PADA NY. N DI RUANG GARDENIA RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
Oleh: EPA IKE NURJANAH P1337420921194
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2022 WEB OF CAUSATION PENGERTIAN EFUSI PLEURA PENATALAKSANAAN Efusi pleura merupakan akumulasi cairan pleura yang tidak semestinya yang disebabkan ETIOLOGI 1. Torakosintesis MANIFESTASI KLINIS 2. Pemasangan selang dada atau drainage. oleh pembentukan cairan pleura lebih cepat dari 1. Virus dan mikoplasma proses absorbsinya. Berdasarkan lokasi 1. Sesak napas 3. Obat-obatan 2. Bakteri piogenik yang berasal dari jaringan parenkim 2. Rasa berat pada daerah dada terbentuknya dapat dibagi menjadi dua bagian paru dan menjalar secara hematogen 4. Penatalaksanaan cairan yaitu unilateral dan bilateral. efusi pleura bilateral 3. Bising jantung yang disebabkan payah jantung dapat ditemukan pada penyakit seperti gagal 3. komplikasi TB paru melalui fokus subpleura yang robek 4. Lemas yang progresif jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark atau melalui aliran limfe 5. Penurunan berat badan 4. Parasit PENGKAJIAN paru, tumer dan tuberkolosis. 6. Batuk disertai darah pada perokok yang 5. Kelainan intra abdominal 1. Data umum disebabkan Ca bronkus 6. Gangguan sirkulasi 7. Demam 2. Alasan masuk rumah sakit/ keluhan 8. Asites pada penderita serosis hati utama PEMERIKSAAN PENUNJANG 3. Riwayat Penyakit Sekarang 4. Riwayat Kesehatan Terdahulu 1. Foto rontgen 5. Pemeriksaan Fisik 2. Analisis gas darah (AGD) a. Keadaan Umum (kesadaran, TTV EFUSI PLEURA b. Pemeriksaan kondisi mata, 3. Pemeriksaan Cairan Pleura telinga, hidung, abdmen, dada, ekstremitas Manajemen Energi 6. Pola Kesehatan sehari-hari Observasi Proses peradangan a. Nutrisi 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang Pengumpulan cairan pada rongga pleura b. Eliminasi mengakibatkan kelelahan yang berlebihan di 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 7. Hasil pemeriksaan diagnostik rongga pleura 3. Monitor pola dan jam tidur Luka Hipersekresi 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan Pengeluaran Invasif Resiko Infeksi Manajemen jalan nafas selama melakukan aktivitas mukus Observasi : endorgen dan pirogen Observasi Terapeutik Tekanan pleura 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Sediakan lingkungan nyaman dan meningkat sistemik kedalaman, usaha napas) rendah stimulus (mis. cahaya, suara, WSD 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. kunjungan Secret tertahan Terapeutik gurgiling, mengi, wheezing, ronkhi 2. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau Demam di saluran nafas 1. Batasi jumlah pengunjung kering) aktif Penurunan 2. Berikan perawatan kulit pada area edema atau 3. Monitor sputum (jumlah, warna, 3. Berikan aktivitas distraksi yang luka ekspansi paru Terputus aroma) menyenangkan 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak Hipertermi Terapeutik 4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika jaringan kulit dengan pasien dan lingkungan pasien 1. Pertahanan kepatenan jalan napas tidak dapat berpindah atau berjalan Pertukaran Ronchi (+) 4. Pertahankan teknik aseptic pada pasien dengan head-tift dan chin-lift (jaw- Edukasi Takipnea O2 dan CO2 beresiko tinggi thrust jika curiga trauma servikal) 1. Anjurkan tirah baring 2. Posisikan Semi-Fowler atau Fowler 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara terganggu Metabolisme Jalan masuk Edukasi : 3. Berikan minuman hangat bertahap tubuh menurun Bersihan Jalan kuman 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 3. Anjurkan menghubungi perawat jika O2 tidak Nafas Tidak Efektif 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar 5. Lakukan penghisapan lendir kurang tanda dan gejala kelelahan tidak 3. Ajarkan etika batuk dari 15 detik berkurang terpenuhi secara 4. AJarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka 6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum 4. Ajarkan strategi koping untuk maksimal Gangguan Nutrisi penghisapan endotrakeal Resiko Infeksi oprasi mengurangi kelelahan Gangguan Kurang dari 5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 7. Keluarkan sumbatan benda padat Kolaborasi pertukaran gas Kebutuhan Tubuh 6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan dengan proses McGill Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara 8. Berikan Oksigen, Jika perlu meningkatkan asupan makanan Edukasi 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, Kelemahan Ketidakefektifan Jika tidak komtraindikasi Pola Nafas 2. Ajarkan teknik batuk efektif DAFTAR PUSTAKA Kolaborasi Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI. Kolaborasi pemberian bronkodilator, Intoleransi Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperaatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI ekspektoran, mukolitik, Jika perlu Aktivitas Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definis dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI Sari, Elsa Purnama, dkk. 2022. Prosedur Diagnosis Pada Efusi Pleura Unilateral Dengan Pleuroskopi: Laporan Kasus. https://jurnal.umpalembang.ac.id/syifamedika/article/view/3325 Widyastika. 2021. Konsep Dasar Efusi Pleura. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7574