i
GASTROENTERITIS AKUT TANPA
DEHIDRASI
Oleh:
Rudi Berlian Panji Aras, S.ked
G1A218055
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sebab karena
rahmat-Nya laporan kasus dengan judul Gastroenteritis Akut Tanpa Dehidrasi
ini dapat terselesaikan. Laporan kasus ini dibuat sebagai tugas dalam menjalankan
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Paal X Kota Jambi.
Dalam kesempatan ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada dr. Hj.
Sri Rosianti, M.Kes yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
memberikan ilmu yang sangat berguna ketika diskusi selama kepaniteraan klinik
di stase Ilmu Kesehatan Masyarakat ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena penulis masih dalam tahap belajar dan kurangnya
pengalaman serta pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran agar lebih baik kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah informasi dan pengetahuan kita.
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
a. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. A
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Umur : 56 Tahun
d. Alamat : RT 2 KAB
b. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status perkawinan : Menikah
b. Jumlah Anak : 4 orang
c. Status ekonomi keluarga : Cukup
1
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama :
BAB cair sejak 1 hari sebelum ke PUSKESMAS.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke Puskesmas Paal X dengan keluhan BAB cair sejak 1
hari sebelumnya, dengan frekuensi >4x/hari banyaknya 1/2 gelas belimbing.
Pasien mengatakan konsistensi BAB cairnya lebih banyak dibandingkan
ampas, lendir (-), darah (-), warna seperti cucian beras (-), mual (-) muntah (-)
muntah menyemprot (-), batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-), sesak nafas (-),
kejang (-), mimisan (-), konsumsi makanan tertentu (- ). BAK normal.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat dengan keluhan yang sama (-)
Riwayat trauma sebelumnya disangkal.
Riwayat alergi makanan, dan obat disangkal
Riwayat asma disangkal
f. Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang relevan
Pasien biasanya makan 3 kali sehari. Sebelum makan, biasanya pasien hanya
mencuci tangan tanpa menggunakan sabun. Pasien mengaku cukup sering
mengkonsumsi makanan yang dibeli di luar oleh istrinya. Air untuk minum
menggunakan air galon.
Pemeriksaan Organ
Kepala Bentuk : normocephal, simetris, jejas (-)
Mata Exopthalmus/enophtal: (-)
Kelopak : normal
Conjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya +/+
mata cekung : -/-
Telinga : Nyeri tarik daun telinga (-), sekret (-)
Hidung : Rhinorhea (-), deviasi septum (-), perdarahan (-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiriod (-)
Thoraks;
Cor (Jantung)
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo (Paru)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Statis & dinamis: simetris Statis & dinamis : simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler, Wheezing (-), Vesikuler, Wheezing (-),
ronkhi (-) ronkhi (-)
Abdomen
Inspeksi Datar, sikatriks (-), dilatasi vena (-)
Palpasi Supel, turgor kulit baik
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) meningkat
Ekstremitas Atas : akral hangat, edema (-), CRT< 2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-), CRT< 2 detik
i. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
j. Pemeriksaan Penunjang Anjuran
a. Darah Rutin
b. Feses Rutin
k. Diagnosis Banding
Gastroenteritis Akut tanpa dehidrasi ec virus.
Gastroenteritis Akut tanpa dehidrasi ec bakteri.
Gastroenteritis Akut tanpa dehidrasi ec parasit.
l. Diagnosis Kerja
Gastroenteritis Akut tanpa dehidrasi (A.09)
m. Manajemen
a. Promotif :
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang diderita mulai
dari penyebab, faktor risiko, pengobatan, pencegahan, serta
komplikasi.
Menjelaskan tentang nutrisi, pentingnya makanan bergizi dan
seimbang untuk membantu proses penyembuhan.
Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan yaitu tentang 6 langkah
cuci tangan pakai sabun
Kebersihan lingkungan
b. Preventif :
Banyak minum air putih minimal 2 liter (8 gelas) sehari.
Menjaga kebersihan personal
Air minum yang bersih dari sumur atau sumber air yang terjaga
kebersihannya dan dimasak.
Pengolahan makanan yanag dimasak dengan baik
Cuci tangan dengan sabun seteleh buang air besar, sebelum makan
dan sebelum menyiapkan makanan
BAB di jamban
c. Kuratif :
Non Farmakologi
Banyak minum air putih minimal 2 liter (8 gelas) sehari.
Nutrisi cukup
Farmakologi
Oralit 400 ml tiap kali BAB cair
Loperamide 3 x 1 selama 3 hari
Tradisional
Jahe
Jahe digunakan dalam pengobatan keracunan makanan dan
juga dapat membantu menyingkirkan kram dan nyeri perut. Dalam
mengobati diare, Anda dapat menggunakan jahe ini dengan cara
sebagai berikut:
- Sediakan sepotong kecil jahe bersih kemudian parut. Lalu
tambahkan satu sendok teh madu. Kemudian bisa langsung
dikonsumsi. Hindari minum air segera setelah memakannya.
- Bisa minum teh jahe dua sampai tiga kali sehari untuk
menyembuhkan diare. Siapkan beberapa potong jahe ukuran
sedang, iris-iris dengan ukuran sesuai selera kemudian rebuslah
dengan air secukupnya sampai mendidih, saring, tunggu hingga
hangat kuku lalu tambahkan madu sebelum diminum. Jika Anda
tidak memiliki jahe segar, maka dapat menggunakan bubuk jahe
yang mungkin ada di dapur Anda.
d. Rehabilitatif
Kontrol ulang dan kultur feses ulang setelah 2-3 hari pengobatan
berikan antibiotik jika keluhan diare tidak berkurang dan jika
keluhan diare disertai lendir dan darah
Memberikan dukungan kepada Pasien dan keluarga serta
menyarankan keluarga pasien untuk membantu mengawasi pasien
dan tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Paal X Puskesmas Paal X
Dr. Rudi Berlian Panji Aras SIP : Dr. Rudi Berlian Panji Aras SIP :
G1A218055 Jalan : Sudirman, No.75, G1A218055 Jalan : Sudirman, No.75,
Tambak Sari Tambak Sari
2020 2020
R/ Oralit sacht 400 ml no X
R/ Oralit sacht 400 ml no X
S sach/400ml ad libt post dafaec S sach/400ml ad libt post dafaec
R/ Loperamide tab 2 mg no X
R/ Loperamide tab 2 mg no X
S 3 dd tab 1 pc
S 3 dd tab 1 pc
R/ Zinc tab 20 mg no X
S 1 dd tab 1
TINJAUAN PUSTAKA
Gastroenteritis lebih sering terjadi pada anak- anak karena daya tahan
tubuh yang belum optimal. Diare merupakan salah satu penyebab angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada anak di bawah umur lima tahun di
seluruh dunia, yaitu mencapai 1 milyar kesakitan dan 3 juta kematian per tahun.
Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi, malabsorbsi, keracunan atau alergi
makanan dan psikologis penderita.
Pasien datang ke dokter karena buang air besar (BAB) lembek atau cair,
dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu
24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan
muntah serta tenesmus. Setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan volume yang
besar (asal dari usus kecil) atau volume yang kecil (asal dari usus besar). Bila
diare disertai demam maka diduga erat terjadi infeksi.
Bila terjadinya diare didahului oleh makan atau minum dari sumber yang
kurang higienenya, GE dapat disebabkan oleh infeksi. Riwayat bepergian ke
daerah dengan wabah diare, riwayat intoleransi laktosa (terutama pada bayi),
konsumsi makanan iritatif, minum jamu, diet cola, atau makan obat-obatan seperti
laksatif, magnesium hidroklorida, magnesium sitrat, obat jantung quinidine, obat
gout (kolkisin), diuretika (furosemid, tiazid), toksin (arsenik, organofosfat),
insektisida, kafein, metil xantine, agen endokrin (preparat pengantian tiroid),
misoprostol, mesalamin, antikolinesterase dan obat-obat diet perlu diketahui.
Faktor Risiko :
1. Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi
denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah.
4. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia.
Diagnosis Klinis
2.5 Komplikasi
Syok hipovolemik
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan
sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan
evaluasi lebih lanjut. Terapi dapat diberikan dengan :
a) Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk rehidrasi.
2. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat antidiare untuk
mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif. Pemberian terapi
antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami
infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan imunosupresi.
Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik atau antiparasit,
atau antijamur tergantung penyebabnya.
Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang
disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare semakin berat
walaupun diberikan terapi.
4. Smectite 3x1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.
4. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.
Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang
diberikan secara intravena.
Kriteria Rujukan :
Umur < 1 tahun: ¼-½ gelas setiap kali anak mencret (50–100 ml)
Umur 1-4 tahun: ½-1 gelas setiap kalianak mencret (100–200 ml)
Umur diatas 5 Tahun: 1–1½ gelas setiap kali anak mencret (200–
300 ml)
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok
dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak
boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila
terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-
lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan
sampai dengan diare berhenti.
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat
keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja,
serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.
Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak
mengalami diare.
Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hariselama 10 hari. Zinc tetap diberikan
selama 10 hariwalaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air
matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.
4. Antibiotik Selektif
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang
menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak
dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi
ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek
samping yang berbahaya dan bisa
berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare
disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
Muntah berulang
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
Pemberian ASI
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
a) Anak diare dengan dehidrasi berat dan tidak ada fasilitas rawat inap dan
pemasangan intravena.
b) Jika rehidrasi tidak dapat dilakukan atau tercapai dalam 3 jam pertama
penanganan.
2.11 Prognosis
19
BAB III
ANALISIS KASUS
20
Mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun
21
DAFTAR PUSTAKA