ANTARA
PT. BINAKARSA MANDIRI
DENGAN
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAMBI
TENTANG
PENYEDIAAN TENAGA SATUAN PENGAMANAN
Pada hari ini, Selasa tanggal tiga puluh bulan Desember, tahun dua ribu tiga belas (30– 12-
2013), bertempat di Jambi, yang bertandatangan di bawah ini:
I. PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAMBI, beralamat di Jalan Jendral A. Yani No.
18 Telanai Pura Jambi 36122 yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik
Indonesia dengan Akta Pendirian Nomor 6 tertanggal 12 Februari 1959 yang dibuat
dihadapan notaris Adi Putra Parlindungan, S.H., Notaris di Jambi dan terakhir
dirubah dengan akta Nomor 1 tanggal 1 Februari 2007 yang dibuat dihadapan Robert
Faisal, S.H., Notaris di Jambi dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. W20-00061 HT.01.01-TH2007 dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI tertanggal 10 Juli 2007 No. 55 serta
Keputusan Deputi Gubernur BI No. 9/59/KEP.GBI/2007 tertanggal 13 Nopember
2007 dalam hal ini diwakili secara sah oleh SUBEKTI HERIYANTO selaku Direktur
Utama dan H. ZULYANI M. JAZID, SE. MM selaku Direktur Umum PT. Bank
Pembangunan Daerah Jambi yang diangkat melalui Surat Keputusan Gubernur Jambi
Nomor 821.22/1020/BKD tanggal 22 November 2011 Tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Anggota Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
II. PT. BINAKARSA MANDIRI, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan
Anggaran Dasar sesuai dengan Akta nomor 37 tanggal 22 Nopember 2006 yang
dibuat oleh Ismet Taufik, SH, Notaris di Jambi dan telah memperoleh persetujuan
dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan Nomor C-03558 HT.01.01-TH.2007 tanggal 19 Nopember 2007,
berkedudukan di Jalan Hos Cokroaminoto Nomor 1D Simpang Kawat Kota Jambi
336129 yang diwakili oleh H. PARTA KUSUMA sebagai Direktur Utama yang secara
sah bertindak untuk mewakili Direksi PT. Binakarsa Mandiri, selanjutnya disebut
PHAK KEDUA.
1
Secara bersama-sama PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut ”PARA PIHAK”.
Dengan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA adalah Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang
jasa perbankan sesuai dengan UU No. 07 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang
terakhir telah dirubah dengan UU No. 10 Tahun 1998.
b. PIHAK KEDUA adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dibidang Jasa
Pengelolaan Tenaga Kerja Pengamanan (SATPAM) Non Organik.
c. Bahwa untuk menunjang kegiatan usahanya, PIHAK PERTAMA menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan / kegiatan penunjang diluar kegiatan usahanya kepada PIHAK
KEDUA sejak Oktober 2011 sebagai mana surat perjanjian antara PARA PIHAK yang
terdiri dari :
1. No.11/PKS-BPDJ/10/2011 tgl.26-10-2011 dan telah diperpanjang sampai dengan
Addendum ke-III No.24/PKS-BPDJ/10/2013 tgl. 28-10-2013.
2. No.26.08/PKS-BPDJ/08/2012 tgl.10-08-2012 dan diperpanjang satu kali dengan
Addendum No.15a.08/PKS-BPDJ/08/2013 tgl.13-08-2013.
3. No.03.03/PKS-BPDJ/03/2013 tgl.15-03-2013 dan diperpanjang sampai dengan
Addendum ke-II No.23/PKS-BPDJ/10/2013 tgl.28-10-2013.
d. Bahwa berdasarkan hasil evaluasi kinerja PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai mana yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja pada
huruf c diatas dan semuanya akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, maka
PIHAK PERTAMA memutuskan untuk melanjutkan Kerja Sama mengenai
Pengelolaan Tenaga Kerja Pengamanan (Satpam) Non Organik dengan PIHAK KEDUA
yang disepakati oleh PARA PIHAK dalam satu kontrak dalam bentuk Kontrak
Payung.
Sehubungan dengan hal-hal yang telah diterangkan di atas, maka PARA PIHAK dengan ini
sepakat untuk mengikatkan diri satu dengan yang lainnya dalam perjanjian dengan
persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
DEFINISI
1. Kontak Payung merupakan kontrak harga satuan yang disepakati PARA PIHAK untuk
menjamin harga barang/ jasa yang lebih efisien, ketersediaan barang/ jasa terjamin
dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan
yang belum dapat ditentukan pada saat kontrak ditandatangani.
2. Kontrak Harga Satuan adalah kontrak yang memiliki ketetapan harga yang pasti dan
tetap untuk setiap satuan unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu,
volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani.
2
3. Jasa Satuan Pengamanan (SATPAM) adalah bidang usaha yang dijalankan oleh
PIHAK KEDUA berdasarkan perizinan sesuai ketentuan yang berlaku, dilakukan oleh
satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh PIHAK KEDUA untuk melakukan
keamanan fisik (physical security) dalam rangka penyelenggaraan keamanan
swakarsa di lingkungan kerja PIHAK PERTAMA.
4. Standard Operating Procedures (SOP) adalah mekanisme dan sistem yang berlaku di
lingkungan kerja PIHAK PERTAMA dan merupakan pedoman dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab SATPAM yang secara langsung merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Kerjasa Sama ini.
5. Hari Kerja adalah hari yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan jasa
pengamanan oleh PIHAK KEDUA yakni 5(lima) hari dalam 1(satu) minggu (senin
sampai dengan jumat), kecuali ditetapkan sebagai Hari Libur oleh Pemerintah atau
instansi berwenang seperti Hari Besar Keagamaan dan / atau Hari Libur Nasional.
6. Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan jasa pengamanan dalam 1(satu)
Hari Kerja yang disepakati PARA PIHAK, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau
malam hari.
7. Jam Kerja Lembur adalah waktu untuk melakukan pekerjaan jasa pengamanan
melebihi Jam Kerja dan / atau diluar Hari Kerja.
8. Shift adalah pengaturan pembagian kelompok kerja berdasarkan Jam Kerja selama
24 jam atau satu hari penuh.
9. Upah Kerja adalah biaya yang harus dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA atas penggunaan jasa sejumlah tenaga pengamanan yang disediakan oleh
PIHAK KEDUA berdasarkan permintaan dari PIHAK PERTAMA dikalikan dengan Upah
Kerja perorang yang telah disepakati.
10. Hari Kalender adalah semua hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender tanpa
terkecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-
waktu oleh Pemerintah.
Pasal 2
LINGKUP KERJASAMA
2. Jumlah tenaga SATPAM yang disediakan oleh PIHAK KEDUA akan ditentukan
kemudian sesuai dengan permintaan PIHAK PERTAMA
3
3. PARA PIHAK saling menegaskan bahwa perjanjian ini tidak dimaksudkan untuk
dijadikan dasar atau alasan menuntut atau merupakan tahap dijadikan tenaga kerja
PIHAK PERTAMA baik tetap maupun tidak tetap.
4. Petugas SATPAM yang ditempatkan adalah merupakan tenaga kerja dari PIHAK
KEDUA dan dengan demikian semua hal yang menyangkut ketentuan
ketenagakerjaan petugas SATPAM tersebut adalah menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
5. Sasaran yang diamankan oleh Petugas Keamanan selama masa tugasnya adalah :
a. Manajemen Bank Jambi yang terdiri dari Direksi dan Dewan Komisaris terhadap
gangguan tertentu khususnya kriminalitas seperti perampokan, penculikan,
penganiayaan, pemerasan dan sebagainya;
c. Instalasi dan Material milik PIHAK PERTAMA meliputi bangunan gedung, diesel,
instalasi listrik, gas, air, gudang material, gudang sparepart, gudang persediaan
dan lain sebagainya termasuk peralatan elektronik seperti Air Conditioner,
peralatan CCTV;
e. Aktivitas mekanisme kerja di lingkungan area jaga, dan atau hal-hal lain yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 3
TEMPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA adalah dalam wilayah kerja
operasional PIHAK PERTAMA atsu dilaksanakan ditempat yang ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA.
2. Lokasi penugasan petugas SATPAM tidak bersifat tetap dan dapat dilakukan relokasi
penugasan sesuai kepentingan dan kebutuhan PIHAK PERTAMA.
4
Pasal 4
KEWAJIBAN, TANGGUNG JAWAB DAN LARANGAN
a. Menyediakan tenaga kerja yang sehat, cakap, teliti, terampil, berkelakuan baik,
sopan, jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan menguasai bidang tugas
dan pekerjaannya serta tidak pernah melakukan tindakan pidana, tidak
mengkonsumsi narkoba da atau obat-obatan jenis psykotropika lainnya serta
tidak mengkonsumsi jenis minuman-minuman berakohol dan memabukan,
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan memuaskan PIHAK
PERTAMA.
e. Mengganti tenaga kerja yang ditugaskan bila PIHAK PERTAMA dengan alasan
tertentu tidak menghendaki atau tidak menyetujui tenaga kerja tersebut.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas keselamatan tenaga kerjanya dan atau
perbuatan baik langsung maupun tidak langsung yang menimbulkan kerugian pada
PIHAK PERTAMA disebabkan oleh kesengajaan ataupun kelalaian tenaga kerja
PIHAK KEDUA.
3. Dalam hal terjadi kasus pelangaran yang terjadi dilingkungan operasional kerja
PIHAK PERTAMA baik secara langsung maupun tidak langsung melibatkan
tenagakerja PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA memberikan kewenangan kepada
PIHAK PERTAMA untuk melakukan pemeriksaan dan atau meminta keterangan dari
tenaga kerja PIHAK KEDUA dimaksud.
5
4. PIHAK KEDUA berikut tenaga kerjanya dilarang dengan atau tanpa syarat dan atau
dengan alasan apapun untuk memasuki, memeriksa dan atau mengetahui keadaan
areal dan atau ruangan kantor tertentu yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA
tanpa izin atau perintah tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA berikut tenaga kerjanya dilarang dengan alasan apapun memberikan
keerangan baik secara lisan maupun tertulis menyangkut hal-hal mengenai PIHAK
PERTAMA yangmenurut ketentuan perundang-undangan patut dirahasiakan baik
selama berlakunya Perjanjian maupun sesudah berakhirnya Perjanjian ini.
6. Tenaga Kerja PIHAK KEDUA yang ditugaskan sebagai SATPAM pada lingkungan kerja
PIHAK PERTAMA, harus tunduk terhadap peraturan dan ketentuan yang disepakati
oleh PARA PIHAK dalam Perjanjian ini.
PASAL 5
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
2. PIHAK KEDUA diwajibkan mengatur tenaga kerjanya bila ada kegiatan PIHAK
PERTAMA yang dilaksanakan diluar Jam dan Hari Kerja yang melibatkan tenaga kerja
PIHAK KEDUA.
PASAL 6
SISTEM KEPEGAWAIAN
2. PARA PIHAK sepakat untuk perhitungan pembayaran uang Kerja Lembur mengikuti
Ketentuan yang diatur dalam Keputusan MENAKERTRANS
No.Kep.102/Men/VI/2004.
PASAL 7
BIAYA – BIAYA
PASAL 8
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN EVALUASI
PASAL 9
TEGURAN
1. PIHAK PERTAMA berhak menegur PIHAK KEDUA secara tertulis apabila berdasarkan
hasil evaluasi dan atau pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
dalam bulan yang bersangkutan, ternyata PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana yang disepakati dalam Perjanjian ini.
3. Dalam hal PIHAK PERTAMA mengeluarkan Surat Peringatan kepada PIHAK KEDUA,
tidak harus berdasarkan urut-urutannya, namun akan dinilai dari besar atau kecilnya
dan atau berat ringannya dampak yang ditimbulkan oleh kesalahan dan atau
pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dan atau tenaga kerjanya.
PASAL 10
TARIF HARGA DAN PEMBAYARAN
1. Tarif Harga yang disepakati PARA PIHAK adalah harga satuan per orang per bulan
sebesar Rp.3.181.059,- (tiga juta seratus delapan puluh satu ribu lima puluh
sembilan rupiah) dengan perincian sebagai mana dimuat dalam Lampiran I (satu)
dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.
8
tanggung jawab PIHAK KEDUA dan dipungut oleh PIHAK PERTAMA pada tanggal
dilaksanakannya pembayaran untuk disetorkan ke Kantor Kas Negara.
6. Pembayaran Jasa Pengamanan dilakukan atas dasar tagihan PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA dengan disertai lampiran :
a. Kwitansi rangkap 3 (tiga) dengan dibubuhi materai sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. Faktur Pajak Standar
c. Daftar Petugas SATPAM yang melaksanakan tugas pengamanan dalam bulan
laporan.
d. Berita Acara Penambahan dan atau Pengurangan Petugas SATPAM dalam bulan
pembayaran.
e. Laporan Pelaksanaan Tugas Bulanan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
sesuai format laporan bulanan pada Lampiran II (dua).
7. Semua Lampiran yang menyertai surat tagihan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA harus ditandatangani dan dibubuhi cap perusahaan.
8. Tarif Harga sebagai mana dimaksud ayat 1 (satu) Pasal ini, dapat dilakukan
peninjauan kembali oleh PARA PIHAK pada saat berakhirnya masa perjanjian
sebagai mana diatur pada Pasal 12 (dua belas) Perjanjian ini.
PASAL 11
LEMBUR
1. Pelaksanaan tugas pengamanan yang dilaksanakan diluar Hari Kerja dan atau
melebihi Jam Kerja, diperhitungan sebagai Jam Kerja Lembur.
3. Tarif perhitungan Upah Kerja atas pelaksanaan tugas yang melebihi Jam Kerja dan
atau diluar Hari Kerja mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
KEP.102/MEN/VI/2004 tanggal 25 Juni 2004.
4. Pembayaran Upah Kerja Lembur oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas
dasar tagihan yang diajukan oleh PIHA PIHAK KEDUA dengan melampirkan Surat
Perintah Lembur yang telah disetujui oleh Pejabat Berwenang pada Unit Organisasi
PIHAK PERTAMA.
5. Tagihan Upah Kerja Lembur diajukan oleh PIHAK KEDUA setiap bulan paling lambat
tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya dan akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya tanggal 20 (dua puluh) setiap bulannya
melalui Rekening PIHAK KEDUA sebagai mana diatur pada Pasal 10 (sepuluh) Ayat 4
(empat) Perjanjian ini.
9
PASAL 12
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama 12 (dua belas) bulan terhitung
sejak tanggal 01 Januari 2014 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014.
2. Perjanjian ini akan mengalami perpanjangan secara otomatis untuk jangka waktu
yang sama sebagai mana yang disepakati PARA PIHAK pada ayat 1 (satu) Pasal ini
Sepanjang tidak ada pemberitahuan melalui surat resmi dari PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA minimal 2 (dua) bulan terhitung tanggal berakhirnya
Perjanjian ini.
PASAL 13
AUDIT / PEMERIKSAAN
3. Memenuhi PBI No.13/25/PBI/2011 pasal 10 ayat (2) HURUF “e” angka “7” PIHAK
KEDUA bersedia memberikan akses kepada Bank Indonesia, BPK dan BPKP bersama-
sama dengan PIHAK PERTAMA untuk melakukan pemeriksaan apabila diperlukan.
PASAL 14
SANKSI
10
pembayaran dari total tagihan yang diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA.
PASAL 15
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini akan berakhir dengan sendirinya sesuai dengan jangka waktu yang
disepakati oleh PARA PIHAK sebagai mana yang diatur dalam Pasal 12 (dua belas)
Perjanjian ini.
2. Dalam hal perjanjian ini tidak akan diperpanjang jangka waktunya, maka pihak yang
bermaksud mengakhiri perjanjian ini sampai waktu yang disepakati pada Pasal 11
(sebelas) Ayat 1 (satu) Perjanjian ini, wajib memeritahukan maksudnya itu kepada
pihak lain secara tertulis selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kelander
sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian ini.
3. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak sebelum jangka
waktu perjajian, jika PIHAK KEDUA tidak menindaklanjuti surat teguran yang
disampaikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sampai dikeluarkannya
SURAT TEGURAN KETIGA sebagai mana diatur dalam Pasal 9 Ayat 2 (dua) perjanjian
ini.
4. PIHAK KEDUA dapat mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak apabila denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 (tiga belas) Ayat (1) Perjanjian ini, telah
melebihi setinggi-tingginya 5% (lima per seratus) dari total tagihan yang masih harus
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
5. Pelaksanaan pengakhiran Perjanjian berdasarkan ketentuan ayat (1) Pasal ini, tidak
mengurangi hak dan kewajiban PARA PIHAK yang timbul dan masih harus
diselesaikan oleh PARA PIHAK berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Perjanjian ini.
6. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat
mengenyampingkan ketentuan Pasal 1266 Undang-undang Hukum Perdata.
PASAL 16
KEADAAN MEMAKSA
11
a. Bencana alam (gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai, angin topan, dan lain-
lain);
b. Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemi
wabah penyakit;
c. Kebakaran dan sabotase;
d. Terjadinya keadaan memaksa yang dinyatakan/diumumkan secara resmi oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan/atau Peraturan Pemerintah mengenai
keadaan bahaya, sehingga terpaksa tidak dapat memenuhi kewajibannya atau
menghentikan pekerjaannya.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa, pihak yang mengalami keadaan memaksa harus
memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kalender sejak terjadinya keadaan memaksa disertai dengan bukti-bukti
yang dapat dipertanggungjawabkan dan disahkan oleh pihak berwenang dalam jangka
waktu 3x24 jam sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut.
3. Atas pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat (2), pihak lain yang tidak mengalami
keadaaan memaksa wajib memberikan tanggapan secara tertulis dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya
pemberitahuan tersebut.
4. Keadaan memaksa tidak dianggap sebagai suatu peristiwa keadaan memaksa oleh
pihak lainnya, apabila pihak yang mengalami keadaan memaksa terlambat atau lalai
menyampaikan pemberitahuan kepada pihak lainnya mengenai keadaan memaksa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini disertai dengan bukti-bukti yang cukup
untuk mendukung fakta yang ada dan alasan keterlambatan atau kelalaian yang harus
dapat dibuktikan oleh pihak yang mengalami keadaan memaksa, maka ketentuan-
ketentuan dalam Perjanjian ini tetap berlaku.
5. Apabila terjadi keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan pihak
yang mengalami keadaan memaksa telah melaporkan sebagaimana diatur dalam ayat
(2), maka segala kewajiban dari pihak yang mengalami keadaan memaksa yang timbul
dari Perjanjian ini menjadi gugur dan segala resiko serta kerugian yang timbul menjadi
tanggung jawab pihak yang tidak mengalami keadaan memaksa.
PASAL 17
PENYELESAIAN MASALAH
12
2. Apabila upaya penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
ini tidak mencapai kesepakatan, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya melalui
Pengadilan Negeri Jambi.
PASAL 18
DOMISILI HUKUM
Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya, paa para pihak sepakat memilih tempat
kedudukan yangtetap dan umum do di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jambi.
PasaL 19
KORESPONDENSI
1. Semua surat–menyurat atau pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing
pihak kepada pihak lain mengenai atau sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan
secara langsung, surat tercatat, faksimile atau melalui perusahaan ekspedisi (kurir) ke
alamat-alamat yang tersebut dibawah ini:
a. Nama : PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAMBI
Alamat : Jl. Jend. A. Yani No.18 Telanaipura Jambi
Telp : 0741 – 60665 , 60416
Fax : 0741 – 64882
b. Pada hari kerja ketiga, apabila pemberitahuan tersebut dikirimkan melalui pos
yang dibuktikan dengan resi pengirim pos tercatat;
c. Pada hari yang sama, apabila pemberitahuan tersebut dikirimkan melalui faksimile
dengan hasil baik.
3. Dalam hal terjadi perubahan alamat, nomor telepon dan/atau nomor faksimile yang
tercatat pada masing-masing pihak, maka pihak yang mengalami perubahan wajib
memberitahukan perihal perubahan tersebut kepada pihak lain dalam Perjanjian ini
secara tertulis paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum adanya perubahan dimaksud.
Jika perubahan tersebut tidak diberitahukan kepada pihak lainnya, maka
13
pemberitahuan-pemberitahuan berdasarkan Perjanjian ini dianggap telah diberikan
semestinya dengan dikirimnya pemberitahuan tersebut secara langsung, surat
tercatat, faksimile atau sejak diserahkan kepada perusahaan ekspedisi (kurir) yang
ditujukan ke alamat, nomor telepon dan/atau nomor faksimile terakhir yang
diketahui/tercatat pada masing-masing pihak.
PASAL 20
ADDENDUM
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, PARA PIHAK
sepakat untuk yang bersifat teknis dan berkaitan langsung dengan yang diperjanjikan,
akan dituangkan dalam suatu Perjanjian Tambahan (addendum) atau dokumen lain yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini dan tetap
memperhatikan ketentuan-ketentuan serta peraturan-peraturan yang berlaku.
PASAL 21
LAIN-LAIN
1. PARA PIHAK sepakat untuk melakukan evaluasi terhadap performansi pelaksanaan
Perjanjian ini secara periodik setiap 6 (enam) bulan atau waktu lain yang disepakati
PARA PIHAK.
2. Setiap pemberitahuan yang dilaksanakan oleh PARA PIHAK dapat dilakukan dengan
menggunakan Dokumen Elektronik sepanjang tidak secara jelas dinyatakan di dalam
Perjanjian ini yang harus diberikan dengan pemberitahuan tertulis.
3. PARA PIHAK sepakat bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
termasuk di dalamnya hasil cetak dari Informasi dan/atau Dokumen Elektronik dapat
digunakan sebagai alat bukti yang sah untuk membuktikan hubungan hukum,
korespondensi serta kesepakatan yang terjadi antara PARA PIHAK.
4. Kesepakatan dan tugas serta tanggung jawab PARA PIHAK berdasarkan Perjanjian ini
tidak berakhir karena meninggalnya salah satu pihak yang mewakili dan/atau
berakhirnya jabatan PARA PIHAK yang mewakili dalam Perjanjian ini, tetapi tetap
wajib untuk dipenuhi dan ditaati oleh pengganti Hak dan Kewajiban (Rechtsopvolgers)
dari masing-masing pihak.
5. Segala sesuatu yang melatarbelakangi terjadi kesepakatan yang tercantum dalam
Perjanjian ini menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini,
namun jika terdapat pertentangan antara isi Perjanjian dengan dokumen lainnya
maka Para Pihak sepakat untuk mengacu kepada isi Perjanjian ini.
14
PASAL 22
PENUTUP
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal dan tempat seperti
tersebut pada awal Perjanjian ini, oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua), 1 (satu)
rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan rangkap kedua untuk PIHAK KEDUA, masing-masing
bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sama untuk kepentingan
PARA PIHAK.
15
LAMPIRAN I
1. Penerimaan Gaji
- Gaji Pokok Rp. 1.502.300,-
- Uang Makan Rp. 250.000,-
Gaji Perbulan Rp. 1.752.300,-
2. Biaya Lainnya
- Jamsostek Rp. 183.882,-
- THR Rp. 146.025,-
- Bantuan Cuti Rp. 146.025,-
- Uang Pisah Rp. 146.025,-
- Pakaian Kerja Rp. 150.000,-
Jumlah Biaya Lainnya Rp. 771.957,-
Penerimaan Sebelum Pajak Rp. 2.524.257,-
3. PPh Pasal 21 Rp. 87.615,-
4. Biaya Adm & Operasional Rp. 30.000,-
Sub Total Biaya Perorangan Rp. 2.641.872,-
5. Manajemen Fee Rp. 250.000,-
Total Gaji Rp. 2.891.872,-
6. PPn 10% Rp. 289.187,-
Jumlah yang dibayarkan perorang Rp. 3.181.059,-
Terbilang : Tiga Juta Seratus Delapan Puluh Satu Ribu Lima Puluh Sembilan Rupiah.
16
LAMPIRAN II
Format Laporan Bulanan
17
LAMPIRAN III
Format Surat Perintah Lembur
18