Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN OKSIGENASI PADA TN.

DI RUANG AKAR WANGI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Tanggal Pengkajian : 30 Juli 2018

Ruang : Akar Wangi / RSUD Pandan Arang Boyolali

PENGKAJIAN
A. BIODATA
Nama : Tn. G
No. RM : 06xxxxxxx
Jenis Kelamin : laki – laki
Tanggal Lahir : 19 Maret 1953
Umur : 65 tahun
Diagnosa Medis : Dyspneu
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Data Penanggung jawab
Nama : Ny. S
Tanggal Lahir : 1 Januari 1949
Umur : 69 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan : Istri
Alamat : Candi Mulyo RT 01 / RW 13, Kiringan, Boyolali

B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan bahwa sesak nafas.
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang Ke IGD dengan keluhan sesak nafas pada pukul 02.20. Di IGD pasien diberi
terapi oksigenasi 3 lpm dengan nasal kanul, infus asering 20 tpm, obat Combivent dengan
nebulasi, injeksi cefritoxin 1 gr, CPG 1 x 1, Aspilet 1 x 1. Setelah itu pasien di pindahkan di
Akar Wangi pada pukul 05.00. Di ruang Akar Wangi, Tn. G diberi terapi Infus Asering 20
tpm, Combivent 25 mL melalui nebulasi. Injeksi MP 2 x 1, Injeksi Ceftriaxome 2 x 1, CPG 1
X 1 p.o., Aspilet 1 x 1 p.o.

D. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan pernah menderita stroke dan dirawat di RSUD Pandan Arang Boyolali
pada tahun 2012. Pada tahun 2015 pasien mulai menderita asma, sejak saat itu penyakit pasien
sering kambuh terlebih ketika dingin.

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit asma. Pasien juga
mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular lainnya.

A. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL GORDON


1. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi dirinya dan juga
keluarganya. Apabila pasien sakit, keluarga langsung membawa pasien ke Rumah Sakit.
2. Pola Oksigenasi
Pasien merasa kesulitan dalam bernafas. Pasien mengalami keadaan seperti ini sejak
bulan Oktober 2015. Ketika mengalami masalah tersebut pasien langsung dibawa ke
Puskesmas terdekat. Pasien dipasang nassal kanul 3 liter per menit untuk memenuhi
kebutuhan oksigenasi pasien.
3. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan makan 3 x sehari dengan 1/2 porsi habis dan minum rata – rata 6
gelas per hari. Makanan yang biasa dikonsumsi yaitu nasi, sayur, dan ikan setiap harinya.
Pasien mengatakan biasa minum air putih dan teh. Pasien tidak memiliki alergi tertentu.
Saat sakit :
Pasien makan 3 x sehari dengan 1 porsi habis dari porsi yang disediakan oleh Rumah
Sakit. Makanan yang dikonsumsi yaitu bubur. Saat pasien sakit pasien minum 6 gelas
sehari. Pasien lebih sering mengonsumsi air putih dan teh.
1) Antopometri
BB : 70 kg TB : 165 cm
BB Ideal = (TB-100) – (TB-100) × 10%
= 58,5 kg
BB 70 70
IMT = TB 2
= 165 2
= 2,72 = 25,7 kg/m2 (pre-obesitas)
( ) ( )
100 100

2) Biochemical
Hb : 11.6 g/dl
Ht : 35.8%
3) Clinical Sign
Klien gelisah, wajah tampak pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, palpebrae tidak udim.
4) Dietary
Diet yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit yaitu lunak berupa
bubur dan minum air putih sebanyak 1000 cc/hari serta susu 100 cc/hari.
Klien menghabiskan porsi menu yang diberikan.
4. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAK sehari 12 kali sehari dengan warna urine
kuning jernih. BAB sehari sekali dengan konsistensi feses padat.
Saat sakit :
Pasien BAK sehari 8 kali sehari dengan warna urine kuning jernih. BAB 2 hari sekali
dengan konsistensi padat
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit :
Pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya. Pasien biasa tidur 10 jam antara
pukul 21.00 WIB dan bangun pada pukul 07.00 WIB. Pasien tidak pernah tidur siang.
Kegiatan yang dilakukan pasien untuk beristirahat yaitu nonton tv bersama keluarga.
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidurnya sedikit terganggu karena sering terbangun di malam hari.
Pasien tidur hanya 5 jam saja ketika sakit karena pasien sering terbangun di malam hari.
6. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit :
Pasien beraktivitas seperti biasa sebagai pekerja dan ketika dirumah pekerjaan yang
dilakukan pasien yaitu hanya menonton tv bersama keluarga.
Saat sakit :
Pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya karena kelemahan fisik sehingga
pergerakan pasien dibantu oleh keluarga dan atau petugas kesehatan. Pasien mengatakan
pada saat aktivitasnya lebih banyak di tempat tidur
7. Pola peran dan hubungan
Sebelum sakit :
Peran pasien dalam keluarga yaitu sebagai ayah dari 4 orang anak dan sebagai kakek dar
5 orang cucu. Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik.
Saat sakit :
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga maupun lingkungan sekitar terbatas
karena pasien merasa sesak.
8. Pola persepsi sensori
Pasien merasakan nyeri pada dada saat tertekan . semua alat indra pasien masih
berfungsi dengan baik. Hasil pengkajian nyeri dengan metode PQRST :
P ( Provocate ) : klien mengeluh nyeri saat dada ditekan
Q ( Quality ) : nyeri yang dirasakan pasien kuat dan seperti tetrusuk benda tajam
R ( Regio ) : pasien merasakan nyeri di dada
S ( skala ) : nyeri yang dirasakan tergolong dalam nyeri dengan skala 6
T ( Time ) : pasien merasakan nyeri kadang – kadang dan hilang timbul
9. Pola persepsi diri / konsep diri :
Body image : pasien optimis bahwa kondisinya akan membaik.
Identitas diri : persepsi diri pasien baik
Harga diri : pasien tetap merasa percaya diri dengan kondisi pasien saat ini.
Peran diri : peran pasien sebagai ayah dari 4 anak dan kakek dari 5 cucu
terbatas.
Ideal diri : pasien menerima keadaanya.
10. Pola seksual dan reproduksi
Pasien memiliki 4 orang anak dan tidak ada gangguan pada organ genitalia.
11. Pola mekanisme koping
Pasien mengatakan sangat terganggu dengan sakit yang dialami, oleh karena itu pasien
sangat bersemangat untuk sembuh.
12. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Kristen. Sebelum sakit pasien menjalankan ibadah di gereja secara
rutin. Sedangkan pada saat sakit pasien tetap melantunkan doa doa di tempat tidur.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital ( 30 Juli 2018 ) :

a. Nadi : 80 x/ menit

b. Pernafasan : 30 x/ menit

c. Suhu tubuh : 36,5 0 C

d. Tekanan darah : 120/ 80 mmHg

1. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut kering, dan rambut bersih.


2. Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,berwarna merah dan
fungsi penglihatan normal.
3. Hidung : Tidak ada polip hidung, tidak terpasang NGT, dan terpasang
nasal kanul 3 liter per menit.
4. Telinga :Daun telinga simetris kanan dan kiri. Bersih, tidak ada
peradangan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
5. Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah bersih
6. Leher : Tidak ada pembesaran tiroid.
7. Dada
a) Jantung
Inspeksi : tidak distensi
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 terdengar
b) Paru
Inspeksi : Kedua paru mengembang simetris
Palpasi : Nyeri ketika di tekan
Perkusi : Suara paru sonor
Aukultasi : terdapat suara wheezing
c) Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : terdengar peristaltik usus 18 x / menit
Palpasi : suara tympani
Perkusi : tidak ada nyeri tekan
8. Genitalia : Bersih, tidak terpasang kateter
9. Ekstremitas atas : Tidak ada Edema
10. Ekstremitas bawah : Tidak ada edema, tidak ada lesi
11. Kulit : Warna kulit sawo matang, kulit kering. Turgor kulit baik,
yaitu <2 detik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

Per tanggal 30 Juli 2018

HARGA METODE
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
NORMAL

HEMATOLOGI
Darah lengkap
Hemoglobin 11.6 g / dL 14 - 16 Autocounter

Leukosit 13550 ribu 4800-10800 Autocounter

LED /mm 0-20

Hitung Jenis Sel Giemsa


Eusinofil% 6.5 % 1-3
Basofil% 0.7 % 0-1 Giemsa
Neutrofil Batang% % 1-6 Giemsa
Neutrofil Segmen% 65.1 % 50-70 Giemsa
Limfosit% 21.2 % 20-40 Giemsa
Monosit% 6.5 % 2-8 Autocounter
Hematokrit 35.8 % 42-52
Protein Plasma g/dl 6-8 Autocounter
Trombosit 328 10^3/uL 150-450 Elektronik
Eritrosit 5,24 10^6/uL 4.7-6.1 Empedance
MCV 68.4 fL 80-100
MCH 22.2 pg 27-32
MCHC 32.5 g/dl 32-36
RDW 17.7 %
KIMIA KLINIK
UREUM 33 mg/dl 10-50 Urease -UV
CREATININ 1.69 mg/dl 0.9-1.3 Jaffe
SGOT 18 U/L <35 IFCC
SGPT 15 U/L <41 IFCC
IMUNOSEROLOGI
HBsAG Non Reaktif Non Reaktif Rapid

PROGRAM TERAPI
a) Clopidogril 1x75 mg
b) Aspilet 1x1
c) Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
d) Infus Asering 20 tpm
e) Combivent 2,5 ml (terapi nebulizer)
f) Ranitidine 2x50 mg

ANALISIS DAN SINTESIS DATA


No Tanggal/ Data Fokus Etiologi Daftar Masalah TTD
. Jam
1. 30 Juli 2018 DS. Hiperventilasi Ketidakefektifan
/ - Pasien mengatakan sesak pola nafas
nafas
DO.
- Pasien terlihat sulit bernafas
- Pola nafas tidak teratur
- Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/ menit
RR :30x/ menit
Suhu : 36.5ᵒ C

2 30 Juli 2018 DS : Pasien mengatakan nyeri Sesak Nyeri akut


pada dada saat ditekan
DO : Pasien meringis
kesakitan karena nyeri pada
perut, KU sedang

DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tanggal/ Data fokus Masalah Tanggal TTD
Jam Keperawatan teratasi
1 30-7-2018 / DS: Ketidakefektifan pola
20.00 WIB Klien mengeluhkan sesak nafas.
DO:
Pasien terlihat sulit
bernafas

2 30-7-2018 / DS: Nyeri akut berhubungan


20.00 WIB Klien mengatakan nyeri. dengan agen cidera
DO: biologis
Pasien tampak menahan
sakit saat bernapas dan
dada ditekan

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tanggal / No.
Tujuan Intervensi Ttd
Jam Dx
30 Juli 2018 1. Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien untuk
20.00 WIB keperawatan 2x24 jam memaksimalkan ventilasi/
gangguan oksigenasi dapat semifowler.
hilang atau berkurang, dengan 2. Auskultasi suara nafas,catat
kriteria hasil : adanya suara tambahan.
1. Mampu menunjukan Tidak 3. Monitor pola nafas
adanya dispnea saat istirahat (kecepatan,irama dan
dan aktivitas. kesulita bernafas)
2. Menunjukan frekuensi 4. Monitor tanda tanda vital
pernafasan dan irama (suhu,tekanan
pernafasan yang baik, yaitu darah,nadi,RR)
16-24 x/ menit 5. Kolaborasi dengan tim
3. Mampu mengidentifikasi medis : pemberian O2,obat
dan mencegah suara nafas bronkodilator.
tambahan.
30 Juli 2018 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau vital sign, skala nyeri
20.00 keperawatan 2x24 jam dan tingkat kesadaran.
gangguan nyaman : Nyeri 2. Bantu pasien untuk posisi
teratasi, dengan kriteria hasil : yang nyaman
1. Klien menyatakan 3. Ajarkan manajemen nyeri
nyerinya berkurang dengan teknik relaksasi dan
2. Status kenyamanan pasien guided imagery (jika
meningkat memungkinkan )
3. Klien mampu beraktivitas 4. Anjurkan istirahat sampai
tanpa mengeluh nyeri nyeri hilang

5. Kolaborasi obat analgetik


sesuai dengan nyeri yang
dirasakan pasien

Anda mungkin juga menyukai