Anda di halaman 1dari 1

EPIDEMIOLOGI KOLESISTITIS

Kurang lebih 90% kasus kolesistitis melibatkan batu pada duktus sitikus (kolesistitis
kalkulus) dan sebanyak 10% termasuk kolesistitis akalkulus.1

Kira-kira 10-20% penduduk Amerika memiliki batu empedu, dan sepertiganya


berkembang menjadi kolesistitis akut. Kolesistektomi untuk kolik bilier rekuren atau kolesistitis
akut adalah prosedur penatalaksanaan bedah utama yang dilakukan oleh ahli bedah umum, dan
kurang lebih 500.000 operasi dilakukan per tahunnya.

Insidensi terjadinya kolesistitis meningkat seiring pertambahan usia. Penjelasan secara


fisiologis untuk peningkatan insidensi tersebut belum ada. Peningkatan insidensi pada laki-laki
usia lanjut dikaitkan dengan perubahan rasio androgen-estrogen.

Perempuan penderita kolelitiasis 2-3 kali lebih banyak daripada laki-laki, sehingga lebih
banyak perempuan yang menderita kolesistitis. Peningkatan kadar progesteron selama kehamilan
dapat menyebabkan stasis cairan empedu, sehingga penyakit kandung empedu meningkat
kejadiannya pada wanita hamil. Sedangkan, kolesistitis akalkulus lebih sering terjadi pada laki-
laki usia lanjut.

Faktor resiko utama kolesistitis yakni kolelitiasis meningkat prevalensinya pada orang
Skandinavia, Indian Pima, dan Hispanik, namun menurun dan jarang pada individu yang berasal
dari sub-sahara Afrika dan Asia. Di Amerika Serikat, penduduk kulit putih lebih sering terkena
kolesistitis daripada penduduk kulit hitam.

Anda mungkin juga menyukai