POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2022 WEB OF CAUSATION PENATALAKSANAAN PENGERTIAN NEFROLITIASIS Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah mengatasi nyeri, menghilangkan Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah batu yang batu yang sudah ada, dan mencegah terjadinya pembentukan batu yang berulang. terdapat di saluran kemih, batu yang sering 1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Batu ETIOLOGI Bekerja dengan menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan di luar tubuh untuk ginjal atau kalkulus adalah bentuk deposit mineral, MANIFESTASI KLINIS 1. Faktor dari dalam (intrinsik), seperti keturunan, usia (lebih menghancurkan batu di dalam tubuh. paling umum oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca2+ , 1. Adanya nyeri pada punggung atau namun asam urat dan kristal juga pembentuk batu banyak pada usia 30-50 tahun, dan jenis kelamin laki-laki 2. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy) nyeri kolik renal yang hebat dalam saluran kemih, batu ini umumnya lebih banyak dari pada perempuan. Merupakan salah satu tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu yang berada di 2. Nyeri pinggang ditemukan pada pelvis dan kaliks ginjal 2. Faktor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke dalam kalises melalui 3. Takikardia insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi suhu, asupan air (bila jumlah air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum kurang), diet banyak purin, oksalat 4. Demam dan menggigil fragmen-fragmen kecil PEMERIKSAAN PENUNJANG (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran berwarna hijau 5. Adanya rasa mual dan terjadinya 3. Bedah terbuka terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin, muntah dan gangguan perut. Pembedahan terbuka itu antara lain pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil 1. Urinalisa dan jeroan), dan pekerjaan (kurang bergerak). 6. Adanya darah di dalam urin dan batu pada saluran ginjal. 2. Pemeriksaan darah lengkap 3. penyebab lain adalah Infeksi saluran kemih, Stasis obstruksi adanya gangguan buang air kecil 4. Terapi Konservatif atau Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM) 3. Foto Rontgen saluran kemih Ditujukan pada kasus dengan batu yang ukuranya masih kurang dari 5mm, dapat 4. IVP juga diberikan pada pasien yang belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif. 5. Sistoureteroskopi 6. USG Abdomen NEFROLITIASIS PENGKAJIAN 1. Data umum 2. Alasan masuk rumah sakit/ keluhan utama Manajemen nyeri 3. Riwayat Penyakit Sekarang SLKI: Tingkat Nyeri menurun dengan Kriteria Hasil : Obstruksi pada ginjal 4. Riwayat Kesehatan Terdahulu 1. Keluhan Nyeri menurun Penatalaksanaan 5. Pemeriksaan Fisik 2. Meringis menurun a. Keadaan Umum (kesadaran, TTV 3. Frekuensi nadi membaik b. Pemeriksaan kondisi mata, telinga, Observasi Peningkatan hidung, abdmen, dada, ekstremitas 1. Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi , frekuensi, kualitas Gesekan pada Penurunan reabsorbsi 6. Pola Kesehatan sehari-hari : Nutrisi, Eliminasi distensi abdomen Bedah Non bedah danintesitas nyeri dinding ureter dan sekresi turbulen 7. Hasil pemeriksaan diagnostik 2. Identifikasi skala nyeri Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri Anoreksia Tindakan insisi Terapeutik Inflamasi/ peradangan Aliran urin ke Resiko Infeksi 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri bedah uretra menurun SLKI: resiko infeksi berkurang dengan Kriteria 2. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri Hasil : Edukasi Mual dan 1. Tidak ada tanda gejala infeksi Ajarkan teknik non farmakologi (nafas dalam) Rangsangan terhadap Terputusnya 2. Menunjukkan kemampuan untuk muntah Volume urin Kolaborasi mediator reseptor nyeri jaringan kulit mencegah timbulnya infeksi Kalaborasi pemberian analgetik, jika perlu menurun 3. Jumlah leukosit dalam batas normal Observasi : Output Mudah 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan Nyeri akut Luka terbuka Manajemen Nutrisi berlebih Gangguan terkontaminasi sistemik SLKI: Status nutrisi membaik eliminasi urin kuman dan bakteri Terapeutik Observasi 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 1. Identifikasi status nutrisi Nyeri dengan pasien dan lingkungan pasien Ketidakseimbangan 2. Monitor asupan makanan 2. Pertahankan teknik aseptic pada pasien nutrisi kurang dari Resiko infekdi beresiko tinggi 3. Monitor berat badan kebutuhan tubuh 3. Rawat luka (inspeksi kondisi luka) 4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Terapeutik Edukasi : 1. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan 2. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein DAFTAR PUSTAKA benar 3. Berikan suplemen makanan, jika perlu Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI. 3. AJarkan cara memeriksa kondisi luka atau Edukasi Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperaatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI luka oprasi 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definis dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 2. Ajarkan diet yang diprogramkan Hadibrata. 2021. Laporan Pendahuluan Nefrolitiasis.. http://repository.lppm.unila.ac.id/35936/1 5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan Kolaborasi Norkhayati. 2021. Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Nefrolitiasis . http://repository.unissula.ac.id/23702/1/40901800065_fullpdf Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu