GASTROENTERITIS AKUT
PEMBIMBING:
dr. WIWIN HERWINI
Disusun Oleh:
dr. CHALIQ AKBAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,
penulis dapat menyelesaikan makalah portofolio ini dengan judul “Gastroenteritis
Akut” yang berada di lingkungan RSUD Tais Kabupaten Seluma. Laporan kasus ini
merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Program Internship Dokter Indonesia
di RSUD Tais.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dr.Wiwin Herwini selaku
pembimbing serta semua pihak yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam
pembuatan laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan kasus ini, untuk itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua.
Penulis
Topik : GASTROENTERITIS AKUT
Tanggal (kasus) : 22 Juli 2019 Presenter : dr. Chaliq Akbar
Tanggal Presentasi : 7 Oktober 2019 Pendamping : dr. Wiwin Herwini
Tempat Presentasi : RSUD TAIS SELEBAR
Objektif Presentasi :
✔ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
✔ Diagnostik ✔Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi ✔ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
An. MA, 1 th 4 bulan, laki-laki, datang dengan keluhan utama mencret sejak
kurang lebih 1 hari yang lalu, frekuensi kurang lebih 6 kali, sebanyak kurang lebih
5 sendok makan, konsistensi cair, berisi sisa makanan dan air, lendir ada, darah
tidak ada, demam ada sejak 1 hari yll, terus menerus, keringat dingin tidak ada,
□ Deskripsi : mengigil tidak ada, bintik bintik merah tidak ada, nyeri ulu hati ada, seperti
ditusuk-tusuk, mual ada, muntah ada sejak 1 hari yll, kurang lebih 5 kali sejak
kemarin, muntah berisi makanan dan cairan kurang lebih sebanyak seperempat
gelas belimbing, darah tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak ada, BAK berwarna
kuning, sakit BAK tidak ada, terakhir kali BAK 2 jam yll
Penegakan diagnosis dan pengobatan awal sesuai etiologi serta mencegah
□ Tujuan :
kekambuhan kembali
Bahan ✔ Tinjauan
□ Riset ✔ Kasus □ Audit
Bahasan : Pustaka
Cara
□ Diskusi ✔ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas :
Data Pasien : Nama : An. MA 1th 4 bulan No. Registrasi : 03 89 14
Telp : - Terdaftar sejak : 22 Juli 2019
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Gastroenteritis akut, pasien datang dengan keluhan utama
mencret keluhan utama mencret sejak kurang lebih 1 hari yang lalu, frekuensi kurang lebih 6
kali, sebanyak kurang lebih 5 sendok makan, konsistensi cair, berisi sisa makanan dan air,
lendir ada, darah tidak ada, demam sejak 1 hari yll, mual ada, muntah ada sejak 1 hari yll,
frekuensi 5 kali sejak kemarin, Riwayat kebiasaan memakan makanan pedas asam
sebelumnya disangkal, pasien diketahui sering memakan jajanan kemasan di warung
Daftar Pustaka :
1. Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S,
Rosalina I, Mulyani NS, penyunting. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Edisi ke- 1.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. h. 87-120
2. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuto S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati EV,
penyunting. Diare Akut. Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid I. Edisi ke-1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2010. h. 58-62.
3. Behrman, R. E et. al. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition. International Edition.
Saunders 2004. p 1239-1241.
4. Budiarso, Aswita, dkk. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare. Jakarta: Departement
Kesehatan R. I. PPM dan PLP. 2009.
5. Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan Terapi. Edisi
3. Bandung: 2005.
6. Pusponegoro H, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. 2004.
Hasil Pembelajaran :
1. Penegakan diagnosis Gastroenteritis akut
2. Memahami manifestasi dan gejala Gastroenteritis akut
3. Pengobatan Gastroenteritis akut berdasarkan etiologi
4. Memahami terapi untuk Gastroenteritis akut
5. Memahami cara mencegah terjadinya Gastroenteritis akut
1. Subjektif :
1. Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan utama mencret sejak kurang
lebih 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
2. Mencret kurang lebih 1 hari yll, frekuensi kurang lebih 6 kali, sebanyak
kurang lebih 5 sendok makan, konsistensi cair, berisi sisa makanan dan air,
lendir ada, darah tidak ada
3. Demam ada sejak 1 hari yll, terus menerus, keringat dingin tidak ada,
mengigil tidak ada, bintik bintik merah tidak ada
5. mual ada, muntah ada sejak 1 hari yll, kurang lebih 5 kali sejak kemarin,
muntah berisi makanan dan cairan kurang lebih sebanyak seperempat gelas
belimbing, darah tidak ada
6. Batuk tidak ada, pilek tidak ada, BAK berwarna kuning, sakit BAK tidak ada,
terakhir kali BAK 2 jam yll
2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Berat badan : 10 kg
Tanda Vital
Suhu : 37,20C
Thorax
Paru
Jantung
Perkusi : Sonor
Abdomen
Inspeksi : Datar
Perkusi : timpani
Laboratorium
Hb : 12,4 mg/dl
Leukosit : 9.400 /mm3
Trombosit : 397.000 /mm3
Ht : 33%
Diff Count : 0/0/3/67/24/6
Pemeriksaan Feses
A. Makroskopi
Warna : Kuning
Konsistensi : Encer/cair
Darah : Negatif
Lendir : Negatif
Sisa pencernaan : Positif
B. Makroskopi
penyebab gastroenteritis akut pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya
adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit,
akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk
dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi
hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis
kesehatan karena rata-rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di
rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare, selain itu juga di
pelayanan kesehatan primer, diare masih menempati urutan kedua dalam urutan
kejadian kurang gizi. Setiap episode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi
B. Tinajuan Pustaka
1. Definisi
Gastroenteritis akut merupakan kumpulan gejala dari peradangan pada sistem
pencernaan terutama pada usus dan lambung, gejalanya dapat berupa mual, muntah,
nyeri perut, diare, dan demam. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.1
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4
kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau
normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong
diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya
perkembangan saluran cerna.1
Epidemiologi
Gastroenteritis akut merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
di negara berkembang dimana tertinggi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di
Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab
kematian bayi yang terbanyak, yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan
1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25.2% dibanding pneumonia 15.5%.1,3
Cara Penularan dan Faktor Risiko
Pada umumnya cara penularan diare melalui fekal-oral yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan
dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak
langsung melalui lalat.1,4
Faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain:1,4
1. Tidak memberikan ASI secara penuh 6 bulan pertama kehidupan bayi.
2. Tidak memadainya penyediaan air bersih.
3. Pencemaran air oleh tinja.
4. Kurangnya sarana kebersihan (MCK).
5. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk.
6. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan
yang tidak baik.
Etiologi
Penyebab infeksi utama timbulnya gastroenterits umumnya adalah golongan
virus, bakteri, dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah
non inflammatory dan inflammatory.1
Enteropatogen menimbulkan non-inflammatory diare melalui produksi
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan fili oleh virus, perlekatan oleh
parasit, perlekatan dan/atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya infllamtory diare
biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau
memproduksi sitotoksin.4
Beberapa penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia
adalah sebagai berikut.1
Tabel 1. Penyebab Gastroenteritis akut atau Diare Akut1
Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak,
yaitu: Rotavirus, E. coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni, dan
Cryptosporidium.4,5
Selain itu penyebab diare non infeksi yang dpaat menimbulkan diare pada anak
antara lain:5
o Kesulitan makan
o Defek anatomis
✔ Malrotasi
✔ Hirschprung disease
✔ Atrofi mikrofili
o Malabsorbsi
✔ Malabsorbsi glukosa-galaktosa
✔ Cystic fibrosis
✔ Celiac disease
o Neoplasma
✔ Neuroblastoma
o Keracunan makanan
✔ Logam berat
✔ Mushrooms
o Lain-lain
✔ Infeksi non-GI
✔ Alergi susu sapi
✔ Crohn disease
✔ Gangguan motilitas usus
Klasifikasi
Secara umum diare disebabkan oleh 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbs
atau sekresi. Terdapat beberapa pertimbangan diare:2,5
1. Pembagian diare menurut etiologi.
2. Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan
a. Absorbsi
b. Gangguan sekresi
3. Pembagian diare menurut lama diarenya
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-
infeksi.
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
Manifestasi Klinis
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya
bila terjadi komplikasi ekstraintestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala
gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan manifestasi
sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.2
Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air
juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis
metabolik, dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya
karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskular, dan kematian bila
tidak diobati dengan tepat.4
Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat
dehidrasi. Mual dan muntah adalah gejala yang non spesifik akan tetapi muntah
mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian
atas, seperti: enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia, dan
Cryptosporidium.1
Masa Tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48 – 72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual dan sering jarang sering + - sering
Muntah
Nyeri Kepala - + + - - -
Lamanya Sakit 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari
SIFAT TINJA
Leukosit - + + - - -
Penilaian A B C
Lihat
Keadaan Umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai/tidak sadar
Mata Normal Cekung sangat cekung dan kering
Air mata Tidak ada sangat kering
Mulut dan lidah Basah Kering *malas minum atau tidak
Rasa haus Minum biasa *haus,
tidak ingin minum bias minum
haus banyak
Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, atau 2 sesuai dengan tabel
kemudian dijumlahkan.1
Nilai:
o 0–2 : ringan
o 3–6 : sedang
o 7 – 12 : berat
7.3 Laboratorium1
o Darah
Darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes
kepekaan terhadap antibiotik.
o Urin
Urin lengkap, kultur, dan tes kepekaan terhadap antibiotik.
o Tinja
o Makroskopik: konsistensi, warna, lendir, darah, dan bau.
o Mikroskopik: leukosit, eritrosit, parasit, dan bakteri.
8 Tatalaksana
o Lima (5) pilar penatalaksanaan diare menurut Departemen Kesehatan bagi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun
sedang dirawat di rumah sakit,, yaitu:1,4
1. Cairan (rehidrasi dengan menggunakan oralit)
2. Zinc (diberikan selama 10 hari berturut-turut)
3. Nutrisi (ASI dan makanan tetap diteruskan)
4. Antibiotik selektif
5. Edukasi kepada orang tua
o Tanpa Dehidrasi2
▪ Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5
– 10 ml/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu:
o Anak umur < 1 tahun : 50 - 100 ml tiap kali BAB
o Anak umur 1 - 5 tahun : 100 – 200 ml tiap kali BAB
o Anak umur 5 – 12 tahun : 200 – 300 ml tiap kali BAB
o Dewasa : 300 – 400 ml tiap kali BAB
▪ Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak, ASI harus
tetap diberikan.
▪ Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain
(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus).
o Dehidrasi Ringan-Sedang2
▪ Penderita harus dirawat di sarana kesehatan dan segera diberikan terapi
rehidrasi oral dengan oralit.
▪ Terapi Rehidrasi Oral (TRO) hiperosmolar diberikan sebanyak 75
ml/kgBB dalam 3 jam untuk menggantikan kehilangan cairan yang telah
terjadi sebanyak 5-10 ml/kgBB setiap diare cair.
▪ Apabila tidak dapat diberikan secara per-oral, oralit dapat diberikan
melalui nasogastric dengan volume yang sama dengan kecepatan 20
ml/kgBB/jam.
▪ Bila gagal dengan pemberian secara nasogastric maka dapat diberi
melalui parenteral (intravena) dengan cairan ringer laktat, KaEN 3B atau
NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan.
✔ BB 3 – 10 kg : 200 ml/kgBB/hari
✔ BB 10 - 15 kg : 175 ml/kgBB/hari
✔ BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari
▪ Pasien terus dipantau selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi
tentang melakukan rehidrasi kepada orang tua.
o Dehidrasi Berat2
▪ Penderita harus dirawat di sarana kesehatan.
▪ Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer
asetat 100 ml/lgBB dengan cara pemberian:
✔ < 1 tahun
30 ml/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 5
jam berikutnya.
✔ > 1 tahun
30 ml/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 2 ½
jam berikutnya.
▪ Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
minum, dimulai dengan 5 ml/kgBB selama proses rehidrasi.
▪ Lakukan evaluasi tiap jam. Bila hidrasi tidak membaik, tetesan IV dapat
dipercepat.
▪ Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan
evaluasi, pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu pengobatan diare
dengan dehidrasi ringan sedang atau tanpa dehdrasi.
o Koreksi Gangguan Keseimbangan Asam Basa dan Elektrolit2,5
▪ Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan
dekstrosa 5% ½ sakin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq
per hari karena bias menyebabkan edema otak.
▪ Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
Kadar natrium diepriksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila masih dijumpai
hiponatremia dilakukan koreksi sbb:
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0.6 x BB (diberikan dalam
24 jam).
▪ Hiperkalemia (K >5 mEq/L)
Koreksi dilakukan dengan pemberikan kalsium glukonas 10% sebanyak 0.5-1
ml/kgBB IV secara perlahan-lahan dalam 5 – 10 menit, sambil dimonitor
irama jantung dengan EKG.
4. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
- Gastroenterisi akut ec susp. Rotavirus
dd/ ec disentri basiler, ec malabsorbsi makanan
- Dehidrasi ringan-sedang
Tatalaksana di IGD:
o IVFD NaCl 125 tpm mikro sampai 6 jam 🡪 IVFD Kaen 1B 40 tpm
mikro
o Paracetamol syr 3x5cc K/P p.o
o Zinc tab 1x20mg p.o
o L bio sachet 1x1 sachet
o Bila pasien muntah, stop makan minum selama 4 jam
o Pasien dianjurkan untuk dirawat inap
Tatalaksana di Bangsal: