Anda di halaman 1dari 15

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN

PEKERJAAN/KONTRAK
Nomor :.......................................

PROGRAM .................
KEGIATAN .................
PEKERJAAN LOKASI ..................

Surat Perjanjian ini dibuat di Sampit pada hari ini...........tanggal................... bulan.......................tahun................

Antara

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sampit, yang diwakili oleh :

Nama :
Jabatan :
Alamat :

Yang berwenang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sampit, berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sampit, Nomor…….Tahun 2016 Tanggal ………… 2016,
yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

Dan

Nama :
Jabatan :
Alamat :
NPWP :
No Rek. Bank :

Yang berwenang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan berdasarkan Akte Notaris......................
Nomor....................tanggal...................... yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan /Kontrak untuk Pekerjaan
… . . di ………dengan ketentuan sebagai berikut:

- 1
PASAL 1
TUGAS DANJENIS PEKERJAAN

PIHAK KESATU memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut dari PIHAK
KESATU, masing–masing dalam jabatan kedudukannya tersebut di atas untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
surat penjanjian ini dan lampirannya.

PASAL 2
DASAR PEMBUATAN KONTRAK

Dokumen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrakini
terdiri dari :
1. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kementerian Keuangan RI, Kantor Pelayanan Pajak Pratama SampitTahun
Anggaran 2016
Nomor DIPAAPBN :
Tanggal :
3. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Nomor: tanggal tentang Pemberian/penunjukan Penyedia Jasa untuk
pelaksanaan pekerjaan. Semua ketentuan administrasi dan teknis sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pengadaan Barang/jasa berikut perubahannya menjadi lampiran yang tidak dapat dipisahkan dari Surat Perjanjian
Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrakini.

PASAL3
DEFINISI

Istilah-istilah berikut apabila dipergunakan dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrakini, mempunyai arti
sebagai berikut :
1. Undang-Undang yang berlaku berarti Undang-Undang dan atau peraturan lainnya yang mempunyai kekuatan
hukum diIndonesia;
2. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak ini (beserta lampirannya yang terdiri dari Surat Perjanjian
Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak, dokumen pengadaan barang/jasa, surat penawaran, syarat-syarat khusus
kontrak, syarat-syarat umum kontrak, spesifikasi teknis, gambar-gambar, daftar kuantitas dan harga dan dokumen-
dokumen lainnya yang tercantum dalam lampiran) merupakan bagian yang tidak terpisahkan yang disebut
kontrak;
3. Tanggal berlaku berarti tanggal berlakunya Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrakini;
4. Tanggal dimulai berarti tanggal yang berhubungan dengan Pasal 19;
5. Hari adalah hari kalender; bulan adalah bulan kalender;
6. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserah terimakan oleh penyedia kepada PPK dan
terlebih dahulu diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi,
Baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum;
7. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak adalah surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan yang ditanda
tangani oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang mengikat kedua belah pihak dan tidak dapat ditafsirkan
lain.

PASAL 4
DIREKSI TEKNIK

PIHAK KESATU menetapkan DIreksi Teknik untuk membantu melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan .Direksi
Teknik yaitu Pejabat Pembuat Komitmen(PPK), Pengawas Teknis serta konsultan pengawas.
PASAL 5
HARGA KONTRAK

1. Harga Kontrakuntuk pekerjaan adalah sebesar Rp. ........................................ ( ..................................... ). Termasuk


PPn

2. Didalam harga kontrak ini sebagaimana Pasal 5 ayat 1 sudah termasuk segala pengeluaran PIHAK KEDUA untuk
kelancaran dan kesempurnaan hasil pekerjaan, yang meliputi Ijin Bangunan, Biaya Pemeliharaan, Biaya
Pemeriksaan Quality Controldan JobMix, Asuransi, Pajak dan lain–lain sesuai dengan ketentuan-ketentuan
perundangan yang berlaku.

PASAL 6
PENGGUNAAN DOKUMENKONTRAK DANINFORMASI

PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menggunakan dokumen kontrak dan informas yang ada kaitannya dengan kontrak
diluar keperluan dari pekerjaan yang tersebut dalam kontrak, kecuali lebih dahulu mendapat ijin tertulis dari PIHAK
KESATU.

PASAL 7
HAK PATEN, HAK CIPTADANMEREK

Apabila PIHAK KEDUA menggunakan hak paten, hak cipta dan merek dalam pelaksanaan pekerjaan,maka menjadi
tanggungjawab PIHAK KEDUA sepenuhnya dan PIHAK KESATU dibebaskan dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
ketiga atas pelanggaran hak paten, hakcipta dan merek.

PASAL 8
KUASA PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA menunjuk seorang kuasanya sebagai Pelaksana Lapangan ( Site Manager/ General
Superintenden) yang mempunyai kuasa penuh atas pelaksanaan pekerjaan dan harus berada ditempa tpekerjaan
selama jam kerja, kecuali berhalangan tetap.
2. Penunjukan tersebut pada ayat 1 pasal ini,dilakukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA.
3. Pelaksana Lapangan (sitemanager/ General Superintenden) harus mematuhi segala petunjuk dan atau perintah
Direksi Teknik.
4. Apabila di kemudian hari Pelaksana Lapangan (SiteManager/ GeneralSuperintenden)ini ternyata tidak mampu
menjalankan tugasnya, PIHAK KESATU berhak meminta untuk diganti dengan tenaga lain yang lebih mampu.
5. Penunjukkan Pelaksana Lapangan (sitemanager/ General Superintenden) tidak akan membebaskan PIHAK
KEDUA dari tanggungjawabnya.

PASAL 9
J AM I N AN

1. Jaminan dari Bank Umum digunakan untuk Jaminan Pelaksanaan, J a m i n a n U a n g m u k a


d a n Jaminan Pemeliharaan.
2. Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka dan Jaminan Pemeliharaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empatbelas) hari kerja, setelah surat pernyataan
wan prestasi dari PPK diterima oleh Penerbit Jaminan.
3. Jaminan Pelaksanaan :
a. Sebelum Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak ditandatangani, PIHAK KEDUA wajib
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% s/d 100% dari nilai
penawaran total HPS sebesar 5% (limapersen) dari Nilai Kontrak atau untuk nilai penawaran terkoreksi
dibawah 80% dari nilai total HPS sebesar 5% (limapersen) dari nilai total HPS yang dikeluarkan oleh Bank
Umum (bukan Bank Perkreditan Rakyat) selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari kerja setelah diterbitkan
surat penunjukkan penyedia barang dan jasa, besarnya jaminan pelaksanaan Rp.......................................
(.........................................)
b. Apabila PIHAK KEDUA tidak menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sampai batas waktu pada ayat 1a (satu
point a) pada pasal ini, maka PIHAK KEDUA dinyatakan gagal untuk menandatangani kontrakdan PIHAK
KESATU membatalkan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak dengan PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA dikenakan sanksi jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara
/Daerah (apabila masa penawarannya masih berlaku) dan penyedia barang/jasa dilarang mengikuti
pengadaan barang/jasa dari pemerintah selama 2 (dua) tahun yang dituangkan dalam Berita Acara
Pembatalan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak.
c. Masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Surat Perjanjian
Pelaksanaan Pekerjaan/kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan
berakhir berdasarkan kontrak pelaksanaan pekerjaan berakhir.
d. Jaminan yang dimaksud dalam ayat 1a Pasal ini akan dikembalikan kepada PIHAK KEDUA seluruhnya atau
100%(seratus persen) apabila pelaksanaan pekerjaan selesai dan telah diserah terimakan kepada PIHAK
KESATU dan dituangkan dalam Berita Acara SerahTerima KESATU;
e. Apabila waktu berlakunya jaminan pelaksanaan telah berakhir, sedang pelaksanaan pekerjaan belum selesai,
maka Jaminan Pelaksanaan harus diperpanjang oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan perpanjangan waktu
yang diberikan oleh PIHAK KESATU denga alasan yang bisa diterima oleh PIHAK KESATU;
4. Jaminan Uang Muka
a. PIHAK KESATU membayarkan uang muka kepada PIHAK KEDUA setelah PIHAK KEDUA
melengkapi persyaratan yang ditentukan dalam kontrak ini, dan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
jaminan uang muka diterima PIHAK KESATU.
b. Besarnya jaminan uang muka sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka yang diberikan;
c. Masa berlaku jaminan uang muka sekurang-kurangnya sejak tanggal permohonan pembayaran uang
muka sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan KESATU pekerjaan;
d. PIHAK KESATU berhak untuk mengklaim jaminan uang muka apabila terjadi pemutusan Perjanjian
akibat kelalaian PIHAK KEDUA atau pekerjaan tidak selesai, dan disetorkan kepada Kas Negara
5. Jaminan Pemeliharaan:
a. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada PIHAK KESATU setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100% (seratus persen).
b. Besarnya jaminan pemeliharaan yaitu 5% (lima persen) dari harga kontrak.
c. Surat Jaminan (termasuk jaminan penawaran, jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan
pemeliharaan)yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum yang diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada PPK/Pokja ULP untuk menjaminter penuhinya kewajiban PenyediaBarang/Jasa.
d. Masa berlakunya jaminan pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penyerahan KESATU pekerjaan
sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

PASAL 10
PEMBAYARAN DAN PRESTASI PEKERJAAN

1. Pekerjaan tersebut dalam Pasal1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA dengan menggunakan Dana dari Kementerian Keuangan RI cq. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sampit.
2. Pekerjaan tersebut dalam Pasal1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak y a n g dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA dapat diberikan uang muka sebesar maksimal 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA mengajukan Surat Permohonan secara tertulis dan disetujui oleh PIHAK KESATU
dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:
1. Penjelasan rencana anggaran dan kebutuhan;
2. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
3. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak;
4. Surat Penyerahan Lapangan (SPL);
5. Rencana kerja terperinci dan jadwal pekerjaan berupa Kurva S;
6. Bukti setor asli Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK)
7. Mengajukan nama Kuasa PIHAK KEDUA sebagai pelaksana lapangan;
8. Jaminan Uang Muka (Asli) dari Bank Umum,
9. Bukti setor PPN uang muka yang asli;
10. Jaminan Pelaksanaan (asli) dari Bank Umum;
11. Sudah ada bukti lapangan (tersedianya bahan atau mobilisasi peralatan atau personil) berupa
Surat Pernyataan dari PIHAK KEDUA
b. Pengembalian uang muka secara berangsur angsur akan diperhitungkan secara proporsional dalam
tahap–tahap pembayaran (sesuai dengan prosentase kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan) dan
paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai 100% (seratus persen)
3. Pembayaran hasil pekerjaan akan dilakukan berdasarkan tahapan (sistem termyn), dapat dilaksanakan sewaktu-
waktu sesuai dengan prestasi pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA mengajukan Surat PermohonanTahapan (Termyn) secara tertulis dan disetujui oleh kepada
PIHAK KESATU dengan melampirkan :
1. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Bertahap (Termyn) yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan disetujui
PIHAK KESATU;
2. Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan;
3. Menyerahkan HasilTest Lapangan, laporan pekerjaan,BackUp Data;
4. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan /Kontrak;
5. Form SSP (Surat Setor Pajak) PPN yang asli (5 rangkap);
b. Pembayaran bertahap (termyn) sudah dipotong denda (jika ada) dan pajak.
c. Pembayaran termyn berikutnya setelah menerima uang muka, dapat diberikan sebesar 70% dapat diberikan
jika PIHAK KEDUA telah melaksanakan prestasi pekerjaan minimal 75%. Dan dapat diberikan termyn
berikutnya sebesar 95% jika PIHAK KEDUA telah melaksanakan prestasi pekerjaan 100%.
d. Jumlah termin yang dapat diajukan PIHAK KEDUA adalah maksimal 3 (tiga) kali selama berlangsungnya
pekerjaan
e. Untuk tiap-tiap penarikan termin, PIHAK KEDUA harus telah menyelesaikan prestasi pekerjaan minimal 5%
(lima persen) lebih tinggi dari jumlah termin yang diminta. Sebagai contoh, untuk dapat diberikan termin 70%,
maka PIHAK KEDUA harus telah menyelesaikan pekerjaan sejumlah 75% dari total nilai kontrak.

4. Pembayaran hasil prestasi pekerjaan100% (seratus persen), dapat dilaksanakan sewaktu waktu sesuai dengan
prestasi pekerjaan dilapangan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. PIHAK KEDUA mengajukan Surat Permohonan Pembayaran Prestasi Pekerjaan100% secara tertulis dan
disetujui oleh PIHAK KESATU, dengan melampirkan :
1. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan100% yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan disetujui PIHAK KESATU;
2. Menyerahkan Surat Jaminan Pemeliharaan yang diberikan oleh Bank Umum.
3. Form SSP (Surat Setor Pajak) PPn yang asli (5 rangkap);
4. Bukti Setor Galian Cyang asli (jika ada);
5. Dokumentasi pekerjaan secara lengkap;
6. Menyerahkan HasilTest Lapangan, BackUp Data, AsBuild Drawing;
7. Berita acara selesai100% dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (P2HP).
b. Pembayaran prestasi pekerjaan100% dapat dilakukan dengan cara :
1. Pembayaran sebesar 95% (Sembilan puluh lima persen) dari nilai kontrak,sedangkan 5% (limapersen)
merupakan retensi selama masa pemeliharaan atau;
2. Pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratuspersen) dari nilai kontrak dan PIHAK KEDUA harus
menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (limapersen) dari nilai kontrak yang diterbitkan oleh
Bank umum.
3. Pembayaran atas prestasi pekerjaan 100% tersebut diatas telah dilakukan pemotongan angsuran termin
sebelumnya denda (jika ada) dan pajak.
5. Pembayaran hasil prestasi pekerjaan Pemeliharaan, dapat dilaksanakan apabila sesuai dengan prestasi pekerjaan
pemeliharaan dilapangan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA mengajukan Surat Permohonan Masa Pemeliharaan secara tertulis dan disetujui kepada
PIHAK KESATU;
1. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan Pemeliharaan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan disetujui PIHAK
KESATU;
2. Dokumentasi pekerjaan pemeliharaan secara lengkap.
PASAL 11
KESELAMATANDAN KEAMANAN KERJA

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga kerja yang cukup
jumlah, keahlian dan keterampilannya.
2. Semua biaya dan upah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA diwajibkan sebanyak mungkin menggunakan tenaga kerja dari daerah sekitarnya atau lokasi
pekerjaan.
4. PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan program Asuransi yang mencakup dari saat mulai pelaksanaan sampai
berakhir masa pemeliharaan, yaitu semua barang dan peralatan-peralatan serta personil yang mempunyai resiko
tinggi terjadi kecelakaan pelaksanaan pekerjaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan serta resiko lain yang tidak
diduga.
5. PIHAK KEDUA dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini diwajibkan mengadakan usaha–usaha untuk menjamin
keselamatan dan keamanan para pekerja dengan menyediakan fasilitas kebersihan dan ketertiban lapangan,
fasilitas keamanan kerja serta perlengkapan P3K.
6. Selanjutnya PIHAK KEDUA juga akan mengusahakan fasilitas penyimpanan bahan dan alat–alat kerja serta
Menyediakan penjagaan yang cukup guna mencegah kerusakan, pencurian maupun kehilangan.
7. PIHAK KEDUA berkewajiban menyediaka tempat tinggal dalam batas area pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya yang memenuhi syarat–syarat kesehatan, ketertiban, serta penyediaan air yang cukup bagi para
pekerja.
8. PIHAK KEDUA berkewajiban menjamin keselamatan, keamanan, kebersihan lingkungan kerja yang berhubungan
dengan kenyamanan dan kesehatan penghuni rumah dinas yang berjarak sangat dekat dengan lokasi pekerjaan.
Gangguan yang mungkin terjadi diantaranya : polusi debu, bahaya reruntuhan puing bangunan, polusi suara,
genangan air dan sampah proyek. Hal ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.
9. Segala sesuatu yang terjadi dengan pekerjaan PIHAK KEDUA merupakan tanggungjawab PIHAK KEDUA dan
PIHAK KESATU dibebaskan dari segala tuntutan Hukum maupun Pengadilan.

PASAL 12
PENEMUAN-PENEMUAN

1. Semua benda yang memiliki nilai sejarah atau kekayaan yang secara tidak sengaja ditemukan dilapangan adalah
menjadi hak milik negara.
2. PIHAK KEDUA wajib memberitahu PIHAK KESATU dan kepada pihak yang berwenang bila menemukan benda
sesuai ayat 1 pasal ini.

PASAL 13
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN

1. Dalam Pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA tetap berpedoman/mengikuti persyaratan teknis yang telah
ditetapkan dalam dokumen pengadaan barang/jasa dengan semua perubahan sesuai dengan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aan wijzing) dan atau addendum Berita Acara Aan wijzing (bila ada).
2. Pelaksanaan penyerahan hasi pekerjaan konstruksi setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh PIHAK
KESATU.
3. PIHAK KESATU melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau
seluruh pekerjaan, dan menugaskan PIHAK KEDUA untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan
Pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak.

PASAL 14
BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN

1. Semua material dan alat kerja yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam Pasal
1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak disediakan oleh PIHAK KEDUA dan merupakan tanggung
jawab PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan bahan-bahan dan peralatan
serta menyediakan angkutan untuk memindahkan bahan-bahan dan peralatan tersebut guna kelancaran
pekerjaan.
PASAL 11

3. Tenaga kerja, peralatan, material dan sarana pendukung lainnya meskipun tidak tertuang dalam dokumen kontrak
ini, tetapi merupakan pendukung untuk menjaga kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan maka PIHAK KEDUA wajib
memenuhi.
PASAL 15
PENGUJIAN

1. Semua sampel/contoh bahan, apakah berasal dari lokasi sumber bahan atau dari pekerjaan yang telah selesai
harus disediakan oleh Penyedia Jasa, tanpa biaya tambahan terhadap Kontrak.
2. Biaya untuk melaksanakan semua pengujian yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya, sesuai dengan berbagai ketentuan pengujian yang disyaratkan atau ditentukan dalam Dokumen
Kontrak,harus ditanggung oleh Penyedia Jasa, dan seluruh biaya tersebut sudah harus dipandang sudah
dimasukkan dalam Harga Satuan Bahan yang bersangkutan.

PASAL 16
PRODUKSI DALAM NEGERIDAN KANDUNGANLOKAL

1. Produksi dalam negeri adalah semua jenis barang dan jasa yang dibuat atau dihasilkan didalam negeri.
2. PIHAK KEDUA diwajibkan menggunakan segala jenis barang dan jasa produksi dalam negeri.
3. Yang termasuk didalam pengertian produksi dalam negeri adalah :
a. Barang jadi, barang setengah jadi, peralatan, sukucadang, komponen utama dan komponen pembantu.
b. Bahan baku, bahan pelengkapdan bahan pembantu.
c. Jasa Pemborongan yang dilaksanakan diIndonesia oleh tenaga Indonesia dan diutamakan tenaga lokal.

PASAL 17
LAPORAN HASIL PEKERJAAN

1. Laporan harian, mingguan dan bulanan (dijilid dan dibuat rangkap 3) berisi:
a. Kuantitas, kualitas dan macam bahan yang berada dilapangan.
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
c. Jumlah jenis dan kondisi peralatan
d. Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan
e. Keadaan cuaca termasuk hujan,banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran
pekerjaan.
f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
2. Untuk merekam pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA membuat foto-foto dokumentasi pekerjaan sesuai dengan
kemajuan pekerjaan (0%, saat pelaksanaan, dan 100%)dengan ukuran postcard minimal sejumlah 24 s/d 36
lembar dan diserahkan dalam bentuk album masing-masing 2 (dua) rekaman dan softcopy dalam bentuk cd
(compact disc) kepada PIHAK KESATU dan DIreksi Teknik.

PASAL 18
KENAIKAN HARGA DAN UPAH

1. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan harga, alat, bahan, angkutan dan lain-lain, maka tidak
akan diadakan perhitungan tambahan harga borongan.
2. PIHAK KEDUA dalam mengajukan penawarannya dianggap telah memperhitungkan faktor-faktor yang
mengakibatkan kenaikan harga dan upah.
3. Kenaikan harga tidak boleh dijadikan alasan untuk mengurangi kualitas pekerjaan atau memperlambat waktu
penyelesaian pekerjaan dari yang telah ditentukan.

PASAL 19
JANGKAWAKTU PELAKSANAAN

1. Seluruh Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak harus sudah selesai
oleh Pihak Kedua dalam waktu terhitung setelah Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak ditandatangani
kedua belah pihak, yaitu mulai tanggal............................sampai dengan............................
2. Jangka waktu pelaksanaan pada ayat 1 pasal ini tidak dapat dirubah oleh PIHAK KEDUA, terkecuali adanya
keadaan memaksa seperti diatur dalam pasal berikutnya dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak
ini, atau adanya perintah tambah/kurang pekerjaan dan harus disetujuioleh PIHAK KESATU secara tertulis.

PASAL 20
PERPANJANGANWAKTUPELAKSANAAN

1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PIHAK KESATU atas pertimbangan yang layak dan wajar.
2. Yang dimaksud hal- hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Tambah;
b. Perubahan desain;
c. Bencana Alam;
d. Masalah yang timbul diluar kewenangan PIHAK KEDUA;
e. Keadaan kahar (force majeur).
3. PIHAK KEDUA mengusulkan secara tertulis perpanjangan waktu pelaksanaan dilengkapi alasan dan data kepada
PIHAK KESATU;
4. PIHAK KESATU dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian
dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh PIHAK KEDUA;
5. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam Addendum Kontrak atau Amandemen
Kontrak;

PASAL 21
KERJASAMA ANTARA PIHAK KEDUADENGAN SUBKONTRAKTOR

1. PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan seluruh atau sebagian pekerjaan utama dengan mensubkontrakan kepada
pihak lain dengan cara dan alasan apapun.
2. Pelimpahan sebagian pekerjaan minor kepada pihak lain (SUBKONTRAKTOR) harus mendapat persetujuan
PIHAK KESATU, dengan ketentuan PIHAK KEDUA tetap bertanggungjawab terhadap seluruh pekerjaan.
3. PIHAK KESATU mempunyai hak intervensi atas pelaksanaan subkontrak meliputi pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 22
JAMINANTEKNIS HASIL PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas kegagalan bangunan/pekerjaan konstruksi.


2. Jika terjadi kegagalan bangunan/pekerjaan konstruksi yang disebabkan karena kesalahan pelaksanaan konstruksi
dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain maka PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab
dan ganti rugi.
3. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun.

PASAL 23
PERUBAHAN PEKERJAAN

1. PIHAK KESATU wajib menyerahkan seluruh/sebagian lapangan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebelum
diterbitkan Surat Perintah MulaiKerja.
2. Sebelum penyerahan lapangan, PIHAK KEDUA bersama-sama PIHAK KESATU melakukan pemeriksaan
lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik PIHAK KESATU yang akan menjadi
Tanggungjawab PIHAK KEDUA, untuk dimanfaatkan, dijaga dan dipelihara.
3. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK, PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
melaksanakan pemeriksanan lapangan bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi
lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran guna penetapkan kuantitas awal.
4. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan
isi kontrak maka harus dituangkan dalam bentuk adendum kontrak.
5. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Lapangan yang ditandatangani kedua
belah pihak.
6. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dan spesifikasi yang
Ditentukan dalam dokumen kontrak, maka PIHAK KESATU bersama PIHAK KEDUA dapat melakukan
perubahan pekerjaan/addendum yang meliputi antara lain:
a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
c. Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan;
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan.
7. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PIHAK KESATU secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, ditindak lanjuti
Dengan negoisasi teknis dan harga dengan mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
8. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai penyusunan amandemen kontrak.
9. Perubahan Pekerjaan/addendum hanya dapat dilaksanakan, setelah disetujui PIHAK KESATU atas pengajuan
secara tertulis PIHAK KEDUA yang dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan dan data-data
pelengkaplainnya.
10. Biaya Perubahan Pekerjaanakan diperhitungkan menurut biaya satuan pekerjaan sesuai dengan yang tercantum
dalam kontrak dan diperhitungkan bersama-sama dengan termin pembayaran berikutnya.
11. Perhitungan biaya perubahan pekerjaan tidak boleh melebihi harga kontrakkerja.
12.Untuk perubahan pekerjaan dibuat Surat Perjanjian yang dituangkan dalam Amandemen Kontrak dan atau
addendum kontrak.

PASAL 24
AMANDEMEN/ PERUBAHAN KONTRAK

1. Amandemen/Perubahan Kontrak adalah ketentuan mengenai perubahan kontrak. Amandemen dapat terjadi
apabila :
a. Perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak
sehingga merubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
b. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan pekerjaan tidak
merubah nilai dari kontrak awal.
2. Amandemen tersebut ayat1 Pasal ini berlaku dan mengikatji kadi buat secara tertulis dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak.

PASAL 25
PENGAWASAN PEKERJAAN

1. Dalam Kegiatan/Pekerjaan pengawasan dilakukan PIHAK KESATU dibantu DIreksi Teknik yang terdiri dari
Pengawas Teknis dari Dinas PU setempat dan Konsultan Pengawas
2. Pengawas Pekerjaan bertugas membantu PIHAK KESATU sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
3. PIHAK KEDUA harus mentaati segala petunjuk dan atau perintah dariDireksi Teknik.

PASAL 26
PENGUNDURAN RENCANATANGGAL PENYELESAIAN

1. Apabila PIHAK KEDUA terlambat melaksanakan pekerjaan atau tidak sesuai jadwal, maka PIHAK KESATU harus
memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan kontrakkritis.
2. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan terjadi karena keadaan kahar, maka ayat1 (satu) pada pasal ini
tidak berlaku.
3. Kontrak kritis dinyatakan apabila ;
a. Dalam Periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%- 70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlamba tlebih
besar 15%dari rencana;
b. Dalam Periode II (rencana fisik pelaksanaan70%-100% dari kontrak),realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih
besar10%dari rencana;
4. Penanganan Kontrak Kritis:

- 9
a. Rapat Pembuktian (showcouse meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis PIHAK KESATU menerbitkan surat peringatan kepada PIHAK KEDUA
dan selanjutnya menyelenggarakan SCM.
2) Dalam hal rapat pembuktian(SCM) PIHAK KEDUA tidak menghadiriSCM,maka pihak PIHAK KEDUA
Wajib dianggap setuju dan sepakat dengan segala keputusan yang diambil oleh PIHAK KESATU.
3) Dalam SCM, PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam periode waktu tertentu yang ditetapkan PIHAK KESATU
(uji coba KESATU) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tingkat Pertama.
4) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba KESATU, maka harus diselenggarakan SCM tingkat Kedua
yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tingkat Kedua.
5) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba kedua,maka harus diselenggarakan SCM tingkat Ketiga yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tingkat Ketiga.
6) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal,maka PIHAK KESATU dapat menyelesaikan pekerjaan malalui
kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
b. Kesepakatan tiga pihak
1) PIHAK KEDUA masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sesuai ketentuankontrak.
2) PIHAK KESATU menetapkan pihak ketiga sebagai penyedia jasa yang akan menyelesaikan sisa
pekerjaan atau atas usulan PIHAK KEDUA
3) Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan harga satuan kontrak. Dalam hal ini pihak
Ketiga mengusulkan harga satuan yang lebih tinggi dari harga satuan kontrak, maka selisih harga menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4) Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilakukansecara langsung.
5) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalamBerita Acara dan menjadi dasar pembuatan Amandemen
Kontrak.
5. Biaya yang mengakibatkan terjadinya showcouse meeting/SCM ditanggung oleh PIHAKKEDUA;

PASAL 27
PENYERAHAN PEKERJAANDAN PEMELIHARAAN

1. Penyerahan pekerjaan KESATU dilakukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU setelah prestasi
pekerjaan selesai seluruhnya (100%) dan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima KESATU Pekerjaan yang
ditandatangani oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan pemeliharaan atas pekerjaan yang diserahkan tersebut ayat1 pasal
ini,dan bertanggungjawab untuk melaksanakan perbaikan atas beban sendiri terhadap :
a. Penyimpangan/kelalaian yang tidak sesuai dengan RKS termasuk gambar;
b. Kerusakan yang timbul karena kesalahan PIHAK KEDUA;
3. Apabila dalam masa pemeliharaan PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pemeliharaan dan atau tidak sempurna,
maka PIHAK KESATU berhak untuk mencairkan seluruh ataus ebagian Jaminan Pemeliharaan untuk keperluan
Pemeliharaan pekerjaan tersebut. Pemeliharaan diambilalih PIHAK KESATU bila:
a. PIHAK KEDUA tidak memulai melaksanakan pekerjaan pemeliharaan selama 7 hari kalender sejak
Peringatan Pertama pada masa pemeliharaan disampaikan oleh PIHAK KESATU.
b. PIHAK KESATU menyampaikan peringatan kedua tentang pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA perihal pencairan Jaminan Pemeliharaan apabila PIHAK KEDUA tidak
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan selama7 hari kalender sejak tanggal peringatan kedua disampaikan.
c. Apabila peringatan kedua Masa Pemeliharaan diabaikan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK KESATU
menyampaikan pemberitahuan Pengambilalihan pemeliharaan yang dilakukanoleh PIHAK KEDUA dan
mencairkan seluruh atau sebagian Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan pemeliharaan tersebut tanpa
persetujuan Pihak Kedua.
4. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan tidak selesai dan terjadi pemutusan perjanjian kontrak akibat kelalaian PIHAK
KEDUA, maka pemeliharaan pekerjaan selama tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dengan
pembayaran jaminan pemeliharaan dihitung sebesar 5%dari jumlah pembayaran pekerjaan yangdiselesaikan.
5. Penyerahan kedua pekerjaan dilakukan oleh pihak kedua setelah berakhirnya masa pemeliharaan yang dituangkan
dalamBeritaAcara Serah Terima Kedua Pekerjaan.

- 10
PASAL 28
DENDA

1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK KEDUA dan atau PIHAK KESATU karena terjadinya
cidera janji yang tercantum dalam kontrak.
2. Besarnya denda kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari sisa harga bagian Kontrak yang belum dikerjakan,apabila bagian pekerjaanyang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi untuk setiap hari keterlambatan.
3. Pembayaran denda oleh PIHAK KEDUA langsung disetorkan ke rekening daerah melalui Bank Pembangunan
Kalteng sebelum dilakukan pembayaran prestasi pekerjaan kepada PIHAK KEDUA.
4. Apabila ada temuan dari hasil pemeriksaan BPK,BPKP, Inspektorat maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan,
membayar ke Kas Negara sesuai dengan aturan yang berlaku.

PASAL 29
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.


2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar) kedua belah pihak
sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang ditentukan didalam kontrak.
3. Pemutusan kontrak dilakukan dalam masa pelaksanaan bila mana PIHAK KEDUA cidera janji atau tidak memenuhi
Kewajban dan tanggungjawabnya sebagaimana diatur dalam kontrakini.
4. Pemutusan kontrak dilakukan karena waktu pelaksanaan sudah berakhir dan pekerjaan belum selesai sedangkan
waktu perpanjangan tidak dapat disetujuioleh PIHAK KESATU.
5. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana PIHAK KEDUA terbuk time lakukan kolusi,kecurangan atau tinda korupsi
baik dalam proses pelelangan maupun pelaksanaan pekerjaan.
6. Apabila dalam waktu pelaksanaan terjadi perselisihan/ sengketalahan dengan masyarakat atau pihak lainnya yang
tidak dapat diselesaikan,maka PIHAK KESATU berhak melakukan pemutusan kontrak secara sepihak dan tetap
Membayar hasil pekerjaan sesuai prosentase pekerjaan dilapangan.Akibat dari pemutusan tersebut PIHAK KEDUA
tidak dimasukkan dalam daftar hitam.
7. Apabila terjadi pemutusan kontrak PIHAK KEDUA dapat dikenakan sanksi yaitu;
1) Jaminan pelaksanaan dicairkan disetorkan ke kas daerah;
2) Sisa termin harus dilunasi olehPIHAK KEDUA;
3) Dikenakan denda 5% dari harga kontrakmaksimum;
4) Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu2 (dua) tahun.
5) Tetap melaksanakan pemeliharaan selama masa pemeliharaan dihitung sejak putus kontrak
8. Pemutusan kontrak oleh PIHAK KESATU
PIHAK KESATU menyampaikan pemberitahuan pemutusan kontrak secara tertulis kepada PIHAK KEDUA untuk
kejadian tersebut dibawah ini:
a. PIHAK KEDUA tidak memulai melaksanakan pekerjaan dilapangan selama14 (empat belas) hari sejak tanggal
mulai kerja yang tertuang dalam SPMK;
b. PIHAK KEDUA gagal pada uji coba ketiga dalam pelaksanaan SCM;
c. PIHAK KEDUA tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan;
d. PIHAK KEDUA tidak mampu melaksanakan pekerjaan atau bangkrut;
e. PIHAK KEDUA gagal memenuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan;
f. PIHAK KEDUA menyampaikan pernyataan tidak benar pada PIHAK KESATU dan pernyataan tersebut
berpengaruh besar pada hak,kewajiban, atau kepentingan PIHAK KESATU;
g. PIHAK KEDUA gagal menyelesaikan pekerjaan setelah mencapai denda maksimum.
9. Terhadap pemutusan kontrak yang timbul karena terjadinya ayat(a) s/d (g) diatas, Pasal1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan.
10. Atas pemutusan kontrak yang timbul karena salah satu kejadian yang diuraikan dalam huruf(a) sampai(g) PIHAK
KEDUA dimasukkan dalam daftar hitam.
11. Pemutusan kontrak oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis kepada PIHAK KESATU
apabila PIHAK KEDUA gagal memenuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan;
12. Prosedur pemutusan kontrak adalah setelah salah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuan
pemutusan kontrak, sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut PIHAK KEDUA harus:
a. Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam pemberitahuan pemutusan kontrak;

- 1
1
b. Mengalihkan hak dan menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan.Pengalihan hak dan penyerahan
tersebut harus dilakukan dengan cara dan pada waktu yang ditentukan oleh PIHAK KESATU;
c. Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai olehPIHAK KESATU.
13. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai ayat 5 pada pasalini, PIHAK KESATU tetap membayar hasil
pekerjaan sampai dengan batas tanggal pemutusan sesuai prosentase pekerjaan dilapanganse telah
memperhitungkan denda dan sanksilainnya.
14. Pihak kesatu mengusulkan untuk memblacklist PIHAK KEDUA kepada Menteri Keuangan RI melalui Kepala Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Sampit Selaku K u a s a Pengguna Anggaran sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pihak Kedua diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (limapuluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan dengan syarat tidak melewati tahun anggaran dan
diberlakukan denda sesuai pasal 28.

PASAL 30
KEADAAN KAHAR

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar (forcemajeure) adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para
pihak sehingga pekerjaan yang telah ditentukan dalam kontrak menjadi tidak terpenuhi.
2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah :
a. Peperangan;
b. Kerusuhan, keributan, kekacauan dan huru hara;
c. Revolusi;
d. Bencana alam:banjir,gempa bumi,badai,gunung meletus,tanah longsor,wabah penyakit dan angina topan;
kekeringan;
e. Pemogokan;
f. Tsunami;
g. Kebakaran (hutandan dikota);
h. Gangguan industrilainnya.
3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para
pihak.
4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai
sanksi.
5. Apabila dengan adanya keadaan memaksa yang mengakibatkan pekerjaan terpaksa harus dihentikan dan tidak
dapat dilanjutkan lagi, maka kepada PIHAK KEDUA akan dibayar harga sebesar prestasi pekerjaan yang telah
dikerjakan. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengajukan tuntutan-tuntutan lainnya.
6. Setiap keadaan memaksa seperti tersebut diatas PIHAK KEDUA harus memberitahukan dalam waktu
14 (empat belas) hari dengan didukung surat keterangan/data dari pejabat/instansi pemerintah yang berwenang.
7. Bila keadaan pulih normal makase cepat mungkin PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK KESATU bahwa
keadaan telah kembali normal dan kegiatan dapat dilanjutkan, dengan ketentuan, jangka waktu pelaksanaan
yang ditetapkan dalam kontrak tetap mengikat. Apabila harusdiperpanjang, maka waktu perpanjangan sama
dengan waktu selama tidakdapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar (masih
Dalam tahun anggaran);

PASAL 31
PENYELESAIAN PERSELISIHAN/ SENGKETA

1. Apabila terjadi perselisihanan tara kedua belah pihak pada dasarnya akan berusaha diselesaikan dengan cara
musyawarah.
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat menyelesaikan perselisihan, maka kedua belah pihak
menyelesaikan perselisihan diIndonesia dengan cara mediasi, konsiliasi, arbitrase.
3. Badan Arbitrase yang berfungsi sebagai juri/wasit yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri
dari :
a. Seorang wakil dari PIHAK KESATU sebagai anggota.
b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota.
c. Seorang dari PIHAK KETIGA yang ahli sebagai ketua yang disetujuiolehkeduabelah pihak.
4. Keputusan Arbitase ini mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian perselisihan yangd ikeluarkanakan
dipikul bersama.

- 12
5. Apabila dengan cara musyawarah, mediasi, konsilasi dan arbitrase belum dapat menyelesaikan perselisihan
maka kedua belah pihak dapat mengajukan perselisihan ke Pengadilan Negeri Sampit.
6. Selama proses penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi, Arbitrase atau pada
Pengadilan Negeri Sampit tidak boleh dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal
waktu yang telah ditentukan.

PASAL 32
BAHASADAN HUKUM

Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia dan Hukum yang digunakan adalah Hukum Negara Indonesia.

PASAL 33
BEAMETERAI DANPAJAK

1. Bea Meterai dari Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
2. Pajak-pajak yang timbul dari Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak dibebankan kepada PIHAK KEDUA
yang terdiri dari :
a. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
b. Pajak Bahan Galian Golongan C, berdasarkan Perda Kabupaten Kotawaringin Timur. Pembayarannya
disesuaikan dengan kuantitas di dalam Berita Acara Kemajuan Pekerjaan yang dibayarkan pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten KotawaringinTimur.

PASAL 34
URUTAN KEKUATAN HUKUM DOKUMEN KONTRAK

Apabila terjadi perbedaan ketentuan yang tercantum dalam beberapa dokumen kontrak, maka urutan Hukum dokumen
kontrak berpedoman bahwa dokumen yang diterbitkan paling akhir yang disetujui oleh kedua belah pihak. Urutan
kekuatan Hukum, ditetapkan sebagai berikut :
1. Surat Perjanjian :
a) Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan /Kontrak.
b) Perubahan Kontrak (Addendumdan /atau Amandemen Kontrak) (bila ada);

2. Penawaran;
3. Dokumen Pengadaan Barang/ Jasa;
4. Spesifikasi;
5. Gambar.

PASAL 35
TEMPAT KEDUDUKAN BERPERKARA

Segala akibat dari pelaksanaan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak ini, kedua belah pihak memilih tempat
kedudukan (domisili) yang tetapdan tidak berubah dikantor Kepaniteraan Pengadilan NegeriSampit

PASAL 36
LAINLAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat PerjanjianPelaksanaan Pekerjaan/Kontrak inidan atau perubahan–
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Addendum
dan/atau Surat Perjanjian Amandemen dan merupakan perjanjian ini tidak terpisah kandari
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrakini.

- 13
PASAL 37
PENUTUP

a. Demikian Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Kontrak ini ditandatangani oleh kedua belah pihak diKantor
Pelayanan Pajak Pratama Sampit, JalanA.Yani No.07 Sampit, setelah dibaca dan dimengerti baik dari segi bahasa,
isi/subtansinya maupun redaksi, angka-angka dan hurufnya serta diparaf pada lembar demi lembar dan
ditandatangani oleh PIHAK KESATU kemudian disetujui PIHAK KEDUA, dibuat dalam rangkap 5 (lima) yang
semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama .Lembar asli dan lembar kedua dibubuhi materei Rp.6.000,00
(enam ribu rupiah).
b. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/ Kontrak ini dibuat rangkap 5 (lima), terdiri dari 2 (dua) asli dan 3( tiga)
tindasan.
c. 2 (dua) Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/ kontrak pekerjaaan asli KESATU untuk PIHAK KESATU dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani PIHAK KEDUA, dan surat perjanjian kontrak pekerjaan asli kedua untuk
PIHAK KEDUA dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani PIHAK KESATU.
d. 3 (tiga) surat perjanjian kontrak pekerjaan lainnya tanpa dibubuhi materai ditandatangani oleh para PIHAK
KESATUdan PIHAK KEDUA.
e. Surat perjanjian kontrak pekerjaan asli KESATU dan kedua mempunyai kekuatan hukum yangs ama.Sedangkan
3 (tiga) surat perjanjian kontrak pekerjaan lainnya sebagai cadangan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama
apabila 2 (dua) surat perjanjian kontrak pekerjaan asli KESATU dan asli kedua dinyatakanhilangolehpara pihak.
f. Dalam hal adanya kesalahan atau kekeliruan dikemudian hari akan diadakan ralat sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU PEJABAT


Nama Perusahaan PEMBUAT KOMITMEN
(PPK),

Nama PPK
Nama Direkur Pangkat PPK
Jabatan NIP. ...................................

mengetahui/ menyetujui: KUASA


PENGGUNA ANGGARAN (KPA),

Nama KPA
PangkatKPA
NIP. ........................................

- 14

Anda mungkin juga menyukai