Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

“NEFROLITIASIS”

DELA ROHMEDESKA
102120027

Pembimbing
dr. Muhammad Rifki, Sp.B, FINACS

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR STASE ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2021
Definisi Nefrolitiasis

Gangguan klinis akibat adanya komponen batu kristal


yang menyumbat dan menghambat kerja ginjal pada kaliks atau pelvis
ginjal yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan pada kelarutan
dan pengendapan garam di saluran urin dan ginjal.
Epidemiologi Nefrolitiasis

• Amerika Serikat 7-21:10.000 pasien


dalam satu tahun.

• Indonesia, tahun 2002 dari seluruh


rumah sakit di Indonesia, 37.636 adalah
kasus baru
Etiologi Nefrolitiasis

0 Gangguan aliran
0
Infeksi saluran kemih
1 urin (urin stasis) 3

0 Gangguan metabolic 0
Dehidrasi
2 4
0
Idiopatik
5
Faktor risiko Nefrolitiasis

Faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih.


FAKTOR INTRINSIK
1. Herediter
2. Umur (30-50)
3. Jenis kelamin, Laki-laki>Perempuan 3 : 1

Faktor Ekstrinsik
4. Geografi/daerah tempat tinggal
5. Iklim dan temperature
6. Asupan air (kurangnya asupan air, tingginya kadar mineral kalsium)
7. Diet (tinggi purin, oksalat, kalsium mempermudah terbentuknya batu sal.
kemih)
8. pekerjaan (banyak duduk atau kurang beraktivitas)
Patofisiologi
Patofisiologi

Kelainan / obstruksi sistem pelvikalises ginjal

batu sal. kemih

obstruksi saluran kemih

 Batu  kristal-kristal bahan organik maupun


anorganik yang terlarut dalam urine

 Kristal  presipitasi  inti batu  agregasi 


batu menjadi lebih besar  menempel pada sal.
Kemih  mengendap  obstruksi sal. kemih
Manifestasi klinik
Nefrolitiasis

1. Nyeri
2. Mual muntah
3. Hematuri
4. Disuria
5. Retensi urin
6. Hematuria
7. Keluhan penyerta, demam
Diagnosis

1. Anamnesis
Keluhan yang bervariasi mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang
ringan sampai dengan kolik, disuria, hematuria, retensio urin,
anuria. Keluhan ini dapat disertai dengan penyulit berupa
demam, tanda-tanda gagal ginjal.
 
GEJALA KLINIS
 Rasa nyeri tergantung lokasi
 Demam
 Infeksi
 Hematuria dan kristaluria
 Mual dan Muntah 
Diagnosis

 Tidak ada gejala atau tanda


 Nyeri pinggang, sisi kostovertebral
 Hematuria makroskopik/ mikroskopik
 Pielonefrtitis dan/ atau sistitis
 Pernah mengeluarkan batu saat miksi
 Nyeri tekan kostovertebral
 Tampak batu pada pemeriksaan radiologi
 Gangguan faal ginjal
2.Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok
 Pemeriksan fisik khusus urologi
 Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran
ginjal
 Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh
 Genitalia eksterna : teraba batu di uretra
 Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi bimanual)
Evaluasi menegakan
diagnosis

1. Evaluasi skrining
-riwayat medis
-riwayat makanan
-kimia darah (elekrolit, kalsium, kreatinin)
- urinalisis (PH urin, identifiksi Kristal)
2. Foto rontgen abdomen (batu radio-opak di saluran kemih)

3. Pielografi intravena
Tatalaksana Nefrolitiasis

MEDIKAMENTOSA

Terapi medikamentosa yang ditujukan untuk batu yang berukuran


<5 mm, diharapkan batu dapat keluar spontan
• NSAID
• Diuretik
• Minum air putih
MEDIKAMENTOSA

Terapi medikamentosa yang ditujukan untuk


batu yang berukuran <5 mm, diharapkan batu
dapat keluar spontan
• NSAID
• Diuretik
• Minum air putih
Tatalaksana Nefrolitiasis
1. ESWL
Menghancurkan batu di ginjal dan saluran dan saluran kemih bagian atas
melalui penggunaan gelombang kejut
Kontra indikasi : kehamilan, kelainan tulang yang parah, obesitas berat,
obstruksi distal saluran kemih, aneourisma aorta atau arteri ginjal.

2. Endourologi
- PNL
- Litotripsi
- Uteroskopi atau Utero-renoskopi
3. Tindakan Pembedahan
Untuk pelayanan kesehatan yang belum memiliki fasilitas ESWL dan PNL.
-Bedah Laparoskopi
-Bedha Terbuka
Ultrasonografi :
- pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PI
- deteksi batu di ginjal / buli-buli, hidronefrosis,
- pionefrosis, pengkerutan ginjal
Terapi konservatif

1. Peningkatan asupan minum dan diuretic


2. Nifedipin atau agen alfa-blocker, seperti tamsulosin
3. Manajemen rasa nyeri (simpatolitik atau antiprostaglandin, analgesic)
4. Pemantauan berkala setiap 1-14 hari Selma 6 minggu (menilai posisi
batu dan derajat hidronefrosis)
Pencegahan

1. Meningkatkan masukan cairan


2. Hindari softdrink >1liter per minggu
3. Kurangi asupan protein
4. Membatasi asupan natrium
5. Asupan kalsium
Prognosis
• Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-
faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi.
• Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk
prognosisnya.
• Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi
dapat mempermudah terjadinya infeksi.
• Makin besar kerusakan jaringan dan adanya
infeksi karena faktor obstruksi akan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai