Anda di halaman 1dari 14

SURAT PERJANJIAN

KONTRAK LUMSUM

Nomor : ….. /PL.220/K5.A/….. /2023


Tanggal/Bulan/2023

TENTANG

PENGADAAN BARANG/JASA
PEMBANGUNAN/REHAB GEDUNG LABORATORIUM KARANTINA PERTANIAN
(KONSTRUKSI FISIK LABORATORIUM KEAMANAN PANGAN)
BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN
TAHUN ANGGARAN 2023

Pada hari ini .......... tanggal ………. bulan ………. tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga Kami
yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : drh. Gatot Santoso.,MSi
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
Alamat : Jl. Pemuda No.64 Kav. 16-17 Rawamangun, Jakarta Timur 13220

Yang ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berdasarkan Surat


Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran Nomor: Nomor: 01/Kpts/KU.010/K5.A/01/2023
tanggal 02 Januari 2023, selaku Pejabat yang melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja, dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA;

2. Nama : ………………………………………………….
Jabatan : ....................................................
Alamat : ....................................................

Sesuai dengan Akte pendirian Nomor : …… tanggal/bulan/tahun, Notaris ………, di


………., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ……….., selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA;

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja
Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Pembangunan/Rehab Gedung Laboratorium
Karantina Pertanian Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian Tahun Anggaran
2023, berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal-
pasal di bawah ini:

PASAL 1
TUGAS PEKERJAAN

1.1. PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan diterima PIHAK
KEDUA, untuk melaksanakan Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
Pembangunan/Rehab Gedung Laboratorium Karantina Pertanian pada Balai

Pihak Pertama : 1
Pihak Kedua :
Besar Uji Standar Karantina Pertanian TA.2023, dengan lingkup pekerjaan
meliputi:

A. PEKERJAAN PERSIAPAN;
B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN;
C. PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PONDASI;
D. PEKERJAAN STRUKTUR;
E. PEKERJAAN ARSITEKTUR;
F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL;
G. PEKERJAAN PLUMBING;
H. PEKERJAAN HYDRANT DAN SPRINGKLER;
I. PEKERJAAN LAINNYA (DUCKTING EXHAUST).

1.2. Pekerjaan tersebut pada ayat 1.1. pasal ini dilaksanakan di Balai Besar Uji
Standar Karantina Pertanian, Jl. Pemuda No.64 Kav. 16-17 Rawamangun,
Jakarta Timur 13220.
1.3. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban kepada PIHAK PERTAMA untuk
mengadakan, melaksanakan, menyelesaikan pekerjaan tersebut pada ayat
1.1. pasal ini sesuai ketentuan dan spesifikasi yang tercantum dalam
kontrak.

PASAL 2
DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1 Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 harus dilaksanakan oleh


PIHAK KEDUA atas dasar referensi-referensi di bawah ini yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini, yaitu:
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 16
Tahun 2018 tentang pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
d. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
18/SE/M/2021 tentang: Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan
Persiapan Pemilihan Untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
e. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
f. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Uji Standar
Karantina Pertanian Tahun Anggaran 2023 Nomor: SP DIPA-
018.12.2.649259/2023 Tanggal 30 November 2022.
g. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan;

2.2 Dasar spesifikasi teknis dan non teknis pelaksanaan pekerjaan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam perjanjian ini, yaitu:
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
b. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
Pembangunan/Rehab Gedung Laboratorium Karantina Pertanian pada
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, beserta gambar;
Pihak Pertama : 2
Pihak Kedua :
c. Petunjuk dan Peringatan tertulis yang diberikan PIHAK PERTAMA dan/
atau Pengawas Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Surat
Perjanjian ini;
d. Selain ketentuan-ketentuan tersebut di atas juga terikat pada
peraturan-peraturan lainnya yang masih berlaku.

PASAL 3
URAIAN DAN VOLUME PEKERJAAN

Uraian dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Pembangunan/Rehab Gedung
Laboratorium Karantina Pertanian pada Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian adalah sebagaimana terlampir pada Lampiran Perjanjian Kontrak ini.

PASAL 4
PENGAWAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan,


pengujian, dan tindakan pengoreksian, maka PIHAK PERTAMA menunjuk
Konsultan Pengawas sebagai pengawas pekerjaan yang bertindak dan atas
nama PIHAK PERTAMA;
4.2. Apabila pengawas yang ditunjuk dalam ayat 4.1. pasal ini berhalangan atau
tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk penggantinya dan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA;
4.3. Setiap saat PIHAK PERTAMA atau yang mewakilinya harus dapat dengan
mudah melakukan pengawasan, pengujian, dan pengoreksian atas setiap
bagian pekerjaan, bahan maupun sumber-sumbernya;
4.4. PIHAK KEDUA harus mematuhi segala perintah/ petunjuk teknis dan
manajemen PIHAK PERTAMA atau yang mewakilinya sesuai kewenangan
yang telah ditentukan.

PASAL 5
BAHAN DAN PERALATAN

5.1. Bahan dan peralatan serta segala sesuatu yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan yang disebutkan dalam Lampiran Uraian dan
Volume Pekerjaan harus disediakan oleh PIHAK KEDUA dalam keadaan
baik dan baru, serta memenuhi ketentuan dan standar yang
dipersyaratkan serta dapat dipertanggungjawabkan;
5.2. PIHAK KEDUA harus mengajukan contoh bahan dan/atau peralatan yang
akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA;
5.3. PIHAK PERTAMA berhak melakukan pengujian terhadap bahan-bahan
dan/atau peralatan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA;
5.4. PIHAK PERTAMA berhak menolak bahan-bahan dan/atau peralatan yang
disediakan oleh PIHAK KEDUA jika kualitas, spesifikasi dan jumlahnya
tidak sesuai dan tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan yang disebutkan dalam Pasal 1 Surat
Perjanjian ini;
5.5. Apabila bahan-bahan dan/atau peralatan tersebut ditolak oleh PIHAK
PERTAMA, maka PIHAK KEDUA harus segera menyingkirkan bahan-bahan
dan/atau peralatan tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu selambat-
lambatnya 2X24 jam, dan segera menggantinya dengan bahan dan/atau
peralatan baru yang memenuhi persyaratan;

Pihak Pertama : 3
Pihak Kedua :
5.6. Apabila bahan-bahan dan/atau peralatan yang digunakan/terpasang
setelah melalui pengujian ternyata tidak memenuhi persyaratan kualifikasi
dan spesifikasi yang telah ditentukan maka PIHAK KEDUA wajib
mengganti/memperbaiki tanpa berhak menuntut kerugian;
5.7. Tidak tersedianya bahan-bahan dan/atau peralatan di pasaran tidak dapat
dijadikan alasan untuk keterlambatan penyelesaian pekerjaan;
5.8. PIHAK KEDUA setelah mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA membuat
tempat atau gudang yang baik dan aman untuk menyimpan bahan-bahan
dan/atau peralatan guna kelancaran pekerjaan;
5.9. PIHAK KEDUA wajib menjaga keamanan bahan-bahan dan/atau peralatan
di lokasi dari kerusakan dan tindakan pencurian;
5.10. PIHAK KEDUA wajib menjaga kebersihan lokasi dan lingkungan dari
kotoran dan/atau polusi yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan-
bahan dan/atau peralatan dalam pelaksanaan pekerjaannya;
5.11. PIHAK KEDUA diwajibkan memaksimalkan penggunaan bahan-bahan dan/
atau peralatan produksi dalam negeri.
5.12. PIHAK KEDUA wajib menyediakan Listrik dan Air Kerja dengan
berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA.

PASAL 6
TENAGA KERJA

6.1. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampil dalam
jumlah cukup sesuai kebutuhan;
6.2. Di lokasi pekerjaan harus selalu ada wakil dari PIHAK KEDUA yang
ditunjuk sebagai Pemimpin Pelaksana/Tenaga Ahli yang mempunyai
wewenang dan kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA dan dapat
menerima/ memberikan/ memutuskan segala petunjuk/ perintah dari
PIHAK PERTAMA;
6.3. Penunjukkan/ penugasan/ penggantian Pemimpin Pelaksana/ Tenaga Ahli
ini harus memenuhi kualifikasi, kemampuan, dan pengalaman yang telah
ditentukan dan mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA;
6.4. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA Pemimpin Pelaksana/
Tenaga Ahli yang digunakan oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi
persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK KEDUA segera mengganti
tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan tersebut;
6.5. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja harian dalam jumlah
cukup dan kualifikasi sesuai dengan volume dan kompleksitas pekerjaan;
6.6. PIHAK KEDUA wajib menyediakan perlengkapan pengamanan untuk
keselamatan tenaga kerja;
6.7. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi
persyaratan kesehatan dan ketertiban bagi para pekerja yang tinggal
sementara di lokasi pekerjaan;
6.8. PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan Asuransi Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) kecelakaan dan kematian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Asuransi tersebut harus memiliki
masa berlaku minimal sampai akhir masa kontrak, dan diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
dikeluarkan Surat Perjanjian Kontrak. Asuransi tersebut bisa dilakukan
menurut variabel jumlah pekerja yang ada di lapangan;
6.9. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan
ditanggung oleh PIHAK KEDUA;
6.10. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab atas segala kerugian (kehilangan
atau kerusakan) PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan orang-orang
yang dipekerjakan olehnya;
Pihak Pertama : 4
Pihak Kedua :
6.11. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK
KEDUA wajib memberikan pertolongan medis sepenuhnya terhadap
korban, seluruh biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA;
6.12. Hubungan antara pekerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur
secara khusus, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
6.13. Semua yang berkaitan dengan persoalan dan tuntutan tenaga kerja
menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya dari PIHAK KEDUA, baik
di dalam maupun di luar pengadilan.

PASAL 7
SUB KONTRAKTOR

7.1. PIHAK KEDUA wajib bekerja sama dengan Sub Kontraktor (Sub Kontraktor
Usaha Kecil termasuk koperasi kecil atau Sub Kontraktor golongan ekonomi
lemah) setempat sesuai dengan bidang keahliannya;
7.2. Apabila suatu bagian pekerjaan akan diserahkan kepada Sub Kontraktor,
maka sebelumnya harus mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA;
7.3. Hubungan antara PIHAK KEDUA dengan Sub Kontraktor menjadi tanggung
jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA;
7.4. Jika ternyata PIHAK KEDUA menyerahkan pekerjaan kepada Sub Kontraktor
tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA
dapat memberlakukan Pasal 20;
7.5. Untuk pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor atas persetujuan
tertulis dari PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA wajib melakukan
koordinasi yang baik dan penuh tanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Sub Kontraktor, dalam hal ini tidak
mengurangi kewenangan pengawas pekerjaan untuk mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan Sub Kontraktor;
7.6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan Sub Kontraktor
dan segala sesuatu yang menyangkut hubungan antar PIHAK KEDUA
dengan Sub Kontraktor;
7.7. Sebelum dilakukan serah terima I (Pertama) Pekerjaan kepada PIHAK
PERTAMA, maka PIHAK KEDUA harus telah menyelesaikan segala urusan
keuangan dengan para Sub Kontraktor;
7.8. Penyimpangan dari ketentuan yang tercantum dalam pasal ini dapat
menyebabkan dihentikannya bagian pelaksanaan pekerjaan yang tersisa
dan akibat yang timbul dari penghentian tersebut menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

PASAL 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

8.1. Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa


Pembangunan/Rehab Gedung Laboratorium Karantina Pertanian Balai
Besar Uji Standar Karantina Pertanian sampai selesai 100 % (seratus
persen) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini
ditetapkan selama 120 (Seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak
tanggal diterbitkannya Surat Perjanjian ini, yaitu tanggal/bulan/tahun dan
berakhir tanggal/bulan/tahun;
8.2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh
PIHAK KEDUA, kecuali terjadi kejadian kahar seperti diatur dalam Pasal 17
Pihak Pertama : 5
Pihak Kedua :
surat Perjanjian ini, atau PIHAK PERTAMA telah memberikan persetujuan
tertulis dan diatur dalam Perjanjian Tambahan (Addendum);
8.3. Pelaksanaan pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
setelah surat Perjanjian ini diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan
telah diterima oleh PIHAK KEDUA;
8.4. Bila 3 (tiga) hari setelah batas akhir waktu yang ditentukan, pekerjaan
belum juga dilaksanakan/dimulai, maka PIHAK KEDUA akan menerima surat
teguran pertama dari PIHAK PERTAMA;
8.5. Apabila 3 (tiga) hari berikutnya pekerjaan belum juga dilaksanakan/
dimulai, maka PIHAK KEDUA akan menerima surat teguran kedua. Apabila
pada hari ke-8 (kedelapan) pekerjaan belum juga dilaksanakan/ dimulai,
maka PIHAK PERTAMA mempunyai kekuatan penuh untuk membatalkan
pelaksanaan pekerjaan tanpa ada tuntutan apapun dari PIHAK KEDUA yang
telah ditunjuk sebagai pemenang dan jaminan pelaksanaan menjadi milik
Negara;
8.6. Apabila pekerjaan telah berjalan, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan
sangat menyimpang dari jadual pekerjaan dan kontrak/ Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS), maka pemutusan kontrak sepihak akan dilaksanakan
untuk menghindari kerugian pada PIHAK PERTAMA. Pemutusan kontrak itu
dilakukan setelah 3 (tiga) kali teguran tanpa ada penjelasan maka jaminan
pelaksanaan akan menjadi milik negara. Semua biaya kerugian akibat
pemutusan hubungan kerja menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. PIHAK
PERTAMA secara sepihak mempunyai wewenang penuh membatalkan Surat
Penetapan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ) yang telah diterbitkan;
8.7. Jika pekerjaan telah selesai (100 %), maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA bersama-sama menandatangani suatu Berita Acara yang bertepatan
dengan kesempatan itu dan menyerahkan pekerjaan untuk pertama kali
serta harus dianggap bahwa segala yang dimaksud dalam kontrak ini telah
terlaksana pada tanggal yang tercantum dalam dokumen ini.

PASAL 9
MASA PEMELIHARAAN

9.1. Masa pemeliharaan Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Pembangunan/Rehab


Gedung Laboratorium Karantina Pertanian Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian adalah 184 (seratus delapan puluh empat) hari kalender atau
selama 6 bulan terhitung sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan
yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik, dan
dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima I (Pertama);
9.2. Apabila selama masa pemeliharaan ternyata terdapat kerusakan-kerusakan
akibat iklim, atau akibat kelalaian/ kesalahan pemakaian/pemasangan
bahan dan/ atau peralatan yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
perjanjian, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan/ penggantian
dan seluruh biaya perbaikan/penggantian ditanggung oleh PIHAK KEDUA;
9.3. Masa pemeliharaan terhitung mulai dari serah terima pekerjaan I (Pertama)
sampai dengan serah terima pekerjaan II (Kedua);
9.4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan perbaikan/ penggantian
sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk PIHAK KETIGA untuk melakukan perbaikan tersebut dengan
biaya dibebankan kepada PIHAK KEDUA;
9.5. Setelah masa pemeliharaan berakhir, PIHAK KEDUA melakukan penyerahan
akhir pekerjaan dan PIHAK PERTAMA menerima penyerahan akhir
pekerjaan tersebut setelah PIHAK KEDUA melaksanakan semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik yang dinyatakan

Pihak Pertama : 6
Pihak Kedua :
dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan II (Kedua), selanjutnya PIHAK
PERTAMA mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

PASAL 10
BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN

10.1. Jumlah biaya pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebesar Rp. ……………..,-
(………………………………………………………………….), yang dibebankan kepada
DIPA Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian Tahun Anggaran 2023.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian Tahun Anggaran 2023 Nomor: SP DIPA-018.12.2.649259/2023
Tanggal 30 November 2022 (MAK. 4586.PBR. 401.413.EB.533121).
10.2. Dalam jumlah biaya pelaksanaan tersebut di atas sudah termasuk segala
pengeluaran PIHAK KEDUA beserta pajak-pajak dan biaya-biaya lainnya
yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku;

PASAL 11
JAMINAN PELAKSANAAN, JAMINAN UANG MUKA,
DAN JAMINAN PEMELIHARAAN

11.1. Jaminan Pelaksanaan


a. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Jaminan
Pelaksanaan Pekerjaan berupa Surat Jaminan yang diterbitkan
oleh Oleh Bank Umum sebesar 5% dari nilai kontrak atau
sebesar 5% x Rp. ………….. ,- = Rp. …………… ,-
(……………………………………………………………………………………………….);
b. Surat Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan tersebut pada ayat 11.1.a pasal
ini menjadi milik negara dan dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA
bilamana terjadi pemutusan perjanjian ini dengan memperhitungkan
prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
c. Masa berlaku Surat Jaminan Pelaksanaan pekerjaan ini sekurang-
kurangnya sampai dengan tanggal Serah Terima Pekerjaan I
(Pertama) berdasarkan kontrak. Apabila terjadi perpanjangan masa
pekerjaan, maka PIHAK KEDUA wajib memperpanjang masa Jaminan
tersebut, dan harus dijamin tidak ada waktu senggang diantaranya;
d. Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah menandatangani Surat
Perjanjian ini, maka Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan menjadi milik
negara dan dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA;
e. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan PIHAK KEDUA sebagai pelaksana
pekerjaan ini, apabila PIHAK KEDUA melanggar melanggar ketentuan
point a ayat 11.1. pasal ini;
f. Setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan
kepada PIHAK PERTAMA maka PIHAK PERTAMA akan mengembalikan
Jaminan Penawaran Harga PIHAK KEDUA;
g. Selanjutnya Surat Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan akan diserahkan
kembali oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah pekerjaan
selesai 100% (seratus persen) dan diterima oleh PIHAK PERTAMA
dalam keadaan baik, yaitu pada saat Serah Terima I (Pertama)
Pekerjaan dan PIHAK KEDUA menyerahkan Jaminan Pemeliharaan
kepada PIHAK PERTAMA berupa Surat Jaminan yang diterbitkan oleh
Bank Umum.

Pihak Pertama : 7
Pihak Kedua :
11.2. Jaminan Uang Muka
a. Sebelum pembayaran pertama berupa uang muka dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib
menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Jaminan Uang Muka berupa
Surat Jaminan yang diterbitkan oleh Oleh Bank Umum/Bank
Pemerintah sebagaimana persyaratan yang ditetapkan Menteri
Keuangan sebesar 20% dari nilai kontrak, yaitu 20% x
Rp………….,- = Rp…………,-
(………………………………………………………………………………);
b. Masa berlaku Jaminan Uang Muka ditetapkan minimal selama 60 (enam
puluh) hari Kalender;
c. Jaminan Uang Muka tersebut dalam ayat 11.2 point a pasal ini akan
diperhitungkan dalam tahap pembayaran selanjutnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 Surat Perjanjian ini;
d. Surat Jaminan Uang muka tersebut dalam ayat 11.2 point a pasal ini
menjadi milik negara dan dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA
bilamana terjadi pemutusan perjanjian ini dengan memperhitungkan
prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
e. Apabila masa berlaku Surat Jaminan Uang Muka dimaksud pada ayat
11.2 point a pasal ini habis/berakhir, sedangkan uang muka belum
habis diperhitungkan, maka PIHAK KEDUA berkewajiban
memperpanjang masa berlaku Surat Jaminan tersebut tanpa ada
tenggang waktu.

11.3. Jaminan Pemeliharaan


a. Selambat-lambatnya pada saat penandatanganan Berita Acara Serah
Terima I (Pertama) Pekerjaan PIHAK KEDUA menyerahkan kepada
PIHAK PERTAMA Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% dari nilai
kontrak atau sebesar 5% X Rp…………….,- = Rp…………….,-
(………………………………………………………………………………………………..);
b. Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya selama 6
(enam) bulan terhitung sejak penandatanganan Berita Acara serah
Terima I (Pertama) Pekerjaan;
c. Jaminan Pemeliharaan akan dikembalikan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA pada saat berakhirnya masa pemeliharaan yang
dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima II (Kedua) Pekerjaan;
d. Ketentuan lain yang diatur untuk Jaminan Pelaksanaan berlaku pula
untuk Jaminan Pemeliharaan.

PASAL 12
TATA CARA PEMBAYARAN

12.1. Pembayaran biaya pelaksanaan pekerjaan tersebut pada Pasal 10 dilakukan


secara bertahap dengan sistem dan jumlah tahap berdasarkan
kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
12.2. Nilai pembayaran setiap tahap maksimum sebesar prestasi pekerjaan yang
telah dilaksanakan dengan perincian sebagai berikut:
a. Pembayaran Uang Muka sebesar 20% (Dua puluh perseratus) dari nilai
kontrak, dibayarkan setelah penyedia memberikan Jaminan Uang Muka
kepada PPK;
b. Pembayaran Termin Pertama (I) sebesar 50% (Lima puluh perseratus)
dari nilai kontrak, setelah dikurangi uang muka sebesar 50% (Lima
puluh perseratus)(apabila Penyedia Jasa mengambil uang muka) dan
setelah progres pekerjaan mencapai 50% (Lima Puluh Perseratus),

Pihak Pertama : 8
Pihak Kedua :
serta dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima persetujuan
kemajuan pekerjaan yang diketahui oleh Konsultan Pengawas.
c. Pembayaran Termin Kedua (II) sebesar 50% (Lima puluh perseratus)
dari nilai kontrak, setelah progres pekerjaan mencapai 100% (Seratus
Perseratus), dapat dicairkan dengan menyerahkan Surat Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (Lima Perseratus) dari nilai kontrak kepada
PPK. Surat Jaminan Pemeliharan dikeluarkan oleh Bank
Umum/Pemerintah.
d. Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan
pembayaran prestasi pekerjaan yaitu: Surat Permohonan Pencairan dari
Pihak Kedua kepada PPK, Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan dari
tim PPHP, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Mutual Check (MC) /
Progres pekerjaan yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas,
Laporan Kemajuan Pekerjaan yang berisi : Laporan Harian, Laporan
Mingguan dan Laporan Bulanan, Foto atau dokumentasi yang telah
dilaksanakan dan disusun sesuai urutannya. Dokumen tambahan
berupa faktur pajak, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama
untuk pekerjaan sebesar 100% (Seratus Perseratus), Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan Kedua pada saat masa pemeliharaan selesai

12.6. Jaminan Pemeliharaan sebagaimana tersebut dalam ayat 12.2.d pasal ini
akan dikembalikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah
masa pemeliharaan berakhir yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah
Terima II (Kedua) Pekerjaan;
12.7. Tahap-tahap pembayaran sebagaimana diuraikan pada ayat 12.2 pasal ini
dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta V yang ditransfer
langsung ke Rekening Bank atas nama …………………., yaitu Bank ...........
Cabang ……………, Nomor Rekening …………….. yang dibebankan kepada
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Uji Standar
Karantina Pertanian Tahun Anggaran 2023 Nomor : SP DIPA-
018.12.2.649259/2023 Tanggal 30 November 2022..
12.8. Pembayaran sebagaimana diuraikan pada ayat 12.2 pasal ini harus sudah
dilaksanakan PIHAK PERTAMA paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
PIHAK KEDUA menyerahkan berkas tagihan lengkap.

PASAL 13
KENAIKAN HARGA

13.1.Kenaikan harga bahan-bahan, peralatan dan upah selama masa


pelaksanaan pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA;
13.2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/ klaim
harga bahan-bahan, alat-alat dan upah tersebut, kecuali apabila terjadi
tindakan/ kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang ekonomi
dan moneter yang diumumkan secara resmi dan telah diatur dalam
peraturan pemerintah, yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

PASAL 14
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

14.1. Segala biaya sehubungan dengan pembuatan surat perjanjian ini, termasuk
biaya materai tempel Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) dibebankan kepada
PIHAK KEDUA;

Pihak Pertama : 9
Pihak Kedua :
14.2. Segala pajak dan retribusi sehubungan dengan pekerjaan ini ditanggung
oleh PIHAK KEDUA dan dilunasi sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

PASAL 15
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

15.1. Perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan


hanya dianggap sah sesudah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA dengan menyebut jenis, volume, dan rincian pekerjaan secara
jelas;
15.2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas
dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum
dalam daftar harga satuan pekerjaan dalam Pasal 10 ayat 10.4 Surat
Perjanjian ini;
15.3. Harga pekerjaan tambah kurang dalam ayat 15.1 dan 15.2 pasal ini
setinggi-tingginya 10% dari nilai kontrak yang sudah termasuk pajak yang
harus dibayarkan oleh PIHAK KEDUA;
15.4. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk
mengubah jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan
tertulis PIHAK PERTAMA;
15.5. Untuk pekerjaan tersebut di atas, dibuat perjanjian tambahan (Addendum);
15.6. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan tambah kurang dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100%.

PASAL 16
SANKSI DAN DENDA

16.1. Jika PIHAK KEDUA melakukan kelalaian dan telah mendapatkan peringatan
tertulis dari PIHAK PERTAMA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut, tetapi
tetap tidak mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam
dokumen Surat Perjanjian ini, maka untuk setiap kali melakukan kelalaian
PIHAK KEDUA wajib membayar “Denda Kelalaian” sebesar 1 ‰ (satu per
seribu) dari nilai kontrak, dengan ketentuan PIHAK KEDUA tetap
berkewajiban memperbaiki kesalahan/kelalaian yang diperingatkan
tersebut;
16.2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam Surat Perjanjian ini
tanpa adanya alasan yang dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA wajib membayar “Denda Keterlambatan” sebesar 1 ‰
(satu per seribu) dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan;
16.3. Denda-denda tersebut dalam pasal ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA
dan akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA;
16.4. Keterlambatan karena keadaan kahar tidak dikenakan denda;
16.5. Apabila denda kumulatif telah mencapai 5 % (lima persen) dari nilai
kontrak, tetapi pekerjaan masih juga belum selesai, maka PIHAK
PERTAMA berhak mengalihkan sisa pekerjaan kepada PIHAK KETIGA atas
biaya PIHAK KEDUA.

Pihak Pertama : 10
Pihak Kedua :
PASAL 17
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

17.1. Yang dimaksud keadaan kahar (force majeure) adalah suatu keadaan yang
terjadi diluar kehendak para pihak, sehingga kewajiban yang ditentukan
dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi;
17.2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah:
17.2.1. Karena peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam (banjir,
gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah
penyakit, dan angin topan), pemogokan, kebakaran, gangguan
industri lainnya;
17.2.2. Peristiwa yang tidak dapat dielakkan itu harus mendapat
pengakuan/ keterangan dari instansi yang berwenang.
17.3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan
oleh perbuatan atau kelalaian para pihak;
17.4. Apabila terjadi keadaan kahar, maka:
17.4.1. PIHAK PERTAMA menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA
bahwa telah terjadi keadaan kahar;
17.4.2. Apabila selama 14 (empat belas) hari sejak terjadinya keadaan
kahar PIHAK PERTAMA tidak membuat pernyataan sebagaimana
disebutkan dalam ayat 17.4.1 pasal ini, maka PIHAK KEDUA
berhak mengajukan keadaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA
untuk mendapat persetujuan tertulis;
17.4.3. Jika dalam waktu 3X24 jam sejak diterimanya pemberitahuan
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA tentang keadaan kahar
tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberi jawabannya, maka
PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya keadaan kahar
tersebut;
17.4.4. PIHAK KEDUA wajib mengamankan lapangan dan segera
menghentikan seluruh kegiatan pekerjaan setelah menerima
pernyataan/ persetujuan tertulis tentang keadaan kahar dari
PIHAK PERTAMA;
17.4.5. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat
keadaan kahar, setelah diperiksa oleh pengawas pekerjaan
konstruksi;
17.4.6. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan
setelah dilakukan perhitungan, dan setelah PIHAK KEDUA
menyelesaikan kewajiban keuangan kepada para pekerjaan harian
dan sub kontraktor.

17.5. Apabila keadaan kahar itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku
ketentuan-ketentuan Pasal 16, 18, dan 20 Surat Perjanjian ini.

PASAL 18
RISIKO

18.1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun karena
kelalaian PIHAK KEDUA sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul;
18.2. Jika pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan-kemacetan akibat tidak
tersedianya bahan dan alat-alat karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka
segala risiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA;
18.3. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini
menimbulkan kerugian PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada
Pihak Pertama : 11
Pihak Kedua :
sangkut paut dengan pekerjaan ini) akibat kelalaian PIHAK KEDUA, maka
segala kerugian ditanggung oleh PIHAK KEDUA;
18.4. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja menjadi beban dan
tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA, atau dengan kata lain bahwa
PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan para
pekerjanya berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, baik didalam
maupun diluar pengadilan;
18.5. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan Pasal 1609
KUH Perdata.

PASAL 19
BAGIAN PEKERJAAN YANG KURANG SEMPURNA

19.1. Dalam waktu yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA harus
memperbaiki bagian pekerjaan yang dinyatakan kurang atau tidak
sempurna;
19.2. Tidak ada hak bagi PIHAK KEDUA untuk mengadakan perpanjangan waktu
pelaksanaan berhubung adanya pekerjaan tersebut pada 19.1 pasal ini;
19.3. Tidak ada hak bagi PIHAK KEDUA untuk memperhitungkan biaya bagian
pekerjaan yang tersebut pada 19.1 pasal ini dalam bentuk biaya pekerjaan
tambahan.

PASAL 20
PEMUTUSAN PERJANJIAN

20.1.PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa


menggunakan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan / teguran
secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak
mengindahkan dalam hal:
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Surat Perjanjian ini
diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tidak memulai
melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam Pasal
1 Surat Perjanjian ini;
b. Dalam waktu 7 (tujuh) hari berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
yang telah dimulainya;
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan ini;
d. Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan PIHAK
PERTAMA sehubungan dengan pekerjaan ini;
e. Jika PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini tidak sesuai dengan
jadual waktu (time schedule) yang telah disetujui oleh PIHAK
PERTAMA;
f. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan
pekerjaan yang ditugaskan;
g. PIHAK KEDUA telah mensubkontrakkan sebagian atau seluruh
pekerjaan kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan tertulis PIHAK
PERTAMA;
h. Apabila jumlah denda kumulatif telah mencapai maksimum 5% (lima
persen) dari jumlah nilai kontrak pekerjaan ini.

Pihak Pertama : 12
Pihak Kedua :
PASAL 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

21.1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka akan
diselesaikan secara musyawarah;
21.2. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah,
maka akan diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi
sebagai ahli wasit yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak,
yang terdiri atas:
21.2.1. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota;
21.2.2. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota;
21.2.3. Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai Ketua, yang disetujui
oleh kedua belah pihak.
21.3. Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat kedua belah pihak dan biaya
penyelesaian perselisihan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak;
21.4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 21.3 pasal ini tidak dapat
diterima oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan
akan dielesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur;
21.5. Penyelesaian melalui Dewan arbitrage, jika terjadi perselisihan atau
ketidaksesuaian paham yang timbul antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, baik selama perkembangan atau setelah penyelesaian atau
setelah pekerjaan ditinggalkan, mengenai pembangunan dari Surat
Perjanjian ini, atau hal apa saja yang timbul, atau ada hubungan dengan
soal-soal itu, maka untuk itu wajib diadakan arbitrage sesuai dengan
Undang-undang arbitrage Republik Indonesia.

PASAL 22
LAPORAN

22.1. Jika sewaktu-waktu diminta PIHAK PERTAMA untuk menyerahkan sebagian


atau keseluruhan dokumen kontrak, laporan, beserta catatan-catatan
selama pelaksanaan di lapangan, maka PIHAK KEDUA harus segera
menyerahkannya kepada PIHAK PERTAMA;
22.2. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan;
22.3. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan-catatan yang jelas dan pasti
mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan;
22.4. Laporan dan catatan tersebut dalam ayat 22.2 dan 22.3 pasal ini dibuat
berbentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada format yagtelah
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, dan harus selalu berada di tempat
pekerjaan;
22.5. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA
foto-foto dokumentasi setiap bagian pekerjaan tentang persiapan,
pelaksanaan dan hasil pekerjaan sampai selesai yang dimasukkan dalam
album dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga);
22.6. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA pada saat
serah terima I (Pertama) pekerjaan, yaitu gambar-gambar sesuai dengan
pelaksanaan (As built drawing) dalam bentuk kalkir dan blue print
sebanyak 4 (empat) set.

Pihak Pertama : 13
Pihak Kedua :
PASAL 23
TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk pelaksanaan perjanjian pekerjaan ini beserta segala akibatnya, kedua


belah pihak telah setuju memilih tempat kedudukan hukum yang tetap di
Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

PASAL 24
LAIN-LAIN

24.1.Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih
lanjut dalam Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan Surat
Perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini;
24.2.Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 8 (delapan), terdiri dari 4 (empat)
set asli dan bermaterai cukup yang mempunyai kekuatan hukum yang
sama, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA,
sedangkan selebihnya diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dan berkaitan

PASAL 25
PENUTUP

Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari
dan tanggal tersebut di atas dan dinyatakan berlaku sejak tanggal diterbitkannya
Surat Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


………………………………………… Pejabat Pembuat Komitmen
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian

.......................................... Drh. Gatot Santoso.,Msi


Direktur NIP.197907222005011001

Pihak Pertama : 14
Pihak Kedua :

Anda mungkin juga menyukai