Kurang lebih 90% kasus kolesistitis melibatkan batu pada duktus sitikus (kolesistitis
kalkulus) dan sebanyak 10% termasuk kolesistitis akalkulus.1
Perempuan penderita kolelitiasis 2-3 kali lebih banyak daripada laki-laki, sehingga lebih
banyak perempuan yang menderita kolesistitis. Peningkatan kadar progesteron selama kehamilan
dapat menyebabkan stasis cairan empedu, sehingga penyakit kandung empedu meningkat
kejadiannya pada wanita hamil. Sedangkan, kolesistitis akalkulus lebih sering terjadi pada laki-
laki usia lanjut.
Faktor resiko utama kolesistitis yakni kolelitiasis meningkat prevalensinya pada orang
Skandinavia, Indian Pima, dan Hispanik, namun menurun dan jarang pada individu yang berasal
dari sub-sahara Afrika dan Asia. Di Amerika Serikat, penduduk kulit putih lebih sering terkena
kolesistitis daripada penduduk kulit hitam.