Anda di halaman 1dari 11

AdNekSiTis

Oleh :
Kelompok 10
PeNgertiAn

Adneksitis atau Salpingo-ooforitis adalah radang pada


tuba falopi dan radang ovarium yang terjadi secara
bersamaan, biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke
atas sampai uterus, atau akibat tindakan post kuretase
maupun post pemasangan alat kontrasepsi (IUD).

(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007).


Adneksitis atau Salpingo-ooforitis Terbagi Atas

Salpingo ooporitis akuta disebabkan oleh


gonorroe sampai ke tuba dari uterus sampai ke
mukosa. Pada gonoroe ada kecenderungan
Salpingo perlekatan fimbria pada ostium tuba abdominalis
ooporitis yang menyebabkan penutupan ostium itu.
akuta
Salpingitis akut banyak ditemukan pada infeksi
puerperal atau pada abortus septic ada juga
disebabkan oleh berbagai tierti kerokan. Infeksi ini
menjalar dari servik uteri atau kavum uteri dengan
jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke
tuba dan dapat pula ke peritoneum pelvic.
Next
Hidrosalping: terdapat penutupan ostium tuba
abdominalis.sebagian sel epitel mukosa tuba masih
berfungsi

Piosalping: Dalam stadium menahun merupakan


kantong dengan dinding tebal yang berisi nanah

Salpingo Salpingitis Intertstialis kronika: dinding tuba


ooporitis menebal dan tampak fibrosis dan dapat pula
ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah
kronika
jaringan otot.

Kista tuba Ovari: hidrosalping bersatu dengan kista


folikel ovarium, sedang pada abses tubo ovarial
piosalping bersatu dengan abses ovarium

Salpingitis tuberkulosa : merupakan bagian


penting dari tuberkulosis genetalis
ETIOLOGI

Sebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi gonorroe dan infeksi puerperal dan
postabortum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis. Selanjutnya bisa
timbul radang adnexa yang paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu
oleh stapylococus, streptococcus, E.Coli, clostridoium welchi dan bakteri sebagai
akibat tindakan kerokan, laparotomi, pemasangan IUD serta perluasan radang dari
alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks (Sarwono.Wiknjosastro, Hanifa, Hal
287.2007)
PATOFISIOLOGI

Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan.


Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus,
walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan
darah, atau menjalar dari jaringan jaringan sekitarnya. Infeksi ini menjalar
dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke
parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritonium pelvik. Disini
timbul salpingitis interstialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal
menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa seringkali
normal(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa. Hal 287. 2007).
TANDA DAN GEJALA

Sedangkan gambaran klinik salpingo ooforitis akuta ialah demam,


leukositosis dan rasa nyeri disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut
Gejala gejala salpingo ooforitis kronika tidak selalu jelas, penyakit bisa
tidak jarang dijumpai terdapat pada kedua adneksa, setelah lewat beberapa
didahului oleh gejala gejala penyakit akut dengan panas, rasa nyeri cukup
hari dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan nyeri tekan. Pada
kuat di perut bagian bawah, akan tetapi bisa pula dari permulaan sudah
pemeriksaan air kencing biasanya menunjukkan sel-sel radang pada pielitis.
subakut atau menahun. Penderita pada umumnya merasa nyeri di perut
Pada torsi adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence
bagian bawah sebelah kiri atau kanan, yang bertambah keras pada
musculaire tidak terlalu keras, dapat diraba nyeri tekan dengan batas nyeri
pekerjaan berat, disertai dengan penyakit pinggang. Haid pada umumnya
lebih banyak
tekan dari biasanyaWinkjosastro,
yang nyata.(Sarwono. dengan siklus yangHal
Hanifa. sering kali tidak teratur,
288.2007).
penderita sering mengeluh tentang dispareunia dan infertilitas dan dapat pula
ditemukan dismenorea. ( Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.Hal 289.2007).
Nyeri kencing, rasa tidak enak di bawah
perut, demam, ada lendir/bercak keputihan di
celana dalam yang terasa panas, infeksi yang
K
O mengenai organ-organ dalam panggul/ reproduksi.
M
P Penyebab infeksi lanjutan dari saluran kencing
L
dan daerah vagina. (Sarwono.Winkjosatro, Hanifa.
I
K Hal 288.2007).
A
S Selain itu komplikasi yang terjadi dapat
I
berupa appendisitis akuta, pielitis akuta, torsi
adneksa dan kehamilan ektopik terganggu.

(Sarwono. Winkjosastro , Hanifa.Hal 288.2007).


Pada salpingo-ooforitis
P kronika , jika penyakitnya
Terapi pada salpingo-
E masih dalam keadaan
ooforitis akuta terdiri
N subakut, penderita harus
atas istirahat baring,
A diberi terapi dengan
perawatan umum ,
T antibiotika dengan spectrum
pemberian antibiotika
A luas. Jika keadaan sudah
dan analgetika.
L tenang, dapat diberi terapi
Dengan terapi
A diatermi dalam beberapa seri
tersebut, penyakit
K dan penderita dinasehatkan
dapat menjadi sembuh
S supaya penderita jangan
atau menjadi
A melakukan pekerjaan yang
menahun. Jarang
N berat-berat. Terapi operatif
sekali salpingo-ooforitis
A dapat dilakukan pada
akuta memerlukan
A salpingo-ooforitis kronika
pembedahan.
N dengan berdasarkan adanya
indikasi .
PENCEGAHAN

Pencegahan ini antara lain dapat dilakukan dengan :


1. Setia pada pasangan. Penyakit ini sebagian besar ditularkan
melalui hubungans eksual bebas
2. Segera hubungi dokter apabila gejala gejala penyakit ini muncul.
3. Rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli kandungan.
4. Menjaga kebersihan organ genital.
5. Pergunakan alat kontrasepsi ketika berhubungan seksual, seperti
kondom.
Matur nuwun

Anda mungkin juga menyukai