“Hiperemesis Gravidarum”
OLEH :
MUTYA FEBRIANI
(NIM: 2015302178)
Kelas 19C
RSUD AROSUKA
BUKITTINGGI
TP 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tepat pada waktunya tugas yang berjudul “Laporan
terimakasih kepada ibu dosen pembimbing akademik dan pembimbing lapangan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan studi yang saya
tekuni dan saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung
Saya menyadari tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan......................................................................................... 4
A. Defenisi................................................................................................ 5
B. Epidemiologi ............................................................................. 9
C. Etiologi .....................................................................................12
D. Patofisiologi ..............................................................................14
F. Diagnosis ..................................................................................18
G. Diagnosis banding.......................................................................21
H. Penatalaksanaan .........................................................................22
I. Komplikasi................................................................................23
J. Prognosis..................................................................................24
3
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Suatu kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat telat haid dan disertai
dengan keluhan mual dan muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan, dikenal dengan
nama morning sickness, dialami kira-kira oleh 80% wanita hamil. Mual dialami oleh lebih
dari 50% wanita pada awal kehamilan dan muntah terjadi pada 50% hingga 90%.Mual
dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, akan tetapi dapat juga timbul setiap saat dan pada
malam hari. Gejala-gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
Derajat beratnya mual dan muntah yang berkelanjutan berkisar dari mual dan muntah
yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai dengan gangguan yang berat
mengganggu aktivitas ibu sehari-hari. Keadaan inilah yang dikenal dengan hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah bentuk paling yang paling berat dari mual
gravidarum ditandai dengan gejala mual dan muntah persisten hingga menyebabkan
penurunan berat badan hingga lebih dari 5% berat badan sebelum hamil dan mengganggu
4
seperti central pontine myelinolisis, ensefalopati, cedera esofagus, pertumbuhan janin
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu aktifitas sehari-hari karena keadaan umum pasien yang buruk akibat
dehidrasi. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, akan tetapi dapat juga timbul
setiap saat dan pada malam hari. Gejala-gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari
B. Epidemologi
dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi
mengalami hiperemesis gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000 kehamilan.
Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya dimulai pada usia
kehamilan 9-10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu, dan sembuh
pada kebanyakan kasus pada umur kehamilan 12-14 minggu. Dalam 1-10% dari
melakukan studi terhadap 159 wanita hamil di Aberdeen, Skotlandia, menemukan bahwa
kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan kedua dan 7 dari
C. Etiologi
6
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan pada 1.301 kasus hiperemesis gravidarum di Canada diketahui
beberapa hal yang menjadi faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya
diabetes pregestasional. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik,
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan adalah sebagai
berikut :
1. Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Pada mola hidatidosa dan
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan tersebut.
4. Faktor psikologis
Goodwin, dkk. (1994) dan Van de Ven (1997), hiperemesis nampaknya terkait dengan
atau kadar keduanya di dalam serum. Selain itu, pada beberapa kasus yang berat
mungkin terkait dengan faktor psikologis. Namun adanya hubungan dengan serum
positif terhadap Helicobacter pylori sebagai penyebab ulkus peptikum tidak dapat
7
D. Patofisiologi
Muntah adalah suatu cara dimana saluran cerna bagian atas membuang isinya bila
terjadi iritasi, rangsangan atau tegangan yang berlebihan pada usus. Muntah merupakan
refleks terintegrasi yang kompleks terdiri atas tiga komponen utama yaitu detektor
muntah, mekanisme integratif dan efektor yang bersifat otonom somatik. Rangsangan
pada saluran cerna dihantarkan melalui saraf vagus dan aferen simpatis menuju pusat
muntah. Pusat muntah juga menerima rangsangan dari pusat-pusat yang lebih tinggi pada
nukleus traktus solitarius. Pusat muntah sendiri berada pada dorsolateral daerah formasi
retikularis dari medula oblongata. Pusat muntah ini berdekatan dengan pusat pernapasan
dan pusat vasomotor. Rangsang aferen dari pusat muntah dihantarkan melalui saraf
kranial V, VII, X, XII ke saluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diapragma,
Ketika pusat muntah sudah cukup terangsang akan timbul efek: (1) bernafas dalam,
(2) terangkatnya tulang hioid dan laring untuk mendorong sfingter krikoesofagus terbuka,
(3) tertutupnya glotis, (4) terangkatnya palatum mole untuk menutup nares
posterior.Berikutnya timbul kontraksi yang kuat dari otot abdomen yang dapat
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna, maka terjadilah ketosis dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam hidroksi
8
butirik, dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan
akibat muntah akan menyababkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra vaskuler dan plasma
akan berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian juga dengan klorida urine.
berkurang. Hal ini menyebabkan zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang dan
tertimbunya zat metabolik dan toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus
gravidarum diantaranya :
1. Perubahan hormonal.
9
merangsang reseptor Thyroid Stimulating Hormones (TSH) sehingga menyebabkan
TSH dan pada 40-73% kasus terjadi peningkatan kadar FT4, namun perubahan kadar
ini tidak selalu diikuti dengan gejala klinis hipertiroid ataupun pembesaran kelenjar
tiroid. Semakin besar peningkatan konsentrasi HCG maka akan diikuti oleh
peningkatan kadar FT4 yang semakin tinggi dan penurunan kadar TSH. Pada
keluhan mual dan muntah dengan tingkat stimulasi tiroid. Namun demikian teori ini
masih kontroversial karena belum banyak didukung oleh hasil penelitian yang lain.
mual dan muntah pada wanita hamil, sementara yang lain menemukan tidak adanya
korelasi antara kadar estrogen dengan beratnya mual dan muntah pada wanita hamil.
Intoleransi terhadap kontrasepsi oral terkait dengan mual dan muntah dalam
keterkaitan antara kadar progesteron dan gejala mual muntah pada wanita
progesteron akan menurunkan motilitas usus sehingga memicu mual dan muntah.
2. Kelainan gastrointestinal.
10
gangguan motilitas lambung. Pada penderita hiperemesis gravidarum
3. Kelainan hepar
Peningkatan kadar serum transaminase secara ringan terjadi pada hampir 50%
gangguan hati terkait dengan hiperemesis gravidarum. Ibu hamil dengan defek FAO
gangguan hati dengan defek FAO pada fetusnya sebagai akibat akumulasi asam
lemak di dalam plasenta dan generasi berikutnya dari spesies oksigen reaktif. Atau
mitokondria untuk mengoksidasi asam lemak pada ibu dengan defek FAO
heterozigot, juga dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum dan cedera hati saat
dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak muntah dan kontrol. Hal ini mungkin
5. Infeksi
Helicobacter pylori adalah bakteri yang ditemukan di dalam perut yang dapat
memperburuk mual dan muntah dalam kehamilan. Penelitian telah menemukan bukti
11
gravidarum. Namun, mual dan muntah yang menetap di luar trimester kedua mungkin
disebabkan oleh ulkus peptikum aktif yang disebabkan oleh infeksi H.pylori.
berperan terhadap mual dan muntah selama kehamilan. Banyak ibu hamil melaporkan
bau makanan yang dimasak, terutama daging, sebagai pemicu untuk mual. Kesamaan
gravidarum.
7. Perubahan psikologis
berat. Hal ini mungkin terjadi dibawah situasi stres atau ambivalensi sekitar
12
Batasan seberapa banyak terjadinya mual muntah yang disebut hiperemesis
gravidarum belum ada kesepakatannya. Akan tetapi jika keluhan mual muntah tersebut
1. Tingkat I
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun,
2. Tingkat II
Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3. Tingkat III
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.
13
F. Diagnosis
a. Anamnesis
muntah. Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus,
dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
Selain itu dari anamnesis juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang
sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis,
b. Pemeriksaan Fisik
tanda dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan
c. Pemeriksaan Penunjang
penunjang dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal.2Pada keadaan tertentu,
dengan parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid
50-60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal
14
ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen, kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan
USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda ataupun mola
hidatidosa.
G. Diagnosis Banding
1. Appendicitis akut
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan pada perut
sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil yang tanpa appendicitis akut keluhan
2. Ketoasidosis diabetes.
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi disertai
keton urine untuk mendapatkan badan keton pada urine, pemeriksaan gula darah, dan
Steroidal Anti Inflammation Drugs (NSAID). Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu
dapat membedakan dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus peptikum karena
15
menyebabkan persalinan preterm. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan
4. Hepatitis.
gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita
hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita hepatitis.
5. Pankreatitis akut
Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri
7. Tumor serebri
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat
juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap hari,
kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.
H. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
16
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis.
antara lain :
fisiologis.
b. Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal
terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4
bulan.
c. Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi dengan frekuensi yang
lebih sering.
d. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak, dan makanan atau
kekurangan karbohidrat.
2. Terapi obat-obatan
Jika dengan tindakan pencegahan diatas tidak dapat mengurangi gejala dan
gravidarum tingkat II dan III harus dilakukan rawat inap dirumah sakit, dan
a. Obat-obatan
diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogenik. Obat-obatan yang dapat
17
diberikan diantaranya suplemen multivitamin, antihistamin, dopamin antagonis,
dalam mengatasi keluhan mual dan muntah. Anti histamin yang dianjurkan
menghambat secara langsung kerja histamin pada reseptor H 1dan secara tidak
muntah.
dalam menghambat motilitas lambung. Oleh karena itu diberikan obat dopamin
promethazine, dan metocloperamide. Prochlorperazin dan promethazinebekerja
mual dan muntah. Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat muntah di
b. Terapi Nutrisi
18
Pada kasus hiperemesis gravidarum jalur pemberian nutrisi tergantung pada
saluran cerna harus digunakan. Bila peroral menemui hambatan dicoba untuk
defensif untuk menanggulangi infeksi dan toksin. Selain itu dengan masuknya
sari makanan ke hati melalui saluran porta ikut menjaga pengaturan homeostasis
nutrisi.
Bila penderita sudah dapat makan peoral, modifikasi diet yang diberikan
adalah makanan dalam porsi kecil namun sering, diet tinggi karbohidrat, rendah
protein dan rendah lemak, hindari suplementasi besi untuk sementara, hindari
c. Isolasi
peredaran udara yang baik. Sebaiknya hanya dokter dan perawat saja yang
diperbolehkan untuk keluar masuk kamar tersebut. Catat cairan yang keluar dan
masuk. Pasien tidak diberikan makan ataupun minum selama 24 jam. Biasanya
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik
Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu merupakan
19
lainnya yang melatarbelakangi penyakit ini. Jelaskan juga bahwa mual dan
muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan
e. Cairan parenteral.
darah berkurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi
tindakan yang dilakukan adalah rehidrasi yaitu mengganti cairan tubuh yang
hilang ke volume normal, osmolaritas yang efektif dan komposisi cairan yang
tepat untuk keseimbangan asam basa. Pemberian cairan untuk dehidrasi harus
cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa
5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
dapat diberikan pula asam amino secara intravena apabila terjadi kekurangan
protein.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Urin perlu
diperiksa setiap hari terhadap protein, aseton, klorida, dan bilirubin. Suhu tubuh
dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan
dalam 24 jam pasien tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat dicoba
untuk memberikan minuman, dan lambat laun makanan dapat ditambah dengan
20
makanan yang tidak cair. Dengan penanganan ini, pada umumnya gejala-gejala
salah satu cara menghitung kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial berdasarkan
sistiem poin. Adapun poin-poin gejala klinis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Daldiyono score
15
f. Terapi Alternatif
antara lain:
21
a. Vitamin B6, merupakan koenzim yang berperan dalam metabolisme lipid,
berkisar 12,5-25 mg per hari tiap 8 jam. Selain itu Czeizel melaporkan
kehamilan.
menyebabkan ibu mudah mual dan muntah. Pada wanita hamil terjadi
ini dapat juga terjadi karena defisiensi vitamin B6. Kadar hormon estrogen
yang tinggi pada ibu hamil juga menghambat kerja enzim kynureninase
22
yang merupakan katalisator perubahan tryptophan menjadi niacin, yang
menunjukan bubuk jahe (1 gram per hari) lebih efektif dibandingkan plasebo
c. Akupresur dan akupuntur telah terbukti dapat mengobati mual dan muntah.
berlokasi pada tiga jari terlebar diatas permukaan volar pergelangan tangan.
g. Penghentian Kehamilan.
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan semakin
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil oleh karena di satu pihak tidak
23
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai
3. Penatalaksanaan
Injeksi Primperan (Metokloperamid) 3 x 1 amp/hari
Primperan (Metokloperamid) tab 3 x 1 / hari
USG
BPL
I. Komplikasi
dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia),
24
gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung. Penyulit lainnya yang mungkin timbul
neuropati perifer. Pada janin dapat ditemukan kematian janin, pertumbuhan janin
J. Prognosis
Gardsby melaporkan semua wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan
merasakan awal terjadinya sebelum usia kehamilan 9 minggu. Jumlah tersebut menurun
30% pada kehamilan 10 minggu, turun lagi 30% pada kehamilan 12 minggu, dan menjadi
30% pada kehamilan 16 minggu. Sepuluh persen mengalami mual dan muntah setelah 16
kehamilan 20-22 minggu, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
25
Quinlan J D, Hill D A. Nausea and Vomiting of Pregnancy. In : American Family Physician
2003; 68(1):pp.121-8.
26