Anda di halaman 1dari 11

SASARAN DAN LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KOSELING

DISEKOLAH DAN MADRASAH

OLEH:
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA:
NURUL ASIKIN (210404500012)
AKBAR GIBRAN YUSRI(210404500007)
MAULIDAH RAHMAH(210404502027)
TITIN.KS(210404502037)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
Kata Pengantar

Puji kehadirat Allah SWT.Atas rahmat dan hidayah-Nya,penulis dapat


menyelesaikan makalah berjudul”Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling
‘’dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar
bimbingan dan konseling.Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Bimbingan dan konseling bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................ii
BAB 1(PENDAHULUAN)..........................................................iii
A.LATAR BELAKANG................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH...........................................................1
C.TUJUAN................................................................................2
BAB 2(PEMBAHASAN).............................................................3
A.SASARAN BIMBINGAN DAN KONSELING DISEKOLAH DAN
MADRASAH.........................................................................3
B.LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH DAN MADRASAH...................................................6
BAB 3(PENUTUP).....................................................................8
A.KESIMPULAN........................................................................8
B.SARAN..................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................9

2
BAB 1
(PENDAHULUAN)
A.Latar Belakang
Bimbingan dan konseling pendidikan merupakan proses membantu siswa untuk
mendapatkan arahan dan pemahaman diri yang dibutuhkan agar bisa membuat pilihan dan
bertindak menuju cita-cita yang diharapkan. Focus bimbingan ini adalah membantu
pengembangan diri masing-masing siswa melalui serangkaian layanan yang dirancang untuk
memaksimalkan belajar di sekolah, merangsang pengembangan karier, dan menanggapi
masalah pribadi dan social yang menghambat pertumbuhan kepribadian siswa di sebuah
sekolah. Dalam pelaksanaann bimbingan dan konseling di sekolah, sudah tentu
membutuhkan seorang konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan. Berkaitan dengan hal ini, dalam Wikipedia dijelaskan bahwa
konselor pendidikan merupakan salah satu profesi yang termasuk dalam tenaga
kependidikan. Semula, konselor pendidikan disebut sebagai guru bimbingan dan
penyuluhan (guru BP). Penyebutan guru bimbingan dan penyuluhan ini akhirnya berubah
menjadi guru bimbingan dan konseling (guru BK) seiring dengan perubahan istilah
penyyuluhan yang berubah menjadi kenseling. Dibeberapa sekolah, penyebutan konselor
pendidikan ini berbeda-neda. Ada yang menyebut sebagai guru bimbingan dan konseling
atau bisa disingkat sebagai guru BK, ada yang menyebut sebagai guru pembimbing begitu
saja; ada pula yang menyebutnya sebagai konselor penddidikan. Arahan dan bantuan
bimbingan tersebut sangat penting dilakukan di sekolah agar masing-masing siswa dapat
memilah dan memilih tindakan yang tepat serta bertanggung jawab terhadap keputusan
dan tindakan yang dipilihnya. Oleh karena itu, makalah ini mengajak kita untuk memahami
tentang sasaran dan lingkup bimbingan dan konseling dalam pendidikan.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan
dijadikan pokok pembahasan dalam penulisan makalah ini, diantaranya :
1.Bagaimana sasaran bimbingan dan konseling ?
2. Apa saja lingkup pelayanan bimbingan dan konseling ?

C.Tujuan Penulisan
Makalah ini adalah sebuah tulisan yang disusun dan direncanakan oleh penulis. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya suatu tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan
makalah ini. Selain sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Bimbingan dan Penyuluhan,
makalah ini juga bertujuan untuk sebagai berikut :

1
1. Untuk mengetahui dan mempelajari tentang sasaran
Bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui dan mempelajari tentang lingkup
Pelayanan bimbingan dan koseling

BAB 2
(PEMBAHASAN)

2
A.SASARAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH
Sasaran bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah adalah tiap-tiap pribadi siswa
secara perorangan. Dalam artian mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap individu
secara optimal agar masing-masing individu dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya
sendiri, lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya. Sasaran pengembangan pribadi
tiap-tiap siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling melalui beberapa tahapan.
Tahapan-tahapan tersebut diantaranya yakni :
1. Pengungkapan, Pengenalan dan Penerimaan Diri
Berkenaan dengan pengungkapan, pertanyaan yang bisa diajukan adalah mengapa harus
diungkap ? Apa yang mesti diungkap ? Siapa yang diungkap ? dan bagaimana cara
mengungkapnya ? Tiap individu diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dibekali dengan
potensi-potensi tertentu, namun tidak semua individu mampu mengungkap potensi dirinya.
Dalam kondisi demikian, individu harus dibantu untuk mengungkap potensi-potensinya.
Demikian juga setiap siswa pasti memiliki masalah, tetapi kompleksitasnya berbeda satu
dengan yang lain. Tidak semua individu mengenal atau mengetahui masalah dirinya. Oleh
sebab itu, individu tersebut harus dibantu untuk mengenali masalahnya. Selanjutnya, yang
mesti diungkap dari individu adalah potensi-potensi diri dan masalah yang dihadapinya,
sedangkan yang diungkap adalah semua siswa yang menjadi sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling. Cara mengungkap potensi-potensi dan masalah individu bisa dilakukan
melalui konseling atau cara lainnya seperti tes, observasi, angket, wawancara, sosiomentri,
catatan pribadi, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Pribadi dewasa yang mantap dan berkembang secara baik adalah apabila individu yang
bersangkutan benar-Benar memahami dirinya.
Kesadaran tentang diri sendiri akan tercapai apabila kemampuan pengungkapan diri dapat
berkembang secara baik. Tidak semua individu mampu mengungkap potensi dirinya seperti
kecakapan, kemampuan, bakat dan potensi-potensi lainnya serta mampu mengungkap
berbagai persoalan yang dihadapinya. Kemampuan pengungkapan diri tidak serta merta
timbul pada diri seseorang, melainkan memerlukan bantuan orang lain atau alat-alat
tertentu seperti melalui tes intelegensi, tes bakat, minat, alat pengungkapan ciri-ciri
kepribadian, dan lain sebagainya dengan perkataan lain melalui pelayanan bimbingan dan
konseling.
Seseorang harus mengetahui batas kemampuannya sendiri, hal yang ia mampu dan tidak
mampu, harus mengetahui bakat dan minatnya, harus mengetahui keadaan jasmani dan
rohaninya, dan lain-lain. Hasil pengungkapan diri yang objektif melalui pelayanan bimbingan
dan konseling, merupakan dasar yang sehat untuk mengenal diri sendiri sebagaimana
adanya dan selanjutnya menjadi dasar bagi penerimaan diri sendiri sehingga terwujud
pribadi yang sehat. Pribadi yang sehat adalah sosok pribadi yang mampu menerima diri
sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan
penerimaan diri tersebut. Misalnya apabila seseorang siswa mengenal dirinya kurang
berprestasi dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, maka hendaknya ia tidak
berputus asa, tidak rendah diri, dan sebagainya, melainkan justru hendaknya lebih memacu

3
semangatnya untuk berprestasi lebih tinggi. Sebaliknya, mereka yang mengetahui bahwa
dirinya dalam satu hal lebih baik daripada teman-temannya, hendaklah tidak menjadi
sombong ataupun tidak berusaha. Keadaan jasmani yang kurang sempurna atau kurang
menguntungkan, hendaknya tidak menjadi alasan untuk bersedih, merasa rendah diri, putus
asa, menyalahkan orang lain, atau bahkan menyalahkan Tuhan.
2.Pengenalan Lingkungan
Individu hidup di tengah-tengah lingkungan, yang tidak hanya dituntut mengenal dirinya
sendiri, melainkan juga mengenal lingkungannya. Seperti pada penerimaan diri sendiri,
individu pun hendaknya menerima lingkungannya sebagaimana adanya. Tidak berarti
individu tunduk saja pada lingkungannya, namun dituntut mampu mewujudkan sikap positif
terhadap lingkungannya.
Lingkungan yang kurang menguntungkan bagi individu, hendaknya tidak membuat putus
asa, melainkan ia terima secara wajar dan berusaha memperbaikinya. Agar dapat
mewujudkan sikap positif terhadap lingkungan, atau individu berperilaku sesuai dengan
tuntutan lingkungannya, maka individu yang bersangkutan harus diperkenalkan dengan
lingkungannya. Siswa yang tidak mengenal lingkungan sekolahnya dengan baik, maka
perilakunya akan bermasalah seperti pelanggaran disiplin. Upaya memperkenalkan individu
terhadap lingkungannya dapat melalui pelayanan bimbingan dan konseling sehngga
terwujud pribadi yang sehat dalam arti pribadi yang mampu bersikap positif terhadap
dirinya sendiri dan lingkungannya.
3. Pengambilan Keputusan
Setelah mengenal potensi dirinya, mengenal masalah yang dihadapinya dan dapat
menerima dirinya apa adanya sesuai potensinya, serta mengenal lingkungannya secara baik
(mampu mewujudkan sikap positif terhadap lingkungannya), maka tahap berikutnya adalah
pembinaan kemampuan untuk mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan yang menyangkut diri sendiri, sering kali amat berat dilakukan,
terlebih apabila terjadi pertentangan antara realitas tentang diri sendiri dengan
lingkungannya. Disinilah peranan bimbingan dan konseling untuk membantu penampilan
secara objektif dua unsur, yaitu diri sendiri dan lingkungan. Dengan kata lain,
pengungkapan, pengenalan, penerimaaan diri dan pengenalan lingkungan yang telah dilalui
siswa dalam tahapan di atas, akan menjadi dasar pengambilan keputusan bagi individu itu
sendiri dalam membentuk perilaku dan mengembangkan potensi dirinya.
Pengambilan keputusan hendaknya dilakukan oleh individu itu sendiri, atau setidak-tidaknya
apabila pengambilan keputusan itu diprakarsai oleh orang lain, misalnya pembimbing atau
konselor, keputusan itu hendaknya disetujui oleh individu yang dibimbing. Tujuan
bimbingan dan konseling dalam konteks ini adalah agar individu yang dibimbing mampu
mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
4.Pengarahan Diri

4
Kemampuan mengambil keputusan, hendaknya diwujudkan dalam bentuk nyata. Karena
keputusan, tanpa bentuk kegiatan nyata tidak akan ada manfaatnya. Seseorang harus berani
menjalani keputusan yang telah dipilihnya. Misalnya seorang siswa telah memutuskan
bahwa ia harus menjumpai atau menghadap wali kelas untuk membicarakan rencana
kegiatan libur akhir semester, maka ia harus berani melaksanakan keputusan itu, yaitu
menghadap wali kelas. Contoh lain misalnya seorang siswa yang memutuskan bahwa ia
harus membuat jadwal belajar dan melaksanakannya secara konsisten untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, maka ia harus berani dan konsekuaen melaksanakan keputusan yang
telah diambilnya, yaitu membuat jadwal belajar dan melaksanakannya.
5.Eksistensi Diri (Perwujudan Diri)
Dalam konteks ini, tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa agar
mampu mewujudkan diri secara baik di tengah-tengah lingkungannya. Setiap individu
hendaknya mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dasar,
dan karakteristik kepribadiannya. Perwujudan diri individu hendaknya dilakukan tanpa
paksaan dan tanpa ketergantungan pada orang lain. Serta hendaknya normatif dalam arti
sesuai norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Apabila
kemampuan mewujudkan diri benar-benar telah dimiliki seseorang, maka ia akan mampu
berdiri sendiri dengan pribadi yang bebas dan mantap. Individu seperti ini terhindar dari
keragu-raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal positif dalam dirinya, seperti
kreativitas, semangat, sportivitas, dan lain-lain. Individu seperti ini biasanya juga mampu
mengatasi masalah-masalahnya sendiri.
Tidak semua individu atau siswa dapat eksis secara baik di tengah-tengah lingkungannya.
Dengan kata lain, tidak semua individu atau siswa dapat melakukan perwujudan diri secara
baik. Penyaluran bakat dan kreativitas yang salah dan perilaku bermasalah di kalangan
siswa, merupakan bukti eksistensi diri atau perwujudan diri yang tidak tepat. Untuk itu agar
dapat melakukan eksistensi diri secara baik, individu atau siswa harus memperoleh
pelayanan bimbingan dan konseling.

B. LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN


MADRASAH.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah mempunya ruang lingkup
yang luas dan dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu :
1. Dilihat dari segi fungsi, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah mencakup fungsi-fungsi pencegahan, pemahaman, pengentasan, pemeliharaan,
penyaluran, penyesuaian, pengembangan, dan perbaikan.
2. Dilihat dari segi sasaran, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah diperuntukkan bagi semua siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan
mencapai perkembangan yang optimal melalui kemampuan : pengungkapan-pengenalan-
penerimaan diri, pengenalan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri dan

5
perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa, akan
terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling tersebut.
3.Dilihat dari segi layanan, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah meliputi layanan-layanan : pengumpulan data, pemberian informasi,
penempatan, konseling, alih tangan kasus (raferal), dan penilaian dan tindak lanjut.
4.Dilihat dari segi masalah, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah meliputi : bimbingan pendidikan, bimbingan karier, dan bimbingan pribadi-sosial.
Dewasa ini ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah dan
madrasah telah mengalami perkembangan. Perkembangan itu akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Akibat perkembangan IPTEK telah memunculkan
berbagai persoalan baru, sehingga upaya pemecahannya pun memerlukan pendekatan dan
cara-cara yang baru pula. Dampak langsung perkembangan IPTEK dalam dunia pelayanan
bimbingan dan konseling adalah perlunya penyesuaian dalam lingkup pelayanannya.
Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dewasa ini merujuk
kepada pelayanan bimbingan dan konseling pola 17 yang mencakup :
1.Bimbingan dan konseling sebagai bentuk pemberian bantuan.
2.Bidang bimbingan dan konseling yang mencakup bimbingan (a) pribadi, (b) sosial, (c)
belajar, dan (d) karier.
3. Bidang layanan bimbingan dan konseling yang mencakup : (a) orientasi, (b) informasi, (d)
penempatan atau penyaluran, (d) pembelajaran, (e) konseling perorangan, (f) konseling
kelompok, dan (g) bimbingan kelompok.
4.Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang mencakup : (a) instrumentasi, (b)
himpunan data, (c) konferensi kasus, (d) kunjungan rumah, dan (e) alih tangan kasus.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah menurut penulis juga bisa
menerapkan pola 17 plus, meskipun pola ini kecenderungannya diterapkan untuk pelayanan
bimbingan konseling setting masyarakat. Adapun ruang lingkup pelayanan bimbingan dan
konseling pola 17 plus adalah :
1.Keterpaduan yang mantap tentang pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, dan asas serta
landasan bimbingan dan konseling.
2.Bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi : (a) bidang pengembangan
pribadi, (b) pengembangan sosial, (c) pengembangan kegiatan belajar, (d) pengembangan
karier, (e) pengebangan kehidupan berkeluarga, dan (f) pengembangan kehidupan
beragama.
3.Jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling, meliputi : (a) layanan orientasi, (b) layanan
informasi, (c) layanan penempatan dan penyaluran, (d) layanan penguasaan konten, (e)
layanan konseling perorangan, (f) layanan bimbingan kelompok, (g) layanan konseling
kelompok, (h) layanan konsultasi, dan (i) layanan mediasi.

6
4.Kegiatan-kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, meliputi : (a) aplikasi
instrumentasi, (b) himpunan data, (c) konferensi kasus, (d) kunjungan rumah, dan (e) alih
tangan kasus.
5.Format layanan, meliputi : (a) format individual, (b) format kelompok, (c) format klasikal,
(d) format lapangan, dan (e) format politik.

BAB 3
(PENUTUP)

A. KESIMPULAN
Sasaran bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah adalah tiap-tiap pribadi siswa
secara perorangan, yakni mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap individu secara
optimal agar masing-masing individu dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya sendiri,
lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya.
Sasaran pengembangan pribadi tiap-tiap siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling
melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya yakni : pengungkapan,
pengenalan dan penerimaan diri; pengenalan lingkungan; pengambilan keputusan;
pengarahan diri; serta eksistensi diri (perwujudan diri).
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah mempunya ruang lingkup
yang luas dan dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu : segi fungsi, sasaran, layanan, dan
masalah.

B. SARAN
Sebagai calon guru, kita harus mampu menjadi seorang pembimbing atau konselor yang
baik bagi peserta didik kita.Dalam melakukan pelayanan bimbingan dan konseling
diharapkan tepat sasaran dengan menggunakan tahapan yang ada.

7
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur, I dan Muh Surya. 1988. Bimbingan dan Penyuluhan.Tohirin .2019.Bimbingan dan
Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi):PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Anda mungkin juga menyukai