Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

“Konsep Kepemimpinan “

OLEH :

MUTYA FEBRIANI

(NIM: 2015302178)

Kelas 19C

Dosen Pengampu: Vitria Melinda,S.ST,M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

TP 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. tugas

yang berjudul “Konsep Kepemimpinan “. Saya mengucapkan terimakasih kepada

ibu dosen dengan Mata Kuliah Manajemen Organisaai dan Kepemimpinan yang

telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan

studi yang saya tekuni dan saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah mendukung sehingga saya bias menyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan tugas ini.

Solok, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah................................................................................ 6

C. Tujuan................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi pemimpin............................................................................... 7

B. Pengertian Kepemimpinan.....................................................................9

C. Teori Kelahiran Pemimpin.....................................................................12

D. Teori Kepemimpinan..............................................................................14

E. Tipe Dan Gaya Kepemimpinan..............................................................16

F. Syarat Syarat Kepemimpinan.................................................................18

G. Ciri Ciri Kepemimpinan Yang Baik......................................................21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................23

B. Saran ....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai

berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih

dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya

literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut

pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak

saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan

dapat melatih calon-calon pemimpin.

Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala,

kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan

peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial

masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk

mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi

alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama

antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk

sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling

kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-

sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan,

sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga

sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak

ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

4
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu

social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan

manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak definisi

kepemimpinan yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang

masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa

kesamaan.

Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono,

2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau

bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk

membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan

kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih

terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan

adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang

sanggup mendorong atau m e n g a j a r i orang lain untuk berbuat sesuatu

yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian

khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa

kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena

pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan

dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction

theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau

pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk

membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

5
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pemimpin itu menurut para ahli?

2. Apa saja pengertian kepemimpinan itu?

3. Apa saja teori kelahiran pemimpinan itu?

4. Apa saja teori-teori kepemimpinan itu?

5. Bagaimana tipe dan gaya kepemimpinan?

6. Apa saja syarat-syarat kepemimpinan?

7. Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan yang baik?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari

mata kuliah Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa Kamus

Modern

Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan

Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang

diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai

matlamat yang ditetapkan.

Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin

adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa

mengindahkan bentuk alasannya.

Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi

yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan

disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk

bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu

atau beberapa tujuan.

C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari

suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau

diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik

pusat.

Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33). Pemimpin

dalam pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai

tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau

7
mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan

posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang

membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan

ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

Sam Walton. Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya

diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita

akan terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.

Rosalynn Carter. “Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke

tempat yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa

membawa para pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju,

tetapi yang harus mereka tuju.

Jim Collin. Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan,

terendah adalah pemimpin yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi

bagian dalam tim, lalu pemimpin yang memiliki visi, tingkat yang paling

tinggi adalah pemimpin yang bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi

untuk kebaikan organisasi dan bawahannya.

Modern Dictionary Of Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah

seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh

dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of

dominance and influence in a group).

B. Pengertian Kepemimpinan

Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian

salah seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk

melakukan sesuatu (Apakah: nonton film, bermain sepak bola, dan lain-lain).

8
Pada pengertian yang sederhana orang tersebut telah melakukan “kegiatan

memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman

dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau

definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan

banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang

tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing. Beberapa definisi yang

dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

1) Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses

mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan

sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

2) Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti

mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga,

dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.

3) Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-

orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.

4) Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai

cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang.

Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang

yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang

lain untuk mencapai tujuan bersama.

Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai

berikut:

1) Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan

antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya

9
terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai

tujuan.

2) John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan

memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di

kehendaki.

3) Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan

penuh semangat.

4) Ott (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan

antar pribadi yang d i dalamnya seseorang mempengaruhi sikap,

kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.

5) Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses

membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran

bersama Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut

pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi,

kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.

Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang

mendasari atau sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam

merumuskan definisi kepemimpinan, yaitu:

a. Unsur-unsur yang mendasari

Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi

yang dikemukakan di atas, adalah:

1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).

10
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau

kelompok.

3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Sifat dasar kepemimpinan

Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan

memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin

mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu:

1. Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap

manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat

dan keadaan yang berlainan.

2. Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.

3. Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat

mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan

sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi

(Tatang M. Amirin, 1983:15).

Pendapat lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup

tiga unsur pokok yang mendasarinya, yaitu: Seseorang pemimpin

harus memiliki kemampuan persepsi sosial (sosial perception);

Kemampuan berpikir abstrak (abilitiy in abstrakct thinking); Memiliki

kestabilan emosi [emosional stability].

Kemudian dari definisi Locke, yang dikemukakan di atas, dapat

dikategorikan kepemimpinan menjadi 3 [tiga] elemen dasar, yaitu:

1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi [relation consept],

artinya kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain,

11
maka jika tiadak ada pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin.

Dalam defines Locke, tersirat premis bahwa para pemimpin yang

efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan

berelasi dengan para pengikut mereka.

2. Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses

kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau

posisi jabatan saja, karena dipandang tidak cukupmemadai untuk

membuat seseorang menjadi pemimpin, artinya seorang pemimpin

harus melakukan sesuatu. Maka menurut Burns (1978), bahwa untuk

menjadi pemimpin seseorang harus dapat mengembangkan motivasi

pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku mereka

menjadi responsif.

3. Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lain untuk

mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha

mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara, seperti

menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model

(menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan

hukuman, restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah

visi. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif

apabila dapat membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan

kepentingan pribadi mereka demi keberhasilan organisasi (Bass,

1995. Locke et.al., 1991., dalam Mochammad Teguh, dkk.,

2001:69).

12
Dari definisi-definisi di atas, paling tidak dapat ditarik kesimpulan

yang sama , yaitu masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang di

dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak

yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara

mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini

dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam

menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada

kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi

lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan

organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif

sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam

usaha mencapai tujuan.

C. Teori Kelahiran Pemimpin

Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori

tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) teori

yang menonjol (Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18), yaitu:

a. Teori Genetik

Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan

dan bukan dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandangan terori

ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia

telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori

keturunan ini, dapat saja terjadi, karena seseorang dilahirkan telah

“memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk

memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”. Dalam realitas,

13
teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau

keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang

anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.

b. Teori Sosial

Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi

pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan (Leaders are made and not

born). Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan

mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai

potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor

lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut

teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan

faktor “ajar” atau “latihan”.

Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat

dididik, diajar, dan dilatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa

setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia

bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin

atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk

menjadi pemimpin.

c. Teori Ekologik

Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi

pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat

kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui

pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan

untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.

14
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi

pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat, dan

lingkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman

yang memungkinkan bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.

Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu

Teori Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini

berpendapat bahwa, ada tiga faktor yang turut berperan dalam proses

perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu: (1)

Bakat kepemimpinan yang dimilikinya. (2) Pengalaman pendidikan,

latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan (3) Kegiatan

sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.

Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan

sesuatu yang pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika

memiliki bakat, lingkungan yang membentuknya, kesempatan dan

kepribadian, motivasi dan minat yang memungkinkan untuk menjadi

pemimpin.

Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin,

karana : (1) Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self

mademan, born leader). (2) Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi

pemimpin karena jasa-jasanya, karena kecakapannya, keberaniannya dan

sebagainya terhadap organisasi. (3) Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi

pemimpin karena dipercaya dan disetujui oleh pihak atasannya (Imam

Mujiono, 2002: 18).

15
D. Teori Kepemimpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk

mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah

dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas

organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang

teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar

nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.

Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan

perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di

Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu

dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal “The

Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh

dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-

sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat

dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain:

sifat fisik, mental dan kepribadian. Keith Devis merumuskan 4 sifat

umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,

antara lain:

a) Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai

kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rat-rata dari pengikutnya

16
akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena

pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b) Kedewasaan dan keluasan hubungan social

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan

lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang

berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat

pemimpin tidak mudah panic dan goyah dalam mempertahankan

pendirian yang diyakini kebenarannya.

c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi

diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang

kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan

efisien.

d) Sikap hubungan kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan

sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang

mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:

Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan

seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan

bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini

17
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan

bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Kedua disebut Struktur Inisiasi

yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada

bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam

pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang

akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah

bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi

kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan

kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat

mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun

kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang

dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik

dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat

kedewasaan bawahan.

5. Teori Kepemimpinan Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada

pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

18
E. Tipe Gaya dan Kepemimpinan

Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:

1. Tipe Kharismatik

Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa,

sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan

dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin

itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari

kekuatan Yang Maha Kuasa.

2. Tipe Paternalistik

Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain; Menganggap

bawahannya belum dewasa; Bersikap terlalu melindungi; Jarang memberi

kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan; Selalu bersikap maha

tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter

Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut: Pemimipin

organisasi sebagai miliknnya; Pemimpin bertindak sebagai dictator; Cara

menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

4. Tipe Militeristik

Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat: menuntut

kedisiplinan yang keras dan kaku; lebih banyak menggunakan system

perintah; menghendaki keputusan mutlak dari bawahan; Formalitas yang

berlebih-lebihan; Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan f. Sifat

komunikasi hanya sepihak.

5. Tipe Demokrasi

19
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga

terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan

demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran

dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan

pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsure organisasi

dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan,, pembuatan

rencana keputusan, disiplin.

F. Syarat-syarat Kepemimpinan

Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:

1. Kekuasaan

Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan

wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan

bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.

2. Kewibawaan

Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan

sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.

3. Kemampuan

Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan

kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota

biasa. Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan

pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara

lain:

a. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara,

kemampuan menilai.

20
b. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.

c. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri,

agresif.

d. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu

bergaul.

e. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggidan tenar.

G. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Baik

WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak

harus memiliki tiga ciri, yaitu:

1. Penglihatan Sosial

Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala

yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.

2. Kecakapan Berfikir Abstrak

Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,

intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat

menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam

kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.

3. Keseimbangan Emosi

Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan

emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi.

Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin

harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang

pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,

bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan

atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang

yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau

kelompok.

Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian),

intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau

kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain,

mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari

esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin

maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.

B. Saran

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

oleh penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi,

disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah

dilampirkan pada daftar rujukan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII

Press.

2010."Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).

(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-

menurut-para-ahli, diakses 11 November 2011).

2011."Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online).

(Http://duniabaca.com/hakekat -dan- teori-kepemimpinan.html, diakses 11

November 2011).

23

Anda mungkin juga menyukai