Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PORTOFOLIO

GASTROENTERITIS AKUT

PEMBIMBING:
dr. WIWIN HERWINI

Disusun Oleh:
dr. CHALIQ AKBAR

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAIS
KABUPATEN SELUMA
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,
penulis dapat menyelesaikan makalah portofolio ini dengan judul “Gastroenteritis
Akut” yang berada di lingkungan RSUD Tais Kabupaten Seluma. Laporan kasus ini
merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Program Internship Dokter Indonesia
di RSUD Tais.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dr.Wiwin Herwini selaku
pembimbing serta semua pihak yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam
pembuatan laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan kasus ini, untuk itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua.

Seluma ,22 September 2019

Penulis
Topik : GASTROENTERITIS AKUT
Tanggal (kasus) : 22 Juli 2019 Presenter : dr. Chaliq Akbar
Tanggal Presentasi : 7 Oktober 2019 Pendamping : dr. Wiwin Herwini
Tempat Presentasi : RSUD TAIS SELEBAR
Objektif Presentasi :
✔ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
✔ Diagnostik ✔Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi ✔ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
An. MA, 1 th 4 bulan, laki-laki, datang dengan keluhan utama mencret sejak
kurang lebih 1 hari yang lalu, frekuensi kurang lebih 6 kali, sebanyak kurang lebih
5 sendok makan, konsistensi cair, berisi sisa makanan dan air, lendir ada, darah
tidak ada, demam ada sejak 1 hari yll, terus menerus, keringat dingin tidak ada,
□ Deskripsi : mengigil tidak ada, bintik bintik merah tidak ada, nyeri ulu hati ada, seperti
ditusuk-tusuk, mual ada, muntah ada sejak 1 hari yll, kurang lebih 5 kali sejak
kemarin, muntah berisi makanan dan cairan kurang lebih sebanyak seperempat
gelas belimbing, darah tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak ada, BAK berwarna
kuning, sakit BAK tidak ada, terakhir kali BAK 2 jam yll
Penegakan diagnosis dan pengobatan awal sesuai etiologi serta mencegah
□ Tujuan :
kekambuhan kembali
Bahan ✔ Tinjauan
□ Riset ✔ Kasus □ Audit
Bahasan : Pustaka
Cara
□ Diskusi ✔ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas :
Data Pasien : Nama : An. MA 1th 4 bulan No. Registrasi : 03 89 14
Telp : - Terdaftar sejak : 22 Juli 2019
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Gastroenteritis akut, pasien datang dengan keluhan utama
mencret keluhan utama mencret sejak kurang lebih 1 hari yang lalu, frekuensi kurang lebih 6
kali, sebanyak kurang lebih 5 sendok makan, konsistensi cair, berisi sisa makanan dan air,
lendir ada, darah tidak ada, demam sejak 1 hari yll, mual ada, muntah ada sejak 1 hari yll,
frekuensi 5 kali sejak kemarin, Riwayat kebiasaan memakan makanan pedas asam
sebelumnya disangkal, pasien diketahui sering memakan jajanan kemasan di warung

2. Riwayat Pengobatan : pasien mengkonsumsi paracetamol


3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Pasien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan seperti pasien
5. Riwayat Pekerjaan : Pasien belum sekolah
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Tidak diketahui

Daftar Pustaka :
1. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S,
Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Edisi ke- 1.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. h. 87-120
2. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuto S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati EV,
penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid I. Edisi ke-1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2010. h. 58-62.
3. Behrman, R. E et. al. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition. International Edition.
Saunders 2004. p 1239-1241.
4. Budiarso, Aswita, dkk. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare. Jakarta: Departement
Kesehatan R. I. PPM dan PLP. 2009.
5. Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan Terapi. Edisi
3. Bandung: 2005.
6. Pusponegoro H, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. 2004.

Hasil Pembelajaran :
1. Penegakan diagnosis Gastroenteritis akut
2. Memahami manifestasi dan gejala Gastroenteritis akut
3. Pengobatan Gastroenteritis akut berdasarkan etiologi
4. Memahami terapi untuk Gastroenteritis akut
5. Memahami cara mencegah terjadinya Gastroenteritis akut

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :

1. Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan utama mencret sejak kurang
lebih 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit

2. Mencret kurang lebih 1 hari yll, frekuensi kurang lebih 6 kali, sebanyak
kurang lebih 5 sendok makan, konsistensi cair, berisi sisa makanan dan air,
lendir ada, darah tidak ada

3. Demam ada sejak 1 hari yll, terus menerus, keringat dingin tidak ada,
mengigil tidak ada, bintik bintik merah tidak ada

4. Nyeri ulu hati ada, seperti ditusuk-tusuk, dirasa terus menerus

5. mual ada, muntah ada sejak 1 hari yll, kurang lebih 5 kali sejak kemarin,
muntah berisi makanan dan cairan kurang lebih sebanyak seperempat gelas
belimbing, darah tidak ada

6. Batuk tidak ada, pilek tidak ada, BAK berwarna kuning, sakit BAK tidak ada,
terakhir kali BAK 2 jam yll

7. Riwayat kebiasaan memakan makanan pedas asam sebelumnya disangkal,


pasien diketahui sering memakan jajanan kemasan di warung

8. Riwayat pemakaian obat paracetamol sebelumnya

2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Berat badan : 10 kg

Tanda Vital

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 151 x/menit, reguler, pengisian cukup

Suhu : 37,20C

Pernapasan : 24 x/menit, teratur

Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor


normal, kelembaban normal

Kepala dan Leher

Kepala : Normosefali, ubun-ubun normal, rambut


warna hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, RC


+/+, mata cekung ada +/+

Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas


cuping hidung -/-, sekret -/-,

Mulut : Bibir merah muda, kering (+), sianosis (-),


trismus (-), halitosis (-)

Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis

Tenggorokan : Faringhiperemis tidak ada


Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar, trakea letak normal

Thorax

Paru

Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, pulsasi


abnormal (-), gerak pernapasan simetris, irama
normal, retraksi (-)

Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris

Perkusi : Sonor di semua lapang paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)

Perkusi : Sonor

Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar

Palpasi : Teraba supel, nyeri tekan epigastrium (+),


Hepar dan lien sulit diraba, turgor berkurang

Perkusi : timpani

Auskultasi : Bising usus (+) meningkat

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), pucat,


CRT kurang 2 detik, turgor berkurang

Laboratorium
Hb : 12,4 mg/dl
Leukosit : 9.400 /mm3
Trombosit : 397.000 /mm3
Ht : 33%
Diff Count : 0/0/3/67/24/6

GDS : 102 mg/dl


Serologi Ns1 : Negatif
Malaria : Negatif

Kesan : dalam batas normal

Pemeriksaan Feses
A. Makroskopi

Warna : Kuning
Konsistensi : Encer/cair
Darah : Negatif
Lendir : Negatif
Sisa pencernaan : Positif

B. Makroskopi

Leukosit : 5-8 sel /LPB


Eritrosit : 2-4 sel /LPB
Amoeba : Negatif
Ascaris L : Negatif
Ankilostoma : Negatif
Tricurs Triciura : Negatif
Oksiyuris V : Negatif

Kesan : peradangan pada usus atau diare

3. Assesment (penalaran klinis) : Gastroenteritis akut


A. Pendahuluan
Gastroenteritis akut mapun diare akut masih merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. 1 Terdapat banyak

penyebab gastroenteritis akut pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya

adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit,

akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk

sindroma malabsorbsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting,

sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya

dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi

untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan

hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis

metabolik karena kehilangan basa.2

Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sektor

kesehatan karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di

rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare, selain itu juga di

pelayanan kesehatan primer, diare masih menempati urutan kedua dalam urutan

10 penyakit terbanyak di populasi.1,2 Diare juga erat hubungannya dengan

kejadian kurang gizi. Setiap episode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi

oleh karena adanya anoreksia dan berkurangnya kemampuan menyerap sari

makanan, sehingga apabila episode berlangsung berkepanjangan akan berdampak

terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak.2,3

B. Tinajuan Pustaka
1. Definisi
Gastroenteritis akut merupakan kumpulan gejala dari peradangan pada sistem
pencernaan terutama pada usus dan lambung, gejalanya dapat berupa mual, muntah,
nyeri perut, diare, dan demam. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.1
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4
kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau
normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong
diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya
perkembangan saluran cerna.1
Epidemiologi
Gastroenteritis akut merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
di negara berkembang dimana tertinggi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di
Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab
kematian bayi yang terbanyak, yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan
1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25.2% dibanding pneumonia 15.5%.1,3
Cara Penularan dan Faktor Risiko
Pada umumnya cara penularan diare melalui fekal-oral yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan
dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak
langsung melalui lalat.1,4
Faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain:1,4
1. Tidak memberikan ASI secara penuh 6 bulan pertama kehidupan bayi.
2. Tidak memadainya penyediaan air bersih.
3. Pencemaran air oleh tinja.
4. Kurangnya sarana kebersihan (MCK).
5. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk.
6. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan
yang tidak baik.

Etiologi
Penyebab infeksi utama timbulnya gastroenterits umumnya adalah golongan
virus, bakteri, dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah
non inflammatory dan inflammatory.1
Enteropatogen menimbulkan non-inflammatory diare melalui produksi
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan fili oleh virus, perlekatan oleh
parasit, perlekatan dan/atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya infllamtory diare
biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau
memproduksi sitotoksin.4
Beberapa penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia
adalah sebagai berikut.1
Tabel 1. Penyebab Gastroenteritis akut atau Diare Akut1

Golongan Bakteri Golongan Virus Golongan Parasit

● Aeromonas ● Rotavirus ● Balantidium coli


● Bacillus cereus ● Coronavirus ● Blastocystis
● Campylobacter jejuni ● Astrovirus homonis
● Clostridium perfinges ● Cytomegalovirus ● Entamoeba
● Clostridium defficile ● Herpes simplex histolytica
● E. coli virus ● Giardia lamblia
● Salmonella ● Enteric adenovirus ● Strongiloides
● Shigella stercoralis
● Staphylococcus ● Trichuris trichiura
aureus
● V. cholera

Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak,
yaitu: Rotavirus, E. coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni, dan
Cryptosporidium.4,5
Selain itu penyebab diare non infeksi yang dpaat menimbulkan diare pada anak
antara lain:5
o Kesulitan makan
o Defek anatomis
✔ Malrotasi
✔ Hirschprung disease
✔ Atrofi mikrofili
o Malabsorbsi
✔ Malabsorbsi glukosa-galaktosa
✔ Cystic fibrosis
✔ Celiac disease
o Neoplasma
✔ Neuroblastoma
o Keracunan makanan
✔ Logam berat
✔ Mushrooms
o Lain-lain
✔ Infeksi non-GI
✔ Alergi susu sapi
✔ Crohn disease
✔ Gangguan motilitas usus
Klasifikasi
Secara umum diare disebabkan oleh 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbs
atau sekresi. Terdapat beberapa pertimbangan diare:2,5
1. Pembagian diare menurut etiologi.
2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan
a. Absorbsi
b. Gangguan sekresi
3. Pembagian diare menurut lama diarenya
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-
infeksi.
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
Manifestasi Klinis
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya
bila terjadi komplikasi ekstraintestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala
gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan manifestasi
sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.2
Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air
juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis
metabolik, dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya
karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskular, dan kematian bila
tidak diobati dengan tepat.4
Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat
dehidrasi. Mual dan muntah adalah gejala yang non spesifik akan tetapi muntah
mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian
atas, seperti: enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia, dan
Cryptosporidium.1

Tabel 2. Gejala Khas Diare oleh Berbagai Penyebab1

Gejala klinis Rotavirus Shigella Salmonella Etec Eiec Kolera

Masa Tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48 – 72 jam

Panas + ++ ++ - ++ -
Mual dan sering jarang sering + - sering
Muntah

Nyeri Perut tenesmus TenesmusTenesmus kolik + Tenesmus krampKramp


kramp

Nyeri Kepala - + + - - -

Lamanya Sakit 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari

SIFAT TINJA

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10 x/hari >10x/hari Sering Sering SeringTerus menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah - Sering Kadang-kadang - + -

- Busuk + Tidak Amis khas

Warna Kuning hijauMerah hijau Kehijauan Tak berwarnaMerah hijauSeperti air


cucian
beras

Leukosit - + + - - -

Lain-lain Anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi -


sistemi
k
Diagnosis
Anamnesis2
o Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsistensi tinja,
lendir dan/darah dalam tinja.
o Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil
terakhir, demam, sesak, kejang, kembung.
o Jumlah cairan yang masuk selama diare.
o Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengkonsumsi
makanan yang tidak biasa.
o Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum.

7.2 Pemeriksaan Fisik2


o Keadaan umum, kesadaran, tanda vital.
o Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa
haus, turgor kulit abdomen menurun.
o Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir,
mulut, dan lidah.
o Berat badan.
o Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti: napas cepat
dan dalam (asidosis metabolik)l, kembung (hipokalsemia), kejang (hipo atau
hipernatremia).
o Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai beberapa kriteria diantaranya
menurut WHO 1995 (tabel 2), sistem pengangkaan – Maurice King:1
Tabel 3. Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut WHO 19956

Penilaian A B C

Lihat
Keadaan Umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai/tidak sadar
Mata Normal Cekung sangat cekung dan kering
Air mata Tidak ada sangat kering
Mulut dan lidah Basah Kering *malas minum atau tidak
Rasa haus Minum biasa *haus,
tidak ingin minum bias minum
haus banyak

Periksa Kembali cepat *kembali lambat * kembali sangat lambat


turgor kulit

Hasil pemeriksaanTanpa dehidrasiDehidrasi Dehidrasi berat


ringan/sedang
Bila ada 1 tanda
Bila* ada 1 tanda *
ditambah ditambah 1 atau
1/lebih tanda lebih tanda lain
lain

Terapi Rencana terapi R


Aencana terapi B Rencana terapi C

Tabel 4. Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut Sistem Pengangkaan Maurice King1

Bagian tubuh yang Nilai untuk gejala yang ditemukan


diperiksa
0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng,


Mengigau, koma/
apatis, ngantuk syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit, kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

UUB Normal Sedikit, cekung Sangat cekung


Mulut Normal Kering Kering dan sianosis

Denyut nadi/mnt Kuat <120 Sedang (120-140) lemah >140

Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, atau 2 sesuai dengan tabel
kemudian dijumlahkan.1
Nilai:
o 0–2 : ringan
o 3–6 : sedang
o 7 – 12 : berat
7.3 Laboratorium1
o Darah
Darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes
kepekaan terhadap antibiotik.
o Urin
Urin lengkap, kultur, dan tes kepekaan terhadap antibiotik.
o Tinja
o Makroskopik: konsistensi, warna, lendir, darah, dan bau.
o Mikroskopik: leukosit, eritrosit, parasit, dan bakteri.
8 Tatalaksana
o Lima (5) pilar penatalaksanaan diare menurut Departemen Kesehatan bagi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun
sedang dirawat di rumah sakit,, yaitu:1,4
1. Cairan (rehidrasi dengan menggunakan oralit)
2. Zinc (diberikan selama 10 hari berturut-turut)
3. Nutrisi (ASI dan makanan tetap diteruskan)
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi kepada orang tua
o Tanpa Dehidrasi2
▪ Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5
– 10 ml/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu:
o Anak umur < 1 tahun : 50 - 100 ml tiap kali BAB
o Anak umur 1 - 5 tahun : 100 – 200 ml tiap kali BAB
o Anak umur 5 – 12 tahun : 200 – 300 ml tiap kali BAB
o Dewasa : 300 – 400 ml tiap kali BAB
▪ Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak, ASI harus
tetap diberikan.
▪ Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain
(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus).
o Dehidrasi Ringan-Sedang2
▪ Penderita harus dirawat di sarana kesehatan dan segera diberikan terapi
rehidrasi oral dengan oralit.
▪ Terapi Rehidrasi Oral (TRO) hiperosmolar diberikan sebanyak 75
ml/kgBB dalam 3 jam untuk menggantikan kehilangan cairan yang telah
terjadi sebanyak 5-10 ml/kgBB setiap diare cair.
▪ Apabila tidak dapat diberikan secara per-oral, oralit dapat diberikan
melalui nasogastric dengan volume yang sama dengan kecepatan 20
ml/kgBB/jam.
▪ Bila gagal dengan pemberian secara nasogastric maka dapat diberi
melalui parenteral (intravena) dengan cairan ringer laktat, KaEN 3B atau
NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan.
✔ BB 3 – 10 kg : 200 ml/kgBB/hari
✔ BB 10 - 15 kg : 175 ml/kgBB/hari
✔ BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari
▪ Pasien terus dipantau selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi
tentang melakukan rehidrasi kepada orang tua.
o Dehidrasi Berat2
▪ Penderita harus dirawat di sarana kesehatan.
▪ Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer
asetat 100 ml/lgBB dengan cara pemberian:
✔ < 1 tahun
30 ml/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 5
jam berikutnya.
✔ > 1 tahun
30 ml/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 2 ½
jam berikutnya.
▪ Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
minum, dimulai dengan 5 ml/kgBB selama proses rehidrasi.
▪ Lakukan evaluasi tiap jam. Bila hidrasi tidak membaik, tetesan IV dapat
dipercepat.
▪ Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan
evaluasi, pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu pengobatan diare
dengan dehidrasi ringan sedang atau tanpa dehdrasi.
o Koreksi Gangguan Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit2,5
▪ Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan
dekstrosa 5% ½ sakin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq
per hari karena bias menyebabkan edema otak.
▪ Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
Kadar natrium diepriksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila masih dijumpai
hiponatremia dilakukan koreksi sbb:
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0.6 x BB (diberikan dalam
24 jam).
▪ Hiperkalemia (K >5 mEq/L)
Koreksi dilakukan dengan pemberikan kalsium glukonas 10% sebanyak 0.5-1
ml/kgBB IV secara perlahan-lahan dalam 5 – 10 menit, sambil dimonitor
irama jantung dengan EKG.

▪ Hipokalemia (K<3.5 mEq/L)


Koreksi dilakukan menurut kadar kalium.
✔ Kadar K 2.5-3.5 mEq/L, diberikan KCl 75 mEq/kgBB per oral per
hari dibagi 3 dosis.
✔ Kadar K <2.5 mEq/L, berikan KCl melalui drip iv dengan dosis:
● 3.5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam
pertama
● 3.5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam
berikutnya.
o Zinc2,5
Zinc terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi BAB dan volume
tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Zinc
elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah berhenti mengalami
diare dengan dosis:
▪ Umur < 6 bulan : 10 mg/hari
▪ Umur > 6 tahun : 20 mg/hari
o Nutrisi2,5
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur
tetap diberikan untuk mecegah kehilangan BB dan sebagai pengganti nutrisi
yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering
(lebih kurang 6 x sehari), rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.
o Medikamentosa2,5
▪ Tidak boleh diberikan obat anti diare.
▪ Antibiotik
Diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri atau kolera. Pemberian antibiotik
yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga
dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh
yang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu juga dapat
mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik.
▪ Anti parasit
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat pilihan untuk
amoeba vegetatif.
o Edukasi2,5
a. Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke pusat pelayan
kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan
atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik
dalam 3 hari.
b. Orang tua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar.
c. Langkah promotif/preventif
1. ASI tetap diberikan
2. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
3. Kebersihan lingkungan, BAB di jamban
4. Imunisasi campak
5. Memberikan makanan penyapihan yang benar
6. Penyediaan air minum yang bersih
7. Selalu masak makanan

4. Plan :

DIAGNOSIS KERJA
- Gastroenterisi akut ec susp. Rotavirus
dd/ ec disentri basiler, ec malabsorbsi makanan
- Dehidrasi ringan-sedang

Tatalaksana di IGD:
o IVFD NaCl 125 tpm mikro sampai 6 jam 🡪 IVFD Kaen 1B 40 tpm
mikro
o Paracetamol syr 3x5cc K/P p.o
o Zinc tab 1x20mg p.o
o L bio sachet 1x1 sachet
o Bila pasien muntah, stop makan minum selama 4 jam
o Pasien dianjurkan untuk dirawat inap

Tatalaksana di Bangsal:

Tanggal 22 juli 2019


S/ muntah ada, mencret ada, BAK ada warna kuning pekat
O/ Ku : sedang, Kes: composmentis
Td: 100/70, HR: 151x/i, RR: 24x/i, T: 37,2
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung +/+
Mulut: bibir kering +, T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Paru dan jantung : dalam batas normal
Abdomen: supel, nyeri tekan ulu hati ada, hepar dan lien sulit dinilai, bunyi usus ada
meningkat
Ekstermitas: akral hangat, crt <2 dtk, turgor berkurang
A/ Gastroenteritis akut ec susp. Rotavirus
Dd/ ec disentri basiler, ec malabsorbsi
Dehidari ringan-sedang
P/ IVFD NaCl 0,9% 125 tpm mikro sampai 6 jam 🡪 IVFD Kaen 1B 40 tpm mikro
Paracetamol syr 3x5cc K/P p.o
Zinc tab 1x20mg p.o
L-bio sachet 1x1 sachet p.o
Oralit sachet minum 100cc cairan oralit setiap kali mencret
Diet lambung lunak lauk cincang
Bila pasien muntah stop pemberian makan dan minuman selama 4 jam
Ttv pasien per jam
Tampung urine pasien, balance cairan
Catata frekuensi muntah dan BAB cair

Tanggal 23 juli 2019


S/ muntah ada 2kali hari ini, berisi cairan dan sisa makanan, darah tidak ada, mencret
ada 7kali hari ini, berisi cairan beserta ampas berwarna kekuningan, lendir ada, darah
tidak ada, nyeri perut ada, BAK ada, warna kuning pekat, demam tidak ada
O/ Ku : sedang, Kes: composmentis
Td: 100/70, HR: 143x/i, RR: 25x/i, T: 36,9
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung +/+
Mulut: bibir kering +, T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Paru dan jantung : dalam batas normal
Abdomen: supel, nyeri tekan ulu hati ada, hepar dan lien sulit dinilai, bunyi usus ada
meningkat
Ekstermitas: akral hangat, crt <2 dtk, turgor berkurang
Hasil balance cairan positif
A/ Gastroenteritis akut ec susp. Rotavirus
Dd/ ec disentri basiler, ec malabsorbsi
Dehidari ringan-sedang
P/ IVFD NaCl 0,9% 125 tpm mikro sampai 6 jam 🡪 IVFD Kaen 1B 40 tpm mikro
Paracetamol syr 3x5cc K/P p.o
Zinc tab 1x20mg p.o
L-bio sachet 1x1 sachet p.o
Oralit sachet minum 100cc cairan oralit setiap kali mencret
Diet lambung lunak lauk cincang
Bila pasien muntah stop pemberian makan dan minuman selama 4 jam
Ttv pasien per jam
Tampung urine pasien, balance cairan
Catata frekuensi muntah dan BAB cair

Tanggal 24 juli 2019


S/ mencret ada 4 kali hari ini, berisi cairan beserta ampas berwarna kekuningan,
lendir tidak ada, darah tidak ada, muntah tidak ada, nyeri perut berkurang, BAK ada
warna kuning, demam tidak ada, pasien sudah mau makan dan minum
O/ Ku : sedang, Kes: composmentis
Td: 100/70, HR: 108x/i, RR: 23x/i, T: 36,8
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung -/-
Mulut: bibir kering -, T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Paru dan jantung : dalam batas normal
Abdomen: supel, nyeri tekan ulu hati tidak ada, hepar dan lien sulit dinilai, bunyi usus
ada meningkat
Ekstermitas: akral hangat, crt <2 dtk, turgor normal
Hasil balance cairan positif
A/ Gastroenteritis akut ec susp. Rotavirus
Dd/ ec disentri basiler, ec malabsorbsi
Dehidari ringan-sedang perbaikan
P/ IVFD Kaen 1B 40 tpm mikro
Paracetamol syr 3x5cc K/P p.o
Zinc tab 1x20mg p.o
L-bio sachet 1x1 sachet p.o
Oralit sachet minum 100cc cairan oralit setiap kali mencret
Diet lambung lunak lauk cincang
Bila pasien muntah stop pemberian makan dan minuman selama 4 jam
Ttv pasien per jam
Tampung urine pasien, balance cairan
Catata frekuensi muntah dan BAB cair

Tanggal 25 juli 2019


S/ mencret tidak ada, muntah tidak ada, BAK ada, warna kekuningan, demam tidak
ada
O/ Ku : sedang, Kes: composmentis
Td: 100/70, HR: 104x/i, RR: 24x/i, T: 36,8
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung -/-
Mulut: bibir kering -, T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
Paru dan jantung : dalam batas normal
Abdomen: supel, nyeri tekan ulu hati tidak ada, hepar dan lien sulit dinilai, bunyi usus
ada normal
Ekstermitas: akral hangat, crt <2 dtk, turgor normal
Hasil balance cairan positif
A/ Gastroenteritis akut ec susp. Rotavirus
Dd/ ec disentri basiler, ec malabsorbsi
Dehidari ringan-sedang perbaikan
P/ IVFD Kaen 1B 40 tpm mikro 🡪 AFF
Pasien boleh pulang, kontrol ke poli anak 1 minggu lagi
obat pulang:
-L-bio sachet 1x1 sachet
-Zinc 1x20mg (untuk 5 hari lagi)
-Oralit sachet 100cc bila mencret
Edukasi:
 Meningkatkan penggunaan air bersih seperti minum dari air yang sudah
dimasak, mencuci setiap bahan makanan yang akan dimasak atau dimakan
dengan air bersih, mencuci terutama alat makan dan masak dengan air bersih.
 Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar tempat tinggal.
 Cuci tangan pakai sabun setelah dari WC, BAB, beraktivitas dengan
lingkungan seperti bermain, berkebun dll ataupun hewan peliharaan, sebelum
dan sesudah makan, memasak.
 Menutup makanan dan minuman yang terbuka.
 Tidak memakan atau minum makanan dan minuman yang dijual sembarangan
atau terbuka dengan lingkungan.
 Menjelaskan kepada orang tua bahwa penyakit yang dialami anak tidak hanya
disebabkan oleh makanan atau minuman jajanan luar rumah, akan tetapi bisa
juga dari hidangan rumah yang dihinggapi lalat akibat tidak ditutup setelah
disajikan. Sehingga perlu diingatkan kepada orang tua agar makanan yang
dihidangkan di rumahpun tetap harus dijaga kebersihannya.

Anda mungkin juga menyukai