net/publication/348917358
CITATIONS READS
0 44
5 authors, including:
All content following this page was uploaded by Joko Tri Atmojo on 31 January 2021.
ABSTRAK
Gangguan utama dari COVID-19 adalah sistem pernafasan, maka merokok dan penggunaan rokok
dapat menjadi orang yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi paru- paru yang parah.
Beberapa ulasan dan laporan kasus yang menyajikan data tentang merokok dan COVID-19
memberikan kesimpulan berbeda. Hal ini membuat penulis tertarik untuk menyajikan ulasan sistematis
tentang bagaimana tingkat keparahan gejala COVID-19 pada pasien dengan riwayat merokok agar
dapat memberikan gambaran lebih lengkap tentang hubungan merokok dan gejala COVID. Artikel
dicari melalui basis data sejak Januari – November 2020 . Pencarian diperoleh dari berbagai basis data
seperti: PUBMED dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan adalah “smoking and COVID-19”
ATAU “Comorbid and smoking and COVID-19”, ATAU “ Kebiasaan merokok dan COVID-19”.
Free full text berbahasa Inggris atau Indonesia. Subyek merupakan pasien terkonfirmasi melalui real
time PCR (RT-PCR) sebagai penderita COVID-19. Desain observasional berupa COHORT
retrospektif. Berdasarkan hasil tinjauan didapatkan 13 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan
mengestimasi bahwa pasien COVID-19 yang memiliki kebiasaan merokok yang dilakukan sebelum
pandemi berpotensi 2 kali lebih mungkin mengalami perburukan gejala, peningkatan kemungkinan
dirawat di ICU bahkan kematian.
ABSTRACT
The main problem with COVID-19 is the respiratory system, so smoking and cigarette use can put
people at a high risk of developing severe lung infections. Several reviews and case reports that
provide data on smoking and COVID-19 provide different conclusions. This makes the authors
interested in presenting a systematic review of how the severity of COVID-19 symptoms in patients
with a smoking history can provide a more complete picture of the relationship between smoking and
COVID-19 symptoms. Articles searched through database from January - November 2020. Searches
were obtained from various databases such as: PUBMED and Google Scholar. The keywords used
are “smoking and COVID-19” OR “Comorbid and smoking and COVID-19”, OR “Smoking habits
and COVID-19”. Free full text in English or Indonesian. Subjects were patients confirmed by real
time PCR (RT-PCR) as COVID-19 sufferers. The observational design was a retrospective COHORT.
Based on the results of the review, it was found that 13 articles that met the inclusion criteria and
estimated that COVID-19 patients who had a smoking habit before the pandemic were 2 times more
likely to experience worsening of symptoms, an increased likelihood of being admitted to the ICU and
even death.
169
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 169 - 176, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
berakibat fatal (Holshue et al., 2020; T. Pencarian diperoleh dari berbagai basis
Chen et al., 2020). Pada 7 Januari 2019, data seperti: PUBMED dan Google
para ilmuwan berhasil mengisolasi patogen Scholar. Tidak ada upaya dari penulis
tersebut yang menyebabkan pneumonia, untuk mencari secara spesifik artikel-
jenis baru β-coronavirus (Wan et al., artikel yang tidak terpublikasi. Kata kunci
2020). Studi klinis telah menunjukkan yang digunakan adalah “smoking and
manifestasi yang paling umum dari COVID-19” ATAU “Comorbid and
COVID-19 adalah demam, kelelahan, dan smoking and COVID-19”, ATAU “
batuk kering. Gejala lainnya termasuk Kebiasaan merokok dan COVID-19”.
mialgia, sesak pada dada, dispnea, mual,
muntah, dan diare. Dada terkomputerisasi Dalam tinjauan sistematis ini akan dicari
secara tomografi (CT) scan menunjukkan artikel dari data primer COHORT, penulis
tanda khas virus yang mengindikasi radang menjabarkan PICO sebagai berikut:
paru-paru (Dong et al., 2020). Pandemi Populasi: pasien COVID-19. Faktor
COVID-19 yang terjadi disebabkan adanya Prognosis: Kebiasaan merokok.
proses mutasi dari virus SARS-CoV Pembanding: tidak merokok. Outcome:
menjadi sangat infeksius, hal ini menjadi Keparahan gejala dan kebutuhan
tantangan karena pasien yang dalam masa perawatan ICU.
inkubasi dan terdeteksi negatif palsu dapat
menyebarkan virus (Handayani et al., Kriteria inklusi: artikel yang terpublikasi
2020). menggunakan bahasa Inggris atau
Gangguan utama dari COVID-19 adalah Indonesia. Free full text atau artikel yang
sistem pernafasan, maka merokok dan dapat diunduh secara gratis (open access).
penggunaan rokok dapat menjadi orang Subyek merupakan pasien terkonfirmasi
yang memiliki risiko tinggi untuk melalui real time PCR (RT-PCR) sebagai
mengalami infeksi paru- paru yang parah, penderita COVID-19 berbagai rentang
karena kerusakan saluran udara bagian atas usia. Desain studi yang digunakan adalah
dan penurunan fungsi kekebalan paru observasional berupa COHORT
akibat virus dan juga rokok (Bauer, Retrospektif. Kriteria eksklusi: artikel yang
Morissette and Stämpfli, 2013; Feldman terpublikasi menggunakan bahasa Cina,
and Anderson, 2013; Patanavanich and Jepang, Spanyol, dan Arab. Subyek berusia
Glantz, 2020). Laporan kasus coronavirus kurang dari 19 tahun. Artikel dengan
sebelumnya (MERS) melaporkan bahwa desain studi kasus, quasi eksperimental,
perokok yang menderita infeksi RCT, Cross-sectional, case report, dan
coronavirus memiliki risiko lebih tinggi kasus kontrol.
terhadap infeksi dan kematian (Park, Jung
and Kim, 2018). Strategi penilaian kualitas dan sintesis data
Beberapa ulasan dan laporan kasus yang Semua studi yang teridentifikasi dinilai
menyajikan data tentang merokok dan secara independen oleh seluruh penulis
COVID-19 memberikan kesimpulan untuk relevansi berdasarkan judul dan
berbeda. Hal ini membuat penulis tertarik abstrak. Versi teks lengkap dari semua
menyajikan tinjauan sistematis tentang kemungkinan relevan, ketidaksepakatan
bagaimana tingkat keparahan gejala diantara penulis diputuskan melalui forum
COVID-19 pada pasien dengan riwayat diskusi. Data yang telah tersaring disajikan
merokok berdasarkan berbagai laporan dalam tabel alur sesuai denah item
kasus yang terjadi di dunia. PRISMA (prefered items of systematic
review and meta-analysis) (Liberati et al.,
METODE 2009). Penilaian kualitas studi
Strategi pencarian: artikel dicari melalui menggunakan Newcastle - Ottawa Quality
basis data sejak Januari – November 2020. Assessment Scale Cohort Studies. Artikel
170
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 169 - 176, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
yang tidak masuk dalam kriteria kualitatif, ini dan dijadikan sumber kepustakaan.
sebagian besar akan dibahas dalam artikel
HASIL
Diidentifikasi melalui pencarian
basis data (n = 744 ) Free full text = 134
Artikel teks lengkap yang dinilai Berbahasa selain Inggris dan Indonesia = 8
untuk kelayakannya (n = 490) Subyek berusia < 18 tahun = 103
Bukan cohort retrospektif study = 366
Tabel 1.
Penilaian kualitas studi
Study Seleksi Comparability Outcome
Keterwakil Pemilihan Penetapan Penjelasan Keterbandi Penilaian Durasi Kecukupan
an kelompok ekpusure hasil pada ngan hasil follow- follow-up
kelompok tidak awal studi kelompok up
terpapar terpapar dari desain
/analisis
(Feng Tidak Dari Medical Dijelaskan Control Record 28 hari Follow up
et al., mewakili populasi record study linkage lengkap
2020) yang sama berbagai
faktor
(Mo Sedikit Diambil Medical Tidak Merokok Record 10 hari Follow up
et al., mewakili dari record dijelaskan adalah linkage di lengkap
2020) kelompok dan spesifik faktor rumah
yang sama wawanca tambahan sakit
ra
(Shi Mewakili Dari Medical Dijelaskan Merokok Record rata - Follow up
et al., populasi Record adalah linkage rata 15 lengkap
2020) yang sama faktor hari
tambahan
(T. Mewakili Diambil Medical Dijelaskan Merokok Record Selama Follow up
Chen dari Record adalah linkage dirawat, hanya 34%
et al., populasi faktor rata - (274)
2020) yang sama tambahan rata 16
hari
(Kim Tidak Dari Medical Dijelaskan Merokok Record 28 hari Follow up
et al., mewakili populasi Record adalah linkage lengkap
2020) yang sama faktor
tambahan
171
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 169 - 176, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 2.
Ringkasan Hasil Studi
Studi Subyek Lokasi Hasil
(Feng et al., 52 pasien bergejala Wuhan Jin Yin-tan 2 dari 52 pasien adalah perokok dan mengalami
2020) parah hospital keparahan, namun semuanya berhasil sembuh
(Mo et al., 155 pasien RS Zhongnan 4 dari 6 orang perokok aktif mengalami
2020) COVID-19 Wuhan University pneumonia, namun tidak signifikan (p=0.861)
(Shi et al., 487 pasien RS di Provinsi 6 dari 40 pasien perokok mengalami keparahan,
2020) COVID-19 Zhejiang namun tidak signifikan (p=0.331)
(T. Chen et al., 799 pasien RS Tongji Wuhan 9 dari 19 pasien COVID dengan riwayat
2020) COVID-19 merokok meninggal
(Kim et al., 28 pasien pertama RS Nasional Seoul, 5 pasien yang dirawat di ICU memiliki riwayat
2020) di Korea National Medical sebagai perokok
Center, and Seoul
Medical Center,
Seoul
172
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 169 - 176, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
173
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 169 - 176, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
menderita gejala yang parah 1,4 kali (RR = faktor langsung dari perilaku dan membuat
1,4, 95% CI: 0,98–2,00) dan membutuhkan kecenderungan atau rencana pada individu
dukungan ICU, ventilasi mekanis atau untuk melakukan sesuatu. Semakin kuat
kemungkinan meninggal sekitar 2,4 kali niatnya semakin besar kesempatan
lebih tinggi dibandingkan dengan bukan seseorang untuk melakukan sesuatu dan
perokok (RR = 2,4, 95% CI: 1.43–4.04). berlaku sebaliknya.
174
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 169 - 176, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
175
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 169 - 176, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
176