Oleh :
Ori aprisia putri
I11108023
PPOK
PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik)
Definisi
Definisi
Epidemiologi
Merokok
Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal
yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu
perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama
merokok dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
Pajanan
Faktor genetik
Jenis kelamin
Hipersekresi mukus
Hiperresponsif saluran
napas
(peningkatan IgE dan
asma)
Merokok
Status sosial-ekonomi
Pekerjaan
Polusi lingkungan
Infeksi saluran napas berulang
Aging Populations
3. Patogenesis PPOK
PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK
Anamnesis
Anamnesis pada PPOK sebaiknya dilakukan dengan
teliti, secara klinis PPOK dapat ditegakkan dengan
anamnesis yang teliti:
1)
Ada faktor risiko
Usia pertengahan (>45 th)
Riwayat pajanan:
- Asap rokok
- Polusi udara
- Polusi tempat kerja
Manifestasi Klinik
1.
2.
3.
Sesak
Batuk kronik
Produksi sputum
Derajat
sesak
Pemeriksaan Fisis
1. Inspeksi
Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong )
Terdapat cara bernapas Purse lips breathing (seperti orang
meniup )
Blue bloater dan pink puffer
terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot bantu
nafas
Pelebaran sela iga
2. Perkusi - Hipersonor
3. Auskultasi
- Fremitus melemah,
- Suara nafas vesikuler melemah atau normal
- Ekspirasi memanjang atau bunyi Mengi
Biasanya timbul pada eksaserbasi
Ronki
Gambaran klinis
Pemeriksaan
penunjang
1. Tes faal paru
Spirometri
2. Darah rutin
3. Radiologi
GAMBARAN RADIOGRAFI
HIPERLUSENSI DI
KEDUA PARU
DIAFRAGMA LETAK
RENDAH DAN
MENDATAR
CORAKAN JARINGAN
PARU TAMPAK LEBIH
JELAS
GAMBARAN FIBROSIS
DAN VASCULAR PARU
RELATIF JARANG
I
ringan
FEV1/FVC < 70%, FEV1 80%, dan umumnya, tapi tidak selalu, ada
gejala
batuk kronis dan produksi sputum. Pada tahap ini, pasien biasanya
bahkan
belum merasa bahwa paru-parunya bermasalah
II
sedang
FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai
progresif/memburuk, dengan nafas pendek-pendek.
III
berat
FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang
yang mulai
mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai
mencari
pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan
penyakit.
IV
Sangat berat
FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi
kronis.
Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 > 30%,
tapi pasien
mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan/cor
pulmonale.
Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan
Diagnosis
Anamnesis :
Sesak napas
Batuk kronik
Produksi sputum kronik
Riwayat terpajan asap rokok, polusi udara, polusi tempat kerja
Pemeriksaan fisik:
Diagnosis
hiperinflasi
Jantung pendulum
Diafragma mendatar
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
4 program tatalaksana:
Edukasi
Farmakologi (Obat-obatan)
Non-farmakologi
Rehabilitasi
Terapi oksigen
Nutrisi
Penatalaksanaan PPOK
Eksaserbasi
Gejala eksaserbasi :
Penatalaksanaan PPOK
Eksaserbasi
PENYAJIAN KASUS
Ori aprisia putri
I11108023
Anamnesis
Identitas
Nama
: Tn. N
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur
: 64 tahun
Alamat : Dusun Nipah Jaya RT 007 RW 003
S.Nipah Teluk Pak Kedai
Pekerjaan
: Tani
Nomor RM
: 908298
Tanggal Masuk RS : 25 Mei 2014 (18.30)
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak nafas disertai Batuk berdahak
Anamnesis
Pasien mengatakan tidak pernah mendapatkan
pengobatan 6 bulan. Pasien merokok sejak remaja
kurang lebih 8-10 batang sehari. Mulai berhenti
merokok sejak keluhan sesak napas dirasakan
semakin mengganggu (sebelum masuk ke Rumah
Sakit).
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis (5 juni 2014)
Keadaan umum
: baik
Keadaan sakit
: tampak sakit ringan
Nadi
: 80 x/menit, isi cukup dengan irama teratur
Tekanan darah
: 140/80 mmHg
Napas
: 28 x/menit, teratur, kedalaman cukup, dengan
jenis pernapasan abdominotorakal
Suhu
: 36C, aksilar
Pemeriksaan Fisik
Kulit
: warna kulit sawo matang, sianosis
(-),
dekubitus (-)
Kepala : bentuk tidak ada kelainan,
simetris,
dan nyeri tekan (-)
Mata
: konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-)
Telinga : sekret (-)
Hidung : sekret (-), deviasi septum (-)
Mulut
: bibir sianosis (-), lidah kotor (-),
Leher
: pembesaran limfonodi (-), kaku kuduk (-),
deviasi trakea (-),
pembesaran tiroid (-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis tidak teraba
Perkusi
: tidak ada pembesaran jantung
Inspeksi
: bentuk normal
Palpasi
: nyeri tekan (-) di regio epigastrium, hati tidak teraba,
lien tidak teraba
Perkusi
: asites (-)
Ekstremitas : oedema (-), sianosis (-), jari tabuh (-), capillary refill <
2 detik pada ekstremitas atas dan bawah
Pemeriksaan Fisik
STATUS LOKALIS
Torak
: bentuk normal, warna kulit sawo matang
Paru
Inspeksi
:
statis
: simeris
dinamis
: gerakan paru simetris, tidak ada ketinggalan
gerak
Palpasi
: tidak terdapat deviasi trakea, tidak terdapat nyeri
tekan di seluruh lapang paru, stem fremitus normal, kanan = kiri di
seluruh lapang paru
Perkusi
: sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hb
: 13,1 g/dL
Ht
: 41,9 %
Leukosit
: 23.700/L
Granulosit
: 20,4 k/ul
Trombosit
: 487.000 /L
Foto rontgen PA
Jantung
: tidak membesar
Berbentuk seperti bandul
Paru
: diafragma
mendatar, terdapat hiperinflasi
pada paru kiri bagian basal ,
dan sudut costofrenicus yang
sedikit tumpul
Resume
Diagnosis
TB paru
Asma Bronkial
Tatalaksana
Non Medikamentosa :
Tirah baring
Terapi cairan RL
Terapi nutrisi
Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gr
Ambroxol 3 x 1
Lansoprazole 1 x 1
Usulan pemeriksaan
Prognosis
Ad vitam
: dubia
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia
T
E
R
I
M
A
K
A
S
I
H