000) adalah sistem
manajemen K3 yang dirumuskan oleh 13 organisasi internasional dengan
menggunakan 10 standar K3 di beberapa negara. Sistem ini terdiri dari 4 klausul
besar yang terurai ke dalam 9 sub klausul.
Standar ini dikembangkan sebagai reaksi atas kebutuhan masyarakat/institusi yang
sangat mendesak, sehingga institusi tersebut bisa melaksanakan manajemen K3
dengan standar tertentu, terhadap institusi tersebut bisa dilakukan audit serta
mendapatkan sertifikatnya. Demikian juga terhadap auditornya juga akan
mempunyai standar panduan dalam melaksanakan kegiatan auditnya.

3.2. ELEMEN DALAM SISTEM MANAJEMEN K3


1) Lingkup
SMK3 mengandung persyaratan-persyaratan dalam sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, sehingga suatu organisasi bisa menggunakannya untuk
`

mengontrol resiko dan melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap prestasi


kerjanya.
Spesifikasi dalam SMK3 bisa diterapkan oleh berbagai jenis organisasi dengan
tujuan:
 Membangun sistem K3 dalam rangka meminimalisir secara maksimal, bila
memungkinkan menghilangkan suatu resiko terhadap karyawan, harta benda
maupun pihak lain terkait dalam rangka pengembangan K3,
 Menerapkan, memelihara dan mewujudkan perbaikan berkesinambungan
dalam sistem K3,
 Adanya kontrol dalam hal pelaksanaan K3 terhadap kebijakan organisasi yang
telah ditetapkan,
 Mendemonstrasikan kesesuaian antara sistem K3 yang dibangun dengan
sistem lain dalam organisasi,
 Menjalani proses sertifikasi dan registrasi dalam bidang sistem K3 oleh
organisasi eksternal (auditor).

Pada dasarnya secara umum, SMK3 yang dimaksud mengandung 5 prinsip dasar
yang sama yang terdiri dari 5 (lima) prinsip dasar (elemen utama) yaitu:
a. Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja policy)
b. Perencanaan (Planning)
c. Penerapan dan Operasi (Implementation and operation)
d. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective action)
e. Tinjauan Manjemen (Management review)
f. Perubahan perbaikan Berkelanjutan (Perbaikan berkelanjutan)

5 Prinsip dasar pelaksanaan SMK3 sesuai Permennaker No. 5/MEN/1996 tentang


pedoman penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Terdiri dari:
a. Penetapan Komitmen dan Kebijakan K3
b. Perencanaan (Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3)
c. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dgn Mengembangkan Kemampuan dan
Mekanisme Pendukung yang Diperlukan utk Mencapai Kebijakan,

Tujuan dan Sasaran K3:


a. Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3
b. Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara
berkesinambungan
`

Sedangkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja, diberikan dalam 12 elemen audit yang diberikan sebagai
berikut:
a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
b. Pendokumentasian Strategi
c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak
d. Pengendalian Dokumen
e. Pembelian
f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
g. Standar Pemantauan
h. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
i. Pengelolaan Material dan Perpindahannya
j. Pengumpulan dan Penggunaan Data
k. Audit internal SMK3
l. Tinjauan Manajemen

2) Komitmen Dan Kebijakan K3


Dalam suatu organisasi harus dibuat Penetapan Komitmen dan Kebijakan K3 oleh
top management, yang secara jelas menyatakan tujuan Komitmen dan Kebijakan
K3, serta adanya memiliki komitmen terhadap perbaikan (perubahan) berkelanjutan
(perbaikan berkelanjutan) dalam kinerja K3.
Beberapa hal harus diperhatikan berkaitan dengan kebijakan (policy) organisasi:
a. sesuai dengan iklim organisasi dan tingkat resiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang dihadapi organisasi,
b. mengandung komitmen dalam hal perbaikan berkelanjutan,
c. mengandung komitmen dalam hal pemenuhan terhadap peraturan
perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku maupun
persyaratan-persyaratan lainnya,
d. didokumentasikan, diterapkan dalam aktifitas organisasi dan dipelihara,
e. dikomunikasikan kepada seluruh karyawan secara intensif sehingga seluruh
karyawan peduli terhadap kewajiban-kewajibannya dalam hal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja,
f. mudah dijangkau oleh pihak-pihak lain (pihak luar organisasi),
g. dievaluasi untuk menjamin bahwa policy organisasi ini masih relevan dan sesuai
dengan aktifitas organisasi
`

3) Perencanaan K3
Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi Pemenuhan terhadap Kebijakan yang
ditetapkan yang memuat Tujuan, Sasaran dan Indikator kinerja penerapan K3
dengan mempertimbangkan penelaahan awal sebagai bagian dalam
mengidentifikasi potensi sumber bahaya penilaian dan pengendalian resiko atas
permasalahan K3 yang ada dalam perusahaan atau di proyek atau tempat kegiatan
kerja konstruksi berlangsung.
Untuk hal tersebut haruslah ditentukan oleh lsu Pokok dalam Perusahaan dalam
identifikasi bahaya:
- Frekuensi dan tingkat keparahan Kecelakaan Kerja
- Kecelakaan Lalu Lintas
- Kebakaran dan Peledakan
- Keselamatan Produk (Product Safety)
- Keselamatan Kontraktor
- Emisi dan Pencemaran Udara
- Limbah Industri

4) Tujuan dan Sasaran


Berdasar telaah awal ditetapkan target atau tujuan serta sasaran yang akan dicapai
dalam bidang K3 disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan tingkat resiko
yang ada.

5) Sasaran Penerapan SMK3, meliputi :


• Sumber Daya Manusia
• Sistem dan Prosedur
• Sarana dan Fasilitas
• Pencapaian prespektif di lingkungan internal dan ektenal
• Pemberdayaan, pertumbuhan dalam penerapan K3
Organisasi harus menyusun planning KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA yang
meliputi:
a. identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian resiko
(risk assessment and risk control) yang dapat diukur
b. pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya,
c. penentuan tujuan dan sasaran,
d. program kerja secara umum dan program kerja secara khusus.
e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3
`

6) Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko


Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur tentang perencanaan
identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendaliannya, dalam memenuhi
kebijakan K3 yang ditetapkan. Prosedur perencanaan, identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan pengendaliannya harus ditetapkan, dikendalikan dan didokumentasikan.
Assessment dan pengendalian resiko ini harus telah dipertimbangkan dalam
penetapan target K3.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam menyusun identifikasi bahaya:
a. identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendaliannya bersifat proaktif,
bukan reaktif,
b. identifikasi dan klasifikasi resiko kemudian dikontrol dan diminimalisir, dikaitkan
dengan objective dan program kerja,
c. konsisten diterapkan,
d. bisa memberi masukan dalam penentuan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh
organisasi, identifikasi pelatihan dan pengembangan ystem terhadap operasi
organisasi,
e. bisa menjadi alat pemantau terhadap tindakan-tindakan yang diperlukan,
sehingga terwujud efektifitas dan efisiensi.

7) Peraturan dan Perundang – Undangan dan Persyaratan Lainnya


Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur tentang identifikasi peraturan
perundangan dan persyaratan-persyaratan lainnya yang diperlukan dalam kegiatan
organisasi. Organisasi tersebut harus memelihara ketersediaan dokumen-dokumen
ini, mensosialisasikan kepada karyawan maupun kepada pihak luar terkait.
Organisasi harus memastikan dapat mengendalikan tinjauan peraturan dan
perundang-undangan, standar / acuan terkini sebagai akibat perubahan kebijakan
pemerintah, perubahan keadaan / peralatan / teknologi yang terjadi diluar
organisasi

8) Tujuan dan Sasaran


Organisasi harus menyusun dan memelihara tujuan dan sasaran K3, bila
memungkinkan berupa tujuan dan sasaran K3 yang telah dikuantifisir, pada setiap
fungsi dan level dalam organisasi.
Ketika menetapkan maupun meninjau kembali tujuan dan sasaran ini, organisasi
harus mempertimbangkan peraturan perundangan dan persyaratan- persyaratan
lainnya, bahaya dan resiko, teknologi yang digunakan, kemampuan keuangan,
persyaratan dalam pengoperasian organisasi dan pandangan pihak luar terkait.
`

Dalam menetapkan tujuan dan sasaran sekurang – kurangnya harus memenuhi


kualifikasi:
a. Dapat diukur,
b. Satuan pengukuran,
c. Sasaran pencapaian,
d. Jangka waktu pencapaiannya
Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan K3 harus dikonsultasikan dengan wakil
tenaga kerja, Ahli K3, dan pihak – pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
Tujuan dan sasaran ini harus konsisten terhadap kebijakan K3 termasuk kebijakan
tentang perbaikan berkelanjutan.

9) Indikator Kinerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan Keselamatan dan kesehatan
kerja perusahaan harus menggunakan system kinerja yang dapat diukur sebagai
dasar penilaian kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian system manejemen
Keselamatan dan kesehatan kerja.

10) Program – Program Manajemen K3


Program manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja meliputi perencanaan
awal dan perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung, Dalam rangka
pencapaian tujuan dan sasaran, maka organisasi harus menyusun dan
memelihara program kerja Keselamatan dan kesehatan kerja untuk
meningkatkan kondisi Keselamatan dan kesehatan kerja. Disesuaikan dengan
kondisi, sumber daya yang tersedia dan tingkat prioritasnya. Program kerja
memuat penanggung jawab dan otoritas pada fungsi-fungsi dan level dalam
organisasi dan target waktu dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
tersebut.
Program kerja ini harus dievaluasi secara sistemastis dan terencana, bila
diperlukan, bisa diamandemen sehubungan dengan pergeseran aktifitas, hasil
produksi, hasil jasa atau kondisi operasi dalam organisasi.
a. Untuk menerapkan dan mengembangkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja disusun program implementasi atau elemen
Keselamatan dan kesehatan kerja, dengan menetapkan system
pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan
fungsi dan tujuan dari tingkatan manajemen perusahaan yang bersangkutan.
`

b. Elemen Keselamatan dan kesehatan kerja disesuaikan dengan kebutuhan


masing – masing perusahaan berdasarkan hasil telaah awal dan penetapan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan termasuk dalam
menetapkan sarana dan jangka waktu untuk pencapaian tujuan dan sasaran
tersebut.
11) Penerapan Rencana K3
Secara Efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung
yg diperlukan utk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan
kesehatan kerja

3.3. JAMINAN KEMAMPUAN

1) Sumber Daya Manusia, Sarana Dan Dana


Organisasi (Perusahaan) harus menyediakan Sumber daya manusia (SDM), sarana
dan dana yang memadai untuk menjamin pelaksanaan SMK3 sesuai dengan
persyaratan sistem SMK3 yang ditetapkan. Dalam memenuhi ketentuan di atas,
organisasi harus membuat prosedur dan menyediakan biaya, sehingga dapat
dipantau keefektifannya, diantaranya:
 Sumber daya yang memadai sesuai dengan tingkat keperluannya,
 Melakukan identifikasi kompetensi kerja termasuk pelaksanaan pelatihan yang
dibutuhkan,
 Membuat ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi K3 secara efektif,
 Membuat ketentuan untuk mendapatkan saran – saran dari para ahli
 Membuat ketentuan/peraturan untuk pelaksanaan konsultasi dan
keterlibatan pekerja.

2) Integrasi
Organisasi menjamin sistem SMK3 yang dilaksanakan dapat terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan secara selaras dan seimbang.

3) Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat


a. Organisasi
Organisasi harus menentukan aturan main, kewenangan dan otoritas personil-
personil yang mengatur, menjalankan dan memantau aktifitas- aktifitas yang
berkaitan dengan resiko K3 dalam kaitan dengan aktifitas, fasilitas dan proses
dalam organisasi secara keseluruhan. Dokumen- dokumen tersebut harus di
tetapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan.
`

Manajemen organisasi harus menyediakan sumber daya utama, termasuk di


dalamnya sumber daya manusia, spesialis-spesialis, teknologi maupun
keuangan dalam rangka pelaksanaan, kontrol dan perbaikan manajemen K3.

b. Peran Tenaga Ahli


Untuk mengembangkan, menerapkan dan memelihara cara kerja, prosedur,
sistem, pengaman dan standar untuk menghilangkan, mengendalikan dan
mengurangi bahaya Kecelakaan kerja terhadap manusia, prasarana dan
lingkungan, pembinaan SDM K3
Penanggungjawab K3 dalam manajemen organisasi harus mempunyai aturan
main, tanggung jawab dan wewenang dalam rangka:
1) menjamin bahwa persyaratan-persyaratan dalam sistem manajemen K3
dibangun, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi dalam
OHSAS,
2) menjamin bahwa laporan performance sistem manajemen K3 disampaikan
kepada top management dalam rangka evaluasi dan sebagai dasar
perbaikan sistem manajemen K3.

4) Konsultasi, Komunikasi, dan Kesadaran


Organisasi harus mempunyai prosedur yang menjamin bahwa informasi- informasi
K3 dikomunikasikan kepada dan dari karyawan maupun pihak lain terkait.
Keterlibatan dan konsultasi karyawan harus didokumentasikan dan disampaikan
kepada pihak lain yang berkepentingan. Dalam hal ini pengurus organisasi harus
dapat menunjukkan komitmennya dalam pelaksanaan konsultasi, komunikasi dan
penyadaran pekerja akan pelaksanaan K3, dengan melibatkan seluruh unsur
pekerja dan pihak – pihak lain yang terkait akan pelaksanaan dan penerapan,
pemeliharaan dan pengembangan SMK3, untuik hal ini, maka, karyawan harus:
a. berperan aktif dalam pengembangan dan evaluasi kebijakan dan prosedur
berkaitan dengan pengen dalian resiko,
b. diberi informasi tentang wakil karyawan dalam bidang K3 dan penanggung
jawab manajemen dalam bidang K3.

5) Pelatihan Kompetensi Kerja


Pengurus organisasi harus mempunyai dan menjamin kompetensi kerja dan
pelatihan setiap tenaga kerja yang cukup dalam rangka menjalankan tugasnya
dalam unit-unit kerja yang terkait dengan K3. Kompetensi harus didefinisikan sesuai
dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
`

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk menjamin karyawan-


karyawannya bekerja pada fungsi-fungsi dan level yang relevan, dalam kaitan
dengan:
a. menjamin kesesuaian sistem yang dijalankan dengan kebijakan, prosedur dan
persyaratan-persyaratan dalam sistem K3,
b. konsekwensi-konsekwensi K3, baik aktual maupun potensial, dalam
menjalankan aktifitas kerja, aturan main dan tanggung jawab dalam pencapaian
kebijakan K3 dan prosedur

3.4. KEGIATAN PENDUKUNG

1) Komunikasi
Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber penting
pelaksanaan SMK3, semua kegiatan ini harus didokumentasikan, prosedur yang ada
harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan tersebut:
a. Mengkomunikasikan hasil pelaksanaan SMK3, pemantauan, audit dan tinjauan
ulang manajemen ke semua pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam
kinerja K3,
b. Melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 yang terkait dari luar
perusahaan,
c. Menjamin informasi yang terkait dikomunikasikan kepada orang–orang diluar
perusahaan yang membutuhkannya.

2) Pelaporan
Sistem pelaporan internal penerapan SMK3 perlu ditetapkan oleh organisasi untuk
memastikan bahwa SMK3 dipantau dan kinerjanya ditingkatkan, Hal tersebut untuk
menangani:
a. Pelaporan identifikasi sumber bahaya,
b. Pelaporan terjadinya insiden,
c. Pelaporan ketidaksesuaian,
d. Pelaporan Kinerja SMK3, dan
e. Pelaporan lainnya yang dipersyaratkan oleh perusahaan maupun oleh peraturan
– perundang undangan

3) Pendokumentasian
`

Organisasi harus membuat dan memelihara informasi dalam bentuk cetak (kertas)
atau elektronik. Dokumen-dokumen disusun sepraktis mungkin, sehingga bisa
mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.

4) Pengendalian Dokumen
Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk mengontrol seluruh
dokumen dan data-data untuk menjamin:
- seluruh dokumen diarsip dengan baik,
- secara periodik dievaluasi, direvisi sesuai kebutuhan dan disetujui, disesuaikan
dengan kecukupannya oleh personil yang berkompeten,
- revisi yang berlaku tersedia di semua lokasi yang memerlukannya,
- dokumen-dokumen yang tidak terpakai dipisahkan dengan baik dari aktifitas
yang sedang berjalan

5) Pencatatan dan Manajemen Informasi


Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi,
memelihara dan mendisposisi catatan K3, termasuk hasil audit dan evaluasi.
Catatan K3 harus sah, bisa diidentifikasi dan mempunyai kemampuan telusur
sehubungan dengan aktifitas tertentu. Catatan K3 harus disimpan dan dipelihara
dengan cara tertentu, sehingga siap setiap saat untuk didapatkan dan terlindung
dari kerusakan atau hilang.

3.5. IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA, PENILAIAN, DAN PENGENDALIAN RESIKO


Identifikasi bahaya sebagaimana ditetapkan dalam bagian / elemen, harus dinillai tingkat
resikonya, yang merupakan tolok ukur mengetahui adanya kemungkinan terjadinya
bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.. yang selanjutnya akan dapat
dikendalikan tingkat resikonya

1) Identifikasi Sumber Bahaya


Identifikasi potensi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. Kondisi atau kejadian yang dapat menimbulkan bahaya
b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi
2) Penilaian
Penilaian resiko harus dilakukan setelah diketahui identifikasi potensi sumber
bahaya, Penilaian resiko didasarkan pada:
a. Tingkat kekerapan (frekwensi) terjadinya insiden / kecelakaan kerja
b. Tingkat keparahan (consequences) yang terjadi akibat insiden / kecelakaan
`

kerja
Penilaian resiko ini untuk memastikan dan menentukan adanya prioritas
pengendalian resiko inseden, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
3) Tindakan Pengendalian
Organisasi harus mengontrol seluruh aktifitas-aktifitas sesuai dengan identifikasi
resiko yang telah disusun. Hal ini bisa ditempuh dengan jalan:
a. penerapan dan pemeliharaan prosedur, sehingga akan bisa melihat adanya
deviasi terhadap policy dan tujuan dan sasaran K3,
b. menyusun kriteria-kriteria operasi dalam prosedur,
c. penerapan dan pemeliharaan prosedur yang berhubungan dengan resiko
material, peralatan kerja dan tenaga kerja dan mengkomunikasikan prosedur-
prosedur tersebut kepada pihak terkait lainnya,
d. penerapan dan pemeliharaan prosedur dalam perencanaan areal kerja,
proses, instalasi lainnya.

Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui
metode:
 Pendidikan, pelatihan,
 Pembangunan kesadaran dan motivasi dengan pemberian penghargaan dapat
berupa insentif / bonus, surat penghargaan, dllnya,
 Evaluasi terhadap hasil inspeksi, audit, analisa insiden dan kecelakaan,
 Penegakkan hukum dan peraturan – peraturan K3,
 Pengendalian teknis / rekayasa yang meliputi : eliminasi, subtitusi bahaya,
isolasi, ventilasi, higene dan sanitasi

Aplikasi K3 bisa dibuat terdiri dari:


a. Siklus harian K3 (Daily Safety Work Cycle)
b. Siklus mingguan K3 (Weekly Safety Work Cycle)
c. Siklus bulanan K3 (Monthly Safety Work Cycle)

Ketiga siklus K3 diatas penting sekali untuk secara konsisten dilakukan oleh
organisasi proyek, mengingat pelaksanaan proyek konstruksi mempunyai item-item
pekerjaan yang berbeda dan dinamis, berganti dari waktu ke waktu. Satu jenis
proyek konstruksi juga berbeda dari jenis proyek lainnya, sehingga mempunyai
strategi penanganan yang berbeda pula.

4) Pengendalian Administratif
`

a. Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus mempertimbangkan segala


aspek K3 pada setiap tahapan,
b. Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus terdokumentasi,
c. Rancangan, tinjauan ulang Prosedur dan instruksi kerja harus dibuat oleh
personel yang mempunyai kompetensi kerja dengan melibatkan pelaksana yang
terkait. Dalam hal ini personel yang melaksanakan harus diberikan pelatihan
agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
d. Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus ditinjau secara berkala, untuk
memastikan bahwa prosedur dan instruksi kerja tersebut terkendali sesuai
dengan perubahan keadaan yang terjadi seperti pada peraturan-perundang
undangan, peralatan, proses atau bahkan bahan baku yang digunakan.

5) Tinjauan Ulang Kontrak


Pengadaan barang dan jasa harus ditinjau ulang untuk memastikan dan menjamin
kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan- persyaratan K3 yang
ditentukan.

6) Pembelian
Setiap pembelian barang dan jasa termasuk di dalamnya prosedur pemeliharaan
barang dan jasa harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja:
a. Dalam sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa serta
mitra kerja perusahaan memenuhi persyaratan K3,
b. Pada saat penerimaan barang dan jasa di tempat kerja , organisasi harus dapat
menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa
tersebut mengenai identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi.

7) Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana


Organisasi harus membuat dan memelihara perencanaan dan prosedur untuk
mengidentifikasi potensial bahaya dalam rangka merespon insiden dan situasi
keadaan darurat dan dalam rangka tindakan prefentif dan reduksi terhadap
kecelakaan dan sakit akibat kerja.
Dokumen ini harus dievaluasi, terutama setelah mendapatkan insiden dan situasi
keadaan darurat. Dokumen ini juga harus ditest / di uji secara periodik/berkala,
untuk mengetahui kehandalan sistem yang ditetapkan,
`

Pengujian sistem keadaan darurat harus dilakukan oleh orang / petugas yang
mempunyai kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang besar harus mendapatkan
ijin dari / atau dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang.

8) Prosedur Menghadapi Insiden


Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur yang menetapkan tanggung
jawab dan wewenang dalam hal:
a. menangani dan menyelidiki kecelakaan kerja, insiden dan ketidak sesuaian,
b. pengambilan tindakan dalam rangka mereduksi akibat yang timbul oleh
kecelakaan, insiden atau keti dak sesuaian,
c. konfirmasi dalam hal efektifitas dari tindakan korektif dan tindakan prefentif
yang telah dilakukan.

Penyediaan fasilitas guna melengkapi prosedur yang ditetapkan meliputi:


a. Penyediaan sarana dan fasilitas P3K yang cukup sesuai dengan tingkatan
besarnya organisasi, guna menyakinkan dapat melaksanakan pertolongan
medik dalam keadaan darurat,
b. Proses perawatan lanjutan setelah insiden / kecelakaan
Prosedur ini juga mengandung hal-hal dimana tindakan korektif dan tindakan
prefentif harus dievaluasi dengan menggunakan proses penilaian resiko
sebelum diimplementasikan.

9) Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan darurat


Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur yang menetapkan tanggung
jawab dalam hal Pemulihan Keadaan darurat, yang secara cepat dapat menangani
dan mengembalikan pada kondisi normal dan membantu pemulihan tenaga kerja
yang mengalami trauma.

3.6. PENERAPAN RENCANA K3


1) Inspeksi dan Pengujian
Organisasi harus menetapkan inspeksi, pengujian dan pemantauan berkaitan
dengan tujuan dan sasaran K3 yang ditetapkan, frekwensi inspeksi, pengujian dan
pemantauan harus disesuaikan dengan obyeknya, Prosedur inspeksi, pengujian dan
pemantauan meliputi:
a. Personel yang terlibat mempunyai kompetensi dan pengalaman yang cukup,
b. Catatan, rekaman hasil inspeksi, pengujian, dan pemantauan dipelihara dan
tersedia dengan baik bagi tenaga kerja, kontarktor yang terkait dan manajemen,
`

c. Penggunaan peralatan dan metode pengujian di jamin memenuhi standar


keselamatan
d. Tindakan perbaikan segera dilakukan atas ketidaksesuaian yang ditemukan
saat inpeksi, pengujian dan pemantauan,
e. Penyelidikan yang memadai harus dilakukan untuk menemukan permasalahan
suatu insiden,
f. Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.

2) Audit dan Sistem Manajemen K3


Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur audit dan program audit
dalam rangka audit sistem manajemen K3, agar:
a) mengetahui kesesuaian dengan sistem manajemen K3:
1) kesesuaian dengan perencanaan manajemen K3 termasuk spesifikasinya,
2) telah diterapkan dan dipelihara dengan benar,
3) kesesuaian dengan kebijakan dan target dengan efektif
b) evaluasi terhadap hasil audit sebelumnya,
c) menyediakan informasi tentang hasil audit kepada manajemen organisasi
Program audit lengkap dengan jadwalnya yang dilaksanakan secara berkala,
harus didasarkan pada hasil dari penilaian resiko dari aktifitas organisasi dan
hasil dari audit sebelumnya.

Pelaksanaan audit dilaksanakan secara sistimatik terhadap pekerjaan yang menjadi


obyek audit oleh personil independen yang mempunyai kompetensi kerja audit,
dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan sistem manjemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang diterapkan.

Prosedur audit mencakup lingkup, frekwensi, metodologi, kompetensi, wewenang


dan persyaratan-persyaratan untuk melakukan audit dan pelaporan hasil.
Frekwensi audit harus ditentukan atas hasil tinjauan ulang audit sebelumnya oleh
manajemen, rekaman hasil audit ini harus disebar luaskan ke unit – unit yang terkait
dengan observasi audit. Hal ini guna memastikan agar tidak akan terjadi
ketidaksesuaian yang sama pada unit – unit lain yang belum dilaksanakan audit,
dimana hasil audit sebelumnya menjadi acuan tindakan perbaikan dan peningkatan
pelaksanaan K3 yang berkelanjutan.

3) Tindakan Pemeriksaan, Perbaikan dan Penerapannya


`

Tinjauan Manajemen (Management review)


Gb. 3.1 Skema Pemeriksaan dan Perbaikan

4) Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3


Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk memantau dan
mengukur kinerja K seca ra teratur. Prosedur ini mengandung:
a) ukuran yang bersifat kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kebutuhan
organisasi,
b) pemantauan terhadap peningkatan tujuan dan sasaran K3 organisasi,
c) secara proaktif melakukan pengukuran terhadap kinerja pemenuhan program
manajemen,
d) secara reaktif melakukan pengukuran kinerja kecelakaan kerja, sakit akibat
kerja, insiden (termasuk near-miss) dan bukti-bukti historis K3,
e) pencatatan data dan hasil pemantauan dan pengukuran kinerja dalam upaya
analisa upaya korektif dan analisa upaya prefentif.

3.7. TINJAUAN ULANG DAN PENINGKATAN OLEH PIHAK MANAJEMEN


Tinjauan Manajemen harus dilakukan Peninjauannya Secara Teratur untuk Peningkatan
Penerapan SMK3 secara Berkelanjutan (continual improvement), hal ini harus dapat
dipastikan dilakukan dan didokumentasikan serta mudah ditelusur bila diperlukan untuk
kepentingan pengembangan SMK3.

Pimpinan Puncak manajemen dalam organisasi harus mengevaluasi manajemen sistem


K3 secara periodik sesuai yang telah ditentukan, untuk menjamin kecocokan, kesesuaian
dan efektifitasnya. Dalam proses evaluasi ini harus tersedia informasi yang memadai
sehingga manajemen organisasi bisa melakukan evaluasi dengan tepat. Hasil evaluasi
harus didokumentasikan.
`

Tinjauan manajemen ditujukan untuk memungkinkan dilakukan perubahan policy, tujuan


dan sasaran dan hal-hal lain dalam sistem K didalam kerangka hasil audit sistem K3 dan
perbaikan berkelanjutan.
`

BAB 4. SIKLUS K3

4.1. SIKLUS HARIAN K3


Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) adalah suatu siklus aktifitas safety yang
mempunyai periode ulang setiap hari. Aktfitas ini sebaiknya dilakukan oleh kelompok-
kelompok kecil pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin langsung oleh
kepala grup kerja.

10 minutes
safety talk
morning
meeting

Final check Inspecti


DAILY
on prior
to start
WORK of work
CYCLE

Site Patrol,
clean up guidance ,
and
supervision

Gb. 5.1 Siklus Harian K3

4.2. SIKLUS MINGGUAN K3


Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work cycle) dilakukan periodik mingguan, biasanya
pada akhir minggu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan :
4.2.1. evaluasi oleh manajemen proyek terhadap grup-grup kerja
4.2.2. penyampaian informasi-informasi dari manajemen proyek kepada grup-grup kerja
4.2.3. adanya interaksi satu grup kerja dengan grup kerja lainnya, sehingga akan terjadi
tukar menukar peng alaman yang diperoleh suatu grup kerja selama satu minggu
berjalan.
Secara mudah weekly safety work cycle diuraikan sebagaimana tabel pada lampiran-2.a.

4.3. SIKLUS BULANAN K3


Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle) dilakukan periodik bulanan, biasanya pada
akhir bulan. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan :
4.3.1. penyampaian informasi-informasi dari manajemen proyek kepada personil kunci
`

proyek,
4.3.2. evaluasi oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan proyek selama satu
bulan,
4.3.3. penentuan program-program kerja yang bersifat strategis
Secara mudah monthly safety work cycle diuraikan sebagaimana table pada lampiran-
2.b.

4.4. RINGKASAN SIKLUS


Ringkasan siklus: harian, mingguan dan bulanan tertuang dalam halaman berikut:
Lampiran -1
Siklus Harian K3 (DAILY SAFETY WORK CYCLE)

NO URAIAN WAKTU PELAKSANAAN KETERLIBATAN TEMPAT DILAKSANAKAN MATERI


I 10 Minutes a. Setiap hari kerja a. Semua pekerja a. Di terbuka disite a. Meng-absen pekerja &
safety Talk b. 08.00 – 08.10 = 10 b. Pekerja kontraktor pemeriksaan kesehatan secara
Meeting menit utama dan sub visual
kontraktor Dipimpin b. Senam pagi
oleh: c. Pengumuman informasi yang
c. pemimpin group bersifat umum
kerja d. Pelatihan praktis
e. Bukti kegiatan: daftar hadir,
risalah, dll
II Inspection Prior a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Tempat peralatan a. Pemeriksaan kesiapan alat
to Start of Work b. 08.10 – 08.25 = 15 b. Pekerja kontraktor diparkir/diletakkan b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
c. menit utama dan sub risalah, dll
Sebelum kontraktor Dipimpin
menggunakan oleh:
peralatan Pemimpin Grup Kerja
c.
III Patrol, Guidance a. Setiap hari kerja 08.25 a. Safety supervisor a. Seluruh areal proyek a. Pemeriksaan pelaksanaan
and Supervision b. – 16.40 pekerjaan
b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
risalah, dll

IV Site Check a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Tempat kerja a. Pembersihan tempat
b. 16.40 – 16.55 = 15 b. Pekerja kontraktor kerja dan alat kerja
menit

NO URAIAN WAKTU PELAKSANAAN KETERLIBATAN TEMPAT DILAKSANAKAN MATERI


utama dan sub dari kotoran
kontraktor Dipimpin b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
c. oleh: risalah, dll
Pemimpin Grup Kerja

V Final Check a. Setiap hari kerja a. Kepala grup kerja a. Tempat kerja a. Pemeriksaan hasil site Clean
b. 16.55 – 17.00 = 15 b. Pekerja kontraktor Up
menit utama dan sub b. Bukti kegiatan: daftar
kontraktor hadir, risalah, dll
Lampiran 2.a.

Siklus Mingguan K3 (WEEKLY SAFETY WORK CYCLE)

NO URAIAN WAKTU PELAKSANAAN KETERLIBATAN TEMPAT DILAKSANAKAN MATERI


I Weekly Meeting a. Setiap hari Sabtu a. Kontraktor utama Di kantor kontraktor utama a Pemantauan kebersihan, 30 menit
b. 10.30 – 11.30 = 60 a.1. Site manager sebelum meeting
menit a.2. Supervisor b Materi meeting:
a.3. Safety b.1 Evaluasi pelaksanaan daily
supervisor b Kontraktor meeting
utama b.2 Kompiling data daily meeting
b.1 Foreman b.3 Informasi lainnya
c Dipimpin oleh: Site c. Bukti kegiatan: daftar hadir, risalah,
Manager dll
Lampiran 2.b.

Siklus Bulanan K3 (MONTHLY SAFETY WORK CYCLE)

NO URAIAN WAKTU PELAKSANAAN KETERLIBATAN TEMPAT DILAKSANAKAN MATERI


I Monthly c. Setiap hari Sabtu pada a. Kontraktor utama Di kantor kontraktor utama a. Evaluasi pelaksanaan weekly
Meeting minggu terakhir a.1. Project manager meeting
d. 13.00 – 15.00 = 120 a.2. Safety b. Kompiling data daily meeting dan
menit koordinator weekly meeting
a.3. Constrction c. Penyusunan laporan kepada P2K3
manager d. Informasi lainnya
a.4. Site manager e. Bukti kegiatan: daftar hadir,
a.5. Safety supervisor risalah, dll
b. Dipimpin oleh: Project
Manager
BAB 5. ADMINISTRASI DAN PELAPORAN K3

5.1. ADMINISTRASI K3
Pekerjaan administrasi K3 terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu administrasi internal dan
administrasi eksternal. Administrasi internal adalah administrasi yang digunakan oleh
organ-organ perusahaan dalam mengatur interaksi antar organ dalam perusahaan,
sedangkan administrasi eksternal adalah administrasi yang mengatur hubungan
perusahaan dengan pihak luar terkait. Kedua jenis administrasi tersebut merupakan dua
hal yang saling terkait dengan erat.
1) Internal
Terdapat manfaat utama dari administrasi/dokumentasi sistem manajemen K3,
antara lain:
a. Komunikasi informasi. Dokumentasi merupakan suatu alat untuk menyalurkan
dan mengkomunikasikan informasi. Jenis dan pengembangan dokumentasi
akan tergantung pada keadaan produk dan proses perusahaan, derajat
formalitas dari sistem komunikasi, tingkat keterampilan komunikasi dalam
perusahaan dan kultur perusahaan,
b. Bukti dari kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan, bahwa hal-hal yang
direncanakan telah secara aktual dilaksanakan,
c. Sumbangan pengetahuan, agar menyebarluaskan dan memelihara pengalaman
perusahaan. Contoh: spesifikasi teknik dan gambar teknik yang terdokumentasi
dengan baik, akan dapat digunakan sebagai landasan untuk design dan
pengembangan inovasi baru.

Dokumentasi dalam sistem K3, sebaiknya mencakup:


a. Pernyataan kebijakan K3 perusahaan
b. Manual K3
c. Prosedur-prosedur K3
d. Dokumen-dokumen lainnya, misalnya:
1) Peta proses, diagram alir proses dan/atau deskripsi proses,
2) Struktur organisasi,
3) Spesifikasi-spesifikasi yang merupakan dokumen yang menyatakan
persyaratan-persyaratan,
4) Hasil pengujian,
5) Hasil komunikasi internal,
6) Jadwal produksi,
e. Catatan-catatan, berupa:
1) Hasil peninjauan ulang,
2) Hasil pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman, kompetensi
personil,
3) Hasil audit dan tindak lanjutnya, internal maupun eksternal,
4) Hasil-hasil dari tindakan korektif,
5) Hasil-hasil dari tindakan pencegahan
6) Risalah rapat dan laporan-laporan

2) Eksternal
Dalam membangun manajemen K3, suatu perusahaan akan berinteraksi dengan
pihak-pihak luar perusahaan. Untuk mendukung aktifitas ini, perusahaan diharuskan
menggunakan administrasi yang sistematis, sehingga kegiatan di lapangan bisa
dijalankan dengan lancar dan mempunyai kemampuan telusur yang memadai.

Pihak-pihak luar yang harus dihubungi oleh suatu perusahaan, bila perusahaan
tersebut mengerjakan pe kerjaan konstruksi di suatu tempat tertentu adalah:
a. Dinas Tenaga Kerja Kantor Wilayah
Keberadaan Kantor Wilayah Dinas Tenaga Kerja ini berada di tingkat Propinsi,
dalam kaitan ini keterkaitan kerja bipartit antara pusat perusahaan dan Kantor
Wilayah Dinas Tenaga Kerja harus selalu dijalin pembinaan dan pengawasan
berjalannya K3, semua ini bertujuan untuk membangun manajemen K3
sebagaimana yang diharapkan oleh undang – undang.
Sebagai tindak lanjut pembinaan agar pelaksanaan K3 berjalan dengan baik
diperlukan pengawasan yang baik dan terpadu.
Pada kondisi ini sistem administrasi yang harus selalu dapat dipantau ke
efektifannya, dan dilaporkan secara rutin semua kegiatan penyelenggaraan
kegiatan K3 kepada DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH oleh pusat
perusahaan. Pelaporan yang dilaksanakan setiap periode tertentu (tiap tiga
bulan).
Laporan ini berisi tentang data perusahaan secara umum, keberadaan dan
kegiatan P2K3 di perusahaan. Dengan cara ini, instansi pemerintah terkait
mempunyai data tentang K3 yang ada di wilayah kerjanya, serta dapat
memantau semua aktifitas K3.
Bentuk–bentuk pelaporan diberikan contoh pada bagian 6.2. Pelaporan K3,
berikutnya.
b. Suku Dinas Tenaga Kerja (Sudinnaker)/setempat
Sebelum melakukan aktifitas pekerjaan di lapangan, pihak proyek wajib melapor
dan mendaftar ke SUKU DINAS TENAGA KERJA setempat, karena SUKU DINAS
TENAGA KERJA adalah instansi pemerintah yang berwenang dan bertanggung
jawab menangani masalah K3. Sebagai bukti dari kegiatan ini adalah
diserahkannya Surat Pendaftaran proyek ke SUKU DINAS TENAGA KERJA
setempat dan diterimanya surat penerimaan/ konfirmasi dari SUKU DINAS
TENAGA KERJA setempat.
a) Astek
Sesuai dengan ketentuan pemerintah, suatu perusahaan atau proyek yang
mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang wajib melindungi tenaga
kerjanya melalui suatu program asuransi tenaga kerja (ASTEK). Sebagai
bukti dari pelaksanaannya adalah diterimanya polis asuransi berikut
kuitansi pembayaran preminya.

b) Asuransi Lain
Ada proyek-proyek tertentu, di dalam dokumen kontraknya mewajibkan
kontraktor untuk membayar polis asuransi construction all risk (CAR) atau
personal accident (PA). Yang dimaksud dengan CAR adalah ditujukan untuk
bangunan/fisik proyek dan peralatan kerjanya, sedangkan PA ditujukan
pada petugas/ orang yang melaksanakan pekerjaan.
Sebagai bukti dari pelaksanaannya adalah diterimanya polis asuransi
berikut kuitansi pembayaran preminya.

c) Kimpraswil
Untuk proyek-proyek tertentu, seperti proyek-proyek sipil perlu
mendatangkan alat-alat berat. Apabila kondisi jalan dan keadaan jembatan
yang akan dilalui oleh transportasi alat berat tersebut relatif kecil, maka
diperlukan ijin dari pemerintah setempat, dalam hal ini instansi yang
berwenang adalah DINAS KIMPRASWIL setempat. Dinas ini adalah instansi
yang paling mengetahui spesifikasi teknis jalan dan jembatan yang berada
di wilayah kerjanya.

d) Laik Pakai
Hal ini ditujukan terhadap pesawat angkat dan pesawat angkut meliputi
perencanaan, pembuatan, pema sangan, peredaran, pemakaian,
perubahan dan/ atau perbaikan teknis nya seperti pemeliharaan.
Keterangan laik pakai untuk pesawat angkat dan pesawat angkut
memerlukan rekomendasi dari DEPNAKER. Sebagai bukti pelaksanaannya
adalah adanya surat keterangan laik pakai dari instansi berwenang
(DEPNAKER).

e) Surat Ijin Operasi (SIO) dan Sertifikat Keterampilan Kerja


Hal ini ditujukan terhadap operator pesawat angkat, pesawat angkut dan
peralatan konstruksi lainnya. SIO atau Sertifikat Keterampilan untuk
operator pesawat angkat, pesawat angkut dan peralatan konstruksi lainnya
memerlukan pengesahan atas dari DEPNAKER atau institusi yang diberi
kewenangan untuk menerbitkan SIO atau Sertifikat Keterampilan tersebut.
f) Pemerintah / Lingkungan setempat
Pemerintah setempat (MUSPIDA) yang dimaksud, terdiri dari unsur
Departemen Dalam Negeri (Lurah, Camat, Bupati, Walikota), Kepolisian
(Polsek, Polwil, Polda), dan TNI (Babinsa, Koramil, Kodim). Ketiga unsur
diatas adalah instansi-instansi aparat negara yang mengendalikan
mekanisme pemerintahan dan keaman an/ketertiban umum.
Pemerintah/lingkungan setempat harus diberi laporan tentang
keberadaan/adanya kegiatan proyek, karena akan menyangkut banyak
tenaga kerja yang umumnya para pendatang, banyaknya kendaraan
keluar/masuk membawa material, adanya kegiatan-kegiatan di luar
kegiatan rutin yang terkadang dapat mengganggu kelancaran/ketenangan
kegiatan rutin yang sudah ada.
Sebagai bukti pelaksanaannya adalah adanya surat pemberitahuan ke
pemerintah lingkungan setempat dan sudah ada konfirmasinya.

5.2. PELAPORAN K3
Sebagaimana dijelaskan di atas, Pelaporan K3 baik ke tingkat SUKU DINAS TENAGA
KERJA setempat,maupun ke DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH dilakukan secara
berkala dan rutin dengan menggunakan sarana formulir yang telah disiapkan, pelaporan
penyelenggaran kegiatan K3 ini harus disahkan oleh pengawas ketenagakerjaan bidang
K3 Konstruksi di SUKU DINAS TENAGA KERJA setempat, atau DINAS TENAGA KERJA
KANTOR WILAYAH.
Khusus bagi daerah – daerah yang tidak memiliki pengawas dari SUKU DINAS TENAGA
KERJA setempat, atau DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH maka pengesahan
laporan untuk sementara dapat dilakukan oleh Ahli K3 Konstruksi yang berada di
perusahaan dimana kegiatan K3 sedang dijalankan.
Untuk perusahaan yang mempunyai proyek – proyek dengan didukung oleh sub
kontraktor kelas menegah / kecil, maka Kegiatan pelaporan ini dapat dilakukan secara
berjenjang melalui sub kontraktornya, dan harus mendapat pengesahan Ahli K3
Konstruksi yang berada di kontraktor induk dimana kegiatan K3 sedang dijalankan,
dengan catatan tanggung jawab kegiatan K3 di tempat berlangsungnya kegiatan
konstruksi secara keseluruhan menjadi tanggung jawab kontraktor induknya (main
contractor), bentuk – bentuk pelaporan diberikan sebagai berikut ini.
LAMPIRAN: BENTUK LAPORAN ADMINISTRASI K3 KONSTRUKSI

DAFTAR ISIAN K-3


PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN K3
PROYEK KEGIATAN
KONSTRUKSI BANGUNAN

Nama Proyek

Lokasi
Kodya/Kabupaten

Propinsi

DATA PROYEK

1. Nama Projek :

2. Lokasi :

3. Pemberi Tugas :

4. Perencana Konstruksi :

5. Pengawas Konstruksi :

6. Pelaksana Konstruksi :

7. Luas Lahan :

8. Luas Bangunan :

9. Subkontraktor :

(dapat ditambah pada lembar tersendiri)

10. Mulai Pekerjaan :

11. Jumlah Tenaga Kerja :

a. Tetap : WNA Orang

: WNI Orang

b. Borongan/harian lepas : Orang

12. Selesai Pekerjaan :

13. Wajib Lapor Per 01/08: ada/tidak ada :

Dibuat oleh:
CHEKLIST UNTUK PENGAWASAN
TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI BANGUNAN

1 Nama Proyek :

2 Lokasi/ alamat :

3 Pelaksana Konstruksi (kontraktor) :

4 Item yang diperiksa/diamati sbb :

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN

1 2 3 4 5
A. Umum
1 Apakah kontraktor telah melapor kepada Depnaker
sesuai pasal 2 Per.01/Men/80
2 Apakah kontraktor telah memiliki Wajib
Lapor sesuai UU.No.7/1981
3 Apakah semua pekerja harian lepas dan atau
borongan dari subkon telah mendapat perlindungan
Jamsostek
4 Apakah kontraktor/subkon mempunyai ijin
penyimpangan waktu kerja
5 Apakah memiliki Poliklinik dilokasi proyek, bila ada
beberapa petugas kesehatan yang aktif
6 Apakah Proyek mempunyai petugas K3/Construction
Safety Officer yang telah bersetifikat
7 Apakah Proyek memiliki organisasi K3 (Unit
K3/P2K3) atau Safety Comitee
8 Apakah Safety Officer atau Safety Comitee memiliki
program K3 untuk pelaksanaan
proyek
9 Apakah Safety Officer atau Safety Comitee memiliki
kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Safety talk
b. Rapat-rapat K3
- Harian
- Mingguan
- Bulanan
c. Prosedur kerja setiap tahapan pekerjaan
d. Supervisi dan inspeksi
e. Tersedia cheklist/safety patrol
f. Petugas piket
g. Kegiatan kampanye K3: lomba K3, kebersihan,
disiplin dll
h. Tindakan sanksi
10 Apakah cukup disiapkan alat-alat perlengkapan dan
alat pelindung diri (PPE) serta jumlahnya:
a. Helm
b. Sepatu kerja
c. Tali Pengaman
d. Masker las
e. Penutup mulut
f. Sarung tangan
g. Pakaian kerja
h. Kaca mata las
i. Jaring pengaman
j. Terali pengaman
11 Apakah ada dipasang rambu-rambu dan poster:
a. Papan pengumuman untuk tata tertib
b. Poster-poster K3
c. Rambu-rambu atau papan-papan peringatan
seperti tanda: awas bahaya, tanda bahan mudah
terbakar
d. Tanda Kode petunjuk arah
- MCK
- Tandu
- Mushola
- Kantin
- Bak sampah induk
- Kotak P3K
- Tempat istirahat
- Air minum
- Klinik
- Ruang Safety Comitte
12 Adakah kesiapan kontraktor dalam pencegahan dan
penanggulangan bila terjadi kebakaran dan sarana
penanggulangan kebakaran antara lain APAR apakah
sudah dipasang pada
tempat/lokasi yang rawan kebakaran?
B. Tempat Kerja dan Tata Ruang
1 Apakah lokasi/tempat kerja kegiatan konstruksi telah
dilengkapi dengan pagar pengaman dengan keadaan
baik
2 Lokasi proyek konstruksi:
- Luas tanah : m2
- Bangunan : m2
- Jumlah lantai : lantai
- Jumlah basemen : lantai
3 Apakah penempatan peralatan dan bahan
cukup teratur

4 Apakah keadaan lingkungan kerja cukup baik/rapi:


a. Penerangan
b. Ventilasi
c. Kebersihan
5 Apakah semua struktur bangunan dan peralatan kerja,
mesin-mesin, pesawat dan peralatan kerja telah
mendapat ijin pemakaian dari Depnaker:
a. Motor diesel genset
b. Tower Crane
c. Mobil Crane
d. Fork lift
e. Passangerhoist
dll
6 Apakah operator-operator alat-alat/pesawat angkat
telah memiliki sertifikat atau SIO sesuai
Per.01/Men/1989:
a. Jumlah : orang
b. Nama : Klas:
Nama : Klas:
Nama : Klas:
7 Lain-lain

8 Diperiksa pada tanggal:

Diterima oleh : …………………. Diperiksa tgl, …………………

Pihak kontraktor : Diperiksa Oleh :

Nama : ………………… Nama : ………………….


KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIRETORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. No. 51 - JAKARTA
Kotak Pos 4872 Jak. 12048 Telp. 5255733 Pes. 600 - Fax (021) 5253913

01 Laporan No.: Form : KONT -001

WAJIB LAPOR PEKERJAAN/PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN


Sebagaimana dimaksud Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI. No. Per.
01/Men/1980 tentang K pada Konstruksi Bangunan sebagai pelaksanaan
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
1 Nama Proyek bangunan
2 Lokasi Proyek
3 Jenis Proyek
4 - Pelaksana Konstruksi/Kontraktor Utama
(Main Kontraktor)

- Nama Pemimpin Proyek


- Jabatan
- Alamat Kantor
- Wajib Lapor Ketenagakerjaan
- Perlindungan Jamsostek
-SIUJK
5 - Pemberi Tugas/Kerja
- Alamat
6 - Pengawas Konstruksi (Konsultan Pengawas)

- Alamat Kantor

- Pimpinan/Penanggung jawab
7 Bagian pekerjaan/proyek yang dikerjakan oleh Subkontraktor
(Data lengkap dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)
Jenis Pekerjaan Sub Kontraktor Nama Sub
Kontraktor
7.1 Persiapan dan pondasi Ya/Tidak
7.2 Gedung/Strukture Ya/Tidak
7.3 Mekanikal dan Elektrikal (M&E), meliputi: Ya/Tidak
- Power Plant/genset Ya/Tidak
- Instalasi pipa air (plumbing) Ya/Tidak
- Instalasi tata udara Ya/Tidak
- Instalasi proteksi kebakaran Ya/Tidak
- Instalasi penyalur petir Ya/Tidak
- Instalasi lift Ya/Tidak
7.4 Pekerjaan Finishing Ya/Tidak
Jumlah pekerja yang akan dipekerjakan selama
pekerjaan konstruksi/proyek berlangsung (Data lengkap
dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)
8 Jumlah pekerja yang akan dipekerjakan selama pekerjaan konstruksi/proyek berlangsung
(Data lengkap dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)

Jumlah Pekerja: ( ) orang WNI Org. WN Org.


A
L Org. L Org.
P Org. P Org.
9 Lama Proyek: Tahun ( bulan)
10 Pekerjaan proyek dimulai pada:
11 Tahapan Pekerjaan/Schedule Waktu Pelaksana
- Persiapan dan pondasi
- Gedung/Structure
- Instalasi Listrik
- Gedung/Structure
- Mekanikal dan elektrikal (M & E)
- Power palnt/genset
- Instalasi pipa air (plumbing)
- Instalasi lift
- Instalasi tata udara
- Instalasi proteksi kebakaran
- Instalasi penyalur petir
- Sipil
- Finishing
- Hand out/penyerahan
12 Fasilitas alat, pesawat, mesin dan perlengkapan kerja yang tersedia atau
dipergunakan dalam pekerjaan konstruksi/proyek (Data lengkap dapat
diuraikan dalam lembar tersendiri)
Jenis Alat/Perlengkapan Jumlah Sertifikat Kondisi
Nomor
- Kantor Proyek
- Pembangkit tata udara/ventilasi
- Instalasi Penerangan
- Mobil Crane
- Tower Crane
- Hoisting Lift
- Mesin Pancang/alat pneumatic
- Power Shovel/Excavator
- Perancah
- Kantor Proyek
- Pembangkit tata udara/ventilasi
13 Bahan-bahan berbahaya yang terdapat
pada lingkungan tempat kerja/proyek
14 Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang tersedia:
Jenis Fasilitas K3 Jumlah Sertifikat Kondisi
Nomor
- Safety helmet
- Safety shoe
- Sarung tangan
- Safety belt
- Safety Net (jaring pengaman)
- Ear plug/ear muff
- Masker
- Geogles
- Poliklinik/Rumah Sakit Rujukan
15 Unit K3 (P2K3/Safety Committee):
- Nama
- Jabatan
- Anggota-anggota
16 Usaha-usaha K3 yang akan dilakukan: (Prosedur lengkap dapat diuraikan dalam lembar
tersendiri)
14.1. Panduan K3 Ada/Tidak
14.2. Program K3 Ada/Tidak
14.3. Penyuluhan K3 Ada/Tidak

Jakarta, ....................................... , 202

Pelaksana Konstruksi
(Kontraktor Utama)

1 Lembar warna putih dikirim ke Kantor Departemen Tenaga Kerja.


2 Lembar warna biru Arsip Kontraktor/Pelaksana Konstruksi. Lembar warna merah
dikirim ke Depnaker Pusat
3 Lembar warna hijau dikirim ke Kanwil Departemen Tenaga Kerja.
4 Lembar warna kuning dikirim ke Kacab. PT. Jamsostek (Persero).
DATA LENGKAP SUB KONTRAKTOR
MASING-MASING JENIS PEKERJAAN

1 Nama Sub Kontraktor


Jenis Pekerjaan
Nama Penanggung Jawab
Nama Sub Kontraktor
2 Data Tenaga Kerja/Pekerja WNI WNA Jumlah Kualifikasi
L P L P
- Management dan Staf
- Supervisor/Pengawas
- Foreman/Mandor
- Petugas K3/Safety Officer
- Operator Crane/Forklift
- Juru Las
- Pekerja/tenaga kerja
3 Data Pesawat, alat, mesin-mesin Jumlah Sertifikat Kondisi
perlengkapan kerja Nomor
- Genset
- Mobil Crane
- Tower Crane
- Hoisting Lift
- Power Shovel
- Excavator
- Mesin Pancang
- Perancah/Scaffoldin
Catatan:

Dapat diisi sesuai jenis pekerjaan


4 Unit K3/Safety Commitee:
- Nama
- Jabatan
- Anggota-anggota
5 Fasilitas K (K3) yang tersedia:
Jumlah Sertifikat
Jenis Fasilitas K3 Nomor Kondisi
- Safety helmet
- Safety shoe
- Safety belt
- Safety Net
- Ear Plug/Ear Muff
- Googles

Mengetahui: …………………202
Kontraktor Utama (Main Kontraktor) Sub Kontraktor
DEPARTEMEN TENAGA KERJA R.I.
DIRETORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. No. 51 - JAKARTA
Kotak Pos 4872 Jak. 12048 Telp. 5255733 Pes. 600 - Fax (021) 5253913

Lanjutan
CHEKLIST UNTUK PENGAWASAN
TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI BANGUNAN

1 Nama Poyek :
2 Lokasi/alamat :
3 Pelaksana Konstruksi : (kontraktor)

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN


1 2 3 4 5
I Layout/tata ruang lokasi:
- Kantor proyek
- Gudang bahan material
- Kantor proyek
- Pos keamanan
- Poliklinik
- Kantin
- Kamar MCK
- Rute lalu lintas kendaraan
- Tempat parkir
- Rute jalan orang keluar/masuk

II Tempat dan lingkungan kerja:


- Penerangan
- Ventilasi
- Corong peluncur
- Penyanggah
- Tempat penyimpangan bahan

III Lokasi dan keadaan peralatan/mesin-mesin


- Pesawat-pesawat angkat:
a. Perizinan
b. Keadaan
c. Pemeriksaan terakhir
d. Data teknik (jenis, Nomor seri, pabrik
pembuatan, kapasitas)
e. Pemilik

- Pesawat-pesawat tenaga/genset:
a. Perizinan
b. Keadaan
c. Pemeriksaan terakhir
d. Data teknik (jenis, Nomor seri, pabrik
pembuatan, kapasitas)
e. Pemilikan

- Mesin-mesin perkakas yang ada


IV Fasilitas K (K3):
- Peralatan perlindungan dari (PPE)
- Kotak P& K
- Peralatan evaluasi/penyelamat
- Peralatan pemadam kebakaran
- Jala pengaman (Safety net)
- Tempat perlindungan di atas kepala
V Prosedur K (K3):
- Peraturan-peraturan, pedoman teknik
petunjuk pelaksana
- Jadwal meeting K3/Unit
K3/P2K3/Pemimpin Proyek
- Jadwal supervisi
- Program pembinaan K3
- Prosedur pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja
- Pelatihan K3 bagi mandor/operator,
anggota pengurus unit K3/P2K3/petugas
K3

VI Upaya-upaya perlindungan K (K3):

- Terhadap bahaya jatuh/penadah/palang


pengaman/ Safety belt
- Terhadap kejatuhan benda / jala
pengaman / Safety ne t/ pagar sementara
- Terhadap robohnya bagian bangunan
- Terhadap kebakaran (regu balakar)
- Terhadap kebisingan
Dll
VII Prosedur pelaporan kepada instansi terkait:

- Daftar identifikasi sumber bahaya yang


dapat diduga dari tiap tahap pekerjaan
- Wajib lapor pekerjaan
- Perlindungan norma kerja (upah, jam kerja,
lembur dan jamsostek)
VIII Lain-lain:

IX Syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh kontraktor (syarat-syarat yang diberikan oleh
Pengawas K3)
X Tanggal pemeriksaan: 2023

Diperiksa oleh: Nama/Nip :


Jabatan: Tanda tangan :

BAGIAN B. KHUSUS

1. Umum
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Renovasi Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Fatmawati terdiri dari:
a. Pekerjaan Struktur: Pasang Kolom dan rangka baja Atap kanopi dan Rangka atap
Baja Ringan Ruang Tunggu dan Zona Hijau
b. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
c. Perkerjaan Arsitektur dan finishing, mulai dari pekerjaan lantai, dinding, plafon
hingga finishing bangunan.
d. Pekerjaan Lansekap dan Infrastruktur.

3. Potensi Bahaya
Potensi bahaya untuk pekerjaan konstruksi dari tingkat keparahan rendah sampai
dengan tingkat keparahan tinggi seperti:
a. Terpeleset;
b. Jatuh dari ketinggian;
c. Terkilir;
d. Terbentur benda keras;
e. Tergores besi;
f. Tertusuk paku/besi;
g. Terkena palu;
h. Kaki dan tangan terjepit;
i. Kejatuhan material;
j. Tersengat aliran listrik;dan
k. Berbagai penyebab lain yang bisa menyebabkan luka berat dan kematian.

4. Identifikasi Bahaya/Resiko K3 Konstruksi


a. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan
umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber
bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi;
b. Penyedia Jasa diwajibkan membuat penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi dengan
memadukan nilai kekerapan/frekuensi terjadinya peristiwa bahaya K3 dengan
keparahan/kerugian/dampak kerusakan yang ditimbulkannya. Langkah-langkah
penilaian Tingkat Resiko K3 dapat dilakukan dengan:
1) Mengidentifikasi dan menentukan Nilai Keparahan/ Kerugian/Dampak
terjadinya Risiko K3 Konstruksi ( contoh terdapat pada Lampiran 1, tabel 1.1.).
2) Menentukan Nilai Tingkat Resiko K3 Konstruksi (contoh terdapat pada Lampiran
1, tabel 1.2.).
 Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian antara nilai
kekerapan terjadinya Risiko K3 Konstruksi (K) dengan nilai keparahan yang
ditimbulkan (A).

TR= K X A

 Nilai Kekerapan (K) terdiri dari :


1= Jarang terjadi dalam kegiatan konstruksi
2= Kadang-kadang terjadi dalam kegiatan konstruksi
3= Sering terjadi dalam kegiatan konstruksi
 Nilai Keparahan/ Kerugian/ Dampak (A) terdiri dari:
1= ringan
2= sedang
3= berat
 Hasil Perhitungan Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dijelaskan dengan
Tabel dibawah ini.
Tabel Tingkat Resiko K3 Kontruksi
TINGKAT RISIKO K3 KEPARAHAN (AKIBAT)
KONSTRUKSI 1 2 3
KEKERAPAN 1 1 2 3
2 2 4 6
3 3 6 9

Keterangan:
: Tingkat Risiko K3 Rendah
: Tingkat Risiko K3 Sedang,
: Tingkat Risiko K3 Tinggi.

5. Penerapan SMK3
Pada penyelenggaraan Kontruksi, Pelaksana wajib menerapkan SMK3 (Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
a. SMK3 Konstruksi meliputi:
1) Kebijakan K3;
2) Perencanaan K3;
3) Pengendalian Operasional;
4) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
5) Tinjauan Ulang Kinerja K3.
b. Penyedia Jasa diwajibkan membuat RK3K sebagai bagian dari dokumen usulan
teknis (Format RK3K terdapat pada lampiran 2).

6. Biaya Penyelengaraan SMK3


Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dialokasikan dalam biaya umum yang
mencakup:
a. Penyiapan RK3K;
b. Sosialisasi dan Promosi K3;
c. Alat pelindung kerja;
d. Alat pelindung diri;
e. Asuransi dan Perijinan;
f. Personil K3;
g. Fasilitas sarana kesehatan;
h. Rambu-rambu; dan
i. Lain-lain terkait dengan risiko K3
7. Peralatan
Peralatan standar K3 di proyek antara lain:
a. Pakaian kerja;
b. Sepatu kerja;
c. Kacamata kerja;
d. Sarung Tangan;
e. Helm;
f. Masker;
g. Jas hujan;
h. Sabuk pengaman;
i. Tangga; dan
j. P3K.

8. Evaluasi Teknis
Evaluasi untuk Menilai Pemenuhan Persyarakatan K3 yang Tertuang Dalam RK3K,
Dilakukan Terhadap Sasaran dan Program K3.

9. Ahli K3
Mensyaratkan Ahli K3 Konstruksi untuk Pekerjaan yang Mempunyai Potensi Bahaya K3
Tinggi.

10. Petugas K3
Melibatkan Petugas K3 Konstruksi untuk Pekerjaan yang Mempunyai Potensi Bahaya K3
Rendah.
LAMPIRAN 1
Tabel 1.1. IDENTIFIKASI TINGKAT KEPARAHAN PEKERJAAN

Contoh:
TINGKAT KEPARAHAN/ KERUGIAN/ DAMPAK
NO JENIS PEKERJAAN KEPARAHAN ORANG HARTA/ BENDA LINGKUNGAN KESELAMAT
AN UMUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pekerjaan Insulasi atap Ringan (1) Tergores, terpeleset. Gangguan Gangguan suara
pada
peralatan
Sedang (2) Terkilir, terjatuh yang Kerusakan
menyebabkan luka ringan peralatan
Berat (3) Terjatuh dari ketinggian Gangguan
yang menyebabkan patah jaringan
kaki dan gegar otak, utilitas
keracunan gas beracun
yang menyebabkan
kematian
3 2 1 0
dst
Keterangan:
Tingkat keparahan dihitung berdasarkan rata-rata tingkat keparahan pada orang, harta benda, lingkungan, dan keselamatan umum. Untuk tingkat
keparahan pada orang yang mengakibatkan kematian maka nilai tingkat keparahan adalah 3 (berat) tanpa harus memperhitungkan nilai rata-rata.
TABEL 1.2. TABEL PENETAPAN RESIKO K3 KONSTRUKSI
Contoh:

KESELAMATAN
PEKERJAAN IDENTIFIKASI ORANG HARTA BENDA LINGKUNGAN
NO UMUM
BERESIKO BAHAYA
K A TR=(KxA) K A TR=(KxA) K A TR=(KxA) K A TR=(KxA)
1 Pekerjaan insulasi Tergores, 3 2 6 3 2 6 3 1 3 0 0 0
atap terpeleset, terkilir,
Terjatuh, Tersengat
aliran listrik,
terjatuh dari
ketinggian yang
menyebabkan
patah kaki dan
gegar otak,
keracunan gas
beracun yang
menyebabkan
kematian,
Gangguan pada
alat
berat, Kerusakan
pada alat berat,
2
3
4
dst
Nilai Rata-rata Sub
Total
Nilai rata-Rata Total
Kesimpulan Tingkat
Risiko
(tinggi/sedang/kecil)
Keterangan: b. Tingkat Resiko K3 sedang= 3-4
1. Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian c. Tingkat Resiko K3 Tinggi=6-9
antara nilai keparahan yang ditimbulkan(A) dengan nilai
kekerapan terjadinya risiko K3 Konstruksi (K), jadi TR=AxK.
2. Nilai Keparahan/ Kerugian/ Dampak(A) terdiri dari:
a. Ringan=1
b. Sedang=2
c. Berat=3
3. Nilai Kekerapan (A) terdiri dari :
a. Jarang terjadi dalam kegiatan konstruksi= 1
b. Kadang-kadang terjadi dalam kegiatan Konstruksi=2
c. Sering terjadi dalam kegiatan konstruksi=3
4. Nilai Tingkat Resiko K3 Konstruksi:
a. Tingkat Resiko K3 rendah = 1-2
LAMPIRAN 2
Format Rencana K3 Kontrak (RK3K)
(mengacu pada Permen PU No: 05/PRT/M/2014)

FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)

RK3K Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dibuat oleh Penyedia jasa untuk pelaksanaan kontrak,
dibahas dan ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
............................ RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONTRAK (RK3K)
(Logo & Nama
Perusahaan) (digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan)

DAFTAR ISI
A. KEBIJAKAN K3
B. ORGANISASI K3
C. PERENCANAAN K3
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
E. PEMERIKSAAN DAN EVALUASI KERJA K3
F. TINJAUAN ULANG KINERJA K3

A. KEBIJAKAN K3
(Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala
risiko dan peraturan perundangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan harus
ditandatangani oleh Manajer atau Kepala Proyek)
A.1. Perusahaan Penyedia jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. Kepala Proyek/Project manager harus mengesahkan Kebijakan K3.
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. ORGANISASI K3
Contoh:
C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK
pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab
Contoh:

Nama Perusahaan:................................
Kegiatan :................................
Lokasi :................................
Tanggal Dibuat :................................

No Uraian Identifi Penilaian Risiko Skala Pengend Penang- gung


Pekerja kasi Keker Kepara Tingkat Priorit alian Risiko Jawab (Nama
-an bahaya a pan han Resiko as K3 Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pekerja Tertimb 3 3 9 1 1.1. Penggun Pengawas
an un (Tinggi aan Lapangan/
Galian ) Turap quality
pada 1.2. Menggun engineer
basem akan
ent metode
bangun peranca-
an ngan
gedung
dengan
kondisi
tanah 1.3. Menyu-
labil sun
instruksi
kerja
pekerja-
an
galian
1.4. Menggun
akan
rambu
peringat-
an dan
barikade
1.5. Melaku-
kan
pelatiha
n
kepada
pekerja
1.6. Penggun
aan APD
yang
sesuai
Dst
Ketentuan Pengisian Tabel 1 :

Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.


Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di
dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Disi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item pekerjaan
yang mempunyai risiko K3
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan
Kolom (7) : Penerapan skala prioritas di terapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan
penjelasan:prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3
(risiko kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan
tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko
menggunakan hirarki pengendalian risiko (Eliminasi, substitusi, rekayasa,
administrasi, APD), diisi oleh penyedia jasa pada saat penawaran (belum
memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan:
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/
bahan sehingga bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau
material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan
guna menghindari kecelakaan
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk
bekerja secara aman.
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus
dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko.

C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan lainnya


Daftar Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagi
acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi antara lain sebagai berikut:
1. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi bidang
Pekerjaan Umum.

C.3. Sasaran dan Program K3


C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan
konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang
disusun guna tercapainya sasaran umum.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi : sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab. Penyusunan Sasaran dan Program K3 seperti
contoh dalam tabel 2

Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3


Nama Perusahaan:................................
Kegiatan :................................
Lokasi :................................
Tanggal Dibuat :................................

Sasaran Program
Uraian Pengend Khusus
No Pekerjaa a lian Urai- Tolok Sum- Jang- Indikato Mon Penang- Biaya
n Risiko an Ukur ber ka r i to- gung (Rp)
Daya Wak- Pencapa ring jawab
tu i-an
(1 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
)
1 Pekerjaa 1.1. Pengg Selu- Pen - Sebe Turap Chec Pengaw Rp
n galian unaa ruh g bahan - lum terpasa klist a s atau 800r
pada n peker gun (turap beke ng petugas b
basemen turap - jaan a an , rj a sesuai terkait /m2
t galia tura perala haru dengan
banguna n p t an s gambar
n gedung dipas me- kerja, suda dan
dengan - me- dll h spesifik
kondisi tikan nuhi yang leng- a si
tanah mem spesi terkait kap
labil e f )
nuhi ikasi -SDM
prin- sesua
sip i
kesel denga
a n
mata kebut
n u han
1.2. Meng- Terse- Sesu Doku- Sesu Tertib Chec Quality Rp
guna- diany ai men ai melaksa klist enginee 500r
kan a de- (man deng n akan r b
meto- meto- ngan u an sesuai /m lari
de de meto -al jadw dengan
pema - de instru al metode
n yang c pelak
canga telah -tion/ -
n dite- petun sana
tap- - juk an
kan kerja)
1.3. Terse- Sesu Doku- Sesu Tertib Chec Quality
Meny diany ai men a i melaksa klist enginee
u sun a de- petun jadw n akan r
instru instru ngan - juk al petunjuk
k si k si ins- kerja pelak kerja
kerja kerja truks -
peker i sana
j aan kerja an
galian
1.4. Meng- Selu- Ram -Ram- Sebe- 100% Chec Petuga
guna ruh - bu bu & lum sesuai klist s K3
- kan lokas dan barika beker standa
i - j r

Sasaran Program
Uraian Pengend Khusus
No Pekerjaa a lian Urai- Tolok Sum- Jang- Indikato Mon Penang- Biaya
n Risiko an Ukur ber ka r i to- gung (Rp)
Daya Wak- Pencapa ring jawab
tu i-an

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

ramb galia barik de a


u peri- n ade - SDM haru
ngata diberi stan- sesua s
n - kan dar i suda
barika ramb (dica denga h
- de u dan r i n leng-
bari- con- kebut kap
kade toh u han
stan- dari
dar jasa
mar-
ga)
1.5. Melak Selu- Lulus
ukan ruh tes &
pelati peker pa-
h an - ja ham
kepad terkai me-
a t nge-
pekerj telah nai
a meng siste
i kuti m
pelati kesel
h an amat
& an
penyu galia
-luhan n
dst

Ketentuan Pengisian Tabel 2:


Kolom (1) : No urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di
dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko.
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap
pengendalian risiko pada kolom 3.
Kolom (5) : Tolak ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja
atas sasaran yang hendak dicapai.
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan program kerja atas
sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan
program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam rangka
memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
Kolom(10) : Penanggung jawab pelaksana program
Kolom (11) : Diisi biaya kebutuhan pelaksanaan program

D. PENGENDALIAN OPERASIONAL
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian pada tabel 2, diantaranya:
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur Organisasi
K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2 ;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh
tabel 1. Identifikasi bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab.

E. PEMERIKSAAN DAN EVALUASI KINERJA K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya pengendalian
pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai dengan uraian tabel 2 (Sasaran dan Program K3).

F. TINJAUAN ULANG K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E diklasifikasikan dengan katagori
sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel 2. Sasaran dan
Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang
untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
(Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader)

( ............................... )
Penyedia jasa

1.16. Material Dan Tenaga Kerja


a. Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus merupakan
material baru (bukan bekas). Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang
benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana
latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
b. Material On Site jenis dan besarannya akan ditentukan kemudian dalam Syarat-syarat
dan Ketentuan Khusus (SSKK).
c. Nilai tingkat kandungan dalam negeri proyek ini adalah ± 41,98%
d. Biaya Uji kualitas Material akan ditanggung oleh kontraktor.
e. Diutamakan menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan
pabrikasinya berada di dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek.
f. Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada
proses produksinya.
g. Penyedia jasa harus menyediakan kebutuhan peralatan minimal sebagai berikut:

Kap/spek
No Jenis Peralatan Jumlah
Min.
1 Mobile Crane 2 (dua) Unit Min. 25 Ton
2 Genset 2 (dua) Unit Min. 350 kVA
3 Travo Las 2 (dua) Unit Min. 250 Amp
4 Excavator 1 (satu) Unit Min. 2 Ton
5 Dump Truck 3 (tiga) Unit Min. 4 m3
6 Lift Proyek 1 (satu) Unit Min. 500 kg

h. Selain personil manajerial yang harus disediakan menurut Permen PUPR No. 14/2020,
Kualifikasi Minimal (Lama) Peraturan LPJKN Nomor: 5 Tahun 2017, Kualifikasi Minimal
(Baru) SK Dirjen Bina Konstruksi Nomor: 33/KPTS/Dk/2023 dan untuk menjamin
kegiatan konstruksi dan hasil pekerjaan sesuai dengan standar teknis, mutu, biaya, dan
jadual, maka diperlukan beberapa personil pendukung lainnya, sebagai berikut:

No. Jabatan dalam Jumlah Kualifikasi Kualifikasi Minimal


pekerjaan yang (Orang) Minimal (Lama) Minimal (Baru) Pengalaman
akan dilaksanakan Peraturan LPJKN SK Dirjen Bina Kerja
Nomor: 5 Tahun Konstruksi Nomor:
2017 33/KPTS/Dk
/2023
1. Manajer Project 1 Ahli Utama Ahli Utama 5 Thn
Manajemen Bidang Keahlian
Konstruksi atau Manajemen
Konstruksi
Jenjang 9 atau
Ahli Utama Ahli Utama 5 Thn
Manajemen Proyek Bidang
Manajemen
Proyek
Konstruksi
Jenjang 9
2. Manajer Teknik 1 Ahli Utama Arsitek Arsitek Utama 5 Thn
Jenjang 9
3. Tenaga Ahli K3 1 Ahli Madya K3 Ahli Madya K3 3 Thn
Konstruksi Konstruksi atau Konstruksi Jenjang 8
atau
Ahli Utama K3 Ahli Utama K3 0 Thn
Konstruksi Konstruksi Jenjang 9
4. Manajer Keuangan 1 - - 3 Thn
Pendidikan
minimal S1
Manajemen
(*)
(*). Pengalaman kerja Manager Keuangan dibuktikan dengan daftar riwayat pengalaman
kerja atau referensi kerja dibidang administrasi keuangan.
 Persyaratan teknis :
1. Personil dilengkapi dengan SKA, Daftar riwayat pengalaman kerja Atau Referensi kerja
(surat referensi kerja dari Pejabat Penandatangan Kontrak);
2. Pengalaman kerja dibuktikan dengan daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi
kerja sesuai dengan sertifikat kompetensi/ keahlian pekerjaan dari Pejabat
Penandatangan Kontrak;
3. Personil dilengkapi dengan Ijazah, KTP, NPWP, dan daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja untuk keperluan pengisian kelengkapan data personil pada saat rapat
persiapan penandatanganan kontrak;
4. Hasil Scan asli daftar riwayat pengalaman kerja atau Referensi Kerja diupload pada saat
pemasukan penawaran;
5. Penyedia harus dapat menunjukkan dokumen personil pendukung sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam spesifikasi teknis jabatan kerja konstruksi pada saat
rapat persiapan penandatanganan kontrak, serta menyediakan personil tersebut selama
pelaksanaan konstruksi.

i. Daftar Satuan Upah Pekerja


(Dasar : Keputusan Gubernur 188/889/KPTS/013/2022)
Upah Minimum Surabaya : Rp4.525.479,19/bulan atau Rp181.020/ hari

Yang termasuk Mata Pembayaran Utama :

No. Uraian Pekerjaan Prosentase Bobot Kumulatif


1 Primary Treatment Unit (PTU) System : 3,29
2 Diesel Generator Set 2,69
PDTR LENGKAP DENGAN ATS FULL
3 SISTEM 2,53

Biaya Pengurusan Dan Penyambungan


4 Daya Ke PLN (BP+UJL 1100 kVA) 2,20
5 LIFT PASSENGER ( P1 dan P2 ) : 1,70
Jembatan Penghubung Finis ACP
6 (Dinding, Plafond dan Kolom) 1,14
CAPASITOR BANK 450 KVAR / 525 V
7 disesuaikan untuk pompa sanja 1,09
Lantai Homogenous Tile 600 x 600
8 mm (A) Polished 1,07
Lantai Homogenous Tile 600 x 600
9 mm (A) Polished 1,00
10 LIFT SERVICE (S1) Hospital type : 0,99
11 Wired Remote (Deluxe) 0,98
12 LIFT SERVICE (S1) Hospital type : 0,96
13 Transformator Distribusi : 0,77
14 NYY 4(2 x 1 x 150 mm2); SDP. AC-4 0,71
15 Pompa Drain Pit : 0,68
16 Incoming (CB) 0,64
17 (CU) : CU-4.1 ( Outdoor VRF) : 0,64
18 (CU) : CU-5.4 ( Outdoor VRF) : 0,64
Panel Outgoing Tegangan Menengah
19 Circuit Breaker (CB) 0,62
20 (CU) : CU-3.1 ( Outdoor VRF) : 0,61
21 (CU) : CU-4.2 ( Outdoor VRF) : 0,57
Render Dinding Semen Instan tebal 5
22 mm (Bagian Dalam) 0,56
Cylinder 80L Asemmbly 300 BAR (Fire
23 Eater or Eurogardian by Stratoshield) 0,56
Render Dinding Semen Instan tebal 5
24 mm (Bagian Dalam) 0,52
25 NYY 4 (4 x 1 x 300 mm2) - PDTR 0,52
26 (CU) : CU-2.1 ( Outdoor VRF) : 0,52
27 T y p e : Centrifugal Fan 0,52
Alumunium Composite Panel + Rangka
28 Entrance dan drop off 0,51
Lantai Homogenous Tile 600 x 600
29 mm (A) Polished 0,49
30 Selector Valve 1 1/4" 0,48
Lantai Homogenous Tile 600 x 600
31 mm (A) Polished 0,48
32 (CU) : CU-5.1 ( Outdoor VRF) : 0,47
33 NYY 4(2 x 1 x 120 mm2) - SDP. 4 0,47
34 NYY 4 (6 x 1 x 300 mm2) - PDTR 0,45
35 UPS 40 kVA/ 3P , P. SERVER 0,44
Gypsum Board t = 9 mm + Rangka Full
36 System (C1) 0,43
Pompa Transfer (Supply Air ke Top
37 Reservoir) : 0,43

(EVB) : EVB.5.25 & EVB.5.28, EVB.5.32


38 s/d EVB.5.37, EVB.5.41 & EVB.5.46 0,41
39 Complete Pilot 3L Cylinder 0,40

40 Electro-Oxydation System and Clarifier : 0,40


- IP OFFICE R10+ IP ENDPOINT 1
41 LIC:CU 0,39
42 Type PL-01 uk.5950 x 2700 mm 0,39
- BSP dia.150 mm (finishing cat anti
43 karat), dll 0,39
Gypsum Board t = 9 mm + Rangka Full
44 System (C1) 0,39

Pemipaan bahan; Black Steel


Seamless Pipe schedule 40/80,
45 included alat bantu, fittings 0,37
Pembesian BJTP fy 280 MPa & BJTD fy
46 420 MPa 0,37
47 Type PJ-09 uk.6000 x 2800 mm 0,37
48 (CU) : CU-1.1 ( Outdoor VRF) : 0,36

(EVB ) : EVB.4.15 s/d 4.18, EVB.4.20


s/d EVB.4.25, EVB.4.44 s/d EVB.4.49,
49 EVB.4.51 0,35
Network Video Recorder (NVR) 64
50 chanel , 25TB Storage 0,35
Pembesian BJTP Fy 280 MPa & BJTD
51 Fy-420 MPa + Handeling 0,34
52 Pompa SumPit : 0,34
Lantai Homogenous Tile 600 x 600
53 mm (B) Unpolished 0,33
Pekerjaan pengadaan dan
54 pemasangan Raw Water Tank ( RWT ) : 0,32
55 (CU) : CU-5.3 ( Outdoor VRF) : 0,32
Pompa Transfer (Air Recycling ke Top
56 Reservoir) : 0,31
Pasangan Dinding Bata Ringan
57 ad.Semen Instan t=10 cm 0,30
58 Remote Releasing Module (RRM) 0,30

Sewa 1 Unit Genset 350 Kva


Termasuk Pemasangan dan Pengisian
Bahan Bakar Selama Proyek
59 Berlangsung. 0,30
60 Pompa Booster (Air bersih) Lt.Atap : 0,29
Pompa Booster (Air Recycling ke Toilet)
61 Lt.Atap : 0,29
62 NYY 4 x 150 mm2 - SDP. 1 0,29
63 Type PL-02 uk.5475 x 2700 mm 0,29
64 Type JF-05 uk 8045x2400 mm 0,29
65 Hospital Plint 100 x 600 mm 0,29
66 NYY 4 x 150 mm2; SDP. AC-1 0,29
67 UPS 10 kVA/ 3P, P. AL 0,28
Color Graphic common control lengkap
68 dengan PC, Alarm Printer 0,28
69 NYY 4 (4 x 1 x 300 mm2) ; Genset 1 0,28
Lantai Homogenous Tile 1000 x 1000
70 mm, ('C) 0,28
Render Dinding Semen Instan tebal 5
71 mm (Bagian Dalam) 0,27
Render Dinding Semen Instan tebal 5
72 mm (Bagian Dalam) 0,27
(EVB ) : EVB.5.1 s/d 5.11, EVB.5.53 &
73 EVB.5.57 0,27
74 Type P-03 uk.900 x 2200 mm 0,26
75 Hospital Plint 100 x 600 mm 0,26
Lantai Granit Bakar 600 x 600 mm,
76 Drop off 0,26
(EVB) : EVB.4.4 & EVB.4.5, EVB.4.28
77 s/d EVB.4.33, EVB.4.40 & EVB.4.41 0,25

MCFA ( Master Control Fire Alarm )


78 termasuk Repeat Panel, Nicad Battery, 0,25
Midleware (server) + Komputer +
79 Server 0,25
80 - Diameter 28,6 mm 0,25
81 - Diameter 28,6 mm 0,25
82 - Diameter 28,6 mm 0,25
83 - Diameter 28,6 mm 0,25

Partisi Double Gypsum t = 12mm +


Rangka Metal Stud, lengkap +
84 asesories 0,24
85 Profil HB 250 x 250 x 9 x 14 0,24

Biaya pemasangan/instalasi Lift


Passenger dan Lift Service di-
86 lapangan, lengkap 0,24
87 Centrallized without Screen 0,24
88 Solar Panel, Modul surya @ 545 Wp 0,24
89 Branch Joint 0,24
Pentanahan copper clad rod 1" x 12 m
90 lengkap bak kontrol dan CU Bar 0,23
91 - Diameter 28,6 mm 0,23
92 - Diameter 12,7 mm 0,23
93 - Diameter 12,7 mm 0,23
94 - Diameter 12,7 mm 0,23
95 - Diameter 12,7 mm 0,23
96 Raised floor (G) 0,23
97 - Diameter 12,7 mm 0,22
Sewa Passenger Hoist Kap 2 ton,
98 Selama Proyek Berlangsung. 0,22
- Indoor Fixed Dome IP Camera
99 minimal 4 MP 0,22

Pekerjaan pengadaan dan


100 pemasangan Top Reservoir (Air Besih) : 0,22
NYY 4(4 x 1 x 185 mm2) - KAPASITOR
101 BANK 0,22
102 Profil HB 150 x 150 x 7 x 10 0,22
103 - IP Phone Series 0,22
- Indoor Fixed Dome IP Camera
104 minimal 4 MP 0,22
- Penarikan Kabel UTP Cat6 dalam
105 PVC 20 mm 0,21
106 Cat dinding dalam Anti Bakteri 0,21
Plafond Alumunium Composite Panel
107 + Rangka (Over Stek) 0,20

Titik nyala Stop kontak NYM 3 x 2,5


108 mm² termasuk conduit PVC HI 20 mm 0,20
109 Profil WF 250 x 125 x 6 x 9 0,20
110 Profil WF 250 x 125 x 6 x 9 0,20
111 RM TLED 3 x 8 Watt + Cover 0,20
112 (CU) : CU-A.6 ( Outdoor VRF ATAP ) : 0,20
113 - IP Phone Series 0,20
114 Type PJ-07 uk.2200 x 2800 mm 0,20
115 Type PJ-07 uk.2200 x 2800 mm 0,20
116 Addresable Signal Modul (ASM) 0,19
117 Cat dinding dalam Anti Bakteri 0,19

(EVB) : EVB.4.11 s/d EVB.4.13,


EVB.4.34 & EVB.4.35, EVB.4.42 &
118 EVB.4.43 0,19
- Kontruksi David Socket arm
119 (galvanized) 0,18
Gypsum Board t = 9 mm + Rangka Full
120 System (C1) 0,18
- Indoor Fixed Dome IP Camera
121 minimal 4 MP 0,18
Gypsum Board t = 9 mm + Rangka Full
122 System (C1) 0,18
123 Counter Display Personal Computer 0,18
124 Wall guard UPVC 0,18
(EVB) : EVB.5.13 & EVB.5.38, EVB.5.16
125 s/d 5.18 0,18
126 (EVB) : EVB.3.7 s/d EVB.3.12 0,18
127 (EVB) : EVB.1.1 s/d EVB.1.6 0,18
Pasangan Dinding Bata Ringan
128 ad.Semen Instan t=10 cm 0,17
129 (CU) : CU-5.2 ( Outdoor VRF) : 0,17
MASTER Cylinder Kit,Actuator,c/w
130 Manometer,Accesories 0,17
- Indoor Fixed Dome IP Camera
131 minimal 4 MP 0,17
Lantai Homogenous Tile 600 x 600
132 mm (A) Polished 0,16
133 Type J-2 uk. 2445 x 2200 mm 0,16
Render Dinding Semen Instan tebal 5
134 mm (Bagian Dalam) 0,16
Beton Ready Mix f'c = 35 Mpa Slump ±
135 12 + 2 cm (Non-FA) 0,16
- Indoor Fixed Dome IP Camera
136 minimal 4 MP 0,16
137 Type J-24 uk.7200 x 1400 mm 0,16
138 Type J-24 uk.7200 x 1400 mm 0,16
139 FRC 4 x 1 x 35 mm2; P. LIFT FIRE 0,16

- Testing & Commissioning Genset


termasuk pengadaan solar selama
140 testing 0,16
141 Profil HB 200 x 200 x 8 x 12 0,15
Lantai Homogenous Tile 600 x 600
142 mm (A) 0,15
Digital Video Broadcasting Satelite 8
143 Chanel (IP) 0,15
Digital Video Broadcasting TelestrIal 8
144 Chanel (IP) 0,15
Gypsum Board t = 9 mm + Rangka Full
145 System (C1) 0,15
(EVB) : EVB.5.19 & EVB.5.20, EVB.5.50
146 s/d EVB.5.52 0,15
147 (EVB) : EVB.4.6 s/d EVB.4.10 0,15
148 (EVB) : EVB.2.1 s/d EVB.2.5 0,15
149 (EVB) : EVB.3.1 s/d EVB.3.5 0,15

Partisi Double Gypsum t = 12mm +


Rangka Metal Stud, lengkap +
150 asesories 0,15
Pembesian BJTP fy 280 MPa & BJTD fy
151 420 MPa 0,15
(EVB ) : EVB.2.16 s/d EVB.2.19 + EVB.
152 2.28 s/d EVB. 2.30 0,15
(EVB) : EVB.5.29 s/d EVB.5.31,
153 EVB.5.39 & EVB.5.40 0,14
Homogenouse Tile 300 x 600 mm
154 (Toilet) 0,14
155 Solar Mounting 0,14
Lantai Homogenous Tile 1000 x 1000
156 mm, ('C) 0,14
- Biaya Sertifikasi Laik Operasi (SLO)
dari Lembaga Inspeksi Teknis yang
157 telah 0,14
Aries Control Panel c/w battery 1
158 signal ,2 noti,2 rela,4 relay 0,14

Partisi Cubicle Kaca Tempered T=10


mm, bagian dalam finish Painted
Glass, termasuk pintu dan
aksesorisnya, perkuatan, finishing dan
material bantu yang diperlukan, sesuai
159 gambar dan spesifikasi 0,14
160 U-Ditch, 40x60 cm, termasu tutup 0,14
161 Hospital Plint 100 x 600 mm 0,14
162 Pengeboran borepile Ø 500 mm 0,14
- Penarikan Kabel UTP Cat6 dalam
163 PVC 20 mm 0,14
164 (EVB) : EVB.A.6 s/d EVB.A.9 0,14
165 Type PB-01 uk.1000 x 2200 mm 0,14
166 Type PB-01 uk.1000 x 2200 mm 0,13
167 Type J-01 uk.7200 x 3000 mm 0,13
168 - Pipa PVC Class AW dia.100 mm 0,13
169 SDP. AC-4 0,13
170 P. AC-1 0,13
171 P. AC-2 0,13
172 Type PJ-08 uk.3000 x 2800 mm 0,13
173 (EVB) : EVB.5.21 s/d EVB.5.24 0,13

174 (EVB) : EVB.4.1 s/d EVB.4.3, EVB.4.52 0,13


175 Branch Joint 0,13
176 Hospital Plint 100 x 600 mm 0,13
177 P. AC-4A 0,13
Wastafel TOTO type
178 LW241CJ/LW239FJ 0,12
179 Type JF-06 uk 9045x2400 mm 0,12

- Tangki penyimpanan bahan bakar


mingguan / weekly tank, dengan
180 kapasitas 0,12

Partisi Cubicle Kaca Tempered T=10


mm, bagian dalam finish Painted
Glass, termasuk pintu dan
aksesorisnya, perkuatan, finishing dan
material bantu yang diperlukan, sesuai
181 gambar dan spesifikasi 0,12
182 P. AC-3 0,12
183 Branch Joint 0,12
Dinding Lift, Marmer Travertine 600 x
184 1200 mm (Sistem Kering), 0,12
Dinding Lift, Marmer Travertine 600 x
185 1200 mm (Sistem Kering), 0,12
186 Profil WF 150 x 75 x 5 x 7 0,12
Dinding Lift, Marmer Travertine 600 x
187 1200 mm (Sistem Kering), 0,12

Pengadaan Outdoor Hydrant Box


(OHB), c/w alat bantu, finish cat
188 merah/tulisan, dll : 0,12
189 P. AC-5A 0,12
190 P. AC-5B 0,12
Dinding Lift, Marmer Travertine 600 x
191 1200 mm (Sistem Kering) 0,11
Dinding Lift, Marmer Travertine 600 x
192 1200 mm (Sistem Kering), 0,11
193 Inverter & Accessories 0,11
194 Counter Display Personal Computer 0,11
195 Plat Bondek 0,11
196 Plat Bondek 0,11
197 SDP. 4 0,11
198 Cat Plafond Gypsum, Anti Bakteri 0,11

Partisi Double Gypsum t = 12mm +


Rangka Metal Stud, lengkap +
199 asesories 0,11

Titik nyala lampu dengan kabel NYM 3


x 2,5 mm² termasuk conduit PVC HI 20
200 mm 0,11
201 Pompa Penguras : 0,11
Pekerjaan dan tenaga manusia harus
202 diasuransikan 0,11
Smart One Photo Electric Smoke
203 Detector w/base 0,11
204 P. AC-4B 0,11
205 Type PB-01 uk.1000 x 2200 mm 0,11
206 Profil WF 150 x 75 x 5 x 7 0,11

Pekerjaan pengadaan dan


pemasangan Top Reservoir (Air
207 Recycling) : 0,11
208 Overpressure Louver 0,11
Homogenouse Tile 300 x 600 mm
209 (Toilet) 0,11
210 Cat dinding dalam Anti Bakteri 0,10
RM TLED 3 x 8 Watt + Cover c/w Nicad
211 Battery 0,10
- Pemindahan Genset eksisting
212 termasuk instalasinya 0,10
213 - IP Phone Series 0,10
214 Type PB-02 uk.1000 x 2200 mm 0,10
215 Cat Plafond Gypsum, Anti Bakteri 0,10
Plafond Gypsum Board WR tebal 9 mm
216 + Rangka Metal Furing (C2) 0,10
(EVB) : EVB.1.9 s/d EVB.1.11,
217 EVB.1.17 & 1.18 0,10

218 (EVB) : EVB.3.13 s/d 3.15, 3.20, 3,24 0,10


Type JF-07 uk (7695+5723)x2400
219 mm 0,10
Lantai Vinyl dan Tribun Area Command
220 Center 0,10
221 Type PJ-03 uk. 4090 x 2350 mm 0,10
- Outdoor Speed Dome IP Camera
222 minmal 4 MP 0,10
223 PP - P.FAN 1, 2 DAN 3 0,09
224 Type PJ-11 uk.4100 x 2800 mm 0,09
225 Cat dinding dalam Anti Bakteri 0,09
226 Type PJ-01 uk.7200 x 3150 mm 0,09
Biaya pengiriman, transportasi dan
227 upah pemasangan di - Site, dll 0,09
Pembesian BJTP fy 280 MPa & BJTD fy
228 420 MPa 0,09
229 Type P-01 uk.1000 x 2800 mm 0,09
Type PJ-05 uk.3088 x 2800
230 mmx2+1045x2800 mm 0,09
Type PJ-05 uk.3088 x 2800
231 mmx2+1045x2800 mm 0,09
232 Selector Switch 16 Zone 0,09

Kalsiboard backing panel tebal 6 mm,


penutup ACP bagian dalam + Include
233 rangka 0,09
234 Shadowline Palfond Gypsum 0,09
235 - IP Phone Series 0,09
236 Type PJ-07 uk.2200 x 2800 mm 0,09
Type Pintu Kaca Otomatis Sliding (Area
237 Entrance), Include asesories 0,09
Balok Praktis Beton Bertulang 10 x 15
238 Cm 0,09

- Switch Hub PoE minimal 24 port,


gigabit, managed, layer 3, minimal 2
239 port SFP + 10G 0,09

- Switch Hub PoE minimal 24 port,


gigabit, managed, layer 3, minimal 2
240 port SFP + 10G 0,09

Partisi Double Gypsum t = 12mm +


Rangka Metal Stud, lengkap +
241 asesories 0,09
242 RM TLED 3 x 8 Watt + Cover 0,09
243 Addressable Smoke Detector 0,08
RM TLED 2 x 14 Watt + Cover c/w
244 Nicad Battery 0,08
Homogenous Tile 300 x 600 mm,
245 (Petugas) 0,08
- Isolasi peredam suara di ruang
246 genset, menggunakan rockwool 0,08
247 (EVB) : EVB.2.6 s/d EVB.2.8 0,08
248 (EVB) : EVB.5.47 s/d EVB.5.49 0,08
(EVB ) : EVB.3.19, EVB.3.21 s/d
249 EVB.3.23 0,08

Titik nyala Stop kontak NYM 3 x 2,5


250 mm² termasuk conduit PVC HI 20 mm 0,08
- Penarikan Kabel UTP Cat6 dalam
251 PVC 20 mm 0,08
Pengadaan dan Pemasangan Lightning
252 Arrester 24KV 0,08
253 Centrallized with Screen 0,08
Lantai Homogenous Tile 1000 x 1000
254 mm, ('C) 0,08
255 Shadowline Palfond Gypsum 0,08
Lantai Homogenous Tile 1000 x 1000
256 mm, ('C) 0,08

Partisi Double Gypsum t = 12mm +


Rangka Metal Stud, lengkap +
257 asesories 0,08
258 Addresable Input Modul(AIM) 0,08
259 Hospital Plint 100 x 600 mm 0,08
Lantai Homogenous Tile 1000 x 1000
260 mm, ('C) 0,08
- Penarikan Kabel UTP Cat6 dalam
261 PVC 20 mm 0,08
Type JF-08 uk (6923+5550)x2400
262 mm 0,08
263 Kran Wastafel TOTO type TX126LE 0,08
264 Type P-03 uk.900 x 2200 mm 0,08
265 (EVB) : EVB.2.10 s/d EVB.2.12 0,08
266 (EVB) : EVB.3.16 s/d EVB.3.18 0,08

Rangka Lantai Area Tribun Command


Center Baja Siku 50.50.5 mm +
267 Multiplek 18 mm 0,08
268 - Gate Valve (GV) 16K, dia. 150 mm 0,08
269 - Gate Valve (GV) 16K, dia. 150 mm 0,08
270 - IP Phone Series 0,08
Homogenouse Tile 300 x 600 mm
271 (Toilet) 0,07
Render Dinding Semen Instan tebal 5
272 mm 0,07
Server + Monitor + Keyboard + Mouse
273 + Windows 10 Professional 0,07
Kolom, Finish ACP Motif Kayu, +
274 Rangka (Ruang Tunggu) 0,07
Biaya perijinan ke DepNaker di
275 Surabaya 0,07
Pembesian BJTP Fy 280 MPa & BJTD
276 Fy-420 MPa + Handeling 0,07

Cabling Data Twisted Shielded 18"/16


AWG Type, included conduits HI
277 dia.20mm2, support, etc 0,07
278 Addressable Smoke Detector 0,07
279 Restrictor 2" 0,07
280 Media Tanam 0,07
281 AC Protection Devices 0,07
282 - Standard license Phone 0,07

- Switch Hub minimal 48 port,


gigabit, managed, layer 3, 2 SFP,
283 single AC power supply 0,07
284 (EVB ) : EVB.2.13 s/d EVB.2.15 0,07
285 (EVB ) : EVB.3.16 s/d EVB.3.18 0,07
286 Type PB-02 uk.1000 x 2200 mm 0,07

Partisi Cubicle Kaca Tempered T=10


mm, bagian dalam finish Painted
Glass, termasuk pintu dan
aksesorisnya, perkuatan, finishing dan
material bantu yang diperlukan, sesuai
287 gambar dan spesifikasi 0,07
288 Type P-07 uk.1000 x 2200 mm 0,07
- Penarikan Kabel UTP Cat6 dalam
289 PVC 20 mm 0,07
290 Cat dinding dalam Anti Bakteri 0,07
291 Type P-03 uk.900 x 2200 mm 0,07
292 Wiremesh M8 - 150 0,07

Titik nyala lampu dengan kabel NYM 3


x 2,5 mm² termasuk conduit PVC HI 20
293 mm 0,07
294 Pengeboran borepile Ø300 mm 0,06
295 Kolom Finish ACP area ruang tunggu 0,06
296 Kolom Finish ACP area ruang tunggu 0,06
297 Kolom Finish ACP area ruang tunggu 0,06
298 - Standard license Phone 0,06

Partisi Cubicle Kaca Tempered T=10


mm, bagian dalam finish Painted
Glass, termasuk pintu dan
aksesorisnya, perkuatan, finishing dan
material bantu yang diperlukan, sesuai
299 gambar dan spesifikasi 0,06

Partisi Cubicle Kaca Tempered T=10


mm, bagian dalam finish Painted
Glass, termasuk pintu dan
aksesorisnya, perkuatan, finishing dan
material bantu yang diperlukan, sesuai
300 gambar dan spesifikasi 0,06
301 Branch Joint 0,06
- Intalasi Kabel UTP Cat 6 dalam Pipa
302 PVC HI dia. 20 mm 0,06
303 Rumput Gajah Mini 0,06
304 Bekisting Plat 0,06
305 Type PJ-12 uk.2900 x 2800 mm 0,06

Titik nyala lampu dengan kabel NYM 3


x 2,5 mm² termasuk conduit PVC HI 20
306 mm 0,06
307 - uk. 300 mm x 100 mm 0,06
Homogenouse Tile 300 x 600 mm
308 (Toilet) 0,06
Homogenouse Tile 300 x 600 mm
309 (Toilet) 0,06

Titik nyala lampu dengan kabel NYM 3


x 2,5 mm² termasuk conduit PVC HI 20
310 mm 0,06
Beton f'c = 35 MPa Slump 12 ± 2 cm
311 (Non - FA) 0,06
Beton f'c = 35 MPa Slump 12 ± 2 cm
312 (Non - FA) 0,06
- Intalasi Kabel UTP Cat 6 dalam Pipa
313 PVC HI dia. 20 mm 0,06
- Intalasi Kabel UTP Cat 6 dalam Pipa
314 PVC HI dia. 20 mm 0,06
Type J-15 uk.(1812x2 +1045) x 2800
315 mm 0,06
Biaya Pengurusan Dan Penyambungan
316 PDAM 0,06
- Access Point WiFi 6, minimal Up to
256 associated client devices per
317 radio 0,06
Closet Duduk TOTO type
318 CW635PJ/SW635JP (Petugas) 0,06
319 Baseplate t = 12 mm 0,06
320 RM TLED 2 x 14 Watt + Cover 0,06
321 (EVB) : EVB.4.14, 4.26 & EVB. 4.27 0,06
Down Light LED E27 13W Bulb c/w
322 Nicad Battery 0,06
323 Wall guard UPVC 0,06
324 Bekisting Plat 0,06
325 Baseplate t = 50 mm 0,06

Screed Proteksi Waterproofing t=30


mm, ad.1PC:4 Psr, + kawat ayam EL +
326 23.75 0,06
327 - Gate Valve (GV) 16K, dia. 150 mm 0,06
328 Type P-01 uk.1000 x 2800 mm 0,06
Balok Praktis Beton Bertulang 10 x 15
329 Cm 0,06
330 Bekisting Kolom 0,06
331 (EVB) : EVB.1.7 & EVB.1.8 0,06
332 SDP. AC-1 0,06
Pasangan Dinding Bata Ringan
333 ad.Semen Instan t=10 cm 0,06
Wastafel TOTO type
334 LW241CJ/LW239FJ 0,06
Wastafel TOTO type
335 LW241CJ/LW239FJ 0,06
Jamp Lift Stainlees Stell Type Wide
336 jamp 0,06
Jamp Lift Stainlees Stell Type Wide
337 jamp 0,06
338 Meja Nurse Station dan Kasir 0,06
339 Meja Nurse Station dan Kasir 0,06
340 Meja Nurse Station dan Kasir 0,06
341 Type PJ-17 uk.10150 x 2800 mm 0,06
342 Suppresion Abort Station c/w cover 0,06

343 Mixer Pre Amplifier / Sistem Controller 0,06


Lantai Epoxy PU Anti Scratch SF 1000
344 mic, dft 0,06

Partisi Cubicle Kaca Tempered T=10


mm, bagian dalam finish Painted
Glass, termasuk pintu dan
aksesorisnya, perkuatan, finishing dan
material bantu yang diperlukan, sesuai
345 gambar dan spesifikasi (Loker) 0,06

Partisi Double Gypsum t = 12mm +


Rangka Metal Stud, lengkap insulasi +
asesories, sesuai gambar dan
346 spesifkasi 0,06
347 Type J-21 uk.5050 x 2800 mm 0,05
- Switch Hub PoE minimal 36 port,
gigabit, managed, layer 3, minimal 2
348 port SFP + 10G 0,05

- Switch Hub PoE minimal 36 port,


gigabit, managed, layer 3, minimal 2
349 port SFP + 10G 0,05

- Switch Hub PoE minimal 36 port,


gigabit, managed, layer 3, minimal 2
350 port SFP + 10G 0,05

- Manageable Switch minimal 24


port, gigabit, managed, layer 3, 2 SFP,
351 PoE 0,05
- Switch Hub minimal 48 port,
352 gigabit, managed, layer 3, 2 SFP, PoE 0,05
- Switch Hub 48 port, gigabit,
353 managed, layer 3, 2 SFP, PoE 0,05
354 Type P-03 uk.900 x 2200 mm 0,05
355 Type P-03 uk.900 x 2200 mm 0,05
356 Type P-02 uk.900 x 2200 mm 0,05
357 Kabel Trench uk 600 x 600 mm 0,05
358 Type PB-01 uk.1000 x 2200 mm 0,05
359 Type PB-01 uk.1000 x 2200 mm 0,05
Kolom Praktis Beton Bertulang 10 x 10
360 Cm 0,05

Partisi Cubicle Kaca Tempered T=10


mm, bagian dalam finish Painted
Glass, termasuk pintu dan
aksesorisnya, perkuatan, finishing dan
material bantu yang diperlukan, sesuai
361 gambar dan spesifikasi (Loker) 0,05
362 Addresable Output Modul (AOM) 0,05
Balok Praktis Beton Bertulang 10 x 15
363 Cm 0,05
Pasangan Dinding Bata Ringan
364 ad.Semen Instan t=10 cm 0,05
- Intalasi Kabel UTP Cat 6 dalam Pipa
365 PVC HI dia. 20 mm 0,05
366 RM TLED 3 x 8 Watt + Cover 0,05
367 Pembesian BJTP 280 & BJTS 420 0,05
368 P. SERVER 0,05
369 SDP. 1 0,05
370 Nozzle 1" 0,05
Multi -tone w/Horn strobe 24 VDC c/w
371 Back box 0,05
372 Terminal Box 0,05
Gypsum Board tebal 9 mm + Rangka
373 Metal Furing (C1) 0,05

Pengadaan dan pemasangan Hydrant


Pillar (HP), included dudukan beton,
374 valve, dll : 0,05

- Switch Hub minimal 24 port,


gigabit, managed, layer 3, 2 SFP,
375 single AC power supply 0,05
376 Waterproofing Membrane Dag Atap 0,05
377 PP - AIR BERSIH : 0,05
Louver Aluminium uk 7400 x 1000
378 mm 0,05
Louver Aluminium uk 7400 x 1000
379 mm 0,05
Louver Aluminium uk 7400 x 1000
380 mm 0,05
1 Floor standing rack 19" 42U c/w
381 aksesoris, fan dan PDU 0,05
382 Cat Plafond Gypsum, Anti Bakteri 0,05
Down Light LED E27 13W Bulb c/w
383 Nicad Battery 0,05
384 Cat Plafond Gypsum, Anti Bakteri 0,05
385 Cat Plafond Gypsum, Anti Bakteri 0,05
Total Bobot Kumulatif 80,02

Daftar Material / Produk Impor

No. Uraian Material Keterangan


1 LIFT / ELEVATOR
Lift Penumpang (Passenger Lift) Import
Lift Service Import
2 ELEKTRIKAL DAN ELEKTRONIK
Ups Import
Genset Import
Ip Telepon Import

1.17. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Pekerjaan konstruksi fisik dilaksanakan selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender.
Penyedia Jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi mulai bertugas sejak waktu yang
ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan Serah Terima
Kedua (ST II) pekerjaan pelaksanaan konstruksi.

1.18. Klausal Disebutkan Kembali


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal - klausal yang disebutkan kembali pada
butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian
lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent, hak cipta dan hal-hal lain untuk segala bentuk
“Claim “ atau tuntutan terhadap hak -hak asasi manusia.

1.19. Koordinasi Pekerjaan


1) Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu
agar gangguan dan konflik satu dengan yang lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi / memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari
gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
2) Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat - syarat
pelaksanaan, gambar - gambar dan instruksi - instruksi tertulis dari Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) berhak memeriksa
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap waktu. Bagaimanapun juga
kelalaian Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan - kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
4) Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat - syarat pelaksanaan (spesifikasi)
atau gambar atau instruksi tertulis dari Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya yang
diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor

1.20. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan


1) Perlindungan terhadap milik umum
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat - alat
mesin, bahan - bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
2) Orang - orang yang tidak berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada staf yang bertugas dan para
petugas penjaga.
3) Perlindungan terhadap bangunan yang ada
Selama masa - masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggungjawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan - jalan, saluran - saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan - kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi - operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua
harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
4) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, dan menjalakan
protokol pencegahan covid -19.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau
kerusakan bahan - bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
5) Kesejahteraan Keamanan dan Pertolongan Pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengaman yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang
kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan
Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan-ketentuan yang berlaku
pada waktu itu.
Dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama, yang mudah dicapai.
6) Gangguan pada tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya
gangguan pada pengguna lain yang berdekatan, hendaknya diperhatikan dan
dilaksanakan pada waktu yang disepakati oleh Pemberi Tugas, dan tidak akan ada
tambahan biaya atas pengeluaran yang mungkin terjadi.

1.21. Peraturan Hak Patent


Kontraktor harus melindungi Pemilik (owner), dan atau Pengguna Jasa terhadap semua
“claim“ atau tuntutan atas biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan
dengan merk dagang atau nama produksi, hak cipta dan hak paten pada semua material
dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

1.22. Iklan
Kontraktor tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan ( batas
) site atau ditanah yang berdekatan tanpa sepengetahuan dari pihak Pemberi Tugas.

1.23. Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan


1) Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat - syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan - ketentuan yang ada
di dalam SNI (Standar Nasional Indonesia).
2) Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat
pula.
a. Gambar bestek (for construction drawing) yang dibuat Konsultan Perencana
yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar - gambar detail
(shop drawing) yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui
Manajemen Konstruksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja ( SPK )
g. Surat Penawaran beserta lampiran - lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule ) yang telah disetujui.
i. Kontrak / Surat Perjanjian Kerja.

1.24. Shop Drawing


1) Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan (shop drawing) dari semua komponen
konstruksi berdasarkan desain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis
dari Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
2) Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data - data yang diperlukan
termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data - data tertulis, dan
hal - hal lain yang diperlukan.
3) Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan - kesalahan detailing
fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian konstruksi baja.
4) Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di-workshop, kecuali atas
persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
5) Semua baut, baik yang dikerjakan di-workshop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
6) Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan
yang diakibatkan oleh kekurangtelitian atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas
biaya Kontraktor.
7) Keragu - raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
8) Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar - gambar “ As Built Drawing “ sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara kenyataan. Untuk
kebutuhan pemeriksaan dikemudian hari.
Gambar - gambar tersebut diserahkan kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk disetujui.
SYARAT–SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PENGUKURAN & PERSIAPAN

2.1 Pembersihan Tapak Proyek


1) Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon dan
material yang mengganggu jalannya pekerjaan.
2) Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3) Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan dari
tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek meskipun
untuk sementara.
4) Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa-pipa
dan lain-lain yang masih ada menurut penilaian Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) jika dibiarkan ditempat akan mengganggu pekerjaan
tapak, seperti pekerjaan tata hijau (landscaping), pembuatan jalan, penanaman
rumput dan lain-lain, harus dibongkar dan dikeluarkan dari tapak.
Semua biaya pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan
Kontraktor dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas/Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).

2.2 Pengukuran Tapak Kembali


1) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
2) Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk dimintakan keputusannya.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Kontraktor harus menyediakan teodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) selama pelaksanaan proyek.
5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
6) Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.3 Tugu Patokan Dasar (Bench Mark)


1) Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Konsultan Perencana dan /
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
2) Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm
tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas
muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-
kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. Tugu patokan dasar harus dilengkapi dengan
titik ukur dari bahan logam dan diangkurkan ke beton.
3) Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk membongkarnya.
4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.
5) Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan
ketinggian (elevasi) nya.

2.4 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau (5/7 cm), tertancap di
tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2m
satu sama lain.
2) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.5 Pekerjaan Penyediaan Air & Daya Listrik Untuk Bekerja


1) Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari Lumpur,
minyak dan bahan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).
2) Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-
kurangnya (minimum) 20 kVA.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK). Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi
Lapangan.
3) Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah beban Kontraktor.
2.6 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
1) Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) ex.Yamato lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 14 (empat belas) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 6 kg yang ditempatkan di setiap lantai dan direksi kit.
2) Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

2.7 Pagar Pengaman Proyek


1) Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu
memasang pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan, berupa
pagar yang bersifat sementara menggunakan bahan Zinc BJLS 20 dan dipasang stiker
atau dicat.
2) Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat penimbunan
bahan-bahan.
3) Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.

2.8 Drainage Tapak


1) Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada.
2) Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak sesuai
gambar yang sudah ada atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan.
3) Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).

2.9 Kantor Direksi Lapangan


1) Kantor Direksi Lapangan minimal merupakan bangunan dengan kontruksi rangka kayu,
dinding papan multiplex dicat, penutup pintu/jendela untuk
penghawaan/pencahayaan. Letak kantor Direksi Lapangan harus cukup dekat dengan
kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
2) Berdekatan dengan kantor Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK), harus ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan
dirawat kebersihannya.

2.10 Kantor Kontraktor Dan Los Kerja


1) Ukuran luas kantor Kontraktor dan Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan
serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
2) Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti: pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan
tidak tercampur.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN TANAH

1.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan tanah” seperti tertera pada gambar
rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pembersihan lahan
b. Pengurugan dan pemadatan
c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan penggambaran kembali

1.2 Bahan/Material
Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :
a. Kayu jenis papan, tebal 3 cm.
b. Kaso 5/7.

1.3 Pelaksanaan
1) Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan harus dibersihkan. Sampah
yang tertanam dan material lain yang tidak dibutuhkan berada dalam daerah
yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai
kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti dengan tiang dari
kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat
dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpass).
d. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapannya termasuk tanggungan
Kontraktor.
e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman.
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya dan diketahui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) untuk dimintakan keputusannya.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/teodolith.
- Kontraktor harus menyediakan teodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemerikasaan Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
- Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
f. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air/hujan.

2) Pekerjaan Galian
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus rata air (waterpass), dan bilamana pada dasar
setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan
pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpass.
c. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau kemiringan lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu
dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK).
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-
lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis
bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum yang dibuktikan
dengan test lab.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
i. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
j. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah
dan teletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke
tempat yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK)atas tanggungan Kontraktor.

3) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan
syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul
beban.
a. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, juga seluruh
sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan
pekerjaan. Seluruh biaya yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
b. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
c. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK). Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan
lapangan tidak kurang dari 95% dari kepadatan Maksimum hasil lab.
d. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor.
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum tehadap kadar
air optimum minimal satu kali untuk jenis tanah yang dijumpai di lapangan.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu.

PASAL 2. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

2.1 Lingkup Pekerjaan


1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan sempurna.
2). Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, lantai beton untuk bangunan
yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan
semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau yang dinyatakan oleh Konsultan Perencana dan atau Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).

2.2 Persyaratan Bahan


1). Semen Portland:
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan harus memenuhi
Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI 15-2049-2004 ) dan Peraturan Beton
Indonesia ( NI.8 – 1972 ). Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan.
2). Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam Peraturan Semen Portland Indonesia ( SNI 15-2049-2004 ) dan
Peraturan Beton Indonesia ( NI.2 – 1971 ).
3). Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI 15-
2049-2004) dan Peraturan Beton Indonesia ( NI.2 – 1971 )..
Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu sama lain,
hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang
tepat.
4). Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi Peraturan Semen Portland Indonesia ( SNI 15-2049-2004 ) dan Peraturan
Beton Indonesia (NI-3 pasal 10). Apabila dipandang perlu Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium pemerikasaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.

5). Besi Beton :


Digunakan mutu U24, U36, U39. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan Peraturan Baja Tulangan Beton SNI 2052-2014 dan NI-2 (PBI 1971) Bila
dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
(a). Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai.
(b). Peraturan Baja Tulangan Beton SNI 2052-2014 dan Peraturan-peraturan Beton
Bertulang Indonesia 1971, NI-2.
(c). Peraturan-peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5.
(d). Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.
(e). Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
(f). Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum
(AV). No 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No.1457.
(g). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan Perencana dan Manajemen Proyek (PMSC).
(h). Standar Normalisasi Jerman (DIN).
(i). American Society for Testing and Material (ASTM).
(j). American Concrete Institute (ACI).

2.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1). Mutu beton:
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah (Fc = 14.5 MPa).
2). Pembesian
(a). Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai standar (PBI-1971).
(b). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
(c). Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan PBI-
1971.

2.4 Pengecoran Beton


1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi.

2.5 Pekerjaan Acuan / Bekisting


1) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
2) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3) Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan
dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
4) Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Baja
Tulangan Beton SNI 2052-2014 dan NI-2 (PBI tahun 1971).
5) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

2.6 Kontraktor Dan Kualifikasi Pelaksana / Kontraktor


1). Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai
dengan saat-saat penyerahan (selesai).
2). Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya.
3). Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
4). Kontraktor mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan pemilik,
baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.
5). Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan masalah administratif dan teknis

2.7 Syarat-Syarat Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan


1). Bahan baru didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
bahan tersebut harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih bersegel dan
berlabel pabriknya, kecuali bahan yang ditujukan untuk pemeriksaan.
2). Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
3). Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
4). Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

2.8 Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan


1). Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
2). Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4). Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI-1971).
Satu hari setelah pengecoran harus dilakukan curing.

PASAL 3. PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL

3.1 Lingkup Pekerjaan


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
 pekerjaan railing tangga,
 pekerjaan railing void
 pekerjaan pintu besi dan kusen

3.2 Persyaratan Bahan


1) Jenis logam yang dipakai
a. Black Steel dan Stainless Steel Pipe
Digunakan untuk pekerjaan Railing tangga dan void. Diameter bahan/pipa yang
dipakai disesuaikan Gambar Rencana.
b. Plat besi dan besi siku untuk pintu besi yang akan digunakan pada ruang mesin
atau tempat seperti yang ditunjukan pada gambar.
Dimensi/ukuran bahan/plat yang dipakai disesuaikan Gambar rencana.
2) Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Pemasangan disesuaikan dengan Gambar Rencana yang ada.
b) Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang
akan dipergunakan.

3.3 Pekerjaan Besi


1) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan.
2) Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti sekrup, baut, mur, paku metal, fittings yang
akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
3) Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan
mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
4) Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/gambar kerja untuk pekerjaan-
pekerjaan tertentu dengan petunjuk Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK)/ Pemberi Tugas.
5) Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
6) Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
7) Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.
8) Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata
dari cairan elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan
bebas dari kotoran, cat minyak dan karat.
9) Perhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan
dengan baik (wire, brush, ampelas). Cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas
kembali atas tanggung jawab Kontraktor.
10) Untuk pekerjaan tertentu yang membutuhkan hasil yang optimal harus dibuat mock up
yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
dan diketahui oleh pengguna jasa/ user.

PASAL 4. PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL

4.1 Lingkup Pekerjaan


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
Antara lain:
 Pekerjaan kayu halus pada umumnya

4.2 Standard
SNI 03 – 0675 - 1989, Spesifikasi ukuran kusen, pintu kayu, jendela kayu, daun pintu kayu
untuk bangunan rumah dan gedung.

4.3 Persyaratan Bahan


1). Jenis kayu yang dipakai :
(a). Kayu Interior: Solid kelas A kering oven 90% SNI Standard di tiap-tiap lapisan
atau bagian.
(b). Kayu Exterior: Solid kelas A kering oven 90 %
(c). Kayu plywood, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas Awet I, mutu A, kecuali
dinyatakan lain dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan yang dinyatakan dalam
gambar.
(d). Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
(e). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-
pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.
(f). Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk
kayu Kamper Kalimantan, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12 %.
(g). Semua kayu yang dipasang / dipakai ialah yang disetujui oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/ Pemberi Tugas.
(h). Seluruh kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan sistem pengeringan
dengan oven.
2). Bidang Panel dan Pintu :
(a). Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah
Plywood. Jenis Plywood yang digunakan adalah Teak Plywood, dengan muka
berkualitas baik untuk bidang tampak. Tiap lembar plywood yang dipakai harus
mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.
(b). Semua perekat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5.
(c). Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di
satu tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
3). Syarat - syarat Pelaksanaan
(a). Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK)/ Pemberi Tugas.
(b). Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai
dengan HI-5. Tidak diperkenankan pengerjaan di tempat pemasangan.
(c). Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk
mendapatkan ketetapan pemasangan di lapangan.
(d). Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan
waterpass.
(e). Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0,5 cm untuk setiap 2m².
(f). Pekerjaan Kayu Halus
 Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam
halus dan siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan
contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/ Pemberi Tugas untuk mendapatkan
persetujuan.
 Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan
mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat
pemasangan.
 Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau
cara lainnya yang disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK)/ Pemberi Tugas.
 Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau
sejenisnya yang telah disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK).
 Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
 Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa
sehingga siap menerima finish. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui
termasuk memberi lapisan dempul atau sejenisnya, kecuali disyaratkan lain
oleh Owner/Konsultan Perencana.
 Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih
dahulu baik kualitas maupun jenisnya kepada Owner untuk mendapatkan
persetujuan.
 Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari
Owner. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
mengganti atas tanggung jawabnya.
(g). Seluruh kayu harus legal, dengan menunjukkan antara lain: (Faktur Angkutan
Kayu Olahan (FAKO), Surat Keterangan Asal-Usul Kayu (SKAU), Sistem Verifikasi
Legalitas Kayu (SVLK), Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), atau sertifikat Forest
Stewardship Council (FSC)

PASAL 5. PEKERJAAN BATA RINGAN

5.1 Lingkup Pekerjaan


1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2) Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

5.2 Standard
- SNI 03-2156-1991, Blok beton ringan bergelembung udara (aerated) dengan proses
otoklaf.

5.3 Persyaratan Bahan


- Bata yang digunakan blok beton ringan dengan kualitas terbaik yang disetujui Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), siku dan sama ukurannya tebal 10
x tinggi 20 x panjang 60 cm.
- Perekat bata ringan dan pengisi celah dengan kolom mengunanakan semen instan atau
mortar

5.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Alat kerja:
- Trowel bata ringan bergerigi 6x6 mm
- Electrical mixer
- Palu karet
- Sendok semen
- Gergaji untuk bata ringan
- Waterpass
2) Persiapan pelaksanaan:
- Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pasangan bata ringan.
- Bersihkan tempat yang akan dipasang dari kotoran, minyak, karat, maupun lumut
yang dapat mengurangi rekatan adukan, kemudian basahi dengan air.
- Bata ringan yang akan dipasang sebaiknya dibasahi terlebih dahulu dengan air
untuk menghilangkan debu / kotoran dan mengurangi daya serap bata ringan
terhadap adukan
3) Pelaksanaan:
- Tuangkan air sebanyak 10,0–10,5 liter untuk tiap kantong semen instan (40 kg) ke
dalam tempat adukan dan masukan adukan kering.
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan pasangan bata ringan (campuran akan lebih baik &
mudah jika menggunakan electrical mixer).
- Pemasangan bata ringan dilakukan secara manual dengan trowel bergerigi 6x6mm
sebagaimana umumnya dengan tebal spesi yang dianjurkan adalah ± 3 mm.
- Pemberian angkur untuk pasangan bata ringan ini umumnya dilakukan setiap 3-5
baris terpasang.
- Periksa kerataan permukaan dan kelurusan dengan waterpas.
- Bersihkan permukaan blok setiap akan memasang lapisan baru.
- Pada pertemuan dengan kolom utama dan pada pertemuan dengan balok atau slab
beton diberi media penghantar seperti adukan mortar pengisi celah. Aplikasi motar
pengisi celah berbarengan pada saat pemasangan bata ringan.
- Untuk pemasangan bataringan, kolom praktis di perlukan untuk setiap luas bentang
dinding 12 m2 atau kurang dari luas itu apabila bertemu dengan bidang dinding
yang tidak sejajar, contohnya ruangan yang memiliki panjang atau lebar dibawah 3
m. Kegunaan dari kolom praktis adalah sebagai penyalur beban selain kolom utama
sekaligus pengikat pasangan bata serta sebagai alat bantu kelurusan bidang
pasangan dinding.
- Sedangkan balok praktis diperlukan apabila tinggi dinding lebih dari 4 m.
Kegunaan dan fungsi dari balok praktis sama dengan kolom praktis. Sedangkan
perbedaannya adalah kalau kolom praktis aplikasinya secara vertikal sedangkan
balok praktis horisontal.

5.5 Produk
1. Produk Bata Ringan : Citicon, Bricon, Falcon
2. Perekat Bata Ringan : MU-328, Top Mortar, AM
3. Pengisi Celah Bata Ringan : MU-830, Top Mortar, AM

PASAL 6. PEKERJAAN PLESTERAN dan ACI

6.1 Lingkup Pekerjaan


1) Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

6.2 Standard
- SNI 03-6862-2002, spesifikasi perawatan, pemasangan dinding bata dan plesteran.
- SNI 03-6882-2002, spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan.
6.3 Persyaratan Bahan
1) Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)
2) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
3) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
4) Penggunaan adukan plesteran dan acian:
(a) Plester instan premium
(b) Seluruh permukaan plesteran di finish acian dari acian plesteran instan.

6.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Alat kerja:
- Sendok semen
- Jidar Alumunium
- Roskam
2) Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana / Manajemen Konstruksi, dan
persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
3) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana / Manajemen Konstruksi
sesuai Uraian Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
4) Persiapan pekerjaan plesteran.
- Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
- Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan plesteran.
- Bersihkan permukaan dinding pasangan yang akan diplester dari kotoran, minyak,
karat, maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan dan apabila bidang
pasangan dalam keadaan kering basahi dengan air secara merata sebelum
aplikasi plesteran.
5) Pelaksanaan pekerjaan plesteran
- Tuangkan air sebanyak 6,5–7,0 liter/40 kg mortar semen plester premium
kemudian masukan adukan kering ke dalam bak adukan.
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
- Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
yang dianjurkan adalah 10 mm.
- Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester
selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga
didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester
dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan dengan roskam.
- Adukan plesteran premium dapat digunakan paling lambat ±60 menit setelah
produk tersebut dicampur air & diaduk secara merata.
- Aplikasi plester dengan ketebalan >20mm dilakukan dengan metode multilayer,
dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi setebal maksimal 15 mm dengan cara
dikamprot. Aplikasi lapisan berikutnya setelah aplikasi kamprot selama 4 jam agar
didapat proses evaporasi adukan dapat berlangsung walaupun demikian hal
tersebut masih dimungkinkan terjadinya sagging. Aplikasi lapisan berikutnya dapat
juga dilakukan setelah kamprotan selama 12 jam, hal ini juga untuk mencegah
terjadinya sagging walaupun proses evaporasi belum sempurna. Aplikasi
kamprotan akan lebih ideal dilakukan hingga berumur minimal 24 jam, hal ini bisa
diaplikasi adukan plester selanjutnya mengingat kamprotan awal sudah kering
sempurna.
- Pembuatan kepalaan / kelabangan (guidance line) dapat disiapkan minimal
setelah 1 x 24 jam sebelum aplikasi plesteran.
- Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan pembuatan kepalaan lebih
mendekati bidang sudutan masing-masing bidang maksimal jarak dari sudutan
±20 cm sehingga didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
6) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama dalam gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal
/ tinggi / peil dan bentuk profilnya. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
7) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
8) Untuk Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang
bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester.
9) Untuk bidang pasangan dinding dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesteran).
10) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishingnya.
11) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.
12) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan perencana / Manajemen Konstruksi.
13) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
14) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
15) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
16) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Perencana/Manajemen Konstruksi dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
17) Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
18) Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
19) Pelaksanaan Pekerjaan acian diatas plesteran:
- Tuangkan air sebanyak 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong semen mortar (40 kg)
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk aplikasi acian (campuran akan lebih baik & mudah jika menggunakan
electrical mixer).
- Aplikasi acian dilakukan secara manual dengan menghampar adukan dengan
roskam hingga merata pada bidang yang akan diaci dan bilamana perlu diratakan
dengan jidar alumunium panjang.
- Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan
penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan
dalam pengacian adalah 1,5 – 3 mm tergantung kerataan dasar permukaan
- Untuk finishing akhir acian cukup menarik roskam searah (horizontal atau vertikal)
dan tidak dianjurkan untuk menekan, memutar atau bahkan menggosok dengan
sobekan kertas semen atau bahan lain yang meresap air.

6.5 Produk
1. Plesteran Premium : MU-100, Top Mortar, AM
2. Acian diatas Plesteran : MU-250, Top Mortar, AM
3. Acian diatas Beton Ekspos (Skimcoat) : MU-202, Top Mortar, AM

PASAL 7. PEKERJAAN PARTISI GYPSUM BOARD

7.1 Lingkup Pekerjaan


1). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
2) Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi gypsum board rangka aluminium sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Meliputi pekerjaan partisi gypsum board 12 mm 2
sisi.

7.2 Contoh Bahan


1). Persyaratan Bahan:
a) Rangka menggunakan stud dan runner. Produk rangka yang digunakan harus
sama dengan produk dari gypsum.
b) Penutup dinding menggunakan gypsum board 12 mm fin compound.
2). Bahan rangka:
a) Metal stud produk dalam negeri yang disetujui Perencana/MK.
b) Ukuran/lebar 10 cm, bentuk sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/MK.
c) Tebal bahan minimum 1,80 mm.
d) Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.
e) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
perwarnaan yang disyaratkan.
f) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
3) Bahan pelapis:
a) Dari bahan gypsum board produk yang disetujui Perencana/Manajemen
Konstruksi, tebal bahan 12 mm sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
Pemasangan pada bagian luar/dalam di-finish.
b) Accesssories
 Angker, sekrup,pelat, baut jika ada harus di galvanis.
 Untuk rangka induk/pokok angker dipakai galvanized steel plate ketebalan 2
mm.
 Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran
panel dan material rangka panel yang dipasang.
c) Bahan finishing
Finishing gypsum board adalah berupa cat interior (Acrylic Emultion Paint/ AEP),
cat interior+ anti bakteri suaikan dengan gambar. Hospital plint partisi gypsum
terbuat dari aluminium alloy extrussion

7.3 Pelaksanaan
Lingkup pekerjaan meliputi:
1) Penyediaan bahan gypsum board 12 mm dan konstruksi rangka, penyiapan tempat
serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.
2) Rangka partisi
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka partisi dibuat dari rangka metal galvanis Stud
75mm dan Runner 76 mm sebagai rangka pokok dan diberi perkuatan 2 rangka pada
bidang-bidang bukaan untuk pintu. Modul rangka 600 x 1200 mm. Tebal dinding partisi
adalah 100 mm.
3) Pemasangan lembaran Gypsumboard
Bahan penutup partisi menggunakan Gypsumboard ukuran 1200x2400 tebal 12 mm
dipasangkan pada konstruksi rangka Stud & Runner pada ke-2 sisinya. kemudian
dicompound fin wall paper (warna dan texturenya ditentukan kemudian). Dipasang
sesuai dengan gambar.
4) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
5) Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
6) Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai
dan dipasang.
7) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan / material yang lain ditempat pekerjan
harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
8) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
9) Desain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari Perencana /
Manajemen Konstruksi.
10) Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
11) Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Perencana/
Manajemen Konstruksi.
12) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi) kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan
yang digunakan.
13) Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Perencana/ Manajemen Konstruksi.
14) Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
15) Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay out.
16) Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

7.4 Produk
1. Rangka : Aplus, Gyproc, Knauf
2. Hospital Plint : Lokal / Nasional
3. Pelapis (Gypsum Board) : Aplus, Gyproc, Knauf

PASAL 8. PEKERJAAN FIBER SEMEN

8.1 Syarat Bahan


a. Penyediaan "sprayed-in-anchors, clip-anchors, baut, mets, alat cuci, thread-rots" dan
bahan lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pemasangan
b. Bahan kualifikasi FIBER SEMEN Kelas 21 atau MOR (Modulus of Repture) 21 N/mm2
c. Serat Kaca/Fiber Glass
Serat kaca tahan alkali yang khusus dibuat untuk penggunaan bahan komposit dengan
bahan dasar semen yang merupakan "Agresif Basa Lingkungan". Kaca serat yang
digunakan: Serat kaca Cemfill A/R (Resistan Alkali)
d. Semen menggunakan semen Porland biasa
e. Pasir beton kelas satu, pasir silika yang telah dicuci dan dikeringkan
f. Air harus bebas dari bahan yang dapat mepengaruhi warna atau kekuatan beton.
g. Cetakan Bahan yang Dirilis (Mold Release Agent) harus sesuai dengan rencana yang
sudah dibuat.
h. Pemasangan (FIxings)
Jenis perbaikan yang akan digunakan mempertimbangkan hal-hal berikut:
• Ringan atau berat beban yang dibawa
• Ukuran perbaikan yang digunakan
• Persyaratan Api
• Ketahanan perbaikan material terhadap bahan kimia
i. Sistem Sambungan
Sambungan antara unit panel harus direncanakan agar sesuai dengan standard pabrik
dan gerakan struktural yang memungkinkan. Sendi antar panel maksimal 15 mm.
j. Tebal FIBER SEMEN yang digunakan adalah 8 mm.

8.2 Metode Eksekusi


a. Shop Drawing
Langkah pertama sebelum produksi dan pemasangan FIBER SEMEN adalah membuat
Shop Drawing. Shop Drawing dibuat sebagai acuan untuk produksi dan pemasangan
FIBER SEMEN karena mencakup rincian dari jenis panel dan Produksi Panel FIBER
SEMEN.
b. Cetakan/Molding
Tahap awal produksi pembuatan cetakan FIBER SEMEN disesuaikan dengan bentuk
dan jenis panel. Cetakan dibuat sebagai berikut:
 Cetakan FIBER SEMEN : Cetakan yang digunakan untuk membentuk panel
dengan permukaan datar
 Cetakan Karet : cetakan yang digunakan untuk membentuk panel
dengan permukaan/tekstur tidak rata
c. Penyemprotan
Produksi panel FIBER SEMEN dilakukan dengan penyemprotan cetakan yang telah
disiapkan. Peralatan yang digunakan terdiri dari:
• Pistol Semprot
Alat yang digunakan untuk menyemprotkan mortar FIBER SEMEN dan fiber glass
hopper ke cetakan
• Hopper, Alat FIBER SEMEN untuk memberikan bubur ke cetakan
• Mixer, Alat untuk mencampur material semen FIBER SEMEN, pasir dan air
• Kompresor, Alat untuk menerapkan tekanan agar diaduk dari hopper dapat
disemprotkan ke cetakan
• Demould, Demould dilakukan minimal 24 jam setelah penyemprotan FIBER
SEMEN selesai dilakukan
• Curing
Curing (Pengobatan) dilakukan 3-7 hari setelah badan dipindahkan dari cetakan.
Hal ini bertujuan untuk mengatur penguapan air dalam panel FIBER SEMEN
bahwa kekuatan panel dapat dicapai secara optimal
• Finishing
Objek yang telah dihapus dari cetakan dibersihkan dari sisa-sisa mortar yang
dapat disempurnakan dengan menggunakan amplas atu Grinder
• Pengangkutan
Panel yang sudah siap dikirim ke instalasi lokal dengan menggunakan truk dan
diatur dengan rapi

8.3 Metode Pemasangan Fiber Semen


a. Survei dan Marking
Sebelum pemasangan kerangka dan panel, yang dilakukan pertama adalah
pengukuran FIBER SEMEN dan pemberian tanda jarak antar bangunan begitu juga
ketinggian area yang akan dipasang panel.
b. Pemasangan Rangka FIBER SEMEN
Pemasangan rangka FIBER SEMEN terdiri dari dua langkah, yaitu:
1. Rangka Vertikal
Kerangka vertikal merupakan kerangka utama pada pemasangan FIBER
SEMEN.Kerangkadipasang langsung bertumpu pada struktur bangunan. Jika
struktur bangunan terbuat dari kerangka beton maka penetapan struktur
menggunakan dinabolt dan jika struktur terbuatdari baja frame dapat langsung
dilas dari baja struktur tersebut. Rangka vertikal umumnya terbungkus atau UNP,
dan untuk dimensi nya disesuaikan dengan perhitungan kerangka.
2. Rangka Horizontal
Rangka dipasang pada rangka dengan jarak vertikal 600 - 800 mm (menurut
perhitungan) dengan cara kerangka welding. Rangka horizontal berfungsi untuk
penetapan peletakanpanel FIBER SEMEN yang ada.

c. Alat
Tidak memungkinkan untuk rangka atau pemasangan FIBER SEMEN
d. Pemasangan
Peralatan yang digunakan untuk pemasangan panel FIBER SEMEN secara vertikal
menggunakan tentakel atau rantai blok horizontal selain penggunaan tenaga manusia.
Ketika panel FIBER SEMEN yang dipasang cukup berat karena mempunyai ukuran yang
besar juga dapat menggunakan kerekan listrik.
Sebelum pemasangan dilaksanakan, FIBER SEMEN harus dibuat dengan baik
sesuai dengan petunjuk pemasangan. Hal ini dimaksudkan agar panel FIBER SEMEN
yang terpasang benar-benar presisi.
Pemasangan FIBER SEMEN terdiri dari dua sistem, yaitu:
a. Sistem Angkur
Sistem ini digunakan ketika jarak antar struktur panel FIBER SEMEN terlalu
besar (jarak yang cukup untuk melakukan pengelasan) adalah dengan cara jangkar
panel FIBER SEMEN yang di las kerangka horizontal.
b. Sistem Sekrup
Sistem ini digunakan ketika jarak antar struktur panel FIBER SEMEN sangat kecil
(tidak ada jarak cukup untuk pengelasan) adalah dengan cara memasang panel
FIBER SEMEN menggunakan sekrudan memperbaikin rangka horizontal.

c. Finishing/Sealant
Setelah panel dipasang maka sambungan antar panel dipasang sealant untuk
mencegah masuknya air/bocor.
d. Stok Bahan
Panel yang telah dikirim ke site harus disiapkan dengan rapi dan benar. Untuk
menghindari penumpukan panel vertikal sehingga panel tidak rusak. Panel-panel
harus disusun secara horizontal dan membuat rak khusus untuk peletakan panel.

8.4 Produk
Fiber Semen : Kalsi, Royal Board, Aplus

PASAL 9. PEKERJAAN PENGECATAN


9.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi:
1) Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
2) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
3) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
4) Standar :
 SNI 03-2407-2002, tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung.
 SNI 03-2410-1994, tata cara pengecatan dinding , tembok dengan cat emulsi.
 SNI 03-2408-1921, tata cara pengecatan logam.

9.2 Standar Pengerjaan (Mock Up)


1). Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang
yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
2). Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas, bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

9.3 Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan


1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan
(dari cat dasar s/d lapisan akhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas. Jika contoh-contoh
tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Perencana Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas, barulah Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan mock up seperti tercantum pada 8.2 di atas.
3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian diteruskan
kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-
kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat
yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh
Pemberi Tugas.
4) Pekerjaan Cat Dinding
a) Persiapan permukaan:
 Periksa seluruh permukaan tembok yang akan dicat, apabila terdapat bagian
yang cacat seperti retak atau lubang kecil, perbaiki menggunakan bahan
campuran plamur semen / Cement Filler atau setara lainnya dengan lateks
aditif (9:1 : 2-3) atau setara lainnya, dengan aplikasi menggunakan kape, lalu
biarkan kering dan sudah memenuhi kadar kelembaban yang disarankan.
 Sebelum dilakukan pengecatan, pastikan kadar air / kelembaban tembok 16%
diukur menggunakan alat protimeter dan kadar alkali tembok (pH) 7-8 diukur
meggunakan alat Universal pH indicator.
 Bersihkan permukaan tembok dari berbagai macamkontaminan agar cat dapat
menempel dengan baik di permukaan tembok.
 Aplikasikan cat dasar / alkali resisting primer ke substrat sebelum di aplikasi
dengan cat finish.
 Wall filler plamur / cement filler control terhadap bagian – bagian yang cacat
seperti retak atau lubang kecil.
 Pengamplasan dengan menggunakan amplas duco 150 atau disesuaikan
dengan kondisi area tembok yang tidak rapi.
 Aplikasi cat finish, 2 x lapis / sampai menutup menggunakan kuas / roll / spray.

b) Pengecatan cat tembok eksterior elastomeric.


Untuk pengecatan tembok luar, menggunakan bahan Weather Shield dengan
kelebihan : anti lumut dan jamur, daya tutup sangat baik, mudah dibersihkan dan
dapat dicuci, tahan cuaca dan menahan rembesan air hujan, tidak mudah kotor,
tahan pengaruh sinar UV dan matahari, tidak memercik, dan tidak mengandung
logam berat. Dan sudah mendapatkan Sertifikat Green Label Singapore /
Indonesia.

Tahapan Kerja :
 Surface Preparation : Pembersihan permukaan dinding / tembok
 Primer Coat : Alkali Resisting Primer (water based sealer), 1 x roll, 1 x 20
micron dft
 Finish Coat : Weather Shield, 2 x roll / sampai menutup, 2 x 30 micron
(ditambahkan 10 – 20% air bersihsesuai kebutuhan).
 Recoating interval : Minimal 2 jam (30°C), ketika lapisan pertama cat sudah
kering

c) Pengecatan cat tembok interior


Untuk pengecatan dinding interior pasangan batu bata yang telah diplester & diaci,
menggunakan bahan Acrylic Emulsion Paint dengan kelebihan : anti lumut dan
jamur, daya tutup sangat baik, mudah dibersihkan, tidak memercik, warna cerah
dan tidak mudah pudar, daya lekat yang baik ke substrat, mudah diaplikasikan dan
cepat kering, dan tidak mengandung logam berat. Dan sudah mendapatkan
Sertifikat Green Label Singapore / Indonesia.

Tahapan Kerja :

 Surface Preparation : Pembersihan permukaan dinding / tembok


 Primer Coat : Alkali Resisting Primer (water based sealer), 1xroll,
1x20micron dft
 Finish Coat : Acrylic Emulsion Paint, 2xroll/sampai menutup, 2x30
Micron dft (ditambahkan 10 –20% air bersih sesuai
kebutuhan).
 Recoating interval : minimal 2 jam (30°C), ketika lapisan pertama cat sudah
Kering

d) Pengecatan cat tembok antibakteri


Untuk pengecatan dinding interior pasangan bata ringan yang telah diplester &
diaci, menggunakan bahan cat + Antibacterial dengan kelebihan: tidak berbau dan
sangat rendah kandungan senyawa organik yang menguap / ultra low odor & VOC,
membebaskan ruangan dari bakteri dan jamur yang membahayakan, menolak air
dengan pearl lotus effect, tidak mudah kotor, sangat mudah dibersihkan, ketahanan
terhadap pencucian yang luar biasa, daya tutup baik, daya lekat yang baik ke
substrat, mudah diaplikasikan dan cepat kering, warna yang cerah dengan pilihan
warna yang menarik, tidak mengandung logam berat. Dan sudah mendapatkan
Sertifikat Green Label Singapore / Indonesia.

Tahapan Kerja :

 Surface Preparation : Pembersihan permukaan dinding / tembok.


 Primer Coat : Alkali Resisting Primer (water based sealer), 1xroll,
1x20micron dft
 Finish Coat : Cat AEP + Antibacterial Paint e.g DS-490, 2x roll/ sampai
menutup, 2x30 Micron dft (ditambahkan 10–20% air
bersih
sesuai kebutuhan).
 Recoating interval : minimal 2 jam (30°C), ketika lapisan pertama cat sudah
kering

5) Pekerjaan Cat Besi


(a). Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi lain
ditentukan dalam gambar.
(b). Cat besi yang dipakai jenis Alkyd Enamel dengan ketebalan 2x40 micron
(c). Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dan lain-lain.
(d). Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai zinc chromate dengan ketebalan 1 x 40
micron. Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua
lapis setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
(e). Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir semprot 3 lapis.
(f). Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compresor 3 lapis.
(g). Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

6) Pekerjaan Cat Kayu


(a). Bidang kayu yang akan dicat harus dibersihkan dengan kertas kering, dan lubang-
lubangnya harus didempul sampai permukaannya rata kemudian dicat dengan
warna cat yang ditentukan menggunakan kuas, dan pada tempat bebas terhadap
cahaya matahari langsung.
(b). Pekerjaan cat kayu dilakukan setelah pekerjaan pendahuluan seperti meni, plamir
dan amplas selesai dikerjakan, pengecatan dilaksanakan sampai rata minimal 2
kali (lapis)
(c). Cat kayu yang dipakai jenis Synthetic enamel
7) Cat Garis Parkir, Kansteen, Marka
Untuk pengecatan garis parkir dan marka jalan menggunakan cat kusus untuk Zone
Marking dengan kelebihan mudah diaplikasikan untuk lantai interior maupun eksterior
diatas beton, aspal, maupun paving block, tahan terhadap cuaca, tahan abrasi & daya
lekat kuat.

Tahapan Kerja:

 Surface Preparation : Pembersihan permukaan.


 Primer Coat : e.g Traffikote Zone Marking Paint TFK - 108 WB /
TFK -110 SB , 1 x roll.
 Finish Coat : e.g Traffikote Zone Marking Paint TFK - 108 WB / TFK –
110 SB 2 x roll.

8) Pekerjaan Manie Kayu


(a). Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan multiplex
plywood yang akan dicat, rangka langit, rangka-rangka pintu dan / atau bagian-
bagian lain yang ditentukan gambar.
(b). Manie yang digunakan adalah manie kayu atau setara warna merah.
(c). Semua kayu hanya boleh dimanie di tapak proyek dan mendapat persetujuan
Owner.
(d). Sebelum pekerjaan manie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas dengan
amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan
bidang licin dan rata.
(e). Pekerjaan manie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan manie.

9.4 Produk
1. Cat Dinding Eksterior Elastomeric : Propan, TOA, Jotun
2. Cat Dinding Interior : Propan, TOA, Jotun
3. Cat Dinding Interior Anti Bakteri : Propan, TOA, Jotun
4. Cat Kayu : Propan, TOA, Jotun
5. Cat Besi : Propan, TOA, Jotun
6. Cat Enamel : Propan, TOA, Jotun
7. Cat Garis Parkir, Kansteen, Marka : Propan, TOA, Jotun

PASAL 10. PEKERJAAN HOMOGENOUS TILE

10.1 Lingkup Pekerjaan


1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2) Homogenous tile ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.

10.2 Standard
1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3)
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA.
TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramik Tile.

10.3 Persyaratan Bahan


1) Dinding Homogeneous yang digunakan:
Ukuran : 300 x 600 mm, 600 x 1200 mm
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Polished (Nano Technology)
Water Absorption : ≤ 0.05%
Bending Strenght / MOR : ≥ 45 N / mm2
Bahan pengisi : Nat Homogeneous
Bahan perekat : Mortar instan
Skirting lantai : Hospital plint 100 x 300 mm, skirting
2) Lantai eksterior dan interior yang digunakan:
Ukuran : 600 x 600 mm
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Unpolished Ekterior dan Polished Interior
Water Absorption : ≤ 0.05%
Bending Strenght / MOR : ≥ 45 N / mm2
Bahan pengisi : Nat Homogeneous
Bahan perekat : Mortar instan
3) Stepnoshing lantai Homogeneous yang digunakan:
Ukuran : 300 x 600 mm
Warna/type : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan : Unpolished Ekterior dan Polished Interior
Water Absorption : ≤ 0.05%
Bending Strenght / MOR : ≥ 45 N / mm2
Bahan pengisi : Nat Homogeneous
Bahan perekat : Mortar instan

Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/
Pemberi tugas.

10.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai
pola Homogeneous tile.
2) Homogeneous Tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan
bernoda.
3) Adukan pasangan/pengikat dengan mengunakan mortar instan yang disyaratkan atau
sesuai bahan lantai yang akan digunakan.
4) Homogeneous tile sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5) Hasil pemasangan lantai harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata,
tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.
6) Pola, arah dan awal pemasangan lantai Homogeneous harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Konsultan Perencana dan Manajemen Konstruksi. Perhatikan lubang
instalasi dan drainase/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.
7) Jarak antara unit-unit pemasangan homogenous tile satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut sikut yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang
telah diisyaratkan di atas.
9) Pemotongan unit-unit keramik dan homogeneous tile harus menggunakan alat
pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
10) Homogeneous tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
11) Homogeneous yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain. Bidang
permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah
celah yang terjadi pada permukaan lantai, harus ditutup dengan adukan semen pasir
(trasraam) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

10.5 Pemasangan Homogeneous Tile


1) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar, ubin, dan homogeneous tile harus
dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay out, yang telah ditentukan dan pasang
sebaris ubin atau homogeneous guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
2) Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin dan homogeneous tile harus dimulai dari
bawah dan dilanjutkan ke bagian atas.
3) Pelaksanan pemasangan Homogeneus Tile dinding & Lantai dengan perekat Mortar
Instan
- Tuangkan air sebanyak 9,0 – 9,5 iter untuk tiap kantong Mortar Instan perekat
(40kg).
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan perekat keramik (campuran akan lebih baik & mudah
jika menggunakan electrical mixer).
- Pemasangan keramik dinding atau lantai dilakukan secara manual dengan roskam
keramik bergigi sebagaimana umumnya (ukuran gigi roskam disesuaikan dengan
besar kecilnya ukuran keramik yang akan dipasang) dan tebal perekat yang
dianjurkan 3 – 10 mm.
4) Pada pemasangan homogeneus tile, tempelkan di bagian belakang tile adukan dan
ratakan, kemudian ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian permukaan homogeneus
tile dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh bagian belakang
dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi.
5) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang /
dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan lantai.
Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.
6) Pemasangan tile grout (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
10.6 Produk
1. Lantai Homogeneus Tile (HT) : Niro Granite, Valentino Gress, Granito
2. Dinding Homogeneus Tile (HT) : Niro Granite, Valentino Gress, Granito
3. Stepnoshing Homogeneus Tile (HT) : Niro Granite, Valentino Gress, Granito
4. Mortar Instan Perekat Homogeneus Tile (HT) : MU-402, Top Mortar, AM

PASAL 11. PEKERJAAN RAISED FLOOR

11.1 Jenis Raised Floor


Lingkup pekerjaan ini akan meliputi seluruh hal yang dibutuhkan untuk pemasangan raised
floor di ruang-ruang yang telah ditentukan di dalam gambar.
1) Raised Floor yang digunakan adalah tipe Bare. Panelnya berbahan metal dan biasanya
masih perlu difinishing menggunakan Carpet Tile, Keramik atau Vinyl.
2) Raised Floor tipe HPL, Panelnya telah dilapisi dengan bahan Vinyl Anti Statis atau lebih
dikenal dengan istilah HPL (High Pressure Laminated)

11.2 Material Struktur


Struktur material untuk mengisi kepadatan Panel Raised Floor, terdiri dari Cementitious atau
Light Concrete Panel Raised Floor berbahan Semen, atau Beton Ringan.

11.3 Kelengkapan Raised Floor


1) Panel
Panel Raised Floor atau Access Floor berbentuk square berukuran 60x60cm. Secara
fungsi, panel Raised Floor atau Access Floor terdiri dari dua bentuk:
a) Regular Panel
b) Perforated Panel, yaitu Panel Raised Floor yang didesain berlubang diatas permukaan
Panelnya, sebagai Media Ducting Sistem Pendingin Ruangan, dan secara khusus
digunakan untuk ruangan yang menggunakan Sistem Pendingin Ruangan atau AC
Presisi tipe Down Flow.
2) Understructure
Understructure adalah kaki-kaki penyangga Panel Raised Floor, saat Raised Floor
dipasang. Understructure terdiri dari:
a) Pedestal Tiang penyangga berbahan metal, dengan tinggi standar 30cm dan varian
tinggi 15 cm s.d 150 cm
b) Stringer Systems Chasis atau Frame Penyangga berbahan metal dengan panjang
standar 58cm, fungsinya untuk menyangga Panel Raised Floor pada 4 sisi, yang
bertumpu diatas Pedestal.
3) Facia
Facia berfungsi untuk menutup celah ruangan terbuka di Area Pintu atau Area Partisi
Ruangan yang terbuat dari kaca, setelah dipasang Raised Floor.
Facia terdiri dari dua tipe:
a) Facia Depan Pintu Untuk menutup celah di Depan Pintu
b) Facia Keliling Untuk menutup celah yang berbatasan langsung dengan Partisi
Ruangan yang terbuat dari kaca
4) Media Akses
Media Akses fungsinya untuk memudahkan akses orang dan equipments kedalam
ruangan yang telah dipasang Raised Floor, karena perbedaan level ketinggian dengan
ruangan diluarnya. Berdasarkan kebutuhan dan mengacu pada tinggi Pedestal Raised
Floor, maka Media Akses terbagi dari:
a) Ramp Way Jalur melandai di depan pintu, yang dibuat dengan konstruksi besi siku
atau kayu, dan difinishing menggunakan Rubber Anti Slip, untuk memudahkan orang
dan Trolley masuk. Ramp Way sendiri bisa dibuat secara Permanent atau Movable,
berdasarkan kebutuhan dan berdasarkan luas Ruangan yang akan dipasang Raised
Floor.
b) Step Tangga Anak tangga, dengan konstruksi besi siku atau kayu, dan difinishing
menggunakan Rubber Anti Slip, yang hanya digunakan untuk memudahkan orang
masuk kedalam Ruangan yang telah dipasang Raised Floor.
5) Insulasi
Insulasi adalah Lapisan Anti Bocor, dengan komposisi Rubber berbahan khusus, dan
difinishing menggunakan Alumunium Sheet atau sejenisnya. Fungsi Insulasi sebagai
penahan perbedaan suhu pada ruang dibawah Raised Floor dengan ruang diatas ceiling
pada lantai dibawahnya. Material ini diperlukan khusus untuk instalasi Raised Floor diatas
lantai dasar atau lantai satu, dan ruangan tersebut menggunakan AC Presisi tipe Down
Flow.
6) Lifting Tools
Adalah Tools untuk mengangkat dan memindahkan panel Raised Floor, yang digunakan
untuk keperluan pengontrolan, troubleshooting atau melakukan instalasi tambahan
Cabling Systems yang ada dibawah Raised Floor. Lifting Tools juga sering disebut Double
Cup Lifter, Tile Lifter atau Veribor.

11.4 Pelaksanaan
1) PERSIAPAN
Pekerjaan raised floor sebaiknya dimulai setelah selesainya pekerjaan plafon dan
pekerjaan dinding. - Lantai kerja harus dilindungi dengan plastik atau kayu triplek ketika
membawa material raised floor ke lokasi pekerjaan. - Penyesuaian pedestal adalah plus
atau minus 15 mm. Jika ditemukan bahwa ada perbedaan elevasi pada lantai kurang dari
3 mm, perbedaan dapat diterima, tetapi jika lebih dari 3 mm, ini harus di perbaiki dengan
adukan semen.
2) PEMBERSIHAN
Lantai yang akan dipasangi raised floor terlebih dahulu harus dibersihkan dengan
mengunakan sapu. Karena jika lantai kotor kekuatan perekat pedestal akan sedikit
melemah.
3) MARKING
Jika memungkinkan pekerjaan marking sebaiknya dilakukan sebelum membawa material
ke dalam ruangan. Tandai lantai dengan membuat garis lurus secara vertical dan
horizontal sesuai gambar kerja.
Menandai unit persegi setiap ukuran panel raised floor. Ketika menandai lantai, pastikan
bahwa sudut siku diperoleh mengunakan prinsip phytagoras.
4) MERATAKAN PEDESTAL
Pertama kali putar mur pedestal sehingga bagian kepala pedestal turun sampai 29 mm.
Selanjutnya periksa tinggi masing-masing pedestal dengan mengunakan pengaris dan
meteran dan kemudian sesuaikan ketinggian pedestal.
5) PEMASANGAN PEDESTAL
Buka tutup perekat dan ambil dua buah pedestal kemudian celupkan kedua sisi alas
pedestal. Rapikan pelekat dengan mengunakan sisi-sisi plat pedestal. Selanjutnya, taruh
pedestal yang sudah diberikan perekat pada lantai sesuai posisi pada gambar kerja.
Lakukan hal yang sama untuk langkah selanjutnya. Catatan: setiap meletakan pedestal
pada permukaan lantai, jangan lupa untuk mencek kembali apakah ada perekat yang naik
ke atas permukaan plat.
Jika tidak ada perekat muncul, ini menunjukan kurangnya perekat, Ambil kembali pedestal
tersebut dan tambahkan perekat sehingga perekat naik ke atas permukaan plat mengikuti
gambar di atas. Hal yang sama berlaku ketika lantai dapat dilihat melalui lubang di pelat
dasar. Dalam hal ini silahkan tambahkan jumlah perekat yang digunakan. Kira-kira
menyesuaikan ketinggian tanah pertama bantal gasket di kepala alas.
Ketinggian dasar pedestal adalah sebagai berikut :
Untuk 150 mm → (tinggi maksimal) – (panel lantai dan ketebalan karpet) =150 mm – 29
mm – 6 mm = 115 mm.
Hal ini dilakukan dengan memutar mur untuk menyesuaikan ketinggian. Ketika empat
tiang sudah terpasang, selanjutnya kita dapat meletakkan panel raised floor pada
permukaan atas pedestal.
6) PERSIAPAN INSTALASI PANEL RAISED FLOOR
Instal panel lantai seperti gambar di bawah ini :

Setelah menyelesaikan baris (1) dan (2),menurunkan garis tegak lurus ke lantai menandai
untuk memeriksa posisi panel di sisi dinding. Jika kesalahan lebih dari satu millimeter
ditemukan, atur posisi dengan palu karet. Selanjutnya pasang panel mengikuti garis
panah.
7) PEMASANGAN PANEL RAISED FLOOR
Letakkan panel di atas pedestal yang sudah terpasang. Kemudian, cek kerataan lantai
dan cek kestabilan posisi panel. Empat sisi panel harus ditekan untuk memastikan panel
dalam kondisi stabil. Jika panel tidak stabil, sesuaikan tinggi pedestal. Putar mur untuk
mengunci ketinggian pedestal. Untuk mengunci panel, pasangkan lock plate.

11.5 Produk
Raised Floor : ZT Floor, Aimstrong, Mira-saito

PASAL 12. PEKERJAAN FLOOR HARDERNER

12.1 Lingkup Pekerjaan


Dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar. Dalam hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada permukaan lantai,
pengadaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan pembantu lainnya, contoh bahan yang
akan digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan
pekerjaan terakhir.
12.2 Persyaratan Bahan
1) Bahan non metallic Floor Hardener, bahan yang langsung dapat digunakan, buatan
luar negeri merk atau dengan bahan yang disetujui Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
2) Bahan non metallic aggregates tanpa campuran bahan lain, dari proses bahan-bahan
yang sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik, pengerjaannya dilakukan
lapis demi lapis, warna harus stabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan
goresan ringan, dapat mencegah adanya/terjadinya retak pada permukaan lantai,
tahan lama serta tidak licin.
3) Warna akan ditentukan kemudian. Pengendalian seluruh mutu bahan-bahan serta cara
pengerjaannya harus dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik yang
bersangkutan

12.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan
celah-celah yang terjadi pada permukaan lantai harus ditutup dengan adukan semen
pasir (trassram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
2) Pekerjaan lapisan floor hardener dilakukan oleh aplikator setelah ada persetujuan dari
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Pengerjaannya
sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan, sehingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik beserta jaminan produk yang diterima
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
4) Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan beberapa
contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil
produk kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
untuk disetujui dalam pelaksanaan.
5) Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), akan dipakai sebagai standar
dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan/hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh
Kontraktor.
6) Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh
pekerjaan di Direksi Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.
7) Pekerjaan floor hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan yang lain. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukan.
8) Kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan floor hardener,
Kontraktor diharuskan untuk memperbaiki, hingga mencapai mutu pekerjaan seperti
yang telah disyaratkan dalam buku ini tanpa adanya tambahan biaya.

12.4 Produk
Floor Hardener : MU 700, Top Mortar, Sika

PASAL 13. PEKERJAAN EPOXY

13.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar. Dalam hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada permukaan lantai,
pengadaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan pembantu lainnya, contoh bahan
yang akan digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat
penyerahan pekerjaan terakhir.
2) Persyaratan Peraturan
Bahan:
- Bahan harus food grade
- Bahan epoxy primer sebagai lapisan awal, terdiri dari 2 komponen berupa resin dan
hardener yang harus melalui proses pencampuran sebelum diaplikasikan pada
permukaan beton. Untuk epoxy primer yang digunakan adalah dibuatan dengan
standar internasional dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi / Perencana.
- Bahan untuk scraping/ tahapan tengah adalah merupakan bahan yang sama
dengan tahapan finish. Yang membedakan adalah dalam tahapan scraping bahan
yang digunakan dicampur dengan bahan lain (bubuk kalsium / pasir silika) yang
disesuaikan dengan spesifikasi yang diminta yang sesuai dengan ketentuan atau
yang dipersyaratkan dari pabrik, proses pengerjaan dilakukan lapis demi lapis,
warna harusstabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran, dapat mencegah
terjadinya retak, dan tidak licin.
- Warna akan ditentukan sebelum pelaksanaan pengerjaan. Pengendalian seluruh
mutu bahan-bahan serta cara pengerjaannya harus dengan syarat-syarat yang
ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

13.2 Spesifikasi Material


1) Spesifikasi Material
a) Warna : Ditentukan Kemudian
b) Type : Epoxy Solvent Free
c) Ketebalan : 1.000 micron
d) Produksi : Lihat schedule material
e) Finish : Gloss Finish
f) Compressive Strength : > 60 N/mm2 in 28 days
g) Abrasion Resistance : 1000 gram loss per 1000 cycle (ASTM – D 4060 CS)
h) Flexural Strength : > 30 N/ mm2 (ASTM C -580)
i) Bond Strength : 2.5 N/mm2(ASTM D -4541)
j) Shore D Hardness : 81 in 7 days (ASTM D 2240/Shore D)

2) Benefit :
a) Solvent Free
b) Food Grade (US FDA 221 CFR 175.300)
c) Baik terhadap ketahanan chemical
d) Cocok untuk light traffic sampai heavy traffic
e) Seamless tanpa join sehingga tidak menyimpan kotoran
f) Mudah dibersihkan

13.3 Pelaksanaan
1) Persiapan Pelaksanaan
a) Umur beton yang akan diaplikasi harus berumur minimum 28 hari setelah
pengecoran beton selesai dilakukan.
b) Permukaan beton yang akan diaplikasi harus sudah selesai dilakukan finishthrowel.
c) Beton harus memenuhi kreteria minimum mutu fc‟ 25, Permukaan beton harus
kering, moisture content maksimum 4% diukur menggunakan moisture meter yang
terkalibrasi, Permukaan beton halus (trowel finish), memiliki level yang baik,
disarankan min deviasi 3mm/3m.
d) Gunakan gerinda atau shot blasting, semua laitance harus dibuang, permukaan
beton harus kering, bebas kotoran, pori pori terbuka sempurna, sekeliling perimeter
dipersiapkan menggunakan hand held preparation equipment (gerinda tangan).
e) Area yang rusak harus diperbaiki terlebih dahulu, dapat menggunakan Polyfloor PFM
212, atau konsultasi dengan Propan untuk alternatif.
f) Apabila moisture content dalam beton masih tinggi (lebih dari 4.%) dimana jadwal
aplikasi mendesak, maka pabrikan menyarankan menggunakan tambahan material
sebagai moisture barrier yaitu Polyfloor PFC 225 3K WB dengan ketebalan 2 mm
kemudian diikuti dengan spek floor coating yang sudah ditentukan.
g) Pekerjaan untuk lantai epoxy dilakukan setelah ada persetujuan dari Perencana /
Manajemen Konstruksi. Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dari
pabrik yang bersangkutan, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik
dan memberikan kepuasan kepada Perencana / Manajemen Konstruksi.
h) Sebelum pekerjaan dilakukan, kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh
bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan kepada Manajemen Konstruksi
untuk disetujui dalam pelaksanaan.
i) Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui
Perencana / Manajemen Konstruksi, akan dipakai sebagai standar dalam
pemeriksaan dan penerimaan bahan / hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh
kontraktor.
j) Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/ hasil kerja
terlindung dari sinar matahari secara langsung, hujan dan api/ percikan api serta
senantiasa menjaga keamanannya.
k) Ambang batas minimum saat aplikasi dan pengeringan berlangsuung adalah 5
derajat celcius untuk mencegah terjadinya kondensasi / titik embun.
l) Hindari aplikasi pada suhu diatas 40 derajat celcius untuk mencegah terjadinya
pengeringan material yang terlalu cepat setelah pencampuran komponen PTA (base)
dan PTB (hardener).
m) Saat proses pencampuran komponen PTA dan PTB aduk secara merata dengan
mengggunakan mixer berkecepatan tinggi (1000 – 1500 rpm) selama 2-5 menit.
n) Saat aplikasi berlangsung, pastikan bahwa area kerja memiliki ventilasi yang cukup.
o) Hindari kontak langsung antara material cair dengan kulit atau mata. Jika terjadi
kontak segera bilas dengan air atau sabun untuk menghindari terjadinya iritasi.
p) Pekerjaan lantai epoxy harus dilakukan dalam kondisi bebas dari pekerjaan lain saat
pelaksanaannya (dari tahapan persiapan sampai tahapan akhir ).
q) Kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan lantai apabila terjadi dari akibat
tidak dipatuhinya poin 13 merupakan tanggung jawab kontraktor, dan apabila ada
pekerjaan perbaikan tidak akan dikenakan tambahan biaya.

2) Pelaksanaan Pekerjaan
Tahapan persiapan permukaan
a) Tahapan epoxyprimer
Tahapan primer adalah tahapan pelapisan material epoxy primer dengan metode roll
di atas permukaan beton setelah tahapan persiapan permukaan selesai dilakukan.
b) Tahapan epoxyscraping ( bodycoat )
Tahapan epoxyscraping dilakukan setelah tahapan epoxy primer selesai dilakukan
dan telah melalui proses pengeringan. Tahapan scraping meliputi groating pada area
crack dan join beton yang akan diisi oleh material epoxy, serta memberikan lapisan
tengah dengan material epoxy yang dicampur dengan bahan lain ( bubuk kalsium
atau pasir silika ) yang disesuaikan dengan spesifikasi yang akan diaplikasikan pada
permukaan lantai. Untuk spesifikasi coating bahan yang digunakan adalah bubuk
kalsium, dan spefisikasi lining menggunakan pasir silika. Untuk metode
pengerjaannya sendiri dengan menggunakan raskam.
c) Tahapan epoxyfinish (top coat)
Tahapan epoxyfinish merupakan tahapan pelapisan akhir setelah tahapan
epoxyscraping selesai dilakukan. Sebelum dilakukan tahapan akhir ini lapisan
bodycoat akan digerinda dengan tahap ringan yang berfungsi untuk membersihkan
sisa kotoran yang menempel pada permukaan epoxyscraping, setelah itu akan
dilakukan pembersihan ulang dengan menggunakan vakum yang setelah itu
dilakukan tahapan epoxyfinish sebagai tahapan pelapisan akhir. Untuk tipe coating
metode yang digunakan adalah dengan menggunakan roll. Untuk metode lining,
material dituang di permukaan lantai dan diratakan dengan menggunakan garukan
air dan diikuti dengan menggunakan roll, diakhiri dengan menggunakan spikeroll
untuk mencegah terjadinya bubble pada permukaan finish.

3) Setelah Pelaksanaan Pekerjaan


Bagian ini memuat tentang garansi dimana garansi material dan pemasangan adalah 1
tahun yang dihitung setelah berita acara serah terima selesai ditandatangani. Garansi
yang diberikan meliputi :
a) Epoxy yang mengelupas secara berkelanjutan setelah aplikasi
b) Terjadi bubble (gelembung udara pada permukaan lantai) setelah aplikasi selesai
dilakukan.

13.4 Produk
Epoxy: Polyfloor, FloorGuard 1000 SL, Dong Yang

PASAL 14. PEKERJAAN PLAFON

14.1 Pekerjaan Plafond Gypsumboard & Gypsum Waterproof

A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
pemasangan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pemasangan plafond pada ruang seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail
gambar. Meliputi pekerjaan plafond dengan finishing:
- Gypsum board 9 mm fin cat untuk ruangan tidak basah dan tertutup.
- Gypsum waterproof 9 mm fin cat untuk ruangan basah.

B. Standard
SNI 03-6384-2000, spesifikasi panel/ papan gypsum.
- Rangka Plafond : Rangka metal furring galvanis steel.
- Panel : Gypsumboard dan Gypsum Waterproof 1200x2400x9mm.
- Pengantung : Rod drat bwg.
- Finishing : Compound cat interior (AEP) dan
cat interior (AEP) + anti Bakteri
- List : Cornice polos

C. Pelaksanaan
1) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon
yang rata, datar dan tidak melengkung.
2) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafon.
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafon menjadi bergelombang karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafon level
diluar bangunan.
- - Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah
MK/Pengawas.
- Bilama “touching down” tidak dapat memperbaiki permukaan langit-langit tersebut
dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.
4) Pekerjaan plafond gypsum board dan gypsum waterproof.
a) Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond dan konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta
pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.
b) Rangka plafond,
Rangka metal furring galvanis steelsystem penggantung Rod drat bwg dengan modul
rangka 600x1200mm.
c) Pemasangan plafond,
Bahan penutup plafond menggunakan gypsum board atau gypsum waterproofukuran
1200x2400 x 9 mm dipasangkan pada konstruksi rangka metal furring galvanis
steel kemudian sambungan diberi textile tape dicompound fin cat. Dipasang sesuai
dengan gambar.

14.2 Pekerjaan Plafond Acoustic Tile

A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenagakerja, bahan-bahan, perlengkapan
pemasangan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pemasangan plafond pada ruang seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail
gambar. Meliputi pekerjaan plafond dengan finishing:
- acoustic tile 12 mm tegular beserta rangka dan konstruksi penggantung penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum dalam gambar.

B. Spesifikasi Acoustic Tile


Spesifikasi bahan Panel acoustic tile
 Material : water felted mineral fibre
 Ukuran : 60 x 120 cm
 Tebal : minimal 12 mm
 RH : 95 %
 Suhu maks : 40 0C
 Acc.values : NRC 0.5-0.6, CAC 35-39

C. Pelaksanaan
1) Pemasangannya dengan lay in expose system.
2) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon
yang rata, datar dan tidak melengkung.
3) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
4) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafon.
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafon menjadi bergelombang karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafon level
diluar bangunan.
- Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah
MK/Pengawas.
- Bilama “touching down” tidak dapat memperbaiki permukaan langit-langit tersebut
dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.
5) Pekerjaan plafond Acoustic Tile.
a) Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond kalsium silikat board dan konstruksi penggantungnya,
penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada
gambar.
b) Rangka plafond,
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond menggunakan exposed grid system
dengan T-bar system (cross tee dan main tee). Rangka Main Tee digantungkan pada
system penggantung dan rangka main tee & cross tee saling dikaitkan dengan modul
600x1200mm, kemudian panel ditumpangkan diatasnya. Sesuai gambar dan
petunjuk pemasangan.
c) Pemasangan lembaran Kalsium,
Pemasangannya dengan lay in expose system.

14.3 Pekerjaan Plafond Metal

A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
pemasangan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pemasangan plafond pada ruang seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail
gambar. Meliputi pekerjaan plafond dengan finishing:
- Metal Ceiling untuk ruangan OK seperti yang dilihat pada detail gambar perencanaan

B. Standard
- Rangka Plafond : V Carier concealed system.
- Panel : KIRANA Steel 85 C.
- Pengantung : Rod drat bwg.
- Finishing :-
- List : sudut rata/konus

C. Pelaksanaan
1) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon
yang rata, datar dan tidak melengkung.
2) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafon.
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafon menjadi bergelombang karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafon level
diluar bangunan.
- Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah
MK/Pengawas.
- Bilama “touching down” tidak dapat memperbaiki permukaan langit-langit tersebut
dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.
4) Pekerjaan plafond Metal Panel.
a) Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond metal panel dan konstruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.
b) Rangka plafond,
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond menggunakan exposed grid system
dengan Rangka V carier digantungkan pada system penggantung berikutnya rangka
saling dikaitkan, kemudian panel ditumpangkan diatasnya di clip-in agar panel metal
tidak terangkat ke atas sesuai gambar dan petunjuk pemasangan.
14.4 Pekerjaan Plafond Aluminium Composite Panel (ACP)

A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite panel seperti
yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukan dalam gambar

B. Persyaratan
1) Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik.
2) Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
- AA The Alluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM E.84 American Standard for Testing Materials
- DIN 4109 Isolasi Udara
- DIN 52212 Penyerapan Suara
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikatif

C. Komponen
1) Bracket/angkur dari material besi fin galvanish atau material aluminium ekstrussion.
2) Rangka vertikal dan horisontal dari material aluminium ekstrussion
3) Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforce dari material aluminium
ekstrussion
4) Infill dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian
5) Sealant
- Untuk pekerjaan luar, lihat bab sealant
- Warna ditentukan kemudian berdasarkan color chart pabrik.
- Sealant antara panel aluminium dengan komponen lain.

D. Bahan-Bahan
1) Bahan : Aluminium Composite Alloy 5005
- Tebal : 4mm terdiri dari 0,5mm Aluminium, 3mm Polyetylene dan
0,5 mm Aluminium.
- Lebar standard : 1020mm, 1250mm & 1575mm.
- Berat : 5-6 Kg / 5mm
- Bending Strengh : 45-50 Kg/5mm
- Heat Deformation : 2000C
- Sound Insulation : 24-39 dB
- Finished : Fluorocarbon paint PVDF KYNAR 500 + nano coating.
- Garansi warna 10 tahun
- Waktu pengiriman 45 hari
2) Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
3) Bahan yang digunakan produksi Seven, Dekson, Howsolpan.
4) Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan pemberi tugas.
5) Toleransi dimensi mill finish:
- Stove dipernish + 0,2 mm
- Dianode 0.4 / + 0,2 mm
- Lebar – 0/+ 4mm
- Panjang s/d 4 meter -0/+6mm
E. Pelaksanaan
1) Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan
kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2) Aluminium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu macam
saja.
3) Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
4) Rangka-rangka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti , tegak
lurus dan tepat pada posisinya.
5) Metode pemasangan antara lain:
- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup.
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan pinggir.
6) Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat
bisa ditambahkan deterjen netral.
7) Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat dan tidak bocor seseuai dengan uraian bab sealant dalam
persyaratan ini
8) Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
9) Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
10) Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar
matahari dan pabrik pembuatnya berupa sertifikat jaminan.

14.5 Pekerjaan Plafond Eksposed Finishing Cat

A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan permukaan beton dengan plesteran dan
acian difinishing dengan pengecatan yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti tangga, outdoor ac, ruang ME,
dan lain-lain.
B. Pelaksanaan
1) Pekerjaan ini meliputi pelat plafond beton telah di skimcoat halus tidak retak
2) Setelah kering kemudian dilakukan pengecatan.
14.6 Produk
1. Gypsumboard & Gypsum Waterproof : Aplus, Gyproc, Knauf
2. Metal Linier : Prometama, Hunter Douglas, Luxalon
3. Alumunium Composite Panel (ACP) : Seven, Dekkson, Howsolpan
4. Ekspos 1 (cat interior) : Propan, TOA, Jotun
5. Ekspos 2 (Cat interior + anti bakteri) : Propan, TOA, Jotun

PASAL 15. PEKERJAAN KUBIKAL TOILET

15.1 Umum
Lingkup Pekerjaan
1) Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan partisi
kubikal dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
2) Partisi Kubikal dipasang pada penyekat tiap-tiap toilet seperti yang ditentukan di
gambar arsitektur.
3) Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan jenisnya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.

15.2 Persyaratan Bahan


Panil-panil kubikal yang dipakai dengan bahan kaca dengan ketebalan kaca tempered warna
10 mm solid panel dan kedap terhadap air yang harus memenuhi persyaratan berikut:
 Ketebalan Kaca : 10 mm + stiker sandblast
 Engsel, kaki partisi, glass clip, pipa stag, sainless steel
 Tinggi kaki kubikal : 10-12,5 cm

15.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus dibuat/didirikan tegak lurus
dengan lantai.
2) Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-bagian struktur gedung,
disekrup dan lain-lain, agar tidak mudah roboh bila kena benturan.
3) Cara pemasangan kubikal senantiasa harus selalu memperhatikan/mengikuti gambar
dan spesifikasi yang sudah ditentukan dan sesuai dengan petunjuk cara pemasangan
yang dikeluarkan dari Pabrik Produksi kubikal, kecuali dalam keadaan tertentu yang
menghendaki lain, yang sudah mendapat petunjuk atau persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
15.4 Produk
Kubikal Toilet : Matrix, Indovickers, Formica
PASAL 16. PEKERJAAN SANITAIR

16.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakainnya / operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, kloset, kran, perlengkapan kloset, floor
drain, clean out dan metal sink.
2) Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) beserta persyaratan /
ketentuan pabrik untuk mndapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.

16.2 Bahan / Produk


1) Closet
 Closet Duduk : Max 4,5/3 liter per flush (dual flush button )
 Closet jongkok : Max 4,5/3 liter per flush
2) Wastafel
3) Urinoir : Max 2 Liter per flush (self closing flush button),
 Partition urinoir type Ex. A100
4) Kran : Self Closing Faucet
 (Max 6 Liter per minutes)
5) Shower (Tipikal) : Max 8 Liter/Minute
6) Zinc : Stainless Steel type
7) Floordrain, Clean Out, Accesories

16.3 Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / menganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pengguna Jasa.
6) Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah dengan segala aksesorisnya seperti tercantum
dalam brosurnya.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu
serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus
baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan
memastikan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-
kebocoran.
7) Pekerjaan Urinal
a. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
b. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut Fisher atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
c. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
untuk itu, baik waterpasnya. Semua celah-celah yang mungkin ada antara
dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal
sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.
8) Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk dan jongkok berikut segala kelengkapannya harus terpasang
semua. Warna dan jenis akan ditentukan Konsultan Perencana kemudian.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 cm dan telah dicelup
dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset
disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.
d. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, water
pass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
9) Pekerjaan kran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan kualitas terbaik
dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang
berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel
pada dinding. Keran-keran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulir, sink
di pantry disambung dengan pipa leher angsa (extension)
b. Stop kran yang dapat digunakan dari bahan kuningan dengan putaran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
10) Pekerjaan Metal Sink
a. Metal sink yang digunakan minimal 1 mm, bahan stailess steel, seperti
ditunjukkan dalam gambar.
b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, sehingga
tidak ada bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai
dengan gambar untuk itu.
c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu, baik water pass-nya dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.
16.4 Produk
1. Closet Duduk : Toto, Roca, Grohe
2. Wastafel : Toto, Roca, Grohe
3. Urinoir (Moslem Standar) : Toto, Roca, Grohe
4. Kran : Toto, Roca, Grohe
5. Shower : Toto, Roca, Grohe
6. Zinc : Toto, Roca, Grohe
7. Floordrain : Toto, Roca, Grohe
8. Aksesori : Toto, Roca, Grohe

PASAL 17. PEKERJAAN KACA & CERMIN

17.1 Lingkup Pekerjaan


1). Menyediakan tenaga Kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
2). Pekerjaan kaca pada dinding, jendela, pintu dan cermin meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

17.2 Persyaratan Bahan


1). Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float glass).
2). Toleransi lebar dan panjang: Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3). Kesikuan: Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
4). Cacat-cacat.
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pemandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca, baik sebagian
atau seluruh tebal kaca).
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke
arah luar/masuk).
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
 Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
 Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik.
5). Bahan kaca:
(a). Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
(b) Bahan untuk cermin menggunakan: Clear float glass, tebal sesuaikan dengan
gambar (t = 5 mm). Di satu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver).
(d) Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak
lainnya.
(e) Kaca partisi dengan Clear Glass tebal 6 mm dan 8 mm,
(f) Kaca Tempered tebal 12 mm dan kaca Kubikel tempered 10 mm
(g) Kaca Tinted Glass Hijau (untuk fasad) tebal 6 mm dan 8 mm; nilai SC ± 0.57,
max U-Value 5.7; VT (Visible Transmitten) 0.63
6). Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng/trim.

17.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1). Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
2). Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
3). Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
4). Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-
tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem
aci.
5). Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong
kaca khusus.
6). Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam
alur kaca pada kusen.
7). Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
8). Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen,
harus diisi dengan lem silikon. Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
9) Untuk pekerjaan Pintu kaca temtered Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor
diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang
dinding). Semua kaca tempered pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk fitting hardware atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.

17.4 Produk
Kaca dan Cermin : Mulia, Saint Gobain, Asahimas

PASAL 18. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL

18.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite panel
seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukan dalam gambar

18.2 Persyaratan
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik.
b. Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
- AA The Alluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM E.84 American Standard for Testing Materials
- DIN 4109 Isolasi Udara
- DIN 52212 Penyerapan Suara
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikatif

18.3 Komponen
1) Bracket/angkur dari material besi fin galvanish atau material aluminium ekstrussion.
2) Rangka vertikal dan horisontal dari material aluminium ekstrussion.
3) Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforce dari material aluminiumekstrussion.
4) Infill dari sealant warna ditentukan kemudian.
5) Sealant
- Untuk pekerjaan luar, lihat bab sealant
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart pabrik.
- Lokasi Sealant adalah antara panel aluminium dengan komponen lain.

18.4 Bahan-Bahan
a. Bahan
- Bahan : Aluminium Composite
- Tebal : 4 mm (0,5 mm Aluminium, 3 mm PE dan 0,5 mm
Aluminium)
- Coating Thickness : 30µ
- Berat : 5-7,5 kg/m2
- Bending strength : 45 – 60 kg/ 5mm
- Heat Deformation : 200 derajat Celcius
- Sound Insulation : 24 – 39 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished Coating PVDF
KYNAR 500 + nano coating dibuktikan dengan
certificate
- Warna : lihat gambar / sesuai approval.
- Aluminium skin thickness : 0,5mm
- Aluminium alloy : 5005 dengan tebal 0,5 mm untuk AL (aluminium)
depan dan belakang
- Coating type : PVDF
a. Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
b. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic
c. Kontraktor diwajibkan menyerahkan Jaminan Supply yang dikeluarkan oleh distributor dan
didukung oleh pihak pabrik (principle).
d. Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
e. Bahan yang digunakan PVDF 0.5 alloy 5005
f. Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan pemberi tugas.
g. Toleransi dimensi mill finish:
Stove dipernish + 0,2 mm
Dianode 0.4 / + 0,2 mm
Lebar – 0/+ 4mm
Panjang s/d 4 meter -0/+6mm
h. Coating Garansi 10 tahun yang dibuktikan dengan certificate garansi dari pabrik

18.5 Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan
kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu macam
saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti, tegak
lurus dan tepat pada posisinya.
e. Metode pemasangan antara lain
- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup.
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan pinggir.
f. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat
bisa ditambahkan deterjen netral.
g. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat, tidak bocor sesuai dengan uraian bab sealant dalam
persyaratan ini.
h. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
i. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
j. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar
matahari dan pabrik pembuatnya berupa sertifikat jaminan yang mencantumkan: Nama
Proyek, Pemilik Proyek, Volume dan Warna.

18.5 Produk
Alumunium Composite Panel (ACP) : Seven, Reynobond, Howsolpan
PASAL 19. PEKERJAAN BATU ALAM

19.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlakukan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Dilakukan meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar. Pemasangan
dinding pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

19.2 Persyaratan
1) Batu alam yang dipasang
- Batu alam granit bakar dan polis
- Marmer Travertine slab
2) Tiap lembar batu alam yang akan dipasang harus bersih dari kotoran, debu/bubuk
kayu dan zat /cairan (lem, minyak, cat dan lain-lain) yang dapat terserap oleh material
tersebut. Periksa pula material batu yang retak di pinggir-pinggirnya.
3) Apabila pada material batu terdapat karatan akibat pisau potong maka harus
dibersihkan, tergantung dari kondisi material.
4) Setelah material batu selesai dibersihkan, bagian belakang dilapisi coating.

19.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Shop Drawing
Gambar- gambar kerja yang bersangkutan yang dapat menjelaskan proyek dengan
sejelas-jelasnya. Gambar harus lengkap dengan keterangan bahan/warna/ jenis.
2) Cutting List
Setelah shop drawing/gambar kerja disetujui oleh pemberi tugas, selanjutnya
dibuatkan cutting list yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat
pelaksanaan di lapangan.
3) Area Pemasangan
Untuk memulai suatu pekerjaan pemasangan material, ada hal yang perlu diperhatikan
antara lain area pemasangan harus dalam keadaan bersih dari sampah dan kotoran
yang berserakan sekitar area pemasangan. Pembersihan dapat dilakukan dengan
menggunakan sapu lidi / sapu ijuk (untuk area dinding).
Setelah area pemasangan bersih dari sampah & kotoran maka berikutnya dapat
dilakukan / dibuatkan:
- Marking
Marking ditentukan berdasarkan/ sesuai dengan shop drawing untuk memulai
suatu pemasangan (start point) dengan acuan marking yang sudah ada pada
lantai.
- Leveling Pad/ kepalan
Dibuat pada setiap sudut-sudut dinding / lantai secara vertikal / horisontal untuk
sekeliling area pemasangan.
4) Peralatan Penunjang
- mesin potong material batu yang harus diperhatikan pada saat pemotongan batu
bahwa pisau potong harus benar-benar berfungsi baik dan tukang potongnya
harus ahli.
- Theodolith /water pas dipakai untuk mengecek kebenaran pemasangan baik
secara vertikal / horisontal dan alat bantu marking sesuai dengan rencana
perletakan panel.
- Palu karet untuk merekatkan panel material batu agar benar-benar level sesuai
dengan yang dikehendaki
- Pemasangan batu granit bakar lantai dan dinding sistem basah.
- Pemasangan dinding marmer travetin sisitim kering
- Pemasangan lantai marmer travertine slap sistim basah

19.4 Produk
1. Granit : Marble & Meuble (MM)
2. Marmer : Marble & Meuble (MM)

PASAL 20. PEKERJAAN PINTU KAYU (ENGINEERING WOOD)

20.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna. Semua jenis kayu harus kering oven.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu double plywood lapisan laminated PVC
sheet seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

20.2 Persyaratan Bahan

A. Bahan Kayu
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PPKI tahun 1961)
dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Untuk kayu yang dipakai adalah kayu mahoni dengan mutu baik dan atau setara,
keawetan kelas I dan kelas kuat I – II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar
adalah ukuran jadi.
4. Daun pintu dengan konstruksi kayu mahoni dan lapisan PVCsheet di kedua sisi pintu
dan sudah waterproof. Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail (kecuali
ditentukan lain dalam gambar).

B. Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu (waterbase) yang bermutu baik dengan kandungan
minimum formalin di angka 0.3%.

C. Bahan Panel Daun Pintu


1. Plywood ketebalan 3 mm produk dalam negeri.
2. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
3. Pada sekeliling tepi daun pintu diberi PVC sheet
4. Frame menggunakan kayu mahoni
D. Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan PVC sheet laminated motif
sesuai kesepakan, mutu terbaik.

20.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau
cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
5. Untuk bahan door stopper harus ditambahkan rubber satu sisi untuk menghindari
benturan pintu dan door stopper sehingga pintu tidak mudah rusak.
6. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
Daun Pintu
 Laminated PVC Sheet yang dipasang pada permukaan plywood, adalah dengan cara
di-press di workshop, tanpa pemakuan. Jika diperlukan, harus menggunakan
sekrupgalvanized atas persetujuan Pengawas atau MK tanpa meninggalkan bekas
cacat permukaan yang tampak.
 Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat dengan
sempurna.
 Permukaan plywood boleh di dempul.

20.4 Produk
Panel Pintu Kayu (Engineering Wood) : PIKA, Daiken, Lotusdoor

PASAL 21. PEKERJAAN PINTU BESI DAN BAJA (STEEL DOOR)

21.1 Pintu Baja (Steel Door)


a. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar dan ukuran dari konsultan perencana.
2. Bagian ini meliputi: Pintu-pintu panel besi untuk ruang panel, pintu ruangan, pintu
ruang kelas dan pintu tipe Fire Door sesuai dengan gambar dari arsitek.
b. Bahan-bahan
1. Penutup terbuat dari bahan plat baja. Ketebalan daun pintu 50 mm. Di bagian
dalam daun pintu diisi Honey Comb Paper. Konstruksi daun pintu dengan sistem
penangkupan tanpa las.
2. Pintu baja dengan ketebalan frame/kusen: min 1.5 mm, daun pintu: min 0.8 mm.
c. Pelaksanaan
1. Pemotongan baja siku untuk sambungan bersudut 45 derajat harus dilakukan
dengan sempurna dan rapi.
2. Penyambungan dengan pengelasan pada setiap sambungan harus mempunyai
jarak +/- 2 mm. Pengelasan pelat baja harus sedemikian rupa agar tidak terjadi
gelombang-gelombang, sehingga permukaan pelat rata. Pengelasan/
penyambungan ini harus kuat dengan menggunakan las listrik.
3. Bekas-bekas pengelasan harus dirapihkan dengan gurinda atau alat lain, agar
didapatkan suatu permukaan yang rata.
4. Untuk mencegah terjadinya karat / korosi, sebelum di-finish, baja siku dan pelat
besi harus dilindungi dengan cat meni besi.
5. Penutup pintu baja di-finish meni dan cat besi, warna akan ditentukan kemudian
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
6. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan

21.2 Kusen Dan Pintu Besi Tahan Api (Fire Door)


a. Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian dan
syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dan persyaratan dari pabrik
pembuatnya.
2. Melaksanakan seluruh pekerjaan kusen dan pintu besi tahan api (fire door) hingga
didapatkan hasil yang baik dan sempurna.
3. Pekerjaan pintu besi tahan api mencakup pekerjaan kusen, angkur, engsel, tungkai
pintu, kunci dan silinder serta segala perlengkapan pintu besi tahan api yang
disyaratkan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya.

b. Persyaratan Bahan
1. Konstruksi Pintu (Kusen dan Pintu)
a) Tiga faktor yang harus dipenuhi untuk pintu untuk disyaratkan sebagai Pintu Tahan
Api, yaitu :
- Stabilitas terhadap api, yaitu kemampuan dari bagian konstruksi gedung,
dengan atau tanpa bantalan peluru, untuk menahan keruntuhan pada saat
terjadi kebakaran.
- Integritas terhadap api, yaitu kemampuan elemen pembagi ruang pada gedung
untuk mencegah terjadinya celah yang menyebabkan lidah api dan asap panas
dapat menembus dari satu ruang ke ruang lainnya sewaktu terjadi kebakaran.
- Isolasi panas, yaitu kemampuan elemen pembagi ruang pada konstruksi
gedung untuk mencegah menjalarnya panas dari satu ruang ke ruang lainnya
b) Pintu besi tahan api harus telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi
persyaratan sebagai pintu tahan api oleh lembaga-lembaga pengujian nasional
yang diakui oleh instansi Damkar.
c) Semua bagian pintu yang terbuat dari plat baja, yaitu daun pintu, kusen dan
perangkaian, haruslah terbuat dari jenis plat baja canal dingin / baja putih atau
Cold Rolled Steel Sheet.
d) Daun pintu berbentuk Rebated Door, dilengkapi dengan bibir pintu di sekeliling
daun pintu yang merupakan satu kesatuan plat dengan plat permukaan pintu,
sehingga pemukaan pintu menjadi rata. Ketebalan daun pintu untuk seluruh
tingkatan fire rating 1, 2 atau 3 jam adalah 50 mm. Bagian dalam daun pintu diisi
standar isolator panas, agar pada saat terjadi kebakaran, kenaikan suhu
(temperature rise) permukaan plat pintu pada sisi yang tidak terbakar tidak
melebihi 450ºF (23ºC) pada 30 menit pertama.
e) Bentuk Kusen sesuai dengan type yang tertera di dalam Door Window Schedule &
Hardware di dalam gambar berserta ukuran yang disetujui oleh arsitek.
f) Untuk pintu yang menggunakan panel pandang (Vision Panel), maka pintu hanya
boleh dilengkapi dengan kaca tahan api terbuat dari Borosilicate Float Glass
dengan ketebalan 5 mm atau lebih. Ketahanan api (fire rating) pintu akan
mengikuti tingkat ketahanan api dari kaca dengan ukuran di atas.
g) Ketahanan terhadap api (fire rating) yang disyaratkan adalah minimal 2 jam.
h) Finishing akhir pintu menggunakan cat besi berkualitas tinggi

2. Perangkat Keras (Hardware) Pintu.


a) Engse (hinges).
b) Tungkai pintu (handle/backplate) terbuat dari bahan alloy yang di-anodize warna
natural. Konstruksi handle dan backplate terpisah. Kedua handle dihubungkan
dengan solid square double entry function stabile spindle diameter 9-11 mm,
sedangkan kedua sisi backplate dihubungkan dan dipasang di pintu dengan sistem
back to back through fixing. Pada bagian tengah handle terdapat inti baja (steel
core), yang dimaksudkan agar bila terjadi kebakaran dan aluminium meleleh maka
pintu masih dapat dioperasikan.
c) Rumah kunci (lockcase) jenis Mortise Lock terbuat dari kuningan, dengan stainless
steel 304 plated (SUS 304).
d) Silinder dengan panjang +/- 70 mm, terbuat dari kuningan (copper and zinc) yang
tahan terhadap korosi dan memiliki 5 pin tumblers, dengan opsi sistem Masterkey.
e) Flushbolt, dipasang di daun pintu non-aktif pada pintu ganda (double door).
f) Tipe dari Perangkat Keras tersebut sesuai dengan yang seperti tertera di dalam
Door Schedule and Hardware Schedule di dalam gambar dan keterangan arsitek.

c. Pelaksanaan
1. Persiapan Pelaksanaan
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar
yang ada dengan memeriksa kebenaran ukuran, leveling, tipe dan lokasi pintu
serta menyesuaikan dengan kondisi di lapangan dan koordinasi pabrik.
b) Kontraktor menyiapkan tenaga kerja yang ahli dalam jenis pekerjaan ini,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c) Pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan pintu / kusen harus dilindungi
selama pekerjaan berlangsung, baik dari segi kemungkinan kerusakan fisik
maupun finishing permukaannya.
d) Tempat penyimpanan daun pintu dan kusen harus di dalam ruangan /
beratap, bebas dari air hujan dan genangan air serta disusun rapi dengan
posisi tegak terhadap sisi panjang kusen / daun pintu.
e) Perlu diperhatikan koordinasi dengan pekerjaan lain, baik yang sudah dan
yang belum terpasang, terutama untuk pekerjaanpekerjaan yang telah selesai
pelaksanaannya.
f) Kontraktor diwajibkan membuat metode pelaksanaan dan shop drawing
dengan mengikuti ukuran, bentuk, mekanisme pembukaan pintu sesuai detail
gambar dan mengajukan contoh bahan, yang sesuai spesifikasi, untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana / Konsultan Manajemen
Konstruksi.

2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Konstruksi tiang / kolom dan balok beton untuk lubang kunci harus kuat
untuk menahan konstruksi / beban kusen dan pintu, vertikal / horizontal dan
lurus terhadapa lantai dan dinding lainnya, serta disiapkan lubang angkur
(steel bar) dengan ukuran, jumlah dan jarak sesuai shop drawing, dengan
toleransi ± 10 mm.
b) Semua bahan dan pekerjaan yang terpasang sebelum dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan harus mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
c) Kusen yang dipasang pada lubang pintu harus diberi angkur dengan ukuran,
jumlah dan jarak sesuai shop drawing dan standar pabrik, kemudian diset
pada tulangan kolom / balok dengan baik dan harus benar-benar lot.
d) Setelah kusen terpasang, maka lubang angkur di cor dan harus bebas dari
pengaruh pekerjaan lain dan tumbukan keras yang diakibatkan lalu lalang
dan aktifitas lain selama ± 3x24 jam. Setelah cukup kokoh berdiri
ditempatnya, barulah daun pintu dipasang dan di setel dengan toleransi
maksimum 5 mm dari bawah lantai finish dan 3 mm dari kusen untuk sisi
lainnya.
e) Daun pintu setelah terpasang harus rata, tidak bergelombang, kokoh, siku
dan lot, serta mekanisme semua perangkat keras yang terpasang dapat
dioperasikan dengan lancar dan sempurna, sesuai dengan yang
dipersyaratkan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Apabila
terjadi kemacetan, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
f) Cara pemasangan perangkat keras pintu yang dibutuhkan harus sesuai
dengan standar / spesifikasi dari pabrik dan pekerjaan pengelasan,
pelubangan, penguatan dan hal-hal lain yang diperlukan dalam pemasangan
tersebut harus dilakukan di pabrik.
g) Seluruh permukaan pintu / kusen setelah di cat dasar (oxyde primer) dari
pabrik, serta sempurna dalam pemasangan / penyetelan, termasuk perangkat
kerasnya, maka selanjutnya di cat akhir dengan cat besi yang bermutu baik.
h) Finishing akhir menggunakan cat besi yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas
/ Konsultan Perencana dengan cara pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
pabrik (full system) dan ketentuan-ketentuan pada pasal mengenai pekerjaan
Cat pada Buku RKS ini.
21.3 Produk
1. Pintu Baja : Kuppe, Almar, AMK
2. Kusen & Pintu Besi : Kuppe, Almar, AMK

PASAL 22. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

22.1 Lingkup Pekerjaan


1). Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2). Melaksanakan semua pekerjaan alat penggantung dan pengunci hingga diperoleh hasil
yang baik dan memuaskan.
3). Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu dan jendela, seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam gambar
perencanaan.

22.2 Persyaratan Bahan


1). Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware'
akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Owner untuk mendapatkan persetujuan.
2). Engsel pintu dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engselnya.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
Tiap engsel dapat memikul minimal 20 kg beban.
3). Seluruh rangkaian kunci-kunci harus dapat menggunakan satu sistem Masterkey.
Biaya untuk Masterkey harus sudah termasuk dalam penawaran.
4). Kontraktor harus membuat daftar perlengkapan pintu dan jendela untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Perencana / Manajemen Konstruksi.
5). Penggunaan perlengkapan pintu (engsel, kunci, door closer, door stopper, dan
sebagainya) disesuaikan dengan jenis / tipe pintunya serta lokasi ruangnya.
6). Sebagai pedoman penggunaan perlengkapan pintu dapat dilihat pada Daftar
Perlengkapan (Hardware Schedule) berdasarkan tipe pintu dan jendela pada gambar
arsitektur. Kontraktor harus mengajukan daftar perlengkapan pintu dan jendela dan
harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Perencana /
Manajemen Konstruksi.

22.3 Perlengkapan Pintu Dan Jendela


1). Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
(a) Semua pintu menggunakan peralatan kunci dengan type sesuai gambar yang
ada sebagai berikut :
- Handle finishing type : satin
- Engsel, finishing type : satin
- Casement finishing type : satin
- Lockcase & lockset finishing type : satin
- Grendel tanam tipe finishing satin
- Accessories pengunci
- Door Stopper finishing type : satin
(b). Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/Pemberi Tugas.

2). Pekerjaan Engsel


(a). Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu tipe Butt &
Pivot Hinges. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
(b). Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Perencana / Manajemen Konstruksi.

22.4 Pelaksanaan
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh material untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Perencana / Manajemen
Konstruksi.. Contoh yang diajukan harus dilengkapi dengan perhitungan berat tipe pintu
dan jendela untuk dapat menentukan tipe engsel dan jendela yang akan dipakai.
2). Kontraktor harus membuat Skema Masterkey untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas sebelum pekerjaan dimulai.
3). Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan, shop drawing dan mock up untuk
mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi sebelum pekerjaan dimulai. Biaya
pembuatan mock up menjadi tanggungan Kontraktor.
4). Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah pintu
dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang 1/3 jarak
antara kedua engsel tersebut (dibagian atas) atau 2/3 jarak antara kedua engsel
tersebut (di bagian bawah).
5) Handle dan penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai atau
sesuai dengan gambar arsitektur.
6). Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) didalam pintu.
7). Setelah door closer terpasang, Kontraktor harus mengadakan penyetelan sehingga pintu
dapat menutup dan membuka dengan baik dan sempurna (Kontraktor juga harus
mengajarkan cara penyetelan kepada Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas.
8). Pemasangan floor hinges pada pintu harus disesuaikan dengan ketentuan dari pabrik
pembuatnya. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
9). Tanda pengenal anak kunci pintu harus dipasang sesuai dengan pintunya.
10). Semua perlengkapan pintu dan aksesoris yang telah ditentukan harus terpasang dengan
baik, rapih, lurus dan kuat, serta dapat berfungsi dengan sempurna. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

22.4 Produk
1. Handle : Dekkson, Kenari Djaja
2. Engsel : Dekkson, Kenari Djaja
3. Casement : Dekkson, Kenari Djaja
4. Lockcase & Lockset : Dekkson, Kenari Djaja
5. Grendel Tanam : Dekkson, Kenari Djaja
6. Accesoris Pengunci : Dekkson, Kenari Djaja
7. Door Stopper : Dekkson, Kenari Djaja

PASAL 23. PEKERJAAN HOSPITAL TRACK DAN CURTAIN


23.1 Lingkup Pekerjaan
1) Bagian ini meliputi tenaga , bahan , dan perlatan yang digunakan sesuai dengan hasil
survey dilapangan dan atas petunjuk pengawas di lapangan
2) Track dipasang di plafon atau ceiling, bisa menggunakan bracket atau adjustable
(penggantung) sesuai dengan tinggi lokasi.
3) Material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi Standar:
a) HOSPITAL TRACK
Bahan : Alumunium
Finishing : Powder Coating
Warna : ivory
Dimensi Rail : ± lebar20mm, ± tinggi 16mm
Kapasitas beban rail : 10 Kg (one way opening); 20 Kg (two
wayopening)
Bahan roller : POM +PE bahan Ring roller stainless, ring roller
dapat berputar 360⁰
Kapasitas beban roller : ±1.5 Kg
Garansi : 10 tahun untuk kelancaran
Aksesoris tambahan : Adjustable
b) HOSPITAL CURTAIN
Komposisi : 100%Polyester
Berat : approx. 110gr/m2 +/-5%
Benangkain : 150D x150D
Antijamur(Mould) : Ya
Environtmental
Management System : Ya
Waterproff/ Water Repellent : Ya
Lubang (mata ayam) : Berbahan StainlessSteel
Keterangan : Awet penggunaannya dan dapat dicuci
Warna : PureCream
Sertifikat : Anti Fungal Assesment & Anti bacterial
Assesment
23.2 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Semua ruangan harus sudah terpasang head bed atau minimal kabel oxygen, untuk
memudahkan survey (pengukuran).
2) Plafon atau Gypsum harus sudah terpasang dan finishing.
3) Curtain dipasang, ketika ruangan sudah di cleaning.
4) Cara Pemasangan Pemasangan bracket atau adjustable berjarak kurang dari 90 cm,
dipasang di plafon menggunakan fiser gypsum. Fiser gypsum sendiri bisa menahan
beban 5kg. Bentuk track mengikuti jumlah Bed, bisa “L” atau “U”.

23.3 Produk
1. Hospital Track : Mowin, Zipblind
2. Hospital Curtain : Mowin, Zipblind

PASAL 24. PEKERJAAN HAND RAIL

24.1 Lingkup Pekerjaan


1) Bagian ini meliputi tenaga, bahan dan perlatan yang digunakan sesuai dengan hasil
survey dilapangan dan atas petunjuk pengawas di lapangan
2) Track dipasang di dinding dengan menggunakan bracket.
3) Material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi Standar:
a. Elbow / Siku
 Material Elbow adalah campuran dari:
- Plastik ABS (Akrilonitril Butadiena Stiren)
- PA (Poliamida) dengan standar teknis tinggi
- Menggunakan Plastik Injek (bukan plastic sambung)
- Scientific Name: MXD6
 Struktur dan Perlengkapan:
- Satu-satunya produk yang menggunakan sistem lock tiga titik
- Mur impor Jerman (lebihpresisi dan stabil)
- Menggunakan Struktur yang lebih stabil
- Menggaransisi kutidak akan jatuh selama 3 tahun
b. Bracket / Pembungkus Sekrup
 Material Bracket:
- Plastik ABS (AkrilonitrilButadienaStiren)
- PA (Poliamida) dengan standar teknis tinggi
- Tidakakan mudah rusak dan retak pada sekrup
 Bobot Bracket:
- Bobot maksimal dari bracket adalah≤ 100 kg (rata-rata)
- Tergantung produk beban maksimal bracket mencapai 380 kg
c. Aluminum (Struktur Dalam)
 Material Struktur:
- Aluminum Alloy kualitas tinggi dengan profil
- Menggunakan prosedur oksidasi dan elektroforesis aluminum
- Anti Korosi dan tidak perlu dicat
- Kuat; masa produk jauh lebih bertahan
- Tidak membutuhkan maintenance
 Struktur Aluminum:
- Grooving Profil dengan mesin presisi
- Posisi struktur sudah sesuai dengan bracketnya
- Setelah pemakaian lama tidak akan longgar

d. Panel Pembungkus Vinyl


 Material:
- Vinyl Resin berkualitas tinggi dengan:
Vinyl= 63.5%;CaCO= 3.21%; DOP= 3%; CPE:4%;
Stabilizer= 2.5%; ACR= 1.5%; Acrylic= 10%
- Tahan air dan tahanapi
- Anti Statis
- Terbuat dengan molding (cetakan) presisi
- Ketahanan terhadap memuai dan menyusut
 Permukaan:
- Mengandung lapisan Anti-bakteri
- Permukaan tidak mudahmenempel debu
- Warna cerah dan tahan lama
- Ketahanan terhadap pembersih
e. Sekrup
 Pemasangan:
- Tembok Hollow:
Menggunakan sekrup tipe “toogle bolts” atau “Hollow wall” atau sekrup-
sekrup sejenisnya
- Keramik:
Menggunakan sekrup konvensional atau biasa
- Beton / dinding semen
Menggunakan sekrup dengan ketahanan beton dan semen

24.2 Syarat-syarat Pelaksanaan


1) Pemotongan Aluminum
Potong aluminum struktur dalam sesuai dengan kebutuhan, saat proses pemotongan
dilebihkan sedikit untuk pemasangan elbow/siku.
*Dipastikan kelurusan saat proses pemotongan aluminum menggunakan gerinda
duduk.
2) Proses Pembolongan
a. Pembolongan pada titik-titik tengah struktur aluminum untuk pemasangan
bracket menggunakan mata bor ukuran ¼” (6.35 mm).
b. Posisikan Aluminum terhadap dinding yang akan di pasangkan, lalu tandai
ketinggian dan posisi yang tepat pada tembokuntuk di lubangi.
c. Gunakan mata borukuran ¾” (19.05 mm) untuk pemasangan gipsum dan
plasterboard. Mata borukuran ½” (12.7 mm) untuk pemasangan pada dinding
semen atau beton.

3) Penyesuaian ke dinding
a. Sekrupstruktur aluminum handrail dengan bracket terhadap dinding yang
akandipasangkan. Pastikan untuk melonggarkan sekrup agar mudah untuk
melakukan penyesuaian posisi Handrail.
b. Pasangsiku dan kencangkan semua sekrup-sekrup sampai ketat dan aman.
4) Perapian dan Pemasangan Vinyl
a. Potong Panel Vinyl sesuai dengan ukuran dari panjang aluminum diantara titik
akhir dua siku.
b. Atur posisi panel agar dapat dipasang secara aman dan ketat pada struktur
dalam aluminum. Pemasangan Vinyl dilakukan dengan memasukan bagian panel
yang lebih panjang pada atas aluminum, lalu merapatkan bagian bawah sampai
terlihat rapi.
24.3 Produk
Hand Rail (Wall Guard) : Oxena, Pawling BR-500, Pinger HR 159

PASAL 25. PEKERJAAN GRAB BAR

25.1 Lingkup Pekerjaan


1) Bagian ini meliputi tenaga, bahan dan perlatan yang digunakan sesuai dengan hasil
survey dilapangan dan atas petunjuk pengawas di lapangan.
2) Track dipasang di dinding dengan menggunakan bracket.
3) Material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi Standar:
a. Ketebalan dan Material
- 25 mm – 38 mm
- Pipa Aluminum di cover PVC
b. Keunggulan
- Bagian dalam tidak akan korosi atau karat
- Ketebalan Pipa aluminum ≥ 1.6 mm
- Tidak licin
c. Sertifikasi
- ISO 2001
- CE (European Conformity of Health, Safety, and Environmental Protection
Standards)
- SGS (Standard Global Services) standar dari Swiss
- TUV standardari German
- Anti-Bacterial Test Report
- Anti-Collision Test Report
- Fire-Retardant Test Report
25.2 Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Tentukan di mana Anda ingin bar grab berada, posisi bar ambil di atas lokasi stud yang
sudah ditandai dan tandai lokasi sekrup pemasangan.
2) Bor lubang pemasangan Anda dan pasang batang pakaian Anda. Oleskan beberapa
silikon ke sekrup sebelum Anda menginstalnya untuk membantu menjaga air dan uap air
keluar dari dinding.
3) Gunakan sekrup stainless steel untuk mencegah pengaratan dari waktu ke waktu. Jika
bar bilah Anda dilengkapi dengan sekrup baja berlapis krom atau polos, gantilah dengan
sekrup baja tahan karat.

25.3 Produk
Grab Bar : Oxena, Pinger GB

PASAL 26. PEKERJAAN ALUMINIUM

26.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pintu dan jendela rangka alluminium, lengkap
dengan kusen dan kacanya, dan bukan merupakan bagian curtain wall seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar rencana.
2) Standard
ASTM :
- C 509 – Cellular Elastomeric Preformed (Gasked and Selaing Material)
- C 2000 – Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
- C 2287 – Non-rigid Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extination
Compounds.
3) Persetujuan - persetujuan
a. Shop drawing
 Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-
hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan lokasinya,
penempatan hardware dan detail-detail pemasangan.
 Harus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
 Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca,
gasket serta sealant.
b. Contoh bahan :
 Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna.
Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk
alluminium sheet, ukuran 300x300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang
akan dipakai.
 Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenis
alloy, warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
4) Pengadaan dan Penyimpanan Material
Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kemasan pabrik, lengkap dengan
instruksi-instruksi pemasangan.

26.2 Bahan
1) Kusen dan Daun Alluminium yang digunakan
 Bahan Kusen pintu jendela :
Dari bahan Alluminium framing system
 Bahan Daun jendela:
Dari bahan alluminium
 Warna profil :
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
 Lebar profil :
10 cm dan 7 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar)
 Ketebalan profil :
1,15 mm
 Tebal Profil (Plat) :
Kusen ukuran 4 Inch dengan tebal profil (Plat) yang digunakan adalah 1,50 mm
 Pewarnaan :
Powder Coating, PVDF, ketebalan coating, sesuai dengan ketentuan pabrik yang
disesuaikan semuanya dengan gambar yang ada.
 Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan alluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
3) Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum
100 kg/m2.
5) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hari dan terhadap tekanan air 15
kg/m2 yang harus disertai hasil test.
6) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
7) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,
pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm
 Untuk diagonal 2 mm
8) Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alluminium harus ditutup
caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat
bergeser.
9) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
10) Jaminan Ketahanan
Jaminan ketahanan 10 tahun.

26.3 Pelaksanaan
1) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang) serta membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil alluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain.
2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk, dan ukuran.
3) Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4) Pemotongan alluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
5) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar.
7) Angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2.
9) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alluminium akan
kontrak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10) Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
12) Sekeliling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi sealent supaya
kedap air dan kedap suara.
13) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

26.4 Produk
Alumunium : YKK, ATA, Indalex

PASAL 27. PEKERJAAN WATERPROOFING

27.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Bagian yang di waterproofing:
- Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya
- Plat atap
- Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
c. Material:
- Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya: Bitumen Coating
- Plat atap: Bitumen Membrane
2) Standard
a. Bahan utama Membran 3mm (atap) adalah waterproofing APP Modified bitumen
membrane dengan thermofusbile PE-film di kedua sisinya. Berbahan dasar non
woven polyester reinforcement diperkuat plastomer bitumen (± 70% bitumen
dan ± 30% APP)
b. Technical Strength (EN 12311-1) Longitudinal : 700 N
c. Technical Strength (EN 12311-1) Transversal : 450 N
d. Elongation at break (EN 12311-1) Longitudinal : 35%
e. Elongation at break (EN 12311-1) Transversal : 40%
f. Tearing Resistance (EN 12310-1) Longitudinal : 160 N
g. Tearing Resistance (EN 12310-1) Transversal : 180 N
h. Low Temperature Flexibility (EN 1109) : 0⁰C
i. Softening point (R&B) (ASTM D-36) : > 150⁰C
j. Static Puncture on EPS (EN 12730-A) : > 10 kg
k. Water Tightness (EN 1928) :>1000 kPa after 24hr

3) Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/Pemberi Tugas.

4) Gambar-gambar pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
5) Contoh
a. Kontraktor waijb mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
b. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.

6) Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan bahan


a. Materi harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari kerusakan
pada pekerjaan.
b. Di bagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang menyebutkan nama
“generic” dan “merk dagang” dari produk, berat bersih dan nama pabrik, nama
kontraktor dan nama proyek.
c. Di lapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang masih tertutup,
terlindung dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari percikan api, panas
dan lain-lain.
d. Jangan keluarkan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dari yang
diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan kemasan hanya dilakukan
setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan tersebut.

27.2 Pelaksanaan
1) Persiapan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
b. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)sebelum pekerjaan dimulai.
d. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
2) Pengamanan pekerjaan
a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pengguna Jasa
atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Biaya
yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor.

27.3 Persyaratan Bahan


Standar dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar seperti :
EN 12311-1, EN 12310-1, EN 1109), ASTM D-36, EN 12730-A, EN 1928, NI-3, ASTM 828,
ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara
apapun tanpa izin dari Pemberi Tugas.
a. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan
pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma-cuma selama
10 (sepuluh) tahun berupa :
 Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer‘s Process Performance
Warranty)
 Jaminan ketepatan aplikasi (Aplikator Workmanship Warranty)
b. Waterproofing untuk atap :
 Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah plat-plat beton yang berfungsi
sebagai atap dan sebagai talang.
 Lapisan waterproofing terbuat dari Asphalt membrane,
 Lapisan Water Stop menggunakan material Sheet/inject
 Sealant menggunakan type / warna clear
 Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa kemiringan
plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan
(kemiringan minimal 2%).
 Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik/produsen.
 Warna bahan waterproofing akan ditentukan oleh Konsultan Perencana, dari
pilihan warna yang tersedia.
 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/Pemberi Tugas sebelum pekerjaan
dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam
hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
c. Gambar Detail Pelaksanaan :
 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
 Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK)/Pemberi Tugas.

27.4 Produk
1. Bitumen Membrane : Bituline PP-300, Polygum 3M, Sika
2. Bitumen Coating : Ultralastic UL-920, MU ProX-207, Sika
3. Waterstop : Betec, Sika

PASAL 28. PEKERJAAN SEALING

28.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan “sealing” pada
sambungan-sambungan antara panel composite aluminium dengan aluminium atau bagian
lainnya, dan pekerjaan kaca seperti tertera dalam gambar-gambar.

28.2 Persyaratan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar-standar yang disebutkan dalam:
- ASTM – C – 920 – 86 : Elastomeric Joint Sealant
- ASTM – C – 679
- JIS A – 5758
- BS – 5889
Rekomendasi aplikator : 5 tahun pengalaman
28.3 Pelaksanaan
Sealant untuk sambungan eksterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap cuaca.
 Back up material (bahan pengisi) dari batang busa polystyrene berbentuk silinder  20
mm, atau bahan lain yang sejenis dan disetujui Manajemen Konstruksi di lapangan
 Sealant untuk pasangan aluminium dan kaca granit. Sealant (bahan penutup) dari
produksi Dow Corning tipe 791, GE silpruf, atau Marks.
 Sealant untuk pasangan kaca weather seal produksi Dow Corning tipe 791, GE Silruf,
atau Marks.
 Sealant untuk nat panel aluminium composite panel memakai Bostik jenis
Polyurethane.
 Untuk pasangan kaca dengan structural sealant, memakai produksi Dow Corning 795,
GE Ultraglaze 4000, atau Marks.
 Silicone sealant translusiont agar memakai produksi Dow Corning, general electric,
silicon sanitary grade anti fungus.
 Warna akan diberikan oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi
KonsultanPerencana / Manajemen Konstruksi.
 Bahan pembersih yang dapat dipakai oleh pemasangan caulking dan sealant antara
lain adalah XYLOL,XYLENE dan TOULENE.
 Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
Pekerjaan harus rapi, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang
berada di sekitarnya.
 Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai kondisi
daerahnya.
 Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan sealant.
 Bubuhkan pasir silica pada bagian luar permukaan sealant untuk mencegah keluar dari
dinding luar.

28.4 Produk
Sealing : MARKS, GE, Dow Corning

PASAL 29. PEKERJAAN ATAP

29.1 Umum
Lingkup Pekerjaan meliputi Atap Corrugated Metal Sheet, termasuk penyediaan material,
tenaga keria, peralatan dan hal lain seperti transportasi yang diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang baik.

29.2 Bahan / Produk


A. Pekerjaan Corrugated Metal Sheet
Persyaratan Bahan:
a. Corrugated Metal Sheet
b. Spesifikasi Material
Standard : ASTM A 792
Material : Zinc Aluminium 0.5 mm
c. Flashing spesifikasi Zincalum
d. Lisplank menggunakan bahan bahan Glass reinforced Concrete (FIBER SEMEN)
B. Pekerjaan Thermalproof & Soundproof
a. Glasswool menggunakan bahan Density 32 kg/m3
b. Aluminium foil menggunakan bahan Double sided
c. Wiremesh menggunakan merk local

29.3 Peralatan Penunjang


Alat Bantu: steger dan benang.

29.4 Pelaksanaan
1) Pemasangan harus tepat dan rapi sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya dan disain yang direncanakan sebelumnya.
2) Pemasangan harus tepat sehingga tidak terjadi lendutan pada rangka atap.
3) Pemasangan harus tepat dan sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
4) Pemasangan harus rata dan rapi, dengan ditarik benang, baik pemasangan arah
melintang dan memanjangnya genteng.
5) Cembung-cembung atap harus dibuat lurus, demikian juga pada akhiran atap.
6) Bahan yang rusak dan menggeliat tidak diperkenankan untuk dipasang.
7) Sebelum bahanl didatangkan, Pemborong memberikan contoh terlebih dahulu kepada
Manajemen Konstruksi dan minta persetujuan secara tertulis.

29.5 Produk
1. Corrugated Metal Sheet : Bluescope, Spandek
2. Insulasi Panas : Insulglass, Zeltec
3. Wiremesh : Lokal / Nasional

PASAL 30 . PEKERJAAN ANTI RAYAP

30.1 Lingkup Pekerjaan


1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam spesifikasi ini dengan hasil
yang baik dan diterima oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).
2) Pekerjaan ini meliputi Perawatan tanah untuk anti rayap untuk seluruh area bangunan:
- Tanah disekitar bangunan
- Tanah Landscape diluar bangunan
- Bagian lain yang dianggap perlu

30.2 Persyaratan Bahan


1) Gunakan suatu bahan anti rayap yang pekat (concentrate) dapat dilarutkan atau bisa
diencerkan dengan air diformulasikan special untuk membasmi penyebaran rayap.
Bahan bakar minyak tidak dibenarkan sebagai bahan pengencer, sediakan larutan
yang mengandung bahan kimia Chlordane/ Drildrin/ Gama BHC atau sejenisnya yang
disetujui oleh pihak yang berwenang.
2) Encerkan dengan air sampai ke konsentrasi yang direkomendasikan oleh produsen.
3) Larutan lain boleh digunakan jika direkomendasikan oleh produsen yang disetujui oleh
peraturan setempat, untuk pemakaian tersebut gunakan larutan yang tidak berbahaya
terhadap tanaman.

30.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Persiapkan permukaan daerah yang akan dilakukan pekerjaan anti rayap. Singkirkan
benda-benda asing yang dapat mengurangi keefektifan treatment. Gemburkan dan
ratakan permukaan tanah yang akan diberi anti rayap, kecuali daerah yang sudah
dipadatkan, di bawah slab dan pondasi jika direkomendasikan oleh produsen
pekerjaan anti rayap dapat dilakukan sebelum pemadatan tanah dilakukan.
2) Pekerjaan ini harus dilakukan oleh perusahan pest control yang mendapat ijin dari
pihak yang berwenang.
3) Pasanglah tanda peringatan pada daerah yang telah diberi anti rayap dan singkirkan
tanda peringatan jika pekerjaan konstruksi lainnya dapat dilanjutkan.
4) Ulangi pekerjaan anti rayap jika daerah yang telah dianti rayap terganggu oleh
pekerjaan lanjutan, penggalian, landscape, site grading atau pekerjaan konstruksi
lainnya.
5) Garansi anti rayap oleh Applikator minimal 30 ( tiga puluh) tahun.

30.4 Produk
Anti Rayap : Termicidin, Terminix, Premix, Lentrek

PASAL 31. PEKERJAAN JALAN DAN PARKIR


31.1 Pekerjaan Kansteen
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik. Pekerjaan ini meliputi seluruh detail seperti yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan : Kansteen beton pracetak, mutu K 400 produksi dalam negeri
Ukuran : 150x400x500 mm (kansteen), beton pracetak mutu K 400
Warna : ditentukan kemudian
Kuat tekan : 400kg/cm2
Kuat lentur : 60kg/cm2
Berat : 25kg/ cm2
2. Semen Portland harus memenuhi persyaratan dalam NI-8
3. Pasir harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 14 : 2.
4. Air yang digunakan harus memenuhi NI-3 pasal 10
5. beton harus memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam NI-2.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Alas pemasangan kansteen adalah adukan dengan campuran 1pc:3ps pasang,
dengan ketebalan sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar.
2. Pekerjaan pemasangan kansteen harus sesuai apa yang ditunjukan oleh detail
gambar.
3. Pemasangan kansteen dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
4. Kansteen yang retak-retak, gompal pinggir dan sudut-sudutnya tidak
diperkenankan di pasang.
5. Permukaan pasangan kansteen harus rata , lurus, pertemuan antara satu
dengan yang lainnya harus pas tanpa ada pergeseran. Bagian-bagian tertentu
yang tidak menghendaki bahan utuh harus dibuat sesuai ukuran yang diperlukan
dengan mutu yang sama (K 400).
6. Pola penyusunan kansteen sesuai yang ditunjukan dalam gambar serta petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
7. Jarak pemasangan kansteen (naad/siar-siar) dibuat sesuai yang ditunjukan
dalam gambar detail atau petunjuk Manajemen Konstruksi. Naad/ Siar-siar diisi
adukan dengan campuran 1pc:3ps pasang, dan dirapikan dihaluskan /diaci
dibuat cekung.
8. Kansteen yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus segera
diganti dengan mutu yang sama tanpa adanya tambahan biaya.

31.2 Pekerjaan Interlocking Blocks


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan dan peralatan yang digunakan untuk
pemasangan interlocking block.
b. Pedoman dan Acuan
- NI 2
- NI 3
- NI 8
c. Bahan- Bahan
- Concrete block paving dengan ketebalan 6 cm untuk pedestrian dan 8 cm untuk
jalan mobil dengan warna sesuai yang dipilih.
- Kekuatan tekanan minimal adalah : 300 kg/cm2.
- Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Pelaksanaan
- Paving block harus diletakkan saling berhimpitan dengan pola sesuai gambar
lansekap di atas bedding sand yang belum didapatkan tapi sudah selesai
diratakan. Lebar celah antara tidak lebih dari 4 mm dan arah celah ini harus
merupakan kombinasi garis-garis kelurusan dan tegak lurusnya ( bukan garis
yang sembarangan dan kacau / tidak tertib ). Untuk itu diperlukan pemasangan
benang senar pada arah yang saling lurus untuk kontrol perletakan unit-unit
concrete block.
- Daerah pertemuan unit-unit block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran
saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, harus dipergunakan potongan
block dengan ukuran tidak kurang dari 25% dari ukuran utuh.
- Celah antara yang masih tersisa harus diisi
Untuk celah yang lebih besar dari 25 mm tetapi tidak melebihi 50 mm
dipergunakan agregat halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah
yang lebih kecil.
- Untuk bagian yang bidang profil permukaannya menanjak/ menurun,
pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah menuju bagian yang
lebih tinggi
- Pola pemasangan dan warna dibuat sesuai gambar
Kontraktor wajib membuat gambar kerja pola di daerah-daerah khusus sebelum
pemasangan dimulai.
e. Pemadatan Awal
- Menggunakan alat kompaksi jenis “mechanical flat plate vibrator “, dengan
karakteristik:
- Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan block dengan minimal 3
passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai bagian yang dipadatkan
sampai bagian di mana sedang dilakukan kegiatan pemasangan block tidak boleh
kurang dari 1,5 meter.
- Adalah sangat penting untuk memadatkan abu batu segera setelah selesai,
sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir karena bergeraknya block yang tidak
diletakkan dengan baik atau karena adanya air yang mengalir ke tempat tersebut.
- Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1 meter diukur dari akhir
pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya sebelum
melanjutkan dengan pekerjaan pemasangan block selanjutnya.
f. Pasir Pengisi / Abu Batu (joint filling)
- Pasir dalam kondisi cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik
dan berupa pasir yang bebas terhadap garam dan zat lain yang dapat merusak
concrete block.
- Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran selesai pasir pengisi mulai
dihamparkan dan diratakan dengan sapu agar dapat masuk ke dalam celah-celah
antara.
- Sebagai pemadatan terakhir, permukaan bidang harus segera dipadatkan dengan
mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata
dengan kemiring sesuai dengan gambar.
g. Toleransi
- Toleransi ukuran bahan :
Ukuran panjang dan lebar tidak lebih dari 2mm terhadap ukuran nominal
sedangkan toleransi ketebalan 3mm terhadap tebal nominal.
- Toleransi kerataan permukaan jalan :
Maksimal 5 mm dari permukaan yang tercantum dalam gambar, sehubungan
dengan peil permukaan saluran air dan lain-lain.
- Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau template dan tidak
boleh melebihi 8mm.
Perbedaan level dari satu block terhadap block di sebelahnya tidak boleh melebihi
2 mm

31.4 Produk
1. Kansteen Beton : Lokal / Nasional
2. Interlocking Block : Cisangkan, Conblock Indonesia, AsiaCon

PASAL 32. PEKERJAAN PERTAMANAN / LANSDCAPING

32.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksanakannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik
b. Pekerjaan penghijauan/lengkap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan
yang tertera dalam gambar dan sesuai petunjuk-petunjuk Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), pekerjaan tersebut meliputi:
 Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah.
 Pekerjaan penanaman (soft material) dan pekerjaan hard material.
 Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang terkait/erat kaitannya dengan pekerjaan ini.
2) Sarana Kerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tampak kerja bagi semua pekerjaan
yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan, peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan.
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, hilang dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.
3) Perbedaan dan Perubahan gambar
a. Bila terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada,
baik meliputi gambar struktur, gambar arsitektur, gambar lansekap, gambar
mekanikal, gambar elektrikal, gambar sanitasi maupun perbedaan yang terjadi
dengan keadaan di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkannya secara
tertulis kepada Konsultan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
untuk kemudian Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) memberikan keputusan tentang itu untuk bisa dilaksanakan setelah
berunding terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana.
b. Ukuran dalam gambar lansekap pada dasarnya adalah ukuran jadi sampai
dalam keadaan finish/selesai. Semua ukuran harus benar-benar diperhatikan
terutama untuk peil, ketinggian, lebar, dan ketebalan, luas penampang dan lain-
lain sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. Bila ada keraguan mengenai
ukuran atau bila belum dicantumkan dalam gambar, Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK). Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai
dan dijadikan pegangan setelah berunding dengan Konsultan Perencana.
c. Untuk hal-hal pekerjaan yang belum tercakup secara lengkap dalam gambar,
Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing yaitu merupakan gambar detail
pelaksanaan berdasarkan gambar Konsultan Perencana, gambar kerja yang
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing ini harus
jelas dan mencantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produksi, cara pemasangan dan atau persyaratan khusus pabrik/produksi bahan
yang dipakai. Shop drawing ini harus diajukan kepada Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapatkan persetujuannnya
secara tertulis, setelah berunding dengan pihak Konsultan Perencana.
4) Persyaratan Pekerjaan Pertamanan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat
pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
berlaku, standar spesifikasi dari bahan yang dipergunakan oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dengan saran Konsultan
Perencana.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua petunjuk gambar-
gambar lengkap terlampir dan apa yang ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) atas petunjuk Konsultan
Perencana.
c. Diperhatikan sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan untuk
memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut
pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, plumbing, sound
system.Terutama dalam melakukan pekerjaan pembentukan tanah dan
penyelesaian tanah agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, pengrusakan
yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah selesai
dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.

5) Bahan / Material
a. Pemakaian bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang
tercantum dalam gambar lansekap, memenuhi standard spesifikasi bahan yang
telah dipilih/ditunjuk/disetujui, mengikuti peraturan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan lansekap ini serta petunjuk-petunjuk Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)atas saran dan petunjuk
Konsultan Perencana.
b. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Contoh bahan yang akan dipasang
harus diajukan dan diserahkan kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)sesuai saran
dan petunjuk KonsultanPerencana. Pengajuan bahan yang setaraf dengan apa
yang dipersyaratkan.
c. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan terhadap kerusakan di lapangan harus
benar-benar diperhatikan sesuai persyaratan spesifikasi jenis tanaman.

6) Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-bagian Pekerjaan


a. Untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan untuk setiap bagian
pekerjaan harap diperhatikan segala petunjuk yang tertera dalam gambar
lansekap.
b. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, patokan ukuran yang dipakai adalah
terhadap sisi luar dinding (as-as) bangunan yang telah ada di sekitarnya dengan
menyesuaikan ukuran digambar setiap kali, atau dipakai patokan yang ada di
dalam site untuk bagian-bagian yang jauh dari bangunan.
c. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di dalam site serta
membutuhkan nomor as-nya dan koordinat, terutama untuk patokan titik mula
setiap bagian dari pekerjaan.
d. Perbedaan antara gambar dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk
mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan pemborong mengambil tindakan
tanpa sepengetahuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) dalam hal ini.

7) Pelaksanaan Pekerjaan Lansekap


a. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap, juga ketetapan
pemasangan patok-patok di lapangan.
b. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk/
kemiringan/contour/peil yang tertera dalam gambar. Kemiringan yang dibuat
harus cukup kuat untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan yang ada di
sekitarnya serta mengikuti persyaratan yang tertera dalam gambar. Adanya
genangan air di atas tanah tidak dibenarkan
c. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan lansekap.

32.2 Pekerjaan Persiapan & Pekerjaan Tanah


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksanakannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembentukan tanah dan penyelesaian tanah
 Pembersihan tanah
 Pengisian media tanam di bak-bak tanaman pada roof garden
2) Persyaratan Pekerjaan Persiapan Tanah
a. Dipakai peralatan-peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja.
b. Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan lansekap, dan gambar lansekap, dan petunjuk Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Pekerjaan Persiapan Tanah
a. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran/pemindahan di tempat
kerja dari benda/bekas bahan bangunan/struktur bangunan yang tidak berguna
lagi, yang dapat mengganggu terlaksananya dan kelancaran kerja di tempat
tersebut.
b. Juga tanaman pohon/semak/rerumputan yang tidak diperlukan lagi ditempat
kerja harus disingkirkan, berikut pohon/semak/rerumputan sampai akar-akarnya
sedalam kurang lebih 30 cm.
c. Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik mula/peil dasar
yang diperlukan di tempat kerja.
d. Khusus untuk penanaman dalam bak perlu adanya lapisan-lapisan koral, ijuk
dan tanah subur dengan perbandingan (masing-masing sepertiga bagian).
Sedangkan untuk bak-bak tanaman yang tidak ditanam langsung perlu adanya
lapisan koral setebal 5 cm sebelum diletakkan pot dan untuk lapisan pot lihat
petunjuk gambar detail lansekap.
4) Pembentukan Tanah & Penyelesaian Tanah
Pekerjaaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, peralatan tanah.
a. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk/
kemiringan/contour/peil yang tertera dalam gambar lansekap.
b. Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organik sedalam keadaan tanah setempat sampai mendapatkan
tanah subur, serta penyediaan tanah subur untuk urugan, bekas galian tanah setelah
pekerjaan penanaman dilakukan pada lubang tersebut. Yang dimaksud dengan tanah
subur yaitu tanah merah yang berhumus mengandung unsur hara dicampur dengan
pupuk dengan perbandingan pupuk : tanah (2 : 3)
5) Pembersihan Tanah
a. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang telah
selesai digarap harus dibersihkan dari :
 Bekas tanah galian
 Bekas-bekas bahan bangunan
b. Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-benar
dibersihkan dari batu, kerikil, adukan, kapur dan segala bekas bahan bengunan,
bahan plastik dan bahan-bahan organis.
Tanah yang dipakai untuk urugan dan pelapisan tanah (top soil) untuk rumput
adalah tanah subur dan gembur.
6. Pekerjaan Tanah Subur
a. Lingkup Pekerjaan :
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan , peralatan dan
alat-alat Bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
memperoleh hasil yang baik
2) Pekerjaan tanah subur ini dilakukan untuk semua area termasuk bak
tanaman / pot tanaman
b. Persyaratan bahan :
1) Tanah yang digunakan harus terdiri dari tanah gembur , tidak berbatu atau
tidak terdapat puing-puing bekas bangunan , tidak ada sampah dan rumput /
tanaman liar
2) Tanah yang digunakan harus bebas dari bibit hama , kutu maupun rayap
3) Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik yang telah melalui masa
penimbunan selama minimum 6 bulan, sebagai campuran tanah gembur
dengan penggunaan sebagai berikut : untuk 1 pohon digunakan 20 kg pupuk
dan untuk semak perdu , penutup tanah dan rumput digunakan 10 kg per m2
(catatan : 1 karung pupuk = 40 kg)
4) Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak ,
asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya
5) Apabila dipandang perlu , Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai untuk
kegiatan ini diperiksa di Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang resmi dan
sah atas biaya Kontraktor
6) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan diatas dan harus dengan persetujuan Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan:
a. Tanah dan pupuk kandang yang digunakan harus dengan persetujuan pihak
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
b. Campuran tanah dan pupuk kandang harus merata, warna dan campurannya,
demikian pula dengan campuran humus
c. Lapisan tanah subur harus sama ketebalannya sesuai yang disyaratkan dalam
detail gambar, diratakan, disiram air sampai jenuh
d. Tebal lapisan tanah subur minimum 30 cm atau sesuai dengan gambar , pada
bak-bak tanaman roof garden pengisian tanah subur 5 cm dibawah bibir
pot/bak tanaman.
e. Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan dari Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK).

32.3 Pekerjaan Penanaman (Soft Material)


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan penanaman ini meliputi semua pekerjaan penanaman sesuai petunjuk
gambar dan uraian dan syarat pekerjaan lansekap dengan memperhatikan
pekerjaan :
 Persiapan dan pembentukan tanah sesuai yang telah diuraikan dalam B.
 Cara dan syarat penanaman.
 Pembuatan lubang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi, 40 x 40 x 40
dan 60 x 60 x 60 untuk ukuran minimum dan untuk tanaman tertentu
disesuaikan
lagi. Sesuai petunjuk gambar atau petunjuk Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Pekerjaan penanaman ini meliputi penanaman tanaman sesuai yang tertera
dalam gambar.
2) Persyaratan Pekerjaan Penanaman
a. Semua pekerjaan dilakukan dengan mengikuti semua petunjuk gambar, uraian
dan syarat-syarat pekrjaan lansekap, petunjuk Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
b. Setiap pekerjaan penanaman dilaksanakan, diperlukan adanya koordinasi kerja
dengan pekerjaan lain agar tidak terjadi kerusakan terhadap pekerjaan yang
sudah terpasang atau sedang berjalan ditempat tersebut.
c. Dalam hal melaksanakan pekerjaan ini, persiapan, pembentukan, pembersihan
tanah, jauh sebelum penggalian lubang tanaman harus sudah dilaksanakan
dengan mengikuti semua petunjuk gambar, uraian dan syarat yang tertulis.
d. Lubang-lubang galian dibuat sesuai dengan posisi pohon/tanaman dengan
mengikuti petunjuk gambar lansekap.
e. Pemasangan patok berikut dengan keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis tanaman.
Patokan diambil bedasarkan pengukuran yang ditarik dari as-as bangunan yang
terdekat/patokan-patokan yang ada dalam site.
f. Perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk diambil
keputusan pemecahan perihal perbedaan setempat.
g. Setelah pembentukan dan penyelesaian tanah mengikuti bentuk/
kemiringan/countour/peil sesuai gambar, pekerjaan lubang galian dapat
dilaksanakan untuk persiapan penanaman.
h. Segala perubahan letak pohon di lapangan yang menyimpang dari ketentuan
gambar lansekap disebabkan keadaan lapangan harus atas sepengetahuan dan
persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Bahan/Material
a. Semua jenis tanaman yang terutama harus disetujui oleh Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) sesuai dengan petunjuk gambar
lansekap, dan mengikuti semua persyaratan tertulis dalam uraian bab pekerjaan
lansekap.
b. Tanaman yang dipilih untuk pohon, rumput yang ditanam harus sesuai petunjuk
gambar lansekap atau sesuai petunjuk Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) atas saran Konsultan Perencana.
c. Soft Material
Meliputi semua pekerjaan penanaman pohon , semak . perdu , penutup tanah
dan rumput.

4) Persyaratan Pekerjaan Lansekap


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk gambar uraian
dan syarat pekerjaan Lansekap, petunjuk Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK).
b. Setiap pekerjaan Lansekap dilaksanakan, diperlukan adanya Koordinasi kerja
dengan pekerjaan lain agar tidak terjadi kerusakan pekerjaan yang sudah terpasang
atau sedang berjalan di tempat tersebut
c. Dalam hal melaksanakan pekerjaan ini, persiapan tanah , pembentukan tanah jauh
sebelumnya, penggalian lubang tanaman harus sudah dilaksanakan dengan
mengikuti semua petunjuk gambar , uraian syarat yang tertulis
d. Lubang-lubang galian dibuat sesuai dengan posisi pohon / tanaman dengan
mengikuti petunjuk gambar Lansekap
e. Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis tanaman
Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang ditarik dari as-as bangunan yang
terdekat / patokan-patokan yang ada dalam site.
f. Sebelum memulai pekerjaan , Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan serta meneliti kebenaran
ukuran di lapangan
Perbedaan antara gambar dengan keadaaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk diambil
keputusan pemecahan perihal perbedaan setempat
g. Setelah pembentukan dan penyelesaian tanah mengikuti bentuk kemiringan /
contour / peil sesuai gambar, serta pekerjaan penggalian lubang selesai dapat
dilaksanakan penanaman
h. Segala perubahan letak pohon di lapangan yang menyimpang dari ketentuan
gambar Lansekap disebabkan keadaan lapangan, harus atas sepengetahuan dan
persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
i. Kontraktor diwajibkan mengajukan shop drawing dengan mengikuti ukuran, bentuk
dan peletakan sesuai permintaan Konsultan Perencana.
5) Pelaksanaan Pekerjaan Lansekap
a. Semua jenis material yang dipakai harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) sesuai dengan petunjuk gambar Lansekap
dan mengikuti semua persyaratan tertulis, uraian dan syarat pekerjaan Lansekap.
Khususnya soft material harus disediakan Nursery pada areal yang sudah ditunjuk,
disamping itu berguna untuk pengkondisian pohon terhadap lingkungan
b. Material yang dipilih baik hard material maupun soft material harus sesuai dengan
gambar lansekap atau sesuai petunjuk Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) atas saran Konsultan Perencana
c. Pekerjaan Soft material :
 Penanaman Pohon :
Penanaman pohon dengan tinggi sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan (dihitung dari leher akar sampai percabangan pertama) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Dibuat Lubang untuk pohon pada kedudukan pohon sesuai dengan
gambar dan dibiarkan terbuka sekurang-kurangnya 3 hari sebelum
dilakukan penanaman
- Pembungkus perakaran harus dibuang kecuali pembungkus yang berpori
/ goni (bukan plastik), lubang-lubang tanaman harus berjarak minimum 1
m dari tepi jalan yang dikeraskan.
- Ukuran lubang pohon minimal 80x80x80 cm sesuai dengan besar ‗root
ball‘ masing-masing tanaman , untuk itu perlu diketahui spesifikasi root
ball masing-masing tanaman
- Perlu diperhatikan dalam membuat lubang tanaman adalah lapisan tanah
top soil dan sub soil-nya
- Pada lapisan bawah lubang diberi kompos OST (Organic Soil Treatment)
- Sesudah ditanam, perlu diberi steger / penyangga dari kayu dolken 4 sisi
dengan ukuran proporsional dengan tinggi pohon yang ditanam , karena
akar belum kuat mengikat
 Penanaman Semak / perdu dan penutup tanah
- Jenis tanaman semak perdu sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan, dan dimungkinkan untuk penggantian jenis yang ada di
daerah setempat.
- Penanaman perdu / semak berupa tanaman yang masih / sudah hidup
baik dan segar
- Akar harus tertanam penuh sebatas leher akar yang tertimbun dalam
tanah gembur yang telah dicampur pupuk
- Penanaman semak perdu perlu memperhatikan diameter tanaman yang
berpengaruh pada jarak tanam (lihat gambar system penanaman semak
perdu).
- Hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman semak perdu adalah
media tanamnya – campuran top soil dengan pupuk NPK 18-6-5-2 per
m2 luas border yang akan ditanam.
- Setelah penyiraman , posisi tanaman harus ditegakkan atau diperbaiki
kembali.
 Penanaman Rumput
- Media tanam untuk rumput harus baik dan benar – dengan
mempersiapkan tanah dan NPK 15 .
- Sebelum penanaman rumput, tanah harus bersih dari sampah & puing ,
rumput liar, batu-batu dan permukaan tanah dalam kondisi rata (tidak
bergelombang) .
- Penanaman rumput dilakukan dengan sistem lempeng dengan jarak
tanam rapat .
- Setelah rumput tertanam rapi – diratakan dengan pemukul dari kayu dan
disiram sampai benar-benar basah.
- Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari sampai rumput benar-benar
tumbuh dengan baik.

32.4 Pemeliharaan Tanaman


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk memelihara dan
merawat segala tanaman yang telah selesai ditanam maupun yang belum
tertanam (masih ditempat penampungan sementara) dari segala macam
kerusakan untuk mendapatkan tumbuhan dan bentuk yang baik seperti yang
dipersyaratkan sampai jangka waktu pemeliharaan yang telah ditentukan
berakhir.
c. Pekerjaan pemeliharaan ini meliputi :
 Penyiraman
 Penyiangan
 Penggantian pohon/tanaman
 Pemangkasan
 Pemupukan
 Pemberantasan hama
2) Persyaratan Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis dalam tulisan ini, petunjuk Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
b. Pemeliharaan tanaman sangat perlu perhatian oleh Kontraktor setelah selesai
penanaman. Masa pemeliharaan ini berlangsung selama 3 bulan minimum dari
masa selesainya penanaman.
c. Selama masa itu Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara tanaman dan
mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak atau mati. Semua penggantian
tanaman ini dengan yang baru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang
tertanam.
3) Bahan / Material
a. Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan ini harus benar-benar baik, memenuhi persyaratan kerja yang
dibutuhkan dan jangan sampai merusak tanaman.
b. Demikian juga pupuk maupun obat anti hama yang dipergunakan sesuai dengan
uraian dan syarat yang tertulis dalam bab selanjutnya.
c. Penggantian tanaman harus sesuai jenis/bentuk/warna daun dan bunga dengan
apa yang telah ditentukan dan tertanam.
4) Penyiraman
a. Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala bahan
organis/zat/kimia/bahan-bahan lain yang dapat mengganggu dan merusak
pertumbuhan tanaman.
b. Penyiraman dilakukan dengan cara :
 Sprinkler, bagi rumput yang cukup luas dan tanam-tanaman disekitar
sprinkler yang terkena jangkauan jarak penyiraman.
 Penyiraman memakai alat khusus penyiraman tanaman (emrat) yang
berlubang banyak pada tempat ujung air keluar sehingga air keluar dapat
meyebar dan merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
 Penyiraman dilakukan dengan pipa plastik (slang air) yang dihubungkan
dengan kran/sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan
memancarkan air tersebut dengan memipihkan ujung slang.
c. Penyiraman dilakukan :
 Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman yang baru
ditanam dan semua jenis tanaman dalam penyimpanan sementara
sebelum ditanam, yaitu pada waktu pagi hari sebelum pukul 10.00 dan
sore hari sesudah pukul 14.00, 05.30, sampai tanaman-tanaman tersebut
tumbuh sehat dan kuat.
 Untuk semua jenis tanaman pohon tanaman hias dan rumput yang sudah
terlihat tumbuh baik dan kuat disiram satu kali sehari setelah pukul 14.00.
Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahinya dibawah
permukaan tanah. Bagi tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya
pada sore untuk penyiraman pada saat itu tak perlu dilakukan.Tidak
diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus dapat
terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.
5) Penyiangan
a. Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput yang tertanam.
b. Untuk semua jenis pohon yang tertanam di sekitar batang pohon dekat tanah
digemburkan seluas 80 cm2 sampai dengan 1m2 keliling pohon dengan cangkul
garpu. Hindarkan jangan sampai merusak akar, dan pohon goyah atau juga
tergantung jenis tanamannya.
c. Tanaman liar dan rumput di sekitar pohon dicabut dan dibersihkan sampai
terhadap akarnya dari sekeliling pohon.
d. Untuk tanaman rumput penyiangan ini perlu dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda jenis rumput yang ditanam. Alat
yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul garpu kecil.
e. Untuk tanaman hias, penyiangan dilakukan scara teratur setiap 2 minggu sekali,
dengan mencabut segala tanaman liar dan jenis rumput yang berada di sekitar
dan dibawahnya, serta tanahnya digemburkan. Hindarkan jangan sampai
merusakkan tanaman tersebut. Alat yang dipakai adalah alat pancong atau
garpu kecil.
6) Penggantian Pohon/Tanaman
a. Kontraktor wajib mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak atau mati.
Semua penggantian tanaman ini dengan tanaman yang baru adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan
berakhir.
b. Penggantian tanaman harus sesuai jenis/bentuk/warna daun dan bunga dengan
apa yang telah ditentukan dan tertanam.
c. Penggantian tanaman dilaksanakan dengan sebaik mungkin jangan sampai
merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan menanam yang
baru.
d. Penggantian tanaman dilakukan pada sore hari antara pukul 15.00–18.00, dan
sesudah dilakukan penanaman baru harus segera disiram air.
7) Pemangkasan
a. Pemangkasan dilakukan pada cabang ranting yang tumbuh tidak teratur/ liar
atau untuk mendapatkan/mempertahankan bentuk pertumbuhan cabang yang
diinginkan.
b. Membuang ranting dan cabang yang sakit dengan cara memotongnya.
c. Semua pekerjaan pemangkasan ini dilakukan dengan gunting pangkas dengan
memangkas cabang atau ranting arah miring dari bawah ke atas dengan sudut
30 – 50 derajat.
d. Untuk bekas pemotongan cabang/ranting yang permukaanya terpotong lebar,
penampang yang terpotong tersebut ditutup ter (aspal).
e. Pemangkasan ini dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
f. Pelaksanaan pemangkasan bentuk pohon.
g. Untuk pohon di sepanjang lalu lintas utama yang dilalui kendaraan besar, bus
dan truk ketinggian rimbun daun yang terendah minimum 4–5 m, dengan
memperhatikan terutama cabang-cabang yang menjulur ke jalan.
h. Untuk pohon peneduh di daerah parkir, ketinggian rimbun daun yang terendah
dipelihara 2,5 – 3 m, dengan diameter tajuk daun 5 – 6 m dan tinggi pohon 5 –
6m
i. Permangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan
bilamana ketinggian komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan
dipotong sesuai
petunjuk, ketinggian yang diminta dalam gambar dan dibawah Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
j. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang-cabang yang
tumbuh tidak teratur arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias
sekelilingnya.
8) Pemupukan
a. Pupuk buatan
 Pupuk NPK 18-6-5-2
 Pupuk NPK 15
Pupuk kandang, terdiri dari : Pupuk kandang sapi , ayam , kambing yang sudah
membusuk menjadi tanah (sudah matang). Pemakaian pupuk kandang adalah 2
– 4 kg/m2
b. Jadwal pemupukan :
Pemupukan tanaman dijadwalkan setiap interval 1 bulan sekali dengan diselang
penggunaannya yaitu pupuk kandang, pupuk buatan
c. Pupuk kandang dipilih dari kotoran sapi yang sudah dikeringkan dan dimatangkan,
bebas dari butir-butir akar-akar, rumput dan tanaman liar. Pupuk kandang ini
dihancurkan dulu sampai tidak ada lagi butir-butir yang besar. Pupuk kandang ini
dipakai waktu menanam sebagai penambahan pada tanah urug sesuai persyaratan
penanaman baik untuk pohon maupun untuk rumput.
d. Pupuk buatan dipakai buat tanaman yang telah ditanam 3 bulan yang lalu. Pupuk
buatan ini mengandung unsur-unsur NPK (NP Krustica lengkap kuning) dan dipakai
25 gram/pohon. Pupuk NPK akan meningkatkanpembentukan/pertumbuhan akar-
akar dan buah-buahnya. Cara memupuk adalah menanam pupuk dekat batang
tanaman sedalam 10 cm dan diameter lingkaran dari alur pemupukan akar sama
dengan lebar padat daun-daun. Pemupukan diulangi 3 (tiga) bulan kemudian.
e. Untuk tanaman rumput dipakai pupuk buatan ZA atau urea sebanyak 15 gram/m2.
Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Caranya pupuk dilarutkan dengan air,
kemudian disemprotkan dengan sprayer ke permukaan rumput.
9) Pemberantasan Hama
a. Ulat dan serangga dengan Basudin / Diazinon / Bayrusil, dosis 1 – 2 cc / lt air segar
disemprotkan dengan sprayer
b. Jamur , panu pada batang tanaman keras , dengan Dithan M 45 , Fungisida dosis 2
– 3 gram / lt air segar, disemprotkan dengan sprayer
c. Siput darat yang bersarang di bak-bak bunga / tanaman hias dengan Metadex yang
disebarkan disekitar tanaman tersebut , dengan dosis 50 gram / m2 luas lahan
d. Kutu-kutu buah , kumbang , diberantas dengan Fosforeno , dengan dosis 1 – 2 cc /
lt air segar , disemprotkan dengan sprayer bertekanan.
Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian untuk dilakukan
sekaligus tetapi beda waktu selang dua pekan.

PASAL 33. PEKERJAAN FOLDING PARTITION

33.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi persiapan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan folding partisi yang ditunjukkan pada gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilakukan di tempat seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
33.2 Persyaratan
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dilakukan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik.
b. Kontraktor harus memiliki 5 tahun pengalaman sebagai aplikator.
c. Kontraktor harus menyerahkan surat dukungan persedian bahan, minimal 150% dari
jumlah yang digunakan.
d. Kontraktor harus mampu memberikan sertifikat garansi minimal 10 tahun dari
produsen.
e. Kontraktor harus menyerahkan surat dukungan dari dari produsen folding partisi.
f. Bahan-bahan harus memenuhi standar antara lain:
- ASTM D-751 for Dimension of Materials
- ASTM D-751 for Thickness of Materials
- ASTM D-751 for Weight of Materials
- ASTM D-751 for Tensile & Tear (Trapezoid) of Materials
- ASTM D-751 for Breaking Elongation of Materials
- ASTM D-751 for Adhesion of Materials
- JIS Z 8722 for Light Transmission

33.3 Bahan-Bahan
a. Bahan
- Rel & Roda : PL1 & PL3 Coburn 2 – 16/ 2-245 Atau SF 600 , PL2
Kend 620/2R atau Variotec + RLV 500
- Ketebalan Panel : 65 mm
- Bingkai Panel : Aluminium Natural Anodized
- Panel Dalam : Particele Board 9 MM, Fin. HPL (warna menyusul)
- Pengisi antar panel : Glasswool, 16 kg/m3 + Paper Rool Core
- Assesoris : Hanger Plat, Hinge, Upper Pivot, Door Strap, Pivot
bearing, stopper
- Main Frame : Baja (steel)
b. Contoh-contoh ini harus diserahkan oleh kontraktor untuk bidang direksi (psc) untuk
mendapatkan persetujuan.

33.4 Pelaksanaan
a. Persiapan
Semua bahan terbukti Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)untuk persetujuan
sebelum konstruksi, dengan syarat / kondisi lapangan.
b. Penerapan
Pemasangan harus dilakukan oleh para ahli (tenaga professional bersertifikat) dan
harus menyerahkan "Rencana Metode Pelaksanaan" sebelum bekerja, sesuai dengan
spesifikasi pabrik untuk persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
c. Keselamatan kerja
Kontraktor harus memnerikan jaminan & perlindungan terhadap, pada semua
permukaan apabila tergores, atau rusak.

33.5 Produk
1. Panel : Kenari, Daiken, Lotusdoor
2. Track : Kenari, P&M
PASAL 34. PEKERJAAN LANTAI VYNIL

34.1 Umum
a. Persyaratan
- Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila
dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
- Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.

b. Pelaksanaan:
- Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
- Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang
dipakai.
- Pada setiap pertemuan dua bahan penutup lantai yang berbeda, diberi border
sesuai gambar.
- Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus dibingkai
dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
- Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

34.2. Pekerjaan Sub Lantai / Screed


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sub lantai beton tumbuk ini,
sesuai dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar agar siap untuk
pemasangan material penutup lantai.

b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
- SNI.T15 - 1991 - 03
- PUBB 1956

c. Bahan-bahan
- Sub Lantai beton tumbuk yaitu beton tumbuk dengan campuran 1PC : 3 Pasir.
- Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan contoh-contohnya
dahulu, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
- Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas (tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian atau penggantian pekerjaan) harus baru, jenis dari kualitas terbaik
dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
- Seluruh peralatan yang diperlukan harus disediakan Kontraktor di lapangan.

d. Pelaksanaan
Untuk pasangan di atas pelat beton lantai, pelat beton diberi lapisan beton tumbuk
(Screed) setebal minimal 3 cm atau lebih dengan memperhatikan kemiringan lantai.
Kecuali di bawah lapisan vinyl dengan persyaratan khusus.
Pelaksanaan sub lantai dari beton tumbuk ini dilakukan sampai permukaan benar-benar
rata dengan memperhatikan kemiringan lantai. Kontraktor harus memperhatikan serta
menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan
akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

e. Pengujian Mutu Pekerjaan


- Kontraktor wajib membuat kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm untuk beton tumbuk
(K 100) yang jumlahnya ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
- Kubus beton ditest di laboratorium yang akan ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
- Hasil Test diserahkan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 9 (sembilan) hari
kerja dihitung dari tanggal pelaksanaan pekerjaan.
- Untuk volume pekerjaan yang besar, maka atas persetujuan Konsultan Pengawas,
pengetesan dapat dilakukan secara bertahap.
- Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

34.3. Pekerjaan Lantai Vinyl


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bagian-bagian permukaan lantai sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail
gambar. Dalam hal ini termasuk pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
peralatan pembantu lainnya.

b. Persyaratan Bahan
Syarat – syarat secara umum bahan terbuat dari PVC murni, mutilayer/heterogeneous,
tanpa bahan pencampur/filler, wearlayer/ lapisan atas terbuat dari PVC murni yang
transparan yang dilengkapi dengan proteksi PUR (polyurethane reinforced) tebal 0.7mm,
tidak menyusut, ketahanan tinggi terhadap noda dan bahanbahan kimia rumah sakit,
antislip, untuk tempat-tempat tertentu vinyl harus mampu meredam bunyi sampai batas
tertentu 15dB (Acoustic flooring type).
Syarat-syarat Bahan Sesuai Standar Keselamatan Penyebaran Infeksi Untuk Lantai
Rumah Sakit Lantai rumah sakit harus mengikuti standar keselamatan terhadap
penyebaran infeksi (infection limit). Standar keselamatan untuk lantai rumah sakit
dihitung dalam CFU (colony forming unit), dibagi atas dua tingkat:
1) Tingkat menengah, infection limit lebih kecil dari 50 CFU / 25 cm3
Kualitas: Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, anti gores, anti static,
hygienis, mampu mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri, mudah dibersihkan,
mudah dan murah dalam perawatan serta tidak perlu di wax (wax free).
Material :
- Bahan terbuat dari PVC murni tanpa filler, multilayer, lapisan atas/wear-layer di
lindungi oleh PVC transparan, dilengkapi dengan Reinforced PUR protection,
tidak perlu di wax (wax free).
- Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas U4P3E2/3 C2.
- Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi (groupT),
tebal lapisan atas/wearlayer minimal 0.7 mm, fire resistant B1Cfls1, slip
resistance minimum R9, mengandung lapisan anti bakteri dan jamur (biostatic
treatment). Static indentation 0.03-0.04 mm, thermal resistance dan chemical
resistance.
- Bidang vinyl harus dalam bentuk „sheet‟ (gulungan), lebar minimal 2 m, panjang
25 m, tebal 4 mm, sambungan di las (diwelding) dengan pemanasan dengan
menggunakan bahan PVC yang sama yang di sebut welding Rod. Lebar
sambungan antara 2,5 s/d 3mm dan harus rata.
- Skirting / Plint adalah perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian
naik ke dinding setinggi 10 cm. Pada sudut antara lantai dan dinding di pasang
“Cove Former“ yaitu bahan yang membentuk sudut landai (R) agar sudut tersebut
tidak siku. Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding, ditutup dengan
Capping Seal. Material dari Cove former dan Capping Seal juga harus terbuat dari
vinyl PVC.
Warna: Warna dan corak bahan di ajukan oleh kontraktor dengan persetujuan
pengawas dan atau pemilik pekerjaan.
Sistem: Bahan dan komponen penunjang merupakan sistem yang utuh atas produk
terpilih.
Jaminan: Diwajibkan jaminan atas produk terpasang.

2) Tingkat tinggi, infection limit lebih kecil dari 5 CFU / 25 cm3 atau dapat dikatakan
ruang steril. Meliputi area seperti intensive care, emergensi, ruang operasi,
radiologi, CSSD/sterilisasi, laboratorium, kamar bersalin dan ruang tindakan
lainnya.
Material:
- Bahan terbuat dari PVC murni tanpa filler, multilayer,lapisan atas / wearlayer di
lindungi oleh PVC transparan, dilengkapi dengan Reinforced PUR protection,
lapisan bawah terdiri dari acoustic backing foam, bahan tidak perlu di wax (wax
free).
- Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas U4P3E2/3 C2.
- Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi (group T),
tebal lapisan atas / wear layer minimal 0.7 mm,
- Bahan harus antistatic, fire resistant B1Cfls1, slip resistance R10, mengandung
lapisan anti bakteri dan jamur (biostatic treatment). Static indentation 0.06 mm
(4 kali lebih baik dari standard EN 433), dimension stability (EN 434) 0.1%,
flexibility/curling (EN 435) o10mm, thermal resistance, dan chemical resistance.
- Bahan harus mampu meredam bunyi sampai 15dB.
- Bidang vinyl harus dalam bentuk „sheet‟ (gulungan), lebar minimal 2 m, panjang
25 m, tebal 4 mm, sambungan di las (diwelding) dengan pemanasan dengan
menggunakan bahan PVC yang sama yang di sebut welding Rod. Lebar
sambungan antara 2,5 s/d 3 mm dan harus rata.
- Skirting / Plint adalah perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian
naik ke dinding setinggi 10 cm. Pada sudut antara lantai dan dinding di pasang
“Cove Former“ yaitu bahan yang membentuk sudut landai (R) agar sudut tersebut
tidak siku. Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding, ditutup dengan
Capping Seal. Material dari Cove former dan Capping Seal juga harus terbuat dari
vinyl PVC.
Warna: Warna dan corak bahan di ajukan oleh kontraktor dengan persetujuan
pengawas dan atau pemilik pekerjaan.

3) Syarat–syarat penyimpanan
- Tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan air, tidak lembab,
terhindar dari cuaca (panas matahari/air hujan) dan selalu bersih. Suhu
penyimpanan minimum 10o C.
- Vinyl harus disimpan dalam kondisi tegak lurus dari lantai.
- Tata laksana mematuhi persyaratan produk untuk menghindari deformasi
bentuk dan kecacatan.

4) Syarat Pelaksanaan
a) Bidang permukaan lantai harus rata dan kuat, tidak terdapat retak– retak, tidak
ada lubang dan celah–celah, bebas debu, bebas lemak dan minyak.
b) Pekerjaan lapisan vinyl harus rapi dan dilakukan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan sehingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan bermutu baik dan dapat tahan lama.
c) Pekerjaan lapisan vinyl dilakukan setelah pekerjaan finishing yang lain seperti
plafond, dinding, pekerjaan ME dan pengecatan, selesai dilaksanakan.

c. Tahapan pemasangan Vinyl:


1) Screeding
Screeding harus benar–benar kuat dan rata yang dicapai dengan membuat adukan
dengan komposisi 1 semen : 4 pasir. Permukaan screed harus kering, bebas debu,
bebas lemak dan minyak, tidak ada retakan serambut, homogen artinya tidak
ngepruk.
2) Leveling
Leveling di laksanakan sebanyak 3 s/d 4 kali (lapis). Antara tahap 1 dan tahap
berikutnya dilakukan dengan arah yang menyilang dan biarkan sampai kering.
Bahan leveling terdiri dari: Polymer & semen atau dapat dilakukan dengan bahan
Self Leveling. Self leveling di lakukan antara 1 s/d 2 lapis. Bahan leveling
merupakan sistem yang utuh atas produk vinyl terpilih.
Sebelum melakukan pekerjaan leveling, periksa dulu apakah lapisan screed telah
mengering dengan sempurna. Untuk lantai yang berhubungan langsung dengan
tanah dan kelembabannya tinggi, sebelum pekerjaan leveling ataupun sebelum
pekerjaan screed, harus di lapisi dengan water proofing (damp proof membrane)
dan harus dilakukan test moisture sebelum dilakukan tahapan pemasangan vinyl.
Kelembaban atau moisture tidak boleh melebihi 75% bila di test dengan
menggunakan hydrometer.
3) Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering, kemudian dibersihkan
dengan cara di vacuum atau dipel.
4) Pemasangan Vinyl
Vinyl dipasang dengan menggunakan bahan lem yang direkomendasikan oleh
pabrik. Bahan lem merupakan satu sistem dengan produk vinyl yang terpilih.
5) Welding
Untuk menjaga hygienitas setiap ada celah/sambungan, vinyl harus dilas (hot
welding) dengan bahan dari PVC yang sama. Pengelasan baru dapat dilakukan
setelah 24 jam pengeleman.
6) Pemolesan
Setelah vinyl benar–benar bersih dari semua kotoran langkah terakhir adalah
pemolesan. Bahan poles adalah yang telah direkomendasikan oleh Pabrik. Bahan
pemolesan merupakan satu sistem dengan produk vinyl yang terpilih.

34.4 Produk
a. Forbo
b. Tajima
c. Polyfloor
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN TANAH


1.1. Metode Kerja Open Cut
Sistem Open Cut Pada sistem ini, struktur GWT dilaksanakan setelah pekerjaan
galian GWT, urutan penyelesaian balok dan pelat lantainya dimulai dimulai dari bawah
keatas, dan selama proses pelaksanaan, struktur raft foundation tersebut didukung
oleh tiang beton, Sedangkan dinding GWT dicor setelah raft foundation selesai.
Dewatering dilaksanakan selama Proses Pelaksanaan.
Metode pelaksanaan konstruksi sistem Open Cut Pada metode konstruksi
Open Cut, stuktur Pile Cape dilaksanakan setelah dengan pekerjaan galian Pile Cape,
urutan penyelesaian tiang pancang lalu raft foundation, dan selama proses
pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh dinding beton. Biasanya
untuk penggalian pondasi digunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil.
Lantai GWT yang dipergunakan untuk pengangkutan tanah galian, ditutup kembali.
Untuk pelaksanaan lantai yang dilalui agar space galian cukup longgar. Maka
lantai yang bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding biasa. Pada prinsipnya
metode ini sudah bukan menjadi masalah lagi di Indonesia, tetapi mengingat bahwa
metode ini cukup berbahaya dan memerlukan waktu yang panjang, maka
permasalahan yang timbul adalah kapan digunakan metode ini serta bagaimana
teknik manajemennya agar tercapai tujuan utama proyek tsb. Berikut ini tahapan
dalam pelaksanaan metode konstruksi Open Cut:
1. Pekerjaan galian sedalam 500 mm. (cukup strenghtnya menggunakan excavator
kecil).
2. Pemancangan dilaksanakan dari galian tersebut. Pancang didorong hingga
dasar Pile Cape menggunakan baja / ruyung / upper pancang hingga sesuai
dengan kedalaman rencana.
3. Pekerjaan Galian dilanjutkan hingga dasar Pile Cape setelah steel sheet pile
(SSP) terpasang.
4. Pekerjaan galian selesai dilakukan pemotongan tiang pancang.
5. Pekerjaan Pile Cape dengan tebal rencana
6. Pekerjaan Dinding Beton dengan tebal rencana
7. Pekerjaan Plat Beton dengan tebal rencana
8. Setelah itu dilakukan pengurugan tanah kembali.

PASAL 2. DEWATERING
2.1. Umum
1. Spesifikasi Teknik ini berisi ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan untuk
pekerjaan dewatering pada Pile Cape, Pekerjaan dewatering ini
dilaksanakan agar penggalian yang dilakukan bebas dari genangan banjir air
tanah, terangkatnya dasar galian, dan naiknya air tanah pada struktur selama
periode tertentu selama masa konstruksi.
2. Spesifikasi Teknik ini harus diikuti sejalan dengan gambar-gambar rencana.
Bila tidak ada ketidak sesuaian antara teks dan gambar-gambar, maka
gambar-gambar itulah yang harus diikuti.
3. Jika ternyata debit yang harus dipompa melebihi perencanaan, kontraktor
diharuskan menambah jumlah pompa ataupun menaikan kapasitas pompa
sehingga tidak mengganggu atau membahayakan pekerjaan struktur Pile Cape
maupun struktur diatasnya.
4. Jika dalam pelaksanaan kontraktor yang ditunjuk mempunyai metode lain dalam
pekerjaan dewatering ini, boleh diusulkan dengan persetujuan Pemberi Tugas.

2.2. Lingkup Pekerjaan


1. Penyediaan peralatan
dewatering :
a. Pompa-pompa submersible, 4 unit pompa (3 buah Pumping Well dan 1 buah
Safety Well)

inch). Kedalaman sumur masing-masing 10 m dari existing ground. Selain


itu juga harus disediakan pompa cadangan minimal 2 unit termasuk
kelengkapannya.
b. Sumur-sumur pengisian 4 unit tanpa pompa termasuk kelengkapannya,
kedalaman sumur masing-
c. Generator pembangkit listrik termasuk back-upnya (cadangan), untuk
pemompaan yang
terus-menerus dan penerangan lokasi pemompaan, termasuk
kelengkapannya, kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan.
d. Sistem switch otomatik untuk pemompaan dan sumur pengisian.
e. Sumur observasi sebanyak 2 buah lengkap dengan alat ukur taraf
air/piezometer.
f. Alat ukur settlement untuk 4 (empat) unit pengukuran, termasuk
kelengkapannya dan unit- unit pembacaan.
g. Kolam pengendapan 2 unit dengan ukuran minimal 4
x 5 x 1.5. h. Saluran kolektor sekeliling galian.
i. Saluran bagi dengan yang membagi melintang dan memanjang areal galian.
2. Pemasangan sistem
dewatering :
a. Sumur-sumur pompa (Pumping Well) 3 unit pada tepi-tepi lokasi, dan
sumur-sumur pengaman (Safety Well) 1 unit pada tengah galian.
b. Sumur pengisian (Recharge Well) 4 unit pada tepi luar
lokasi galian. c. Sumur-sumur observasi / piezometer, 2 unit.
d. Pencatat settlement 4 unit
e. Jalur tumpukan kerikil (saluran pembagi)
f. Saluran Kolektor.
3. Pengoperasian sistem dewatering selama masa konstruksi hingga tekanan
angkat atau uplift seimbang dengan berat konstruksi diperhitungkan sampai
dengan lantai dasar.
4. Pemasangan seal (penyekat) lubang antara lantai Pile Cape dengan pipa
sumur terdiri dari flange (kupingan) dan dibawahnya diberi penyekat bentonite.
5. Penutupan bekas lubang sumur dilakukan dengan pasir harus dilakukan
setelah pekerjaan dewatering dinyatakan selesai oleh Konsultan Pengawas.

2.3. Material dan Peralatan


1. Pompa-pompa Submersible
a. Pompa-pompa untuk sumur-sumur pompa harus mempunyai kapasitas tidak
kurang dari
0.2 m3 / menit. Pompa tersebut harus dipasang pada pipa galvanis yang
diameternya maksimum 4 inch. Pemompaan harus mampu beroperasi pada
head maksimun 25 meter. Semua kelengkapan seperti impeller, tangkai-
tangkai, dan motor harus terbuat dari baja tahan karat.
b. Pompa harus dilengkapi dengan kabel-kabel submersible dan sistem
switch automatic,

air
tertentu.
2. Generator pembangkit listrik harus cukup kapasitasnya untuk mengoperasikan
semua pompa secara simultan. Generator cadangan yang digunakan harus
disediakan di lokasi sepanjang waktu pekerjaan dewatering ini. Kapasitas
generator cadangan 100%.
3. Alat ukur taraf muka air harus diukur dengan menggunakan mistar ukur taraf
muka air standar yang ekivalen dengan peralatan geoteknik, panjang kabelnya
paling sedikit 30 m.
4. Bahan bubukan campuran semen bentonite harus digunakan sebagai seal
sementara pada sumur-sumur, yaitu sisipan antara casing dan lubang bor.
5. Sisipan Kerikil
a. Sisipan kerikil untuk mengisi gap antara lubang bor dan casing di bagian
screen dan harus mempunyai diameter maksimum 2,5 cm dam minimum 0,5
cm.
b. Sisipan kerikil untuk media drainase harus memenuhi syarat sebagai berikut
:
- D-15 harus paling sedikit 0.5
mm.
- D-15 tidak boleh lebih besar dari
2.5 cm.
- Partikel-partikel yang lebih halus dari ayakan No. 200 tidak
melampaui 5%.
- Atau pasir beton
(bersih)
6. Fabric Filter
a. Bila lapisan tanah dibawah Pile Cape sangat lunak (very soft), maka
dibawah lapisan selimut pasir diperlukan fabric filter.
b. Bila fabric filter digunakan pada sela kerikil dan selimut pasir, fabric
tersebut harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
- Fabric terbuka maksimum 0.5
mm.
- Permeabilitas minimum 0.1 cm /
detik.
- Kekuatan regang pecah (tensile repture strength) minimum
1.5 ton / m2.
7. Campuran perekat atau penambal untuk sela-sela beton lama maupun baru,
paling tidak harus yang mutunya sama dengan Nitrobond EP Fosroc.
8. Pipa-pipa PVC (Poly-Vinyl-Chloride) yang digunakan harus berkualitas baik kelas
AW. Pipa- pipa PVC ini sedikitnya harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Berat spesifik = 1.38
1.45
b. Daya serap air = 1.05
mg/cm2
c. Kuat/tahan terhadap pengaruh
cuaca
d. Kekuatan jangka panjang (long term tensile strength)
270 kg/cm2 e. Modulus Young = 3.4 × 10.000 kg/cm2
Bila tidak/belum ditentukan, ketebalan pipa-pipa PVC harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
a. 2.7 mm untuk pipa PVC berdiameter ½
inch. b. 2.7 mm untuk pipa PVC
berdiameter ¾ inch. c. 6.6 mm untuk
pipa PVC berdiameter 4 inch. d. 10.3 mm
untuk pipa PVC berdiameter 8 inch.
e. 12.0 mm untuk pipa PVC berdiameter
12 inch.

2.4. Prosedur Pemasangan


1. Selama tahap galian berlangsung sistem dewatering ini harus sudah
terpasang secara lengkap. Khusus saluran kolektor dan saluran bagi
dikerjakan setelah tahap galian selesai dikerjakan.
2. Sumur-sumur pompa harus beroperasi penuh selama penggalian dan selama
pengecoran sampai dengan ground floor (lantai 1) dan selanjutnya
pengoperasian pompa dapat disesuaikan dengan kebutuhan (lihat butir 2.3.).
a. Untuk sumur-sumur pompa keliling dan sumur pengaman, kontraktor
harus melakukan pengeboran dengan menggunakan peralatan bor
putar, dengan lubang yang berdiameter 18 inch hingga kedalaman yang
dispesifikasi pada gambar. Bila selama pengeboran ditemukan lapisan
pasir, maka pengeboran harus dilakukan dengan casing penuh saat
menembus lapisan pasir. Pada saat pengeboran sudah selesai
kontraktor harus membersihkan lubang bor dari benda-benda yang tidak
dikehendaki dan kotoran-kotoran. Kontraktor harus memasang pipa baja
galvanis yang berdiameter
4 inch kemudian memasang saringan kuningan. Selanjutnya
pasang pompa submersibel dengan pipa 4 inch dan kemudian pasang
sistem switch otomatis dan lengkapi dengan sambungan pipa fleksibel.
b. Sumur-sumur pengisian harus dibor dengan menggunakan mesin bor
putar dengan diameter 12 inch. Kedalaman sumur pengisian harus
paling sedikit sama dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
maksimum kedalaman sumur-sumur pompa terdekat, atau sampai
dasar lapisan pasir bila dijumpai lapisan pasir pada dasar sumur
tersebut. Sebelum memasang casing permanen sumur pengisian,
dinding pipa PVC harus dilubangi sepanjang ketebalan lapisan-lapisan
pasir dasar. Katup otomatis harus dipasang setelah pemasangan
sistem casing.
c. Sumur-sumur observasi harus beroperasi penuh sebelum
pengecoran-pengecoran pelat Pile Cape. Lubang sumur observasi harus
dibor dengan menggunakan mesin bor putar dengan diameter 6 inch.
Kedalaman sumur observasi harus sama dengan kedalaman yang
dipersyaratkan pada gambar. Pada akhir pembuatan sumur, bagian
atas sepanjang 60 cm di sekeliling casing harus diperkokoh dengan
beton. Tutupnya harus dipasang segera sesudah itu.
- Semua penandaan/pencatatan settlement (turunnya tanah) harus
ada, setelah dilakukan pemompaan pertama, jumlah dan
lokasi alat lihat gambar perencanaan. Penggunaan peralatan
harus mendapat persetujuan konsultan pengawas.
- Untuk saluran pembagi harus diisi kerikil yang mempunyai densitas
paling sedikit
65 %.

2.5. Pelaksanaan Dewatering


1. Pengoperasian Pompa
a. Semua sistem pemompaan harus selalu siap beroperasi secara
otomatis dan selalu dihubungkan dengan generator pembangkit tenaga.
Switch otomatis untuk generator tersebut tidak boleh dipasang tanpa
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat catatan harian tentang seluruh operasi
sistem pompa. Hasil pencatatan tersebut harus selalu ada di tempat.
Kontraktor harus memberikan laporan mingguan tertulis kepada
Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor harus melepas/menyingkirkan peralatan yang tidak berfungsi
dalam jangka waktu 2 × 24 jam setelah ada perintah dari Direksi.
Kontraktor tidak berhak meminta ganti rugi atas pekerjaan
pelepasan/penyingkiran peralatan tersebut.
d. Peralatan pompa dan perlengkapannya yang dipergunakan dalam
pekerjaan harus disiapkan cadangannya.
e. Pemompaan dari sumur-sumur pengaman harus dilakukan bila
pemompaan dari sumur pompa keliling ternyata tidak menurunkan muka
air tanah di dalam lokasi galian. Konsultan Pengawas akan
memerintahkan pemompaan dari sumur-sumur pengaman bila
pembacaan tekanan pori menunjukkan bahwa pemompaan ini perlu
dilakukan.
f. Bila air dari sumur-sumur pompa tidak cukup untuk menjaga taraf muka air
pada sumur pengisian, maka kontraktor harus memompa air dari tempat
lain. Kontraktor harus mendapat izin dari Pemberi Tugas tentang sumber
air dengan kuantitas tertentu dari tempat lain tersebut.
2. Monitoring
a. Sumur-sumur pengamatan harus diamati dua kali dalam waktu 24
jam. Kontraktor harus segera menghentikan dewatering apabila muka air
tanah di luar proyek berdasarkan hasil pengamatan melalui sumur-
sumur pengamatan turun drastis mencapai 50 cm dari water level
sebelum pelaksanaan dewatering. Kontraktor harus
membuat catatan harian di tempat (jam 08.00 dan jam 16.00)
atau selama pelaksanaan
b. Pencatatan settlement harus dilakukan sebagai berikut :
- Setiap hari selama 7 hari sejak dimulainya galian pada tahap I.
- Setiap 3 hari selama galian tahap I berlangsung dan sebelum
dewatering dilaksanakan.
- Sesudah itu, pencatatan dilakukan setiap 7 hari selama periode
pelaksanaan dewatering.
- Sel-sel tekanan harus dimonitor sekali dalam satu hari.
- Kontraktor harus menyimpan semua hasil pencatatan yang telah
dilakukannya pada lokasi. Kontraktor harus memberikan laporan
bulanan tentang hasil observasinya.

PASAL 3. PEKERJAAN GALIAN TANAH


3.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja , Bahan dan Alat
2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-
alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
3. Galian Tanah Pondasi
4. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pile cap, balok pondasi dan struktur
lainnya yang terletak didalam atau diatas tanah , seperti tercantum didalam
gambar rencana atau sesuai kebutuhan. Kontraktor agar pekerjaannya
dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
5. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon.
6. Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat didalam tanah dapat
membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi
kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi sebagai
pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar
tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang
bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi
syarat.
7. Pohon-pohon Pada Lahan Proyek.
8. Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan . Kontraktor wajib
mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon
tanpa koordinasi dengan Direksi Pengawas. Pohon yang terletak pada
bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.
3.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum
didalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti
hubungan antara level bangunan
terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus
segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian . Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat
kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif
yang ditemukan dibawah tanah dan terletak didalam lokasi pekerjaan
harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Direksi Pengawas atas
tanggungan Kontraktor.
3. Galian Yang Tidak Sesuai
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan , maka
kontraktor harus mengisi/ mengurug kembali kembali galian tersebut dengan
bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang
memenuhi sayarat, atau galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti
adukan beton.
4. Urugan Kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
disyaratkan pada bab mengenai pekerjaan urugan dan pemadatan.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas.
5. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan
organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
6. Air Pada Galian
Kontraktor harus mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai
untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor
harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan ,
sehingga tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi disekitar proyek. Didalam
lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat
dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam , maka kontraktor
harus membuat pengaman galian sedemikan rupa sehingga tidak terjadi
kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh
kemiringan lebih besar 1:2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi
dengan adukan beton terpasang., maka galian tersebut harus dilindungi
dengan material kedap air seperti lembaran terpal/ kanvas sehingga sisi
galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.
8. Perlindungan Benda yang Dijumpai
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang yang
dilindungi selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk
dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan
kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki/ diganti
oleh kontraktor.
9. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya , maka galian harus
dimulai pada bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

PASAL 4. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


4.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-
alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti pile cup, balok pondasi dan pekerjaan
beton lain yang berhubungan langsung dengan tanah.
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Sisa Galian.
Jika dibawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka
dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut diatas, dan bekas
galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

4.2. Persyaratan Bahan


1. Bahan Urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harusmendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
2. Air Kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak , asam alkali
dan bahan- bahan organis lainnya, serta dapat diminum . Sebelum
digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah.
Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air
kerja yang memenuhi syarat.

4.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Tebal Pasir Urug.
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja , maka dibawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan
sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan
alat pemadat yang disetujui Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari
98 % dari kepadatan optimum laboratorium . Pemadatan harus dilakukan pada
kondisi galian yang memadai agar dapat menghasilkan kepadatan yang baik.
Kondisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan
selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut
diatas tidak terpenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka kontraktor wajib
menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug
diletakkan . Kontraktor harus membuat rencana yang benar , agar air tanah
dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian., misalnya dengan
membuat sumpit pada tempat tertentu.
4. Tanah di Sekitar Pasir Urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur dengan
pasir urug . Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya , maka konttraktor
wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan
tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas.

PASAL 5. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


5.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja , Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-
alt bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan
pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana,
dengan elevasi seperti tertera di dalam peta kountur.
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Sisa Galian
Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis , maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut diatas, dan bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat.
5.2. Persyaratan Bahan
1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek
2. Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi
syarat untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan
organis lainnya.
3. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
4. Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Memiliki koifisien permeabilitas dari 10-7
cm/ detik
b. Mengandung minimal 20 % partikel lanau dan lempung dan bebas
tanah organis , kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan
mengandung kurang dari 10 % partikel gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 % bahan yang mempunyai PI
lebih dari 10
% akan sulit
dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
5. Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat
6. Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.

5.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan 20cm
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan maximum pada kadar
air optimum yang ditentukan didalam gambar rencana. Pemadatan urugan
dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas.Jika tidak tercantum dalam gambar
rencana , maka pemadatan harus dilakukan sampai mecapai derajat
kepadatan 98
%.
2. Pemasangan Patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.
3. Sistim Drainase
Pada daerah yang basah , kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistim drainase yang direncanakan
harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas. Dan sistim drainase tersebut harus
selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara
efektif untuk menanggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut
belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji Kepadatan Optimum di Laboratorium
2. Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO.
Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan . uji yang
dilakukan antara lain : a. by sand-

b.
c.
3. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan,

urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus memenuhi


ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan
rencana , maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai
minimal 95 % dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan
Standard Proctor Test.
b. Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus
minimal 98 % dari
Standard Proctor
Test
4. Toleransi Kerataan
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan + 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
5. Level Akhir
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus
diperiksa kembali terhadap patok- patok referensi untuk mengetahui sampai
dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
6. Perlindungan Hasil Pemadatan
Bagian permukaan yang yang telah dinyatakan padat harus
dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat
pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan
sebagainya perlindungan dapat dilakungan dengan menutupi permukaan
dengan plastik. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test
memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
7. Pemadatan Kembali
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan
dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
lapisan berikutnya . Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang
dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau
diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna
mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadual pengujian harus
diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas.

PASAL 6 PEKERJAAN URUGAN SIRTU


6.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,penghamparan dan
pemadatan tanah, sirtu atau bahan bebutir yang disetujui untuk pembuatan
urugan, untuk penimbunan kembali galian dan untuk urugan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi urugan sesuai dengan garis
,kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
2. Urugan yang dicakup dalam hal ini,yaitu urugan biasa dan urugan pilihan.
3. Urugan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar
(improve sub grade)
untuk meningkatkan daya dukung tanah
dasar.
4. Pekerjaan ini juga mencakup urugan secara manual atau mekanis, dikerjakan
sesuai dengan Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang
ditujukan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pengawas

6.2. Peraturan
Standard dan persyaratan perkerjaan urugan sirtu wajib memenuhi:
1. Standar Nasional Indonesia (SNI)
2. SNI 03-1742-1989 : Metoda Pengujian kepadatan ringan untuk tanah
3. SNI 03-1744- 1989: Metoda Pengujian CBR Laboratorium
4. SNI 03-Z828-1992 : Metoda pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus
pasir.

6.3. Persyaratan Bahan


1. Standard Bahan Sirtu
a. Agregat pasir memenuhi persyaratan di bawah ini :
- Agregat pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras
dengan indikasi kekerasan
- Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal
- Agregat pasir tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali
b. Agregat lempung memenuhi persyaratan di
bawah ini :
- Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu
banyak
- Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan terhadap berat kering)
2. Agregat batuan memenuhi persyaratan di
bawah ini :
- Ukuran maksimum, ft2 : 75 (ASTM C615-80)
- Densitas lbs/ ft2 : (ASTM C-97)
- Rendah : 150
- Minimal diinginkan : 160
- Tinggi : 190
- Penyerapan air % berat : (ASTM C-121) (ASTM C-97)
- Rendah : 0,02
- Minimal diinginkan : 0,40
- Kuat tekan, ksi : (ASTM C-170)
- Minimal diinginkan : 90
- Tinggi : 52
- Kuat tarik, ksi : (ASTM C-99)
- Minimal diinginkan : 1,5
- Tinggi : 5,5
- Rendah :2
- Tinggi : 10
- Ketahanan Abrasi : tidak diinginkan (ASTM C-241)
3. Sirtu Pilihan yang digunakan adalah Sirtu Pilihan yang itdak mengandung lumpur
dan ukuran butiran kerikil antara 1 cm s/d 4 cm.
4. Material yang digunakan harus memenuhi persyaratan sirtu kelas B.
5. Seluruh material harus bersih dari kotoran organic dan mineral.
6. Kontraktor wajib menjelaskan asal usul bahan sirtu.
7. Ketentuan Kepadatan untuk tanah,Sirtu
a. Lapisan Tanah ,Sirtu yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi
permukaan harus dipadatkan dalam dalam lapisan - lapisan urugan
dengan ketebalan maksimum 30 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm,
kepadatan level terakhir mencapai 60 % dari kepadatan kering
maksimum atau sesuai yang di jelaskan oleh Perencana.
b. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap
pengujian menunjukan kepadatan kurang yang disyaratkan , maka
Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus dilakukan
pada kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi
Pengawas, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 50 m untuk setiap lebar
hamparan.

6.4. Persyaratan Pelaksanaan


1. Persiapan
a. Paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap urugan
awal yang akan dilaksanakan, Kontraktor harus :
- Menyerahkan Gambar hasil penampang melintang dasar urugan yang
menunjukan permukaan yang telah dipersiapkan untuk
penghamparan urugan kepada Direksi Pengawas.
- Menyerahkan hasil pengujian kepadatan dasar urugan yang
membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang telah
memenuhi persyaratan.
b. Kontraktor harus menyerahkan hal hal berikut ini kepada. Direksi
Pengawas paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan pertama kalinya sebagai bahan urugan.
- Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan,satu
contoh harus disimpan oleh Direksi Pengawas untuk rujukan selama
perioda kontrak.
- Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk bahan urugan,bersama-sama dengan hasil pengujian
laboratorium yang menunjukan sifat sifat bahan tersebut memenuhi
ketentuan yang disyaratkan.
c. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering
segera sebelum dan selama pekerjaan pekerjaan penghamparan
dan pemadatan,dan selama pelaksanaan urugan haurs mempunyai
lereng melintang yang cukup untuk membantu
drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin pekerjaan akhir mempunyai Metoda Kerja drainase yang baik.
Bilamana memungkinkan air yang berasal dari tempatkerja ,harus dibuang
kedalam sistim drainase permanen.
d. Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air urugan selama noprasi penghaparan dan
pemadatan.
e. Perbaikan Terhadap Urugan yang tidak memenuhi ketentuan /tidak stabil.
- Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan
harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaanya dan
membuang atau menambah bahan sebagaimana yang
diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.
- Lapis hamparan urugan yang terlalu kering untuk dipadatkan,dalam hal
batas-batas kadar airnya yang disyratkan, harus diperbaiki dengan
menggaruk bahan tersebut,dilanjutkan dengan penyemprotan air
secukupnya,dan dicampur seluruhnya dengan mengunakan Motor
Ggreader atau pe ralatan lian yang disetujui.
- Urugan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang
disyratkan dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir
atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan perkerjaan
perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan
masih memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini.
f. Pengembalian Bentuk Pekerjaan setelah Pengujian.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akaibat pengujian
Kepadatan atau lainya harus secepatnya ditutup kembali oleh
Kontraktor dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi
permukaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini.
g. Cuaca Yang Dijinkan Untuk Bekerja.
Urugan tanah tidak boleh ditempatkan dihampar atau dipadatkan sewaktu
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilahsanakan setelah hujan atau
bilamana kadar air bahan diluar rentang yang disyaratkan.
h. Untuk menghasilkan hamparan dengan tebal padat 30 cm atau yang
disyaratkan
Kontraktor harus menyampaikan metoda kerja yang akan
dilakukan.
i. Pelaksanaan Urugan Badan Jalan harus dikerjakan setengah lebar jalan
sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu lintas.
j. Sebelum penghamparan urugan pada setiap tempat, semua
bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Pengawas sesuai dengan Spesifikasi ini.
k. Kontraktor harus memasang patok batas dasar urugan 3 hari sebelum
pekerjaan dimulai. l. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk
menjamin keselamatan pekerja
yang melaksanakan pekerjaan galian serta
penduduk sekitar.
m. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainya berada dalam
galian yang mengharuskan kepada mereka berada dipermukaan tanah,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja
yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap
saat peralatan galian cadangan(yang belum terpakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
n. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya, dan setiap
galian terbuka pada badan jalan atau bahu jalan harus ditambah dengan
rambupada malam hari dengan drunm dicat putih (atau yang serupa)
ketentuan pengaturan dan pengendalian lalu lintas selama
pelaksanaan kostrukasi harus diterapkan pada seluruh galian dalam
daerah milik jalan.
2. Penghamparan Urugan
a. Urugan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang setelah dipadatkan akan
memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana urugan
terakhir yang dipadatkan lebih dari 30 cm dan kurang dari 60 cm maka
dibagi 2 sama tebalnya.
b. Tanah /Sirtu urugan diangkut langsung dari luar sumber bahan ke
permukaan yang yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah.
Penumpukan tanah di lokasi sumber ataupun dilokasi urugan untuk
persedian tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan kecuali
dengan perlindungansehingga air hujan tidak membasahi tumpukan
Tanah / Sirtu.
c. Penimbunan dalam suatu lokasi(lot)dan pada satu lapis hanya boleh
digunakan bahan tanah yang berasal dari satu sumber galian dan yang
seragam.
d. Bilamana urugan badan jalan akan dipelebar, pelebaran urugan
harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi
tanah dasar jalan lama, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan
lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas
secepat mungkin,dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan
kesisi jalan lainya bilamana diperlukan.
3. Pemadatan Urugan
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan urugan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan
disetujui Direksi Pengawas sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
b. Pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan hanya, bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3% dibawah kadar air oftimum sampai 1%
diatas kadar air optimum.
c. Setiap lapisan urugan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
dsyaratkan , diuyji kepadatanya dan harus diterima oleh Direksi Pengawas
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
d. Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi terendah dan bergerak menuju ke
arah elevasi tertinggi sumbu jalan, sehingga setiap titik akan menerima
energi pemadatan yang sama.
e. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan
pemadat mesin gilas,harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan
tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis dengan berat kurang lebih 70 kg atau
timbris(tamper)manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan dibawah
maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian Khusus untuk
mencegah timbulnya rongga- rongga , dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukung sepenuhnya.
4. Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
- Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal mutu bahan akan ditetapkan ditetapkan oleh
Direksi Pengawas , tetapi bagaimanapun juga harus mencakup
seluruh pengujian yang disyaratkan dengan satu rangkaian pengujian
bahan yang lengkap, untuk setiap jenis tanah dari setiap sumber
bahan setelah setelah persetujuan terhadap mutu bahan urugan
yang diusulkan, Direksi Pengawas dapat memintakan pengujian mutu
bahan ulang untuk mencegah terjadinya perubahan sifat bahan.
- Pengandalian mutu bahan harus rutin dilaksanakan untuk
mengendalikan setiap perubahan mutu bahan yang dibawa ke
lapangan. Setiap perubahan sumber bahan paling sedikit harus
dilakukan satu pengujian untuk menentukan bahan urugan
ketentuan, seperti yang disyaratkan. Direksi Pengawas setiap saat
dapat memerintahkan dilakukanya uji ke ekspansif an sesuai SNI 03-
6795-2002.
b. Percobaan Pemadatan Lapangan
Kontraktor harus menyampaikan usulan percobaan pemadatan
termasuk memilh Metoda dan peralatan untuk mendapatkan ketebalan
dan tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak dapat
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini
harus diikuti:
- Mengganti alat pemadat yang lebih sesuai atau
lebih berat.
- Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah
lintasan alat pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang
disyaratkan tercapai, sehingga dapat diterima oleh Direksi Pengawas
c. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Kontraktor
sebagai bahan untuk menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah
lintasan, jenis jenis alat pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan
berikutnya.
d. Ketentuan Kepadatan untuk tanah,Sirtu
Lapisan Tanah ,Sirtu yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi
permukaan harus dipadatkan dalam dalam lapisan - lapisan urugan
dengan ketebalan maksimum 30 cm
dan tidak boleh kurang dari 10 cm, kepadatan level terakhir mencapai
60 % dari kepadatan kering maksimum atau sesuai yang di jelaskan oleh
Perencana.
e. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap
pengujian menunjukan kepadatan kurang yang disyaratkan , maka
Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus dilakukan
pada setiap luas 500m2 atau 1000 m2 luas lokasi yang ditimbun
(tergantung luas dan petunjuk Perencana) pada lokasi yang diperintahkan
oleh Direksi Pengawas.
f. Toleransi Dimensi
- Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (sub grade),
toleransi elevasi permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan
toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan mistar
panjang 3 m arah memanjang dan melintang.
- Seluruh permukaan akhir urugan yang terekpos harus cukup rata
dan harus memiliki memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin
aliran air permukaan yang bebas.
- Permukaan akhir lereng urugan tidak boleh bervariasi lebih dari 10
cm dari garis profil yang ditentukan.
5. Pengukuran dan Pembayaran
a. Retribusi bahan galian untuk Urugan
Bilamana bahan galian tanah biasa atau bahan urugan pilihan atau
lapis pondasi agregat, atau bahan lainya dari galian sumber bahan di luar
daerah milik jalan, Kontraktor harus dilakukan pengaturan yang diperlukan
dan membayar kepemilikan bahan konsesi kepada pemilik tanah
maupun retribusi dan ijin pengangkutan kepada pihak yang bewenang.
b. Pengukuran Urugan (unit price contract)
Kontraktor wajib melakukan menyampaikan berkas delivery order
dan meminta
Persetujuan Direksi Pengawas pada setiap pengiriman
bahan nya.
Dari urugan lapis-perlapis Kontraktor wajib bersama-sama dengan Direksi
Pengawas untuk pemeriksaan ketinggian level yang mana hasil
pengukurannya di paparkan dalam berita acara pemeriksaan bersama.
c. Pengukuran Urugan (lumpsum contract fixed price).
Dari urugan lapis-perlapis Kontraktor wajib bersama-sama dengan Direksi
Pengawas untuk pemeriksaan ketinggian level yang mana hasil
pengukurannya di paparkan dalam berita acara pemeriksaan bersama.
d. Dasar Pembayaran (unit price contract)
Pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah perhitungan delivery order dan
hasil berita acara pengukuran bersama antara Kontraktor dan Direksi
Pengawas yang menjelaskan level ketinggian urugan.
e. Dasar Pembayaran (lumpsum contract fixed price).
Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil berita acara pengukuran
bersama antara Kontraktor dan Direksi Pengawas yang menjelaskan level
ketinggian urugan yang sudah dipenuhi sesuai dengan gambar
Perencanaan.
f. Pada penyerahan hasil akhir semua kepadatan berdasarkan hasil
test CBR telah terpenuhi.

PASAL 7 PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG


7.1. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja , bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar,
dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan yang meliputi mob-demobilisasi, uitzet dan marking,
pemancangan, dll seperti yang ditunjukan pada gambar.

7.2. Umum
Semua material dan pelaksanaan pada pekerjaan ini mengacu pada
spesifikasi umum dari pekerjaan struktur dan spesifikasi umum pada
pekerjaan beton, dan spesifikasi khusus seperti yang tercantum pada bab
ini.
1. Informasi Data Tanah
Informasi dan data yang diperoleh dari penyelidikan tanah (soil investigation)
pada proyek ini akan diberikan pada kontraktor. Bilamana data hasil
penyelidikan tanah disediakan secara lengkap, termasuk interpretasi,
pendapat, kesimpulan dalam laporan penyelidikan tanah, tidak berarti
Pemberi Tugas bertanggung jawab terhadap keandalan pendapat dan
kesimpulan yang dimuat dalam laporan tersebut.
Kontraktor wajib mempelajari semua hal yang termuat dalam laporan
penyelidikan tanah. Bilamana terdapat keraguan atau perbedaan pendapat
dengan yang termuat dalam laporan, kontraktor wajib mendiskusikannya
dengan piliak Perencana.
Apabila Kontraktor ingin mendapatkan tambahan data mengenai keadaan
tanah terscbut, maka pcmborong boleh mcngadakan penyclidikan tanah
tambahan atas biaya sendiri. Kontraktor wajib mempelajari data-data
penyelidikan tanah diiapangan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
kelongsoran, hambatan-hambatan selama pelaksanaan sehubungan
dcngan kondisi tanah tersebut dan lingkungan yang ada.
Segala biaya-biaya yang mungkin timbul karenanya sudah harus
diperhitungkan dalam penawaran dan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Sebagai lampiran penawaran Kontraktor harus mcngajukan metode
pclaksanaan tiang yang akan dilakukan (termasuk detail sambungan,
tulangan, peralatan) kecuali jika ditentukan lain didalam paket tender.
a. Persyaratan Bahan
Material : Spun Piles
Type : Precast Concrete Pile
Method : Jack In Driving Method
Concrete Strength : 28 days Cube characteristic
strength is taken as minimum 52 Mpa
(K600)
Dimension : Ø600 mm tb. 100mm
Pile Length : 32 metres
Vertical Allowable load capacity : 230 ton
2. Baja
Baja tulangan harus mempunyai kekuatan tank leleh
minimum sebesar
a. Baja ulir BJTD 42 (420MPa) < 550MPa (kecuali untuk baja prategang dan
untuk tulangan transversal)
b. Baja polos BJTP 28 (280
MPa)
c. Baja profil dari mutu SS 400 (400
Mpa)
3. Pengujian Mutu bahan
Semua biaya untuk pengujian mutu bahan test silinder beton maupun test
tarik baja menjadi tanggungjawab Kontraktor.
4. Modul Tiang Pancang
Modul tiang pancang disesuaikan metode pelaksanaan terkait jalan akses
masuk ke lokasi pekerjaan

7.3. Persyaratan Pelaksanaan


1. Pemindahan, Mobilisasi Dan Pemancangan
Tiang pancang tidak boleh dipindahkan sampai hasil test silinder menunjukkan
bahwa kuat tekan telah mencapai 80% dari kuat tekan rencana beton umur
28 hari, dan tidak boleh dimobilisasi atau dipancang sampai hasil test silinder
menunjukkan bahwa kuat tekan telah mcncapai kuat tekan rencana beton
umur 28 hari, kecuali jika Kontraktor dapat membuktikan dengan perhitungan
maupun test fisik bahwa tiang cukup kuat dan tidak timbul cacat-cacat retak.
Ketika tiang pancang diangkat atau dipindahkan tiang tersebut harus didukung
pada titik-titik seperti ditunjukkan pada gambar atau jika tidak ditunjukkan,
tiang tersebut harus didukung pada titik-titik berjarak 1/4 kali panjang tiang dari
kedua ujung tiang.
Semua tiang pancang beton pratekan pracetak harus disimpan di atas dan
tidak menempel pada tanah, juga setiap lapis saling dipisahkan satu sama
lainnya dengan balok-balok kayu berukuran dan berkekuatan cukup. Tinggi
penumpukan tidak boleh lebih dari 1 lapis. Peralatan untuk mengangkat,
memindahkan, atau memiringkan tiang harus diajukan terlebih dahulu oleh
Kontraktor dan disetujui oleh perencana/Direksi Pengawas.
2. Jacking Equipment
Peralatan Jacking adalah peralatan hydraulic Jack yang kapasitasnya 460 ton
ultimate untuk Spun pile dan kapasitas 240 ton untuk minipile. Alat telah
terkalibrasi dan terbukti mampu serta layak untuk untuk memancang tiang
sesuai spesifikasi dari persyaratan bahan. Sertifikat kalibrasi harus dikirimkan
dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pengawas sebelum dipakai.
Kalibrasi dengan sertifikat paling lama 6 bulan sejak
diterbtkannya sertifikat.
3. Urutan Jacking Dan Mendirikan Pancang
Tiang pancang harus di jacked in sesuai urutan yang telah di setujui oleh
Direksi pengawas. Tujuan dari pengurutan ini adalah untuk meminimalisasi
timbulnya efek getaran dan pergesaran lateral dari tanah akibat tekanan
berat dari pemancangan.
Bilamana diperlukan maka akan dilakukan pengukuran atas pergeseran dan
level tanah yang mungkin diakibatkan dari pemancangan tersebut
4. Jacking In
Pile
Strength
Tiang pancang tidak boleh di jacked sampai beton mencapai kekuatannya
sesuai dengan persyaratan kekuatan beton yang diisyaratkan oleh
persyaratan bahan.
5. Penyambungan Tiang
Penyambungan tiang pancang dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi
Pengawas. Penyambungan tiang harus dengan menggunakan sistem las kuat
penuh (butt welds) sesuai dengan sistem sambungan dari pabrik tiang/sistem
sambungan yang telah disetujui Direksi dalam tender.
Apabila dalam kondisi tertentu diperlukan adanya sambungan khusus, maka
Kontraktor harus mcngajukan sistem sambungan tersebut terlebih dahulu
(dibuktikan kekuatannya dengan perhitungan dan dilampirkan refercnsi proyck
yang pcrnah mcmakai sistem terscbut) kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus bertanggungjawab penuh atas
kemampuan sambungan tersebut dan harus melaksanakan test-test
sambungan apabila diperlukan. Semua biaya test-test sambungan tersebut
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Lanjutan pemancangan tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan
penyambungan selesai dikerjakan, diperiksa dan kemudian harus disetujui
sccara tertulis dari Direksi Pengawas.
6. Tiang Pancang Cacat
Metoda pemancangan yang digunakan tidak boleh sampai menyebabkan
kerusakan tiang pancang. Usaha mengembalikan tiang ke posisi yang benar
dengan mcnggcrakan pengarah tidak diijinkan jika Direksi Pengawas
menganggap pcrgeseran yang terjadi terlalu besar. Sernua kerusakan tiang
yang terjadi, baik akibat mctoda pcmancangan yang salah, tiang dipancang
diluar posisinya atau yang ditentukan pada gambar atau Perencana
harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
Kontraktor harus mengajukan cara perbaikan terlebih dahulu (disertai dengan
analisa teknis) kepada Perencana guna mendapatkan persetujuan. Apabila
cara perbaikan yang diajukan oleh Kontraktor dinilai kurang memadai, maka
Kontraktor harus melakukan perbaikkan sesuai petunjuk Perencana.
Tiang pancang bcton dianggap cacat/rusak jika terlihal retak-retak sekeliling
tiang, atau cacat yang lain yang ditentukan oleli Perencana/Direksi
Pengawas yang dapat mempengaruhi kekuatan atau umur tiang.
Tiang pancang yang bengkok atau melengkung tidak boleh
dipancang.
7. Pemberian Tanda pada Tiang Pancang
Semua tiang pancang beton pracctak harus mempunyai nomor referensi,
panjang dan lain lain yang diatur sebagai berikut :
Setiap tiang pancang pada 2/3 bagian dari panjang tiang hams diberi (anda
dengan interval
100
crn.
Setiap tiang pancang pada 1/3 bagian sisanya harus diberi tanda dengan
interval 50 cm.
8. Jacking Process
Setting dan marking titik pemancangan di laksanakan dibawah pengawasan
engineer yang ditunjuk atau personil yang telah di setujui oleh Direksi
Pengawas.
Setiap tiang pancang harus di jacked in secara continyu sampai mencapai
kapasitas sesuai spesifikasi atau kedalaman yang dituju. Pada kondisi
terdapat kejadian diluar control kontraktor, Direksi Pengawas akan
melakukan pengambilan keputusan yang mungkin berbeda dengan
spesifikasi.
Kontraktor diwajibkan untuk membuat jacking log untuk tekanan yang di
tunjukan setiap penetrasi 0.5 m sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
Bilamana kontraktor menemukan atau menduga adanya kelainan pada
karakteristik tanah yang tidak sesuai dengan laporan soil investigation maka
kontraktor diwajibkan menginformasikan hal ini kepada Direksi Pengawas.
Kontraktor diminta memberikan akses seluas-luasnya bagi Direksi
pengawas untuk melakukan pengecekan atas Jacking resistances.
9. Rejacked Process
Bilamana diperlukan akan dilakukan rejacking proses maka Direksi Pengawas
akan menerbitkan prosedur baru yang telah disetujui.
10. Laporan Pemancangan
Semua tiang tanpa kecuali harus disertai pencatatan pemancangan dari
awal sampai akhir
("piling
records").
Sebelum dilakukan pemancangan tiang beton pracetak harus diteliti hal-hal
sebagai berikut:
a. Kedataran dan stabilitas
mesin
b. Kekuatan dan keamanan tiang pancang beton
pracelak c. Ukuran tiang pancang
d. Panjang yang tepat dari tiang
pancang
e. Keutuhan
bentuk
f. Keadaan dari topi
("helmet")
g. Alat Jack-In harus segaris dengan sumbu tiang
pancang.
Catatan lengkap tentang pemancangan harus diambil pada tiap-tiap
pemancangan. Kontraktor wajib segera memberitahu Direksi Pengawas
bilamana dijumpai pencatatan pemancangan yang sangat berbeda
dengan tiang-tiang lainnya. Bilamana perlu Direksi Pengawas dapat meminta
diadakannya pemancangan ulang.
Sesudah selesainya satu hari pemancangan, maka lembaran catatan harus
diserahkan pada Direksi Pengawas bersama duplikatnya. Catatan tersebut
harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Lembaran
ringkasan :
b.
Tanggal
c. Jumlah tiang yang
dipancangkan
d. Nomor referensi dan tiang-tiang yang
dipancangkan. e. Panjang total dari semua
tiang yang dipancangkan.
f. Jenis alat pemukul Jack in dan
massanya. g. Lembaran untuk tiap-
tiap tiang pancang :
h. Nomor referensi lokasi tiang pancang sesuai dengan pancang dan nomor
produksi tiang pancang.
i. Ketinggian muka tanah dan ketinggian kerjanya (bila ternyata
berbeda). j. Panjang tiang pancang dari ketinggian kerja.
k. Pcriincian tcntang adanya hambatan dan waktu yang dibutuhkan untuk
menembusnya. l. Perincian penundaan waktu dan alasannya.
m. Inklinasi tiang
pancang.
n. "Piling history"; termasuk data final load berdasarkan bacaan dial
yang Iengkap. o. Catatan mengenai kelainan-kelainan yang terjadi.
11. Metode Pembayaran
Pada pekerjaan pemancangan, pembayaran untuk pengadaan tiang pancang
akan dihitung berdasarkan volume yang terpasang dilapangan, terhitung dari
dasar bottom pile sampai dengan upper pile cap. Adapun proses
pemancangan, penyambungan dan pemotongan tiang pancang akan
dibayarkan berdasarkan yang dikerjakan di lapangan.
12. Pekerjaan Tambah Kurang
Bila terjadi perubahan persyaratan teknis dan atau pcnambahan tiang pada
tempat-tempat tertentu, karena keadaan seternpat yang diluar dugaan, dan
diluar gambar dan persyaralan teknis khusus yang tercantum dalam perjanjian
kontraktoran, maka akan ada perubahan pekerjaan tambah atau kurang yang
akan disesuaikan dengan kenyataan dalam pelaksanaan dan perhitungan
berdasarkan harga satuan dalam perjanjian kontraktoran. Semua perubahan
kerja harus atas perintah tertulis dari pihak pengawas.
7.4. Pengujian Pekerjaan
1. Daya dukung tiang pancang di uji menggunakan Static Loading Test (SLT)
(Metode
Kentledge) dan Pile Driving Analysys (PDA) pada titik-titik Yng diminta oleh
direksi.
2. Jumlah titik tiang yang diuji adalah sebanyak minimal 2 titik SLT atau, apabila
diperkenankan oleh Direksi, maka salah satu titik SLT boleh diganti dengan 3
titik PDA dengan syarat salah satu titik uji PDA harus dilaksanakan pada titik
tiang yang juga diuji menggunakan SLT.
3. Uji daya dukung tiang dilaksanakan pada tiang pancang dengan usia
minimal 7 hari sejak tiang tersebut dipancang.
4. Daya dukung ijin tiang diperhitungkan dengan nilai keamanan minimal SF=2.
5. Settlement maksimal pada gaya tekan ultimate
adalah 25mm.

PASAL 8. PEKERJAAN BETON STRUKTUR


8.1. Standar Yang Dipakai
Kecuali ditentukan lain didalam persyaratan selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Cara uji slump beton.SNI 1972 : 2008
2. Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.SNI 1974:2011
3. Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium.SNI
2493-2011
4. Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton.SNI 03-
6814-2002
5. Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton.SNI 03-6815-2002
6. Tata cara pendetailan penulangan beton.SNI 03-6816-2002
7. Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar.SNI 7619-
2012
8. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung (Sni 2847 2013)
9. Pedoman Beton 1989 (SKBI 1.4.53.1988)
10. Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk Gedung Sni 1726
2019
11. SNI 03-6861-2002.Spesifikasi bahan bangunan bagian a (bahan
bangunan bukan logam),Spesifikasi bahan bangunan bagian b (bahan
bangunan dari besi/ baja),Spesifikasi bahan bangunan bagian c (bahan
bangunan dari logam bukan besi)
12. SNI 15-2049-2015 Semen Portland
13. Mutu dan Cara Uji Sement Portland (SII 0013-81)
14. Mutu dan Cara Uji Sement Beton (SII 0052-80)
15. ASTM C-33 Standard Specification for concrete Agregates
16. Baja Tulangan Beton (Sni 2052 2017)
17. Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton.SNI 03-
6812-2002
18. American Socicty for testing and Material setempat (ASTM)
19. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daserah setempat
20. SNI-1736-2000.Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
21. Tata Cara Penghitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah Dan Gedung
SNI 03-1727-
2013.
22. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-
2019.
23. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2013.
24. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-
1726-2016.

8.2. Pekerjaan Bekisting


1. Umum
a. Kontraktor harus membuat bekisting yang dapat dipertanggung
jawabkan secara struktur baik kekuatan, stabilitas maupun
kekakuannya serta layak untuk digunakan. Bekisting merupakan suatu
bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur beton
agar sesuai gambar rencana.
b. Jenis bekisting harus sesuai dengan yang disyaratkan didalam
spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif bekisting dengan catatan
bahwa harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas. Didalam
penawarannya Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang
ditentukan didalam spesifikasi.
c. Semua bagian bekisting yang sudah selesai digunakan harus
dibongkar dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan
adanya bagian bekisting yang tertanam di dalam struktur beton.
d. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan bekisting dan bukaan
pada bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut
harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingg bebas dari kebocoran.
Semua pengikat . Semua pengikat bekisting (ties) harus dilengkapi
denganmaterial tertentu seperti water haffles, sehingga pada saat
dicor akan menyatu dengan struktur beton.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan, peralatan
seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan bekisting sebagai cetakan beton
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin
lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar.
b. Ditail ditail Khusus
Pembuatan bekisting khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk
yang ditawarkan didalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika
menggunakan material bekisting yang khusus untuk menghasilkan ditail
khusus
3. Persyaratan Bahan
a. Bekisting dan Penyanggah
Bahan bekisting yang dipergunakan dapat berbentuk beton , baja,
pasangan bata yang diplester, Plywood dengan Phenolic / Phenol Film/
TegoFilm/ Corin Flex yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
Penggunanaan bekisting siap pakai produksi
pabrik tertentu diizinkan untuk dipergunakan, selama dapat disetujui
oleh Direksi Pengawas.Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak
terjadi perubahan bentuk/ ukuran dari elemen beton yang dibuat.
Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan
material penyanggah dari kayu dapat diterima . Bahan dan ukuran kayu
yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi. Sebagai
bekisting samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan
batu kali , batu bata atau material lain yang disetujui Direksi. Untuk
elemen beton tertentu seperti kolom bulat disarankan menggunakan
bekisting baja.
b. Release Agent
Release agent harus merupakan material yang memenuhi
ketentuan berikut ini :
c. Cream emulsion
Neat oil dengan ditambahkan
surfactant
d. Release agent kimiawi yang tidak merusak beton
Release agent disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya. Kontrktor harus memastikan bahwa release agent yang
digunakan cocok kdengan bahan finish yang akan digunakan. Dan jika
permukaan beton merupakan finishing atau umum disebut beton
exposed maka Kontraktor harus memastikan bahwa permukaan beton
yang dihasilkan sesuai dengan dokumen perencanaan. Kontraktor
harus memastikan bahwa release agent tersebut tidak akan
bersentuhan langsung dengan besi beton.
4. Syarat-Syarat
Pelaksanaan a.
Struktur bekisting
bekisting berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian
rupa, sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin
terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan
harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari
1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban
beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban
konstruksi, angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan perhitungan
bekisting berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada
Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum
pekerjaan dilakukan.
b. Dimensi bekisting
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester/ finishing.
Tambahan elemen tertentu seperti bentuk / profil khusus yang tercantum
didalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai
beban maupun dalam analisa biaya.
c. Gambar Kerja.
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus bekisting berdasarkan
analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai
ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya
diserahkan kepada Direksi Pengawas untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak
diperkenankan untuk memulai pembuatan bekisting dilapangan.
d. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Direksi, tanggung jawab sepenuhnya atas
kekuatan, kekakuan dan nstabilitas bekisting sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai
dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya
biaya tamabh, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor. bekisting harus dibuat sesuai dengan yang dibuat
didalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar
kerja harus segera dibongkar.
e. Stabilitas bekisting
Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama pelaksanaan
pekerjaan dapat dihindari. Direksi Pengawas berhak untuk meminta
Kontraktor untuk memperbaiki bekisting yang dianggap tidak/ kurang
sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
f. Inspeksi Direksi/ Tim Teknis .
Semua bekisting dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh
Direksi.
g. Detail bekisting
Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton
yang bersangkutan.
h. Jumlah Pemakaian
bekisting hanya diperbolehkan dipakai maksimum 2 (dua) kali, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi. bekisting yang akan digunakan berulang
harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin permukaan
bekisting tetap rapih dan bersih.
i. Akurasi.
bekisting harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang
ukuran kerataan/ kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai
dengan yang tercantum dalam spesifikasi ini.
j. Sistim Pengaliran Air.
bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran . Harus dipersiapkan sistim pengaliran air sedemikian,
sehingga pada saat dibasahkan, air dapat mengalir ketempat yang
diinginkan dan bekisting tidak tergenang oleh air. bekisting harus
dipasang sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah
bentuk) dan tidak tergoyang.
k. Ikatan bekisting di Dalam Beton.
Baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton
harus diatur sedemikian dan mendapat persetujuan dari Direksi,
sehingga bila bekisting dibongkar kembali, tidak akan merusak beton yang
sudah dibuat.
l. Bekisting Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan bekisting yang menempel pada permukaan beton.
Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna permukaan
beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan
dengan seksama. Cara pengecoran beton harus diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak
penampilan beton exposed tersebut . Merk dan jenis relesae agent
yang telah disetujui bersama. Tidak boleh diganti dengan merk jenis lain.
Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu nama
perdangan dari release agent tersebut, data bahan-bahan
bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakainnya, resiko-resiko dan keterangan lain
yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
m. Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi
dan pembersihan.
n. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus mengggunakan
steger besi (scaffolding) . Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku
dan diatur agar mudah diperiksa oleh Direksi.
o. Persetujuan Direksi.
Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta
persetujuan dari Direksi dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran
Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran
kepada Direksi.
p. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua bekisting untuk
balok dan pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut
dengan besar sbb :
- Lokasi % Tehadap
Bentang
- Ditengah Bentang balok
0.3
- Diujung balok kantilever
0.5 q. Pembongkaran bekisting
- Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar bekistingnya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban beban pelaksanaannya.
- Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah mencapai
waktu sbb: Elemen Struktur
Waktu Minimum
- Sisi-sisi balok, kolom dan dinding
3 hari
Balok dan plat beton (tiang penyangga tidak dilepas)
21 hari Tiang-tiang penyangga plat
21 hari Tiang-tiang penyangga balok-balok
21 hari
- Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal
dan harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai
tersebut bekerja beban rencana. Untuk mempercepat waktu
pembongkaran. Kontraktor dapat merencanakan dan mengusulkan
metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut
harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas. Tidak
ada biaya tambah untuk hal tersebut. Semua akibat yang timbul
akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Setiap rencana pekerjaan pembongkaran bekisting harus diajukan
terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui Direksi/
Pengawas.
8.3. Pekerjaan Beton Bertulang
1. Umum
17 MPa dengan tambahan
ketentuan
bahwa semua unsur struktur yang berhubungan dengan air, campuran
betonnya harus kedap air seperti pelat untuk kamar mandi dan wc, dsb\
2. Persyaratan
Bahan a.
Semen
Semen yng boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis
semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang
akan diapaki harus dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru.
Semen nyang dikirim semen harus terlindung dari hujan dan air. Semen
harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam
keadaan tertutup rapat . Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi
yang baik , tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga
aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan . Semen tersebut tidak boleh
ditumpuk lebih dari 10 zak . Sistim penyimpanan semen harus diatur
sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama.
Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membantu, tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua)
hari atas biaya Kontraktor.
b. Agregat
Pada pembuatan beton , adak dua ukuran agregat yang digunakan , yaitu
agregat kasar /
batu pecah dan agregat halus / pasir beton . Kedua jenis agregat ini
disyaratkan berikut ini:
- Agregat Kasar, Ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar
(batu pecah mesin) harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang
samping dari cetakan, atau
1/3 dari tebal pelat, atau ¾ jarak bersihminimum antar batang tulangan ,
berkas batang tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi
dari agregat tersebut secara
keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar
tidak terjadinya sarang kerikil atau riongga dengan ketentuan sebagai
berikut :
Sisa diatas (%
berat) Ayakan 31.50 mm
0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 01-10
- Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan- bahan organik ,lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur
harus lebih kecil dari 4 % berat. Sagregat halus harus terdiri dari butir-
butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi
syarat sbb :
Sisa diatas (%
berat) Ayakan 4.00 mm
>02
Ayakan 1.00 mm > 10
Ayakan 0,25 mm 80-95
- Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan
dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal,
maka kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi Pengawas. Agregat harus disimpan ditempat yang bersih , yang
keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi
pencampuran dengan tanah.
c. Air Untuk Campuran Beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih , tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali , garam, zat organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya
dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang
disetujui oleh Direksi . Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat
untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencarI air yang memadai untuk itu.
d. Besi Beton
Besi beton berdiameter lebih besar 12 mm harus selalu menggunakan
besi beton ulir (deformad bars/ fy 420) untuk tulangan utama, sedang besi
beton berdiameter sama atau lebih kecil 12 mm menggunakan besi beton
polos, fy 280 atau dapat disesuaikan dengan notasi dalam gambar, Agar
dipeoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi
syarat-syarat :
- Baru, bebas dari kotoran , lapisan minyak ,karat dan
tidak cacat
- Mutu sesuai dengan yang
ditentukan
- Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai
dengan toleransi
- Merk Krakatau Steel, Bhirawa, Hanil,
Master Steel
Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan
diatas, harus mendapat persetujuan dari Direksi.
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton . Jenis ,jumlah bahan yang
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat
dibuktikan melalui hasil hasil uji dengan dengan menggunakan jenis
semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini . Bahan
campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur, memperlambat atau mempercepat penguatan dan/ atau
pengerasan beton harus memenu
memenuhi standar Umum Bahan Bangunan
Indonesia.
3. Kualitas Beton
a. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana yang
harus dibuktikan dengan pengujian seperti disyaratkan dalam spesifikasi
teknis ini.
b. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,
Kontraktor harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan
oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trialmix di laboratorium yang
disetujui oleh Direksi.
c. Jika tidak ditentukan secara khusus , maka untuk lantai kerja, kolom praktis,
ring balk, lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton
Mutu fc 17 Mpa, sedangkan untuk beton structural menggunakan beton Mutu
fc 35 Mpa.
d. Disain Adukan Beton
e. Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton
yang dihasilkan memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang
baik, sehingga beton mudah dituangkan kedalam bekisting dan kesekitar
besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air
(bleeding) secara kelebihan.
f. Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus , maka
harus dipenuhi syarat pada Pedoman Beton Indonesia.
Ketentuan minimum untuk beton
kedap air Jenis Struktur
Kondisi lingkungan Berhubungan
dengan Faktor air semen
Maksimum Jumlah
semen
Minimum
(kg/m3) Beton BertulangAir tawar/ payau
0.50 290
Air laut 0.45 360
g. Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap
air , maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang disyaratkan
oleh pemasok waterproofing.

8.4. Pengujian Bahan


1. Umum
a. Kontraktor harus bertaggung jawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
sesuai yang disyaratkan . Kontraktor
harusmenyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk
persetujuan oleh
Direksi.
b. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat , maka
kontraktor harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran
yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut
hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai
dengan pengarahan
Direksi
Pengawas.
Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana
pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan
spesifikasi ini. (optional)
2. Laboratorium
Penguji.
a. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu
laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan
digunakan pada proyek ini . Laboratorium ini bertanggung jawab untuk
melakukan semua pengujian dengan spesifikasi ini.
b. Kecuali ditentukan lain , Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji
di lapangan seperti tersebut berikut ini seperti pada poin 3, beserta
tenaga ahli yang menguasai bidangnya.
c. Alat penguji agregat kasar dan
agregat halus
- Alat pengukur kadar air (moisture countent) dari agregat
- Alat pengukur kekentalan beton (slump)
- Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpan untuk merawat
benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan
matahari.
d. Jika menggunakan beton readymix, maka peralatan yang disebut a) dan b)
diatas harus disiapkan pada pabrik beton readymix .
3. Pengujian Agregat
a. Pengujian Pendahuluan
Agregat
Kontraktor harusmelakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut :
- Sieve analysis
- Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain
- Pengujian unsur organis
- Pengujian kadar clorida dan sulfat.
b. Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Direksi/ manajemen
Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan a) dan b) dengan pengujian
kadar air dari setiap jenis agregat harus dilakukan terhadap contoh untuk
setiap trial mix.
c. Benda Uji
Agregat
- Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan
digunakan untuk menghasilkan beton seperti yang disyaratkan .
jumlah minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk pekerjaan
beton adalah sebagai berikut :
Tipe Pengujian Minimum satu contoh
Sieve analysis Setiap
minggu Moistur content
Setiap minggu Clay,silt dan
kotoran Setiap hari Kadar
organis Setiap minggu
Kadar clorida dan sulfat Setiap 500 m3 beton
d. Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan ,
maka Direksi Pengawas berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan
beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat
dikurangi jika hasil diperoleh ternyata memuaskan.
4. Pengujian Beton
a. Benda Uji Beton
Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal
pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan .
Benda uji harus diambil dari mixer , atau dalam hal menggunakan beton
readymix , maka benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi
pengecoran sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi Pengawas.
b. Jumlah Benda Uji Beton
Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 4 benda uji per 1
segmen pengecoran beton dan jenis peruntukan beton hingga dengan cepat
dapat diperoleh benda uji yang pertama . Benda uji harus berbentuk silinder
berdiameter 15 cm, tinggi 30 cm. Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan
jika disetujui oleh Direksi Pengawas. Selanjutnya pengambilan benda uji
sebanyak 1 (satu) buah dilakukan setiap pelepasan bekisting pada usia
tertentu. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Direksi dan harus
dirawat sesuai dengan persyaratan.
Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang
dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap satu kali
pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data
hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang
diuji pada umur beton yang ditentukan , yaitu umur 7 haris dan 28 hari.
Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Direksi dapat meminta
jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan diatas, dengan beban biaya
ditanggung oleh Kontraktor. Jumlah minimum benda uji yang harus
dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah :
Jenis Struktur Jumlah Minimum
Benda Uji Waktu Perawatan (hari)

Beton
Beton
4.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari
laboratorium penguji untuk disahkan oleh Direksi. Laporan tersebut harus
dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton karakteristik.
5. Evaluasi Kualitas Beton Berdasarkan Hasil Uji
Beton. a. Deviasi Standar S
Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdarakan jumlah 30
buah hasil tes kubus . Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang
kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum
dalam tabel berikut :
Jumlah Benda Uji (N)-buah Faktor Pengali - S
<15
1.16
20
1.08
25
1.03
>30
1.00 b. Kuat Tekan Rata-rata fcr
Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menetukan proporsi
campran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula
berikut ini :
Fcr = fc 40
kg/cm2
6. Kuat Tekan Sesungguhnya
Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan , jika
kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yangmasing-masing terdiri dari 4

hasil uji kuat b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)

mempunyai nilai bawah 0.85

untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas


rekomondasi KP
7. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat
dipenuhi , maka jika diminta oleh Direksi/ Pengawas . Kontraktor harus
melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari hammer
test, pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan
melihat kasus perkasus.
8. Pengujian Besi Beton
a. Benda Uji Besi Uji
Beton
- Sebelum besi beton dipesan , Kontraktor wajib mengambil benda uji
besi beton masaing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm
sesuai diameter dan mutu yang akan digunakan . Selanjunya benda
uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Direksi Pengawas
sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing- masing diameter
besi beton . Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan ulir lentur.
- Pengujian mutu besi beton juga akan dilakuakn setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Direksi. Contoh besi beton yang diambil untuk
pengujian tanpa disaksikan Direksi tidak diperkenankan dan hasil uji
dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung Kontraktor.
- Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman , lokasi terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan
lain-lain data yang perlu dicatat.
- Jika akibat suatu alasan , seperti hasil uji yang kurang memuaskan ,
maka Direksi berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih
besar dari yang ditentukan diatas, dengan beban biaya ditanggung oleh
Kontraktor.
- Laporan Hasil Uji Besi Beton
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Direksi dan laporan tersebut
harus dilengkapai dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tertsebut
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
9. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, antara lain , mutu dan
penggunannya selama pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus
dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman , termasuk tenaga ahli untuk
bekisting, sehingga sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkina yang
terjadi. Selain itu.
Kontraktor wajib menggunakan tukang yang berpengalaman , sehing
sudah paham dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan utamanya pada
saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang
tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton
selesai dilakukan . Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan
dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Direksi.
Jika dipandang perlu , maka Direksi/ Pengawas berhak untuk menunjuk
tenaga ahli diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi
semua usulan Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi beban
Kontraktor.
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak
ditentukan secara khusus adalah antara 10 12 cm untuk beton
umumnya, sedang tiang bor slump beton adalah 16 18 cm lebih besar
dari 12cm (disesuaikan dengan bab pengecoran bored piled,
Pondasi).Cara uji slump sebagai berikut, Beton diambil sebelum
dituangkan kedalam cetakan beton (begisting). Cetakan slump dibasahkan
dan ditempatkan diatas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai kurang
lebih sepertiganya.Kemudian beton tersebut ditusuk- tusuk 25 kali dengan
besi beton diameter 16 mm, panjang 30 cm dengan ujung yang bulat.
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk
sampai dengan satu
lapisan dibawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan- lahan dan diukur penurunnannya.
b. Persetujuan Direksi/ Tim Teknis
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan.
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/
Pengawas Lapangan harus diberikan kepada Direksi paling lambat 3 hari
sebelum pekerjaan dilaksanakan . Hal-hal khusus akan didiskusikan
secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan.
Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan
jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut
dibutuhkan untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin
tertulis dari Direksi. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi
tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan laporan
tersebut harus disampaikan minimal satu hari sebelum waktu
pengecoran, sesuai dengan kesepakatan dilapangan, untuk
memungkinkan Direksi melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran
dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti
tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar Direksi dapat
memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas
tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran .
Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera
diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya Kontraktor harus
mengajukan ijin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak
dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas , Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabb
sepenuhnya atas ketidak sempurnaan ataupun kesalahan yang
timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua
peralatan yang akan tertanam didalam beton sudah terletak pada
tempatnya dan semua kotoran sudah dibersihkan ndari lokasi pengecoran.
Demikian pula untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan.
d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar
kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar
perlemahan struktur dapat dikurangi . Siar pelaksanaan tidak diizinkan
untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti
toilet, seservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan
harus terletak pada daerah dimana gaaya geser adalah minimal,
umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjangg efektif
elemen struktur
.Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar
pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak
menyebabkan perbedaan temperatur yang besarpada beton yang
tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan
residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat
secara
horizontaldan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar
pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus sudah
mempertimbangkan didalam penawarannya , segala hal yang berhubungan
dengan siar pelaksanaan sepertierstop, perekat beton, dowel dsb,
maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara
beton lama dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran
dan bekas beton yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum
pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga
agregat besar menjadi terlihat tetapi tetap melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton.
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat
tiba dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi
teknis. Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus
digunakan admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan dari
beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus
diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar
pembuat beton . Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton segar harus
kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan
antara batu pecah yang berat dengan pasta beton sehingga
mengakibatkan kualitas beton menjadi menurun . Untuk itu harus
disiapkan alat bantu seperti pipa tremi sehingga syarat ini dapat
dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam kondisi
plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton dapat
dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan
personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa
berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan.
Sebagai gambaran setiap alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5
8 m3 beton segar perjam. Beton segar dicampurkan harus ditempatkan
sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah segregasi dan
pengerasan beton dapat dihindarkan dan selam pemadatan beton masih
bersifat plastis.
f. Pemadatan Beton
- Alat Pemadat
Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat
(vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas .
Pemadatan tersebut bertujuan untuk
\mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton .
Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton.
Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat , sehingga
slump yang rendah biasanya merupakan masalah . Untuk itu harus
disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan
besarnya pengecoran yang akan dilakukan . Minimal harus dipersiapkan
satu vibrator cadangan yang akan dipakai , jika ada vibrtor yang rusak pada
saat pemadatan sedang berlangsung . Alat pemadat harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.
- Lokasi Pemadatan yang
Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada
pertemuan baolk- kolom , dinding beton yang tipis dan pada lokasi
pembesian yang rapat dan rumit, maka kontraktor harus mempersiapkan
metode khusus untuk pemadatan beton yang disampaikan kepada
Direksi paling lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar
tidak terjadi keropos pada beton , sehingga secara kualitas tidak akan
disetujui.
- Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan
rekomondasi Direksi agar retak tersebut dapat dihilangkan.
- Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain
yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya
beban yang bekerja.
- Temperatur Beton Segar
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala 5 s/d 100 derajat C, harus dimasukkan kedalam
contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil
selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan
ketelitian 1 derajat C.
g. Perawatan Beton
- Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan . Untuk
itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi
penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru
dipadatkan.
h. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus
dibasahi dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah
pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton,
maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus
menerus selama 7 hari .
i. Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan beton harus dilindungi dengan material (antara lain stirofoam)
yang disetujui oleh Direksi, agar dapat memantulkan radiasi akibat panas.
Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton
dapat dipertahankan.
j. Bekisting Metal
Setiap bekisting yang terbuat dari metal , beton ataupun material lain
yang sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran
dilakuakan . bekisting tersebut dihindari dari terik matahari langsung,
karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas.
Perlakuan yang kuarang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah
pada permukaan beton.
k. Curing
Seluruh permukaan beton harus dilindungi selama proses pengerasan
terhadap sinar matahari dan hembusan angin kering. Semua permukaan
beton yang terlihat hams diambil tindakan sebagai berikut:
- Sebelum beton mulai mengeras, maka beton setelah pengecoran pada
hari pertama harus disirami, ditutupi dengan karung basah atau
digenangi dengan air selama paling sedikit 2 minggu secara terus
menerus.
- Tidak diperkenankan menaruh bahan-bahan diatas konstruksi beton
yang baru dicor (dalam tahap pengeringan) atau mempergunakannya
sebagai jalan mengangkut bahan-bahan.
l. Cara Untuk Menghindari Keretakan Pada Beton.
- Alat Monitoring.
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm. Kontraktor harus
menyediakan perlatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan
memonitor segala kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan
beton berlangsung. Monitoring dilakukan minimal selama 7 hari sejak
pengecoran selesai.; Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur
temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, didalam beton dan
dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan
maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horisontal antara titik satu dengan
lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur
suhu tersebut harus diusulkan kepada Direksi/ Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
- Perbedaan Temperatur.
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang
terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yanng besar (>
20o C) antara permukaan dan inti beton dan beton harus dihindarkan
dari sinar matahari langsung atapun tiupan angin.
- Material Bantu.
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang
mungkin dapat dicampur kedalam beton maupun yang akan digunakan
pada saat perawatan beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang
terlalu cepat.
- Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. dan lebar
retak yang dizinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.
- Antisipasi Perbedaan Temperatur.
Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi
jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya
dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat
isolasi menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini
harus segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar
, Untuk itu harus disiapkan material isilosi lebih dari kebutuhan sebelum
pengecoran dilakukan.
- Hal-hal Lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun
sesudah pengecoran beton adalah :
1) Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap
dalam kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga
temperatur tidak tinggi pada saat pencampuaran dimulai.
2) Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan
mengganti sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi
lebih besar.
3) Semen yang digunakan mempunyai hidrasi
rendah.
4) Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair kedalam
campuarn beton.
5) Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus
dibatasi maksimal 2 jam
6) Lakukan pengecoran bertahap sedemikan rupa, misalnya
dengan membuat siar pelaksanaan secara horizontal pada beton
yang tebal, sehingga tebal satu lapis pengecoran penjadi kurang
lebih 1 meter dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.
7) Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam
hari dimana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari
dibandingkan dari siang hari.
8) Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh
permukaan beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan
menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh
penampang beton.
9) Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan
selesai dan harus diteruskan sampai sistim isolasi terpasang
seluruhnya
10) Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari
sinar matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding
pada sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material
sejenis, demikian juga pada bagian atasnya.
- Retak di Luar Batas yang Disyaratkan.
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas
yang diizinkan , maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara
tertulis yang berisi antara lain metode kerja danperalatan yang
digunakan berikut komposisi campuran yang digunakan, Kepada Direksi
untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk
memperbaikai keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan
tertulis dari
Direksi.
- Adukan Beton yang Dibuat Ditempat (Site
Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton
yang dibuat dilapangan harus memenuhi syarat-syarat :
1) Semen diukur menurut berat
2) Agregat kasar diukur menurut berat
3) Pasir diukur menurut berat
4) Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk
mesin (concrete batching plant)
5) Junlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton
6) Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua
bahan berada dalam mesin pengaduk
7) Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

8.5. Pengujian Pekerjaan


1. Besi Beton
Tulangan yang digunakan harus tulangan ulir, kecuali untuk tulangan
spiral atau baja prategang diperkenankan tulangan polos; dan tulangan yang
mengandung stud geser berkepala, baja profil struktural, pipa baja, atau
tabung baja dapat digunakan sesuai dengan persyaratan pada Standar ini .
Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat sertamemenuhi persyaratan SNI-
2052-2017. Baja Tulangan. Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksamutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya Kontraktor. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1) Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai
2) Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 2847-2013
3) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5.
4) Peraturan Semen Portland Indonesia 2059-2015
5) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
6) Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Kontraktoran
Pekerjaan
Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No.
1457
7) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun
tertulis yang diberikan Direksi Pengawas.
8) American Society for Testing and Material (ASTM) 9. American
Concrete
Institute (ACI)
9) Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan
dalam SNI 2052-2017.
a. Merk Besi
Beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan
merk besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang
akan digunakan untuk disetujui Direksi.
b.
Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik
tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan
c. Gambar Kerja dan Bending
Schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar
rencana dan berdasarkan standar ditail yang ada. Pembengkokan
tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender)
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah , retak-retak dan
sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin
dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan
dengan sistim panas sama sekali tidak diijinkan. .Untuk itu Kontraktor harus
membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan diajukan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
d. Bebas
Karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai
dengan gambar dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya.
Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari karat,
minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton.
2. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar
stndar ditail
. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/ tekan
penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah
penampang , sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan -
ketentuan tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
Pengawas.
3. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait,panjang penjangkaran,
penyaluran , letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang
ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Direksi.
4. Kawat Beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran
tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan .
Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers
atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau
dicantumkan pada spesifikasi ini . Penunjang- penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan bekisting . Ikatan dari kawat harus dimasukkan
kedalam penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton.
5. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar . Akhiran/ kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan
didalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan.
Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan
utama.
6. Beton Tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton
yang akan dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm dengan
ketebalan sesuai SNI
7. Penggantian Besi.
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor dapat menambah
ektra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang gditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
d. Harus ada persetujuan dari tertulis dari
Direksi.
e. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas) . Khusus untuk balok portal , jumlah luas penampang besi
pada tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
f. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan
pengecoran.
g. Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu
pelaksanaan.
8. Pemasangan alat-alat di Dalam Beton / Sparing
a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat
lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib
mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika
terdapat keraguan tentang gambar tersebut . Kebutuhan sparing yang
terjadi akibat perubahan disain harus diinformasikan segera kepada
Direksi untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok,
membuat
lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi harus
dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Direksi.
b. Ukuran lubang , pemasangan alat-alat didalam beton, pemasangan dan
sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain
yang terkait atau menurut petunjuk- petunjuk Direksi.
c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaanM/E
harus mengikuti ketentuan yang terdapat didalam gambar standar. Jika
tidak/ belum tertera didalam gambar maka Kontraktor wajib mengiformasikan
hal tersebut kepada Tim Teknis / Direksi untuk mendapatkan penyelesainnya
9. Beton Kedap Air
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk
jangka waktu yang lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala
ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air/ waterproofing,
termasuk cara pembuatan beton tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/ shop
drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik.
Biaya waterstop tersebut sudah termasuk didalam penawaran yang diajukan
oleh Kontraktor.
c. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur
perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh
Direksi, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang
sudah selesai.

PASAL 9. PEKERJAAN CHEMICAL ANCHOR


8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan
alat alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik pada pekerjaan chemical anchoring (Adhesive).

8.2. Pekerjaan Yang Berhubungan


Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini
antara lain: Pekerjaan Beton Struktur
Pekejaan Baja Struktur

8.3. Pekerjaan Chemical Anchor


1. Lingkup
Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan
dan alat alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik pada pekerjaan:
a. Dudukan pondasi
mesin
b. Pengisian
angkur c.
Bearing pad
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Chemical menggunakan Ex. Sika, Hilti, Ramset / setara yang disetujui
oleh Direksi
Pengawa
s.
b. Bahan penunjang lainnya sesuai rekomendasi produk.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bagian permukaan beton dibersihkan dari kotoran (debu, oli dsbnya)
terlebih dahulu. b. Campurkan bahan grout dan air dan diaduk.
c. Bagian yang akan digrouting dipersiapkan dengan bekisting yang baik
d. Aplikasikan bahan grout dengan cara menyuntikkan pada bagian yang
akan digrout e. Memasukkan angkur

PASAL 10. PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA BAJA


10.1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan
konstruksi baja dan pekerjaan baja lainnya yang tercantum dalam gambar rencana.
Termasuk didalam pekerjaan Konstruksi Baja ini antara lain adalah :
1. Konstruksi rangka atap,dan konstruksi baja lainnya untuk Bangunan Gedung.
Konstruksi baja lainnya sesuai yang dimaksud gambar rencana.
2. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan,
perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam
termasuk alat-alat atau benda-benda/ material pendukung lainnya.
3. Pekerjaan baja dan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-
keterangan yang tertera pada gambar rencana/detail, lengkap dengan
penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat baja/
profil siku dan lain sebagainya.
4. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangannya tidak memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail
menunjuk hal tersebut.
5. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan
dengan rapi, dan dalam pelaksanaannya tidak hanya dari gambar-gambar
kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi dimungkinkan untuk
mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
6. Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian
pekerjaan yang buruk akan ditolak dan harus diganti apabila perlu.
Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran,bengkokan-
bengkokan dan sambungan-sambungan yang mengganggu.

10.2. Standar Yang Dipakai


Referensi Konstruksi Baja
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja (PPBBI-Mei 1984)
2. American Institut of Steel Contruction (AISC)
3. American Welding Society (AWS ) bahan-bahan las
4. American Nastional Srandart Institut (ANSI)
5. American Soceiety for Testing ang Material (ASTM) Spesificatin
6. RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

10.3. Persyaratan Bahan


1. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus sudah
disetujui oleh Pengawas, tidak berkarat, bagian bagiannya dan lembaran-
lembarannya tidak bengkok dan cacat. Potongan-potongan (profil) mempunyai
ukuran yang tepat sesuai dengan dimensi yang tertera dalam gambar
rencana baik bentuknya, tebal, ukuran berat.
2. Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja jenis ST-38,
3. Toleransi luas penampang bahan baja ditetapkan maksimum 5 % dari luas
untuk rangka
batang atau maksimum 5 % dari momen inersia (I)
4.
yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik
pembuat dan petunjuk-petunjuk Direksi. Elektroda-elektroda las harus diambil
dari GRADA-A (besi heavy coatee type) batang-batang elektroda yang dipakai
diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4 inch), dan batang-
batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam keadaan
kering.
5. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh dengan
tegangan baut dan tegangan las minimum adalah 1.400 kg/cm² atau
minimal sama dengan mutu baja yang digunakan (A-325 ASTM).
6. Pada konstruksi atap bangunan gedung, sambungan gording tidak harus
menumpu pada kuda-kuda/jurai atau tumpuan lainnya. Untuk itu
sebelum pemasangan gording dilaksanakan Kontraktor harus berkonsultasi
terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas.
7. Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau dipersyaratan lain harus sesuai dengan NI
3-1970

10.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Perancangan
a.
dan lain-lain dan diperhi¬tungkan pada analisa
harga satuan. b. Standard
- Kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja untuk
pengerjaannya agar sesuai dengan persya¬ratan-persyaratan ini
sepenuhnya.
- Kontraktor supaya menyiapkan salinan usulan standart yang akan
dipakai, sebagai pedoman bagi Direksi paling lambat 21 hari sebelum
fabrikasi.
2. Perencanaan dan Pengawasan
a. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar-gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan detail-detail
lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran
serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan
untuk fabrikasi.
b. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
c. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua
komponen. d. Pemeriksaan dan lain-lain
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang
berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan
sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan
tepat di lapangan.
Direksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada
saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim
ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Direksi/ Pengawas. Setiap
pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki
dengan segera.
3. Pelaksanaan Dan Sistim
Pemasangan. a. Fabrikasi :
Sebelum memulai dengan pemotongan, penyambungan, dan
pemasangan Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis tentang
tempat, sistim pengerjaan dan pemasangan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuannya. Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan
kualitas pengelasan dan penghalusan untuk dijadikan standart dalan
pekerjaan tersebut. Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus mengikuti prosedur yang berlaku
seperti AWS atau AISC Spesification. Kecuali ditunjuk sistim lain maka,
dalam hal menghubungkan profil-profil, plat-plat pengaku digunakan las
listrik dengan alat pembakar yang standart dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari bahan yang
campurannya sama dengan bahan yang akan disambung.
- Kekuatan sambungan dengan las (hasil pengelasan) harus sama
kuat dengan batang yang disambung.
- Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan
pengawas bila dianggap perlu dan dapat dilakukan di laboratorium.
- Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin
situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil
pengelasan yang dilakukan.
- Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik
bekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus
dibersihkan dari keras (slag) dan kotoran lainnya.
- Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka
lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari keras (slag) dan
percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las
yang baru.
- Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama
sekali.
- Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus
terlindung dari hujan/ angin kencang.
- Cara pemotongan harus menggunakan mesin potong
dilakukan dengan membatasi sekecil mungkin .
- Permukaan las terakhir harus digerinda sampai rata dan halus.
- Kesalahan pemotongan maupun lubang yang terlalu besar tidak
diperkenankan ditutup dengan las, karena itu batang yang
bersangkutan harus diganti dengan yang baru.
b. Lubang-lubang Baut
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus
dikerjakan dengan alat bor.Lubang baut harus lebih besar 2.0 mm dari pada
diameter luar baut.
c. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat
dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :
- Hanya diperkenankan satu sambungan.
- Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan
las tumpul/full penetration butue weld.
d. Pemasangan Percobaan/Trial Erection
Bila dipandang perlu oleh Direksi/ Pengawas, Kontraktor wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh
pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai
dengan gambar dan spesifi¬kasi dapat ditolak oleh Direksi dan
pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan
Direksi.
4. Pemasangan/
Erection.
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/ Manajemen
Konstruksi 2 (dua) hari setelah pengecoran.
a. Penguat Sementara.
Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja
terpasang dan disetujui ketepatan garis, vertikan dan horisontal. Kontraktor
supaya menyediakan penunjang- penunjang sementara (pembautan-
pembautan) bilamana diperlukan sampai pemasangan mati sesuai
keputusan Direksi/ Pengawas.
b. Pembautan
Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka mur
dalam keadaan terpasang mati. Kontraktor supaya menggunakan setidak-
tidaknya satu cincin pada setiap mur dan menyiapkan daftar mur, baut, dan
cincin. Kontraktor supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut
tegangan tinggi (HSB).
c. Adukan Pengisi (Grouting)
Kontraktor supaya memasang adukan pengisi dibawah pelat- pelat kolom
dll. tempat sesuai dengan gambar-gambar. Penawaran harus sudah
termasuk pekerjaan ini, bahan grouting yang digunakan setaraf AM, Sika,
Frosroksid.
5. Pengecatan
a. Semua bahan Konstruksi baja yang di expose / tampak harus di cat sampai
akhir, sedang baja yang tidak ditampakkan/expose cukup di cat dasar.
b. Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Dana Paint atau setara
sedangkan sebagai cat akhir adalah Enamel Paint produk ex Mowilex,
ICI, Kemton atau setara, dan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan
satu kali di lapangan.
c. Baja yang akan ditanam dalam beton tidak boleh di cat.
d. Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strength bold permukaan baja
tidak boleh di cat.
e. Cat akhir adalah enamel paint buatan Mowilex, Kemton, ICI atau
setaraf dan pengecatan dilakukan 2 kali di lapangan, kecuali bila
dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi arsitektur.
f. Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada
gambar harus di grou

g. Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.


6. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
a. Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
b. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak
yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Penempatanpipa dan batang baja di work shop maupun dilapangan
tidak boleh langsung diatas tanah atau lantai, tetapi harus diatas balok-
balok kayu yang berjarak maksimum 2 m. Tanah atau lantai tersebut
harus datar, padat merata dan bebas dari genangan air.
7. Pemasangan Akhir/ Final Erection.
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan
harus dalam keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang
tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya
sebagai akibat dari kesalahanpabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaanitu
harus segera dilaporkan kepada Direksi disertai usulan cara perbaikannya
- Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
- Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut
adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
- Meluruskan pelat dan besi siku atau bentuk lainnya harus
dilaksanakan dengan persetujuan Direksi..
- Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air

pada konstruksi disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus

digunakan oleh para pekerja pada

b. Setiap komponen diberi kode/ marking sesuai dengan gambar


pemasangan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan
sementara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang
melewati tegangan ijin.
- Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.
- Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan
kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan
tegangan-tegangan selama pembangunan.
d. Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain
harus disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai
dengan gambar detail.
- Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen
(torque wrench). e. Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat
perletakan untuk balok, balok penunjang dan sejenis harus dipasang
dengan luas perletakan penuh setelah bagian
pendukung ditempatkan secara baik dan tegak.
f. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lembab/ kering yang tidak
susut dan disetujui Direksi. Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak
boleh lebihdari 1/1500 dari tinggi vertikal kolom.

PASAL 11. PEKERJAAN WATER PROOFING


11.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-
syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Bagian yang di waterproofing :
- Pelat atap dan talang-talang beton.
- Daerah Toilet dan area basah pada tiap tiap lantai.
- Ground reservoir.
- Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

11.2. Persyaratan Bahan


1. Waterproofing Atap
a. Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap.
b. Lapisan waterproofing terbuat dari acrylic Polimer dan PU merk
ONDULIT, SIKA, PROPAN ULTRAFLEX atau setara kualitas yang disetujui oleh
Direksi Pengawas.
c. ebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus memastikan bahwa
kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa
pembuangan (kemiringan minimal
2 %)
d. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan
perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-
petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen.
e. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana, dari
pilihan warna yang tersedia.
2. Waterproofing untuk ground water tank, basement, dsb.
a. Melingkupi pekerjaan kedap air di area ground water tank, basement dsb.
b. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada
sambungan- sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada
gambar-gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat
air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung
lainnya
c. Lapisan waterproofing terbuat dari acrylic Polimer gel yang diperkuat
dengan jaringan serat kaca (fibre glass mat) merk SIKA, MASTERGUARD,
PROPAN ULTRALASTIC atau setara kualitas yang disetujui oleh Direksi
Pengawas.
d. etebalan waterproofing minimal 1 mm untuk dan diberi satu lapis
fibre glass mat. e. Water stop untuk stop cor.
f. Pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik/produsen.
3. Waterproofing pada sparing pipa pembuangan air.
a. Melingkupi pekerjaan sambungan, pertemuan pipa air hujan, kotor, bekas,
bersih yang berhubungan dengan lokasi kedap air.
b. Lapisan waterproofing terbuat dari acrylic Polimer gel yang diperkuat
dengan jaringan serat kaca (fibre glass mat) merk SIKA, MASTERGUARD
atau setara kualitas yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
c. Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk dan diberi satu lapis
fibre glass mat. d. Pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
11.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. SNI 03-6861-2002.Spesifikasi bahan bangunan bagian a (bahan bangunan
bukan logam),Spesifikasi bahan bangunan bagian b (bahan bangunan dari besi/
baja),Spesifikasi bahan bangunan bagian c (bahan bangunan dari logam bukan
besi) .
2. STM 828.
3. ASTME : TAPP I 803 dan 407.
4. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin
dari Direksi
Pengawas.

11.4. Pengujian Pekerjaan


Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan/pengetesan hasil pekerjaan
atas biaya Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan
yang telah diberi lapisan kedap air. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas
semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, bau, pecah dan
cacat lainnya sebagai akibat dari kegagalan dari bahan /hasil pekerjaan yang
digunakan, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki
segala jenis kerusakan yang terjadi. Bila ada pekerjaan yang harus
dibongkar/diperbaiki akan menjadi tanggungan Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

1.2. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan
Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar
Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor dianggap sudah mengenal dengan
baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia dalam
spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain
seperti dibawah ini :

1.2.1. Listrik Arus Kuat (L.A.K)


a. Peraturan daerah setempat
b. Peraturan pemerintah pengganti Undang-undang (PERPPU) No. 2 Tahun 2022
Tentang Cipta Kerja.
c. PerMen PU No. 2 PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau.
d. Permenaker No. 12 tahun 2015 tentang Keselamatan Instalasi dalam
Bangunan.
e. PerMen ESDM No. 5 tahun 2014 tentang Instalasi Listrik.
f. Peraturan Menkes No. 340/menkes/PER/III/2010, Tentang klarifikasi rumah
sakit.
g. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0225–2011 dan Amandemennya, dan SNI
0225-2020 tentang Persyaratan umum Instalasi Listrik (PUIL).

h. SNI 6197:2011, tentang konservasi energi pada sistem pencahayaan.


i. SNI 03-7015-2004, sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
SNI 62305-2013 proteksi terhadap petir.
j. SNI IEC 62561-4:2012, Komponen sistem proteksi petir (KSPP) – bagian 4:
persyaratan untuk penjepit konduktor.
k. SNI IEC 60423:2010, Tentang sistem konduit untuk manajemen kabel –
diameter luar konduit untuk instalasi listrik dan ulir untuk konduit dan fitting.
l. SNI 03–6575–2001 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Pencahayaan
Buatan pada Bangunan.

m. SNI – 03 – 7018 - 2001 tentang Sistem Pasokan Daya Darurat dan Siaga
(SPDD).
n. Data Persyaratan Teknis Pabrikan.
o. Standar dan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku
khusus Pada Operator Penyedia Listrik Setempat (PLN).
p. Standar-standar lain seperti : IEC, JIS, BS, VDE, AVE, AS, DIN, ASTM, ISO dan
lain-lainnya sejauh tidak bertentangan dengan standar yang berlaku di negara
Indonesia

1.2.2. Listrik Arus Lemah (L.A.L)


a. UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
b. Peraturan Menkes No. 340/menkes/PER/III/2010, Tentang klarifikasi rumah
sakit.

c. PerMen PU No. 2 PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau


d. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0225–2011 dan Amandemennya, dan SNI
0225-2020 tentang Persyaratan umum Instalasi Listrik (PUIL).
e. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 1 tahun 2014. Tentang
persyaratan teknis Perangkat Telekomunikasi.
f. PerMen ESDM No. 5 tahun 2014 tentang Instalasi Listrik.
g. KepMen PU 26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
h. SNI 03-3985-2005, tata cara perencanaan, pemasangan dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada gedung.
i. SNI 04-7042-2004, tentang pesawat telepon Analog.
j. Peraturan daerah setempat
k. National Fire Protection Association (NFPA), High-Rise Building Fires and
Safety, Tahun 2013.
l. National Fire Protection Association (NFPA) 72, 2010.
m. Data persyaratan teknis pabrikan.

1.2.3. Syarat Dokumen SLF (Sertifikat Laik Fungsi)


Kontraktor bersama Konsultan Pengawas atau Konsulta Manajemen Konstruksi (MK)
mempersiapkan dan memeriksa dokumen SLF sesuai yang dipersyaratkan dalam
Peraturan Menteri PUPR No. 25 / PRT / M/ 2007 yang mana dokumen SLF tersebut
diserahkan kepada Pemberi Tugas sebanyak minimal 3 (tiga) set.

1.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan
juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail,
―Shop Drawing‖ kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan
dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
e. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings”
disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama pekerjaan
dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4
(empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan
lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built
Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang
ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor
seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.

1.4. KOORDINASI
a. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.
c. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Manajemen Konstruksi, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat
menjadi tanggung jawab Kontraktor ini.

1.5. RAPAT KOORDINASI LAPANGAN


a. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Manajemen Konstruksi, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat
menjadi tanggung jawab Kontraktor ini.

b. Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa
memberi keputusan terhadap sebagian masalah.
1.6. PERALATAN DAN MATERIAL
Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan,
sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan
merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

1.6.1. Persetujuan Peralatan dan Material


a. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material,
Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
dan Konsultan Perencana antara lain :
 Manufacturer Data : Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan
informasi-informasi yang tercetak jelas cukup
detail sehubungan dengan pemenuhan
spesifikasi.
 Performance Data : Data-data kemampuan dari unit yang terbaca
dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.
 Quality Assurance : Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau
distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi
beberapa tahun, telah dipasang di beberapa
lokasi dan telah beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik.
b. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan
diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan di atas.

1.6.2. Contoh Peralatan dan Material


a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi paling lama 2 (dua) minggu setelah
daftar material disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan
dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Konsultan Manajemen Konstruksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan
yang akan dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan
dan pengambilan contoh/ dokumen ini.
1.6.3. Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipertukarkan.

1.6.4. Penggantian Peralatan dan Material


a. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan
dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai
spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor .
b. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya
harus dari jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.
c. Bila Konsultan Manajemen Konstruksi membuktikan bahwa penggantinya itu
betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor.

1.6.5. Pengujian dan Penerimaan


a. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest
oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
b. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-
peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi-fungsinya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap
dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.

1.6.6. Perlindungan Pemilik


Atas penggunaan bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.7.1. Pelaksanaan pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar
kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan,
lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak
terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi
aksesoris yang dipakai. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menolak
gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat
keraguan-keraguan, Kontraktor harus segera menghubungi Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Manajemen Konstruksi, apabila
terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Manajemen Konstruksi atas rekomendasi Konsultan
Perencana.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan
dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh
Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan
yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali
performanya dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.7.2. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi


a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian
dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang
akan dikirim oleh Konsultan Manajemen Konstruksi kepada Konsultan
Perencana.
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.

1.7.3. Sleeves dan Inserts


Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus
dipasang oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang
peralatan, termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya
harus dipasang oleh Kontraktor.
1.7.4. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis.

1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna
yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.

1.8. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


a. Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan bertanggung jawab

penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat
diperlukan/dikehendaki oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.9. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Konsultan Manajemen Konstruksi harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan Manajemen Konstruksi adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00
sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal
tersebut menjadi beban Kontraktor yang perhitungannya disesuaikan dengan
peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Di tempat pekerjaan, Konsultan Manajemen Konstruksi menempatkan petugas-
petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi
surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan
tepat serta cermat.

1.10. LAPORAN-LAPORAN

1.10.1. Laporan Harian dan Mingguan


a. Kontraktor wajib membuat laporan harian dan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai:
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun tertulis.
 Jumlah material masuk/ditolak.
 Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
 Keadaan cuaca

 Pekerjaan tambah/kurang
 Prestasi rencana dan yang terpasang
b. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk diketahui/disetujui.

1.10.2. Laporan Pengetesan


a. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
 Hasil pengetesan mesin atau peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, tegangan, tekanan, dll
b. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.11. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor
instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau
ditentukan lain oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor
instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Konsultan Manajemen Konstruksi
dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
1.12. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN GUDANG
a. Kontraktor diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat
pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan
barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan
pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu
mendapatkan ijin dari pemberi tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.13. PENJAGAAN
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).

b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut di


atas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.14. AIR KERJA


a. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan sebagainya
harus disediakan oleh pihak Kontraktor.
b. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (existing) harus dilengkapi dengan
meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.

1.15. PENERANGAN, SUMBER DAYA LISTRIK


a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja
harus diusahakan oleh Kontraktor. Bila menggunakan daya listrik dari bangunan
existing, harus dilengkapi dengan KWh meter dan berkoordinasi dengan Konsultan
Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.

1.16. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun di
luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan
dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi pada waktu pelaksanaan.
1.17. KECELAKAAN DAN PETI PPPK
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan
departement yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini Polisi dan Department
Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

1.18. TESTING DAN COMMISSIONING


a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan
prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang
berwenang.

b. Khusus yang berkaitan dengan instalasi sistem sambungan daya listrik PLN,
Kontraktor wajib melakukan SLO (Sertifikat Laik Operasi) oleh Pihak yang berwenang
untuk melaksanakan dan mengeluarkan SLO sebelum daya listrik PLN ON (hidup) ke
sambungan beban konsumen.

c. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk testing.

1.19. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 180 (sertus delapan puluh) hari
kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas
menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
c. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Kontraktor diwajibkan
mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi tidak melaksanakan
teguran dari Konsultan Manajemen Konstruksi atas perbaikan/penggantian/penyetelan
yang diperlukan, maka Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor
instalasi ini.

f. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi harus melatih petugas-petugas


yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem
instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.

g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan
gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan
manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.

i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
 Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
 Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli
dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.20. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan di dalam
spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang
diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami
pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.

1.21. TRAINING
1. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan hingga Petugas yang
dilatih mengerti dan menguasai Penjelasan dan Praktek Pengoperasian dari Training
bidang Mekanikal / Elektrikal yang diberikan.
2. Kontraktor wajib menyerahkan lengkap buku Operating Maintenance, Repair Manual
dan As-built drawing sebanyak 3 copies, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

BAB 2.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT

2.1. UMUM
2.1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
2.1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
2.1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan
pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN


2.2.1. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain:
 Pengadaan dan Pemasangan Panel Distribusi Tegangan Menengah (PDTM) termasuk
pengkabelannya.
 Pengadaan dan Pemasangan Transformator Distribusi termasuk pengkabelannya.
 Sistem penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan konduit,
titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga.
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Sub distribusi dan Panel
Distribusi Tegangan rendah (PDTR) secara lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pekerjaan pentanahan/grounding.
 Pengadaaan dan pemasangan UPS (Uninterruptible Power Supply), kapasitas sesuai
dengan Gambar Perencanaan.
2.2.2. Penyambungan Daya PLN termasuk ijin (SLO) dan UJL atau sesuai dengan persetujuan
Pemberi Tugas.
2.2.3. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan
dalam gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun
secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistem yang sempurna, aman,
siap pakai dan handal.
2.2.4. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik
yang terpasang.
2.2.5. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

2.3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


2.3.1. Panel Distribusi Tegangan Menengah 20 KV (PDTM)
2.3.1.1. Umum
 Panel Tegangan Menengah akan ditempatkan di dalam gedung/ruangan yang
disediakan secara khusus.
 Panel harus metal–enclosed, prefabricated. Panel Tegangan Menengah yang
terangkai adalah terdiri dari kompartemen–kompartemen atau unit-unit.
 Panel Tegangan Menengah dan komponen–komponen harus dapat memenuhi
kondisi operasi untuk daerah panas dan iklim tropis yang lembab.
 Pemasok harus dapat membuktikan bahwa dia memiliki pengalaman yang luas di
bidang panel tegangan menengah dan dapat memberikan keterangan bahwa
panel–panel tersebut sudah beroperasi di jaringan PLN dengan baik selama paling
sedikit 3 (tiga) tahun.

2.3.1.2. Standard
 Panel Tegangan Menengah dirancang dan dipabrikasi menurut persyaratan yang
ditetapkan dalam rekomendasi IEC yang terakhir dan penyesuaiannya,
antara lain :
IEC 56 - High Voltage Circuit Breaker
IEC 60 - High Voltage Test Procedurs
IEC 68 - Basic Enviromnetal Testing Procedurs
IEC 129 - Alternating Current Isolators and Earthing Switches
IEC 168 - Tests on Indoor and Outdoor Post Insulators of Ceramic material with
Nominal Voltage greater than 1.000 Volts

IEC 185 - Current Transformer


IEC 186 - Voltage Transformers
IEC 265 - High Voltage Switches
IEC 273 - Dimensions of Indoor and Outdoor Post Insulators with Voltages greater
than 1.000 Volts
IEC 282-1 - High Voltage Fuses
IEC 298 - High Voltage Metal Enclosed Switchgear and Controlgear
IEC 466 - High Voltage Insulation Enclosed Switchgear and Controlgear
IEC 480 - High Voltage Combination Switch Fuses or Circiut Breaker Fuses
IEC 529 - Classification of Degrees of protection provided by Enclosures
IEC 660 - Tests on Indoor Post Insulation of Organic Material for System with
Nominal Voltage greater than 1.000 Volts
IEC 695 - Fire Hazard Testing
IEC 0278 - Power Cable Accessories
IEC 09-13 - Heat Shrinkable Components for Solid Dieletric Cables

Ditambah dengan edisi terakhir yang memungkinkan diterapkannya pula standar-


standar lainnya antara lain berikut ini :
NF.C Standar (Perancis)
VDE/DIN Standar (Jerman)
BS Standar (Inggris)
NEMA Standar (Amerika Serikat)
JIS Standar (Jepang)
 Peralatan yang memenuhi standar-standar berwenang lainnya, yang mana
menjamin kualitas yang sama atau lebih daripada standar-standar tersebut di dalam
spesifikasi ini, juga akan diterima.

2.3.1.3. Kondisi Iklim


 Geografi : Daerah Khatulistiwa
 Ketinggian : Kurang dari 1.000 meter di atas
permukaan laut.
 Atmosfer : Kelembaban 80% hingga 100%
 Suhu
Jelajah suhu : 16 ºC – 40 ºC
Suhu rata rata dalam 1 tahun : 30 º C
Suhu rata rata dalam 1 hari : 35

2.3.1.4. Karakteristik Elektrik Tegangan Menengah


 Tegangan Pengenal : 24 kV
 Tegangan Pelayanan : 20 kV
 Frekuensi Pengenal : 50 Hz
 Tegangan ketahahan impuls standard, (peak) : 125 kV
 Tegangan ketahanan frekuensi daya dalam 1 menit, (rms) : 50 kV
 Tegangan ketahanan pada jarak isolasi ujung ke ujung,
 Tegangan impuls (peak) : 145 kV
 Tegangan pada frekuensi daya 1 menit : 60 kV
 Arus Normal busbar : 630 A
 Arus ketahanan hubung singkat 1 detik :  14,5 kA
 Arus gangguan tanah maksimum untuk 1 detik : 1 kA
 Tegangan uji pada sirkit-sirkit bantu : 2 kV
 Tegangan surja switching pada saklar pemutus Tenaga (PMT) harus sesuai untuk
trafo-trafo dengan pendingin minyak (tanpa arrester) pada 125 kV BIL

2.3.1.5. Desain dan Komposisi


2.3.1.5.1 Konstuksi Panel
 Panel tegangan menengah harus terdiri dari kompartemen–kompartemen yang
secara lengkap tertutup di dalam selungkup logam termasuk penutup dasarnya.
 Panel dipabrikasi dari plat baja dan terdiri dari kubikel-kubikel yang dapat ditukar-
alihkan posisinya.
 Kubikel yang dapat ditukar-alihkan harus memiliki dimensi yang standar dan dapat
digabung secara mudah.
 Plat baja yang digunakan pada konstruksi panel harus secara sempurna datar dan
memiliki ketebalan tidak kurang dari 2 mm.
 Selungkup dan penyekat harus dibuat sedemikian kuat sehingga tumbukan
mekanis sebesar 2 Joule (ekivalen dengan sebuah bola seberat 0,5 Kg jatuh dari
ketinggian 0,4 m) tidak menyebabkan terjadinya ketidakefektifan controlgear atau
mengubah derajat proteksi yang ditentukan atau mengurangi jarak rambat atau
jarak bebas (clearances) di bawah nilai yang ditentukan.

2.3.1.5.2 Derajat Proteksi


 Derajat proteksi atau perlindungan manusia terhadap bahaya berdekatan dengan
bagian-bagian yang bertegangan dan bagian-bagian bergerak harus memiliki
minimal IP 2X untuk selungkup dan IP 2X untuk dinding pemisah/penyekat.
 Sebuah benda dengan diameter 2,5 mm tidak boleh masuk ke dalam panel
tegangan menengah. Hal ini untuk pengaman terhadap masuknya binatang
binatang kecil ke dalam kompartemen.

2.3.1.6. Akses ke Kompartemen–Kompartemen


2.3.1.6.1 Kompartemen Panel
 Kompartemen–kompartemen ini memenuhi koneksi-koneksi kabel, isolator, saklar
pemutus beban (LBS), saklar pemutus tenaga (CB) dan saklar pentanahan.
 Akses ke perlengkapan yang terpasang di dalam kompartemen-kompartemen ini
adalah dengan cara membuka pintu atau penutupnya.
 Akses secara sebagaian atau lengkap kedalam kompartemen panel oleh operator
harus dimungkinkan hanya jika seluruh perlengkapan yang terhubung ke sirkit di
luar kompartemen.
 Interlock jenis mekanis harus melarang akses ke kompartemen panel jika kondisi-
kondisi berikut tidak dipenuhi :
- Saklar (LBS, DS, dsb.) pada posisi terbuka/keluar
- Saklar pentanahan pada posisi tertutup/masuk
- Adanya bagian-bagian penghantar yang berada di luar kompartemen dalam
keadaan dibumikan.
 Penutupan pintu atau penutup tidak memungkinkan dilakukan kecuali saklar
pentanahan dalam posisi masuk/tertutup.
 Namun demikian, saklar pentanahan harus memungkinkan dapat dibuka selagi
pintu dalam kondisi terbuka.

2.3.1.6.2 Kompartemen Busbar


 Penutup dan penyekat pada kompartemen ini terpasang kencang dan tidak dapat
dibuka kecuali menggunakan peralatan (sebagai contoh pengencangan dengan
sekrup berkepala segi enam).
 Modifikasi atau penggantian bagian pada busbar mensyaratkan seluruh Panel
Tegangan Menengah dalam kondisi “ mati”.

2.3.1.7. Pengaman Operator Terhadap Gangguan Internal


 Gangguan internal di dalam kompartemen yang mungkin terjadi semisal busur ke
tanah, operasi pemutusan yang tidak berhasil, busur pada jarak isolasi ujung ke
ujung, harus tidak ada akibat terhadap operator yang berada di depan switchgear.
 Semua pengaturan secara konstruksi untuk menghindari adanya resiko-resiko
tersebut harus diperhitungkan.
 Pengujian harus dilaksanakan untuk membuktikan efisiensi pengaturan tersebut

2.3.1.8. Tuas Pengontrol (Control Levers)


 Tuas pengontrol untuk saklar pemisah/pemutus akan lebih disukai apabila pada
posisi atas ketika saklar berada dalam posisi „menutup” dan pada posisi rendah
ketika saklar berada dalam posisi “membuka”
 Tenaga yang dibutuhkan operator dalam mengoperasikan tuas harus tidak melebihi
250 N.
 Arah perputaran engkol harus sedemikian sehingga tidak membentur pada tembok
atau pintu yang terbuka dari kompartemen yang berdampingan.
 Posisi seluruh peralatan pemisah/pemutus harus secara jelas dan secara otomatis
ditunjukkan pada diagram mimik yang mana harus terdapat di muka kubikel.
2.3.1.9. Mekanisme Pengontrol (Control Mechanism)
 Mekanisme pengontrol untuk saklar pemisah/pemutus, harus dari jenis
pengoperasian manual mandiri.
 Pengoperasian saklar pemisah/pemutus harus dilakukan tanpa memasuki
kompartemen panel.
 Komponen-komponen pada mekanisme kontrol atau peralatan pengunci dan
komponen-komponen yang berhubungan dengannya, dirancang dan dikonstruksi
sedemikian rupa sebagaimana untuk menyediakan suatu faktor keselamatan dalam
kaitannya dengan deformasi permanen atau putusnya transmisi (tergantung
materialnya) di dalam kondisi yang paling tidak disukai dari suatu gaya 250 N yang
diterapkan pada engkol/tuas pengontrol.
 Peralatan interlocking (Saling kunci) harus memiliki faktor keselamatan yang lebih
tinggi daripada mekanisme kontrolnya.
 Posisi peralatan pemisah/pemutus termasuk isolator, harus dapat dilihat dengan
salah satu cara berikut :

- Ujung kontak bergerak dalam posisi terbuka memungkinkan dilihat melalui


“jendela tembus pandang” yang tersedia di depan selungkup/pintu kubikel.
- Sekat yang dapat dilihat secara jelas, dapat disisipkan di antara kontak-
kontak tetap dan kontak–kontak bergerak.
- Pemisahan dengan cara peralatan ditarik keluar.
- Pembukaan kontak-kontak diperlihatkan oleh suatu peralatan penunjuk untuk
masing-masing kutub atau untuk ketiga kutub bersama, bergantung pada
konstruksinya.
- Perlengkapan penunjuk ini harus dihubungkan secara langsung ke kontak–
kontak bergerak dengan hubungan yang kencang sehingga tidak dapat
diubah-ubah penyetelannya.

2.3.1.10. Label Informasi


 Plat informasi yang menunjukkan fungsi dari peralatan yang terdapat pada berbagai
kompartemen adalah dipasang di depan panel.
 Informasi yang menunjukkan posisi buka/tutup dan arah perputaran untuk
pengoperasian buka/tutup CB, LBS, DS dan saklar pentanahan harus ditempatkan
berdekatan dengan masing masing saklar yang bersangkutan sehingga mudah
diketahui oleh operator.
 Plat informasi harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
 Plat identifikasi berukuran 110 x 40 mm dipasang dengan sekrup di depan masing
masing kubikel.
2.3.1.11. Dimensi
 Dimensi keseluruhan dari satu unit saklar pemutus beban (LBS) harus tidak
melebihi :
Tinggi (Height) : 1.600 mm
Kedalaman (Depth) : 1.000 mm
Lebar (Width) : 500 mm
 Sedangkan untuk circuit breaker (tanpa LV Box) adalah sebagai berikut :
Tinggi (height) : 1.600 mm
Kedalaman (Depth) : 1.300 mm
Lebar (Width) : 750 mm
 Lebar 500 mm harus dipertimbangkan bahwa ruangan cukup untuk seorang
pemasang kabel pada saat berada di dalam kubikel untuk pemasangan terminasi
panel.

 ―Lifting Lugs‖ yang dapat dilepas untuk fasilitas pengangkutan kubikel, harus
disediakan dan terpasang di atas masing-masing kubikel.

2.3.1.12. Pengecatan dan Perlindungan Terhadap Korosi


 Panel Tegangan Menengah sebagaimana secara keseluruhan harus memiliki
konstruksi yang dirancang untuk pemakaian di daerah panas dengan iklim tropis
yang lembab, juga harus disediakan anti “condensation heater” pada masing-
masing kubikel dengan daya tidak melebihi dari 50 W, namun mampu menjamin
dalam hal mengatasi persoalan kelembaban.
 Pengerjaan terhadap seluruh plat baja yang digunakan harus secara hati-hati
diproteksi terhadap korosi dan dicat sebelum dilakukan perakitan.
 Selungkup, penutup dan dinding pemisah, harus dilapis dua kali pada pengecatan
akhir.
 Metoda perlindungan terhadap korosi dan pengecatan yang diajukan, harus
dijelaskan di dalam penawaran.
 Mur dan baut yang digunakan didalam konstruksi, harus sesuai dengan Standard
ISO (metrik) dan harus diproteksi terhadap karat.

2.3.1.13. Medium Isolasi/Pemutusan Busur Api


Medium isolasi/pemutusan busur api harus dari jenis gas SF6, baik untuk saklar
pemutus tenaga (CB) maupun Saklar Pemutus Beban (LBS).

2.3.2. Spesifikasi Kubikel 20 KV


2.3.2.1 Unit Incoming Circuit Breaker (CB)
 1 set busbar 630 A
 1 Sakelar pemisah tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
- Arus pengenal …………………………………………………… 630 A
 1 Circuit Breaker tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual dilengkapi dengan
Mechanic Interlock :
- Arus Pengenal 630 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik  14,5 kA
- Kapasitas Pemasukkan 31,5 kA
- Kapasitas pemutusan beban aktif utama 630 A (faktor daya = 0,7)
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel 15 A
 1 Sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual yang terintegrasi dengan
Saklar Pemisah.
 3 perlengkapan kontrol tegangan dengan lampu neon sebagai indikator tegangan
 Lightning Arrester 24 kV.
 Power Meter digital lengkap dengan peralatan bantu trafo arus dan trafo tegangan
untuk metering
 Heater, Shunt trip dan kontak bantu.
 Ruangan dan penahan/penjepit kabel harus di sediakan pada bagian bawah kubikel
untuk pemasangan 3 terminal inti tunggal, untuk kabel tegangan menengah yang di
isolasi dengan bahan dieletrik padat.
2.3.2.2 Unit Outgoing Circuit breaker (CB)
 1 set busbar 630 A
 1 Sakelar pemisah tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
- Arus pengenal …………………………………………………… 630 A
 1 Circuit Breaker tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual dilengkapi dengan
Mechanic Interlock :
- Arus Pengenal 630 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik  14,5 kA
- Kapasitas Pemasukkan 31,5 kA
- Kapasitas pemutusan beban aktif utama 630 A (faktor daya = 0,7)
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel 15 A
 1 Sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual yang terintegrasi dengan
Saklar Pemisah.
 3 perlengkapan kontrol tegangan dengan lampu neon sebagai indikator tegangan
 Heater, Shunt trip dan kontak bantu.
 Ruangan dan penahan/penjepit kabel harus di sediakan pada bagian bawah kubikel
untuk pemasangan 3 terminal inti tunggal, untuk kabel tegangan menengah yang di
isolasi dengan bahan dieletrik padat.

2.3.3. Transformator
2.3.3.1 U m u m
 Berikut akan diuraikan RKS dari jenis pekerjaan pengadaan, pemasangan dan
pengaturan transformator serta pengujian dan pengesahan oleh instansi yang
berwenang. Transformator harus dari jenis "non burning liquid insulated" jenis OIL
ESTER. Perlengkapan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
sirkulasi udara yang cukup, mudah untuk pemeriksaan dan pemeliharaan serta
perbaikan.
 Transformator direncanakan menggunakan Oil Ester Transformer.
 Transformator harus memenuhi Standard :
- IEC 60076-1 to 60076-5 : Transformator Daya.
- CENELEC : Harmonisation Documents.
- SPLN D3
 Proses produksi transformator harus sesuai dengan sistem mutu ISO 9001 dan
sistem pengendalian lingkungan ISO 14001 yang disertifikasi oleh organisasi yang
resmi.
 Transformator dipasang diatas lantai beton (kecuali ditunjuk lain) dengan
penulangan secukupnya (koordinasi dengan pekerjaan struktur).
 Pada pintu ruang transformator harus dipasang tanda peringatan akan daya
tegangan 20 KV dari plat baja 1,2 mm dengan ukuran 40 x 80 Cm2.
2.3.3.2 I k l i m
Transformator dan perlengkapannya harus dari jenis pasangan dalam ruangan (indoor
type) sesuai untuk penggunaan di dalam ruangan yang berventilasi cukup. Seluruh
peralatan listrik tersebut harus mampu beroperasi kontinyu secara baik sesuai dengan
ratingnya pada 60 °C maksimum dan suhu rata rata 50 °C selama periode tertentu.
Seluruh peralatan listrik yang digunakan harus "tropicalized".
2.3.3.3 Pentanahan Transformator
 Bagian bagian metal atau body harus dihubungkan dengan baik pada sistem
Pentanahan dengan penghantar sesuai dengan gambar perencanaan.
 Netral dari Trafo harus digrounding (pentanahan)
 Pentanahan (grounding) netral dan pentanahan (grounding) body trafo harus
digabungkan dengan sistem TN-C.
 Titik pentanahan menggunakan batang tembaga dia. 20 mm bulat dengan panjang
satuan 6 (enam) meter.
 Pentanahan ditanam secara vertikal minimal 12 meter dan ujung elektroda
pentanahan harus mencapai air tanah, agar diperoleh harga tahanan yang rendah
(tahanan tanah tidak boleh lebih besar dari 2 Ohm).
2.3.3.4 Konstruksi Transformator
 Transformator yang dipergunakan buatan pabrik dalam negeri. Bila tidak ada bisa
dipakai buatan pabrik luar negeri dari kwalitas pertama dimana pabrik tersebut harus
mempunyai agen tetap di Indonesia dan mempunyai persediaan yang cukup.
 Lilitan Tegangan Menengah maupun Tegangan Rendah menggunakan lembaran
tembaga.

 Transformator yang dipergunakan harus dari type oil Ester Rapessed indoor.
 Transformator harus dilengkapi dengan kelengkapan sebagai berikut :
- Plat nama spesifikasi trafo
- Manual no load top changer
- Thermometer
- Roda untuk berjalan
- Pada transformator diberikan "Oil Level Sight Glass"
- Saluran pengosongan minyak
- Saluran pengisian minyak
- Pernafasan dengan filter sillica-gel
- Komutator (TAP Changer)
- Relay/Pengaman D.G.P.T.
 Transformator harus diserahkan dalam keadaan terisi semua bahan, isolasi, minyak,
kertas isolasi harus bahan tahan panas sesuai dengan kenaikan temperature K-
class.

2.3.3.5 Klasifikasi Ketahanan Terhadap Panas


Transformer mempunyai klasifikasi K- class, IEC 61039:2008.

2.3.3.6 Data Teknis Transformator


Dibawah ini diberikan data teknis transformator yang harus dipenuhi oleh Kontraktor :

No Keterangan Spesifikasi

1 Rating (Kapasitas Trafo) 1.600 kVA Less Flammable

IEC 62770; 2013


menggunakan oli ester
rapessed.

2 Fasa 3 (tiga)

DYN 5 (kontraktor harus


memastikan dengan PLN
daerah setempat, termasuk
sistem wiringnya

3 Frequency 50 Hz

4 Tegangan Primer 20 KV (Delta)

5 Tegangan Sekunder 400 / 230 Volt (WYE)

6 Tap on high voltage 5 (lima) tap ; ± 2,5 %, ± 5,0 %

7 Polaritas dan phase relation ship DYN 5

8 Oil Volume Sesuai rekomendasi pabrikan

Oli Ester - Rapessed

9 Electric Performance

- insulation class = primary 24 KV


voltage
- insulation class = secondary 1,1 KV
voltage

- Basic Impulse level 125 KV

Applied Voltage test during 1


minute :

- Primary voltage 50 KV

- Secondary voltage 3 KV

10 Induced Voltage Test Apply 2 times of the rate


voltage at 200 cycles per
second for 30 seconds

11 Temperature rise :

- For coil temperature 55ºC

- For oil temperature 50°C

13 Impedance short circuit

14 Voltage Regulation Power Factor 1.3


1.0

15 Voltage Regulation Power Factor 4.52


0.8

16 Jumlah Unit 1 unit

2.3.3.7 Kondisi Penyerahan


 Transformator ini harus disediakan oleh Kontraktor elektrikal seperti yang
ditunjukkan dalam dokumen kontrak.
 Sebelum diserahkan, transformator harus sudah lulus uji/test setelah diproduksi
dengan dilampirkan sertifikasi test meliputi pengukuran berikut :
- Tahanan lilitan
- Rasio transfromasi dan vector group
- Impedance voltage and load loss
- No load loss and no load current
- Voltage dielectric test
- Induced voltage dielectric test
- Partial discharges
 Untuk partial discharges, kriteria yang bisa diterima adalah : kurang dari atau sama
dengan 10pC at 1.30 Un.
 Transformator harus diberikan dalam kondisi garansi penuh dan Pemberi Tugas
dibebaskan dari segala beban pembayaran atas segala kerusakan untuk selama 1
(satu) tahun sesudah penyerahan barang/peralatan.
 Menerbitkan surat garansi/jaminan bahwa trafo dapat dibebani 100% dari
kapasitasnya secara terus menerus (continous).
 Pemakaian transformator ini, harus mendapatkan persetujuan Pemberi tugas.

2.3.3.8 Instalasi
 Transformator harus dipasang dan ditest oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi tugas.
 Pemasangan transformator disesuaikan pula pada kondisi setempat. Interkoneksi
pengkabelan dengan peralatan atau auxilaries harus memenuhi persyaratan tentang
perkawatan.

2.3.4. Panel Distribusi Tegangan Rendah 230 – 400V (PDTR)


a. Panel PDTR dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50
Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL2011 dbeserta
amandemennya, , IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
b. Panel PDTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik-pabrik pembuatannya harus telah
tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
c. Cubicle Panel menggunakan model Form 2b dengan menggunakan busbar dilapis
Heatshrink.
d. Komponen pengaman ; Miniature Circuit Breaker(MCB), Moulded Case Circuit Braker
(MCCB) dan Air Circuit Breaker (ACB),harus mempunyai breaking capacity sesuai gambar
perencanaan pada tegangan 380/415 Volt ; dan harus sesuai dengan iklim Indonesia .
e. ACB dan MCCB menggunakan type Adjustable.
f. Untuk pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/ merk saja.
g. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai dan pintu
dilengkapi master key.
h. Jenis pasangan dalam (indoor-type) free standing panel.
i. Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
j. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
k. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga
mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.
l. Terminal-terminal untuk kabel masuk atau keluar serta kabel kontrol diatur sedemikian
rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu komponen-komponen panel.
m. Meter dan indikator sesuai dengan perletakan yang mudah dilihat.
n. Busbar terdiri dari 5 busbar terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar netral (full netral)
dan 1 busbar untuk grounding atau dengan ukuran seperti gambar rencana.
o. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat powder coating (ketebalan cat min 100
micron), warna cat ditentukan kemudian.
p. Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan gambar rencana.
q. Ukuran panel harus sudah termasuk spare space sesuai gambar.
r. Panel PDTR harus dilengkapi dengan SPD (Surja Protection Device).

2.3.5. Panel Tegangan Rendah


a. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat
mengikuti standard PUIL2011 beserta amandemennya, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan
sebagainya.
b. Panel menggunakan form 2b dengan busbar Assembly/Chasis.
c. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di cat duco 2 kali dan harus di cat dengan cat
powder coating (tebal cat min 80 micron), warna dan cat akan ditentukan kemudian.
Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key.
d. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-
penyambungan pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu
komponen-komponen lainnya.
e. Panel harus dilengkapi dengan Surja Arrester termasuk sub panel power yang berkaitan
dengan IT, PABX, arus lemah/elektronika yang lainnya.
f. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
g. Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
h. Komponen panel :
Accessories
Busbar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian
yang bergetar.
Busbar
- Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral (full netral) ditambah 1,45 dari Busbar Pasa dan 1 busbar untuk
grounding (PE). Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang
mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar
dari 65° C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL 2011
beserta mandemennya.
- Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai Puil 2011, dimana lapisan warna
busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
- Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
- Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : coklat, hitam, abu-abu.
Netral : Biru
Ground : Hijau/Kuning

Circuit breaker
- Circuit Breaker untuk penerangan menggunakan MCB dengan breaking capacity
minimal 6 kA simetris atau sesuai dengan gambar perencanaan.
- Rating arus untuk Circuit Breaker minimal adalah 10 A. Rating tegangan 240/415
VAC.
- Circuit Breaker untuk beban motor induktif harus menggunakan MCB dengan
breaking capacity minimal 10 kA simetris atau sesuai dengan gambar perencanaan.
- Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa dan 3 pole untuk 3
phasa.
- Circuit Breaker lainnya harus dari tipe ACB, MCCB, sesuai dengan yang diberikan
pada gambar rencana dengan breaking capacity MCCB adjustable minimal 36 kA
simetris dan breaking capacity ACB minimal 65 kA simetris.
- Circiuit Breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.
- Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip
terminal.
- Type dan jenis dari Circuit Breaker sesuai dengan gambar perencanaan.

Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN
(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi Utama atau Sub
Panel Pembagi.
Alat pengukuran yang dipakai di PDTR menggunakan jenis Power Management Metering
yang dapat interface pembacaan oleh BAS maupun dapat membaca langsung multi
fungsi :
- KW meter, KWH
- Ampere meter
- Volt meter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
- KVARH
- THD

2.3.6. Kapasitor Bank 525V


a. Umum
Kapasitor harus mengacu dengan standard IEC 60831-1 dan 2 atau standard yang
dikeluarkan terdahulu.
Toleransi Kapasitansi Kapasitor antara -5% sampai dengan +10%.
Tegangan opersional kapasitor adalah 550V AC 50 Hz dengan toleransi kelebihan
tegangan adalah maksimal 10% selama 8 jam dan tidak boleh melebihi 24 jam.
Sistem proteksi internal 100% : HRC fuse dikoordinasikan dengan alat deteksi tekanan
(overpressure):
- Withstand 50 Hz/1 menit : minimal 4 kV
- Impuls wave witshtand : 1.2/50µs
- Tegangan lebih : 2.15Un @ 10s
Jenis kapasitor adalah “ Thermo-setting Resin & Metallized Film”.
Temperatur kapasitor adalah kelas D : - 25ºC sampai dengan 55ºC.

b. Konstruksi
Kapasitor harus memenuhi sertifikat standard ISO 9002 dan ISO 14001
Kapasitor dibuat dengan tipe modular yang mana dapat memenuhi untuk menutup
kombinasi susunan perbedaaan power rating (kVAR) tergantung dari voltage (V),
frekuensi (Hz) dan tingkat polusi harmonik pada jaringan.
Kapasitor lengkap dengan HQ protection sistem pada tiap elemen phasa tunggal.
c. Instalasi
Kapasitor harus dipasang dalam kondisi ruangan atau panel berventilasi yang
temperaturnya tidak boleh melebihi batas kategori temperatur di bawah ini :
- Temperatur ruangan maksimum 40ºc
- Rata-rata temperatur lebih dari 24 jam di ruang listrik : 35ºC
- Temperatur minimum -5ºC
- Ketinggian maksimum 2000 m
Kapasitor dapat dipasang secara vertikal maupun horizontal.
Untuk ketahanan petir 25kV, kapasitor dapat dipasang sekurang-kurangnya 15 mm
antara panel belakang dan bagian kolom.
Penggabungan modul kapasitor satu dengan yang lainnya dalam satu group dianjurkan
menggunakan busbar koneksi dengan torsi pengencangan adalah 19Nm.

d. Automatic Power Factor Controller :


Controller harus mengkontrol secara terus menerus daya reaktif dari sistem dan tombol
on/off kapasitor untuk menghasilkan koreksi daya yang diinginkan.
Controller memenuhi standard IEC 61 010-1.
Controller mempunyai tambahan komunikasi Modbus dan beroperasi diatas suhu
sampai dengan 60ºC.
Dapat langsung dipasang di panel.
Controller dapat memberikan informasi minimal : Cos phi, tangga koneksi, perputaran
sambungan, beban dan reaktif arus, tegangan dan daya (P.Q.S), suhu sekitar dalam
panel, total penyimpangan harmonik tegangan dan histori alarm.
Controller harus mempunyai alarm minimal : faktor daya rendah, regulasi tidak stabil,
chos phi tidak normal, konpensasi lebih, tegangan rendah, tegangan lebih, THD > 7%,
arus tinggi dan rendah.

2.3.7. Panel Kontrol Genset (PKG)


a. Umum
Panel harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan
PUIL 2011 beserta amandemennya.
Box Panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan powder coating
(tebal cat min 100 micron), warna abu–abu atau akan ditentukan kemudian oleh pihak
Pemberi Tugas.
Pintu dari panel harus dilengkapi dengan master key.
Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen- komponen lainnya.
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral (full netral) dan 1 busbar untuk grounding, besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 65C. Setiap busbar copper harus diberi warna
sesuai peraturan PLN, lapisan yang digunakan untuk memberi warna busbar dan
seluruh harus spasi dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
Alat ukur yang digunakan adalah jenis semiflush mounting dalam kotak tahan getaran,
untuk Ampere meter dan Volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN
(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
Panel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
- Short circuit
- Over current
- Under voltage dan Over voltage
- Ground fault (earth fault current)
- Over load
- Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
- Emergency shut-down sistem
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan,
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pemberi tugas.
PKG harus mampu melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan pada
spesifikasi teknis diesel genset.
Start Blocking pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general
alarm dari sistem MCFA gedung.
PKG harus mempunyai bagian yang dapat mengoperasikan mesin secara otomatis pada
saat terjadi gangguan pada sumber daya yang berasal dari PLN, dimana untuk
selanjutnya akan disebut Automatic Main Failure (AMF). Type dari AMF yang digunakan
adalah Digital.
AMF Digital yang digunakan harus dapat memberikan indikasi mengenai keadaan-
keadaan berikut :
- Alat penghubung beban tersambung/terputus
- Kegagalan start
- Gangguan pada rangkaian pengisi battery
- Kapasitas battery lemah
- Gangguan operasi lainnya
AMF Digital harus dilengkapi dengan fasilitas peralatan sebagai berikut:
- Saklar pemilih operasi manual/otomatis
- Tombol penghenti bunyi bel
- Tombol reset
- Tombol penghenti operasi mesin
- Tombol penguji lampu indicator dan bel
- Dan lain-lain
AMF harus mampu menjalankan Diesel Genset pada waktu tegangan PLN padam.
Waktu start Diesel Genset adalah sekitar 2 detik kemudian.
AMF harus dapat menghentikan pelayanan Diesel pada waktu pelayanan dari PLN telah
normal kembali dan kemudian menghentikan Diesel dengan kelambatan waktu operasi
tidak kurang dari 5 menit.

b. Fungsi Operasi PKG + AMF


Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi ataupun
pengetesan berkala.
Untuk pengaturan diesel genset secara otomatis pada waktu PLN padam dan pada saat
PLN sudah hidup kembali, kemudian auto stop.
Untuk fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan operasi mesin.

c. Sistem Operasi PKG


PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup pekerjaan
diesel generating set.
PKG terdiri atas beberapa cubicle minimal sebagai berikut :
- 1 Cubicle Incoming / Outgoing.

d. Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus
rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Semua panel harus ditanahkan.

e. Ketentuan Teknis Bahan dan peralatan


Panel Kontrol Generator (PKG), AMF, Auto Start.
Type : Free standing, front operated, Model Form 1,
busbar heatshrink.
Tegangan : 380 – 415 V
Protection device : Circuit breaker minimum 42 kA dengan over
current Short circuit, under voltage dan over
voltage relay, earth fault relay dan reserve power
relay.
Protection : IP 23
Automatic Main Failure : AMF type Digital
Measuring Device : Ammeter c/w current transformator
Voltmeter c/w 7 step selector switch
Frequency meter
Power factor meter
KWH meter
KW meter
Hours meter
DC Volt meter
DC Ampere meter
Signal Lamps : Main CB “ON”
Main Failure
Genset Running
Genset on Load
Alarm Enable
Battery On
Low Oil Pressure
Over Temperatur
Engine Over Speed
Start Failure
Under Voltage
Charge Failure
Reverse Power
Emergency Stop
CB Tripped
Push Button : Signal Lamp Test
Signal Reset
Emergency Stop
CB “Closed”
CB “Open”

2.3.8. Uninterruptible Power Supply (UPS)


Spesifikasi minimal untuk UPS adalah sebagai berikut :
- Type : True On Line, Double Conversion
- Kapasitas Minimal : sesuai yang disebutkan dalam gambar perencanaan/ tender
- Input Voltage : 400V/3Phase
- Output Voltage : 400V/230V
- Frequency : 50 Hz±2%
- Input THDI : <3%
- Output PF : 0.95
- Output harmonic : 2 – 3%
- Efisiensi : minimal 96%
- Operating Temp. : 0ºC / +40ºC
- Humidity : 0%-95% non condensing
- Noise : <67 dBA at 1 meter
- Back Up Time : 30 menit dengan pemakaian 75%
- Protection : Overload 125% for 10m, short circuit 3,4xIn, overvoltage,
under voltage, temperature, low battery
- Device : Automatic Bypass
Maintenance Internal Bypass
Deep Battery Discharge Protection
ECO Mode Operation
Frequency Inverter
RS 232 Port

2.3.9. Kabel Tegangan Menengah


 Sebelum digunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
 Kabel yang digunakan adalah jenis N2XSEBY dan N2XSY.
 Kabel-kabel yang dipakai harus dapat digunakan untuk tegangan minimal 24 kV,
14.45 kA.
2.3.10. Kabel Tegangan Rendah
a. Sebelum digunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Pada prinsipnya kabel-kabel yang digunakan adalah jenis Cable XLPE/PVC, NYY, NYM,
NYA, NYFGbY, FRC, NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder/power dari jenis NYY, FRC, kabel
penerangan digunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari jenis BCC.
c. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat digunakan untuk tegangan min. 0,6 KV dan 0,5
KV untuk kabel NYM.
d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm².
e. Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Fire Resistance
- Fire Retardant
- Low Smoke
- Halogen Free
- Low toxicity
- Low corrosivity
- Ambient Temperature : 20 – 60ºC

2.3.11. Lighting Fixtures


a. Umum
- Pemilihan jenis lampu yang akan digunakan, mengacu kepada lampu-lampu hemat
energy, yaitu jenis lampu LED yang mempunyai masa pakai hingga 20.000 jam.
- Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut.
- Semua lighting fixtures harus bebas dari karat dan lecet-lecet, dicat dengan cat
bakar Acrylic warna putih. Contoh dan warna lampu harus disetujui oleh Pemberi
Tugas.
- Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih, kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
- Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (Grounding).

b. Reccessed Mounted (RM)


- Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan cat powder
coating warna putih.
- Daya yang dipakai adalah 2 x 28 W, 2 x 14 watt atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
- Reflector terbuat dari allumunium mirror thickness.
- Louvre lampu dari bahan alumunium semi-specular/omni directional glare free
lighting control (kendali cahaya anti silau) dengan plat baja tipis menyilang.
- Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Warm light/84 T5 atau sesuai
dengan persetujuan Pemberi Tugas.

c. Lampu Tabung (Down Light) LED.


- Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal minimal 1.2
mm.
- Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing.
- Type dari ballast yang digunakan adalah electromagnetic low loss.
- Lamp holder menggunakan standard E-27.
- Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
- Daya yang digunakan adalah 13W dan 6W atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
- Lampu yang dipakai dari jenis lampu essential atau sesuai gambar. Contoh harus
disetujui oleh Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan.

d. Lampu TL Balk
- Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat powder
coating warna putih.
- Daya lampu yang digunakan adalah 36W dan 18W atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
- Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Cool Daylight/Neutral White TL-LED.

e. Lampu Baret
- Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan cat powder
coating warna putih.
- Cover terbuat dari acrylic tebal 3.0 mm.
- Daya lampu yang digunakan adalah 18W atau sesuai dengan gambar perencanaan.
- Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Cool Daylight/Neutral White TL-LED.

f. Lampu Wastafel (GMS)


- Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder
coating warna putih.
- Cover terbuat dari acrylic tebal 2.0 mm.
- Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Cool Daylight/Neutral White TL-LED atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas.
g. Lampu Exit
- Rumah lampu dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder coating
warna putih.
- Type dari ballast yang digunakan adalah electromagnetic low loss.
- Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan tebal 1.1 mm.
- Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm.
- Daya lampu yang digunakan adalah 18W atau sesuai dengan gambar perencanaan.
- Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Cool Daylight/Neutral White TL-LED
- Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.

h. Lampu Jalan
- Casing terbuat dari die-cast alumunium finishing cat powder polyester.
- Tiang terbuat dari pipa baja.
- Lengkap dengan ballast
- IP 65
- Lampu yang digunakan jenis atau sesuai dengan gambar perencanaan.

i. Lampu Emergency
- Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery dengan
kapasitas memback-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.

2.3.12. Kotak-Kontak dan Saklar


a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe
pemasangan masuk/inbow (flush mounting).
b. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti
standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow) mempunyai rating 15 A
dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
c. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button
harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali ditentukan
lain dan ruang-ruang yang basah/lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk
saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.

2.3.13. Konduit
a. Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
b. Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL 2011.
2.3.14. Rak kabel/Cable Tray
a. Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
b. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1 m.
Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah
bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna
abu-abu.
c. Bahan-bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

2.3.15. Perlengkapan Instalasi


a. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi
instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah
perawatan.
b. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
c. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel
harus sama.
d. Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

2.4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


2.4.1. Panel-panel
a. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata
(horizontal).
c. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
d. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari/ke terminal panel harus
dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur
rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel
dari/ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
e. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang
sesuai.
f. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai
terhadap as panel.
g. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h. Semua panel harus ditanahkan.
2.4.2. Surge Protection Device (SPD)
a. Sistem Proteksi Surge Arrester harus memenuhi IEC standard 61643.
b. Panel Utama Tegangan Rendah dan di beberapa Sub Panel harus dipasang Surge
Arrester yang memiliki kemampuan menahan arus hubung singkat minimal 25 kA untuk
di Sub Panel dan minimum 50 kA di Panel Utama Tegangan Rendah.
c. Surge Arrester disambungkan di masing-masing Phasa–Netral dan Netral– Ground (R-
S,S-N,T-N dan N-E) dengan maksimum tegangan sisa tersalur Uc (L-N) adalah 345 – 380
volt.

2.4.3. Kabel–Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL 2011 beserta
amandemennya.
c. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos
untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan
alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
g. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
i. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
Penyambungan kabel menggunakan las doop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
o. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.

2.4.4. Instalasi Kabel Bawah Tanah


a. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman minimum 100 cm, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan
dengan batu bata press sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm
yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
b. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
c. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
d. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
e. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1
meter.
f. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Pemberi Tugas memeriksa dan
menyetujui perletakan kabel tersebut.
g. Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60
cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan merah.
h. Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve, pipa
ini minimal dari Metal (Pipa GIP).
i. Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan. Kabel harus utuh menerus tanpa
sambungan.
j. Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15x diameternya. Di atas
belokan tersebut diletakan patok beton bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah belok.
Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.

2.4.5. Instalasi Kabel Tenaga


a. Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin disesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesulitan dalam menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Pemberi tugas.
b. Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali
dinyatakan lain dalam gambar.
c. Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling
tindih dan membelit.
d. Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa
pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan
penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
e. Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
f. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan
pipa fleksibel, belokan harus dengan radius minimal 15 x diameter kabel.
g. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan phasanya.
h. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
i. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
j. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder),
diklem dan disusun rapi.
k. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
l. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya.
m. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan
alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
n. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel support
minimum setiap 50 cm.
o. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.

2.4.6. Kotak–Kontak dan Saklar


a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak-kontak dan 1.500 mm
untuk saklar atau sesuai gambar perencanaan.
b. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah harus dari tipe
water dicht (bila ada).
c. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.

2.4.7. Pentanahan (Grounding)


a. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar/RKS.
b. Sistem grounding yang dimaksud disini adalah untuk grounding untuk kebutuhan sistem
elektrikal dan proteksi petir saja.
c. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada
panel-panel menggunakan BCC dengan ukuran minimal 6 mm² dan maksimal 120 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
d. Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)
tidak lebih dari 1(satu) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari
berturut-turut.
e. Untuk grounding arus lemah menggunakan solid grounding.
f. Sistem grounding dimana semua grounding dari Arus Kuat, grounding Arus Lemah
(elektronik) dan penangkal petir pembumiannya harus di loops (TN-C).
g. Pengukuran Pentanahan tahanan tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah
mendapat persetujuan dan disaksikan oleh Pemberi Tugas.
2.5. PENGUJIAN
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK/PLN serta instansi lainnya
yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem berfungsi
dengan baik dan dilakukan oleh Lembaga/Instansi Inspeksi yang diakui dan diakreditasi
oleh Dirgen Listrik/Gubernur/Walikota/Bupati sampai mendapatkan Sertifikasi Layak
Operasi (SLO).
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Test meliputi :
 Test Beban Kosong (No Load Test)
 Test Beban Penuh (Full Load Test)

2.5.1. No Load Test


a. Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
 Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
 Pengukuran tahanan pentanahan
b. Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus
dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).

2.5.2. Full Load Test (Test Beban Penuh)


a. Test beban penuh ini harus dilaksanakan Kontraktor sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Test ini meliputi :
 Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.
 Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan
pompa-pompa.
 Test peralatan (beban) lainnya.
b. Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua
biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor, dengan
schedule/pengaturan waktu oleh Pemberi Tugas.
c. Hasil test harus mendapat pengesahan dari Pemberi Tugas. Selesai test 3 x 24 jam
harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

2.6. REFERENSI PRODUK


2.6.1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis
2.6.2. Minimal Nilai total TKDN adalah 41,9%
2.6.3. Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Minimal
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
TKDN

Panel Tegangan Incoming menggunakan 15%


1
Menengah UCB 630A
ABB / Siemens /
Outgoing menggunakan 15% Eaton
UCB
630A

Natural Oil Ester 40%


Transformator Rapessed IEC 62770 =
Distribusi 1600 kVA 2013 B & D / Weltraf /
2
K-Class Transformator Sintra / Trafindo
Less Flammable Mampu bekerja full load
Thermal class 120
Minimal
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
TKDN
Kenaikan 100%
continous dengan suhu
ambient 20ºC
Dan temperaturized di oil
50ºK
Di winding 55ºK

Komponen Premium 30%


Grade terdiri dari :
Semua Panel TR dan
MCB. ABB / Siemens/ Eaton
3 PKG
MCCB Fixed. / LS / Legrand / Chint
MCCB Adjustable Rating.
ACB Adjustable Rating.

0% Nokian / ABB/
4 Capasitor Bank PFR 12 step/525 V
LEGRAND / Chint

Type Digital include 0% DEIF/ Lovato /Comap


5 AMF Module PKG
Protection Device / Woodward

Free standing ; 60%


menggunakan – Type
Test form 3b, busbar
lapis heatshrink & wall Panelindomas / Jefta
Panel Manufacturer
mounted menggunakan / Trias / Navitas /
6 semua Panel TR dan
Form 2b, busbar Duta Listrik Graha
PKG
Asembly/chasis. Prima
Finishing cat : Powder
coating
(minimal 80 micron).

7 System Intelock 0% ABB / Siemens/ Eaton


Mechanical – Electrical
LS / Legrand / Chint
Minimal
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
TKDN
0% GAE/ Rivalco /
8 Measuring Device Ampere meter Circutor / Lovato /
Salzer / Howig
GAE/ Rivalco /
Volt meter Circutor / Lovato /
Salzer / Howig
GAE/ Rivalco /
Frequency Meter Circutor / Lovato /
Salzer / Howig
GAE/ Rivalco /
Cos phi meter Circutor / Lovato /
Salzer / Howig

20% ABB/ LEGRAND /


Digital Power Meter Multi function power
9 Eaton / LS / Siemens
PDTR meter
/ Chint / Mikro

20% Axle / Rivalco / Fuji


Push Button & Pilot
10 Iluminasi/LED Electric / Idec / Salzer
Lamp
/ Howig

Min Contact rated load 20% Socomec / Idec /


11 Control Relay 5A, Built- in LED Indicator Omron / Phoenix
Type. Contact

Contactor ; AC-3 + Aux 20% Eaton / ABB /


Contactor, Star Delta
12 NO/NC, Siemens / Chint /
starter, DOL
StarDelta/DOL standard. Legrand / Hongfa

20% Huwig / GAE / CIC /


13 Current Transformer ……/5A, min 5VA.
Salzer

20% Huwig / GAE / Fuji


14 Control Fuse 2 Ampere
Electric / Salzer
Minimal
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
TKDN

NYY, NYA, NYMHY, NYM, 35%


Supreme / Kabel
15 Kabel – kabel NYFGbY, NA2XSEFGbY,
Metal / Extrana
N2XSY
FRC berinsulasi dan 20% Pyrotec / ISE CABLE /
berpelindung mineral Betaflame

Cu, 3 Phase , Netral 0% Furutec / WTI /


16 Busduct 145% + integral Ground
Legrand / LS / Eaton
bar.

75% Ega / Panasonic /


17 Konduit PVC High Impact
Elmech / Legrand

30% 3M / Legrand / Dinkle


18 Cable Mark
/ Phoenix Contact

40% Philips / Osram /


19 Lampu Balk TL - LED
Panasonic
Philips/ Schwabe/
Fitting
BJB
Creation / Interlite /
Armature
EdgeLight

40% Philips / Osram /


20 LED Down Light Lampu, fitting
Panasonic
Creation / Interlite /
Armature
Panasonic / EdgeLight

40% Philips / Osram


21 Reccessed Mounted Lampu TLED
/Panasonic
Philips / Schwabe /
Fitting
BJB
Creation / Interlite /
Armature
Panasonic / EdgeLight
Minimal
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
TKDN

40% Philips / Osram /


22 Lampu Baret TL-LED
Panasonic
Philips/ Schwabe/
Fitting
BJB
Creation / Interlite /
Armature
Panasonic / EdgeLight

40% Philips / Osram /


23 Lampu GMS TL-LED
Panasonic
Creation / Interlite /
Armature
EdgeLight

40% Philips / Osram /


24 Lampu Exit TL-LED
Panasonic
Creation / Interlite /
Armature
Panasonic / EdgeLight

40% Philips / Osram /


25 Lampu Taman Lampu HPLN-
Panasonic
Creation / Interlite /
Armature
EdgeLight

40% Philips/ Osram /


26 Lampu Jalan Lampu HPL-N
Panasonic
Philips/ Schwabe/
Fitting
BJB
Creation / Interlite /
Armature
Panasonic / EdgeLight

27 Nicad Battery Minimal 2 jam 20% Menvier / Hits / WAE

30% Berker / Legrand / MK


28 Stop kontak, Saklar Type standard
/ ABB / Panasonic /
Minimal
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
TKDN
EdgeLight

Automatic close 0% Zenith / Thomson /


28 Acts
transition transfer switch Asco / PTS

Kabel tray / kabel 40% Three Star / Interrack


29 Galvanized
ladder / Trias

Screw or automatic 30% Legrand / weidmuler /


30 Terminal
spring weiland /Dinkle

Back Time 15 menit, END 0%


Socomec / Laplace /
31 UPS 1.7 VDC/Cell, Jenis
Legrand
battery VRLA.
BAB 3.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PROTEKSI PETIR

3.1. UMUM

3.1.1. Yang dimaksud dengan sistem proteksi petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem proteksi petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.

3.1.2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.

3.1.3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan - bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.

3.1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan
pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

3.2. LINGKUP PEKERJAAN

3.2.1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
proteksi petir jenis konvensional, termasuk air terminal (batang penerima), down
conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang
berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian - bagiannya
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

3.2.2. Peralatan untuk instalasi proteksi petir ini terdiri dari beberapa komponen antara lain:

- Air Termination

- Konduktor penyalur

- Clamps, Clips dan aksesories


- Sambungan Uji

- Earth Termination lengkap dengan earthing loops

3.2.3. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.

3.2.4. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada


spesifikasi/syarat - syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.

3.2.5. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan
dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem proteksi petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku
seperti yang ditunjukkan pada syarat - syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau
gambar dokumen.

3.2.6. Disamping itu produsen proteksi petir harus memiliki pengalaman minimal 10 tahun
dalam bidang produksi proteksi petir dan memiliki sertifikasi ISO 9001.

3.3. SYARAT TEKNIS PROTEKSI PETIR

3.3.1. AIR TERMINAL & AIR TERMINATION NETWORKS

3.3.1.1. Air terminal jenis konvensional dan tidak mempunyai bagian - bagian yang bergerak.
3.3.1.2. Air terminal harus dipasang secara aman dengan baut/mur dan klem untuk
menghasilkan kontinuitas listrik yang bagus.

3.3.1.3. Air terminal hingga konduktor harus dipastikan semua tetap terpasang dibawah tekanan
mekanik saat terjadi hantaran arus dari petir.

3.3.1.4. Jaringan terminasi udara untuk peralatan ataupun transmisi gedung dapat dibuat
melalui jaringan konduktor dengan ukuran 10m x 20m atau jaringan terminal vertical
dengan memperhatikan sudut proteksi dan zona proteksi, konduktor atap gedung harus
kencangkan dengan klem dangan jarak setiap 1m.

3.3.1.5. Bagian dari struktur atau bangunan yang terbuat dari bahan metal ataupun allumunium
dengan ketebalan yang telah di tentukan dalam standar IEC 62305 dapat digunakan
sebagai terminasi udara natural, atau memakai tombak tembaga dengan panjang
500mm hingga 2000mm. Semuanya itu harus dikoneksikan menjadi satu sehingga
membentuk satu sistem proteksi petir.

3.3.2. DOWN CONDUCTOR/KONDUKTOR PENYALUR

3.3.2.1. Banyaknya konduktor penyalur yang menghubungkan air termination dengan


pembumian harus disiapkan seperti yang terdapat pada gambar. Setiap turunan dari
atap bangunan menggunakan tape tembaga dengan ukuran 25 x 3 mm yang mengikuti
standar BS 2898 - 1350, ditarik dari ujung atap hingga turun ke setiap terminasi
grounding di lantai dasar, dengan koneksi secara parallel sehingga menghindari tekanan
akibat arus listrik yang besar selama proses hantaran arus petir.

3.3.2.2. Konduktor penyalur bisa menggunakan besi tulang beton yang ada dalam kolom gedung
yang disebut konduktor alami, dengan memperhatikan ikatan antara sambungan besi
tulang beton sebesar 20 kali dari diameter lebar tersebut sesuai dengan standart dari
SNI 03-7015-2004.

3.3.2.3. Setiap klem konduktor penyalur harus dipasang secara aman dengan jarak 1m, dan
terhubung dengan terminasi grounding, dan harus mampu menahan tekanan mekanik
selama menyalurkan arus petir. Tape tembaga yang digunakan sebagai konduktor
penyalur harus memiliki ukuran yang sama dengan konduktor yang di atap. Dimensi
yang digunakan untuk ruangan dan menara adalah 25mm x 3mm. Konduktor penyalur
harus dipasang secara teratur di sekeliling struktur bangunan.

3.3.3. SAMBUNGAN BAHAN METAL

Semua bahan metal harus disambungan ke sistem proteksi petir. Untuk benda metal
yang berukuran panjang seperti pipa, lempengan besi, cable tray dsb, harus dilakukan
peyambunganan.

3.3.4. KOROSI

Semua material yang digunakan untuk sistem proteksi petir harus tahan korosi.
Perawatan harus diberikan pada hubungan antara bahan logam yang berlainan seperti
tembaga dan aluminium. Sebuah konektor bimetallic harus disiapkan.

3.3.5. SAMBUNGAN UJI

Setiap Konduktor penyalur pada bangunan harus memiliki Sambungan Uji, yang
bermanfaat untuk menghindari interferensi pada saat pengukuran grounding.
Konduktor penyalur yang selalu digunakan untuk mengkoneksikan Sambungan Uji dan
sistem grounding, harus terbuat dari bahan yang bisa menghubungkan antara bahan
logam yang berlainan dan memiliki ukuran yang sama dengan hantaran yang di atas.
Untuk Konduktor penyalur pada bangunan harus sambungan dengan exothermix
welding/klem ke sistem grounding.

3.3.6. TERMINASI GROUNDING PETIR

Terminasi grounding harus dikoneksikan ke setiap KonduKtor penyalur pada bangunan


gedung. Setiap terminasi grounding harus memiliki resistansi grounding tidak lebih dari
5 ohm. Semua terminasi grounding harus dikoneksikan secara exothermix welding/klem
bersamaan dengan electrode grounding dari setiap sistem proteksi petir, dimana
terhubung dengan lingkaran jaringan grounding. Lingkaran dari sistem grounding ini
harus ditanam dengan kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh dengan air
tanah. Semua gronding rod harus disambungan dengan tape tembaga 25mm x 3mm,
sehingga membentuk loop tertutup. Semua koneksi selain yang ada di bak control
haruslah menggunakan klem yang berkualitas.

3.3.7. TERMINASI GROUNDING UNTUK ELEKTRIK DAN PERALATAN

3.3.7.1. Semua bahan isolator yang berhubungan dengan perangkat listrik, setiap gardu listrik,
casing, dan selimut kabel, harus digroundingkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm ke
jaringan grounding yang terdapat di sekeliling lokasi dari peralatan.

3.3.7.2. Jaringan, grounding utama dan sambungan penyamaan potensial harus menggunakan
konduktor tembaga dengan konduktivitas tinggi dengan isolasi PVC yang berwarna
hijau/kuning. Konduktor tersebut harus memiliki kontinuitas, dan tidak boleh ada
sambungan.

3.3.7.3. Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2
kabel grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan
listrik yang rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm2 dan
kabel sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm 2.
Semua koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.

3.3.7.4. Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak
lebih dari 5 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik.

3.3.8. TERMINASI PEMBUMIAN UTAMA DAN KONDUKTOR PENGHUBUNG

3.3.8.1. Terminasi Pembumian dan Polymer inspection pit harus dipasang di area yang aman,
sebaiknya pada saluran kabel yang berada 600mm di atas permukaan lantai. Terminasi
Pembumian utama harus memiliki konduktivitas yang tinggi dan dilengkapi dengan
bahan isolator, dan menempel pada dinding. Terminasi Pembumian harus memiliki
panjang yang cukup untuk menampung koneksi kabel/tape tembaga ke Konduktor
grounding antara ground bar dan rod grounding.

3.3.8.2. Konduktor utama grounding harus disiapkan dengan jumlah lubang terminal yang
cukup, seperti skun kabel, baut dll.

3.3.9. ELEKTRODA PEMBUMIAN

3.3.9.1. Setiap titik grounding harus memiliki standar UL 467 & BS 7430, setiap rod berlapis
tembaga memiliki diameter tidak kurang dari 14.2 mm dengan standar panjang 1800
mm, dan terbuat dari core besi baja yang dibungkus tembaga dengan ulir dan socket
joint, ujung kepala yang bisa diputar dan koneksi Tape Clamp. Rod tembaga tersebut
harus memiliki lapisan elektrolit tembaga dengan ketebalan 0.25 mm. Kontraktor harus
menentukan panjang dan jumlah electrode yang dibutuhkan tiap grounding, setelah
pengukuran resistansi tanah dilakukan di suatu lokasi. Elektrode tersebut harus
dihubungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm yang terlajur di kedalaman 600mm
bawah tanah.

3.3.9.2. Jarak minimum antara dua electrode harus dua kali panjangnya electrode tersebut.

3.3.9.3. Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai
resistansi tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode
yang digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di
bawah tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi
yang diinginkan.

3.3.9.4. Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.
3.3.9.5. Jaringan grounding umumnya harus dipasang di kedalaman 600mm bersamaan dengan
tape tembaga 25mm x 3mm yang terkoneksikan dengan lingkaran sirkiut di sekeliling
gedung lengkap dengan terminasi grounding.

3.4. INSTALASI

3.4.1. Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga
pekerjaan yang telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir
yang diperlukan selama bangunan itu berdiri.

3.4.2. Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan
dipilih untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar
pengujian komponen BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk
mendapatkan persetujuan dari wakil pemilik proyek.

3.4.3. Desain sistem proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari
sambaran ke bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan
ketinggian gedung. Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk
memproteksi manusia terhadap tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan
dalam gedung. Efek sambaran dari samping (side flashing) tidak diperbolehkan.

3.5. SURAT IJIN

3.5.1. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan
proteksi petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah
pernah dikerjakan.

3.5.2. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi
sistem proteksi petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh
sertifikasi/rekomendasi.

3.6. PENGUJIAN/PENGETESAN

3.6.1. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.

3.6.2. Pengetesan yang harus dilakukan :


 Grounding Resistant test : Ukuran tahanan dari pentanahan dengan
mempergunakan metode standard maksimum 5
ohm.
 Continuity test : Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing
tersebut.

3.6.3. Setelah penyelesaian instalasi, kontraktor perlu melakukan pengujian dan pengukuran
seperti yang diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk memastikan
pekerjaan tersebut benar.

3.6.4. Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga
dan electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus
terbuat dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.

3.7. REFERENSI PRODUK

3.7.1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.

3.7.2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

TKDN
Uraian Spesifikasi Teknis Produk
No MINIMAL
1 Proteksi Petir - Sistem Konvensional 0% Furse / Erico / RTS
Sangkar Faraday

2 Down Conductor - Copper Tape 25mm x 3mm 0% Erico / Furse / RTS

3 Titik Pentanahan - Copper Rod dia 5/8” per 0% Furse / Erico / RTS
1,8m atau per 3m total
Panjang minimal 9m dan
atau tergantung kondisi
tanahnya.
BAB 4.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN DIESEL GENERATING SET

4.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak
Pemilik bangunan.

2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua


persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar,
perincian penawaran (Bills of Quantity), standard dan peraturan yang terkait,
petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan
Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan pekerjaan.

3. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk
penggantinya tanpa ada penggantian biaya.
4.2. SISTEM KERJA GENSET
1. Diesel Generating Set ditempatkan pada Bangunan Power House sebagai sumber
daya cadangan bila PLN padam.

2. Bila PLN padam, maka Genset akan start secara otomatis (Auto Start Auto Synchron
dengan genset exisitng) dalam waktu 10 – 15 detik (adjustable).

3. Ketika PLN sudah hidup kembali, maka Genset masih akan terus melayani beban
untuk waktu tidak kurang dari 15 menit, setelah itu baru terjadi pemindahan beban
tanpa kedip (back to sync) kembali ke PLN dan Genset akan mati setelah melalui
waktu pendinginan/cooling down time sekitar 300 detik (adjustable), dengan
pertimbangan agar rectifier perangkat tidak mengalami perubahan catu daya dalam
waktu pendek.

4.3. LINGKUP PEKERJAAN

4.3.1. Lingkup Pekerjaan Utama


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit Diesel Generating Set
kapasitas minimal 1 x 1000 kVA Prime Power.

2. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Perlengkapan Diesel Genset seperti


Silencer, Pipa gas buang, Flexible pipe, Flange, Isolasi pipa (jacketing),
Cerobong udara buang dari radiator, Sound attenuator pada bagian intake
dan exhaust radiator, Battery dan Battery charger untuk starting dan lain-lain
yang harus disediakan untuk berfungsinya System Genset seperti maksud
tersebut di atas.

3. Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian tanki harian dan tangki mingguan


bahan bakar, Pompa bahan bakar dan Pemipaannya.

4. Pengadaan dan Pemasangan kabel feeder dari Genset ke PKG lengkap


dengan kabel ladder/tray termasuk terminasi.

5. Pengadaan dan pemasangan sistem sound proofing ruangan, sound


attenuator pada bagian intake dan exhaust radiator.

6. Pekerjaan sipil (bobokan dan perapihan kembali dll).

4.3.2. Lingkup Pekerjaan Instalasi Operasi Sistem Genset

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel daya dan kontrol dari unit
Genset ke PKG.

2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pentanahan unit Genset.

3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem peredam suara berikut sound


attenuator di ruang Genset (Kontraktor Genset bertanggung jawab penuh
atas keberhasilan peredam ini sehingga memenuhi level yang diijinkan dan
diterima Pemilik).

4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peredam getaran (vibration


mounting) unit Genset sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat Genset
dan vibration tersebut

5. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.

6. Mengadakan pelatihan operator.

7. Membuat As-built Drawing.

8. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan serta trouble shooting.

9. Menyerahkan Tools Kit.

4.3.3. Lingkup Pekerjaan Terminasi

1. Menyediakan kontrol terminal untuk sensor PLN ke PKG.

2. Melaksanakan terminasi kabel feeder dari Genset ke PKG.

3. Koordinasi dengan Kontraktor lain maupun Instalasi terkait untuk menjamin


bahwa instalasi tersebut sudah lengkap, benar dan memenuhi persyaratan.

4.3.4. Lingkup Pekerjaan Yang Terkait

1. Handling Genset di atas pondasi

2. Setting dan aligment kedudukan Genset, termasuk anchor.

3. Setting dan aligment peredam getaran (Anti Vibration Mounting).

4. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapihan kembali yang
diakibatkan oleh instalasi ini.

5. Mengurus perijinan ke Instansi Depnaker dan Ditjen Pertambangan & Energi


sehubungan dengan pekerjaan ini (biaya perijinan dan pengurusannya
termasuk lingkup Kontraktor).

4.3.5. Lingkup Pekerjaan Pemilik


Menyediakan surat yang diperlukan untuk perijinan ke Instansi terkait (bila
dipersyaratkan).
4.4. DIESEL GENERATOR

4.4.1. Umum

1. Mesin Diesel Generator yang digunakan harus mampu menghasilkan suatu


daya listrik dengan kapasitas tidak kurang seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Rencana untuk tipe pemakaian secara terus-menerus pada kondisi
kerja setempat, dimana temperatur keliling tidak melebihi 45°C dan rata-rata
temperature keliling adalah 40°C, sesuai standard DIN 6270 A.

2. Mesin Diesel Generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat
dari bahan baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antar dudukan
dengan pondasi mesin yang akan disediakan oleh Kontraktor, harus
disediakan bahan peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet peredam
getaran.

3. Kontraktor harus menghitung kembali system peredam suara, ventilasi


ruangan, saluran udara buang dan saluran asap sehubungan dengan
spesifikasi mesin Diesel Generator set yang diusulkan.

4. Kontraktor harus menghitung kembali system saluran udara buang dan


saluran asap sehingga tidak akan mengurangi kapasitas mesin untuk
membangkitkan daya sesuai yang diminta.

5. Perhitungan system peredam suara, ventilasi ruangan, saluran udara buang


dan saluran asap harus dilampirkan pada surat penawaran, serta harus
dilengkapi dengan brosur/manual asli dari pabrik sebagai dasar perhitungan.

6. Mesin Diesel Generator yang digunakan harus merupakan peralatan yang


selalu siap digunakan pada setiap saat, untuk itu mesin ini harus mempunyai
perlengkapan berupa pompa sirkulasi minyak pelumas otomatis dan manual,
peredam suara pada saluran gas buang (max 65 dB  5 dB), alat pengisi
muatan battery dengan catu daya yang berasal dari Generator dan yang
berasal dari PLN.

7. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur


putaran mesin secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada
putaran nominalnya pada kondisi beban antara beban nol dan beban penuh
dengan toleransi tidak lebih dari 2 %.

8. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara
pembakaran.

9. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman guna menghentikan


operasi mesin dan atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap
gangguan sebagai berikut :
 Putaran kerja melebihi 110 % putaran nominal.
 Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari nilai nominalnya (tidak
kurang dari 3 kg/cm²)
 Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya (tidak kurang
dari 75C).
 Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu dan sesuai dengan rekomendasi
pabrik

10. Generator yang digunakan harus mampu membangkitkan tegangan tanpa


bantuan sumber daya lain, dimana rangkaian medan magnitnya
mendapatkan catu daya dari terminal Generator melalui suatu rangkaian
elektronik dengan tidak mempergunakan sikat komutator.

11. Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir di atas harus mampu
mengatur tegangan Generator secara terus-menerus pada tegangan nominal
sebesar 220/380 Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5%.

12. Generator yang digunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesuai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan didalam Gambar Rencana secara
terus-menerus pada putaran nominal mesin Diesel dan pada tegangan
nominal.

13. Generator yang digunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan
dengan kelas pengamanan tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan
kelebihan beban 10 % selama 1 jam dalam selang waktu 12 jam.

14. Hubungan kumparan stator Generator hendaknya hubungan bintang dimana


reaktansi hubung singkatnya tidak lebih 15%.

15. Mesin Diesel Generator secara keseluruhan harus mampu dioperasikan dari
Panel Kontrol Generator.

16. Kontraktor wajib menyediakan titik pentanahan bagi mesin Diesel Generator,
titik netral Generator, PKG dan semua bagian logam di dalam Ruang Diesel,
termasuk rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang terbuat dari
logam sesuai dengan ketentuan ini.

4.4.2. Instalasi

1. Diesel Genset harus didudukkan di atas pondasi dengan mempergunakan


spring atau rubber mounting yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat.

2. Spring anti vibration mounting harus mempunyai effisiensi tidak kurang dari
95%.

3. Posisi Diesel Genset harus lurus baik secara vertical maupun horizontal.

4. Anchor dari Diesel Genset harus benar-benar tepat pada lubang pondasi yang
telah ditetapkan dan dicek dengan baik dan kuat.
5. Pipa exhaust dan Silencer harus diisolasi dengan Rockwool 2” density 60
kg/m³ dan dibungkus dengan galvanized sheet di sepanjang pipa (jacketing).

6. Sambungan pipa ke mesin harus mempergunakan flexible joint.

4.4.3. Pengujian

1. Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut standard pabrik dan minimal
meliputi testing :
Insulation level
Squence
Protection device
Operation
Full load running (Load Bank/Building Load)
Temperature rise
Governour control
Sound pressure level

2. Test lapangan harus dilakukan minimal meliputi :


Squence
Protection device
Operation
Sound pressure level
Load running (Load Bank/Building Load) :
- 0% selama 15 menit tanpa interupsi.
- 25% selama 1 jam tanpa interupsi
- 50% selama 1 jam tanpa interupsi dan rejection & sudden load test
- 75% selama 2 jam tanpa interupsi
- 100% selama 1 jam tanpa interupsi
- 110% selama 1 jam tanpa interupsi
- 100% selama 3 jam tanpa interupsi dan rejection & sudden load test
Setelah lulus uji dengan load bank, akan dilakukan uji beban nyata selama 2
hari (2 x 24 jam).

4.5. KETENTUAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN

4.5.1. Diesel Generator Set

a. Diesel Engine
Type : Open Type
Kelas : G2
Kapasitas : 1 x 1000 kVA Prime Rating
Cooling system : Radiator
Putaran : 1500 RPM
Overspeed : 1800 ±50 RPM
Aspiration : Turbocharger and after-cooled
Fuel Compsumtion at 75% load: ± 165 liter/jam
Type Engine : 4 cycle, water cooled, turbo charged with after
cooler
No of cylinder : 8 cylinder
Arrangement : V Type
Governor : Electronic
Compression Ratio : 13.6 : 1
Country of Origin : Complete Built up, by Manufacture Warranty

Measuring Device
- Oil Pressure Gauge
- Oil Temperatur Gauge
- Water Temperatur Gauge
- Charging Ammeter
- Tachometer
- Fuel Oil Pressure Gauge
- Thermometer untuk discharge gas di turbo charger

Safety Device
- Low Oil Pressure
- High Water Temperatur
- Over Speed
- Lampu Indikator dan horn pada panel generator

Perlengkapan
- Exhaust muffler Critical type with counter flange
- Battery dan charger–nya
- Speed Controller / Governor
Jumlah Unit : 2 (dua)

b. Alternator
Design : Brushless, 4 pole, drip proof revolving field
Stator : 2/3 pitch
Rotor : direct coupled by flexible disc
Standard Temp. Rise : 125ºC standby
Exciter Type : Permanent Magnet Generator
Altenator Cooling : Direct Drive Centrifugal blower fan.
AC Waveform THD : No load < 1.5%. Non distorting balanced
linear load <5%.
Output kontinyu : Minimum 25% - 30% Load
Tegangan : 380 – 415 V
Frekuensi : 50 Hz
Power Factor : 0,8
Connection : Star dan Netral Grounded – 4 terminal
Protection : IP 21
Insulation : Class H
Overload capacity : 10% selama 1 jam dalam setiap 12 jam kerja
Voltage regulation : +/- 0,5% rated solid state type with rotating
silicon Controlled rectifier (brush–less), three phase
sensing

4.5.2. Sistem Bahan Bakar


1. Tangki penyimpanan bahan bakar harian harus mempunyai kapasitas minimum
tidak kurang dari 1000 liter atau sesuai dengan rekomendasi pabrik. Tangki ini
harus terbuat dari bahan Mild Steel Plate melalui proses anti karat.

2. Tangki Mingguan bahan bakar harus menpunyai kapasitas 7.000 liter atau sesuai
dengan Gambar Perencanaan, bahan dari Mild Steel Plate melalui proses anti karat.

3. Tangki penyimpanan bahan bakar harus mempunyai sarana penyambungan pipa


pengisian dari tangki bahan bakar mingguan, pipa pemakaian (supply), pipa
pengembalian (return) bahan bakar, pipa pembuangan gas (ventilasi), alat pengukur
isi tangki dan pengatur operasi pompa bahan bakar alasan sebagai indicator low
level lengkap dengan alarm/buzzer.

4. Kontraktor wajib memberikan lapisan anti karat Zinchromate buatan ICI atau setara
sebanyak 2 lapis dan cat akhir berwarna coklat pada dudukan tanki di atas.

5. Pompa bahan bakar adalah jenis Gear Pump yang sesuai untuk pemakaian bahan
bakar berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana (15
liter/menit), dan digerakkan oleh motor listrik sesuai dengan kebutuhan serta
dilengkapi dengan panel kontrol operasi otomatis dan manual.

6. Pipa bahan bakar yang digunakan adalah pipa baja hitam, medium class, dengan
penyambungan pipa ulir, kecuali pada tempat penyambungan

7. tangki penyimpanan bahan bakar, pompa bahan bakar dan peralatan-peralatan


lainnya. Untuk hubungan dengan peralatan tersebut digunakan tipe penyambungan
Flange. Penyambungan Flange juga diharuskaan pada pemipaan yang panjangnya
lebih dari 12 m.

8. Diameter pipa bahan bakar yang digunakan harus sama seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana dan mempunyai perlengkapan katub operasi seperti
tertera dalam Gambar Rencana atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat unit Generator Set.

9. Pipa bahan bakar secara keseluruhan harus dilapis dengan lapisan anti karat
Zinchromate sebanyak 2 lapis dan cat finishing. Warna cat akan ditentukan
kemudian.

10. Katup operasi yang diameter lebih besar dari 50 mm harus terbuat dari bahan besi
cor dengan sambungan-sambungan jenis Flange.

11. Check Valve yang digunakan harus dapat menahan aliran balik dari bahan bakar.
Diameter alat ini ditunjukkan dalam Gambar Rencana sesuai dengan ukuran
pipanya.

12. Setiap hubungan pipa dengan pompa harus dilengkapi dengan pipa flexible, yang
terbuat dari bahan karet khusus untuk bahan bakar, dimana penyambungannya
dengan system flange. Ukuran alat ini harus sesuai dengan pipa yang terhubung.

4.5.3. Spesifikasi Pompa Bahan Bakar


- Type : Gear
- Laju Aliran : sesuai gambar perencanaan
- Tekanan : 0,5 Mpa
- On / Off : Pompa dapat bekerja secara manual & automatic

4.5.4. Sistem Gas Buang


1. Pipa pembuangan gas buang adalah jenis pipa baja hitam kelas medium
berdiameter yang cukup untuk tidak mengakibatkan terjadinya back pressure yang
akan mempengaruhi terjadinya pengurangan kapasitas mesin pada pemasangan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

2. Pipa pembuangan gas buang harus diisolasi untuk menahan radiasi panas yang
mungkin timbul dengan Rockwool berbentuk Preform (setengah pipa) setebal tidak
kurang dari 50 mm dan kepadatan tidak kurang dari 60 kg/m³ dan dilapis lagi
dengan alumunium Jacketing tahan temperature sampai dengan 1000C.

3. Isolasi tersebut harus dipasang mulai dari pipa flexible penghubung mesin dengan
peredam suara sampai 50 cm dari ujung pipa gas buang.

4. Hubungan pipa gas buang antara mesin dan peredam suara (Silincer), harus
dilengkapi dengan penghubung flexible seperti yang telah direncanakan oleh pabrik
pembuatnya. Penghubung flexible ini tidak perlu diisolasi.

5. Peredam suara (Silincer) yang digunakan hendaknya tidak menimbulkan kebisingan


sehingga mengganggu operasi bangunan dan disyaratkan tidak melebihi batas 65
dB diukur pada jarak 3 meter dari ujung pipa gas buang pada kondisi beban mesin
nominal.

4.5.5. Sistem Pendingin


1. Kontraktor wajib menyediakan cerobong udara bebas pendingin mesin dengan
bahan plat baja galvanis kelas BJLS 100, berbentuk sama seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana lengkap dengan penghubung flexible dan pengarah aliran
udara serta diisolasi sesuai dengan ketentuan ini.

2. Ujung cerobong saluran udara ini harus dilengkapi dengan wiremesh sebagaimana
tertera di Gambar Rencana.

4.5.6. Sistem Ventilasi Ruang


1. Sistem ventilasi ruangan (Intake air dan Exhaust air) harus sedemikian rupa
sehingga dalam keadaan semua mesin beroperasi maka rata-rata temperature
keliling tidak melebihi 40C atau batas temperature yang akan mengganggu operasi
mesin.

2. Sistem ventilasi ruangan mengandalkan Intake air louver yang akan memasukkan
udara ke dalam ruangan Genset.

3. Sistem exhaust ventilasi Ruang Genset untuk sirkulasi udara di dalam ruangan
pada kondisi Genset stand by dan system exhaust ventilasi tidak beroperasi saat
generator operasi.

4.6. REFERENSI PRODUK


1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.

2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No. Uraian Spesifikasi Terknis Tkdn Merk/Produk


Kapasitas : 1000 KVA 10%
PRIME
- Cummins
1 Diesel Generator Type : Open Type - Perkins
Kelas : G2 - Mitsubishi
Putaran : 1500 rpm
Pendingin : Radiator
Out put : 1000 kVA - - Stamford
Prime Rating
- AVK
2 Alternator Tegangan : 380 ~ 415
V - Marathon
Frekwenai : 50 Hz - Mitshubishi
Komponen Panel ACB, MCCB Adjustable Eaton / ABB / Siemens
3
(Premium Grade) Rating / Chint / LS / Legrand
No. Uraian Spesifikasi Terknis Tkdn Merk/Produk
MCB : beban untuk
motor induktif jenis
Curva D, type H
Supreme / Kabel Metal /
4 Kabel-kabel NYY
Extrana
Type : Gear
Laju Aliran : sesuai
gambar atau
Pompa Solar Koshin / Nihon Spindle /
5 rekomendasi dari unit
( Electric ) Fuji Coolant
yang digunakan
Bekerja secara manual
dan automatic
6 Pipa Solar PPI / Bakrie / SPS
Kapasitas Tangki : 70%
Harian 1000 liter dan
7 Tangki Roda Nurmala / Esatama
Tangki Mingguan
7.000 liter
Wall lining Rock Wool Density 80 30% Bradford / Isover / ACI /
8
insulation kg / m3 System Air
Sound 30% Duta Teknik / Kruger /
9
attennuator System Air
BAB 5

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE ALARM

5.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
5.2. PENJELASAN SISTEM
1. Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi
kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara
audio (bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut
dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
2. Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis
dari detector maupun secara manual dari push button box.

5.3. LINGKUP PEKERJAAN


1. Kontraktor yang menangani pekerjaan instalasi ini harus melaksanakan pengadaan,
pemasangan & pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik
dan siap untuk dipakai. Bahan-bahan dan peralatan-peralatan pembantu instalasi fire
alarm system harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan pekerjaan dan gambar
instalasi fire alarm system.
2. Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah namun tidak terbatas
pada :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengetesan Panel Kontrol MCFA.
b. Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station, Indicator Lamp,
Alarm Bell, dan sistem Fire Intercom (master & slave).
c. Pengadaan, pemasangan Terminal Box.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan interface
dengan :
- Sistem Tata Suara dan Telepon
- Sistem Listrik.
- Sistem Air Conditioning dan Fan.
- Control Lift.
e. Membantu Pemberi Tugas dalam mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi
Fire Alarm dari instansi yang berwenang.
f. Melakukan testing dan commissioning.
g. Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan menyerahkan buku technical
manual.

5.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
- Addressable Heat Detector
- Addressable Smoke Detector
- Addressable Manual Call Point (Break Glass/Dual Action)
- Addressable Horn Strobe
- Detector Conventional
- Module (Mini Monitor Module/Control Module)
- Master Control Panel Addressable
- Annunciator
- Operator Console

5.4.1. Addressable Heat Detector


1. Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature
detector yang memiliki response lamp dan Alamat (address) di base.
2. Data–data teknis lainnya :
- Addressable : in base

- Operating Temperature Range : 0- 50ºC

- Range Operating Voltage : 16 – 32 VDC w/ Data

- Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)

- Alarm Current : 0.9 mA from separate 24 VDC Supply

5.4.2. Addressable Smoke Detector


1. Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang dapat diprogram tingkat
sensitivity dari range 0.2% sampai dengan 3.7%.
2. Data–data teknis lainnya :
- Addressable : in base

- Operating Temperature Range : 0- 50ºC

- Range Operating Voltage : 16 – 32 VDC w/ Data

- Humidity Range : ≤ 95% RH (40 ± 2ºC)

- Alarm Current : 0.9 mA from separate 24 VDC Supply

5.4.3. Thermal Detector Convensional


1. Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature
detector yang memiliki response lamp di base.
2. Data-data teknis lainnya :
- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali

- Working Temperature : 57° C

- Operating Voltage : ± 20 V DC

- Quescent Current : < 100 mA

- Alarm Current : < 80 mA

5.4.4. Smoke Detector Convensional


1. Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response
lamp dan mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat response
technology).
2. Data-data teknis lainnya :
- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali

- Operating Voltage : ± 20 V DC

- Quescent Current : ± 100 mA

- Alarm Current : maks. 100 mA

5.4.5. Manual Call Point


1. Jenis yang dipakai adalah tipe dual action (Break Glass and Pull) dilengkapi
dengan mounting.
2. Data–data teknis lainnya :
- Material : Lexan Polycarbonate

- Humidity Range : ≤ 95% RH (40 ± 2ºC)

- Alarm Current : 3.0 mA

- Operating Voltage : 16 – 32 VDC

5.4.6. Horn and Strobe Light


1. Horn and Strobe Light Addressable merupakan peralatan Audible dan Visual
yang menjadi satu sebagai indikator dari fire alarm system.
2. Data–data teknis lainnya :
- Rated Voltage Range : 17 VRMS s/d 31 VRMS

- Current Rating for Strobe Output : 15 cd/83 mA

- Temperature Range : 32° to 122° F (0 - 50° C)

- Humidity Range : 10% to 93%, Non Condensing @


100° F (38° C)

- Sound Output Caracteristic : 2400 to 3700 Hz sweep,


modulated at 120 Hz.

5.4.7. Manual Push Button Konvensional


Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan dilengkapi dengan reset
switch, jika terjadi penekanan.

5.4.8. Alarm Bell Konvensional


Persyaratan teknis harus dipenuhi :
- Konstruksi : Anti karat

- Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC


- Curent Consumption : max. 80 mA

- Power Consumption : 1,2 Watt

- Desibel Rating : 85 dB. at 3 m

5.4.9. Zone Indicator


Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja yang disesuaikan dengan
letak zone indicator tersebut.

5.4.10. Mini Module


1. Alamat/zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
2. Input signal harus bebas dari prioritas signal digital. Signal akan dipancarkan
ke pengontrol dan pemicu sesuai dengan pengesetan.
3. Kesalahan/fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
4. Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
5. Data teknis lainnya :
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC

- Quiescent Current : ± 0.6 mA

- Activation Current : ± 4.0 mA

- Working Temperature : -10 - +50ºC

- Relative Humidity : ≤ 95% (40±2ºC)

- EOL : ± 100 kΩ

5.4.11. Control Module


1. Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut
ungkapan logika yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan
menerima konfirmasi aktifasi tersebut.
2. Alamat/zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
3. Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan
lebih dulu, output dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-Switch.
4. Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
5. Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan
kendali/kontrol secara langsung.
6. Kesalahan/fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan
pengontrol.
7. Data teknis lainnya :
- Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC

- Quiescent Current : ± 0.7 mA


- Activation Current : ± 2.5 mA

- Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A

- Confirmation Led : Steady output ; steady on: Pulse


Output ; flashing

- Working Temperature : -10 - +50ºC

- Relative Humidity : ≤ 95% (40±2ºC)

- Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²

5.4.12. Main Control Fire Alarm (MCFA) Addressable


1. MCFA yang digunakan memakai Sistem Addressable. Diperlengkapi Sealed
Lead Acid battery, Power Supply 220/240 VAC. MCFA harus mempunyai pintu
dengan jendela penglihat.
2. MCFA harus bersifat expandable untuk pengembangan kapasitas loop
3. dengan 1 card memiliki 127 sampai dengan 250 address + zoning dan dapat
digunakan secara keseluruhan untuk detector maupun card module dari fire
alarm system.
4. MCFA harus memiliki Fire Panel Internet Interface (IP Based) yang dapat
dihubungkan ke jaringan infrastruktur ethernet melalui UTP Cat 5 atau cat 6
sehingga dengan melalui komputer yang terhubung dengan jaringan intranet
ataupun extranet, user dapat mengakses MCFA dengan memasukkan User
Name dan password yang dapat diterima oleh MCFA. Komputer dan software
yang digunakan tidak perlu dengan software khusus dan cukup dengan
menggunakan web browser dari Windows Internet Explorer.
5. MCFA harus memiliki Optional untuk TCP/IP Communication Network. Bila
dikemudian hari dilakukan pengembangan dan diinginkan MCFA dari gedung
lain dapat dihubungkan secara network dan dimonitor oleh MCFA Pusat,
metoda Networking antar MCFA secara peer-to-peer dapat dilakukan melalui
TCP/IP Interface dengan memanfaatkan jaringan LAN yang sudah tersedia.
6. MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
- Bell Off

- Reset

- Testing

- Lamp test

- Fault Signal General

- Signal for Alarm Condition

- LCD Display

7. MCFA ini harus mempunyai output berupa :


- Visible/Audible Alarm
- Visible/Audible Fault Alarm

- Test Signal (Visible)

- History Log

5.4.13. Annunciator Panel


1. Annunciator Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi lokasi
sumber kebakaran (zone area) dan indikasi adanya sistem sprinkler yang
bekerja, indikasi gangguan dari instalasi dengan indikator Audio berupa buzzer
dan indikator visual berupa colour graphic atau dalam bentuk LCD-display.
2. Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai
silence/acknowledge alarm dan reset button. Unit ini dilengkapi dengan
tombol test untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk buzzer test.

5.4.14. Terminal Box


Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600 x 150 mm
untuk ukuran besar dan 300 x 500 x 150 mm untuk ukuran kecil dengan finishing
cat warna merah atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas/Pengawas.

5.4.15. Pipa Konduit


1. Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20
mm, baik yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di
dinding/tembok/beton (vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus
inbow.
2. Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang
tertutup sehingga tidak akan masuk benda-benda lain ke dalam kotak
tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem saluran lainnya
yang terdapat pada bangunan ini.

5.4.16. Kabel
1. Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
 NYA 3 x 1,5 mm2 : kabel power dari MCFA ke Module di
terminal box
 FRC 2 X 1,5 mm2 : instalasi dari MCFA sebagai interkoneksi/
interfacing ke system terkait lainnya,
module ke Pressurized Fan
 STP AWG # 18 1 pair : instalasi kabel looping dari MCFA ke
Terminal Box/ module dan Detector
Addresable
 NYA 2 x 1,5 mm2 : instalasi antar detector konvensional dan
manual break glass
 NYA 3 x 1,5 m2 : instalasi dari module ke PAC, Horn & Strobe,
Flow Switch dan Tamper Switch
2. Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
1. Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan
peralatan-peralatan lain dari sistem ini, dimana letak yang pasti dijelaskan pada
gambar.
2. Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang pada
ketinggian 1,5 m dari lantai.
3. Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m dari
detector tanpa ada timbunan barang atau alat-alat lainnya.
4. Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond (horizontal)
maupun yang di dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan kabel harus
sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai dengan
Gambar Perencanaan.

5.6. INTERCONNECTING INTERLOCK


Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik dan
Peralatan lainnya termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya, seperti yang
disebutkan dalam Gambar Perencanaan.

5.7. TESTING/COMMISSIONING
1. Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan,
yang disaksikan oleh Pengawas.
2. Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke
detector menggunakan asap.
3. Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.

5.8. LAIN–LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

5.9. REFERENSI PRODUK


1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Tkdn min. Produk


0% GE-Edwards / Simplex /
1 MCFA + module Semi Addressable
Honeywell / Fike / Navicom
0% GE-Edwards / Simplex /
2 Annunciator
Honeywell / Fike / Navicom
0% GE-Edwards / Simplex /
3 Horn & Strobe lamp
Honeywell / Fike / Navicom
0% GE-Edwards / Simplex /
Manual Break
5 Honeywell / Tyco Fike /
Glass
Navicom
0% GE-Edwards / Simplex /
6 Detectors
Honeywell / Fike / Navicom
0% GE-Edwards / Simplex /
7 Jack Telephone
Honeywell / Fike / Navicom
Supreme / Kabel Metal /
8 Kabel-kabel NYA, ITC, STP AWG Extrana / Leoni / Belden /
MM Cable
Ega / Panasonic / Legrand
9 Konduit PVC high impact
/ Elmech
BAB 6.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA SUARA

6.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran
(Bills of Quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat,
peraturan setempat dan perintah dari Kontraktor selama masa pelaksanaan pekerjaan.
3. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk penggantinya
tanpa ada penggantian biaya.

6.2. LINGKUP PEKERJAAN


Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik dan
memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana antara lain
sebagai berikut ;
1. Untuk di dalam bangunan dipasang seperti gambar rencana.
2. Untuk di luar (parkir area), dipasang car calling (pemanggil sopir/pengendara mobil).

6.3. PERSYARATAN TEKNIS


Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Pengadaan dan pemasangan peralatan utama tata suara seperti yang tertuang dalam
sistem perencanaan.

6.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

11.3.2. Power Amplifier.


Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar rencana
dan tegangan output 70 V/100 V dan frekuensi response antara 50 Hz sampai dengan
20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas frekuensi.

11.3.3. Mixer Pre Amplifier


Mixer Pre Amplifier harus memiliki supervised input emergency microphone
dengan hand-held microphone dan RJ45 standard connector dan shielded Cat-5
cable serta analog microphone input yang akan mempunyai input sensitive
variable 200 mV/2V.
11.3.4. Ceiling Loud Speaker
1. Loud speaker harus mempunyai frekuensi antara 80 Hz sampai dengan 18
kHz. Mempunyai diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 92 dB
max.
2. Loud speaker dilengkapi dengan matching trafo 100 V dan di tap pada 1 watt
dan 3 watt.

11.3.5. Horn Speaker


Horn speaker harus mempunyai frekuensi 480 Hz – 5.5 kHz, dengan sound
pressure level ± 118 dB max. Power input (max) = 15 W. Impedance ± 10 Kohm

11.3.6. Microphone
Paging Microphone type Dynamic Microphone dengan flexible microphone stem,
Patern UniDirectional condenser, selectable gain dan Frekuensi response antara
100 Hz sampai dengan 16 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch dan 6-selectable zone.

11.3.7. Volume Control/Attenuator


Volume Control/Attenuator mempunyai minimal 5 step pembesaran volume. Input
Range : 0,5 W ~ 60 W atau disesuaikan dengan kebutuhan.

11.3.8. Digital Announcer/Message Manager


Berbasis pada micro-processor yang mampu memprogram sinyal informasi
evakuasi dari perintah panel Fire Alarm setara kualitas CD serta mampu memutar
ulang pemberitahuan evakuasi dalam bahasa English dan bahasa Indonesia,
memenuhi standard EVAC.
 Contact relay : Emergency active relay, call active relay, fault relay
 Power : DC 24 Volt, 220 Volt + 10% - 50/60 Hz

11.3.9. DVD/CD Player, FM/AM Tuner


1. DVD/CD Player :
 Frequency Response : 2 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB)
 Distortion : < 0.1%
 S/N Ratio : > 90 dB
 Capacity player : DVD/CD, MP3
2. FM Tuner :
 Freuqency Response : 30 Hz to 15 kHz (+1/-3 dB)
 Distortion : < 0.1%
 S/N Ratio : > 63 dB (1mV, FM)
 Tuner Frequenncy Range : FM 87,5 – 108 Mhz, AM 531-1610 kHz
11.3.10. Terminal Box
Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600 x 150 mm
untuk ukuran besar dan 300 x 500 x 150 mm untuk ukuran kecil dengan finishing
cat bakar atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas/Pengawas.

11.3.11. Pipa Konduit


1. Pipa konduit yang diguanakan adalah PVC High impact dia. 20mm
2. Untuk instalasi yang menyeberang jalan harus menggunakan jenis konduit
galvanis

11.3.12. Kabel
1. Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
 NYMHY 3 x 1,5 mm2 : dari peralatan utama menuju terminal box
untuk masing-masing zone, dan instalasi
volume control.

 NYMHY 2 X 1,5 mm2 : untuk instalasi ceiling speker

 FRC 2 x 1,5 mm2 : untuk instalasi speaker fire proof

2. Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

6.5. GAMBAR KERJA


Gambar kerja harus mendapat persetujuan perencana/Pengawas sebelum dilaksanakan.

6.6. PEMASANGAN INSTALASI


1. Instalasi ke semua kabel yang terpasang di bawah plat beton (ceiling speaker dan
attenuator) adalah outbow menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini
diklem setiap jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset,
dynabolt. Jalur seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
2. Semua kabel yang melalui shaft (dari peralatan utama ke Terminal Box) adalah outbow,
menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau
tangga kabel, dan klem setiap 100 cm.
3. Penyambungan penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan dengan
menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable Connection.
4. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa high
Impact dia. 20 mm.
5. Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dihindari dari cacat dalam box dan
dilindungi dari cacat dalam box, dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan
estetika ruang. Begitu juga pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan
sudut pancaran speakernya.
6. Rack Cabinet terpasang free standing di ruang monitor, sesuai gambar rencana.
7. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari
sistem pentanahan.
6.7. PENGUJIAN/TESTING COMISSIONING
1. Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga
impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
2. Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
3. Pengetesan dilakukan bersama-sama Pengawas.
4. Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh Kontraktor
yang bersangkutan.

6.8. LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Di tempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Kontraktor serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.

6.9. REFERENSI PRODUK

1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis TKDN Produk


1 DVD/CD Player, MP3, Tuner 0% Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
2 Pre Amplifier, Selector Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
Switch, MDF, Terminal box
3 Graphic Equalizer / System Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
Controller
4 Power Amplifier Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
5 Microphone Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
6 Ceiling Loud Speaker Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
7 Box Speaker Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
8 Volume control Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
9 Digital Announcer Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
10 Volume Control Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
11 Peralatan Carcall Eaton / RCS / Honeywell / ATEIS
12 Kabel NYMHY , FRC Supreme/ Kabel Metal / EXTRANA
13 Conduit PVC High Impact Ega / Legrand / Panasonic /
Elmech
14 Kabel Rack Three stars / Interack / Trias
BAB 7

SPESIFIKASI TEKNIS TELEKOMUNIKASI (TELEPON)

7.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

7.2. LINGKUP PEKERJAAN


1. Membantu Pemberi Tugas untuk pengurusan ijin penyambungan Telepon.
2. Pengadaan dan pemasangan Key Telepon lengkap dengan Operator Console.
3. Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi penyediaan dan
pemasangan:
- Kabel dan pipa instalasi telepon
- Kabel feeder telepon
- Kotak kontak telepon / Switch
- Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
4. Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap dengan
display dan hands free.
5. Pengadaan dan pemasangan Switch telepon .
6. Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut dapat
berfungsi dengan tepat dan benar.
7. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku cadang
selama waktu minimal 3 tahun.
8. Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon dan pemrograman.

7.3. KETENTUAN TEKNIS PERALATAN

1. IP PABX
Sistem Telephone yang digunakan adalah PABX System yang berbasis IP, dari product yang
paling akhir dan sesuai Standard STO Telkom.
Kapasitas PABX direncanakan menggunakan 200 User yang dapat dikembangkan hingga
1250 extension tanpa harus mengubah system yang ada.
PABX ini mempunyai fitur-fitur antara lain :
 Off Hook Call Announce
 Station Lock Password
 Account Code
 Feature Promting Soft Key
 Automatic Call Distributor
 Remote Maintenance
 Voice Over IP
 Automatic Call Distribution
 Intelligent Call Routing dan Interactive Voice Response
 Reporting dan Monitoring
 Recording Solution
 Audit report
 Automatic wake-up calls
 Call restriction
 Message registration
 Message waiting Indicators
 PMS Interface
 Call Transfer
 Call Hold
 Night Service
 Multi Party Conference
 Waiting Massage
 Call Pick Up

2. Operator console
Pada system ini mempunyai fitur-fitur sbb :
 Operator console traffic handling capability
 Alarm display
 Alpha numeric display
 Alternate answering
 Attendant busy override
 Attendant calls waiting indication
 Attendant display of busy station
 Attendant jacks
 Attendant time display
 Attendant head sets
 Attendant Individual trunk access
 Call Hold
 Call Queuing
 Camp On Busy
 Console overflow
 Recorded overflow Announcement

3. Pesawat Telepon
Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard IP. Sistem pemasangan terdiri
atas 2 jenis yaitu pemasangan meja dan pemasangan dinding.
Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta mampu bekerja secara
normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat mengajukan approval material harus
dilengkapi dengan fotocopy surat lulus dari PT. Telkom.

4. IP Telephone

 Telephone yang dilengkapi dengan display


 Display : Provides a large, high-resolution viewing area that assists you in selecting and
using phone features.
 Ring/Message Indicator : Flashes to signal an incoming call and to indicate a message
waiting in your voice mailbox.
 Volume, Speaker and Mute Controls : Provide the following audio control capability:
• (UP) and (DOWN) provide volume control for the ringer, handset, and handsfree
speakers.
• (SPEAKER) enables and disables Handsfree mode.
• (MUTE) enables Mute, which allows you to temporarily tur your phone's handset,
headset or handsfree microphone off during a call.
 Fixed Function Keys : Give you access to the following phone functions:
• (SETTINGS) : provides access to menus for your phone's additional features.
• (CANCEL) : ends a call when pressed during the call, and, when you are programming
the phone, eliminates any input and returns to the previous menu level.
• (REDIAL) : calls the last number dialed.
• (HOLD) : places the current call on hold.
• (TRANS/CONF) : initiates a call transfer or establishes a three-party conference call.
• (MESSAGE) : provides access to your voice mailbox and flashes to notify you of
messages waiting in your voice mailbox. Note : The Ring/Message indicator also
flashes when messages are waiting.
 Keypad : Use to dial.
 Navigation Page Keys : Use to display additional pages of information. The IP
 Telephone has two page navigation keys: Back and Next. The ip Phone has
 three page navigation keys: Back, Next, and Home.
 Programmable Feature Keys and Softkeys : Provides 24 and 48 self-labeling keys that can
be programmed as speed call keys, fixed function keys, hard keys, applications, or line
appearance keys, according to your communication needs On your home page, the bottom
right feature key is always your Prime Line key on IP Phone; and the bottom left feature key
is always your Prime Line key on the IP Phone. The top three keys are soft keys.
 Handsfree Speaker Provides sound for Handsfree calls and background music.
 Handset Use for handset calls. If you are in headset or handsfree mode, you do
Not need to use the handset.

5. Voice Gateway
 Have multicore processors, with dedicated services for Control Plane, Data Plane and
specific ASIC
 Have 4 GB of default control-plane memory, upgradable to 16 GB to provide additional
scalability for control-plane features. And also have 2GB default data-plane memory
 Modular interfaces with online removal and insertion (OIR) for module upgrades without
network disruption.
 Mandatory redundant power supply available
 Have 4 Gigabit Ethernet interface 1000BaseT
 Support dynamic routing protocol
 Have modular features, additionally can integrates routing, switching, virtual server,
storage, security, unified communications, WAN optimization, and performance
management tools on the router
 A single flash memory with 8GB is available to support high-speed storage
 Have DSP resources of 128 channels
 2 Ports of E1 / T1 modules
 - 100 Session license for IP SIP to Telco

7.4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1. Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan disesuaikan dengan
keadaan setempat.
2. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan petunjuk
Konsultan Pengawas.
3. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan kode nomor
yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
4. Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum pengecoran
sedangkan yang berada didinding dilaksanakan sebelum dinding diplester. Konduit
tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak pecah.

7.5. TESTING / COMMISSIONING


1. Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Commissioning
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
2. Biaya Testing menjadi beban Kontraktor.

7.6. REFERENSI PRODUK


1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesfikasi Teknis TKDN Merk / Produk

1. IP PABX 200 User 0% Toshiba / Cisco / LG ericson


No Uraian Spesfikasi Teknis TKDN Merk / Produk
2 Pesawat Telepon Digital berbasis IP 0% Toshiba / Cisco / LG ericson
3 Switch Sesuai dengan Sistem 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
4 Kabel UTP CAT6 Belden / Systimax / AMP
5 Outlet telepon Legrand / Panasonic / ABB
Hight impact dia. 20 Ega / Legrand / Elmech /
6 Conduit PVC
mm Panasonic
7 Cable marking 3M / Legrand / Dinkle

BAB 8

SPESIFIKASI TEKNIS IPTV

8.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah melaksanakan pengadaan dan
pemasangan IPTV hingga berfungsi dengan baik. IPTV ini berbasis IP sehingga
diharapkan dapat mengadaptasi teknologi televisi hingga 5 (lima) tahun mendatang.
4. System IPTV dapat mendukung siaran Televisi HD 1080 dan berbagai media selain
televisi seperti Video On Demand, Music On Demand, informasi Cuaca, Info
Penerbangan, Informasi kurs mata uang, informasi nomor-nomor telpon penting dan
fitur-fitur lain bila diperlukan termasuk Digital Signage.
5. System IPTV disamping harus mendukung konten televisi multi operator dalam arti
system ini tidak hanya tergantung dari satu operator tv berbayar, akan tetapi harus bisa
menerima siaran dari satelit siaran Free to air TV diseluruh dunia.
6. System yang ditawarkan juga sudah termasuk fitur aplikasi Customized Digital Signage,
baik program maupun kapasitas penyimpanan yang cukup.
7. System yang ditawarkan juga sudah termasuk fitur aplikasi Video On Demand, baik
program maupun kapasitas penyimpanan yang cukup
8. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

8.2. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan termasuk dan berkaitan dengan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pekerjaan :
1. Pengadaan, pemasangan dan Pengujian seluruh sistem IPTV, meliputi seluruh lingkup
pekerjaan sebagaimana disebutkan diatas.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian software aplikasi sistem , meliputi seluruh
lingkup pekerjaan sebagaimana disebutkan diatas.
3. Pengadaan, pemasangan dan Pengujian Streamer/ Headend , meliputi seluruh lingkup
pekerjaan sebagaimana disebutkan diatas.
4. Pengadaan, pemasangan dan Pengujian Set Top Box (STB) .
5. Pengadaan dan pemasangan jaringan infrastuktur untuk IPTV
6. Melakukan testing dan comissioning.
7. Melaksanakan training, dan menyerahkan buku manual.

8.3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

8.3.1. Parabola
 Material : Galvanized
 Panel (Sector Devided) : 6
 Aperture Diameter : 180Cm / 6 feet
 C-Band Gain @4GHz : 35.89dB
 F/D Ratio : 0.38
 Focus Length : 68.4Cm
 Mounting Type : Pole Mount
 Elevation Alignment : 0---60°/0---90°
 Azimuth Alignment : 0---360°
 Ambient Temperature : -40 to +60
 Relative Humidity : 0----100%
 Survival Wind : 180Km/h

8.3.2. IPTV Encoder


1. Input : 4X Audio Video (bnc connector)
2. Video Signal : LEV 1.0Vp-p
3. Audio Signal : LEV 2Vp-p
4. Output channel : Minimal memiliki 4 ch IPTV with individual multicast
address
5. TS Over IP : RJ-45 10/100 Base-TX , UDP/IP (Unicast, Multicast)
6. Code rate : 1.0~15Mbps Continuously adjustable per channel
7. Control : NMS(Ethernet Port), Keyboard+LCD
8. Video Coding
 Compliance with ISO 11172(MPEG-1) &ISO 13818(MPEG-2)
 MPEG-2 coding adopt MP@ML (4:2:0)
 MPEG-2 Adaptive Field Frame (AFF)
 MPEG-2 field based (FB)
9. Audio Coding
 Sampling rate : 32KHz,44.1KHz,48KHz
 Code rate : 64,128,192,256,384 Kbps
 Property : MPEG-1 1/2 layer, Support stereo or dual-channel
10. Resolution
 Standar : Compliance with CCIR601 standard, Support
1/2D1,2/3D1,3/4D1
 PAL : 720*576, 704*576, 640*576, 544*576,
480*576, 384*576, 352*576
 NTSC : 720*480, 704*480, 640*480, 544*480,
480*480, 384*480, 352*480
11. General
 Size : Rack mounted 1U
 Environment : 0 ~ 45(Operating);-20~ 80(Storage)
 Power : 220VAC±10%,50Hz,25W

8.3.3. DVBS to IP
1. Input
 ASI : BNC
 RF : DVBS /S2 ,F connector
2. Output
 ASI : BNC
 TS Over IP : IP/UDP, Unicast/Multicast, IGMP V2
3. Simultaneous Streams : Up to 10 Stream
4. RF input range : 950 MHz—2150 MHz
5. Management : NMS(Ethernet Port), Keyboard+LCD
6. CI Interface : 2 CAM Card Slot
7. General
 Size : Rack mounted 1U
 Environment : 0 ~ 45(Operating);-20~ 80(Storage)
 Power : 220VAC±10%,50Hz,25W

8.3.4. Combiner IPTV (Multicast Switch)

Perangkat ini akan disediakan oleh paket pekerjaan data dan network.
Port : 48 Port 10/100/1000Mbps
Layer : support layer 3
IGMP Support : IGMP V.2

8.3.5. IPTV Middleware dan VOD System


Vendor harus menyediakan lokal support enginer untuk software dan design.

8.3.5.1. Hardware Middleware


 Proccessor : Intel Xeon
 Memory DDR : 6Gb DDR3
 Harddisk : 250 Gb.
 Operating System : Linux
 Networking : Integrated 2x Gigabit Ethernet
(10/100/1000 Mbps)
 Optical Drive : DVD R/W
 Interface : USB 3.0 / 2.0 Serial, VGA
 Size : Rackmounted 1U

8.3.5.2. Features IPTV middleware


 Live TV
 Video On Demand
 Music on Demand
 Weather Info
 Info Valas
 Info Penerbangan
 Informasi Nomor nomor penting
 Unlimited STB Client
 Digital Signage
 Connectivity to Smart Phone

8.3.5.3. Hardware VOD Server


 Proccessor : Intel Xeon
 Memory DDR : 8Gb DDR3
 Harddisk : 1Tb
 Operating System : Linux
 Networking : Integrated 2x Gigabit Ethernet
(10/100/1000 Mbps)
 Optical Drive : DVD R/W
 Interface : USB 2.0 / 3.0 Serial, VGA
 Size : Rackmounted 1U

8.3.5.4. Features VOD Server


 Support file Film mp4
 Support file Music mp4
 Unlimited Client

8.3.6. HD IP STB:
1. Processor : SoC 400Mhz MIPS
2. Memory : DRAM 256MB DDR2, FLASH 256MB NAND
3. Video Engine : Hardware Codec : MPEG1 2/4, Vc1 WMV9, H264 AVS,
RM/RMVB
4. Audio Engine : Hardware Codec : AC3, MPEG1(1,2,3), AAC, PCM, WMA,
WMAPRO
5. Storage I/O : USB X1, support USB disk, optical diver, WIFI
6. AV I/O : Composite Audio Stereo, HDMI, RCA X 1 , HDMI v1.3 X1
7. Power : DC JACK 12VDC
8. Other : External IR Jack, RJ45 100M ETH, X1
8.3.7. Switch Hub / Core Swich
1. A new generation full-10GE switches oriented for high-performance
computing, data center and high-end campuses
2. Supports up to 1.28 Tbps switching capacity and 48 10GE ports + 2x10GE
ports + 4x100G ports or 72x10GE ports.
3. 1U height supports up to 1.28Tbps switching capacity and 48 10GE ports +
2x10GE ports + 4x100G ports or 72x10GE ports.
4. Provides high-performance L2/L3/L4 wire speed switching capacity by
integrating services such as IPv6, MPLS VPN, network security, flow analysis,
virtualization, with high reliable techniques including continuous forwarding,
graceful restarting and loop network protection, the work efficiency of
NV5864H and its maximum running time are guaranteed.
5. Power consumption is lower than 200W.
6. Supports BVSS, which can virtualize multiple physical devices into one in logic.
The virtualized system is superior to the independent physical device in
performance, reliability, flexibility and management

8.3.7.1. Doubled Performance:


The virtualized system makes the best use of each link in the device
and avoids the blocking of STP to the link.

8.3.7.2. High-reliability:
Based on the advanced distributed processing technique and the
efficient function of cross-physical device link aggregation, S5864H
provides with non-stop layer-3 routing forwarding and avoids single
points of failure.

8.3.7.3. Flexibility:
With the function of virtual clusters, the distance of virtual cluster
system can expand to 80KM, breaking the geographic restriction of
traditional cluster technique.

8.3.7.4. Easy Management:


The whole virtual system realizes single IP unified management and
simplifies the management of network device and network topology.

8.3.7.5. Large Layer-2 Network Technique:


adopts large layer-2 network technique which supports TRILL/SPB
protocol. With the technique, the network structure has become
simple and compress, which can access to data center large-scale
servers.

8.3.7.6. Unified Architecture:


Supports FCoE (FC over Ethernet) technique, which solves the
problem of discrepancy between LAN network and FC storage
network and integrates computing, data and storage networking.

8.3.7.7. SDN:
Supports SDN (Software Defined Network), which can realize network
virtualization and centralized management.
8.3.7.8. Comprehensive Service
 Supports complete layer-2 and layer-3 multicast routing
protocol and meets the access requirement of IPTV, multi-
terminal high-definition video monitoring and high-definition
video meeting.
 Supports complete layer-3 routing protocol and a super-large
routing table capacity, which make super-large data center
network, campus network, enterprise network and industry
private networks available.
 Supports complete MPLS VPN of layer-2 and layer-3, which
meets the requirement of industry private VPN users and
enterprise network VPN users.

8.3.7.9. Comprehensive IPv6 Solutions


 Comprehensively supports IPv6 Neighbor Discovery, ICMPv6,
Path MTU Discovery and DHCPv6.
 Supports IPv6 based Ping, Traceroute, Telnet, SSH, ACL,
meeting the need of IPv6 network equipment management
and service control.
 Supports IPv6 multicast characteristics including MLD, MLD
Snooping and IPv6 layer-3 routing protocols including IPv6
static routing, RIPng, OSPFv3 and BGP4+.
 Supports IPv4-to-IPv6 technologies including IPv6
manual/automatic tunnel, auto tunnel, IPv6-to-IPv4 tunnel,
and ISATAP tunnel.

8.3.7.10. Comprehensive Security Mechanisms


Adopts advanced hardware architecture design, realizing the
hierarchical scheduling and protection of the packet. It provides
multiple security measures to defend attacks from SYN Flood, UDP
Flood, broadcast storm and large flow of DoS or TCP and supports
command line authority control based on user levels.

8.3.7.11. Comprehensive Security Certification:


Complies with IEEE 802.1x, Radius.

8.3.7.12. Enhanced Service Security Mechanism:


Supports the plaintext or MD5 authentication of relevant routing
protocol; uRRF; DPI (Deep Packet Inspection) and (Deep Packet
Filtration); DPI for control packets and data packets.

8.3.7.13. Innovative Green Environmental Design


Supports the ―GreenTouch" architecture.

8.3.7.14. Smart Power Management System:


Adopts advanced power system architecture design which can realize
the function of efficient power switching, private power monitoring,
soft start, real-time monitoring, intelligent adjustment and energy-
saving.
8.3.7.15. Smart Fan Management System:
Designed with the intelligent fan and supports switching between
front-back mode and back-front mode and fan automatic speed
regulation.
Supports efficient Ethernet and complies with International standard
IEEE 802.3az.

8.3.8. Kabel TV
Pengkabelan dari Antenna ke Peralatan IPTV menggunakan kabel UTP CAT 6.

8.3.9. Konduit
Konduit yang digunakan adalah PVC High Impact dia. 20mm. Untuk yang melewati
jalan atau oudoor menggunakan Konduit Galvanis.

8.4. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI


1. Antena, SET Top Box, HUB, Outlet socket dan peralatan lainnya ditempatkan sesuai
fungsi dan kemudahan maintenance / sesuai gambar perencanan.
2. Instalasi IPTV dipasang/ditempatkan dilokasi yang cukup terlindung dan mempunyai
jarak yang cukup aman dari pengaruh interferensi instalasi listrik (yang memerlukan
supply 220 VAC/ 50 Hz) terutama di atas plafond (ceiling).

8.5. PENGUJIAN
1. Semua peralatan dalam system IPTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
2. Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB Gain Meter (jika diperlukan).

8.6. REFERENSI PRODUK


1. Bahan, material dan peralatan yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang di
spesifikasikan ke Pemberi Tugas / Direksi. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas / Direksi.

Bahan / TKDN
No Spesifikasi Teknis Merk / Pabrik Pembuat
Peralatan

0% Navicom, Hua Wei, Irco,


Peralatan Symaster
1 Sesuai gambar
utama IP TV

Alcatel, LS, Aruba,


2 Switch Hub Sesuai gambar
Navicom
Panduit / AMP / Belden /
3 Oultet Sesuai gambar
Systimax

Panduit / AMP / Belden /


4 Kabel UTP Cat 6
Systimax

Belden / Teldor / Leoni


5 Kabel Coaxial 7C / RG 11
Cable

6 Pipa Conduit PVC High Impact Ega / Legrand / Elmech

BAB 9.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CCTV

9.1. UMUM
1. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

9.2. PENJELASAN SISTEM


Sistem Closed Circuit Television System dipergunakan untuk membantu pengawasan
dengan cara mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Hasil
gambar dapat diamati melalui TV monitor.
9.3. LINGKUP PEKERJAAN.
1. Yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah Pengadaan, Pemasangan, Penyetelan dan
Pengujian Peralatan dan Instalasi serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi
dengan baik dan siap pakai, tanpa ada gangguan atau cacat instalasi.
2. Kontraktor harus melengkapi dan merakit peralatan tersebut dan bila perlu harus
melengkapi dengan peralatan tambahan sesuai persyaratan pabrik pembuatnya.
3. Termasuk didalam peralatan tersebut adalah sebagai berikut:
 Indoor & Outdoor IP Camera
 Network Video Recorder (NVR)
 Monitor.
 Core Switch
 Hub, dll.

9.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

9.4.1. Indoor Fixed Dome Camera


 Imaging Device : 1/3-inch Interline Color CCD
 Synchronization System : Internal/AC line lock/internal, auto select
 Horizontal Resolution : PAL 480 TVL
 Signal-to-Noise ratio : 50 dB
 Min. Illumination : 0.75 lux @ 40 IRE DSS Off, F1.6 @ wide angle
1.20 lux @ 50 IRE DSS Off, F1.6 @ wide angle
0.025 lux @ 40 IRE, 30 fields of DSS, F1.6 @
wide angle0.040 lux @ 50 IRE, 30 fields ofDSS,
F1.6 @ wide angle,
 Gain Control : Auto/Manual by DIP Switch
 White Balance : Auto
 Backlight Compensation : On/Off Switch Selectable
 Exposure : Automatic Control w/DC Iris Meter (1/60 -
1/100,000)
9.4.2. Outdoor Fixed Dome IP Camera

 Image Sensor Type : min 1/3" CMOS Sensor

 Maximum Resolution : 1920 x 1080 or More

 Optical Adjustment : Motorized Zoom/Focus

 Iris Control : Automatic

 Lens Type : Varifocal

 IR Distance : 60 m

 Ingress Protection : IP66

 Impact Rating : IK10

 Frame Rates : 30 fps ( min. at max Resolution )

9.4.3. Network Video Recorder (NVR)

 Operating System : Microsoft Windows Base

 Channel : 64 Channels

 Compressions Supported : MJPEG, MPEG-4, H.264.

 Power Supply : Redundant

 Optical : DVD-RW

 Input Voltage : 110/240 VAC 50/60 Hz

 Storage Hardisk : 25 TB

9.4.4. Monitor
 Screen size : 42‖

 Type : LCD TFT, Flat

 LCD Panel Type : 1280 x 1024 pixel

 Pixel pitch : 0.280 x 0.280 mm

 Resolution : 1280 x 1024 at 60 Hz

 Display Color : 16 M

 Color enclosure : Black or Silver


9.5. PEMASANGAN
1. Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Kontraktor dapat
mengajukan usulan lain untuk penempatan colour camera ini.Cara pemasangan colour
camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond dengan rangka penguat/ hanger
yang diperkuat pada dak beton.
2. Peralatan utama seperti ; Network Video Recorder , diletakan pada ruang kontrol di
lantai 5 atau seperti ditunjuk dalam gambar rencana.
3. Kabel instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control
menggunakan Kabel UTP Cat.6 , yang semuanya dalam pelaksanaan harus dimasukkan
dalam pipa PVC high impact diameter 20 mm.

9.6. TESTING / COMMISSIONING


1. Setelah pekerjaan IP CCTV ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning
yang disaksikan oleh Pengawas lapangan.
2. Biaya Testing menjadi beban Kontraktor.

9.7. REFERENSI PRODUK


1. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:

No Uraian Spesifikasi Teknis TKDN Produk


- Network Video 0%
Recorder 3x 64 Ch +
Sony / Honeywell / Avigilon /
25 TB Hardisk
1 Peralatan Utama Bosch /
Storage, 3x Monitor
LCD 42‟‟
LG / Samsung / Philips /
3x Monitor LCD 42‟‟
Toshiba
Indoor Fixed dome 0%
Sony / Honeywell / Avigilon /
2 Camera Camera
Bosch /
Outdoor Fixed Camera
Belden, Teldor, Leoni Cable /
3 Kabel-kabel UTP CAT. 6 Kabelindo/ Supreme / Kabel
Metal
PoE Switch 0%
24 Port, 36 Port, 48
5 Patch Panel AMP / Systimax / Panduit /
Port
Wiring Management Belden
6 Switch NVR 12 Port 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
19” type wall 0%
7 Rack hub mounted dan free HP / Siemon / Panduit /
standing Systemax / Legrand / SJ
PVC high impact dia. Ega / Clipsal / Legrand
8 Conduit
20 mm
Back Up Time 30 20% Socomec / Legrand / Laplace
9 UPS
menit / Zuchini
BAB 10
PEKERJAAN SISTEM JARINGAN KABEL DATA

10.1. UMUM
1. Spesifikasi ini menguraikan tugas dan tanggung jawab Kontraktor dalam Pengadaan
dan Instalasi Sistem Jaringan kabel data.
2. Instalasi Pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis, mentaati peraturan yang
berlaku di Indonesia dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk / standard yang ada.
3. Dalam melaksanakan Pekerjaan Kontraktor wajib mentaati peraturan-peraturan
keselamatan kerja dan mengharuskan semua tenaga kerja di lapangan mengutamakan
keselamatan kerja.
4. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang mempunyai pengalaman dan
mempunyai ijin kerja sesuai dengan bidangnya.
5. Dalam lingkup pekerjaan ini tidak termasuk pengadaan, pemasangan dan pengetesan
peralatan dan program unit Server (Unit Server dan Programming oleh Pemberi Tugas /
Owner)

10.2. LINGKUP PEKERJAAN.


Lingkup Pekerjaan dari Paket Pekerjaan Pengadaan dan Instalasi Sistem Jaringan Kabel
Data adalah mencakup pengadaan dan Instalasi, namun tidak terbatas pada apa yang
tertulis secara umum di bawah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan dan pemasangan Jaringan Fiber Optic (Back Bone) vertikal sesuai dengan
gambar perencanaan.
2. Pengadaan dan Instalasi kabel Unshielded Twisted Pair indoor Cable (UTP) dari ruang
Hub ke Face plate, (modular jack) pada setiap lantai sesuai gambar rencana.
3. Pengadaan dan Instalasi patch panel.
4. Pengadaan patch cord & accessories.
5. Pengadaan dan instalasi face plate + Modular Jack Category 6.
6. Pengadaan dan Pemasangan Rack
7. Labeling di Patch panel, outlet , patch cord.
8. Instalasi Kabel Rack di R. Server.
9. Melaksanakan, baik teknis maupun administratif semua bentuk perijinan apabila
diperlukan .
10. Melakukan pengujian, komissioning dan uji coba terhadap instalasi dan kinerja operasi
sistem jaringan kabel data maupun peralatan.
11. Penyediaan suku cadang tertentu sebagai bagian dari Pekerjaan masa pemeliharaan,
serta tools dan special tools.
12. Menyediakan ―Manual‖, ―Brosur”, Petunjuk Pengoperasian dan data instalasi
terpasang; sebanyak 4 (empat) set dalam bahasa Indonesia.
13. Menyediakan As-built Drawing dan CD
14. Melaksanakan Prosedur ―acceptance test‖ dan handling over‖.
15. Menyediakan garansi/warranty.
16. Menyerahkan Sertifikasi Implementasi untuk Sistem Instalasi Pengkabelan.
17. Melakukan pemeliharaan sesuai waktu yang telah ditentukan.
18. Dalam lingkup Pekerjaan sebagaimana dimaksudkan di atas sudah termasuk di
dalamnya penyediaan bahan berikut contoh-contohnya, peralatan / perlengkapan,
penyediaan tenaga kerja yang baik, pengujian/pengetesan terhadap bahan atau barang
maupun hasil Pekerjaan, perijinan dari instansi yang berwenang sehingga Pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik serta dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

10.3. GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar yang termasuk di dalam paket Pekerjaan ini adalah gambar-gambar
yang disertakan dalam dokumen paket Pekerjaan Pengadaan dan Instalasi Peralatan
Mekanikal dan Elektrikal Paket Pekerjaan Sistem Jaringan Kabel Data.
2. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis ini serta informasi lainnya, pada hakekatnya
menyangkut sistem instalasi serta penjelasan teknis yang secara menyeluruh saling
melengkapi sehinga sistem jaringan kabel data dapat berfungsi dengan baik.
3. Bilamana di dalam penyajian gambar-gambar maupun pelaksanaannya terdapat
beberapa hal yang sedemikian rupa sehingga material atau peralatan penunjang
tertentu tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis serta Bill of Quantity maupun tidak
tergambarkan secara spesifik di dalam dokumen paket Pekerjaan ini namun
merupakan bagian yang menunjang sistem instalasi jaringan kabel data untuk dapat
beroperasi, maka semua itu harus disediakan serta dipasang dan menjadi tanggung
jawab Kontraktor, yang harus sudah diperhitungkan dalam mengajukan biaya
penawaran Pekerjaan.

10.4. KETENTUAN TEKNIS PERALATAN

10.4.1. Pekerjaan Instalasi Jaringan Vertikal (BackBone Fiber Optic)

10.4.2.1. Indoor Fiber Optic Cable.


1. Kabel Fiber Optic Multimode (OM2) minimal harus mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
2. Support G.652D
3. Redaman kabel per meter @1310nm adalah max 0.36dB dan
@1550nm adalah max 0.25 dB
4. Minimum jumlah core adalah 4 core.
5. Minimum radius bending adalah min 160 mm
6. Maksimal diameter outer adalah 6.5 mm
7. Bisa beroperasi max 60‟ Celcius
10.4.2.2. Fiber Optic Patch Cord
1. Patch Cord buatan pabrik (Fabrication)
2. Type Single Mode FC – SC Simplex Connector
3. Loss total cable < 0.5 Db

10.4.2. Kabel UTP

10.4.2.1. Umum
1. Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel signal data
harus memenuhi persyaratan Fire Safety Rating IEC 60332-1
dan standard TIA TSB -36, TIA / EIA – 568 – A,UL,ETL
2. Sifat karakteristik listrik (Electrical Characteristics) adalah
sebagai berikut :
 Conductor Loop Resistance : 17 Ohm / maksimal
 Conductor Resistance Unbalance : 2% maksimal
 Capacitance Unbalance to Earth : 1600 pF/km maksimal
 Skew : 40 nsec / 100m @ 100 MHz
 Characteristic Impedance : 100Ω ± 15 Ω @ 4.0MHz -100
MHz

10.4.2.2. Kontruksi Core


 Conductor : 24 AWG Solid bare coper
 Insulation : polyolefin
 Diameter : 0.94 mm nominal
 Pair : 2 of the above cores
 Pair color code : Blue-white / Blue, Orange-White/ orange,
green-white/Green, Brown- White / Brown.

10.4.2.3. Mechanical Characteristics


 Minimum Bend Radius : 4 x OD (Installed) 8 x OD (Installation)
 Temperature Range : 0oC to + 50oC (Installation) -20oC + 75oC
(Operational)
10.4.3. Konduit Kabel
1. Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe high
impact yang memenuhi standar BS 6099, merk produk Ega atau Clipsal,
dengan diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.
2. Kabel yang ditanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan
perkerasan harus ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja
lapis galvanis kelas medium standar SNI 07-0039-1987, sambungan
menggunakan drat dengan diameter sesuai Gambar Kerja.
3. Konduit fleksible harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi
standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini harus tahan cuaca panas, tidak
mudah pecah, serta kedap air dan debu.

10.4.4. UTP Patch Cord


Untuk menghubungkan end point ke system jaringan yang ada di lingkungan
gedung diperlukan UTP Patch Cord. Berikut spesifikasi UTP Patch Cord yang
diperlukan :
1. Mempergunakan stranded UTP Cable Cat 6
2. Dilengkapi dengan boot
3. Mempunyai panjang ± 5 feet
4. Pabrikasi

10.4.5. Wire Management


Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
1. 1 RU height.
2. Slotted cable access.
3. Rear cable access.
4. Removable front cover.
5. Front cover latch.

10.4.6. Rack Server :


Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
1. 19‖ Close Rack 42U
2. Depth 1100 mm
3. Steel frame acrylic front door
4. Steel back door

5. Dilengkapi dengan heavy duty roof fan panel 2 unit dan 8 port power outlet
horizontal
6. Warna rack hitam (sesuai dengan warna rack existing)

10.4.7. 19" Wallmount Rack


Wallmount rack dengan spesifikasi :
 Plat besi : 2 mm
 Depth : 600 mm
 Height : 600 mm
 Fan : 4 unit heavy duty fan
 Power outlet : Lihat gambar
 Pintu : Double doors with tamper glass front door
 Lubang sirkulasi udara : Dari bawah rack c/w filter

10.4.8. UPS (Power Supply)


Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
 Kapasitas : Sesuai kapasitas digambar
 Power factor : 0.8
 Efficiency : Harus lebih dari 96% atau lebih besar
 Input power : Harus 0.98
 Total harmonic input distortion (THD): 7% (tanpa alat tambahan)
 Toleransi tegangan output : ± 1% pada beban linear
 Input frequency : 35 – 65 Hz
 Toleransi tegangan output untuk beban lonjakan dari 0 - 100% atau 100% -
0% : Toleransinya harus ± 4%

10.4.9. Server
Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
 19" rack based server.
 Mempergunakan : Intel Processor Xeon 2 GHz.
 Mempergunakan DDR3, 2 Gb.
 Mempunyai DVDROM RW drive.
 Mempunyai HD 2 x 1 TB, 7200 rpm.
 Mempunyai keyboard, LCD monitor 17" dan mouse.
 International branded server c/w OS yang diperlukan.

10.4.10. Antivirus Software dan Installation


Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
 Corporate server license untuk 200 users.
 Dapat di uppdate via internet.
 Renewal untuk 2 tahun.
 Mempergunakan platform Windows Server 2003.

10.4.11. Internet Proxy Software dan Installation


Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
 Dapat melakukan transparant proxy.
 Dapat melakukan QoS / priority.
 Dapat melakukan network address translation.
 Mempergunakan platform GNU public license.
10.4.12. IP Controller Manager Software dan Installation (Optional)
Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
 Corporate server license untuk minimum 500 users address.
 Mendukung address scoping.
 Mempergunakan platform windows server 2003.

10.4.13. Access Point (Wireless)


 Support IEEE 802.116, IEEE 802.119.
 Provide stable throughput & extends wireless coverage.
 Maximum rate 54 Mbps.
 Support for 16 users.
 Turbo mode speed.
 AP / client.
 Bridge, repeater.
 External anntena : 3
 Extended coverage.

10.5. SYARAT-SYARAT INSTALASI


1. Kabel UTP untuk distribusi ke outlet/Panel harus dilindungi dengan High Impact Conduit
ukuran 20 mm (maksimal 4 kabel per conduit), conduit ditempatkan dalam Tray Cable
sesuai gambar rencana.
2. Kabel UTP menghubungkan dari switch yang sudah tersedia ke Patch Panel UTP yang
ditempatkan di dalam Rack Cable di ruang HUB tiap lantai. Dari Patch Panel kabel UTP
dihubungkan ke setiap hub atau face plate (outlet) sesuai dengan gambar.
3. Untuk menghindari jumlah kabel yang tertalu banyak berkumpul pada satu titik jika
dimungkinkan dipasang per group kabel UTP sesuai dengan jalur kefungsiannya.
4. Setiap kumpulan tarikan kabel UTP agar dilindungi/dimasukan ke dalam Conduit atau
Tray cable.
5. Setiap kabel UTP, Patch Panel dan port outlet harus diberikan label sebagai tanda
pengenal.
6. Letak outlet seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan disesuaikan dengan keadaan
setempat.
7. Peralatan Utama dipasang sesuai yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
8. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan
petunjuk Konsultan Pengawas.
9. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan kode
nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
10. Pemasangan konduit yang berada di dalam kolom dilaksanakan sebelum pengecoran
sedangkan yang berada di dinding dilaksanakan sebelum dinding diplester. Konduit
tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak pecah.
10.6. TESTING DAN COMMISSIONING
1. Seluruh instalasi baik jaringan fiber optic dan UTP harus dilakukan pengetesan sesuai
prosedur yang telah ditentukan dan sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan.
2. Setelah instalasi seluruh kabel telah diselesaikan dan siap untuk dioperasikan, harus
diadakan pengetesan yang dilaksanakan oleh Kontraktor disaksikan bersama-sama
Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan.
3. Testing dan Commissioning jaringan kabel dilakukan tahap demi tahap dari tiap outlet
pada masing-masing ruangan.
4. Pengetesan Kabel UTP menggunakan LAN cable tester, alat ukur yang mempunyai
kemampuan untuk mengukur empat pair kabel, pengukuran meliputi panjang kabel
dan koneksi kabel. Juga mampu mengukur NEXT (Near End Crosstalk), atenuasi, dan
kategori kabel.
5. Metode Pengetesan kabel UTP.
 Hubungkan ujung kabel yang satu yang sudah di crimping dengan RJ 45 ke dalam
LAN Cable tester, kemudian hubungkan juga ujung kabel yang satunya yang sudah
di crimping dengan RJ 45 ke dalam LAN Cable tester pasangannya. Lihat apakah
koneksi kabel telah berjalan dengan benar.
 Pengukuran Next dan atenuasi dilakukan pada satu sistem koneksi dari panel
terminasi kabel sampai ke outlet.
 Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel yang
terputus atau tidak
 Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel yang salah
koneksinya atau markingnya.
 Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai yang
tercantum pada spesifikasi teknis.

10.7. REFERENSI MERK /PRODUK


1. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
2. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Bahan / Tkdn
No Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/ Produk
Peralatan
1 Kabel LAN Fiber Optik 0% Furukawa/Netviel/GOC
UTP Panduit / AMP / Systimax
2 Router 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
3 Switch L2 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
4 Switch L3 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
5 Access Point 0% Ruckus/ Cisco / HPE
6 Faceplate 0% Panduit / Legrand / AMP
7 Conduit Ega / Clipsal / Legrand
Cable Wire 0% AMP / Panduit / Belden /
8
management Systimax
9 Pacth Panel 0% Panduit / AMP / Belden /
Systimax
10 Standing Rack 30% HP/Siemon/APC/Indorack
11 Wallmount Rack 30% HP/Siemon/APC/Indorack
Inbow / Outbow 30%
12 Berker / Clipsal / MK /Legrand
Box

BAB 11

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ANTREAN

11.1 UMUM
 Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
 Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
11.2 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan antrean antara lain :
 Pengadaan dan pemasangan peralatan dan instalasi sistem antrean termasuk
pemrograman-nya.
 Mengadaan pengujian dari sistem terpasang.
 Membuat as built drawing dan buku petunjuk penggunakan (operasional).
 Menyediaan garansi sistem dan peralatan minimal 1 tahun dari Serah Terima Pekerjaan
ke-1.

11.3 PENJELASAN SISTEM

Sistem Antrean adalah sebuah system yang digunakan untuk memudahkan pelayanan
pelanggan pada instansi tertentu, guna mendapatkan pelayanan yang diperlukan. Pada
sebuah rumah sakit terdapat banyak pasien / pelanggan yang membutuhkan pelayanan
pada waktu yang hampir bersamaan, dalam jumlah yang tidak sedikit. Dalam kondisi saat ini
kita dituntut untuk melakukan aktifitas dengan adaptasi “KEBIASAAN BARU”, dikarenakan
adanya wabah covid-19. Untuk itu diperlukan adanya sebuah sistem Antrean yang dapat
mendukung kegiatan pelayanan pada rumah sakit, agar “KEBIASAAN BARU” dapat berjalan
dengan baik. Untuk itu sistem Antrean pada gedung pelayanan medik harus :

1. Dapat membantu pasien / pelanggan untuk tetap menjaga jarak satu sama lain.
2. Dapat diakses secara online / Mobil View, sehingga memudahkan pengantre untuk
mengetahui nomor antrean yang didapat.
3. Biaya pemeliharaan serta harga yang ekonomis dengan tetap menjaga kualitas dari
sistem yang digunakan.

11.4 ALUR KERJA ANTREAN

Alur kerja dari sistem antrean sebagai berikut :

a. Alur kerja offline

Pelanggan / pasien mengambil tiket dari kiosk standing, kemudian menunggu antrean
sesuai dengan nomor yang didapat. Setelah itu, pengantre akan di panggil sesuai dengan
nomor antrian yang terdapat pada display monitor dan di sampaikan juga loket / counter
yang akan dituju. Selanjutnya nomor antrian diserahkan kepada penjaga counter.
Kemudian Setelah selesai mendapatkan pelayanan, pelanggan / pasien dapat kembali
ke kiosk standing untuk memberikan penilaian atas pelayanan yang telah berjalan.
b. Alur kerja online

Pelanggan / pasien melakukan pendaftaran online dengan aplikasi yang sudah di


download pada HP. Selanjutnya akan mendapatkan nomor antrean dan mulai
mengantre, jika dirasa nomor antrian masih lama, pengantre dapat melakukan aktifitas
lain di luar bangunan / tidak harus menunggu di ruang tunggu. Jika urutan antrean
segera tiba, pengantre akan mendapatkan notifikasi mobil view dan juga pemberitahuan
dari email. Dengan cara ini maka pengantre tidak harus berkumpul di satu titik untuk
menunggu antrian guna mendapatkan pelayanan. Berikutnya adalah memberikan
penilaian, ketika pelayanan dari pihak counter sudah selesei dilakukan.

11.5 KETENTUAN DAN PERALATAN

11.6 STANDING KIOSK


Unit Standing kiosk harus memiliki spesifikasi minimal sebagai berikut :

 Tampilan : Touch Screen.


 Layanan : Multi layanan
 Output nomor antrian : Ticket
 Notifikasi : Tampilan monitor & suara panggilan nomor
 Penilaian / feedback : Manual di kiosk antrian
11.7 MOBIL VIEW
 Aplikasi harus mengacu pada hal-hal minimal sebagai berikut :
 Tampilan : Mobil view
 Layanan : Multi layanan
 Output nomor antrian : Info pada layar & email
 Notifikasi : Tampilan pada layar & email sebelum antrian dipanggil
 Penilaian / feedback : setelah pelayanan selesei

11.8 COUNTER DISPLAY


Unit Counter Display memiliki spesifikasi minimal sebagai berikut :

 Dapat menampilkan nomor counter 2 gigit (angka) & antrian 3 digit (angka).
 Terdapat 4 tombol untuk Next, Hold, Skip dan Recall.
 Unit dilengkapi dengan bell.
 Komunikasi dengan Pengontrol melalui RS-485 port, menggunakan DIP Switch. untuk
mengatur device address.

11.9 SISTEM DISPLAY


Unit Sistem Display memiliki spesifikasi minimal sebagai berikut :

 Dapat menampilkan iklan dengan kapasitas unlimited (Video & Image).


 Dapat menampilkan running text dengan kapasitas unlimited.
 Support sound / Speaker line.

11.10 PENGKABELAN
 Type dan jenis kabel yang digunakan untuk instalasi adalah UTP CAT 6 & HDMI, atau
sesuai dengan rekomendasi dari merk yang dipilih / digunakan, sehingga sistem dapat
berjalan dengan baik.
 Untuk power dapat digunakan NYM 3 x 1,5mm2.
 Semua pengkabelan harus menggunakan konduit PVC HI Ø20mm

11.11 FITUR PERALATAN


Beberapa fitur dari peralatan yang direkomendasikan antara lain :

No Fitur Keterangan
1 Media Aplikasi Computer, Mobile Phone atau Tablet
2 Database MySQL
3 Jumlah Counter Multi Counter, tidak terbatas
4 Kiosk Antrian:
• Tampilan Touch Screen dengan Video/Image untuk Iklan
• Pilihan Layanan Multi Layanan
• Output Nomor Antrian Ticket
• Notifikasi Tampilan di Monitor dan Suara Panggilan Nomor
• Penilaian atau Feedback Manual di Kiosk Antrian
5 Mobile View:
• Tampilan Mobile view
• Pilihan Layanan Multi Layanan
• Output Nomor Antrian Info di Layar dan Email
• Notifikasi • Tampilan di Layar
• Email sebelum antrian dipanggil
• Penilaian atau Feedback Online
6 Counter Display:
• Nomor Counter Menampilkan nomor counter
• Panggilan Next, Hold, Skip dan Recall
7 Queueing System Display:
• Tampilan Iklan Unlimited Video dan Image
• Running Text Unlimited
• Sound Support
8 Dashboard Dashboard untuk Monitoring berupa Grafik:
• Grafik Pie Chart – Penilaian pelanggan
• Grafik Line – Jumlah pelanggan per layanan
selama 1 minggu terakhir
9 Panggilan Next, Hold, Skip dan Recall
10 Integrasi • Integrasi sistem antrian antara Pendaftaran
dengan Poliklinik, sehingga pasien tidak perlu
melakukan pendaftaran ulang di Poliklinik yang
dituju
• Integrasi sistem antrian antara Pembayaran dengan
Farmasi.
• Integrasi dengan existing PC sebagai service
point/counter
• Integrasi antara Offline dengan Online system,
11 Report • sehingga
Detail Report per Periodesinkron
data dipastikan
• Detail Report per Layanan
• Detail Report per Counter
• Detail Report antrian di skip
• Flexible format: PDF, HTML, MHT, RTF, XLS, XLSX, CSV,
Text and Image file
12 Backup Function Fungsi Backup yang terintegrasi

11.12 TESTING DAN PENGUJIAN


 Semua peralatan dan sistem harus di lakukan pengujian sesuai dengan prosedur dan
sistem yang digunakan.

 Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi untuk


mendapatkan persetujuan.

11.13 REFERENSI PRODUK


Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :


No Uraian Spesifikasi Teknis Tkdn Produk
1 Peralatan Utama & 30% AIPHONE, Panasonic,
peralatan Cardnetic, Clipsal, ASINDO
pendukung

-UTP CAT 6
2 Kabel-kabel -NYM 3x1,5mm2 Kabelindo, Supreme, Kabel
-HDMI Metal, Belden, AMP, Avaya

3 Konduit PVC high impact Ega, Clipsal, Elmech


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

BAB - 1. SPESIFIKASI TEKNIS


PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIK

1.1. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM :


1.1.1. Persyaratan Umum :
Seluruh persyaratan umum maupun suplementer dalam spesifikasi teknis ini,
merupakan bagian dari persyaratan sistem instalasi Tata Udara dan Ventilasi
Mekanik pada proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya –
Jawa Timur;
Apabila ada beberapa hal dari Persyaratan Umum yang dituliskan kembali dalam
spesifikasi teknis ini, itu diartikan sebagai permintaan khusus dan ini juga tidaklah
berarti menghilangkan hal-hal lainnya dari persyaratan umum dan suplementer yang
ada.

1.1.2. Persyaratan untuk melaksanaan pekerjaan :


1.1.2.1 Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,
kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan
standard Internasional maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE, SMACNA, ASTM,
NFPA, AMCA, ASME dengan senantiasa mengutamakan
peraturan/standar/persyaratan Nasional, antara lain;
Undang undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang undang No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term Of Reference (TOR) Pembangunan
Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS. KemKes RI, 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. 2306/MENKES/PER/XI/2011,
tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah
Sakit, KemKes RI, April 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 Thn 2016 tentang Prasarana
Utilitas Bangunan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara
Perancangan Sistem Ventilasi & Pengkondisian Udara
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-2396-2001; Tata Cara Perancangan sistem
pencahayaan alami pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6575-2001; Tata Cara Perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.29/PRT/M/2006, tanggal 1
Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
IES Lighting Handbook, 10th edition, 2011.
Green Building Council Indonesia Greenship, Panduan Teknis Versi 1.2, edisi
kedua, Mei Tahun 2014.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/PRT/M/2015. tentang
Bangunan Gedung Hijau
SNI. No.03-8153 Tahun 2015; Sistem Plumbing pada Bangunan Gedung
Hand book of American Society of Heating Refrigerating and Air
Conditioning (ASHRAE).
Standard of SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors
National Association).
NFPA (National Fire Protection Association).
Standar-standar Negara lain yang dapat diberlakukan di Indonesia seperti; IEC,
VDE, BS, JIS, NEMA, NEC, dll.
1.1.2.2 Seluruh persyaratan peralatan dan mesin yang dipasangkan untuk sistem ini, selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya;
1.1.2.3 Kondisi Perancangan :
a. Kondisi Udara Luar :
Temperatur 33°C
Relative Humidity 78 %
b. Kondisi dalam ruangan (seluruh ruangan yang dikondisikan) :
Temperatur 24°C ± 1°C
Relative Humidity 55 % ± 5 % RH
c. Noise Criteria :
Kantor 35 - 40 NC
Kantin 40 - 45 NC
Korridor, Area Publik 40 - 45 NC
Kitchen / Dapur 50 - 55 NC

1.1.3 Pelaksana pekerjaan :


1.1.3.2 Yang dimaksudkan dengan pelaksana pekerjaan yaitu Penyedia Jasa/Pemborong
untuk melaksanakan pekerjaan ini, memahami dan menyetujui seluruh spesifikasi
teknis, gambar-gambar dan Bill of Quantity adalah badan pelaksana yang telah
terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi
peralatan utama Air Conditioning dan Ventilasi Mekanik sampai selesai;
1.1.3.3 Penyedia Jasa/Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang
dan peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, juga
persyaratan pabrik pembuat unit-unit Air Conditioning, buku-buku, dokumen
pelelangan, bundel gambar-gambar serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan;
1.1.3.4 Penyedia Jasa/Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Pemilik/Wakil
Pemilik proyek/MK atau Pihak lain yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya
pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar- gambar atau hal-hal lainnya ada yang
kurang jelas;
1.1.3.5 Jika terjadi perbedaaan antara spesifikasi teknis peralatan dan material yang
dipasang, maka Penyedia Jasa/Pemborong akan memberikan alternatif usulan
serta Gambar-gambar yang saling terkait / mengikat dan pekerjaan dinyatakan
selesai bila persyaratan telah dipenuhi.

1.1.4 Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja
dengan baik serta semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini wajib
diberi jaminan peralatan minimal selama 1 (satu) tahun terhitung setelah
penyerahan pekerjaan atau Serah Terima Pertama.

1.1.5 Masa Pemeliharaan :


Masa pemeliharaan hasil pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong ditetapkan selama
180 hari kalender, terhitung sejak tanggal Serah Terima Pertama pekerjaan yang
disertai Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Selama masa pemeliharaan Penyedia Jasa/Pemborong wajib segera
memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-kekurangan yang
disebabkan oleh kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan
yang digunakan, dan jika Penyedia Jasa/Pemborong. Setelah jangka waktu
pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan itu telah
diselesaikan dengan baik maka pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya.

1.1.6 Serah Terima Pekerjaan :


Serah Terima dapat dilakukan jika pekerjaan telah selesai seluruhnya dan
diserahkan untuk pertama kalinya pada waktu yang telah ditetapkan. Pemberitahuan
penyerahan pekerjaan wajib dinyatakan secara tertulis oleh Penyedia
Jasa/Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis, tanggal, bulan dan tahun
penyerahan yang dikehendaki.
Dalam waktu 1 (satu) minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki dan
pekerjaan telah memenuhi syarat maka MK akan menerima pekerjaan tersebut
untuk pertama kali dan dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara Penyerahan
Pertama.
1.1.7 Izin–Izin:
1.1.7.2 Semua izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong.
1.1.7.3 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain serta keterangan-
keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong ini dan biaya yang
timbul merupakan tanggung jawabnya untuk melaksanakan pekerjaan ini;
1.1.7.4 Penyedia Jasa/Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya- biaya yang diperlukan
untuk ini serta surat pernyataan mengenai hal ini adalah merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa/Pemborong.
1.2 LINGKUP PEKERJAAN :
Secara umum lingkup pekerjaan Sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanik ini
meliputi pengadaan, pemasangan, adjusting, testing dan pemeliharaan
pekerjaan sesuai Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity serta merupakan suatu
bagian pekerjaan secara utuh dari suatu system dan instalasi yang beroperasi
dengan baik seperti yang disebutkan dibawah ini, antara lain :
1.2.1 Pengadaan dan pemasangan unit-unit AC VRF, AC Split Cassete Mounted
type dan Split Duct type, AC Split Wall Mounted dengan kapasitas, jumlah seperti
tertera dalam gambar, indoor/outdoor unit type sesuai dengan skedul peralatan
lengkap dengan Control temperature (remote), Panel, rubber spring dan peralatan
standar pabrik lainnya;
1.2.2 Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi
pipa, function unit, peralatan pemipaan (valve-valve, strainer, balancing valve dan
lain-lain), clamp, dudukan serta penyangga dan atau penggantung pipa yang
diperlukan;
1.2.3 Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan (drain pipe), isolasi pipa, clamp,
dudukan, peralatan bantu dan accessories lainnya;
1.2.4 Pengadaan dan pemasangan sistem cerobong udara berikut isolasi luar dan dalam,
damper, diffuser/grille, penggantung, support/bracket serta peralatan lainnya.
1.2.5 Pengadaan dan pemasangan Fresh Intake Air Fan/Exhaust Fan (Toilet Exhaust),
Pressurization Fan dan unit-unit fan lain, berikut sistem ducting dan kelengkapan
lainnya dengan kapasitas, type dan jumlah sesuai dengan skedul peralatan;
1.2.6 Pengadaan dan pemasangan SDP-AC VRF, Panel-panel AC, penarikan kabel dari
panel listrik ke masing-masing PP-AC dan dari PP-AC ke tiap- tiap unit (AC VRF, AC
Split Duct, AC Split Wall Mounted, Fan dan lain-lain);
1.2.7 Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan Acceptance Test dan Factory Training
untuk mendapatkan gambaran, pendalaman (user friendly), pengujian dan training
kepada user, yang waktunya dilaksanakan sebelum pengiriman peralatan utama ke
site proyek;
1.2.8 Melaksanakan testing, adjusting, balancing dan commissioning terhadap seluruh
peralatan dan sistem Air Conditioning, termasuk melaksanakan pengukuran
temperatur ruangan dan membuat laporannya;
1.2.9 Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan Training di Lokasi proyek yang diikuti
oleh Tim teknis Wakil Pemilik proyek, yang waktunya akan ditetapkan bersama
sesudah sistem dan peralatan utama Air Conditioning dioperasikan dan bekerja
dengan baik;
1.2.10 Membuat Standard Operational and Procedure (SOP) pengoperasian, cara perawatan
dan pendataan berkala yang perlu dilakukan sebelum pekerjaan diserah terimakan,
sebanyak minimal 4 (empat) set dicetak deluxe untuk disampaikan pada
Pemilik/Wakil Pemilik proyek.
1.2.11 Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberikan garansi/jaminan peralatan
dan instalasi minimal selama waktu 1 (satu) tahun yang diserahkan setelah
dilakukan Serah Terima Pertama.

1.3 SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA :

1.3.1. Unit Air Conditioning (VRF, Split Duct Types/Split Cassete Mounted/Split
Wall type) :
1.3.1.1 Penjelasan Umum;
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan dan memasang mesin- mesin
pendingin "Unit Air Conditioning VRF, AC Split Duct Types‖ dan ―Unit Split Cassete
Mounted/unit AC Split Wall Mounted‖ lengkap peralatan bantunya, kapasitas sesuai
dengan skedul peralatan, gambar dan spesifikasi teknis serta memenuhi
persyaratan pabrik, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

1.3.1.2 Teknis Peralatan :


a. Persyaratan Unit Air Conditioning VRF, Split Duct Types;
Keseluruhan unit AC VRF, Split Duct types adalah rakitan pabrik (fully factory-
assembled) terdiri atas compressor, refrigerant, cooled motor, tabung cooler dan
condenser, pipa refrigerant, control temperature (remote), panel lengkap dengan
komponen, circuit dan seluruh perlengkapannya, grounding system sesuai
spesifikasi teknis ini serta kelengkapan bekerjanya unit wajib diadakan dan
merupakan kesatuan sistem;
Unit harus mempunyai kapasitas sesuai yang tertera pada gambar skedul
peralatan/mesin dengan rating dan fouling factor sebesar 0,044 berdasarkan ARI
STANDARD 550/90.
b. Perlengkapan unit AC VRF, AC Split Duct Types, terdiri dari :
Casing
Coil Section
Fan Section
Kapasitas
Filter
Refrigerasi
Sistem control temperature unit AC Split Duct Types/Wall Mounted
Pemasangan
Peralatan dan kelengkapan unit diuraikan;
a. C a s i n g;
Kabinet harus dibuat dari pelat baja “galvanized steel sheet” dengan rangka
penguat dari bahan baja/besi dengan sambungan las. Coil section dan fan
section harus di isolasi dengan density 3 lb/cu.ft untuk mencegah condensasi;
Bak pengembunan harus diberi isolasi panas dari fibre glass tahan api (fire
retardant) tebal 25 mm (1 inchi) dan permukaannya dilapisi oleh alluminium foil
satu sisi untuk mencegah timbulnya pengembunan air dan dibuat dari bahan
BjLS 100.
b. Coil Section;
Coil terbentuk dari pipa tembaga ø 0,5" dengan alluminium fins untuk menjamin
heat transfer yang sempurna;
c. Fan Section;
Blower harus dari jenis centrifugal forward atau blackward curve digerakkan oleh
motor dengan HP yang cukup, melalui V-belt dengan pulley yang dapat diatur.
Bearing blower mempunyai pipa pelumas dan dipilih yang mempunyai daya tahan
sampai 200.000 Jam masa pemakaian.
Motor penggerak blower mempunyai speed 1.450 rpm, tanggung jawab Penyedia
Jasa/Pemborong ini untuk mengadakan seleksi besar motor agar menghasilkan
CFM yang direncanakan.
Dalam keadaan bekerjanya fan tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan
atau melebihi 45 NC, Pulley dari jenis non adjustable sesuai kebutuhan;
d. K a p a s i t a s;
Kapasitas Unit Air Conditioning Split Duct Types dan Unit Split Wall Mounted
harus sesuai dengan yang tercantum dalam equipment schedule.
e. F i l t e r;
Filter harus dapat menjamin kebersihan udara balik dan udara segar dari debu
dan kotoran-kotoran. Filter harus dapat dengan mudah dilepas dan dipasangkan,
dan untuk jenis filter yang digunakan sesuai spesifikasi teknis khusus filter untuk
AC Split Duct Types yang digunakan.
f. R e f r i g e r a s i;
Refrigerant yang digunakan jenis ramah lingkungan (green building), yaitu types;
R-410 A types. Pipa refrigerasi harus sesuai ASTM B.280, Seamless Copper
Tube, type ACR, Working pressure 300 Psi dan di isolasi bahan
Polyurethane/PU kepadatan tidak boleh melebihi 2
lb/inft pada suhu 65°F, rigid puf of density 45 kg/m3 cfc free jenis polyurethane
foam insulation, pemakaian pipa diluar gedung (outdoor) atau yang
berhubungan dengan udara luar, wajib dilengkapi cover bahan galvanized
spiral lockseamed yaitu; untuk dia.15mm s/d dia.150mm menggunakan BjLS
0,4mm, dan diatas dia.200mm BjLS 0.5mm atau sesuai rekomendasi pabrik.
Pipa yang telah di-isolasi digantung sedemikian rupa pada setiap jarak
minimal 1.000mm dapat di adjuster/diatur serta menggunakan penggantung
minimal standar Ramco atau Ramset.

1.3.1.3 Sistem kontrol temperature Unit AC Split Duct Types/Cassete Types/AC Split Wall
Mounted;
Seluruh unit AC (VRF, Split Duct types, Cassete Mounted dan Split Wall) harus
dilengkapi sistem control temperature (thermostat), komponen proteksi maupun
pengkabelannya harus rakitan pabrik pembuatnya.

1.3.1.4 Penyaring / Pembersih Udara ( Air Filter ) :


a. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengadakan atau melakukan
pemasangan dan penyetelan penyaring udara (air filter) pada tempat/lokasi yang
ditentukan dan atau pada unit AC Split Duct Types sesuai dengan fungsi ruangan,
dan yang dijamin kebersihannya serta menyediakan bahan cadangan untuk
kebutuhan pemeliharaan;
b. Filter harus terpasang sedemikian rupa sehingga tidak ada kebocoran
udara yang tidak melalui filter serta mudah untuk dipasang/dilepas untuk
keperluan pemeliharaan dan pembersihan atau penggantian;
c. Untuk jenis filter washable/cleanable yang digunakan harus sesuai
spesifikasi teknis, sebagai berikut;
1). Dust arrestance sebesar 65 % - 70 % (by weight test).
2). Initial resistance = 018 inch w.g. dan final resistance = 0,50" w.g.
Filter adhesive harus bisa menambah kemampuan arrestance dan dust
holding capacity, tidak berwarna (colorless), odorless dan bahan dasarnya
petroleum. Filter harus memenuhi persyaratan pengujian standard UL
Standard 900 & U.L. Class 2, toleransi dimensi adalah ø 1/16" untuk
ukuran sebenarnya terhadap ukuran nominal.

1.3.1.5 Syarat Pemasangan Unit AC Split Duct Types, AC Split Wall & Split Cassete
Mounted :
Pada waktu pengiriman ke site, seluruh unit harus dalam keadaan utuh sesuai
standar pabrik dan tidak diperbolehkan diurai atau dibelah karena alasan
kemudahan dalam pengangkutan atau lainnya. Menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa/Pemborong ini untuk mengajukan metoda pengangkutan Unit AC Split
Duct Types dan Unit AC Split
Wall/Cassete Mounted Types dari gudang sampai ke site atau ke lokasi
penempatannya.
Adapun hal-hal yang wajib dikerjakan Penyedia Jasa/Pemborong ini dan merupakan
bagian dari lingkup pekerjaannya, adalah :
a. Air kondensasi dari unit AC harus disalurkan ke pipa khusus, untuk sistem
kondensasi dan pipa dilengkapi dengan U-Trap, di-Isolasi serta mempunyai
kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air ke drain pipe.
b. Hubungan ducting ke setiap Unit AC Split Duct system harus
menggunakan bahan flexible-duct, dibuat dari bahan kanvas, rapat udara
(insulated air tight).
c. Setiap Unit AC Split Duct Types, wajib dilengkapi dengan
dudukan/tatakan air bahan baja (sheet plate) min.tebal 2mm dibuat sedemikian
rupa dilengkapi roller (bearing) pada dua sisi, pipa U-Trap untuk
pemeliharaan/service, unit AC di isolasi dan drain pipe.
b. Khusus untuk AC type Wall/Cassete Mounted dipasangkan sesuai
gambar rencana.
c.
1.3.1.6 Peredam Getaran :
a. Seluruh mesin/peralatan unit Air Conditioning yang menghasilkan getaran
harus diberi landasan atau penggantung (bracing/rod) bahan baja bulat
galvanized steel dengan peredam getaran (spring mounting) yang dapat
mengeleminir vibration pada struktur bangunan.
b. Peralatan yang digantung harus dipasangkan peredam jenis rubber mounting.
c. Peralatan yang diletakkan pada lantai gedung harus diberi landasan peredam
getaran jenis Kinetic Neoprene Isolator.

1.3.1.7 Fan (Intake Fan/Exhaust Fan) :


Seluruh peralatan Fan wajib dipasangkan bahan karet (rubber insulation)
disekelilingnya sebelum pemasangan akhirnya, untuk mengeleminir getaran dan
suara (noise) yang timbul karena pengaruh putaran Fan.

1.3.1.8 Pipa Pembuangan Air :


Pekerjaan pipa :
Penyedia Jasa/Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain pipe)
dari mesin-mesin Air Conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat
dalam saluran yang tersembunyi atau tidak mengganggu pandangan mata;
Bahan:
Pipa pembuangan air (drain pipe) menggunakan pipa jenis PVC Class 10 kg/cm²
standar SNI.06-0084-2002/ISO 4065 lengkap peralatan penunjang untuk melayani
sistem pembuangan air (drain), di isolasi bahan rubber
tube minimal t=25mm, dilapisi alluminium double sided dan tapes serta tidak terjadi
pengembunan/ kondensasi.
Peralatan:
1. Pipa kondensasi atau drain pipe harus dilengkapi kontrol pipa sistem leher
angsa/U-Trap serta peralatan lain yang diperlukan. Pemasangan bahan isolasi
pipa drain unit AC Split Duct Types/AC Split type Wall Mounted harus sampai
pada daerah dimana tidak terjadi pengembunan pada bagian luar pipa
(minimal panjang pipa
3000mm).
2. Isolasi pipa refrigerant menggunakan bahan Polyurethane/PU kepadatan
tidak boleh melebihi 2 lb/inft pada suhu 65°F, rigid puf of density 45 kg/m3 cfc
free jenis polyurethane foam insulation dan Isolasi pipa drain menggunakan
bahan rubber tube minimal t=25mm, dilapisi alluminium double sided dan tapes.
3. Jika pipa dipasangkan pada outdoor area, pada bagian outdoor (luar) pipa di
lapisi “galvanized steel sheet” dan dicat dan atau akan ditetapkan dan disetujui
oleh Pemilik proyek, MK dan Perencana;
4. Penembusan Dinding (Sleeves) :
Bilamana pipa menembus dinding, lantai dan lain-lain maka pipa harus
diberi lapisan getaran dan di-lindungi, menggunakan pipa yang lebih besar
ukurannya (sparing) dan disela-sela pipa sparing ditutup dengan bahan rubber
seal (untuk mengeleminir getaran) dan atau sealent;

1.4. PEKERJAAN SISTEM CEROBONG UDARA (DUCTINGS) :


1.4.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan system cerobong udara meliputi; seluruh pengadaan bahan, pemasangan
dan penyetelan ducting yang dapat digunakan dalam proyek ini, sesuai dengan
yang tertera dalam gambar rencana dan spesifikasi teknis;

1.4.2. Standar:
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standard dari : THE GUIDE
dari ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90 A.

1.4.3. Umum:
1.4.3.1. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis ini hanya menunjukkan panjang tiap ukuran
cerobong/ducting, peralatan dalam ducting dan susunan jalur sistem cerobong
udara. Bila ada penyimpangan dari gambar kontrak yang dirasakan perlu oleh
Penyedia Jasa/Pemborong, maka detail penyimpangan serta alasannya diserahkan
secara tertulis kepada Pemilik proyek/Wakil Pemilik/Perencana/MK untuk
mendapat persetujuannya;
1.4.3.2. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat gambar kerja (shop drawings) yang
diajukan kepada Pemilik proyek/Wakil Pemilik/Perencana/MK, untuk dapat
dikoreksi dan disetujui jika sudah sesuai dengan gambar rencana.

1.4.4. Material:
1.4.4.1. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan Ductings ini adalah : Galvanized Steel Gauge
atau Baja Lapis Seng (BjLS), semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan detail dan spesifikasi teknis yang diberikan.
Selain dari itu harus pula sesuai dengan persyaratan Standard dari
SMACNA dan pabriknya.
1.4.4.2 Ketebalan lapisan seng (coating) pada Galvanized Steel Sheet adalah minimum
sebagai berikut :
BjLS QZ/SWT
120 3,00
100 2,50
80 2,00
70 2,00
60 1,50
50 1,50

1.4.5. Konstruksi:
1.4.5.1. Persyaratan pekerjaan konstruksi untuk pelaksanaan instalasi cerobong udara;
Sistem instalasi memakai Ductwork kecepatan rendah, semua instalasi duct
harus dapat menahan kecepatan udara sampai 1.500 ft per menit s/d 2.500
ft per menit dan tekanan statis sampai 2,5 inchi air;
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan pengujian instalasi ducting
terhadap kebocoran yang mungkin terjadi;
Semua sambungan-sambungan yang terjadi harus serapat mungkin
(air tight) jika perlu diberi penyekat (seal);
Perubahan ukuran duct harus dengan persetujuan tertulis dari Pemilik
proyek/Wakil Pemilik/MK.
1.4.5.2. Ducting system yang tidak tertutup oleh dinding ataupun langit-langit
(diluar bangunan atau didalam koridor dan atau diruangan yang tanpa langit-langit),
harus dibuat dari alluminium sheet diberi penguatan (bracing/rod) bahan galvanized
steel dan ditumpu/digantung pada konstruksi bangunan secara kokoh/rigid.
Tebal ductings adalah sebagai berikut (untuk seng BjLS) :
UKURAN TERBESAR TABEL PELAT
sampai 24 inchi 20 US Gauge
24 inchi sampai 48 inchi 18 US Gauge
28 inchi dan lebih 18 US Gauge
1.4.5.3. Ductings system lainnya harus dibuat dari Galvanized Iron Sheet diberi penguatan
(bracing) yang cukup dan ditumpu/digantungkan pada konstruksi bangunan secara
kokoh/rigid.
Tebal bahan ductings adalah sebagai berikut (untuk seng BjLS) :
UKURAN DUCT GALVANIZED IRON ALLUMINIUM
12" BjLS 50 & 60 24 US Gauge
13" s/d 30" BjLS 70 22 US Gauge
31" s/d 54" BjLS 80 20 US Gauge
54" s/d 84" BjLS 100 18 US Gauge
84" ke atas BjLS 120 16 US Gauge

1.4.5.4. Dimensi cerobong udara yang tertera pada gambar dan dinyatakan pada
spesifikasi teknis ini adalah ukuran dalam (clear internal sizes). Bilamana digunakan
isolasi dalam maka ketebalan isolasi harus ditambahkan pada dimensi yang tertera
dalam gambar rencana (for construction) sebagai ukuran yang sebenarnya dari
cerobong udara tersebut.
1.4.5.5. Bilamana cerobong menembus dinding atau lantai, lubang kosong (free space) harus
disekat dengan felt gasket atau asbestos rope dan dirapihkan dengan "sheet metal
angle flange" sedemikian rupa hingga menutup lubang tersebut.

1.4.6. Belokan :
Seluruh belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis dan semua belokan pada supply duct harus diperlengkapi dengan
sudut-sudut pengarah (vanes) sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Seluruh belokan harus jenis long radius elbow kecuali keadaan
tempatnya tidak memungkinkan, belokan tajam (90°) harus diberi sudut- sudut
pengarah (vanes) yang berbentuk profil aerodinamis yang tepat. Belokan lengkung
dengan jari-jari dalam lebih kecil dari pada sisi duct, dimana belokan harus diberi
sudut-sudut pengarah tipis (single thickness vanes).

1.4.7. Tapers, Offset dan Stream Liner :


Bilamana instalasi duct mendapat rintangan yang tidak dapat dihindarkan maka
Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Tapers, Offset atau Stream Liner
tergantung keadaan setempat yang dibuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini.

1.4.8. Air Extractor :


Penyedia Jasa/Pemborong harus memasang adjustable air extractor atau Splitter
Damper pada semua percabangan ke Diffuser udara keluar
yang dapat diatur dan dikunci sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
teknis ini.

1.4.9. Penggantung, Penyangga dan Penguatan Cerobong :


a. Seluruh ducting segi empat dan bulat harus digantung dengan syarat- syarat
sebagai berikut :
UKURAN SISI PENGGANTUNG PENGGANTUNG JARAK
TERBESAR DUCT BULAT BESI SIKU TERJAUH
Sampai 30" ø 1/4" L.25.25.3. 2,5 M‟
31" s/d 42" ø 1/4" L.30.30.3. 2,5 M‟
43" s/d 60" ø 5/16" L.40.40.3. 2,5 M‟
61" s/d 84" ø 5/16" L.50.50.3. 2,0 M‟
85" s/d 96" ø 3/8" L.50.50.3. 2,0 M‟
96" keatas ø 3/8" L.50.50.3. 2,0 M‟

Bilamana perlu maka harus dipasang penggantung/penyangga pada jarak-jarak


yang lebih berdekatan. Sistem penggantung mempergunakan ramset dan harus
dipakai ukuran mur dan baut yang sesuai dengan kebutuhannya.
b. Saluran cerobong dengan ukuran sisi lebih besar dari 50cm (20 inches) harus
dipatah-patahkan (cross broken) serta diberi besi penguat. Rangka besi penguat
dipasang pada sisi-sisi cerobong dan harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
UKURAN DUCT PENGUAT JARAK ANTAR PENGUAT
25" s/d 40" L.30.30.3 1,5 M‟
40" keatas L.40.40.3 0,75 M‟

Tambahan besi penguat harus dipasangkan pula untuk cerobong yang lebih
kecil, bilamana ternyata cerobong masih melengkung dan seluruh duct (insulated)
dengan lebar atau tinggi lebih dari 90cm dan semua duct (uninsulated) dengan
lebar atau lebih tinggi dari 130cm, harus diberi penguat siku memanjang dengan
ukuran penguat yang sama dengan rangka penguat keliling.
Ducting dengan ukuran 900mm dari bahan “Galvanized Steel Sheet”, dapat
digantung dengan strip penggantung yang dibuat dari galvanized iron, dipasang
pada rangka penguat (duct bracing). Ducting yang lebih dari 900mm harus
digantung dengan siku-siku (angle iron) dari ukuran yang sama dengan ukuran
rangka penguat (duct bracing).
Penggantung-penggantung tersebut tidak boleh berjarak lebih dari
2,40 m. Untuk penggantung ducting seperti dalam Tabel diatas dengan
tambahan bahwa tidak boleh menempel dengan bahan besi/baja dan harus
diberi sekat atau cincin (washer) dari bahan tembaga atau bahan non metal.
Semua ducting harus dibuat dengan sambungan-sambungan pelat yang rata pada
sebelah dalam dan rapih disebelah luarnya. Sambungan-sambungan tersebut
harus serapat mungkin (air tight) dengan lipatan dibuat searah aliran udara dan
tidak ada flens yang menonjol dalam aliran udara.

1.4.10. Sambungan-sambungan Fleksibel :


a. Penyedia Jasa/Pemborong harus menyediakan dan memasang sambungan-
sambungan ducting yang dibuat dari bahan fleksibel pada sekat masuk dan seksi
dari fan unit, untuk mencegah penerusan (transmission) dari getaran dan suara
(vibration and noise) kepada sistem ductingnya (terbuat dari bahan terpal dua
rangkap/ex.luar negeri).
b. Sambungan-sambungan fleksibel tersebut harus dibuat dengan panjang
kira-kira 15cm (6 inch), dari bahan yang tidak mudah bocor dan di-ikat rapat
dengan strip metal yang kuat (heavy metal bands) untuk mencegah kebocoran
pada ikatan tersebut.

1.4.11. Damper:
a. Pada setiap cerobong udara catu maupun return Diffuser, Grille Register,
Fresh air Intake, Grille, Exhaust air grille harus terpasang dan dilengkapi
adjustable volume damper yang dapat diatur, dikunci dan tahan getaran sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
b. Pada setiap cabang utama dari ducting harus dipasang volume damper dari
jenis butterfly atau multiple blade dengan lebar blade maksimum 20cm (8 inch).
Setiap volume damper harus dapat diatur dan ditetapkan (adjusted and set)
dengan pengikat yang tidak akan berubah oleh karena getaran.
c. Bahan damper/louver minimal dari BjLS 100 untuk frame dan BjLS 80 untuk
daun (blade) damper dan jarak/lubang antara sisi frame dengan ujung blade
yang diperbolehkan adalah 0,01 milimeter per 1 cm panjang sisi frame.
d. Pada setiap Ducting Return utama disediakan fire damper dari jenis Butterfly,
setiap fire damper harus dapat bekerja dengan baik dan automatic.

1.4.12. Pekerjaan Isolasi :


1.4.12.1 Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan dari Bab Isolasi ini menjelaskan kebutuhan akan isolasi secara
umum, dikarenakan tidak semua jenis isolasi digunakan dalam setiap pekerjaan
maka menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong untuk menentukan dari
gambar spesifikasi, job discription, skedul peralatan serta dokumen tender, bagian-
bagian mana dalam spesifikasi teknis ini yang berlaku untuk proyek ini.
1.4.12.2 Material Isolasi :
a. Fibre Glass / Glass Wool :
Kepadatan (density) tidak boleh kurang dari 24 kg/m3 dan faktor
konduktifitas K tidak boleh melebihi 0,23 Btu-in/hr. SQFT. °F. pada suhu
75°F sesuai dengan standard ASTM-C 166. Lebih diutamakan jenis long fibre.
Ketebalan dari fibre glass yang digunakan adalah sesuai dengan
pemasangan pada pasal pemasangan.
b. Expanded Polyrethene :
Kepadatan tidak boleh melebihi 2 lb/inft pada suhu 65°F dan expanded oleh R-
11, R-12 atau R-14 serta produk dasar dari Union Carbide, Hoechst, ICI Ltd
dan EI.DU Pont DE NE Mours.
c. Alluminium Foil (Vapour Barrier) :
Minimal terdiri atas 5 (lima) lapis double sided, fire resistant bahan
dilaminasi dibawah tekanan dan suhu tertentu sehingga membentuk suatu
lembar fleksible yang berlapis banyak (multiply flexible sheet). Bahan isolasi
mempunyai karakteristik, sebagai berikut :
Permeansi = 0,02 perms (1,13 ng/NS maximum)
Tensile strength = longitudinal : 10 - 13 - KN/m transverse
Fire resistant, smoke developed = 0 - 1, head evolded = 0
Non corrosion
Beach puncture : 0,75 - 1,0 J (TAPPI T 803 m)
Flame spread & ignicability : 0
1.4.12.3 Ductings:
Bilamana tidak ditentukan lain dan secara terpisah maka penetapan
pemakaian ductings adalah sebagai berikut :
a. Ductings pengambilan udara segar (fresh air duct) dan ducting pembuangan
udara kotor (exhaust duct) tidak perlu diberi lapisan isolasi namun harus
dicat sebanyak 3 kali jalan, bahan cat Jotun paints, warna ditentukan
kemudian.
b. Semua ductings udara supply dan ducting udara balik untuk sistem Air
Conditioning dan Refrigeration harus diberi lapisan isolasi.
c. Seluruh ductings yang diexpose terhadap penglihatan (menggunakan bahan
alluminium sheet) harus diberi lapisan isolasi dalam, tebal 1" (inch) bahan fibre
glass atau styrophor yang fire resistant dan self extinguishing sesuai persyaratan
ASTM-C 166, ducting tidak perlu diberi lapisan isolasi luar.
d. Ductings yang berada dibawah atap atau pada lantai teratas harus dilapisi bahan
isolasi dalam tebal minimal 1" (inch) atau setebal 2 inches (5cm) bahan
fibre glass yang kepadatan minimumnya satu pound per kubik feet atau
dengan suatu lapisan isolasi panas lainnya yang ekuivalent khusus untuk
instalasi Air Conditioning/Refrigeration dengan harga koefisien perpindahan
panas konduksi maksimum 0,23 pada suhu udara rata-rata 75°F sesuai dengan
persyaratan ASTM 166 dan tahan api (fire resistance).
Ductings ini hendaknya dilapisi dengan suatu lapisan weather proof vapour
barrier"seperti alluminium foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) dan
diperkuat dengan adhesive band serta kraft paper dengan pemasangan yang
menjamin keawetan dan tidak menimbulkan kebocoran. Untuk ducting yang
tidak berada dibawah atap atau tidak pada lantai teratas, tebal lapisan isolasi
adalah 1 inch (2,5 cm Btu-in/Hr.SQFT.0F) dengan lapisan vapour barrier
alluminium foil satu sisi (single sided) yang tahan api (fire resistance)
diperkuat dengan adhesive band.
1.4.12.4. Isolasi Ductings yang berada diluar :
Semua ductings yang keluar dari bangunan dan dipengaruhi langsung oleh cuaca
harus diberi lapisan isolasi dari fibre glass setebal 5cm (2 inches) dengan
kepadatan minimum satu pond per kubik feet atau dengan lapisan isolasi
thermis lainnya yang ekuivalent dan khusus untuk instalasi Air Conditioning yang
memiliki harga koefisien perpindahan panas konduksi maximum 0,23 pada
suhu udara rata-rata 750F sesuai dengan persyaratan dari ASTM-C 166 dan tahan
api (fire resistance). Ductings hendaknya dilapisi dengan lapisan weather proof
vapor barrier seperti alluminium Sheet tebal minimal 0,07mm atau minimal
alluminium foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) dan diperkuat
dengan adhesive band dan "kraft paper" dengan pemasangan yang menjamin
keawetan dan tidak menimbulkan kebocoran.
1.4.12.5 Isolasi Cerobong Udara Utama :
Semua cerobong udara utama, yang udaranya keluar maupun masuk mesin diberi
lapisan isolasi dalam. Isolasi-isolasi dalam ini berupa lapisan fibre glass setebal 2,5
cm (1") yang kepadatan minimumnya satu pound per kubik feet dengan harga
koefisien perpindahan panas konduksi maximum 0,23 pada suhu rata-rata 750F
sesuai dengan pesyaratan ASTM- C 166 dan tahan api (fire resistance).
Ductings ini hendaknya dilapisi dengan kain dan ditutup dengan kawat kasa halus,
Isolasi dalam juga dapat dari bahan styrophor yang tidak mudah terbakar dan tidak
menghasilkan gas beracun bila terbakar, dengan tabel 1" (self extinguishing).
Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan untuk memperbesar ukuran cerobong-
cerobong tersebut;
1.4.12.6 Persyaratan Pemasangan Isolasi :
Isolasi harus dilekatkan pada dinding cerobong dengan perekat yang baik secara
merata pada semua sambungan, flanges dan lain-lain. Isolasi harus ditutup
dengan alluminium seal dan untuk ukuran duct 75cm (30 inches) keatas bahan
isolasi harus dibelit dengan kawat Spinle Pin untuk memperkuat penempelannya.
Pada tempat-tempat yang tertekan (mengalami tekanan) bahan isolasi harus
dilindungi dengan BjLS
80 agar tidak mudah rusak.
1.4.13. Pekerjaan Lain-lain :
1.4.13.1. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat lubang-lubang berpintu (access
doors/opening) untuk pemeriksaan dan pemeliharaan katup- katup, alat-alat
pengatur, filters, fire dampers dan untuk pengukuran- pengukuran kecepatan
udara atau tekanan, pada bagian-bagian penting dari sistem duct. Pintu dari lubang-
lubang tersebut harus dibuat dari sheet metal dengan tebal tidak kurang dari 20 US
Gauge dan terus dapat menutup dengan rapat, diberikan perekat/perapat (gasket)
dari karet;
1.4.13.2 Walaupun gambar-gambar rencana ducting harus diikuti setepat- tepatnya
arah (run) dan ukuran-ukuran ductings hanya boleh dirubah dengan persetujuan
Pemilik proyek/Wakil Pemilik/MK, agar tinggi langit- langit tidak berubah, karenanya
koordinasi dilakukan bersama-sama;
1.4.13.3 Penyedia Jasa/Pemborong diharuskan memberikan contoh bahan yang akan
digunakan dalam proyek ini yang diserahkan kepada Pemilik proyek/Wakil Pemilik/
MK untuk mendapat persetujuannya.
1.4.13.4 Semua peralatan ataupun peralatan bantu pada prinsip pemasangannya harus
mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories pipa, ducting, valve, U-Trap, Damper, Filter dan
Venting, dll;
Untuk itu Penyedia Jasa/Pemborong pada pelaksanaan dan pemasangannya wajib
memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories tersebut,
sehingga tujuan yang dimaksud tercapai, disamping itu Penyedia Jasa/Pemborong
wajib mengusulkan kepada Pemilik proyek/Wakil Pemilik/MK (bila belum
ditunjukkan dalam gambar) pintu-pintu service (acces panel) untuk setiap peralatan
dan accessories yang berada dalam Shaft atau Ceiling yang memerlukan serta
ukuran dan lokasi yang tepat.

1.5. PEKERJAAN DIFFUSER, GRILLE DAN REGISTER :


1.5.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, pemasangan dan penyetelan Diffuser,
Grille dan Register yang dapat digunakan dalam proyek ini, sesuai dengan yang
tertera dalam gambar rencana dan spesifikasi teknis;

1.5.2. Standar:
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standard : THE GUIDE dari
ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90 A.

1.5.3. Umum:
a. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis hanya menunjukkan dimensi, peralatan
dan susunan/lokasi dari diffuser, grille atau register yang harus dipasang;
b. Bila ada penyimpangan yang dirasakan perlu oleh Penyedia
Jasa/Pemborong, maka detail penyimpangan serta alasannya harus
diserahkan secara tertulis kepada Pemilik proyek/Wakil
Pemilik/Perencana/MK secara tertulis untuk mendapatkan
persetujuannya;

1.5.4. Material:
Bahan Diffuser, Grille dan Register yang dapat diterima adalah dari
"alluminium anodized-profile" dengan ketebalan minimum 18 US Gauge.

1.5.5. Pemasangan:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan semua ductings, register boxes, duct
adapters grilles, diffuser dan peralatan-peralatan tambahan lainnya, sehingga
instalasi lengkap terpasang dan dapat bekerja dengan baik.
Seluruh unit diffuser, grille dan register harus mempunyai Noise Level Criteria tidak
lebih dari 40 NC dan selama diffuser dan grille belum dipasang pada waktu instalasi
sistem ducting sedang dikerjakan semua "register boxes/plenum" dan ujung-ujung
ducting yang terbuka harus ditutup sementara dengan rapat untuk mencegah
masuknya debu atau kotoran.
Pemasangan Diffuser dan Grille harus tepat berdasarkan gambar, seluruh diffuser
dan grille yang dipasang pada dinding tembok dan lain-lain harus mempunyai
rangka plesteran (plaster frame) agar dapat dipasang rata dan tidak retak.
Seluruh diffuser dan grille harus dipasang rapat dan diberi karet penyekat atau
gasket dan seluruh adjustable volume damper yang terpasang harus dapat diatur
dan dikunci dari luar.
Seluruh diffuser harus dari jenis "aspirating" dan memiliki "diffusing cone" minimal 4
(empat) buah. Diffuser yang dapat diterima adalah buatan lokal, bagian
belakang dan dalam semua diffuser, grille dan register dicat warna hitam
enamel setelah dilapisi dengan cat awal (prime coat);

1.5.6. Dimensi:
a. Ukuran-ukuran diffuser, grille dan register yang dipersyaratkan
hendaknya disesuaikan dengan keadaan, ukuran dan dapat dirubahkan asalkan
dengan luas penampang yang sama atau lebih besar.
b. Ukuran-ukuran yang dapat diterima dari register boxes atau plenum harus
menunggu ukuran-ukuran terakhir dari grille yang telah disetujui Arsitek.
c. Penempatan yang tepat atau sesungguhnya dari diffuser dan grille harus
mendapatkan persetujuan dan dikoordinasikan bersama Arsitek.
d. Diffuser harus dipasang dengan equalizing deflector dan damper atau opposite
Blade Damper (OBD).

1.6. PEKERJAAN VENTILASI MEKANIK :

1.6.1. Lingkup Pekerjaan :


Bagian ini menjelaskan kebutuhan peralatan, kapasitas, perlengkapan dan
pemasangan sistem Ventilasi Mekanik untuk proyek ini, yang meliputi
:
Pengadaan dan pemasangan serta pengujian exhaust/intake fan serta
instalasi ductings.
Exhaust / Intake Fan untuk ruang Mesin, Toilet dan Gudang.
Exhaust / Intake Fan untuk ruang Pompa dan lain-lain.
Exhaust / Intake Fan untuk ruang Transformator dan ruang Control.
Exhaust / Intake Fan untuk fresh air atau pressure air.

1.6.2. Umum:
Secara umum system ventilasi dan ventilator pada spesifikasi teknis ini, wajib diikuti
sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana atau skedul mesin.
Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai gambar dan atau yang dipersyaratkan
dibawah ini. Seluruh pemasangan sistem ventilasi mekanik harus memenuhi
persyaratan setempat, ordonansi dan atau peraturan-peraturan yang berlaku.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan dan memasang ventilator sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Seluruh Fan adalah dari jenis Axial, Propeller, Centrifugal atau ditentukan sesuai
spesifikasi teknis yang telah diuji oleh pabriknya, dan setelah terpasang Fan tidak
boleh menimbulkan suara yang berlebihan dan semua Fan yang dipasangkan
lengkap karet disekelilingnya (untuk meredam getaran) sebelum dan sesudah
pemasangan.

1.6.3. Exhaust Fan :


a. Seluruh Fan harus mempunyai pilot light dan On/Off Switch pada
lokasi/panel yang tertera dalam gambar serta dapat dimonitor dan atau diremote
dari pusat kontrol panel diruang kontrol yang tersedia.
b. Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil berfasa single phase.
c. Pada prinsipnya exhaust fan yang dipasang adalah exhaust fan dari type yang
umum digunakan, dimana :
Kapasitas : sesuai gambar rencana
Type : sesuai gambar rencana
Static Pressure : sesuai gambar rencana
Warna : ditentukan kemudian
Exhaust Fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan
motor atau dengan kata lain bila exhaust fan di-Off (dimatikan) dampernya harus
dapat tertutup dan sebaliknya.
Cara pemasangan dengan rangka kayu atau rangka baja yang dibuat
sedemikian rupa, dapat dibuka/pasang kembali untuk maintenance;

1.6.4. Axial Fan :


a. Impeller fan type Airfoil blade, adjustable pitch. Material fan : casing hot dipped
galvanized steel Impeller alluminium die-cast shaft carbon steel pelumasan
grease ball bearing;
b. Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting;
c. Dilengkapi dengan accessories bell month (inlet cone) bila inlet suction
tidak disambungkan ke duct (sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau data
sheet);
d. Fan harus dibalance dan bebas dari Vibrasi;
e. Fan harus dapat di Test sampai 110 % dari kecepatan yang
ditetapkan;
f. Khusus Fan yang digunakan pada Exhaust Kitchen harus type Flame
proof.

1.6.5. Propeller Fan (Wall atau Ceiling Fan) :


a. Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali dinyatakan
ceiling fan dari type centrifugal seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau data
sheet;
b. Untuk Fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic
shutter dari jenis alluminium;
c. Untuk Fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan terbuat dari baja, dicat anti karat dengan impeller dari
alluminium die-cast;
d. Fan bila diperkirakan akan kena air hujan (tempias) harus dipasangkan Canopy
lengkap dengan galvanized wire mesh, bahan canopy dari galvanized sheet
BjLS 80 yang dibuat sedemikian rupa menarik, rangka baja, dicat sesuai
standar Pemilik proyek/Wakil Pemilik;
e. Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati atau baja siku dengan
penguat atau baut-baut tahan karat (anti korosi) dan dipasangkan secara rigid
tidak mudah lepas atau bergeser hanya karena vibrasi dan angin;

1.6.6. Ducting Ventilasi Mekanik :


a. Seluruh ducting ventilasi mekanik yang diperlukan, harus sesuai dengan
Bab Ductings (cerobong udara) baik dimensi, bentuk maupun bahannya, dan
seluruh ducting ventilasi mekanik tidak diisolasi (kecuali ditetapkan lain)
harus dicat dasar dan finish menggunakan
bahan cat merk ; Jotun paints/ICI?Dana Paints, warna ditentukan
kemudian;
b. Pekerjaan ductings dan pengadaan peralatan yang akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa/Pemborong, wajib diajukan lebih dahulu contohnya untuk
mendapatkan persetujuan Pemilik proyek/Wakil Pemilik/Perencana dan MK
khususnya mengenai produk, type dan spesifikasi peralatan yang akan
dipasangkan pada proyek ini;
c. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan lubang kontrol untuk keperluan
pengujian aliran udara dan proses pemeliharaan ductings (type sliding) sesuai
kebutuhan dan kondisi dilapangan.

1.7. PEKERJAAN LISTRIK AIR CONDITIONING :

1.7.1. Pekerjaan Listrik Air Conditioning :


Pekerjaan listrik untuk mengaktifkan kinerja sistem Air Conditioning meliputi
dan tidak terbatas pada semua pelaksanaan instalasi yang berkaitan dengan paket
pekerjaan sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanis, tetapi dimaksudkan adalah
sistem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai spesifikasi teknis, antara lain :
a. Instalasi kabel Indoor menggunakan konduit jenis PVC high impact lengkap
Tee does, braket/support, sedangkan untuk instalasi Outdoor menggunakan jenis
metal conduit (galvanized steel pipe) lengkap elbow dan accessoriesnya;
b. Lingkup pelaksana pekerjaan listrik Air Conditioning system dalam proyek ini
meliputi pengadaan dan instalasi, panel kontrol dan panel daya AC lengkap
dengan komponen panel, terminasi, grounding system sesuai dengan gambar
rencana;
c. Kontrol untuk pengaturan automatis temperature/suhu, kelembaban, aliran air,
aliran udara, damper-damper indicator yang ada serta seluruh peralatan yang
diperlukan pada sistem Air Conditioning agar sistem dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi teknis harus disediakan
dan dipasangkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini;
d. Semua proses perijinan dan sertifikasi resmi dan mungkin diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong ini
sampai menunjukkan hasilnya yang maksimal.

1.7.2. Syarat-syarat pekerjaan :


Seluruh pekerjaan listrik harus dilaksanakan sesuai dengan Standar, Peraturan-
peraturan dan persyaratan seperti;
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000 dan PUIL-2011), edisi
terakhir
Ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja (Depnakertrans-RI).
Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan atau standar dari
Negara lain dan pabrik pembuatnya (DIN, BS, ASTM, IEC, JIS) dan bila ada
perbedaan hendaknya dipilih mana yang lebih sesuai untuk digunakan di
Indonesia.
Seluruh pengujian dan uji pemeriksaan serta keterangan resmi yang diperlukan dan
dilaksanakan pada pekerjaan ini, merupakan tanggung jawab Penyedia
Jasa/Pemborong dan seluruh biaya yang timbul sudah termasuk dalam
penawarannya;

1.7.3. Bahan:
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Jerman,
USA, Swiss, Jepang, Australia atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain tersendiri.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib melakukan koordinasi kerja dengan pihak-pihak
lain agar sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk
yang sama untuk seluruh pekerjaan dalam proyek ini;

1.7.4. Peralatan dan lain-lain :


Masing-masing unit peralatan wajib dilengkapi sistem pengamanan, proteksi
yang terpisah.
Untuk setiap phasa pada Panel harus diberikan lampu indikator yang penunjukkan
kinerja alat-alat ukur pada panel.
Seluruh proses pembuatan Panel daya Air Conditioning menggunakan plate
galvanized steel sheet tebal minimal 2mm dan harus diberi lapisan cat anti karat
(zinchromate paints), dan harus sesuai dengan pekerjaan Panel Listrik.
Seluruh panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan lain-lain yang diperlukan harus
diberi nama yang jelas dan tidak mudah rusak.
Back plate pemberian nama pada panel dan bahan ”Stainless Steel
Plate” digravier.
Dimensi/besaran panel daya AC disesuaikan terhadap komponen yang akan
direncanakan atau sesuai gambar rencana dan diperhitungkan jumlah
komponen, kabel yang masuk kedalam panel.
Seluruh alat-alat ukur yang terpasang pada panel harus sesuai pemakaian dan
dengan ketelitian maksimal 2 %.

1.7.5. Sekering (Fuse) Cadangan :


Untuk setiap panel harus disediakan sekering (fuse) cadangan sebanyak yang
diperlukan pada wiring panel (spare) dan disimpan dalam tempat khusus serta diberi
tanda pengenal;
1.7.6. Penyambungan Kabel :
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang
berlaku (PUIL-2000 dan PUIL-2011) edisi terakhir, sebagai berikut :
Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang
sesuai dan dilapisi dengan timah putih serta tidak terkontaminasi jika bertemu
dua macam bahan yang berbeda;
Penyambungan kabel berisolasi karet harus di-isolasi dengan karet;
Penyambungan kabel berisolasi PVC harus di-isolasi dengan PVC;
Kabel-kabel yang disambungkan harus colour coded atau diberi nama/kode untuk
memudahkan pengontrolan dan perawatannya.

1.7.7. Starter:
Kecuali ditentukan dan dinyatakan lain oleh pabriknya maka jenis starter yang
dipergunakan pada system listrik Air Conditioning, adalah :
Power Input Motor Jenis Starter
Sampai dgn 5 KW On / Off Switch
5 kW – keatas Variable Speed Controller

Variable Speed Controller : Freg Converter


Peralatan ini harus dilengkapi harmonic filter, RF Filter dan motor output coil
sebagai kesatuan unit/build-in agar kefungsian alat dapat bekerja optimal dan
menghemat penggunaan/konsumsi daya listrik.
Selain itu harus tetap memenuhi standard VDE, EN, IBC, SEN.
Inputs:
Voltage : 380 - 415 VAC, 3 Phase
PF : 0.9
Controls:
Freq : 0 - 120 Hz
Current Limit : 0 - 105 % FLC
Hight Torque Start : Selector Vektor / Freq. Ratio
Ramp Shape : Linear / Sinne / Sine
Ramp Setting : 0 - 3.200 secs.
Output Analog : 0 - 20 mA, 0 - 40 mA
Relay Facility : 0 - 120 Hz
Analog Input : 0 - 10 Volt, 0 - 20 mA,4 - 20 mA,
20 - 4 mA, 20 - 0 mA
Digital Input : 0 - 24 Volt.

1.8. PEKERJAAN PENGUJIAN :


Pekerjaan pengujian meliputi dan tidak terbatas pada penguraian di bawah ini,
tetapi utamanya bertujuan agar system dapat berfungsi dengan baik, antara lain:
1.8.1. Penyedia Jasa/Pemborong wajib melaksanakan semua proses pengujian,
antara lain : Factory Test, Acceptance Test dan Training/Testing dan balancing
peralatan instalasi sistem Air Conditioning di lokasi dengan disaksikan oleh Pemilik
proyek/Wakil Pemilik/Perencana/MK yang diperlukan kehadirannya;

1.8.2. Sebelum melaksanakan pengukuran dan TAB (Testing, Adjusting & Balancing),
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengajukan metoda, besaran dan jumlah
peralatan yang akan diukur, juga alat-alat ukur yang akan dipergunakan Pemilik
proyek/Wakil Pemilik/Perencana/MK untuk di mintakan persetujuannya, paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan tersebut mulai dilaksanakan;

1.8.3. Seluruh biaya pelaksanaan pekerjaan pengujian diatas, ditanggung oleh Penyedia
Jasa/Pemborong dan sudah termasuk di dalam penawarannya;

1.8.4. Peralatan yang harus disiapkan :


Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan pengujian yang harus disiapkan
minimal adalah sebagai berikut :
a. Peralatan Ukur :
pada waktu melakukan pengukuran, pelaksana pekerjaan harus menggunakan
peralatan/instrument ukur dengan tingkat ketelitian yang tinggi (Laboratory
Standard);
b. Standard Pengujian :
Metoda pengukuran harus sesuai dengan metoda ASHRAE Standard
ANSI / ASHRAE - III – 1988;
c. A i r :
Menjadi tanggungan dan beban pelaksana pekerjaan sesuai standar air bersih;
d. L i s t r i k :
Menjadi tanggungan dan beban pelaksana pekerjaan ini;

1.8.5. Listrik Air Conditioning :


a. Pengukuran dan pengujian kuat arus dan tegangan, rpm setiap phasa, unit-
unit kompressor motor, pompa dan sistem pengaturan listrik yang ada;
b. Perbandingan penggunaan daya yang direncanakan dengan data pabrik
peralatan terpakai.
1.8.6. Temperatur, RH dan Noise Level Ruangan :
Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada seluruh ruangan yang
dikondisikan pada beberapa titik ukur serta Noise yang terjadi di dalam ruangan;
1.8.7. Sistem Kontrol :
Penyedia Jasa/Pemborong wajib melakukan pengujian terhadap mekanisme kerja
seluruh peralatan yang terkait dengan sistem pengaturan sistem pengkondisian
udara dalam ruangan, kapasitas, overload protection, putaran motor, pompa, aliran
udara/air dan sebagainya;
Pengujian terhadap sistem pengaturan (kontrol) ini meliputi :
Sistem kontrol kapasitas pendinginan, overload, anti recycle,
thermostate dan sebagainya.
Mekanisme kerja Three way motorized valve / Two way motorized valve,
Variable speed controller Fan dan kinerja Inverter,
Pressure Differensial Filter Indicator.
Seluruh metoda pengukuran dan pengujian terhadap sistem distribusi udara dan
lain – lain harus mengikuti prosedur ASHRAE Standard ANSI / ASHRAE 111 - 1988.

1.9. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :

1.9.1. Umum:
Seluruh material yang disuplai dan dipasangkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
wajib dalam keadaan baru dan material tersebut cocok atau sesuai untuk
dipasang di daerah tropis.
Untuk material-material yang disebutkan dibawah ini harus dilengkapi surat
order pemesanan, surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik serta Penyedia
Jasa/Pemborong menjamin bahwa material tersebut adalah produksi terbaru (brand
new).

1.9.2. Daftar Material :


Seluruh material yang ditawarkan dalam spesifikasi teknis ini, wajib dibuatkan
daftar material yang dipilih oleh Penyedia Jasa/Pemborong, yang menyebutkan
merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang turut dilampirkan pada waktu
tender (pemasukan penawaran) dan diberi tanda (stabilo) untuk peralatan yang
dipilih. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen berupa
barang-barang produksi pabrik;

1.9.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik :


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu, wajib
diisi dan digunakan sesuai penetapan dalam Spesifikasi Teknis ini.
1.9.4. Daftar Material / Produk yang direkomendasikan :

No. Uraian Pekerjaan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

1. AC VRF, Factory Built, telah diuji Samsung, 15%


AC SPLIT DUCT, dan di Test Tica,
SPLIT CASSETE & sesuai standard Daikin,
AC SINGLE SPLIT WALL ASHRAE 14 – 67. Mitsubishi,
MOUNTED AMCA standard 210– Toshiba,
types 1967 dan Clivet,
ARI standard 410 – Panasonic,
1969,
lengkap Inverter
2. EXHAUST FAN / INTAKE AMCA standard 210 – SystemAir, 15%
FAN, PRESSURIZATION 74 Amerika. Flakt Woods,
FAN, dll Type Axial / Propeller / Kruger,
Centrifugal Fan
Speed : 1500 rpm, Low
Noise.
Impeller Fan type Air
Foil Blade,
Adjustable pitch.

3. VALVE – VALVE Standard ANSI / 300 Psi Hattersley, 15%


Valve-valve, etc Valve sampai dengan Claval,
diameter 65mm Crane,
kebawah Tozen,
menggunakan jenis Showa,
screw bronze, body, Siemens,
external
Valve khusus spindle. Valve
diameter 75mm Hattersley,
keatas : Claval,
menggunakan jenis Honeywell,
Flanged steel body, Siemens,
external spindle yoke. Johnson
Three or Two way Control,
motorized Albitz,
valve,
Balancing Valve.
4. PEKERJAAN : BjLS 120,100, 80, 70, 85%
DUCTING dan
60 50 Fumira,
Bahan alluminium Sarana,
anodized sheet, Lockfom.
tebal 1,5mm, type
square or round.
DIFFUSER GRILLE Bahan alluminium Comport
anodized sheet, Arie,
Idjen,
Kuken,
Fire Damper Boxes Prima wangi.
Honeywell
5. PU Duct Polyurethene Duct, TDi 47%
Double sided, Fire Pd-duct,
No. Uraian Pekerjaan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

resistant, AB Duct,

6. ISOLASI 45%
DUCTING AC
Glass Wool Fibre Glass, Density 24 Inswool,
kg/cm³, AB Wool,
K-0,23 btu-in/hr, SQFT AsiaPasific,
°F, pada Insfoil,
Type Expanded suhu 75°F, Standard Insulflex,
Polyurethene ASTM – C 166.
Alluminium Foil Kepadatan 22 lb/in.ft,
pada suhu 65°F dan Insfoil,
Expanded oleh R-11, Insulflex,
R-12, R-14. AB Wool,
K-Flex ST,
Terdiri dari 5 lapis, Aeroflex.
Double sided, Fire
resistant, Permeansi =
0,02
(1,13 ng/ns
maximum).Tensile
strenght, longitudinal
=10 - 13kn/m
transverse.
Fire resistant smoke
develoved 0 – 1
Heat, Evolded = 0,
Non corrosion,
Beach puncture : 0,75
1.0
(Tappit 803m) Flam
spread.
7. PIPA DRAIN AC PVC type AW, Class = Wavin, 80%
10 kg/cm2 Supramas,
sesuai JIS.K 6742- Supralon.
45,1985
di-Isolasi rubber
elastomeric +
tapes.
8. PIPA ASTM B.280, Seamless Crene-emfil, 25%
REFRIGERANT & Copper Tube Kembla,
ISOLASI Type ACR, Working Inaba-
pressure 300 Psi Denko,
Yatako,
Denji,
Mueller.
9. KABELING TR : Type NYFGbY, NYY,NYM Prysmian, NYY
lengkap shoes cable, Supreme, 87,15%
terminasi, Kabelindo, NYM
metal conduit, Jembo, 87,43%
bracket/support dan Voksel. NYFGbY
accessories 79,39%
No. Uraian Pekerjaan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

FRC
50,73%
10. PANEL: Type; Floor GEM, 90%
Standing/Wall Prima Inti,
Mounted, material Baja DWP,
sheet steel, tebal min.2 DJE,
mm, ukuran presisi, Trias Panel,
lengkap master key,
grounding system,
terminasi dan
accessories.
11. KOMPONEN PROTEKSI ACB, MCCB, MCB dan Schneider, 15%
(PANEL): INVERTER ABB,
LS,
Chint,
Siemens.
12. GROUNDING SYSTEM Tahanan pentanahan OBO 85%
max.2 Ohm (Ω),cooper Furse,
rod lengkap alat bantu, Indopetir,
dan accessories.

Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di- Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 2 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
(AIR BERSIH, AIR KOTOR, BUANGAN, VENTILASI DAN AIR HUJAN)

2.1. PERSYARATAN UMUM :


Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan
pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa
Timur ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian
pekerjaan serta pelaksanaan yang sesuai dengan Spesfikasi Teknis;
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua instalasi
PLUMBING baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan seperti yang
tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini;
2.1.1. Gambar-gambar :
a. Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi
Sistem Plumbing pada Dokumen Tender ini adalah gambar- gambar dengan
nomor kode gambar PL;
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran
listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan
dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing);
c. Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap,
Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan
Perencana sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖Shop
Drawings‖ untuk diperiksa dan disetujui sebelum pelaksanaan dan gambar
‖As Built Drawings‖ yaitu gambar terlaksana dari seluruh material dan
instalasi sistem Plumbing yang terpasang pada proyek ini;

2.1.2. Standar / Peraturan :


Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus
memenuhi standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain :
Undang undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang undang No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term Of Reference (TOR) Pembangunan
Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS. KemKes RI, 2010.
Peraturan MenKes RI, No. 2306/MENKES/PER/XI/2011, tentang persyaratan
Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan
Rumah Sakit, KemKes RI, April 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 Thn 2016 tentang Prasarana
Utilitas Bangunan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6379-2000, Spesifikasi
Pemasangan Perangkap Bau.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000; tentang Sistem
Plumbing;
Standar Nasional Indonesia/SNI. No.03-8153-2015; tentang Sistem
Plumbing pada Bangunan Gedung
Stándar Nasional Indonesia/SNI 03-2398-2002, Tata Cara
Perencanaan Tangki Septic dengan resapan.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-2453-2002, Tata Cara
Perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
Peraturan Pemerintah Nomor: 16 Tahun 2005, tentang
Pengembangan Sistem Air Minum
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.29/PRT/M/2006, tanggal 1 Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.26/PRT/M/2008, tanggal 30 Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
: 11 Tahun 2014, tentang Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan gedung
dan persilnya.
Green Building Council Indonesia Greenship, Panduan Teknis Versi
1.2, edisi kedua, Mei Tahun 2014.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
02/PRT/M/2015. tentang Bangunan Gedung Hijau
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0225-2020 atau “Persyaratan Umum
Instalasi Listrik” (PUIL tahun 2020) edisi terakhir khusus untuk pekerjaan
listrik dalam sub-pekerjaan system Plumbing;
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan
dengan SNI terkait seperti; National Plumbing Codes, NFPA, dll.

2.1.3. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan.
Apabila pada saat pelaksanaan bahan/merk tersebut tidak atau sulit diperoleh
dipasaran maka Pemilik proyek, Perencana dan MK akan menunjuk merk lain
dengan spesifikasi teknis yang sama dan setara.
2.1.4. Contoh-contoh Bahan :
Contoh bahan harus diajukan kepada Pemilik proyek, MK dan
Perencana untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan, a/l :
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia Jasa/Pemborong
wajib mengajukan contoh bahannya sebelum dilakukan pemasangan;
Apabila dianggap perlu dan hal itu memungkinkan maka Penyedia
Jasa/Pemborong wajib memperlihatkan contoh bahan tersebut, apabila
contoh-contoh tersebut ditolak oleh Pemilik proyek, MK dan Perencana maka
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengganti dan memperlihatkan yang
sesuai dengan spesifikasi teknis untuk disetujui;
Kualitas, merk, pabrik, karakteristik listrik, besar fisik serta estetika dari
contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat
untuk dilaksanakan
Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Penyedia Jasa/Pemborong, contoh bahan harus diserahkan kepada Pemilik
proyek, MK dan Perencana tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender
setelah dikeluarkannya SPK.

2.1.5. Klausal yang disebutkan kembali :


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan
kembali pada item/ayat lain maka hal ini bukan berarti menghilangkan item
tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap
Spesifikasi Teknis maka yang diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis atau bobot biaya yang paling tinggi.

2.1.6. Pembebasan Claim :


Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi Pemilik proyek, MK dan Perencana
terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena
bencana dalam hubungan dengan semua merk dagang atau produksi, hak
cipta, hak patent pada semua material atau peralatan yang dipergunakan dalam
proyek ini. Pemilik proyek, MK dan Perencana terbebaskan dari segala
tuntutan perihal Hak cipta, Hak patent dari seluruh penggunaan merk pabrik
atau badan yang digunakan dalam proyek ini.

2.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi Plumbing wajib mengadakan koordinasi dengan
bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Civil,
Arsitektur, Interior, Mekanikal dan Elektrikal atas petunjuk MK.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/ menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara-cara
pemasangannya.
Selama pekerjaan pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka
menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong Plumbing ini untuk hadir dan
memberi petunjuk bersama MK dan Perencana sehingga hasilnya akan sesuai
dengan kebutuhan instalasi pada proyek ini.

2.1.8. Gambar Kerja / Shop Drawings :


Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan
material, Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada Pemilik
proyek, MK dan Perencana gambar kerja/shop drawings sebanyak 4 (empat) set
gambar cetak biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPK.
Pelaksanaan pekerjaan Plumbing tidak dapat memulai jika gambar dan teknis
pekerjaan tanpa persetujuan Pemilik proyek, MK dan Perencana.

2.1.9. Gambar Terlaksana / As Built Drawings :


Setelah pekerjaan selesai dan material/instalasi telah pemasangan, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib membuat gambar terlaksana/as built drawings, gambar-
gambar tersebut menjelaskan letak peralatan sesuai as/poros/kolom gedung
sesuai dudukan akhir peralatan, lengkap ukuran dan tergambar lebih detail
dimasukkan untuk diperiksa dan disetujui Pemilik proyek, MK dan Perencana
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama.
Gambar-gambar yang diserahkan antara lain : 1 (satu) set kalkir, 4 (empat) set
gambar cetak biru dan 1 (satu) set dalam bentuk electronic file, Compact Disk
(CD).

2.1.10. Instruksi, Operasional dan cara-cara pemeliharaan peralatan : Penyedia


Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik proyek, MK dan
Perencana, 1 (satu) bulan sebelum Serah Terima Pertama (ST-I) yaitu
sebanyak 4 (empat) set manual instruction dalam cetakan delux, perihal cara
penggunaan, mengoperasian, pengujian dan cara-cara pemeliharaan pada
semua peralatan Plumbing termasuk data-data teknis yang diperlukan,
brosure, alamat pemasok
dan lain-lain.

2.1.11. Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi Plumbing ini harus dijamin akan bekerja dengan baik
dan sempurna, Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat surat jaminan
terhadap semua peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaannya dan
pemeliharaan secara cuma-cuma harus diberikan selama 12 (dua belas) bulan
setelah penyerahan pekerjaan (Serah Terima Kedua).
Garansi peralatan selama 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan cuma-cuma
berakhir dan Penyedia Jasa/Pemborong dapat saja mengajukan usulan untuk
mengadakan kontrak pemeliharaan kepada Pemilik proyek kecuali ditentukan
lain.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN :


Lingkup pekerjaan instalasi Plumbing meliputi pengadaan, pemasangan peralatan
dan pemeliharaan serta pemberian jaminan sistem dan instalasi Plumbing secara
keseluruhan, yang antara lain diuraikan :
2.2.1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih, meliputi :
2.2.1.1 Pengadaan dan pemasangan unit-unit peralatan utama yang diperlukan
untuk menunjang sistem penyediaan Air Bersih berupa; Pompa-pompa air bersih,
type Centrifugal end Suction Pump, Pompa Penguras, Hydrophore, lengkap Valve-
valve, Pressure Gauge, Pressure Switch, Check Valve, Strainer, Flexible Joint,
Water Level Control, pondasi pompa material/bahan beton bertulang fc‟ 19 MPa,
BJTS 520 (Ulir) Tegangan leleh fy;520 MPa yaitu; dengan perbandingan 1M³ beton
= 150 kg baja tulangan, lengkap bracket/support, pada area yang ditentukan;
2.2.1.2 Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan Air Bersih di luar bangunan dan di
Shaft dan ruang luar (site) menggunakan bahan Galvanized Steel Pipe (GSP)
medium class SNI.0039-87 / BS.1387-85 serta kelengkapannya yang meliputi
pemipaan dari Ground Water Tank (GWT), instalasi pompa, Top Reservoir dan
pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran pada bangunan;
2.2.1.3 Pemasangan pipa distribusi Air Bersih ke peralatan Sanitary seperti; instalasi
pemipaan Toilet menggunakan pipa PPR-PN.16 dan PPR-PN.20 (untuk instalasi air
panas), pemasangan faucet dan accessories.
2.2.1.4 Pekerjaan instalasi/pemipaan Air Bersih dari main line sumber PDAM
dan atau sumber Deepwell ke Ground Water Tank (GWT);
2.2.1.5 Pekerjaan dan pemasangan sumur dalam (deepwell), pompa submersible,
pencarian kualitas dan kuantitas air (geolistrik), pengeboran sumber air, casing,
suction pipe, distribusi dan pengujian kualitas dan kuantitas air sesuai spesifikasi
teknis dan standar baku air minum Depkes-RI;
2.2.1.6 Pekerjaan Ground Water Tank (GWT) bahan beton bertulang fc‟ 19
MPa, BJTS 520 (Ulir) Tegangan leleh fy;520 MPa yaitu; dengan
perbandingan 1M³ beton = 250 kg baja tulangan, lengkap
bracket/support (scope pekerjaan Civil).

2.2.2 Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Air Buangan dan Ventilasi meliputi :
2.2.2.1 Pengadaan, pemasangan pipa bahan PVC class 10 kg/cm² standar SNI.06-0084-
2002/ISO.4065 lengkap peralatan penunjang untuk melayani sistem air kotor,
air buangan dan pipa ventilasi;
2.2.2.2 Pengadaan dan pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary; Floor Drain
(FD), Clean Out (CO) bahan Stainless Steel dan lain-lain;
2.2.2.3 Pengadaan dan pemasangan pompa Collecting Pit (Sump Pit), type Submersible
pump c/w grinder/cutter types, kapasitas 350 liter/menit, head 30 meter, panel
kontrol, pemipaan, kabel type waterproof dan peralatan bantu;
2.2.2.4 Pengadaan dan pemasangan Grase Trap, bahan Stainless Steel (SS-
304) tebal 1,5mm untuk menampung air buangan konsumsi restaurant, dapur,
lengkap peralatan bantunya;
2.2.2.5 Pekerjaan instalasi pemipaan air kotor dan air buangan dari Collecting Pit (Sump
Pit) yang disalurankan ke Sewage Treatment Plant (air kotor dan air buangan).
2.2.2.6 Perencanaan, pengadaan dan pemasangan peralatan, instalasi Sewage
Treatment Plant (STP), lengkap peralatan utama, submersible pump, diffuser,
screen, compressor, panel, kabel, terminasi, pemipaan, valve-valve, DLL.
2.2.2.7 Pengadaan Collecting Pit, Sumpit, Drain Pit ukuran sesuai gambar, lengkap
peralatan bantu (konstruksi bak masuk pek.Civil).

2.2.3. Pekerjaan Instalasi Air Hujan, meliputi :


2.2.3.1. Pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pelubangan atap, talang air hujan dan
instalasi pipa air hujan bahan PVC class 10 kg/cm² standar SNI.06-0084-
2002/ISO.4065 dari atap bangunan sampai ke saluran luar bangunan lengkap
bracket/support, peralatan bantu dan accessories pipa;
2.2.3.2. Pengadaan dan pemasangan Roof Drain (RD) bahan Dome Grate, besi tuang
lengkap peralatan bantu dan accessories;
2.2.3.3. Pengadaan dan pemasangan pompa Sewage, Sumpit dan Drain Pit type
Submersible pump, lengkap kabeling, panel, terminasi dan accessories.

2.2.4. Testing and Commissioning, meliputi :


2.2.4.1. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberikan pendidikan kepada Tim Engineering
Pemilik proyek sampai mahir dalam upaya mengoperasikan peralatan,
pemeliharaan dan seluruh biayanya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa/Pemborong PLUMBING;
2.2.4.2. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Standard Operational and Procedure
(SOP) untuk digunakan Tim Engineering dalam melakukan tugas dan operational
gedung, sebanyak 4 (empat) Set dalam cetakan lux/exclusive;
2.2.4.3. Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan testing and commissioning sistem
dan instalasi PLUMBING yang telah terpasang
agar sesuai sistem dan instalasi, spesifikasi teknis, persyaratan, undang- undang
dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari DepNakertrans-RI.

2.3. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS


INSTALASI AIR BERSIH, AIR KOTOR, AIR BUANGAN, VENTILASI DAN AIR HUJAN
2.3.1. Peraturan, Persyaratan dan Standar yang diberlakukan :
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang SAH dan berlaku di Republik Indonesia
merupakan patokan untuk dilaksanakan.
Selama pelaksanaan pekerjaan instalasi PLUMBING, Penyedia Jasa/Pemborong
harus betul-betul mentaati seluruh persyaratan, standar dan peraturan-peraturan
berikut ini, antara lain :
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) / TOR dari Pemberi Tugas
b. Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6379-2000, Spesifikasi
Pemasangan Perangkap Bau.
c. Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem
Plumbing-2000;
d. Stándar Nasional Indonesia/SNI 03-2398-2002, Tata Cara
Perencanaan Tangki Septic dengan resapan.
e. Standar Nasional Indonesia/SNI 03-2453-2002, Tata Cara
Perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
f. Standar Nasional Indonesia/SNI No.03-7065-2005 Standar Plumbing
Indonesia
g. Peraturan Pemerintah Nomor: 16 Tahun 2005, tentang
Pengembangan Sistem Air Minum
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.29/PRT/M/2006, tanggal 1
Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11 Tahun 2014, tentang
Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan gedung dan persilnya.
k. Green Building Council Indonesia Greenship, Panduan Teknis Versi
1.2, edisi kedua, Mei Tahun 2014.
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/PRT/M/2015. tentang
Bangunan Gedung Hijau
m.Standar Nasional Indonesia/SNI. No.03-8153 Tahun 2015; Sistem
Plumbing pada Bangunan Gedung
n. Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0255-2000 atau “Persyaratan Umum
Instalasi Listrik” (PUIL tahun 2000 dan PUIL tahun 2011) edisi terakhir khusus
untuk pekerjaan listrik dalam sub-pekerjaan system Plumbing;
o. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-Bahan Bangunan NI-3 (PUBB)
1956, NI-3 1963 dan PUBB 1969;
p. Peraturan Beton Indonesia (PBI NI.2-tahun 1971);
q. Peraturan yang dikeluarkan oleh DepNakerTrans-RI tentang
penggunanan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan dan borongan;
r. Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan
dengan SNI terkait seperti ; National Plumbing Codes, NFPA, dll;
s. Peraturan dan persyaratan daerah setempat yang berkaitan dengan
pekerjaan instalasi Plumbing;
t. Penyedia Jasa/Pemborong dianggap telah mengerti dan mengetahui
akan isi dan maksud dari Peraturan-peraturan, standar dan syarat-syarat
tersebut diatas.

2.3.2. Material / Bahan-bahan yang digunakan :


2.3.2.1 Pipa-pipa jaringan instalasi air bersih yang digunakan pada proyek ini yaitu pipa
dengan bahan Galvanized Steel Pipe (GSP) medium class, sesuai SNI.0039-
87/BS.1387-85 ; untuk instalasi air bersih diluar gedung.
2.3.2.2 Pipa-pipa jaringan air bersih toilet menggunakan pipa jenis PPR-PN.16 dan atau
PPR-PN.20 lengkap accessories pipa dan alat bantu.
Dari main line ke Toilet menggunakan PPR-PN.16 untuk air dingin dan
PPR-PN.20 untuk instalasi air panas, sesuai standar DIN.8077
Polypropylene types-dimensions, DIN.8078 Polypropylene types.3– quality
requipment-test, DIN.16962 dan DIN.4726; Test ISO 1628 T3, density at 23°C
ISO 1183; peruntukan lainnya pipa sebagai; pipa distribusi, pipa dalam ruang
Toilet, dan pipa siram taman.
2.3.2.3 Pipa-pipa jaringan instalasi air kotor, air buangan, ventilasi dan air hujan
menggunakan bahan PVC, berkategori class AW = 10 kgf/cm² sesuai standar
SNI.06-0084-2002 / ISO.4065.
Tebal dinding pipa PVC tidak boleh kurang dari ukuran yang ditetapkan
:
Diameter dalam Tebal dinding PVC minimum
ø 25 s/d ø 40 mm 1, 8 mm s/d 2, 00 mm
ø 50 s/d ø 75 mm 2, 10 mm s/d 2, 90 mm
ø 80 s/d ø 125 mm 2, 90 mm s/d 4, 90 mm
ø 150 s/d ø 200 mm 5, 90 mm s/d 7, 60 mm
ø 200 s/d ø 250 mm 7, 60 mm s/d 8, 90 mm
ø 250 s/d ø 400 mm 8, 90 mm s/d 13,00mm

2.3.3. Pengujian dan Desinfeksi :


2.3.3.1 Pengujian Instalasi pipa Air Bersih, Air Kotor dan Air Buangan, yaitu :
a. Sebelum pengujian jaringan pemipaan, Penyedia Jasa/Pemborong harus
meyakini bahwa setiap instalasi pipa harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat di-isi dengan
air sampai lubang “vent” tertinggi;
b. Pipa instalasi air kotor harus dapat menahan tekanan air minimal 8 kgf/cm²
(8 ATM), minimal selama 1 (satu) jam dan selama waktu tersebut tidak terjadi
penurunan tekanan;
c. Apabila MK, Perencana dan Pemilik proyek menginginkan pengujian
lain disamping pengujian diatas, Penyedia Jasa/Pemborong harus dapat
memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi teknis ini;
d. Pengujian tersebut tidak menambah biaya pekerjaan dan sudah termasuk
dalam penawaran serta menjadi tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong;
e. Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara
parsial terhadap peralatan utama (pompa-pompa, panel listrik dan panel
kontrol, Hydrophore tank, pemipaan, dll);
f. Penyedia Jasa/Pemborong harus dapat melakukan pengujian dengan baik
dan benar, dan membuat report ‖infra red‖ pada peralatan terminasi panel,
penyambungan kabel instalasi pada pompa, dan lain-lain.
Disamping hal diatas pengujian minimal yang harus dilakukan, antara
lain;
Debit aliran air, Putaran pompa , Tekanan pompa;
Arus kerja motor, cut in/cut off Pressure Tank;
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada MK,
Perencana, dan Pemilik proyek untuk dimintakan persetujuannya;
g. Bersama-sama MK, Perencana dan Pemilik proyek, pelaksana atau Penyedia
Jasa/Pemborong Plumbing diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap
performansi peralatan utama pada saat sistem telah difungsikan secara
penuh.
Pengujian ini meliputi;
Kapasitas pompa , Arus kerja motor;
Kinerja Pressure Tank , Tekanan air pada fixture terjauh dan lain- lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada MK,
Perencana dan Pemilik proyek untuk dimintakan persetujuannya.
h. Setelah bidang atau dinding ruangan selesai dipasang dan sebelum memasang
fixture-fixture plumbing, seluruh sistem distribusi air bersih
harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar 1,5 kali tekanan kerjanya
(working pressure) air dalam pipa atau dengan tekanan 12 kgf/cm2 (12 ATM)
untuk seluruh sistem distribusi air bersih selama 2 x
24 Jam, sedangkan untuk sistem pemipaan air kotor dengan tekanan 8
kgf/cm2 (8 ATM) selama waktu 24 Jam, instalasi pemipaan air bersih, air kotor
dan air buangan tersebut tidak mengalami kebocoran atau tekanan tersebut
tidak berubah;
i. Sebelum dilakukan pengujian pipa, Penyedia Jasa/Pemborong harus
melakukan penggelontoran air pada seluruh sistem distribusi pipa air bersih,
pipa air kotor dan air buangan dengan sistem Blasthing.
2.3.3.2 Kerusakan dan Kegagalan Uji :
Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian system pemipaan ternyata
mengalami kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi atau
bahan dari instalasi, maka Penyedia Jasa/Pemborong harus mengganti bagian
dan atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian
dilakukan kembali sampai sesuai spesifikasi teknis dan atas petunjuk MK,
Perencana dan Pemilik proyek.
2.3.3.3 Desinfeksi:
a. Penyedia Jasa/Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi
pada seluruh instalasi pemipaan air bersih, air kotor dan air buangan
sebelum pekerjaan diserahkan kepada Pemilik proyek;
b. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan cairan “Chlorine” ke dalam
sistem pemipaan dengan cara/metode yang disetujui MK, Perencana dan
Pemilik proyek, dimana dosis/takaran jumlah chlorine adalah 50 ppm
(parts per million);
c. Setelah 16 jam berlalu, seluruh sistem pemipaan tersebut dibilas dengan
air bersih, sehingga kadar chlorine menjadi tidak lebih dari
0,2 ppm;
d. Semua katup pada sistem pemipaan yang sedang mengalami proses
desinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka
waktu 16 jam.

2.4 SISTEM PEMIPAAN :


2.4.1. Sistem Penyambungan Pipa :
2.4.1.1 Pipa Air Bersih :
Sistem penyambungan pipa air bersih diluar bangunan dari pipa diameter 40mm
(ø1½") ke bawah harus menggunakan sistem malleable iron ANSI B. 16.3 class
150 lb, Screwed end dan untuk pipa diameter 50mm (ø 2") ke atas menggunakan
“wrought steel weld fitting ANSI B 16.9 schedule 40”.
Flange untuk pipa diameter 50mm (ø 2”) keatas, menggunakan “Forged steel
RF class 150 lb, welding joint sambungan flanged atau sesuai dengan jenis bahan
pipanya.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir
harus terlebih dahulu diberi lapisan “red lead cement” atau pintalan khusus
dari asbes, sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi “ring dari
karet” dikencangkan secara homogen; Untuk pipa-pipa jenis PPR-PN.16 dan
PPR-PN.20 penyambungan pipanya menggunakan bahan sejenis dan sesuai
dengan standar pabrikan.
2.4.1.2 Pipa Air Kotor, Air Buangan, Ventilasi dan Air Hujan :
Untuk bahan sambungan seperti Socket, Elbow, Tee, Reducer dan Junction PVC
sesuai standar SNI.06-0084-2002/ISO.4065 ”injection moulded sanitary fitting
large radius” menggunakan solvent cement joint type dari bahan yang sama.
Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujungnya yang terbuka agar ditutup
”flanged end” untuk menghindari kotoran yang masuk.

2.4.2. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya :


a. Seluruh fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang kuat (tidak
mudah goyang);
b. Seluruh fixtures, fitting, pipa-pipa air yang dipasangkan harus
dikerjakan dengan rapih, tidak mengganggu waktu pemasangan dinding
Marmer/ Keramik dan sebagainya.
Pemasangan fixtures harus serasi, kuat dudukannya dan Penyedia
Jasa/Pemborong bertanggung jawab untuk melengkapi komponen yang
diperlukan di dalam kelengkapan jaringan instalasi Plumbing;
c. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok
dari beton (mutu K.225-U.24 atau 1M3 = 250 kg baja) yang kuat pada
setiap ada sambungan pipa, atau pada Tee, Elbow, Valve dan sebagainya.

2.4.3. Penggantung / Penumpu Pipa :


a. Seluruh pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan
penggantung atau angker yang kokoh (rigid) agar inklinasinya tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran;
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjuster) dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 M‟;
c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan,
dipergunakan flexible joint untuk mencegah patahnya pipa dari pergeseran
gedung;
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada kontruksi
bangunan dengan ramset/dynabolt (dimensi
ramset/dynabolt disesuaikan kebutuhan) yang dipasangkan pada waktu
sebelum atau sesudah pengecoran beton;
e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clamp yang kuat dan dibuat
dengan jarak tidak lebih dari 3 M‟;
f. Standar pemakaian type penggantung pipa yang dapat diatur
(adjuster) menggunakan produksi pabrik setara Ramco.

2.4.4. Penggunaan Valve - valve dan peralatan penunjang lainnya : Penggunaan valve-
valve secara umum harus sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, antara lain
:
a. Water valve sampai dengan diameter 50mm (ø 2") adalah jenis screwed
bronze body dengan external spendle ;
b. Water valve diameter 65mm (ø 2½" - ø 3") adalah jenis bronze flanged
body dengan internal screwed spendle ;
c. Water valve lebih besar dari diameter 75mm (ø 3") adalah jenis flanged
steel body dengan external spendle yoke ;
d. Tekanan kerja dari valve-valve air bersih harus memenuhi
persyaratan yang di-ijinkan yaitu tekanan kerja 12 Kgf/cm² (200 psi) bahan
Cast Iron.
2.4.4.1 Gate Valve (GV) :
a. Digunakan material valve body, steam disc bronze material, female thread
sampai dengan diameter 50mm (ø 2”) ;
b. Untuk ukuran Gate Valve diameter 65mm (ø 2½”) keatas digunakan
swing silent type dengan stainless steel disc ;
c. Tekanan kerja Valve-valve minimum 16 Kgf/cm² (240 psi).
2.4.4.2 Check Valve (CV) :
a. Digunakan material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal
disc, screwed end untuk valve, brass sampai dengan diameter 50 mm ;
b. Diameter 65 mm keatas menggunakan cast iron body, flanged end, cast steel
disc ;
c. Tekanan kerja valve-valve untuk peralatan pompa delivery adalah minimum 16
Kgf/cm² (240 psi).
2.4.4.3 S t r a i n e r (STR) :
a. Digunakan tipe bronze body screwed cap, stainless steel mesh screwed
end untuk strainer sampai dengan diameter 50 mm (ø 2”) ;
b. Digunakan tipe Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet,
flanged end untuk strainer diameter 65 mm keatas. Cast Iron, 16 Kgf/cm²
(240psi).

2.4.4.4 Flexible Connection (FC) :


Digunakan flexible connection model double sphere dengan material
Neoprene Rubber atau EPDM yang dapat menahan tekanan sampai
16 Kgf/cm2 (240psi), kecuali di-ruang pompa menggunakan type 20
Kgf/cm2 (300psi),.
2.4.4.5 Air Release Valve (ARV) :
Air Release Valve yang digunakan adalah jenis peralatan untuk mengeluarkan
kandungan udara pada jalur pemipaan secara automatic, dipasangkan pada
setiap ujung akhir dari pipa tegak dalam bangunan.
Dimensi minimal 40mm connection, 1.625 inch valve, material body dan
cover dari Cast Iron floating ball (besi tuang) yang memenuhi standard ASTM
A 126, class B menahan tekanan sampai 10 Kgf/cm2 (147psi) pada temperatur
air sampai dengan 80oC dan ANSI/150 psi WOG.
2.4.4.6 Meter Air :
Meter air yang digunakan harus mudah dibaca, mempunyai ketelitian tinggi,
mampu mengukur pada jumlah kapasitas yang besar.
Type yang digunakan :
a. Untuk pipa diameter 15mm (ø ½") s/d diameter 40mm (ø 1½")
menggunakan type fan-wheel dry-dial water meter, dapat menahan
tekanan sampai 10 Kgf/cm2 (147psi) ;
b. Connection dan atau sambungan menggunakan sistem ulir/draat ;
c. Untuk diameter lebih besar dari 40mm (ø 1 ½") atau diameter 50mm (ø 2")
sampai dengan diameter 200mm (ø 8") menggunakan ”type horizontal Helix
Detachable Magnet-drive Water Meter” atau type lainnya yang setara dan
disetujui Pemilik proyek, MK dan Perencana
;
d. Water meter dari jenis anti-magnet mechanism dengan tekanan kerja
sampai dengan 10 Kgf/cm2 (147psi) penggunaan pada temperature air
50oC, sistem penyambungan (connection pipa) menggunakan sistem flanged
(dipasang secara horizontal pada Shaft).

2.4.4.7 Pressure Gauge (PG) :


Type : Bourdon-Tube Pressure Gauge ;
Size of Dial : 100 mm ;
Satuan ukuran : psi dan kg/cm2 ;
Skala ukuran : 0 s/d 25 kg/cm2, 0 s/d 350 psi;
Connection nominal diameter : ½ inch;
Accuracy : ± 0,5 %;
Kelengkapan : Tube brass, socket brass, casing chrome plated
steel, water proof steel- No.SUS 304.
2.4.4.8 Roof Drain (RD) :
Material Roof Drain (RD) menggunakan type “Dome grate or syphonic“,
bahan baja tuang dengan total inlet yang luasannya harus sama dengan luasan
penampang pipa talang. Unit Roof Drain (RD) harus mudah dipasangkan dan
mudah diganti bila terjadi kerusakan, Roof Drain (RD) dipasang hanya pada talang
air di lantai atap beton (dack beton) atau talang air hujan.
2.4.4.9 Foot Valve (FV) :
Type : Ball Foot Valve ; Class
: 10 K ;
Material body : - Bronze untuk diameter 50 mm kebawah ;
- Cast Iron untuk diameter 65mm keatas ;
Material ball : Polycarbonate ;
Pemasangan : Foot valve dipasang pada posisi vertikal ; Tekanan
kerja : 10 Kgf/cm2 (147psi) .
2.4.4.10 Float Valve (FlV) :
Type : Ball Float Valve ;
Material body : Gun metal ; Material
float : Copper ; Material ball float
lever: Brass ;
Max.working pressure : 10 Kgf/cm2 (147psi) ;
Pemasangan : Float valve dipasang pada posisi
horizontal.
2.4.4.11 Pressure Reducing Valve (PRV) :
Type : CL-101 ;
Material body : Cast Iron,disc&seat cast bronze,
diaphragma SS;
Inlet pressure : Maximum 20 Kgf/cm2 (294psi) ;
Maximum reducing rate : 10 : 1 ;
Lock up pressure : maximum 0,2 Kgf/cm² g ; Offset
pressure : within 0,5 Kgf/cm² g ; Min.adjustable
flow : 5 % of rated flow ; Applicable temperature :
below 220°C ;
End connection : Flaned KS 10 Kgf/cm² RF ;
Hydraulic pressure test : 20 Kgf/cm g ;
Pemasangan : dipasangkan pada posisi horizontal.
2.5. PEMASANGAN PIPA–PIPA DALAM TANAH :
2.5.1. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman minimal
600mm untuk pipa diameter 100mm (ø 4") ke bawah dan pada kedalaman 800-
1000mm untuk pipa diameter 125mm (ø 5") keatas ;
2.5.2. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa dapat diletakkan sesuai dengan persyaratan dan tertumpu dengan baik;
2.5.3. Untuk pipa-pipa air bersih, pipa-pipa air kotor dan air buangan tidak boleh
diletakkan dalam satu lubang galian yang sama;
2.5.4. Sebelum pemasangan pipa, lubang galian tanah harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran/puing-puing, setelah bersih diurug dengan pasir urug setebal 5
cm (dipadatkan) kemudian pipa dipasang dalam dasar lubang galian;
2.5.5. Sebelum lubang galian ditimbun kembali dengan pasir urug dan tanah bekas
galian yang telah bebas dari puing-puing atau kotoran serta terlebih dahulu harus
diperiksa oleh MK perihal kebenarannya;
2.5.6. Patokan/pedoman yang dipakai untuk menentukan dalamnya galian, diukur dari
garis tengah pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/tanah asli atau bila tidak
supaya disesuaikan dengan gambar rencana;
2.5.7. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau saluran drainase setempat
harus dibuatkan detail secara spesifik, jika pipa melintasi sistem drainase
maka pipa yang berada diatas saluran harus dilengkapi Air Relief Valve
(ARV) dan jika pipa melintasi jalan laluan kendaraan harus dilindungi dengan
pipa konduit Galvanized Steel Pipe (GSP) yang diameternya lebih besar dari pipa
yang dilindungi, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar rencana;
2.5.8. Khusus untuk instalasi pemipaan Plumbing diluar bangunan (site plan) dalam
tanah, menggunakan pipa Galvanised Steel Pipe (GSP) medium class atau
sesuai SNI.0039-87/BS.1387-85 dan wajib di-coating bahan zinchromate terlebih
dahulu, kemudian dilapisi jacketing pipe, type layer yang terbuat dari bahan
‖plastic sheet‖ (setara standar Denso Tapes).

2.6. PEKERJAAN PENGECATAN :


Seluruh pipa dari bahan besi/baja yang akan dipendam dalam tanah harus
dilapisi dengan bahan coating zinchromate untuk penahan korosi/karat dan pada
lapisan akhirnya dililitkan bahan plastic sheet standar type Denso Tapes.
Untuk pipa-pipa yang terlihat (exposed) harus dicat, standar merk; ICI, Danapaints
atau Nippon paints dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh MK,
Pemilik proyek dan Perencana.
Untuk pipa-pipa diatas/dalam ceiling, agar mudah dikenali diberikan tanda
warna/cat putih arah aliran pada setiap jarak ± 4 M‟ pada pipa induk (mainline)
begitu pula pipa-pipa dalam Shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut:
Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru;
Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna coklat;
Untuk jaringan pipa air buangan dipakai warna hijau;
Untuk jaringan pipa Hydrant dan Sprinkler warna merah.

2.7. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN :


2.7.1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih :
2.7.1.1. Pompa Distribusi / Booster Pump :
Pompa Delivery dan Booster harus mampu memasok kebutuhan air bersih untuk
pemakaian yang bervariasi terhadap laju aliran dan secara automatis.
Setiap Pompa Delivery dan Booster harus terdiri dari minimal; 2 (dua) unit
pompa/Set, sedangkan laju aliran masing-masing pompa pada Pompa Delivery
dan Booster pump berdasarkan standar pabrik perakitan;
Setiap pompa Delivery dan Booster terdiri dari peralatan, sebagai berikut;
a. Centrifugal end Suction Pump lengkap dengan motor ;
b. Inlet and Outlet valves ;
c. Pressure Tank membrane pre-charge type ;
d. Check valve against water hammer ;
e. Inlet strainer , power and control panel ;
f. Flexible conections , base frame terbuat dari Cast Iron / Steel ;
g. Pressure Switch (PS) dan Pressure Gauge (PG) ;
h. Panel pompa lengkap dengan komponen panel, pengkabelan, level switch
High/Low dengan electrode, level switch dapat dioperasikan secara manual,
switching di panel maupun remote, pressure switch, grounding system pada
panel maksimal 2 Ohm (Ω).
2.7.1.2. Pompa Penguras :
Pompa penguras digunakan untuk menguras bak air (Ground Water Tank) jika
sewaktu-waktu diperlukan membersihkan bak yang dilakukan secara periodik oleh
Tim Engineering Pemilik proyek.
Pompa penguras dilengkapi dengan peralatan, sebagai berikut :
a. 1 (satu) unit Pompa berikut motor;
b. Panel pompa dan pengkabelan;
c. Pipa hisap lengkap dengan isolating Valve, Y- Strainer, Flexible Joint, Foot Valve
(sesuai gambar rencana);
d. Pipa tekan lengkap dengan “isolating Valve, non water hammer, non return
Valve”, Flexible Joint, Pressure Gauge (PG), dan lain-lain;
e. Panel pompa lengkap dengan komponen panel, pengkabelan, level switch
High/Low dengan electrode, level switch dapat dioperasikan secara manual,
switching di panel maupun remote, pressure switch, grounding system pada
panel maksimal 2 Ohm (Ω).
2.7.1.3 Pengaturan kinerja pompa pada System Pressure Control :
a. Pompa pertama Start, apabila tekanan air pada jaringan pemakai turun
sampai ambang batas L pada Pressure Switch ( PS1 );
b. Pompa kedua Start, apabila tekanan air pada jaringan pemakai turun
sampai ambang batas L pada Pressure Switch ( PS2 ) dan seterusnya;
c. Pompa pertama dan kedua dan seterusnya Stop, apabila tekanan air pada
jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1,PS2 dst;
d. Pompa pada posisi ON tiba-tiba bias menjadi Off, apabila muka air ditangki
turun sampai batas LL dan akan kembali normal apabila muka air naik sampai
batas L.
2.7.1.4. Pengaturan Pompa pada System Flow Monitor Control :
a. Pompa pertama Start apabila tekanan air pada jaringan pemakai turun
sampai ambang batas L di Pressure Switch ( PS1) ;
b. Pompa kedua Start dan pompa pertama Stop, apabila laju aliran pada
jaringan pemakai naik sampai ambang batas H1 pada flow monitor ;
c. Pompa pertama Stop apabila laju aliran air pada jaringan turun diambang
batas H1 pada flow monitor dan tekanan air naik sampai ambang batas H pada
PS1 ;
d. Seluruh pompa yang sedang ON dapat dengan tiba-tiba Off dan alarm ON,
apabila muka air dalam tangki turun sampai ambang batas LL sampai air
diisi kembali mencapai ambang batas L, pompa akan ON.
2.7.2. Peralatan pompa Air Bersih, dll :
2.7.2.1 Delivery pump;
Pengisian atau distribusi ke Top Reservoir;
Type : Centrifugal end suction pump multi stage;
Kapasitas : 600 liter/menit ;
Total head : 100 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 18,50 kW ; Putaran
: 1.470 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 pH, 50 Hz ;
Jumlah : 2 unit Operasi (1 Stand-by) L o k
a s i : Ruang Pompa,
2.7.2.2 Pompa Penguras;
Type : Centrifugal end suction pump ;
Kapasitas : 600 liter/menit ;
Total head : 25 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 7,5 kW ; Putaran
: 2.960 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 1 (satu) unit
Lokasi : Ruang Pompa,
2.7.2.3 Pompa Booster;
Type : Single/Paralel Operation pump ;
Kapasitas : 300 liter/menit ;
Total head : 25 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 3,70 kW ; Putaran
: 2.900 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 1 (satu) set / Packaged (2 unit) L o k
asi : Lantai Atap (Top Floor),
2.7.2.4 Pompa Hydrophore;
Type : Single/Paralel Operation pump ;
Kapasitas : 300 liter/menit ;
Total head : 50 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 5,50 kW ; Putaran
: 2.900 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 1 (satu) Set / Packaged (2 unit) L o k
asi : Ruang pompa,
2.7.2.5 Hydrophore (tanki bertekanan) :
Type : Celynder, vertical ;
Kapasitas : 2500 liter ;
Tebal pelat : minimal 5 mm ;
Working.press: 15 Kgf/cm² (225psi) ;
Test.press : 20 Kgf/cm² (300psi) ;
Jumlah : 1 (satu) unit (MALL);
Lokasi : Ruang Pompa;
Kelengkapan :
Pressure Gauge (PG), Pressure Switch (PS), Valve-valve,
In/Outlet, Drain Valve, sertifikasi kalibrasi tanki.
2.7.2.6 Starter:
Kecuali ditentukan dan dinyatakan lain oleh pabriknya maka jenis starter
yang dipergunakan pada system listrik Plumbing, adalah :

Power Input Motor Jenis Starter


Sampai dengan 5 KW On / Off Switch
5 kW – keatas Variable Speed Controller
Variable Speed Controller : Freg Converter
Peralatan ini harus dilengkapi harmonic filter, RF Filter dan motor output
coil sebagai kesatuan unit/build-in, inverter agar kefungsian alat dapat bekerja
optimal dan menghemat penggunaan/konsumsi daya listrik.
Selain itu harus tetap memenuhi standard VDE, EN, IBC, SEN.
Inputs:
Voltage : 380 - 415 VAC, 3 Phase
PF : 0.9
Controls:
a. Freqwensi : 0 - 120 Hz
b. Current Limit : 0 - 105 % FLC
c. Hight Torque Start : Selector Vektor / Freq. Ratio d.
Ramp Shape : Linear / Sinne / Sine
e. Ramp Setting : 0 - 3.200 secs.
f. Output Analog : 0 - 20 mA, 0 - 40 mA
g. Relay Facility : 0 - 120 Hz
h. Analog Input : 0 - 10 Volt, 0 - 20 mA,4 - 20 mA,
20 - 4 mA, 20 - 0 mA
i. Digital Input : 0 - 24 Volt.

2.7.3 Pekerjaan Sumur Dalam ( Deepwell ) :


2.7.3.1 Lingkup pekerjaan :
a. Lingkup pekerjaan dan pelaksanaan pembuatan Sumur Dalam (Deepwell)
pada proyek ini, meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan pompa
pendam, casing, pipa distribusi lengkap peralatan bantu dan accessories,
sebagai berikut;
Kapasitas pompa : 125 liter/menit ;
Total head : 125 meter ;
Type : Submersible pump ;
Putaran : 2.960 rpm ; Power/daya
: ± 15 kW ;
Karakteristik listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Kelengkapan : Kabeling waterproof, panel control termasuk
komponen panel, sling, grounding system,
dll.
b. Pembuatan dan pengujian sumur dalam (deepwell) sebanyak 1 (satu) titik
pengeboran dengan data seperti pada gambar rencana;
c. Pekerjaan Geo Listrik sebelum menentukan titik-titik pengeboran yang
dilakukan minimal pada 4 (empat) titik di areal / site proyek (exploring
air),untuk mengetahui kapasitas air, mutu dan sebagainya;
d. Pengadaan dan pemasangan Panel kontrol pompa lengkap dengan
komponen panel, frame dan system proteksi ;
e. Pekerjaan pengeboran Sumur dalam (Deepwell) sampai
mendapatkan kualitas dan kuantitas air tanah sesuai kapasitas pompa,
lengkap dengan pemipaan (casing), pipa isap (discharge), pipa ventilasi (air
line), strainer/screen dan accessories lainnya ;
f. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan dari Deepwell ke GWT,
lengkap gate valve, check valve, pressure gauge dan accessories ;
g. Pemeriksaan dan pengujian kualitas air ke laboratorium, agar
mendapatkan hasil yang dipersyaratkan oleh instansi terkait (PT.Sucofindo);
h. Proses perijinan pengeboran Sumur dalam (Deepwell) dari instansi terkait
PDAM atau Kantor PPLH sehubungan dengan adanya pekerjaan tersebut dan
biayanya telah dimasukkan dalam penawaran Penyedia Jasa/Pemborong ini;
i. Testing and commissioning yang dilakukan terhadap hasil pengujian
pengeboran sumber air, baik terhadap kualitas dan kuantitas air maupun
bekerjanya pompa (submersible/deepwell pump) secara optimal ;
j. Training operational terhadap hasil akhir pelaksanaan dan bekerjanya
system dan instalasi deepwell secara keseluruhan.
Kualitas air minimal yang harus dipenuhi sebagai standar baku/air bersih
adalah sebagai berikut;
1. Kekeruhan (Skala Silica) . . . . . . . . . . . . . . : 10 ppm max ;
2. Warna (Skala Cobalt Platinum Standard) . : 20 max ;
3. Rasa dan/atau bau . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : tidak ada ;
4. Chromium (hexavalent) . . . . . . . . . . . . . . : 0.05 ppm max ;
5. Timah hitam (Lead) . . . . . . . . . . . . . . . . . : 0.1 ppm max ;
6. Fluoride . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 1.5 ppm max ;
7. Arsenic . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 0.05 ppm ma ;
8. Selenium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 0.05 ppm max ;
9. Kepingan (slats) Barium,
Logam berat glucosides . . . . . . . . . . . . . . . : tidak ada
10. Tembaga (copper) . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 3.0 ppm max ;
11. Besi dan Manganese (bersama-sama) . . . : 0.3 ppm max ;
12. Magnesium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 125 ppm max ;
13. Zink............................ : 15 ppm max ;
14. Chloride . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 250 ppm max ;
15. Sulfate . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 250 ppm max ;
16. Phenolic majemuk (Phenol) . . . . . . . . . . : 0.001 ppm max ;
17. Cairan-cairan total . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 500-1000 ppm max.
Sesuai standar DepKes RI atau

2.7.2.5.2 Persyaratan teknis Sumur Dalam / Deepwell :


a. Penjelasan Umum :
Lokasi sumur terletak di site proyek Pemilik proyek dan harus disetujui oleh
MK, Perencana dan Penanggung Jawab proyek.
Seluruh persyaratan yang terdapat dalam paragrap-paragrap dari Persyaratan
Umum dan Spesifikasi Teknis (General Conditions and Specification) berlaku
juga untuk pelaksanaan pekerjaan pembuatan Sumur dalam (Deepwell) serta
seluruh pekerjaan tambahan dan pekerjaan lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan Deepwell ini.
Pengaman / Perlindungan (Site) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi semua bangunan- bangunan,
konstruksi jalan, pipa-pipa, lapangan rumput dan sebagainya, selama
berlangsungnya pekerjaan tersebut, dan harus memindahkan dari tempat
tersebut semua potongan-potongan (cuttings), bekas Pengeboran (drillings),
reruntuhan dan bahan- bahan yang tidak terpakai setelah pekerjaan selesai.
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengembalikan keadaan setempat sesuai
dengan keadaan aslinya. Air yang dipompakan dari Sumur harus dialirkan
ke suatu tempat yang memungkinkan, dimana pemakaian air tersebut tanpa
merusak "harta milik" (property) atau menimbulkan kegaduhan ;
a. Pipa-pipa dan Saringan (Screens) Sumur :
1. P i p a :
Bahan pipa-pipa sumur harus baru (brand new) dengan garis tengah
bagian dalam diameter 150mm, ketebalan pipa baja tidak boleh kurang
dari pipa Galvanized Steel Pipe BS.1387-1985
Medium class;
2. Saringan-saringan (Screens) Sumur :
Saringan-saringan sumur harus berupa saringan dari Stainless steel dengan
diameter 100mm. Penyedia Jasa/Pemborong harus memberikan perhatian
sungguh-sungguh dan pertimbangan "Engineering" yang baik mengenai
"aquifier" untuk mengerjakan dan memasang saringan yang diperlukan.
Saringan harus dirancang sedemikian rupa sehingga bebas dari
penyumbatan dan bebas dari tepi yang tidak rata/bergerigi (jagged), tidak
akan mempercepat penyumbatan atau aus.
Saringan harus mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban-beban
luar setelah dipasangkan nantinya dan untuk memperkecil kemungkinan
rusak selama pemasangan;
3. Pembuatan Sumur :
Garis tengah lubang sumur tidak boleh kurang dari 150mm sehingga
Penyedia Jasa/Pemborong dapat memilih alat pengebor apa yang akan
digunakan. Hal ini bisa dilakukan dengan mula-mula membuat lubang yang
lebih kecil yang kemudian akan diperlebar sampai garis tengah minimum
150mm. Pipa-pipa sumur harus berakhir pada suatu kotak beton (concrete
box) tahan air yang diletakkan diatas tanah (+20cm), dan untuk
pemasangan dan pemeliharaan suatu pompa sumur tingkatan yang
terendam (multistage submersible deepwell pump). Pipa dan saringan
sumur, harus dipasang di lubang pengeboran dengan memakai "cincin-
cincin pemusat" (centering rings) untuk menjamin adanya ruangan bulat
yang sama sekeliling saringan sumur tersebut ;
4. Lapisan Kerikil Sumur :
Pemberian lapisan kerikil yang sama tebalnya pada sekeliling sumur,
dimana kerikil untuk lapisan harus diukur sehingga sesuai dengan ukuran
terkecil (grain size) dari bahan di dalam "aquifer- aquifer", kurang lebih
diameter 3 mm - 6 mm.
Persediaan cadangan kerikil sebanyak 25 % diperlukan, jika keadaan di
bawah permukaan memungkinkan dan harus melewati ujung saringan dan
ditutup dengan lapisan penutup (seal) dari bahan tanah liat ;
5. "Backfill" Tanah Liat (Clay Backfill) :
Setelah kerikil dan lapisan penutup (seal) tanah liat diletakkan di sekeliling
pipa, kemudian ditutupi dengan tanah liat atau "backfill" terpilih,
yang memungkinkan untuk dilaksanakannya pengujian pemompaan sumur
dengan baik ;
6. Pembangunan Sumur (Development of Well) :
Pekerjaan pengeboran sumur harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
semua lumpur hasil pengeboran (drilling mud) dan pasir halus dijauhkan
dari lapisan kerikil ;
7. Beton lapisan penutup (Concret Surface Seal) :
Beton lapisan penutup harus dibuat sedalam minimum 3 meter di atas
tanah liat.
8. Pengujian Hasil (Yield) dan "Drawdown" :
a. Waktu Pengujian :
Setelah sumur selesai dibangun/dibuat, dibersihkan dan kedalaman
sumur telah pula diukur dengan teliti, Penyedia Jasa/Pemborong harus
memberitahu Pemilik proyek, MK dan
Perencana mengenai hal itu dan segera membuat persiapan- persiapan
yang perlu untuk menyelenggarakan pengujian pemompaan terakhir ;
b. Pompa penguji (Test Pump) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyediakan dan memasang
peralatan pemompaan yang dapat memompa air sedikit-dikitnya 100
liter/menit dengan alat pengecil (throttling devices) yang baik, sehingga
pengeluaran bisa dikurangi. Unit pemompa harus lengkap dengan
tenaga penggerak dengan kekuatan yang cukup, alat-alat kontrol dan
alat-alat lain yang berkaitan harus dapat bekerja tanpa berhenti selama
24 jam ;
c. Peralatan pembantu (Auxiliary equipment) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyediakan semua pipa pelepasan
(discharge piping) yang perlu untuk unit pemompaan, ukuran dan
panjang pipa-pipa tersebut harus cukup untuk mengalirkan air dari
pompa ke lokasi pelepasan (discharge location).
Penyedia Jasa/Pemborong juga harus menyediakan, memasang dan
memelihara alat-alat dari ukuran dan type yang telah disetujui untuk
mengukur aliran air. Pipa udara (air line) lengkap dengan pengukur
(gauge), pompa tangan dan katup pemeriksa (check valve) harus
disediakan untuk mengukur ketinggian permukaan air di dalam sumur.
Pipa udara harus berakhir kira-kira pada permukaan pemompaan
terendah yang bisa dibuktikan, tapi sama sekali tidak boleh lebih dekat
atau 60 cm dari ujung pipa penghisap ;
d. Lamanya pengujian :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjalankan unit-unit
pemompaan pada pelepasan rata-rata (rates of discharge) dan
selama waktu seperti yang telah ditentukan, kecuali untuk pengujian
akhir yang harus dijalankan selama 3 x 24 jam. Pemberhentian-
pemberhentian yang terjadi secara kebetulan (accidental
interruptions) harus di-imbangi dengan penambahan waktu
pengujian. Setelah selesainya pengujian akhir, Penyedia
Jasa/Pemborong harus mengeluarkan pasir dengan menimba atau
pemompaan atau cara-cara lain, dimana semua pasir, batu-batuan
atau benda-benda asing lain yang mungkin telah mengendap di dalam
sumur ;
9. Pengujian ketegakan (Plumbness) dan kelurusan (Alignment) : Saringan
tabung sumur harus dipasang tegak lurus dan disetujui oleh MK dan
Pemilik proyek. Pengujian ketegakan dan kelurusan pipa harus dibuat
dan dilaksanakan setelah selesainya pembuatan sumur dan sebelum
penyerahan.
Pengujian tambahan dapat dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong selama berlangsungnya pekerjaan;
10. Pen-suci-hamaan (Desinfection) :
Setelah sumur selesai dibuat, kondisi sumur harus dibersihkan. Pipa-
pipa harus dibersihkan benar-benar, jika perlu memakai "alkalis", untuk
menghilangkan minyak, gemuk atau pelumas sendi (joint dope).
Sumur kemudian harus disuci-hamakan dengan larutan Chlor (chloring
solution). Chlorine yang dipakai haruslah sedemikian banyak dan
sedemikian kuatnya serta dengan suatu konsentrasi sekurang-kurangnya
50 ppm chlorine harus terdapat dalam semua bagian sumur.
Larutan chlorine harus dibuat dan digunakan sesuai dengan petunjuk
Pemilik proyek atau wakilnya, dan harus tetap berada di dalam sumur
sekurang-kurangnya 2 jam ;
11. Contoh-contoh dan Catatan-catatan :
a. Contoh-contoh Formasi / Susunan-susunan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat suatu catatan yang tepat
mengenai lokasi ujung/puncak dan dasar dari tiap- tiap lapisan yang
dimasukkan dan harus memberikan kepada Pemilik atau wakilnya suatu
contoh bahan yang diambil dari tiap-tiap 1,50 meter pengeboran dan
pada setiap perubahan formasi/ susunan ;
b. Catatan mengenai Pipa Tabung (Casing Pipe) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat suatu catatan yang tepat
dan terkumpul mengenai susunan/urutan (order), nomor, ukuran dan
panjang masing-masing bagian pipa yang dipasang di dalam sumur ;
c. Laporan-laporan Mingguan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan laporan- laporan
mingguan yang menjelaskan sifat-sifat, hal-hal yang dijumpai selama
pelaksanaan pekerjaan tiap-tiap hari, termasuk bagian pekerjaan yang
telah diselesaikan, seperti kedalaman yang telah dibor, pemasangan
tabung dan lain- lain atau data lain yang berhubungan dengan itu
yang diminta oleh Pemilik proyek atau wakilnya agar dicatat ;
12. Pengamanan Mutu air :
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengambil langkah-langkah pencegahan
yang perlu atau mungkin secara permanen diperlukan untuk mencegah
masuknya lewat lubang pemboran (borehole), air cemar (contaminated) atau
air yang mempunyai sifat-sifat phisik dan kimiawi yang tidak
dikehendaki ke dalam lapisan darimana persediaan air sumur itu berasal.
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengambil langkah-langkah pencegahan
yang perlu agar minyak bensin, minyak dan lain sebagainya tidak masuk ke
dalam sumur baik melalui lubang terbuka (opening) atau dengan merembes
(see page) melalui permukaan tanah;
a. Pekerjaan pembetulan (Corrective Work) :
Jika sumur menjadi cemar (contaminated) atau air yang mempunyai
sifat-sifat phisik dan kimiawi yang tidak dikehendaki masuk ke dalam
sumur karena kelalaian Penyedia Jasa/Pemborong, maka harus dan atas
biayanya sendiri, melaksanakan pekerjaan atau menyediakan tabung-
tabung, lapisan penutup (seals), bahan-bahan pen-suci-hamaan
(sterilizing agents) atau bahan lain yang mungkin perlu untuk membuang
pencemaran dan atau memberhentikan mengalirnya air yang tak di
inginkan ;
b. Bebas dari Pasir dan Kekeruhan (Turbidity) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus sungguh-sungguh berhati- hati dalam
pelaksanaan pekerjaannya untuk mencegah keguguran atau keruntuhan
lapisan yang terletak di atas sumber air.
Penyedia Jasa/Pemborong harus memompa atau menimba sumur
dengan suatu cara yang disetujui oleh Pemilik proyek atau wakilnya
sampai air yang dipompa dari sumur benar- benar bebas dari pasir dan
kekeruhan mencapai kurang dari 5 pada Scala Silica yang dijelaskan
dalam Metode Standard Analisa air;
13. Pemberian tutup (Caping) sementara :
Sepanjang jalannya pekerjaan, Penyedia Jasa/Pemborong harus
melindungi sumur dengan cara yang effektif untuk mencegah
percampuran atau masuknya benda asing ke dalam sumur. Setelah selesai,
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyediakan dan memasang suatu
tutup yang disekrup, dipasang (flanged) atau dilas secara baik sehingga
memuaskan Pemilik proyek atau wakilnya ;
14. Pengujian air dan contoh :
Penyedia Jasa/Pemborong harus memberikan Laporan physic dan
kimiawi kepada Pemilik proyek, MK dan Perencana
Contoh air yang akan diuji harus didapatkan sebelum pengujian
pemompaan berakhir, dan untuk biaya pelaksanaan pengujian- pengujian
tersebut ditanggung oleh Penyedia Jasa/Pemborong;
15. Hasil pengeboran Sumur minimum yang dijamin :
Hasil pengeboran sumur minimum yang dijamin tidak boleh kurang dari
180 Lpm sehingga saringan sumur, kedalaman dan
bahan-bahan "aquifer" yang dipakai harus melalui pertimbangan keahlian
yang baik.
Disamping itu kapasitas sumur yang dijamin, tabung sumur, saringan-
saringan dan pipa harus juga dijamin tidak runtuh/roboh dan tersumbat
selama 2 (dua) tahun setelah pemasangan pompa, yang memerlukan
penggunaan lapisan epoxy tahan karat/korosi pada tabung sumur dan
saringan-saringan pipa yang bercelah.
2.7.2.5.3 Pompa Air terpendam :
1. Produk-produk Standar :
Peralatan-peralatan yang harus disediakan di dalam spesifikasi teknis ini
harus berupa produk-produk standard/baku dalam pembuatan Sumur dalam
(deepwell) yang diatur oleh Pembuat (manufacturers) yang secara teratur
melakukan pembuatan peralatan bermutu tinggi, untuk pekerjaan semacam
ini. Peralatan pemompaan harus dijamin minimal untuk pemakaian secara
terus menerus selama 2 (dua) tahun.
Pemesanan pompa dan motor pompa terpendam (deepwell), kabeling sesuai
standar/merk yang direkomendasikan dan disetujui Pemilik proyek.
Sifat-sifat yang pasti dari pompa terendam haruslah sedemikian rupa
untuk bisa melayani (handle) kapasitas jangka lama dari sumur tersebut.
Pompa motor terendam tidak boleh dipesan tanpa persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Pemilik proyek, MK dan Perencana;
2. Buku Intruksi, Alat-alat dan "Pump Characteristic Curves" :
a) Buku Instruksi / Petunjuk :
Buku-buku petunjuk dengan terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia,
yang berisi informasi lengkap yang berhubungan dengan pemasangan, cara
kerja, pelumasan, penyetelan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat
pemompaan dan alat- alat kontrol, beserta daftar alat-alat yang mendetail
dengan gambar-gambar dan foto-foto, harus diberikan bersama dengan
tiap-tiap unit atau macam dari unit yang identik ;
b) "Pump Characteristic Curve" :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyediakan untuk tiap-tiap ukuran
pompa suatu "characteristic curves" yang diidentifisir secara tepat dan
yang dibuat oleh pembuat pompa (pabrik) yang menunjukan kapasitas-
kapasitas, kepala-kepala (heads), effisiensi dan daya kuda rem (brake horse
power) pada segala kekuatan pompa (range of the pump);
c) Tombol terapung :
Dua tombol yang digerakkan dengan tekanan (pressure operated
switches) harus untuk pemasangan tabung tekanan (pressure vessel
mounting) dan harus diberi kawat untuk menjalankan dan menghentikan
pompa seperti ditunjukkan, pada unit pompa terpakai ;
3. Pompa tambahan dan Pengujian sumur :
Penyedia Jasa/Pemborong setelah pemasangan pompa, pengukur- pengukur,
pengontrol-pengontrol dan alat-alat lain yang perlu untuk menyelenggarakan
pekerjaannya harus dihadiri oleh Pemilik proyek, khususnya terhadap hasil
spesifik dari pompa dan penetapan "recovery charge and drawdown" dari
sumur tersebut.
Pengujian minimum 12 (dua belas) jam secara terus menerus harus diadakan
dan catatan perihal kegiatan ini harus dibuat dan disampaikan kepada
Pemilik/Pemilik proyek dengan menyebutkan hal-hal berikut, yang dicatat tiap
selang waktu 60 menit, antara lain
:
a. Waktu pemasangan pompa ;
b. Permukaan air statis ;
c. Permukaan air yang dipompa ;
d. Kapasitas pompa dalam liter/menit, rpm pompa ;
e. Kepala penutup (shut off head), Daya kuda pompa ;
f. Voltage kawat (line voltage) ;
g. Arus kawat (line current).
4. Laporan Akhir :
Setelah pengujian diselenggarakan dan diterima, Penyedia Jasa/Pemborong
harus memberikan data kepada Pemilik proyek, MK dan Perencana dan
segala catatan-catatan (logs), records analisa air sumur setelah pengujian
akhir sumur dan kelengkapannya.
Pengajuan mutu air, minimal dilakukan oleh Team Akhli atau PT.
Sucofindo untuk sample awal, tengah waktu dan hasil akhir pekerjaan.

2.7.4. Peralatan Pompa Instalasi Air Kotor dan Air Buangan, dll :
2.7.4.1 Drain pit (peralatan instalasi air buangan) : T y p
e : Submersible pump, Kapasitas :
120 liter/menit ;
Total head : 15 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 1,5 kW ; Putaran
: 2.870 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 2 (dua) unit per Bak Drain pit, (1 Operasi + 1 Stand by);
Kelengkapan : hose, cable waterproof, hanger, dll ; L o k a s
i : Lt.Semi Basement.
2.7.4.2 Sump Pit (SP-1, 2, 3, 4, 5 dan SP-6), total = 12 unit :
Type : Submersible pump, grinder/cutter types ;
Kapasitas : 150 liter/menit ;
Total head : 30 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 1,5 kW ; Putaran
: 2.900 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 2 (dua) unit per Sumpit 1 Operasi + 1 Stand by;
Kelengkapan : hose, cable waterproof, hanger, dll ;
Lokasi : Lt.Semi Basement.
2.7.4.3 Collecting Pit = kap.5 M³ :
Type : Submersible pump, c/w grinder/cutter types ;
Kapasitas : 300 liter/menit;
Total head : 30 meter ;
Penggerak : Electric motor; D a
ya : ± 2,5 kW ; Putaran
: 2.960 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 2 (dua) unit per Collecting pit, 1 Operasi + 1 Stand by;
Kelengkapan : hose, cable waterproof, hanger, dll ;
Lokasi : Lt.Semi Basement.

2.7.5. Pekerjaan pipa instalasi Air kotor dan Air buangan :


Pemipaan Air kotor dan Air buangan dilakukan pemisahan antara pipa air kotor
dari Closet, Urinal dengan air buangan dari Lavatory dan Floor Drain (FD).
Pipa-pipa pengumpulan pencabangan horizontal pada setiap lantai menggunakan
pipa PVC class = 10 kg/cm², SNI.06-
0084-2002/ISO.4065 yang kemudian diteruskan ke pipa induk vertikal dalam
shaft.
Pembuangan air kotor dari Closet dan Urinal ke salurkan ke pipa tegak air kotor
dan air buangan dalam Shaft lalu dialirkan ke Sump pit (bak Sewage) secara
gravitasi dan dari bak Sump Pit (Sewage) air kotor diproses kembali (recycling
water tank) untuk digunakan sebagai flashing toilet dan air siram taman dan
sisanya dapat dialirkan ke saluran kota (jika perlu).
2.7.5.1 Pipa Ventilasi :
Untuk pipa ventilasi dipasangkan menyatu ke dinding, menggunakan bahan
pipa PVC diameter ø 1 ¼" s/d 2” class 10 kg/cm², SNI.06-0084-
2002/ISO.4065 untuk masing-masing fixtures yang membutuhkan
kemudian diteruskan ke pipa induk ventilasi yang berada pada Shaft,
dimana pelepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan “vent-
cup”.
2.7.5.2 Manhole Grase Trap :
Manhole dari rangka baja dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen. Rangka dan tutup berbentuk perangkap, sehingga setelah di-isi
grease akan terbentuk penahan bau.
Diameter lubang manhole minimal 800mm x 800mm dapat dilewati orang (Tim
Engineering), sedangkan untuk lewat peralatan harus disesuaikan dengan
besaran peralatan tersebut (sesuai gambar rencana).
Finishing permukaan manhole disesuaikan peruntukan lokasi.
2.7.5.3 Bak Collecting Pit ( Sump Pit ) :
Apabila ditentukan dalam gambar rencana, maka harus dibuat bak
Sump Pit (sewage) seperti diuraikan dalam spesifikasi teknis ini.
Bak Sump Pit dibuat dari konstruksi beton bertulang (scope pek.Civil)
sedangkan tutup harus rapat udara ;
Setiap bagian bak Sump Pit (sewage) harus dapat dipompa, dasar bak miring 1 :
10 ke arah pompa, sedangkan kemiringan sudut bak dibuat 135°;
Bak Sump Pit (sewage) dilengkapi :
a) Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar ;
b) Sleeve untuk pipa vent, Sleeve untuk kabel-kabel, dll ;
c) Level switch untuk alarm banjir dan Level switch untuk kendali pompa ;
d) Manhole untuk lewat pompa dan maintenance.
2.7.5.4 Kelengkapan teknis Collecting Pit ( Sump Pit ) :
Setiap bak sewage minimum harus dipasangkan 2 (dua) unit pompa sewage.
Type submersible pump type grinder/cutter, dilengkapi :
a. Cast Iron casing, Cast iron vortex type impeller dengan knife ;
b. Material stainless steel shaft dan mechanical seal ;
c. Heavy duty grease lubricate bearing ;
d. Stainlees steel casing guide rail support ;
e. Quick discharge coupling ;
Spesifikasi teknis motor pompa Sewage, sebagai berikut : a.
Squirrel cage induction type, Winding insulation class E ; b. Water
tight, Vertically mounted .
System kendali motor pompa, adalah :
Start dan Stop diatur secara automatis oleh level switch yang berada dibawah
bak collecting pit (sewage).

2.7.6 MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA


2.7.6.1 Masa Jaminan :
Seluruh pekerjaan instalasi PLUMBING maupun peralatannya harus dijamin akan
bekerja dengan baik dan sempurna, dan semua pekerjaan yang masuk dalam
lingkup pekerjaan ini harus diberi garansi/jaminan selama 1 (satu) tahun
khususnya untuk peralatan utama dan panel kontrol setelah masa penyerahan
pekerjaan.
2.7.6.2 Masa Pemeliharaan :
Masa pemeliharaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan disertai Berita
Acara.
Penyedia Jasa/Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan- kerusakan
atau kekurangan-kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya
pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini
harus segera dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas segala
kerusakan, kekurangan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini dengan
perintah MK dan atau Pemilik proyek.
Jika Penyedia Jasa/Pemborong melalaikan peringatan yang diberikan sebanyak 3
(tiga) kali berturut-turut, maka MK untuk pekerjaan perbaikan yang kurang
sempurna ini dapat meminta Penyedia Jasa/Pemborong lain untuk memperbaiki
atau mengganti material dan atau peralatan yang rusak yang biayanya akan
dibebankan kepada Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan PLUMBING.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Penyedia
Jasa/Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya.
2.7.6.3 Serah Terima Pekerjaan :
Pekerjaan dapat diserah terimakan jika seluruh bagian atau item dalam
spesifikasi teknis telah terpenuhi. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan harus
dinyatakan secara tertulis oleh Penyedia Jasa/Pemborong dengan menyebutkan
secara tertulis tanggal, bulan dan tahun penyerahan dan bagian-bagain pekerjaan
yang dikehendaki, dalam waktu 1 (satu) minggu sebelum penyerahan kepada MK
dan Pemilik proyek.
Jika seluruh pekerjaan telah memenuhi syarat untuk dilakukan serah terima,
maka MK akan menerima pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali dan
dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara Penyerahan Pertama.
2.8 PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :
2.8.1. Umum :
Seluruh material yang disuplai dan dipasangkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
harus baru (brand new) dan material tersebut cocok untuk dipasang di daerah
tropis.
Material-material haruslah dari produk dengan kualitas terbaik dari produksi
terbaru, untuk material-material yang disebut dibawah ini maka Penyedia
Jasa/Pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru
(brand new) dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer /
agen / pabrik ;
Penyedia Jasa/Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak
disetujui karena menyimpang dari spesifikasi teknis atau hal lainnya,
dimana penggantian tersebut tanpa biaya extra.

2.8.2. Daftar Material :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengisi daftar material yang ditawarkan dimana
dalam daftar material tersebut menyebutkan merk, type, kelas lengkap
dengan brosur/katalog yang turut dilampirkan pada waktu tender (diberi
tanda/stabilo). Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen
berupa barang- barang produksi pabrik.

2.8.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik :


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan
harus disertakan dalam penawaran.
Apabila nantinya selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong yang
diakibatkan oleh sesuatu alasan kuat yang dapat diterima Pemilik proyek, MK dan
Perencana, maka akan dipikirkan penggantian merk/type tertentu dengan
suatu sanksi kepada Penyedia Jasa/Pemborong bahwa material pengganti setara
spesifikasi teknis dan dengan harga yang menguntungkan Pemilik proyek.

2.8.4. Daftar Material/Standar/Merk/Produk pabrik yang direkomendasikan :

Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN

1. DELIVERY Delivery Pump : Flowserve, 25%


PUMP : T y p e; Multy Stage Regent,
pump, Wilo(wiguna),
(Operation paralel Aurora,
alternate), Syncroflo,
Kap.600Ltr/mnt, Head = Pumpsense,
100 m‟, Daya = ± 18,50
kW,
Speed = 2.930 rpm,
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN

Karakt.listrik380-415V,3
Ph,50 Hz,
2. POMPA Pompa Penguras : Flowserve, 25%
PENGURAS : T y p e; Centrifugal end Regent,
Suction Pump, Wilo(wiguna),
Kap.600Ltr/mnt, Head = Aurora,
30 m‟, Daya = ± 11,0 Syncroflo,
kW, Pumpsense,
Speed = 2.930 rpm,
Karakt.listrik380-415V,3
Ph,50 Hz,
3. BOOSTER Booster Pump : Flowserve, 25%
PUMP : T y p e; Centrifugal end Regent,
Suction Pump, Wilo(wiguna),
(Operation parallel Aurora,
alternate) Syncroflo,
Kap.300Ltr/mnt, Head = Pumpsense,
30 m‟, Daya = ± 5,50
kW,
Speed = 2.900 rpm,
Karakt.listrik
380-
4. 415V,3Ph,50
SUMPIT PUMP SumPit Pump Hz,
: Flowserve, 25%
: T y p e; Submersible Regent,
Pump Wilo(wiguna),
(Operation paralel Aurora,
alternate), Syncroflo,
Type grinder/cutter Pumpsense,
Kap. 2x150Ltr/mnt,
Head = 30 m‟,Daya= ±
2,20 kW, Speed =
2.860 rpm,
Karakt.listrik
380-
415V,3Ph,50 Hz,
5. DRAIN PIT DDrain Pit Pump : Flowserve, 25%
PUMP : T y p e; Submersible Regent,
Pump Wilo(wiguna),
(Operation paralel Aurora,
alternate), Syncroflo,
Kap.150Ltr/mnt, Head = Pumpsense,
30 m‟, Daya = ± 2,20
kW,
Speed = 2.860 rpm,
Karakt.listrik
380-
6. HYDROPHOR 415V,3Ph,50
Type Cilynder,Hz,
kapasitas Lokal/mutu baik 80%
: 1500 liter, bahan plat standar,
(Tanki baja, tebal plat RN-Tank,
bertekanan) min.5mm, lengkap ISE,
pressure gauge, TN, setara.
pressure
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN

switch, In/Outlet,
dudukan/pondasi tanki
dan
accessories.
Working pressure : 15
Kgf/cm²
Test pressure : 20
Kgf/cm²
7. VALVE-VALVE Class 147psi (10Kgf/cm²) Hattersly, 15%
dan sampai dengan Claval,
ACCESSORIE diameter 2” Bronze Afaflow,
S Screwed type, diameter Crane,
- Gate 2½” keatas flanged Socla,
Valve, type Cast Iron class Yuta,
- Y Strainer, 235psi (16Kgf/cm²), PN- Weflo,
- Check 16 standard BS 1550, Siemens,
Valve ANSI.
(anti water
hammer)
- Foot Valve
- Flexible
Joint
- Globe
Valve
- Ball Valve
Jepang,
- Selenoid USA,
Valve Jerman
- Float Valve Bentuk bulat sesuai
- Air Vent spesifikasi
Valve teknis Fanal or Omron
- Pressure
Reducing
Valve (PRV) Lokal mutu
- Pressure Electroda control (SS- Terbaik Kharisma
Gauge(PG) 304) setara
- Pressure stick type Kakudai,
Switch(PS) San-Ei,
- Water Level Bahan besi tuang, type Toto.
Control dome Kharisma,
(WLC) grate, dilapisi bitumen,
Accessories :
- Roof Drain Bahan Stainless Steel Slumberger,
(RD) (SS-304) VPG,
Actaris.

- Floor Drain
(FD)
dan
Clean Out Standar 147psi
(10Kgf/cm²)
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN

(CO) ”Type horizontal Helix


Detachable
Magnet-drive Water
- Water Meter” anti
Meter magnetism.
(WM)

8. INSTALASI Galvanized Steel Pipe Bakrie pipe, 80%


PIPA : (GSP) SPS,
AIR BERSIH medium class BS.1387- Spindo.
dan 1985, Spiline,
ACCESSORIE SNI.07-0039-87
S dan
SII.0161-81 Ricon,
JZ,
Accessories pipe : NP,
Elbow, Tee, Reducer NK.
bahan Steel butt-
welding pipe fittings
JIS.B.2311
dan malleable cast
iron pipe fittings, Test
pressure
25 kgf/cm² (355 lbs/in²).
9. PIPA Dari mainline ke Toilet Toro, 20%
INSTALASI menggunakan PPR- SD,
AIR BERSIH PN.16 untuk air dingin Georg Fischer,
(instalasi dan PPR-PN.20 untuk air Westpex,
Toilet) panas, sesuai Standar
DIN.8077 Polypropylene
types-dimensions,
DIN.8078 Polypropylene
types.3–quality
requipment-test,
DIN.16962 dan
DIN.4726; Test ISO 1628
T3, density at 23°C ISO
1183; peruntukan; (pipa
distribusi, pipa dalam
ruang Toilet, pipa siram
taman).
10. INSTALASI PVC Class AW = 10 Wavin, 80%
PIPA : kg/cm2 Supramas,
AIR KOTOR, Lengkap accessories Indopipe,
AIR dan sesuai Standar; Supralon.
BUANGAN, SNI.06-0084-
AIR HUJAN, 2002/ISO.4065
dan
VENTILASI
lengkap
ACCESSORIE
S
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN

11. POMPA Type Submersible Flowserve, 25%


DEEPWELL; Pump, Regent,
Kap.150 liter/menit, Wilo(wiguna),
Head : 125 m‟ Aurora,
speed 2960 rpm, Syncroflo,
Power/daya ± 7,5 kW, Pumpsense,
Karakt.listrik: 380 - 415
V,
3ph,
50 Hz, mutu
sesuai air bersih:
standar
(Depkes-RI),
Test Air;
PT.Sucofindo dan
PDAM.
12. PIPA CASING Galvanized Steel Pipe Bakrie pipe, 80%
DEEPWELL; (GSP) SPS,
medium class BS.1387- KH-Pipe,
1985, Spindo.
SNI.07-0039-87
dan
SII.0161-81
13. FILTERING Perporated Stainless Johnson Screen 80%
DEEPWELL; Steel (SS-304), tebal (SS),
2,5mm, diameter Socla,
100mm, Minimal Honeywell.
dipasangkan 3(tiga)
unit per casing
deepwell, Standar
ASTM.
14. KABELING TR : Type NYFGbY, NYY,NYM Prysmian, NYY
lengkap shoes cable, Supreme, 87,15%
terminasi, metal Kabelindo, NYM
conduit, Jembo, 87,43%
bracket/support, alat Voksel. NYFGbY
bantu 79,39%
dan accessories FRC
50,73%
15. PANEL: Type; Floor GEM, 90%
Standing/Wall Prima Inti,
Mounted, material Baja DWP,
sheet Trias panel,
steel, tebal min.2 mm,
ukuran
presisi, lengkap master
key,
grounding system,
terminasi dan
accessories.
16. KOMPONEN ACB, MCCB, MCB dan Schneider, 15%
PROTEKSI INVERTER L&T,
(PANEL): LS,
ABB,
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN

Siemens,
AEG.
17. WATER TANK, Type panel, bahan fibre Sigma Fibre, 90%
(Top glass, tebal minimal Rafa Fibre,
Reservoir) 12mm lengkap PT.Gunung Putri.
bracket/support In/Out
fall,
dudukan beton,
tangga GSP dan
accessories, dll
18. Grounding Tahanan pentanahan LPI, 85%
System max.2 Ohm, Down OBO,
conductor Furse,
tembaga murni, pipa Rachem RPG,
galvanized, lengkap
bak
kontrol, dll

Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan
diwajibkan Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy
surat keagenan tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu
pada Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI MEKANIKAL

BAB - 3 PEKERJAAN
SEWAGE TREATMENT PLANT (STP) & WATER TREATMENT PLANT

1.1. PERSYARATAN UMUM :


Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan pada
proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat
– Surabaya, Jawa Timur ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian
dan uraian pekerjaan serta pelaksanaan yang sesuai dengan Spesfikasi Teknis;
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua instalasi
Sewage Treatment Plant (STP) dan Water Treatment Plant (WTP) / Recycling Water
baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan seperti yang tertera pada
gambar rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini;

1.1.1. Gambar-gambar :
1.1.1.1 Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi
Sistem Sewage Treatment Plant (STP) dan Water Treatment Plant (WTP) pada
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar STP;
1.1.1.2 Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing);
1.1.1.3 Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana
sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖Shop Drawings‖ untuk
diperiksa dan disetujui sebelum pelaksanaan dan gambar ‖As Built Drawings‖ yaitu
gambar terlaksana dari seluruh material dan instalasi sistem Plumbing yang
terpasang pada proyek ini;
1.1.2. Standar / Peraturan :
Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus
memenuhi standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain;
Undang undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang undang No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term Of Reference (TOR) Pembangunan
Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS. KemKes RI, 2010.
Peraturan MenKes RI, No. 2306/MENKES/PER/XI/2011, tentang persyaratan
Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah
Sakit, KemKes RI, April 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 Thn 2016 tentang Prasarana
Utilitas Bangunan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6379-2000, Spesifikasi Pemasangan
Perangkap Bau.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing-
2000;
Stándar Nasional Indonesia/SNI 03-2398-2002, Tata Cara Perencanaan
Tangki Septic dengan resapan.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-2453-2002, Tata Cara Perencanaan sumur
resapan air hujan untuk lahan pekarangan
Standar Nasional Indonesia/SNI No.03-7065-2005 Standar Plumbing
Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor: 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan
Sistem Air Minum
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.29/PRT/M/2006, tanggal 1
Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11 Tahun 2014, tentang
Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan gedung dan persilnya.
Green Building Council Indonesia Greenship, Panduan Teknis Versi 1.2, edisi
kedua, Mei Tahun 2014.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/PRT/M/2015. tentang
Bangunan Gedung Hijau
Standar Nasional Indonesia/SNI. No.03-8153 Tahun 2015; Sistem
Plumbing pada Bangunan Gedung,
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0225-2020 atau “Persyaratan Umum
Instalasi Listrik” (PUIL tahun 2020) edisi terakhir khusus untuk pekerjaan listrik
dalam sub-pekerjaan system Water Treatment Plant (WTP) dan Sewage
Treatment Plant (STP);
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI
terkait seperti; National Plumbing Codes, NFPA, dll.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing-
2000;

1.1.3. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan.
Apabila pada saat pelaksanaan bahan/merk tersebut tidak atau sulit diperoleh
dipasaran maka Pemilik proyek, Perencana dan MK akan menunjuk merk lain
tetapi dengan spesifikasi teknis yang sama dan setara.

1.1.4. Contoh-contoh Bahan :


Contoh bahan harus diajukan kepada Pemilik proyek, MK dan
Perencana untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan, antara lain;
1.1.4.1 Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengajukan contoh bahannya sebelum dilakukan pemasangan;
1.1.4.2 Apabila dianggap perlu dan hal itu memungkinkan maka Penyedia Jasa/Pemborong
wajib memperlihatkan contoh bahan tersebut, apabila contoh-contoh tersebut
ditolak oleh Pemilik proyek, MK dan Perencana maka Penyedia Jasa/Pemborong
harus mengganti dan memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi teknis untuk
disetujui;
1.1.4.3 Kualitas, merk, pabrik, karakteristik listrik, besar fisik serta estetika dari
contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat
untuk dilaksanakan
1.1.4.4 Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan
Penyedia Jasa/Pemborong ini, contoh bahan harus diserahkan kepada
Pemilik proyek, MK dan Perencana tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender
setelah dikeluarkannya SPK.

1.1.5. Klausal yang disebutkan kembali :


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali
pada item/ayat lain maka hal ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi
dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling
bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis maka yang diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau bobot biaya yang
paling tinggi.

1.1.6. Pembebasan Claim :


Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi Pemilik proyek, MK dan Perencana
terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena bencana
dalam hubungan dengan semua merk dagang atau produksi, hak cipta, hak patent
pada semua material atau peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.
Pemilik proyek, MK dan Perencana terbebaskan dari segala tuntutan
perihal Hak cipta, Hak patent dari seluruh penggunaan merk pabrik atau badan yang
digunakan dalam proyek ini.

1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa/Pemborong
instalasi Sewage Treatment Plant (STP) dan Water Treatment Plant (WTP) wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian- bagian pekerjaan Penyedia
Jasa/Pemborong lain seperti; pekerjaan Civil, Arsitektur, Interior, Mekanikal dan
Elektrikal atas petunjuk MK dan Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/ menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara-cara
pemasangannya. Selama pekerjaan pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
lain maka menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong STP dan WTP ini untuk
hadir dan memberi petunjuk bersama MK dan Perencana sehingga hasilnya akan
sesuai dengan kebutuhan instalasi pada proyek ini.

1.1.8. Gambar Kerja / Shop Drawings :


Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada Pemilik proyek,
MK dan Perencana gambar kerja/shop drawings sebanyak 4 (empat) set gambar
cetak biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPK.
Pelaksanaan pekerjaan STP dan WTP tidak dapat memulai pekerjaannya jika
gambar dan teknis (shop drawings) tanpa persetujuan Pemilik proyek, MK dan
Perencana.

1.1.9. Gambar Terlaksana / As Built Drawings :


Setelah pekerjaan selesai dan material/instalasi telah pemasangan, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib membuat gambar terlaksana/as built drawings, gambar-
gambar tersebut menjelaskan letak peralatan sesuai as/poros/kolom gedung sesuai
dudukan akhir peralatan, lengkap ukuran dan tergambar lebih detail dimasukkan
untuk diperiksa dan disetujui Pemilik proyek, MK dan Perencana paling lambat 1
(satu) bulan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama. Gambar-gambar yang
diserahkan antara lain; 1 (satu) set kalkir, 4 (empat) set gambar cetak biru dan 1
(satu) set dalam bentuk electronic file, Compact Disk (CD).

1.1.10. Instruksi, Operasional dan cara-cara pemeliharaan peralatan :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik proyek, MK dan
Perencana, 1 (satu) bulan sebelum Serah Terima Pertama yaitu sebanyak 4 (empat)
set manual instruction dalam cetakan delux, perihal cara penggunaan,
mengoperasian, pengujian dan cara-cara pemeliharaan pada semua peralatan STP
dan WTP termasuk data-data teknis yang diperlukan, brosure, alamat pemasok dan
lain-lain.
1.1.11. Testing and Commissioning :
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan Testing and Commissioning terhadap
peralatan dan material yang telah dipasangkan pada proyek ini, dimana untuk
kegiatan pengujian peralatan tersebut harus di-ikuti oleh orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek.
Testing and Commissioning dimaksudkan untuk mengetahui apakah
peralatan secara sistem telah berfungsi sesuai yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis dan seluruh biaya yang timbul akibat kegiatan ini (sifatnya
“given”) menjadi tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong ini dan sudah termasuk
di dalam penawarannya.

1.1.12. Site Training (ST) :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib melakukan Site Training (ST), yaitu; mendidik
Operator di lokasi atau orang-orang yang ditunjuk oleh Pemilik proyek untuk
menjalankan, mengoperasikan, melakukan pengujian dan maintenance seperlunya
terhadap sistem unit yang dipakai dan segala biaya yang timbul akibat kegiatan ini
(sifatnya “given”) menjadi tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah
termasuk dalam penawarannya.

1.1.13. Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi Sewage Treatment Plant (STP) dan Water Treatment
Plant (WTP) / Recycling Water harus dijamin akan bekerja dengan baik dan
sempurna, serta semua peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini
harus diberi pemeliharaan secara cuma- cuma selama 120 (seratus dua puluh) hari
kalender setelah penyerahan pertama pekerjaan (Serah Terima Pertama).
Garansi/Jaminan peralatan selama 1 (satu) tahun setelah masa
pemeliharaan cuma-cuma berakhir dan Penyedia Jasa/Pemborong dapat saja
mengajukan usulan untuk mengadakan kontrak pemeliharaan kepada Pemilik
proyek kecuali ditentukan lain.
1.1.14. Serah Terima Pekerjaan :
Pekerjaan harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu yang telah ditetapkan. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Penyedia Jasa/Pemborong dengan menyebutkan
secara tertulis tanggal penyerahannya, dan dalam waktu 1 (satu) minggu sebelum
penyerahan yang dikehendaki kepada Pemilik proyek dan MK.
Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Pemilik proyek, MK/Pengawas
Lapangan akan menerima pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dan
dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara Penyerahan Pertama.

1.1.15. Masa Pemeliharaan :


Masa pemeliharaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara.
Penyedia Jasa/Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan-
kerusakan atau kekurangan-kekurangan yang disebabkan oleh kurang
sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang digunakan. Pekerjaan
perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Penyedia Jasa/ Pemborong pada
peringatan pertama dari Pemilik proyek, MK/Pengawas Lapangan dan
Perencana.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memperbaiki segala kerusakan- kerusakan yang
diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini. Jika Penyedia Jasa/Pemborong
melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang sempurna, maka
Pemilik proyek, MK dan Perencana dapat meminta Pihak Ketiga untuk
memperbaiki atau mengganti dengan biaya Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan
ini.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Penyedia Jasa/Pemborong
maka pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya.
1.2. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS :

A. PEKERJAAN SEWAGE TREATMENT PLANT (STP) :

1.2.1. Lingkup Pekerjaan :


Lingkup pekerjaan Sewage Treatment Plant (STP) meliputi pengadaan dan
pemasangan peralatan STP lengkap dengan alat bantu namun tidak terbatas
seperti yang disebutkan dan di-uraikan dibawah ini; Pekerjaan ini meliputi
pengadaan pemasangan, pengujian dan bekerjanya sistem sehingga output
yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan umum yang berlaku serta
ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pengawasan dan Lingkungan Hidup
(KLH).
Pekerjaan STP harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah LHK No.P.68/MenLhk-
SetJen/2016 tentang Limbah Domestik;
1.2.1.1 Pengadaan dan pemasangan Biofilter Ejector Tank (Packaged FRP), pompa, bar
screen, alat pengaduk, aerator, lengkap dengan instalasi serta accessoriesnya,
1.2.1.2 Pengadaan dan pemasangan Tanki Fibre Glass, Chloride, pompa kimia
lengkap dengan instalasi dan accessories,
1.2.1.3 Jaminan spare parts dan pemeliharaan selama masa pemeliharaan yang
ditentukan dalam kontrak pekerjaan ini.
1.2.1.4 Test pengujian laboratorium perihal kesesuaian system STP yang disetujui,
Pembuatan gambar kerja, gambar terlaksana, Standard Operational and
Procedure (SOP), pengujian dan lain-lain,

1.2.2. Persyaratan Sewage Treatment Plant (STP) :


1.2.2.1 U m u m;
Spesifikasi Teknis pekerjaan pengadaan dan pemasangan Sewage Treatment Plant
(STP) ini, menguraikan persyaratan baik adminisratif maupun teknis untuk
pengadaan material dan peralatan, pemasangan dan pemeliharaan.
Sistem Pengelolahan Air Limbah (STP) yang termasuk dalam Paket Pekerjaan ini
adalah meliputi; pekerjaan Design, Pengadaan dan Pemasangan Material dan
Peralatan yang akan di pergunakan dalam sistem ―Extended Aeration with BioFilter
Activated Sludge Return Process‖
yang mampu tidak hanya untuk memproses limbah Domestic biasa, tetapi juga
harus mampu menurunkan beban limbah yang berasal dari kegiatan pemotongan
dan pembersihan ikan, ayam (kitchen) dan daging (beef) dan atau limbah dapur.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat sistem dan design
berdasarkan kriteria / data dan komponen teknis yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar yang tercantum dalam bagian pekerjaan
(aanwijzing).
Penyedia Jasa/Pemborong harus memperlengkapi sistem dan surat
dukungan dari Pabrik pembuat Aerator dan Material Aerator Sludge Pump atau Agen
Tunggal di Indonesia dan Jaminan Peralatan paling sedikit selama 3 (tiga) tahun.
1.2.2.2 Persyaratan dan Design;
Sewage Treatment Plant (STP) yang direncanakan Biofilter Ejector
Packaged FRP, untuk mengolah air libah domestik dengan asumsi;
STP pada Rumah Sakit Mata Masyarakat, yaitu;
Kapasitas : 50 m3/days
Influent Quality :
BOD5 (max) : 350 mg/ltr
COD (max) : 500 mg/ltr
Suspended Solid (max) : 300 mg/ltr
Grase & Oil : 0,1 mg/ltr pH
: 6,0 – 9,0
Effluent Quality :
Flow : 50 m3/days
BOD5 : < 30
mg/ltr COD : < 100
mg/ltr Suspended Solid : < 30
mg/ltr Catatan :
yang diolah adalah; Limbah Domestik, air buangan dari Toilet dan Limbah
potong ikan, ayam, daging dari kegiatan Restaurant , Food Court, Dapur, dll.
1.2.2.3 Proses pengolahan;
Sistem yang dipergunakan adalah proses biologi yang dikenal dengan ―Extended
Aeration with BioFilter Activated Sludge Return Process‖ dan air limbah yang akan
diolah harus melalui Proses Pendahuluan (Primary Treatment Unit/PTU).
Sistem Penangkap Lemak yang dilengkapi dengan Absorbent Ceramics
Material untuk jenis air limbah yang tercemar minyak dan atau grease.
Air limbah yang sudah melalui Proses Pendahuluan (Primary Treatment Unit/PTU)
selanjutnya menjalani beberapa tahapan pemprosesan dalam bak-bak, yaitu;
a. Bak Primary Treatment Unit (PTU),
b. Bak Secondary Treatment Unit (STU), c.
Bak BioIndikator,
d. Bak Klorinasi (Desinfectant Tank),
e. Bak Pengolah Ampas Pemprosesan (Sludge Digester Tank), f. Bak
Air Hasil Pengolahan (Effluent Tank),
1.2.2.4 Bak Primary Treatment Unit (PTU);
Didalam bak ini air limbah yang akan diproses melalui Bar Screen lengkap
dengan keranjang penampung untuk menampung limbah padat yang ikut terbawa
oleh Influent sebelum diaduk secara merata dengan mempergunakan Material
Aerator Sludge Pump (MASP) yang bekerja berdasarkan prinsip air-lift agar tidak
menimbulkan endapan dan bau yang selanjutnya di-alirkan secara merata oleh
Submersible pump ke dalam Bak Aerasi.
1.2.2.5 Bak Secondary Treatment Unit (STU);
Maximum Air Transfer (MAT) dan MASP dalam jumlah dan jenis yang disesuaikan
dengan kebutuhan, dipasangkan filterisasi system pada Bak untuk melakukan
proses dan mentransfer oxygen secara merata dan secara terus menerus
mengangkat lapisan air dari dasar Bak ke permukaan air, sehingga air limbah
dalam Bak ini akan mengalami proses;
1.2.2.6 Bak BioIndikator;
Sesudah air limbah mengalami proses aerasi di dalam Bak Secondary Treatment
Unit (STU), air limbah akan mengalir ke dalam Bak BioIndikator dan proses
filterisasi dan secara horizontal (bejana berhubungan).
Dalam Bak BioIndikator tidak ada pencampuran dan air di biarkan diam
sehingga partikel-partikel yang tersuspensi dapat diturunkan ke bawah untuk
dipompakan kembali secara berkala kedalam Bak Sludge Digester.
1.2.2.7 Bak Klorinasi;
Air limbah yang sudah menjalani proses, stabilisasi, Secondary Treatment Unit
(STU), activated sludge return selanjutnya mengalir melalui scum baffle dan overflow
weir dan masuk ke dalam Bak Klorinasi yang memiliki baffles untuk menjalani
proses desinfektan dengan memasukkan jenis Chloride Liquid yang di-pompakan
menggunakan Dosing Pump sesuai dengan kebutuhan.
1.2.2.8 Bak Sludge Digester;
Air limbah yang sudah diproses tetapi masih mengandung sludge waste (ampas
pengolahan) yang berupa lumpur halus dan butir-butir limbah padat akan tinggal
di dasar bak penjernih yang selanjutnya akan dihisap secara berkala oleh MASP
yang terpasang dalam Bak Sludge Digester untuk selanjutnya distabilisasikan dan
dibuang apabila sudah memenuhi Bak ini.
1.2.2.9 Bak Effluent;
Air yang mengalir dari Bak Klorinasi adalah air limbah yang sudah diolah sesuai
dengan design untuk dialirkan ke dalam saluran air limbah umum.
1.2.3. Testing dan Commisioning;
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan testing dan commissioning pada
semua sistem pekerjaan STP & WTP yang terpasang pada proyek ini, agar diperoleh
sistem yang baik dan optimal.
Hasil pengetesan Laboratorium terhadap limbah dari proses STP & WTP ditanggung
oleh Penyedia Jasa/Pemborong atau Sub-Pemborong dan sudah termasuk dalam
penawarannya.
Proses pengetesan berupa sampel dari effluent yang keluar dari STP & WTP setelah
3 (tiga) bulan proses STP & WTP berfungsi. Apabila tidak tercapai BOD/SS sesuai
yang dikehendaki dalam spesifikasi teknis ini, pekerjaan perbaikan masih menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong/Sub-Pemborong STP & WTP ini, untuk
melakukan perbaikan agar sesuai dengan spesifikasi teknis.
1.3. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA STP :
I. Sewage Treatment Plant (STP), Kapasitas : 50 m3/days, sesuai standar
minimal Biofilter Enjector Hexaguard Packaged FRP;
1.3.1. Primary Treatment Unit (PTU);
Shapes : Horizontal Tank
Material : FRP Length
: 620 cm Diameter : 240 cm
Thickness : 10 mm Quantity
: 1 (satu) unit Position :
Aboveground
1.3.2. Secondary Treatment Unit (STU);
1.3.2.1 Bioreacktor;
Shapes : Horizontal Tank
Material : FRP
Length : 555 cm
Diameter : 240 cm
Thickness : 10 mm
Media : Bio Raschig Ring
Air Distribution : Pipe Perforated Sparger Hexaguard
Air Supply : Ejector
Quantity : 1 (satu) unit
Position : Aboveground
1.3.2.2 Ejector Pump;
Type : Submersible Pump
Daya/Power : 1 pk
Karakt.Listrik : 220/380Volt, 3pH, 50Hz
Quantity : 2 (dua) unit, (auto switch)
1.3.2.3 Input Pump;
Type : Submersible Pump
Daya/Power : 1 pk
Karakt.Listrik : 220/380Volt, 3pH, 50Hz
Quantity : 2 (dua) unit, (auto switch)
1.3.2.4 Sludge Pump;
Type : Submersible Pump
Daya/Power : 0,5 pk
Karakt.Listrik : 220/380Volt, 3pH, 50Hz
Quantity : 1 (satu) unit,
1.3.2.5 Disenfection System;
System : Chlorination
Daya/Power : 12 watt
Karakt.Listrik : 220Volt, 1pH, 50Hz
Quantity : 1 (satu) unit,
Position : Aboveground
1.3.2.6 Flow Meter;
Type : Analog
Quantity : 2 (dua) unit, (inlet and Outlet)
1.3.2.7 Control Panel;
Frame/Panel : GEM, DJE, Prima Inti, DWP, Trias Panel
Component : Contactor, Overload, Timer, MCCB/MCB, Indicator
Lamp, Selector Switch On/Off/On, Push Button,
Relay, Din Rail, Volt meter, WLC, Fotocel, etc
Standar; ABB, Schneider, Siemens, LS Cablelings
: Supreme, Jembo, Extrana, Kabelmetal, Voksel, Quantity : 1 Ls
Position : Aboveground
1.3.2.8 Piping and Accessories;
Quantity : 1 Lot
Material : Galvanized Steel Pipe BS.1387-85 medium class or PVC
class AW = 10 kg/cm2
Standar Merk : GSP BS.1387-85 medium class,
merk; Bakrie pipe, SPS, Spindo
PVC class AW = 10kg/cm2,
merk; Supramas, Wavin, Supralon,
STP aplicator;
BaU-Tek, BioSant, Hexaguard,
1.3.2.9 Peralatan Penunjang IPAL;
Dudukan PTU/STU : 1 Lot (sesuai gbr rencana) Atap IPAL
: 1 Lot (sesuai gbr rencana) Pagar IPAL : 1 Lot
(sesuai gbr rencana, BRC) Kolam Indicator : 1 Lot (sesuai
gbr rencana) Drying Bed : 1 Lot (sesuai gbr rencana)
Bak Pengumpul akhir : 1 Lot (sesuai gbr rencana)

1.3.3. Perlengkapan / Material bantu / Lain-lain;


Perlengkapan/Material bantu/lain-lain, seperti pipa saluran udara, pipa saluran
Sludge, Gate Valve (GV), Check Valve (CV), Flexible Joint (FJ) dan lain-lain
sebagainya yang harus dilengkapi dan disesuaikan dengan standard, mutu agar
sistem dapat bekerja dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Material beton bertulang fcc'19 Mpa, BTJS 420 (ulir), untuk D8, D10, D13 dan D19
tegangan leleh fy 420 Mpa, sesuai SNI-2847-2019 dan SNI-2052-
2017 Baja Tulangan Beton, termasuk galian tanah dan urugan kembali, pemadatan,
dll

1.3.4. Training Operator;


Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberikan training dan pengarahan atas ijin
Pabrikan atau Agen Tunggal yang memproduksi peralatan terpakai (selain dari
peralatan yang diperoleh dari pasaran umum) kepada Tim Engineering Pemilik,
sehingga dengan tata cara pengoperasian yang optimal, sistem dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat dan mengirimkan kepada Tim
Engineering Pemilik yaitu; Daftar Barang Habis Pakai atau Suku Cadang yang
dibutuhkan sesuai dengan jumlah dan harga yang wajar untuk mengantisipasi
terhadap frekwensi penggantian yang cepat dalam pekerjaannya.

II. Pekerjaan Water Treatment Plant (WTP) :


2.1. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan Water Treatment Plant (WTP) meliputi dan tidak terbatas
dari apa yang disebutkan dan yang diuraikan dibawah ini. Pekerjaan meliputi;
pengadaan pemasangan, pengujian dan bekerjanya sistem sehingga
Output yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan umum yang berlaku
sesuai dengan PerMenKes RI No.40 tahun 2022 atau standard PDAM, antara
lain;
a. Pengadaan dan pemasangan pompa transfer, dosing pump, chemical
tank, filter serta instalasi plumbing dan accessories,
b. Pengadaan dan pemasangan Sand Filter, Crbon Filter, Tanki-tanki, lengkap
instalasi serta accessoriesnya,
c. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta
kelengkapannya, meliputi; instalasi pipa dan Raw Water Tank ke Treated Water
Tank,
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik lengkap dengan Panel dan
pengkabelan,
e. Jaminan Spare Parts dan pemeliharaan selama masa berlakunya
pemeliharaan yang tertulis dalam kontrak pekerjaan ini, wajib di- ikuti.
f. Pengujian hasil akhir proses Water Treatment Plant (WTP).

2.2. Persyaratan Teknis Water Treatment Plant (WTP) :


Spesifikasi teknis pekerjaan pengadaan dan pemasangan WTP ini, menguraikan
persyaratan baik adminisratif maupun teknis yang nantinya menunjang
Pelaksanaan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
untuk hal pengadaan material dan peralatan, pekerjaan pemasangan dan
pemeliharaan.
Sistem Pengelolaan Air Bersih (WTP) yang termasuk dalam Paket pekerjaan ini, yang
meliputi; Design, Pengadaan dan pemasangan material dan peralatan yang akan di
pergunakan, hingga berfungsi dengan baik.
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat sistem perencanaan
(design) berdasarkan kriteria/data dan komponen teknis yang digunakan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar teknis yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini.
Penyedia Jasa/Pemborong harus memperlengkapi sistem dengan Surat
Dukungan dari Pabrik pembuat peralatan yang dipergunakan seperti pompa-
pompa, tanki, filter dan lain-lain atau Agen Tunggal di Indonesia dan Jaminan
Peralatan paling sedikit 3 (tiga) tahun.

2.3. Testing dan Commissioning :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan testing dan commisioning
terhadap seluruh peralatan atau bekerjanya sistem yang terpasang agar
memperoleh Output yang dihasilkan mendapat kualitas air yang baik, sesuai
Spesifikasi Teknis dan mengikuti Standar dan Peraturan yang berlaku di-Indonesia.

2.4. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA WTP :


2.4.1. Water Treatment Plant (WTP), Kapasitas : 2,5m3/Jam (STP=50m3/days)
2.4.1.1 Filter Feed Pump;
- Quantity : 2 (dua) units, (1 duty & 1 stand-by)
- Type : Centrifugal end Suction pump
- Kapasitas : 2,5 m3 / Jam
- Head : 20 meter
- Power : 380 Volt, 3pH, 50Hz
- Material pump : Cast Iron
- Operation : Automatic On / Off
- Accessories : Valve, Check Valve, Foot Valve, Level Switch,
Pressure Gauge (PG),
2.4.1.2 Sand Filter System;
- Type Filtrasi : BaU-Filter Series
- Kapasitas : 2,5 m3 / Jam
- Material Tank : FRP
- System Kerja : Manual washing by Valve multiport
- Operation/pressure: 3 – 3,5 bar
- Media : Gravel, Silica
- Accessories : Pressure Gauge (PG), Test, Valve, face piping,
- Quantity : 1 (satu) unit
2.4.1.3 Carbon Filter System;
- Type Filtrasi : BaU-Filter Series
- Kapasitas : 2,5 m3 / Jam
- Material Tank : FRP
- System Kerja : Manual washing by Valve multiport
- Operation pressure: 3 – 3,5 bar
- Media : Gravel, BaU-Activated Carbon
- Accessories : Pressure Gauge (PG), Test kran, Valve, face piping,
- Quantity : 1 (satu) unit,
2.4.1.4 Chlorinator;
CHLORINE :
- Type : In-Line pipe
- Material : PVC-blue Tank
- Quantity : 1 (satu) unit,
- Merk : BaU-Tek Clorinator,
2.4.1.5 Panel Control & Cabeling :
- Box Panel Indoor : Type Indoor (wall mounted) Standar
merk; BaU-Tek, BioSant,
Standar Panel; DWP, Prima Inti Panel, Trias
- Komponen panel : MCCB, MC Overload, Push button
merk; ABB, Schneider, LS, Siemens
- Cables : NYFGbY, NYY or NYM
merk; Supreme, Jembo, Extrana, Voksel,
- Conduits : PVC high impact minimal dia.20mm
merk; Supramas or Boss,
2.4.1.6 Piping & Fitting;
- Material : pipe PVC class AW = 10kg/cm2, etc
- Merk : Supramas, Wavin, Supralon,
- Scope : Limited WTP system (WTP room),

2.4.1.7 Pemakaian Bahan Kimia :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan dan mengadaan bahan kimia untuk
test Laboratorium dan bahan kimia untuk digunakan selama
1 (satu) bulan, Training Operator dan Pemeriksaan Laboratorium, dan termasuk
dalam penawarannya untuk pekerjaan ini.
III. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :
3.1. U m u m;
Semua material yang disuplai dan dipasangkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
harus baru (brand new) dan material tersebut harus cocok dipasangkan didaerah
tropis.
Material-material haruslah dari produk dengan kualitas terbaik dari produksi
terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini maka Penyedia
Jasa/Pemborong harus menjamin bahwa barang-barang tersebut adalah baik dan
baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
Penyedia Jasa/Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak
disetujui karena menyimpang dari spesifikasi teknis atau hal lainnya, dimana
penggantian tersebut tanpa biaya extra.

3.2. Daftar Material;


Untuk semua material yang ditawarkan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material
ini diutamakan untuk komponen- komponen atau barang-barang produksi pabrik.

3.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik;


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong yang diakibatkan oleh sesuatu alasan kuat yang dapat diterima
Pemilik/MK/Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan
suatu sanksi bahwa Penyedia Jasa/Pemborong dapat mengganti dengan Nilai
harga yang lebih tinggi dan menguntungkan Pemilik.
3.4. Daftar Material / Produk pabrik / merk yang direkomendasikan :

No. Uraian material / peralatan Standar Merk E-KATALOG


1. Pompa STP & WTP Wilo(wiguna), Aurora, Flyght, 90%
Regent, Syncroflo, Pumpsense,
2. Motor-motor Pompa Metz, ABB, Siemens,

3. Pipa GSP (Galvanized Steel Pipe), Bakrie pipe, SPS, Spindo, KHI-pipe
Standar BS.1387-85, medium class

4. Pipa PVC : Air Kotor, Air buanga Supramas, Wavin, Supralon,


&
Vent dan Air Hujan,
Class AW = 10kg/cm2
5. Pressure Gauge (PG) VPG, Jepang or USA
6. Valve-valve :
Gate Valve Claval, Yuta, Weflo
Butterfly Valve Claval, Yuta, Weflo,
Check Valve Claval, Yuta, Weflo,
Strainer Claval, Yuta, Weflo,
Float Valve Claval, Yuta, Weflo,
Safety Valve Claval, Yuta, Hatttersly, Weflo,
Air Release Valve Claval, Yuta, Hattersly, Weflo,
Pressure Reducting Valve (PRV Claval, Yuta, Hattersly, Socla,
Air Vent Claval, Yuta, Crane, Hattersly
7. Fitting- Fitting (GSP) TSP Screw , JZ, Benkan Welded
8. Fitting- Fitting (PVC) TSK, PPI, Wavin,
9. Flexible Connection (FC) Tozen, Socla, Claval,
(double spare),
10. Intake / Exhaust Fan SystemAir, Wood, Kruger
11. Panel-panel (indoor/wa DJE, DWP, Prima Inti, Trias Panel,
mounted),
12. Schneider, ABB, LS, Siemens,
13. Komponen Panel; Aplicator,
14. Filterisasi Aplikator;
SEWAGE TREATMENT PLANT (STP) PT.Banyu Adhi Utama Teknologi
(Aboveground), dan PT.Biosant,
WATER TREATMENT PLANT (WTP) PT.Osaka Bhagaskara Prabunya,
(Aboveground),

Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 4 SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN FIRE FIGHTING ( HYDRANT DAN SPRINKLER )

4.1. PERSYARATAN UMUM :


Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan pada
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur ini,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian pekerjaan serta
pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua instalasi
sistem Fire Fighting (Hydrant & Sprinkler) baik yang terpasang di dalam dan di luar
bangunan seperti yang tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari
Spesifikasi Teknis ini.
3.1.1. Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi
Sistem Fire Fighting pada Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar
dengan nomor kode gambar FH.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis
atau gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana
sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖As Built Drawings‖ yaitu
gambar terlaksana dari seluruh material dan instalasi sistem Fire Fighting yang
terpasang pada proyek ini.

3.1.2. Standar dan Peraturan – peraturan :


Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus memenuhi
Standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain :
Undang undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang undang No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term Of Reference (TOR)
Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS. KemKes RI, 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. 2306/MENKES/PER/XI/2011,
tentang persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah
Sakit, KemKes RI, April 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 Thn 2016 tentang Prasarana
Utilitas Bangunan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Standar Nasional Indonesia/SNI No. 03-3986-1995 ; Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan Instalasi Kebakaran Otomatik Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung .
Standar Nasional Indonesia/SNI No. 03-3985-1995 ; Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1735-2000, Tata cara perencanaan akses
bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1736-2000, Tata cara perancangan proteksi
pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000, Tata cara perencanaan dan
pemasangan Sistem pipa Tegak dan slang untuk pencegahan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1746-2000, Tata cara perencanaan dan
pemasangan sarana jalan keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-3989-2000, Tata cara perencanaan dan
pemasangan sistem sprinkler otomatik untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000, Ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6570-2001 tentang Instalasi Pompa
Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6571-2001, Sistem pengendalian asap
kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000 perihal Tata Cara Perencanaan
dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem
Plambing-2000.
Peraturan Pemerintah Nomor: 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan
Sistem Air Minum
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.29/PRT/M/2006, tanggal 1
Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0225-2020 atau “Persyaratan Umum Instalasi
Listrik” (PUIL tahun 2020) edisi terakhir khusus untuk pekerjaan listrik dalam
sub-pekerjaan Fire Fighting ini.
IES Lighting Handbook, 10th edition, 2011.
Green Building Council Indonesia Greenship, Panduan Teknis Versi 1.2, edisi
kedua, Mei Tahun 2014.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
02/PRT/M/2015. tentang Bangunan Gedung Hijau
Standar Nasional Indonesia/SNI. No.03-8153 Tahun 2015; Sistem
Plumbing pada Bangunan Gedung
NFPA (National Fire Protection Association).
Standar-standar Negara lain yang dapat diberlakukan di Indonesia seperti;
IEC, VDE, BS, JIS, NEMA, NEC, dll.
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan
SNI terkait seperti; NFPA, dll.

3.1.3. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu
jenis bahan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk
tersebut tidak atau sulit diperoleh dipasaran maka MK, Pemilik proyek dan
Perencana akan menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi teknis yang sama dan
setara;

3.1.4. Contoh-contoh Bahan :


Contoh bahan harus diajukan kepada Pemilik proyek, MK dan Perencana
untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuannya, antara lain :
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia Jasa/Pemborong
wajib mengajukan contoh bahannya sebelum dilakukan pemasangan.
Apabila dianggap perlu dan hal itu memungkinkan maka Penyedia
Jasa/Pemborong wajib memperlihatkan contoh bahan tersebut, apabila contoh-
contoh tersebut ditolak oleh MK, Pemilik proyek dan Perencana maka Penyedia
Jasa/Pemborong harus mengganti dan memperlihatkan yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis untuk disetujui.
Kualitas, merk, pabrik, karakteristik listrik, besar fisik serta estetika dari contoh
material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat untuk
dilaksanakan.
Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Penyedia Jasa/Pemborong, contoh bahan harus diserahkan kepada MK/
Perencana tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender setelah
dikeluarkannya SPK;

3.1.5. Klausal Yang Disebutkan Kembali :


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali
pada item/ayat lain maka hal ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi
dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau bobot biaya
yang paling tinggi;

3.1.6. Pembebasan Claim :


Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi Pemilik proyek, Perencana/MK
terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena
bencana dalam hubungan dengan semua merk dagang atau produksi, hak cipta,
hak patent pada semua material atau peralatan yang dipergunakan dalam proyek
ini.
Pemilik proyek, MK dan Perencana terbebaskan dari segala tuntutan perihal
Hak cipta, Hak patent dari seluruh penggunaan merk pabrik atau badan yang
digunakan dalam proyek ini.

3.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi Fire Fighting wajib mengadakan koordinasi dengan bagian-
bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Civil, Arsitektur,
Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk MK/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara pemasangannya.
Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka menjadi kewajiban
Penyedia Jasa/Pemborong Fire Fighting untuk hadir dan memberi petunjuk
bersama MK, Pemilik proyek dan Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan
kebutuhan instalasi pada proyek ini;

3.1.8. Gambar Kerja /Shop Drawings :


Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK, Pemilik
proyek dan Perencana gambar kerja/shop drawings sebanyak 4 (empat) set
gambar cetak biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPK;

3.1.9. Gambar Terlaksana / As Built Drawings :


Setelah pekerjaan selesai dan material/instalasi telah pemasangan, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib membuat gambar terlaksana/as built drawings, gambar-
gambar tersebut menjelaskan letak peralatan sesuai as/poros/kolom gedung sesuai
dudukan akhir peralatan, lengkap ukuran dan tergambar lebih detail dimasukkan
untuk diperiksa dan disetujui MK, Pemilik proyek dan Perencana paling lambat 1
(satu) bulan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama (ST-I). Gambar-gambar yang
diserahkan antara lain : 1 set kalkir, 4 set gambar cetak biru dan 1 set compact disk
(electronic file);

3.1.10. Instruksi, Operasional dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan
sebelum Serah Terima Pertama yaitu sebanyak 4 (empat) set manual instruction
dalam cetakan delux, perihal cara penggunaan, mengoperasian, pengujian dan cara-
cara pemeliharaan (maintenance) semua peralatan Fire Fighting;

3.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi Fire Fighting. Seluruh
biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong dan telah diperhitungkan dalam penawarannya;

3.1.12. Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi Fire Fighting ini harus dijamin akan bekerja dengan baik
dan sempurna, Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat surat jaminan terhadap
semua peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaannya dan pemeliharaan
secara cuma-cuma harus diberikan selama 12 (dua belas) bulan setelah
penyerahan pekerjaan (Serah
Terima Kedua). Garansi peralatan selama 1 (satu) tahun setelah masa
pemeliharaan cuma-cuma berakhir dan Penyedia Jasa/Pemborong dapat saja
mengajukan usulan untuk mengadakan kontrak pemeliharaan kepada Pemilik
proyek, kecuali ditentukan lain;

3.2. LINGKUP PEKERJAAN :


Bagian-bagian yang menjadi Lingkup pekerjaan dan pelaksanaan kerja dilapangan
pada paket pekerjaan sistem Fire Fighting (Hydrant dan Sprinkler) ini tidak terbatas
seperti yang disebutkan namun menjadi satu kesatuan sistem dan instalasi Fire
Fighting yang berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan, standar dan aturan
yang berlaku, antara lain disebutkan;
3.2.1. Pengadaan dan pemasangan Pompa Hydrant, antara lain; Electric Fire Hydrant Pump
(EFHP), Jockey Pump (JP) dan Diesel Fire Hydrant Pump (DFHP), lengkap dengan
Panel kontrol, kabeling system, peralatan protection, grounding system, dll
memenuhi standar/persyaratan NFPA dan NEMA2.
3.2.2. Pengadaan dan pemasangan peralatan instalasi atau sistem pemipaan vertikal
(riser) dan horizontal dari seluruh pemipaan Hydrant maupun pemipaan Sprinkler;
3.2.3. Pengadaan dan pemasangan fixtures kebakaran seperti Hydrant Box (Indoor
type/Outdoor type), Hydrant Pillar (HP), Seamesse Connection (SC) dan unit
peralatan Sprinkler;
3.2.4. Pengadaan dan pemasangan peralatan pendukung seperti; Flexible Connection (FC),
Strainer (STR), Check Valve (CV), Gate Valve (GV), Safety Valve (SV), Butterfly Valve
(BV), Branch Control Valve (BCV), Alarm Gong, Sight Glass, Pressure Reducing Valve
(PRV), Pressure Switch (PS), Pressure Gauge (PG), Flow Switch (FS), Foot Valve (FV),
Head Sprinkler, Instalasi pengkabelan, Bak Kontrol Valve, hingga berfungsi dengan
baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan Apartemen dan Condotel;
3.2.5. Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan bahwa sistem dan instalasi Fire Fighting tersebut dapat
dinyatakan layak pakai dari Instansi/Dinas PMK atau Pemda setempat;
3.2.6. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Standard Operational and
Prosedure (SOP) pekerjaan Hydrant dan Sprinkler sebanyak 4 (empat) set dicetak
deluxe, yang disampaikan kepada Pemilik proyek;
3.2.7. Penyedia Jasa/Pemborong wajib melakukan Training dan mengadakan Testing and
commissioning terhadap seluruh instalasi dan sistem yang terpasang (trial run),
agar sesuai dengan persyaratan, undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berlaku.
3.3. PERSYARATAN TEKNIS :
3.3.1. Waktu Pelaksanaan :
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan dan pemasangan pekerjaan Fire Fighting
sesuai dengan kontrak pekerjaan atau jadual yang telah ditentukan oleh Pemilik
proyek;

3.3.2. Material:
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru (brand new), bebas dari defective material, improver material dan
menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi
teknis ini;
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis ini harus
diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu
setelah ditanda-tangani Berita Acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material atau peralatan menjadi
tanggungan/beban Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini;

3.3.3. Gambar-gambar dan Spesifikasi teknis :


Gambar-gambar dan spesifikasi teknis ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan
dalam salah satu bagian dari gambar perencanaan atau spesifikasi teknis saja,
Penyedia Jasa/Pemborong harus tetap mengadakan dan melaksanakan tanpa
adanya biaya tambahan;

3.3.4. Tenaga Kerja Pelaksana :


Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang- orang/tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (skilled labour), agar dapat memberikan hasil kerja
yang terbaik dan rapih. Untuk pelaksanaan khusus, Penyedia Jasa/Pemborong
harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan bahwa tukang-
tukang/pekerjanya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai
pengalaman dan kecakapan untuk bidangnya;

3.3.5. Pengamanan:
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk system dan instalasi ini dari adanya kemungkinan pencurian atau
kerusakan dilapangan. Bahan- bahan/peralatan-peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tersebut tanpa tambahan biaya;
3.3.6. Izin–izin:
a. Seluruh izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi
ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan termasuk biayanya
jika ada dan sudah harus diperhitungkan dalam penawarannya;
b. Seluruh pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam
Kebakaran (DPK/PMK) dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan sistem dan instalasi ini harus
dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong termasuk biayanya;
c. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan izin-izin atau keterangan
resmi dari pihak/instansi terkait mengenai instalasi proyek ini kepada MK,
Pemilik proyek dan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk.

3.3.7. Korelasi Pekerjaan :


a. Seluruh pekerjaan galian tanah dan penimbunan yang dilakukan oleh pihak lain,
menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk memberikan data-
data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar pekerjaannya kepada pihak lain yang
melaksanakannya;
b. Seluruh pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini, karenanya data-data, ukuran-ukuran, gambar-
gambar dan peralatan yang diperlukan harus diketahui dan dimengerti dan
jika perlu dapat diberikan kepada pihak lain yang memerlukannya;
c. Seluruh penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan
oleh pihak lain, menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk
memberikan data-data dan gambar- gambar yang diperlukan kepada pihak lain
yang mengerjakannya;
d. Seluruh penarikan pipa Hydrant dan pipa Sprinkler yang tidak tercantum
dalam gambar dan spesifikasi teknis dan dilakukan oleh pihak lain, menjadi
kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk berkoordinasi dan memberikan
data-data, ukuran dan gambar- gambar kepada pihak lain yang mengerjakannya;
e. Seluruh fasilitas listrik, air, sanitasi darurat hendaknya diusahakan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong ini dan harus dikoordinasikan dengan pihak lain untuk
menanggulangi persoalan ini dan atas petunjuk MK.

3.3.8. Sub Kontraktor (Sub Penyedia Jasa/Pemborong) :


a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga pelaksana
yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan
lain-lain maka Penyedia Jasa/Pemborong
dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah
mendapatkan persetujuan MK, Pemilik proyek dan Perencana;
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib dan bertanggung jawab penuh
atas seluruh lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun
yang telah di sub-kontrakkan;
c. Pemilik proyek, Perencana dan MK tidak dapat dituntut bila ada gugatan
Sub Kontraktor karena tidak lancarnya pembayaran yang harus diberikan oleh
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini serta hal lainnya yang berhubungan
dengan pihak ketiga;
d. Penyedia Jasa/Pemborong ini bertanggung jawab penuh terhadap seluruh
pelaksanaan yang dilakukan dan merupakan kewajibannya untuk memenuhi
seluruh persyaratan, standar, peraturan pada spesifikasi teknis ini.

3.3.9. Pengawas Lapangan Penyedia Jasa/Pemborong :


a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh minimal
seorang yang cukup berpengalaman, yang bertanggung jawab penuh atas seluruh
pekerjaan instalasi yang dikerjakan pada proyek ini;
b. Nama, rincian pengalaman kerja, struktur organisasi kerja, harus dibuat
dan disampaikan Penyedia Jasa/Pemborong ini kepada MK untuk dimintakan
persetujuannya;
c. Bilamana ternyata menurut pendapat MK/Perencana; Pengawas lapangan
yang ditunjuk itu kurang cakap memimpin maka Penyedia Jasa/Pemborong
harus menggantinya dengan orang lain yang lebih cakap, mampu dan
mengetahui proses pekerjaan system Fire Fighting ini.

3.3.10. Laporan pekerjaan dan instalasi :


a. Penyedia Jasa/Pemborong harus memberikan contoh semua bahan- bahan yang
akan dipergunakannya dalam proyek ini;
b. Material / instalasi harus dicantumkan lengkap merk, type, spesifikasi teknis
dari semua contoh bahan yang diajukan;
c. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat jadual/schedule
terperinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada MK, Pemilik proyek
dan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya;
d. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat dan mengadakan :
Buku Laporan Harian,
Buku Laporan Mingguan,
Buku Laporan Bulanan,
Izin kerja lembur hari libur.
e. Penyedia Jasa/Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan
pekerjaannya setiap minggu serta membandingkan dengan jadual yang telah
tersusun;
f. Bilamana terjadi perbedaan harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-cara
penanggulangannya;
g. Bagi setiap tahapan pekerjaan instalasi yang telah selesai
dikerjakannya, Penyedia Jasa/Pemborong harus mendapatkan pernyataan
tertulis dari pihak MK/Perencana atau pihak lain yang ditunjuk bahwa tahap
instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan;
h. Tahap-tahap pelaksanaan instalasi ditentukan kemudian berdasarkan jadual
perincian waktu yang diserahkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong;
i. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan "trial run" sistem
instalasi harus dihadiri MK/Perencana, Pemilik proyek atau wakilnya serta pihak-
pihak lain yang bersangkutan;
j. Sertifikat atau pernyataan hasil pengujian yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong akan diberikan dan atau dibuatkan Berita Acara.

3.3.11. Pembersihan Lapangan :


a. Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari dibersihkan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong dan hendaknya menghubungi pihak- pihak lain untuk
berkoordinasi perihal pembersihan lapangan;
b. Segera setelah Kontrak pekerjaan selesai, Penyedia Jasa/Pemborong harus
memindahkan seluruh sisa bahan pekerjaannya atau peralatannya, kecuali yang
masih diperlukan selama masa pemeliharaan;

3.3.12. Petunjuk Operasi :


a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya, Penyedia
Jasa/Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan,
petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin- mesin yang terpasang di
bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia dan Inggris;
b. Data-data yang diserahkan antara lain : Instruction Manual, Installation
Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting
Instruction dan brosur-brosur asli (cetakan deluxe);
c. Penyedia Jasa/Pemborong harus memberikan 4 (empat) set singkatan petunjuk
operasi dan perawatan kepada MK dan Pemilik proyek dan hendaknya
dipasangkan pada lemari kaca berbingkai dan
ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang akan
ditunjukkan oleh MK.

3.4.13. Data Suku Cadang :


Penyedia Jasa/Pemborong harus dapat menjamin dengan Surat Jaminan
adanya suku cadang yang mudah diperoleh pada peralatan- peralatan yang
sekiranya akan mengalami gangguan atau kerusakan dalam waktu yang pendek,
baik untuk peralatan utama maupun peralatan penunjang.

3.4. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN FIRE FIGHTING :

3.4.1. Standar dan Peraturan-peraturan / Persyaratan yang diberlakukan :


Untuk material dan atau peralatan serta pengerjaan sistem dan instalasi Fire
Fighting dan sub-sistem yang menjadi lingkup pekerjaan dalam bab ini, harus
memenuhi dan mengikuti beberapa referensi, standar material dan pengerjaannya,
begitu pula Peraturan Daerah terkait namun tidak terbatas kepada apa yang
disebutkan di bawah ini;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000 perihal Tata Cara Perencanaan
dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6570-2001 tentang Instalasi Pompa
Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem
Plambing-2000;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0255-2000 atau Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL tahun 2000 dan PUIL tahun 2011) khusus untuk pekerjaan
listrik sub-pekerjaan system Fire Fighting ini;
SK. Menteri Negara PU No. 28 tahun 2000;
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum;
Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)
1956 NI-3 1963. PUBB 1969;
Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955, PBI-NI-2/1971;
Peraturan Perburuhan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan, bulanan dan borongan;
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI
terkait seperti : NFPA, National Plumbing Codes, dll;
3.4.2. Material/Bahan-bahan yang digunakan :
Material atau bahan yang digunakan pada system dan instalasi Fire
Fighting (Fire Hydrant dan Fire Sprinkler), yaitu :
Pipa Hydrant dan Sprinkler menggunakan jenis Black Steel Pipe (BSP) schedule
40 atau ASTM A.53-A dan diusahakan dari satu merk (standar merk; Bakrie
pipe, KHI pipe, SPS, Spindo);
Fitting-fittings yang digunakan dari bahan Black Steel Pipe class 20 K, Steel Butt-
Welding Pipe Fittings JIS.B.2311;
Peralatan utama (Electric Fire Pump, Jockey Fire Pump, Diesel Fire Pump
dan panel kontrol) harus memenuhi standar, peraturan dan persyaratan
NFPA, NEMA2;

3.4.3. Pengujian:
3.4.3.1. Pengujian Sistem Pemipaan :
a. Seluruh sistem pemipaan Fire Fighting harus mempunyai lubang- lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar semua sistem pemipaan tersebut dapat diisi
dengan air sampai lubang “vent” tertinggi;
b. Sistem tersebut harus dapat menahan tekanan air hingga 20 Kgf/cm² yang
diisikan sesuai yang ditetapkan, dan apabila MK, Pemilik proyek dan Perencana
menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Penyedia
Jasa/Pemborong harus melakukannya tanpa tambahan biaya;

3.4.3.2. Pengujian Instalasi Sistem Distribusi :


a. Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara
partial terhadap seluruh jaringan pipa Fire Fighting dan peralatan bantu seperti;
valve-valve, flexible joint, jointing pipe dan termasuk pompa utama, pompa
bantu, panel kontrol, instalasi pengkabelan dan lain-lain;
Pengujian yang wajib dilakukan pada sistem/instalasi pemipaan, adalah :
Pengujian pada pipa Black Steel Pipe schedule 40 atau ASTM A.53- A hingga
tekanan 20 kgf/cm2 selama 24 jam, dimana tekanan air tidak mengalami
penurunan atau berubah;
Pengujian dilakukan secara partial pada setiap jarak 150 m‟
panjang pipa.
Hasil pengujian harus dicatat oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan dilaporkan
kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana untuk dimintakan persetujuannya;
b. Pengujian terhadap performansi peralatan utama sesuai sistem dan instalasi
yang telah difungsikan secara penuh;
Pengujian ini meliputi :
Kapasitas pompa, Debit aliran air, Putaran pompa,
Tekanan pompa, Arus kerja motor,
Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan dilaporkan
kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana untuk dimintakan persetujuannya.
3.4.3.3. Kerusakan dan Kegagalan Uji :
Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Penyedia
Jasa/Pemborong harus mengganti bagian atau bahan yang rusak atau gagal
tersebut dan pemeriksaan/ pengujian dilakukan kembali sesuai dengan
persyaratan yang berlaku yang disaksikan oleh MK, Pemilik proyek dan Perencana;

3.4.4. Sistem Pemipaan :


3.4.4.1. Sistem Penyambungan Pipa :
Pipa Fire Fighting (Hydrant dan Sprinkler) :
Penggunaan sambungan/fittings pipa Fire Fighting diameter 50mm (ø 2”) ke bawah
type malleable cast iron ANSI B.16.3 class 300 lb, screwed end dan untuk Pipa
diameter 65mm (ø 2½”) ke atas, wrought steel butt- welding pipe fittings ANSI
B.16.9 Schedule 40 atau Black Steel Pipe (BSP) Schedule 40, standar ASTM
53A/120A Flanged black malleable cast iron RF class 300 lb, Forged steel RF class
300 lb, welding joint.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir terlebih
dahulu harus diberi lapisan Primatone Epoxy Adhesive & Sealants, sedangkan
untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet yang dikencangkan
secara homogen.

3.4.4.2. Pemasangan Fixtures, Fittings dan sebagainya :


a. Seluruh fixtures dan fittings harus dipasangkan dengan baik dan
didalamnya bebas dari kotoran yang mengganggu aliran atau kebersihan air
serta harus terpasang dengan kokoh (rigid) ditempatnya dan tidak mudah
bergerak.
b. Seluruh pemasangan fixtures, fittings dan pipa-pipa fire fighting harus rapih tidak
mengganggu waktu pemasangan dinding lapis granit/keramik, pekerjaan Civil,
Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal lainnya.
Pemasangan fixtures harus kuat pada dudukannya untuk menahan atau
memegang fixtures, fittings karenanya Penyedia Jasa/Pemborong harus
bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut dalam sistem jaringan
instalasi pekerjaan Fire Fighting ini.
c. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasangkan balok-balok
dari adukan beton (K.225-U.24 atau 1M3 beton = 250kg baja), termasuk pada
setiap ada sambungan pipa, T-Way, Elbow, Valve dan sebagainya.
3.4.4.3. Penggantung / Penumpu Pipa :
a. Seluruh pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan
penggantung atau angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap untuk
mencegah timbulnya getaran dan untuk pipa-pipa yang menembus dinding harus
diberi sleeves.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjuster) tinggi rendahnya sistem pemipaan dengan jarak tidak lebih dari 2,5
m, bahan penggantung produksi pabrik (standar Ramco).
c. Seluruh pipa yang melewati daerah atau lokasi bangunan,
dipergunakan flexible joint untuk mencegah patahnya pipa dari pergeseran
gedung.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada kontruksi
bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton
atau dengan Ramset/Dynabolt yang dimensinya disesuaikan kebutuhan.
e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clamp yang kuat dan dibuat pada setiap
jarak tidak lebih dari 3 m‟.
3.4.4.4 Valve - valve :
a. Water valve sampai diameter 50mm (ø 2”) adalah jenis "screwed
bronze body dengan external spendle ".
b. Water valve lebih besar dari diameter 65mm (ø 2½”) adalah jenis
"flanged steel body dengan external spendle yoke ".
c. Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya,
menggunakan valve dengan tekanan kerja 300 psi, bahan cast iron.
3.4.4.5 Pipa-pipa untuk pemasangan didalam Tanah :
a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman minimum
600mm untuk pipa diameter 100mm (ø 4”) ke bawah dan 800mm -
1000mm untuk pipa diameter 125mm (ø 5”) keatas. Dasar lubang galian harus
cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak, tertumpu dengan
baik dan merata.
Khusus untuk pemasangan pipa-pipa air bersih, pipa-pipa air kotor dan air
buangan tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama dengan pipa fire
fighting.
b. Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran/puing-puing, setelah
bersih diurug dengan pasir urug setebal 5 cm dipadatkan, kemudian pipa
dipasang dalam lubang galian dan diperiksa oleh MK,
ditimbun kembali dengan pasir urug dan tanah bekas galian bebas dari puing-
puing.
c. Patokan atau pedoman yang ditetapkan untuk dalamnya galian
tanah, diukur dari garis tengah pipa (as pipa) sampai ke permukaan
jalan/tanah asli atau disesuaikan gambar rencana.
d. Persyaratan untuk pipa yang melintasi jalan atau saluran drainase harus
diperlakukan secara spesifik (dilihat gambar rencana).
e. Pada jalur pipa yang dipendam harus dibuatkan tanda-tanda dari balok beton
diatas tanah untuk memudahkan identifikasi pipa di dalam tanah.
3.4.4.6. Pengecatan:
Pipa Fire Fighting diluar bangunan (site plan) sebelum diletakkan dalam tanah
harus dicoating/dilapisi bahan anti karat dimana pekerjaan tersebut dilakukan di
pabrik. Bila pekerjaan dilakukan di lapangan bahan proteksi anti karat
menggunakan jenis cat zinchromate atau dilapisi bahan bitumen yang diperkuat
dengan lapisan polyethelene dan untuk mendapatkan jaminan kualitas, permukaan
akhir dari pipa dilapisi bahan sheet plastic tapes (Denso Tapes), cara pengerjaannya
harus mengikuti standar produk yang digunakan.
Sedangkan untuk pipa-pipa yang terlihat (exposed) harus dicoating bahan
zinchromate, kemudian dicat warna merah minimal 3 x jalan, standar mutu produk
cat : ICI, Danapaints atau Nippon paints.
Untuk pipa-pipa diatas/dalam ceiling agar mudah dikenali, harus diberikan tanda
cat/warna pada setiap jarak 3 m pada pipa-pipa induk dan cabang begitu pula pipa-
pipa dalam Shaft dimana terletak pintu pemeriksaan, untuk mengetahui arah aliran.
Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
Untuk jaringan pipa Hydrant dan Sprinkler warna merah
Untuk tanda arah aliran pipa dipakai warna putih.

3.5 SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PERALATAN FIRE FIGHTING :


3.5.1. Electric Fire Pump (EFP) :
Type pompa : Horizontal split casing pump
Kapasitas : 1.000 US.GPM
Head pompa : 100 m‟ Putaran
(speed) : 2.960 rpm Daya Pompa
: ± 225 kW
Karakteristik Listrik : 380-415 Volt, 3pH, 50Hz
Jumlah : 1 (satu) unit/set
Lengkap Controller : NFPA, System Microprossecor logic control, Pressure
Sensor transducer, Enclosure NEMA2, standar
NFPA
3.5.2. Jockey Pump (JP) :
Type pompa : Horizontal/Vertical split casing pump
Kapasitas : 25 US.GPM
Head pompa : 110 m‟ Putaran
(speed) : 2.960 rpm Daya Pompa
: ± 15 kW
Karakteristik Listrik : 380-415 Volt, 3pH, 50Hz
Jumlah : 1 (satu) unit/set
Lengkap Controller : NFPA, System Microprossecor logic control, Pressure
Sensor transducer, Enclosure NEMA2, standar
NFPA
3.5.3. Diesel Fire Pump (DFP) :
Type pompa : Horizontal split casing pump
Kapasitas : 1.000 US.GPM
Head pompa : 110 m‟ Putaran
(speed) : 2.960 rpm Daya Pompa
: ± 325 Hp
Karakteristik Listrik : 380-415 Volt, 3pH, 50Hz
Jumlah : 1 (satu) unit/set
Lengkap Controller : NFPA, System Microprossecor logic control, Pressure
Sensor transducer, Enclosure NEMA2, standar
NFPA
Engine type :
NFPA standar, starter electric/dual battery
Sistem coupling : Heat Exchanger with cooling loop, Coupling flexible
shaft, direct connection
Daya/power : ± 335 Hp
Power : Accu 24 volt, 80 Amp, minimum 2 buah
Maintenance free type
Lengkap Controller : NFPA, System Microprossesor logic control, Pressure
Sensor transducer, Enclosure NEMA2, standar
NFPA
Perlengkapan Engine :
- Flexible coupling,
- Coupling guard,
- Heat exchanger loop,
- Batteries,
- Battery rack,
- Battery cable,
- Battery charger,
- Silencer,
- Flexible ex hose connector,
- Cooling water heater dan thermostat.
Perlengkapan pemipaan :
- Coumpond suction gauge,
- Discharge pressure gauge,
- Automatic air release valve,
- Main relief valve,
- Enclosed waste cone,
- ± 135 gallon fuel tank (± 500 liter),
- Fuel system accessories,
- Fittings packaged,
- dan lain-lain.
Kelengkapan pompa :
Pompa sudah terkopel dengan diesel engine diatas base plate, lengkap
dengan radiator, muffler, flexible pipe, fuel tank, panel listrik, battery charger,
Tanki bahan bakar untuk keperluan 2 (dua) jam operasi dan sistem operation
automatic dan manual.
Sistem Peng-Operasian :
Pelayanan Hydrant Pillar (HP) diluar bangunan menggunakan pompa yang terdiri
dari Jockey pump (JP), Electric Fire Hydrant Pump (EFHP) dan Diesel Fire Hydrant
Pump (DFHP) dengan tekanan kerja minimal ± 8 kg/cm².
Pengaturan kinerja pompa menggunakan Pressure Switch (PS), pump dan valve
serta panel pengoperasian Hydrant harus memenuhi NFPA-20, pompa harus
bekerja secara automatis sesuai sistem yang dipersyaratkan dalam spesifikasi
teknis ini.

3.5.4. Panel Kontrol dan Pengaturan system :


Panel kontrol sesuai standar UL/FM yang merupakan kelengkapan unit sistem Fire
Fighting yang mengatur kinerja pompa secara automatic, baik Jockey pump
sebagai pompa bantu dan pompa utama penggerak electric maupun pompa
penggerak engine (Diesel Fire Hydrant Pump).
Khusus pompa penggerak Engine akan bekerja secara automatic bila saluran daya
listrik terputus dan pada saat terjadinya kebakaran.
Panel control dan instalasinya harus memenuhi NFPA 20 dan NFPA 13 standard,
sistem bekerjanya pompa diatur oleh panel khusus pompa Fire Fighting yang
mengikuti peraturan-peraturan NFPA 20.

3.5.4. Pengaturan Kinerja Hydrant Pump Set, sebagai berikut :


a. Apabila tekanan air pada jaringan pipa turun disebabkan oleh adanya
kebocoran, uji coba sprinkler maupun sprinkler flushing, sampai ambang
batas yang telah ditentukan maka Jockey Pump akan Start dan akan
berhenti/Stop secara automatis sesuai ambang batas yang ditetapkan.
b. Apabila tekanan air dalam jaringan pipa terus menurun karena terbukanya
salah satu atau lebih dari katup Hydrant atau bekerjanya beberapa kepala
sprinkler, pompa utama electric (main electric pump) Start secara automatis dan
berhenti/stop secara automatis atau manual oleh Operator apabila uji coba atau
pemadaman telah selesai.
c. Bekerjanya pompa karena pada jalur pemipaan utama dari setiap sistem,
dipasangkan minimal 3 (tiga) buah Pressure Switch yang
masing-masing dihubungkan ke panel kontrol Jockey Pump (JP), Electric
Fire Hydrant Pump (EFHP) dan Diesel Fire Hydrant Pump (DFHP).
d. Pressure Switch pertama berfungsi untuk mendeteksi penurunan tekanan
air dalam pipa dan memberikan signal ke panel kontrol Jockey Pump bila
tekanan menurun mencapai tingkat yang lebih rendah dari batas bawah, dan
menghidupkan Jockey Pump (JP) sampai tekanan kembali mencapai batas atas
dari Pressure Switch tersebut dan secara automatis panel kontrol akan
mematikan kerja Jockey Pump.
e. Bila tekanan menurun terus sampai mencapai ambang batas/level Pressure
Switch kedua, maka panel kontrol Electric Fire Hydrant Pump (EFHP) akan
menghidupkan/kerja pompa electric (utama) secara automatis namun
mematikan pompa utama ini harus dapat juga dilakukan dengan cara manual.
f. Disamping hal diatas pompa kebakaran penggerak Engine (Diesel Fire
Hydrant Pump) juga akan bekerja secara automatis jika terjadi perbedaan
tekanan pada pipa vertikal atau horizontal karena sesuatu hal terjadi
penurunan tekanan. Kinerja ini secara automatis akan memberikan signal ke
system Fire Alarm atau ke panel MCFA dan dengan demikian pompa
penggerak Engine akan bekerja.
g. Bila sumber daya listrik dari PT.PLN terputus, pompa kebakaran
penggerak Engine (Diesel Fire Hydrant Pump) akan bekerja secara automatis
dengan mentriger tekanan di bawah tekanan pompa utama penggerak listrik
(Electric Fire Hydrant Pump).
h. Daya listrik untuk Electric Fire Hydrant Pump disediakan melalui panel khusus
yang mendapatkan sumber daya listrik dari PT.PLN dan atau Diesel Generator
Set.

3.5.5. Hydrant Pump Set Electric Driven :


a. Hydrant Pump set harus mampu memasok kebutuhan air untuk pemadam
kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa dan bekerja secara
automatis.
b. Hydrant Pump set harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama dan pompa
bantu/jockey pump.
c. Unit pompa ―Horizontal Split Casing Pump Type‖ dengan flanged connection
dan komponen, sebagai berikut;
Cast Iron Casing, bronze Impeller,
Heavy duty steel shaft , Mechanical seal,
Heavy duty grease lubricat bearing.
d. Motor pompa mendapat sumber daya listrik (PT.PLN/Diesel Genset dan
bekerja secara automatis).
e. Sumber daya dari PT.PLN harus diambil dari Switch khusus sebelum main
switch.
f. Hydrant pump set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut;
Jockey pump c/w motor, main pump switch motor,
Outlet header, Inlet and Outlet valve,
Check valve against water hammer, Inlet Strainer,
Power and controle panel, Pressure switch, pressure gauge,
Flexible connection, hydraulic connections, Electric connections, Base
frame/plate.
g. Announciating Pump Status :
Jockey Pump On, Indicating lamp, Main Pump with motors,
Water level drop, Alarm horn and Indicating lamp,
Water level to low, Alarm horn and Indicating lamp.

3.5.6. Engine Driven Fire Pump :


a. Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air untuk
pemadam kebakaran pada saat pompa electric gagal atau diperlukan lebih
banyak air untuk pemadaman,
b. Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali seminggu selama
satu jam operasi,
c. Engine driven fire pump harus merupakan satu paket yang dirancang khusus
untuk keperluan pemadam kebakaran, terdiri dari;
Centrifugal horizontal split casing fire pump, Diesel Engine,
Starting device with pully or motor starter,
Battery starter and outside battery charger,
Engine speed controle, Fuel oil tank, Hydraulic connentions,
Electric connections, Controle board, Instrumentations.

3.5.7. Wet Sprinkler Control Valve Set :


Sprinkler control valve set terdiri dari 2 (dua) kepentingan, yaitu; Main control
valve set dan Branch control valve set.
a. Main Control Valve Set :
Main Control Valve set harus dipasang setiap maximum 500 unit
kepala/head sprinkler untuk bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala
sprinkler untuk bahaya kebakaran sedang.
Main Control Valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada
controle alarm system maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi
suatu aliran air sebesar satu kepala Sprinkler.
Main Control Valve set harus terdiri dari peralatan; Main stop valve lockable,
Wet alarm valve dan Alarm gong set, Flow switch, Pressure indicators, Test
valve set.
b. Branch Control Valve Set :
Branch Control Valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar rencana.
Branch Control Valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada
kontrol alarm system apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala Sprinkler.
Branch Control Valve set harus terdiri dari peralatan; Branch stop valve
Lockable, Flow switch, calibrated dan Test valve lockable, Drain valve
lockable.
c. Sprinkler Flushing :
Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung dari Branch main pipe atau
Branch sub main pipe.
Sprinkler flushing dimaksudkan untuk membuang air mati dalam jaringan pipa
Sprinkler.
Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25mm yang di Tapping dari
ujung Branch main pipe atau sub-main ke sprinkler drain riser melalui valve.
Sprinkler head yang dipergunakan jenis Glass bulb dengan temperatur
pecah 68°C, dibuat dari Chromium plate brass yang dilengkapi dengan flushing
flanged, kecuali daerah gudang dan parkir diperbolehkan menggunakan bahan
bronze finish.
d. Sprinkler Test Valve and Drain (STV & D) :
STV & D harus dipasang sesuai gambar rencana,
Test Valve harus diset laju aliran air sebesar satu kepala Sprinkler,
Drain Valve harus dapat mengalirkan air mati dalam jaringan pipa
Sprinkler.
STV & D terdiri dari lockable test valve dan lockable drain valve.

3.5.8. Peralatan Pendukung Fire Fighting system :


3.5.8.1 Fire Hydrant Boxes (Indoor type) :
a. Seluruh daun pintu Hydrant Boxes dari bahan Stainless Steel Sheet tebal ±
1,5mm, tulisan HYDRANT dicetak timbul dan dicat warna merah pada bagian
tengah tulisan, pada bagian bawah boxes diberi Logo Pemilik proyek dicetak
pada boxes;
b. Casing atau frame boxes Semi-recessed wall mounted indoor hydrant box, bahan
pelat baja tebal 2mm dengan konstruksi rangka, sambungan di-las dan dicat
Duco ex ICI atau Danapaints warna merah, standard ANSI;
c. Pintu berengsel, institutional (heavy duty), Hose Rack type,
d. Hydrant Boxes dilengkapi landing valve diameter 65mm (ø 2½”) dan gate valve
(new product dan fabricated), minimum class 200 psi, material cast brass, hose
rack;
e. Accessories lengkap nipple ø 1½” cast brass valve ø 1½”
f. Hose type Nilon standar pabrik, diameter 65mm (ø 2½”) panjang minimal 30
meter (Test pressure 300 psi atau 15 Kgf/cm²).
g. Hose mudah digulung, tahan terhadap tekanan sesuai standar dan persyaratan
dan connecting hose menggunakan sistem coupling. Nozzle variable (set spray)
diameter 40mm (ø 1½”) lengkap landing valve diameter 65mm (ø 2½”)
fabricated standar minimum class 300 psi;
3.5.8.2 Fire Hydrant Boxes (Outdoor type) :
a. Seluruh daun pintu Hydrant Boxes dari bahan Stainless Steel Sheet tebal ±
1,5mm, tulisan HYDRANT dicetak timbul dan dicat warna merah pada bagian
tengah tulisan, pada bagian bawah boxes diberi Logo Pemilik proyek dicetak
pada boxes.
b. Casing atau frame boxes stand a-lone outdoor hydrant box, bahan pelat baja
tebal 2mm dengan konstruksi rangka, sambungan di-las dan dicat Duco ex ICI
atau Danapaints warna merah, standard ANSI.
c. Pintu berengsel, institutional (heavy duty), Hose Rack type,
d. Hydrant Boxes dilengkapi landing valve diameter 65mm (ø 2½”) dan gate valve
(brand new dan fabricated), minimum class 200 psi, material cast brass, hose
rack.
e. Accessories lengkap nipple ø 1½” cast brass valve ø 1½”
f. Hose type Nilon standar pabrik, diameter 65mm (ø 2½”) panjang
minimal 30 meter (Test pressure 300 psi atau 15 Kgf/cm²),
g. Hose mudah digulung, tahan terhadap tekanan sesuai standar dan persyaratan
dan connecting hose menggunakan sistem coupling. Nozzle variable (set spray)
diameter 40mm (ø 1½”) lengkap landing valve diameter 65mm (ø 2½”)
fabricated standar minimum class 300 psi.
h. Dudukan hydrant box menggunakan pondasi beton bertulang (mutu K.225-U.24
atau 1 M3 beton = 175 kg baja) atau sesuai gambar rencana.
3.5.8.3 Hydrant Pillar (HP) :
a. Menggunakan jenis two-way, terbuat dari baja tuang dilengkapi pondasi
beton (mutu K.225-U.24, 1M3 beton = 175 kg baja) sebagai dudukan.
b. Pillar dicat merah ex ICI atau Danapaints.
c. Coupling disesuaikan dengan standar coupling PMK setempat.
d. Setiap pemasangan Hydrant Pillar (HP) dilengkapi outlet dengan ukuran
diameter 100mm x 65mm x 65mm dan Check valve, Standard ANSI.
e. Dudukan hydrant pillar menggunakan pondasi beton bertulang (mutu K.225-U.24
atau 1 M3 beton = 250 kg baja) atau sesuai gambar rencana.
3.5.8.4 Seamesse Connection (SC) :
a. Menggunakan jenis two-way type Y terbuat dari baja tuang dilengkapi
pondasi beton (mutu K.225-U.24 atau 1M3 beton = 175 kg baja) sebagai
dudukan.
b. Seamesse connection dicat merah ex ICI atau Danapaints.
c. Coupling disesuaikan dengan standar coupling PMK setempat.
a. Setiap pemasangan seamesse connection dilengkapi outlet dengan ukuran
diameter 100mm x 65mm x 65mm dan Check Valve.
b. Dudukan Seamesse Connection (SC) menggunakan pondasi beton bertulang
(mutu K.225-U.24 atau 1 M3 beton = 175 kg baja) atau sesuai gambar rencana.
c. Lokasi penempatan Seamesse Connection harus mudah dilihat, dekat dengan
lalu lintas mobil pemadam kebakaran serta mudah digunakan bila
diperlukan (lihat gambar rencana) sesuai standard ANSI.
3.5.8.5 Hydrant Main Valve :
Jenis : Hydrant underground Gate Valve cast-iron,
Ukuran : 150mm (ø 6 inchi),
Standard / kelas : ANSI, 300 psi WOG
3.5.8.6 Landing Valve :
Jenis : Oblique cast-iron landing valve dicat merah,
Ukuran : 65mm (ø 2½ inchi),
Kelengkapan : Cap and chain, hose coupling, hand wheel
operated, cadmium plated escutcheon.
Standard / kelas : ANSI. 300 psi WOG.
3.5.8.7 Gate Valve (GV) :
Type : Bronze body non rising steam, screwed
bonnet, solid wedge disk, female thread
Dimension / ukuran : Type screwed end untuk valve sampai
dengan diameter 50mm (ø 2 inchi) atau type
flanged or lugged body, stainless steel disk,
stainless steel shaft, hand wheel operated with
position indicator, cast iron body, henged end
untuk valve diameter 65mm (ø 2½ inchi) s/d
200mm (ø 8 inchi).
Tekanan Kerja : ANSI 300 psi WOG.
3.5.8.8 Check Valve (CV) :
Type : Swing type, material bronze body, Y pattern,
screwed cup, metal disk,
Dimension / ukuran : Screwed end untuk valve sampai dengan
diameter 50mm (ø 2 inchi) dan swing silent
type, stainless steel disk dengan body material
cast iron flanged end, Y pattern untuk ukuran
lebih besar dari diameter 65mm (ø 2½ inchi)
s/d 200mm (ø 8 inchi).
Tekanan Kerja : ANSI 300 psi WOG.
3.5.8.9 Strainer :
Type : Valve body, steam disc bronze material
female thread screwed cap, stainless steel
mesh,
Dimension/ukuran : Screwed end untuk strainer sampai dengan
diameter 50mm (ø 2 inchi) dan type Y pattern,
Cast iron body, stainless steel perforated
screen, bolted bonnet, flanged end Y type
untuk strainer lebih besar dari diameter 65mm
(ø 2½ inchi) s/d 200mm (ø 8 inchi).
Tekanan Kerja : ANSI 300 psi WOG.
3.5.8.10 Air Realese Valve (ARV) :
Jenis : Cast-iron (besi tuang) floating Ball Ukuran
: 0.75 inch connection, 1.625 inch valve Material :
Floating dari bahan stainless steel
Standard / kelas : ANSI 300 psi WOG pada temperatur air sampai
dengan 80°C.
Fungsi alat : Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak
hydrant dalam bangunan, berfungsi untuk
mengeluarkan kandungan udara pada jalur pemipaan
secara automatic, Air Realese Valve yang digunakan
diameter 40mm.
3.5.8.11 Pressure Reducing Valve (PRV) :
Type : CL-101
Material body : Cast Iron, disc & seat cast bronze,
diaphragm SS
Inlet pressure : Maximum 20 Kgf/cm2 (294psi).
Max. Reducing rate : 10 : 1
Lock up pressure : maximum 0,2 Kgf/cm² g
Offset pressure : within 0,5 Kgf/cm² g
Min.adjustable flow : 5 % of rated flow Applicable
temp. : below 220°C
End connection : Flaned KS 10 Kgf/cm² RF
Hydraulic pressure test : 20 Kgf/cm g
Pemasangan : dipasangkan pada posisi horizontal.
Tekanan sisi masuk dan tekanan sisi keluar yang diperlukan harus sesuai
persyaratan atau ketentuan dan dilengkapi peralatan untuk melakukan by-pass.
3.5.8.12 Pressure Gauge (PG) :
Type : Bourdon-Tube Pressure Gauge
Size of Dial : 100mm
Satuan ukuran : psi dan Kgf/cm²
Skala ukuran : 0 s/d 50 Kgf/cm² ANSI 300psi
Connection nominal : ø 15mm (ø ½ inchi)
3.5.8.13 Sight Glass (SG) :
Material : Steel/bronze and glass, Sight Glass harus dapat
menahan tekanan minimum 10
Kgf/cm2
Penempatan : Mudah dilihat / jelas dan tidak mudah pecah. Dimension
: Diameter 25mm (ø 1 inchi).
3.5.8.14 Flexible Connection (FC) :
Menggunakan synthetic rubber material flanged end double sphare yang dapat
menahan tekanan sampai dengan 20 Kgf/cm².
3.5.8.15 Relief Valve (RV) :
Type : Orifice dari stainless steel
Material : Casing dari cast iron, Isolation valve dari Nickel
plated brass, Strainer dari brass, Flow control dari
brass c/w Pilot valve dari brass- bronze, Check
Valve.
Fungsi alat : Untuk mengontrol dan menjaga besaran aliran dan
tekanan yang diperlukan sehingga tidak terjadi
perbedaan yang sangat besar yang akan
mengakibatkan terjadinya tekanan balik (back
pressure), Tekanan kerja
300psi.
3.5.8.16 Peralatan bantu (accessories) :
Pemakaian accessories pipa seperti; elbow, tee, cross tee, reducer, socket untuk
diameter 15mm (½ inchi) sampai dengan 50mm (2 inchi) menggunakan type ulir
dan diameter 65mm (2½ inchi) keatas type Flenged, Standard ANSI / 300 psi.
3.5.8.17 Foot Valve :
Type : Bronze body type, plastic ball, male thread
Fungsi alat : Filterisasi sand or sluge.
3.5.8.18 Float Valve (FlV) :
Type : Ball Float Valve
Material body : Gun metal Material
float : Copper Material ball float
lever: Brass
Max.working pressure : 10 Kgf/cm2 (147psi).
Pemasangan : Float valve dipasang pada posisi horizontal.
3.5.8.19 Water Level Control (WLC) :
Type : Stick dan electroda control,
Material : SS-304 for electrode.
Fungsi alat : sebagai electrode control elevasi muka air dan untuk
mengaktifkan kinerja pompa, standar Omron or Fanal.

3.6. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA :

3.6.1. Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi maupun pengadaan peralatan Fire Fighting harus
dijamin akan bekerja dengan baik dan sempurna.
Semua pengadaan dan pemasangan peralatan/material dalam lingkup pekerjaan
ini harus diberi jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan
tersebut.
3.6.2. Masa Pemeliharaan :
Masa pemeliharaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara
Penyerahan. Selama masa pemeliharaan Penyedia Jasa/Pemborong harus
memperbaiki segala kerusakan, cacat pekerjaan atau kekurangan yang disebabkan
karena kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang digunakan.
Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
untuk memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan pekerjaan ini.
Jika Penyedia Jasa/Pemborong melalaikan peringatan yang diberikan 3 kali
berturut-turut, MK dapat meminta Penyedia Jasa/Pemborong lain untuk
memperbaiki dan atau mengganti peralatan yang rusak/tidak sesuai spesifikasi
teknis dan atas biaya Penyedia Jasa/Pemborong ini. Setelah jangka waktu
pemeliharaan berakhir dan segala kerusakan atau kekurangan itu telah
diselesaikan dengan baik oleh Penyedia Jasa/Pemborong ini, maka
pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya dan MK membuat Berita Acara
Serah Terima Kedua (ST-II).

3.6.3. Serah Terima Pekerjaan :


Pekerjaan system Fire Fighting ini harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk
pertama kalinya sesuai jadual waktu yang telah ditetapkan. Penyerahan pekerjaan
harus dinyatakan secara tertulis dengan menyebutkan tanggal, bulan dan tahun
penyerahan dan dalam waktu
1 (satu) minggu sebelum penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa/Pemborong harus
menyampaikan perihal tersebut kepada MK, Pemilik proyek untuk diproses lebih
lanjut.
Jika pekerjaan telah memenuhi syarat dan seluruh proses yang diberlakukan dalam
spesifikasi teknis ini dipenuhi, maka MK dan Pemilik proyek akan menerima
pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, yang disertai dengan dibuatnya
Berita Acara Penyerahan Pertama (ST-I).

3.7. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :


3.7.1. Umum:
3.7.1.1. Seluruh material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/ Pemborong harus
dalam keadaan baru (brand new) dan material tersebut sesuai atau cocok untuk
digunakan di daerah tropis.
3.7.1.2. Material-material tersebut harus dari produk dengan kualitas baik dan dari
produksi terbaru. Untuk material-material yang disebutkan dibawah ini harus dapat
dijamin oleh Penyedia Jasa/Pemborong bahwa material tersebut adalah baik dan
baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/ agen / pabrik.
3.7.1.3. Penyedia Jasa/Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak
disetujui karena menyimpang dari spesifikasi teknis atau hal lainnya, dimana
penggantian tersebut tanpa biaya tambahan (extra).
3.7.2. Daftar Material :
Untuk semua material yang ditawarkan, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/catalog, diberi tanda (stabilo) yang turut dilampirkan pada waktu
tender/pemasukan penawaran. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen berupa barang- barang produksi pabrik (Terlampir).

3.7.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik :


3.7.3.1 Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang mempunyai taraf mutu/pabrik yang
disebutkan maka hal itu harus diikuti dan menjadi acuan Penyedia Jasa/Pemborong
ini.
3.7.3.2 Apabila nantinya atau selama proyek berjalan dan terjadi bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat
diterima Pemilik proyek, MK dan Perencana, maka hal ini akan dipikirkan
penggantian merk/type tersebut dengan sanksi bahwa material tersebut mempunyai
klasifikasi teknis yang sama dan dengan harga yang tinggi serta menguntungkan
Pemilik proyek.

3.7.4. Daftar Material/Standar/Merk/Produk pabrik yang direkomendasikan :

No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

1. Electric Fire Electric Fire Pump Flowserve, 20,83%


Pump (EHP) (EFP) : Aurora,
Type pompa: Regent,
Horizontal split Wilo(wiguna),
casing Syncroflo,
Kapasitas :1.000
US.GPM
Head :100 m‟
Putaran (speed) : Control Panel;
2.960 rpm Standar NFPA
Daya Pompa : ± 225 -
kW CutlerHammer
Karakt.Listrik :380- ,
415 3pH, 50Hz
Volt, - Metron,
J u m l a h :1 (satu) - Firetroll,
unit/set - Tornatech.
Lengkap Controller
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

NFPA, System
Microprossecor logic
control,
NEMA2, standar
NFPA
2. Jockey Pump Jockey Pump (JP) : Flowserve, 20,83%
(JP) Type pompa : Aurora,
Horizontal/Vertical Regent,
split casing pump Wilo(wiguna),
Kapasitas : 25 Syncroflo,
US.GPM
Head pompa: 110
m‟
Putaran(speed) :
2.960 rpm Control Panel;
DayaPompa : ± 15 Standar NFPA
kW -
Karakt.Listrik : CutlerHammer
380-Volt, 3pH, 50Hz
415 ,
J u m l a h : 1 (satu) - Metron,
unit/set - Firetroll,
Lengkap Controller - Tornatech,
NFPA,
System
Microprossecor logic
control,
Pressure Sensor
transducer,
Enclosure
NEMA2, standar
NFPA
3. Diesel Fire Pump Diesel Fire Pump Diesel : 20,83%
(DHP) (DFP) : Clark,
Type pompa Cummins,
Kapasitas : 1.000 Iveco,
US.GPM
Head pompa : 100 Pump :
m‟ Flowserve,
Putaran(speed) : Aurora,
2.960 rpm Regent,
Daya Pompa : 325 Wilo (wiguna),
Hp Syncroflo,
Karakteristik
Listrik:
380-415 Volt, 3pH, Control Panel;
50Hz Standar NFPA
J u m l a h : 1 (satu) -
unit/set CutlerHammer
,
- Metron,
Lengkap Controller - Firetroll,
NFPA, - Tornatech.
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

System
Microprossecor logic
control,
Pressure Sensor
transducer,
Enclosure
NEMA2, standar
NFPA
Engine type :
NFPA standar, starter
electric/dual
battery
Sistem coupling:
Heat Exchanger with
cooling loop,
Coupling flexible
shaft, direct
connection
Daya/power
P o w e r : Accu 24
volt, 80 Amp,

minimum 2 buah
Maintenance free
type
Lengkap Controller
NFPA,
System
Microprossecor logic
control,
Pressure Sensor
transducer,
Enclosure
NEMA2, standar
NFPA
Perlengkapan
Engine :
Flexible coupling,
Coupling guard,
Heat exchanger
loop,
Batteries,
Battery rack,
Battery cable,
Battery charger,
Sylencer,
Flexible ex hose
connector,
Cooling water
heater dan
thermostat.
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

Perlengkapan
pemipaan :
Coumpond suction
gauge,
Discharge pressure
gauge,
Automatic air
release valve,
Main relief valve,
Enclosed waste
cone
± 135 gallon fuel
tank (± 500 liter),
Fuel system
accessories,
Fittings packaged,
dan lain-lain.
4. Hydrant Box Cover (tutup boxes) Yamato, 80%
(HB) bahan Stainless Citifire.
Lengkap Steel tebal 1,5mm,
dengan tulisan hydrant
accessories dicetak timbul dicat
landing valve; merah,

Boxes Yamato,
Citifire.

Boxes bahan plat


tebal min 2mm,
Hose dicat warna merah, Yamato,
standar ICI, Citifire.
Danapaints (Cover
non
Nozzle Spray standar) Yamato,
Citifire.
Hose Nilon synthetic
Landing Valve sesuai standar Hattersly,
ANSI, Panjang Claval,
minimal 30 meter, Socla,
Test pressure minimal Afaflow,
20 Kgf/cm². Crane,
Yuta,
Nozzle dilengkapi Johnson
dengan coupling, control,
Set spray diameter Weflo,
1½ inchi

Diameter 2½ inchi
(dia.65mm)
5. Hydrant Pillar Jenis two-way Yamato, 80%
(HP) terbuat dari baja Citifire.
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

tuang, pondasi
beton (mutu K.225-
U.24, 1m3 beton =
250kg baja) sebagai
dudukan.
Pillar dicat merah
dengan cat Duco ex
ICI atau Danapaints.
Setiap pemasangan
Seamesse Hydrant Pillar (HP), Yamato,
Connection (SC) dilengkapi outlet Citifire.
ukuran dia.100mm x
65mm x 65mm dan
Check Valve.

Jenis two-way type Y


terbuat dari baja
tuang, pondasi
beton (mutu K.225-
U.24, 1m3 beton =
250kg baja) sebagai
dudukan.
Seamese
connection dicat
merah
dengan cat Duco ex
ICI, Danapaints.
Setiap pemasangan
Seamese
Connection (SC)
dilengkapi outlet
ukuran dia.100mm x
65mm x 65mm dan
Check Valve.
6. PERALATAN Standard / Class 300 Hattersly, 15%
PENUNJANG : psi Claval,
Gate Valve, Afaflow,
Check Valve, Socla,
Foot Valve, Yuta,
Safety Valve, Crane.
Butterfly Valve, Johnson
Strainer . control,
Diameter 50mm Weflo,
(2”)
ke Bawah
Bronze body non Hattersly,
rising steam, Claval,
screwed bonnet, Kitz,
solid wedge disk, Socla,
female thread Afaflow,
Dimension / ukuran: Crane,
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

Type screwed end Yuta,


untuk valve sampai Johnson
dengan diameter control.
Diameter 65mm 50mm (ø 2") atau Weflo,
(2½”)
ke Atas Hattersly,
Claval,
Crane,
Type flanged or Afaflow,
lugged body, Socla,
stainless steel disk, Yuta,
stainless steel shaft, Johnson
hand wheel control.
PRESSURE operated with Weflo,
REDUCING position indicator,
VALVE (PRV) cast iron body,
henged end untuk Hattersly,
valve diameter Claval,
65mm (ø 2½”) s/d Crane,
200mm(ø 8"), Afaflow,
standar tekanan Socla,
kerja 300 psi Yuta,
Valve fitting, Strainer, Johnson
Pilot reducer dan control.
coloum control Weflo,
valve,

Pressure Reducing
Valve (PRV),
Type CL-101,
GATE VALVE or
material body Cast
CHECK VALVE
Iron, disc & seat cast
bronze, diaphragm
SS, Inlet pressure Hattersly,
Maximum 20 Claval,
Kgf/cm 2 (294psi). Crane,
maximum reducing Afaflow,
rate : 10 : 1, Lock up Socla,
Yuta,
pressure maximum Johnson
0,2 Kgf/cm² g, Offset control.
pressure within 0,5 Weflo,
Kgf/cm² g, Minimal
adjustable flow 5 %
of rated flow,
Applicable
temperature below
220°C, End
connection Flaned
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

KS 10 Kgf/cm² RF
Hydraulic pressure
test : 20 Kgf/cm g
Dipasangkan pada
posisi horizontal.

Screwed end untuk


valve sampai
dengan diameter
50mm (ø 2") dan
swing silent type,
stainless steel disk
dengan body
material cast iron
flanged end, Y
pattern, Untuk
ukuran lebih besar
dari diameter 65mm
(ø 2½”) s/d diameter
200mm (ø 8”).
Standar tekanan
kerja 300 psi.
7. PEMIPAAN Black Steel Pipe Bakrie Pipe, 80%
(BSP) SPS,
Schedule 40, ASTM KHI-Pipe,
A.53 Spindo.
Dicat zinchromate,
lapis bitumen.
ISOLASI PIPA Denso Tapes, 80%
Rubber sheet seal, Bitumen.
anti korosi/karat,
untuk pipa pendam
dlm tanah,
8. FLEXIBLE Synthetic rubber Hattersly, 15%
CONNECTION material flanged Claval,
(FC) end double spare, Socla,
300 psi Tozen,
Yuta,
Johnson
control,
Weflo,
9. FLOW SWITCH Indicating for flow USA or 20%
(FS) water in line pipe, JERMAN
material plastic c/w
bracket for pressure
20 K or 300 psi.
10. PRESSURE Dial type diameter Siemens, 25%
GAUGE (PG) 100mm (ø 4"), Jepang,
Indicating to water USA.
pressure in line pipe,
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

Pressure Range : 0 –
50 kg/cm².
11. PRESSURE Type Electronic AEG, 25%
SWITCH (PS) Indicator, Siemens,
Indicating to water Honeywell
pressure in line pipe, (USA).
Pressure Range : 0 –
15, 0 - 30 kg/cm².
12. WATER LEVEL Electroda control Omron or 25%
CONTROL (WLC) type Stick Fanal
13. HEAD SPRINKLER Sprinkler head yang Viking, 25%
dipergunakan jenis Honeywell,
Glass bulb (Up- Taico.
Right/Pendant type
or Wall types), rating
temperatur kerja
65°C, Chromium
plate brass
dilengkapi dengan
flushing flange.
14. KABELING : NYFGbY, NYY, NYM Supreme, NYY
Konduktor tembaga, Prysmian, 87,15%
Isolasi PVC Kabelindo, NYM
Jembo, 87,43%
Voksel, NYFGbY
79,39%
Fire Resistant Cables BetaFlam, FRC
(FRC) Shun Cables, 50,73%
Fire ratings 2 Jam, Draka,
pada temperature Jembo,
minimal 650°C. Pirelli.
15. PANEL: Type; Floor AEG/GEM, 80%
Standing/Wall PrimaInti
Mounted, material Panel,
Baja sheet DWP,
steel, tebal min.2 Trias,
mm, ukuran
presisi, lengkap
master key,
grounding system,
terminasi dan
accessories.
16. KOMPONEN ACB, MCCB, MCB Schneider, 15%
PROTEKSI dan L&T,
(PANEL): INVERTER LS Electric,
ABB,
Siemens,
AEG.
17. Grounding Tahanan LPI, 80%
System pentanahan OBO,
maximum 2 Ohm, Furse,
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

down conductor Rachem RPG,


tembaga murni,
pipa galvanized,
bak kontrol, dll

Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 5 SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN INERGEN FIRE SUPPRESSION SYSTEM

1.1. PERSYARATAN UMUM :


Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan pada
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur ini,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian pekerjaan serta
pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua instalasi
sistem INERGEN FIRE SUPPRESSION baik yang terpasang di dalam dan di luar
bangunan seperti yang tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari
Spesifikasi Teknis ini.
1.1.1. Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi
Sistem INERGEN Fire Suppression pada Dokumen Tender ini adalah gambar-
gambar dengan nomor kode gambar IFS.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis
atau gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana
sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖As Built Drawings‖ yaitu
gambar terlaksana dari seluruh material dan instalasi sistem INERGEN Fire
Suppression yang terpasang pada proyek ini.

1.1.2. Standar dan Peraturan – peraturan :


Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus memenuhi
Standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain :
Undang undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang undang No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term Of Reference (TOR)
Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS. KemKes RI, 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. 2306/MENKES/PER/XI/2011,
tentang persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah
Sakit, KemKes RI, April 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 Thn 2016 tentang Prasarana
Utilitas Bangunan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Standar Nasional Indonesia/SNI No. 03-3986-1995 ; Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan Instalasi Kebakaran Otomatik Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI No. 03-3985-1995 ; Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1735-2000, Tata cara perencanaan akses
bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1736-2000, Tata cara perancangan proteksi
pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000, Tata cara perencanaan dan
pemasangan Sistem pipa Tegak dan slang untuk pencegahan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1746-2000, Tata cara perencanaan dan
pemasangan sarana jalan keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-3989-2000, Tata cara perencanaan dan
pemasangan sistem sprinkler otomatik untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000, Ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6570-2001 tentang Instalasi Pompa
Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6571-2001, Sistem pengendalian asap
kebakaran pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000 perihal Tata Cara Perencanaan
dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem
Plambing-2000.
Peraturan Pemerintah Nomor: 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan
Sistem Air Minum
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.29/PRT/M/2006, tanggal 1
Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0255-2000 atau “Persyaratan Umum Instalasi
Listrik” (PUIL tahun 2000 dan PUIL tahun 2011) edisi terakhir khusus untuk
pekerjaan listrik dalam sub-pekerjaan INERGEN Fire Suppression ini.
IES Lighting Handbook, 10th edition, 2011.
Green Building Council Indonesia Greenship, Panduan Teknis Versi 1.2, edisi
kedua, Mei Tahun 2014.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/PRT/M/2015. tentang
Bangunan Gedung Hijau
Standar Nasional Indonesia/SNI. No.03-8153 Tahun 2015; Sistem
Plumbing pada Bangunan Gedung
NFPA (National Fire Protection Association).
Standar-standar Negara lain yang dapat diberlakukan di Indonesia seperti;
IEC, VDE, BS, JIS, NEMA, NEC, dll.
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan
SNI terkait seperti; NFPA, dll.

1.1.3. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu
jenis bahan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk
tersebut tidak atau sulit diperoleh dipasaran maka MK, Pemilik proyek dan
Perencana akan menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi teknis yang sama dan
setara;

1.1.4. Contoh-contoh Bahan :


Contoh bahan harus diajukan kepada Pemilik proyek, MK dan Perencana
untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuannya, antara lain :
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia Jasa/Pemborong
wajib mengajukan contoh bahannya sebelum dilakukan pemasangan.
Apabila dianggap perlu dan hal itu memungkinkan maka Penyedia
Jasa/Pemborong wajib memperlihatkan contoh bahan tersebut, apabila contoh-
contoh tersebut ditolak oleh MK, Pemilik proyek dan
Perencana maka Penyedia Jasa/Pemborong harus mengganti dan
memperlihatkan yang sesuai dengan Spesifikasi Teknis untuk disetujui.
Kualitas, merk, pabrik, karakteristik listrik, besar fisik serta estetika dari contoh
material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat untuk
dilaksanakan.
Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Penyedia Jasa/Pemborong, contoh bahan harus diserahkan kepada MK/
Perencana tidak lebih dari 14 (empat belas) hari kalender setelah
dikeluarkannya SPK;

1.1.5. Klausal Yang Disebutkan Kembali :


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali
pada item/ayat lain maka hal ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi
dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau bobot biaya
yang paling tinggi;

1.1.6. Pembebasan Claim :


Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi Pemilik proyek, Perencana/MK
terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena
bencana dalam hubungan dengan semua merk dagang atau produksi, hak cipta,
hak patent pada semua material atau peralatan yang dipergunakan dalam proyek
ini.
Pemilik proyek, MK dan Perencana terbebaskan dari segala tuntutan perihal
Hak cipta, Hak patent dari seluruh penggunaan merk pabrik atau badan yang
digunakan dalam proyek ini.

1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi INERGEN FIRE SUPPRESSION wajib mengadakan koordinasi
dengan bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan
Civil, Arsitektur, Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk
MK/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara pemasangannya.
Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka menjadi kewajiban
Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk hadir dan memberi petunjuk bersama MK,
Pemilik proyek dan Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan
instalasi pada proyek ini;
1.1.8. Gambar Kerja /Shop Drawings :
Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK, Pemilik
proyek dan Perencana gambar kerja/shop drawings sebanyak 4 (empat) set
gambar cetak biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPK;

1.1.9. Gambar Terlaksana / As Built Drawings :


Setelah pekerjaan selesai dan material/instalasi telah pemasangan, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib membuat gambar terlaksana/as built drawings, gambar-
gambar tersebut menjelaskan letak peralatan sesuai as/poros/kolom gedung sesuai
dudukan akhir peralatan, lengkap ukuran dan tergambar lebih detail dimasukkan
untuk diperiksa dan disetujui MK, Pemilik proyek dan Perencana paling lambat 1
(satu) bulan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama (ST-I). Gambar-gambar yang
diserahkan antara lain : 1 set kalkir, 4 set gambar cetak biru dan 1 set compact disk
(electronic file);

1.1.10. Instruksi, Operasional dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan
sebelum Serah Terima Pertama yaitu sebanyak 4 (empat) set manual instruction
dalam cetakan delux, perihal cara penggunaan, mengoperasian, pengujian dan cara-
cara pemeliharaan (maintenance) semua peralatan INERGEN Fire Suppression;

1.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi INERGEN Fire
Suppression. Seluruh biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi
tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong dan telah diperhitungkan dalam
penawarannya;

1.1.12. Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi INERGEN Fire Suppression ini harus dijamin akan
bekerja dengan baik dan sempurna, Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat
surat jaminan terhadap semua peralatan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaannya dan pemeliharaan secara cuma-cuma harus diberikan selama 12
(dua belas) bulan setelah penyerahan pekerjaan (Serah Terima Kedua). Garansi
peralatan selama 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan cuma-cuma berakhir
dan Penyedia Jasa/Pemborong dapat saja mengajukan usulan untuk
mengadakan
kontrak pemeliharaan kepada Pemilik proyek, kecuali ditentukan lain;

1.2. LINGKUP PEKERJAAN :


Bagian-bagian yang menjadi Lingkup pekerjaan dan pelaksanaan kerja dilapangan
pada paket pekerjaan sistem INERGEN Fire Suppression (Hydrant dan Sprinkler) ini
tidak terbatas seperti yang disebutkan namun menjadi satu kesatuan sistem dan
instalasi INERGEN Fire Suppression yang berfungsi dengan baik, memenuhi
persyaratan, standar dan aturan yang berlaku, antara lain disebutkan;
1.2.1. Secara umum p ekerjaan yang dilakukan Penyedia Jasa/
Pemborong meliputi; Pengadaan, Pemasangan, Penyediaan Tenaga Kerja,
Peralatan, Pembuatan Shop Drawing dan As built Drawing, Testing dan
Commissioning,
1.2.2. Pekerjaan instalasi pemadam kebakaran dikerjakan berdasarkan gambar
diagram sistem pemadam kebakaran serta gambar-gambar rencana sesuai
kontrak pekerjaan,
1.2.3. Komponen utama yang harus diadakan adalah; pengadaan dan pemasangan
terdiri dari dan tidak terbatas pada peralatan sebagai berikut; Pemipaan dan
support, hanger, Valves, Instrumentasi, Nozzle, Tabung gas, dll,
1.2.4. Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan bahwa sistem dan instalasi INERGEN Fire Suppression
tersebut dapat dinyatakan layak pakai dari Instansi/Dinas PMK atau Pemda
setempat;
1.2.5. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Standard Operational and Prosedure
(SOP) pekerjaan Hydrant dan Sprinkler sebanyak 4 (empat) set dicetak deluxe, yang
disampaikan kepada Pemilik proyek;
1.2.6. Penyedia Jasa/Pemborong wajib melakukan Training dan mengadakan Testing and
commissioning terhadap seluruh instalasi dan sistem yang terpasang (trial run),
agar sesuai dengan persyaratan, undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berlaku.

1.3. PERSYARATAN ADMINISTRATIF :


1.3.1. Waktu Pelaksanaan :
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan dan pemasangan pekerjaan INERGEN Fire
Suppression sesuai dengan kontrak pekerjaan atau jadual yang telah ditentukan
oleh Pemilik proyek;

1.3.2. Material:
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru (brand new), bebas dari defective material,
improver material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan
tujuan spesifikasi teknis ini;
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis ini harus
diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu
setelah ditanda-tangani Berita Acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material atau peralatan menjadi
tanggungan/beban Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini;

1.3.3. Gambar-gambar dan Spesifikasi teknis :


Gambar-gambar dan spesifikasi teknis ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan
dalam salah satu bagian dari gambar perencanaan atau spesifikasi teknis saja,
Penyedia Jasa/Pemborong harus tetap mengadakan dan melaksanakan tanpa
adanya biaya tambahan;

1.3.4. Tenaga Kerja Pelaksana :


Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang- orang/tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (skilled labour), agar dapat memberikan hasil kerja
yang terbaik dan rapih. Untuk pelaksanaan khusus, Penyedia Jasa/Pemborong
harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan bahwa tukang-
tukang/pekerjanya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai
pengalaman dan kecakapan untuk bidangnya;

1.3.5. Pengamanan:
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk system dan instalasi ini dari adanya kemungkinan pencurian atau
kerusakan dilapangan. Bahan- bahan/peralatan-peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tersebut tanpa tambahan biaya;

1.3.6. Izin–izin:
a. Seluruh izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi
ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan termasuk biayanya
jika ada dan sudah harus diperhitungkan dalam penawarannya;
b. Seluruh pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam
Kebakaran (DPK/PMK) dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan sistem dan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong termasuk
biayanya;
c. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan izin-izin atau keterangan
resmi dari pihak/instansi terkait mengenai instalasi proyek ini kepada MK,
Pemilik proyek dan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk.

1.3.7. Korelasi Pekerjaan :


a. Seluruh pekerjaan galian tanah dan penimbunan yang dilakukan oleh pihak lain,
menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk memberikan data-
data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar pekerjaannya kepada pihak lain yang
melaksanakannya;
b. Seluruh pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini, karenanya data-data, ukuran-ukuran, gambar-
gambar dan peralatan yang diperlukan harus diketahui dan dimengerti dan
jika perlu dapat diberikan kepada pihak lain yang memerlukannya;
c. Seluruh penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan
oleh pihak lain, menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk
memberikan data-data dan gambar- gambar yang diperlukan kepada pihak lain
yang mengerjakannya;
d. Seluruh penarikan pipa Hydrant dan pipa Sprinkler yang tidak tercantum
dalam gambar dan spesifikasi teknis dan dilakukan oleh pihak lain, menjadi
kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk berkoordinasi dan memberikan
data-data, ukuran dan gambar- gambar kepada pihak lain yang mengerjakannya;
e. Seluruh fasilitas listrik, air, sanitasi darurat hendaknya diusahakan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong ini dan harus dikoordinasikan dengan pihak lain untuk
menanggulangi persoalan ini dan atas petunjuk MK.

1.3.8. Penyedia Jasa/Pemborong (Sub Penyedia Jasa/Pemborong) :


a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga pelaksana
yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan
lain-lain maka Penyedia Jasa/Pemborong dapat menyerahkan sebagian
instalasinya kepada Sub Penyedia Jasa/Pemborong lain setelah mendapatkan
persetujuan MK, Pemilik proyek dan Perencana;
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib dan bertanggung jawab penuh atas seluruh
lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di
sub-kontrakkan;
c. Pemilik proyek, Perencana dan MK tidak dapat dituntut bila ada gugatan
Sub Penyedia Jasa/Pemborong karena tidak lancarnya pembayaran yang harus
diberikan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
pekerjaan ini serta hal lainnya yang berhubungan dengan pihak ketiga;
d. Penyedia Jasa/Pemborong ini bertanggung jawab penuh terhadap seluruh
pelaksanaan yang dilakukan dan merupakan kewajibannya untuk memenuhi
seluruh persyaratan, standar, peraturan pada spesifikasi teknis ini.
e. Penyedia Jasa/Pemborong harus d a p a t m e lampirkan surat keagenan
yang dimilikinya dari sistem yang ditawarkan atau Surat Dukungan dari
Authorized Distributor Agent. Surat keagenan juga dilengkapi dengan
surat tanda pendaftaran distributor dari Departemen Perdagangan.
Penyedia Jasa/Pemborong juga harus bisa melampirkan surat keterangan /
sertifikasi Refilling Station
/Booster Facility dari manufacturer untuk menjamin kemampuan melakukan isi
ulang gas tersebut di Surabaya dan atau di Jakarta.
f. Penyedia Jasa/Pemborong, Agen dan Produk Fire Suppression System
yang akan melaksanakan pekerjaan ini harus sudah berpengalaman di bidang
pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan Fire Suppression System minimal
selama 5 (lima) tahun dan dibuktikan oleh surat keterangan dari Principle dan
mendapat surat resmi dukungan dari Authorized Distributor di-Indonesia.
g. Produk yang dipakai harus berasal dari authorized distributor di Indonesia
yang ditunjukkan dengan Surat Tanda Pendaftaran sebagai Distributor
Barang Produksi Luar Negeri – Kementrian Perdagangan,
h. Produk yang dipakai harus mempunyai Certified Refilling & Booster serta Alat
pengisian Gas dari produk yang diageni di Indonesia agar mudah dalam
pengisian ulang,
i. Peralatan Fire Suppression yang diajukan harus dari 1 (satu) Vendor agar
dapat dipertanggungjawabkan dan harus mendapatkan dukungan
dari principal,
j. Penyedia Jasa/Pemborong harus menyertakan Hydraulic Flow
Calculation Fire Suppression System yang digunakan. k.
Seluruh peralatan harus UL Listed dan FM Approved,
l. Sesuai dengan Undang – Undang no.2 tahun 2017, Penyedia
Jasa/Pemborong harus memiliki kompetensi dengan Sertifikat Keahlian “Ahli
Teknik Proteksi Kebakaran – Muda” , “Ahli Teknik Plambing dan Pompa
Mekanik – Muda”.
m.Sesuai dengan Undang – Undang No.18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi, Penyedia Jasa/Pemborong harus memiliki kompetensi dengan
sertifikat “Ahli Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan – Muda”.
n. Memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi yang
dikeluarkan oleh LPJK dengan klasifikasi Bidang Usaha Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal Kelas Menengah.

1.3.9. Pengawas Lapangan Penyedia Jasa/Pemborong :


a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh minimal
seorang yang cukup berpengalaman, yang bertanggung jawab penuh atas seluruh
pekerjaan instalasi yang dikerjakan pada proyek ini;
b. Nama, rincian pengalaman kerja, struktur organisasi kerja, harus dibuat
dan disampaikan Penyedia Jasa/Pemborong ini kepada MK untuk dimintakan
persetujuannya;
c. Bilamana ternyata menurut pendapat MK/Perencana; Pengawas lapangan
yang ditunjuk itu kurang cakap memimpin maka Penyedia Jasa/Pemborong
harus menggantinya dengan orang lain yang lebih cakap, mampu dan
mengetahui proses pekerjaan system INERGEN Fire Suppression ini.

1.3.10. Laporan pekerjaan dan instalasi :


a. Penyedia Jasa/Pemborong harus memberikan contoh semua bahan- bahan yang
akan dipergunakannya dalam proyek ini;
b. Material / instalasi harus dicantumkan lengkap merk, type, spesifikasi teknis
dari semua contoh bahan yang diajukan;
c. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat jadual/schedule terperinci
untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada MK, Pemilik proyek dan
Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya;
d. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat dan mengadakan :
Buku Laporan Harian,
Buku Laporan Mingguan,
Buku Laporan Bulanan,
Izin kerja lembur hari libur.
e. Penyedia Jasa/Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan
pekerjaannya setiap minggu serta membandingkan dengan jadual yang telah
tersusun;
f. Bilamana terjadi perbedaan harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-cara
penanggulangannya;
g. Bagi setiap tahapan pekerjaan instalasi yang telah selesai
dikerjakannya, Penyedia Jasa/Pemborong harus mendapatkan pernyataan
tertulis dari pihak MK/Perencana atau pihak lain yang ditunjuk bahwa tahap
instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan;
1.3.11. Pembersihan Lapangan :
a. Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari dibersihkan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong dan hendaknya menghubungi pihak- pihak lain untuk
berkoordinasi perihal pembersihan lapangan;
b. Segera setelah Kontrak pekerjaan selesai, Penyedia Jasa/Pemborong harus
memindahkan seluruh sisa bahan pekerjaannya atau peralatannya, kecuali yang
masih diperlukan selama masa pemeliharaan;

1.3.12. Petunjuk Operasi :


a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya, Penyedia
Jasa/Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan,
petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin- mesin yang terpasang di
bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia dan Inggris;
b. Data-data yang diserahkan antara lain : Instruction Manual, Installation
Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting
Instruction dan brosur-brosur asli (cetakan deluxe);
c. Penyedia Jasa/Pemborong harus memberikan 4 (empat) set singkatan petunjuk
operasi dan perawatan kepada MK dan Pemilik proyek.

1.3.13. Data Suku Cadang :


Penyedia Jasa/Pemborong harus dapat menjamin dengan Surat Jaminan
adanya suku cadang yang mudah diperoleh pada peralatan- peralatan yang
sekiranya akan mengalami gangguan atau kerusakan dalam waktu yang pendek,
baik untuk peralatan utama maupun peralatan penunjang.

1.4. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN INERGEN FIRE SUPPRESSION :

1.4.1. Standar dan Peraturan-peraturan / Persyaratan yang diberlakukan :


Untuk material dan atau peralatan serta pengerjaan sistem dan instalasi INERGEN
Fire Suppression dan sub-sistem yang menjadi lingkup pekerjaan dalam bab
ini, harus memenuhi dan mengikuti beberapa referensi, standar material dan
pengerjaannya, yang disebutkan di bawah ini;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000 perihal Tata Cara Perencanaan
dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6570-2001 tentang Instalasi Pompa
Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem
Plambing-2000;
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0255-2000 atau Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL tahun 2000 dan PUIL tahun 2011) khusus untuk pekerjaan
listrik sub-pekerjaan system INERGEN Fire Suppression ini;
SK. Menteri Negara PU No. 28 tahun 2000;
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum;
Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)
1956 NI-3 1963. PUBB 1969;
Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955, PBI-NI-2/1971;
Peraturan Perburuhan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan, bulanan dan borongan;
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI
terkait seperti : NFPA, National Plumbing Codes, dll;

1.4.2. Material/Bahan-bahan yang digunakan :


Material atau bahan yang digunakan pada system dan instalasi
INERGEN Fire Suppression, yaitu :
Pipa Fire Suppression menggunakan jenis Seamless Steel Pipe (SSP)
schedule 40 atau ASTM 53A/120A dan diusahakan dari satu merk (standar
merk; Bakrie pipe, KHI pipe, SPS, Spindo);
Fitting-fittings yang digunakan dari bahan Black Steel Pipe class 20 K, Steel Butt-
Welding Pipe Fittings JIS.B.2311;

1.5. GAS FIRE SUPPRESSION SYSTEM :

1.5.1. Penjelasan Umum :


Penjelasan umum ini menguraikan perihal syarat-syarat tentang detail spesifikasi
bahan dan cara pemasangan instalasi Gas Fire Suppression System,
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengikuti ketentuan Pemda setempat mengenai
sistem pemadam kebakaran (DPK), NFPA, FOC, sertifikat spesifikasi dan lain-lain.
Fire Suppression System adalah alat pemadam kebakaran yang bekerja
secara a u tomatis dengan menggunakan Gas dan sekaligus
memberitahukan adanya kejadian kebakaran dengan indicator/tanda lampu
dan bunyi bel pada tiap ruangan yang diproteksi dan pada system central
Fire Suppression & Alarm System.
Gas Fire Suppression System harus menggunakan Agent (gas) Industrial yang
diproduksi oleh Industri lokal untuk kemudahan pengisian ulang.

1.6. URAIAN SYSTEM :


Gas Fire Suppression adalah alat pemadam kebakaran yang bekerja secara
automatis dengan menggunakan Gas dan sekaligus memberitahukan
adanya kebakaran dengan tanda lampu dan bunyi bel pada tiap-tiap ruangan
diproteksi dan pada system Central Fire Suppression & Alarm System.
a. Gas agent yang digunakan adalah INERGEN dengan komposisi
52 % Nitrogen, 40 % Argon dan 8 % CO2. Gas ramah lingkungan dengan
ODP= 0 dan GWP = 0 serta aman terhadap manusia, banyak terdapat di
alam dan bukan penghantar listrik serta tercatat secara generic dalam NFPA
2001.

b. Sistem yang dipakai adalah “Total Flooding System”. Pada saat sistim
ini bekerja, maka konsentrasi oksigen menjadi dibawah
15 % tetapi di atas 10 %, sehingga api akan padam tetapi masih aman
bagi manusia. Dengan discharge time 120 detik ( NFPA
2001 edisi 2018).

c. Sistem pemadam kebakaran dengan gas dengan standarisasi UL Listed & FM


Approval dan terdiri dari peralatan-peralatan sebagai berikut:
Agent Suppression yang tersimpan sebagai gas/vapor dalam tabung-
tabung C y l i n d er ; lengkap, cylinder valve, solenoid valve cylinder, selector
valve, low pressure switch.
Disamping itu peralatan yang mendukung berkejanya system, adalah;
Fire detector,
Discharge Indicator,
Control Panel,
Manifold,
Fire Alarm Bell & Strobe Light Lamp,
Manual Release – Abort Switch,
Piping system lengkap dengan Nozzle,
Pressure relief device.
d. Gas suppression system ini haruslah dapat bekerja secara manual maupun
secara otomatis.
e. Manual operation system mempunyai sequence kinerja sebagai berikut :
F I r e,
Pull release switch,
Alarm for evacuation,
Ventilation blocked,
Press the abort switch to cancel, bila akan membatalkan gas discharge,
Time delay,
Gas discharged,
Discharge indicated flickered,
Fire put out.
f. Automatic Operation akan mempunyai sequence sebagai berikut:
Smoke Detection,
Fire alarm,
Fire ventilation (Cross Zone/ counting cone),
Alarm for evacuation,
Ventilation bloked,
Time delay,
Fire put out.
g. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi
pentanahan dengan baik dan memenuhi persyaratan,
h. Untuk kesempurnaan system, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
memperbaiki atau menambah peralatan, bila diperlukan di dalam
kelengkapan sistem walaupun tidak digambarkan atau disebutkan.
i. Semua pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur/
ditentukan kemudian untuk dapat dibedakan dari instalasi lain.
j. Semua pipa dari bahan metal yang tertanam dalam tanah harus dilindungi
dan dilapisi dengan bahan anti karat,
k. Untuk pengawasan sistem, harus dilakukan pengetesan dan
pemeriksaan secara berkala terhadap peralatan-peralatan yang dipakai. Sistem
pengetesan dan pemeriksaan harus dibuat daftar yang jelas untuk memudahkan
pengelolaan.
Untuk ruang-ruang yang memakai sistem proteksi gas, maka Agent Gas
ditempatkan secara terpusat pada satu ruang tabung penyimpanan sehingga
memudahkan untuk perawatan dan monitoring.

1.7. PEKERJAAN UNTUK INSTALASI GAS :


o. Penyedia Jasa/Pemborong melaksanakan pekerjaan instalasi pemipaan
Gas agent mulai dari botol gas (Cyli nder) sampai dengan discharge
nozzle lengkap fitting-fitting, rak pipa dan lain-lain alat bantu sesuai
gambar rencana dan kelengkapan sistem sesuai standar NFPA.
p. Melaksanakan pengujian/test kebocoran (kekedapan)/ Integrity Test terhadap
ruangan- ruangan yang akan dipasang Fire Suppresion
System dengan dibuktikan memiliki sertifikat ”Enclosure Integrity Certification”.
Pelaksanaan test ini perlu dilakukan agar sistem ”total floading” tersebut dapat
efektif memadamkan kebakaran.
q. Melaksanakan instalasi pengabelan detector sesuai gambar rencana
lengkap pipa, hanger, rak kabel/ trunking dan lain-lain.
r. Melaksanakan kabel kontrol dari tiap ruangan yang diproteksi, panel fire
suppression dan ruang tabung penyimpanan.
s. Menyediakan dan memasang peralatan central, peralatan alarm,
Photoelectric Smoke Detector, discharge nozzle dan peralatan bantu
lainnya sehingga sistem fire suppression dapat bekerja dengan aman
dan sempurna.
t. Melaksanakan masa pemeliharaan minimal selama 3 (tiga) bulan dan
memberikan masa Jaminan Peralatan selama 1 tahun.
u. Menyediakan gambar dan tulisan-tulisan praktis yang ditempelkan
pada setiap central gas

1.8. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN :


a. Kabel dan pipa conduit.
Kabel Kontrol :
• Inti kabel tembaga
• Kelas tegangan 1000 Volt dan 600/1000 volt
• Jenis kabel NYA, NYM dan NYYHY
• Ukuran 1½ mm²
• Produksi kabel metal, Kabelindo, Tranka atau Supreme yang
mempunyai sertifikat PLN/LMK.
Kabel Deteksi :
• Inti kabel tembaga,
• Kelas tegangan 300 Volt,
• Jenis kabel Twisted Shielded,
• Ukuran minimum AWG 18”
• Produksi Kabel Belden atau setara.
Pipa Conduit :
• PVC Conduit Hight Impact lengkap fitting, dll,
• Kelas tegangan 300 Volt,
• Produksi Clipsal, Ega, Supramas, setara.
Kabel Tray :
• Ukuran 20x10 cm untuk penempatan instalasi/kabel,
• Type Cable tray “Hot Dip Galvanized”
b. Pipa dan fitting untuk instalasi gas :
Bahan pipa :
• Black Steel Seamless, schedule 40 (standard API-5L atau JIS, ASTM)
• Di cat warna merah, F I
ttIng :
• Bahan sesuai pipa yang digunakan

c. Centralized Cylinder Station :


Fungsi untuk tempat penyimpanan Gas Agent,
Jumlah cylinder harus sesuai dengan kebutuhan pemadam kebakaran pada
zone yang terbesar.
Cylinder Station mempunyai kelengkapan sebagai berikut:
• Frame,
• Cylinder Valve,
• Savety Vent,
• Selector Valve,
• Low Pressure Switch,
• Actuating cylinder,
• Cylinder valve solenoid,
• Lain-lain perlengkapan yang diperlukan untuk system,
Setiap cylinder haruslah mempunyai nama plate yang jelas.

d. Gas Agent :
Pengisihan kesetiap tabung tidak boleh melebihi filling dencity standard ASME
untuk B oiler and Pressure Vessel Code.
Pengisihan kedalam tabung harus 300 bar, Vendor harus memiliki dan
dilengkapi Certified Refilling Facility,

e. Discharge Nozzle :
Bahan : corrocion resistant metal – ceiling plate type lengkap base plate
sesuai dengan standard keagenan.
T y p e : Dapat menyebarkan gas secara merata, Setiap nozzle mempunyai
flow capacity sesuai keperluan (lihat gambar) dan mudah dibersihkan.
Ukuran : lihat gambar
Pemakaian : lihat gambar

f. Addressable Ion & Photoelectric Smoke Detector :


Type : Addressable
Setiap detector dapat mendeteksi asap/kebakaran
Jumlah : lihat gambar.
g. Fire Alarm Bell :
Fire alarm bell terletak didalam ruangan, alarm berupa buzzer harus terdapat di
panel LCD sentral

h. Warning Light / Discharge Indicator :


Harus mempunyai tulisan warna merah yang mencolok dan sinar yang
terang dan bekerja sehingga menarik perhatian dengan tulisan bernada
peringatan (lihat gambar).

i. Release – Aboart Switch :


Dari jenis kontak listrik yang akan bekerja apabila tombol ditekan untuk
release switch dan abort switch, seluruh unit harus dibentuk dengan rumah
yang terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, tahan karat dan berwarna
merah.
Bentuk : surface mounted.
Kemampuan : Bila bekerja kontak tetap ON sampai direset kembali
Dapat ditest dengan toggle switch di dalamnya
Ukuran : sesuai peralatan lampu indicator, lock of switch dan
pushbutton.

1.9. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI :

1.9.1. Pekerjaan pemasangan instalasi pengabelan;


Pada daerah dengan plafon instalasi diklem ke pelat beton atau
digantung memakai hanger tersendiri setiap jarak 100 m memakai pipa
pelindung lengkap fitting-fittingnya.
Dibawah plafond instalasi terpasang masuk dalam kolom atau dinding
tembok memakai pelindung pipa lengkap dengan fitting- fitting.
Dalam partisi instalasi terpasang tanpa pipa.

1.9.2. Pemasangan Pipa Gas;


Pada daerah dengan plafond instalasi pemipaan digantung memakai
hanger dan diklem dengan cukup kuat untuk menahan pipa.
Dibawah plafond instalasi pemipaan terpasang dalam cover trunking,
Cara pemasangan hanger adalah sebagai berikut:
Jarak maksimum 3 m untuk diameter >1½"
Dan dekat pada titik konsentrasi beban (fitting, valves atau nozzle)
Jarak maksimum antara hanger dan nozzle pada pipa adalah
sebagai berikut: pipa dia.25 mm – 90 mm, pipa dia.32 mm – 120 mm, Bila
jarak maksimum ini terlampaui harus ditambahkan hanger.

1.9.3. Penyambungan pipa;


Penyambungan pipa dengan las untuk ukuran > Ø 2",
Penyambungan pipa harus watertight,
Semua fitting harus memakai tipe khusus untuk sambungan dengan las dan
screwed sesuai ukuran pipa dimaksud,
Sesudah pipa selesai dipasang harus dicat finish warna merah.
Sebelum nozzle dan peralatan lain dipasang pipa harus dibersihkan dengan cara
blow-out dan ditest. Untuk kelengkapan pada sistem yang dipasang agar
dilengkapi dengan Pressure Relief Device dan lain-lain sesuai kondisi
pemasangan pipa.

1.9.4. Pemasangan Peralatan;


1.9.4.1 Discharge nozzle: dipasang rata dengan plafond lengkap base plate.
1.9.4.2. Smoke detector lengkap dengan pengkabelan, dipasang rata dengan jumlah sesuai
gambar rencana. Pemasangan kabel harus rapi dan tidak terlihat. Karena ada yang
dipasang pada sepanjang pinggir dinding maka tipe Nozzle sebagian adalah 90º
penyemprotan sesuai gambar,
1.9.4.3. Storage Cylinder Rack; Diletakkan digudang dekat ruang peralatan atau
diletakkan sesuai gambar. Storage cylinder rack terdiri dari beberapa cylinder,
dimana setiap cylinder harus sudah dirakit dengan jumlah yang tidak melebihi
tempat yang telah direncanakan. Pemasangan storage cylinder rack harus lengkap
dengan keterangan sesuai sistem dan diletakkan pada suatu frame
yang kuat. Pengisian Gas harus sesuai dengan spesifikasi storage cylinder.
1.9.4.4. Setiap storage cylinder harus diberi petunjuk (name plate) yang menyatakan:
Berat pengisian, Lock of
switch, Pressurization
Level, Nama zat pengisi
(gas),
1.9.4.5. Panel Suppression System :
Diletakkan di L antai A t a p di ruangan ME yang berdekat dengan storage
cylinder, lengkap indikator-indikator sesuai sistem dan kelengkapan lainnya seperti
:
• Sistem : Full addressable
• Arus saat stand by : Depend os system
• Pri nter : Flexible brand dan serial port
• Alarm current : Bergantung pada sistem
• Kelembaban : 0 to 49 derajat
• Kapasitas : 250 Addresses per loop
• Dry cotact output rating : 2A at 24 VDC
• Maks arus output : 4A
• Sirkut style kabel : Style 4.5 dan 7
• Kapasitas LCD : 80 karakter
• Feature :
o Applikasi operating system computer under windows, o Up
load/down load dari memori flash dalam MCU,
o Disable/enable program,
o Fiber optic system available, o
Network System available,
• Kemampuan/Fasilitas :
o Serial port RS.232 x 2 o
Built in Buzzer.
o Dry output x 3 o
Wet output x 2
• Standarisasi UL/FM dan NFPA
• Release - abort switch;
Diletakkan pada setiap ruangan yang dilindungi (lihat gambar), diletakkan
setinggi 150 cm dari lantai finish, mudah terlihat dan mudah dicapai.
• Discharge indicator (lampu tanda), diletakkan sesuai gambar rencana,
Spesifikasi Teknis dan Petunjuk MK,
Catatan :
Seluruh sistim yang akan dipasangkan, harus dibuat gambar kerjanya
(shop drawings) terlebih dahulu untuk disetujui oleh Perencana, Konsultan
MK dan Pemilik Proyek.
Peralatan yang akan dipasang harus baru ( b r a n d n e w ) dalam hal ini
tidak boleh ada cacat dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Perencana,
Konsultan MK dan Pemilik Proyek.

1.10. TESTING AND COMMISSIONING :


Pelaksanaan testing and commissioning harus disaksikan oleh Konsultan
Perencana dan MK serta wakil Pemilik Proyek, jika telah dilakukan pengujian
segera dibuatkan Berita Acara Pengujiannya.
Semua peralatan dan bahan yang digunakan untuk testing dan commissioning
disediakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini, Pengujian dilakukan untuk
setiap ruangan/ unit yang diproteksi.

1.10.1. Pengujian sistem pemipaan pemadam kebakaran Gas;


Pengetesan dilakukan sebelum cylinder gas dan nozzle dipasangkan, Semua
lubang ditutup/di-dop, kemudian kedalam sistim ditekan gas
N2 sebesar 10 kg/m² (dilihat pada Pressure Gauge) dalam jangka waktu
10 menit. Bila Pressure Gauge menunjukkan angka konstan berarti pemipaan telah
dapat dinyatakan baik.

1.10.2. Pengujian system Fire Suppression :


Sebelum pengujian sistem dilaksanakan, pastikan koneksi perintah discharge
pada saat pelaksanaan pengetesan.
Photoelectric smoke detector dicoba dengan asap kemudian dicheck
apakah sesuai dengan urutan- urutan sistem yang diharapkan. Pengetesan
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat dan disaksikan oleh
spesifikasi yang bersangkutan.
Maintenance :
Untuk memjamin bahwa sistem berjalan dengan baik, Penyedia Jasa/Pemborong
harus memperhitungkan biaya testing periodic / berkala seperti yang
dinyatakan berikut ini:
• Dried test dilakukan sekali dalam waktu 6 bulan dengan cara melakukan:
o Electrical testing,
o Monitoring kondisi Pressure di strorage cylinder pada Pressure
Gauge.

1.10.3. Pengujian Fire Detector;


Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga diperoleh hasil
yang maksimal dan bekerja sempurna sesuai persyaratan pabrik dan
spesifikasi yang diminta. Bilamana diperlukan bahan- bahan instalasi peralatan
diminta oleh Konsultan MK/ Konsultan Pengawas, Perencana yang ditunjuk untuk
diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya Penyedia Jasa/Pemborong.
Tahap-tahap pengetesan adalah sebagai berikut :
Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga diperoleh hasil yang
baik menurut persyaratan dalam RKS dan pabrik, untuk bagian yang akan
tertutup, pengujian dilakukan sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.
Semua peralatan harus diuji dalam keadaan baik dan bekerja sempurna sesuai
persyaratan pabrik yang diinginkan RKS.
• Semua penyambungan harus diperiksa dan diuji dalam keadaan
tersambung sempurna dengan polarity yang benar.
• Seluruh system control dan sistem kerja harus diuji sesuai dengan
persyaratkan yang diminta.
• Semua hasil pengujian harus dibuat laporan tertulis dan disaksikan
oleh Konsultan MK, Perencana dan Wakil Pemilik Proyek.
1.11. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA :
1.11.1. Masa Jaminan :
Seluruh pekerjaan instalasi maupun pengadaan peralatan INERGEN Fire
Suppression harus dijamin akan bekerja dengan baik dan sempurna. Semua
pengadaan dan pemasangan peralatan/material dalam lingkup pekerjaan ini
harus diberi jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan
tersebut.
TEKNIS :
1. Gas agent yang digunakan adalah INERGEN,
2. Sistem pemadaman kebakaran dengan gas berdasarkan standarisasi
UL Listed & FM approval,
DOKUMEN :
1. Surat dukungan dari Authorized Distributor Agent,
2. Surat Tanda Pendaftaran Distributor dari Departemen Perdagangan
3. Surat keterangan / Sertifikasi Refilling Station / Booster Facility dari
manufacturer untuk menjamin kemampuan melakukan isi ulang gas tersebut.

1.11.2. Masa Pemeliharaan :


Masa pemeliharaan ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara
Penyerahan. Selama masa pemeliharaan Penyedia Jasa/Pemborong harus
memperbaiki segala kerusakan, cacat pekerjaan atau kekurangan yang
disebabkan karena kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang
digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong untuk memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
Jika Penyedia Jasa/Pemborong melalaikan peringatan yang diberikan 3 kali
berturut-turut, MK dapat meminta Penyedia Jasa/Pemborong lain untuk
memperbaiki dan atau mengganti peralatan yang rusak/tidak sesuai spesifikasi
teknis dan atas biaya Penyedia Jasa/Pemborong ini. Setelah jangka waktu
pemeliharaan berakhir dan segala kerusakan atau kekurangan itu telah
diselesaikan dengan baik oleh Penyedia Jasa/Pemborong ini, maka
pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya dan MK membuat Berita Acara
Serah Terima Kedua (ST-II).

1.11.3. Serah Terima Pekerjaan :


Pekerjaan system INERGEN Fire Suppression ini harus selesai seluruhnya dan
diserahkan untuk pertama kalinya sesuai jadual waktu yang telah ditetapkan.
Penyerahan pekerjaan harus dinyatakan secara tertulis dengan menyebutkan
tanggal, bulan dan tahun penyerahan dan dalam waktu 1 (satu) minggu sebelum
penyerahan pekerjaan, Penyedia
Jasa/Pemborong harus menyampaikan perihal tersebut kepada MK,
Pemilik proyek untuk diproses lebih lanjut.
Jika pekerjaan telah memenuhi syarat dan seluruh proses yang diberlakukan dalam
spesifikasi teknis ini dipenuhi, maka MK dan Pemilik proyek akan menerima
pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, yang disertai dengan dibuatnya
Berita Acara Penyerahan Pertama (ST-I).

1.12. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :


1.12.1. Umum:
1.12.1.1. Seluruh material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/ Pemborong harus
dalam keadaan baru (brand new) dan material tersebut sesuai atau cocok untuk
digunakan di daerah tropis.
1.12.1.2. Material-material tersebut harus dari produk dengan kualitas baik dan dari
produksi terbaru. Untuk material-material yang disebutkan dibawah ini harus dapat
dijamin oleh Penyedia Jasa/Pemborong bahwa material tersebut adalah baik dan
baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/ agen / pabrik.
1.12.1.3. Penyedia Jasa/Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak
disetujui karena menyimpang dari spesifikasi teknis atau hal lainnya, dimana
penggantian tersebut tanpa biaya tambahan (extra).

1.12.2. Daftar Material :


Untuk semua material yang ditawarkan, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/catalog, diberi tanda (stabilo) yang turut dilampirkan pada waktu
tender/pemasukan penawaran. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen berupa barang- barang produksi pabrik (Terlampir).

1.12.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik :


1.12.3.1 Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang mempunyai taraf mutu/pabrik yang
disebutkan maka hal itu harus diikuti dan menjadi acuan Penyedia Jasa/Pemborong
ini.
1.12.3.2 Apabila nantinya atau selama proyek berjalan dan terjadi bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat
diterima Pemilik proyek, MK dan Perencana, maka hal ini akan dipikirkan
penggantian merk/type tersebut dengan sanksi bahwa material tersebut
mempunyai klasifikasi teknis yang sama dan dengan harga yang tinggi serta
menguntungkan Pemilik proyek.
1.12.4. Daftar Material/Standar/Merk/Produk pabrik yang direkomendasikan :

No. Uraian Spesifikasi Merk TKDN


Peralatan Teknis
1 Gas Non Gas Name = Inergen 25%
Suppressio Chemical, (Inert Gas)
n Eco Friendly,
ODP = 0,
GWP = 0
2 Gas Size 140 Liter, - Fire-Eater 45%
Cylinder Pressure 250 - - Chubb
300 Bar, - Fenwal
Standard UL
Listed & FM
Approved ,
Equipped
with Low
Pressure
Switch
3 Pipe Black Steel - Bakrie Pipe, 80%
Seamless - KH-Pipe,
Schedule 40, - SPS,
ASTM - Spindo.
A53/A120
4 Control Standard UL - Edwards, 23%
Panel & FM, - Fenwal,
Intelligent - Vigilant,
Addressable - Smart Fire,
with IP Based - Autocal
5 Detector Standard UL - Edwards, 23%
& FM, - Fenwal,
Intelligent - Vigilant,
Addressable - Smart Fire,
with IP based - Autocal,
6 Manifold Standard UL - Fire-Eater, 25%
& FM, - Chubb,
Brass, Zinc, - Fenwal,
Plated Steel, - Smart Fire,
High Pressure - Autocal
Rating with
Certificate
from
manufacture
7 Hand Standard UL - Fire-Eater, 25%
Wheel & FM, - Chubb,
Valve To facilitated - Fenwal,
Maintenance
8 Low Standard UL - Fire-Eater, 25%
Pressure & FM, - Chubb,
Switch To facilitates - Fenwal,
Low Pressure - Smart Fire,
Cylinder
checking
No. Uraian Spesifikasi Merk TKDN
Peralatan Teknis
through
Alarm Panel
Status
9 Certified Vendor shall - Vendor 100%
Boosting have
Facility Certified
Boosting
Facility
1 Project List Vendor have - 100%
0 Experience at Vendor
least more
than 5 Years
or more than
30 projects
for Fire
Suppression
Inergen
System.
1 Room Room - OK
1 Integrity Integrity Test
Test Must Held in
at least 1
Time at each
room to
Validate the
Inergen
System design
with minimum
Level 3
certificate
1 Certified Vendor shall - OK
2 Authorized have
Distributor Certified
Authorized
Distributor
and Certified
as Distributor
at Direktorat
Jendral
Perdagangan
13. HEAD Sprinkler head Viking, 25%
SPRINKLER yang Honeywell,
dipergunakan Taico.
jenis Glass
bulb (Up-
Right/Pendant
type or Wall
types), rating
temperatur
kerja 65°C,
Chromium

24
No. Uraian Spesifikasi Merk TKDN
Peralatan Teknis
plate brass
dilengkapi
dengan
flushing
flange.
14. KABELING : NYFGbY, NYY, Supreme, NYY 87,15%
NYM Prysmian, NYM 87,43%
Konduktor Kabelindo, NYFGbY
tembaga, Jembo, 79,39%
Isolasi PVC Voksel, FRC 50,73%

Fire Resistant BetaFlam,


Cables (FRC) Shun Cables,
Fire ratings 2 Draka,
Jam, pada Jembo,
temperature Pirelli.
minimal
650°C.
15. PANEL: Type; Floor AEG/GEM, 80%
Standing/Wall PrimaInti Panel,
Mounted, DWP,
material Baja Trias,
sheet
steel, tebal
min.2 mm,
ukuran
presisi,
lengkap
master key,
grounding
system,
terminasi dan
accessories.
16. KOMPONEN ACB, MCCB, Schneider, 15%
PROTEKSI MCB dan L&T,
(PANEL): INVERTER LS Electric,
ABB,
Siemens,
AEG.
17. Grounding Tahanan LPI, 80%
System pentanahan OBO,
maximum 2 Furse,
Ohm, down Rachem RPG,
conductor
tembaga
murni, pipa
galvanized,
bak kontrol, dll

Catatan :

25
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 6. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PNEUMATIC TUBE SYSTEM

PEKERJAAN INSTALASI DAN SISTEM PNEUMATIC TUBE SYSTEM :

1.1. PERSYARATAN UMUM :


Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan pada
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur ini,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian pekerjaan serta
pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua Instalasi
PNEUMATIC TUBE SYSTEM baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan
seperti yang tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis
ini.

1.1.1. Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Instalasi
PNEUMATIC TUBE SYSTEM pada Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar
dengan nomor kode gambar PTS.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis
atau gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana
sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖As Built Drawings‖ yaitu
gambar terlaksana dari seluruh material dan Instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM
yang terpasang pada proyek ini.

1.1.2. Standar dan Peraturan – peraturan :


Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus memenuhi
Standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain :
Undang undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang undang No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1993 tentang
Pelaksanaan UU RI No. 5/1992;
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term Of Reference (TOR) Pembangunan
Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS. KemKes RI, tahun 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. 2306/MENKES/PER/XI/2011,
tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah
Sakit, KemKes RI, April 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 Thn 2016 tentang Prasarana
Utilitas Bangunan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No.29/PRT/M/2006, tanggal 1
Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
No.26/PRT/M/2008, tanggal 30 Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :
02/PRT/M/2015. tentang Bangunan Gedung Hijau,
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara
Perancangan Sistem Ventilasi & Pengkondisian Udara
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-2396-2001; Tata Cara Perancangan sistem
pencahayaan alami pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6575-2001; Tata Cara Perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung.
Standar Nasional Indonesia/SNI.No.03-8153 Tahun 2015; Sistem
Plumbing pada Bangunan Gedung
Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan sesuai SNI 04-0225-
2000 "Persyaratan Umum Instalasi Listrik edisi terakhir tahun 2000” (PUIL
tahun 2000 dan PUIL tahun 2011),
Standar Nasional Indonesia/SNI 04-7019-2004 Sistem pasokan daya listrik
darurat menggunakan energi tersimpan dan Peraturan PLN (SPLN)" serta
standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN);
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI 1982- Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, UDC 389.6.691,DPU, Juli
1995,
Peraturan Beton Indonesia (PBI NI.2-tahun 1971);
Spesifikasi untuk bangunan gedung baja Struktural (SNI–03–1729–2015)
SK SNI T-15-1991-03, tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung,
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung (SNI-1726- 2019)
Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI-03-
2847-2019)
Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
(SNI-1727-2020)
Peraturan yang dikeluarkan oleh DepNaKer RI lainnya tentang penggunanan
tenaga kerja harian, mingguan, bulanan dan borongan;
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI
terkait seperti ; NFPA, National Plumbing Codes, dll;

1.1.3. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu
jenis bahan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk
tersebut tidak atau sulit diperoleh dipasaran maka MK, Pemilik proyek dan
Perencana akan menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi teknis yang sama dan
setara;

1.1.4. Contoh-contoh Bahan :


Contoh bahan harus diajukan kepada Pemilik proyek, MK dan
Perencana untuk mendapatkan persetujuannya, antara lain :
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia Jasa/Pemborong
wajib mengajukan contoh bahannya sebelum dilakukan pemasangan.
Apabila dianggap perlu dan hal itu memungkinkan maka Penyedia
Jasa/Pemborong wajib memperlihatkan contoh bahan tersebut, apabila contoh-
contoh tersebut ditolak oleh MK, Pemilik proyek dan Perencana maka Penyedia
Jasa/Pemborong harus mengganti dan memperlihatkan yang sesuai Spesifikasi
Teknis untuk disetujui.
Kualitas, merk, pabrik, karakteristik listrik, besar fisik serta estetika dari contoh
material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat untuk
dilaksanakan.
Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Penyedia Jasa/Pemborong,

1.1.5. Klausal Yang Disebutkan Kembali :


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali
pada item/ayat lain maka hal ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi
dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau bobot biaya
yang paling tinggi;

1.1.6. Pembebasan Claim :


Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi Pemilik proyek, Perencana/MK
terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena
bencana dalam hubungan dengan semua merk
dagang atau produksi, hak cipta, hak patent pada semua material atau peralatan
yang dipergunakan dalam proyek ini.
Pemilik proyek, MK dan Perencana terbebaskan dari segala tuntutan perihal
Hak cipta, Hak patent dari seluruh penggunaan merk pabrik atau badan yang
digunakan dalam proyek ini.

1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong Instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM wajib mengadakan koordinasi
dengan bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti; pekerjaan
Civil, Arsitektur, Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk MK dan
atau Perencana di lapangan.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan dan atau
menyerahkan bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk
cara pemasangannya. Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
lain maka menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong Instalasi PNEUMATIC TUBE
SYSTEM untuk hadir dan memberi petunjuk bersama MK, Pemilik proyek dan
Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi pada proyek
ini;

1.1.8. Gambar Kerja /Shop Drawings :


Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK, Pemilik proyek
dan Perencana gambar kerja (shop drawings) sebanyak 4 (empat) set gambar cetak
biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
terhitung sejak dikeluarkannya SPK;

1.1.9. Gambar Terlaksana / As Built Drawings :


Setelah pekerjaan selesai dan material/instalasi telah pemasangan, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib membuat gambar terlaksana/as built drawings, gambar-
gambar tersebut menjelaskan letak peralatan sesuai as/poros/kolom gedung sesuai
dudukan akhir peralatan, lengkap ukuran dan tergambar lebih detail dimasukkan
untuk diperiksa dan disetujui MK, Pemilik proyek dan Perencana paling lambat 1
(satu) bulan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama (ST-I). Gambar-gambar yang
diserahkan antara lain : 1 set kalkir, 4 set gambar cetak biru dan 1 set compact disk
(electronic file);

1.1.10. Instruksi, Operasional dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu)
bulan sebelum Serah Terima Pertama yaitu sebanyak 4 (empat) set
manual instruction dalam cetakan delux, perihal cara penggunaan, mengoperasian,
pengujian dan cara-cara pemeliharaan (maintenance) semua peralatan dan Instalasi
PNEUMATIC TUBE SYSTEM;

1.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap Instalasi PNEUMATIC TUBE
SYSTEM.
Seluruh biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini dan telah diperhitungkan dalam penawarannya;

1.1.12. Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM ini harus dijamin akan
bekerja dengan baik dan sempurna, Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat
Surat Jaminan terhadap semua peralatan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaannya dan pemeliharaan secara cuma- cuma harus diberikan selama 12
(dua belas) bulan setelah penyerahan pekerjaan (Serah Terima Kedua). Garansi
peralatan selama 90 (sembilan puluh) hari setelah masa pemeliharaan cuma-cuma
berakhir,
PEKERJAAN INSTALASI PNEUMATIC TUBE SYSTEM :

1.2. LINGKUP PEKERJAAN :

1.2.1. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pengadaan material,


pemasangan, penyambungan, menyiapkan tenaga kerja, peralatan bantu agar
seluruh Instalasi PNEUMATIC TUBE dapat dipasang, diuji, dan siap untuk digunakan
dengan kualitas bahan dan kualitas pengerjaan yang terbaik dan diberi Jaminan
Peralatan dan Instalasi sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan yang
ditentukan pada Perencanaan ini.
1.2.2. Persyaratan teknis ini dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang Pekerjaan, menyiapkan bahan-bahan,
peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan
penyetelan dari seluruh sistem agar lengkap dan siap untuk bekerja dan dapat
digunakan dengan baik. Secara umum bagian-bagian peralatan dan pekerjaan
utama yang termasuk dalam Persyaratan Teknis ini, adalah sebagai berikut;
a) Pekerjaan Pemasangan instalasi Pipa PNEUMATIC TUBE berikut kabel control,
clamp, dll.
b) Pengadaan dan pemasangan Blower 3 phase lengkap dengan Air Diverter, By-
pass, Sound Absorber, Central Control Unit dan Power Supply Unit,
c) Pengadaan kapsul Transportasi, rak kapsul, keranjang penerima kapsul,
d) Pengadaan dan pemasangan pencabangan (Diverter),
e) Pengadaan dan pemasangan Station penerima dan pengirim
(Station),
1.2.3. Pekerjaan termasuk pengadaan dan pemasangan perlengkapan dari suatu
instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM sehingga sistem dan instalasi tersebut dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya dan dapat dijamin keamanan
maupun kelancaran cara kerja Unit tersebut, termasuk peralatan bantu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, antara lain;
1.2.4. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk dapat
beroperasinya Instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM tersebut termasuk peralatan
Central Control Unit, Single Line, Power Supply Unit, Blower Set, Diverter 3-Way,
Bottom Loading Station, Top Loading Station, Multi Lab Station, Tube, Bend and
Sleeve, Cables, Long Carrier With Chip/Short Carrier With Chip, Supporting Material,

1.2.5. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan keperluan daya listrik bila


diperlukan, baik pada waktu instalation maupun penyediaan daya untuk
beroperasinya unit tersebut dimana sumber daya yang dibutuhkan dapat selalu
dijangkau atau dapat dipindah-pindah mengikuti perpindahan alat tersebut.

1.2.6. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Standard Operational and Prosedure


(SOP) pekerjaan Instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM sebanyak 4 (empat) set
dicetak deluxe, yang disampaikan kepada Pemilik proyek;
1.2.7. Penyedia Jasa/Pemborong wajib melakukan Training, Testing and
Commissioning kepada User dan Tim Teknis Pemilik proyek sampai mahir dan
perlatan beroperasi dengan baik,
1.2.8. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberikan Jaminan Peralatan dan Instalasi
Pneumatic Tube System minimal selama 1 tahun termasuk spare parts yang
diperlukan jika Peralatan dan atau Instalasi mengalami kerusakan dan memerlukan
perbaikan secara cuma-cuma (no charge).

1.3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PNEUMATIC TUBE SYSTEM

1.3.1. Syarat – syarat Umum :


1. Penyedia Jasa/Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi
tempat yang ada, agar dapat mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi
atau mengganggu pekerjaan pemasangan pneumatic tube.
2. Apabila timbul persoalan, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengajukan saran penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian
pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
3. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, atau Penyedia
Jasa/Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing)
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas
dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum
dilaksanakan.

1.3.2. Peraturan, Izin dan Standard :


1. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
Peraturan-peraturan dan Undang-undang yang berlaku, serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja
(Depnakertrans-RI).
2. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengurus izin-izin kepada instansi yang
bersangkutan yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.
3. Penyedia Jasa/Pemborong sebelumnya harus mengajukan contoh
bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara
pelaksanaan pengerjaan harus dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik,
dan bahwa instalasi yang diserahkannya adalah lengkap dan dapat bekerja
dengan baik, tanpa mengurangi atau rnenghilangkan bahan-bahan atau
peralatan-peralatan yang sewajarnya disediakan, walaupun tidak disebutkan
secara nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam gambar-gambar yang menyertai persyaratan teknis ini.
4. Gambar-gambar dan persyaratan teknis perencanaan ini
merupakan suatu kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada
sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau persyaratan teknis perencanaan saja.
Penyedia Jasa/Pemborong harus tetap pelaksanaannya tanpa ada biaya
tambahan.
5. Gambar-gambar Perencanaan tidak dimaksudkan untuk
menunjukkan semua pipa, fitting, secara terperinci. Semua bagian- bagian
tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik, namun apabila untuk berfungsinya sistem
maka harus disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa/Pemborong dengan
baik dan sesuai dengan pelaksanaan yang wajar dan berlaku untuk pekerjaan
Instalasi Pneumatic Tube pada umumnya.

1.3.3. Spesifikasi Teknis Peralatan :


Spesifikasi Teknis Umum :
1. Pneumatic Tube memakai Single Line System, artinya hanya mungkin
satu carrier dikirim dan atau diterima pada setiap transaksi.
2. Sistem dapat dikembangkan : jumlah station ditambah dan line di upgrade
tanpa membuang/mengganti alat yang sudah terpasang (high model / type of
control unit).
3. Pipa / Tube yang digunakan berdiameter 110 mm, jenis PVC, Bend
yang digunakan berradius R=800 mm. Warna tube dan bend adalah abu-
abu dan atau transparan.
4. Kecepatan dari kapsul (carrier) adalah 3-5 m/s, berat yang dapat dikirim 2-
3 kg.
5. Menggunakan sistem RFID (pengiriman carrier secara fully
automatic tanpa harus memilih nomor kode station yang dituju, biasanya
digunakan pada station Farmasi dan Laboratorium).

1.3.4. Central Control Unit (CCU), Single Line :


Berfungsi sebagai Central control untuk semua komponen dalam system Control
Unit yang dapat diprogram dan dapat memonitor secara real time transaksi carrier
pada jaringan.
Control Unit harus dapat dihubungkan ke periphery device lainnya
seperti PC/Printer dan peralatan harus dapat berfungsi secara automatis
melakukan restart apabila terjadi Power Failure.
Daya listrik yang digunakan : 24 – 30 Volt DC, peralatan harus memiliki
sertifikasi bahwa tidak ada infulensi elektro magnet dari luar system.
Disamping hal-hal diatas Control Unit wajib dapat melakukan;
1. Control Unit dapat diprogram dan dapat memonitor secara real time
transaksi pada jaringan,
2. Control Unit harus dapat melakukan transaksi internal dalam satu
Line secara indenpenden dan harus dapat melakukan transaksi antar
Line,
3. Sistem menggunakan satu Power Supply untuk satu Line.
4. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf
Internasional.

1.3.5. Power Supply Unit : (1 buah)


Fungsi : Sebagai Power supply pada system
CasIng : Steel plate,
Daya Listrik : Tegangan Input; 100V – 120 AC
200V – 260V AC, 50 – 60Hz
Tegangan Output; Max.30Volt DC /6,7A
1.3.6. Blower 3-phase :
1. Blower 3-phase yang mampu untuk memberikan volume udara yang
cukup untuk pengiriman hingga titik terjauh.
2. Blower dilengkapi dengan air diverter yang berfungsi untuk
mengatur posisi “pressure” atau “suction” pada sistem.
3. Reaksi cepat Air Diverter pengubah posisi tekanan udara secara halus dan
tidak mengejutkan serta maintenance free.
4. Perlambatan kecepatan ketika pengiriman darah dan sample darah bila
diinginkan.
5. Dilengkapi Silencer untuk mengurangi bunyi dari blower.
6. Dilengkapi proteksi untuk blower agar tidak mudah terbakar
dikarenakan oleh fluktuasi listrik dan kehilangan 1 phase.
7. Dilengkapi blower accessories seperti :
Blower Connecting Set, Mounting Buffer, Blower Controller, Air Diverter, By-
pass, Hose Clamp, Air Hose, Air Bow dan Reduction Air Diverter.
Blower Set : (1 set)
Frequensi : 50 Hz
Kapasitas (kW) : Max.2,2 kW
Tegangan (V) : 230 / 400
A r u s (A) : 9 / 5,2 A
Putaran Blower (RPM) : 2700 – 2900 RPM
Unit sudah termasuk : 3 phasa Blower, peredam suara blower, Air
Diverter dan kabel daya, komponen material
bantu lainnya agar Blower dapat berfungsi
secara baik,
1.3.7. DIverter:
1. Di dalam Diverter terdapat 1 unit motor yang dapat menggerakan selongsong
(dispatch) dalam diverter secara automatis dan Tube Switch (Fotosensor/Non
Contact Sensor).
2. Diverter yang digunakan adalah 3 Way – Diverter.
3. Pergantian posisi pada diverter dilakukan secara microcontrolled.
4. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf
internasional.
Diverter Three Way (3-Way) :
Menggunakan Tube Switch Optical Sensor, Penggerak ; DC Gear Motor; 24 –
30 VDC dan memiliki sertifikasi bahwa tidak ada infulensi Elektro Magnet dari
luar system.

1.3.8. Station Pengirim dan/atau Penerima (Station) :


Pemilihan jenis station yang digunakan didasarkan kebutuhan departemen, station
dapat melakukan transaksi carrier secara manual maupun automatis. Jenis –
jenis station dan hal-hal umum maupun khusus dari setiap station antara lain;
1. Alamat tujuan dapat di-Setting untuk menghindari kesalahan
pengiriman ke alamat lain.
2. Station dapat menerima kapsul pengiriman keluar dimana pada saat
bersamaan station tersebut sedang menerima kapsul masuk, tanpa harus
membuat si pengirim menunggu.
3. Station terdiri station akhir (End station) dan station perantara
(Through station).
4. Dilengkapi display LCD yang dapat menunjukkan alamat tujuan
pengiriman dan menunjukkan nama (alpha numeric).
5. Setiap station mempunyai alamat tujuan yang berbeda dan dapat
dihubungkan dengan signal penerima dengan masing-masing alamat yang
berbeda dan sinyal hanya dapat dimatikan apabila barang diambil.
6. Dilengkapi dengan langkah konfirmasi saat akan mengirim ke
alamat yang dituju.
7. Pada Station tidak terjadi electro static pada saat pengiriman dan
penerimaan.
8. Dilengkapi dengan sinyal kedatangan yang dapat di-Set sesuai dengan
keinginan (Optional).
9. Station dapat melakukan auto clearing jika terjadi sesuatu atau kapsul
tertinggal pada instalasi.
10. Khusus di Laboratorium dan Farmasi, Station yang digunakan
adalah Multi Lab Station, dipasang RFID system yang berfungsi mengirim
carrier ke Station asal secara full automatis.
11. Multi Lab Station (MLS) berfungsi untuk mengirim dan menerima carrier.
Pada MLS terdapat 3 selongsong (dispatch), dimana 1 dispatch untuk
menerima dan 2 dispatch untuk mengirim.
Pada sending dispatch dapat secara bersamaan diletakkan 2 carrier berbeda
masing-masing satu pada setiap dispatch. Pengiriman dilakukan secara
automatis TANPA harus menekan / memilih kode Station yang dituju.
12. RFID sistem memungkinkan Station mengirim carrier TANPA harus
menekan kode Station yang dituju.
13. Code Tag (RFID) menggunakan gelombang radio frequency.
14. Apabila listrik padam dan terdapat kapsul yang sedang dikirim sebelum
listrik padam didalam jaringan, maka kapsul tersebut harus dapat
melanjutkan pengiriman ke Station yang dituju, bila tidak maka kapsul
tersebut harus dapat dikirim ke Default Station.
15. Default Station adalah station yang didefinisikan sebagai station yang
harus dituju kapsul tiba apabila ada masalah listrik dan
control system disaat pengiriman kapsul tersebut.
16. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf
internasional.

1.3.9. Tube, Bend dan Sleeve :


1. Pipa (tube) dan bend terbuat dari hard PVC yang berwarna abu- abu dan
transparant.
2. Pipa dan bend berdiameter 110 mm.
3. Bend memiliki radius 800 mm.
4. Memenuhi standard DIN 6660 atau setara, tertera jelas pada pipa dan
bend, dan memiliki test certificate lolos standar DIN 6660, Tube dan Bend
harus dalam keadaan terbungkus/tertutup, Sertifikasi dari lembaga bertaraf
internasional.
Tube, Bend dan Sleeve adalah peralatan penunjang yang terdiri dari;
Tube PVC – dia.110mm RAL 7000 : 648 M‟ Tube
PVC – dia.110mm Transparent : 25 M‟ Bend R=800,
RAL 7001, Grey : 122 Buah Bend R=800,
RAL 7001, Transparent: 12 Buah
Sleeve : 639 Buah
Spesifikasi Teknis material;
Diameter Tube : 110 mm
Material : Hard-PVC
Memiliki Sertifikasi lolos standar DIN 6660, Tube dan Bend harus
dalam keadaan terbungkus/tertutup,

1.3.10. Sistem Kabeling :


1. Sistem Kabel adalah kabel yang didalamnya terdapat kabel data dan kabel
daya, terisolasi dalam satu sistem kabel.
2. Kabel yang digunakan tipe 2 x 2 x 0,22 + NYY 3 x 2.5mm2, Total 1.222
m‟ (manufacture product standard).
3. Kabel harus resistant terhadap ultraviolet dan gangguan
elektromagnetik dari luar. Didalam sistem kabel terdapat Kabel
data dan Kabel power yang adalah kabel DC untuk menghindari losing pada
kabel.
4. Instalasi sistem kabel sesuai dengan jalur pipa (tube) dan diikat
pada pipa.
5. Memiliki test report EMC sertifikat dari badan sertifikasi bertaraf
Internasional.

1.3.11. Carrier / Kapsul Transportasi :


1. Terbuat dari Polyurethane dan Polycarbonate
2. Double Safety dengan tutup dilapisi karet dan tahan benturan.
3. Anti bocor tidak mudah pecah (leak proof carier).
4. Carrier berdiameter 110 mm atau 4 inci.
5. Untuk pengiriman Fully Automatic maka pada carrier ditanamkan 2 buah
Code Tag Chip yang berisikan informasi asal carrier (untuk sistem RFID).
6. Dilengkapi dengan Test Tube Bag.

1.3.12. InstalasI :
Jarak clamp pipa minimal 3 (tiga) buah per pipa, shock dan peralatan penyambung
lainnya menggunakan lem khusus pipa, kabel ties dan elbow disesuaikan
kebutuhannya.

1.4. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA :


1.4.1. Masa Jaminan :
Seluruh pekerjaan Instalasi dan PNEUMATIC TUBE SYSTEM maupun peralatannya
harus dijamin akan bekerja dengan baik, sempurna dan semua pekerjaan yang
masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa Jaminan cuma-cuma selama
1 (satu) tahun, termasuk spare parts yang diperlukan setelah masa penyerahan
pekerjaan tersebut.

1.4.2. Masa Pemeliharaan :


Masa pemeliharaan pekerjaan dan fungsi peralatan Pneumatic Tube
System ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Penyedia
Jasa/Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan- kerusakan atau
kekurangan-kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan
atau bahan-bahan yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan
oleh Penyedia Jasa/Pemborong untuk Peringatan Pertama dari Direksi Lapangan.
Penyedia Jasa/Pemborong harus memperbaiki kerusakan atau perbaikan
tersebut dan segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong.
Jika Penyedia Jasa/Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan
perbaikan kurang sempurna, maka Manajemen Konstruksi (MK) dapat meminta
Pihak Ketiga untuk memperbaiki dan atau mengganti dan untuk biaya penggantian
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Penyedia Jasa/Pemborong
tersebut, maka pekerjaan dapat diserah terimakan untuk kedua kalinya.

1.4.3. Serah Terima Pekerjaan :


Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti yang sudah disepakati bersama.
Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus dinyatakan secara tertulis oleh
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini, dengan menyebutkan dan tertulis
tanggal penyerahan, bulan serta tahun, dan dalam waktu 1 (satu) minggu sebelum
penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen Konstruksi (MK).
Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi (MK) akan
menerima pekerjaan tersebut untuk Pertama kali, yang dinyatakan secara tertulis
dalam Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan.
1.5. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :

1.5.1. Umum:

Seluruh material yang disuplai dan dipasangkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong


harus baru (brand new) dan material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah
tropis. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi
terbaru.

Untuk material-material yang disebut dibawah ini Penyedia Jasa/Pemborong


pekerjaan ini harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru (brand
new) dengan jalan menunjukkan surat Order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.

Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini harus bersedia mengganti material yang


tidak disetujui karena menyimpang dari Spesifikasi Teknis ini dan atau hal
lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya tambahan (ekstra).

1.5.2. Daftar Material :

Untuk semua material yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong, wajib


mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang turut dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa


barang-barang produksi pabrik.

1.5.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik :

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada
Tabel material tak dapat diadakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong yang
diakibatkan oelh sesuatu dengan alasan kuat yang dapat diterima Pemilik, MK
dan Perencana maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Penyedia
Jasa/Pemborong ini dan atau dipilih yang mempunyai Nilai harga tertinggi.
1.5.4. Daftar Material/Standar/Merk/Produk pabrik yang direkomendasikan :

No. Uraian Material Spesifikasi Teknis Standar / Merk


1. PNEUMATIC Central Control Unit, Single
Sumetzberger,
TUBE Line
SYSTEM Pevco, Hansen,
Power Supply Unit,
Blower Set,
Diverter 3-Way,
Bottom Loading Station,
Top Loading Station,
Multi Lab Station,
Tube, Bend and Sleeve,
Long Carrier with Chip, Short
Carrier with Chip,
Supporting Material, etc
Sesuai Spesifikasi Teknis
AEG/GEM,
2. Panel TR Sesuai spesifikasi Teknis, DWP,
bahan plate baja t=2mm, Prima Inti Panel,
presisi buatan pabrik, warna Trias Panel,
cat akan ditentukan
kemudian
ABB,
3. Komponen Panel ACB, MCCB, MCB, Contactor, Schneider,
Inverter, dll L & T,
LS,
Siemens,

Kabelindo,
4. NYFGbY, NYY, NYM Prysmian,
Kabeling
Sesuai Spesifikasi Supreme,
Teknis Kabelmetal,
Jembo,
Voksel,

5. Fire Resistant Fire Resistant Cables (FRC), BetaFlam,


Cables Fire ratings 2 jam, pada Nexan,
temperature minimal 650°C. Shun Cables,
Prysmian,
Jembo,
ISE,
6. RACK KABEL
Material Plate baja; Type Ladder or Tray , Interack,
processing Hot Rolled Ste el Metosu,
Sheet JIS.G 3131, TSA,
Tebal plate Minimum 2mm, proses pabrika n Three Star,
Electro Galvanized Mild
Steel, Hot dip galvanized
ASTM A.386 – BS.No.729
No. Uraian Material Spesifikasi Teknis Standar / Merk
Finishing (BS.729) or Powder Coating
Oven baked Painting.
7. Peralatan Tahanan pentanahan maximum LPI,
Grounding System 2 Ohm,down conductor OBO,
(surge arrester, tembaga murni, support pipa Furse,
ELCB, Counter galvanized, bak kontrol, dll Rachem RPG,
Straight)

Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB - 7. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LIFT / ELEVATOR

1. PERSYARATAN UMUM :
Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta
pelelangan pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya
– Jawa Timur ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian
pekerjaan serta pelaksanaan dari Spesfikasi Teknis ini. Spesifikasi Teknis ini
menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua instalasi sistem
LIFT/ELEVATOR dengan baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan
seperti yang tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini.

1.1 Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi Sistem
Lift/Elevator pada Dokumen Tender ini adalah gambar- gambar dengan nomor kode
gambar ML.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan Tender (Aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar
cetak biru yang disebut "shop drawings″ dan ″as built drawings" yaitu gambar
terlaksana dari seluruh material dan instalasi sistem Lift / Elevator dan Escalator
yang terpasang pada proyek ini.

1.2 Standar / Peraturan :


Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus
memenuhi Standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain :
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1993 tentang
Pelaksanaan UU RI No. 5/1992;
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI nomor
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI nomor
30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Fasilitas dan
Aksesbilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No.14/PRT/M/2017
Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
PerMen Ketenagakerjaan No.32 Tahun 2015, yaitu Perubahan atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/MEN/1999, Tentang Syarat- syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang,
PerMen Ketenagakerjaan No.6 Tahun 2017 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator,
Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan sesuai SNI 04-0225-2000
"Persyaratan Umum Instalasi Listrik edisi terakhir tahun 2000” (PUIL tahun
2000 dan PUIL tahun 2011), khusus untuk pekerjaan listrik sub pekerjaan
Elevator dan Gondola.
Sesuai dengan SNI 04-7019-2004 Sistem pasokan daya listrik darurat
menggunakan energi tersimpan dan Peraturan PLN (SPLN)" serta standar/kode-
kode lainnya yang diakui (VDE, DIN);
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI 1982- Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, UDC 389.6.691,DPU, Juli
1995
Peraturan Beton Indonesia (PBI NI.2-tahun 1971);
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plambing-
2000.
Peraturan yang dikeluarkan oleh DepNaKer-RI lainnya tentang
penggunanan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan dan borongan;
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan
SNI terkait seperti ; NFPA, National Plumbing Codes, dll;

1.3 Nama Pabrik / Merk Yang Ditentukan :


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan.
Apabila pada saat pemasangan bahan/merk tersebut tidak atau sulit diperoleh
dipasaran maka MK/Perencana akan menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi
teknis yang sama dan setara.

1.4 Contoh-contoh Bahan :


Contoh bahan harus diajukan kepada Pemilik proyek/MK/Perencana untuk diperiksa
dan mendapatkan persetujuannya, antara lain :
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengajukan contoh bahannya sebelum dilakukan pemasangan.
Apabila dianggap perlu dan hal itu memungkinkan maka Penyedia
Jasa/Pemborong wajib memperlihatkan contoh bahan tersebut,
apabila contoh-contoh tersebut ditolak oleh MK/Perencana maka Penyedia
Jasa/Pemborong harus mengganti dan memperlihatkan yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis untuk disetujui.
Kualitas, merk, pabrik, karakteristik listrik, besar fisik serta estetika dari contoh
material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat untuk
dilaksanakan.
Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya Penyedia
Jasa/Pemborong, contoh bahan harus diserahkan kepada MK/ Perencana tidak
lebih dari 14 (empat belas) hari kalender setelah dikeluarkannya SPK.

1.5 Klausal Yang Disebutkan Kembali :


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali
pada item/ayat lain maka hal ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi
dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis maka yang diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau bobot biaya yang
paling tinggi.

1.6 Pembebasan Claim :


Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi Pemilik, Perencana/MK terhadap semua
klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena bencana dalam hubungan
dengan semua merk dagang atau produksi, hak cipta, hak patent pada semua material
atau peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.
Pemilik, Perencana/MK terbebaskan dari segala tuntutan perihal Hak cipta, Hak
patent dari seluruh penggunaan merk pabrik atau badan yang digunakan dalam proyek
ini.

1.7 Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi Plumbing wajib mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian
pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Sipil, Arsitektur, Interior,
Mekanikal dan Elektrikal atas petunjuk MK/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa / Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/ menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara pemasangannya.
Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka menjadi kewajiban
Penyedia Jasa/Pemborong Fire Fighting untuk hadir dan memberi petunjuk bersama
MK/Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi pada
proyek ini.
1.8 Gambar Kerja /Shop Drawings :
Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK/Perencana
gambar kerja/shop drawings sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru untuk
diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak
dikeluarkannya SPK.

1.9 Gambar Terlaksana / As Built Drawings :


Setelah pekerjaan selesai dan material/instalasi telah pemasangan, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib membuat gambar terlaksana/as built drawings, gambar-
gambar tersebut menjelaskan letak peralatan sesuai as/poros/kolom gedung sesuai
dudukan akhir peralatan, lengkap ukuran dan tergambar lebih detail dimasukkan
untuk diperiksa dan disetujui MK/Perencana paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
dilakukan Serah Terima Pertama.
Gambar-gambar yang diserahkan antara lain : 1 set kalkir, 3 set gambar cetak biru dan
1 set compact disk.

1.10 Instruksi, Operasional dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan
sebelum Serah Terima Pertama yaitu sebanyak 4 (empat) set manual instruction
dalam cetakan delux, perihal cara penggunaan, mengoperasian, pengujian dan cara-
cara pemeliharaan (maintenance) semua peralatan Lift / Elevator dan Escalator.

1.11 Peninjauan ke Tapak / Site :


Penyedia Jasa/Pemborong berkewajiban untuk melihat dan mengetahui keadaan
lapangan/site sebelum mengajukan penawaran, sesuai kebutuhan dan kaitannya yang
perlu untuk dipersiapkan pada pelaksanaan.
Kemungkinan adanya penambahan atau perubahan merupakan item/bagian pekerjaan
yang akan dibuatkan Berita Acara hasil peninjauan tapak/site dan disampaikan ke
Penyedia Jasa/Pemborong, sebelum pemasukan penawaran.

1.12 Factory Training :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan Factory Training terhadap material dan
perangkat yang akan dipasangkan pada proyek ini pada pabrik asal peralatan, dimana
untuk kegiatan tersebut harus diikuti oleh Pemilik/Wakil Penanggung Jawab Proyek
dan MK.
Factory training dimaksudkan untuk melatih User, agar dalam mekanisme
pengoperasian peralatan tersebut sesuai dengan petunjuk serta persyaratan yang
berlaku. Seluruh biaya yang timbul akibat kegiatan ini
menjadi tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah termasuk dalam
penawarannya.

1.13 Site Training :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator di lokasi atau orang- orang yang
ditunjuk oleh Pemilik/Wakilnya untuk menjalankan, mengoperasikan, melakukan
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi dan segala biaya yang
timbul akibat kegiatan ini menjadi tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah
termasuk dalam penawarannya.

1.14 Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi Lift/Elevator ini harus dijamin akan bekerja dengan baik
dan sempurna, Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat surat jaminan terhadap
semua peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaannya dan pemeliharaan secara
cuma-cuma harus diberikan selama 12 (dua belas) bulan setelah penyerahan
pekerjaan (Serah Terima Kedua).
Garansi peralatan selama 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan cuma-cuma
berakhir dan Penyedia Jasa/Pemborong dapat saja mengajukan usulan untuk
mengadakan kontrak pemeliharaan kepada Pemilik proyek kecuali ditentukan lain.

2. LINGKUP PEKERJAAN LIFT/ELEVATOR :


Lingkup pekerjaan Lift/Elevator yang diuraikan dibawah ini, tidak terbatas pada uraian
saja tetapi merupakan satu kesatuan pekerjaan yang dimaksudkan, antara lain
diuraikan :
2.1. Pengadaan dan pemasangan unit Lift Penumpang dan unit Lift Services lengkap
peralatan bantu dan accessories.
2.2. Mempersiapkan Approval dokumen yang disetujui yang didalamnya tertuang
seluruh dalam spesifikasi teknis secara detail dan material finished dan gambar kerja.
2.3. Mengadakan perbaikan pada instalasi, apabila pada saat pemasangan tiap-tiap unit
Lift/Elevator jika terjadi kerusakan dan tanpa penambahan biaya.
2.4 Pengadaan dan pemasangan Automatic Resque Device (ARD) Lift, Fire Emergency
Return (FER), Emergency Power Operation (EPO), dengan kapasitas yang sesuai
standar pabrik pembuat dan lengkap dengan accessories.
2.5 Pengadaan dan pemasangan fireman switch lift lengkap beserta accessoriesnya.
2.6 Penarikan/penyediaan daya dari sumber daya yang telah disediakan pada setiap
ruang mesin ke panel masing-masing Elevator,
2.7 Pengadaan dan pemasangan Exhaust Fan type Wall yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing ruang mesin Lift sehingga didapatkan temperatur ruang
maximum 38°C (deg). Khusus untuk ruang panel kontrol , jika temperatur dibutuhkan
dibawah 35°C (deg), maka harus disediakan unit AC yang kapasitasnya sesuai
dengan kebutuhan.
2.8. Mengadakan pengujian sebelum penyerahan pekerjaan terhadap semua peralatan Lift
/ Elevator, antara lain;
Kecepatan car, alat-alat control automatic, pembukaan dan penutupan pintu car,
landing car, alat-alat pengaman, peralatan pada kondisi darurat dan lain-lain
sampai dinyatakan Elevator siap pakai untuk dipakai oleh Pemilik.
2.9. Penyelesaian finishing pintu, dinding pada tombol operation maupun pada indicator
penunjuk dan lain-lain yang ada hubungan pekerjaan Lift / Elevator.
2.10. Membuat atau melengkapi dudukan buffer Lift / Elevator yang diperlukan termasuk
memberikan tambahan pada kondisi pit bila diperlukan.
2.13. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Standard Operational and
Prosedure (SOP) pekerjaan Lift / Elevator sebanyak 4 (empat) set dicetak deluxe, yang
disampaikan kepada Pemilik proyek;
2.14. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengurus dan memberikan surat izin pemasangan
dan izin laik pakai Lift / Elevator dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Daerah
Setempat, perihal kelaikan kerja dan pemakaian.
2.15. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengkoordinasikan dengan Pemborong Fire Alarm
dan Fire Fighting dalam hal mendapatkan Rekomendasi dari Dinas Pemadam
Kebakaran (DPK) untuk Fire Lift, sehingga Fire Lift berfungsi sesuai standard dari
DPK setempat yang berlaku dan mendapat persetujuan pemakaian dan
instalasi dari Dinas terkait,

3. PERSYARATAN UMUM :
3.1. Waktu Pelaksanaan :
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Lift/Elevator ;
. . . . . . . . .termasuk testing dan commissioning disesuaikan dengan master skedul
secara keseluruhan.

3.2. Material:
a. Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang
didatangkan adalah baru dan bebas dari defective material improver material, poor
workmanship dan menjamin terhadap kualuitas sesuai dengan tujuan spesifikasi.
b. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti
dengan yang sesuai dalam jangka waktu secepatnya yang
akan ditentukan lebih lanjut oleh Pemilik proyek, Konsultan MK dan
Perencana dan seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material
/peralatan tersebut menjadi tanggungan/beban Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini.

3.3. Gambar-gambar dan Spesifikasi :


Gambar-gambar dan spesifikasi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Lokasi/kedudukan yang tepat dari cage, machine, control panel dan
lain-lain harus diperiksa dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh
pabrik pembuat.
Gambar kerja harus selalu berada di lapangan (site) dan Penyedia Jasa/Pemborong
harus menyerahkan gambar pelaksanaan yang terpasang (as built drawing) di kertas
kalkir dan cetakan sebanyak 4 (empat) set ke Pemberi Tugas pada saat Serah Terima I
(ST-I).

3.4. Contoh Barang :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib memberikan contoh-contoh barang yang akan
digunakan dalam pelaksanaan, jika tidak harus dapat memberikan brosur secara
lengkap dan jelas dan tertulis tentang bahan- bahan dari unit material. Bila bahan-
bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirim ke kantor penyelidikan bahan-
bahan atas biaya Penyedia Jasa/Pemborong. Semua bahan-bahan yang akan dipasang
harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan/MK, bila ternyata terdapat
bahan-bahan yang ditolak karena tidak memenuhi spesifikasi/kualitas, maka bahan-
bahan tersebut harus sudah tidak berada lagi di site dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
setelah penolakan.

3.5. Tenaga Pelaksana :


Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh semua orang/tenaga-tenaga
ahli dalam bidangnya (skilled labour) agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik.
Dalam pelaksanaan pekerjaan diwajibkan mengadakan koordinasi dengan
pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, mekanikal, interior
dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.

3.6. Pengamanan :
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk instalasi dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tanpa tambahan biaya.
3.7. Jaminan Pengujian dan Surat Keterangan :
Penyedia Jasa/Pemborong menjamin bahwa peralatan akan bekerja dengan
memuaskan dalam semua kondisi. Untuk hal itu bersedia memberikan jaminan
tertulis dengan masa jaminan 1 (satu) tahun setelah penandatanganan Berita Acara
Serah Terima I (ST-I) Pekerjaan. Sebelum pekerjaan dinyatakan selesai (diserahkan
harus diadakan percobaan- percobaan baik dengan atau tanpa beban dan sekaligus
mengadakan pensetan level pemberhentian, sehingga syarat-syarat leveling clearance
yang diinginkan dapat dipenuhi dengan baik.
Pengujian dilakukan sampai pihak Pemberi Tugas menyatakan cukup /
memuaskan. Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan 5 (lima) copy (termasuk
yang asli) Buku Operation Manual Maintenance, Repair Shop Manual, Part Catalogue
dan Description Equipment Brosure yang sesuai.
Selain yang tersebut diatas (buku dalam bahasa asing) juga harus disediakan 2 set
dalam bentuk bahasa Indonesia secara singkat dan jelas.
Penyedia Jasa/Pemborong harus dapat mengadakan surat-surat keterangan lain
yang diperlukan dari Jawatan Keselamatan Kerja setempat, sehingga diperoleh
syarat-syarat yang diperlukan untuk boleh beroperasinya unit Elevator.
Semua biaya yang perlu untuk pengadaan surat-surat, jaminan, pengujian dan surat-
surat keterangan ditanggung oleh Penyedia Jasa/Pemborong.

3.8. Jaminan Kualitas :


a. Jenis yang dipergunakan adalah product Jepang atau Setara yang disetujui.
b. Penyedia Jasa/Pemborong harus merupakan agen tunggal resmi yang ditunjuk
oleh pabrik, dan harus berpengalaman, memahami dan mampu melaksnakan
pekerjaan serta telah memiliki izin instalatur lift harus bisa bekerja sama dengan
pihak lain, berdisiplin dalam ikut serta melaksanakan proyek ini.

4. PERSYARATAN KHUSUS :
4.1. Gambar Kerja (Shop Drawings) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan
gambar-gambar kerja brosur dan data-data dari peralatan serluruh sistem yang
diterima dari pabrik pembuatannya, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi dan
Ahli. Pelaksana harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku di
Indonesia atau standard International.
4.2. Ketentuan Gambar Kerja :
Gambar kerja dan rencana kerja dengan keterangan-keterangannya yang perlu
disetujui Pemilik proyek/MK/Perencana dan Tenaga Ahli meliputi :
a. Peralatan dalam ruang mesin :
Letak peralatan-peralatannya
Hubungan-hubungan kerjanya dari tiap peralatan dengan alat-alat lain
Diagram beban-bebannya
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material
Penyedia Jasa/Pemborong diharuskan menyerahkan Shop Drawings untuk
disetujui MK atau Perencana dan berkoordinasi dengan pekerjaan sipil.
b. Bracket (pemegang material) :
Konstruksi bracket, bahan-bahan pengikat/pemegang alat
Posisi serta jarak dari setiap bracket c.
Perlengkapan control :
Posisi stop button pengoperasian car
Posisi indicator

4.3. Surat Keterangan dari Pelaksana :


a. Diperlukan jaminan Surat Pernyataan lengkap dengan syarat bahwa, Lift
Service di jaminan tahan api dan berfungsi sebagai Lift Kebakaran.
b. Surat keterangan lengkap atau referensi pekerjaan sistem Elevator yang pernah
dilaksanakan.
c. Surat-surat keterangan lengkap mengenai surat-surat lisensi dan ijin-ijin untuk
pemasangan.

4.4. Pendidikan Operator :


Pendidikan operator atau pegawai Pemilik proyek minimum 10 orang meliputi :
a. Proses pengamanan keselamatan,
b. Pengelolaan masing-masing tiap alat-alat sistem, c.
Produser pemeliharaan secara rutin.

4.5. Penggunaan Sementara :


Tidak diperkenankan pemakaian sementara sebelum seluruh pekerjaan proyek
selesai, kecuali dengan ijin tertulis oleh Direksi/Ahli.
4.6. Pemeliharaan dan Pelayanan :
a. Jaminan pemeliharaan dan perbaikan kembali selama 6 (enam) bulan setelah
selesai serah terima I (pertama) pekerjaan dilaksanakan.
b. Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tidak kurang dari tiap dua minggu
sekali oleh orang yang berkompetent dengan pembetulan- pembetulan penyetelan-
penyetelan, pembersihan-pembersihan semua peralatan.
Selain itu Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan penggantian peralatan tanpa
ada penambahan biaya apabila terjadi kerusakan sampai dengan peralatan
tersebut berfungsi kembali dengan baik.

5. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN LIFT / ELEVATOR :

5.1. LIFT-1 dan LIFT-2 Passenger Types (P1 dan P2) :


Kapasitas : 1000 Kg (Roomless Type)
Kecepatan : 90 mpm
Penggerak : AC Variable Voltage, Variable Frequency
Operation : Duplex collective with attendent
No.Stop / Opening : 5 Stop / 5 Opening
Ukuran Shaft : 2050mm x 2130mm
Type pintu : Single speed centre opening door
Lebar pintu : 1000mm
Tinggi pintu : 2100mm
Pit lift : 1800mm
Power : 380 – 220 Volt, 3 Phase, 50 Hz
Motor : AC ± 11,50 kW / unit
Jumlah : 2 (dua) unit

5.2. LIFT-3 Service Type (S1) :


Kapasitas : 1600 Kg
Kecepatan : 60 mpm
Penggerak : AC Variable Voltage, Variable Frequency
Operation : Duplex collective with attendent
No.Stop / Opening : 5 Stop / 5 Opening
Ukuran Shaft : 2300mm x 2850mm (Hospital type)
Type pintu : Single speed centre opening door
Lebar pintu : 1200mm
Tinggi pintu : 2100mm
Pit lift : 1500mm
Power : 380 – 220 Volt, 3 Phase, 50 Hz
Motor : AC ± 11,50 kW / unit
Jumlah : 1 (satu) unit

5.3. LIFT-4 Service Type (S2) :


Kapasitas : 1600 Kg
Kecepatan : 60 mpm
Penggerak : AC Variable Voltage, Variable Frequency
Operation : Duplex collective with attendent
No.Stop / Opening : 6 Stop / 6 Opening
Ukuran Shaft : 2300mm x 2850mm (Hospital type)
Type pintu : Single speed centre opening door
Lebar pintu : 1200mm
Tinggi pintu : 2100mm
Pit lift : 1500mm
Power : 380 – 220 Volt, 3 Phase, 50 Hz
Motor : AC ± 11,50 kW / unit
Jumlah : 1 (satu) unit

5.4. Perlengkapan Kereta / ELEVATOR :


Ceiling / Lighting : Sesuai Approved by owner
Car Door : Sesuai Approved by owner
Front Return Walls : Sesuai Approved by owner
Side Rear Wallls : Sesuai Approved by owner
Transom Panel lantai type cal : Sesuai Approved by owner
Entrance column : Sesuai Approved by owner
Kick Plates : Sesuai Approved by owner
Floor : Sesuai Approved by owner
Ventilation : Blower tipe fan 2 vent hole
Emergency Light : Provided
Interphone dan sound : Provided in machine room,
system control operation
5.4.1. Perlengkapan Hoist Way :
Landing Door : Sesuai Approved by owner
Transom Panel : Sesuai Approved by owner
Car Door lantai Lobby : Sesuai Approved by owner
Car Door lantai Typical : Sesuai Approved by owner
Transom dan Jam Lt Lobby : Sesuai Approved by owner
Jamb : Sesuai Approved by owner
Landing Sell : Sesuai Approved by owner

5.4.2 Signals:
Car Operation Panel : Sesuai Approved by owner
Transom Panel : Sesuai Approved by owner
Car Door lantai Lobby : Sesuai Approved by owner
Car Door lantai Typical : Sesuai Approved by owner
Transom dan Jam Lt Lobby : Sesuai Approved by owner
Jamb : Sesuai Approved by owner
Landing Sell : Sesuai Approved by owner

5.4.3 Standard Safety Features ( for ELEVATOR) :


Automatic bypass (75% loading)
Over load device
Safety edge
Fire emergency return
Emergency stop switch
Car arrival gong
Emergency car lighting
Up & down indicator arrows
Door photo cell
Automatic Resque Device
Supervisory panel di ruang control
Manhole (car) switch
Pit Switch
Maintenance switch (didalam & diluar car)
Nuisance call cancellation (menghapus panggilan semu,
berdasarkan proteksi dari beban)
Non reverse phase sequence protection
Lampu diatas dan dibawah car lift , berikut kawat pengaman &
stop kontak.
Rope ditandai untuk tanda dilantai mana car lift berada.
Fire controle switch in glass fronted boxes marked “ Fire Switch”
Control elevator hendaknya terdiri dari komponen electronik yang dilengkapi
dengan peralatan pengatur operasi dengan microprossesor
kecuali Relay penggerak utama.
5.4.4 Data Kereta / ELEVATOR :

5.4.4.1 Rangka kereta / Elevator :


Terbuat atas proil baja yang dicat anti karat.
Pada rangka ini terdapat paling sedikit 4 buah sliding type guide shoes, dimana 2
buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta
tepat diGuide Rail.
Guide shoe yang dipakai adalah type Rpller.
Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan system pelumas sendiri .
Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta , harus
terdapat bantalan karet.
5.4.4.2 Lantai kereta / Elevator :
Terbuat dari baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile Warna
ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut
elevator.
5.4.4.3 Dinding kereta / Elevator :.
Dinding dalam konstrukisinya harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang
atau dilepas.
Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
5.4.4.4 Langit- langit Kereta / Elevator :
Ketinggian langit – langit kereta elevator tidak kurang dari 2300 mm dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bias dibuka dari atas kereta dan dilengkapi
safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
Terdapat lampu untuk penerangan normal dan penerangan darurat dengan
sumberdaya dari batere type NI-CAD dry cell lengkap dengan automatic chargernya.
Jenis lampu adalah type Flouraescent light ing circular milky white acrylic cover
.
Terdapat Exhaust Fan dan exhaust grille yang terletak diats kereta.
Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
5.4.4.5 Pintu Kereta / Elevator :
Terdiri dari 2 panel Automatic Centre Opening dengan dimensi seperti gambar.
Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur
kecepatan.
Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan bahan peredam suara.
5.4.4.6 Car Opening Panel :
Terbuat dari Stainless Steel Plate finish. Push button yang dipakai
merupakan soft touch button yang menyala bila tersentuh.
Terdiri dari peralatan sebagai berikut :
Pushbutton untuk setiap lantai.
Pushbutton untuk membuka pintu kereta.
Pushbutton untuk menutup pintu kereta.
Pushbutton untuk emergency stop.
ON-Off switch untuk lampu penerangan
ON-Off switch untuk Exhaust Fan
Key switch untuk independent operation.
Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer.
Pushbutton untuk intercom
Plat nama dari pabrik pembuat
Tulisan kapasitas lift penumpang.
5.4.4.7 Pintu Lift dan Pintu Shaft :
Lift harus dilengkapi dengan system pintu yang bekerja secara otomatis.
Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutu pintu secara
otomatis dengan bantuan motor listrik dan bekerja tanpa suara , tanpa getaran
atau kejutan.
Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara serempak, sesaat
setelah kereta lift dating disuatu lantai dan sesaat sebelum kereta lift bergerak
meninggalkan lantai.
Pada saat lift bergerak , pintu kereta tidak boleh dapat dibuka dari dalam kabin,
meskipun tombol pembuka ditekan.
Pada saat lift bergerak , motor listrik penggerak pintu harus memberikan torsi yang
cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa dari
dalam kabin.
Pada sat tidak ada sumber daya listrik, pintu – pintu harus harus dapat dibuka
secara paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu system interlock jenis elektro
mechanical, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan
kunci khusus yang disediakan untuk melepas system interlock tersebut.
Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat
dibuka dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
Sistem interlock harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilepas dari dalam
kabin, pada saat tidak ada sumber daya listrik.
Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang terpasang dari ujung atas
sampai ujung bawah panel pintu, apabila peralatan ini menyentuh orang atau
benda pada saat pintu sedang menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara
otomatis harus kembali pada posisi membuka penuh, pintu baru akan menutup
kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu yang ditentukan.
5.5 Data Peralatan di SHAFT :
5.5.1. Magnetic Landing device :
Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan toleransi
maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.
5.5.2. Landing Door :
Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya. Dilengkapi
dengan wide jamb, terbuat dari Stainless steel Sheet.
Dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara electris dan
mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weigth closer.
5.5.3. Door Sills dan Toe Guards :
Terletak dibawah pintu, terbuat dari extruded Alluminium natural color, yang
didudukan pada beton yang telah disediakan.
5.5.4. Hall Button :
Hanya ada satu buah disetiap lantai:
Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu Pushbutton untuk operasi
kearah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu pushbutton untuk operasi ke
arah bawah
Untuk lantai yang lainnya terdapat 2 push button untuk operasi ke arah atas dan
bawah. Pushbutton merupakan Soft touch button yang menyala bila ditekan.
5.5.5. Car Position Indicator :
Dilengkapi dengan Hall Lantern dan gong yang hanya menyala dan berbunyi pada saat
kedatangan kereta.

5.6. Safety Device :


5.6.1. Pengaman terhadap kelebihan penumpang , dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
5.6.2. Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja
, maka panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan
kembali bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukan normal.
Pembatas yang ada yaitu :
Level 6 cm dibawah level lantai terbawah, dan
Level 10 cm di atas level lantai teratas.
5.6.3. Pengaman terhadap ketegangan rope. Apabila pengaman ini bekerja, maka panel
kontrol akan mematikan mesin penggerak.
5.6.4. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan , apabila terjadi kelebihan kecepatan
maka :
Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan panel kontrol
mematikan mesin penggerak.
Safety gear sebanyak empat buah yang terletak dibagian bawah dari pengibang
berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan microswitch yang
ada disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan mesin penggerak.
5.6.5. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa : Door safety edge sebanyak 2
buah, akan bekerja bila tersentuh.
5.6.6. Pengaman Lift pada saat sumber daya listrik PLN terputus:
Pada saat sumber daya utama dari PLN terputus, kereta lift secara tiba- tiba akan
berhenti, pada saat demikian lampu darurat didalam kereta harus menyala secara
otomatis, system intercom dan bell alarm harus tetap berfungsi, dengan mendapat
sumber daya dari battery.
Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set
Emergency, semua lift dapat bekerja kembali secara normal.
Pemindahan rangkian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Genset dilakukan secara
otomatis di panel utama listrik.
Bila sumber utama PLN telah terhubung kembali , maka rangkian kembali berfungsi
secara normal seperti semula.

5.7. Pengamanan bila terjadi kebakaran :


Dilantai dasar (main enterance) harus disediakan dan dipasang saklar khusus
untuk petugas – petugas pemadam kebakaran dengan tulisan dalam bahasa
Indonesia “ SAKLAR KEBAKARAN”.
Untuk mengoperasikan saklar tersebut tidak boleh menggunakan kunci dan harus
diletakkan didalam kotak besi yang mempunyai panel depan terbuat dari stainless
steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecah.
Saklar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “On atau Off”. Dengan
mendudukan salar pada posisi “ON” , maka lift akan bekerja
sebagai berikut:
Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak ada
panggilan atau permintaan baru terdaftar.
Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolectif menjadi tidak kolectif.
Tanpa melihat arah gerak nya, lift secara otomatis akan bergerak turun ke lantai
dasar, tanpa berhenti di lantai-lantai lainnya.
Setelah membuka pintu dilantai dasar, lift akan berhenti bekerja.
Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan dari dalam
kereta dan lift tidak akan melanyani panggilan dari luar kereta/lantai.

5.8. Pemasangan:

5.8.1. Mesin Pengangkat Elevator :


a. Mesin pengangkat dari Elevator adalah jenis mesin traksi yang digerakkan
dengan tenaga listrik arus bolak-balik (alternatinç current
AC) Keseluruhan-nya merupakan suatu unit yang harus didudukan secara kuat
pada satu dudukan mesin yang terbuat dari profil baja dan menumpu balok
bangunan (bukan pada alat beton). Dudukan baja tersebut harus balok
bangunan (bukan pada flat beton). Dudukan baja tersebut harus disediakan oleh
Pelaksana Pekerjaan.
b. Motor harus dari jenis yang baik untuk dapat bekerja kontinu di daerah tropik dan
harus sesuai dengan standard negara dimana mesin lift dibuat. Terminal Kontrol
listrik pada motor harus beban dari timbulnya loncatan bunga api untuk semua
kondisi beban dan kecepatan.
c. Setiap motor harus bekerja pada sistem tegangan PLN 380 Volt, 3 Phase,
50 Hz dengan memakai perendam getaran untuk mencegah rambatan getaran
struktur bangunan dan konduit kabel listrik untuk motor harus menggunakan
flexible conduit berlapis galvanized.
5.8.2. Rem:
a. Sistem rem harus menggunakan sistem pelepasan rem dengan arus bolak-
balik atau arus searah.
b. Sistem pemberhentian/ rem harus direncanakan untuk dapat bekerja pada
kapasitas diatas kapasitas normalnya dan sangguh memegang dan mem-
beritahukan Elevator pada kondisi yang paling berat/ sukar.
c. Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektrik dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem
hanya bekerja untuk memegang kabin elevator pada saat berhenti sehingga
pemberhentian Elevator dapat dilakukan secara halus.
d. Dua buah sepatu rem harus disediakan dan harus bekerja tanpa
menimbulkan suara keras.
e. Disetiap mesin Elevator harus disediakan satu alat yang diperuntukkan untuk
melepas rem secara manual pada saat darurat.
5.8.3. Katrol / Sheaves :
Kawat penggantung harus dibuat secara teliti dan terbuat dari besi cop yang terbaik,
beban dari cacat dan dibentuk sedemikian sehingga tidak terjadi slip pada gulungan
kawat baja serta tidak dapat menyebabkan kawat penggantung menjadi aus pada
semua kondisi beban.
5.8.4. Kawat Penggantung (Ropes) :
a. Kawat penggantung terbuat dari baja berpilah sesuai dengan persyaratan
pabrik dengan jenis dan ukuran yang memberikan umum pemakaian yang
panjang dan bekerja dengan baik.
b. Semua kawat penggantung kabin Elevator dan counter weight harus dipasang
secara vertikal dan diatur sedemikian sehingga beban terbagi secara merata
sepanjang kawat penggantung kabin lift dan counterweight.
c. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan kapasitas lift
secara standard.
d. Sertifikat rope/kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanakan.
5.8.5. Rel Penuntun (Guides Rails) :
a. Rel penuntun untuk kabin lift dan counterweight harus terbuat dari Profil baja T
dengan lebar flange, sesuai standard pabrik.
b. Rel penuntun yang dipasang harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk
menahan tekanan yang dapat ditimbulkan karena cukup untuk menahan rel
darurat bekerja ataupun adanya beban yang tidak simetris.
c. Rel penuntun harus dipasang dan diperpanjang sampai dengan ujung teratas dari
overhead shaft dan sampai dasar pit dan diikatkan pada struktur bangunan dengan
bracket yang direkomendasikan oleh pabrik.
d. Pemasangan rel harus dibuat sedemikian sehingga tidak ada goncangan
atau goyangan yang terasa oleh penumpang didalam kabin Elevator selama
perjalanan.
e. Panjang bracket dari rel penuntun harus disesuaikan dengan jarak rel sampai
dinding shaft pada gambar rencana akan terlihat
perbedaan lebar dari shaft Elevator secara vertikal dikarenakan tebal dinding
beton yang mengecil secara beraturan kearah atas.
5.8.6. Counterweight :
a. Elevator harus diseimbangkan dengan sistem counter weight untuk bekerja
secara ekonomi dan halus.
b. Counterweigh harus terbuat dari balok besi tiang yang dipasang tersusun
pada rangka baja sedemikian sehingga mudah untuk menambah atau
mengurangi berat counterweight tanpa mengganggu kawat penggantung-nya.
c. Counterweight tersebut harus mampu memberikan keseimbangan sebesar
berat kabin lift kosong ditambah 40% sampai dengan 45% berat beban maksimum
yang diizinkan.
d. Sisi atas dan bawah dari rangka counterweigh harus dilengkapi dengan sepatu
penuntun berbentuk "U" (sliding guide) yang dapat diatur.
5.8.7. Posisi Car :
Penyedia Jasa/Pemborong harus memasang kedudukan car/kereta
dengan lintasan tegak lurus dari keduduka paling bawah sampai kedudukan
paling atas.
Pengukuran posisi car tidak hanya dilakukan satu sisi saja melainkan setiap sisi car
guna mendapatkan posisi yang tepat.
Untuk penyetelan kedudukan car pada setiap leve mana level lantai harus lurus
tepat dengan level car penyetelan dilakukan berkali-kali baik dengan beban maupun
tidak menggunakan beban. Batas kelonggaran sistem ini tidak boleh menggunakan
lebih dari 6 mm untuk service Elevator pada beban maksimum dan 3 mm untuk
Elevator penumpang pada beban maksimum.
5.8.8. Pemasangan Pintu Car :
Pemasangan pintu harus dilakukan secara cermat baik posisi tutupan maupun
pembukaan. Pintu car harus dapat terbuka penuh dengan lancar dan dapat
tertutup dengan rapat. Pemasangan rel dudukan pintu harus disesuai-kan dengan
level lantai rel harus tetap bersih dan lurus.
Kelonggaran maximum antara daun pintu dan rangka pintu yang menempel pada
dinding tidak boleh lebih dari 5 mm,
5.8.9. Pemasangan Buffer :
Pemasangan buffer harus tepat pada posisi dimana counter weight dan car bekerja
Kedudukan buffer harus dilengkapi dengan plat pengikat setebal 15 mm dimana
kedudukan unit buffer pada struktur dilengkapi baut pengikat/ angkur sebanyak 4
buah -buffer.
Buffer yang dipakai dari jenis Oil Buffer dimana pada bagian atasnya diberikan Karet
setebal 5mm.
Untuk setiap lift minimum dipergunakan 4 buah buffer ditempatkan pada masing-
masing 2 buah buffer pada Car dan Counter Weight.
5.8.10. Pemasangan Mesin :
Kedudukan mesin Elevator harus pada posisi yang tepat dimana hal tersebut berkaitan
dengan posisi tali pengangkat car yang harus dipasang secara center, kedudukan tali
pengikat pada fully pembantu harus dapat disetel naik dan turut guna penyetelan bila
terjadi perubahan level car pada level lantai. Untuk kedudukan mesinnya harus
dapat disetel dengan gerak horizontal sedangkan dudukan mesin harus rigit,
kokoh dibuat atau diangker pada dinding atau lantai pada ruang mesin.
5.8.11. Panel Kontrol :
Pemasangan panel kontrol harus disesuaikan dengan situasi ruang mesin Panel
kontrol, harus cukup ventilasi punya ruang gerak untuk maintenance. Panel
kontrol harus dilengkapi kunci pengaman dan intercom guna untuk
pemberitahuan pada operator bila terjadi kemacetan dalam car.
Panel kontrol ini dari jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur 35 deg.C
dan RH maximum 95 %
Box panel terbuat dari plat baja tebal min. 2 mm dengan rangka penguat dan di Cat
anti karat.
Semua kabel yang masuk/keluar panel dilengkapi dengan Cable gland. Selain
tersebut di atas juga disediakan remote panel kontrol berupa
supervisor panel guna memonitor seluruh elevator yang ada, Untuk
dialokasikan pada ruang kontrol lantai satu. Isian sistem kontrol minimum meliputi
seperti yang terlihat pada gambar perencanaan

5.9. Testing and commissioning :


Testing dan commisioning harus dilakukan Penyedia Jasa/Pemborong sebelum
dilakukan penyerahan pertama untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai
persyaratan dan lingkup pekerjaannya.
Biaya untuk pekerjaan tersebut (Testing and commissioning) diatas tanggungan
Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah termasuk biaya perijinan dari
DEPNAKER.
Pekerjaan pengujian yang harus dipenuhi minimal adalah sebagai berikut :
5.9.1. Pengujian terhadap pengamanan sambungan rantai
5.9.2. Handrail inlet safety device diperlukan untuk mengontrol jalannya handrail dalam
balustrade.
5.9.3. Panel kontrol terhadap bekerjanya peralatan maupun circuit relay- relay
automatic circuit breaker serta terminasi dari sistem pengkabelan.
5.9.4. Terminasi terhadap instalasi pada motor.
5.9.5. Pelan-pelan sisi serta segment gigi pelat sisi untuk kelancarannya serta pemberian
bahan pelumas pada beberapa bagian dari segment gigi poros motor dan lain-
lain.
5.9.6. Menjamin hingga berfungsinya peralatan dengan baik dan sempurna.
5.9.7. Penyedia Jasa/Pemborong dalam hal ini harus memberikan training operation
kepada Tes Engineering Pemilik proyek dan untuk waktu serta kesediaannya akan
ditentukan kemudian bersama Pemilik Proyek/ Perencana/ MK.

6. Form yang harus diisi oleh setiap peserta tender elevator berdasarkan product

6.1. SpesifikasI Teknis Umum :


Type product :…………………………………………….
Kapasitas :…………………………………………….
Kecepatan :…………………………………………….
Penggerak :…………………………………………….
Operation :…………………………………………….
Jumlah :…………………………………………….
No. Stop Opening :…………………………………………….
Ukuran Shaft :…………………………………………….
Type pintu :…………………………………………….
Lebar pintu :…………………………………………….
Tinggi pintu :…………………………………………….

6.2. Spesifikasi teknis khusus


Daya motor Penggerak : …………………………………..
Pit depth : …………………………………..
Over head : …………………………………..
Material : …………………………………..
Peralatan Pengaman : …………………………………..
Dan lain • lain sesuai
: …………………………………..
spesifikasi teknis
6.3. Spesifikasi teknis tambahan bila ada yang merupakan keunggulan teknologi
baru supaya ditawarkan serta penjelasan detailnya untuk bahan pertimbangan
evaluasi.

7. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA

7.1. Masa Jaminan :


Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan
sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi
masa jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.

7.2. Masa Pemeliharaan :


Masa pemeliharaan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Penyedia
Jasa/Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan- kerusakan atau
kekurangan-kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau
bahan-bahan yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh
Penyedia Jasa/Pemborong pada peringatan pertama dari Direksi/MK.
Penyedia Jasa/Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan- kerusakan yang
diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
Jika Penyedia Jasa/Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan
kurang sempurna, maka MK/Perencana dan Wakil Pemilik proyek dapat meminta
orang lain untuk memperbaiki atau mengganti dengan biaya Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan
itu telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat
diserahkan untuk kedua kalinya.

7.3. Serah Terima Pekerjaan :


Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Penyedia Jasa/Pemborong dengan menyebutkan
secara tertulis oleh Penyedia Jasa/Pemborong dengan menyebutkan tanggal
penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu 1 minggu sebelum penyerahan yang
dikehendaki kepada MK.
Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi (MK) akan
menerima pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis
dalam Berita Acara Penyerahan Pertama (ST-I).
8. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :

8.1. Umum:
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/Pemborong harus
baru dan material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-
material haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik proyek harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
Penyedia Jasa/Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui
karena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut
tanpa biaya ekstra.

8.2. Daftar Material :


Untuk semua material yang ditawarkan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog
yang turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.

8.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik :


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau
komponen tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tak dapat diadakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
yang diakibatkan oelh sesuatu alasan kuat yang dapat diterima Pemilik proyek, MK
dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan suatu sanksi
tertentu kepada Penyedia Jasa/Pemborong.

8.4. Daftar Material / Produk Pabrik, merk yang direkomendasikan :

No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

1. Lift Penumpang LIFT-1 dan LIFT-2 Sigma 15%


(Passenger Lift) Passenger Type (P1 dan P2) : Goldstar
Kapasitas : 1000 Kg/ (LG)
Kecepatan : 90 mpm ex.Korea,
Penggerak : AC Variable Theysen Krub
Voltage, ex.China/Lise
Variable nsi Jerman
Frequency Kone
Operation : Duplex ex.China/Lis
collective ensi
with Jerman,
attendent AE-Hoisting
No.Stop / Opening: 5 Stop / 5 Lift;
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

Opening ex.China/Lis
Ukuran Shaft LIFT : ensi
2050mm x 2130mm Jerman,
Type pintu : Single speed Mitsubishi;
centre ex.Tailand/Li
opening door sensi
Lebar pintu : 1000mm Jepang,
Tinggi pintu : 2100mm Uola
Pit lift : 1800mm Volkslift;
Power : 380 – 220 ex.China/Lis
Volt, ensi Jerman
3 Phase, 50 Hz
Motor : AC ± 11,50
kW/ unit
Jumlah : 2 (dua) unit
2.. Lift Service (S1) LIFT-3 Service Type (S1) : Sigma 15%
Kapasitas : 1600 Kg Goldstar
Kecepatan : 60 mpm (LG)
Penggerak : AC Variable ex.Korea,
Voltage, Theysen Krub
Variable ex.China/Lise
Frequency nsi Jerman
Operation : Duplex Kone
collective ex.China/Lis
with ensi
attendent Jerman,
No.Stop / Opening : 5 Stop / AE-Hoisting
5 Opening Lift;
Ukuran Shaft LIFT : ex.China/Lis
2300mm x 2850mm (hospital ensi
type) Jerman,
Type pintu : Single speed Mitsubishi;
centre opening door ex.Tailand/Li
Lebar pintu : 1100mm sensi
Tinggi pintu : 2100mm Jepang,
Pit lift : 1500mm Uola
Power : 380 – 220 Volkslift;
Volt, ex.China/Lis
3 Phase, 50 Hz ensi Jerman
Motor : AC ±
11,50kW/unit
Jumlah : 1 (satu) unit
3. Lift Service (S2) LIFT-4 Service Type (S2) : Sigma 15%
Kapasitas : 1600 Kg Goldstar
Kecepatan : 60 mpm (LG)
Penggerak : AC Variable ex.Korea,
Voltage, Theysen Krub
Variable ex.China/Lise
Frequency nsi Jerman
Operation : Duplex Kone
collective ex.China/Lis
ensi

23
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN

with Jerman,
attendent AE-Hoisting
No.Stop / Opening : 6 Stop / Lift;
6 Opening ex.China/Lis
Ukuran Shaft LIFT : ensi
2300mm x 2850mm (hospital Jerman,
type) Mitsubishi;
Type pintu : Single speed ex.Tailand/Li
centre opening door sensi
Lebar pintu : 1000mm Jepang,
Tinggi pintu : 2100mm Uola
Pit lift : 1500mm Volkslift;
Power : 380 – 220 ex.China/Lis
Volt, ensi Jerman
3 Phase, 50 Hz
Motor : AC ±
11,50kW/unit
Jumlah : 1 (satu) unit

Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di- Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.

24
BAB – 8. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GONDOLA

PEKERJAAN INSTALASI / SISTEM GONDOLA :

1. PERSYARATAN UMUM :
Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan pada
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur ini,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian pekerjaan serta
pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua Instalasi
dan sistem Gondola baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan seperti
yang tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini.

1.1.1. Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Instalasi dan
Sistem Gondola pada Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor
kode gambar GD.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis
atau gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan
Perencana sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖As Built
Drawings‖ yaitu gambar terlaksana dari seluruh material dan Instalasi dan
sistem Gondola yang terpasang pada proyek ini.

1.1.2. Standar dan Peraturan – peraturan :


Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus memenuhi
Standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain :
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1993
tentang Pelaksanaan UU RI No. 5/1992;
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI nomor
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI nomor
30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Fasilitas dan
Aksesbilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
No.14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
PerMen Ketenagakerjaan No.32 Tahun 2015, yaitu Perubahan atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.03/MEN/1999, Tentang Syarat- syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang,
PerMen Ketenagakerjaan No.6 Tahun 2017 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator,
Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan sesuai SNI 04-0225-
2000 "Persyaratan Umum Instalasi Listrik edisi terakhir tahun 2000” (PUIL
tahun 2000 dan PUIL tahun 2011),
Sesuai dengan SNI 04-7019-2004 Sistem pasokan daya listrik darurat
menggunakan energi tersimpan dan Peraturan PLN (SPLN)" serta standar/kode-
kode lainnya yang diakui (VDE, DIN);
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia PUBI 1982- Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, UDC 389.6.691,DPU, Juli
1995,
Peraturan Beton Indonesia (PBI NI.2-tahun 1971);
Peraturan yang dikeluarkan oleh DepNaKer RI lainnya tentang
penggunanan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan dan borongan;
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan
SNI terkait seperti ; NFPA, National Plumbing Codes, dll;

1.1.3. Nama Pabrik / Merk yang ditentukan :


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk tersebut tidak
atau sulit diperoleh dipasaran maka MK, Pemilik proyek dan Perencana akan
menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi teknis yang sama dan setara;

1.1.4. Contoh-contoh Bahan :


Contoh bahan harus diajukan kepada Pemilik proyek, MK dan Perencana untuk
mendapatkan persetujuannya, antara lain :
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengajukan contoh bahannya sebelum dilakukan pemasangan.
Apabila dianggap perlu dan hal itu memungkinkan maka Penyedia
Jasa/Pemborong wajib memperlihatkan contoh bahan tersebut, apabila contoh-
contoh tersebut ditolak oleh MK, Pemilik proyek dan
Perencana maka Penyedia Jasa/Pemborong harus mengganti dan
memperlihatkan yang sesuai Spesifikasi Teknis untuk disetujui.
Kualitas, merk, pabrik, karakteristik listrik, besar fisik serta estetika dari
contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat
untuk dilaksanakan.
Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Penyedia Jasa/Pemborong,

1.1.5. Klausal Yang Disebutkan Kembali :


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali
pada item/ayat lain maka hal ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi
dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau bobot biaya
yang paling tinggi;

1.1.6. Pembebasan Claim :


Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi Pemilik proyek, Perencana/MK
terhadap semua klaim atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena
bencana dalam hubungan dengan semua merk dagang atau produksi, hak cipta, hak
patent pada semua material atau peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.
Pemilik proyek, MK dan Perencana terbebaskan dari segala tuntutan perihal Hak
cipta, Hak patent dari seluruh penggunaan merk pabrik atau badan yang digunakan
dalam proyek ini.

1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong Instalasi dan Sistem Gondola wajib mengadakan koordinasi dengan
bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Civil,
Arsitektur, Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk MK dan atau
Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan dan atau
menyerahkan bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk
cara pemasangannya. Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong Instalasi dan Sistem Gondola
untuk hadir dan memberi petunjuk bersama MK, Pemilik proyek dan Perencana
sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi pada proyek ini;
1.1.8. Gambar Kerja /Shop Drawings :
Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK, Pemilik
proyek dan Perencana gambar kerja (shop drawings) sebanyak 4 (empat) set
gambar cetak biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPK;

1.1.9. Gambar Terlaksana / As Built Drawings :


Setelah pekerjaan selesai dan material/instalasi telah pemasangan, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib membuat gambar terlaksana/as built drawings, gambar-
gambar tersebut menjelaskan letak peralatan sesuai as/poros/kolom gedung sesuai
dudukan akhir peralatan, lengkap ukuran dan tergambar lebih detail dimasukkan
untuk diperiksa dan disetujui MK, Pemilik proyek dan Perencana paling lambat 1
(satu) bulan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama (ST-I). Gambar-gambar yang
diserahkan antara lain : 1 set kalkir, 4 set gambar cetak biru dan 1 set compact disk
(electronic file);

1.1.10. Instruksi, Operasional dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan :


Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan
sebelum Serah Terima Pertama yaitu sebanyak 4 (empat) set manual instruction
dalam cetakan delux, perihal cara penggunaan, mengoperasian, pengujian dan cara-
cara pemeliharaan (maintenance) semua peralatan Gondola (Fixed arm/David
Socket);

1.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap Instalasi dan Sistem Gondola.
Seluruh biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini dan telah diperhitungkan dalam penawarannya;

1.1.12. Masa Jaminan :


Seluruh pekerjaan instalasi / Gondola ini harus dijamin akan bekerja dengan baik
dan sempurna, Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat Surat Jaminan terhadap
semua peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaannya dan pemeliharaan
secara cuma-cuma harus diberikan selama 12 (dua belas) bulan setelah
penyerahan pekerjaan (Serah Terima Kedua). Garansi peralatan selama 90
(sembilan puluh) hari setelah masa pemeliharaan cuma-cuma berakhir,
PEKERJAAN INSTALASI DAN SISTEM GONDOLA

1.2. LINGKUP PEKERJAAN GONDOLA :

Pekerjaan termasuk pengadaan dan pemasangan perlengkapan Unit Gondola


sehingga Unit tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya dan
dapat dijamin keamanan maupun kelancaran cara kerja Unit tersebut, termasuk
peralatan bantu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, antara
lain;

1.2.1. Memasang dan menyediakan peralatan-peralatan lain yang diperlukan untuk dapat
beroperasinya Unit Gondola tersebut dengan baik misalnya, penyediaan dan
pemasangan sistem penggerak horizontal konstruksi pengangkat/penggerak vertical
termasuk penyediaan tempat yang harus diperlukan untuk ruang gerak Unit
tersebut.

1.2.2. Menyediakan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan perlengkapan


Unit Gondola yang tepat untuk kelancaran pekerjaan serta tidak merusak bagian
yang dipasang.

1.2.3. Menyediakan keperluan daya listrik bila diperlukan baik pada waktu instalation
maupun penyediaan daya untuk beroperasinya unit tersebut dimana sumber daya
yang dibutuhkan dapat selalu dijangkau atau dapat dipindah-pindah mengikuti
perpindahan alat tersebut.

1.2.4. Melakukan perbaikan dan penggantian segala kerusakan-kerusakan bagian lain


yang diakibatkan terpasangnya Unit Gondola tersebut, sehingga tidak mengganggu
atau mengurangi fungsi dari bagian yang dikenalnya.

1.2.5. Membuat atau melengkapi dudukan buffer Gondola yang diperlukan termasuk
memberikan tambahan pada kondisi dudukan rel bila diperlukan.
1.2.6. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Standard Operational and Prosedure (SOP)
pekerjaan Instalasi dan Sistem Gondola sebanyak 4 (empat) set dicetak deluxe, yang
disampaikan kepada Pemilik proyek;
1.2.7. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengurus dan memberikan surat izin pemasangan
dan izin laik pakai dari Departemen Tenaga Kerja (DepNaKer-RI).
1.2.8. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengkoordinasikan dengan Pemborong Fire
Fighting dalam hal rekomendasi dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) untuk
Gondola jika diperlukan, berfungsi sesuai standard yang berlaku.

1.3. SPESIFIKASI TEKNIS GONDOLA :


I. PERALATAN UTAMA KERETA GONDOLA :
1.3.1. PLATFORM / KERETA :
a. T y p e (m) = David Socket, b.
Operation = Push Button
c. Rangka = HS 40 x 40 x 2 (Hot Dip Galvanized)
d. Lantai Sangkar = Alluminium Non Slip Surface 3mm thick landing,
e. Working platform = Roda karet dia.4” (inchi)
Size : 2400 x 600 x 1379mm
Weight : 100 kg
Lengkap dengan top limitspeed, overspeed, safety device, with manual reset hour
meter, emergency stop button, hold on run, push button, power on indicator
light, no power emergency descent level, electro magnetic brke, inspection window,
galvanized wire mesh, roller bumper, rubber whell dia.4” dan peralatan serta
accessories lain sesuai gambar dan spesifikasi teknis.

1.3.2. HOIST (Takahashi YJ-99) :


a. Position = On Platform
b. Quantity = 2 unit untuk setiap sangkar
c. SWL = 630kg/unit
d. Lifting speed = 8 – 10 m/menit
e. Power consumption = 3 pH, 380V, 50 Hz, 1pH
f. Self weight = 45 kg/unit
g. Safety = Slack rope safety device
h. Power failure = Slack rope safety device
1.3.3. WIRE WINDER :
a. Material = Galvanized steel plat t=1,5mm
b. Motor penggerak = 0,5 HP
1.3.4. PANEL KONTROL :
a. T y p e = Weather proof (IP.65)
b. Tebl plat = 2mm, Busbar Cu tin plating, c.
Finishing Box = Powder coating anti karat,
d. Lengkap dengan MCCB, MCB, Busbar, metering, relay, dan
accessories lain sesuai spesifikasi teknis dan gambar,

1.3.5. WIRE ROPE :


a. Diammmeter = 8,2mm (disesuaikan tinggi gedung)
b. Main rope leght c. = 6 x 19 (IWRC) 2 x 40 m‟
Safety rope leght d. = 6 x 19 (IWRC) 2 x 40 m‟
Type of wire rope e. = IWRC Galvanized
B.Strenght = 4300 kg

1.3.6. KABEL ELECTRIC :


a. Structure = 5 x 2,5mm2 (1 x 75 m‟)
b. T y p e = NYYHY / Flexicore

1.3.7. SAFETY BODY HARNESS :


a. Nylon rope = dia.16mm (2 x 50 m‟)
b. Body Harness c. = Karam saftec
Connector = Karam saftec
d. H e l m = 2 pcs
e. HT (alat komunikasi) = 2 unit

II. ANCHORANGE SYSTEM (system penggantung) :


DAVID SOCKET SYSTEM :
a. Kontruksi David Socket arm (galvanized)
b. Plate sitting David Socket arm (galvanized)
c. Angkor plate sitting (angkore, bolt, nut dan pengelasan)
d. Plate Tie back (galvanized)
e. Angkore plate tie back (angkore, bolt, nut & pengelasan)
1.4. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA :
1.4.2. Masa Jaminan :
Seluruh pekerjaan Instalasi/Sistem Gondola maupun peralatannya harus dijamin
akan bekerja dengan sempurna dan semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup
pekerjaan ini harus diberi masa Jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa
penyerahan pekerjaan tersebut.
1.4.3. Masa Pemeliharaan :
Masa pemeliharaan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Penyedia
Jasa/Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan- kerusakan atau kekurangan-
kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-
bahan yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh
Penyedia Jasa/Pemborong untuk Peringatan Pertama dari Direksi Lapangan.
Penyedia Jasa/Pemborong harus memperbaiki kerusakan atau perbaikan
tersebut dan segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong.
Jika Penyedia Jasa/Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan
perbaikan kurang sempurna, maka Manajemen Konstruksi (MK) dapat meminta
Pihak Ketiga untuk memperbaiki dan atau mengganti dan untuk biaya
penggantian tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong
pekerjaan ini.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Penyedia Jasa/Pemborong
tersebut, maka pekerjaan dapat diserah terimakan untuk kedua kalinya.
1.4.4. Serah Terima Pekerjaan :
Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama
kalinya pada waktu seperti yang sudah disepakati bersama.
Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus dinyatakan secara tertulis oleh
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini, dengan menyebutkan
dan tertulis tanggal penyerahan, bulan serta tahun, dan dalam waktu 1 (satu)
minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen Konstruksi (MK).
Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi (MK) akan
menerima pekerjaan tersebut untuk Pertama kali, yang dinyatakan secara tertulis
dalam Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan.

1.5. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL :

1.5.2. Umum:

Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/Pemborong harus
baru (brand new) dan material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis.
Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi
terbaru. Untuk material- material yang disebut dibawah ini Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru (brand new) dengan jalan menunjukkan surat Order pengiriman dari
dealer/agen/pabrik.

Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini harus bersedia mengganti material yang


tidak disetujui karena menyimpang dari spesifikasi teknis ini dan atau hal lainnya,
dimana penggantian tersebut tanpa biaya ekstra.

1.5.3. Daftar Material :

Untuk semua material yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong, wajib


mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang turut dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa


barang-barang produksi pabrik.

1.5.4. Penyebutan Merk / Produk Pabrik :

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material yang dalam taraf
mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi
bahwa material yang disebutkan pada Tabel material tak dapat diadakan oleh
Penyedia Jasa/Pemborong yang diakibatkan oelh sesuatu dengan alasan kuat yang
dapat diterima Pemilik, MK dan Perencana maka dapat dipikirkan penggantian
merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Penyedia Jasa/Pemborong ini dan
atau dipilih yang mempunyai Nilai harga tertinggi.
1.5.5. Daftar Material/Standar/Merk/Produk pabrik yang direkomendasikan :

Uraian TKDN
No. Spesifikasi Teknis Standar / Merk
Material

1. GONDOLA Sesuai Spesifikasi Teknis Demag, 80%


PLATFORM / KERETA : PT.Aneka
(Type David T y p e (m)=David Socket, Hitachindo
Socket) Pratama,
Operation= Push Button
Rangka=HS 40 x 40 x 2 (Hot Dip PT.Wangi Jaya
Galvanized) Gondola,
Lantai Sangkar= Alluminiu
PT.Cemerlang
Non Slip Surface 3mm thick Karsa,
landing,
Working platform: PT.Pola Gondola,
Size : 2400 x 600 x 1379mm
Weight : 100 kg PT.Makmur Jaya
Gondola,
Lengkap dengan top limitspeed,
overspeed, safety device, with PT.Teknindo
manual reset hour meter, Global Jaya,
emergency stop button, hold on
run, push button, power on PT.Oni Utama
indicator light, no power Sukses,
emergency descent level, electro (dks Gondola)
magnetic brke, inspection
window, galvanized wire mesh,
roller bumper, rubber whell dia.4”
dan peralatan serta accessories
lain sesuai gambar dan
spesifikasi teknis.
HOIST TAKAHASHI YJ-99) :
Position = On Platform
Quantity= 2unit untuk setiap
sangkar
SWL= 630kg/unit
Lifting speed= 8 – 10 m/menit
Power consumption= 3 pH, 380V,
50 Hz, 1pH
Self weight= 45 kg/unit
Safety = Slack rope safety
device
Power failure = Slack rope safety
device
WIRE WINDER :
Material=Galvanized steel plat
t=1,5mm
Motor penggerak= 0,5 HP
Sesuai spesifikasi Teknis
dan
gambar
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) – MEKANIKAL
11
Pekerjaan Perancangan Pembangunan Gedung 5 Lantai
Pengembangan RS Mata Sisi Selatan Tahun Anggaran 2023
Uraian TKDN
No. Material Spesifikasi Teknis Standar / Merk

Panel TR Sesuai spesifikasi Teknis, bahan AEG/GEM, 80%


2.
plate baja t=2mm, presisi DWP,
buatan pabrik, warna cat akan Prima Inti Panel,
ditentukan kemudian Trias Panel,

Komponen ACB, MCCB, MCB, Contactor, ABB, 15%


3.
Panel Inverter, dll Schneider,
L & T,
LS,
Siemens,

Kabeling NYFGbY, NYY, NYM Sesuai Kabelindo, NYY


4.
Spesifikasi Teknis Supreme, 87,15%
Prysmian, NYM
Jembo, 87,43%
Voksel, NYFGbY
79,39%

Fire Resistant Fire Resistant Cables (FRC), BetaFlam, FRC


5.. Cables (FRC) Fire ratings 2 jam, pada Nexan, 50,73%
temperature minimal 650°C. Shun Cables,
Pirotex,
Jembo,
ISE,
6. RACK KABEL 80%
Material Plate baja; Type Ladder or Tray , Interack,
processing Hot Rolled Steel Metosu,
Sheet JIS.G 3131, TSA,
Tebal plate Minimum 2mm, proses pabrikan Three Star,
Electro Galvanized Mild
Steel, Hot dip galvanized
ASTM A.386 – BS.No.729
Finishing (BS.729) or Powder Coating
Oven baked Painting.
7. Peralatan Tahanan pentanahan maximum LPI, 80%
Grounding 2 Ohm,down conductor OBO,
System (surge tembaga murni, support pipa Furse,
arrester, galvanized, bak kontrol, dll
ELCB,
Counter
Straight)

Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di- Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
PLATFORM / KERETA :
a. T y p e (m) = David Socket,
b. Operation = Push Button
c. Rangka = HS 40 x 40 x 2 (Hot Dip Galvanized)
d. Lantai Sangkar = Alluminium Non Slip Surface 3mm thick
landing,
e. Working platform = Roda karet dia.4” (inchi)
Size : 2400 x 600 x 1379mm
Weight : 100kg
Lengkap dengan top limitspeed, overspeed, safety device, with manual reset hour
meter, emergency stop button, hold on run, push button, power on indicator light, no
power emergency descent level, electro magnetic brke, inspection window,
galvanized wire mesh, roller bumper, rubber whell dia.4” dan peralatan serta
accessories lain sesuai gambar dan spesifikasi teknis.

1.5.6. HOIST (Takahashi YJ-99) :


a. Position = On Platform
b. Quantity = 2 unit untuk setiap sangkar
c. SWL = 630kg/unit
d. Lifting speed = 8 – 10 m/menit
e. Power consumption = 3 pH, 380V, 50 Hz, 1pH
f. Self weight = 45 kg/unit
g. Safety = Slack rope safety device h.
Power failure = Slack rope safety device
1.5.7. WIRE WINDER :
a. Material = Galvanized steel plat t=1,5mm
b. Motor penggerak = 0,5 HP

1.5.8. PANEL KONTROL :


a. T y p e = Weather proof (IP.65)
b. Tebl plat = 2mm, Busbar Cu tin plating,
c. Finishing Box = Powder coating anti karat,
d. Lengkap dengan MCCB, MCB, Busbar, metering, relay, dan accessories lain
sesuai spesifikasi teknis dan gambar,
1.5.9. WIRE ROPE :
a. Diammmeter = 8,2mm (disesuaikan tinggi gedung)
b. Main rope leght = 6 x 19 (IWRC) 2 x 40 m’
c. Safety rope leght = 6 x 19 (IWRC) 2 x 40 m’
d. Type of wire rope = IWRC Galvanized
e. B.Strenght = 4300 kg
1.5.10. KABEL ELECTRIC :
a. Structure = 5 x 2,5mm2 (1 x 75 m‟)
b. T y p e = NYYHY / Flexicore

1.5.11. SAFETY BODY HARNESS :


a. Nylon rope = dia.16mm (2 x 50 m‟)
b. Body Harness = Karam saftec
c. Connector = Karam saftec
d. H e l m = 2 pcs
e. HT (alat komunikasi) = 2 unit

III. ANCHORANGE SYSTEM (system penggantung) :


DAVID SOCKET SYSTEM :
a. Kontruksi David Socket arm (galvanized)
b. Plate sitting David Socket arm (galvanized)
c. Angkor plate sitting (angkore, bolt, nut dan pengelasan)
d. Plate Tie back (galvanized)
e. Angkore plate tie back (angkore, bolt, nut & pengelasan)

Surabaya , 3 Juli 2022

Disusun oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
Rumah Sakit Mata Masyarakat
Jawa Timur

dr. EKA BASUKI RACHMAD


NIP. 19700115 200801 1023

Anda mungkin juga menyukai