Pada hari ini, hari, 16/10/2022 di Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Alamat :
Bertindak untuk dan atas nama sendiri selaku Pemberi Kontrak, selanjutnya disebut
“Pihak Pertama”.
Kedua belah pihak dengan ini menyatakan persetujuannya untuk mengikat diri
dalam perjanjian pemborongan upah kerja dan pengawasan pekerjaan/manajemen
proyek (cost and fee) renovasi ruko milik Pihak Pertama yang berada di Sentra
Niaga Bintara, Jl. Bintara, Bekasi.
Persyaratan dan ketentuan yang menyangkut pekerjaan tersebut diatur dalam pasal-
pasal sebagai berikut :
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
Pasal 2
Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
Pasal 4
Waktu Pelaksanaan
1. Waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai atau serah terima ke-1
Sesuai kurva S dijadwalkan kurang lebih selama 30 hari, dan dimulai 20
Oktober 2022 dan target diselesaikan hingga 18 November 2022
2. Pihak pertama dibantu pihak Pihak kedua harus menjaga ketersediaan
material dilapangan agar tidak menggangu progress pekerjaan.
3. Pihak kedua harus memperhitungkan kondisi cuaca, sehingga pelaksanaan
pekerjaan dan penyerahan kepada pihak pertama dapat sesuai dengan
jadwal.
Pasal 5
Sistem Pembayaran
Pasal 6
Permulaan Pekerjaan
Pasal 7
Perintah Perubahan Pekerjaan atau Pengehentian Pekerjaan
Pasal 8
Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
1. Perpanjangan waktu pelaksanaan sebagaimana disyaratkan pada pasal 4
surat perjanjian ini hanya diberikan oleh pihak pertama apabila pihak kedua
dapat memberikan alasan-alasan yang dapat diterima oleh pihak pertama,
misalnya curah hujan cukup tinggi, adanya perubahan perencanaan karena
kehendak pihak pertama.
2. Untuk mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan, pihak kedua harus
mengajukan permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan secara tertulis,
disertai dengan keterangan-keterangan yang lengkap dan alasan-alasan yang
jelas. Permohonan perpanjangan waktu tersebut harus sudah diterima pihak
pertama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal berakhirnya surat perjanjian.
3. Apabila pihak pertama menyetujui untuk memberikan perpanjangan waktu
pelaksanaan, maka persetujuan itu akan diberikan secara tertulis, lengkap
dengan waktu pelaksanaan pekerjaan yang baru dan tanggal penyelesaian
pekerjaan.
Pasal 9
Serah Terima Pekerjaan dan Masa Pemeliharaan
1. Serah Terima Pekerjaan dibagi 2(dua), yaitu Serah Terima Pertama (ke-1) dan
Serah Terima Kedua (ke-2). Serah Terima Pertama (ke-1) yaitu serah terima
saat pekerjaan yang dilakukan pihak kedua sudah dianggap selesai serta di
terima dengan baik oleh pihak pertama, sedangkan Serah Terima Kedua (ke-
2) yaitu serah terima saat pekerjaan sudah dianggap benar-benar selesai dan
sudah melewati masa pemeliharaan serta sudah di terima dengan baik oleh
pihak pertama dan merupakan akhir proyek.
2. Masa Pemeliharaan (maintenance) merupakan waktu yang diberikan pihak
kedua kepada pihak pertama untuk memelihara, memperbaiki & merawat
bangunan dari kekurangan-kekurangan (jika ada).
3. Lama Masa pemeliharaan (maintenance) yang disepakati adalah selama 3
bulan sejak serah terima pertama.
4. Masa Pemeliharaan (maintenance) ini diberikan pihak kedua kepada pihak
pertama hanya melingkupi jasa tukangnya(jasa pekerjaan) saja, diluar biaya
pembelian material(jika diperlukan), pembelian material pada masa ini masih
tetap menjadi tanggung jawab pihak pertama di bantu di oleh pihak kedua.
Pasal 10
Kelalaian dan Denda
Pasal 11
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara pihak pertama dengan pihak kedua,
maka akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
2. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat maka dibentuk dewan pendamai yang terdiri dari :
1. 1 (satu) orang wakil pihak pertama.
2. 1 (satu) orang wakil pihak kedua.
3. 1 (satu) orang wakil yang tidak ada sangkut pautnya dengan kedua belah
pihak.
Biaya yang timbul sehubungan dengan dibentuknya panitia penyelesaian ini
akan ditanggung oleh masing-masing pihak.
3. Apabila panitia perselisihan ini tidak dapat menyelesaikan perselisihan ini,
maka persoalan ini akan diajukan kepada Panitera Pengadilan Negeri
Jakarta.
Pasal 12
Keadaan Memaksa (Force Majeure)
1. Keadaan memaksa (foce majeure) adalah keadaan luar biasa yang tidak
dapat dikontrol oleh pihak kedua dan pihak pertama yang mempengaruhi
waktu pelaksanaan.
2. Yang digolongkan dalam keadaan memaksa (foce majeure) adalah :
Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, kebakaran dan lain
sebagainya.
Gangguan ketertiban umum seperti huru-hara, pemogokan keadaan
perang dan lain sebagainya.
3. Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeure), maka pihak kedua dalam
waktu 7X24 jam setelah terjadi keadaan itu wajib memberitahukan kepada
pihak pertama secara tertulis, disertai dengan penjelasan tentang akibatnya
terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan dan perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan yang diminta.
4. Pihak pertama akan memeriksa kebenaran pemberitahuan pihak kedua dan
akan segera mengambil keputusan untuk menerima atau menolak permintaan
tersebut.
Pasal 13
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian pelaksanaan pekerjaan ini dan
yang kemudian disepakati oleh kedua belah pihak akan dibuat sebagai
addendum tertulis terhadap surat perjanjian ini. Addendum ini akan
merupakan bagian yang mengikat dan tak terpisahkan dari surat perjanjian
ini.
2. Surat perjanjian pelaksanaan pekerjaaan ini dibuat dengan bentuk asli dalam
rangkap 2 (dua), masing-masing ditandatangani dan diberi materai yang
cukup sesuai dengan peraturan bea materai yang berlaku.
Bentuk asli yang kesatu dan kedua dari surat perjanjian ini keduanya mempunyai
bunyi dan kekuatan hukum yang sama dan masing-masing satu dipegang oleh
pihak pertama dan pihak kedua.
Salinan surat perjanjian ini dapat dibuat dan dipergunakan sesuai keperluan.