Anda di halaman 1dari 10

SURAT PERJANJIAN KERJA

ASISTEN FASILITATOR KECAMATAN PROGRAM BKPG - PNPM


MANDIRI PERDESAAN
Nomor: 1169/SPT/PNPM/IV/2009

Pada Hari ini Rabu, Tanggal Satu Bulan April, Tahun Dua Ribu Sembilan, dengan
mengambil tempat di Kantor BPM Provinsi Aceh Jl. Tgk. Syekh Mudawali No. E-19,
Kota Banda Aceh sebagai Domisili Hukum,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Drs. H. M. Ali Basyah, MM


NIP : 19530909 197502 1 001
Jabatan : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Aceh
Alamat Kantor : Jl. Tgk. Syekh Mudawali No. E-19, Banda Aceh

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Badan Pemberdayaan
Masyarakat Provinsi Aceh, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, dan

Nama : MASDALIFAH,S.Pd
Tempat/Tanggal Lahir : Aceh Tengah / 29 Juli 1985
Alamat : Gampong Baro Patek, Kec. Sampoiniet Kab. Aceh Jaya
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : S-I FKIP Biologi, Universitas Serambi Mekkah
Lokasi Tugas : Patek, Blang Dalam, Gampong Baro Patek, Jeumpheuk,
dan Cot Langsat, Kec. Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA,

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan sepakat untuk membuat
PERJANJIAN KERJA dalam rangka pelaksanaan kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Yang dimaksud dengan Surat Perjanjian Kerja Asisten Fasilitator Kecamatan
(selanjutnya disingkat As-FK) adalah perjanjian hukum dimana PIHAK
PERTAMA mengikat PIHAK KEDUA, sebagaimana PIHAK KEDUA mengikat
diri kepada PIHAK PERTAMA dalam hubungan kerja sebagai As-FK, untuk
melaksanakan kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas sebagaimana tersebut
dalam pasal-pasal yang diperjanjikan, serta dokumen-dokumen lain yang
dirujuk sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja ini.
2. Dalam hubungan hukum Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud PIHAK
PERTAMA menetapkan status kepegawaian PIHAK KEDUA sebagai Tenaga
Kerja Asisten Fasilitator Kecamatan atau As-FK pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan Bantuan Keuangan
Peumakmue Gampong (BKPG)

Pasal 2
Hubungan Kerja dan Jangka Waktu Ikatan Kerja
1. PIHAK PERTAMA memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan bidang dan keahliannya sebagaimana dimaksud oleh Kerangka Acuan
atau Terms Of Reference (TOR), dan PIHAK KEDUA menerima baik
penugasan dari PIHAK PERTAMA tersebut dengan menjabarkannya dalam
Rencana Kerja (RK), serta untuk bertindak sebagai Asisten Fasilitator
Kecamatan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan dan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) di lokasi
tugas, yang ditetapkan dalam Surat Perintah Tugas ( selanjutnya disingkat SPT)
oleh PIHAK PERTAMA.

2. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan seperti yang tertulis pada pasal 2 ayat
(1) di atas, maka PIHAK KEDUA akan bekerja dengan jangka waktu
sebagaimana ditetapkan dalam Surat Perintah Tugas (SPT) oleh PIHAK
PERTAMA.
3. Perjanjian Kerja ini dapat dipersingkat atau diperpanjang waktunya dengan
persyaratan sebagai berikut :
a. Diperpanjang apabila :
1). PIHAK KEDUA dinyatakan layak untuk diperpanjang berdasarkan
hasil evaluasi kinerja, yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
2). Desa/gampong dalam kecamatan lokasi tugas masih mendapatkan
alokasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan dan Bantuan Keuangan Peumakamue Gampong (BKPG)
b. Dipersingkat apabila :
1). PIHAK KEDUA dinyatakan tidak layak untuk diperpanjang
berdasarkan hasil evaluasi kinerja, yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA.
2). Kecamatan lokasi tugas tidak lagi mendapatkan alokasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.
3). Tidak atau belum adanya dokumen Anggaran Pemerintah dan
Peraturan perundangan yang berlaku (DIPA-DPA), sebagaimana
ditetapkan dalam surat pemberitahuan Pihak Pertama.

4. Dengan lewatnya batas waktu penugasan, maka bila mana ada sesuatu tugas
(sebagaimana disebutkan dalam Rencana Kerja) yang belum diselesaikan
secara tuntas oleh PIHAK KEDUA yang semata-mata disebabkan oleh
kelalaian PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan dengan
baik dan menyerahkan hasil kerjanya kepada PIHAK PERTAMA sebagai Pihak
Pemberi Kerja.

5. PIHAK KEDUA wajib tinggal di desa/gampong lokasi tugas, dalam rangka


pelaksanaan pekerjaan dan berkewajiban memberitahukan alamat di lokasi
penugasan termasuk apabila terjadi perubahannya kepada PIHAK PERTAMA.
6. Selama Perjanjian Kerja ini berlangsung, PIHAK KEDUA tidak diperkenankan
mengadakan ikatan kerja dengan pihak lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
7. PIHAK KEDUA wajib bekerja purna waktu. Mengingat lingkup pekerjaan
meliputi jasa fasilitasi, asistensi, konsultasi dan pendampingan masyarakat di
pedesaan, maka jam kerja disesuaikan dengan kebutuhan tugas dan layanan
masyarakat, dengan jumlah waktu kerja minimal 8 jam/hari dan 6 hari/minggu.

Pasal 3
Tanggung Jawab dan Kewajiban
1. Tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus
mengikuti petunjuk yang berlaku, yaitu melaksanakan Kerangka Acuan Kerja
(TOR), Peraturan Gubernur Nomor 25 tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan BKPG dalam Provinsi Aceh, Pedoman Umum (Pedum), Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak), Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri
Perdesaaan, Pedoman Operasional (PO) Fasilitator, dokumen-dokumen
rujukan lain, surat perintah atau bentuk surat formal lainnya yang diterbitkan
oleh atau dari Satker Ditjen PMD, Depdagri selaku pelaksana PNPM
Mandiri Perdesaan Tingkat Nasional.

2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan tugas yang diberikan oleh PIHAK


PERTAMA dalam suatu Rencana Kerja individu yang disahkan oleh Fasilitator
Kecamatan PNPM-MP yang ditetapkan dengan mekanisme PNPM Mandiri
Perdesaan, dengan segala kemampuan, keahlian dan pengalaman yang
dimilikinya.

3. PIHAK KEDUA apabila diperlukan wajib bersedia melakukan tugas perbantuan


untuk pendampingan teknik dan pemberdayaan pada lokasi Kecamatan BKPG
- PNPM Mandiri Perdesaan lain dalam satu kabupaten.
4. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyusun laporan atas tugas perbantuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 3, untuk selanjutnya disampaikan
kepada PIHAK PERTAMA dan atau yang ditunjuk PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterimanya dari


PIHAK PERTAMA kepada pihak lain, kecuali atas persetujuan PIHAK
PERTAMA.

6. Apabila dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti tercantum


dalam Pasal 3 ayat 1 dan 3 tersebut diatas terjadi kesalahaan yang semata-
mata dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka atas kesalahan tersebut menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA, termasuk didalamnya kesalahan prosedural
dan konseptual terhadap program, meliputi :
a. Pelaksanaan Rencana Kerja dan Perubahannya;
b. Penyusunan laporan bulanan dan perubahannya, serta;
c. Pelanggaran yang bersifat pidana atau perdata.

Pasal 4
Balas Jasa dan Cara Pembayarannya
1. PIHAK KEDUA akan menerima imbalan balas jasa berupa honorarium sebesar
Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan dan dibayarkan
tanggal 1-7 (satu sampai tujuh) bulan berikutnya.

2. Pembayaran Honorarium berlaku efektif sejak PIHAK KEDUA melaksanakan


pekerjaan di lokasi tugas yang dibuktikan dengan pengesahan Surat Perintah
Tugas (SPT) dari PIHAK PERTAMA.

3. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri, maka pembayaran honorarium


bulan terakhir bertugas akan diperhitungkan sesuai dengan jumlah hari
lamanya bertugas.
4. Pembayaran honorarium dilakukan PIHAK PERTAMA secara langsung ke
rekening individu masing-masing. PIHAK KEDUA wajib mengikuti mekanisme
yang ditentukan, dan membuka rekening di suatu bank yang ditunjuk oleh
PIHAK PERTAMA.

5. Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA dan atau pajak-pajak lain yang timbul jika
ada akan ditanggung dan dibayar sendiri oleh PIHAK KEDUA sebagai wajib
pajak, sesuai dengan Peraturan Perundangan Pajak Republik Indonesia. Untuk
itu PIHAK KEDUA wajib memiliki NPWP.

6. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan cuti dengan ketentuan :


a. Hak cuti tahunan, sejumlah 12 (dua belas) hari kerja setelah PIHAK
KEDUA bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus pada
Program BKPG - PNPM Mandiri Perdesaan. Sisa cuti tahunan tidak dapat
diakumulasikan pada tahun berikutnya (jika terjadi perpanjangan kontrak
kerja).
b. Cuti bersama, yaitu cuti yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Cuti
bersama diberikan kepada PIHAK KEDUA yang sudah mempunyai hak cuti
tahunan. Pengambilan hak cuti bersama mengurangi hak cuti tahunan.
c. Cuti melahirkan, selama maksimal 3 (tiga) bulan berturut-turut untuk
kelahiran anak pertama dan kedua sedangkan untuk anak ketiga dan
seterusnya diberikan selama 2 (dua) bulan.

Pasal 5
Penyelesaian Perselisihan
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
2. Apabila dengan cara musyawarah tidak dapat diselesaikan maka kedua belah
pihak akan menyelesaikan melalui Badan Arbitrasi Nasional Indonesia
(BANI) di Jakarta yang anggotanya terdiri atas :
- Seorang wakil PIHAK PERTAMA
- Seorang wakil PIHAK KEDUA
- Seorang wakil yang dipilih oleh kedua wakil tersebut.

3. Apabila dengan cara Pasal 5 ayat (2) tidak dapat diselesaikan maka kedua
belah pihak akan menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri Provinsi Aceh.

4. Biaya penyelesaian termasuk dalam ayat (2) pasal ini, akan ditanggung secara
bersama-sama yang sama besarnya.

Pasal 6
Pemutusan Perjanjian
1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian Kerja ini bila:

a. PIHAK KEDUA meninggal dunia.

b. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja,


setelah mengajukan pemberitahuan dan permohonan kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya satu bulan sebelumnya, dan yang
bersangkutan wajib mentransfer atau memindahkan semua pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya kepada pengganti yang ditunjuk PIHAK
PERTAMA.

c. PIHAK KEDUA menderita sakit tetap yang berakibat tidak mungkin


melaksanakan pekerjaan.

d. PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas atau tidak berada dilokasi tugas
tanpa keterangan (mangkir) atau absen karena sebab sebab lain selama 7
(tujuh) hari berturut-turut tanpa izin tertulis dari Fasilitator Kecamatan dan
PJOK.
e. PIHAK KEDUA tidak memenuhi pelaksanaan tugas sebagaimana Rencana
Kerja (dan perubahan jika ada) yang telah disahkan supervisor/atasan.

f. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar nilai evaluasi kinerja reguler


dengan nilai D, 2 kali berturut-turut.

g. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan berkuranganya


kemampuan dana dan atau terganggunya pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan.

h. PIHAK KEDUA dinyatakan pernah dan terbukti melakukan Pelanggaran


Kode Etik Konsultan pada pelaksanaan PPK I, PPK II, PPK III atau PNPM-
PPK.

i. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran Kode Etik Fasilitator atau menjalani


pemeriksaan PIHAK YANG BERWAJIB sebagai TERSANGKA akibat dari
penyimpangan, kelalaian atau tindakan kejahatan serta pelanggaran hukum
terkait PNPM Mandiri Perdesaan atau lainnya.

2. PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA selambat-


lambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan
Kerja, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir b, c, d, e, f dan g, kecuali
butir i dan j.

3. PIHAK KEDUA dapat mengajukan surat pemutusan hubungan kerja secara


sepihak dalam hal sebagai berikut :

a. Apabila PIHAK PERTAMA tidak melakukan kewajiban balas jasa


sebagaimana tercantum dalam pasal 4 dari Perjanjian Kerja ini, dan PIHAK
KEDUA telah melakukan klarifikasi dengan PIHAK PERTAMA secara
tertulis.
b. Jika PIHAK PERTAMA tidak memberikan dukungan administrasi yang
diperlukan oleh PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana mestinya, sedangkan PIHAK KEDUA sudah memberikan
pernyataan tertulis kepada PIHAK PERTAMA sebanyak 3 (tiga) kali
berturut turut dan tidak diperhatikan oleh PIHAK PERTAMA.

4. Selain dari yang tersebut dalam ayat (1) dan ayat (3) pasal ini, maka Perjanjian
Kerja ini dapat dibatalkan dengan persetujuan tertulis kedua belah pihak.

Pasal 7
Berakhirnya Hubungan Kerja
Dengan berakhirnya hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA, maka :
a. PIHAK KEDUA tidak akan mendapatkan uang pesangon dan status
kepegawaian dari PIHAK PERTAMA, kecuali hal-hal yang memang sudah
menjadi hak PIHAK KEDUA dan belum diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA.

b. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh tugas dan tanggung jawabnya


kepada PIHAK PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuknya.

c. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh barang inventaris Program BKPG -


PNPM Mandiri Perdesaan kepada Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
Kecamatan/PjOK lokasi tugas disertai dengan tanda bukti serah terima.

Pasal 8
Lampiran
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja ini,
berupa Kode Etik atau Standar Perilaku (Code of Conduct ) bagi fasilitator, dan
Pedoman Operasional (PO) serta Daftar Imbalan dan Biaya Operasional yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 9
Penutup

Surat Perjanjian Kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah
pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut diatas, dan dibuat dalam rangkap 5
(lima), 4 (empat) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli
tanpa materai, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Biaya Materai dan pengadaan Salinan Surat
Perjanjian Kerja ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

MASDALIFAH,S.Pd Drs. H. M. ALI BASYAH, MM


NIP. 19530909 197502 1 001

Anda mungkin juga menyukai