Anda di halaman 1dari 43

Pembimbing:

dr. Tigor P Simanjuntak,


Sp.OG

STATUS ASMATIKUS
PADA KEHAMILAN
Ifen Ayu Malinda
0861050070

Abstrak
Asma adalah gangguan kesehatan umum serius yang dapat mempersulit
kehamilan. Sepertiga dari wanita hamil dengan asma akan mengalami
gejala asma yang lebih buruk, sepertiga akan mengalami peningkatan
gejala dan sepertiga lainnya tidak mengalami perubahan. Tujuan utama
adalah untuk mempertahankan kontrol yang optimal asma untuk
kesehatan ibu dan kesejahteraan serta pendewasaan janin. Asma yang
tidak terkontrol biasanya dihubungkan dengan kelahiran bayi dengan
berat rendah, preeklamsia, dan kelahiran prematur. Obat - obatan yang
digunakan untuk mengontrol asma pada populasi non-hamil umumnya
sama dengan populasi kehamilan dengan beberapa pengecualian.
Kortikosteroid inhalasi (ICS) adalah terapi pengendalian yang disenangi.
Budesonide merupakan ICS yang sering dipakai. Long acting B-agonists
(LABA) adalah pilihan terapi tambahan untuk dosis ICS menengah hingga
tinggi. Pemicu utama asma serangan selama kehamilan adalah infek si
virus dan ketidakpatuhan ICS.
Kata kunci : asma, status asmatikus, inhalasi kortikosteroid

Pendahuluan
Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat
medik berupa serangan asma berat kemudian
bertambah
berat yang bersifat refrakter
sementara
terhadap
pengobatan
seperti
bronkodilator dan kortikosteroid.
Refrakter mengandung arti tidak adanya respon
terhadap
pengobatan.

Diagnosis dan
Pemantauan
Penyakit

Pemeriksaan fisik
Takipneu
Takikardi
pulsus paradoksus (>10 mm Hg)
ekspirasi memanjang
bunyi mengi
dan penggunaan otot aksesorius
(sternokleidomastoideus, abdominalis,
pektoralis)

Pemeriksaan
Laboratorium

1. Pemeriksaan darah lengkap untuk menentukan


diagnosis banding:
Leukositosis sebagai akibat dari respons fisiologis
terhadap kehamilan, terapi steroid, infeksi saluran
pernafasan atas, atau stres serangan asma.
2. Analisa gas darah:

Analisa gas darah arteri untuk mengindikasikan


tahap oksigenasi dan kompensasi respiratorik PaCO2
biasanya rendah pada tahap awal eksaserbasi sebagai
hasil dari hiperventilasi Peningkatan PaCO2
menunjukkan tanda gagal nafas akan segera terjadi Gas
darah arteri sering menunjukkan penurunan PaO2.

Foto thorax
Foto Thorax : Tidak memberikan gambaran kelainan.

Pemeriksaan Lain
1. Pemeriksaan fungsi paru
Penurunan peak expiratory flow rate (PEFR) dan volume ekspirasi
paksa dalam 1 detik (FEV1) Pengurangan pada kapasitas vital
paksa (FVC) Peningkatan volume residu (RV), kapasitas residual
fungsional (FRC), dan kapasitas paru total (TLC)
Kapasitas difusi normal
2. Pasien dengan asma biasanya menunjukkan FEV1, FVC, dan
PEFRyang
meningkat 15 % apabila diobati dengan bronkodilator

lapora
n
Kasus

dentitas Pasie
Nama
Umur

: Ny. X
: 38 Tahun

Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak nafas sejak 15 menit SMRS
Keluhan Tambahan : Mules mules
Riwayat Perjalanan Penyakit
:
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 15 menit
sebelum masuk UGD RS UKI. Sesak nafas dirasakan tiba tiba
dan terus menerus. Sebelumnya 4 jam sebelum masuk UGD RS
UKI pasien terlebih dahulu merasakan mules mules yang
lamanya 15 menit. Kemudian mules tersebut hilang, kemudian 3
jam sebelum masuk UGD RS UKI pasien kembali mules lamanya
15 menit, Keluar flek darah disangkal. Riwayat trauma disangkal.
Haid pertama dari haid terakhir tanggal 17 september 2012 saat
ini pasien sedang hamil 36 minggu, G2P1A0, riwayat antenatal
care bermasalah dengan asma pada minggu ke 29 sekarang.
Riwayat persalinan sebelumnya yaitu sectio caesarea sebanyak
1x.

R. Operasi

Status generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis
Tanda tanda Vital
TD
: 120/70 mmHg
N
: 113x/menit
RR
: 28 x/menit
Suhu
: 36,80 C
BB
: 58,9 kg
TB
: 158 cm
BMI
: 23,6 metric

Mata : dbn
THT
: dbn
Mulut
: dbn
Leher
: dbn
Mammae : ASI -/-, Massa -/-, Nyeri
-/-,
Retraksi -/-

Thoraks

Abdomen

Cor
: S1-S2 normal reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo: BND Ekspirium memanjang, ronchi -/-,
wheezing +/+

Inspeksi
: perut tampak buncit sesuai
masa, linea nigra (+)
Palpasi
: supel, NT (-), defense muscular
(-)
Perkusi
: timpani , nyeri ketok (-)
Auskultasi : BU (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada


oedem,
CRT < 2

Status Genitalis
Pemeriksaan Dalam

Fluksus
:Flour albus

:-

a. Inspekulo Tidak dilakukan


b. Vagina toucher

Keadaan porsio dan pembukaan : Porsio axis


posterior, Kenyal, pembukaan (-)

Ketuban
: (-)

Posisi : Presentasi kepala

Pemeriksaan Obstetrik
Leopold 1

Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI

Hasil

Hb

12,6

Leukosit

21400

Hematokrit

35 %

Trombosit

388.000

Masa Perdarahan

1.00

Masa Pembekuan

12.30

Masa Protrombin

Kontrol : 12 detik

GDS

Pasien : 14 detik
59 mg/dl

HbsAg

Non Reaktif

DIAGNO
SIS
PROGNO
SIS

Ibu : G2P1A0, hamil 36


minggu, + Riwayat SC 1x
+ Riwayat Asma
Fetus : Janin tunggal,
Hidup, Presentasi kepala

Ibu : Dubia ad malam


Fetus : Dubia ad malam

Tata Laksana
1.Rawat inap
2. Observasi Keadaan umum, tanda-tanda vital,
kontraksi, dan DJJ
3. Periska H2TL, MP3, GDS, dan HbsAg
4. Rencana SC + Steril Kehamilan
5. Konsultasi IPD dan Anastesiologi
6. Diet : Puasa sementara
7. IVFD : 1 RL ( 16 tetes/menit )
8. Menjelaskan kepada pasien tentang keadaan
kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan.

FOLLOW UP
Pasien dirawat selama
5 hari , Pada hari
pertama
telah
dilakukan
tindakan
steril
Kehamilan dan sesar. Kemudian dipantau tanda
vital, status generalis, status obstetri, urin
output, dan status neurologis. Hasilnya keadaan
pasien Mengalami perbaikan setelah dilakukan
pengobatan. Asma terkendali laju pernafasan
baik, Tidak ada tanda-tanda komplikasi yang
bermakna.

Diskusi kasus
Dalam laporan kasus ini, diagnosis Status
asmatikus pada kehamilan ditegakkan melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien umur 38
tahun dengan G2P1A0 hamil 36 minggu, datang
dengan keluhan sesak nafas sejak 15 SMRS. Selain
itu 4 jam SMRS pasien terlebih dahulu mengeluh
mules mules. Keluar flek dan darah dari kemaluan
disangkal. Dan mempunyai riwayat asma sejak umur
20 tahun.

Diskusi kasus
Menurut literatur pada asma
akut mempunyai gejala dan
tanda sebagai berikut :
Bising mengi
Sesak nafas yang berat
Frekuensi napas lebih dari
25 kali/menit
Denyut nadi lebih dari 110
kali/menit
Penurunan tekanan darah
sistolik pada waktu inspirasi
Pulsus paradoksus lebih dari
10 mmHg

Pada kasus
bising mengi
sesak nafas
yang berat
RR 28 kali/menit,
N 113 kali/menit,
pulsus
paradoksus tidak
diperiksa.

Diskusi kasus
Pemeriksaan Penunjang

Pada
Kasus
Tidak
dilakuka
n

AGD
PaCO2 normal atau
meninggi
Hipoksia berat, PaO2 < 60
mmHg
Nilai pH darah rendah
Lalu pemeriksaan arus puncak
ekspirasi
APE < 50% nilai dugaan atau
nilai tertinggi yang pernah
dicapai atau < 120 liter/menit
Foto Torax
Tidak dapat ditemukan
kelainan apapun.

Diskusi kasus
Faktor Usia Kehamilan

Serangan akan
timbul mulai
usia kehamilan
24 36 minggu.

Pada kasus
serangan mulai
timbul pada usia
kehamilan 36
minggu

Diskusi kasus
Dilaporkan bahwa :
- Pengobatan asma dengan tingkat
yang paling rendah :

Pasien dengan asma yang tidak


terkontrol, 63 % tidak menggunakan
pengobatan asma selama masa
kehamilan
Louik Carol and cols. Asthma in pregnancy and its pharmacologic treatment.
Annals of Allergy, Asthma & Immunology. August 2010; 105: 110-117.

Diskusi kasus
faktor resiko merokok
termasuk berat lahir rendah
kelahiran prematur
kematian bayi.
Dalam
sebuah
studi
besar
terhadap asma pada kehamilan,
menemukan bahwa perokok aktif
memiliki gejala asma yang lebih
sehari-harinya
dibandingkan
dengan bukan perokok dan
mereka yang paparan asap pasif.

Pada kasus
pasien tidak
mengkonsumsi
rokok.

Diskusi kasus
Jenis kelamin bayi yang dikandung juga
mempengaruhi timbulnya gejala.
Pada studi prospektif
blind

50% ibu bayi perempuan


mengalami peningkatan gejala
asma selama kehamilan
tidak satu pun bayi
perempuan mengalami
perbaikan

22,2% ibu bayi laki-laki


mengalami peningkatan
gejala asma
bayi laki-laki menunjukkan
perbaikan gejala asma
(44,4%)

Pada kasus bayi yang dikandung adalah bayi


laki-laki,
Namun pada pasien tetap terjadi perburukan
gejala asma.

Diskusi kasus
Kortikosteroid
inhalasi adalah
terapi pengendalian
yang disenangi.
Budesonide
merupakan ICS yang
sering dipakai. Long
acting B-agonists
(LABA) adalah pilihan
terapi tambahan.

Pada laporan kasus


pasien sudah
menggunakan
Symbicort sebagai
ICS inhalasi dan antagonis aksi
panjang.

1. Resiko dari perburukan asma


Kortikosteroid Inhalasi

dihubungkan dengan kehamilan yang


mana dapat melemahkan fungsi
Penelitian pada
wanita hamil
paru-paru (VEF1).Ditingkatkan
dengan menggunakan terapi
5 kelompok
penelitian
corticosteroids inhalasi
2. Tidak ada penelitian sampai saat ini
1 penilitian yang
dimana penggunaan dari
dikontrol
corticosteroids yang dihirup dikaitkan
2 penelitian yang
dengan peningkatan cacat kelahiran
tidak dikontrol
21,072 wanita
atau dampak buruk kelahiran
hamil, 16,900
lainnya.
wanita yang
3. Data pada corticosteroids yang
mengidap asma
dihirup selama masa kehamilan
dan 6.113 wanita
adalah budesonide (ada sedikit
yang menggunakan
penelitian atau tidak ada sama sekali
pengobatan
yang tersedia tentang penggunaan
corticosteroids
formula lainnya pada corticosteroids
yyang dihirup
NAEPP Expert Panel Report. Managing Asthma During Pregnancy:
Recommendations
for Pharmacologic
Treatment
yang
dihirup
selama
masa
2004 Update. J ALLERGY CLIN IMMUNOL JANUARY 2005
kehamilan)

Kortikosteroid oral
Penelitian klinis dan meta analisis (Kohort,
Penggunaan steroid
Case Control)
oral selama
51,380 wanita hamil
dimana 535 wanita
telah diobati dengan
Kortikosteroid oral
4.321 wanita hamil
dimana 1.998
memiliki asma dan
213 wanita telah
diobati dengan
Kortikosteroid oral

trimester pertama
masa kehamilan :
Meningkatkan resiko
bibir sumbing
dengan atau langitlangit mulut yang
terbelah
( Resiko pada
populasi umum
adalah 0,1%,
sedangkan pada
wanita dengan
kortikosteroid oral
adalah 0,3)

Diskusi kasus

Status Asmatikus yang


tidak berespon dengan
pengobatan bronkodilator
dan kortikosteroid dan yang
memerlukan perawatan
intensif care unit, yaitu
pada stadium 3 dan 4.
Dianjurkan segera
dilakukan terminasi
persalinan sesar menjadi
pilihan karena
mendesaknya kebutuhan
untuk dilahirkan.

Pada laporan kasus


pasien tidak termasuk
kedalam stadium 3 dan 4.
Jadi bukan suatu indikasi
dilakukannya persalinan
sesar.
Pada pasien direncanakan
dilakukan sterilisasi dengan
pertimbangan usia pasien
yang termasuk kedalam
resiko tinggi terhadap
kehamilan yaitu 38 tahun,
Dan karena pasien sudah
mempunyai anak dua.
karena pasien
direncanakan steril
sehingga direncanakan juga

Diskusi kasus
Komplikasi asma pada kehamilan terhadap ibu
Pada kasus
komplikasi
tersebut tidak
didapatkan
pada pasien.
Karena
asma yang
terkontrol
dengan baik
akan
memberi hasil
yang lebih
baik.

Diskusi kasus

Diskusi kasus
Pada bayi
tidak
didapatkan
komplikasi
tersebut.
Dengan
demikian
dapat
dikatakan
bahwa tidak
semua status
asmatikus
pada
kehamilan
selalu

Kesimpulan
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis status
asmatikus
berdasarkan
anamnesis
dan
pemeriksaan
fisik.
Pada
anamnesis
pasien
mengeluh sesak napas dan mules-mules, pada
pemeriksaan fisik didapatkan bising mengi,
frekuensi nafas lebih dari 25 kali/menit yaitu 28
kali/menit, denyut nadi lebih dari 110 kali/menit
yaitu 113 kali/menit dan retraksi sela iga
Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap debu
yang menjadi faktor resiko terhadap tibulnya
serangan asma.
Jenis kelamin bayi adalah laki-laki dan
tidak
mengalami perburukan gejala asma.
Penatalaksanaan Asma pada kehamilan pada
pasien adalah dengan terapi kortikosteroid inhalasi
dan LABA kemudian telah dilakukan tindakan

Kesimpulan
Pada kasus tidak didapatkan komplikasi asma
pada kehamilan bagi ibu seperti Preeklamsia,
Hiperemis gravidarum, berat badan turun, serta
gagal
nafas.
Karena
pasien
melakukan
pengontrolan dengan baik
Pada kasus tidak didapatkan komplikasi asma
pada kehamilan bagi janin seperti kematian
perinatal, IUGR, kehamilan preterm, hipoksia
neonatal, berat bayi lahir rendah. Karena pasien
melakukan pengontrolan dengan baik
Pada kasus diatas, ternyata Antenatalcare yang
teratur sangat diperlukan untuk mengontrol
kondisi pasien

Saran
Dilakukan pengukuran Peak Ekspiratory Flow Rate
2 kali sehari dengan target 380 550 liter/menit.
Tiap pasien memiliki nilai baseline masing-masing
sehingga terapi dapat disesuaikan.
Dilakukan pemeriksaan analisis gas darah untk
mengetahui stadium status asmatikus pasien
sehingga dapat dicapai penatalaksanaan yang
tepat.
Edukasi pada pasien ini adalah menjelaskan
mengenai keluhan pasien dan terpi yang akan
diberikan kepada pasien.
Memberikan dukungan psikologis agar ibu tidak
terganggu akibat kematian janin yang telah
dialami, peran keluarga juga sangat penting

Daftar Pustaka
1.
2.

3.

4.

5.

Cuningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth
JC,Wenstrom KD. Williams Obstetrics 23rd Ed. New York :
McGraw-Hill 2001
McCallister, Jennifer W. Asthma in pregnancy:
management strategies. Curr Opin Pulm Med. 2013; 19
(1): 13-17. Available at :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23154712
Warouw, Najoan Nan. Penyakit Saluran Pernapasan. (810
-813). Abdul Bari Syaifuddun (Eds.). 2008. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. Ed. 4 Cet. 1. Jakarta : PT Bina
Husada Sarwono Prawirohardjo.
Subijanto, Achmad Arman Review : Keanekaragaman
Genetik HLA-DR dan Variasi Kerentanan terhadap Penyakit
Asma; Tinjauan Khusus pada Asma dalam Kehamilan.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
BIODIVERSITAS Vol. 8, No. 3, Juli 2008, hal. 237-243
Hardy-Fairbanks AJ, Baker ER. 2010. Asthma in Pregnancy:
Pathophysiology, diagnosis and management. Obtet

Daftar Pustaka
6. Benninger, CG and McCallister, JW. An update on treating asthma
in pregnancy. US Resp Disease 2011;7(2):76-81. Available at :
http://www.touchrespiratory.com/articles/update-treating-asthmapregnancy
7. Louik C, Schatz M, Hernndez-Daz S, Werler M, Mitchell A.
Asthma in pregnancy and its pharmacologic treatment. Annals of
Allergy, Asthma & Immunology. August 2010; 105: 110-117.
8. Britisth Guideline On the Management of Asthma ; scottish
Intercollagiate Guidelines Network, may 2008 revised january 2012
hal 85-90
9. Sundaru H, Asma Bronkial. Dalam: Suyono S, Waspadji S, Lesmana
L,Alwi I Setiani S, Sundaru H, Djojoningrat D, Suhardjono, Sudoyo
AW, Bahar A, Mudjadid E. Eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid
II. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit UI; 2001. hal. 21-32.
10.Saadeh CK, Mosenifar Z et all. Status Asthmaticus Medscape
Reference. 2011. Drugs, Deseases & Procedures.

Daftar Pustaka
11.Magnus CM, Haberg SE. Delivery by Caesarean Section and Early
Chilhood Respiratory Symptomp and Disorders 2011. American Journal
of Epidemiology. Vol 174:1275-85
12.Almqvist C, Cnattingius S, Lichtenctein P, Lunholm C. The Impact of
Birth Mode of Delivery on Childhood Asthma and Allergic diseases a
Sibling Study. 2012, Clinical et Experimental Allergy.Vol 42 : 1369 76.
13.Lim AS, Stewart K, Abramson MJ, George J. Management of Asthma in
Pregnant women by general practitioners : A cross sectional suvey
2011. BMC Family Practice.
14.Mendola P, Laughon SK, Mannisto TI, et all. Obstetric Complication
Among US Women with Asthma. American Journal of Obstetrics &
Ginecology 2013;208:127.e1-8.
15.National Asthma Education and Prevention Program. 2005. Managing
Asthma During Pregnancy Recommendations for Pharmacologic
Treatment update 2004. US Department of Health and Human Services.
National Institutes of Health National Heart, Lung and Blood Institute.

Thank u for
your
Attention

Anda mungkin juga menyukai