Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA
BALAI BESAR STANDARDISASI DAN PELAYANAN JASA INDUSTRI AGRO,
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
DENGAN
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK UPT. PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI MUTU
BARANG, DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA
KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU
PERIHAL
PENGUJIAN PRODUK MAKANAN, MINUMAN, DAN PUPUK

Nomor :
Nomor :

Pada hari ini ..... tanggal .... bulan .... tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga, kami yang
bertandatangan di bawah ini:
1. Siti Rohmah Siregar, selaku Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Agro, Badan Penelitian dan Pengembangan lndustri, Kementerian Perindustrian
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan
Jasa Industri Agro, berkedudukan di JI. Ir. H. Juanda Nomor 11 Bogor, yang selanjutnya
disebut PIHAK KESATU.
2. Agung P. Mandahu, selaku Kepala UPT. Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (PSMB),
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Riau
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama UPT. PSMB, Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Riau, berkedudukan di JI.
Dr. Sutomo No.108 Pekanbaru Riau, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK. Berdasarkan kewenangan jabatan masing-masing PARA PIHAK telah sepakat untuk
mengadakan Perjanjian Kerja sama dalam rangka Pengujian Laboratorium yang dituangkan
pada pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Perjanjian kerja sama ini dimaksudkan untuk mengatur Kerja sama kedua belah pihak
dalam hal pelaksanaan Perjanjian Kerja sama dalam rangka Pengujian
Laboratorium.

Paraf Pihak Kesatu Paraf Pihak Kedua

Halaman 1 dari 7
2. Perjanjian kerja sama ini bertujuan untuk mengatur Jasa Pengujian Laboratorium milik
PIHAK KESATU untuk contoh produk dari pelanggan PIHAK KEDUA agar sesuai dengan
parameter, target waktu, dan pembayaran biaya jasa laboratorium yang telah ditentukan
dan disepakati dalam perjanjian ini.

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup Perjanjian Kerja sama ini meliputi:


1. Pelaksanaan pengujian laboratorium contoh produk sesuai dengan parameter yang
diminta oleh PIHAK KEDUA untuk jenis ruang lingkup dan nomor SNI yaitu:
a. Air Mineral (SNI 3553 : 2015/ revisinya)
b. Air Demineral (SNI 6241 : 2015/ revisinya)
c. Minyak Goreng Sawit (SNI 7709: 2012/ revisinya)
d. Pupuk Tripe! Superfosfat (SNI 02-0086:2005/ revisinya)
e. Pupuk Amonium Sulfat (SNI 02-1760:2005/ revisinya)
f. Pupuk Super Fosfat (SP-36) (SNI 02-3769:2005/ revisinya)
g. Pupuk Urea (SNI 2801:2010/ revisinya)
h. Pupuk NPK Padat (SNI 2803:2012/ revisinya)
i. Pupuk Fosfat Alam untuk Pertanian (SNI 02-3776:2005/ revisinya)
j. Pupuk Kalium Klorida (SNI 02-2805:2005/ revisinya)
k. Garam konsumsi Beriodium (SNI 3556:2016/ revisinya)
I. Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan (SNI 3751:2009/ revisinya)
Berkenaan dengan proses sertifikasi produk yang diajukan oleh perusahaan pemohon/
pelanggan dari PIHAK KEDUA.
2. Jumlah atau volume contoh produk yang akan diuji sesuai Surat Permohonan Pengujian
Contoh (SPPC) pada saat PIHAK KEDUA mengirimkan contoh.
3. Dalam pelaksanaan Peranjian Kerja sama ini PARA PIHAK tunduk pada ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku menurut Hukum Republik Indonesia.

Pasal 3
PELAKSANAAN

1. PIHAK KESATU akan melaksanakan jasa pengujian laboratorium sesuai Pasal 2 dengan
menggunakan sarana, prasarana, SDM PIHAK KESATU dan dibiayai sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.
2. PARA PIHAK sepakat hasil pengujian laboratorium yang diperoleh akan dimanfaatkan
oleh PIHAK KEDUA

Pasal 4
MULAI BERLAKU, JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN

1. Kerja sama dalam Perjanjian Kerja sama ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh
perwakilan dari Para Pihak.

Paraf Pihak Kesatu Paraf Pihak Kedua

Halaman 2 dari 7
2. Kerja sama dalam Perjanjian Kerja sama ini akan berlangsung selama jangka waktu 3
(tiga) tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani dan berakhir pada tanggal 5 Mei
2023 dan dapat diperpanjang melalui kesepakatan Para Pihak.
3. Masing-masing Pihak dapat mengakhiri Perjanjian Kerja sama ini setiap saat dengan
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran yang dimaksud.
4. Pengakhiran kerja sama dalam Perjanjian kerja sama ini tidak akan mempengaruhi
pelaksanaan setiap proyek atau kegiatan yang masih berlangsung pada waktu
pengakhiran sampai dengan penyelesaian proyek atau kegiatan tersebut.

Pasal 5
HASIL ANALISIS

PIHAK KESATU berkewajiban menyerahkan hasil analisis dengan ketentuan sebagai


berikut:
1. Hasil analisis (Report of Analysis) akan diterbitkan setelah seluruh analisis/uji selesai
dikerjakan;
2. Hasil analisis (Report of Analysis) untuk uji regular diserahkan 18 (delapan belas) hari
kerja sejak tanggal penerimaan contoh di Laboratorium Pengujian BBSPJIA sedangkan
uji cepat/Biaya Kesepakatan Bersama (BKB) diserahkan 9 (sembilan) hari kerja sejak
tanggal penerimaan contoh di Laboratorium Pengujian BBSPJIA;
3. Hasil analisa (Report of Analysis) yang asli diserahkan setelah PIHAK KEDUA melunasi
seluruh biaya analisa pengujian, apabila diperlukan PIHAK KESATU dapat menerbitkan
salinan Laporan Hasil Uji melalui surat elektronik;
4. Hasil analisis (Report of Analysis) berupa 1 (satu) lembar asli dan 1 (satu) lembar salinan;
5. Hasil analisis (Report of Analysis) merupakan data rahasia bagi PIHAK KEDUA, sehingga
PIHAK KESATU diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan Laporan Hasil Analisis (Report of
Analysis) tersebut dan tidak untuk dipublikasikan kepada pihak manapun.

Pasal 6
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran biaya pengujian laboratorium oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU,
diatur sebagai berikut:
1. Biaya pelaksanaan Kerja sama ini dibebankan kepada pelanggan PIHAK KEDUA, sesuai
Keputusan Kepala Badan Layanan Umum Balai Besar lndustri Agro No 188 Tahun 2019
tentang Petunjuk Teknis Penentuan Tarif Jasa Layanan pada Badan Layanan Umum
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro.
2. Pembayaran sebesar 100% selambat-lambatnya 20 Hari Kerja, setelah PIHAK KESATU
memberikan invoice kepada PIHAK KEDUA.
3. Pembayaran dilakukan secara transfer melalui Bank Mandiri Cabang Bogar Juanda Jalan
Ir. H. Juanda No. 12, Bogar an. RPL 023 BBIA utk Operasional BLU Rekening Nomor
(dalam rupiah) 133.0010.8277.72.
4. Biaya kliring transfer dibebankan kepada PIHAK KEDUA dikarenakan transfer dari Bank
PIHAK KEDUA yang berbeda.

Paraf Pihak Kesatu Paraf Pihak Kedua

Halaman 3 dari 7
5. Pembayaran tidak termasuk pajak, mengingat PIHAK KESATU bukan Pengusaha Kena
Pajak (PKP)
6. Tagihan (Invoice) kepada pelanggan PIHAK KEDUA ditujukan kepada:
Alamat Penagihan:
Nama : Kepala UPT. Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Riau
Alamat : JI. Dr. Sutomo No. 108 Pekanbaru Riau
Telepon : 0761-21325
Fax : 0761-22173/0761-23125

Pasal 7
KEPEMILIKAN HASIL DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Setiap Kekayaan lntelektual yang timbul dari pelaksanaan kerja sama berdasarkan
Memorandum ini akan dikaji sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pasal 8
KEWAJIBAN DAN HAK PARA PIHAK

1. Kewajiban PIHAK KESATU adalah:


a. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA;
b. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
telah disepakati.
2. Hak PIHAK KESATU adalah menerima pembayaran dari PIHAK KEDUA sejumlah uang
yang telah ditentukan.
3. Kewajiban PIHAK KEDUA adalah membayar pekerjaan sesuai TARIF BIAYA yang
tertuang di dalam Surat Permohonan Pengujian Contoh (SPPC) yang telah disepakati
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
4. Hak PIHAK KEDUA adalah :
a. Memperoleh hasil pekerjaan dari PIHAK KESATU sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam pasal 4;
b. Mendapatkan penjelasan atau informasi teknis yang diperlukan terkait dengan
pengujian yang diminta.

Pasal 9
KERAHASIAAN

1. Masing-masing PIHAK akan menjaga kerahasiaan dokumen, informasi, dan data lain
yang diterima dari atau diberikan kepada Pihak lainnya secara langsung atau tidak
langsung dalam pelaksanaan kerja sama berdasarkan Perjanjian Kerja sama ini.
2. Tidak satupun dari Para Pihak yang boleh membuka informasi rahasia yang diterima dari
Pihak lain dalam kerja sama berdasarkan Perjanjian Kerja sama tanpa mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Pihak lainnya tersebut.

Paraf Pihak Kesatu Paraf Pihak Kedua

Halaman 4 dari 7
Pasal 10
MONITORING DAN EVALUASI

PARA PIHAK secara bersama-sama melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
Perjanjian Kerja sama ini paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun.

Pasal 11
AMANDEMEN DAN ADDENDUM

1. Apabila terjadi perubahan dalam isi Perjanjian Kerja sama ini akibat adanya perubahan
kesepakatan PARA PIHAK dapat dilakukan melalui AMANDEMEN yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja sama ini.
2. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja sama ini akan diatur lebih lanjut
dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dalam bentuk ADDENDUM yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja sama ini.

Pasal 12
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

1. Para Pihak tidak bertanggung jawab atas keterlambatan dan/atau kegagalan dalam
memenuhi Perjanjian Kerja sama ini, baik langsung maupun tidak langsung dikarenakan
oleh keadaan Keadaan Kahar atau Keadaan Memaksa (Force Majeure), yaitu keadaan di
luar kendali dan kemampuan Para Pihak.
2. Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk namun tidak terbatas
pada pada keadaan sebagai berikut:
a. Gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, kebakaran, wabah penyakit dan/atau
epidemi, dan bencana alam lainnya;
b. Bencana nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah;
c. Pemogokan umum, huru hara politik, perang, dan pemberontakan;
d. Adanya perubahan atau penetapan hukum dan/atau perubahan Peraturan Perundang
undangan oleh Pemerintah yang mengakibatkan tidak dapat berlangsungnya
Perjanjian Kerja Sama ini.
3. Dalam hal terjadinya Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sehingga
mempengaruhi kewajiban salah satu Pihak, maka Pihak yang mengalami Keadaan Kahar
dimaksud harus memberitahukan kepada Pihak lainnya mengenai terjadinya Keadaan
Kahar selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak terjadinya Keadaan Kahar
dimaksud.
4. Apabila dalam 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 belum atau tidak disampaikannya tanggapan dari Pihak yang
menerima pemberitahuan, maka adanya peristiwa dimaksud dianggap sebagai
persetujuan dari Pihak yang menerima pemberitahuan.
5. Pihak yang mengalami Keadaan Kahar harus melaksanakan kembali kewajibannya
sesuai dengan Perjanjian Kerja sama setelah Keadaan Kahar berakhir.

Paraf Pihak Kesatu Paraf Pihak Kedua

Halaman 5 dari 7
6. Keadaan Kahar yang mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan Perjanjian Kerja sama
ini baik sebagian maupun seluruhnya tidak menjadi alasan untuk pengakhiran atau
pembatalan Perjanjian Kerja sama ini.

Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila timbul perselisihan antar PARA PIHAK dengan adanya Perjanjian Kerja sama ini
beserta lampiran-lampirannya dan/atau amandemen-amandemennya yang akan dibuat
dikemudian hari, maka PARA PIHAK akan menyelesaikan dengan cara musyawarah
untuk mencapai mufakat.
2. Dalam hal masih belum didapat penyelesaian terhadap tuntutan atau perselisihan melalui
musyawarah, maka akan diselesaikan menurut jalur hukum.
3. Mengenai pelaksanaan perjanjian ini dan dalam rangka penyelesaian jika terjadi
perselisihan, PARA PIHAK sepakat untuk memilih domisili hukum tetap di Pengadilan
Negeri Bogor, Jawa Barat.

Pasal 14
TIDAK TERLIBAT PELANGGARAN HUKUM

1. PIHAK KEDUA tidak pernah dan tidak sedang terlibat dalam masalah pelanggaran/
melakukan tindak pidana atau perdata, sengketa, tuntutan, gugatan maupun
persoalan/masalah hukum lainnya baik di tingkat penyelidikan, penyidikan, penuntutan
maupun di hadapan Pengadilan dan/atau badan arbitrase di manapun baik yang
melibatkan diri pribadi maupun perusahaan, dibuktikan dengan surat pernyataan yang
ditandatangani di atas materai berkekuatan hukum.
2. Apabila dikemudian hari Pihak KEDUA ternyata terlibat pelanggaran hukum maka PIHAK
KESATU akan memutuskan Kerja sama secara sepihak.

Pasal 15
PENUTUP

Demikian Perjanjian Kerja sama ini dibuat dengan itikad baik dari PARA PIHAK dalam
rangkap 2 (dua) asli yang masing-masing bermeterai cukup yang mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan setiap pihak mendapatkan 1 (satu) rangkap asli untuk dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, dan mulai berlaku tanggal sebagaimana
disebutkan pada awal Perjanjian Kerja sama ini.

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA,

SITI ROHMAH SIREGAR AGUNG P. MANDAHU


Kepala Balai Standardisasi dan Kepala UPT. PSMB
Pelayanan Jasa Industri Agro Disperindagkop&ukm Prov. Riau

Paraf Pihak Kesatu Paraf Pihak Kedua

Halaman 6 dari 7
Paraf Pihak Kesatu Paraf Pihak Kedua

Halaman 7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai