0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan5 halaman
1. Thalassemia merupakan kelainan genetik pada rantai globin yang menyebabkan anemia, gangguan nutrisi, dan komplikasi organ. Manajemen thalassemia meliputi pemberian transfusi darah, suplementasi zat besi, dan manajemen komplikasi seperti nyeri dan gangguan nutrisi.
1. Thalassemia merupakan kelainan genetik pada rantai globin yang menyebabkan anemia, gangguan nutrisi, dan komplikasi organ. Manajemen thalassemia meliputi pemberian transfusi darah, suplementasi zat besi, dan manajemen komplikasi seperti nyeri dan gangguan nutrisi.
1. Thalassemia merupakan kelainan genetik pada rantai globin yang menyebabkan anemia, gangguan nutrisi, dan komplikasi organ. Manajemen thalassemia meliputi pemberian transfusi darah, suplementasi zat besi, dan manajemen komplikasi seperti nyeri dan gangguan nutrisi.
Mutasi gen globin Kromosom 11 Kromosom 16 Thalassemia Thalassemia Kelebihan rantai globin bebas Timbunan rantai Kerusakan membran Sel darah merah Asupan nutrisi ke jaringan menurun Eritropoesis tidak efektif Pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang dan tranfusi darah Fe dalam darah meningkat Hemosiderosis (masuk kedalam organ) Anemia Lambung Usus Sum-sum tulang Asupan kalsium menurun Anemia berat Pemeriksaan darah lengkap Genetik Deferoxamine
Kerja lambung menurun Proses pencernaan makanan menurun anoreksia Gangguan tumbuh kembang Usus kekurangan nutrisi dan oksigen Kerja usus menurun Reabsobsi menurun diare Penipisan korteks tulang panjang Risiko fraktur patologis nyeri Foto rotgen Jaringan kurang oksigen Kompensasi jantung Peningkatan curah jantung Hipertrofi otot jantung kardiomegali Kontraktilitas otot jantung menurun takhikardi Darah reflak Masuk ke vena cava inferior Masuk ke hati dan limfa (hepatosplenomegali) Kebutuhan energi meningkat Metabolisme meningkat Cadangan lemak tubuh menurun Penyerapan vit A,D,E,K terganggu Tubuh kekurangan asupan nutrisi Foto rotgen perut Foto rotgen dada
pucat Menekan rongga lambung Kembung Nyeri perut Limfa hiperspenomegali Produksi bilirubin meningkat Nyeri perut Perubahan perfusi jaringan nutrisi kurang dari kebutuhan Defisit volume cairan Ikterus ringan Gangguan integritas kulit Gangguan rasa nyaman;nyeri 1. Manajemen Nutrisi Aktifitas: 1.Tanyakan pada pasien tentang alergi terhadap makanan 2.Tanyakan makanan kesukaan pasien 3.Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan (TKTP)
1. Manajemen nyeri Aktfitas: 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk tingkat nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan pasien (misalnya menangis, meringis, memegangi bagian tubuh yang nyeri, dll) 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
1. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, aritema dan ekskoriasi. 2. Ubah posisi secara periodik. 3. Pertahankan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun.
1. Monitor Tanda Vital Aktifitas: 1. Monitor tekanan darah , nadi, suhu dan RR tiap 6 jam atau sesuai indikasi 2. Monitor frekuensi dan irama pernapasan 3. Monitor pola pernapasan abnormal 4. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit 5. Monitor sianosis perifer 1. Onservasi Intake Output Cairan 2. Observasi Tanda Vital 3. Beri pasien minum sedikit demi sedikit 4. Teruskan terapi cairan secara parenteral sesuai dengan instruksi dokter
2. Monitor status neurologi Aktifitas: 1. Monitor ukuran, bentuk, simetrifitas, dan reaktifitas pupil 2. Monitor tingkat kesadaran klien 3. Monitor tingkat orientasi 4. Monitor GCS 5. Monitor respon pasien terhadap pengobatan 6. Informasikan pada dokter tentang perubahan kondisi pasien 3. Manajemen cairan Aktifitas: 1. Mencatat intake dan output cairan 2. Kaji adanya tanda- tanda dehidrasi (turgor kulit jelek, mata cekung, dll) 3. Monitor status nutrisi 4. Persiapkan pemberian transfusi ( seperti mengecek darah dengan identitas pasien, menyiapkan terpasangnya alat transfusi) 5. Awasi pemberian komponen darah/transfusi 6. Awasi respon klien selama pemberian komponen darah 7. Monitor hasil laboratorium (kadar Hb, Besi serum, angka 4.Anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan energi 5. Sajikan diit dalam keadaan hangat
2. Monitor Nutrisi Aktifitas: 1. Monitor adanya penurunan BB 2. Ciptakan lingkungan nyaman selama klien makan. 3. Jadwalkan pengobatan dan tindakan, tidak selama jam makan. 4. Monitor kulit (kering) dan perubahan pigmentasi 5. Monitor turgor kulit 6. Monitor mual dan muntah 7. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, kadar hematokrit 8. Monitor kadar limfosit dan elektrolit 9. Monitor pertumbuhan dan perkembangan.
4. Jelaskan pada pasien tentang nyeri yang dialaminya, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri mungkin akan dirasakan, metode sederhana untuk mengalihkan rasa nyeri, dll. 5. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang pengalaman nyeri dan ketidakefektifan kontrol nyeri pada masa lampau 6. Atur lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 7. Kurangi faktor pencetus nyeri pada pasien 2. Pemberian analgetik Aktifitas: 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat. 2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi 3. Cek riwayat alergi pada pasien 4. Kolaborasi pemilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri, rute pemberian, dan dosis optimal 5. Monitor tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik 6. Kolaborasi pemberian analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat 7. Monitor respon klien terhadap penggunaan analgetik
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga.Jakarta.Media Aesculapsius. Muttaqin,arif.2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta.Salemba Medika Wilkinson, J.M. (2000). Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interventions and NOC Outcomes (7 th Ed). Diterjemahkan Oleh Widyawati, et al. Edt Meiliya, E. & Ester, M. (2006). Bukusaku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC (Ed. 7). Jakarta: EGC.