1.1. Umum
Pelaksanaan kontruksi pada proyek ini membutuhkan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 4,5 (empat koma lima) bulan kerja. Untuk itu dapat memahami dengan
sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari
secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan seperti yang diuraikan di dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan
dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk
mendapatkan penyelesaian.
3) Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran - ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) dan Konsultan Perencana.
4) Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing - masing dua salinan, segala
gambar - gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita - berita perubahan dan gambar -
gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen - dokumen
ini harus dapat dilihat dan diperiksa oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan
Konsultan Perencana setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah
terima kesatu, dokumen - dokumen tersebut dibundel/diberkas dan diserahkan
kepada Pengguna Jasa/PPK.
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta
sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti
- bukti mengenai hal - hal tersebut pada butir ini dan kontraktor diwajibkan membantu
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dalam kegiatan
lapangan atas biaya kontraktor.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK), bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
1.10. Contoh-Contoh`
1) Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil
dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan
atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh - contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.
2) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material
yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti
kelaikan / sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material -
material tersebut.
4) Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan:
Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop drawing dan sample, yang dianggap
perlu oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dan
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK).
1.11. Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :
`
e. Peserta tender harus memenuhi persyaratan Kualifikasi Keuangan berupa nilai kas
minimal, dengan perhitungan menggunakan rumus sebagaimana tercantum pada huruf
g. dibawah;
f. Peserta tender yang tidak memenuhi persyaratan Kualifikasi Keuangan berupa kas
minimal dinyatakan gugur kualifikasi;
g. Adapun Rumus Perhitungan Persyaratan Kualifikasi Keuangan Berupa Nilai Kas
Minimal, yaitu sebagai berikut :
- Sisa Kemampuan Paket (SKP) yang diperhitungkan kedalam Rumus Pemenuhan Nilai
Kas Minimal, hanya dilakukan kepada leadfirm KSO;
- Adapun contoh Rumus Pemenuhan Nilai Kas Minimal dalam bentuk Microsoft Excel
yang dapat digunakan oleh peserta, terlampir pada fasilitas Berita Acara Lainnya di
SPSE;
i. Terhadap peserta tender yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi keuangan
berupa nilai kas minimal sebagaimana tersebut pada huruf a s.d. h. diatas, kelompok
kerja pemilihan dapat melakukan klarifikasi kepada pihak bank bersangkutan untuk
memastikan atas ketersediaan dan kepemilikan nilai kas minimal. Pada saat
dilakukan klarifikasi oleh pokja pemilihan, saldo kas minimal harus tetap tersedia
senilai sama dengan yang disampaikan dalam dokumen penawaran (minimal senilai
cukup untuk memenuhi persyaratan kas minimal). Apabila didalam klarifikasi
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai / tidak benar maka menggugurkan penawaran.
Konseptual SMKK
Deskripsi Resiko Peningkatan Tingkat Resiko Penilaian Sisa Resiko
Identifikasi Persyaratan
Pengendalian Pengendalian
No. Bahaya Jenis Bahaya Pemenuhan Nilai Tingkat Nilai Tingkat Keterangan
Awal Lanjutan
Uraian (Skenario (Tipe Peraturan Kemungki Keparaha Resiko (F Resiko Kemungki Keparaha Resiko (F Resiko
Pekerjaan Bahaya) Kecelakaan) nan (F) n (A) xA) (TR) nan (F) n (A) xA) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Resiko
Pekerjaan Air pekerja jatuh
1 *Pekerjaan yang mempunyai resiko terbesar
Conditioning dari
ketinggian
BAGIAN A. UMUM
1.2. KEBIJAKAN
Dasar Pelaksanaan K3 adalah komitmen yang merupakan janji pimpinan puncak suatu
organisasi (perusahaan), hal ini dapat diketahui lebih jelas dalam pedoman penerapan
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan PERMENAKER No.
PER.05/MEN/1996, dimana pengurus organisasi harus menunjukkan komitmennya
terhadap penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan dasar komitmen inilah
kebijakan dapt ditetapkan, keduanya diberikan sebagai berikut.
1) Komitmen:
Komitmen merupakan landasan utama konsep penerapan Manajemen K3.
Komitmen yang berupa kebijakan dan arahan dalam penerapan K3 di Perusahaan,
Komitmen pimpinan termasuk kesediaannya menyiapkan organisasi K3, SDM K3
dan anggaran K3 yang dituangkan dalam bentuk kebijakan K3 (Safety Policy), secara
umum isi dari komitmen tersebut adalah
- Landasan keberhasilan program K3, merupakan pemyataan sikap dan dukungan
manajemen terhadap program K3 dalam perusahaannya.
- Mengikat semua pihak terkait (stake holder), meliputi manajemen, karyawan,
pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas.
2) Kebijakan
Komitmen yang dijabarkan dalam bentuk kebijakan tertulis (Safety Policy) yang
memuat sikap, komitmen dan dukungan serta arah kebijakan penerapan K3
dalam perusahaan
Kebijakan ini memuat seluruh arahan dari target visi, misi, dan tujuan organisasi
dalam penerapan sistem manjemen K3.
Kebijakan dijabarkan pada tingkat pelaksana dalam bentuk peran aktif dan
implementasi program K3.
Kebijakan ini dibuat dalam suatu proses yang melibatkan seluruh
unsur/komponen yang ada dalam suatu organisasi,
Kebijakan K3 ditandatangani oleh manajemen puncak.
`
2) Elemen SMK3
a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
b. Pendokumentasian Strategi
c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak
d. Pengendalian Dokumen dan Data K3
e. Pembelian
f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
g. Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan
h. Komunikasi dan Pelaporan
`
i. Pengelolaan Material
j. Standar Pemantauan
k. Audit internal SMK3
l. Tinjauan Manajemen
1.4. ACUAN
Acuan disini adalah dasar referensi atas pelaksanaan SMK3 yang hendak dijalankan, dan
ini merupakan Hukum dan peraturan dan perundang – undangan K3 yang berlaku di
tempat kegiatan kerja. Acuan atau rujukan ini didasarkan pada ketentuan:
`
2.1. PENGERTIAN
Prosedur pemeriksaan dan pengendalian adalah suatu tata cara yang mengatur
bagaimana melaksanaan pemeriksaan atas pelaksanaan penerapan K3, terkait
kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan, dan bilamana terdapat
ketidaksesuaian atau penyimpangan dalam pelaksanaan, harus dilaksanakan perbaikan
menuju ke standar yang telah ditetapkan, atau melakukan pencegahan pada suatu
kondisi yang akan mengarah terjadinya insiden / kecelakaan kerja, hal – hal yang
menyangkut perbaikan dan pencegahan inilah yang dinamakan dengan pengendalian.
Prosedur pemeriksaan dan pengendalian tersebut perlu ditetapkan dengan tujuan untuk
tetap mempertahankan pelaksanaan K3 secara konsisten terus – menerus, bahkan
bilamana dianggap perlu, dapat ditindak lanjuti dengan pengembangannya guna
mempertinggi hasil – hasil yang hendak dicapai.
1) Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan dapat berupa inspeksi dan audit yang bersifat internal,
pemeriksaan harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidang
K3, khususnya K3 di bidang pekerjaan konstruksi,
Pemeriksaan yang bersifat inspeksi dapat dilaksanakan secara harian (daily),
mingguan (weekly), bulanan (monthly), yang harus dijalankan secara tetap dan
kontinyu untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai
Pemeriksaan yang bersifat audit tentunya dilaksanakan secara berkala tiap 2 (tiga)
bulan sekali atau 6 (enam) bulan sekali, ketentuan ini berlaku mengikuti standar /
ketentuan audit yang diberlakukan pada umumnya oleh badan internal organisasi
dan / atau badan auditor.
Pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidang
kerjanya dan mendapat pengesahan serta verifikasi oleh petugas yang mempunyai
kompetensi K3 atau yang diberi kewenangan akan hal ini dalam bidang K3.
Kegiatan pemeriksaan dapat dimulai dari pengendalian kegiatan pengendalian
material dan pergudangan termasuk di dalamnya penerimaan barang masuk,
penyimpanan / penempatan, pengambilan / pengeluaran / pemindahan,
pemasangan, pemeliharan, pengelolaan peralatan konstruksi dan fasilitas pekerjaan
`
konstruksi lainnya serta penanganan kesehatan dan lingkungan, semuanya ini harus
dipastikan terintegrasi dalam strategi pencegahan resiko kecelakaan yang akan
terjadi dan / atau penyakit akibat kerja,
Pemeriksaan yang bersifat inspeksi maupun audit keduanya mempunyai sifat yang
sama yakni, untuk memastikan bahwa penerapan pelaksanaan sistem manjemen
K3 telah dijalankan sesuai kaidah – kaidah / standar K3. Sedangkan audit lebih
ditekankan pada:
a. Pencapaian sasaran dan target
b. Penanganan ketidaksesuaian (noncorforming)
c. Tindak lanjut hasil inspeksi, tes dan commisioning, dll.
2) Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan bersifat perbaikan keadaan dan
pencegahan situasi terhadap bahaya yang akan timbul.
Tindakan perbaikan yang dilaksanakan di lapangan secara umum menjadi
tanggungjawab pimpinan unit kerjanya, dan perbaikan yang dilakukan diantaranya:
a. perbaikan atas temuan ketidaksesuaian (nonconforming) K3 di semua tingkatan
aktifitas, untuk mengeliminasi penyebab ketidaksesuaian potensial.
b. Pelaksanaan K3 yang yang tidak sesuai atau menyimpang dari
ketentuan/strandar yang ditentukan dalam sasaran dan program Kerja K3,
sesuai dengan pengembangan kondisi pekerjaan di lapangan yang sebelumnya
belum di antisipasi bahayanya atau belum ditinjau tingkat keseuaiannya, guna
penyempurnaan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan bahan /
material / prosedur opersionil sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja.
c. Rekomendasi hasil inspeksi, pengujian dan commissioning yang termasuk pada
pekerjaan fase pemindahan, penempatan, pemasangan / perakitan dan
pelepasan / pembongkaran kembali, Pengelolaan Alat Kerja dan Peralatan
Konstruksi, pelaksanaan pengetesan / pengujian ini didasarkan pada proses
dan hasil kerja.
3) Prosedur Pengendalian
Pengendalian adalah memantau dan mengukur pencapaian kinerja K3, yang
meliputi proses K3 didasarkan dengan adanya:
• Kinerja masing-masing proses kegiatan dan.
• Sasaran
Pengukuran (Evaluasi) dan peningkatan Kinerja K3.
`
Pada dasarnya secara umum, SMK3 yang dimaksud mengandung 5 prinsip dasar
yang sama yang terdiri dari 5 (lima) prinsip dasar (elemen utama) yaitu:
a. Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja policy)
b. Perencanaan (Planning)
c. Penerapan dan Operasi (Implementation and operation)
d. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective action)
e. Tinjauan Manjemen (Management review)
f. Perubahan perbaikan Berkelanjutan (Perbaikan berkelanjutan)
3) Perencanaan K3
Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi Pemenuhan terhadap Kebijakan yang
ditetapkan yang memuat Tujuan, Sasaran dan Indikator kinerja penerapan K3
dengan mempertimbangkan penelaahan awal sebagai bagian dalam
mengidentifikasi potensi sumber bahaya penilaian dan pengendalian resiko atas
permasalahan K3 yang ada dalam perusahaan atau di proyek atau tempat kegiatan
kerja konstruksi berlangsung.
Untuk hal tersebut haruslah ditentukan oleh lsu Pokok dalam Perusahaan dalam
identifikasi bahaya:
- Frekuensi dan tingkat keparahan Kecelakaan Kerja
- Kecelakaan Lalu Lintas
- Kebakaran dan Peledakan
- Keselamatan Produk (Product Safety)
- Keselamatan Kontraktor
- Emisi dan Pencemaran Udara
- Limbah Industri
9) Indikator Kinerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan Keselamatan dan kesehatan
kerja perusahaan harus menggunakan system kinerja yang dapat diukur sebagai
dasar penilaian kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian system manejemen
Keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Integrasi
Organisasi menjamin sistem SMK3 yang dilaksanakan dapat terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan secara selaras dan seimbang.
1) Komunikasi
Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber penting
pelaksanaan SMK3, semua kegiatan ini harus didokumentasikan, prosedur yang ada
harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan tersebut:
a. Mengkomunikasikan hasil pelaksanaan SMK3, pemantauan, audit dan tinjauan
ulang manajemen ke semua pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam
kinerja K3,
b. Melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 yang terkait dari luar
perusahaan,
c. Menjamin informasi yang terkait dikomunikasikan kepada orang–orang diluar
perusahaan yang membutuhkannya.
2) Pelaporan
Sistem pelaporan internal penerapan SMK3 perlu ditetapkan oleh organisasi untuk
memastikan bahwa SMK3 dipantau dan kinerjanya ditingkatkan, Hal tersebut untuk
menangani:
a. Pelaporan identifikasi sumber bahaya,
b. Pelaporan terjadinya insiden,
c. Pelaporan ketidaksesuaian,
d. Pelaporan Kinerja SMK3, dan
e. Pelaporan lainnya yang dipersyaratkan oleh perusahaan maupun oleh peraturan
– perundang undangan
3) Pendokumentasian
`
Organisasi harus membuat dan memelihara informasi dalam bentuk cetak (kertas)
atau elektronik. Dokumen-dokumen disusun sepraktis mungkin, sehingga bisa
mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.
4) Pengendalian Dokumen
Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk mengontrol seluruh
dokumen dan data-data untuk menjamin:
- seluruh dokumen diarsip dengan baik,
- secara periodik dievaluasi, direvisi sesuai kebutuhan dan disetujui, disesuaikan
dengan kecukupannya oleh personil yang berkompeten,
- revisi yang berlaku tersedia di semua lokasi yang memerlukannya,
- dokumen-dokumen yang tidak terpakai dipisahkan dengan baik dari aktifitas
yang sedang berjalan
kerja
Penilaian resiko ini untuk memastikan dan menentukan adanya prioritas
pengendalian resiko inseden, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
3) Tindakan Pengendalian
Organisasi harus mengontrol seluruh aktifitas-aktifitas sesuai dengan identifikasi
resiko yang telah disusun. Hal ini bisa ditempuh dengan jalan:
a. penerapan dan pemeliharaan prosedur, sehingga akan bisa melihat adanya
deviasi terhadap policy dan tujuan dan sasaran K3,
b. menyusun kriteria-kriteria operasi dalam prosedur,
c. penerapan dan pemeliharaan prosedur yang berhubungan dengan resiko
material, peralatan kerja dan tenaga kerja dan mengkomunikasikan prosedur-
prosedur tersebut kepada pihak terkait lainnya,
d. penerapan dan pemeliharaan prosedur dalam perencanaan areal kerja,
proses, instalasi lainnya.
Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui
metode:
Pendidikan, pelatihan,
Pembangunan kesadaran dan motivasi dengan pemberian penghargaan dapat
berupa insentif / bonus, surat penghargaan, dllnya,
Evaluasi terhadap hasil inspeksi, audit, analisa insiden dan kecelakaan,
Penegakkan hukum dan peraturan – peraturan K3,
Pengendalian teknis / rekayasa yang meliputi : eliminasi, subtitusi bahaya,
isolasi, ventilasi, higene dan sanitasi
Ketiga siklus K3 diatas penting sekali untuk secara konsisten dilakukan oleh
organisasi proyek, mengingat pelaksanaan proyek konstruksi mempunyai item-item
pekerjaan yang berbeda dan dinamis, berganti dari waktu ke waktu. Satu jenis
proyek konstruksi juga berbeda dari jenis proyek lainnya, sehingga mempunyai
strategi penanganan yang berbeda pula.
4) Pengendalian Administratif
`
6) Pembelian
Setiap pembelian barang dan jasa termasuk di dalamnya prosedur pemeliharaan
barang dan jasa harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja:
a. Dalam sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa serta
mitra kerja perusahaan memenuhi persyaratan K3,
b. Pada saat penerimaan barang dan jasa di tempat kerja , organisasi harus dapat
menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa
tersebut mengenai identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi.
Pengujian sistem keadaan darurat harus dilakukan oleh orang / petugas yang
mempunyai kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang besar harus mendapatkan
ijin dari / atau dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang.
BAB 4. SIKLUS K3
10 minutes
safety talk
morning
meeting
Site Patrol,
clean up guidance ,
and
supervision
proyek,
4.3.2. evaluasi oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan proyek selama satu
bulan,
4.3.3. penentuan program-program kerja yang bersifat strategis
Secara mudah monthly safety work cycle diuraikan sebagaimana table pada lampiran-
2.b.
IV Site Check a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Tempat kerja a. Pembersihan tempat
b. 16.40 – 16.55 = 15 b. Pekerja kontraktor kerja dan alat kerja
menit
V Final Check a. Setiap hari kerja a. Kepala grup kerja a. Tempat kerja a. Pemeriksaan hasil site Clean
b. 16.55 – 17.00 = 15 b. Pekerja kontraktor Up
menit utama dan sub b. Bukti kegiatan: daftar
kontraktor hadir, risalah, dll
Lampiran 2.a.
5.1. ADMINISTRASI K3
Pekerjaan administrasi K3 terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu administrasi internal dan
administrasi eksternal. Administrasi internal adalah administrasi yang digunakan oleh
organ-organ perusahaan dalam mengatur interaksi antar organ dalam perusahaan,
sedangkan administrasi eksternal adalah administrasi yang mengatur hubungan
perusahaan dengan pihak luar terkait. Kedua jenis administrasi tersebut merupakan dua
hal yang saling terkait dengan erat.
1) Internal
Terdapat manfaat utama dari administrasi/dokumentasi sistem manajemen K3,
antara lain:
a. Komunikasi informasi. Dokumentasi merupakan suatu alat untuk menyalurkan
dan mengkomunikasikan informasi. Jenis dan pengembangan dokumentasi
akan tergantung pada keadaan produk dan proses perusahaan, derajat
formalitas dari sistem komunikasi, tingkat keterampilan komunikasi dalam
perusahaan dan kultur perusahaan,
b. Bukti dari kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan, bahwa hal-hal yang
direncanakan telah secara aktual dilaksanakan,
c. Sumbangan pengetahuan, agar menyebarluaskan dan memelihara pengalaman
perusahaan. Contoh: spesifikasi teknik dan gambar teknik yang terdokumentasi
dengan baik, akan dapat digunakan sebagai landasan untuk design dan
pengembangan inovasi baru.
2) Eksternal
Dalam membangun manajemen K3, suatu perusahaan akan berinteraksi dengan
pihak-pihak luar perusahaan. Untuk mendukung aktifitas ini, perusahaan diharuskan
menggunakan administrasi yang sistematis, sehingga kegiatan di lapangan bisa
dijalankan dengan lancar dan mempunyai kemampuan telusur yang memadai.
Pihak-pihak luar yang harus dihubungi oleh suatu perusahaan, bila perusahaan
tersebut mengerjakan pe kerjaan konstruksi di suatu tempat tertentu adalah:
a. Dinas Tenaga Kerja Kantor Wilayah
Keberadaan Kantor Wilayah Dinas Tenaga Kerja ini berada di tingkat Propinsi,
dalam kaitan ini keterkaitan kerja bipartit antara pusat perusahaan dan Kantor
Wilayah Dinas Tenaga Kerja harus selalu dijalin pembinaan dan pengawasan
berjalannya K3, semua ini bertujuan untuk membangun manajemen K3
sebagaimana yang diharapkan oleh undang – undang.
Sebagai tindak lanjut pembinaan agar pelaksanaan K3 berjalan dengan baik
diperlukan pengawasan yang baik dan terpadu.
Pada kondisi ini sistem administrasi yang harus selalu dapat dipantau ke
efektifannya, dan dilaporkan secara rutin semua kegiatan penyelenggaraan
kegiatan K3 kepada DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH oleh pusat
perusahaan. Pelaporan yang dilaksanakan setiap periode tertentu (tiap tiga
bulan).
Laporan ini berisi tentang data perusahaan secara umum, keberadaan dan
kegiatan P2K3 di perusahaan. Dengan cara ini, instansi pemerintah terkait
mempunyai data tentang K3 yang ada di wilayah kerjanya, serta dapat
memantau semua aktifitas K3.
Bentuk–bentuk pelaporan diberikan contoh pada bagian 6.2. Pelaporan K3,
berikutnya.
b. Suku Dinas Tenaga Kerja (Sudinnaker)/setempat
Sebelum melakukan aktifitas pekerjaan di lapangan, pihak proyek wajib melapor
dan mendaftar ke SUKU DINAS TENAGA KERJA setempat, karena SUKU DINAS
TENAGA KERJA adalah instansi pemerintah yang berwenang dan bertanggung
jawab menangani masalah K3. Sebagai bukti dari kegiatan ini adalah
diserahkannya Surat Pendaftaran proyek ke SUKU DINAS TENAGA KERJA
setempat dan diterimanya surat penerimaan/ konfirmasi dari SUKU DINAS
TENAGA KERJA setempat.
a) Astek
Sesuai dengan ketentuan pemerintah, suatu perusahaan atau proyek yang
mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang wajib melindungi tenaga
kerjanya melalui suatu program asuransi tenaga kerja (ASTEK). Sebagai
bukti dari pelaksanaannya adalah diterimanya polis asuransi berikut
kuitansi pembayaran preminya.
b) Asuransi Lain
Ada proyek-proyek tertentu, di dalam dokumen kontraknya mewajibkan
kontraktor untuk membayar polis asuransi construction all risk (CAR) atau
personal accident (PA). Yang dimaksud dengan CAR adalah ditujukan untuk
bangunan/fisik proyek dan peralatan kerjanya, sedangkan PA ditujukan
pada petugas/ orang yang melaksanakan pekerjaan.
Sebagai bukti dari pelaksanaannya adalah diterimanya polis asuransi
berikut kuitansi pembayaran preminya.
c) Kimpraswil
Untuk proyek-proyek tertentu, seperti proyek-proyek sipil perlu
mendatangkan alat-alat berat. Apabila kondisi jalan dan keadaan jembatan
yang akan dilalui oleh transportasi alat berat tersebut relatif kecil, maka
diperlukan ijin dari pemerintah setempat, dalam hal ini instansi yang
berwenang adalah DINAS KIMPRASWIL setempat. Dinas ini adalah instansi
yang paling mengetahui spesifikasi teknis jalan dan jembatan yang berada
di wilayah kerjanya.
d) Laik Pakai
Hal ini ditujukan terhadap pesawat angkat dan pesawat angkut meliputi
perencanaan, pembuatan, pema sangan, peredaran, pemakaian,
perubahan dan/ atau perbaikan teknis nya seperti pemeliharaan.
Keterangan laik pakai untuk pesawat angkat dan pesawat angkut
memerlukan rekomendasi dari DEPNAKER. Sebagai bukti pelaksanaannya
adalah adanya surat keterangan laik pakai dari instansi berwenang
(DEPNAKER).
5.2. PELAPORAN K3
Sebagaimana dijelaskan di atas, Pelaporan K3 baik ke tingkat SUKU DINAS TENAGA
KERJA setempat,maupun ke DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH dilakukan secara
berkala dan rutin dengan menggunakan sarana formulir yang telah disiapkan, pelaporan
penyelenggaran kegiatan K3 ini harus disahkan oleh pengawas ketenagakerjaan bidang
K3 Konstruksi di SUKU DINAS TENAGA KERJA setempat, atau DINAS TENAGA KERJA
KANTOR WILAYAH.
Khusus bagi daerah – daerah yang tidak memiliki pengawas dari SUKU DINAS TENAGA
KERJA setempat, atau DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH maka pengesahan
laporan untuk sementara dapat dilakukan oleh Ahli K3 Konstruksi yang berada di
perusahaan dimana kegiatan K3 sedang dijalankan.
Untuk perusahaan yang mempunyai proyek – proyek dengan didukung oleh sub
kontraktor kelas menegah / kecil, maka Kegiatan pelaporan ini dapat dilakukan secara
berjenjang melalui sub kontraktornya, dan harus mendapat pengesahan Ahli K3
Konstruksi yang berada di kontraktor induk dimana kegiatan K3 sedang dijalankan,
dengan catatan tanggung jawab kegiatan K3 di tempat berlangsungnya kegiatan
konstruksi secara keseluruhan menjadi tanggung jawab kontraktor induknya (main
contractor), bentuk – bentuk pelaporan diberikan sebagai berikut ini.
LAMPIRAN: BENTUK LAPORAN ADMINISTRASI K3 KONSTRUKSI
Nama Proyek
Lokasi
Kodya/Kabupaten
Propinsi
DATA PROYEK
1. Nama Projek :
2. Lokasi :
3. Pemberi Tugas :
4. Perencana Konstruksi :
5. Pengawas Konstruksi :
6. Pelaksana Konstruksi :
7. Luas Lahan :
8. Luas Bangunan :
9. Subkontraktor :
: WNI Orang
Dibuat oleh:
CHEKLIST UNTUK PENGAWASAN
TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI BANGUNAN
1 Nama Proyek :
2 Lokasi/ alamat :
1 2 3 4 5
A. Umum
1 Apakah kontraktor telah melapor kepada Depnaker
sesuai pasal 2 Per.01/Men/80
2 Apakah kontraktor telah memiliki Wajib
Lapor sesuai UU.No.7/1981
3 Apakah semua pekerja harian lepas dan atau
borongan dari subkon telah mendapat perlindungan
Jamsostek
4 Apakah kontraktor/subkon mempunyai ijin
penyimpangan waktu kerja
5 Apakah memiliki Poliklinik dilokasi proyek, bila ada
beberapa petugas kesehatan yang aktif
6 Apakah Proyek mempunyai petugas K3/Construction
Safety Officer yang telah bersetifikat
7 Apakah Proyek memiliki organisasi K3 (Unit
K3/P2K3) atau Safety Comitee
8 Apakah Safety Officer atau Safety Comitee memiliki
program K3 untuk pelaksanaan
proyek
9 Apakah Safety Officer atau Safety Comitee memiliki
kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Safety talk
b. Rapat-rapat K3
- Harian
- Mingguan
- Bulanan
c. Prosedur kerja setiap tahapan pekerjaan
d. Supervisi dan inspeksi
e. Tersedia cheklist/safety patrol
f. Petugas piket
g. Kegiatan kampanye K3: lomba K3, kebersihan,
disiplin dll
h. Tindakan sanksi
10 Apakah cukup disiapkan alat-alat perlengkapan dan
alat pelindung diri (PPE) serta jumlahnya:
a. Helm
b. Sepatu kerja
c. Tali Pengaman
d. Masker las
e. Penutup mulut
f. Sarung tangan
g. Pakaian kerja
h. Kaca mata las
i. Jaring pengaman
j. Terali pengaman
11 Apakah ada dipasang rambu-rambu dan poster:
a. Papan pengumuman untuk tata tertib
b. Poster-poster K3
c. Rambu-rambu atau papan-papan peringatan
seperti tanda: awas bahaya, tanda bahan mudah
terbakar
d. Tanda Kode petunjuk arah
- MCK
- Tandu
- Mushola
- Kantin
- Bak sampah induk
- Kotak P3K
- Tempat istirahat
- Air minum
- Klinik
- Ruang Safety Comitte
12 Adakah kesiapan kontraktor dalam pencegahan dan
penanggulangan bila terjadi kebakaran dan sarana
penanggulangan kebakaran antara lain APAR apakah
sudah dipasang pada
tempat/lokasi yang rawan kebakaran?
B. Tempat Kerja dan Tata Ruang
1 Apakah lokasi/tempat kerja kegiatan konstruksi telah
dilengkapi dengan pagar pengaman dengan keadaan
baik
2 Lokasi proyek konstruksi:
- Luas tanah : m2
- Bangunan : m2
- Jumlah lantai : lantai
- Jumlah basemen : lantai
3 Apakah penempatan peralatan dan bahan
cukup teratur
- Alamat Kantor
- Pimpinan/Penanggung jawab
7 Bagian pekerjaan/proyek yang dikerjakan oleh Subkontraktor
(Data lengkap dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)
Jenis Pekerjaan Sub Kontraktor Nama Sub
Kontraktor
7.1 Persiapan dan pondasi Ya/Tidak
7.2 Gedung/Strukture Ya/Tidak
7.3 Mekanikal dan Elektrikal (M&E), meliputi: Ya/Tidak
- Power Plant/genset Ya/Tidak
- Instalasi pipa air (plumbing) Ya/Tidak
- Instalasi tata udara Ya/Tidak
- Instalasi proteksi kebakaran Ya/Tidak
- Instalasi penyalur petir Ya/Tidak
- Instalasi lift Ya/Tidak
7.4 Pekerjaan Finishing Ya/Tidak
Jumlah pekerja yang akan dipekerjakan selama
pekerjaan konstruksi/proyek berlangsung (Data lengkap
dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)
8 Jumlah pekerja yang akan dipekerjakan selama pekerjaan konstruksi/proyek berlangsung
(Data lengkap dapat diuraikan dalam lembar tersendiri)
Pelaksana Konstruksi
(Kontraktor Utama)
Mengetahui: …………………202
Kontraktor Utama (Main Kontraktor) Sub Kontraktor
DEPARTEMEN TENAGA KERJA R.I.
DIRETORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. No. 51 - JAKARTA
Kotak Pos 4872 Jak. 12048 Telp. 5255733 Pes. 600 - Fax (021) 5253913
Lanjutan
CHEKLIST UNTUK PENGAWASAN
TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI BANGUNAN
1 Nama Poyek :
2 Lokasi/alamat :
3 Pelaksana Konstruksi : (kontraktor)
- Pesawat-pesawat tenaga/genset:
a. Perizinan
b. Keadaan
c. Pemeriksaan terakhir
d. Data teknik (jenis, Nomor seri, pabrik
pembuatan, kapasitas)
e. Pemilikan
IX Syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh kontraktor (syarat-syarat yang diberikan oleh
Pengawas K3)
X Tanggal pemeriksaan: 2023
BAGIAN B. KHUSUS
1. Umum
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Renovasi Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Fatmawati terdiri dari:
a. Pekerjaan Struktur: Pasang Kolom dan rangka baja Atap kanopi dan Rangka atap
Baja Ringan Ruang Tunggu dan Zona Hijau
b. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
c. Perkerjaan Arsitektur dan finishing, mulai dari pekerjaan lantai, dinding, plafon
hingga finishing bangunan.
d. Pekerjaan Lansekap dan Infrastruktur.
3. Potensi Bahaya
Potensi bahaya untuk pekerjaan konstruksi dari tingkat keparahan rendah sampai
dengan tingkat keparahan tinggi seperti:
a. Terpeleset;
b. Jatuh dari ketinggian;
c. Terkilir;
d. Terbentur benda keras;
e. Tergores besi;
f. Tertusuk paku/besi;
g. Terkena palu;
h. Kaki dan tangan terjepit;
i. Kejatuhan material;
j. Tersengat aliran listrik;dan
k. Berbagai penyebab lain yang bisa menyebabkan luka berat dan kematian.
TR= K X A
Keterangan:
: Tingkat Risiko K3 Rendah
: Tingkat Risiko K3 Sedang,
: Tingkat Risiko K3 Tinggi.
5. Penerapan SMK3
Pada penyelenggaraan Kontruksi, Pelaksana wajib menerapkan SMK3 (Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
a. SMK3 Konstruksi meliputi:
1) Kebijakan K3;
2) Perencanaan K3;
3) Pengendalian Operasional;
4) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
5) Tinjauan Ulang Kinerja K3.
b. Penyedia Jasa diwajibkan membuat RK3K sebagai bagian dari dokumen usulan
teknis (Format RK3K terdapat pada lampiran 2).
8. Evaluasi Teknis
Evaluasi untuk Menilai Pemenuhan Persyarakatan K3 yang Tertuang Dalam RK3K,
Dilakukan Terhadap Sasaran dan Program K3.
9. Ahli K3
Mensyaratkan Ahli K3 Konstruksi untuk Pekerjaan yang Mempunyai Potensi Bahaya K3
Tinggi.
10. Petugas K3
Melibatkan Petugas K3 Konstruksi untuk Pekerjaan yang Mempunyai Potensi Bahaya K3
Rendah.
LAMPIRAN 1
Tabel 1.1. IDENTIFIKASI TINGKAT KEPARAHAN PEKERJAAN
Contoh:
TINGKAT KEPARAHAN/ KERUGIAN/ DAMPAK
NO JENIS PEKERJAAN KEPARAHAN ORANG HARTA/ BENDA LINGKUNGAN KESELAMAT
AN UMUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pekerjaan Insulasi atap Ringan (1) Tergores, terpeleset. Gangguan Gangguan suara
pada
peralatan
Sedang (2) Terkilir, terjatuh yang Kerusakan
menyebabkan luka ringan peralatan
Berat (3) Terjatuh dari ketinggian Gangguan
yang menyebabkan patah jaringan
kaki dan gegar otak, utilitas
keracunan gas beracun
yang menyebabkan
kematian
3 2 1 0
dst
Keterangan:
Tingkat keparahan dihitung berdasarkan rata-rata tingkat keparahan pada orang, harta benda, lingkungan, dan keselamatan umum. Untuk tingkat
keparahan pada orang yang mengakibatkan kematian maka nilai tingkat keparahan adalah 3 (berat) tanpa harus memperhitungkan nilai rata-rata.
TABEL 1.2. TABEL PENETAPAN RESIKO K3 KONSTRUKSI
Contoh:
KESELAMATAN
PEKERJAAN IDENTIFIKASI ORANG HARTA BENDA LINGKUNGAN
NO UMUM
BERESIKO BAHAYA
K A TR=(KxA) K A TR=(KxA) K A TR=(KxA) K A TR=(KxA)
1 Pekerjaan insulasi Tergores, 3 2 6 3 2 6 3 1 3 0 0 0
atap terpeleset, terkilir,
Terjatuh, Tersengat
aliran listrik,
terjatuh dari
ketinggian yang
menyebabkan
patah kaki dan
gegar otak,
keracunan gas
beracun yang
menyebabkan
kematian,
Gangguan pada
alat
berat, Kerusakan
pada alat berat,
2
3
4
dst
Nilai Rata-rata Sub
Total
Nilai rata-Rata Total
Kesimpulan Tingkat
Risiko
(tinggi/sedang/kecil)
Keterangan: b. Tingkat Resiko K3 sedang= 3-4
1. Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian c. Tingkat Resiko K3 Tinggi=6-9
antara nilai keparahan yang ditimbulkan(A) dengan nilai
kekerapan terjadinya risiko K3 Konstruksi (K), jadi TR=AxK.
2. Nilai Keparahan/ Kerugian/ Dampak(A) terdiri dari:
a. Ringan=1
b. Sedang=2
c. Berat=3
3. Nilai Kekerapan (A) terdiri dari :
a. Jarang terjadi dalam kegiatan konstruksi= 1
b. Kadang-kadang terjadi dalam kegiatan Konstruksi=2
c. Sering terjadi dalam kegiatan konstruksi=3
4. Nilai Tingkat Resiko K3 Konstruksi:
a. Tingkat Resiko K3 rendah = 1-2
LAMPIRAN 2
Format Rencana K3 Kontrak (RK3K)
(mengacu pada Permen PU No: 05/PRT/M/2014)
RK3K Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dibuat oleh Penyedia jasa untuk pelaksanaan kontrak,
dibahas dan ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
............................ RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONTRAK (RK3K)
(Logo & Nama
Perusahaan) (digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan)
DAFTAR ISI
A. KEBIJAKAN K3
B. ORGANISASI K3
C. PERENCANAAN K3
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
E. PEMERIKSAAN DAN EVALUASI KERJA K3
F. TINJAUAN ULANG KINERJA K3
A. KEBIJAKAN K3
(Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala
risiko dan peraturan perundangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan harus
ditandatangani oleh Manajer atau Kepala Proyek)
A.1. Perusahaan Penyedia jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. Kepala Proyek/Project manager harus mengesahkan Kebijakan K3.
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. ORGANISASI K3
Contoh:
C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK
pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab
Contoh:
Nama Perusahaan:................................
Kegiatan :................................
Lokasi :................................
Tanggal Dibuat :................................
Sasaran Program
Uraian Pengend Khusus
No Pekerjaa a lian Urai- Tolok Sum- Jang- Indikato Mon Penang- Biaya
n Risiko an Ukur ber ka r i to- gung (Rp)
Daya Wak- Pencapa ring jawab
tu i-an
(1 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
)
1 Pekerjaa 1.1. Pengg Selu- Pen - Sebe Turap Chec Pengaw Rp
n galian unaa ruh g bahan - lum terpasa klist a s atau 800r
pada n peker gun (turap beke ng petugas b
basemen turap - jaan a an , rj a sesuai terkait /m2
t galia tura perala haru dengan
banguna n p t an s gambar
n gedung dipas me- kerja, suda dan
dengan - me- dll h spesifik
kondisi tikan nuhi yang leng- a si
tanah mem spesi terkait kap
labil e f )
nuhi ikasi -SDM
prin- sesua
sip i
kesel denga
a n
mata kebut
n u han
1.2. Meng- Terse- Sesu Doku- Sesu Tertib Chec Quality Rp
guna- diany ai men ai melaksa klist enginee 500r
kan a de- (man deng n akan r b
meto- meto- ngan u an sesuai /m lari
de de meto -al jadw dengan
pema - de instru al metode
n yang c pelak
canga telah -tion/ -
n dite- petun sana
tap- - juk an
kan kerja)
1.3. Terse- Sesu Doku- Sesu Tertib Chec Quality
Meny diany ai men a i melaksa klist enginee
u sun a de- petun jadw n akan r
instru instru ngan - juk al petunjuk
k si k si ins- kerja pelak kerja
kerja kerja truks -
peker i sana
j aan kerja an
galian
1.4. Meng- Selu- Ram -Ram- Sebe- 100% Chec Petuga
guna ruh - bu bu & lum sesuai klist s K3
- kan lokas dan barika beker standa
i - j r
Sasaran Program
Uraian Pengend Khusus
No Pekerjaa a lian Urai- Tolok Sum- Jang- Indikato Mon Penang- Biaya
n Risiko an Ukur ber ka r i to- gung (Rp)
Daya Wak- Pencapa ring jawab
tu i-an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
D. PENGENDALIAN OPERASIONAL
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian pada tabel 2, diantaranya:
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur Organisasi
K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2 ;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh
tabel 1. Identifikasi bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab.
F. TINJAUAN ULANG K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E diklasifikasikan dengan katagori
sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel 2. Sasaran dan
Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang
untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
(Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader)
( ............................... )
Penyedia jasa
Kap/spek
No Jenis Peralatan Jumlah
Min.
1 Mobile Crane 2 (dua) Unit Min. 25 Ton
2 Genset 2 (dua) Unit Min. 350 kVA
3 Travo Las 2 (dua) Unit Min. 250 Amp
4 Excavator 1 (satu) Unit Min. 2 Ton
5 Dump Truck 3 (tiga) Unit Min. 4 m3
6 Lift Proyek 1 (satu) Unit Min. 500 kg
h. Selain personil manajerial yang harus disediakan menurut Permen PUPR No. 14/2020,
Kualifikasi Minimal (Lama) Peraturan LPJKN Nomor: 5 Tahun 2017, Kualifikasi Minimal
(Baru) SK Dirjen Bina Konstruksi Nomor: 33/KPTS/Dk/2023 dan untuk menjamin
kegiatan konstruksi dan hasil pekerjaan sesuai dengan standar teknis, mutu, biaya, dan
jadual, maka diperlukan beberapa personil pendukung lainnya, sebagai berikut:
1.22. Iklan
Kontraktor tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan ( batas
) site atau ditanah yang berdekatan tanpa sepengetahuan dari pihak Pemberi Tugas.
1.2 Bahan/Material
Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :
a. Kayu jenis papan, tebal 3 cm.
b. Kaso 5/7.
1.3 Pelaksanaan
1) Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan harus dibersihkan. Sampah
yang tertanam dan material lain yang tidak dibutuhkan berada dalam daerah
yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai
kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti dengan tiang dari
kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat
dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpass).
d. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapannya termasuk tanggungan
Kontraktor.
e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman.
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya dan diketahui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) untuk dimintakan keputusannya.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/teodolith.
- Kontraktor harus menyediakan teodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemerikasaan Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
- Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
f. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air/hujan.
2) Pekerjaan Galian
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus rata air (waterpass), dan bilamana pada dasar
setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan
pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpass.
c. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau kemiringan lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu
dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK).
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-
lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis
bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum yang dibuktikan
dengan test lab.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
i. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
j. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah
dan teletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke
tempat yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK)atas tanggungan Kontraktor.
4.2 Standard
SNI 03 – 0675 - 1989, Spesifikasi ukuran kusen, pintu kayu, jendela kayu, daun pintu kayu
untuk bangunan rumah dan gedung.
5.2 Standard
- SNI 03-2156-1991, Blok beton ringan bergelembung udara (aerated) dengan proses
otoklaf.
5.5 Produk
1. Produk Bata Ringan : Citicon, Bricon, Falcon
2. Perekat Bata Ringan : MU-328, Top Mortar, AM
3. Pengisi Celah Bata Ringan : MU-830, Top Mortar, AM
6.2 Standard
- SNI 03-6862-2002, spesifikasi perawatan, pemasangan dinding bata dan plesteran.
- SNI 03-6882-2002, spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan.
6.3 Persyaratan Bahan
1) Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)
2) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
3) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
4) Penggunaan adukan plesteran dan acian:
(a) Plester instan premium
(b) Seluruh permukaan plesteran di finish acian dari acian plesteran instan.
6.5 Produk
1. Plesteran Premium : MU-100, Top Mortar, AM
2. Acian diatas Plesteran : MU-250, Top Mortar, AM
3. Acian diatas Beton Ekspos (Skimcoat) : MU-202, Top Mortar, AM
7.3 Pelaksanaan
Lingkup pekerjaan meliputi:
1) Penyediaan bahan gypsum board 12 mm dan konstruksi rangka, penyiapan tempat
serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.
2) Rangka partisi
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka partisi dibuat dari rangka metal galvanis Stud
75mm dan Runner 76 mm sebagai rangka pokok dan diberi perkuatan 2 rangka pada
bidang-bidang bukaan untuk pintu. Modul rangka 600 x 1200 mm. Tebal dinding partisi
adalah 100 mm.
3) Pemasangan lembaran Gypsumboard
Bahan penutup partisi menggunakan Gypsumboard ukuran 1200x2400 tebal 12 mm
dipasangkan pada konstruksi rangka Stud & Runner pada ke-2 sisinya. kemudian
dicompound fin wall paper (warna dan texturenya ditentukan kemudian). Dipasang
sesuai dengan gambar.
4) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
5) Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
6) Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai
dan dipasang.
7) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan / material yang lain ditempat pekerjan
harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
8) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
9) Desain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari Perencana /
Manajemen Konstruksi.
10) Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
11) Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Perencana/
Manajemen Konstruksi.
12) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi) kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan
yang digunakan.
13) Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Perencana/ Manajemen Konstruksi.
14) Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
15) Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay out.
16) Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.
7.4 Produk
1. Rangka : Aplus, Gyproc, Knauf
2. Hospital Plint : Lokal / Nasional
3. Pelapis (Gypsum Board) : Aplus, Gyproc, Knauf
c. Alat
Tidak memungkinkan untuk rangka atau pemasangan FIBER SEMEN
d. Pemasangan
Peralatan yang digunakan untuk pemasangan panel FIBER SEMEN secara vertikal
menggunakan tentakel atau rantai blok horizontal selain penggunaan tenaga manusia.
Ketika panel FIBER SEMEN yang dipasang cukup berat karena mempunyai ukuran yang
besar juga dapat menggunakan kerekan listrik.
Sebelum pemasangan dilaksanakan, FIBER SEMEN harus dibuat dengan baik
sesuai dengan petunjuk pemasangan. Hal ini dimaksudkan agar panel FIBER SEMEN
yang terpasang benar-benar presisi.
Pemasangan FIBER SEMEN terdiri dari dua sistem, yaitu:
a. Sistem Angkur
Sistem ini digunakan ketika jarak antar struktur panel FIBER SEMEN terlalu
besar (jarak yang cukup untuk melakukan pengelasan) adalah dengan cara jangkar
panel FIBER SEMEN yang di las kerangka horizontal.
b. Sistem Sekrup
Sistem ini digunakan ketika jarak antar struktur panel FIBER SEMEN sangat kecil
(tidak ada jarak cukup untuk pengelasan) adalah dengan cara memasang panel
FIBER SEMEN menggunakan sekrudan memperbaikin rangka horizontal.
c. Finishing/Sealant
Setelah panel dipasang maka sambungan antar panel dipasang sealant untuk
mencegah masuknya air/bocor.
d. Stok Bahan
Panel yang telah dikirim ke site harus disiapkan dengan rapi dan benar. Untuk
menghindari penumpukan panel vertikal sehingga panel tidak rusak. Panel-panel
harus disusun secara horizontal dan membuat rak khusus untuk peletakan panel.
8.4 Produk
Fiber Semen : Kalsi, Royal Board, Aplus
Tahapan Kerja :
Surface Preparation : Pembersihan permukaan dinding / tembok
Primer Coat : Alkali Resisting Primer (water based sealer), 1 x roll, 1 x 20
micron dft
Finish Coat : Weather Shield, 2 x roll / sampai menutup, 2 x 30 micron
(ditambahkan 10 – 20% air bersihsesuai kebutuhan).
Recoating interval : Minimal 2 jam (30°C), ketika lapisan pertama cat sudah
kering
Tahapan Kerja :
Tahapan Kerja :
Tahapan Kerja:
9.4 Produk
1. Cat Dinding Eksterior Elastomeric : Propan, TOA, Jotun
2. Cat Dinding Interior : Propan, TOA, Jotun
3. Cat Dinding Interior Anti Bakteri : Propan, TOA, Jotun
4. Cat Kayu : Propan, TOA, Jotun
5. Cat Besi : Propan, TOA, Jotun
6. Cat Enamel : Propan, TOA, Jotun
7. Cat Garis Parkir, Kansteen, Marka : Propan, TOA, Jotun
10.2 Standard
1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3)
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA.
TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramik Tile.
Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/
Pemberi tugas.
11.4 Pelaksanaan
1) PERSIAPAN
Pekerjaan raised floor sebaiknya dimulai setelah selesainya pekerjaan plafon dan
pekerjaan dinding. - Lantai kerja harus dilindungi dengan plastik atau kayu triplek ketika
membawa material raised floor ke lokasi pekerjaan. - Penyesuaian pedestal adalah plus
atau minus 15 mm. Jika ditemukan bahwa ada perbedaan elevasi pada lantai kurang dari
3 mm, perbedaan dapat diterima, tetapi jika lebih dari 3 mm, ini harus di perbaiki dengan
adukan semen.
2) PEMBERSIHAN
Lantai yang akan dipasangi raised floor terlebih dahulu harus dibersihkan dengan
mengunakan sapu. Karena jika lantai kotor kekuatan perekat pedestal akan sedikit
melemah.
3) MARKING
Jika memungkinkan pekerjaan marking sebaiknya dilakukan sebelum membawa material
ke dalam ruangan. Tandai lantai dengan membuat garis lurus secara vertical dan
horizontal sesuai gambar kerja.
Menandai unit persegi setiap ukuran panel raised floor. Ketika menandai lantai, pastikan
bahwa sudut siku diperoleh mengunakan prinsip phytagoras.
4) MERATAKAN PEDESTAL
Pertama kali putar mur pedestal sehingga bagian kepala pedestal turun sampai 29 mm.
Selanjutnya periksa tinggi masing-masing pedestal dengan mengunakan pengaris dan
meteran dan kemudian sesuaikan ketinggian pedestal.
5) PEMASANGAN PEDESTAL
Buka tutup perekat dan ambil dua buah pedestal kemudian celupkan kedua sisi alas
pedestal. Rapikan pelekat dengan mengunakan sisi-sisi plat pedestal. Selanjutnya, taruh
pedestal yang sudah diberikan perekat pada lantai sesuai posisi pada gambar kerja.
Lakukan hal yang sama untuk langkah selanjutnya. Catatan: setiap meletakan pedestal
pada permukaan lantai, jangan lupa untuk mencek kembali apakah ada perekat yang naik
ke atas permukaan plat.
Jika tidak ada perekat muncul, ini menunjukan kurangnya perekat, Ambil kembali pedestal
tersebut dan tambahkan perekat sehingga perekat naik ke atas permukaan plat mengikuti
gambar di atas. Hal yang sama berlaku ketika lantai dapat dilihat melalui lubang di pelat
dasar. Dalam hal ini silahkan tambahkan jumlah perekat yang digunakan. Kira-kira
menyesuaikan ketinggian tanah pertama bantal gasket di kepala alas.
Ketinggian dasar pedestal adalah sebagai berikut :
Untuk 150 mm → (tinggi maksimal) – (panel lantai dan ketebalan karpet) =150 mm – 29
mm – 6 mm = 115 mm.
Hal ini dilakukan dengan memutar mur untuk menyesuaikan ketinggian. Ketika empat
tiang sudah terpasang, selanjutnya kita dapat meletakkan panel raised floor pada
permukaan atas pedestal.
6) PERSIAPAN INSTALASI PANEL RAISED FLOOR
Instal panel lantai seperti gambar di bawah ini :
Setelah menyelesaikan baris (1) dan (2),menurunkan garis tegak lurus ke lantai menandai
untuk memeriksa posisi panel di sisi dinding. Jika kesalahan lebih dari satu millimeter
ditemukan, atur posisi dengan palu karet. Selanjutnya pasang panel mengikuti garis
panah.
7) PEMASANGAN PANEL RAISED FLOOR
Letakkan panel di atas pedestal yang sudah terpasang. Kemudian, cek kerataan lantai
dan cek kestabilan posisi panel. Empat sisi panel harus ditekan untuk memastikan panel
dalam kondisi stabil. Jika panel tidak stabil, sesuaikan tinggi pedestal. Putar mur untuk
mengunci ketinggian pedestal. Untuk mengunci panel, pasangkan lock plate.
11.5 Produk
Raised Floor : ZT Floor, Aimstrong, Mira-saito
12.4 Produk
Floor Hardener : MU 700, Top Mortar, Sika
13.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar. Dalam hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada permukaan lantai,
pengadaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan pembantu lainnya, contoh bahan
yang akan digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat
penyerahan pekerjaan terakhir.
2) Persyaratan Peraturan
Bahan:
- Bahan harus food grade
- Bahan epoxy primer sebagai lapisan awal, terdiri dari 2 komponen berupa resin dan
hardener yang harus melalui proses pencampuran sebelum diaplikasikan pada
permukaan beton. Untuk epoxy primer yang digunakan adalah dibuatan dengan
standar internasional dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi / Perencana.
- Bahan untuk scraping/ tahapan tengah adalah merupakan bahan yang sama
dengan tahapan finish. Yang membedakan adalah dalam tahapan scraping bahan
yang digunakan dicampur dengan bahan lain (bubuk kalsium / pasir silika) yang
disesuaikan dengan spesifikasi yang diminta yang sesuai dengan ketentuan atau
yang dipersyaratkan dari pabrik, proses pengerjaan dilakukan lapis demi lapis,
warna harusstabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran, dapat mencegah
terjadinya retak, dan tidak licin.
- Warna akan ditentukan sebelum pelaksanaan pengerjaan. Pengendalian seluruh
mutu bahan-bahan serta cara pengerjaannya harus dengan syarat-syarat yang
ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
2) Benefit :
a) Solvent Free
b) Food Grade (US FDA 221 CFR 175.300)
c) Baik terhadap ketahanan chemical
d) Cocok untuk light traffic sampai heavy traffic
e) Seamless tanpa join sehingga tidak menyimpan kotoran
f) Mudah dibersihkan
13.3 Pelaksanaan
1) Persiapan Pelaksanaan
a) Umur beton yang akan diaplikasi harus berumur minimum 28 hari setelah
pengecoran beton selesai dilakukan.
b) Permukaan beton yang akan diaplikasi harus sudah selesai dilakukan finishthrowel.
c) Beton harus memenuhi kreteria minimum mutu fc‟ 25, Permukaan beton harus
kering, moisture content maksimum 4% diukur menggunakan moisture meter yang
terkalibrasi, Permukaan beton halus (trowel finish), memiliki level yang baik,
disarankan min deviasi 3mm/3m.
d) Gunakan gerinda atau shot blasting, semua laitance harus dibuang, permukaan
beton harus kering, bebas kotoran, pori pori terbuka sempurna, sekeliling perimeter
dipersiapkan menggunakan hand held preparation equipment (gerinda tangan).
e) Area yang rusak harus diperbaiki terlebih dahulu, dapat menggunakan Polyfloor PFM
212, atau konsultasi dengan Propan untuk alternatif.
f) Apabila moisture content dalam beton masih tinggi (lebih dari 4.%) dimana jadwal
aplikasi mendesak, maka pabrikan menyarankan menggunakan tambahan material
sebagai moisture barrier yaitu Polyfloor PFC 225 3K WB dengan ketebalan 2 mm
kemudian diikuti dengan spek floor coating yang sudah ditentukan.
g) Pekerjaan untuk lantai epoxy dilakukan setelah ada persetujuan dari Perencana /
Manajemen Konstruksi. Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dari
pabrik yang bersangkutan, sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik
dan memberikan kepuasan kepada Perencana / Manajemen Konstruksi.
h) Sebelum pekerjaan dilakukan, kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh
bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan kepada Manajemen Konstruksi
untuk disetujui dalam pelaksanaan.
i) Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui
Perencana / Manajemen Konstruksi, akan dipakai sebagai standar dalam
pemeriksaan dan penerimaan bahan / hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh
kontraktor.
j) Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/ hasil kerja
terlindung dari sinar matahari secara langsung, hujan dan api/ percikan api serta
senantiasa menjaga keamanannya.
k) Ambang batas minimum saat aplikasi dan pengeringan berlangsuung adalah 5
derajat celcius untuk mencegah terjadinya kondensasi / titik embun.
l) Hindari aplikasi pada suhu diatas 40 derajat celcius untuk mencegah terjadinya
pengeringan material yang terlalu cepat setelah pencampuran komponen PTA (base)
dan PTB (hardener).
m) Saat proses pencampuran komponen PTA dan PTB aduk secara merata dengan
mengggunakan mixer berkecepatan tinggi (1000 – 1500 rpm) selama 2-5 menit.
n) Saat aplikasi berlangsung, pastikan bahwa area kerja memiliki ventilasi yang cukup.
o) Hindari kontak langsung antara material cair dengan kulit atau mata. Jika terjadi
kontak segera bilas dengan air atau sabun untuk menghindari terjadinya iritasi.
p) Pekerjaan lantai epoxy harus dilakukan dalam kondisi bebas dari pekerjaan lain saat
pelaksanaannya (dari tahapan persiapan sampai tahapan akhir ).
q) Kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan lantai apabila terjadi dari akibat
tidak dipatuhinya poin 13 merupakan tanggung jawab kontraktor, dan apabila ada
pekerjaan perbaikan tidak akan dikenakan tambahan biaya.
2) Pelaksanaan Pekerjaan
Tahapan persiapan permukaan
a) Tahapan epoxyprimer
Tahapan primer adalah tahapan pelapisan material epoxy primer dengan metode roll
di atas permukaan beton setelah tahapan persiapan permukaan selesai dilakukan.
b) Tahapan epoxyscraping ( bodycoat )
Tahapan epoxyscraping dilakukan setelah tahapan epoxy primer selesai dilakukan
dan telah melalui proses pengeringan. Tahapan scraping meliputi groating pada area
crack dan join beton yang akan diisi oleh material epoxy, serta memberikan lapisan
tengah dengan material epoxy yang dicampur dengan bahan lain ( bubuk kalsium
atau pasir silika ) yang disesuaikan dengan spesifikasi yang akan diaplikasikan pada
permukaan lantai. Untuk spesifikasi coating bahan yang digunakan adalah bubuk
kalsium, dan spefisikasi lining menggunakan pasir silika. Untuk metode
pengerjaannya sendiri dengan menggunakan raskam.
c) Tahapan epoxyfinish (top coat)
Tahapan epoxyfinish merupakan tahapan pelapisan akhir setelah tahapan
epoxyscraping selesai dilakukan. Sebelum dilakukan tahapan akhir ini lapisan
bodycoat akan digerinda dengan tahap ringan yang berfungsi untuk membersihkan
sisa kotoran yang menempel pada permukaan epoxyscraping, setelah itu akan
dilakukan pembersihan ulang dengan menggunakan vakum yang setelah itu
dilakukan tahapan epoxyfinish sebagai tahapan pelapisan akhir. Untuk tipe coating
metode yang digunakan adalah dengan menggunakan roll. Untuk metode lining,
material dituang di permukaan lantai dan diratakan dengan menggunakan garukan
air dan diikuti dengan menggunakan roll, diakhiri dengan menggunakan spikeroll
untuk mencegah terjadinya bubble pada permukaan finish.
13.4 Produk
Epoxy: Polyfloor, FloorGuard 1000 SL, Dong Yang
A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
pemasangan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pemasangan plafond pada ruang seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail
gambar. Meliputi pekerjaan plafond dengan finishing:
- Gypsum board 9 mm fin cat untuk ruangan tidak basah dan tertutup.
- Gypsum waterproof 9 mm fin cat untuk ruangan basah.
B. Standard
SNI 03-6384-2000, spesifikasi panel/ papan gypsum.
- Rangka Plafond : Rangka metal furring galvanis steel.
- Panel : Gypsumboard dan Gypsum Waterproof 1200x2400x9mm.
- Pengantung : Rod drat bwg.
- Finishing : Compound cat interior (AEP) dan
cat interior (AEP) + anti Bakteri
- List : Cornice polos
C. Pelaksanaan
1) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon
yang rata, datar dan tidak melengkung.
2) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafon.
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafon menjadi bergelombang karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafon level
diluar bangunan.
- - Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah
MK/Pengawas.
- Bilama “touching down” tidak dapat memperbaiki permukaan langit-langit tersebut
dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.
4) Pekerjaan plafond gypsum board dan gypsum waterproof.
a) Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond dan konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta
pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.
b) Rangka plafond,
Rangka metal furring galvanis steelsystem penggantung Rod drat bwg dengan modul
rangka 600x1200mm.
c) Pemasangan plafond,
Bahan penutup plafond menggunakan gypsum board atau gypsum waterproofukuran
1200x2400 x 9 mm dipasangkan pada konstruksi rangka metal furring galvanis
steel kemudian sambungan diberi textile tape dicompound fin cat. Dipasang sesuai
dengan gambar.
A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenagakerja, bahan-bahan, perlengkapan
pemasangan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pemasangan plafond pada ruang seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail
gambar. Meliputi pekerjaan plafond dengan finishing:
- acoustic tile 12 mm tegular beserta rangka dan konstruksi penggantung penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum dalam gambar.
C. Pelaksanaan
1) Pemasangannya dengan lay in expose system.
2) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon
yang rata, datar dan tidak melengkung.
3) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
4) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafon.
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafon menjadi bergelombang karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafon level
diluar bangunan.
- Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah
MK/Pengawas.
- Bilama “touching down” tidak dapat memperbaiki permukaan langit-langit tersebut
dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.
5) Pekerjaan plafond Acoustic Tile.
a) Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond kalsium silikat board dan konstruksi penggantungnya,
penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada
gambar.
b) Rangka plafond,
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond menggunakan exposed grid system
dengan T-bar system (cross tee dan main tee). Rangka Main Tee digantungkan pada
system penggantung dan rangka main tee & cross tee saling dikaitkan dengan modul
600x1200mm, kemudian panel ditumpangkan diatasnya. Sesuai gambar dan
petunjuk pemasangan.
c) Pemasangan lembaran Kalsium,
Pemasangannya dengan lay in expose system.
A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
pemasangan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pemasangan plafond pada ruang seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail
gambar. Meliputi pekerjaan plafond dengan finishing:
- Metal Ceiling untuk ruangan OK seperti yang dilihat pada detail gambar perencanaan
B. Standard
- Rangka Plafond : V Carier concealed system.
- Panel : KIRANA Steel 85 C.
- Pengantung : Rod drat bwg.
- Finishing :-
- List : sudut rata/konus
C. Pelaksanaan
1) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon
yang rata, datar dan tidak melengkung.
2) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap:
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafon.
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafon menjadi bergelombang karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafon level
diluar bangunan.
- Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah
MK/Pengawas.
- Bilama “touching down” tidak dapat memperbaiki permukaan langit-langit tersebut
dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.
4) Pekerjaan plafond Metal Panel.
a) Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond metal panel dan konstruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.
b) Rangka plafond,
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond menggunakan exposed grid system
dengan Rangka V carier digantungkan pada system penggantung berikutnya rangka
saling dikaitkan, kemudian panel ditumpangkan diatasnya di clip-in agar panel metal
tidak terangkat ke atas sesuai gambar dan petunjuk pemasangan.
14.4 Pekerjaan Plafond Aluminium Composite Panel (ACP)
A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite panel seperti
yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukan dalam gambar
B. Persyaratan
1) Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik.
2) Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
- AA The Alluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM E.84 American Standard for Testing Materials
- DIN 4109 Isolasi Udara
- DIN 52212 Penyerapan Suara
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikatif
C. Komponen
1) Bracket/angkur dari material besi fin galvanish atau material aluminium ekstrussion.
2) Rangka vertikal dan horisontal dari material aluminium ekstrussion
3) Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforce dari material aluminium
ekstrussion
4) Infill dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian
5) Sealant
- Untuk pekerjaan luar, lihat bab sealant
- Warna ditentukan kemudian berdasarkan color chart pabrik.
- Sealant antara panel aluminium dengan komponen lain.
D. Bahan-Bahan
1) Bahan : Aluminium Composite Alloy 5005
- Tebal : 4mm terdiri dari 0,5mm Aluminium, 3mm Polyetylene dan
0,5 mm Aluminium.
- Lebar standard : 1020mm, 1250mm & 1575mm.
- Berat : 5-6 Kg / 5mm
- Bending Strengh : 45-50 Kg/5mm
- Heat Deformation : 2000C
- Sound Insulation : 24-39 dB
- Finished : Fluorocarbon paint PVDF KYNAR 500 + nano coating.
- Garansi warna 10 tahun
- Waktu pengiriman 45 hari
2) Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
3) Bahan yang digunakan produksi Seven, Dekson, Howsolpan.
4) Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan pemberi tugas.
5) Toleransi dimensi mill finish:
- Stove dipernish + 0,2 mm
- Dianode 0.4 / + 0,2 mm
- Lebar – 0/+ 4mm
- Panjang s/d 4 meter -0/+6mm
E. Pelaksanaan
1) Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan
kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2) Aluminium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu macam
saja.
3) Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
4) Rangka-rangka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti , tegak
lurus dan tepat pada posisinya.
5) Metode pemasangan antara lain:
- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup.
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan pinggir.
6) Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat
bisa ditambahkan deterjen netral.
7) Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat dan tidak bocor seseuai dengan uraian bab sealant dalam
persyaratan ini
8) Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
9) Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
10) Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar
matahari dan pabrik pembuatnya berupa sertifikat jaminan.
A. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan permukaan beton dengan plesteran dan
acian difinishing dengan pengecatan yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti tangga, outdoor ac, ruang ME,
dan lain-lain.
B. Pelaksanaan
1) Pekerjaan ini meliputi pelat plafond beton telah di skimcoat halus tidak retak
2) Setelah kering kemudian dilakukan pengecatan.
14.6 Produk
1. Gypsumboard & Gypsum Waterproof : Aplus, Gyproc, Knauf
2. Metal Linier : Prometama, Hunter Douglas, Luxalon
3. Alumunium Composite Panel (ACP) : Seven, Dekkson, Howsolpan
4. Ekspos 1 (cat interior) : Propan, TOA, Jotun
5. Ekspos 2 (Cat interior + anti bakteri) : Propan, TOA, Jotun
15.1 Umum
Lingkup Pekerjaan
1) Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan partisi
kubikal dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
2) Partisi Kubikal dipasang pada penyekat tiap-tiap toilet seperti yang ditentukan di
gambar arsitektur.
3) Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan jenisnya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
16.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakainnya / operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, kloset, kran, perlengkapan kloset, floor
drain, clean out dan metal sink.
2) Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) beserta persyaratan /
ketentuan pabrik untuk mndapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
16.3 Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
3) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / menganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pengguna Jasa.
6) Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah dengan segala aksesorisnya seperti tercantum
dalam brosurnya.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu
serta petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus
baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan
memastikan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-
kebocoran.
7) Pekerjaan Urinal
a. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
b. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut Fisher atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
c. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
untuk itu, baik waterpasnya. Semua celah-celah yang mungkin ada antara
dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal
sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.
8) Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk dan jongkok berikut segala kelengkapannya harus terpasang
semua. Warna dan jenis akan ditentukan Konsultan Perencana kemudian.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 cm dan telah dicelup
dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset
disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.
d. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, water
pass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
9) Pekerjaan kran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan kualitas terbaik
dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang
berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel
pada dinding. Keran-keran yang dipasang di halaman harus mempunyai ulir, sink
di pantry disambung dengan pipa leher angsa (extension)
b. Stop kran yang dapat digunakan dari bahan kuningan dengan putaran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
10) Pekerjaan Metal Sink
a. Metal sink yang digunakan minimal 1 mm, bahan stailess steel, seperti
ditunjukkan dalam gambar.
b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, sehingga
tidak ada bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai
dengan gambar untuk itu.
c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan
gambar untuk itu, baik water pass-nya dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.
16.4 Produk
1. Closet Duduk : Toto, Roca, Grohe
2. Wastafel : Toto, Roca, Grohe
3. Urinoir (Moslem Standar) : Toto, Roca, Grohe
4. Kran : Toto, Roca, Grohe
5. Shower : Toto, Roca, Grohe
6. Zinc : Toto, Roca, Grohe
7. Floordrain : Toto, Roca, Grohe
8. Aksesori : Toto, Roca, Grohe
17.4 Produk
Kaca dan Cermin : Mulia, Saint Gobain, Asahimas
18.2 Persyaratan
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik.
b. Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
- AA The Alluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM E.84 American Standard for Testing Materials
- DIN 4109 Isolasi Udara
- DIN 52212 Penyerapan Suara
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikatif
18.3 Komponen
1) Bracket/angkur dari material besi fin galvanish atau material aluminium ekstrussion.
2) Rangka vertikal dan horisontal dari material aluminium ekstrussion.
3) Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforce dari material aluminiumekstrussion.
4) Infill dari sealant warna ditentukan kemudian.
5) Sealant
- Untuk pekerjaan luar, lihat bab sealant
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart pabrik.
- Lokasi Sealant adalah antara panel aluminium dengan komponen lain.
18.4 Bahan-Bahan
a. Bahan
- Bahan : Aluminium Composite
- Tebal : 4 mm (0,5 mm Aluminium, 3 mm PE dan 0,5 mm
Aluminium)
- Coating Thickness : 30µ
- Berat : 5-7,5 kg/m2
- Bending strength : 45 – 60 kg/ 5mm
- Heat Deformation : 200 derajat Celcius
- Sound Insulation : 24 – 39 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished Coating PVDF
KYNAR 500 + nano coating dibuktikan dengan
certificate
- Warna : lihat gambar / sesuai approval.
- Aluminium skin thickness : 0,5mm
- Aluminium alloy : 5005 dengan tebal 0,5 mm untuk AL (aluminium)
depan dan belakang
- Coating type : PVDF
a. Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
b. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic
c. Kontraktor diwajibkan menyerahkan Jaminan Supply yang dikeluarkan oleh distributor dan
didukung oleh pihak pabrik (principle).
d. Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
e. Bahan yang digunakan PVDF 0.5 alloy 5005
f. Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan pemberi tugas.
g. Toleransi dimensi mill finish:
Stove dipernish + 0,2 mm
Dianode 0.4 / + 0,2 mm
Lebar – 0/+ 4mm
Panjang s/d 4 meter -0/+6mm
h. Coating Garansi 10 tahun yang dibuktikan dengan certificate garansi dari pabrik
18.5 Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan
kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu macam
saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti, tegak
lurus dan tepat pada posisinya.
e. Metode pemasangan antara lain
- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup.
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan pinggir.
f. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat
bisa ditambahkan deterjen netral.
g. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat, tidak bocor sesuai dengan uraian bab sealant dalam
persyaratan ini.
h. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
i. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
j. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar
matahari dan pabrik pembuatnya berupa sertifikat jaminan yang mencantumkan: Nama
Proyek, Pemilik Proyek, Volume dan Warna.
18.5 Produk
Alumunium Composite Panel (ACP) : Seven, Reynobond, Howsolpan
PASAL 19. PEKERJAAN BATU ALAM
19.2 Persyaratan
1) Batu alam yang dipasang
- Batu alam granit bakar dan polis
- Marmer Travertine slab
2) Tiap lembar batu alam yang akan dipasang harus bersih dari kotoran, debu/bubuk
kayu dan zat /cairan (lem, minyak, cat dan lain-lain) yang dapat terserap oleh material
tersebut. Periksa pula material batu yang retak di pinggir-pinggirnya.
3) Apabila pada material batu terdapat karatan akibat pisau potong maka harus
dibersihkan, tergantung dari kondisi material.
4) Setelah material batu selesai dibersihkan, bagian belakang dilapisi coating.
19.4 Produk
1. Granit : Marble & Meuble (MM)
2. Marmer : Marble & Meuble (MM)
A. Bahan Kayu
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PPKI tahun 1961)
dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Untuk kayu yang dipakai adalah kayu mahoni dengan mutu baik dan atau setara,
keawetan kelas I dan kelas kuat I – II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar
adalah ukuran jadi.
4. Daun pintu dengan konstruksi kayu mahoni dan lapisan PVCsheet di kedua sisi pintu
dan sudah waterproof. Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail (kecuali
ditentukan lain dalam gambar).
B. Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu (waterbase) yang bermutu baik dengan kandungan
minimum formalin di angka 0.3%.
20.4 Produk
Panel Pintu Kayu (Engineering Wood) : PIKA, Daiken, Lotusdoor
b. Persyaratan Bahan
1. Konstruksi Pintu (Kusen dan Pintu)
a) Tiga faktor yang harus dipenuhi untuk pintu untuk disyaratkan sebagai Pintu Tahan
Api, yaitu :
- Stabilitas terhadap api, yaitu kemampuan dari bagian konstruksi gedung,
dengan atau tanpa bantalan peluru, untuk menahan keruntuhan pada saat
terjadi kebakaran.
- Integritas terhadap api, yaitu kemampuan elemen pembagi ruang pada gedung
untuk mencegah terjadinya celah yang menyebabkan lidah api dan asap panas
dapat menembus dari satu ruang ke ruang lainnya sewaktu terjadi kebakaran.
- Isolasi panas, yaitu kemampuan elemen pembagi ruang pada konstruksi
gedung untuk mencegah menjalarnya panas dari satu ruang ke ruang lainnya
b) Pintu besi tahan api harus telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi
persyaratan sebagai pintu tahan api oleh lembaga-lembaga pengujian nasional
yang diakui oleh instansi Damkar.
c) Semua bagian pintu yang terbuat dari plat baja, yaitu daun pintu, kusen dan
perangkaian, haruslah terbuat dari jenis plat baja canal dingin / baja putih atau
Cold Rolled Steel Sheet.
d) Daun pintu berbentuk Rebated Door, dilengkapi dengan bibir pintu di sekeliling
daun pintu yang merupakan satu kesatuan plat dengan plat permukaan pintu,
sehingga pemukaan pintu menjadi rata. Ketebalan daun pintu untuk seluruh
tingkatan fire rating 1, 2 atau 3 jam adalah 50 mm. Bagian dalam daun pintu diisi
standar isolator panas, agar pada saat terjadi kebakaran, kenaikan suhu
(temperature rise) permukaan plat pintu pada sisi yang tidak terbakar tidak
melebihi 450ºF (23ºC) pada 30 menit pertama.
e) Bentuk Kusen sesuai dengan type yang tertera di dalam Door Window Schedule &
Hardware di dalam gambar berserta ukuran yang disetujui oleh arsitek.
f) Untuk pintu yang menggunakan panel pandang (Vision Panel), maka pintu hanya
boleh dilengkapi dengan kaca tahan api terbuat dari Borosilicate Float Glass
dengan ketebalan 5 mm atau lebih. Ketahanan api (fire rating) pintu akan
mengikuti tingkat ketahanan api dari kaca dengan ukuran di atas.
g) Ketahanan terhadap api (fire rating) yang disyaratkan adalah minimal 2 jam.
h) Finishing akhir pintu menggunakan cat besi berkualitas tinggi
c. Pelaksanaan
1. Persiapan Pelaksanaan
a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar
yang ada dengan memeriksa kebenaran ukuran, leveling, tipe dan lokasi pintu
serta menyesuaikan dengan kondisi di lapangan dan koordinasi pabrik.
b) Kontraktor menyiapkan tenaga kerja yang ahli dalam jenis pekerjaan ini,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lain yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c) Pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan pintu / kusen harus dilindungi
selama pekerjaan berlangsung, baik dari segi kemungkinan kerusakan fisik
maupun finishing permukaannya.
d) Tempat penyimpanan daun pintu dan kusen harus di dalam ruangan /
beratap, bebas dari air hujan dan genangan air serta disusun rapi dengan
posisi tegak terhadap sisi panjang kusen / daun pintu.
e) Perlu diperhatikan koordinasi dengan pekerjaan lain, baik yang sudah dan
yang belum terpasang, terutama untuk pekerjaanpekerjaan yang telah selesai
pelaksanaannya.
f) Kontraktor diwajibkan membuat metode pelaksanaan dan shop drawing
dengan mengikuti ukuran, bentuk, mekanisme pembukaan pintu sesuai detail
gambar dan mengajukan contoh bahan, yang sesuai spesifikasi, untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana / Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Konstruksi tiang / kolom dan balok beton untuk lubang kunci harus kuat
untuk menahan konstruksi / beban kusen dan pintu, vertikal / horizontal dan
lurus terhadapa lantai dan dinding lainnya, serta disiapkan lubang angkur
(steel bar) dengan ukuran, jumlah dan jarak sesuai shop drawing, dengan
toleransi ± 10 mm.
b) Semua bahan dan pekerjaan yang terpasang sebelum dan sesudah pekerjaan
dilaksanakan harus mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
c) Kusen yang dipasang pada lubang pintu harus diberi angkur dengan ukuran,
jumlah dan jarak sesuai shop drawing dan standar pabrik, kemudian diset
pada tulangan kolom / balok dengan baik dan harus benar-benar lot.
d) Setelah kusen terpasang, maka lubang angkur di cor dan harus bebas dari
pengaruh pekerjaan lain dan tumbukan keras yang diakibatkan lalu lalang
dan aktifitas lain selama ± 3x24 jam. Setelah cukup kokoh berdiri
ditempatnya, barulah daun pintu dipasang dan di setel dengan toleransi
maksimum 5 mm dari bawah lantai finish dan 3 mm dari kusen untuk sisi
lainnya.
e) Daun pintu setelah terpasang harus rata, tidak bergelombang, kokoh, siku
dan lot, serta mekanisme semua perangkat keras yang terpasang dapat
dioperasikan dengan lancar dan sempurna, sesuai dengan yang
dipersyaratkan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Apabila
terjadi kemacetan, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
f) Cara pemasangan perangkat keras pintu yang dibutuhkan harus sesuai
dengan standar / spesifikasi dari pabrik dan pekerjaan pengelasan,
pelubangan, penguatan dan hal-hal lain yang diperlukan dalam pemasangan
tersebut harus dilakukan di pabrik.
g) Seluruh permukaan pintu / kusen setelah di cat dasar (oxyde primer) dari
pabrik, serta sempurna dalam pemasangan / penyetelan, termasuk perangkat
kerasnya, maka selanjutnya di cat akhir dengan cat besi yang bermutu baik.
h) Finishing akhir menggunakan cat besi yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas
/ Konsultan Perencana dengan cara pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
pabrik (full system) dan ketentuan-ketentuan pada pasal mengenai pekerjaan
Cat pada Buku RKS ini.
21.3 Produk
1. Pintu Baja : Kuppe, Almar, AMK
2. Kusen & Pintu Besi : Kuppe, Almar, AMK
22.4 Pelaksanaan
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh material untuk
mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Perencana / Manajemen
Konstruksi.. Contoh yang diajukan harus dilengkapi dengan perhitungan berat tipe pintu
dan jendela untuk dapat menentukan tipe engsel dan jendela yang akan dipakai.
2). Kontraktor harus membuat Skema Masterkey untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas sebelum pekerjaan dimulai.
3). Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan, shop drawing dan mock up untuk
mendapatkan persetujuan dari Manajemen Konstruksi sebelum pekerjaan dimulai. Biaya
pembuatan mock up menjadi tanggungan Kontraktor.
4). Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah pintu
dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang 1/3 jarak
antara kedua engsel tersebut (dibagian atas) atau 2/3 jarak antara kedua engsel
tersebut (di bagian bawah).
5) Handle dan penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai atau
sesuai dengan gambar arsitektur.
6). Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.
Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) didalam pintu.
7). Setelah door closer terpasang, Kontraktor harus mengadakan penyetelan sehingga pintu
dapat menutup dan membuka dengan baik dan sempurna (Kontraktor juga harus
mengajarkan cara penyetelan kepada Manajemen Konstruksi/Pemberi Tugas.
8). Pemasangan floor hinges pada pintu harus disesuaikan dengan ketentuan dari pabrik
pembuatnya. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
9). Tanda pengenal anak kunci pintu harus dipasang sesuai dengan pintunya.
10). Semua perlengkapan pintu dan aksesoris yang telah ditentukan harus terpasang dengan
baik, rapih, lurus dan kuat, serta dapat berfungsi dengan sempurna. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
22.4 Produk
1. Handle : Dekkson, Kenari Djaja
2. Engsel : Dekkson, Kenari Djaja
3. Casement : Dekkson, Kenari Djaja
4. Lockcase & Lockset : Dekkson, Kenari Djaja
5. Grendel Tanam : Dekkson, Kenari Djaja
6. Accesoris Pengunci : Dekkson, Kenari Djaja
7. Door Stopper : Dekkson, Kenari Djaja
23.3 Produk
1. Hospital Track : Mowin, Zipblind
2. Hospital Curtain : Mowin, Zipblind
3) Penyesuaian ke dinding
a. Sekrupstruktur aluminum handrail dengan bracket terhadap dinding yang
akandipasangkan. Pastikan untuk melonggarkan sekrup agar mudah untuk
melakukan penyesuaian posisi Handrail.
b. Pasangsiku dan kencangkan semua sekrup-sekrup sampai ketat dan aman.
4) Perapian dan Pemasangan Vinyl
a. Potong Panel Vinyl sesuai dengan ukuran dari panjang aluminum diantara titik
akhir dua siku.
b. Atur posisi panel agar dapat dipasang secara aman dan ketat pada struktur
dalam aluminum. Pemasangan Vinyl dilakukan dengan memasukan bagian panel
yang lebih panjang pada atas aluminum, lalu merapatkan bagian bawah sampai
terlihat rapi.
24.3 Produk
Hand Rail (Wall Guard) : Oxena, Pawling BR-500, Pinger HR 159
25.3 Produk
Grab Bar : Oxena, Pinger GB
26.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pintu dan jendela rangka alluminium, lengkap
dengan kusen dan kacanya, dan bukan merupakan bagian curtain wall seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar rencana.
2) Standard
ASTM :
- C 509 – Cellular Elastomeric Preformed (Gasked and Selaing Material)
- C 2000 – Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
- C 2287 – Non-rigid Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extination
Compounds.
3) Persetujuan - persetujuan
a. Shop drawing
Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-
hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan lokasinya,
penempatan hardware dan detail-detail pemasangan.
Harus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca,
gasket serta sealant.
b. Contoh bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna.
Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk
alluminium sheet, ukuran 300x300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang
akan dipakai.
Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenis
alloy, warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
4) Pengadaan dan Penyimpanan Material
Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kemasan pabrik, lengkap dengan
instruksi-instruksi pemasangan.
26.2 Bahan
1) Kusen dan Daun Alluminium yang digunakan
Bahan Kusen pintu jendela :
Dari bahan Alluminium framing system
Bahan Daun jendela:
Dari bahan alluminium
Warna profil :
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
Lebar profil :
10 cm dan 7 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar)
Ketebalan profil :
1,15 mm
Tebal Profil (Plat) :
Kusen ukuran 4 Inch dengan tebal profil (Plat) yang digunakan adalah 1,50 mm
Pewarnaan :
Powder Coating, PVDF, ketebalan coating, sesuai dengan ketentuan pabrik yang
disesuaikan semuanya dengan gambar yang ada.
Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan alluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
3) Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum
100 kg/m2.
5) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hari dan terhadap tekanan air 15
kg/m2 yang harus disertai hasil test.
6) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
7) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,
pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar 1 mm
Untuk diagonal 2 mm
8) Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alluminium harus ditutup
caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat
bergeser.
9) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
10) Jaminan Ketahanan
Jaminan ketahanan 10 tahun.
26.3 Pelaksanaan
1) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang) serta membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil alluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain.
2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk, dan ukuran.
3) Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
4) Pemotongan alluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
5) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar.
7) Angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2.
9) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alluminium akan
kontrak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10) Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
11) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
12) Sekeliling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi sealent supaya
kedap air dan kedap suara.
13) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
26.4 Produk
Alumunium : YKK, ATA, Indalex
27.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Bagian yang di waterproofing:
- Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya
- Plat atap
- Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
c. Material:
- Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya: Bitumen Coating
- Plat atap: Bitumen Membrane
2) Standard
a. Bahan utama Membran 3mm (atap) adalah waterproofing APP Modified bitumen
membrane dengan thermofusbile PE-film di kedua sisinya. Berbahan dasar non
woven polyester reinforcement diperkuat plastomer bitumen (± 70% bitumen
dan ± 30% APP)
b. Technical Strength (EN 12311-1) Longitudinal : 700 N
c. Technical Strength (EN 12311-1) Transversal : 450 N
d. Elongation at break (EN 12311-1) Longitudinal : 35%
e. Elongation at break (EN 12311-1) Transversal : 40%
f. Tearing Resistance (EN 12310-1) Longitudinal : 160 N
g. Tearing Resistance (EN 12310-1) Transversal : 180 N
h. Low Temperature Flexibility (EN 1109) : 0⁰C
i. Softening point (R&B) (ASTM D-36) : > 150⁰C
j. Static Puncture on EPS (EN 12730-A) : > 10 kg
k. Water Tightness (EN 1928) :>1000 kPa after 24hr
3) Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)/Pemberi Tugas.
4) Gambar-gambar pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
5) Contoh
a. Kontraktor waijb mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
b. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.
27.2 Pelaksanaan
1) Persiapan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
b. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
c. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)sebelum pekerjaan dimulai.
d. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
2) Pengamanan pekerjaan
a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pengguna Jasa
atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Biaya
yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor.
27.4 Produk
1. Bitumen Membrane : Bituline PP-300, Polygum 3M, Sika
2. Bitumen Coating : Ultralastic UL-920, MU ProX-207, Sika
3. Waterstop : Betec, Sika
28.2 Persyaratan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar-standar yang disebutkan dalam:
- ASTM – C – 920 – 86 : Elastomeric Joint Sealant
- ASTM – C – 679
- JIS A – 5758
- BS – 5889
Rekomendasi aplikator : 5 tahun pengalaman
28.3 Pelaksanaan
Sealant untuk sambungan eksterior yang bergerak dan terekspos tahan terhadap cuaca.
Back up material (bahan pengisi) dari batang busa polystyrene berbentuk silinder 20
mm, atau bahan lain yang sejenis dan disetujui Manajemen Konstruksi di lapangan
Sealant untuk pasangan aluminium dan kaca granit. Sealant (bahan penutup) dari
produksi Dow Corning tipe 791, GE silpruf, atau Marks.
Sealant untuk pasangan kaca weather seal produksi Dow Corning tipe 791, GE Silruf,
atau Marks.
Sealant untuk nat panel aluminium composite panel memakai Bostik jenis
Polyurethane.
Untuk pasangan kaca dengan structural sealant, memakai produksi Dow Corning 795,
GE Ultraglaze 4000, atau Marks.
Silicone sealant translusiont agar memakai produksi Dow Corning, general electric,
silicon sanitary grade anti fungus.
Warna akan diberikan oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi
KonsultanPerencana / Manajemen Konstruksi.
Bahan pembersih yang dapat dipakai oleh pemasangan caulking dan sealant antara
lain adalah XYLOL,XYLENE dan TOULENE.
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
Pekerjaan harus rapi, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang
berada di sekitarnya.
Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai kondisi
daerahnya.
Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran pada hasil pemasangan sealant.
Bubuhkan pasir silica pada bagian luar permukaan sealant untuk mencegah keluar dari
dinding luar.
28.4 Produk
Sealing : MARKS, GE, Dow Corning
29.1 Umum
Lingkup Pekerjaan meliputi Atap Corrugated Metal Sheet, termasuk penyediaan material,
tenaga keria, peralatan dan hal lain seperti transportasi yang diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang baik.
29.4 Pelaksanaan
1) Pemasangan harus tepat dan rapi sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya dan disain yang direncanakan sebelumnya.
2) Pemasangan harus tepat sehingga tidak terjadi lendutan pada rangka atap.
3) Pemasangan harus tepat dan sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
4) Pemasangan harus rata dan rapi, dengan ditarik benang, baik pemasangan arah
melintang dan memanjangnya genteng.
5) Cembung-cembung atap harus dibuat lurus, demikian juga pada akhiran atap.
6) Bahan yang rusak dan menggeliat tidak diperkenankan untuk dipasang.
7) Sebelum bahanl didatangkan, Pemborong memberikan contoh terlebih dahulu kepada
Manajemen Konstruksi dan minta persetujuan secara tertulis.
29.5 Produk
1. Corrugated Metal Sheet : Bluescope, Spandek
2. Insulasi Panas : Insulglass, Zeltec
3. Wiremesh : Lokal / Nasional
30.4 Produk
Anti Rayap : Termicidin, Terminix, Premix, Lentrek
31.4 Produk
1. Kansteen Beton : Lokal / Nasional
2. Interlocking Block : Cisangkan, Conblock Indonesia, AsiaCon
32.1 Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksanakannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik
b. Pekerjaan penghijauan/lengkap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan
yang tertera dalam gambar dan sesuai petunjuk-petunjuk Konsultan Perencana
dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK), pekerjaan tersebut meliputi:
Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah.
Pekerjaan penanaman (soft material) dan pekerjaan hard material.
Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman dan pekerjaan-pekerjaan
lain yang terkait/erat kaitannya dengan pekerjaan ini.
2) Sarana Kerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tampak kerja bagi semua pekerjaan
yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan, peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan.
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, hilang dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.
3) Perbedaan dan Perubahan gambar
a. Bila terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada,
baik meliputi gambar struktur, gambar arsitektur, gambar lansekap, gambar
mekanikal, gambar elektrikal, gambar sanitasi maupun perbedaan yang terjadi
dengan keadaan di lapangan, Kontraktor diwajibkan melaporkannya secara
tertulis kepada Konsultan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
untuk kemudian Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK) memberikan keputusan tentang itu untuk bisa dilaksanakan setelah
berunding terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana.
b. Ukuran dalam gambar lansekap pada dasarnya adalah ukuran jadi sampai
dalam keadaan finish/selesai. Semua ukuran harus benar-benar diperhatikan
terutama untuk peil, ketinggian, lebar, dan ketebalan, luas penampang dan lain-
lain sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. Bila ada keraguan mengenai
ukuran atau bila belum dicantumkan dalam gambar, Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK). Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai
dan dijadikan pegangan setelah berunding dengan Konsultan Perencana.
c. Untuk hal-hal pekerjaan yang belum tercakup secara lengkap dalam gambar,
Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing yaitu merupakan gambar detail
pelaksanaan berdasarkan gambar Konsultan Perencana, gambar kerja yang
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing ini harus
jelas dan mencantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produksi, cara pemasangan dan atau persyaratan khusus pabrik/produksi bahan
yang dipakai. Shop drawing ini harus diajukan kepada Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapatkan persetujuannnya
secara tertulis, setelah berunding dengan pihak Konsultan Perencana.
4) Persyaratan Pekerjaan Pertamanan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat
pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
berlaku, standar spesifikasi dari bahan yang dipergunakan oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dengan saran Konsultan
Perencana.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua petunjuk gambar-
gambar lengkap terlampir dan apa yang ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) atas petunjuk Konsultan
Perencana.
c. Diperhatikan sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan untuk
memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut
pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, plumbing, sound
system.Terutama dalam melakukan pekerjaan pembentukan tanah dan
penyelesaian tanah agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, pengrusakan
yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah selesai
dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.
5) Bahan / Material
a. Pemakaian bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang
tercantum dalam gambar lansekap, memenuhi standard spesifikasi bahan yang
telah dipilih/ditunjuk/disetujui, mengikuti peraturan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan lansekap ini serta petunjuk-petunjuk Konsultan
Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)atas saran dan petunjuk
Konsultan Perencana.
b. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Contoh bahan yang akan dipasang
harus diajukan dan diserahkan kepada Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)sesuai saran
dan petunjuk KonsultanPerencana. Pengajuan bahan yang setaraf dengan apa
yang dipersyaratkan.
c. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan terhadap kerusakan di lapangan harus
benar-benar diperhatikan sesuai persyaratan spesifikasi jenis tanaman.
33.3 Bahan-Bahan
a. Bahan
- Rel & Roda : PL1 & PL3 Coburn 2 – 16/ 2-245 Atau SF 600 , PL2
Kend 620/2R atau Variotec + RLV 500
- Ketebalan Panel : 65 mm
- Bingkai Panel : Aluminium Natural Anodized
- Panel Dalam : Particele Board 9 MM, Fin. HPL (warna menyusul)
- Pengisi antar panel : Glasswool, 16 kg/m3 + Paper Rool Core
- Assesoris : Hanger Plat, Hinge, Upper Pivot, Door Strap, Pivot
bearing, stopper
- Main Frame : Baja (steel)
b. Contoh-contoh ini harus diserahkan oleh kontraktor untuk bidang direksi (psc) untuk
mendapatkan persetujuan.
33.4 Pelaksanaan
a. Persiapan
Semua bahan terbukti Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)untuk persetujuan
sebelum konstruksi, dengan syarat / kondisi lapangan.
b. Penerapan
Pemasangan harus dilakukan oleh para ahli (tenaga professional bersertifikat) dan
harus menyerahkan "Rencana Metode Pelaksanaan" sebelum bekerja, sesuai dengan
spesifikasi pabrik untuk persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
c. Keselamatan kerja
Kontraktor harus memnerikan jaminan & perlindungan terhadap, pada semua
permukaan apabila tergores, atau rusak.
33.5 Produk
1. Panel : Kenari, Daiken, Lotusdoor
2. Track : Kenari, P&M
PASAL 34. PEKERJAAN LANTAI VYNIL
34.1 Umum
a. Persyaratan
- Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila
dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
- Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
b. Pelaksanaan:
- Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
- Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang
dipakai.
- Pada setiap pertemuan dua bahan penutup lantai yang berbeda, diberi border
sesuai gambar.
- Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci pintu, harus dibingkai
dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
- Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
- SNI.T15 - 1991 - 03
- PUBB 1956
c. Bahan-bahan
- Sub Lantai beton tumbuk yaitu beton tumbuk dengan campuran 1PC : 3 Pasir.
- Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan contoh-contohnya
dahulu, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
- Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas (tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian atau penggantian pekerjaan) harus baru, jenis dari kualitas terbaik
dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
- Seluruh peralatan yang diperlukan harus disediakan Kontraktor di lapangan.
d. Pelaksanaan
Untuk pasangan di atas pelat beton lantai, pelat beton diberi lapisan beton tumbuk
(Screed) setebal minimal 3 cm atau lebih dengan memperhatikan kemiringan lantai.
Kecuali di bawah lapisan vinyl dengan persyaratan khusus.
Pelaksanaan sub lantai dari beton tumbuk ini dilakukan sampai permukaan benar-benar
rata dengan memperhatikan kemiringan lantai. Kontraktor harus memperhatikan serta
menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan
akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
b. Persyaratan Bahan
Syarat – syarat secara umum bahan terbuat dari PVC murni, mutilayer/heterogeneous,
tanpa bahan pencampur/filler, wearlayer/ lapisan atas terbuat dari PVC murni yang
transparan yang dilengkapi dengan proteksi PUR (polyurethane reinforced) tebal 0.7mm,
tidak menyusut, ketahanan tinggi terhadap noda dan bahanbahan kimia rumah sakit,
antislip, untuk tempat-tempat tertentu vinyl harus mampu meredam bunyi sampai batas
tertentu 15dB (Acoustic flooring type).
Syarat-syarat Bahan Sesuai Standar Keselamatan Penyebaran Infeksi Untuk Lantai
Rumah Sakit Lantai rumah sakit harus mengikuti standar keselamatan terhadap
penyebaran infeksi (infection limit). Standar keselamatan untuk lantai rumah sakit
dihitung dalam CFU (colony forming unit), dibagi atas dua tingkat:
1) Tingkat menengah, infection limit lebih kecil dari 50 CFU / 25 cm3
Kualitas: Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, anti gores, anti static,
hygienis, mampu mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri, mudah dibersihkan,
mudah dan murah dalam perawatan serta tidak perlu di wax (wax free).
Material :
- Bahan terbuat dari PVC murni tanpa filler, multilayer, lapisan atas/wear-layer di
lindungi oleh PVC transparan, dilengkapi dengan Reinforced PUR protection,
tidak perlu di wax (wax free).
- Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas U4P3E2/3 C2.
- Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi (groupT),
tebal lapisan atas/wearlayer minimal 0.7 mm, fire resistant B1Cfls1, slip
resistance minimum R9, mengandung lapisan anti bakteri dan jamur (biostatic
treatment). Static indentation 0.03-0.04 mm, thermal resistance dan chemical
resistance.
- Bidang vinyl harus dalam bentuk „sheet‟ (gulungan), lebar minimal 2 m, panjang
25 m, tebal 4 mm, sambungan di las (diwelding) dengan pemanasan dengan
menggunakan bahan PVC yang sama yang di sebut welding Rod. Lebar
sambungan antara 2,5 s/d 3mm dan harus rata.
- Skirting / Plint adalah perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian
naik ke dinding setinggi 10 cm. Pada sudut antara lantai dan dinding di pasang
“Cove Former“ yaitu bahan yang membentuk sudut landai (R) agar sudut tersebut
tidak siku. Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding, ditutup dengan
Capping Seal. Material dari Cove former dan Capping Seal juga harus terbuat dari
vinyl PVC.
Warna: Warna dan corak bahan di ajukan oleh kontraktor dengan persetujuan
pengawas dan atau pemilik pekerjaan.
Sistem: Bahan dan komponen penunjang merupakan sistem yang utuh atas produk
terpilih.
Jaminan: Diwajibkan jaminan atas produk terpasang.
2) Tingkat tinggi, infection limit lebih kecil dari 5 CFU / 25 cm3 atau dapat dikatakan
ruang steril. Meliputi area seperti intensive care, emergensi, ruang operasi,
radiologi, CSSD/sterilisasi, laboratorium, kamar bersalin dan ruang tindakan
lainnya.
Material:
- Bahan terbuat dari PVC murni tanpa filler, multilayer,lapisan atas / wearlayer di
lindungi oleh PVC transparan, dilengkapi dengan Reinforced PUR protection,
lapisan bawah terdiri dari acoustic backing foam, bahan tidak perlu di wax (wax
free).
- Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas U4P3E2/3 C2.
- Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi (group T),
tebal lapisan atas / wear layer minimal 0.7 mm,
- Bahan harus antistatic, fire resistant B1Cfls1, slip resistance R10, mengandung
lapisan anti bakteri dan jamur (biostatic treatment). Static indentation 0.06 mm
(4 kali lebih baik dari standard EN 433), dimension stability (EN 434) 0.1%,
flexibility/curling (EN 435) o10mm, thermal resistance, dan chemical resistance.
- Bahan harus mampu meredam bunyi sampai 15dB.
- Bidang vinyl harus dalam bentuk „sheet‟ (gulungan), lebar minimal 2 m, panjang
25 m, tebal 4 mm, sambungan di las (diwelding) dengan pemanasan dengan
menggunakan bahan PVC yang sama yang di sebut welding Rod. Lebar
sambungan antara 2,5 s/d 3 mm dan harus rata.
- Skirting / Plint adalah perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai kemudian
naik ke dinding setinggi 10 cm. Pada sudut antara lantai dan dinding di pasang
“Cove Former“ yaitu bahan yang membentuk sudut landai (R) agar sudut tersebut
tidak siku. Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding, ditutup dengan
Capping Seal. Material dari Cove former dan Capping Seal juga harus terbuat dari
vinyl PVC.
Warna: Warna dan corak bahan di ajukan oleh kontraktor dengan persetujuan
pengawas dan atau pemilik pekerjaan.
3) Syarat–syarat penyimpanan
- Tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan air, tidak lembab,
terhindar dari cuaca (panas matahari/air hujan) dan selalu bersih. Suhu
penyimpanan minimum 10o C.
- Vinyl harus disimpan dalam kondisi tegak lurus dari lantai.
- Tata laksana mematuhi persyaratan produk untuk menghindari deformasi
bentuk dan kecacatan.
4) Syarat Pelaksanaan
a) Bidang permukaan lantai harus rata dan kuat, tidak terdapat retak– retak, tidak
ada lubang dan celah–celah, bebas debu, bebas lemak dan minyak.
b) Pekerjaan lapisan vinyl harus rapi dan dilakukan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan sehingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan bermutu baik dan dapat tahan lama.
c) Pekerjaan lapisan vinyl dilakukan setelah pekerjaan finishing yang lain seperti
plafond, dinding, pekerjaan ME dan pengecatan, selesai dilaksanakan.
34.4 Produk
a. Forbo
b. Tajima
c. Polyfloor
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 2. DEWATERING
2.1. Umum
1. Spesifikasi Teknik ini berisi ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan untuk
pekerjaan dewatering pada Pile Cape, Pekerjaan dewatering ini
dilaksanakan agar penggalian yang dilakukan bebas dari genangan banjir air
tanah, terangkatnya dasar galian, dan naiknya air tanah pada struktur selama
periode tertentu selama masa konstruksi.
2. Spesifikasi Teknik ini harus diikuti sejalan dengan gambar-gambar rencana.
Bila tidak ada ketidak sesuaian antara teks dan gambar-gambar, maka
gambar-gambar itulah yang harus diikuti.
3. Jika ternyata debit yang harus dipompa melebihi perencanaan, kontraktor
diharuskan menambah jumlah pompa ataupun menaikan kapasitas pompa
sehingga tidak mengganggu atau membahayakan pekerjaan struktur Pile Cape
maupun struktur diatasnya.
4. Jika dalam pelaksanaan kontraktor yang ditunjuk mempunyai metode lain dalam
pekerjaan dewatering ini, boleh diusulkan dengan persetujuan Pemberi Tugas.
air
tertentu.
2. Generator pembangkit listrik harus cukup kapasitasnya untuk mengoperasikan
semua pompa secara simultan. Generator cadangan yang digunakan harus
disediakan di lokasi sepanjang waktu pekerjaan dewatering ini. Kapasitas
generator cadangan 100%.
3. Alat ukur taraf muka air harus diukur dengan menggunakan mistar ukur taraf
muka air standar yang ekivalen dengan peralatan geoteknik, panjang kabelnya
paling sedikit 30 m.
4. Bahan bubukan campuran semen bentonite harus digunakan sebagai seal
sementara pada sumur-sumur, yaitu sisipan antara casing dan lubang bor.
5. Sisipan Kerikil
a. Sisipan kerikil untuk mengisi gap antara lubang bor dan casing di bagian
screen dan harus mempunyai diameter maksimum 2,5 cm dam minimum 0,5
cm.
b. Sisipan kerikil untuk media drainase harus memenuhi syarat sebagai berikut
:
- D-15 harus paling sedikit 0.5
mm.
- D-15 tidak boleh lebih besar dari
2.5 cm.
- Partikel-partikel yang lebih halus dari ayakan No. 200 tidak
melampaui 5%.
- Atau pasir beton
(bersih)
6. Fabric Filter
a. Bila lapisan tanah dibawah Pile Cape sangat lunak (very soft), maka
dibawah lapisan selimut pasir diperlukan fabric filter.
b. Bila fabric filter digunakan pada sela kerikil dan selimut pasir, fabric
tersebut harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
- Fabric terbuka maksimum 0.5
mm.
- Permeabilitas minimum 0.1 cm /
detik.
- Kekuatan regang pecah (tensile repture strength) minimum
1.5 ton / m2.
7. Campuran perekat atau penambal untuk sela-sela beton lama maupun baru,
paling tidak harus yang mutunya sama dengan Nitrobond EP Fosroc.
8. Pipa-pipa PVC (Poly-Vinyl-Chloride) yang digunakan harus berkualitas baik kelas
AW. Pipa- pipa PVC ini sedikitnya harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Berat spesifik = 1.38
1.45
b. Daya serap air = 1.05
mg/cm2
c. Kuat/tahan terhadap pengaruh
cuaca
d. Kekuatan jangka panjang (long term tensile strength)
270 kg/cm2 e. Modulus Young = 3.4 × 10.000 kg/cm2
Bila tidak/belum ditentukan, ketebalan pipa-pipa PVC harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
a. 2.7 mm untuk pipa PVC berdiameter ½
inch. b. 2.7 mm untuk pipa PVC
berdiameter ¾ inch. c. 6.6 mm untuk
pipa PVC berdiameter 4 inch. d. 10.3 mm
untuk pipa PVC berdiameter 8 inch.
e. 12.0 mm untuk pipa PVC berdiameter
12 inch.
b.
c.
3. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan,
6.2. Peraturan
Standard dan persyaratan perkerjaan urugan sirtu wajib memenuhi:
1. Standar Nasional Indonesia (SNI)
2. SNI 03-1742-1989 : Metoda Pengujian kepadatan ringan untuk tanah
3. SNI 03-1744- 1989: Metoda Pengujian CBR Laboratorium
4. SNI 03-Z828-1992 : Metoda pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus
pasir.
7.2. Umum
Semua material dan pelaksanaan pada pekerjaan ini mengacu pada
spesifikasi umum dari pekerjaan struktur dan spesifikasi umum pada
pekerjaan beton, dan spesifikasi khusus seperti yang tercantum pada bab
ini.
1. Informasi Data Tanah
Informasi dan data yang diperoleh dari penyelidikan tanah (soil investigation)
pada proyek ini akan diberikan pada kontraktor. Bilamana data hasil
penyelidikan tanah disediakan secara lengkap, termasuk interpretasi,
pendapat, kesimpulan dalam laporan penyelidikan tanah, tidak berarti
Pemberi Tugas bertanggung jawab terhadap keandalan pendapat dan
kesimpulan yang dimuat dalam laporan tersebut.
Kontraktor wajib mempelajari semua hal yang termuat dalam laporan
penyelidikan tanah. Bilamana terdapat keraguan atau perbedaan pendapat
dengan yang termuat dalam laporan, kontraktor wajib mendiskusikannya
dengan piliak Perencana.
Apabila Kontraktor ingin mendapatkan tambahan data mengenai keadaan
tanah terscbut, maka pcmborong boleh mcngadakan penyclidikan tanah
tambahan atas biaya sendiri. Kontraktor wajib mempelajari data-data
penyelidikan tanah diiapangan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
kelongsoran, hambatan-hambatan selama pelaksanaan sehubungan
dcngan kondisi tanah tersebut dan lingkungan yang ada.
Segala biaya-biaya yang mungkin timbul karenanya sudah harus
diperhitungkan dalam penawaran dan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Sebagai lampiran penawaran Kontraktor harus mcngajukan metode
pclaksanaan tiang yang akan dilakukan (termasuk detail sambungan,
tulangan, peralatan) kecuali jika ditentukan lain didalam paket tender.
a. Persyaratan Bahan
Material : Spun Piles
Type : Precast Concrete Pile
Method : Jack In Driving Method
Concrete Strength : 28 days Cube characteristic
strength is taken as minimum 52 Mpa
(K600)
Dimension : Ø600 mm tb. 100mm
Pile Length : 32 metres
Vertical Allowable load capacity : 230 ton
2. Baja
Baja tulangan harus mempunyai kekuatan tank leleh
minimum sebesar
a. Baja ulir BJTD 42 (420MPa) < 550MPa (kecuali untuk baja prategang dan
untuk tulangan transversal)
b. Baja polos BJTP 28 (280
MPa)
c. Baja profil dari mutu SS 400 (400
Mpa)
3. Pengujian Mutu bahan
Semua biaya untuk pengujian mutu bahan test silinder beton maupun test
tarik baja menjadi tanggungjawab Kontraktor.
4. Modul Tiang Pancang
Modul tiang pancang disesuaikan metode pelaksanaan terkait jalan akses
masuk ke lokasi pekerjaan
Beton
Beton
4.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari
laboratorium penguji untuk disahkan oleh Direksi. Laporan tersebut harus
dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton karakteristik.
5. Evaluasi Kualitas Beton Berdasarkan Hasil Uji
Beton. a. Deviasi Standar S
Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdarakan jumlah 30
buah hasil tes kubus . Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang
kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum
dalam tabel berikut :
Jumlah Benda Uji (N)-buah Faktor Pengali - S
<15
1.16
20
1.08
25
1.03
>30
1.00 b. Kuat Tekan Rata-rata fcr
Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menetukan proporsi
campran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula
berikut ini :
Fcr = fc 40
kg/cm2
6. Kuat Tekan Sesungguhnya
Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan , jika
kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yangmasing-masing terdiri dari 4
hasil uji kuat b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
m. SNI – 03 – 7018 - 2001 tentang Sistem Pasokan Daya Darurat dan Siaga
(SPDD).
n. Data Persyaratan Teknis Pabrikan.
o. Standar dan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku
khusus Pada Operator Penyedia Listrik Setempat (PLN).
p. Standar-standar lain seperti : IEC, JIS, BS, VDE, AVE, AS, DIN, ASTM, ISO dan
lain-lainnya sejauh tidak bertentangan dengan standar yang berlaku di negara
Indonesia
1.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan
juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail,
―Shop Drawing‖ kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan
dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas pemenuhan kontrak.
e. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built Drawings”
disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual, harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama pekerjaan
dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4
(empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan
lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built
Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang
ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor
seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.
1.4. KOORDINASI
a. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.
c. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Manajemen Konstruksi, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat
menjadi tanggung jawab Kontraktor ini.
b. Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa
memberi keputusan terhadap sebagian masalah.
1.6. PERALATAN DAN MATERIAL
Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan,
sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan
merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.
1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna
yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
b. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat
diperlukan/dikehendaki oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
1.9. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Konsultan Manajemen Konstruksi harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan Manajemen Konstruksi adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00
sampai dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal
tersebut menjadi beban Kontraktor yang perhitungannya disesuaikan dengan
peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Di tempat pekerjaan, Konsultan Manajemen Konstruksi menempatkan petugas-
petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Kontraktor, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi
surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan
tepat serta cermat.
1.10. LAPORAN-LAPORAN
Pekerjaan tambah/kurang
Prestasi rencana dan yang terpasang
b. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk diketahui/disetujui.
1.13. PENJAGAAN
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
b. Khusus yang berkaitan dengan instalasi sistem sambungan daya listrik PLN,
Kontraktor wajib melakukan SLO (Sertifikat Laik Operasi) oleh Pihak yang berwenang
untuk melaksanakan dan mengeluarkan SLO sebelum daya listrik PLN ON (hidup) ke
sambungan beban konsumen.
c. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor termasuk daya listrik untuk testing.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Kontraktor harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan
gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan
manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli
dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
1.20. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan di dalam
spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang
diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami
pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
1.21. TRAINING
1. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan hingga Petugas yang
dilatih mengerti dan menguasai Penjelasan dan Praktek Pengoperasian dari Training
bidang Mekanikal / Elektrikal yang diberikan.
2. Kontraktor wajib menyerahkan lengkap buku Operating Maintenance, Repair Manual
dan As-built drawing sebanyak 3 copies, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.
BAB 2.
2.1. UMUM
2.1.1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
2.1.2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
2.1.3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan
pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2.3.1.2. Standard
Panel Tegangan Menengah dirancang dan dipabrikasi menurut persyaratan yang
ditetapkan dalam rekomendasi IEC yang terakhir dan penyesuaiannya,
antara lain :
IEC 56 - High Voltage Circuit Breaker
IEC 60 - High Voltage Test Procedurs
IEC 68 - Basic Enviromnetal Testing Procedurs
IEC 129 - Alternating Current Isolators and Earthing Switches
IEC 168 - Tests on Indoor and Outdoor Post Insulators of Ceramic material with
Nominal Voltage greater than 1.000 Volts
―Lifting Lugs‖ yang dapat dilepas untuk fasilitas pengangkutan kubikel, harus
disediakan dan terpasang di atas masing-masing kubikel.
2.3.3. Transformator
2.3.3.1 U m u m
Berikut akan diuraikan RKS dari jenis pekerjaan pengadaan, pemasangan dan
pengaturan transformator serta pengujian dan pengesahan oleh instansi yang
berwenang. Transformator harus dari jenis "non burning liquid insulated" jenis OIL
ESTER. Perlengkapan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
sirkulasi udara yang cukup, mudah untuk pemeriksaan dan pemeliharaan serta
perbaikan.
Transformator direncanakan menggunakan Oil Ester Transformer.
Transformator harus memenuhi Standard :
- IEC 60076-1 to 60076-5 : Transformator Daya.
- CENELEC : Harmonisation Documents.
- SPLN D3
Proses produksi transformator harus sesuai dengan sistem mutu ISO 9001 dan
sistem pengendalian lingkungan ISO 14001 yang disertifikasi oleh organisasi yang
resmi.
Transformator dipasang diatas lantai beton (kecuali ditunjuk lain) dengan
penulangan secukupnya (koordinasi dengan pekerjaan struktur).
Pada pintu ruang transformator harus dipasang tanda peringatan akan daya
tegangan 20 KV dari plat baja 1,2 mm dengan ukuran 40 x 80 Cm2.
2.3.3.2 I k l i m
Transformator dan perlengkapannya harus dari jenis pasangan dalam ruangan (indoor
type) sesuai untuk penggunaan di dalam ruangan yang berventilasi cukup. Seluruh
peralatan listrik tersebut harus mampu beroperasi kontinyu secara baik sesuai dengan
ratingnya pada 60 °C maksimum dan suhu rata rata 50 °C selama periode tertentu.
Seluruh peralatan listrik yang digunakan harus "tropicalized".
2.3.3.3 Pentanahan Transformator
Bagian bagian metal atau body harus dihubungkan dengan baik pada sistem
Pentanahan dengan penghantar sesuai dengan gambar perencanaan.
Netral dari Trafo harus digrounding (pentanahan)
Pentanahan (grounding) netral dan pentanahan (grounding) body trafo harus
digabungkan dengan sistem TN-C.
Titik pentanahan menggunakan batang tembaga dia. 20 mm bulat dengan panjang
satuan 6 (enam) meter.
Pentanahan ditanam secara vertikal minimal 12 meter dan ujung elektroda
pentanahan harus mencapai air tanah, agar diperoleh harga tahanan yang rendah
(tahanan tanah tidak boleh lebih besar dari 2 Ohm).
2.3.3.4 Konstruksi Transformator
Transformator yang dipergunakan buatan pabrik dalam negeri. Bila tidak ada bisa
dipakai buatan pabrik luar negeri dari kwalitas pertama dimana pabrik tersebut harus
mempunyai agen tetap di Indonesia dan mempunyai persediaan yang cukup.
Lilitan Tegangan Menengah maupun Tegangan Rendah menggunakan lembaran
tembaga.
Transformator yang dipergunakan harus dari type oil Ester Rapessed indoor.
Transformator harus dilengkapi dengan kelengkapan sebagai berikut :
- Plat nama spesifikasi trafo
- Manual no load top changer
- Thermometer
- Roda untuk berjalan
- Pada transformator diberikan "Oil Level Sight Glass"
- Saluran pengosongan minyak
- Saluran pengisian minyak
- Pernafasan dengan filter sillica-gel
- Komutator (TAP Changer)
- Relay/Pengaman D.G.P.T.
Transformator harus diserahkan dalam keadaan terisi semua bahan, isolasi, minyak,
kertas isolasi harus bahan tahan panas sesuai dengan kenaikan temperature K-
class.
No Keterangan Spesifikasi
2 Fasa 3 (tiga)
3 Frequency 50 Hz
9 Electric Performance
- Primary voltage 50 KV
- Secondary voltage 3 KV
11 Temperature rise :
2.3.3.8 Instalasi
Transformator harus dipasang dan ditest oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi tugas.
Pemasangan transformator disesuaikan pula pada kondisi setempat. Interkoneksi
pengkabelan dengan peralatan atau auxilaries harus memenuhi persyaratan tentang
perkawatan.
Circuit breaker
- Circuit Breaker untuk penerangan menggunakan MCB dengan breaking capacity
minimal 6 kA simetris atau sesuai dengan gambar perencanaan.
- Rating arus untuk Circuit Breaker minimal adalah 10 A. Rating tegangan 240/415
VAC.
- Circuit Breaker untuk beban motor induktif harus menggunakan MCB dengan
breaking capacity minimal 10 kA simetris atau sesuai dengan gambar perencanaan.
- Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa dan 3 pole untuk 3
phasa.
- Circuit Breaker lainnya harus dari tipe ACB, MCCB, sesuai dengan yang diberikan
pada gambar rencana dengan breaking capacity MCCB adjustable minimal 36 kA
simetris dan breaking capacity ACB minimal 65 kA simetris.
- Circiuit Breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.
- Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip
terminal.
- Type dan jenis dari Circuit Breaker sesuai dengan gambar perencanaan.
Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN
(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi Utama atau Sub
Panel Pembagi.
Alat pengukuran yang dipakai di PDTR menggunakan jenis Power Management Metering
yang dapat interface pembacaan oleh BAS maupun dapat membaca langsung multi
fungsi :
- KW meter, KWH
- Ampere meter
- Volt meter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
- KVARH
- THD
b. Konstruksi
Kapasitor harus memenuhi sertifikat standard ISO 9002 dan ISO 14001
Kapasitor dibuat dengan tipe modular yang mana dapat memenuhi untuk menutup
kombinasi susunan perbedaaan power rating (kVAR) tergantung dari voltage (V),
frekuensi (Hz) dan tingkat polusi harmonik pada jaringan.
Kapasitor lengkap dengan HQ protection sistem pada tiap elemen phasa tunggal.
c. Instalasi
Kapasitor harus dipasang dalam kondisi ruangan atau panel berventilasi yang
temperaturnya tidak boleh melebihi batas kategori temperatur di bawah ini :
- Temperatur ruangan maksimum 40ºc
- Rata-rata temperatur lebih dari 24 jam di ruang listrik : 35ºC
- Temperatur minimum -5ºC
- Ketinggian maksimum 2000 m
Kapasitor dapat dipasang secara vertikal maupun horizontal.
Untuk ketahanan petir 25kV, kapasitor dapat dipasang sekurang-kurangnya 15 mm
antara panel belakang dan bagian kolom.
Penggabungan modul kapasitor satu dengan yang lainnya dalam satu group dianjurkan
menggunakan busbar koneksi dengan torsi pengencangan adalah 19Nm.
d. Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus
rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Semua panel harus ditanahkan.
d. Lampu TL Balk
- Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat powder
coating warna putih.
- Daya lampu yang digunakan adalah 36W dan 18W atau sesuai dengan gambar
perencanaan.
- Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Cool Daylight/Neutral White TL-LED.
e. Lampu Baret
- Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan cat powder
coating warna putih.
- Cover terbuat dari acrylic tebal 3.0 mm.
- Daya lampu yang digunakan adalah 18W atau sesuai dengan gambar perencanaan.
- Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Cool Daylight/Neutral White TL-LED.
h. Lampu Jalan
- Casing terbuat dari die-cast alumunium finishing cat powder polyester.
- Tiang terbuat dari pipa baja.
- Lengkap dengan ballast
- IP 65
- Lampu yang digunakan jenis atau sesuai dengan gambar perencanaan.
i. Lampu Emergency
- Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery dengan
kapasitas memback-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.
2.3.13. Konduit
a. Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
b. Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL 2011.
2.3.14. Rak kabel/Cable Tray
a. Rak kabel terbuat dari plat galvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
b. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1 m.
Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah
bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna
abu-abu.
c. Bahan-bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
2.4.3. Kabel–Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL 2011 beserta
amandemennya.
c. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos
untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan
alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
g. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
i. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
Penyambungan kabel menggunakan las doop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
o. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
Minimal
No Uraian Spesifikasi Teknis Merk/Produk
TKDN
0% Nokian / ABB/
4 Capasitor Bank PFR 12 step/525 V
LEGRAND / Chint
3.1. UMUM
3.1.1. Yang dimaksud dengan sistem proteksi petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem proteksi petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
3.1.2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
3.1.3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan - bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3.1.4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan
pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
3.2.1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
proteksi petir jenis konvensional, termasuk air terminal (batang penerima), down
conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang
berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian - bagiannya
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
3.2.2. Peralatan untuk instalasi proteksi petir ini terdiri dari beberapa komponen antara lain:
- Air Termination
- Konduktor penyalur
3.2.3. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
3.2.5. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan
dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem proteksi petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku
seperti yang ditunjukkan pada syarat - syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau
gambar dokumen.
3.2.6. Disamping itu produsen proteksi petir harus memiliki pengalaman minimal 10 tahun
dalam bidang produksi proteksi petir dan memiliki sertifikasi ISO 9001.
3.3.1.1. Air terminal jenis konvensional dan tidak mempunyai bagian - bagian yang bergerak.
3.3.1.2. Air terminal harus dipasang secara aman dengan baut/mur dan klem untuk
menghasilkan kontinuitas listrik yang bagus.
3.3.1.3. Air terminal hingga konduktor harus dipastikan semua tetap terpasang dibawah tekanan
mekanik saat terjadi hantaran arus dari petir.
3.3.1.4. Jaringan terminasi udara untuk peralatan ataupun transmisi gedung dapat dibuat
melalui jaringan konduktor dengan ukuran 10m x 20m atau jaringan terminal vertical
dengan memperhatikan sudut proteksi dan zona proteksi, konduktor atap gedung harus
kencangkan dengan klem dangan jarak setiap 1m.
3.3.1.5. Bagian dari struktur atau bangunan yang terbuat dari bahan metal ataupun allumunium
dengan ketebalan yang telah di tentukan dalam standar IEC 62305 dapat digunakan
sebagai terminasi udara natural, atau memakai tombak tembaga dengan panjang
500mm hingga 2000mm. Semuanya itu harus dikoneksikan menjadi satu sehingga
membentuk satu sistem proteksi petir.
3.3.2.2. Konduktor penyalur bisa menggunakan besi tulang beton yang ada dalam kolom gedung
yang disebut konduktor alami, dengan memperhatikan ikatan antara sambungan besi
tulang beton sebesar 20 kali dari diameter lebar tersebut sesuai dengan standart dari
SNI 03-7015-2004.
3.3.2.3. Setiap klem konduktor penyalur harus dipasang secara aman dengan jarak 1m, dan
terhubung dengan terminasi grounding, dan harus mampu menahan tekanan mekanik
selama menyalurkan arus petir. Tape tembaga yang digunakan sebagai konduktor
penyalur harus memiliki ukuran yang sama dengan konduktor yang di atap. Dimensi
yang digunakan untuk ruangan dan menara adalah 25mm x 3mm. Konduktor penyalur
harus dipasang secara teratur di sekeliling struktur bangunan.
Semua bahan metal harus disambungan ke sistem proteksi petir. Untuk benda metal
yang berukuran panjang seperti pipa, lempengan besi, cable tray dsb, harus dilakukan
peyambunganan.
3.3.4. KOROSI
Semua material yang digunakan untuk sistem proteksi petir harus tahan korosi.
Perawatan harus diberikan pada hubungan antara bahan logam yang berlainan seperti
tembaga dan aluminium. Sebuah konektor bimetallic harus disiapkan.
Setiap Konduktor penyalur pada bangunan harus memiliki Sambungan Uji, yang
bermanfaat untuk menghindari interferensi pada saat pengukuran grounding.
Konduktor penyalur yang selalu digunakan untuk mengkoneksikan Sambungan Uji dan
sistem grounding, harus terbuat dari bahan yang bisa menghubungkan antara bahan
logam yang berlainan dan memiliki ukuran yang sama dengan hantaran yang di atas.
Untuk Konduktor penyalur pada bangunan harus sambungan dengan exothermix
welding/klem ke sistem grounding.
3.3.7.1. Semua bahan isolator yang berhubungan dengan perangkat listrik, setiap gardu listrik,
casing, dan selimut kabel, harus digroundingkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm ke
jaringan grounding yang terdapat di sekeliling lokasi dari peralatan.
3.3.7.2. Jaringan, grounding utama dan sambungan penyamaan potensial harus menggunakan
konduktor tembaga dengan konduktivitas tinggi dengan isolasi PVC yang berwarna
hijau/kuning. Konduktor tersebut harus memiliki kontinuitas, dan tidak boleh ada
sambungan.
3.3.7.3. Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2
kabel grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan
listrik yang rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm2 dan
kabel sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm 2.
Semua koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.
3.3.7.4. Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak
lebih dari 5 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik.
3.3.8.1. Terminasi Pembumian dan Polymer inspection pit harus dipasang di area yang aman,
sebaiknya pada saluran kabel yang berada 600mm di atas permukaan lantai. Terminasi
Pembumian utama harus memiliki konduktivitas yang tinggi dan dilengkapi dengan
bahan isolator, dan menempel pada dinding. Terminasi Pembumian harus memiliki
panjang yang cukup untuk menampung koneksi kabel/tape tembaga ke Konduktor
grounding antara ground bar dan rod grounding.
3.3.8.2. Konduktor utama grounding harus disiapkan dengan jumlah lubang terminal yang
cukup, seperti skun kabel, baut dll.
3.3.9.1. Setiap titik grounding harus memiliki standar UL 467 & BS 7430, setiap rod berlapis
tembaga memiliki diameter tidak kurang dari 14.2 mm dengan standar panjang 1800
mm, dan terbuat dari core besi baja yang dibungkus tembaga dengan ulir dan socket
joint, ujung kepala yang bisa diputar dan koneksi Tape Clamp. Rod tembaga tersebut
harus memiliki lapisan elektrolit tembaga dengan ketebalan 0.25 mm. Kontraktor harus
menentukan panjang dan jumlah electrode yang dibutuhkan tiap grounding, setelah
pengukuran resistansi tanah dilakukan di suatu lokasi. Elektrode tersebut harus
dihubungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm yang terlajur di kedalaman 600mm
bawah tanah.
3.3.9.2. Jarak minimum antara dua electrode harus dua kali panjangnya electrode tersebut.
3.3.9.3. Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai
resistansi tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode
yang digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di
bawah tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi
yang diinginkan.
3.3.9.4. Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.
3.3.9.5. Jaringan grounding umumnya harus dipasang di kedalaman 600mm bersamaan dengan
tape tembaga 25mm x 3mm yang terkoneksikan dengan lingkaran sirkiut di sekeliling
gedung lengkap dengan terminasi grounding.
3.4. INSTALASI
3.4.1. Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga
pekerjaan yang telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap
memperhatikan aspek kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir
yang diperlukan selama bangunan itu berdiri.
3.4.2. Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan
dipilih untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar
pengujian komponen BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk
mendapatkan persetujuan dari wakil pemilik proyek.
3.4.3. Desain sistem proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari
sambaran ke bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan
ketinggian gedung. Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk
memproteksi manusia terhadap tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan
dalam gedung. Efek sambaran dari samping (side flashing) tidak diperbolehkan.
3.5.1. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan
proteksi petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah
pernah dikerjakan.
3.5.2. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi
sistem proteksi petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh
sertifikasi/rekomendasi.
3.6. PENGUJIAN/PENGETESAN
3.6.1. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
3.6.3. Setelah penyelesaian instalasi, kontraktor perlu melakukan pengujian dan pengukuran
seperti yang diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk memastikan
pekerjaan tersebut benar.
3.6.4. Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga
dan electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus
terbuat dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.
3.7.1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
TKDN
Uraian Spesifikasi Teknis Produk
No MINIMAL
1 Proteksi Petir - Sistem Konvensional 0% Furse / Erico / RTS
Sangkar Faraday
3 Titik Pentanahan - Copper Rod dia 5/8” per 0% Furse / Erico / RTS
1,8m atau per 3m total
Panjang minimal 9m dan
atau tergantung kondisi
tanahnya.
BAB 4.
4.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak
Pemilik bangunan.
3. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk
penggantinya tanpa ada penggantian biaya.
4.2. SISTEM KERJA GENSET
1. Diesel Generating Set ditempatkan pada Bangunan Power House sebagai sumber
daya cadangan bila PLN padam.
2. Bila PLN padam, maka Genset akan start secara otomatis (Auto Start Auto Synchron
dengan genset exisitng) dalam waktu 10 – 15 detik (adjustable).
3. Ketika PLN sudah hidup kembali, maka Genset masih akan terus melayani beban
untuk waktu tidak kurang dari 15 menit, setelah itu baru terjadi pemindahan beban
tanpa kedip (back to sync) kembali ke PLN dan Genset akan mati setelah melalui
waktu pendinginan/cooling down time sekitar 300 detik (adjustable), dengan
pertimbangan agar rectifier perangkat tidak mengalami perubahan catu daya dalam
waktu pendek.
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel daya dan kontrol dari unit
Genset ke PKG.
4. Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapihan kembali yang
diakibatkan oleh instalasi ini.
4.4.1. Umum
2. Mesin Diesel Generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat
dari bahan baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antar dudukan
dengan pondasi mesin yang akan disediakan oleh Kontraktor, harus
disediakan bahan peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet peredam
getaran.
8. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara
pembakaran.
11. Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir di atas harus mampu
mengatur tegangan Generator secara terus-menerus pada tegangan nominal
sebesar 220/380 Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5%.
12. Generator yang digunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesuai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan didalam Gambar Rencana secara
terus-menerus pada putaran nominal mesin Diesel dan pada tegangan
nominal.
13. Generator yang digunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan
dengan kelas pengamanan tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan
kelebihan beban 10 % selama 1 jam dalam selang waktu 12 jam.
15. Mesin Diesel Generator secara keseluruhan harus mampu dioperasikan dari
Panel Kontrol Generator.
16. Kontraktor wajib menyediakan titik pentanahan bagi mesin Diesel Generator,
titik netral Generator, PKG dan semua bagian logam di dalam Ruang Diesel,
termasuk rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang terbuat dari
logam sesuai dengan ketentuan ini.
4.4.2. Instalasi
2. Spring anti vibration mounting harus mempunyai effisiensi tidak kurang dari
95%.
3. Posisi Diesel Genset harus lurus baik secara vertical maupun horizontal.
4. Anchor dari Diesel Genset harus benar-benar tepat pada lubang pondasi yang
telah ditetapkan dan dicek dengan baik dan kuat.
5. Pipa exhaust dan Silencer harus diisolasi dengan Rockwool 2” density 60
kg/m³ dan dibungkus dengan galvanized sheet di sepanjang pipa (jacketing).
4.4.3. Pengujian
1. Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut standard pabrik dan minimal
meliputi testing :
Insulation level
Squence
Protection device
Operation
Full load running (Load Bank/Building Load)
Temperature rise
Governour control
Sound pressure level
a. Diesel Engine
Type : Open Type
Kelas : G2
Kapasitas : 1 x 1000 kVA Prime Rating
Cooling system : Radiator
Putaran : 1500 RPM
Overspeed : 1800 ±50 RPM
Aspiration : Turbocharger and after-cooled
Fuel Compsumtion at 75% load: ± 165 liter/jam
Type Engine : 4 cycle, water cooled, turbo charged with after
cooler
No of cylinder : 8 cylinder
Arrangement : V Type
Governor : Electronic
Compression Ratio : 13.6 : 1
Country of Origin : Complete Built up, by Manufacture Warranty
Measuring Device
- Oil Pressure Gauge
- Oil Temperatur Gauge
- Water Temperatur Gauge
- Charging Ammeter
- Tachometer
- Fuel Oil Pressure Gauge
- Thermometer untuk discharge gas di turbo charger
Safety Device
- Low Oil Pressure
- High Water Temperatur
- Over Speed
- Lampu Indikator dan horn pada panel generator
Perlengkapan
- Exhaust muffler Critical type with counter flange
- Battery dan charger–nya
- Speed Controller / Governor
Jumlah Unit : 2 (dua)
b. Alternator
Design : Brushless, 4 pole, drip proof revolving field
Stator : 2/3 pitch
Rotor : direct coupled by flexible disc
Standard Temp. Rise : 125ºC standby
Exciter Type : Permanent Magnet Generator
Altenator Cooling : Direct Drive Centrifugal blower fan.
AC Waveform THD : No load < 1.5%. Non distorting balanced
linear load <5%.
Output kontinyu : Minimum 25% - 30% Load
Tegangan : 380 – 415 V
Frekuensi : 50 Hz
Power Factor : 0,8
Connection : Star dan Netral Grounded – 4 terminal
Protection : IP 21
Insulation : Class H
Overload capacity : 10% selama 1 jam dalam setiap 12 jam kerja
Voltage regulation : +/- 0,5% rated solid state type with rotating
silicon Controlled rectifier (brush–less), three phase
sensing
2. Tangki Mingguan bahan bakar harus menpunyai kapasitas 7.000 liter atau sesuai
dengan Gambar Perencanaan, bahan dari Mild Steel Plate melalui proses anti karat.
4. Kontraktor wajib memberikan lapisan anti karat Zinchromate buatan ICI atau setara
sebanyak 2 lapis dan cat akhir berwarna coklat pada dudukan tanki di atas.
5. Pompa bahan bakar adalah jenis Gear Pump yang sesuai untuk pemakaian bahan
bakar berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana (15
liter/menit), dan digerakkan oleh motor listrik sesuai dengan kebutuhan serta
dilengkapi dengan panel kontrol operasi otomatis dan manual.
6. Pipa bahan bakar yang digunakan adalah pipa baja hitam, medium class, dengan
penyambungan pipa ulir, kecuali pada tempat penyambungan
8. Diameter pipa bahan bakar yang digunakan harus sama seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar Rencana dan mempunyai perlengkapan katub operasi seperti
tertera dalam Gambar Rencana atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat unit Generator Set.
9. Pipa bahan bakar secara keseluruhan harus dilapis dengan lapisan anti karat
Zinchromate sebanyak 2 lapis dan cat finishing. Warna cat akan ditentukan
kemudian.
10. Katup operasi yang diameter lebih besar dari 50 mm harus terbuat dari bahan besi
cor dengan sambungan-sambungan jenis Flange.
11. Check Valve yang digunakan harus dapat menahan aliran balik dari bahan bakar.
Diameter alat ini ditunjukkan dalam Gambar Rencana sesuai dengan ukuran
pipanya.
12. Setiap hubungan pipa dengan pompa harus dilengkapi dengan pipa flexible, yang
terbuat dari bahan karet khusus untuk bahan bakar, dimana penyambungannya
dengan system flange. Ukuran alat ini harus sesuai dengan pipa yang terhubung.
2. Pipa pembuangan gas buang harus diisolasi untuk menahan radiasi panas yang
mungkin timbul dengan Rockwool berbentuk Preform (setengah pipa) setebal tidak
kurang dari 50 mm dan kepadatan tidak kurang dari 60 kg/m³ dan dilapis lagi
dengan alumunium Jacketing tahan temperature sampai dengan 1000C.
3. Isolasi tersebut harus dipasang mulai dari pipa flexible penghubung mesin dengan
peredam suara sampai 50 cm dari ujung pipa gas buang.
4. Hubungan pipa gas buang antara mesin dan peredam suara (Silincer), harus
dilengkapi dengan penghubung flexible seperti yang telah direncanakan oleh pabrik
pembuatnya. Penghubung flexible ini tidak perlu diisolasi.
2. Ujung cerobong saluran udara ini harus dilengkapi dengan wiremesh sebagaimana
tertera di Gambar Rencana.
2. Sistem ventilasi ruangan mengandalkan Intake air louver yang akan memasukkan
udara ke dalam ruangan Genset.
3. Sistem exhaust ventilasi Ruang Genset untuk sirkulasi udara di dalam ruangan
pada kondisi Genset stand by dan system exhaust ventilasi tidak beroperasi saat
generator operasi.
5.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
5.2. PENJELASAN SISTEM
1. Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi
kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara
audio (bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut
dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
2. Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis
dari detector maupun secara manual dari push button box.
- Operating Voltage : ± 20 V DC
- Operating Voltage : ± 20 V DC
- EOL : ± 100 kΩ
- Reset
- Testing
- Lamp test
- LCD Display
- History Log
5.4.16. Kabel
1. Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
NYA 3 x 1,5 mm2 : kabel power dari MCFA ke Module di
terminal box
FRC 2 X 1,5 mm2 : instalasi dari MCFA sebagai interkoneksi/
interfacing ke system terkait lainnya,
module ke Pressurized Fan
STP AWG # 18 1 pair : instalasi kabel looping dari MCFA ke
Terminal Box/ module dan Detector
Addresable
NYA 2 x 1,5 mm2 : instalasi antar detector konvensional dan
manual break glass
NYA 3 x 1,5 m2 : instalasi dari module ke PAC, Horn & Strobe,
Flow Switch dan Tamper Switch
2. Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
1. Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan
peralatan-peralatan lain dari sistem ini, dimana letak yang pasti dijelaskan pada
gambar.
2. Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang pada
ketinggian 1,5 m dari lantai.
3. Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m dari
detector tanpa ada timbunan barang atau alat-alat lainnya.
4. Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond (horizontal)
maupun yang di dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan kabel harus
sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
5.7. TESTING/COMMISSIONING
1. Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan,
yang disaksikan oleh Pengawas.
2. Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke
detector menggunakan asap.
3. Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
5.8. LAIN–LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran
(Bills of Quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat,
peraturan setempat dan perintah dari Kontraktor selama masa pelaksanaan pekerjaan.
3. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk penggantinya
tanpa ada penggantian biaya.
11.3.6. Microphone
Paging Microphone type Dynamic Microphone dengan flexible microphone stem,
Patern UniDirectional condenser, selectable gain dan Frekuensi response antara
100 Hz sampai dengan 16 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch dan 6-selectable zone.
11.3.12. Kabel
1. Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
NYMHY 3 x 1,5 mm2 : dari peralatan utama menuju terminal box
untuk masing-masing zone, dan instalasi
volume control.
6.8. LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Di tempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Kontraktor serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.
1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
7.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
1. IP PABX
Sistem Telephone yang digunakan adalah PABX System yang berbasis IP, dari product yang
paling akhir dan sesuai Standard STO Telkom.
Kapasitas PABX direncanakan menggunakan 200 User yang dapat dikembangkan hingga
1250 extension tanpa harus mengubah system yang ada.
PABX ini mempunyai fitur-fitur antara lain :
Off Hook Call Announce
Station Lock Password
Account Code
Feature Promting Soft Key
Automatic Call Distributor
Remote Maintenance
Voice Over IP
Automatic Call Distribution
Intelligent Call Routing dan Interactive Voice Response
Reporting dan Monitoring
Recording Solution
Audit report
Automatic wake-up calls
Call restriction
Message registration
Message waiting Indicators
PMS Interface
Call Transfer
Call Hold
Night Service
Multi Party Conference
Waiting Massage
Call Pick Up
2. Operator console
Pada system ini mempunyai fitur-fitur sbb :
Operator console traffic handling capability
Alarm display
Alpha numeric display
Alternate answering
Attendant busy override
Attendant calls waiting indication
Attendant display of busy station
Attendant jacks
Attendant time display
Attendant head sets
Attendant Individual trunk access
Call Hold
Call Queuing
Camp On Busy
Console overflow
Recorded overflow Announcement
3. Pesawat Telepon
Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard IP. Sistem pemasangan terdiri
atas 2 jenis yaitu pemasangan meja dan pemasangan dinding.
Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta mampu bekerja secara
normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat mengajukan approval material harus
dilengkapi dengan fotocopy surat lulus dari PT. Telkom.
4. IP Telephone
5. Voice Gateway
Have multicore processors, with dedicated services for Control Plane, Data Plane and
specific ASIC
Have 4 GB of default control-plane memory, upgradable to 16 GB to provide additional
scalability for control-plane features. And also have 2GB default data-plane memory
Modular interfaces with online removal and insertion (OIR) for module upgrades without
network disruption.
Mandatory redundant power supply available
Have 4 Gigabit Ethernet interface 1000BaseT
Support dynamic routing protocol
Have modular features, additionally can integrates routing, switching, virtual server,
storage, security, unified communications, WAN optimization, and performance
management tools on the router
A single flash memory with 8GB is available to support high-speed storage
Have DSP resources of 128 channels
2 Ports of E1 / T1 modules
- 100 Session license for IP SIP to Telco
BAB 8
8.1. UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
3. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah melaksanakan pengadaan dan
pemasangan IPTV hingga berfungsi dengan baik. IPTV ini berbasis IP sehingga
diharapkan dapat mengadaptasi teknologi televisi hingga 5 (lima) tahun mendatang.
4. System IPTV dapat mendukung siaran Televisi HD 1080 dan berbagai media selain
televisi seperti Video On Demand, Music On Demand, informasi Cuaca, Info
Penerbangan, Informasi kurs mata uang, informasi nomor-nomor telpon penting dan
fitur-fitur lain bila diperlukan termasuk Digital Signage.
5. System IPTV disamping harus mendukung konten televisi multi operator dalam arti
system ini tidak hanya tergantung dari satu operator tv berbayar, akan tetapi harus bisa
menerima siaran dari satelit siaran Free to air TV diseluruh dunia.
6. System yang ditawarkan juga sudah termasuk fitur aplikasi Customized Digital Signage,
baik program maupun kapasitas penyimpanan yang cukup.
7. System yang ditawarkan juga sudah termasuk fitur aplikasi Video On Demand, baik
program maupun kapasitas penyimpanan yang cukup
8. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
8.3.1. Parabola
Material : Galvanized
Panel (Sector Devided) : 6
Aperture Diameter : 180Cm / 6 feet
C-Band Gain @4GHz : 35.89dB
F/D Ratio : 0.38
Focus Length : 68.4Cm
Mounting Type : Pole Mount
Elevation Alignment : 0---60°/0---90°
Azimuth Alignment : 0---360°
Ambient Temperature : -40 to +60
Relative Humidity : 0----100%
Survival Wind : 180Km/h
8.3.3. DVBS to IP
1. Input
ASI : BNC
RF : DVBS /S2 ,F connector
2. Output
ASI : BNC
TS Over IP : IP/UDP, Unicast/Multicast, IGMP V2
3. Simultaneous Streams : Up to 10 Stream
4. RF input range : 950 MHz—2150 MHz
5. Management : NMS(Ethernet Port), Keyboard+LCD
6. CI Interface : 2 CAM Card Slot
7. General
Size : Rack mounted 1U
Environment : 0 ~ 45(Operating);-20~ 80(Storage)
Power : 220VAC±10%,50Hz,25W
Perangkat ini akan disediakan oleh paket pekerjaan data dan network.
Port : 48 Port 10/100/1000Mbps
Layer : support layer 3
IGMP Support : IGMP V.2
8.3.6. HD IP STB:
1. Processor : SoC 400Mhz MIPS
2. Memory : DRAM 256MB DDR2, FLASH 256MB NAND
3. Video Engine : Hardware Codec : MPEG1 2/4, Vc1 WMV9, H264 AVS,
RM/RMVB
4. Audio Engine : Hardware Codec : AC3, MPEG1(1,2,3), AAC, PCM, WMA,
WMAPRO
5. Storage I/O : USB X1, support USB disk, optical diver, WIFI
6. AV I/O : Composite Audio Stereo, HDMI, RCA X 1 , HDMI v1.3 X1
7. Power : DC JACK 12VDC
8. Other : External IR Jack, RJ45 100M ETH, X1
8.3.7. Switch Hub / Core Swich
1. A new generation full-10GE switches oriented for high-performance
computing, data center and high-end campuses
2. Supports up to 1.28 Tbps switching capacity and 48 10GE ports + 2x10GE
ports + 4x100G ports or 72x10GE ports.
3. 1U height supports up to 1.28Tbps switching capacity and 48 10GE ports +
2x10GE ports + 4x100G ports or 72x10GE ports.
4. Provides high-performance L2/L3/L4 wire speed switching capacity by
integrating services such as IPv6, MPLS VPN, network security, flow analysis,
virtualization, with high reliable techniques including continuous forwarding,
graceful restarting and loop network protection, the work efficiency of
NV5864H and its maximum running time are guaranteed.
5. Power consumption is lower than 200W.
6. Supports BVSS, which can virtualize multiple physical devices into one in logic.
The virtualized system is superior to the independent physical device in
performance, reliability, flexibility and management
8.3.7.2. High-reliability:
Based on the advanced distributed processing technique and the
efficient function of cross-physical device link aggregation, S5864H
provides with non-stop layer-3 routing forwarding and avoids single
points of failure.
8.3.7.3. Flexibility:
With the function of virtual clusters, the distance of virtual cluster
system can expand to 80KM, breaking the geographic restriction of
traditional cluster technique.
8.3.7.7. SDN:
Supports SDN (Software Defined Network), which can realize network
virtualization and centralized management.
8.3.7.8. Comprehensive Service
Supports complete layer-2 and layer-3 multicast routing
protocol and meets the access requirement of IPTV, multi-
terminal high-definition video monitoring and high-definition
video meeting.
Supports complete layer-3 routing protocol and a super-large
routing table capacity, which make super-large data center
network, campus network, enterprise network and industry
private networks available.
Supports complete MPLS VPN of layer-2 and layer-3, which
meets the requirement of industry private VPN users and
enterprise network VPN users.
8.3.8. Kabel TV
Pengkabelan dari Antenna ke Peralatan IPTV menggunakan kabel UTP CAT 6.
8.3.9. Konduit
Konduit yang digunakan adalah PVC High Impact dia. 20mm. Untuk yang melewati
jalan atau oudoor menggunakan Konduit Galvanis.
8.5. PENGUJIAN
1. Semua peralatan dalam system IPTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
2. Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB Gain Meter (jika diperlukan).
Bahan / TKDN
No Spesifikasi Teknis Merk / Pabrik Pembuat
Peralatan
BAB 9.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CCTV
9.1. UMUM
1. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
IR Distance : 60 m
Channel : 64 Channels
Optical : DVD-RW
Storage Hardisk : 25 TB
9.4.4. Monitor
Screen size : 42‖
Display Color : 16 M
10.1. UMUM
1. Spesifikasi ini menguraikan tugas dan tanggung jawab Kontraktor dalam Pengadaan
dan Instalasi Sistem Jaringan kabel data.
2. Instalasi Pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis, mentaati peraturan yang
berlaku di Indonesia dan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk / standard yang ada.
3. Dalam melaksanakan Pekerjaan Kontraktor wajib mentaati peraturan-peraturan
keselamatan kerja dan mengharuskan semua tenaga kerja di lapangan mengutamakan
keselamatan kerja.
4. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang mempunyai pengalaman dan
mempunyai ijin kerja sesuai dengan bidangnya.
5. Dalam lingkup pekerjaan ini tidak termasuk pengadaan, pemasangan dan pengetesan
peralatan dan program unit Server (Unit Server dan Programming oleh Pemberi Tugas /
Owner)
10.3. GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar yang termasuk di dalam paket Pekerjaan ini adalah gambar-gambar
yang disertakan dalam dokumen paket Pekerjaan Pengadaan dan Instalasi Peralatan
Mekanikal dan Elektrikal Paket Pekerjaan Sistem Jaringan Kabel Data.
2. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis ini serta informasi lainnya, pada hakekatnya
menyangkut sistem instalasi serta penjelasan teknis yang secara menyeluruh saling
melengkapi sehinga sistem jaringan kabel data dapat berfungsi dengan baik.
3. Bilamana di dalam penyajian gambar-gambar maupun pelaksanaannya terdapat
beberapa hal yang sedemikian rupa sehingga material atau peralatan penunjang
tertentu tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis serta Bill of Quantity maupun tidak
tergambarkan secara spesifik di dalam dokumen paket Pekerjaan ini namun
merupakan bagian yang menunjang sistem instalasi jaringan kabel data untuk dapat
beroperasi, maka semua itu harus disediakan serta dipasang dan menjadi tanggung
jawab Kontraktor, yang harus sudah diperhitungkan dalam mengajukan biaya
penawaran Pekerjaan.
10.4.2.1. Umum
1. Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel signal data
harus memenuhi persyaratan Fire Safety Rating IEC 60332-1
dan standard TIA TSB -36, TIA / EIA – 568 – A,UL,ETL
2. Sifat karakteristik listrik (Electrical Characteristics) adalah
sebagai berikut :
Conductor Loop Resistance : 17 Ohm / maksimal
Conductor Resistance Unbalance : 2% maksimal
Capacitance Unbalance to Earth : 1600 pF/km maksimal
Skew : 40 nsec / 100m @ 100 MHz
Characteristic Impedance : 100Ω ± 15 Ω @ 4.0MHz -100
MHz
5. Dilengkapi dengan heavy duty roof fan panel 2 unit dan 8 port power outlet
horizontal
6. Warna rack hitam (sesuai dengan warna rack existing)
10.4.9. Server
Spesifikasi teknis yang dibutuhkan adalah :
19" rack based server.
Mempergunakan : Intel Processor Xeon 2 GHz.
Mempergunakan DDR3, 2 Gb.
Mempunyai DVDROM RW drive.
Mempunyai HD 2 x 1 TB, 7200 rpm.
Mempunyai keyboard, LCD monitor 17" dan mouse.
International branded server c/w OS yang diperlukan.
Bahan / Tkdn
No Spesifikasi Teknis Alternatif Merk/ Produk
Peralatan
1 Kabel LAN Fiber Optik 0% Furukawa/Netviel/GOC
UTP Panduit / AMP / Systimax
2 Router 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
3 Switch L2 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
4 Switch L3 0% Huawei/Ruckus/HPE/Juniper
5 Access Point 0% Ruckus/ Cisco / HPE
6 Faceplate 0% Panduit / Legrand / AMP
7 Conduit Ega / Clipsal / Legrand
Cable Wire 0% AMP / Panduit / Belden /
8
management Systimax
9 Pacth Panel 0% Panduit / AMP / Belden /
Systimax
10 Standing Rack 30% HP/Siemon/APC/Indorack
11 Wallmount Rack 30% HP/Siemon/APC/Indorack
Inbow / Outbow 30%
12 Berker / Clipsal / MK /Legrand
Box
BAB 11
11.1 UMUM
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
11.2 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan antrean antara lain :
Pengadaan dan pemasangan peralatan dan instalasi sistem antrean termasuk
pemrograman-nya.
Mengadaan pengujian dari sistem terpasang.
Membuat as built drawing dan buku petunjuk penggunakan (operasional).
Menyediaan garansi sistem dan peralatan minimal 1 tahun dari Serah Terima Pekerjaan
ke-1.
Sistem Antrean adalah sebuah system yang digunakan untuk memudahkan pelayanan
pelanggan pada instansi tertentu, guna mendapatkan pelayanan yang diperlukan. Pada
sebuah rumah sakit terdapat banyak pasien / pelanggan yang membutuhkan pelayanan
pada waktu yang hampir bersamaan, dalam jumlah yang tidak sedikit. Dalam kondisi saat ini
kita dituntut untuk melakukan aktifitas dengan adaptasi “KEBIASAAN BARU”, dikarenakan
adanya wabah covid-19. Untuk itu diperlukan adanya sebuah sistem Antrean yang dapat
mendukung kegiatan pelayanan pada rumah sakit, agar “KEBIASAAN BARU” dapat berjalan
dengan baik. Untuk itu sistem Antrean pada gedung pelayanan medik harus :
1. Dapat membantu pasien / pelanggan untuk tetap menjaga jarak satu sama lain.
2. Dapat diakses secara online / Mobil View, sehingga memudahkan pengantre untuk
mengetahui nomor antrean yang didapat.
3. Biaya pemeliharaan serta harga yang ekonomis dengan tetap menjaga kualitas dari
sistem yang digunakan.
Pelanggan / pasien mengambil tiket dari kiosk standing, kemudian menunggu antrean
sesuai dengan nomor yang didapat. Setelah itu, pengantre akan di panggil sesuai dengan
nomor antrian yang terdapat pada display monitor dan di sampaikan juga loket / counter
yang akan dituju. Selanjutnya nomor antrian diserahkan kepada penjaga counter.
Kemudian Setelah selesai mendapatkan pelayanan, pelanggan / pasien dapat kembali
ke kiosk standing untuk memberikan penilaian atas pelayanan yang telah berjalan.
b. Alur kerja online
Dapat menampilkan nomor counter 2 gigit (angka) & antrian 3 digit (angka).
Terdapat 4 tombol untuk Next, Hold, Skip dan Recall.
Unit dilengkapi dengan bell.
Komunikasi dengan Pengontrol melalui RS-485 port, menggunakan DIP Switch. untuk
mengatur device address.
11.10 PENGKABELAN
Type dan jenis kabel yang digunakan untuk instalasi adalah UTP CAT 6 & HDMI, atau
sesuai dengan rekomendasi dari merk yang dipilih / digunakan, sehingga sistem dapat
berjalan dengan baik.
Untuk power dapat digunakan NYM 3 x 1,5mm2.
Semua pengkabelan harus menggunakan konduit PVC HI Ø20mm
No Fitur Keterangan
1 Media Aplikasi Computer, Mobile Phone atau Tablet
2 Database MySQL
3 Jumlah Counter Multi Counter, tidak terbatas
4 Kiosk Antrian:
• Tampilan Touch Screen dengan Video/Image untuk Iklan
• Pilihan Layanan Multi Layanan
• Output Nomor Antrian Ticket
• Notifikasi Tampilan di Monitor dan Suara Panggilan Nomor
• Penilaian atau Feedback Manual di Kiosk Antrian
5 Mobile View:
• Tampilan Mobile view
• Pilihan Layanan Multi Layanan
• Output Nomor Antrian Info di Layar dan Email
• Notifikasi • Tampilan di Layar
• Email sebelum antrian dipanggil
• Penilaian atau Feedback Online
6 Counter Display:
• Nomor Counter Menampilkan nomor counter
• Panggilan Next, Hold, Skip dan Recall
7 Queueing System Display:
• Tampilan Iklan Unlimited Video dan Image
• Running Text Unlimited
• Sound Support
8 Dashboard Dashboard untuk Monitoring berupa Grafik:
• Grafik Pie Chart – Penilaian pelanggan
• Grafik Line – Jumlah pelanggan per layanan
selama 1 minggu terakhir
9 Panggilan Next, Hold, Skip dan Recall
10 Integrasi • Integrasi sistem antrian antara Pendaftaran
dengan Poliklinik, sehingga pasien tidak perlu
melakukan pendaftaran ulang di Poliklinik yang
dituju
• Integrasi sistem antrian antara Pembayaran dengan
Farmasi.
• Integrasi dengan existing PC sebagai service
point/counter
• Integrasi antara Offline dengan Online system,
11 Report • sehingga
Detail Report per Periodesinkron
data dipastikan
• Detail Report per Layanan
• Detail Report per Counter
• Detail Report antrian di skip
• Flexible format: PDF, HTML, MHT, RTF, XLS, XLSX, CSV,
Text and Image file
12 Backup Function Fungsi Backup yang terintegrasi
-UTP CAT 6
2 Kabel-kabel -NYM 3x1,5mm2 Kabelindo, Supreme, Kabel
-HDMI Metal, Belden, AMP, Avaya
1.3.1. Unit Air Conditioning (VRF, Split Duct Types/Split Cassete Mounted/Split
Wall type) :
1.3.1.1 Penjelasan Umum;
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan dan memasang mesin- mesin
pendingin "Unit Air Conditioning VRF, AC Split Duct Types‖ dan ―Unit Split Cassete
Mounted/unit AC Split Wall Mounted‖ lengkap peralatan bantunya, kapasitas sesuai
dengan skedul peralatan, gambar dan spesifikasi teknis serta memenuhi
persyaratan pabrik, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
1.3.1.3 Sistem kontrol temperature Unit AC Split Duct Types/Cassete Types/AC Split Wall
Mounted;
Seluruh unit AC (VRF, Split Duct types, Cassete Mounted dan Split Wall) harus
dilengkapi sistem control temperature (thermostat), komponen proteksi maupun
pengkabelannya harus rakitan pabrik pembuatnya.
1.3.1.5 Syarat Pemasangan Unit AC Split Duct Types, AC Split Wall & Split Cassete
Mounted :
Pada waktu pengiriman ke site, seluruh unit harus dalam keadaan utuh sesuai
standar pabrik dan tidak diperbolehkan diurai atau dibelah karena alasan
kemudahan dalam pengangkutan atau lainnya. Menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa/Pemborong ini untuk mengajukan metoda pengangkutan Unit AC Split
Duct Types dan Unit AC Split
Wall/Cassete Mounted Types dari gudang sampai ke site atau ke lokasi
penempatannya.
Adapun hal-hal yang wajib dikerjakan Penyedia Jasa/Pemborong ini dan merupakan
bagian dari lingkup pekerjaannya, adalah :
a. Air kondensasi dari unit AC harus disalurkan ke pipa khusus, untuk sistem
kondensasi dan pipa dilengkapi dengan U-Trap, di-Isolasi serta mempunyai
kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air ke drain pipe.
b. Hubungan ducting ke setiap Unit AC Split Duct system harus
menggunakan bahan flexible-duct, dibuat dari bahan kanvas, rapat udara
(insulated air tight).
c. Setiap Unit AC Split Duct Types, wajib dilengkapi dengan
dudukan/tatakan air bahan baja (sheet plate) min.tebal 2mm dibuat sedemikian
rupa dilengkapi roller (bearing) pada dua sisi, pipa U-Trap untuk
pemeliharaan/service, unit AC di isolasi dan drain pipe.
b. Khusus untuk AC type Wall/Cassete Mounted dipasangkan sesuai
gambar rencana.
c.
1.3.1.6 Peredam Getaran :
a. Seluruh mesin/peralatan unit Air Conditioning yang menghasilkan getaran
harus diberi landasan atau penggantung (bracing/rod) bahan baja bulat
galvanized steel dengan peredam getaran (spring mounting) yang dapat
mengeleminir vibration pada struktur bangunan.
b. Peralatan yang digantung harus dipasangkan peredam jenis rubber mounting.
c. Peralatan yang diletakkan pada lantai gedung harus diberi landasan peredam
getaran jenis Kinetic Neoprene Isolator.
1.4.2. Standar:
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standard dari : THE GUIDE
dari ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90 A.
1.4.3. Umum:
1.4.3.1. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis ini hanya menunjukkan panjang tiap ukuran
cerobong/ducting, peralatan dalam ducting dan susunan jalur sistem cerobong
udara. Bila ada penyimpangan dari gambar kontrak yang dirasakan perlu oleh
Penyedia Jasa/Pemborong, maka detail penyimpangan serta alasannya diserahkan
secara tertulis kepada Pemilik proyek/Wakil Pemilik/Perencana/MK untuk
mendapat persetujuannya;
1.4.3.2. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat gambar kerja (shop drawings) yang
diajukan kepada Pemilik proyek/Wakil Pemilik/Perencana/MK, untuk dapat
dikoreksi dan disetujui jika sudah sesuai dengan gambar rencana.
1.4.4. Material:
1.4.4.1. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan Ductings ini adalah : Galvanized Steel Gauge
atau Baja Lapis Seng (BjLS), semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan detail dan spesifikasi teknis yang diberikan.
Selain dari itu harus pula sesuai dengan persyaratan Standard dari
SMACNA dan pabriknya.
1.4.4.2 Ketebalan lapisan seng (coating) pada Galvanized Steel Sheet adalah minimum
sebagai berikut :
BjLS QZ/SWT
120 3,00
100 2,50
80 2,00
70 2,00
60 1,50
50 1,50
1.4.5. Konstruksi:
1.4.5.1. Persyaratan pekerjaan konstruksi untuk pelaksanaan instalasi cerobong udara;
Sistem instalasi memakai Ductwork kecepatan rendah, semua instalasi duct
harus dapat menahan kecepatan udara sampai 1.500 ft per menit s/d 2.500
ft per menit dan tekanan statis sampai 2,5 inchi air;
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan pengujian instalasi ducting
terhadap kebocoran yang mungkin terjadi;
Semua sambungan-sambungan yang terjadi harus serapat mungkin
(air tight) jika perlu diberi penyekat (seal);
Perubahan ukuran duct harus dengan persetujuan tertulis dari Pemilik
proyek/Wakil Pemilik/MK.
1.4.5.2. Ducting system yang tidak tertutup oleh dinding ataupun langit-langit
(diluar bangunan atau didalam koridor dan atau diruangan yang tanpa langit-langit),
harus dibuat dari alluminium sheet diberi penguatan (bracing/rod) bahan galvanized
steel dan ditumpu/digantung pada konstruksi bangunan secara kokoh/rigid.
Tebal ductings adalah sebagai berikut (untuk seng BjLS) :
UKURAN TERBESAR TABEL PELAT
sampai 24 inchi 20 US Gauge
24 inchi sampai 48 inchi 18 US Gauge
28 inchi dan lebih 18 US Gauge
1.4.5.3. Ductings system lainnya harus dibuat dari Galvanized Iron Sheet diberi penguatan
(bracing) yang cukup dan ditumpu/digantungkan pada konstruksi bangunan secara
kokoh/rigid.
Tebal bahan ductings adalah sebagai berikut (untuk seng BjLS) :
UKURAN DUCT GALVANIZED IRON ALLUMINIUM
12" BjLS 50 & 60 24 US Gauge
13" s/d 30" BjLS 70 22 US Gauge
31" s/d 54" BjLS 80 20 US Gauge
54" s/d 84" BjLS 100 18 US Gauge
84" ke atas BjLS 120 16 US Gauge
1.4.5.4. Dimensi cerobong udara yang tertera pada gambar dan dinyatakan pada
spesifikasi teknis ini adalah ukuran dalam (clear internal sizes). Bilamana digunakan
isolasi dalam maka ketebalan isolasi harus ditambahkan pada dimensi yang tertera
dalam gambar rencana (for construction) sebagai ukuran yang sebenarnya dari
cerobong udara tersebut.
1.4.5.5. Bilamana cerobong menembus dinding atau lantai, lubang kosong (free space) harus
disekat dengan felt gasket atau asbestos rope dan dirapihkan dengan "sheet metal
angle flange" sedemikian rupa hingga menutup lubang tersebut.
1.4.6. Belokan :
Seluruh belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis dan semua belokan pada supply duct harus diperlengkapi dengan
sudut-sudut pengarah (vanes) sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Seluruh belokan harus jenis long radius elbow kecuali keadaan
tempatnya tidak memungkinkan, belokan tajam (90°) harus diberi sudut- sudut
pengarah (vanes) yang berbentuk profil aerodinamis yang tepat. Belokan lengkung
dengan jari-jari dalam lebih kecil dari pada sisi duct, dimana belokan harus diberi
sudut-sudut pengarah tipis (single thickness vanes).
Tambahan besi penguat harus dipasangkan pula untuk cerobong yang lebih
kecil, bilamana ternyata cerobong masih melengkung dan seluruh duct (insulated)
dengan lebar atau tinggi lebih dari 90cm dan semua duct (uninsulated) dengan
lebar atau lebih tinggi dari 130cm, harus diberi penguat siku memanjang dengan
ukuran penguat yang sama dengan rangka penguat keliling.
Ducting dengan ukuran 900mm dari bahan “Galvanized Steel Sheet”, dapat
digantung dengan strip penggantung yang dibuat dari galvanized iron, dipasang
pada rangka penguat (duct bracing). Ducting yang lebih dari 900mm harus
digantung dengan siku-siku (angle iron) dari ukuran yang sama dengan ukuran
rangka penguat (duct bracing).
Penggantung-penggantung tersebut tidak boleh berjarak lebih dari
2,40 m. Untuk penggantung ducting seperti dalam Tabel diatas dengan
tambahan bahwa tidak boleh menempel dengan bahan besi/baja dan harus
diberi sekat atau cincin (washer) dari bahan tembaga atau bahan non metal.
Semua ducting harus dibuat dengan sambungan-sambungan pelat yang rata pada
sebelah dalam dan rapih disebelah luarnya. Sambungan-sambungan tersebut
harus serapat mungkin (air tight) dengan lipatan dibuat searah aliran udara dan
tidak ada flens yang menonjol dalam aliran udara.
1.4.11. Damper:
a. Pada setiap cerobong udara catu maupun return Diffuser, Grille Register,
Fresh air Intake, Grille, Exhaust air grille harus terpasang dan dilengkapi
adjustable volume damper yang dapat diatur, dikunci dan tahan getaran sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
b. Pada setiap cabang utama dari ducting harus dipasang volume damper dari
jenis butterfly atau multiple blade dengan lebar blade maksimum 20cm (8 inch).
Setiap volume damper harus dapat diatur dan ditetapkan (adjusted and set)
dengan pengikat yang tidak akan berubah oleh karena getaran.
c. Bahan damper/louver minimal dari BjLS 100 untuk frame dan BjLS 80 untuk
daun (blade) damper dan jarak/lubang antara sisi frame dengan ujung blade
yang diperbolehkan adalah 0,01 milimeter per 1 cm panjang sisi frame.
d. Pada setiap Ducting Return utama disediakan fire damper dari jenis Butterfly,
setiap fire damper harus dapat bekerja dengan baik dan automatic.
1.5.2. Standar:
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standard : THE GUIDE dari
ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90 A.
1.5.3. Umum:
a. Gambar-gambar dan spesifikasi teknis hanya menunjukkan dimensi, peralatan
dan susunan/lokasi dari diffuser, grille atau register yang harus dipasang;
b. Bila ada penyimpangan yang dirasakan perlu oleh Penyedia
Jasa/Pemborong, maka detail penyimpangan serta alasannya harus
diserahkan secara tertulis kepada Pemilik proyek/Wakil
Pemilik/Perencana/MK secara tertulis untuk mendapatkan
persetujuannya;
1.5.4. Material:
Bahan Diffuser, Grille dan Register yang dapat diterima adalah dari
"alluminium anodized-profile" dengan ketebalan minimum 18 US Gauge.
1.5.5. Pemasangan:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan semua ductings, register boxes, duct
adapters grilles, diffuser dan peralatan-peralatan tambahan lainnya, sehingga
instalasi lengkap terpasang dan dapat bekerja dengan baik.
Seluruh unit diffuser, grille dan register harus mempunyai Noise Level Criteria tidak
lebih dari 40 NC dan selama diffuser dan grille belum dipasang pada waktu instalasi
sistem ducting sedang dikerjakan semua "register boxes/plenum" dan ujung-ujung
ducting yang terbuka harus ditutup sementara dengan rapat untuk mencegah
masuknya debu atau kotoran.
Pemasangan Diffuser dan Grille harus tepat berdasarkan gambar, seluruh diffuser
dan grille yang dipasang pada dinding tembok dan lain-lain harus mempunyai
rangka plesteran (plaster frame) agar dapat dipasang rata dan tidak retak.
Seluruh diffuser dan grille harus dipasang rapat dan diberi karet penyekat atau
gasket dan seluruh adjustable volume damper yang terpasang harus dapat diatur
dan dikunci dari luar.
Seluruh diffuser harus dari jenis "aspirating" dan memiliki "diffusing cone" minimal 4
(empat) buah. Diffuser yang dapat diterima adalah buatan lokal, bagian
belakang dan dalam semua diffuser, grille dan register dicat warna hitam
enamel setelah dilapisi dengan cat awal (prime coat);
1.5.6. Dimensi:
a. Ukuran-ukuran diffuser, grille dan register yang dipersyaratkan
hendaknya disesuaikan dengan keadaan, ukuran dan dapat dirubahkan asalkan
dengan luas penampang yang sama atau lebih besar.
b. Ukuran-ukuran yang dapat diterima dari register boxes atau plenum harus
menunggu ukuran-ukuran terakhir dari grille yang telah disetujui Arsitek.
c. Penempatan yang tepat atau sesungguhnya dari diffuser dan grille harus
mendapatkan persetujuan dan dikoordinasikan bersama Arsitek.
d. Diffuser harus dipasang dengan equalizing deflector dan damper atau opposite
Blade Damper (OBD).
1.6.2. Umum:
Secara umum system ventilasi dan ventilator pada spesifikasi teknis ini, wajib diikuti
sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana atau skedul mesin.
Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai gambar dan atau yang dipersyaratkan
dibawah ini. Seluruh pemasangan sistem ventilasi mekanik harus memenuhi
persyaratan setempat, ordonansi dan atau peraturan-peraturan yang berlaku.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyediakan dan memasang ventilator sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Seluruh Fan adalah dari jenis Axial, Propeller, Centrifugal atau ditentukan sesuai
spesifikasi teknis yang telah diuji oleh pabriknya, dan setelah terpasang Fan tidak
boleh menimbulkan suara yang berlebihan dan semua Fan yang dipasangkan
lengkap karet disekelilingnya (untuk meredam getaran) sebelum dan sesudah
pemasangan.
1.7.3. Bahan:
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Jerman,
USA, Swiss, Jepang, Australia atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain tersendiri.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib melakukan koordinasi kerja dengan pihak-pihak
lain agar sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk
yang sama untuk seluruh pekerjaan dalam proyek ini;
1.7.7. Starter:
Kecuali ditentukan dan dinyatakan lain oleh pabriknya maka jenis starter yang
dipergunakan pada system listrik Air Conditioning, adalah :
Power Input Motor Jenis Starter
Sampai dgn 5 KW On / Off Switch
5 kW – keatas Variable Speed Controller
1.8.2. Sebelum melaksanakan pengukuran dan TAB (Testing, Adjusting & Balancing),
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengajukan metoda, besaran dan jumlah
peralatan yang akan diukur, juga alat-alat ukur yang akan dipergunakan Pemilik
proyek/Wakil Pemilik/Perencana/MK untuk di mintakan persetujuannya, paling
lambat 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan tersebut mulai dilaksanakan;
1.8.3. Seluruh biaya pelaksanaan pekerjaan pengujian diatas, ditanggung oleh Penyedia
Jasa/Pemborong dan sudah termasuk di dalam penawarannya;
1.9.1. Umum:
Seluruh material yang disuplai dan dipasangkan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
wajib dalam keadaan baru dan material tersebut cocok atau sesuai untuk
dipasang di daerah tropis.
Untuk material-material yang disebutkan dibawah ini harus dilengkapi surat
order pemesanan, surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik serta Penyedia
Jasa/Pemborong menjamin bahwa material tersebut adalah produksi terbaru (brand
new).
resistant, AB Duct,
6. ISOLASI 45%
DUCTING AC
Glass Wool Fibre Glass, Density 24 Inswool,
kg/cm³, AB Wool,
K-0,23 btu-in/hr, SQFT AsiaPasific,
°F, pada Insfoil,
Type Expanded suhu 75°F, Standard Insulflex,
Polyurethene ASTM – C 166.
Alluminium Foil Kepadatan 22 lb/in.ft,
pada suhu 65°F dan Insfoil,
Expanded oleh R-11, Insulflex,
R-12, R-14. AB Wool,
K-Flex ST,
Terdiri dari 5 lapis, Aeroflex.
Double sided, Fire
resistant, Permeansi =
0,02
(1,13 ng/ns
maximum).Tensile
strenght, longitudinal
=10 - 13kn/m
transverse.
Fire resistant smoke
develoved 0 – 1
Heat, Evolded = 0,
Non corrosion,
Beach puncture : 0,75
1.0
(Tappit 803m) Flam
spread.
7. PIPA DRAIN AC PVC type AW, Class = Wavin, 80%
10 kg/cm2 Supramas,
sesuai JIS.K 6742- Supralon.
45,1985
di-Isolasi rubber
elastomeric +
tapes.
8. PIPA ASTM B.280, Seamless Crene-emfil, 25%
REFRIGERANT & Copper Tube Kembla,
ISOLASI Type ACR, Working Inaba-
pressure 300 Psi Denko,
Yatako,
Denji,
Mueller.
9. KABELING TR : Type NYFGbY, NYY,NYM Prysmian, NYY
lengkap shoes cable, Supreme, 87,15%
terminasi, Kabelindo, NYM
metal conduit, Jembo, 87,43%
bracket/support dan Voksel. NYFGbY
accessories 79,39%
No. Uraian Pekerjaan Spesifikasi Teknis Merk TKDN
FRC
50,73%
10. PANEL: Type; Floor GEM, 90%
Standing/Wall Prima Inti,
Mounted, material Baja DWP,
sheet steel, tebal min.2 DJE,
mm, ukuran presisi, Trias Panel,
lengkap master key,
grounding system,
terminasi dan
accessories.
11. KOMPONEN PROTEKSI ACB, MCCB, MCB dan Schneider, 15%
(PANEL): INVERTER ABB,
LS,
Chint,
Siemens.
12. GROUNDING SYSTEM Tahanan pentanahan OBO 85%
max.2 Ohm (Ω),cooper Furse,
rod lengkap alat bantu, Indopetir,
dan accessories.
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di- Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 2 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
(AIR BERSIH, AIR KOTOR, BUANGAN, VENTILASI DAN AIR HUJAN)
2.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi Plumbing wajib mengadakan koordinasi dengan
bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Civil,
Arsitektur, Interior, Mekanikal dan Elektrikal atas petunjuk MK.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/ menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara-cara
pemasangannya.
Selama pekerjaan pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka
menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong Plumbing ini untuk hadir dan
memberi petunjuk bersama MK dan Perencana sehingga hasilnya akan sesuai
dengan kebutuhan instalasi pada proyek ini.
2.2.2 Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Air Buangan dan Ventilasi meliputi :
2.2.2.1 Pengadaan, pemasangan pipa bahan PVC class 10 kg/cm² standar SNI.06-0084-
2002/ISO.4065 lengkap peralatan penunjang untuk melayani sistem air kotor,
air buangan dan pipa ventilasi;
2.2.2.2 Pengadaan dan pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary; Floor Drain
(FD), Clean Out (CO) bahan Stainless Steel dan lain-lain;
2.2.2.3 Pengadaan dan pemasangan pompa Collecting Pit (Sump Pit), type Submersible
pump c/w grinder/cutter types, kapasitas 350 liter/menit, head 30 meter, panel
kontrol, pemipaan, kabel type waterproof dan peralatan bantu;
2.2.2.4 Pengadaan dan pemasangan Grase Trap, bahan Stainless Steel (SS-
304) tebal 1,5mm untuk menampung air buangan konsumsi restaurant, dapur,
lengkap peralatan bantunya;
2.2.2.5 Pekerjaan instalasi pemipaan air kotor dan air buangan dari Collecting Pit (Sump
Pit) yang disalurankan ke Sewage Treatment Plant (air kotor dan air buangan).
2.2.2.6 Perencanaan, pengadaan dan pemasangan peralatan, instalasi Sewage
Treatment Plant (STP), lengkap peralatan utama, submersible pump, diffuser,
screen, compressor, panel, kabel, terminasi, pemipaan, valve-valve, DLL.
2.2.2.7 Pengadaan Collecting Pit, Sumpit, Drain Pit ukuran sesuai gambar, lengkap
peralatan bantu (konstruksi bak masuk pek.Civil).
2.4.4. Penggunaan Valve - valve dan peralatan penunjang lainnya : Penggunaan valve-
valve secara umum harus sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, antara lain
:
a. Water valve sampai dengan diameter 50mm (ø 2") adalah jenis screwed
bronze body dengan external spendle ;
b. Water valve diameter 65mm (ø 2½" - ø 3") adalah jenis bronze flanged
body dengan internal screwed spendle ;
c. Water valve lebih besar dari diameter 75mm (ø 3") adalah jenis flanged
steel body dengan external spendle yoke ;
d. Tekanan kerja dari valve-valve air bersih harus memenuhi
persyaratan yang di-ijinkan yaitu tekanan kerja 12 Kgf/cm² (200 psi) bahan
Cast Iron.
2.4.4.1 Gate Valve (GV) :
a. Digunakan material valve body, steam disc bronze material, female thread
sampai dengan diameter 50mm (ø 2”) ;
b. Untuk ukuran Gate Valve diameter 65mm (ø 2½”) keatas digunakan
swing silent type dengan stainless steel disc ;
c. Tekanan kerja Valve-valve minimum 16 Kgf/cm² (240 psi).
2.4.4.2 Check Valve (CV) :
a. Digunakan material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal
disc, screwed end untuk valve, brass sampai dengan diameter 50 mm ;
b. Diameter 65 mm keatas menggunakan cast iron body, flanged end, cast steel
disc ;
c. Tekanan kerja valve-valve untuk peralatan pompa delivery adalah minimum 16
Kgf/cm² (240 psi).
2.4.4.3 S t r a i n e r (STR) :
a. Digunakan tipe bronze body screwed cap, stainless steel mesh screwed
end untuk strainer sampai dengan diameter 50 mm (ø 2”) ;
b. Digunakan tipe Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet,
flanged end untuk strainer diameter 65 mm keatas. Cast Iron, 16 Kgf/cm²
(240psi).
2.7.4. Peralatan Pompa Instalasi Air Kotor dan Air Buangan, dll :
2.7.4.1 Drain pit (peralatan instalasi air buangan) : T y p
e : Submersible pump, Kapasitas :
120 liter/menit ;
Total head : 15 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 1,5 kW ; Putaran
: 2.870 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 2 (dua) unit per Bak Drain pit, (1 Operasi + 1 Stand by);
Kelengkapan : hose, cable waterproof, hanger, dll ; L o k a s
i : Lt.Semi Basement.
2.7.4.2 Sump Pit (SP-1, 2, 3, 4, 5 dan SP-6), total = 12 unit :
Type : Submersible pump, grinder/cutter types ;
Kapasitas : 150 liter/menit ;
Total head : 30 meter ;
Penggerak : Electric motor ; D a
ya : ± 1,5 kW ; Putaran
: 2.900 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 2 (dua) unit per Sumpit 1 Operasi + 1 Stand by;
Kelengkapan : hose, cable waterproof, hanger, dll ;
Lokasi : Lt.Semi Basement.
2.7.4.3 Collecting Pit = kap.5 M³ :
Type : Submersible pump, c/w grinder/cutter types ;
Kapasitas : 300 liter/menit;
Total head : 30 meter ;
Penggerak : Electric motor; D a
ya : ± 2,5 kW ; Putaran
: 2.960 rpm ;
Karakt.listrik : 380 – 415 Volt, 3 Ph, 50 Hz ;
Jumlah : 2 (dua) unit per Collecting pit, 1 Operasi + 1 Stand by;
Kelengkapan : hose, cable waterproof, hanger, dll ;
Lokasi : Lt.Semi Basement.
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN
Karakt.listrik380-415V,3
Ph,50 Hz,
2. POMPA Pompa Penguras : Flowserve, 25%
PENGURAS : T y p e; Centrifugal end Regent,
Suction Pump, Wilo(wiguna),
Kap.600Ltr/mnt, Head = Aurora,
30 m‟, Daya = ± 11,0 Syncroflo,
kW, Pumpsense,
Speed = 2.930 rpm,
Karakt.listrik380-415V,3
Ph,50 Hz,
3. BOOSTER Booster Pump : Flowserve, 25%
PUMP : T y p e; Centrifugal end Regent,
Suction Pump, Wilo(wiguna),
(Operation parallel Aurora,
alternate) Syncroflo,
Kap.300Ltr/mnt, Head = Pumpsense,
30 m‟, Daya = ± 5,50
kW,
Speed = 2.900 rpm,
Karakt.listrik
380-
4. 415V,3Ph,50
SUMPIT PUMP SumPit Pump Hz,
: Flowserve, 25%
: T y p e; Submersible Regent,
Pump Wilo(wiguna),
(Operation paralel Aurora,
alternate), Syncroflo,
Type grinder/cutter Pumpsense,
Kap. 2x150Ltr/mnt,
Head = 30 m‟,Daya= ±
2,20 kW, Speed =
2.860 rpm,
Karakt.listrik
380-
415V,3Ph,50 Hz,
5. DRAIN PIT DDrain Pit Pump : Flowserve, 25%
PUMP : T y p e; Submersible Regent,
Pump Wilo(wiguna),
(Operation paralel Aurora,
alternate), Syncroflo,
Kap.150Ltr/mnt, Head = Pumpsense,
30 m‟, Daya = ± 2,20
kW,
Speed = 2.860 rpm,
Karakt.listrik
380-
6. HYDROPHOR 415V,3Ph,50
Type Cilynder,Hz,
kapasitas Lokal/mutu baik 80%
: 1500 liter, bahan plat standar,
(Tanki baja, tebal plat RN-Tank,
bertekanan) min.5mm, lengkap ISE,
pressure gauge, TN, setara.
pressure
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN
switch, In/Outlet,
dudukan/pondasi tanki
dan
accessories.
Working pressure : 15
Kgf/cm²
Test pressure : 20
Kgf/cm²
7. VALVE-VALVE Class 147psi (10Kgf/cm²) Hattersly, 15%
dan sampai dengan Claval,
ACCESSORIE diameter 2” Bronze Afaflow,
S Screwed type, diameter Crane,
- Gate 2½” keatas flanged Socla,
Valve, type Cast Iron class Yuta,
- Y Strainer, 235psi (16Kgf/cm²), PN- Weflo,
- Check 16 standard BS 1550, Siemens,
Valve ANSI.
(anti water
hammer)
- Foot Valve
- Flexible
Joint
- Globe
Valve
- Ball Valve
Jepang,
- Selenoid USA,
Valve Jerman
- Float Valve Bentuk bulat sesuai
- Air Vent spesifikasi
Valve teknis Fanal or Omron
- Pressure
Reducing
Valve (PRV) Lokal mutu
- Pressure Electroda control (SS- Terbaik Kharisma
Gauge(PG) 304) setara
- Pressure stick type Kakudai,
Switch(PS) San-Ei,
- Water Level Bahan besi tuang, type Toto.
Control dome Kharisma,
(WLC) grate, dilapisi bitumen,
Accessories :
- Roof Drain Bahan Stainless Steel Slumberger,
(RD) (SS-304) VPG,
Actaris.
- Floor Drain
(FD)
dan
Clean Out Standar 147psi
(10Kgf/cm²)
Uraian
No. Spesifikasi Teknis Merk
Peralatan TKDN
Siemens,
AEG.
17. WATER TANK, Type panel, bahan fibre Sigma Fibre, 90%
(Top glass, tebal minimal Rafa Fibre,
Reservoir) 12mm lengkap PT.Gunung Putri.
bracket/support In/Out
fall,
dudukan beton,
tangga GSP dan
accessories, dll
18. Grounding Tahanan pentanahan LPI, 85%
System max.2 Ohm, Down OBO,
conductor Furse,
tembaga murni, pipa Rachem RPG,
galvanized, lengkap
bak
kontrol, dll
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan
diwajibkan Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy
surat keagenan tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu
pada Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI MEKANIKAL
BAB - 3 PEKERJAAN
SEWAGE TREATMENT PLANT (STP) & WATER TREATMENT PLANT
1.1.1. Gambar-gambar :
1.1.1.1 Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi
Sistem Sewage Treatment Plant (STP) dan Water Treatment Plant (WTP) pada
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar STP;
1.1.1.2 Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing);
1.1.1.3 Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana
sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖Shop Drawings‖ untuk
diperiksa dan disetujui sebelum pelaksanaan dan gambar ‖As Built Drawings‖ yaitu
gambar terlaksana dari seluruh material dan instalasi sistem Plumbing yang
terpasang pada proyek ini;
1.1.2. Standar / Peraturan :
Seluruh material maupun instalasi dalam pekerjaan ini, minimum harus
memenuhi standar dan atau peraturan yang berlaku, antara lain;
Undang undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
Undang undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Undang undang No.36 tahun 2014 Tentang Kesehatan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term Of Reference (TOR) Pembangunan
Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS. KemKes RI, 2010.
Peraturan MenKes RI, No. 2306/MENKES/PER/XI/2011, tentang persyaratan
Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit.
Pedoman Teknis Ruang Perawatan Intensif RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi RS. KemKes RI, 2012.
Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah
Sakit, KemKes RI, April 2012.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 Thn 2016 tentang Prasarana
Utilitas Bangunan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Thn 2022 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6379-2000, Spesifikasi Pemasangan
Perangkap Bau.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing-
2000;
Stándar Nasional Indonesia/SNI 03-2398-2002, Tata Cara Perencanaan
Tangki Septic dengan resapan.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-2453-2002, Tata Cara Perencanaan sumur
resapan air hujan untuk lahan pekarangan
Standar Nasional Indonesia/SNI No.03-7065-2005 Standar Plumbing
Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor: 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan
Sistem Air Minum
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.29/PRT/M/2006, tanggal 1
Desember 2006, tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11 Tahun 2014, tentang
Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan gedung dan persilnya.
Green Building Council Indonesia Greenship, Panduan Teknis Versi 1.2, edisi
kedua, Mei Tahun 2014.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/PRT/M/2015. tentang
Bangunan Gedung Hijau
Standar Nasional Indonesia/SNI. No.03-8153 Tahun 2015; Sistem
Plumbing pada Bangunan Gedung,
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0225-2020 atau “Persyaratan Umum
Instalasi Listrik” (PUIL tahun 2020) edisi terakhir khusus untuk pekerjaan listrik
dalam sub-pekerjaan system Water Treatment Plant (WTP) dan Sewage
Treatment Plant (STP);
Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI
terkait seperti; National Plumbing Codes, NFPA, dll.
Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing-
2000;
1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa/Pemborong
instalasi Sewage Treatment Plant (STP) dan Water Treatment Plant (WTP) wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian- bagian pekerjaan Penyedia
Jasa/Pemborong lain seperti; pekerjaan Civil, Arsitektur, Interior, Mekanikal dan
Elektrikal atas petunjuk MK dan Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/ menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara-cara
pemasangannya. Selama pekerjaan pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
lain maka menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong STP dan WTP ini untuk
hadir dan memberi petunjuk bersama MK dan Perencana sehingga hasilnya akan
sesuai dengan kebutuhan instalasi pada proyek ini.
3. Pipa GSP (Galvanized Steel Pipe), Bakrie pipe, SPS, Spindo, KHI-pipe
Standar BS.1387-85, medium class
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 4 SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN FIRE FIGHTING ( HYDRANT DAN SPRINKLER )
3.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi Fire Fighting wajib mengadakan koordinasi dengan bagian-
bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Civil, Arsitektur,
Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk MK/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara pemasangannya.
Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka menjadi kewajiban
Penyedia Jasa/Pemborong Fire Fighting untuk hadir dan memberi petunjuk
bersama MK, Pemilik proyek dan Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan
kebutuhan instalasi pada proyek ini;
3.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi Fire Fighting. Seluruh
biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong dan telah diperhitungkan dalam penawarannya;
3.3.2. Material:
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru (brand new), bebas dari defective material, improver material dan
menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi
teknis ini;
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis ini harus
diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu
setelah ditanda-tangani Berita Acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material atau peralatan menjadi
tanggungan/beban Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini;
3.3.5. Pengamanan:
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk system dan instalasi ini dari adanya kemungkinan pencurian atau
kerusakan dilapangan. Bahan- bahan/peralatan-peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tersebut tanpa tambahan biaya;
3.3.6. Izin–izin:
a. Seluruh izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi
ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan termasuk biayanya
jika ada dan sudah harus diperhitungkan dalam penawarannya;
b. Seluruh pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam
Kebakaran (DPK/PMK) dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan sistem dan instalasi ini harus
dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong termasuk biayanya;
c. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan izin-izin atau keterangan
resmi dari pihak/instansi terkait mengenai instalasi proyek ini kepada MK,
Pemilik proyek dan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk.
3.4.3. Pengujian:
3.4.3.1. Pengujian Sistem Pemipaan :
a. Seluruh sistem pemipaan Fire Fighting harus mempunyai lubang- lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar semua sistem pemipaan tersebut dapat diisi
dengan air sampai lubang “vent” tertinggi;
b. Sistem tersebut harus dapat menahan tekanan air hingga 20 Kgf/cm² yang
diisikan sesuai yang ditetapkan, dan apabila MK, Pemilik proyek dan Perencana
menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Penyedia
Jasa/Pemborong harus melakukannya tanpa tambahan biaya;
NFPA, System
Microprossecor logic
control,
NEMA2, standar
NFPA
2. Jockey Pump Jockey Pump (JP) : Flowserve, 20,83%
(JP) Type pompa : Aurora,
Horizontal/Vertical Regent,
split casing pump Wilo(wiguna),
Kapasitas : 25 Syncroflo,
US.GPM
Head pompa: 110
m‟
Putaran(speed) :
2.960 rpm Control Panel;
DayaPompa : ± 15 Standar NFPA
kW -
Karakt.Listrik : CutlerHammer
380-Volt, 3pH, 50Hz
415 ,
J u m l a h : 1 (satu) - Metron,
unit/set - Firetroll,
Lengkap Controller - Tornatech,
NFPA,
System
Microprossecor logic
control,
Pressure Sensor
transducer,
Enclosure
NEMA2, standar
NFPA
3. Diesel Fire Pump Diesel Fire Pump Diesel : 20,83%
(DHP) (DFP) : Clark,
Type pompa Cummins,
Kapasitas : 1.000 Iveco,
US.GPM
Head pompa : 100 Pump :
m‟ Flowserve,
Putaran(speed) : Aurora,
2.960 rpm Regent,
Daya Pompa : 325 Wilo (wiguna),
Hp Syncroflo,
Karakteristik
Listrik:
380-415 Volt, 3pH, Control Panel;
50Hz Standar NFPA
J u m l a h : 1 (satu) -
unit/set CutlerHammer
,
- Metron,
Lengkap Controller - Firetroll,
NFPA, - Tornatech.
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN
System
Microprossecor logic
control,
Pressure Sensor
transducer,
Enclosure
NEMA2, standar
NFPA
Engine type :
NFPA standar, starter
electric/dual
battery
Sistem coupling:
Heat Exchanger with
cooling loop,
Coupling flexible
shaft, direct
connection
Daya/power
P o w e r : Accu 24
volt, 80 Amp,
minimum 2 buah
Maintenance free
type
Lengkap Controller
NFPA,
System
Microprossecor logic
control,
Pressure Sensor
transducer,
Enclosure
NEMA2, standar
NFPA
Perlengkapan
Engine :
Flexible coupling,
Coupling guard,
Heat exchanger
loop,
Batteries,
Battery rack,
Battery cable,
Battery charger,
Sylencer,
Flexible ex hose
connector,
Cooling water
heater dan
thermostat.
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN
Perlengkapan
pemipaan :
Coumpond suction
gauge,
Discharge pressure
gauge,
Automatic air
release valve,
Main relief valve,
Enclosed waste
cone
± 135 gallon fuel
tank (± 500 liter),
Fuel system
accessories,
Fittings packaged,
dan lain-lain.
4. Hydrant Box Cover (tutup boxes) Yamato, 80%
(HB) bahan Stainless Citifire.
Lengkap Steel tebal 1,5mm,
dengan tulisan hydrant
accessories dicetak timbul dicat
landing valve; merah,
Boxes Yamato,
Citifire.
Diameter 2½ inchi
(dia.65mm)
5. Hydrant Pillar Jenis two-way Yamato, 80%
(HP) terbuat dari baja Citifire.
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN
tuang, pondasi
beton (mutu K.225-
U.24, 1m3 beton =
250kg baja) sebagai
dudukan.
Pillar dicat merah
dengan cat Duco ex
ICI atau Danapaints.
Setiap pemasangan
Seamesse Hydrant Pillar (HP), Yamato,
Connection (SC) dilengkapi outlet Citifire.
ukuran dia.100mm x
65mm x 65mm dan
Check Valve.
Pressure Reducing
Valve (PRV),
Type CL-101,
GATE VALVE or
material body Cast
CHECK VALVE
Iron, disc & seat cast
bronze, diaphragm
SS, Inlet pressure Hattersly,
Maximum 20 Claval,
Kgf/cm 2 (294psi). Crane,
maximum reducing Afaflow,
rate : 10 : 1, Lock up Socla,
Yuta,
pressure maximum Johnson
0,2 Kgf/cm² g, Offset control.
pressure within 0,5 Weflo,
Kgf/cm² g, Minimal
adjustable flow 5 %
of rated flow,
Applicable
temperature below
220°C, End
connection Flaned
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN
KS 10 Kgf/cm² RF
Hydraulic pressure
test : 20 Kgf/cm g
Dipasangkan pada
posisi horizontal.
Pressure Range : 0 –
50 kg/cm².
11. PRESSURE Type Electronic AEG, 25%
SWITCH (PS) Indicator, Siemens,
Indicating to water Honeywell
pressure in line pipe, (USA).
Pressure Range : 0 –
15, 0 - 30 kg/cm².
12. WATER LEVEL Electroda control Omron or 25%
CONTROL (WLC) type Stick Fanal
13. HEAD SPRINKLER Sprinkler head yang Viking, 25%
dipergunakan jenis Honeywell,
Glass bulb (Up- Taico.
Right/Pendant type
or Wall types), rating
temperatur kerja
65°C, Chromium
plate brass
dilengkapi dengan
flushing flange.
14. KABELING : NYFGbY, NYY, NYM Supreme, NYY
Konduktor tembaga, Prysmian, 87,15%
Isolasi PVC Kabelindo, NYM
Jembo, 87,43%
Voksel, NYFGbY
79,39%
Fire Resistant Cables BetaFlam, FRC
(FRC) Shun Cables, 50,73%
Fire ratings 2 Jam, Draka,
pada temperature Jembo,
minimal 650°C. Pirelli.
15. PANEL: Type; Floor AEG/GEM, 80%
Standing/Wall PrimaInti
Mounted, material Panel,
Baja sheet DWP,
steel, tebal min.2 Trias,
mm, ukuran
presisi, lengkap
master key,
grounding system,
terminasi dan
accessories.
16. KOMPONEN ACB, MCCB, MCB Schneider, 15%
PROTEKSI dan L&T,
(PANEL): INVERTER LS Electric,
ABB,
Siemens,
AEG.
17. Grounding Tahanan LPI, 80%
System pentanahan OBO,
maximum 2 Ohm, Furse,
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 5 SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN INERGEN FIRE SUPPRESSION SYSTEM
1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi INERGEN FIRE SUPPRESSION wajib mengadakan koordinasi
dengan bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan
Civil, Arsitektur, Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk
MK/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara pemasangannya.
Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka menjadi kewajiban
Penyedia Jasa/Pemborong ini untuk hadir dan memberi petunjuk bersama MK,
Pemilik proyek dan Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan
instalasi pada proyek ini;
1.1.8. Gambar Kerja /Shop Drawings :
Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK, Pemilik
proyek dan Perencana gambar kerja/shop drawings sebanyak 4 (empat) set
gambar cetak biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPK;
1.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi INERGEN Fire
Suppression. Seluruh biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi
tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong dan telah diperhitungkan dalam
penawarannya;
1.3.2. Material:
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru (brand new), bebas dari defective material,
improver material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan
tujuan spesifikasi teknis ini;
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis ini harus
diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu
setelah ditanda-tangani Berita Acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material atau peralatan menjadi
tanggungan/beban Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini;
1.3.5. Pengamanan:
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk system dan instalasi ini dari adanya kemungkinan pencurian atau
kerusakan dilapangan. Bahan- bahan/peralatan-peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tersebut tanpa tambahan biaya;
1.3.6. Izin–izin:
a. Seluruh izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi
ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong dan termasuk biayanya
jika ada dan sudah harus diperhitungkan dalam penawarannya;
b. Seluruh pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam
Kebakaran (DPK/PMK) dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan sistem dan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong termasuk
biayanya;
c. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan izin-izin atau keterangan
resmi dari pihak/instansi terkait mengenai instalasi proyek ini kepada MK,
Pemilik proyek dan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk.
b. Sistem yang dipakai adalah “Total Flooding System”. Pada saat sistim
ini bekerja, maka konsentrasi oksigen menjadi dibawah
15 % tetapi di atas 10 %, sehingga api akan padam tetapi masih aman
bagi manusia. Dengan discharge time 120 detik ( NFPA
2001 edisi 2018).
d. Gas Agent :
Pengisihan kesetiap tabung tidak boleh melebihi filling dencity standard ASME
untuk B oiler and Pressure Vessel Code.
Pengisihan kedalam tabung harus 300 bar, Vendor harus memiliki dan
dilengkapi Certified Refilling Facility,
e. Discharge Nozzle :
Bahan : corrocion resistant metal – ceiling plate type lengkap base plate
sesuai dengan standard keagenan.
T y p e : Dapat menyebarkan gas secara merata, Setiap nozzle mempunyai
flow capacity sesuai keperluan (lihat gambar) dan mudah dibersihkan.
Ukuran : lihat gambar
Pemakaian : lihat gambar
24
No. Uraian Spesifikasi Merk TKDN
Peralatan Teknis
plate brass
dilengkapi
dengan
flushing
flange.
14. KABELING : NYFGbY, NYY, Supreme, NYY 87,15%
NYM Prysmian, NYM 87,43%
Konduktor Kabelindo, NYFGbY
tembaga, Jembo, 79,39%
Isolasi PVC Voksel, FRC 50,73%
Catatan :
25
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB – 6. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PNEUMATIC TUBE SYSTEM
1.1.1. Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Instalasi
PNEUMATIC TUBE SYSTEM pada Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar
dengan nomor kode gambar PTS.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis
atau gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan Perencana
sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖As Built Drawings‖ yaitu
gambar terlaksana dari seluruh material dan Instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM
yang terpasang pada proyek ini.
1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong Instalasi PNEUMATIC TUBE SYSTEM wajib mengadakan koordinasi
dengan bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti; pekerjaan
Civil, Arsitektur, Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk MK dan
atau Perencana di lapangan.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan dan atau
menyerahkan bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk
cara pemasangannya. Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong
lain maka menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong Instalasi PNEUMATIC TUBE
SYSTEM untuk hadir dan memberi petunjuk bersama MK, Pemilik proyek dan
Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi pada proyek
ini;
1.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap Instalasi PNEUMATIC TUBE
SYSTEM.
Seluruh biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini dan telah diperhitungkan dalam penawarannya;
1.3.12. InstalasI :
Jarak clamp pipa minimal 3 (tiga) buah per pipa, shock dan peralatan penyambung
lainnya menggunakan lem khusus pipa, kabel ties dan elbow disesuaikan
kebutuhannya.
1.5.1. Umum:
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada
Tabel material tak dapat diadakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong yang
diakibatkan oelh sesuatu dengan alasan kuat yang dapat diterima Pemilik, MK
dan Perencana maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Penyedia
Jasa/Pemborong ini dan atau dipilih yang mempunyai Nilai harga tertinggi.
1.5.4. Daftar Material/Standar/Merk/Produk pabrik yang direkomendasikan :
Kabelindo,
4. NYFGbY, NYY, NYM Prysmian,
Kabeling
Sesuai Spesifikasi Supreme,
Teknis Kabelmetal,
Jembo,
Voksel,
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-
Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
BAB - 7. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LIFT / ELEVATOR
1. PERSYARATAN UMUM :
Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta
pelelangan pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya
– Jawa Timur ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian
pekerjaan serta pelaksanaan dari Spesfikasi Teknis ini. Spesifikasi Teknis ini
menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua instalasi sistem
LIFT/ELEVATOR dengan baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan
seperti yang tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini.
1.1 Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi Sistem
Lift/Elevator pada Dokumen Tender ini adalah gambar- gambar dengan nomor kode
gambar ML.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan Tender (Aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar
cetak biru yang disebut "shop drawings″ dan ″as built drawings" yaitu gambar
terlaksana dari seluruh material dan instalasi sistem Lift / Elevator dan Escalator
yang terpasang pada proyek ini.
1.7 Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong instalasi Plumbing wajib mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian
pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Sipil, Arsitektur, Interior,
Mekanikal dan Elektrikal atas petunjuk MK/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa / Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/ menyerahkan
bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara pemasangannya.
Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka menjadi kewajiban
Penyedia Jasa/Pemborong Fire Fighting untuk hadir dan memberi petunjuk bersama
MK/Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi pada
proyek ini.
1.8 Gambar Kerja /Shop Drawings :
Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK/Perencana
gambar kerja/shop drawings sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru untuk
diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak
dikeluarkannya SPK.
3. PERSYARATAN UMUM :
3.1. Waktu Pelaksanaan :
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Lift/Elevator ;
. . . . . . . . .termasuk testing dan commissioning disesuaikan dengan master skedul
secara keseluruhan.
3.2. Material:
a. Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang
didatangkan adalah baru dan bebas dari defective material improver material, poor
workmanship dan menjamin terhadap kualuitas sesuai dengan tujuan spesifikasi.
b. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti
dengan yang sesuai dalam jangka waktu secepatnya yang
akan ditentukan lebih lanjut oleh Pemilik proyek, Konsultan MK dan
Perencana dan seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material
/peralatan tersebut menjadi tanggungan/beban Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini.
3.6. Pengamanan :
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk instalasi dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tanpa tambahan biaya.
3.7. Jaminan Pengujian dan Surat Keterangan :
Penyedia Jasa/Pemborong menjamin bahwa peralatan akan bekerja dengan
memuaskan dalam semua kondisi. Untuk hal itu bersedia memberikan jaminan
tertulis dengan masa jaminan 1 (satu) tahun setelah penandatanganan Berita Acara
Serah Terima I (ST-I) Pekerjaan. Sebelum pekerjaan dinyatakan selesai (diserahkan
harus diadakan percobaan- percobaan baik dengan atau tanpa beban dan sekaligus
mengadakan pensetan level pemberhentian, sehingga syarat-syarat leveling clearance
yang diinginkan dapat dipenuhi dengan baik.
Pengujian dilakukan sampai pihak Pemberi Tugas menyatakan cukup /
memuaskan. Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan 5 (lima) copy (termasuk
yang asli) Buku Operation Manual Maintenance, Repair Shop Manual, Part Catalogue
dan Description Equipment Brosure yang sesuai.
Selain yang tersebut diatas (buku dalam bahasa asing) juga harus disediakan 2 set
dalam bentuk bahasa Indonesia secara singkat dan jelas.
Penyedia Jasa/Pemborong harus dapat mengadakan surat-surat keterangan lain
yang diperlukan dari Jawatan Keselamatan Kerja setempat, sehingga diperoleh
syarat-syarat yang diperlukan untuk boleh beroperasinya unit Elevator.
Semua biaya yang perlu untuk pengadaan surat-surat, jaminan, pengujian dan surat-
surat keterangan ditanggung oleh Penyedia Jasa/Pemborong.
4. PERSYARATAN KHUSUS :
4.1. Gambar Kerja (Shop Drawings) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan
gambar-gambar kerja brosur dan data-data dari peralatan serluruh sistem yang
diterima dari pabrik pembuatannya, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi dan
Ahli. Pelaksana harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku di
Indonesia atau standard International.
4.2. Ketentuan Gambar Kerja :
Gambar kerja dan rencana kerja dengan keterangan-keterangannya yang perlu
disetujui Pemilik proyek/MK/Perencana dan Tenaga Ahli meliputi :
a. Peralatan dalam ruang mesin :
Letak peralatan-peralatannya
Hubungan-hubungan kerjanya dari tiap peralatan dengan alat-alat lain
Diagram beban-bebannya
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material
Penyedia Jasa/Pemborong diharuskan menyerahkan Shop Drawings untuk
disetujui MK atau Perencana dan berkoordinasi dengan pekerjaan sipil.
b. Bracket (pemegang material) :
Konstruksi bracket, bahan-bahan pengikat/pemegang alat
Posisi serta jarak dari setiap bracket c.
Perlengkapan control :
Posisi stop button pengoperasian car
Posisi indicator
5.4.2 Signals:
Car Operation Panel : Sesuai Approved by owner
Transom Panel : Sesuai Approved by owner
Car Door lantai Lobby : Sesuai Approved by owner
Car Door lantai Typical : Sesuai Approved by owner
Transom dan Jam Lt Lobby : Sesuai Approved by owner
Jamb : Sesuai Approved by owner
Landing Sell : Sesuai Approved by owner
5.8. Pemasangan:
6. Form yang harus diisi oleh setiap peserta tender elevator berdasarkan product
8.1. Umum:
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/Pemborong harus
baru dan material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-
material haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik proyek harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
Penyedia Jasa/Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui
karena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut
tanpa biaya ekstra.
Opening ex.China/Lis
Ukuran Shaft LIFT : ensi
2050mm x 2130mm Jerman,
Type pintu : Single speed Mitsubishi;
centre ex.Tailand/Li
opening door sensi
Lebar pintu : 1000mm Jepang,
Tinggi pintu : 2100mm Uola
Pit lift : 1800mm Volkslift;
Power : 380 – 220 ex.China/Lis
Volt, ensi Jerman
3 Phase, 50 Hz
Motor : AC ± 11,50
kW/ unit
Jumlah : 2 (dua) unit
2.. Lift Service (S1) LIFT-3 Service Type (S1) : Sigma 15%
Kapasitas : 1600 Kg Goldstar
Kecepatan : 60 mpm (LG)
Penggerak : AC Variable ex.Korea,
Voltage, Theysen Krub
Variable ex.China/Lise
Frequency nsi Jerman
Operation : Duplex Kone
collective ex.China/Lis
with ensi
attendent Jerman,
No.Stop / Opening : 5 Stop / AE-Hoisting
5 Opening Lift;
Ukuran Shaft LIFT : ex.China/Lis
2300mm x 2850mm (hospital ensi
type) Jerman,
Type pintu : Single speed Mitsubishi;
centre opening door ex.Tailand/Li
Lebar pintu : 1100mm sensi
Tinggi pintu : 2100mm Jepang,
Pit lift : 1500mm Uola
Power : 380 – 220 Volkslift;
Volt, ex.China/Lis
3 Phase, 50 Hz ensi Jerman
Motor : AC ±
11,50kW/unit
Jumlah : 1 (satu) unit
3. Lift Service (S2) LIFT-4 Service Type (S2) : Sigma 15%
Kapasitas : 1600 Kg Goldstar
Kecepatan : 60 mpm (LG)
Penggerak : AC Variable ex.Korea,
Voltage, Theysen Krub
Variable ex.China/Lise
Frequency nsi Jerman
Operation : Duplex Kone
collective ex.China/Lis
ensi
23
No. Uraian Peralatan Spesifikasi Teknis Merk TKDN
with Jerman,
attendent AE-Hoisting
No.Stop / Opening : 6 Stop / Lift;
6 Opening ex.China/Lis
Ukuran Shaft LIFT : ensi
2300mm x 2850mm (hospital Jerman,
type) Mitsubishi;
Type pintu : Single speed ex.Tailand/Li
centre opening door sensi
Lebar pintu : 1000mm Jepang,
Tinggi pintu : 2100mm Uola
Pit lift : 1500mm Volkslift;
Power : 380 – 220 ex.China/Lis
Volt, ensi Jerman
3 Phase, 50 Hz
Motor : AC ±
11,50kW/unit
Jumlah : 1 (satu) unit
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh
Prinsipal masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di- Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
24
BAB – 8. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GONDOLA
1. PERSYARATAN UMUM :
Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan pada
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mata Masyarakat, Surabaya – Jawa Timur ini,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian dan uraian pekerjaan serta
pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua Instalasi
dan sistem Gondola baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan seperti
yang tertera pada gambar rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini.
1.1.1. Gambar-gambar :
Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Instalasi dan
Sistem Gondola pada Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor
kode gambar GD.
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran- besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis
atau gambar pada waktu penjelasan Tender (aanwijzing).
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK, Pemilik proyek dan
Perencana sebanyak 4 (empat) set gambar cetak biru yang disebut ‖As Built
Drawings‖ yaitu gambar terlaksana dari seluruh material dan Instalasi dan
sistem Gondola yang terpasang pada proyek ini.
1.1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa
/Pemborong Instalasi dan Sistem Gondola wajib mengadakan koordinasi dengan
bagian-bagian pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Civil,
Arsitektur, Interior, Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing atas petunjuk MK dan atau
Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan dan atau
menyerahkan bahan-bahan yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk
cara pemasangannya. Selama pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain
maka menjadi kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong Instalasi dan Sistem Gondola
untuk hadir dan memberi petunjuk bersama MK, Pemilik proyek dan Perencana
sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi pada proyek ini;
1.1.8. Gambar Kerja /Shop Drawings :
Setiap akan memulai pelaksanaan pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib mengajukan pada MK, Pemilik
proyek dan Perencana gambar kerja (shop drawings) sebanyak 4 (empat) set
gambar cetak biru untuk diperiksa dan disetujui, paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPK;
1.1.11. Training:
Penyedia Jasa/Pemborong wajib mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk
oleh Pemilik proyek sebagai Tim Engineering untuk menjalankan, mengoperasikan,
pengujian dan maintenance seperlunya terhadap Instalasi dan Sistem Gondola.
Seluruh biaya yang timbul karena adanya kegiatan ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini dan telah diperhitungkan dalam penawarannya;
1.2.1. Memasang dan menyediakan peralatan-peralatan lain yang diperlukan untuk dapat
beroperasinya Unit Gondola tersebut dengan baik misalnya, penyediaan dan
pemasangan sistem penggerak horizontal konstruksi pengangkat/penggerak vertical
termasuk penyediaan tempat yang harus diperlukan untuk ruang gerak Unit
tersebut.
1.2.3. Menyediakan keperluan daya listrik bila diperlukan baik pada waktu instalation
maupun penyediaan daya untuk beroperasinya unit tersebut dimana sumber daya
yang dibutuhkan dapat selalu dijangkau atau dapat dipindah-pindah mengikuti
perpindahan alat tersebut.
1.2.5. Membuat atau melengkapi dudukan buffer Gondola yang diperlukan termasuk
memberikan tambahan pada kondisi dudukan rel bila diperlukan.
1.2.6. Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat Standard Operational and Prosedure (SOP)
pekerjaan Instalasi dan Sistem Gondola sebanyak 4 (empat) set dicetak deluxe, yang
disampaikan kepada Pemilik proyek;
1.2.7. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengurus dan memberikan surat izin pemasangan
dan izin laik pakai dari Departemen Tenaga Kerja (DepNaKer-RI).
1.2.8. Penyedia Jasa/Pemborong harus mengkoordinasikan dengan Pemborong Fire
Fighting dalam hal rekomendasi dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) untuk
Gondola jika diperlukan, berfungsi sesuai standard yang berlaku.
1.5.2. Umum:
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/Pemborong harus
baru (brand new) dan material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis.
Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi
terbaru. Untuk material- material yang disebut dibawah ini Penyedia
Jasa/Pemborong pekerjaan ini harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru (brand new) dengan jalan menunjukkan surat Order pengiriman dari
dealer/agen/pabrik.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material yang dalam taraf
mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi
bahwa material yang disebutkan pada Tabel material tak dapat diadakan oleh
Penyedia Jasa/Pemborong yang diakibatkan oelh sesuatu dengan alasan kuat yang
dapat diterima Pemilik, MK dan Perencana maka dapat dipikirkan penggantian
merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Penyedia Jasa/Pemborong ini dan
atau dipilih yang mempunyai Nilai harga tertinggi.
1.5.5. Daftar Material/Standar/Merk/Produk pabrik yang direkomendasikan :
Uraian TKDN
No. Spesifikasi Teknis Standar / Merk
Material
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di- Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan
type/model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis yang dibuat Perencana.
PLATFORM / KERETA :
a. T y p e (m) = David Socket,
b. Operation = Push Button
c. Rangka = HS 40 x 40 x 2 (Hot Dip Galvanized)
d. Lantai Sangkar = Alluminium Non Slip Surface 3mm thick
landing,
e. Working platform = Roda karet dia.4” (inchi)
Size : 2400 x 600 x 1379mm
Weight : 100kg
Lengkap dengan top limitspeed, overspeed, safety device, with manual reset hour
meter, emergency stop button, hold on run, push button, power on indicator light, no
power emergency descent level, electro magnetic brke, inspection window,
galvanized wire mesh, roller bumper, rubber whell dia.4” dan peralatan serta
accessories lain sesuai gambar dan spesifikasi teknis.
Disusun oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
Rumah Sakit Mata Masyarakat
Jawa Timur