PENGANTAR ANESTESI
Anestesi (pembiusan; berasal dari
bahasa Yunani an-"tidak, tanpa dan
aesthtos, "persepsi, kemampuan untuk
merasa"), secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Klasifikasi
anestesi ini dibedakan menjadi tiga golongan
yaitu
- Anestesi lokal,
- Anestesi regional,
- Anestesi umum
Anestesi lokal
Anestesi lokal adalah tindakan pemberian obat yang
mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri)
secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik.
Pada anestesi umum, rasa nyeri hilang bersamaan
dengan hilangnya kesadaran penderita. Sedangkan
pada anestesi lokal (sering juga diistilahkan dengan
analgesia lokal), kesadaran penderita tetap utuh dan
rasa nyeri yang hilang bersifat setempat.
Anestesi lokal
Anestesi lokal bersifat ringan
Digunakan untuk tindakan yang hanya perlu
waktu singkat. Oleh karena efek mati rasa yang
didapat hanya mampu dipertahankan selama
kurun waktu sekitar 30 menit seusai injeksi.
Anestesi regional
Dibagi menjadi 2 bagian :
- Blok sentral (neuro aksial) meliputi blok spinal,
epidural dan kaudal
- Blok perifer (blok saraf) misalnya blok pleksus
brakialis, aksiler,analgesia regional intravena
Analgesia spinal
Pemberian obat anestetik lokal kedalam ruang
subaraknoid.
Anestesia spinal diperoleh dengan cara
menyuntikan anestesik lokal kedalam ruang
subaraknoid.
Anestesi umum
Anestesi umum (general anestesi) atau bius total
disebut juga dengan nama narkose umum (NU).
Anestesi umum adalah meniadakan nyeri secara
sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat
reversibel.
Anestesi umum biasanya dimanfaatkan untuk tindakan
operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan
waktu pengerjaan lebih panjang.
Cara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa
nyeri, menghilangkan kesadaran, dan membuat
amnesia, juga merelaksasi seluruh otot.
Stadium Anestesia
Stadium anestesi dibagi dalam 4 yaitu;
Stadium I (stadium induksi atau eksitasi volunter), dimulai
dari pemberian agen anestesi sampai menimbulkan
hilangnya kesadaran.
Stadium II (stadium eksitasi involunter), dimulai dari
hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium
pembedahan. Pada stadium II terjadi eksitasi dan gerakan
yang tidak menurut kehendak, pernafasan tidak teratur,
inkontinensia urin, muntah, midriasis, hipertensi, dan
takikardia.
Stadium Anestesia
Stadium III (pembedahan/operasi), terbagi dalam 3 bagian yaitu;
Plane I yang ditandai dengan pernafasan yang teratur dan terhentinya
anggota gerak. Tipe pernafasan thoraco-abdominal, refleks pedal
masih ada, bola mata bergerak-gerak, palpebra, konjuctiva dan kornea
terdepresi. Plane II, ditandai dengan respirasi thoraco-abdominal dan
bola mata ventro medial semua otot mengalami relaksasi kecuali otot
perut. Plane III, ditandai dengan respirasi regular, abdominal, bola
mata kembali ke tengah dan otot perut relaksasi.
Stadium IV (paralisis medulla oblongata atau overdosis),ditandai
dengan paralisis otot dada, pulsus cepat dan pupil dilatasi. Bola mata
menunjukkan gambaran seperti mata ikan karena terhentinya sekresi
lakrimal.
terbaik,baik
1. Wawancara (anamnesis)
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Persetujuan (Informed consent)
5. Klasifikasi status fisik pasien (ASA)
Premedikasi
Tujuan: memberikan kenyamanan bagi pasien,
dengan cara:
1. mengurangi salivasi (keluarnya air liur)
2. mengurangi sekresi bronkial (dahak)
3. meminimalkan timbulnya reflek vagal
4. mengontrol hipertensi (darah tinggi)
5. mencegah mual dan muntah
6. mencegah aspirasi (tersedak)
7. mencegah infeksi
Infus Intravena
Ukuran&nomor jarum infuskondisi medis
pasien dan jenis operasi
Biasanya di pasang di tangan (lengan bawah)
Kegunaan :
Jalan masuk obat
Tranfusi darah
Induksi
Suatu keadaan peralihan dari kondisi bangun,
sadar dengan reflek perlindungan yang nyata
tidak sadar, bergantung ahli anestesi
Metode induksi ditentukan oleh: kondisi medis
pasien, prosedur operasi, tingkat kecemasan,
kemampuan kooperasi dan komunikasi, serta
keadaan lambung.
Teknik induksi
1. Intravena (melalui infus)
2. Inhalasi (melalui gas)
3. Intramuskuler (suntik)
PEMELIHARAAN
Menjaga kedalaman anestesi mulai saat pasien sudah
mendapat kedalaman anestesi yang cukup untuk memulai
pembedahan, sampai pembedahan selesai.
PULIH SADAR
Peralihan dari kondisi terbius menjadi
kondisi sadar penuh.
Dinilai :
Tingkat kesadaran
Reflek perlindungan (batuk)
Kondisi syaraf
Kondisi jantung (hemodinamik)
Pernafasan spontan
Transportasi
Ruang pulih sadar
BAIK
BANGSAL
PERAWATAN KHUSUS
ICCU
ICU
ASPEK MEDIKOLEGAL
Aspek medikolegal
Resiko Medis adalah Suatu hal yang tidak diharapkan terjadi
dalampraktik kedokteran.
Benefit > Risk
Risk > benefit
tetapi tindakan medis itu merupakan satu-satunya cara untuk
menyelamatkan pasien
Penyebab :
Hasil dari perjalanan penyakit (tidak ada hubungannya dengan
tindakan medis)
Resiko yang tidak dapat diketahui sebelumnya.
Resiko yang telah diketahui sebelumnya dan dianggap dapat
diterima dan di informasikan pasien melalui Informedconsent
Informed consent
Merupakan persetujuan atau izin oleh pasien
atau keluarga yang berhak kepada dokter untuk
melakukan tindakan medis terhadap pasien.
Tujuan : agar pasien dapat mengerti dan
memahami tentang kondisinya sebelum
mengambil keputusan bagi dirinya.
PENYEBABKLAIM/TUNTUTAN MALAPRAKTIK
THANK YOU