Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

Stase Keperawatan Anak


Dosen Koordinator : Ns. Aris Abiyoga , M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Gibson Lie


NIM : P2002024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN& SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
Mind Mapping

Definisi Patofisiologi

Bronchopneumonia merupakan suatu Bronkopneumonia disebabkan oleh jamur,virus, bakteri dan protozoa, bakteri tersebut
peaangan paru yang biasanya menyerang menyebabkan terjadinya disaluran pernapasan atas dan bawah. Saluran pernapasan atas
dibronkioli terminal. terhambat disebabkan oleh kuman yang berlebihan dibronkus dan terjadi proses peradangan
menyebabkan akumulasi sekret dibronkus menyebabkan masalah dignosa yang timbul adalah
bersihan jalan napas tidak efektif. Sedangkan infeksi saluran prnapasan bawah menyebabkan
Etiologi
edema antara kapiler dan alveoli menyebabkan edema paru dan suplai O2 menurun dan terjadi
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan 2 penyebab pertama hipoksia dan kedua dispnea. Hipoksia menyebabkan metabolik anaerob
penurunan mekanisme pertahan tubuh terhadap meningkat, fatique sehingga masalah diagnosa yang muncul adalah intoleransi aktivitas, kedua
virulensi organisme patogen dispnea menyebabkan rekraksi dada/napas cuping hidung ada sehingga masalah diagnosa yang
muncul adalah gangguan pertukaran gas.
1. Bakteri (streptococcus)
2. Virus (legionella pneumoniae)
Pemeriksaan penunjang
3. Jamur (aspergillus spesies)
4. Aspirasi makanan, sekresi orofarigeal atau 1. Pemeriksaan laboratorium
isi lambungnya keparu-paru BRONCHOPNEUMONIA
- Pemeriksaan darah
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama - Pemeriksaan sputum
- Analisa gas darah
- Kultur darah
Manifestasi Klinis
- Sampel darah, sputum, dan urine
1. Mengigil 2. Pemeriksaan radiologi
2. Demam - Rontgenogram thoraks
3. Nyeri dada pleuritis - Laringoskopi/bronkoskopi
4. Batuk produktif Diagnosa keperawatan yang
5. Hidung kemerahan muncul :
6. Saat bernapas megunakan otot Penatalaksanaan
aksesorius 1. Bersihan jalan napas tidak
7. Terdengar suara krekels diatas paru efektif berhububf d.d sputum 1. Menjaga kelancaran pernapasan
yang sakit berlebih/obstruksi jalan napas 2. Kebutuhan istirahat cukup
2. Gangguan pertukaran gas 3. Kebutuhan nutrisi dan cairan cukup
berhubungan dengan 4. Mengontrol suhu tubuh
Intervensi keperawatan perubahan alveolus-kapiler 5. Pengobatan (diberikan berdasarkan etiologi
3. Intoleransi aktifitas dan uji resistensi).
1. Manajemen jalan napas berhubungan dengan
2. Pemantauan respirasi ketidakseimbangan antara
3. Terapi aktivitas suplai dan kebutuhan oksigen
ANALISA JURNAL
BRONKOPNEUMONIA
Berikut penjelasan singkat desain penelitian 10 jurnal yang telah dianalisa :
1. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul studi kasus: asuhan keperawatan pada
anak dengan bronkopneumonia yang mengalami masalah oksigenasi diruang
melati rsud pasar minggu. Penelitian studi kasus deskriptif ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia yang
mengalami masalah oksigenasi.
2. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Perilaku Merokok Anggota Keluarga
Dengan Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita Di Ruang Marwah 2 Rsu Haji
Surabaya. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross
Sectional.
3. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Faktor risiko bronkopneumonia pada
usia dibawah lima tahun yang di rawat inap di rsud dr.h.abdoel moeloek provinsi
lampung tahun 2015. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Analitik, desain
penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Analisis data dilakukan dengan uji
Chi Square dengan nilai a = 0,05.
4. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Aroma terapi Peppermint Terhadap
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan
Bronkopneumonia. Desain penelitian ini menggunakan Quasi EksperimentOne Group
Pretest-Posttest design.
5. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Karakteristik Bronkopneumonia pada
Anak Balita dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik di Bangsal Alamanda
Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode
observasional dengan pendekatan cross sectional.
6. Pada jurnal yang telah dianalis dengan judul Penerapan askep pada pasien an. R
dengan bronchopneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi . Studi kasus
ini menggunakan rancangan analisis deskriptif.
7. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Bronkopneumonia: Suatu Studi Kasus. Metode penulisan karya tulis ilmiah
menggunakan pendekatan studi kasus pada anak- anak dengan bronkopneumonia
8. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Hubungan Usia Dan Tingkat Eosinofil
Pasien Bronko Pneumonia Pada Balita Di Rs Islam Surabaya. Penelitian ini
menggunakan descriptive correlational dengan metode penelitian crosssectional.
9. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Profil Penggunaan Antibiotik pada
Pasien Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak dengan Diagnosis Bronkopneumonia
di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2017-2018. penelitian ini bersifat deskriptif
dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap data rekam medik pasien
bronkpneumonia yang memenuhi kriteria inklusi.
10. Pada jurnal yang telah dianalisis dengan judul Penerapan Terapi Inhalasi Untuk
Mengurangi Sesak Napas Pada Anak Dengan Bronkhopneumonia Di Rsud Dr.
Soedirman Kebumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus.

LITERATUR REVIEW JURNAL

1. Aslinda. (2019). Dengan judul Penerapan askep pada pasien an. R dengan bronchopneumonia
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Desain penelitian Studi kasus ini menggunakan
rancangan analisis deskriptif. Dengan pendekatan proses keperawatan. terhadap pasien anak
bronchopneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Anak sangat rentang terhadap
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh kuman,virus dan mikroorganisme lain.
Penyakit yang sering terjadi pada anak yaitu penyakit pada saluran pernafasan. Pada saluran
pernafasan manusia memerlukan oksigen yang dihirup setiap detiknya. Oksigen merupakan
kebutuhan dasar manusia yang paling vital. Oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga
kelangsungan metabolisme sel sehingga dapat mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai
sel, jaringan, atau organ Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum An.R adalah
lemah, konjungtiva pucat, pengukuran tanda- tanda vital suhu 36,5°C, frekuensi nadi 120 kali
permenit dan frekuensi pernafasan 28 kali permenit. Berat Badan 7,5 kg, dan Tinggi Badan
73 cm, batuk berlendir, bunyi nafas ronchi, pada tangan kanan terpasang IVFD Dextrose.,
Dan hasil pemeriksaan foto Thorax AP pada tanggal 29 Mei 2018 yaitu: tampak bercak
infiltrate pada kedua paru, cor : bentuk, letak dan ukuran dalam batas normal, kedua sinus
dalam batas normal, tulang- tulang intak, kesan Bronchopneumonia. dari data yang diperoleh
di dapatkan masalah keperawatan dengan diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan. Perencanaan sesuai masalah
keperawatan pada klien yaitu kaji frekuensi atau pantau pernafasan yang rasionalnya
mengetahui frekuensi pernafasan klien sebagai indikasi dasar gangguan pernafasan.
2. Cut Deswita Kanassa Suci, F. A. (2019. Dengan judul studi kasus: asuhan keperawatan pada
anak dengan bronkopneumonia yang mengalami masalah oksigenasi diruang melati rsud
pasar minggu. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keris Husada. Penelitian studi kasus deskriptif ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan
bronkopneumonia yang mengalami masalah oksigenasi Bronkopneumonia merupakan salah
satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah. Bronkopneumonia menjadi
penyebab kematian terbesar penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak- anak dan
balita hampir diseluruh dunia.
3. Deti Florentina, R. D. (2021). Dengan judul Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien
Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak dengan Diagnosis Bronkopneumonia di RSUD Raden
Mattaher Jambi Periode 2017-2018. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pengambilan data secara retrospektif terhadap data rekam medik pasien bronkpneumonia
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini didapati sebanyak 34 pasien
bronkopneumonia umumnya telah rasional dalam parameter tepat dosis (82,35%), tepat
indikasi (100%), tepat pasien (100%), dan tepat interval waktu pemberian (100%).
4. Indria Rifka Fajri, I. D. (2020). Dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Bronkopneumonia: Suatu Studi Kasus. Metode penulisan karya tulis ilmiah menggunakan
pendekatan studi kasus pada anak- anak dengan bronkopneumonia, sampel sebanyak satu
orang anak yang diberikan asuhan keperawatan di dapatkan hasil adanya tanda dan gejala
bronkopneumonia seperti anak demam, terdengar bunyi ronkhi pada pernapasan, nafsu
makan menurun, batuk disertai sputum yang kental, dan mual. Hasil yang dicapai setelah
melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia didapatkan dari lima
masalah keperawatan pada kasus teratasi
5. Luluk Arif Khodijah, D. S. (2020). Dengan judul Perilaku Merokok Anggota Keluarga
Dengan Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita Di Ruang Marwah 2 Rsu Haji Surabaya.
Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Marwah 2 RSU Haji Surabaya pada bulan November
sampai Desember 2019. Sampel penelitian ini berjumlah 50 responden. Tehnik pengambilan
sampel adalah Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan quesioner
perilaku merokok anggota keluarga dan lembar observasi data bronkopneumonia. Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 44 anak BP berat, 6 anak BP dan 47 orang perokok,
3 tidak perokok. Uji Chi-Square menunjukkan p = 0,035 dengan taraf signifikan ?? < ?? =
0,05 sehingga ada hubungan antara perilaku merokok anggota keluarga dengan kejadian
bronkopneumonia.
6. Mega Rukmana Dewi, R. R. (2019). Dengan judul Karakteristik Bronkopneumonia pada
Anak Balita dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik di Bangsal Alamanda Rumah Sakit
Abdul Moeloek Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 27 subyek anak dengan penyakit
jantung bawaan asianotik yang menderita bronkopneumonia usia 0-60 bulan yang dirawat di
bangsal alamanda Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2017-
Oktober 2018 dengan metode total sampling. Data dikumpulkan dari rekam medis. Pada
penelitian ini, anak perempuan lebih banyak daripada laki-laki (51,9%), subjek terbanyak
berusia 12-<24 bulan (55,6%), anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik terbanyak
yang menderita bronkopneumonia yaitu DSA (33,3%), DAP (25,9%) serta DSV (14,8%).
7. Pramono, B. (2013). Dengan judul Hubungan Usia Dan Tingkat Eosinofil Pasien Bronko
Pneumonia Pada Balita Di Rs Islam Surabaya. Penelitian ini menggunakan descriptive
correlational dengan metode penelitian crosssectional. Bahan dan sumber data diperoleh dari
catatan rekam medis pasien balita penderita bronko pneumonia di RS Islam Jemursari
Surabaya dalam waktu 2014-2016. Penelitian ini menggunakan uji analisis chi-square dengan
interpretasi p-value < 0,05 dengan menggunakan SPSS 21. Hasil yang diperoleh adalah 11
pasien Bronkopneumonia yang mengalami eosinofilia sebanyak 3 pasien (27,3%) berusia 0-
12 bulan, dan 8 pasien (72,7%) berusia 13-59 bulan. Lalu pada 76 pasien bronkopneumonia
yang tidak mengalami eosinofilia atau normal sebanyak 21 pasien (27,6%) berusia 0-12
bulan, dan 55 pasien (72,4%) berusia13-59 bulan. Hasil analisis bivariat terhadap hubungan
usia dengan tingkat eosinofil pasien bronko pneumonia menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan (p-value >0.05).
8. Rsud, D. I. (2017). Dengan judul Penerapan Terapi Inhalasi Untuk Mengurangi Sesak Napas
Pada Anak Dengan Bronkhopneumonia Di Rsud Dr. Soedirman Kebumen. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi
kasus. Subyek studi kasus ini adalah klien bronkhopneumonia yang dirawat di Rumah Sakit.
Data didapat dari wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Analisis data dan penyajian
data yang digunakan yaitu teks yang bersifat naratif dan tabel distribusi frekuensi. Hasil:
Setelah dilakukan penerapan terapi inhalasi, terjadi penurunan RR dari 68 x/menit, suara
nafas ronkhi, dan tidak ada tarikan dinding dada kedalam.
9. Sherly Amelia, R. O. (2018). Dengan judul Aroma terapi Peppermint Terhadap Masalah
Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan Bronkopneumonia.
Desain penelitian ini menggunakan Quasi EksperimentOne Group Pretest-Posttest design.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling
dengan jumlah sampel 10 orang. Cara pengumpulan data dengan pemeriksaan fisik dan
observasi kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank
test. Hasil diperoleh data p-value 0,002 < 0,05 yang artinya ada pengaruh aromaterapi
peppermint terhadap masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien
anak usia 1-5 tahun dengan bronkopneumonia. Berdasarkan hasil penelitian ini maka
aromaterapi peppermint dapat dijadikan terapi non farmakologi untuk mengatasi masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien anak dengan
bronkopneumonia.
10. Sinaga, F. T. (2018). Dengan judul Faktor risiko bronkopneumonia pada usia dibawah lima
tahun yang di rawat inap di rsud dr.h.abdoel moeloek provinsi lampung tahun 2015. Metode
Penelitian : Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Analitik, Desain penelitian
menggunakan pendekatan cross sectional. Analisis data dilakukan dengan ujiChi Square
dengan nilai a = 0,05. Hasil : Didapatkan total balita bronkopneumonia sebanyak 158 anak.
Diambil sampel 113 anak dengan hasil uji statistik univariat didapat lebih banyak balitausia
1-12 bulan yaitu 73 balita (64,6%), jenis kelamin laki-laki yaitu 66 balita (58,4%),
balitadengan berat badan lahir yaitu=2500 gram 60 balita (53,2%), balita dengan imunisasi
tidaklengkap yaitu98 balita (86,7%) dan balita dengan riwayat ASI tidak eksklusif
sebanyak100 balita (88,5%), Hasil uji statistik bivariat ada hubungan usia balita, riwayat
imunisasi,dan riwayat ASI terhadap kejadian bronkopneumonia dengan nilai p value 0,000;
0,004; 0,009 (<0,05).
SOP PEMBERIAN AROMA TERAPI DAUN
MINT

STANDAR No dokumen No. referensi Halaman ½

PROSEDUR Tanggal terbit

OPRASIONAL 20 Maret 2019

Aroma terapi daun mint adalah suatu metode penyembuhan yang berasal
dari alam dengan menggunakan daun mint sebagai tambahan baku. Daun mint
PENGERTIAN
mengandung menthol sehingga sering digunakan sebagai bahan baku obat flu

(Jefry, 2014).
Terapi inhalasi ini bertujuan untuk mengatasi bronkospasme,
TUJUAN mengencerkan sputum, menurunkan hiperaktivitas bronkus serta mengatasi
infeksi.

1. Pada pasien yang mengalami gangguan sistem pernafasan


KEBIJAKAN
2. Pada pasien yang mengalami kesulitan dalam bernafas.

1. Persiapan Alat :
a. Kom kecil
b. Air hangat
c. Daun mint
2. Cara Kerja :
a. Cuci tangan (sesuai SPO)
b. Identifikasi pasien (sesuai SPO)
c. Jelaskan pada orang tua pasien tindakan yang akan dilakukan
d. Siapkan alat – alat secara lengkap. bawa alat – alat ke samping tempat

tidur pasien.
PROSEDUR e. Tutup pintu atau pasang sketsel / korden pada samping tempat

tidur pasien.

f. Atur posisi pasien senyaman mungkin.


g. Masukan air hangat ke dalam kom
h. Campurkan daun mint dengan air hangat tersebut
i. Dekatkan air hangat yang telah di campur dengan daun mint kepada
pasien agar uap dari air hangat yang telah di campur dengan daun
mint tersebut dapat dihirup oleh pasien.

j. Lakukan kegiatan tersebut selama 3X sehari dalam waktu 15 menit.

k. Rapikan pasien dan bereskan alat – alat.


l. Cuci tangan
m. Dokumentasikan tindakan pemberian aroma terapi daun mint dalam

dokumentasi keperawatan (SOAP).


EVALUASI 1. Observasi RR pasien setelah dilakukan pemberian aroma terapi daun mint.
Daftar Pustaka

Aslinda. (2019). dengan Penerapan askep pada pasien an. R dengan


bronchopneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Journal of
Health, Education and Literacy, 2621-9301.

Cut Deswita Kanassa Suci, F. A. (2019). studi kasus: asuhan keperawatan pada
anak dengan bronkopneumonia yang mengalami masalah oksigenasi
diruang melati rsud pasar minggu. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keris Husada,
Vol. 1 No. 1.

Deti Florentina, R. D. (2021). Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatri


Rawat Inap di Bangsal Anak dengan Diagnosis Bronkopneumonia di
RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2017-2018. Journal of Pharmacy
and Science, 7-11.

Indria Rifka Fajri, I. D. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan


Bronkopneumonia: Suatu Studi Kasus. 109-123.

Luluk Arif Khodijah, D. S. (2020). Perilaku Merokok Anggota Keluarga Dengan


Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita Di Ruang Marwah 2 Rsu Haji
Surabaya. Jurnal Keperawatan Malang Volume , Volume 5, No 1, hal.55-
61.

Mega Rukmana Dewi, R. R. (2019). Karakteristik Bronkopneumonia pada Anak


Balita dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik di Bangsal Alamanda
Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung. volume 8, nomor 1.

Pramono, B. (2013). Hubungan Usia Dan Tingkat Eosinofil Pasien Bronko


Pneumonia Pada Balita Di Rs Islam Surabaya.

Rsud, D. I. (2017). Penerapan Terapi Inhalasi Untuk Mengurangi Sesak Napas


Pada Anak Dengan Bronkhopneumonia Di Rsud Dr. Soedirman Kebumen.

Sherly Amelia, R. O. (2018). Aroma terapi Peppermint Terhadap Masalah


Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Anak Dengan
Bronkopneumonia. REAL in Nursing Journal, Volume 1, No. 2.

Sinaga, F. T. (2018). Faktor risiko bronkopneumonia pada usia dibawah lima


tahun yang di rawat inap di rsud dr.h.abdoel moeloek provinsi lampung
tahun 2015. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 5, Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai