Anda di halaman 1dari 32

Himpunan Perawat Pencegah dan

Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII)


Perlindungan petugas
kesehatan merupakan
bagian dari
kewaspadaan standar

Harus diterapkan di setiap RS


atau Fanyankes lainnya

Berisiko HAIs
Program Perlindungan Kesehatan

► Pemeriksaan kesehatan berkala


► Pencegahan penularan infeksi terhadap petugas
kesehatan
► Penyediaan Sarana Kewaspadaan standar
► Pemberian immunisasi /profilaksis anti virus dan
vaksin flu
► Penatalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam
bekas pakai
TUJUAN PERLINDUNGAN PETUGAS
KESEHATAN

Mencegah terjadinya Healtcare Associated Infections


(HAIs) akibat pekerjaan
Healthcare Associated Infections

Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di


rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
dimana tidak ada infeksi atau tidak masa inkubasi pada
saat masuk, termasuk infeksi didapat di rumah sakit
tapi muncul setelah pulang, juga infeksi pada
petugas karena pekerjaannya
Sumber infeksi pada petugas
kesehatan

 Pasien
 Petugas kesehatan lainnya
 Peralatan yang terkontaminasi
 Lingkungan yang tidak sehat
RISIKO TERHADAP PETUGAS
KESEHATAN
 Pemaparan terhadap zat kimia
 Radiasi
 Fisik bangunan
 Peralatan yang terkontaminasi infeksi:
 HIV
 Hepatitis B (HBV)
 Hepatitis C (HBC)‫‏‬
AKIBAT LUKA TUSUK PADA NAKES
(CANADA COMUNICABLE DISEASES REPORT 2001)

Risiko terinfeksi Persentase


HBV 10-35 %
HCV 2.7 %
HIV 0.3 %
EPIDEMIOLOGI
56 kasus tertular HIV pada kecelakaan
kerja (JUNI 1997, US-CDC)

52 terpajan dengan darah


1 terpajan cairan tubuh tercampur darah
3 terpajan langsung dengan virus di Lab

50 terpajan melalui luka tusuk


- 5 terpajan percikan cairan tubuh yang tercemar melalui mukosa
- 1 terpajan melalui tusukan dan percikan
Luka tusuk jarum

21.5% selama tindakan


78.5% setelah tindakan
Recapping
Melepas jarum / scalpel
Penempatan jarum
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan
Terjadi Pajanan di 11 RS, Jakarta 2003
Jenis Terpajan %
Tindakan (n= 282)
Pemasangan 74 26,2
infus
Suntik 104 36,9

Operasi Besar 42 14,9

Tind Medis 93 33
Lain
PENYEBAB TERTUSUK BENDA
TAJAM
 Terluka kena bisturi habis pakai saat menangani
limbah infeksius
 Terluka saat membuang jarum bekas pakai,
ternyata terdapat jarum lain yang menonjol keluar
 Tertusuk jarum bekas pakai oleh diri sendiri saat
melakukan tindakan
 Tertusuk jarum bekas pakai saat merapikan
peralatan bekas pakai
PENYEBAB KECELAKAAN

 Kurangnya kesadaran karyawan

 Kualitas dan ketrampilan kerja kurang memadai

 Meremehkan risiko kerja, tidak menggunakan

alat pelindung diri yang sesuai ketentuan


TUJUAN PROGRAM PERLINDUNGAN
PETUGAS KESEHATAN

1. Meningkatkan rasa aman karyawan


2. Mempertahankan kesehatan karyawan
3. Mengurangi biaya perawatan
4. Mencegah timbulnya wabah
5. Mencegah tuntutan hukum
PROGRAM PERLINDUNGAN
PETUGAS KESEHATAN

►Pemeriksaan kesehatan secara berkala


►Pencegahan penularan infeksi terhadap petugas
kes
►Penyediaan Sarana Kewaspadaan Standar
►Pemberian immunisasi/profilaksis anti virus &
vaksin flu
►Penatalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam
bekas pakai
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA
►Taat menerapkan Kewaspadaan Isolasi :
► Kewaspadaan Standar
►Melakukan kebersihan tangan
►Menggunakan APD sesuai indikasi
►Jika sakit tidak bekerja
►Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
►Kontak pakai sarung tangan dan gaun
►Droplet pakai masker bedah
►Udara pakai masker respiratorik
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA
 Gunakan baki bila memberikan benda tajam
 Gunakan APD sesuai jenis tindakan
 Jangan memanipulasi jarum bekas pakai!
 Tidak menyarungkan kembali jarum yang telah
dipakai!
 Lepaskan jarum memakai alat yang tepat, atau buang
jarum bersama syringe
 Buang jarum bekas pakai pada kontainer yang tahan
tusukan dan tahan bocor
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA

 Jangan pernah memberikan jarum bekas pakai


kepada orang untuk dibuang!!
 Jangan tinggalkan jarum sembarangan
 Gunakan sistem Vacutainer
 Buang kontainer jarum jika sudah 2/3 penuh
 Buang sampah sesuai tempatnya
 Jaga permukaan lantai tetap kering dan tidak
licin
STRATEGI PENCEGAHAN RISIKO
KECELAKAAN KERJA
 Petugas menderita flu diminta tidak merawat
atau kontak dengan pasien
 Petugas yang demam/menderita gangguan
pernafasan dalam 10 hari setelah terpajan
penyakit menular melalui udara (airborne)
perlu dibebas-tugaskan dan harus diisolasi
 Hand hygiene, penggunaan APD
 Pendidikan & latihan berkesinambungan
HAL–HAL YANG HARUS DILAKUKAN
BILA PETUGAS TERPAJAN

► Periksa status kesehatan petugas terpajan


► Ketahui status kesehatan sumber pajanan
► Tindakan sesuai jenis paparan
► Terapkan profilaksis pasca pajanan (PPP)
sesuai Kebijakan RS
TINDAKAN PERTAMA PADA PAJANAN
BAHAN KIMIA ATAU CAIRAN TUBUH
►Mata  segera bilas dengan air mengalir selama 15`
►Kulit  segera bilas dengan air mengalir 1`
►Mulut  segera kumur-kumur selama 1`
►Segera hubungi Dokter yang berwenang untuk
melakukan perawatan pasca pajanan
►Lapor ke Komite / Tim PPI, panitia K3RS atau
sesuai alur RS
TINDAKAN PASCA TERTUSUK JARUM BEKAS

 Tindak lanjut Tim PPI :


 Tentukan status HIV, HBV, dan HCV sumber pajanan :
HBs Ag untuk Hepatitis B
Anti HCV untuk Hepatitis C
Anti HIV untuk infeksi HIV
 Periksa status HIV, HBV, dan HCV petugas yang terpajan
Pemeriksaan HBs Ag (untuk Hepatitis B)
Status serologi terhadap HBV ( titer anti HBs) bila pernah mendapat
vaksinasi Hepatitis B.
Pemeriksaan Anti HCV (untuk Hepatitis C)
Pemeriksaan Anti HIV (untuk infeksi HIV)
 Monitoring dengan pemeriksaan laboratorium
TINDAKAN PASCA TERTUSUK
JARUM BEKAS
 Sebelum dilakukan pre test dan post test terhadap
petugas yang terpapar harus dilakukan konseling
dulu
 Pre test untuk mengetahui apakah petugas sudah
terinfeksi sebelumnya
 Jika hasil pre test positif, jelas bahwa petugas sudah
terinfeksi sebelumnya
 Jika hasil pre test negatif sementara sumber Pasien
positif HBV, maka diberikan immunisasi HBV, bila
pasien positif HIV rujuk ke Tim AIDS
TINDAKAN PASCA TERTUSUK
JARUM BEKAS
 Berikan dukungan kepada petugas yang terpapar
 Bila hasil pre test HIV pasien negatif petugas
tetap di konseling
 Pemeriksaan ulang dilakukan, 6 minggu, 3 bulan
dan 6 bulan
 Dapat minum obat ARV untuk memperkecil
risiko penularan, jika luka tusuk < 4 jam
PPP untuk Hepatitis B
Vaksinasi dan respon
Status infeksi Sumber Pajanan
antibodi dari Petugas
Kesehatan±
Tidak tahu /
HBsAg positif HBsAg negatif
sarana pemeriksaan (-)

Belum divaksinasi 1 dos HBIg + seri Seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B
vaksinasi hepatitis B hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi  obati seperti pada
HBsAg positif

Pernah divaksinasi

Diketahui sbg responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP
Diketahui sbg non- 1 dosis HBIg + ulangan Sumber pajanan berisiko
responder seri vaksinasi hepatitis B Tidak perlu PPP tinggi  obati seperti pada
atau 2 dosis HBIg HBsAg positif

Anti-HBs terpajan  Anti-HBs terpajan 


Tidak diketahui status cukup - tidak perlu PPP cukup - tidak perlu PPP
respon antibodinya tidak cukup - 1 dosis Tidak perlu PPP tidak cukup - 1 dosis HBIg
HBIg + vaksin boster + vaksin boster

PERDALIN/2010
Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan
Kategori Kategori Sumber Rekomendasi Pengobatan
Pajanan (KP) pajanan (KS HIV)

1 1 (rendah) Obat tidak dianjurkan


Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi HIV

1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir


Pajanan memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan

2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir


Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini

2 2 Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau nelfinavir


3 1 atau 2

Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis :


AZT : 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC : 2 kali sehari @ 150mg
Indinavir : 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan banyak
minum, diet rendah lemah
Rekomendasi Pemberian PPP
SUMBER TIDAK SUMBER SUMBER POSITIF
PAJANAN DIKETAHUI POSITIF RISIKO TINGGI REJIMEN

Tidak perlu
Kulit utuh Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP
PPP

AZT 300 mg
Mukosa / Pertimbangkan Berikan Berikan rejimen 2
3TC 150 mg
Kulit tidak utuh rejimen 2 obat rejimen 2 obat obat
/ 12 jam x 28 hari

Tusukan benda Berikan rejimen 2 Berikan Berikan rejimen 3


tajam Solid obat rejimen 2 obat obat AZT 300 mg
3TC 150 mg
Lop/r 400/100
Tusukan benda Berikan rejimen 2 Berikan Berikan rejimen 3 / 12 jam x 28 hari
tajam berongga obat rejimen 3 obat obat
Waktu memulai PPP HIV
PPP harus diberikan secepat mungkin setelah
pajanan, dalam jam pertama (< 4 jam ) dan tidak
boleh lebih dari 72 jam setelah terpajan

PPP HIV harus tersedia di RS dan atau Puskesmas


untuk orang yang potensial terpajan, setelah
sebelumnya dilakukan tes HIV dengan hasil negatif
MONITORING PPP-HIV
► Profilaksis harus diberikan selama 28 hari
► Dibutuhkan dukungan psikososial
► Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
proses infeksi dan memonitor efek toksik obat ARV
► Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan dan 6
bulan
Alur Penanganan Pasca Pajanan
Terpajan cairan
Tertusuk jarum
tubuh
terkontaminasi
Segera lapor ke Cuci dg air
cuci dg air mengalir
atasan mengalir
Buat laporan

Treatment klinik staf periksa


darah HCV, HBV, HIV

Follow Follow
HBsAg, anti HCV HIV psn (+)
up up
pasien (-) (intervensi dokter)
dokter

Ulang 3, 6, 9 bln,
1 thun
KESIMPULAN
1. Perlindungan petugas kesehatan merupakan bagian
dari penerapan kewaspadaan standar
2. Setiap RS dan Fasilitas kesehatan lainnya harus
melindungi petugas kesehatan melalui program
perlindungan kesehatan
3. Program perlindungan kesehatan mencegah
terjadinya HAIs pada petugas kesehatan
PREVENTION IS
PRIMARY!

Anda mungkin juga menyukai