Anda di halaman 1dari 25

NSI &

HEPATITIS B
dr. Widi Atmoko, Sp.PD
CV dr. Widi Atmoko, SpPD
•Organisasi profesi :
•Nama : dr. Widi Atmoko, Sp.PD • IDI Cabang Karawang
•Tempat lahir : Binangung, Cilacap • PAPDI Cabang Jawa Barat
•Tanggal lahir : 29 Agustus 1976 •Riwayat Pekerjaan :
•Kantor : RSUD Karawang • Dokter Jaga IGD RSU Karya Husada Cikampek, tahun
•Rumah : Jl. Cikalong-Cilamaya, Desa 2001-2007
Cikalongsari RT 04 RW 01, Kec. Jatisari, Kab. • Dokter Jaga Klinik Kencana Medika Cilamaya, tahun
Karawang. 2001-2006
•Telepon : 08129056455 • Dokter Jaga IGD RSU Saraswati Cikampek, tahun 2008-
•E-mail : widiatmoko.dr@gmail.com 2009
•Riwayat Pendidikan : • Dokter Jaga IGD RSUD Karawang, tahun 2009-2014.

INSTITUSI TAHUN KUALIFIKASI


Sekolah Dasar Negeri 3 Kesugihan, Cilacap 1988 -
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Maos, Cilacap 1991 -
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Purwokerto 1994 -
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 2001 Dokter Umum
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM 2019 Spesialis Penyakit
Dalam
01.
NEEDLE
STICK
INJURY
NSI
Kecelakaan kerja yang dialami oleh petugas kesehatan yang
disebabkan karena tertusuk jarum atau tertusuk benda
medis tajam yang sudah terkontaminasi cairan infeksius
dari pasien
Epidemiologi
39%
43% Terjadi di Ranap

Kejadian menimpa perawat

30%
55% Disebabkan oleh jarum suntik

Terjadi setelah digunakan hingga


saat dibuang
Faktor Risiko

Perilaku Kurang patuh


kurang terhadap
berhati-hati, penggunaan APD

Tindakan para Tindakan /


petugas yang masih
prosedur yang
Bloodborne Disease
• HIV
• Hepatitis B/C
Pencegahan
Elimination Of Hazard 
• Singkirkan benda tajam yang tidak diperlukan

Engineering Control
• Menggunakan alat dengan desain minimal risiko

Administrative Control 
• Membuat kebijakan pencegahan

Work Practice Control


• Membuat SPO

APD (handschoen, googles, dll)

Vaksinasi
Contoh Pencegahan

Penggunaan Sharp Box

• Kotak khusus membuang alat medis yang tajam


• Tidak diisi > 2/3 kapasitas
• Diletakkan di tempat yang tidak mudah bergerak dan jauh dari area publik
• Diletakkan setinggi pinggang atau permukaan area tindakan

Tidak memegang bagian yang tajam

Memastikan tidak ada benda tajam terselip di dalam kassa

Tidak menutup jarum yang sudah dipakai


Penanganan Dini
Segera cuci luka dengan air yang mengalir dan sabun

Keluarkan darah dari luka dan segera tutup dengan kassa steril (jangan menghisapnya dengan mulut)

Semua selaput mukosa yang terpapar (ex: konjungtiva) sebaiknya diirigasi

Singkirkan semua bahan dan alat yang mungkin terkontaminasi cairan tubuh atau darah pasien, termasuk pakaian yang digunakan

Segera identifikasi pasien yang menjadi sumber dan koordinasikan dengan pimpinan untuk melakukan informed consent dan skrining
pada pasien

Laporkan kejadian ini pada pimpinan unit atau instalasi

Segera lakukan pemeriksaan untuk HIV, hepatitis B, dan C jika pasien bersedia diperiksa
Hanya 1 Kasus
Yang dilaporkan kepada K3 RS Izza tahun
2021
Profilaksis
Pasca Pajanan
PPP
Profilaksi
s=
pencegaha
n infeksi
dengan
obat

PPP penggunaan
obat untuk
mencegah
infeksi setelah
terjadi peristiwa
yang berisiko

Pajanan
=peristiwa
yang
menimbul
kan risiko
penularan
Pajanan di Tempat Kerja
Darah/cairan Tertusuk Masuk
tubuh dalam jarum langsung
dari seorang suntik/pisau aliran
yang bedah darah
terinfeksi HIV bekas pakai petugas
Terkena
Darah/cairan
tubuh dalam Percikan bagian
mukosa
dari seorang langsun petugas
yang
terinfeksi HIV g (mata, mulut
dll)
Rerata jumlah partikel HIV dalam 1 ml cairan
tubuh

Darah Semen Cairan Vagina Cairan Amnion Saliva


18,000 11,000 7,000 4,000 1
Risiko Penularan di Sarana Pelayanan
Kesehatan

Agen Cara pajanan Resiko infeksi

HBV Perkutaneus 30 %

HCV Perkutaneus 3%

HIV Perkutaneus 0.3 %

HIV Mukokutaneus 0.03 %


Risiko meningkat,
bila
Darah dapat terlihat pada alat
yang menyebabkan luka

Pasien sumber mempunyai


Tusukan dalam viral load HIV yang tinggi

Jarum atau alat sebelumnya


ditempatkan pada pembuluh
darah pasien
Jika Terpajan
Jangan panik! Namun segera lakukan tindakan.

Luka tusuk: bilas dengan air mengalir dan sabun atau antiseptik. Jangan dihisap dengan mulut, dan jangan ditekan karena ini
tidak berguna. Desinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan betadine selama lima menit atau alkohol selama tiga menit.

Pajanan mulut: ludahkan dan berkumur.

Pajanan hidung: hembuskan keluar dan bersihkan dengan air.

Pajanan mata: bilas selama beberapa menit dengan air bersih.

Hubungan seks: jangan bilas vagina.

Setelah dibersihkan, laporkan pajanan agar dapat segera diselidiki.


PPP Diusulkan, jika

Pajanan pada banyak darah

Darah bersentuh pada luka yang terbuka

Darah dapat terlihat pada jarum yang menusuk

Pajanan pada darah, air mani atau cairan vagina seseorang dengan viral load yang tinggi
PPP HIV Status infeksi sumber pajanan
Jenis Pajanan HIV Asimtomatis atau HIV Simtomatis, Tidak diketahui HIV negatif
diketahui beban viral AIDS, serokonversi
rendah (y.i. <1500) akut, atau diketahui
beban viral tinggi
Perlukaan kulit
Kurang berat Dianjurkan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
(y.i. jarum buntu, luka di Pengobatan dasar dengan PPP‡♪ PPP
permukaan)
2 – obat PPP 3 –obat PPP
Lebih berat Pengobatan dengan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
(y.i. jarum besar berlubang, luka
tusuk dalam, nampak darah pada
3 –obat PPP dengan PPP‡♪ PPP
alat, atau jarum bekas dipakai 3 –obat PPP
pada arteri atau vena)

Pajanan pada lapisan Mukosa atau pajanan pada luka di kulit ¶

Pajanan dalam jumlah Pertimbangkan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
sedikit Pengobatan dasar dengan PPP‡♪ PPP
2 – obat PPP‡ 3 –obat PPP
Pajanan dalam jumlah banyak Dianjurkan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
(y.i. tumpahan banyak darah) Pengobatan dasar dengan PPP‡♪ PPP
2 – obat PPP 3 –obat PPP
PPP HIV

Rekomendasi
Tes HIV 3 ARV
•AZT (Zidovudin) + 3TC
•Awal (< 24 jam)
(Lamivudin) + LPV/rt
•Bulan ke-3 (Aluvia) (atau Evafiren)
•Bulan ke-6 setelah •4 minggu
•NVP (Nevirapin) tidak
pemberian PPP dianjurkan sebagai PPP
PPP Hep B

Riwayat
Vaksinasi HBIG
•Riwayat vaksinasi hepatitis B yang •Sebaiknya diberikan dalam 72
adekuat, maka tidak perlu dilakukan jam dengan dosis 100 IU
apapun. intramuskular pada pasien
•Tapi bila belum mendapatkan
vaksinasi, maka berikan
dengan berat badan < 30 kg, atau
imunoglobulin hepatitis B (HBIG), 400 IU intramuskular pada
dan segera mulai seri vaksinasi pasien dengan berat badan ≥30
hepatitis B. kg. 
PPP Hep C

Terapi Pemeriksaan
•Saat ini belum ada •Pemeriksaan anti-HCV
rekomendasi terapi untuk diikuti pemeriksaan enzim
PEP hepatitis C. hepar.
•Apabila terjadi needle stick •Jika hasil normal, ulangi
injury, lakukan pemeriksaan pemeriksaan dalam 4-6
anti-HCV pada sumber. minggu  dalam 4-6 bulan. 
“True prevention is not waiting for bad
things to happen, it’s preventing
things from happening in the first
place”

—Don Mc Pherson
TerimakasihS
alam K3!!!

Anda mungkin juga menyukai