Anda di halaman 1dari 13

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

( KONTRAK )

KEGIATAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PASAR


PEKERJAAN : BELANJA KONSULTANSI PENELITIAN
TAHUN ANGGARAN 2017

Nomor :-------------------------------------
Tanggal:

Pada hari ini . tanggal bulan tahun


, kami yang bertandatangan dibawah ini:

I. Nama : PATRIADI
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Studi Kelayakan
Pembangunan Pasar Pekerjaan Belanja Konsultansi
Penelitian BersejarahTahunAnggaran 2017
Alamat : Kawasan Perkantoran Bhakti Praja Pangkalan Kerinci.

: Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah


Kabupaten Pelalawan C.q Dinas Koperasi Usaha Kecil
Menengah Perindustrian dan Perdagangan Tahun Anggaran
2017 berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Koperasi Usaha
Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Tahun
Anggaran 2017 Kabupaten Pelalawannomor :
___________________________ tanggal _______________
2017.

Disebut sebagai : PIHAK PERTAMA

II. Nama :
Jabatan : .
Alamat :...
: Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan
Akte Notaris ..., Nomor. . Tanggal
, dan Akte Perubahan
Nomor Tanggal ..yang berkantor
di ...

Disebut sebagai : PIHAK KEDUA

Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian pekerjaan berdasarkan
ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal dibawah ini :
BAB I
Pihak I Pihak II

1
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
LINGKUP TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan


pekerjaan:

Nomor Kegiatan : 2.04.2.04.01.16.021


Nama Kegiatan : Studi Kelayakan Pembangunan Pasar
Nomor Rekening : 5.2.2.21.01
Pekerjaan : Belanja Konsultansi Penelitian
Tahun Anggaran : 2017
Lokasi : Pangkalan Kerinci
Target Fisik : 1(Satu) paket
- Belanja Konsultansi Penelitian

2. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban kepada PIHAK PERTAMA untuk


melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan ketentuan kontrak dan
Kerangka Acuan Kerja.

Pasal 2
DASAR PERJANJIAN / KONTRAK

Dasar surat perjanjian / kontrak dan pelaksanaan pekerjaan konsultansi ini menjadi
lampiran dan bagian yang mengikat serta tidak terpisahkan dalam perjanjian ini yaitu:

1. Surat PerjanjianKontrak (termasuk Amandemen Perjanjian, jika ada);


2. Surat Penawaran beserta rincian Penawaran Biaya;
3. Addendum dokumen seleksi (jika ada);
4. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
5. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
6. Rencana Kerja dan Syarat (RKS);
7. Kerangka Acuan Kerja;
8. Gambar-gambar;
9. Dokumen lainnya, seperti : SPPJK, BAHS, BAPP.

Pasal 3
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Undang Undang No. 12 Tahun 1956, tentang Pembentukan Daerah Otonomi


Kabupaten dalam Lingkungan Sumatera (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor
25) ;
2. Undang Undang Nomor 61 Tahun 1958, tentang Penetapan Undang undang
Darurat Nomor 19 Tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah Swatanta Tingkat
I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 75)
Pihak I Pihak II

2
sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112 tambahan
Lembaran Negara Nomor 1646);
3. Undang - Undang Nomor 53 tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten
Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999, Nomor 181,
Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3902) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang nomor 13 Tahun 2000 (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2000 nomor 80, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3968);
4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara Nomor 4287);
5. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,
Penyelenggaraan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 02 Tahun 2010, tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pelalawan;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor: 04 Tahun 2013 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pelalawan
Tahun Anggaran 2014;
10. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Penjabaran Tugas
dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Pelalawan;
11. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor: 22 Tahun 2013 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pelalawan
12. APBD Kab. Pelalawan Tahun Anggaran 2017 No. DPA SKPD :
2.06.01.19.05.5.2 tanggal 18 Januari 2017.

Pasal 4
PENGELOLAAN LOKASI / LAPANGAN

1. Setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, PIHAK PERTAMA membuat berita


acara serah terima tanggung jawab dan kewenangan pengelolaan lokasi/lapangan
sepenuhnya pada PIHAK KEDUA.
2. Semua resiko dan kerugian di lokasi / lapangan akibat dari kejadian-kejadian apalagi
akibat kelalaian / kesalahan PIHAK KEDUA baik yang berhubungan langsung dan
tidak langsung dengan pelaksanaan pekerjaan yang berada didalam dan diluar lokasi /
lapangan adalah menjadi tanggung jawab dan beban biaya PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan / melaporkan kepada PIHAK PERTAMA atau
pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku, apabila terjadi penemuan-penemuan benda / barang yang mempunyai
Pihak I Pihak II

3
nilai sejarah / budaya atau penemuan kekayaan negara di lokasi pekerjaan pada masa
pelaksanaan pekerjaan / kegiatan berlangsung.

BAB II
KETENTUAN ADMINISTRASI UMUM

Pasal 5
NILAIKONTRAK

1. Jenis kontrak ini didasarkan atas bentuk kontrak Lumpsum.


2. Kedua belah pihak telah sepakat untuk menyetujui bahwa harga borongan untuk
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 diatas seluruhnya sebesar
Rp. .
(
),termasuk segala macam pajak, bea, retribusi dan
pungutan lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan kontrak ini.
Dana ini dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2017 pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pelalawan Kegiatan Studi Kelayakan
Pembangunan PasarNomor : 3.06.2.11.01.19.05 dan Belanja Jasa Konsultansi
PenelitianNomor Kode Rekening: 5.2.2.21.01;
3. Harga borongan untuk pelaksanaan tersebut dalam ayat 1 pasal ini dilaksanakan
berdasarkan dokumen surat perjanjian / kontrak dan dokumen lainnya, sebagaimana
tersebut pada pasal 1 surat perjanjian / kontrak ini.

Pasal 6
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. PIHAK KEDUA wajib membayar segala biaya sehubungan dengan pembuatan surat
perjanjian / kontrak termasuk biaya materai.
2. PIHAK KEDUA wajib membayar pajak pertambahan nilai PPN dan pajak lainnya
yang pembayarannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 7
PENYESUAIAN DAN KOMPENSASI HARGA BORONGAN

1. Penyesuaian harga borongan dapat diberikan kepada PIHAK KEDUA yang


diakibatkan adanya eskalasi biaya dan perhitungan penyesuaian biaya harus
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
2. PIHAK KEDUA dapat diberikan kompensasi bila PIHAK PERTAMA terbukti
merugikan PIHAK KEDUA dalam hal-hal sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA memodifikasi atau mengubah jadwal dengan pihak lain yang
dapat mempengaruhi pekerjaan PIHAK KEDUA.
Pihak I Pihak II

4
b. Keterlambatan pembayaran kepada PIHAK KEDUA.
c. PIHAK PERTAMA tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasiatau instruksi
sesuai jadwal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga PIHAK
KEDUA belum bisa masuk kelokasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
d. PIHAK PERTAMA menginstruksikan kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan
pengujian tambahan dan ternyata setelah dilaksanakan pengujian tidak ditemukan
kerusakan / kegagalan / penyimpangan.
e. Kompensasi diberikan berupa penambahan harga surat perjanjian / kontrak dan
atau jangka waktu penyelesaian pekerjaan.
3. Kenaikan harga bahan, barang peralatan dan upah setelah penandatanganan surat
perjanjian / kontrak dan selama masa pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditanggung
oleh PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan klaim / tuntutan, kecuali apabila ada
pengumuman dari Pemerintah Republik Indonesia atau Pemerintah Kabupaten
Pelalawan dalam bidang moneter, secara resmi menyatakan tentang kenaikan tersebut
yang diatur dalam ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8
JANGKA WAKTU

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan seperti dimaksud pada pasal 1,


diwajibkan menyelesaikan serta menyerahkan seluruh hasil pekerjaan tersebut dalam
jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender.
2. Jangka waktu pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ditetapkan sesuai jadwal
pelaksanaan pekerjaan (time schedule) pada lampiran surat perjanjian / kontrak ini.
3. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini tidak dapat diubah PIHAK
KEDUA kecuali PIHAK PERTAMA telah memberikan persetujuan tertulis dan diatur
didalam perjanjian tambahan (Addendum).

Pasal 9
CARA PEMBAYARAN

(1) Pembayaran pekerjaan pengawasan ini dilakukan dengan sistem Termyn atau
berdasarkan permintaan / request dari PIHAK KEDUA atau berdasarkan laporan
kemajuan pekerjaan pengawasan yang dibuktikan dengan Berita Acara Invoice
permintan oleh PIHAK KEDUA.
(2) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan dilakukan PIHAK PERTAMA, apabila PIHAK
KEDUA telah mengajukan Invoice tagihan Pekerjaan disertakan Berita Acara
Pembayaran hasil pekerjaan.
(3) Pekerjaan yang disubkontrakan (jika ada), permintaan pembayaran kepada PIHAK
PERTAMA harus melalui PIHAK KEDUA (rekanan yang mensubkan pekerjaan).
(4) Setiap pembayaran atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
dibayarkan kepada PIHAK KEDUA melalui Rekening Giro Perusahaan dari PIHAK
KEDUA .di
. No. Rekening :.
Pihak I Pihak II

5
Pasal 10
ASURANSI

1. PIHAK KEDUA harus mengasuransikan semua barang dan peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan serta pekerja pekerja selama masa pelaksanaan
pekerjaan atas segala resiko, yaitu kecelakaan, kerusakan kerusakan, kehilangan serta
resiko lain yang tidak dapat diduga, sesuai aturan yang berlaku.
2. Khusus untuk asuransi tenaga kerja PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan asuransi
jaminan sosial tenaga kerja ( jamsostek ) sesuai dengan ketentuan perundang
undangan yang berlaku.
3. Asuransi tersebut harus memiliki masa berlaku minimal sampai dengan berakhirnya
kontrak pelaksanaan pekerjaan, program asuransi tersebut diserahkan kepadaPIHAK
PERTAMA selambatlambatnya 10 hari sejak ditandatanganinya suratperjanjian /
kontrak.
4. Dalam pelaksanaan pekerjaan dimaksud pada pasal 1 perjanjian / kontrak ini PIHAK
KEDUAdiwajibkan memperhatikan dan menyelenggarakan perlindungan keamanan,
kesehatan dan keselamatan (K3) para karyawan dan pekerjanya.

Pasal 11
SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dilakukan penyerahan laporan akhir
dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan ketentuan sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA mengajukan permintaan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA untuk dilakukan penyerahan laporan akhir.
b. PIHAK PERTAMA melakukan penilaian terhadap laporan akhir yang telah
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA. Jika terdapat kekurangan-kekurangan maka
PIHAK KEDUA harus memperbaiki dan menyelesaikannya sesuai dengan
instruksi PIHAK PERTAMA.
2. Hasil penyerahan laporan akhir harus dituangkan dalam berita acara dan dinyatakan
dengan jelas dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

BAB III
KETENTUAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN

Pasal 12
MULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA harus menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang
ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUAselambat-lambatnya
14 (empat belas) hari sejak penandatanganan kontrak ini;
2. Apabila sampai batas waktu yang ditetapkan, PIHAK KEDUA belum juga
melaksanakan, segala resiko keterlambatan penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA dan kondisi tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan
keterlambatan pekerjaan.

Pihak I Pihak II

6
Pasal 13
KEADAAN KAHAR

1. Yang dimaksud keadaan kahar dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan yang terjadi
diluar kehendak PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehingga pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian / kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi, yaitu :
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir);
b. Bencana Non Alam (Gagal teknologi, Epidemi dan Wabah penyakit);
c. Bencana Sosial (Konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat
dan teror);
d. Pemogokan;
e. Kebakaran;
f. Ganguan Industri lainnya yang dinyatakan melalui Keputusan bersama Menteri
Keuangan dan Menteri Teknis terkait.
2. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal - hal yang merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan kelalaian para pihak.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh karena terjadinya keadaan
kahar tidak dapat dikenai sanksi.
4. Hal - hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar, diserahkan kepada
kesepakatan dari kedua belah pihak.
5. Apabila terjadi keadaan kahar maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada
PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam sejak
terjadinya keadaan kahar disertai dengan bukti-bukti yang nyata.
6. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau
menolak secara tertulis keadaan kahar itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak adanya
pemberitahuan tersebut.

Pasal 14
SANKSI DAN DENDA

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sesuai isi surat perjanjian / kontrak ini
atau tidak melaksanakan pekerjaan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal
penandatanganan akan dikenakan sanksi, yang secara berjenjang sesuai dengan
urutannya diatur sebagai berikut :

a. Teguran
1. Teguran tertulis dibuat PIHAK PERTAMA dalam bentuk Surat Teguran I dan
disampaikan langsung kepada PIHAK KEDUA yang bersangkutan.
2. Tembusan Surat Teguran I disampaikan kepada Pengawas Teknis Konsultan.
3. Isi Surat Teguran I harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam
waktu 4 (empat) hari kerja sejak Surat Teguran I diterima.
4. Apabila isi Surat Teguran I tersebut sampai batas waktu yang ditetapkan tidak
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, maka akan diberikan Surat Teguran II.
5. Tembusan Surat Teguran II disampaikan kepada Pengawas Teknis
danInspektoratKabupaten Pelalawan.
Pihak I Pihak II

7
6. Isi Surat Teguran II harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam
waktu 4 (empat) hari kerja sejak Surat Teguran II diterima.
b. Peringatan
1. Peringatan tertulis dibuat oleh PIHAK PERTAMA dalam bentuk Surat
peringatan, apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tindakan perbaikan
deviasi / keterlambatan.
2. Tembusan Surat Peringatan disampaikan kepada InspektoratKabupaten
Pelalawan.
3. Isi surat peringatan harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam
waktu 4 (empat) hari kerja sejak surat peringatan diterima.
c. Pada surat teguran dan peringatan akan dinyatakan dengan jelas, tentang :
1. Pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan isi surat perjanjian / kontrak.
2. Catatan / petunjuk / arahan yang dalam Buku Harian Lapangan (BHL) tidak
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
3. Batas waktu yang diberikan untuk melaksanakan dan menyelesaikan seluruh
surat teguran atau surat peringatan.
4. Pada pembuatan sanksi yang lebih awal dicantumkan ancaman sanksi
berikutnya misalnya dari teguran satu, teguran dua, peringatan sampai dengan
pencabutan / pembatalan surat perjanjian / kontrak.
5. Dan hal hal lain yang dianggap perlu.
d. Pencabutan / pembatalan surat perjanjian / kontrak
1. Pencabutan / pembatalan surat perjanjian / kontrak dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan isi surat peringatan
dalam batas waktu yang ditentukan, dan blacklist sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Tembusan surat pencabutan / pembatalan surat perjanjian / kontrak
disampaikan kepada Bupati Pelalawan, InspektoratKabupaten Pelalawan,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pelalawan, Kepala
Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pelalawan, Kepala Dinas
Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Pelalawan.
2. PIHAK KEDUA yang dikenakan pencabutan / pembatalan surat perjanjian / kontrak
tidak berhak menerima sisa pekerjaan yang belum dibayarkan.
3. Untuk menyelesaikan sisa pekerjaan atas pencabutan / pembatalan surat perjanjian /
kontrak maka diatur :
a. Dengan persetujuan Bupati/ Pengguna Anggaran / PIHAK PERTAMA dapat
dilakukan penunjukan kepada pihak lain sepanjang harga penawarannya tidak
melebihi pagu anggaran yang tersedia dan memperhatikan batas waktu berakhirnya
tahun anggaran.
b. Apabila penyedia barang / jasa yang ditunjuk tidak bersedia melaksanakan
pekerjaan maka dilakukan pelelangan ulang atau penunjukan langsung sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Terhadap PIHAK KEDUA yang melakukan keterlambatan pelaksanaan (cedera janji)
dari jangka waktu yang tercantum dalam surat perjanjian / kontrak yang disebabkan
karena kesalahan dan kelalaian sendiri secara sengaja atau tidak sengaja akan
dikenakan sanksi finansial berupa denda dengan ketentuan sebagai berikut :

Pihak I Pihak II

8
a. Besarnya denda kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan adalah 1 (satu perseribu) dari nilai kontrak untuk setiap hari
keterlambatan yang dilakukan maksimum 5 % dari nilai kontrak.
b. Perhitungan denda tersebut dituangkan dalam berita acara denda yang
ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
c. PIHAK PERTAMA membuat surat pemberitahuan kepada Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK-SKPD)untuk memperhitungkan denda tersebut dari angsuran
pembayaran yang tercatat dalam Surat Perintah Membayar (SPM) kepada PIHAK
KEDUA dan dibukukan sebagai penerimaan daerah.

Pasal 16
PERUBAHAN / ADDENDUM KONTRAK

1. Perubahan / Addendum kontrak adalah merupakan kesepakatan PIHAK PERTAMA


dan PIHAK KEDUA untuk melakukan perubahan / addendum surat perjanjian /
kontrak yang terjadi apabila :
a. Perubahan Pekerjaan karena disebabkan oleh suatu hal yang dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam surat perjanjian / kontrak ini, yang
menuntut ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dinyatakan
sebagai pekerjaan tambah kurang sehingga merubah lingkup pekerjaan dalam surat
perjanjian / kontrak.
b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pelaksanaan
pekerjaan atau disebabkan oleh suatu hal yang mengakibatkan perpanjanganwaktu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan tambah kurang yang dimaksud ayat 1 huruf a diatas, adalah terjadinya
perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan
gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam surat perjanjian / kontrak dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Akibat terjadinya penambahan atau pengurangan volume dan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam surat perjanjian / kontrak perubahan spesifikasi pekerjaan yang
tercantum dalam surat perjanjian / kontrak untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
lapangan serta pekerjaan tambahan yang belum tercantum dalam surat perjanjian /
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
b. Pekerjaan tambah kurang harus dibuat secara lengkap dengan rincian yang jelas
(jenis pekerjaan, volume dan harga satuannya).
c. Harga satuan yang digunakan dalam perhitungan pekerjaan tambah kurang adalah:
1. Untuk jenis pekerjaan yang sama, adalah mengambil harga satuan yang telah
ada dalam surat perjanjian / kontrak.
2. Untuk jenis pekerjaan yang baru tetapi termasuk kategori harga standar, adalah
mengambil dari buku patokan harga satuan yang terbaru dikalikan dengan nilai
koefisien penawaran terhadap HPS melalui tim TBPK yang dituangkan dalam
berita acara.
d. Besarnya pekerjaan tambah kurang tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari
nilai kontrak awal.
e. Pekerjaan tambah kurang baru dapat dilaksanakan setelah dapat persetujuan dari :
1. Sekretaris Daerah atas nama Bupati Pelalawan
2. Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber DayaAir Kab. Pelalawan
Pihak I Pihak II

9
3. Persetujuan dinyatakan sah dan dapat diberikan setelah mendapat rekomendasi
dari Project Officerdan pertimbangan teknis dari PIHAK PERTAMA.
f. Pelaksanaan Pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan setelah pekerjaan
tambah kurang selesai dan seluruh pelaksanaan pekerjaan selesai 100% (seratus
persen).
3. Berdasarkan berita acara pekerjaan tambah kurangdan perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan, selanjutnya dibuat perubahan / addendum surat perjanjian /
kontrak yang merupakan pernyataan kesepakatan kembali dan ditandatangani dan
dilengkapi materai seperti halnya surat perjanjian / kontrak.
4. Perubahan / addendum kontrak surat perjanjian / kontrak harus dibuat selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kalender, sebelum berakhirnya jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan yang ditetapkan dalam surat perjanjian / kontrak.

Pasal 17
PENYELENGGARAAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERSELISIHAN

1. Surat perjanjian / kontrak ini dibuat dengan pengertian tidak diharapkan timbulnya
perselisihan, namun apabila terjadi perselisihan pendapat tentang pelaksanaan surat
perjanjian / kontrak ini langkah pertama adalah berupa melakukan penyelesaian secara
musyawarah oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
2. Dalam musyawarah yang dilakukan tidak dicapai suatu penyelesaian, maka
diselesaikan melalui perantaraan PIHAK KETIGA yang disepakati oleh kedua belah
pihak dalam bentuk mediasi atau konsiliasi.
3. Apabila masih juga tidak dicapai penyelesaiannya, langkah terakhir adalah melalui
jalur hukum, yaitu melalui Penyelesaian Perselisihan di Pengadilan, dimana segala
resiko akibat dari keputusan pengadilan harus dapat diterima oleh para pihak dalam
surat perjanjian / kontrak.
4. Tempat penyelesaian hukum Pengadilan Negeri, yang pelaksanaannya sesuai domisili
PIHAK PERTAMA dipilih Kantor Pengadilan Negeri Pelalawan di Pangkalan Kerinci.

Pasal 18
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN PERJANJIAN / KONTRAK

1. PIHAK PERTAMA dengan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA


memerintahkan penghentian perjanjian / kontrak jika PIHAK KEDUA gagal untuk
melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam kontrak ini. Pemberitahuan tertulis
tersebut sekurang-kurangnya memuat :
- Alasan penghentian perjanjian / kontrak;
- Persyaratan kepada PIHAK KEDUA untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pemberitahuan diterima.
2. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian / kontrak ini tanpa
menggunakan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan / teguran tertulis 3 kali berturut-
turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :

Pihak I Pihak II

10
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), PIHAK KEDUA tidak memulai melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana
diatur dalam pasal 1 surat perjanjian / kontrak ini.
b. Dalam waktu 7 (tujuh) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan yang telah
dimulainya.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian
pekerjaan ini.
d. Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
e. PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini tidak sesuai dengan jadwal waktu
(time schedule) yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
f. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan pekerjaan
yang ditugaskan.
g. PIHAK KEDUA telah menyerahkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada
PIHAK KETIGA tanpa persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.
3. Jika terjadi pemutusan perjanjian / kontrak secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk
penyedia barang / jasa lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. PIHAK KEDUA
segera menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dokumen kontrak lengkap dengan
lampiran lampirannya dan seluruh keterangan lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.
4. Apabila terjadi pemutusan surat perjanjian / kontrak sebagaimana dimaksud ayat 2
pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan memperhitungkan dan menetapkan
pembayaran berdasarkan penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA.
5. Dalam hal demikian, maka jaminan uang muka yang telah diserahkan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, menjadi milik negara.

BAB IV
KETENTUAN TEKNIS

Pasal 19
TENAGA KERJA LAPANGAN

1. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampil dalam jumlah cukup
sesuai kebutuhan pekerjaan yang dicantumkan dalam daftar usulan staf inti kegiatan
dan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.
2. Penunjukan / penugasan / pengganti staf kegiatan atau pemimpin pelaksana harus
memenuhi kualifikasi, kemampuan dan pengalaman yang telah ditentukan dengan
melampirkan curiculum vitae dan mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA.

Pasal 20
RENCANA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pihak I Pihak II

11
1. PIHAK KEDUA diwajibkan membuat rencana kerja, menyiapkan Buku Harian
Lapangan (BHL) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan secara terinci dan harus diketahui
PIHAK PERTAMA terlebih dahulu setelah berkonsultasi dengan pengawas teknis.
2. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tercantum dalam
surat perjanjian / kontrak ini, sesuai dengan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan tersebut pada ayat 1 pasal ini, serta jangka waktu seperti yang diatur dalam
pasal 8 surat perjanjian / kontrak ini.
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah dibuatnya, resiko-resiko yang timbul oleh karenanya.

Pasal 21
PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam
surat perjanjian tambahan ( Addendum ) yang nantinya merupakan bagian tidak
terpisah dari surat perjanjian / kontrak ini.
2. Surat perjanjian / kontrak ini dibuat dalam rangkap 8 (delapan) bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing masing untuk PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA serta pihak pihak lain yang berkepentingan yang berkaitan
dengan pekerjaan ini.

3. Surat perjanjian / kontrak ini ditandatangani di Pangkalan Kerinci oleh kedua belah
pihak pada hari dan tanggal tersebut diatas, dan dinyatakan berlaku sejak tanggal
penandatanganan.

Pihak Kedua ( II ) Pihak Pertama ( I )


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

. PATRIADI
Direktur NIP. 19620107 198310 1 001

Pihak I Pihak II

12
Mengetahui/menyetujui :
KEPALA DINAS
KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN PELALAWAN
selakuPENGGUNA ANGGARAN

Drs. H. ZUWERMAN DAS, MM


NIP. 19590104 198303 1 003

Pihak I Pihak II

13

Anda mungkin juga menyukai