Anda di halaman 1dari 20

FORMULASI SEDIAAN LARUTAN

(SALBUTAMOL)

Disusun Oleh:

Nama : Andi Marshanda Dwi Puspitadiandra Yusuf . MK


NIM : 70100121083
Kelas : A2
Asisten : 1. Nabilatuzzahra
2. Siti Nurhaliza, S.Farm
Dosen : Dr. Apt. Karlina Amir Tahir, S.Si., M.Si

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
STUDI PREFORMULASI
A. Zat Aktif
1) Studi Farmakologi
a) Mekanisme Kerja
Salbutamol termasuk golongan agonis
adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek (short
acting beta-adrenergic receptor agonist). Obat ini
bekerja dengan cara merangsang secara selektif
reseptor beta-2 adrenergik pada otot bronkus,
sehingga menyebabkan relaksasi pada otot bronkus
dan menghasilkan efek pelebaran bronkus
(bronkodilatasi).
b) Indikasi
Bronkodilator pada asma bronkhial, bronkhitis
kronis dan emfisema.(ISO,2021)
c) Kontra indikasi
Hipersensitif.(ISO,2021)
d) Efek samping
Mual, pusing dan pada beberapa pasien,
kadang dapat timbul palpitasi, tremor, nervous
tension, sakit kepala, vasodilitasi
peripheral.(ISO,2021)
e) Dosis
Anak > 12 tahun : 5-10 mL 3-4 kali sehari. Anak
6-12 tahun: 5 mL 3-4 kali sehari. Anak 2-6 tahun:
2,5-5 mL 3-4 kali sehari

2) Studi Farmakokinetik

Absorpsi
Salbutamol yang diberikan setelah inhalasi bekerja secara
topikal pada otot polos saluran napas. Obat awalnya memiliki
kadar yang hampir tidak ada di dalam darah. Seiring dengan
bertambahnya waktu, kadarnya akan meningkat dalam 2-3
jam walaupun kadar yang dicapai secara sistemik masih tetap
rendah.
Salbutamol memiliki onset kerja cepat yang kurang dari 5 menit
pada pemberian inhalasi, sedangkan untuk pemberian oral
onset kerjanya kurang dari 30 menit. Salbutamol cepat
diabsorpsi dari traktus gastrointestinal dan mencapai waktu
puncak dalam 30 menit untuk sediaan inhalasi, sedangkan
pemberian oral waktu puncaknya kurang dari 2 jam pada
sediaan immediate-release dan 6 jam pada sediaan extended
release. Bioavailabilitas yang dicapai sekitar 50 %.[2,5,6]
Distribusi
Salbutamol yang terdistribusi di dalam tubuh memiliki volume
sekitar 156 +/- 38 L. Tidak diketahui apakah salbutamol dapat
mencapai air susu ibu atau tidak.[2,5]
Metabolisme
Salbutamol tidak dimetabolisme di paru-paru tetapi diubah di
hati menjadi ester 4'-o-sulfat (salbutamol 4'-O-sulfat), yang
memiliki aktivitas farmakologis yang dapat diabaikan.
Salbutamol juga dapat dimetabolisme oleh deaminasi oksidatif
dan konjugasi dengan glukuronida yang pada akhirnya
diekskresikan dalam urine sebagai metabolit.[2,8]
Eliminasi
Ekskresi salbutamol terutama melalui urine sekitar 80-100%
pada pemberian secara inhalasi dan oral. Metabolitnya
terutama dikeluarkan melalui urine dan sisanya melalui feses.
Salbutamol memiliki waktu paruh yang pendek sekitar 3-5 jam
setelah pemberian inhalasi, sedangkan setelah pemberian oral
sekitar 5-6 jam.[2,6,7]
3) Studi Sifat Fisikakimia
Rumus Struktur

Rumus Molekul : C13H21NO3


Sinonim : Albuterol
Pemerian :Serbuk hablur, putih.
Kelarutan :Agak sukar larut dalam air; larut dalam
etanol; melebur pada suhu lebih kurang
156º .
Kegunaan : Zat Aktif

B. Bahan Tambahan
1) Aquadest
Rumus Struktur :

Rumus Molekul : H20


Sinonim : Purified water, air murni, air suling,
monohidrat oksidasi
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar
Stabilitas : Stabil disemua keadaan fisik
Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan obat-obatan
atau zat tambahan yang rentan terhadap
hidrolisis pada suhu ruang dan tinggi air
dapat bereaksi cepat dengan logam alkali,
kalium klorida, magnesium oksida,
anhidrat
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2) Sorbitol
Rumus Struktur :

Rumus Molekul : C6H14O6


Sinonim :Liponic 70-NC: Liponic 76-NC; Meritol;
Neosorb; Sorbitab; Sorbite; Dsorbitol;
Sorbitol Instant; Sorbitolum; Sorbogem
Pemerian :Serbuk, granul, atau lempengan,
higroskopis, warna putih, rasa manis
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar
larut dalam etanol, dalam methanol dan
dalam asam asetat
Stabilitas : Panas/suhu : Suhu tinggi, stabil di udara
tanpa adanya katalis
Hidrolisis/oksidasi : Tidak mudah terbakar, tidak korosif,
dan tidak mudah menguap
Inkompatibilitas :Sorbitol akan membentuk kelat yang
larut dalam air dengan banyak divalen
dan ion logam trivalen dalam kondisi
asam dan basa kuat. Penambahan
polietilen glikol cair ke dalam larutan
sorbitol, dengan agitasi kuat,
menghasilkan lilin, gel yang larut dalam
air dengan titik leleh 35–40°C. Larutan
sorbitol juga bereaksi dengan besi oksida
menjadi berubah warna. Sorbitol
meningkatkan tingkat degradasi penisilin
dalam keadaan netral dan larutan air
Konsentrasi : 5-20%
Kegunaan : Sebagai pemanis dalam larutan

3) Gliserin
Rumus Struktur :

Rumus molekul : C3H8O


Sinonim :Clordetol, Glicerol, Glyserin, Optim,
Rricerine
Pemerian :Cairan jernih seperti sirup, tidak
berwarna, rasa manis, hanya boleh
berbau khas lemah (tajam dan tidak
enak), higroskopif, larutan netral
terhadap lakmus
Stabilitas :Dapat ercampur dengan air dan dengan
etanol, tidak larut dalam kloroform,
dalam air, dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap
Inkompatibilitas :Gliserin dapat meledak jika dicampur
dengan oksidasi kisat seperti kromisein
trioksida. Kalium idorat atau kalium
permanganate. Dalam larutan encer,
reaksi berlangsung lebih lambat dengan
beberapa produk oksidasi yang
terbentuk. Perubahan warna hitam dari
gliserin terjadi dengan adanya Cahaya
atau kontak dengan seng oksida atau
basa umut nitrat
Konsentrasi : <30%
Kegunaan : Sebagai kosolvent
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

4) Strawberry Essence
Rumus Struktur :

Rumus molekul :C16H19N3O4S


Pemerian :Dalam larutan memberi rasa
seperti strawberry dan nanas
Kelarutan : Larut dalam 21 bagian etanol 95%,
dan dalam 80 bagian gliserin, dalam
53 bagian propanol, dalam 28
bagian propilen glikol
Inkompatibilitas : Konsentrasi Larutan dalam wadah
terbuat dari logam mengandung
stainles steel, dapat mengurangi
warna pada penyimpanan
Kegunaan : Pewarna dan pengaroma
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup dan tempat
yang sejuk dan kering

5) Natrium Benzoat
Rumus Struktur :

Rumus molekul : C7H5NaO2


Sinonim : Benzoic acid sodium salt;benzoate
of soda; E211; natrii benzoas;
natrium benzoicum; sobenate; sodii
benzoas; sodium benzoic acid
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih;
tidak berbau atau praktis tidak
berbau; stabil di udara
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan
dalam 90 bagian etanol (95%)p
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan senyawa
kuaterner, gelatin, garam besi,
garam kalsium, dan garam dari
logam berat, termasuk perak, timah,
dan air raksa. Aktivitas pengawet
dapat dikurangi dengan interaksi
dengan kaolin atau
surfaktan nonionik
Konsentrasi : 0,1% - 0,5%
Kegunaan : Sebagai pengawet, antioksidan
ALASAN PEMILIHAN

A. Bentuk Sediaan
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa
hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau Sirup
Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk
bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental
dan pemanis, termasuk suspensi oral (Depkes RI, 2020)
B. Zat Aktif
Sistem saraf simpatik berperan dalam pengaturan tonus
bronkomotor dan beta2-adrenoseptor di otot polos
bronkial menghasilkan bronkodilatasi saat distimulasi.
Agonis selektif beta2-adrenoseptor kerja pendek (agonis
beta2; stimulan beta2), di mana salbutamol adalah contoh
paradigmatisnya, oleh karena itu merupakan obat lini
pertama untuk menghilangkan gejala asma. Mereka juga
banyak digunakan dalam manajemen penyakit paru
obstruktif kronik, meskipun bronkodilator antimus carinic
mungkin lebih disukai atau digunakan sebagai tambahan.
Agonis beta2 kerja panjang juga digunakan pada asma
pada pasien membutuhkan terapi antiinflamasi.
(Sweetman,2009)
C. Bahan Tambahan
1) Sorbitol
Sorbitol memiliki keunggulan tersendiri
dibandingkan dengan pemanis lain yang meliputi rasa
manis yang lebih rendah dari kemanisan sukrosa dengan
nilai kalori 16,7 J/g (4 kal/g) sehingga lebih di toleransi
oleh penderita diabetes dari pada sukrosa, tidak mudah
difermentasi oleh mikroorganisme oral sehingga tidak
menyebabkan kerusakan gigi (noncariogenic), secara
kimia relatif lebih inert dan compatible dengan sebagian
besar zat tambahan obat, dan memiliki sifat kelarutan
yang baik dalam air (Lutfi, 2013)
sorbitol tersedia dalam berbagai nilai dan bentuk
polimorfik, seperti butir, serpih, atau pelet yang
cenderung cake kurang daripada bubuk, yang
membentuk dan memiliki karakteristik kompresi lebih
diinginkan. sorbitol memiliki rasa yang menyenangkan,
dingin, rasa manis dan memiliki sekitar 50-60% dari
manisnya sukrosa. Sorbitol banyak digunakan sebagai
eksipien dalam formulasi farmasi. Dalam sediaan cair
sorbitol digunakan sebagai pembawa dalam formulasi
bebas gula dan sebagai stabilizer untuk obat, vitamin,
dan suspensi antasida. Sorbitol cair adalah larutan berair
dari terhidrogenasi, sebagian pati terhidrolisis. sorbitol
digunakan sebagai agen bulking, pemanis dan humektan.
Sorbitol adalah bahan kimia relatif inert dan kompatibel
dengan sebagian besar eksipien. Hal ini stabil di udara
karena tidak adanya katalis dan dingin,encer asam dan
basa. Sorbitol tidak menggelapkan atau terurai pada
suhu yangtinggi atau dengan adanya amina (Rowe., 2009)

2) Natrium Benzoat
Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama
Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet
ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu
lemak tidak jenuh ganda (Akib, 2014)
Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat
adalah bahan pengawet yang digunakan untuk
makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus
buah maupun minuman ringan. Sodium Benzoat
banyak digunakan dalam berbagai produk makanan
dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin,
mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus
salad, saus tomat, selai, sirup buah, dan lainnya.
Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel,
cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan
untuk membuat agar-agar dan saus), kayu manis, prem
(yang dikeringkan) dan lain-lain. Natrium benzoat
berfungsi sebagai bahan pengawet yang dipergunakan
untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.
Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0 (Dahlan, 2012)
Fungsi utama dari penggunaan bahan pengawet
adalah untuk mencegah pertumbuhan
mokroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa
simpan makanan atau minuman dapat diperpanjang.
Penggunaan bahan pengawet kimia mempunyai
beberap keuntungan, antara lain yaitu makanan atau
minuman dapat tetap awet meskipun disimpan pada
suhu kamar. Namun apabila sirup buah yang dibuat
hanya sedikit dan lansung dikonsumsi, tidak perlu
ditambah dengan bahan pengawet. Bahan pengawet
yang paling umum digunakan untuk sari buah adalah
natrium benzoat. Natrium benzoat memiliki bentuk
kristal putih, rasa manis dan kadang-kadang sepet.
Garam natium benzoat ini lebih mudah larut dalam air
dari pada asam benzoat. Dalam pembuatan sirup buah,
natrium benzoat dingunakan dengan dosis antara
0,05 % – 0,1 %. Penggunaan natrium benzoat pada
kadar tersebut relatif tidak mempengaruhi rasa dan
aroma sirup buah (Dahlan, 2012)
3) Aquadest
Aquades berupa cairan jernih, tidak berwarna,
dan tidak berbau. Aquades merupakan pelarut yang
umum digunakan dalam sediaan oral karena tidak
toksik, mudah didapat, dan murah. Aquades untuk
pengolahan sediaan farmasi harus digunakan air
minum yang sempurna (Voight, 1984)

4) Gliserin
Gliserin digunakan dalam berbagai formulasi
sediaan farmasi termasuk oral. Dalam formulasi larutan
oral, gliserin digunakan sebagai pelarut atau kosolvent.
Gliserin digunakan sebagai agen terapi dalam eragai
aplikasi klinis dan juga diguakab sebagai bahan
tambahan makanan (Rowe., 2009)

5) Strawberry Essence
Pewarna dan perasa Strawberry essence pemberi
rasa dapat dibagi menjadi dua kategori, pemilihan
pemberi rasa untuk menutupi tipe-tipe spesifik dari rasa
banyak sekali telah ditulis tentang fase pemberi rasa.
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa
buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam, untuk
membuat sirup sedap rasanya. Karena sirup adalah
sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup. Sedangkan pewarna
(strawberry essence) umumnya larut dalam air, tidak
bereaksi dengan komponen lain dari sirup, warnanya
stabil pada kisaran pH selama masa penyimpanan.
Penampilan keseluruhan dari produk cair terutama
tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna
biasanya dibuat konsisten dengan rasa (Lachman L, 1994)
FORMULASI

1. Rancangan Formula
Nama Produk :SALMOLIQ
Jumlah Produk :10.000 botol/60 ml
Tanggal Formulasi : 26 Juni 2023
Tanggal Produksi : 27 Juni 2023
Nomor Registrasi : DKL2310110137A3
Nomor Bets : 326062
Komposisi : Tiap 60 mL sirup mengandung :
Salbutamol 2mg
Sorbitol 20%
Natrium Benzoat 0,5%
Gliserin 20%
Strawberry Essence q.s
Aquadest ad 60 ml

2. Master Formulasi
Diproduksi Tanggal Tanggal Dibuat Disetujui
Oleh Formulasi Produksi Oleh Oleh
FARM A2 26 JUNI 27 JUNI A2 Dosen dan
2023 2023 Asisten
Kode Nama Fungsi Per..mL Per Bets
Bahan Bahan Sirup
01-SB Salbutamol Zat Aktif 0,024 g 240 g
02-SO Sorbitol Pemanis 12g 120.000 g
03-NB Natrium Pengawet 0,3 g 3.000 g
Benzoat
04-GI Gliserin Kosolvent 12 g 120.000 g
05-SE Strawberry Perasa q.s
Essence
06-AQ Aquadest Pelarut 35,676 ml 356.760 ml
3. Perhitungan Bahan
2
a) Salbutamol 2mg = 5 x 60

= 24 mg → 0,024 g
0,3
b) Natrium benzoate 0,5% = x 60 ml
100

= 0,3 g
20
c) Sorbitol 20% = x 60 ml
100

= 12 g
20
d) Gliserin 20% = x 60 ml
100

= 12 g
e) Aquadest ad 60 mL = 60 - (0,024+0,3+12+12)
= 35,676 ml

4. Perhitungan Perbets
a) Salbutamol : 0,024 x 10.000 = 240 g
b) Natrium Benzoate:0,3 x 10.000 = 3.000 g
c) Sorbitol :12 x 10.000 = 120.000 g
d) Gliserin :12 x 10.000 = 120.000 g
e) Aquadest :35,676 x 10.000 = 356.760 g
5. Cara Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dikalibrasi botol 60 Ml
c. Ditimbang na.benzoat 0,3g dan salbutamol 0,024g
masing-masing diatas kertas perkamen
d. Ditimbang gliserin sebanyak 12g dan sorbitol
sebanyak 12g masing-masing diatas kaca arloji
e. Dimasukkan Salbutamol kedalam lumpang lalu
digerus hingga homogen
f. Dimasukkan Gliserin dan sorbitol kedalam lumpang
alu,lalu homogenkan
g. Dilarutkan Natrium Benzoat kedalam gelas kimia
Bersama Aquadest
h. Dimasukkan natrium benzoat tersebut ke dalam
campuran Salbutamol,gliserin dan
sorbitol,kedalam lumpang lalu gerus hingga
homogen
i. Ditambahkan strawberry Essence secukupnya lalu di
gerus
j. Dimasukkan kedalam botol coklat lalu di cukupkan
dengan Aquadet hingga 60 mL
k. Diuji Evaluasi sediaan
l. Diberi Etiket,brosur,dan dikemas dan disimpan
ditempat terlindung Cahaya Matahari
6. Evaluasi Sediaan
a. Uji Organoleptik
Uji Organoleptik pada sediaan sirup meliputi rasa, bau,
dan warna dapat dijadikan sebagai indikator sifat fisika
yang bersifat subjektif (Sayuti N, 2014)
b. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengukur keasaman suatu larutan.
Tingkat keasaman (pH) merupakan faktor penting dalam
formulasi karena mempengaruhi potensi, kelarutan,
penyerapan, stabilitas dan kenyamanan pasien. Sehingga,
obat yang bersifat asam lemah akan mudah larut di dalam
lingkungan (Sayuti N, 2014)
c. Uji Kejernihan
Uji kejernihan dilakukan secara visual dengan mengamati
sediaan. Hasil uji sediaan sirup harus jernih, dan bebas
dari kotoran (Fickri, 2018)
d. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan terhadap sirup yang sudah jadi
yang diberikan hingga 50 ml dalam wadah. Wadah
dikocok kemudian diamati apakah homogen. Tes diulang
tiga kali. Sirup yang baik harus stabil, homogen, bebas
dari kekeruhan dan bebas dari kontaminasi dan
pertumbuhan mikroba (Fickri, 2018)
7. Etiket

8. Wadah
9. Brosur

Anda mungkin juga menyukai