MODUL 5
Disusun Oleh:
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deodorant adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap keringat,
menutupi bau badan, dan mengurangi bau badan (Rahayu dkk, 2009). Penyebab
meningkatnya penggunaan deodorant karena pergaulan modern, sehingga dirasa perlu
untuk mengurangi atau menghilangkan bau badan, yang disebabkan perubahan kimia
keringat oleh bakteri (Gros dan Keith, 2009). Bau keringat yang merusak disebabkan
hasil peruraian sekresi apokrin oleh bakteri dipermukaan kulit. Bau tidak enak itu dapat
dikurangi atau dicegah dengan pemeliharaan hygine yang baik, misalnya mandi secara
teratur, sehingga petumbuhan bakteri dihambat dan hasil peruraian yang telah terjadi
dapat hilang. Kebersihan badan adalah salah satu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejateraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah,
2006).
Setiap hari badan dibersihkan dengan frekuensi tidak terbatas sesuai kebutuhan.
Kosmetika pembersihan dan perawatan badan sehari hari seperti sabun, body lotion, body
talk, deodorant, antirespirant (Anonim, 2014). Bahan pembersih yang paling umum
digunakan adalah air, pembersih dengan air atau bahan dasar air mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah air dapat melunakan lapisan tanduk
sehingga mudah dibersihkan, tidak toksik, tidak menimbulkan efek samping, mudah
didapat dan murah harganya. Tetapi dari sudut kosmetik modern air memiliki kekurangan
yaitu tidak memiliki daya pembasah yang kuat karena ditolak oleh keratin dan sebum
yang sedikit menyerap air, tidak dapat membersihan seluruh kotoran yang melekat pada
kulit, tidak membersihkan jasad renik pada permukaan kulit, bukan merupakan
pembersih kulit yang baik (Wasitaatmadja, 1997 ; Tranggono dan Latifah, 2007).
Menggunakan deodorant atau anti prespirant pada ketiak adalah alternative yang
sering digunakan. Dengan deodorant yang mengandung antiseptic yang dapat menekan
pertumbuhan bakteri dan anti prespirant mengandung bahan yang dapat mengurangi
keluarnya keringat. Prinsip kerja deodorant ada 2 yaitu antirespirant dan deodorant
perbedaan antara antirespirant dan deodorant yaitu antirespirant diklasifikasikan sebagai
kosmetik medicinal atau obat karena mempengaruhi fisiologi tubuh yaitu fungsi kelenjar
keringat ekrin dan apokrin dengan mengurangi laju pengeluaran keringat sedangkan
deodorant membiarkan pengeluaran keringat, tetapi mengurangi bau badan dengan
parfum, deodorant tidak hanya digunakan untuk ketiak saja namun bisa digunakan
diseluruh tubuh karena deodorant tidak mengontrol termoregulasi, sehingga deodorant
digolongkan sebagai sediaan kosmetik (Egbuobi dkk, 2013).
Deodoran antiperspiran stick, berbentuk batang padat, mudah dioles dan merata
pada kulit, bau sedap, stik transparan atau berwarna. Pembuatannya berbeda dengan
pembuatan lipstik karena deodoran ini merupakan gel sabun. Pembuatannya mirip
dengan pembuatan emulsi, yaitu suatu fase minyak (fatty acid) diadukkan dalam suatu
fase larutan alkali dalam air/alkohol pada suhu sekitar 70°C. Gel panas yang terbentuk
diisikan ke dalam cetakan pada suhu sekitar 60 - 65 °C dan dibiarkan memadat (Ditjen
POM, 1985; Tranggono dan Latifah, 2007).
B. Rumusan Masalah:
1. Bagaimana cara pembuatan deodorant yang baik dan benar ?
2. Bagaimana cara evaluasi sediaan deodorant yang baik ?
C. Tujuan Formulasi:
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan deodorant.
2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan deodorant.
D. Manfaat Formulasi:
1. Mampu membuatan sediaan deodorant yang aman.
2. Mampu mengevaluasi sediaan deodorant.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Praformulasi
I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat Farmakokinetika
a. Etanol
1. Farmakokinetika
Etanolmerupakan salah satu pruduk alcohol yang memiliki rumus kimia
→C2H5OH merupakansuatu molekul kecil yang larut dalam air dan dapat
diserap sempurna dalam saluran pencernaan.Uap etanol juga dapat diserap
oleh paru-paru. Setelah menelan etanol dalam keadaaan puasamaka kadar
puncak dalam darah dapat dicapai dalam 30 menit adanya makanan dalam
ususmemperlambat penyerapan. Distribusinya cepat, konsentrasi dalam
jaringan lebih kurang samadengan konsentrasi plasma. volume distribusi
0,7l/kg.Lebih dari 90% alcohol/etanol yang dikonsumsi dapat dioksidasi
oleh hati dan sisanyadiekskresikan dalam paru-paru dan ginjal. Pada dosis
klinik yang biasa kecepatan oksidasimengikuti Zero-Order-Kinetic yaitu
tidak tergantung pada waktu,sesuai dengan berat badan danfungsi hati.
Jumlah berkurangnya alcohol atau tertahannya dalam tubuh tergantung
kondisi /Fungsi Hati tersebut.Namun seorang dewasa dapat
memetabolisme alcohol antara 7-10gr tiap 2 jam. Ada 3 jalur alcohol yang
dapat dioksidasi melalui proses metabolism.
2. Indikasi
antiseptik
3. Kontraindikasi
Tidak untuk diminum
4. Efek Samping
Mengonsumsi etanol secara terus menerus dalam jangka panjang bisa
menyebabkan:
a. sirosis hati,
b. keracunan hati,
c. perdarahan organ dalam,
d. gangguan pembekuan darah,
e. perdarahan saluran cerna,
f. gangguan jantung, dan
g. kerusakan saraf
II. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Alam
1. Etanol (FI III, 65; HOPE, 17-18)
Organoleptis Warna: tidak berwarna
Bentuk: cairan
Bau: bau khas
Rasa: rasa panas
Struktur kimia dan
berat molekul
Kelarutan -
Stabilitas Mudah terurai dengan adanya udara
Titik lebur 0℃
Higroskopisitas -
Inkompatibilitas Dapat bereaksi dengan alkali, cepat bereaksi dengan
oxide lain seperti kalsium oxside dan mangnesium
oxid
4. Sorbitol 70%
Organoleptis Bentuk: Serbuk, granul atau lempengan higroskopis
warna: putih
Rasa: manis
Struktur kimia dan
berat molekul
2. Sodium stearate :
3. Deionized water :
4. Sorbitol 70% :
5. Triclosan :
6. Parfum : Qs
F. PELAKSANAAN
I. Alat – alat Yang Digunakan
1. Bekker glass
2. Magnetic stirer
3. Termometer
4. Batang pengaduk
5. Blender atau mixer
6. Neraca analitik
7. Gelas ukur
8. Gelas arloji
9. Kompor listrik
10. pH meter
11. Cawan porselen
12. Pipet tetes
13. Alat uji daya sebar
14. Penetrometer Humboldt
15. Piknometer
16. Chromameter
II. Cara Kerja: Evaluasi dan Formula
Formula
Masukkan etanol beserta air deionisasi kemudian panaskan
pada suhu 70ºC
x100
Warna
Menggunakan Chromater (tipe R-20, Minolta Camera Co.,
Japan) dengan ruang warna (color space), nilai skala warna
X,Y,y dikonversi menjadi notasi warna hunter yang terdiri
dari 3 parameter
Uji Organoleptik
Prodiment
Komposisi
Mengandung :
Etanol
Sodium stearate
Deionized water
Sorbitol 70%
Triclosan
Parfum
Indikasi
Cara Pakai
3. Etiket
Etiket yang digunakan yaitu berwarna biru, yaitu artinya digunakan untuk
memberi tanda sediaan obat luar (obat untuk pemakaian luar tubuh / luar
saluran cerna). Selain iru juga pada etiket diberikan keterangan aturan pakai
obat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Farmakope Indonesia. 5th ed. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2014.
Egbuobi, R. C., Ojiegbe, G. C., Dike-ndudim, J. N., dan Enwun, P. C., 2013, Antibacterial
Activities of different brands of deodorants marketed in owerrri, imo state, Nigeria.
African Journal of clinical and experimental microbiologi 14 (1): 14-16.
Gros, L., dan Keith H., 2009, Chemistry Changes Everything-Deodorant and Antiperspirant,
Chemsitry Changes Everything-CITiEs.
Tarwoto & Wartonah. (2006), Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi
3.Salemba Medika, Jakarta.
Tranggono, Retno I, Fatimah L. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama; 2007. 100 p.
Wasitaatmadja SM. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press; 1997. 3-5, 26, 124 p.