Anda di halaman 1dari 10

BAB I

DEFINISI

Luka tertusuk jarum adalah luka tusukan/goresan subkutan (akibat jarum/trauma


benda tajam), atau kontak pada membran mukosa atau kulit tidak utuh (kulit yang
pecah-pecah atau terkelupas, menderita dermatitis) terhadap darah/jaringan atau
cairan tubuh (sperma/ sekreksi vagina/ cairan serebrospinal/ cairansynovial/cairan
pleura/ cairan peritoneal/ cairan pericardial/ cairan ketuban) atau kolonisasi
bakteri dan virus pada bahan lab.

BAB II

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUANG LINGKUP

Ruang lingkup adalah semua tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan risiko
tertusuk jarum. Penetapan Zona Ruangan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Selaras dibagi menjadi :
1. Zona Ruangan dengan Resiko Rendah meliputi Ruang Administrasi, Ruang
Pertemuan, dan Ruang Pendaftara.
2. Zona Ruangan dengan Resiko Sedang meliputi Ruang Ganti Pakaian, Ruang
Tunggu Pasien, dan Ruang Rawat Jalan.
3. Zona Ruangan dengan Resiko Tinggi meliputi: Ruang Isolasi, Ruang
Perawatan Intensif, Ruang Radiologi, Ruang Laboratorium, Ruang Rawat
Inap, Ruang Jenazah, Ruang Operasi, Poli Gigi, Poli Bedah Umum, Poli
Penyakit Dalam, dan Unit Gawat Darurat, Ruang VK Bersalin, Ruang), Ruang
Laundry dan Sterilisasi, Ruang Gizi (penjamah makanan), Ruang Pengelolaan
Limbah dan Sampah (Tempat Penyimpanan Sementara Limbah, IPAL), Ruang
Gudang Farmasi, serta Ruang Arsip Rekam Medis.

BAB III
TATA LAKSANA

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


A. TATA LAKSANA MEMINIMALKAN KEJADIAN TERTUSUK
JARUM SUNTIK
1. Penyuntikkan yang aman
a. Minimalkan kebutuhan menangani jarum dan spuit.
b. Gunakan spuit dan jarum steril sekali pakai untuk setiap
penyuntikan.
c. Tangani spuit dan jarum yang aman.
d. Tata ruang kerja untuk mengurangi risiko cedera.
e. Gunakan vial dosis tunggal sebagai ganti vial multi dosis.
f. Jika vial adalah untuk multi dosis, hindari meninggalkan jarum di
karet penutup vial.
g. Setelah dibuka simpan vial multi dosis di kulkas.
h. Jangan menutup kembali jarum
i. Posisikan dan peringatkan pasien dengan benar untuk penyuntikan

2. Pengelolahan limbah benda tajam


a. Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam.
b. Jangan meletakkan limbah benda tajam disembarang tempat.
c. Segera buang limbah benda tajam ke kontainer (safety box) yang
tersedia tahan tusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.
d. Selalu membuang sendiri jarum suntik oleh pemakai.
e. Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai.
f. Kontainer benda tajam diletakkan di dekat lokasi tindakan.

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


B. ALUR PELAPORAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


C. TATA LAKSANA PASKA TERTUSUK JARUM SUNTIK
1. Jangan panik.
2. Segera keluarkan darah dengan memijat bagian tubuh yang tertusuk
dan cuci dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan
antiseptik.
3. Lapor ke tim pencegahan dan pengendalian infeksi dan tim K3 Rumah
Sakit, Kemudiana kan ditindak lanjuti oleh tim PPI.
4. Menentukan status pasien sebagai sumber jarum/alat tajam bekas pakai
terhadap status HIV, HBV, HCV.
5. Petugas yang terpapar akan diperiksa status HIV, HBV, HCV jika tidak
diketahui sumber paparannya.
6. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan tidak pada masa
inkubasi, tidak perlu tindakan khusus untuk petugas, tetapi bila petugas
khawatir bisa dilakukan konseling.
7. Bila status pasien HIV, HBV, HCV positif maka tentukan maka status
HIV, HBV, HCV petugas kesehatan tersebut.

D. TATA LAKSANA PASKA TERPAPAR HIV


1. Penatalaksanaan Setelah Terpapar HIV
STAF SUMBER (PAISEN)
POSITIF HIV NEGATIF HIV TIDAK DI TEST ATAU

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


TIDAK DIKETAHUI
Setelah kejadian diketahui Tidak Ada Jika pasien berisiko
dari pasien HIV positif, Pengobatan tinggi maka harus
staff harus segera di dikonsulkan kepada
konsulkan kepada Dokter dokter penyakit
penyakit dalam (internis), dalam (internis).
jika perlu dirujuk ke RS
HIV NEGATIF
yang menangani HIV. Staf
yang terkena wajib
melaporkan hasil dan
pengobatan yang dilakukan
kepada Tim PPI dan
petugas K3.

E. Penanganan Petugas Kesehatan Yang Terpajan HIV


STATUS HIV PASIEN REGIMEN
PAJANAN Tidak Positif Risiko
Positif
Diketahui Tinggi
Kulit Tubuh Tidak Perlu Tidak Perlu Tidak Perlu
Mukosa atau -AZT 300mg/12 jam
kulit yang tidak Pertimbangkan Pertimbangkan Pertimbangkan x 28 hari
regimen 2 obat regimen 2 obat regimen 2 obat -3TC 150 mg/12 jam
utuh
x 28 hari
Tusukan (benda Pertimbangkan Pertimbangkan Pertimbangkan -AZT 300mg/12 jam
tajam solid) regimen 2 obat regimen 2 obat regimen 3 obat x 28 hari
Tusukan (benda -3TC 150 mg/12 jam
tajam berongga) Pertimbangkan Pertimbangkan Pertimbangkan x 28 hari
regimen 2 obat regimen 3 obat regimen 3 obat -Lop/r 400/100mg/
12 jam x 28 hari

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


F. Grading Resiko Pasca Pajanan HIV
KATEGORI SUMBER (KS)
HIV AIDS, Viral
KATEGORI
Asimptomatik Load tinggi REKOMENDASI PENGOBATAN
PAJANAN (KP)
dan CD4 atau CD4
tinggi rendah
Kode 1, obat tidak
dianjurkan.
Risiko toksisitas Kode 4, dianjurkan AZT +
Volume sedikit, misal: Risiko
Risiko Tinggi 3TC+Indinavir+nelvinavir.
1 tetes dalam waktu lebih tinggi dari
Rendah Ditemukan adanya kenaikan
(Kode 2)
singkat (Kode 1) pada risiko
risiko tertular.
mendapat infeksi
HIV.
Kode 2, Anjuran pengobatan selama 4
pertimbangkan minggu dengan dosis:
Volume banyak, misal Risiko
Risiko Tinggi 1. AZT 3x/hari @200mg
AZT+3TC.
beberapa tetes dalam Rendah
(Kode 4) Pajanan memilki atau 2x/hari @300 mg.
waktu lama (Kode 3) 2. 3TC 2x/hari @150 mg.
risiko yang perlu
3. Indinavir 3x/hari @800
dipertimbangkan.
mg 1-2 jam sebelum
Kode 3,
makan, banyak minum
pertimbangkan
dan diit rendah lemak.
AZT+3TC.
4. Nelvinavir 3x/hari @750
Jarum berlubang yang Kebanyakan
mg oral, bersama makan
besar, tusukan yang Risiko Tinggi pajanan masuk
Risiko Tinggi
dan kudapan.
dalam dan darah (Kode 4) (Kode 4) dalam kategori ini,

terlihat dijarum namun belum


pernah di temukan
kenaikan risiko
penularan.

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


G. Tata laksana paska paparan hepatitis B
SUMBER PASIEN/TINDAKAN
STAF Sumber (Pasien) Sumber (Pasien) Sumber (Pasien) Tidak
HBSAg Positif HBSAg Negatif ditest/Tidak Diketahui
HBIG 2x dan segera
Segera berikan serial Segera berikan serial vaksin
Belum divaksin diberi serial vaksin
vaksin HB HB
HB

Pernah divaksin dan diketahui Tidak ada Tidak ada


Tidak ada pengobatan
titernya cukup. pengobatan pengobatan
HBIG 2x dan segera Jika sumber (pasien)
diberi vaksinansi merupakan orang yang
Pernah divaksin tetapi tidak 3 Tidak ada
series dan diketahui titernya tidak ulang (*) mempunyai risiko tinggi,
cukup pengobatan
maka pengobatan seperti
(*).
Jika sumber (pasien)
merupakan orang yang
Pernah divaksin lengkap 3 series, Tidak ada
HBIG 2x (**) mempunyai risiko tinggi,
tetapi titernya tidak cukup pengobatan
maka pengobatan seperti
(**).
Tes anti HBs bagi Tes anti HBs bagi staf yang
staf yang terpapar: terpapar:
1. Bila titer cukup, 1. Bila titer cukup, tidak
tak perlu perlu pengobatan.
Pernah divaksin tetapi respon Tidak ada
pengobatan. 2. Bila titer tidak cukup
antibodi belum diketahui pengobatan
2. Bila titer tidak berikan vaksin booster
cukup berikan dan cek kembali
HBIG 1x dan titernya dalam waktu 1-
vaksin booster. 2 bulan.

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


H. Tata laksana paska paparan hepatitis C
SUMBER (PASIEN)
STAF
Anti HCV Positif Anti HCV Negatif Tidak Ditest/DIketahui
Anti HCV Negatif 1. Periksa anti HCV Tidak perlu pengobatan Jika pasien berisiko
dan LFT (Liver tinggi untuk Hepatitis C,
Function Test) maka dikonsultasikan
2. Pemeriksaan kepada Dokter spesialis
lanjutan untuk penyakit dalam.
anti HCV dan
LFT 3 dan 6 bulan
kemudian

BAB IV
DOKUMENTASI

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


Format laporan kejadian tertusuk jarum suntik masuk ke dalam Laporan Insiden Internal (LII)
Rumah Sakit sebagai laporan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Jika
petugas/pasien/keluarga pasien secara insidental mengalami kejadian tertusuk jarum suntik,
maka dicatat kronologis kejadiannya dan ditentukan cidera atau tidaknya, Kemudian
dilakukan grading risiko dengan melihat tingkat seringnya kejadian.

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Anda mungkin juga menyukai