ANTIBIOTIK
Disusun Oleh :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Bioteknologi dengan judul
Antibiotik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai apabila
bukan karena bantuan beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Rizka Amalia, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bioteknologi
2. Saudari Hanif Wening Nissa Aulia, selaku koordinator Mata Kuliah
Bioteknologi.
3. Orang tua dan saudara penulis, yang senantiasa memberi doa dan
dukungan kepada kami baik secara materil maupun psikologis.
4. Teman-teman yang selalu mendukung penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dari
kesalahan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun ke depannya akan penulis
terima demi perbaikan makalah. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita, Aamiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca bisa mengetahui
mengenai antibiotik beserta proses pembuatan antibiotik penisilin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Amoxicillin
Amoxicillin adalah obat antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi
bakteri, seperti otitis media, gonore, atau pielonefritis. Obat ini juga sering
digunakan bersama obat proton pump inhibitors (PPIs) untuk menangani
tukak lambung yang disebabkan bakteri H. pylori.
2. Ampicillin
Ampicillin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi
bakteri pada berbagai bagian tubuh, seperti saluran pernapasan, saluran
pencernaan, saluran kemih, kelamin, telinga, dan jantung. Ampicilin hanya
dapat digunakan dengan resep dokter.
3. Penicillin G
Penicillin G procaine atau procaine benzylpenicillin adalah obat antibiotik
untuk menangani infeksi bakteri, seperti: anthrax, sifilis, atau infeksi
Streptococcus beta-hemolitik grup A atau infeksi Staphylococcus
4. Penicillin VK
Phenoxymethylpenicillin kalium atau penicillin VK adalah obat antibiotik
yang digunakan untuk menangani berbagai penyakit infeksi bakteri,
seperti infeksi pada saluran pernapasan, telinga, gigi, kulit, atau
tenggorokan.
(Perbawani, 2017)
c. Golongan Tetrasiklin
1. Temperature
Fermentasi dalam pembuatan penisilin akan menghasilkan produk yang
maksimum apabila temperatur operasi dijaga pada 24 ℃ . Temperatur
berkaitan erat dengan pertumbuhan mikroorganisme, karena kenaikan
temperatur dapat meningkatkan jumlah sel mikroorganisme baru.
Apabila temperatur sistem meningkat melebihi temperatur optimumnya,
maka produk yang dihasilkan akan berkurang, karena sebagian dari
media fermentasi akan digunakan oleh mikroorganisme untuk
mempertahankan hidupnya
2. pH
Pengaturan pH dilakukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH sistem.
Menurut Moyet dan Coghill kehilangan penisilin dapat terjadi pada pH
dibawah 5 atau pH diatas 7,5. PH medium dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah karbohidrat (glukosa atau laktosa) dan buffer. Karbohidrat akan
difermentasi menjadi asam-asam organik. Fermentasi glukosa yang
berlangsung cepat akan menurunkan pH, sedangkan laktosa terfermentasi
dengan sangat lambat sehingga perubahan pH berlangsung lambat pula.
Konsentrasi gula hasil fermentasi ini berfungsi mempertahankan
kenaikan pH agar tetap lambat. Larutan buffer dapat digunakan untuk
mempertahankan pH sistem.
3. Aerasi
Aerasi yang cukup merupakan hal penting untuk memaksimalkan
penisilin, sebab aerasi dapat menghasilkan oksigen yang dihasilkan oleh
kapang Penicillum chrysogenum untuk metabolismenya. Aerasi pada
fermento diberikan melalui proses pengadukan atau dengan tekanan
sebesar 20 lb/in2 akan mengurangi penisilin yang dihasilkan.
4. Pengadukan
Pemilihan jenis pengaduk dan kecepatan pengadukan yang sesuai akan
memperbaiki hasil penisilin ketika laju aerasi konstan. Kecepatan
pengadukan proses fermentasi umumnya berkisar pada range 250 – 500
cm/detik. Pembentukan busa yang berlebihan selama proses fermentasi
dapat dieliminasi dengan penambahan tributinit sutrat. Secara umum,
busa akan menurunkan pH apabila konsentrasinya terus bertambah.
5. Sterilisasi
Kontaminasi dapat dihindarkan dengan cara sterilisasi sistem perpipaan,
fermentol, dan peralatan lain yang kontak langsung dengan penisilin. Uap
panas umumnya digunakn untuk sterilisasi media fermentasi dan
peralatan tersebut. Zat anti busa dan udara untuk aerasi juga hasus
disterilkan terlebih dahulu sebelum diumpankan kedalam media
fermentasi (Kamaruddin, 2020).
3.6. Katalis
Penisilin asilase atau disebut juga sebagai penisilin amidase adalah enzim
yang mengkatalisis reaksi hidrolisis benzilpenisilin (penisilin G) dan dapat
digunakan untuk memproduksi senyawa 6-aminopenisilanat (6-APA).
Senyawa 6-APA yang dihasilkan merupakan precursor penting untuk
pembuatan penisilin semisintetik. Berbagai jenis mikroorganisme banyak
menghasilkan enzim penisilin asilase, contohnya adalah Esthericia coli yang
menghasilkan penisilin asilase intraseluler. (Pudjiraharti, S;
Wirahadikusumah, 1994)
Bak Ekualisasi
Flitrat
Antibiotik adalah obat yang dibuat dari seluruh atau sebagian dari
mikroorganisme dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Antibiotik
pertama (penisilin) ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming, seorang
ahli mikroniologi dari Inggris. Fungsi dari antibiotic yaitu dapat mengatasi infeksi
bakteri, membunuh bakteri (bakterisid), dan mencegah perkembangbiakan bakteri
(bakteriostatik). Salah satu contoh dari antibiotic adalah penicillin. Penicillin
dapat digunakan untuk mengobati infeksi Streptococcus, meingitis, gonoroe,
pneumonia, atau endocarditis. Antibiotik digolongkan dalam beberapa golongan
di antaranya beta lactam, Aminoglikosida, tetrasiklin, Linkommisin, Makrolida,
quinolone, dan kloramfenikol
Sumiyati, S., & Prabarani, F. (2008). Pengolahan Limbah Cair Dan Limbah
Betalaktam PT. Phapros, Tbk Semarang.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi/article/view/11008
Wati, Mega, A., Rostikarina, & Amalia, N. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Terhadap Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotik Oral di
Desa Slorok,Kabupaten Malang.
http://repository.poltekkespim.ac.id/id/eprint/434/
Wenten, G., & Widiasa, N. (1999). Bioreaktor Membran Untuk Reaksi Enzimatik
Penisilin G. Teknik KImia Undip.