Anda di halaman 1dari 9

TRACHOMA Tegar Rezavie Ramadhan, 1005007119 A.

Definisi Penyakit dan Agen Penyebab Penyakit Trachoma adalah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kebutaan bagi penderitanya. Penyakit ini disebabkan oleh tersebarnya bakteri Chlamydia trachomatis di tempat-tempat yang kualitas sanitasinya buruk dan kualitas air yang tidak adekuat. Bakteribakteri ini kemudian tersentuh oleh tangan manusia, menempel di tubuh lalat, atau tempattempat lain yang nantinya mengontaminasi mata orang yang sehat. Infeksi oleh bakteri ini dapat menyebabkan munculnya jaringan parut pada kornea mata. Pada awalnya, terbentuk reaksi infeksi inflamasi pada bagian kelopak atas. Reaksi inilama-kelamaan membuat kelopak mata mengerut dan menyempit. Kelopak yang membentuk jaringan parut ini lamakelamaan semaki ke dalam hingga pada akhirnya menutupi kornea. Ketika kornea tertutupi jaringan parut maka si penderita mulai mengalami kebutaan. Dalam setiap kedipan mata, bulu mata akan menggaruk kornea dan membuat penderita menderita. Kondisi ini disebut trichiasis.[1] Chlamydia trachomatis adalah bakteri intraseluler yang hanya bisa berpoliferasi di dalam sel host eukariotik. Di luar sel inang, C. trachomatis membentuk badan elementer berupa spora analogus. Ketika spora ini berada dalam sel inang, badan elementernya (BE) akan berubah/berdiferensiasi menjadi badan retikulat (BR), yaitu bentuk non infeksius dari Chlamydia. Setelah beberapa saat berada di dalam sel, BR akan mengalami replikasibinary fusion dan kembali ke bentuk BE. Biasanya EB akan menempati sebagian besar sitoplasma di dalam sel. EB kemudian membuat sel-sel inang mengalami lisis. Sel asli yang hancur diganti dengan jaringan parut oleh mekanisme alami dalam tubuh manusia.[2] Reservoir penyakit ini adalah manusia. Cara penularanmelalui kontak langsung dengan discharge yang keluar dari mata yang terkena infeksi atau dari discharges nasofaring melalui jari atau kontak tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi, seperti handuk, pakaian dan benda-benda lain yang dicemari discharge nasofaring dari penderita. Lalat, terutama Musca sorbens di Afrika dan Timur Tengah dan spesies jenis Hippelates di Amerika bagian selatan, ikut berperan pada penyebaran penyakit. Padaanak-anak yang menderita trachoma aktif, chlamydia dapat ditemukan dari nasofaring dan rektum. Akan tetapi, di daerah endemis untuk serovarian dari trachoma tidak ditemukan reservoir genital. Masa inkubasi 5 sampai dengan 12 hari. Masa penularanberlangsung selama masih ada lesi aktif di konjungtiva dan kelenjar-kelenjar adneksa maka selama itu penularan dapat

berlangsung bertahun-tahun. Konsentrasi organisme dalam jaringan berkurang banyak dengan terbentuknya jaringan parut, tetapi jumlahnya akan meningkat kembali dengan reaktivasi dari penyakit dan terbentuknya discharge kembali. Penderita tidak menular lagi 1-3 hari setelah diberi pengobatan dengan antibiotika sebelum terjadinya perbaikan gejala klinis.[3]

B.

Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit dan

persebarannya yang meluas. Beberapa di antaranya adalah: 1. 2. 3. 4. Kualitas sanitasi dan air Personal hygiene Kemiskinan Kepadatan penduduk

Faktor utama yang mempengaruhi persebaran penyakit adalah kualitas sanitasi dan personal hygene manusia. Hal ini karena penyakit ini sebagian besar ditularkan lewat pajanan manusia-manusia atau lewat lalat sebagai vektor. Seseorang penderita trachoma memiliki peluang sangat besar dalam menularkan penyakit ini. Ketika ada salah satu bagian tubuhnya, tisu, atau sapu tangan yang digunakan untuk menyapu matanya maka pada saat itu juga bakteri berpindah dari sumber (mata penderita) ke media perantara (tangan, tisu, sapu tangan). Ketika ada orang yang bersalaman dengan tangan yang telah mengandung bakteri chlamidia kemudian dia menggunakannya untuk mengucek matanyapadahal dia belum mencuci tangannya maka pada saat itu juga penyakit mulai menyebar. Lingkungan yang sanitasinya tidak terjaga memungkinkan lalat untuk berkembang biak dengan baik. Lalat dapat menjadi vektor trachoma.[4] Lalat dapat hinggap di mata penderita. Agen yang menempel di tubuh lalat akan dibawanya ke tempat lain,misalnya tempat penampungan air, tangan orang yang sehat, atau bahkan langsung hinggap di mata orang yang sehat. Agen kemudian tersentuh oleh tangan orang sehat. Jika orang tersebut personal hygienenya kurang terjaga maka ia akan menggunakan tangannya yang tadinya dihinggapi lalat dan mengucek matanya. Pada saat itu agen mulai tersebar di orang yang baru. Hal yang sama akan terjadi lewat tisu atau saputangan yang terpajan, air, dan sebagainya.

Gambar 1. Jalur transmisi trachoma[5] C. Masuknya Agen ke Air Masuknya agen ke dalam air salah satunya disebabkan oleh penderita yang mencuci matanya di sumber air. Bakteri juga dapat berasal dari tubuh lalat yang membawa agen. Selain itu, mencuci sapu tangan penderita di sumber air juga dapat mencemari air.

D. Masuknya agen trachoma dari sumber air ke mata Agen trachoma dapat masuk dan menimbulkan penyakit manusia akibat kurangnya akses terhadap air bersih. Air yang sudah tercemari dengan cara-cara di atas dapat menempel di baju yang dicuci bersama sapu tangan tercemar. Baju kita tidak dapat mengetahui di mana bakteri Chlamydia menempel. Akan tetapi, tanpa kita sadari baju tadi menyentuh mata kita. Padahal bagian yang menyentuh mata kita adalah bagian yang mengandung bakteri Chlamydia. Demikian juga jika manusia sehat cuci muka dengan menggunakan air yang sudah tercemar bakteri chlamydia. Setelah melewati waktu inkubasinya,gejala-gejala awal konjungtiva akibat aktivitas Chlamydia dimulai. Selain itu, lalat juga bisa menjadi vektor perantara penyakit ini. E. Upaya Pencegahan Penyebaran Agen Lewat Air Penelitian menunjukkan bahwa upaya pengobatan dengan antibotik mampu mereduksi 14-36% kejadian infeksi trachoma 12 bulan setelah pelakuan.[6] Harus diakui hasil ini tidakmenjanjikan eradikasi penyakit pada masa yang akan datang karena selama 12 bulan mata pasien tetap dapat menjadi sumber penyakit dan dapat ditularkan kepada orang lain. Oleh karena itu, dalam penanganan penyakit ini dibutuhkan upaya pencegahan secara menyeluruh. Tujuan dari upaya pencegahan adalah untuk memutus daur transmisi dan mengeleminasi penyebaran penyakit. Upaya pencegahan penyakit trachoma salah satu di

antaranya adalah dengan mengintervensi lingkungan. Caranya adalah dengan membangun sarana sanitasi yang baik dengan sistem pengolahan air limbah yang sehat. Para penduduk diajari agar terbiasa mencuci pakaian di tempat khusus, bukan di sungai. Air limpasannya dapat diolah dengan menggunakan bak kontrol dan activity sludge. Sehingga air bekas mencuci pakaian yang tercemar bakteri chlamydia tidakmasuk ke badan air. Warga juga disuluh agar senantiasa menggunakan sabun dalam setiap aktivitasnya menggunakan air. Aktivitas ini mencakup mencuci pakaian, piring, bahkan mencuci tangan sebelum makan, minum, dan beraktivitas sehingga peluang menularnya bakteri lewat tangan dapat diperkecil.

Selain itu, perlu dibangun akses terhadap air bersih yang tertutup. Warga mungkin dapat tetap menggunakan sumur gali asal sumur selalu ditutup setelah dipakai. Cara yang lumayan aman adalah dengan menggunakan pompa tangan. Output dari pompa tangan adalah air yang murni berasal dari air tanah tanpa terkontaminasi bakteri dari luar. Sumber air tetap dapat tercemar tanpa adanya perubahan perilaku yang sehat dari masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan sarana-sarana tadi harus diikuti dengan intervensi perilaku masyarakat. Perilaku utama yang harus diintervensi adalah perilaku untuk terbiasa menggunakan sarana yang sudah ada untuk mandi dan mencuci baju serta tidak melakukan aktivitas tadi di sumber air langsung. Gambar. 2 Bagan kerangka kerja peningkatan higiene[7] F. Upaya Pencegahan Masuknya Agen dari Air ke Manusia Sehat Pola transmisi masuknya agen ke manusia yang lain dapat dilihat di gambar 1. Transmisi dimulai ketika bakteri dari mata penderita pindah ke orang lain yang tidak terinfeksi. Ketika sumber air yang ada telah tercemar, maka warga harus dihimbau untuk tidak lagi menggunakan sumber air tersebut hingga dapat dipastikan dengan benar bahwa agen penyakit benar-benar telah dapat dihilangkan. Itulah mengapa salah satu komponen penting dalam pemberantasan trachoma adalah tersedianya air bersih yang adekuat (Lihat Gambar 2). Tanpa suplai air bersih yang adekuat sangatlahtidak mungkin mengarahkan anakanak untuk mencuci tangan dan wajahnya. G. Trachoma Menjadi Masalah kesehatan Masyarakat di Indonesia? Trachoma tidak menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat di profil kesehatan Indonesia tahun 2007 dimana kejadian trachomatis tidak termasuk dalam daftar penyakit yang sedang mewabah. Laporan yang sama juga dapat dilihat di kabupat en Nias, Asahan, dan Situbondo. Akan tetapi, bukan berarti kita bisa meremehkannya dengan membiarkan higienitas masyarakat Indonesia tetap buruk.[8]

H. Materi Penyuluhan yang Cocok untuk Disampaikan kepada Masyarakat Materi penyuluhan yang baik adalah materi yang disusun selain berlandaskan dasar keilmuan juga berdasarkan latar belakang sosial budaya masyarakat tempat kasus terjadi. Selain itu, materi juga harus disesuaikan dengan latar belakang penerima, apakah mereka anak-anak, orang tua, atau guru. Untuk penyakit trachoma, materi penyuluhan dapat diberikan kepada anak-anak, orang tua, dan guru. Tiga domain ini saya rasa adalah pihak yang paling berperan dalam praktik dan upaya perubahan perilaku. Anak-anak perlu mendapatkan penyuluhan karena usia yang paling rentan terinfeksi adalah anak-anak. Mereka berada dalam posisi yang paling rentan karena biasanya anak kecil belum bisa membedakan tempat main yang bersih dan yang kotor. Pengetahuan mereka yang minim akan tempat-tempat dan cara penularan penyakit juga menjadi salah satu faktor pemungkin. Faktor lain yang juga dianggap berpengaruh adalah imunitas. Sistem imun anakanak masih belum sempurna untuk menahan infeksi Chlamydia[9]. Sedangkan orangtua perlu mendapatkan penyuluhan karena merekalah yang mengurus keseharian anak mereka, memandikannya, dan sebagainya. Para guru juga perlu mendapatkana penyuluhan agar mereka dapat mengembangkan program-program di sekolah yang berbasiskan praktik personal hygiene. Penyuluhan dapat dilakukan dalam bentuk drama dimana di dalamnya dimainkan beberapa peran seperti anak-anak, lalat, bakteri chlamydia, dan lingkungan yang kumuh. Di dalam cerita disampaikan bagaimana bakteri chlamydia bisa berada di mata penderita, lalu bagaimana bakteri itu bisa tersebar akibat personal hygiene yang buruk seperti memakai handuk dan baju bekas temannya padahal belum dicuci, tidak suka mencuci tangan dan wajah dengan sabun, suka main di tempat air yang kotor, dan sebagainya. Di situ juga disampaikan pentingnya menjaga higienitas sanitasi dan air bersih agar tidak terkontaminasioleh bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat, penderita, dan benda-benda yang telah kontak dengan penderita.

I.

Judul penelitian yang akan saya ambil adalah Tingkat Keberhasilan Implementasi Teori

Dahlgreen dalam Mengeradikasi Kejadian Trachoma. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat keberhasilan eradikasi kejadian penyakit trachoma dengan pendekatan paradigma sehat dan intervensi di semua lini seperti yang disebutkan oleh Dahlgreen dalamteorinya.

J.

Saya akan mengambil studi epidemiologi. Hal ini karena agen penyakit adalah agen

biologis. Studi epidemiologi memungkinkan kita untuk membedah faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya penyakit. Pola persebaran penyakit dapat diketahui dengan studi epidemiologi karena analisis risiko hanya dapatmenampilkan hasil yang bagus dalam mengukur risiko kejadian penyakit di masa yang akan datang dengan data pajanan yang terjadi saat ini. Analisis risiko tidak bisa digunakan untuk mengukur besaran penyakit yang terjadi pada saat penelitian dimulai.

TRAKOMA
2 11 2009

Trakoma merupakan infeksi mata yang berlangsung lama yang menyebabkan inflamasi dan jaringan parut pada konjungtiva dan kelopak mata serta kebutaan. Penyebab Trakoma terjadi akibat infeksi oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Masa inkubasi berlangsung selama 5 12 hari. Gambaran Klinis - Kedua mata tampak merah dan berair. Penderita sukar melihat cahaya terang (silau) dan merasa gatal di matanya. - Pada stadium awal, konjungtiva tampak meradang, merah dan mengalami iritasi serta mengeluarkan kotoran (konjungtivitis). - Pada stadium lanjut, konjungtiva dan kornea membentuk jaringan parut sehingga bulu mata melipat ke dalam dan terjadi gangguan penglihatan. - Gejala lainnya adalah: pembengkakan kelopak mata pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat di depan mata kornea tampak keruh. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Apusan mata diperiksa untuk mengetahui organisme penyebabnya Penatalaksanaan - Pengobatan meliputi pemberian salep antibiotik yang berisi tetrasiklin dan erithromisin selama 4 6 minggu. Selain itu antibiotik tersebut juga bisa diberikan dalam bentuk tablet. Doksisiklin o Sediaan : kapsul atau tablet 100 mg (HCl) o Dosis dewasa 100 mg per oral 2 x sehari selama 7 hari atau Tetrasiklin o Sediaan salep mata 1% (HCl) o Dosis dewasa 2 x sehari selama 6 minggu Info Penyakit

Trakoma Definition : Trakoma (Konjungtivitis granuler, Oftalmia Bangsa Mesir) adalah suatu infeksi konjungtiva yang berlangsung lama dan disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Cause : Trakoma terjadi akibat infeksi oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Masa inkubasi berlangsung selama 5-12 hari dan berawal sebagai kemerahan pada mata, yang jika tidak diobati bisa menjadi penyakti kronis dan menyebabkan pembentukan jaringan parut. Trakoma ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah pedesaan di negara-negara berkembang. Sering menyerang anak-anak. Trakoma merupakan penyakit menular dan bisa ditularkan melalui: - kontak tangan dengan mata - sejenis lalat -benda-benda yang terkontaminasi (misalnya handuk atau saputangan). Sign & Symptoms : Pada stadium awal, konjungtiva tampak meradang, merah dan mengalami iritasi serta mengeluarkan kotoran (konjungtivitis). Pada stadium lanjut, konjungtiva dan kornea membentuk jaringan parut sehingga bulu mata melipat ke dalam dan terjadi gangguan penglihatan. Gejala lainnya adalah: - pembengkakan kelopak mata - pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak tepat di depan mata - kornea tampak keruh. Diagnose : Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Apusan mata diperiksa untuk mengetahui organisme penyebabnya. Treatment : Pengobatan meliputi pemberian salep antibiotik yang berisi tetracyclin dan erythromycin selama 4-6 minggu. Selain itu, antibiotik tersebut juga bisa diberikan dalam bentuk tablet. Jika terjadi kelainan bentuk kelopak mata, kornea maupun konjungtiva, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaikinya. Beranda > Penyakit fisik > Trachoma, trakoma

Trachoma, trakoma

18 Maret 2010 pisangkipas Tinggalkan komentar Go to comments Trachoma adalah sebuah penyakit mata menular, dan penyebab utama kebutaan akibat infeksi di dunia. Secara global, 84 juta orang menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang menjadi tunanetra sebagai akibat dari penyakit ini. Penyebab Trachoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan disebarkan melalui kontak langsung dengan mata, hidung, dan tenggorokan yang terkena cairan (yang mengandung kuman ini) dari pengidap, atau kontak dengan benda mati, seperti handuk dan / atau kain lap, yang pernah kontak serupa dengan cairan ini. Lalat juga dapat menjadi rute transmisi. Jika tidak diobati, infeksi trachoma berulang dapat mengakibatkan entropion yang merupakan bentuk kebutaan permanen dan disertai rasa nyeri jika kelopak mata berbalik ke dalam, karena ini menyebabkan bulu mata menggaruk kornea. Anak-anak yang paling rentan terhadap infeksi ini karena kecenderungan mereka untuk dengan mudah menjadi kotor, tetapi efek-efek pengihatan kabur dan gejala lebih parah lainnya sering tidak terasa sampai dewasa. Tanda dan gejala Bakteri ini memiliki masa inkubasi dari 5 sampai 12 hari setelah seseorang mengalami gejala konjungtivitis atau iritasi mirip dengan mata merah muda. Endemik kebutaan trakoma merupakan hasil dari beberapa episode reinfeksi yang menghasilkan peradangan terusmenerus pada konjungtiva. Tanpa reinfeksi, peradangan akan berangsur-angsur mereda. Peradangan konjunctiva disebut trachoma aktif dan biasanya terlihat pada anak-anak, terutama anak-anak pra sekolah (dasar). Hal ini ditandai dengan benjolan putih di permukaan bawah tutup mata atas (conjunctival folikel atau pusat-pusat germinal limfoid). Nonperadangan dan penebalan tertentu sering dikaitkan dengan papila. Folikel mungkin juga muncul di persimpangan kornea dan sclera (limbal folikel). Trakoma aktif akan sering menjengkelkan dan memiliki cairan berair. Infeksi sekunder bakteri dapat terjadi dan menyebabkan discharge purulen. Perubahan-perubahan struktural trakoma disebut sebagai cicatricial trakoma. Ini termasuk jaringan parut di tutup mata (konjungtiva tarsal) yang mengarah pada distorsi tutup mata dengan tekuk dari tutup (Tarsus) sehingga muncul bulu mata gosok pada mata (trichiasis). Bulu mata ini akan mengakibatkan kekeruhan kornea dan bekas luka dan kemudian mengarah ke kebutaan. Bekas luka linear hadir dalam sulkus subtarsalis disebut garis Arlts. Selain itu, pembuluh darah dan jaringan parut dapat menyerang bagian atas kornea (pannus). Lebih lanjut gejala termasuk: 1. Keluarnya cairan kotor dari mata bukan air mata (emisi atau sekresi cairan yang mengandung lendir dan nanah dari mata) 2. Pembengkakan kelopak mata 3. Trichiasis (berbalik-nya bulu mata) 4. Pembengkakan kelenjar getah bening di depan telinga 5. Munculnya garis parutan pada kornea 6. Komplikasi pada telinga, hidung dan tenggorokan. Komplikasi utama atau yang paling penting adalah ulkus (luka/iritasi) pada kornea karena infeksi bakteri.

Pencegahan dan pengobatan/perawatan Meskipun trakoma dihapuskan dari banyak negara maju dalam abad terakhir, penyakit ini bertahan di banyak bagian dunia berkembang khususnya di masyarakat tanpa akses yang memadai terhadap air dan sanitasi. Dalam banyak masyarakat ini, wanita tiga kali lebih besar daripada laki-laki akan dibutakan oleh penyakit ini,karena peran mereka sebagai pengasuh dalam keluarga. Tanpa intervensi, trakoma keluarga tetap bertahan dalam lingkaran kemiskinan, karena penyakit dan efek jangka panjang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pencegahan yang penting meliputi:
y

Pembedahan: Bagi individu dengan trichiasis (berbaliknya arah lengkungan bulu mata ke arah dalam), sebuah prosedur rotasi bilamellar tarsal dibenarkan untuk mengarahkan bulu mata menjauh dari bola mata. Terapi antibiotik: Pedoman WHO merekomendasikan jika terjadi endemik massa (sekitar 10 % dari populasi suatu daerah) maka perawatan/pengobatan dengan antibiotik tahunan harus terus dilakukan sampai prevalensi turun di bawah lima persen. Jika prevalensi lebih rendah dari itu maka pengobatan antibiotik harus berbasiskan keluarga. Pilihan antibiotik: oral dosis tunggal 20 mg / kg atau topical tetracycline (satu persen salep mata dua kali sehari selama enam minggu). Azitromisin lebih disukai karena digunakan sebagai oral dosis tunggal. Kebersihan: Anak-anak dengan hidung terlihat terlalu berair, okular discharge, atau lalat di wajah mereka paling tidak dua kali lebih mungkin untuk memiliki trakoma aktif dibanding anak-anak dengan wajah yang bersih. Intensif kesehatan berbasis masyarakat untuk mempromosikan program pendidikan muka-cuci dapat secara signifikan mengurangi prevalensi trachoma aktif. Perbaikan lingkungan: Modifikasi dalam penggunaan air, kontrol lalat, penggunaan jamban, pendidikan kesehatan dan kedekatan dengan hewan peliharaan semuanya telah diusulkan untuk mengurangi penularan dari C. trachomatis. Perubahanperubahan ini menimbulkan banyak tantangan untuk pelaksanaannya. Agaknya perubahan lingkungan ini pada akhirnya berdampak pada penularan infeksi okular melalui wajah kurangnya kebersihan.

Prognosis Jika tidak diobati dengan baik dengan antibiotik oral, gejalanya dapat meningkat dan menyebabkan kebutaan, yang merupakan hasil dari ulkus (luka/iritasi) dan jaringan parut pada kornea. Operasi juga mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelainan bentuk kelopak mata.

Anda mungkin juga menyukai