PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH). Namun peningkatan
populasi lanjut usia dengan menurunnya angka kematian serta penurunan jumlah
UHH. Pada tahun 2000 UHH Indonesia yaitu 64,5 tahun (dengan persentase
populasi manula adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada
tahun 2010 dengan persentase populasi manusia lanjut usia (manula) adalah 7,56%
dan pada tahun 2013 menjadi 69,65 tahun dengan persentase populasi manusia
lanjut usia (manula) adalah 7,58%. Jika dilihat sebaran penduduk manula menurut
provinsi Bengkulu pada tahun 2013 sebanyak 5,86% (Depkes, 2013 ; Depkes,
2014).
1
sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga
agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan
untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis
muncul pada usia lanjut. Penyakit tidak menular pada manula di antaranya
hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan nyeri sendi. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) pada tahun 2010 melaporkan bahwa 20% penduduk dunia terserang
penyakit nyeri sendi. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan
20% mereka yang berusia diatas 55 tahun. Prevalensi penyakit sendi di Indonesia
meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tertinggi pada umur ≥75
tahun (33% dan 54,8%). Sementara di Provinsi Bengkulu Penderita nyeri sendi
pada tahun 2013 adalah sebanyak 17% dari jumlah penduduk. Berdasarkan
laporan tahunan di Puskesmas Kampung Bali, jumlah penderita nyeri sendi yang
2
berusia manula pada tahun 2016 sebanyak 365 pasien meningkat menjadi 486
berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia yaitu Puskesmas santun lanjut
usia dan posyandu lanjut usia yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kesehatan lanjut usia untuk mencapai masa tua bahagia dan
rehabilitatif. Di Bengkulu sendiri jumlah puskesmas santun lanjut usia pada tahun
untuk masyarakat manula di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
B. Rumusan masalah
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kampung Bali pada pasien manula yang memiliki riwayat nyeri sendi.
mengenai kegiatan apa saja yang belum dan perlu dilakukan pada kegiatan
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
4
b. Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan Puskesmas diharapkan akan
sendi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
individual.1 Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak
semua orang dapat mencapai usia lanjut, maka jika seseorang telah berusia lanjut
akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif
maupun preventif. Hal tersebut ditujukan agar manula dapat menikmati masa
usia emas dan menjadi usia lanjut yang berguna serta bahagia. Berdasarkan
Bab I Pasal I Ayat 2. Manusia lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
B. NYERI
1. DEFINISI
Menurut Internasional Association for the study of PAIN (IASP), nyeri ialah
berhubungan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial ada atau
6
yang digambarkan seperti kerusakan tersebut. Dalam praktek, nyeri ialah apa
yang dikatakan atau digambarkan oleh pasien sebagai nyeri, maka itulah
Nyeri akut adalah suatu reaksi adaptif yang berguna untuk menjaga
kepada kita bahwa terapi kausal tidak berlaku disini, sehingga harus dikelola
ada yang menyebut waktu 1 bulan, ada yang 3 bulan bahkan 6 bulan (Guyton
AC, 2007).
2. PERSEPSI NYERI
7
oleh ujung-ujung saraf (nerve endings) akan diubah menjadi suatu
aktifitas listrik.
dikontrol oleh otak seseorang sehingga persepsi nyeri ini menjadi sangat
d. Persepsi : hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik dari
8
Gambar 1. Fisiologi Nyeri
3. KLASIFIKASI NYERI
9
waktu, mekanisme, etiologi dan regio nyeri. Nyeri kronik dibedakan lagi atas
nyeri kanker dan nyeri kronik non kanker. Lebih lanjut nyeri kronik non
kanker dini dibedakan lagi menjadi nyeri neuropatik dan nyeri non
patofisiologi yang masih belum jelas. Nyeri kronis terkait dengan faktor fisik,
alternative, dan lain lain (Guyton AC, 2007 ; Latief SA et al., 2001).
yang berdasarkan mekanisme yaitu (Guyton AC, 2007 ; Latief SA et al., 2001
10
hilang dan tidak menimbulkan proses yang berkepanjangan di neuron
kornu dorsalis. Pada nyeri sederhana ini persepsi nyeri berkolerasi positif
Nyeri klinis ada dua bentuk, yaitu nyeri nosiseptif atau inflamasi dan
nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada
sistem saraf. Kedua bentuk nyeri klinis tersebut menunjukkan gejala yang
11
terhadap proses patologik akan tetapi lebih ke arah proses patologik itu
sendiri.
c. Nyeri neuropatik
dapat pada struktur saraf perifer maupun sentral , nyeri ini lebih sulit
diobati
d. Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain nyeri ini
4. SKALA NYERI
a. Uni-dementional
dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua
12
ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan
ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri. Skala numerik
tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri,
baik/ nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi pilihan
kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.
(Katz B, 2007).
13
Gambar 2. Visual Analog Scale
dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Penilaian ini lebih baik
14
membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap
Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak
2007).
15
b. Multi-dimentional
alamiah yang akan dialami oleh setiap individu. Hal ini ditandai oleh penurunan
usia. Perubahan tersebut diantaranya adalah perubahan fisik, mental, sosial, dan
spiritual yang akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan pada usia di atas 60
terganggu, terutama jika terjadi pada otot tungkai bawah.Secara alamiah aliran
menyebabkan jumlah oksigen, nutrisi, dan energi yang tersedia untuk otot ikut
suplai tersebut juga dipengaruhi oleh serat otot rangka yang berdegenerasi,
tonus dan kekuatan otot menyebabkan otot lebih menonjol di ekstremitas yang
16
juga menjadi kecil dan lemah. Perubahan struktur otot pada penuaan sangat
bervariasi, yaitu: terjadinya atrofi dan menurunnya jumlah beberapa serabut otot
dan fibril, meningkatnya jaringan lemak, degenerasi miofibril, dan sklerosis pada
otot. Perubahan – perubahan tersebut juga dapat menjadi dampak negatif, yaitu:
perlambatan respon selama tes refleks tendon. Usia 60 tahun terjadi kehilangan
kekuatan otot total sebesar 10-20% dari kekuatan yang dimiliki pada umur 30
tahunan. Pemerosotan ini dimulai sekitar umur 40 tahun, dan semakin dipercepat
di tahun ke-60 usia seseorang. Penurunan kekuatan otot – otot pada tungkai
bawah dapat dilihat pada orangtua ketika sedang melakukan gerakan aktifitas
naik tangga (kesulitan dalam melakukannya), kekakuan tungkai pada saat berlari-
lari. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh (Guyton AC, 2007).
menjadi lamban otot-otot kram dan menjadi tremor. Salah satu penyakit lansia
suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari
artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal, yang terkumpul di
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah atau
17
D. ETIOLOGI NYERI SENDI
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui secara pasti,
faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi
seperti bakteri, mikroplasma dan virus. Ada beberapa teori yang dikemukakan
1. Mekanisme imunitas
kenal sebagai faktor rematoid anti bodynya adalah suatu faktor antigama
globulin (IgM) yang bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar
2. Faktor metabolik
4. Faktor usia
18
E. PENGELOLAAN NYERI SENDI PADA MANULA
Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2010 melaporkan bahwa 20%
penduduk dunia terserang penyakit nyeri sendi. Dimana 5-10% adalah mereka
yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia diatas 55 tahun.
Prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (33% dan 54,8%). Sementara di
Provinsi Bengkulu Penderita nyeri sendi pada tahun 2013 adalah sebanyak 17%
tahunan di Puskesmas Kampung Bali, jumlah penderita nyeri sendi yang berusia
manula pada tahun 2016 sebanyak 365 pasien meningkat menjadi 486 pasien
dengan cara intervensi preventif, promotif dan kuratif. Hal ini ditujukan unuk
membantu tubuh tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap
19
kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran didalam
Bogor, 2012).
Tujuan senam lansia adalah untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat
oksigen dan proses metabolisme, membangun kekuatan dan daya tahan dan
Bogor, 2012).
1) Tahap Pemanasan
20
f) Silangkan jempol tangan kanan (rentangkan tangan sejajar bahu) 2x8
2x8
l) Tekan antar telapak tangan (tangan seja bjar dada atas) 1x8
t) Tepuk punggung bahu kiri (tangan sejajar dada atas) 1x8 21) Tepuk
21
z) Jinjit kaki (kaki lurus, diam ditempat) terakhir adalah sikap sempurna
tegak lurus.
3) Tahap Pendinginan
a) Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik keatas kepala) 1x8
c) Tarik dan tahan napas (kedua tangan naik keatas kepala) 1x8
d) Tarik dan tahan napas (tangan kanan naik keatas kepala) 1x8
f) Tarik dan tahan napas (tangan kiri naik keatas kepala) 1x8
Senam lansia dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh lansia.
Semakin tidak aktif lansia mengikuti senam lansia nyeri yang dialami
intervensi senam lansia selama 6 hari efektif mengatasi nyeri lutut pada
lansia. Pelaksanaan senam lansia dapat dilakukan pada pagi hari selama
22
Pada penyuluhan kita dapat memberi edukasi padamanula
handuk.
pada kaki.
yang lama.
23
sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga,
belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai
dan tomat.
10) Berhenti merokok dan bila mampu berpuasa (1-3 kali seminggu)
11) Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat
12) Banyak minum air putih (1-2 gelas pagi hari, 1 gelas sebelum tidur
24
2 . Pengelolahan Kuratif
Secara fisiologis, fungsi organ tubuh pada lansia akan mengalami perubahan.
fisiologis pada lansia, maka WHO Step Ladder juga perlu disesuaikan.
pendekatan tatalaksana nyeri kanker. Tetapi dewasa ini, pendekatan ini juga
asetaminofen untuk kasus nyeri kronis pada lansia sebaiknya dibatasi sampai
2000 mg/hari. Jika ingin memberikan OAINS, maka pilihan utama adalah
25
adalah obat-obat golongan antikonvulsan dan antidepresan yang dapat
dipergunakan pada nyeri persisten. Secara umum, pilihan terapi adjuvan untuk
nyeri persisten pada lansia dapat dilihat pada tabel 1 ( Barus J, 2015).
26
BAB III
Pengelolaan manusia lanjut usia (manula) dengan riwayat nyeri sendi yang
individu berupa bimbingan saat sesi akhir pengelolaan kuratif. Program pengelolaan
yang dilakukan Puskesmas Kampung Bali adalah pelaksaan Posyandu lanjut usia.
Posyandu lanjut usia (lansia) dilakukan sebanyak tiga kali dalam periode
waktu bulan Desember 2017. Kegiatan yang dilakukan Posyandu lansia berupa
skrining yaitu pengukuran tekanan darah, gula darah sewaktu (GDS), asam urat dan
terbanyak pada lansia yang rutin mengikuti kegiatan Posyandu lansia adalah
27
Tabel 2 Jumlah Peserta Posyandu Lanjut Usia Puskesmas Kampung Bali selama
Melitus (orang)
orang sampai dengan 50 orang setiap kali kegiatan dilaksanakan. Pada minggu ke-1
bulan Desember 2017 jumlah peserta Posyandu lansia sebanyak 53 orang. Pada
minggu ke-2 bulan Desember 2017 jumlah peserta Posyandu lansia sebanyak 45
orang. Pada minggu ke-3 bulan Desember 2017 jumlah peserta Posyandu lansia
sebanyak 51 orang.
kesehatan dengan metode individu. Pendidikan kesehatan tentang nyeri sendi juga
kesehatan tentang nyeri dengan metode individu yang dilakukan oleh petugas kurang
efektif dan menarik. Dilihat dari sasaran pendidikan kesehatan yang berusia 60 tahun
keatas, metode individu dengan bimbingan dan wawancara dianggap kurang tepat.
Manusia lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi kognitif sehingga mereka akan
28
mudah lupa dan lambat memahami tentang suatu materi. Kami menyarankan
dengan media elektronik yang dirasa lebih efektif seperti pemutaran video, film dan
slide show yang menarik agar peserta Posyandu lansia dapat dengan mudah
memahami dan mengingat pendidikan yang disampaikan. Slide show yang menarik
berisi tentang pengetahuan dasar tentang nyeri sendi, penyebab nyeri sendi dan cara
mudah untuk mengatasi serangan nyeri sendi. Video dan film dapat berisi materi tata
cara hidup sehat yaitu pentingnya berolahraga dan konsumsi makanan sehat
29
BAB IV
A. KESIMPULAN
kelompok.
dalam segala aspek. Hal ini terkait nyeri sendi merupakan nyeri kronis non-
B. SARAN
sendi yang cukup banyak dan cenderung meningkat dari tahun 2016
sebanyak 365 pasien menjadi 486 pasien pada tahun 2017. Namun
30
2. Posyandu lansia Puskesmas Kampung Bali sudah memiliki agenda rutin
seperti senam lansia, hal ini sudah baik. Namun sebaiknya pengelolaan
31
DAFTAR PUSTAKA
Barus Jimmy. 2015. Penatalaksanaan Farmakologis Nyeri pada Lanjut Usia. Jakarta :
Departemen Neurologi Universitas Atmajaya.
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.
32
Posyandu Kota Bogor. 2012. Gerakan Senam Lansia.
http://posyandu.org/posyandu/posyandu-lansia/922-gerakan-senam-lansia.html.
Diaskses : Desember 2017.
33