DIVISI PULMONOLOGI
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S M U L AWA R M A N
Tutorial Klinik
ASMA DAN PPOK
Ekstremitas
• Ekstremitas superior : terdapat ruam (D/S), akral hangat, pucat (-/-), edema
(-/-), CRT <2”
• Ekstremitas inferior : terdapat ruam (D/S), akral hangat, pucat (-/-), edema
(-/-), CRT <2”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil 22 Desember 2019
Hiperglikemia DM Tipe II
No. Problem Rencana Diagnostik Rencana Terapi Rencana Monitoring Rencana Edukasi
2. Asma eksaserbasi akut derajat levofloxacin 500 mg 1x1 Evaluasi frekuensi napas Hindari pencetus
ringan p.o dan pemeriksaan fisik Pemberian controller
thoraks setelah rutin
Salbutamol 2 mg 3x1 p.o pemberian terapi
3. Hipertensi grade I Modifikasi gaya hidup Evaluasi tekanan darah Diet rendah garam
Obat anti hipertensi target <140/90 mmHg
No. Problem Rencana Diagnostik Rencana Terapi Rencana Monitoring Rencana Edukasi
4. CAD CHF Injeksi furosemide 3x1 Keadaan umum Memperbaiki gaya hidup
amp (IV) Kesadaran Hindari asap rokok
Tanda-tanda vital
Aspilet 1x1 tab Pemeriksaan fisik
5. DM tipe II Novorapid 3x4 mg Cek GDS jam 06.00 dan Diet rendah karbohidrat
22.00
ASMA
Batuk
terutama
Dada terasa
Mengi Sesak nafas pada malam
berat
atau dini
hari
PATOGENESIS
1. Inflamasi saluran nafas
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Riwayat penyakit / gejala :
• Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
• Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
• Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
• Respons terhadap pemberian bronkodilator
• Pemeriksaan fisik
• Kelainan pemeriksaan jasmani yang paling sering ditemukan adalah mengi pada
auskultasi, timbul tanda klinis berupa sesak napas, dan hiperinflasi. Walaupun
demikian mengi dapat tidak terdengar (silent chest) pada serangan yang sangat berat,
tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi,
hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas
• Faal paru
• Manfaat pemeriksaan spirometri dalam diagnosis asma :
• Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/ KVP < 75%
atau VEP1 < 80% nilai prediksi.
• Reversibiliti, yaitu perbaikan VEP1 15% secara spontan, atau
setelah inhalasi bronkodilator (uji bronkodilator), atau setelah
pemberian bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah pemberian
kortikosteroid (inhalasi/ oral) 2 minggu.
• Menilai derajat berat asma
KLASIFIKASI
TATALAKSANA ASMA
• Kortikosteroid Inhalasi
• B 2 agonis kerja panjang
Controller • Anti-leukotrien
• Teofilis lepas lambat
TATALAKSANA ASMA EKSASERBASI
AKUT DIRUMAH
TATALAKSANA ASMA EKSASERBASI RUMAH SAKIT
Asma dikatakan terkontrol bila:
Gejala Tidak ada (<2 kali dalam Lebih dari 2x dalam Tiga atau lebih gejala dalam
seminggu) seminggu kategori asma terkontrol
sebagian, muncul sewaktu-
Pembatasan aktivitas Tidak ada Sewaktu-waktu dalam waktu dalam seminggu
seminggu
Kebutuhan pelega Tidak ada (dua kali atau Lebih dari 2 kali dalam
kurang dalam seminggu) seminggu
Eksaserbasi Tidak ada Sekali atau lebih dalam Sekali dalam seminggu
setahun
RUJUK BILA
- Tak respon dengan pengobatan
Obstruksi
saluran
nafas kecil
Hambatan
aliran udara
kronis
Kerusakan
parenkim
FAKTOR RESIKO PPOK
• Asap rokok
• Polusi udara
• Dalam ruangan
• Diluar ruangan
• Stres oksidatif
• Gen
• Tumbuh kembang paru
• Sosial ekonomi
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Keterangan
Sesak Progresif, bertambah berat dg aktivitas,
menetap, berat.
Batuk kronik Hilang timbul mungkin tidak berdahak
Batuk kronik berdahak
Riwayat terpajan faktor risiko Asap rokok, debu, bahan kimia
Riwayat keluarga menderita PPOK
Indikator Utama Mendiagnosis PPOK
1. Sesak napas
• Progresif Pertimbangkan PPOK, dan lakukan
• Diperberat dengan aktivitas spirometri, jika ada dari indikator di
bawah di temukan pada pasien > 40
• Persisten tahun. Kehadiran beberapa indikator
2. Batuk kronis utama memperbesar kemungkinan
• Intermiten atau unproductive diagnosis PPOK. Spirometri diperlukan
• Mengi yang sering kambuh untuk menegakkan diagnosis PPOK
3. Produksi sputum yang kronis
4. Infeksi saluran napas bawah berulang
5. Riwayat faktor resiko
6. Riwayat keluarga dengan PPOK dan/atau faktor pada masa kecil
- Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD., 2018
Anamnesis
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau
tanpa gejala pernapasan
pem. fisik
penunjang
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat
anamnesis
kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis
berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas
berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
• Pursed - lips breathing
• Barrel chest(diameter AP dan transversal
sebanding)
• Penggunaan otot bantu napas
• Hipertropi otot bantu napas
Inspeksi • Pelebaran sela iga
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis dileher dan edema
tungkai
• Penampilan pink puffer atau blue bloater
anamnesis
pem. fisik
penunjang
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 21stNovember
2016.
45
Derajat Klinis Faal paru
Gejala klinis Normal
(batuk, produksi sputum)
Derajat I: ringan Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak VEP1 / KVP < 70%
sering. Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari VEP1 ≥ 80% prediksi
bahwa faal paru mulai menurun
Derajat II: sedang Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang VEP1 / KVP < 70%
ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada 50% < VEP1 < 80% prediksi
derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan
kesehatannya
Derajat III: berat Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah VEP1 / KVP < 70%
dan serangan eksaserbasi semakin sering dan berdampak 30% < VEP1 < 50% prediksi
pada kualitas hidup pasien
Derajat IV: sangat Gejala d atas ditambah tanda-tanda gagal napas atau gagal VEP1 / KVP < 70%
berat jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat VEP1< 30% prediksi atau
ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi VEP1 < 50% prediksi
dapat mengancam jiwa
disertai gagal napas kronik
(PDPI, 2010)
Penatalaksanaan
Menurut Derajat PPOK
PENATALAKSANAAN PADA KEADAAN STABIL
Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gafal napas kronik
Aktiviti terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK(hasil spirometri)
Respon terapi Respon baik thd steroid Kurang respon thd steroid
Respon baik thd bronkodilator
TERIMA KASIH