Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

TUBA OVARIUM ABSES

A. Pengertian
Abses Toba ovarium adalah radang bernanah yang terjadi pada ovarium atau tuba
Fallopi pada satu sisi atau kedua sisi adneksa. TOA merupakan salah satu komplikasi
akut dari PID (Pelvic Inflammatory Disease). Abses ini pada umumnya terjadi pada
wanita usia produktif dan biasanya merupakan kelanjutan dari saluran genital bagian
bawah. TOA disebabkan oleh mikroorganisme yang menghuni endoserviks kemudian
naik ke endometrium dan tuba Fallopi, TOA merupakan end-stage process dari PID
akut ( Tohya ET al,2015).
TOA adalah pembengkakan yang terjadi pada tuba ovarium yang ditandai dengan
radang bernanah, baik di salah satu tuba ovarium maupun keduanya, TOA merupakan
komplikasi termasuk efek jangka panjang dari Selvi ginitis akut tetapi biasanya akan
muncul dengan interaksi berulang atau kerusakan kronis dari jaringan adneksa.
Biasanya dibedakan dengan ada tidaknya ruptur, dapat terjadi bilateral walaupun 60%
dari kasus abses yang dilaporkan merupakan kejadian unilateral dengan atau tanpa
penggunaan IUD.

B. Etiologi
TOA disebabkan oleh bakteri aerob dan anaerob seperti Escherichia coli, Hemolytic
streotococci dan Ganococci. Pada beberapa kasus hemophilus influenza, salmonella,
dan staphylococcus aureus, juga dilaporkan menjadi penyebab TOA. Sekitar 92%
penyebabnya adalah streptococcus ( Cohen et Al,2016).
Dikatakan bahwa nekrosis tuba Fallopi dan kerusakan epitel terjadi dikarenakan
bakteri patogen yang menciptakan lingkungan yang diperlukan untuk invasi anaerob
dan pertumbuhan. Terdapat salvinitis yang melibatkan ovarium dan ada juga yang
tidak. Proses inflamasi ini dapat terjadi spontan atau merupakan respon dari terapi,
hasilnya dapat terjadi kelainan anatomis yang disertai dengan perlengketan ke organ
sekitar. Keterlibatan ovarium biasanya terjadi di tempat terjadinya ovulasi yang sering
menjadi tempat masuk infeksi yang luas dan pembentukan abses. Apabila x sudut
buruan itu ditekan maka akan menyebabkan ruptur dari abses yang dapat disertai oleh
peritonitis berat serta tindakan laparatomi. Perlengkapan yang lambat dari absis akan
menyebabkan abses cul de SAC, dan biasanya abses ini muncul ketika penggunaan
IUD, munculnya infeksi granulomatus.
Adapun faktor risiko adalah sebagai berikut: multiple partner, status ekonomi rendah,
riwayat PID, menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim, adanya riwayat STD

C. Patofisiologi
Adanya penyebaran bakteri dari vagina ke uterus lalu ke tuba dan atau parametrium,
terjadilah selfingitis dengan atau tanpa oforitis. Keadaan ini bisa terjadi pada pasca
abortus, pasca persalinan atau setelah tindakan ginekologi sebelumnya. Mekanisme
pembentukan TOA masih sulit ditentukan, tergantung sampai di mana keterlibatan
tuba infeksinya sendiri, pada permulaan proses penyakit lumen tuba masih terbuka
mengeluarkan eksudat yang turunan dari Febriae dan menyebabkan peritonitis,
ovarium sebagaimana struktur lain dalam pelvis mengalami inflamasi, tempat ovulasi
dapat sebagai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas mengenai tuba dan
ovarium saja, dapat pula melibatkan struktur pelvis yang lain seperti usus besar, buli-
buli atau adneksa yang lain. Proses peradangan dapat meredam spontan atau sebagai
respon pengobatan, keadaan ini biasanya memberi perubahan anatomi disertai
perlekatan fibrin terhadap organ di dekatnya dan apabila prosesnya menghambat
dapat terjadi pecahnya abses ( Mudgil,2009).

D. Manifestasi klinis
Pada semua kasus TOA, termasuk yang disebabkan oleh penemu kukus menunjukkan
gejala nyeri 88%, demam 35%, massa adneksa 35%, diare 24%, mual dan muntah
18%, haid tidak teratur 12%. Gejala dapat sangat bervariasi dari asimtomatis sampai
terjadinya akut abdomen sampai syok septic. Karakteristik pasien biasanya yang
mudah serta varietasnya rendah dengan riwayat infeksi pelvis. Durasi dari gejala pada
wanita biasanya kurang lebih 1 minggu dan omsetnya biasanya terjadi dua minggu
atau setelah siklus menstruasi. Gejala-gejala yang lain yang bisa muncul pada pasien
dengan abses tuba ovarium adalah: demam tinggi dengan menggigil, nyeri kiri dan
kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan, mual dan muntah jadi ada gejala
abdomen akut karena terjadi perangsang peritonium, kadang-kadang ada tanes nih
yaitu anus karena proses dekat rektum dan sigmoid, toucher, nyeri kalau porsio
digoyangkan, nyeri kiri dan kanan dari uterus, kadang-kadang ada penebalan dari tuba
yang sehat tak teraba, nyeri pada ovarium karena meradang.

E. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik


1. Pemeriksaan laboratorium
2. USG : dapat membantu untuk mendeteksi perubahan seperti terjadinya
progresi ruptur atau pembentukan pus.
3. CT Scan atau MRI
4. Kuldosentesis : cairan kuldosentesis pada wanita dengan TOA yang tidak
ruptur memperlihatkan gambaran reaction fluid yang sama seperti di
salpingitis acut, apabila terjadi ruptur TOA maka akan ditemukan cairan
purulen
5. Ultrasonografi : dipakai pada kecurigaan atau adanya masa di adneksa dan
melihat ada tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dapat untuk evaluasi
kemajuan terapi.
Diagnosa banding
a. TOA utuh dan belum memberikan keluhan: kistoma ovari, tumor
ovari, KET, abses peri apendikular, mioma uteri, hidrosalping
b. TOA untuk dengan keluhan: perforasi apendik, perforasi divertikel
atau abses divertikel, perforasi uspeptikum, kelainan sistematis yang
memberi distress akut abdominal, kista ovari terinfeksi atau
terpelintir
F. Penatalaksanaan medis
a. Curiga TOA utuh tanpa gejala
Antibiotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan
doksisiklin atau ampisilin selama 1 minggu.
Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau
mungkin membesar adalah indikasi untuk penanganan lebih lanjut
dengan kemungkinan untuk laparotomi.
b. TOA utuh dengan gejala
MRS ,tirah baring, posisi semi fowler, observasi ketat tanda vital dan
produksi urine serta pasang lingkar abdomen jika perlu, pemberian
antibiotika
c. TOA yang pecah merupakan kasus darurat dan segera dilakukan
laparotomi serta pasang drain untuk kultur nanah
Setelah dilakukan laparotomi diberikan sefalosporin generasi 3 dan
metronidazol selama 7 hari

G. Komplikasi
TOA utuh : pecah sampai sepsis terinfeksi di kemudian hari,ileus, infertilitas dan
kehamilan ektopik
TOA yang pecah: syok sepsis, abses intra abdominal, abses sub kronik, abses paru
atau otak

Anda mungkin juga menyukai