PENDAHULUAN
antara partikel zat padat yang tidak larut terdispersi dalam suatu medium
cair. Menurut farmakope Indonesia edisi III suspense adalah sediaan yang
(fase terdispersi) didalam zat lain (fase pendispersi atau medium). Larutan
adalah keadaan dimana zat terlarut (molekul atom ion) terdispersi secara
homogen dalam zat pelarut. Larutan bersifat stabil dan tidak dapat
disaring. Diameter partikel zat terlarut lebih kecil dari 10 -7 cm. contoh :
(Solubility) yaitu jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam
sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Jadi jika suatu zat
kelarutan tersebut maka sebagian zat akan terlarut dan sebagian lagi
bisa saja memiliki ukuran partikel terdispersi atau molekul sampai partikel
yang dapat diukur dengan millimeter. Oleh karena itu cara paling mudah
molekuler atau biasa disebut larutan, dispersi koloid, dan dispersi kasar.
partikel obat yang terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam
pakai, ada juga yang tersedia dalam bentuk serbuk kering (dry syrup)
kelanggengan sediaan dan bentuk estetik dari sediaan. Ada sifat lain yang
dikocok.
penyimpanan.
e. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogeny
(3).
Vu
F=
V0
b. Derajat flokulasi
c. Metode reologi
sampai titk beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara
ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi
a. Ukuran partikel
b. Kekentalan (Viskositas)
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang.
a. Kaolin (5)
Sudut kontak :-
b. Trimetropin (5)
tidak berbau.
Sudut kontak :-
higroskopik
Berat molekul :-
Pemerian : Serbuk berserat atau granul, berwarna utih
g. Asiklovir (5)
disertai peruraian.
h. Tween 80 (5)
minyak mineral.
1. Martin, Alfred. 1993. Farmasi Fisik Jilid I Edisi III. Jakarta : UI Press.