Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

DASAR BIOMEDIK 2
BAKTERI PORPHYROMONAS GINGIVALIS
Dosen Pengampu : Dr.Ir.Martini, M.Kes

Disusun Oleh :

Tsania Rizky Fauzia


25000118120122
B-2018

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit periodental merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang
memiliki pravelensi cukup tinggi di masyarakat. Penyakit periodontal, khususnya
periodontitis merupakan penyakit inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi.
Periodontitis merupakan perdangan gusi serius yang melibatkan penghancuran
jaringan lunak dan tulang pendukung gigi yang menyebabkan penggoyahan
bahkan kehilangan gigi. Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah
lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri dan sisa makanan yang berwarna
putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis plak yang
berada diatas garis gusi. Gingivitis adalah bentuk paling ringan dari penyakit
periodental, jika tidak diobati gingivitis akan menjadi parah seperti penyakit gusi,
yang dikenal sebagai periodontitis (Carranza, 2008). Terdapat beberapa bakteri
yang bersifat patogen pada periodontitis, salah satunya adalah Porphyromonas
gingivalis. Porphyromonas gingivalis adalah bakteri gram-negatif anaerob yang
merupakan flora normal di dalam rongga mulut manusia yang banyak ditemukan
pada area sulkus gingiva, plak subgingiva, lidah dan tonsil. 2Bakteri ini sangat
berpengaruh dalam inisiasi dan keparahan penyakit periodontal.2Porphyromonas
gingivalis telah diketahui merupakan bakteri yang menginduksi respon inflamasi
periodontal. Bakteri ini mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi dengan
lingkungan, melalui kolonisasi dengan bakteri lain di rongga mulut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi dan karakteristik bakteri porphyromonas
gingivalis
2. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri porphyromonas gingivalis
3. Untuk mengetahui patogenesis bakteri porphyromonas gingivalis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Morfologi dan Karakteristik


Bakteri Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri anaerob gram negatif,
non fermentasi, tidak berspora, pleomorphic terutama berbentuk batang pendek
dan tak punya alat gerak (non-metile). Bakteri ini berbentuk cocobacilli dengan
panjang 0,5 - 2πm. Koloni bakteri ini bila terdapat pada agar darah tampak
lembut, berkilauan dan terlihat cembung serta 1-2mm di dalam garis tengah dan
menggelap dari tepi koloni ke pusat diantara 4-8 hari, warna berubah menjadi
hitam akibat produksi yang berlebih dari phrotohaem (Anonim,2008).
Porphyromonas gingivalis sering ditemukan dalam rongga mulut dan terlibat
penyakit periodontal. Bakteri ini menyerang sel epitel gingiva dalam jumlah
tinggi, kasus kedua bakteri dan sel epitel bertahan dalam waktu lama. Selain itu,
Porphyromonas gingivalis berhubungan dengan rheumatoid arthritis.
Karakteristik Porphyromonas gingivalis adalah memiliki bercak hitam,
pleomorphic terutama berbentuk batang pendek, non-motil, gram negatif, non-
fermentasi, tidak membentuk spora, obligat anaerob, asaccharolytic, dapat tumbuh
optimum pada suhu 36,8° - 39° dengan pH antara 7.5-8.0 (Iriano, 2008).

B. Klasifikasi
Secara taksonomi, Porphyromonas gingivalis diklasifikasikan sebagai berikut
(MicrobeWiki, 2010) :

Kingdom : Bacteria
Superphylum : Bactroidetes/ Chlorobi group
Phylum : Bacteroidetes
Class : Bacteroides
Ordo : Bacteriodales
Family : Porphyromonadaceae
Genus : Porphyromonas
Species : Porphyromonas gingivalis3
C. Patogenesis
Porphyromonas gingivalis menghasilkan faktor virulensi seperti collegenase,
fibrinolisin, endotoksin, fosfolipase, dan beberapa protease yang merusak
immunoglobulin, gingipain, faktor penghambat fibroblast, hemolisin dan protein
pelengkap (Samaranayake, 2007).
Pada awalnya bakteri berkolonisasi pada lingkungan periodontal lalu
menempel pada lapisan pelikel permukaan gigi. Porphyromonas gingivalis
melalui fimbriae pada permukaan bakteri kaya prolin protein ditemukan pada
lapisan saliva di permukaan gigi. Melalui perlekatan fimbrianya, Porphyromonas
gingivalis mengikat sel-sel epitel dan fibroblas. Molekul-molekul adhesi seperti
hemagglutinin dan fimbrilin terdapat P.gingivalis akan menempel pada substrata
atau sel. Bakteri ini berperan sangat penting dalam virulensi melalui proses adhesi
dengan sel penjamu serta merupakan antigen untuk mendeteksi adanya serum
antibody pada penderita. Porphyromonas gingivalis mampu menghambat produksi
IL-8 oleh sel epitel yang dapat memberikan keuntungan bagi mikroorganisme
dalam menghindari daya bunuh PMN. Enzim proteolitik seperti tripsin mampu
mendegradasi kolegen, fibronektin, dan immunoglobulin. Enzim bakteri dapat
memfasilitasi kerusakan jaringan dan infasi dari bakteri ke dalam jaringan
penjamu.
Penggunaan obat herbal dari bahan alam secara umum dinilai lebih aman
daripada penggunaan obat modern, karena obat herbal sebagai obat tradisional
memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern (Sari
LORK, 2006) Karena itu perlu dikembangkan bahan alternatif yang digunakan
sebagai obat herbal, salah satunya ialah buah sirsak yang merupakan tanaman
yang dapat digunakan sebagai antibakteri.

Kesimpulan
Periodontitis adalah suatu penyakit keradangan pada jaringan penyangga gigi
yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu sehingga mengakibatkan
kerusakan yang progresif pada ligamen periodontal dan tulang alveolar ditandai
dengan terbentuknya poket, resesi. Penyebabnya adalah bakteri Porphyromonas
gingivalis, dimana berkarakteristik berbatang pendek dan tidak mempunyai alat
gerak, berwarna coklat hingga hitam. Terjadinya bakteri ini pada rongga mulut
yaitu bakteri berkolonisasi pada lingkungan periodontal lalu menempel pada
lapisan pelikel permukaan gigi. Porphyromonas gingivalis melalui fimbriae pada
permukaan bakteri ditemukan pada lapisan saliva di permukaan gigi. Melalui
perlekatan fimbrianya, Porphyromonas gingivalis mengikat sel-sel epitel dan
fibroblas. Porphyromonas gingivalis mampu menghambat produksi IL-8 oleh sel
epitel. Enzim proteolitik seperti tripsin mampu mendegradasi kolegen,
fibronektin, dan immunoglobulin. Enzim bakteri dapat memfasilitasi kerusakan
jaringan dan infasi dari bakteri ke dalam jaringan penjamu. Bakteri
Porphyromonas gingivalis ini menyebabkan kehilangan perlekatan jaringan ikat
periodontal dan dapat menyebabkan abses (bengkak) pada pasien.

Daftar Pustaka
Carranza et al. Glickman clinical periodontology. 10'ed. Philadelphia:WB.
Saunders co.2008.p. 495-9

Fitriyana Nahdiya. 2013. Pemaparan Bakteri Porphyromonas Gingivalos


Memengaruhi Produksi Superoksid Netrofil. Jurnal Dentofasial. 12 (3):152-158.

Iriano, A. 2008. ”Efek Antibakteri Aloe Vera Terhadap Porphyromonas gingivalis


In Vitro (Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Infundasi)”. Tidak
Diterbitkan. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

MicrobeWiki. 2008. (online).


Porphyromonas.http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Porphyromonas.
[27April201 ]6

Muarofah dewi. 2015. Dasar mikrobiologi dan Virologi porphyromonas


gingivalis. Makalah. https://www.academia.edu/11911001/mikrobiologi.

Priskilla G. 2017. Uji Daya Hambat Daging Buah Sirrsak Terhadap Pertumbuhan
Bakteri. Jurnal ilmiah farmasi. 6(3 ):99-103.

Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed. Philadelphia.


Churchill Livingstone Elsevier; 2006.

Anda mungkin juga menyukai