Anda di halaman 1dari 36

Dokter pembimbing : Faiz Muhammad Iqbal

Dr. Chusni Mubarakh M.Sc.Sp.PD 20120310264


IDENTITAS
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 46 tahun

Pekerjaan : IRT
Alamat : Mranti, Purworejo
Anamnesis

Sesak nafas sejak + 1 bulan


Anamnesis

Pasien mengeluh batuk berdahak, pusing,


demam, mual, dan rasa tidak nyaman pada
dada.
Sesak nafas (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa (+)
Riwayat DM (-)
Riwayat HT (-)
Riwayat Penyakit Jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa (-)
Penyakit Jantung (-)
HT (-)
DM (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Kesan umum : Tampak lemah
Kesadaran : CM
Gizi : cukup
Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Heart rate : 98x/menit
Temperature : 38o C
Respiration rate : 30x/menit
Status gizi
Berat badan : 43 kg
Tinggi badan : 156 cm
Kelenjar limfa : Pembesaran limfonodi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Kepala
Mata : CA (-)/(-), Pupil isokor 3mm/3mm, RC
(+)/(+) // (+)/(+)
Telinga :Simetris, discharge (-)
Hidung :Pernafasan cuping hidung (-)
deformitas (-) discharge (-), darah (-)
Mulut :Mulut perot (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Paru-paru
Inspeksi
Kanan : Tampak simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Kiri : Tampak simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi
Kanan : Ketinggalan gerak (-), deformitas (-),
Kiri : Ketinggalan gerak (-), deformitas (-),
Perkusi
Kanan : Sonor menurun pada seluruh lapangan paru
Kiri : Sonor menurun pada seluruh lapangan paru
Auskultasi
Kanan : Suara dasar vesicular (+), ronkhi basah basal (+)
Kiri : Suara dasar vesicular (+), ronkhi basah basal (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Ukuran jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : BU (+) frekuensi normal
Perkusi : timpani di 4 kuadran
Palpasi : supel (+), organomegali (-), NT (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Akral hangat (+)/(+), edema (-)/(-)
Inferior : Akral hangat (+)/(+), edema (-)/(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab darah rutin

Rontgen
Hasil Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Nilai Interpretasi
Pemeriksaan Hasil Satuan
Normal
Hb 12.6 mg/dL <11.7-15.5 Normal
Leukosit 13.9 mg/dL 3.6-11.8 Meningkat
Hematokrit 38 % 35-47 Normal
Eritrosit 4.4 x106 uL 3.8-5.2 Normal
Trombosit 281 x103 uL 150-400 Normal
GDS 81 mg/dL 70-120 Normal
Ureum 31 mg/dL 10-50 Normal
Creatinin 0.8 mg/dL 0.4-0.9 Normal
Kalium 4.2 mmol/L 3.5-5.0 Normal
Natrium 139.4 mmol/L 135.0-140.0 Normal
Klorida 98.3 mmol/L 95.0-105.0 Normal
DIAGNOSIS KERJA

PNEUMONIA
terapi
sistenol 2x1
Inj ceftriaxon 1gr/12 jam
Azitromisin 1x500mg
Ambroxol 3x1
Antasid syr 3x1C
DEFENISI
Defenisi : suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri,virus,jamur, parasit). Pneumonia
yang disebabkan oleh mikrobakterium
tuberkulosis tidak termasuk. Sedangkan
peradangan paru yang disebabkan oleh
nonmikroorganisme (bahan kimia,
radiasi, obat,dll) disebut pneumonitis
PATOGENESIS
Apabila terjadi ketidak seimbangan antara daya
tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan,
kuman dapat berkembang biak dan
menimbulkan penyakit.

Cara mikroorganisme (kuman) mencapai permukaan


saluran napas :
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan klinis dan epidemiologis
1. Pneumonia komuniti (Community acquired
pneumonia)
2. Pneumonia nosokomial (hospital acquired
pneumonia)
3. Pneumonia aspirasi
4. Pneumonia pada penderita
immunocompromised.
Berdasarkan mikroorganisme
penyebab
1. Pneumonia bakterial/tipikal
alkoholik Klebsiella
pasca inf. influenza Staphyllococcus
2. Pneumonia atipikal : disebabkan
Mycoplasma, legionella dan Chlamydia
3. Pneumonia virus
4. Pneumonia jamur terutama pd
penderita dengan daya tahan tubuh yg
lemah (immunocompromised)
Pneumonia komuniti
Etiologi :
Terutama bakteri gram positif dan dapat pula
bakteri atipik.

Diagnosis :
Anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik,
foto toraks dan laboratorium.
Diagnosis etiologi : kultur dahak dan kultur
darah
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
a. Anamnesis
Demam
Batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah
Suhu tubuh dapat melebihi 400C
Sesak nafas
Nyeri dada
b. Pemeriksaan fisis tergantung dari luasnya lesi
di paru.

Inspeksi: bagian yang sakit tertinggal


waktu bernafas
Palpasi : fremitus dapat mengeras
Perkusi : redup
Auskultasi : - suara nafas bronkial
- ronki basah
Diagnosis tegak bila :
jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
infiltrat progressif ditambah dengan 2 atau lebih
gejala dibawah ini :
- batuk batuk bertambah
- perubahan karakteristik dahak/purulen
- suhu tubuh 38 C (aksila) / riwayat
demam
- Pemeriksaan fisis : tanda tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki.
- Leukosit 10.000 atau 4500
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari
anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisis, foto
toraks dan labolatorium. Diagnosis pasti
pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto
toraks trdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif
ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah
ini:
Batuk-batuk bertambah
Perubahan karakteristik dahak / purulen
Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam
Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
Leukosit > 10.000 atau < 4500
PENATALAKSANAAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif.
Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya
berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya,
akan tetapi karena beberapa alasan yaitu :
1. penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai
penyebab pneumonia.
3. hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
maka pada penderita pneumonia dapat
diberikan terapi secara empiris. Secara
umum pemilihan antibiotik berdasarkan
baktri penyebab pneumonia dapat dilihat
sebagai berikut :
Penisilin sensitif Streptococcus
pneumonia (PSSP)
Golongan Penisilin
TMP-SMZ
Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus
pneumoniae (PRSP)
Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat
jalan)
Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa
Aminoglikosid
Seftazidim, Sefoperason, Sefepim
Tikarsilin, Piperasilin
Karbapenem : Meropenem, Imipenem
Siprofloksasin, Levofloksasin
Methicillin resistent
Staphylococcus aureus (MRSA)
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen. 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
KOMPLIKASI
1.Efusi pleura
2.Empiema
3.Abses Paru
4.Pneumotoraks
5.Gagal napas
6.Sepsis

Anda mungkin juga menyukai